strategi pelaksanaan program keluarga berencana berbasis ... · untuk memastikan bahwa strategi...
Post on 07-Mar-2019
225 Views
Preview:
TRANSCRIPT
AStrategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses terhadap Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
iStrategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
KATA PENGANTAR BERSAMA
Program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia di kenal sebagai salah satu pengalaman sukses. Sebelum dilaksanakannya program KB di Indonesia pada tahun 1970, Angka Kelahiran Total (TFR) adalah 5.6. Dalam periode berikutnya, setelah program KB dilaksanakan dan adanya perubahan dalam persepsi masyarakat mengenai jumlah anak yang ideal, telah menyebabkan terjadinya penurunan angka kelahiran yang dramatis. Selama periode ini, penggunaan alat dan obat kontrasepsi meningkat menjadi 61.9%. Namun demikian kemajuan tersebut telah mengalami stagnasi dalam dua dekade terakhir.
Pada tahun 2012 FP2020 Summit untuk Keluarga Berencana dilaksanakan di London untuk merevitasisasi komitmen berbagai negara terhadap kebutuhan KB yang tidak terpenuhi. Sebagai tindak lanjut FP2020 Summit dan komitmennya, komite nasional FP2020 terbentuk di Indonesia. Komite ini dipimpin oleh BKKBN, UNFPA dan USAID yang kemudian digantikan oleh Canada. Di bawah komite ini, terbentuk kelompok kerja strategi KB berbasis hak dan kelompok kerja hak dan pemberdayaan dengan tujuan untuk menyusun strategi KB berbasis hak.
Dokumen ini diharapkan memberikan kerangka kerja untuk program KB berbasis hak dan strategi operasional yang sejalan dengan Rencana Pembangunan Nasional Jangka Menengah/RPJMN. Tujuan dokumen ini sebagai petunjuk operasional untuk berbagai pemangku kepentingan dalam menyelenggarakan program KB di Indonesia. Upaya penyusunan strategi ini dipimpin oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Kementerian kesehatan, serta berbagai instansi terkait lainnya.
Di dalam RPJMN, program KB disebutkan di arah kebijakan dan strategi sektor Kependudukan kan Keluarga berencana dan sektor Kesehatan yang merupakan dua institusi utama yang menangani program KB. Upaya-upaya yang dijabarkan berdasarkan pada prinsip berikut ini yaitu: akses ke pelayanan berkualitas, terpenuhinya pemerataan akses untuk menjamin kebutuhan kelompok rentan, transparansi dan akuntabilitas, serta kepekaan gender dan budaya.
Dokumen strategi ini bertujuan untuk secara komprehensif menjawab berbagai aspek dan deteminan program keluarga berencana dan memberikan rincian prioritas dan langkah yang dibutuhkan untuk implementasi program yang efektif dan tepat waktu untuk mencapai tujuan. Dokumen ini merumuskan empat fokus area: mempertahankan pelayanan keluarga berencana di sektor pemerintah dan swasta yang merata dan berkualitas; meningkatkan permintaan atas metode kontrasepsi modern; meningkatnya bimbingan dan pengelolaan di seluruh jenjang pelayanan dan lingkungan yang mendukung untuk program KB yang efektif, adil, dan berkelanjutan, serta dukungan untuk inovasi dan penelitian operasional dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas program melalui kerjasama Selatan-Selatan. Pendekatan berbasis hak yang digunakan di strategi ini berarti bahwa langkah
ii Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
strategis yang yang digambarkan di dokumen ini bertujuan agar prinsip-prinsip hak asasi manusia telah terpenuhi sehingga menyediakan akses pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi untuk kehidupan reproduksi yang sehat dan aman. Akhir kata, kami berharap kerangka kerja strategi ini dapat digunakan sebagai acuan untuk mengarahkan penjaminan mutu, penatalaksanaan program dan peningkatan kebutuhan untuk program KB yang berbasis hak, serta pemenuhan komitmen pemerintah Indonesia pada FP2020 summit yang konsisten dengan tujuan pembangunan yang berkelanjutan dan pelayanan kesehatan universal.
dr Surya Chandra Surapaty, MPH, Ph.DChairperson,
National Family Planning Coordinating Board (BKKBN)
Dr. Ir. Subandi, MScDeputy Minister for Human and Societal Development and Cultural Affairs,
Ministry of National Development Planning (Bappenas)
dr. Anung Sugihantono, M.KesDirector General of Community Health,
Ministry of Health
Dr. Annette Sachs RobertsonRepresentative,
United Nations Population Fund (UNFPA) Indonesia
Sharon ArmstrongDirector/Counsellor (Development) for Indonesia and ASEAN,
Embassy of Canada
iiiStrategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
RINGKASAN EKSEKUTIF
Indonesia merupakan salah satu negara penandatangan berbagai instrumen hak azasi manusia. Indonesia juga memiliki komitmen terhadap berbagai program pembangunan kesehatan dan keluarga berencana yang tertuang dalam Program Aksi ICPD, Tujuan Pembagunan Milenium (Millenium Development Goals/MDG), Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG) termasuk di dalamnya kemitraan global keluarga berencana yang dikenal dengan Family Planning 2020 (FP2020) yang dicanangkan di tahun 2012. FP2020 bertujuan untuk mendukung hak-hak setiap perempuan untuk dapat menentukan, secara bebas, dan untuk diri mereka sendiri, apakah mereka ingin memiliki anak, kapan akan memilikinya, dan berapa jumlah anak yang ingin dimiliki. FP2020 menekankan kerjasama antara pemerintah, masyarakat sipil, organisasi multi-lateral, pihak donor, pihak swasta, dan lembaga riset dan mitra pembangunan dengan target global untuk memberi kemudahan akses kontrasepsi kepada sedikitnya 120 juta tambahan perempuan (additional users) pada tahun 2020.
Data menunjukan bahwa tingkat penggunaan kontrasepsi dan kebutuhan KB yang tidak terpenuhi (unmet need) di tingkat kabupaten/kota sangat bervariasi yang mengindikasi adanya disparitas pelaksanaan program KB di berbagai wilayah yang menyebabkan sebagian kelompok masyarakat tidak mendapatkan hak mereka. Tingkat komitmen yang bervariasi antar kabupaten/kota dan sering terjadinya stock-out juga mempengaruhi ketersediaan kontrasepsi dan pelayanan KB. Arah kebijakan, strategi, dan pedoman KB nasional memegang peranan penting dalam menentukan bagaimana program KB dilaksanakan. Walaupun demikian, faktor sosial, budaya, dan ekonomi yang juga mempengaruhi akses terhadap pelayanan KB dan memastikan apakah program tersebut memenuhi hak individu dan keluarga. Dalam dua dekade terakhir terjadi stangnasi pada angka penggunaan kontrasepsi dan kebutuhan KB yang tidak terpenuhi di Indonesia.
Strategi ini menggunakan pendekatan berbasis hak yang artinya langkah-langkah strategis yang dijelaskan di dalam dokumen ini bertujuan untuk memastikan terpenuhinya prinsip-prinsip hak azasi manusia sehingga masyarakat mendapatkan pelayanan dan informasi keluarga berencana dan kesehatan reproduksi yang dibutuhkannya untuk menjalani kehidupan reproduksi yang sehat dan aman. Strategi ini berfokus untuk melindungi hak masyarakat, baik perempuan maupun laki-laki, atas pelayanan KB yang dilakukan secara sukarela.
Dokumen ini disusun mengacu kepada kebijakan nasional pemerintah Indonesia untuk program keluarga berencana dan merupakan penjabaran operasional dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang dapat dijadikan acuan bagi berbagai pemangku kepentingan yang terlibat dan bergerak dalam program keluarga berencana.
iv Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
Strategi berbasis hak ini berlandaskan pada prinsip hak asasi manusia yang meliputi:
1. Hak untuk mendapatkan akses terhadap informasi dan pelayanan KB dengan standar tertinggi2. Keadilan dalam akses3. Pendekatan sistem kesehatan yang dapat diterapkan di sektor pemerintah dan swasta:
− Integrasi pelayanan KB yang berkelanjutan menurut siklus reproduksi− Standar etika dan professional dalam memberikan pelayanan keluarga berencana
4. Program berbasis bukti 5. Transparansi dan akuntabilitas6. Pelayanan yang bersifat sensitif gender7. Sensitivitas Budaya8. Kemitraan Empat tujuan strategis dalam Strategi Keluarga Berencana berbasis hak meliputi:
Tujuan strategis 1 : Tersedianya sistem penyediaan pelayanan KB yang adil dan berkualitas di sektor publik dan swasta untuk memungkinkan semua pihak memenuhi tujuan reproduksi mereka.
Tujuan strategis 2 : Meningkatnya permintaan atas metode kontrasepsi modern yang terpenuhi dengan penggunaan yang berkelanjutan.
Tujuan strategis 3 : Meningkatnya bimbingan dan pengelolaan di seluruh jenjang pelayanan serta lingkungan yang mendukung untuk program KB yang efektif, adil, dan berkelanjutan pada sektor publik dan swasta untuk memungkinkan semua pihak memenuhi tujuan reproduksi mereka
Tujuan strategis 4: Berkembang dan diaplikasikannya inovasi dan bukti untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas program, dan berbagi pengalaman melalui kerjasama Selatan-Selatan.
Secara keseluruhan keempat tujuan strategis di dalam dokumen ini dijabarkan lebih lanjut ke dalam 17 output yang kemudian dijabarkan secara lebih rinci menjadi kegiatan dan sub kegiatan yang mengidentifikasi peran berbagai pemangku kepentingan dalam kegiatan tersebut baik lintas program maupun lintas sektor. Dokumen ini juga memuat indikator dampak utama sesuai dengan sasaran RPJMN dan indikator utama lainnya yang dapat digunakan untuk memantau kemajuan pelaksanaan program.
vStrategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
DAFTAR ISIKATA PENGANTAR BERSAMA ................................................................................... iRINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................................ iii
1. LATAR BELAKANG ................................................................................................ 1 1.1. Pendahuluan .......................................................................................................................... 1 Pendekatan KB Berbasis Hak ............................................................................................ 2 1.2. Konteks ................................................................................................................................... 4 1.3. Isu-Isu Terkait dengan Sumber Daya Manusia dalam Program Keluarga Berencana .............................................................................................................................. 12 1.4. Jaminan Ketersediaan Kontraspesi ............................................................................... 13
2. Rasionalisasi untuk revitalisasi program keluarga berencana ....................... 14 2.1. Kesimpulan ............................................................................................................................. 14 2.2. Dasar Pertimbangan ........................................................................................................... 15
3. Strategi pelaksanaan program keluarga berencana berbasis hak untuk mempercepat akses terhadap pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi terintegrasi dalam mencapai tujuan pembangunan Indonesia .. 19 3.1. Visi ........................................................................................................................................ 19 3.2. Misi ........................................................................................................................................ 19 3.3. Tujuan ...................................................................................................................................... 20 3.4. Definisi KB .............................................................................................................................. 20 3.5. Kelompok target ................................................................................................................... 20 3.6. Tujuan Penyusunan Strategi Pelaksanaan Program KB Berbasis Hak .............. 21 3.7. Tujuan Strategis .................................................................................................................... 21 3.8. Fokus demografi dan geografi ........................................................................................ 21 3.9. Keselarasan dengan kebijakan dan rencana aksi nasional ................................... 22 3.9.1. Area penyelarasan dengan arah kebijakan dan strategi RPJMN ............. 22 3.9.2. Area penyelarasan dengan Rencana Strategis BKKBN .............................. 24 3.9.3. Area penyelarasan dengan Rencana Aksi KB Kementerian Kesehatan
2014-2015 ................................................................................................................... 24 3.10 Prinsip acuan .......................................................................................................................... 25 3.11. Output dan Kegiatan: ......................................................................................................... 28 3.12. Kerangka Pemantauan dan Evaluasi ............................................................................ 39 3.13. Indikator .................................................................................................................................. 39
LAMPIRANKegiatan dan Sub-Kegiatan ................................................................................................................ 45Usulan Indikator Lengkap ................................................................................................................... 85Matriks Indikator Utama dan Target ................................................................................................ 98
vi Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
1Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
1. LATAR BELAKANG
1.1. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu penandatangan komitmen pembangunan global (Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals/MDGs) dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goal/SDG) dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Tujuan Pembangunan Global ini juga meliputi indikator-indikator program KB seperti tingkat pemakaian kontrasepsi (CPR), tingkat fertilitas remaja, dan kebutuhan keluarga berencana yang belum terpenuhi. Tahun 2015 merupakan akhir pelaksaan MDGs dimana evaluasi Indonesia menunjukkan pencapaian target MDG 5 yang belum memuaskan. Target untuk menurunkan angka kematian ibu, memenuhi seluruh kebutuhan berKB dan meningkatkan angka pemakaian kontrasepsi menunjukkan kemajuan yang lambat dan cenderung tersendat dalam satu dekade terakhir. Selain itu, analisis dari indicator-indikartor tsb menunjukan kesenjangan yang signifikan antara wilayah geografis, wilayah tempat tinggal (perdesaan/perkotaan), dan indeks kekayaan.
Pelaksanaan program KB juga menghadapi tantangan yang cukup bermakna dengan dilaksanakannya sistem desentralisasi pemerintahan sejak tahun 2000 yang mengubah garis kewewenangan langsung ke kabupaten/kota, dan tidak lagi di tingkat pusat. Kebutuhan untuk merevitalisasi program keluarga berencana agar menjadi lebih efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan reproduksi perempuan telah lama disadari. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), sebagai institusi yang memotori pelaksanaan program keluarga berencana, telah melaksanakan beberapa upaya untuk merevitalisasi program keluarga berencana, sejalan dengan dinamika yang terjadi di Indonesia, diantaranya dengan melaksanakan program KB Kencana. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan peran kabupaten/kota dalam program kependudukan dan keluarga berencana melalui pembentukan model manajemen yang komprehensif dan terpadu dengan mitra pelaksana dan pemangku kepentingan lainnya. Pada tahun 2012, di tingkat global dicanangkan sebuah inisiatif kemitraan global untuk keluarga berencana yang dikenal dengan Family Planning 2020 (FP2020). FP2020 bertujuan untuk mendukung hak-hak setiap perempuan untuk dapat menentukan secara bebas ntuk diri mereka sendiri, apakah mereka ingin memiliki anak, kapan akan memilikinya, dan berapa jumlah anak yang ingin dimiliki. FP2020 bekerja dengan pemerintah, masyarakat sipil, organisasi multi-lateral, pihak donor, pihak swasta, dan lembaga riset dan mitra pembangunan untuk memungkinkan tambahan sedikitnya 120 juta perempuan (additional users) menggunakan kontrasepsi pada tahun 2020.
2 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
Sesuai dengan komitmen-komitmen global dan nasional juga selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2015-2019, tiga kelompok kerja di bawah Komite FP2020 telah dibentuk. Kelompok kerja tersebut adalah 1) Kelompok Kerja Strategi KB (Family Planning Strategy), 2) Kelompok Kerja Hak dan Pemberdayaan, dan 3) Kelompok Kerja Data. Kelompok Kerja Strategi KB secara khusus bertujuan untuk mengembangkan suatu kerangka strategi KB nasional berbasis hak yang dibangun berdasarkan kebijakan dan strategi yang ada. Sementara itu, Kelompok Kerja Hak dan Pemberdayaan berperan untuk memastikan bahwa strategi yang disusun berbasis hak, dengan mengidentifikasi hambatan dalam pemenuhan hak serta berbagai kesempatan untuk meningkatkan program KB. Kelompok kerja ini juga bertanggungjawab untuk memantau pelaksanaan strategi untuk menjamin tidak terjadinya pelanggaran hak.
Strategi KB Berbasis Hak ini merupakan strategi operasional yang disusun dengan mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019 serta diselaraskan dan dijabarkan berdasarkan prinsip-prinsip hak asasi manusia. Pendekatan strategi ini bersifat koordinasi lintas program dan lintas sektor. Strategi ini akan berfungsi untuk memberikan langkah-langkah strategis bagi pelaksanaan upaya program KB di Indonesia bagi lintas program, lintas sektor, lembaga swadaya masyarakat dan pihak swasta dalam upaya mereka melaksanakan program keluarga berencana di Indonesia. Fokus strategi ini adalah koordinasi lintas sektor dan lintas program. Dalam mengembangkan strategi ini, perwakilan dari berbagai sektor, organisasi profesional, ahli, dan akademisi telah terlibat.
Program KB berkontribusi penting dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Upaya program KB di dalam RPJMN berkaitan dengan arah kebijakan dan strategi berbagai sektor pemerintah, dimana Kemenkes dan BKKBN adalah dua institusi yang memegang peranan sangat penting. Upaya program KB di dalam RPJMN berlandaskan pada prinsip-prinsip hak yang meliputi akses ke pelayanan berkualitas, keadilan dalam akses yang menjamin terpenuhinya akses kelompok rentan, transparansi dan akuntabilitas, sensitivitas gender dan sensitivitas budaya. s dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs)meningkatkan. Lima upaya program keluarga berencana yang bersifat lintas sektor dan tertuang di dalam RPJMN adalah: 1. Peningkatan pelayanan KB2. Penguatan advokasi dan komunikasi perubahan perilaku3. Penguatan informasi keluarga berencana dan konseling untuk kelompok muda4. Pengembangan keluarga5. Manajemen (data dan informasi, kajian, penelitian, regulasi dan institusionalisasi)
Strategi KB Berbasis Hak adalah penjabaran lebih lanjut dari upaya program KB di dalam RPJMN. Strategi berfokus untuk melindungi hak masyarakat, baik perempuan maupun laki-laki, atas pelayanan KB secara sukarela.
PENDEKATAN KB BERBASIS HAKStrategi ini menggunakan pendekatan berbasis hak, yang artinya langkah-langkah strategis yang dijelaskan di dalam dokumen ini bertujuan untuk memastikan terpenuhinya prinsip-prinsip hak asasi manusia sehingga masyarakat mendapatkan pelayanan dan informasi keluarga berencana dan kesehatan reproduksi yang dibutuhkannya untuk menjalani kehidupan reproduksi yang sehat dan aman.
3Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
Strategi berbasis hak ini berlandaskan pada prinsip hak asasi manusia yang meliputi: 1. Hak terhadap akses ke informasi KB dan pelayanan dengan standar tertinggi2. Keadilan dalam akses3. Pendekatan sistem kesehatan yang dapat diterapkan di sektor pemerintah dan swasta:
a. Integrasi KB dalam kontinuum pelayanan kesehatan reproduksib. Standar etika dan professional dalam memberikan pelayanan keluarga berencana
4. Perencanaan program berbasis bukti 5. Transparansi dan akuntabilitas6. Pelayanan yang sensitif gender7. Sensitivitas budaya8. Kemitraan
Empat tujuan strategis dalam Strategi KB Berbasis Hak meliputi:Tujuan strategis 1: Tersedianya Sistem penyediaan pelayanan KB merata dan berkualitas
di sektor pemerintah dan swasta untuk menjamin agar setiap warga negara dapat memenuhi tujuan reproduksi mereka.
Tujuan strategis 2: Meningkatnya permintaan atas metode kontrasepsi modern yang terpenuhi dengan penggunaan yang berkelanjutan.
Tujuan strategis 3: Meningkatnya bimbingan dan pengelolaan di seluruh jenjang pelayanan serta lingkungan yang mendukung untuk program KB yang efektif, adil, dan berkelanjutan pada sektor publik dan swasta untuk memungkinkan semua pihak memenuhi tujuan-tujuan reproduksi mereka
Tujuan strategis 4: Berkembang dan diaplikasikannya inovasi dan bukti untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas program, dan berbagi pengalaman melalui kerjasama Selatan-Selatan.
Tujuan-tujuan strategis di atas disusun dengan mengacu kepada arah kebijakan RPJMN. Kegiatan, output dan dampak strategi KB yang berbasis hak mengintegrasikan prinsip hak asasi manusia dan pendekatan berbasis kesehatan masyarakat yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan mencapai tujuan demografis. Hubungan antara RPJMN dan strategi Keluarga Berencana berbasis hak dapat di lihat pada Gambar 1 dan Gambar 2.
Gambar 1. Hubungan antara RPJMN dan Strategy KB Berbasis Hak
8 PRINSIP HAK DAN KESEHATAN MASYARAKAT:1. Hak akses terhadap informasi dan pelayanan2. Hak keadilan akses3. Sistem kesehatan terintegrasi4. Berbasis bukti5. Transparansi dan akuntabilitas6. Sensitif gender7. Sensitif budaya8. Kemitraan
ARAH KEBIJAKAN RPJMN KKB:1. Pelayanan KB2. Advokasi KIE3. Pembinaan remaja4. Pembinaan keluarga5. Manajemen (data/informasi, kajian/riset, regulasi, kelembagaan)
STRATEGI KB BERBASIS HAK
Tujuan Strategis 1Tersedianya sistem penyediaan pelayanan KB yang adil dan berkualitas di sektor publik dan swasta untuk memungkinkan semua pihak memenuhi tujuan reproduksi mereka.
Tujuan Strategis 2Meningkatnya permintaan atas metode kontrasespsi modern yang terpenuhi dengan penggunaan yang berkelanjutan.
Tujuan Strategis 3Meningkatnya bimbingan dan pengelolaan di seluruh jenjang pelayanan serta lingkungan yang mendukung untuk program KB yang efektif, adil, dan berkelanjutan pada sektor publik dan swasta untuk memungkinkan semua pihak memenuhi tujuan-tujuan reproduksi mereka.
Tujuan Strategis 4Berkembang dan diaplikasikannya inovasi dan bukti untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas program dan berbagi pengalaman melalui kerjasama selatan-selatan.
ouTPuT, KEgIATAn, SuB-KEgIATAnARAH KEBIJAKAN RPJMN KESEHATAN1. Pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja dan lansia RENCANA AKSI
RPJM
N
4 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
Gambar 2. Upaya KB RPJMN dan Tujuan Strategis Strategi KB Berbasis Hak
1.2. Konteks 1.2.1. Fertilitas dan Penggunaan KontrasepsiIndonesia telah melalui transisi demografi yang ditandai oleh penurunan tingkat fertilitas dan kematian. Sebelum adanya program keluarga berencana di Indonesia pada akhir tahun 1960an, angka fertilitas total (TFR) adalah 5,6. Selama periode berikutnya, sejalan dengan diterapkannya program kontrasepsi dan diiringi dengan perubahan persepsi masyarakat terhadap jumlah anak yang ideal dan usia yang ideal untuk menikah menyebabkan terjadinya penurunan yang dramatis dalam angka fertilitas. Selama periode ini, angka fertilitas total (TFR) menurun dari 5,6 pada tahun 1968 menjadi 2,6 kelahiran per perempuan, atau penurunan sekitar 50%.
Tujuan strategis 1: Tersedianya sistem pelayanan KB yang merata dan berkualitas di sektor pemerintah dan swasta untuk menjamin agar setiap warga negara dapat memenuhi tujuan reproduksi mereka.
Output 1.1: Meningkatnya ketersediaan pelayanan KB dengan akses yang lebih baik dan merata di sektor pemerintah sehingga seluruh masyarakat dapat memenuhi tujuan reproduksi mereka. Output 1.2: Dimanfaatkannya sumber daya sektor swasta untuk pemerataan akses ke pelayanan KB berkualitas yang memperhatikan hak klienOutput 1.3: Meningkatnya Sistem Jaminan Ketersediaan alat dan obat kontrasepsiOutput 1.4: Meningkatnya kapasitas sumberdaya manusia untuk menyediakan pelayanan KB yang berkualitasOutput 1.5: Diperkuatnya sistem informasi manajemen untuk menjamin kualitas, kelengkapan serta integrasi yang sejalan dengan sistem kesehatan Output 1.6: Meningkatnya kualitas pelayanan KB yang memperhatikan hak klien dan mengintegrasikan pelayanan sepanjang kontinuum siklus kesehatan reproduksi
Tujuan strategis 2: Meningkatnya permintaan penggunaan metode kontrasepsi modern dengan penggunaan yang berkesinambungan
Output 2.1: Tersedianya strategi Komunikasi Perubahan Perilaku (BCC/Behavior Change Communication) yang komprehensifOutput 2.2: Meningkatnya keterlibatan tenaga kesehatan, kelompok perempuan, dan tokoh agama dalam menggerakkan dukungan untuk program KB serta mengatasi hambatan dalam berKBOutput 2.3.: Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai program Keluarga Berencana
Tujuan strategis 4: Dikembangkannya dan diaplikasikannya inovasi dan riset operasional untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas program dan berbagi pengalaman melalui kerjasama Selatan-Selatan.
Output 4.1: Praktek dan model terbaik tersedia untuk meningkatkan kerjasama Selatan-SelatanOutput 4.2: Penelitian operasional untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas program KB diterapkan, dievaluasi, serta diperluas
Tujuan strategis 3: Meningkatnya penatalayanan/pengelolaan di semua jenjang dan memantapkan lingkungan yang mendukung program KB yang efektif, adil dan berkesinambungan si sektor pemerintah dan swasta untuk menjamin agar setiap warga negara dapat memenuhi tujuan kesehatan reproduksinya.
Output 3.1: Meningkatnya kapasitas untuk penatalayanan/pengelolaan internal dan lintas institusi di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten untuk program yang efisien dan berkelanjutanOutput 3.2: Meningkatnya koordinasi dengan Kemenkes di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota untuk memantapkan kontribusi sistem kesehatan terhadap KB di berbagai tahap dalam siklus kesehatan reproduksiOutput 3.3: Meningkatnya kepemimpinan dan kapasitas pejabat oPD KB dan pejabat dinas kesehatan di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota untuk secara efektif mengelola program KBOutput 3.4: Meningkatnya kapasitas untuk melakukan advokasi berbasis bukti di semua tingkat pemerintahan dan di masyarakat yang terfokus pada peran penting KB dalam mencapai tujuan pembangunan serta untuk meningkatkan visibilitas program KB dan sumberdayanya Output 3.5: Meningkatnya kapasitas dalam penyusunan kebijakan berbasis bukti untuk meningkatkan efektifitas program KB dan menjamin pemerataan dan keberlanjutan programOutput 3.6: Adanya sistem akuntabilitas yang fungsional yang melibatkan masyarakat madani.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2015-2019Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
Reduce MMR, reduce TFR, increase CPR, decrease unmet need, etc.
Peningkatan pelayanan KB Advokasi dan BCC
PRIN
SIP
ACUA
N - H
ak as
asi m
anus
ia d
an p
ende
kata
n ke
seha
tan
mas
yara
kat
Manajemen Pengembangan keluarga
Peningkatan informasi dan pelayanan konseling untuk kaum muda
5Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
Gambar 3. Tren Angka Fertilitas Total dan Pemakaian Kontrasepsi di Indonesia, tahun 1964-2012
Sumber: Sensus Penduduk tahun 1980, 2000; Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 1991, 1994, 1997, 1997, 2002/3, 2007, 2012
Pada periode tahun 1991 – 2012, angka pemakaian kontrasepsi (CPR) meningkat dari 49 persen menjadi 62 persen. Selama periode ini, ada perubahan besar dalam pemilihan metode kontrasepsi dengan terjadinya peningkatan yang dramatis pada proporsi perempuan yang menggunakan kontrasepsi suntik, sementara penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang seperti AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) menurun. Metode kontrasepsi permanen seperti sterilisasi (pada laki-laki dan perempuan) dan pemakaian kondom juga tetap rendah. Selain metode modern, metode tradisional digunakan oleh sekitar 4 persen dari para perempuan yang sudah menikah, pada tahun 2012 (Gambar 4). Angka pemakaian kontrasepsi nasional (CPR) pada tidak mengalami perubahan yang signifikan selama dua dekade terakhir dengan beberapa provinsi justru mengalami penurunan dalam pemakaian kontrasepsi. SDKI tahun 2012 melaporkan angka CPR sebesar 61,9 persen untuk semua metode pada wanita menikah.
Gambar 4. Penggunaan metode kontrasepsi pada perempuan menikah usia 15-49 tahun di Indonesia, 1991 - 2012
Sumber: Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 1991, 1994, 1997, 1997, 2002/3, 2007, 2012
1967
Modern method Traditional method TFR
18.3
49.8
5,65,2
4,7
4,1
3,43,3
3 2,9 2,8 2,6 2,6 2,6 2,6
49.754.7
57.460.3 61.4 61.9
1976 19881984 1994 20071971 1980 1991 20031987 1997 2012
70
60
50
40
30
20
10
0
6
5
4
3
2
1
0
Female sterilizationIjectable
Male sterilizationPill
IuDCondom
ImplantTraditional
IDHS 1991
70,0%
60,0%
50,0%
40,0%
30,0%
20,0%
10,0%
0,0% 2,7% 3,1% 3,0% 3,7% 3,0% 3,2%
13,3% 10,3% 8,1% 6,2% 4,9% 3,9%
3,1%4,9%
6,0% 4,3%2,8% 3,3%
11,7%15,2%
21,1% 27,8% 318%31,9%
14,8%
17,1%15,4%
13,2% 13,2% 13,6%2,6%
27%2,7%
3,7% 4,0% 4,0%
IDHS 1994 IDHS 1997 IDHS 2002 IDHS 2007 IDHS 2012
6 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
Gambar 5 menunjukkan pemakaian kontrasepsi berdasarkan kelompok umur. Pemakaian kontrasepsi tidak berubah secara signifikan dalam kurun waktu 20 tahun, dengan sedikit peningkatan pada kelompok umur 25-29 tahun dan 40-44 tahun. Pemakaian kontrasepsi suntik meningkat di berbagai kelompok umur sedangkan untuk metode kontrasepsi lain mengalami penurunan.
Gambar 5. Pemakaian kontrasepsi berdasarkan kelompok umur
Sumber: Survei Demografi dan Kesehatan 1997, 2002/03, 2007, 2012
7Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
Gambar 6: Metode kontrasepsi yang digunakan oleh perempuan menikah pada kelompok umur 30-49 tahun
Sumber: Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2002/3, 2007, 2012
Gambar 6 memperlihatkan, bahwa bahkan di antara perempuan yang lebih tua yang telah mencapai tujuan reproduksinya dan ingin membatasi jumlah anak, penggunaan metode kontrasepsi jangka pendek seperti pil dan suntik tetap tinggi. Hal ini sejalan dengan Gambar 7 yang menunjukkan proporsi yang tinggi dari perempuan berusia 30-49 tahun yang tidak ingin punya anak lagi, tapi sangat sedikit menggunakan metode jangka panjang maupun metode permanen.
Gambar 7: Penggunaan metode jangka panjang dan permanen oleh perempuan menikah pada kelompok umur 30-49 tahun yang tidak lagi menginginkan anak
Sumber: Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2002/3, 2007, 2012
SDKI 2012 melaporkan tingkat putus pakai kontrasepsi sebesar 27 persen, dengan angka tertinggi untuk metode jangka pendek, dimana pil berkontribusi sebesar 41 persen, kondom laki-laki sebesar 31 persen dan suntik sebesar 25persen dari keseluruhan tingkat putus pakai. Analisis data SDK (Survey Demografi dan Kesehatan) dari beberapa negara, termasuk Indonesia, mengenai kegagalan kontrasepsi dan aborsi menunjukkan bahwa proporsi kelahiran hidup/kehamilan yang tidak direncanakan adalah 19,8 persen, terutama karena tidak menggunakan kontrasepsi, diikuti dengan penggunaan metode jangka pendek. Penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa 15,8 persen dari kehamilan
30
20
5
25
10
15
0Condom
2002 2007 2012
Pill Injectable IuCD Implant Fem. ster Male ster
1,1
12,9
22,2
8,1
5,7
0,6
4,5
1,5
13,4
27,1
6,5
4,5
0,30,3
1,89
14,4
28
3,5
4,6
0,2
4,7
10
40
20
50
60
0
30
30-34 40-4435-39 45-49
Want no more use LA/PM
9,3
22,5
39,8
49,5
9
14
18
20
8 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
yang tidak diinginkan dihindari dengan beralih ke metode jangka panjang atau metode permanen. Selain biaya yang dapat dihemat melalui program KB, manfaat lainnya adalah untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan dan menghinbdari kehamilan yang tidak diinginkan yang berakhir dengan aborsi.
Pada sisi penyedia pelayanan, telah terjadi perubahan pemberi pelayanan kontrasepsi modern, dimana terjadi peningkatan pelayanan kontrasepsi melalui pihak swasta. Data dari SDKI tahun 1997 mengindikasikan bahwa penggunaan penyedia pelayanan medis pemerintah dan swasta untuk kontrasepsi sama besarnya (43 dan 40 persen). Pelayanan oleh pihak swasta meningkat dengan tajam tajam, menjadi sekitar 73 persen pada tahun 2012, sedangkan pelayanan melalui pusat-pusat pelayanan pemerintah menurun menjadi 22 persen.
1.2.2. Kebutuhan KB yang tidak terpenuhi (Unmet Need)Pada tahun 2012, 11 persen dari para perempuan menikah yang tidak menginginkan mempunyai anak lagi atau tidak ingin segera hamil tidak menggunakan alat kontrasepsi. Terdapat kesenjangan yang cukup besar mengenai kebutuhan yang tidak terpenuhi untuk keluarga berencana dari satu provinsi ke provinsi lainnya. Angka terendah ditemukan di provinsi Kalimantan Tengah dengan 7,6 persen dan yang tertinggi di Papua dengan 23,8 persen.
Gambar 8 Kebutuhan yang tidak terpenuhi untuk Keluarga Berencana berdasarkan provinsi pada tahun 2012
Sumber: Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2007
9Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
Gambar 9 di bawah ini menunjukkan tingkat penggunaan kontrasepsi (CPR) untuk semua metode, kebutuhan yang tidak terpenuhi (unmet needs) dan proporsi kebutuhan yang terpenuhi (demand satisfied), yang merupakan indikator FP2020. Seperti tampak pada gambar, kebutuhan yang tidak terpenuhi menurun dalam kurun waktu beberapa tahun. Persentase kebutuhan yang terpenuhi sedikit meningkat, walaupun angka penggunaan kontrasepsi terlihat stagnan.
Gambar 9 Kebutuhan yang tidak terpenuhi, penggunaan kontrasepsi dan kebutuhan yang terpenuhi, 1991-2012
Sumber: Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 1991, 1994, 1997, 1997, 2002/3, 2007, 2012
Walaupun dengan sekitar 80 persen kelahiran yang diinginkan, Gambar 10 menunjukkan bahwa rata-rata sekitar 18 persen kelahiran ingin ditunda atau tidak diinginkan sama sekali. Proporsi perempuan yang tidak ingin melahirkan lagi sebesar 7,1 persen pada tahun 2012 dan terjadi stagnasi sejak tahun 1991. Proporsi perempuan yang ingin menunda kelahiran menunjukkan penurunan yang signifikan sejak tahun 1991.
Gambar 10. Kelahiran dalam lima tahun sebelum survei menurut status perencanaannya di Indonesia, tahun 1991-2012
Sumber: Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 1991, 1994, 1997, 1997, 2002/3, 2007, 2012
100
80
60
40
20
0
unmet need CPR % demand satisfied
17
49,7
74,5
15,3
54,7
78,1
13,6
57,4
80,9
13,2
60,3
82
13,1
61,4
82,4
11,4
61,9
84,5
1991 19971994 2002-03 2007 2012
Wanted Wanted letter Wanted no more
1991
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0 1997 20071994 2002 2012
77,4
15,8
6,5 8,3 7,48,2 7,2 7,1
82,9
8,8
79,6
12,3
82,1
9,5
82,4
9,6
85,7
6,5
10 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
Keterangan di atas menunjukkan bahwa meskipun program keluarga berencana telah dikembangkan di Indonesia, data yang ada memperlihatkan bahwa kehamilan yang tidak direncanakan tetap terjadi. Kehamilan yang tidak direncanakan ini mungkin merupakan dampak dari kebutuhan keluarga berencana yang tidak terpenuhi atau pergantian dalam pilihan metode kontrasepsi dari metode jangka panjang seperti alat kontrasepsi dalam rahim menjadi alat kontrasepsi suntik jangka pendek yang memerlukan penyuntikan secara teratur untuk menjamin perlindungan kontrasepsi.
1.2.3. Fertilitas remaja dan usia pernikahanUsia pernikahan pertama secara umum telah meningkat sebagaimana dapat dilihat pada peningkatan usia pernikahan dari 17,1 pada tahun 1991 ke 20,1 pada tahun 2012, meskipun proporsi pernikahan dini dan tingkat kehamilan/persalinan di usia dini juga tetap tinggi. SDKI 2012 menunjukan bahwa 9,5 persen perempuan berusia 15 – 19 tahun telah mulai mengasuh anak atau dalam keadaan hamil.
Gambar 11: Tren median usia pernikahan pertama perempuan yang pernah menikah, usia 25 – 29 tahun.
Sumber: Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 1991, 1994, 1997, 1997, 2002/3, 2007, 2012
Pernikahan merupakan hal yang universal, dan di Indonesia hamil di luar nikah bukanlah sesuatu yang dapat diterima oleh masyarakat. Sejalan dengan kecenderungan penundaan pernikahan, kelompok remaja terpapar dengan seks di luar nikah yang memiliki implikasi yang besar, terutama bagi para remaja yang belum menikah, seperti kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi, dan melahirkan anak pada usia yang muda (anak-anak yang mempunyai anak).
Undang-Undang perkawinan di Indonesia (Undang-Undang No 1. Tahun 1974 mengenai Perkawinan)masih belum melindungi anak-anak/remaja dari resiko kehamilan usia dini. Berdasarkan undang-undang tersebut, usia minimum yang diijinkan untuk menikah adalah 19 tahun untuk laki-laki dan 16 tahun untuk perempuan. Sedangkan negara Indonesia sendiri telah mengadop definisi internasional untuk anak yaitu mereka yang berusia sampai dengan 18 tahun. Kedua peraturan di atas masih tidak saling mendukung, disatu sisi
SDKI 1991
17.1
18.1
18.6
19.2
19.820.1
20.5
20
19.5
19
18.5
18
17.5
17
16.5
16
15.5SDKI 1994 SDKI 1997 SDKI 2002 SDKI 2007 SDKI 2012
11Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
menunjukan komitmen negara dalam perlindungan anak, tetapi di sisi lain masih memberi ruang terjadinya resiko kehamilan/persalinan pada anak/remaja. Pernikahan anak dan kehamilan remaja merupakan praktek yang berbahaya bagi perempuan baik secara medis dan psikologis, yang seharusnya harus dihindari.
Data-data menunjukan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi di kalangan remaja yang terbatas. Survei Kesehatan Reproduksi Remaja menunjukkan rendahnya pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi dan seksualitas. Hanya separuh dari perempuan dan laki-laki yang belum menikah usia 15 – 24 tahun mengetahui bahwa kehamilan dapat terjadi setelah berhubungan seks. Survei Kesehatan Reproduksi Remaja tahun 2012 juga melaporkan bahwa sekitar 0,7 persen perempuan dan 4,5 persen laki-laki berusia 15 - 19 tahun pernah melakukan hubungan seks. Hanya ada sedikit perbedaan dalam pengalaman seksual berdasarkan usia dan tempat tinggal; namun perbedaan berdasarkan tingkat pendidikan cukup signifikan. Perempuan yang belum menikah yang tidak menyelesaikan sekolah dasar memiliki kemungkinan empat kali lipat lebih tinggi untuk melakukan hubungan seks daripada mereka yang melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Gambar 12. Tren angka fertilitas menurut kelompok umur 15-19 tahundan persentase remaja yang telah mulai mengasuh anak
Sumber: Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1991. 1994, 1997, 2002/03, 2007, 2012 (Suharti, Bappenas 2014)
Gambar 12. menunjukkan bahwa Indonesia tidak dapat mencapai target pembangunan dalam penurunan angka fertilitas remaja. Gambar tersebut juga menunjukkan peningkatan persentase kelompok umur 15-19 tahun yang telah mulai mengasuh anak. Analisis tren yang diperlihatkan di gambar 13. menunjukkan kecenderungan peningkatan remaja yang mulai mengasuh anak di semua kelompok umur, kecuali kelompok umur 18 tahun. Hal ini berdampak serius bagi kesehatan ibu dan anak.
12,2 11,2
6761 62
51 51 48
12,2 10,4 8,5 9,5
80
60
40
20
01991
ASFR 15-19 Percentage who begun childbearing
1994 1997 2007 20122002 - 03
12 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
Gambar 13. Distribusi perempuan usia 15-19 tahun yang pernah melahirkan atau sedang hamil
Sumber: Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1991, SDKI 1994, SDKI 1997, SDKI 2002/03, SDKI 2007, SDKI 2012
15
2,1 1,2 0,7 1,2
3,7
2,5 2,5
4,1
10,7
6,6 6,9 7,3
18,9
16
14 13,1
24,1
20,1
24,7
29,8
16
30
20
10
017 18 19
1997 2002 2007 2012
1.3. Isu-Isu Terkait dengan Sumber Daya Manusia dalam Program Keluarga Berencana
Kajian yang dilakukan oleh UNFPA pada tahun 2012 (UNFPA, 2012) menunjukkan banyak tantangan yang dihadapi pemerintah kabupaten/kota dalam melaksanakan program keluarga berencana. Tantangan-tantangan tersebut meliputi tidak tersedianya para petugas lapangan keluarga berencana (PLKB/PKB), kurangnya kapasitas pengelola program, dan terbatasnya pendanaan untuk program keluarga berencana. Rendahnya kapasitas pengelola program keluarga berencana di tingkat kabupaten/kota telah diidentifikasi sebagai tantangan utama, bahkan untuk kabupaten/kota yang memiliki Badan Kependudukan Keluarga Berencana Daerah yang berfungsi penuh dan independen. Disamping itu, masalah penting lain yang dihadapi oleh kabuipaten/kota adalah ketersediaan PLKB/PKB. Seorang PLKB/PKB sedianya bertanggung jawab untuk mengelola sebanyak-banyaknya 2 desa. Namun, saat ini perbandingan PLKB/PKB dengan jumlah desa yang ditanganinya sangat bervariasi dengan rasio yang sangat rendah di sebagian besar kabupaten/kota, terutama di wilayah timur Indonesia, dimana rata-rata 1 orang PLKB/PKB melayani 3,6 desa.
Kemampuan dan kapasitas Organisasi Perangkat Daerah KB (OPD KB) untuk memberikan advokasi kepada para pembuat keputusan anggaran di kabupaten/kota, seperti Walikota/Bupati, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) juga masih terbatas, sebagaimana dilaporkan dalam hasil kajian. Tingginya pergantian staf dan perpindahan posisi kerja ke tempat yang berbeda, latar belakang pendidikan yang tidak sesuai, dan kurangnya pengalaman kerja dalam program keluarga berencana merupakan sebagian dari temuan-temuan utama yang berulang kali ditemukan di banyak kabupaten/kota. Hal ini berkontribusi pada rendahnya alokasi dana untuk program keluarga berencana.
13Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
Isu penting lainnya adalah ketersediaan petugas kesehatan seperti bidan di lapangan. Bidan adalah penyedia pelayanan keluarga berencana utama di Indonesia. Meskipun jumlah dan distribusi bidan dilaporkan lebih baik dibandingkan dengan dengan petugas kesehatan lainnya seperti dokter umum dan dokter spesialis, namun distribusi bidan juga masih tidak merata dan terkonsentrasi di kota-kota besar. Rasio petugas kesehatan menurut jumlah penduduk dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Rasio Tenaga Kesehatan menurut jumlah penduduk pada tahun 2016
Tenaga Kesehatan Rasio per 100.000 penduduk
Dokter Umum 45
Perawat 180
Bidan 120
Sumber: Profil Kesehatan Indonesia, 2016, Kemenkes
1.4. Jaminan Ketersediaan Kontraspesi Kajian yang dilaksanakan oleh BKKBN dan UNFPA di tahun 2013 menunjukkan beberapa isu dan tantangan dalam manajemen logistik kontrasepsi sebagai berikut: • Metodologi perencanaan kebutuhan alokon yang berdasarkan target dan bukan
berdasarkan pemakaian yang sebenarnya menyebabkan terjadinya overestimasi pada perhitungan cakupan program keluarga berencana.
• Masalahdistribusialokonketitik-titiktempatpelayanan.Kajianmenemukanstock-outtinggi (42%) di titik-titik tempat pelayanan.
• Dalam konteks gudang dan penanganan komoditas keluarga berencana, banyakgudang yang maih belum memenuhi standard.
• Terbatasnya kapasitas gudang serta kurangnya pengalaman dan ketrampilan staflogistik merupakan hal yang berkontribusi terhadap temuan di atas.
14 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
2. Rasional untuk revitalisasi program keluarga berencana
2.1. KesimpulanBerdasarkan analisa situasi di atas, berikut ini disampaikan isu-isu penting terkait capaian dan pelaksanaan program KB yang perlu mendapat perhatian.
Angka fertilitas (TFR) yang relatife tidak menurun dan cenderung mengalami stagnasi, serta kesenjangan antara fertilitas yang diinginkan dan fertilitas yang sebenarnya yang belum dapat dipenuhi. Dalam dua decade terakhir, TFR mengalami stagnasi pada level 2,6 per perempuan dan fertilitas yang diinginkan 2,3 persen lebih rendah dibandingkan dengan fertilitas sebenarnya yang mencerminkan bahwa belum terpenuhinya seluruh kebutuhan KB.
Kesenjangan pada cakupan: - Tren CPR (tingkat pemakaian kontrasepsi) yang mengalami stagnasi untuk metode
modern dan kebutuhan yang tidak terpenuhi- Kontrasepsi method-mix menunjukkan kecenderungan lebih tinggi untuk pemakaian
metode jangka pendek dan rendahnya penggunaan metode jangka panjang dan metode permanen oleh perempuan yang tidak ingin menambah jumlah anak lagi dan berusia di atas 30 tahun.
Kesenjangan keadilan- Kesenjangan yang nyata antara kelompok kaya dan miskin- Lambannya peningkatan indikator KB di berbagai provinsi terpilih sejak 1994
(disparitas geografis).
Kesenjangan dalam penyediaan pelayanan- Kesenjangan dalam manajemen rantai pasok alokon- Kesenjangan dalam penjaminan kualitas kontrasepsi - Kesenjangan kualitas yang terkait dengan informasi, informed choice, akses
terhadap pelayanan, kurangnya integrasi dengan pelayanan lain, keberlangsungan pelayanan, kurangnya keterampilan penyedia pelayanan kesehatan, supervisi, dan tidak cukupnya suplai dan infrastruktur
- Kesenjangan dalam kualitas dan akurasi data - Kesenjangan dalam pembiayaan pada tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota
serta pemanfaatan anggaran yang terbatas
Kesenjangan dalam sistem- Dampak desentralisasi dengan masih kurangnya kapasitas administrasi untuk
mengelola dan melakukan advokasi untuk program KB
15Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
- Keterbatasan kapasitas dan kemampuan BKKBN di tiap tingkatan dalam mengelola dan melaksanakan berbagai elemen program KB nasional
- Koordinasi yang lemah dengan Kementerian Kesehatan pada tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota antara lain dalam hal pelaporan, pelatihan dan supervisi.
Pernikahan usia dini yang masih menjadi isu di beberapa kabupaten/kota serta peningkatan proporsi kelompok yang menikah di usia 16 – 18 tahun.
Hal-hal tersebut di atas dan isu-isu yang ditemukan di bawah ini menunjukkan pentingnya revitalisasi untuk program KB.
2.2. Dasar PertimbanganBonus DemografiIndonesia berada di periode kesempatan demografis. Pemerintah berusaha keras untuk mengambil manfaat penuh dari bonus demografi melalui kebijakan ekonomi dan tenaga kerja yang mendukung. Namun, jika program keluarga berencana tidak diperkuat untuk mencapai penurunan fertilitas, maka tidak akan mungkin untuk mencapai manfaat sepenuhnya dari bonus demografi ini.
Penurunan Angka Kematian IbuLaporan MDGs menunjukan bahwa Indonesia tidak berhasil mencapai tujuan MDG untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI). Bahkan eEstimasi terakhir cenderung menunjukkan adanya peningkatan tingkat AKI. Keluarga berencana merupakan salah satu intervensi penting untuk menurunkan AKI dan berkontribusi menurunkan sekitar sepertiga dari angka kematian ibu. Seperti yang dibahas di bagian sebelumnya, kehamilan yang tidak diinginkan di Indonesia berkisar sekitar 20% pada wanita menikah, terutama karena tidak digunakannya kontrasepsi atau penggunaan metode kontrasepsi jangka pendek. Konsekuensi dari kehamilan yang tidak diinginkan seperti aborsi dan komplikasinya telah diketahui. Oleh karena itu mengurangi kehamilan yang tidak diinginkan melalui pelayanan KB yang berkualitas dapat berkontribusi dalam peningkatan kesehatan ibu.
Tidak Ada yang Tertinggal (No One Left Behind)Sejalan dengan prinsip keadilan, pemerataan dan non-diskriminasi yang menjadi prinsip dasar tujuan pembangunan berkelanjutan, strategi ini bersifat inklusif untuk seluruh kelompok masyarakat sehingga tidak ada yang tertinggal (no one left behind). Hal ini tercermin dalam strategi dan program yang mengutamakan keadilan dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat, termasuk kelompok yang paling rentan.
Jaminan Kesehatan Nasional Salah satu perkembangan terakhir di bidang kesehatan di Indonesia adalah pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sejak tahun 2014. JKN merupakan bagian dari skema Jaminan Sosial Nasional yang ditetapkan dengan Undang Undang nomor 40 tahun 2004dengan tujuan untuk mencapai akses kesehatan universal di akhir tahun 2019.
Dimulainya pelaksanaan JKN melalui Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS) memberikan kesempatan untuk memberikan pelayanan KB yang adil dan berkualitas dan bertujuan untuk mencapai cakupan pelayanan KB yang lebih tinggi dengan metode KB modern.
16 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
Pelayanan KB merupakan bagian dari paket manfaat JKN. Penyediaan alokon KB, alat dan suplai termasuk penyediaan materi edukasi menjadi tanggungjawab BKKBN. Biaya pelayanan ditanggung oleh BPJS melalu mekanisme rujukan di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan tingkat rujukan. Walaupun demikian, dalam pelaksanaan di tahap awal ini masih ditemukan berbagai permasalah khususnya yang berhubungan dengan metode permanen pada perempuan, mekanisme klaim, dan isu terkait pelayanan oleh bidan praktek swasta. Penggunaan pelayanan KB melalui mekanisme BPJS juga dilaporkan masih rendah.
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah Undang-Undang Nomor 23/2014 tentang Pemerintah Daerah mendefinisikan peran Kemenkes dan BKKBN dalam penyediaan pelayanan KB serta peran Dinas Kesehatan dan OPD KB di daerah. Di dalam Undang-Undang tersebut, disebutkan bahwa kesehatan merupakan urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar, sementara keluarga berencana merupakan urusan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar. Namun dalam pelaksanaan program KB di dearah, bentuk institusi KB tidak sama dan tergantung oleh kebijakan daerah.
Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 Tentang DesaPada tahun 2014 penetapan Undang-Undang Desa telah memperkuat fungsi legal desa serta meningkatkan kewenangan dan tanggungjawab desa dengan peningkatan transfer fiskal ke desa untuk pemenuhan kebutuhan administrasi, pembangunan desa serta pemberdayaan masyarakat. Undang-Undang ini mengharuskan kabupaten/kota untuk mengirimkan sekitar 10% dana yang diterima dari pemerintah pusat ke desa, serta pemerintah pusat untuk mengirimkan tambahan dana sebesar 10% langsung ke desa. Undang-Undang ini membangun kerangka institusional yang baru untuk pengembangan masyarakat di Indonesia. Dengan memanfaatkan Undang-Undang ini, BKKBN telah mencanangkan program Kampung KB yang bertujuan untuk meningkatkan promosi KB di tingkat desa. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 Upaya meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia dilaksanakan melalui empat sub agenda prioritas: (1) pembangunan kependudukan dan keluarga berencana; (2) pembangunan pendidikan; (3) pembangunan kesehatan khususnya pelaksanaan Program Indonesia Sehat; dan (4) peningkatan kesejahteraan rakyat marjinal melalui pelaksanaan Program Indonesia Kerja.
Menyadari pentingnya pembangunan keluarga berencana dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, di dalam RPJMN, program keluarga berencana terkait dengan arah dan tujuan strategis serta upaya dan indikator dua sektor utama yaitu sektor kesehatan dan sektor kependudukan/KB disamping sektor-sektor terkait lainnya.
Pembangunan Kependudukan dan Keluarga BerencanaSalah satu sasaran pembangunan sektor kependudukan dan keluarga berencana adalah penurunan angka fertilitas total dimana program KB yang adil dan berkualitas berperan sangat penting. Di dalam RPJMN 2015-2019, program keluarga berencana tertuang di arah kebijakan berikut ini:
1. Penguatan dan pemaduan kebijakan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang merata dan berkualitas, baik antar sektor maupun antara pusat dan daerah, utamanya dalam sistem SJSN Kesehatan, dengan menata fasilitas kesehatan KB;
17Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
2. Penyediaan sarana dan prasarana serta jaminan ketersediaan alat dan obat kontrasepsi yang memadai di setiap fasilitas kese-hatan KB dan kesehatan reproduksi serta jejaring pelayanan, yang didukung oleh pendayagunaan fasilitas pelayanan kesehat-an untuk pelayanan KB (persebaran fasilitas kesehatan pelayan-an KB, baik pelayanan KB statis maupun mobile/ bergerak);
3. Peningkatan pelayanan KB dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang untuk mengurangi resiko drop-out, dan peningkatan penggunaan metode jangka pendek dengan membe-rikan informasi secara kontinyu untuk keberlangsungan ber-KB serta pemberian pelayanan KB lanjutan dengan mempertim-bangkan prinsip rasional, efektif, dan efisien. Disamping itu juga dilakukan peningkatan pelayanan pengayoman dan penanganan KB pasca persalinan, pasca keguguran dan penanganan kompli-kasi dan efek samping;
4. Peningkatan jumlah dan penguatan kapasitas tenaga lapangan KB dan tenaga kesehatan pelayanan KB, serta penguatan lem-baga di tingkat masyarakat untuk mendukung penggerakan dan penyuluhan KB;
5. Advokasi program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga kepada para pembuat kebijakan, serta promosi dan penggerakan kepada masyarakat dalam penggu-naan alat dan obat kontrasepsi KB, baik dengan keutamaan menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang maupun metode kontrasepsi jangka pendek dengan tetap menjaga keberlangsungan pemakaian kontrasepsi;
6. Peningkatan pengetahuan dan pemahaman kesehatan reproduksi bagi remaja melalui pendidikan dan sosialisasi mengenai pentingnya Wajib Belajar 12 tahun dalam rangka pendewasaan usia perkawinan, dan peningkatan intensitas layanan KB bagi pasangan usia muda guna mencegah kelahiran di usia remaja;
7. Pembinaan ketahanan dan pemberdayaan keluarga melalui kelompok kegiatan bina keluarga dalam rangka melestarikan kesertaan ber-KB dan memberikan pengaruh kepada keluarga calon akseptor untuk ber-KB. Selain itu juga dilakukan penguatan fungsi keluarga dalam membentuk keluarga kecil bahagia dan sejahtera; dan
8. Penguatan landasan hukum, kelembagaan, serta data dan informasi kependudukan dan KB.
Pembangunan KesehatanPembangunan kesehatan dan gizi masyarakat bertujuan untuk meningkatkan derajat status kesehatan dan gizi masyarakat pada seluruh siklus kehidupan baik pada tingkat individu, keluarga, maupun masyarakat.
Upaya yang berhubungan dengan program keluarga berencana di antaranya tertuang dalam upaya akselerasi pemenuhan akses pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja, dan lanjut usia yang berkualitas melalui: • Peningkatanaksesdanmutucontinuum of care pelayanan ibu dan anak yang meliputi
kunjungan ibu hamil, dan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas kesehatan serta penurunan kasus kematian ibu di rumah sakit
• Peningkatanpelayanankesehatanreproduksiremaja• PenguatanUpayaKesehatanSekolah(UKS)• Peningkatanpelayanankesehatanpendudukusiaproduktifdanlanjutusia
Dasar Hukum1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran diperkuat dengan
Permenkes Nomor 512/Menkes/Per/IV/2007 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran
18 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
5. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
7. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
8. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
9. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2017 tentang izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual.
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017.
19Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
3. Strategi pelaksanaan program keluarga berencana berbasis hak untuk mempercepat akses ke pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi terintegrasi dalam mencapai tujuan pembangunan Indonesia
3.1. VisiStrategi keluarga berencana berbasis hak ini sejalan dengan visi Nawacita. Strategi ini juga selaras dengan Rencana Pembangunan Strategis Jangka Menengah (RPJMN) tahun 2015 – 2019, serta disusun berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) BKKBN dan Renstra Kemenkes terkait dengan KB serta Renstra kementerian terkait lainnya.
3.2. MisiUntuk memicu upaya bersama antara BKKBN, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Kementarian Pendidikan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Agama, Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Kementerian Komunikasi dan Informasi, Badan Pusat Statistik, LSM, mitra pihak swasta, organisasi profesi, lembaga donor serta pemerintah daerah untuk mencapai akses universal terhadap pelayanan keluarga berencana yang berkualitas tinggi menurut kebutuhan individu dan pasangan serta untuk memenuhi tujuan reproduksi mereka.
BPJS, Kemendagri, Kemendikbud, Kemenag, Kemendes, BPS, Kemeneg PP, Kemeninfo, BAPPEDA, OPD KB
Strategi KB
RPJMN 2015-2019
Renstra BKKBN
Renstra Kemenkes
20 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
3.3. Tujuan Untuk berkontribusi dalam menurunkan kematian ibu, pertumbuhan penduduk dan tingkat fertilitas dengan mengatasi kebutuhan KB yang tidak terpenuhi, menghilangkan kendala akses, dan meningkatkan kualitas pelayanan dalam menyediakan metode kontrasepsi modern yang digunakan secara sukarela oleh perempuan dan laki-laki di Indonesia.
Target-target berdasarkan RPJMN
Indikator Baseline (2012) Target 2015-2019
Angka Kematian Ibu 346 309
Laju Pertumbuhan Penduduk (%) (proyeksi medium 2000-2010)
1.49 1,19
Angka Fertilitas Total (Total Fertility Rate/TFR) 2.6 2,3
Angka Kelahiran Remaja (Adolescent Age Specific Fertility Rate/ASFR)
48 35
Tingkat pemakaian kontrasepsi (semua metode)(%) 61.9 66
Proporsi pengguna metode jangka panjang dan permanen sebagai proporsi pengguna metode kontrasepsi modern (%)
18.3 23,5
Kebutuhan KB yang belum terpenuhi (%) 11.4 9,9
3.4. Definisi KB Definisi Keluarga Berencana yang digunakan dalam kerangka strategi ini didasarkan pada definisi internasional keluarga berencana dan sesuai dengan Rencana Aksi Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan (ICPD: International Conference on Population and Development; PoA: Programme of Action) serta prinsip dan aksi ICPD terkait keluarga berencana dan remaja.
Program Keluarga Berencana memungkinkan pasangan dan individu untuk memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab jumlah anak dan jarak umur antar anak (spacing) yang mereka inginkan, cara untuk mencapainya, serta menjamin tersedianya informasi dan berbagai metode yang aman dan efektif (ICPD POA 1994). Hal ini dicapai melalui penggunaan kontrasepsi dan penanganan infertilitas. Namun, pada remaja, fokus dari kerangka strategis ini adalah pada kesehatan reproduksi, khususnya penyediaan informasi.
3.5. Kelompok targetPerempuan, laki-laki dan remaja, kelompok usia subur berusia 15 – 49 tahun
21Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
3.6. Tujuan Penyusunan Strategi Pelaksanaan Program KB Berbasis Hak Sebagai dokumen pendukung dalam menterjemahkan RPJMN dalam pelayanan KB dan untuk memberikan arahan untuk pelayanan KB yang berkualitas, penatalaksanaan dan pengelolaan program KB, peningkatan kebutuhan atas pelayanan KB serta menterjemahkan tujuan pembangunan nasional dan global yang disepakati oleh pemerintah dan SDG Summit, ICPD 20 dan FP2020 Summit.
3.7. Tujuan StrategisRencana strategis ini mencoba untuk membentuk kerangka yang koheren dan berbasis hak yang dibangun dari elemen dan inovasi program masa lalu yang berhasil yang disosialisasikan di bawah payung KB Kencana dan RAN KB Kementrian Kesehatan. Rencana strategis ini mencoba untuk secara komprehensif membahas berbagai aspek menentukan penggunaan keluarga berencana. Rencana strategis ini memaparkan secara detail, prioritas dan langkah yang perlu diambil dalam upaya untuk implementasi program yang tepat waktu dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan strategis memfokuskan pada empat wilayah utama yang saling bersinergi, seperti lingkungan yang mendukung, suplai dan permintaan, serta riset operasional/inovasi guna memungkinkan pasangan dan individu untuk memenuhi tujuan reproduksi mereka.
Tujuan strategis 1: Tersedianya Sistem penyediaan pelayanan KB yang merata dan berkualitas di sektor pemerintah dan swasta untuk menjamin agar setiap warga negara dapat memenuhi tujuan reproduksinya.
Tujuan strategis 2: Meningkatnya permintaan atas metode kontrasepsi modern yang terpenuhi dengan penggunaan yang berkelanjutan.
Tujuan strategis 3: Meningkatnya penatalayanan/pengelolaan di semua jenjang dan memantapkan lingkungan yang mendukung program KB yang efektif, adil dan berkesinambungan si sektor pemerintah dan swasta untuk menjamin agar setiap warga negara dapat memenuhi tujuan kesehatan reproduksinya.
Tujuan strategis 4: Dikembangkannya dan diaplikasikannya inovasi dan riset operasional untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas program dan berbagi pengalaman melalui kerjasama Selatan-Selatan.
Rencana ini diharapkan untuk memberikan pedoman untuk jaga mutu dan pendekatan berbasis hak.
3.8. Fokus demografi dan geografi• Peningkatan CPR (angka kesertaan ber-KB) dan penurunan unmet need (kebutuhan
yang tidak terpenuhi) melalui peningkatan ragam kontrasepsi yang lebih baik, melalui strategi yang berbeda untuk berbagai kelompok umur menurut tujuan kesehatan reproduksinya.
22 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
• Fokus kepada provinsi dengan jumlah populasi tinggi. Strategi akan dilaksanakansecara bertahap dengan fase pertama mencakup provinsi-provinsi tertentu dengan total jumlah penduduk mewakili sebagian besar penduduk Indonesia (sekurangnya 80%), sedangkan fase kedua meliputi seluruh provinsi, dengan mempertimbangkan pengalaman dari pelaksanaan tahap pertama.
3.9. Keselarasan dengan kebijakan dan rencana aksi nasionalStrategi ini selaras dengan baik dengan isu-isu strategis RPJMN serta rencana aksi KB BKKBN dan Kementerian Kesehatan.
3.9.1. Area penyelarasan dengan arah kebijakan dan strategi RPJMN
Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Arah kebijakan dan strategiPembangunan Kependudukan dan Keluarga
BerencanaStrategi KB Berbasis Hak
1. Penguatan dan pemaduan kebijakan pelayanan KB dan kesehat-an reproduksi yang merata dan berkualitas, baik antarsektor maupun antara pusat dan daerah, utamanya dalam sistem SJSN Kesehatan, dengan menata fasilitas kesehatan KB
Tujuan Strategis 3: Meningkatnya penatalayanan/pengelolaan di semua jenjang dan memantapkan lingkungan yang mendukung program KB yang efektif, adil dan berkesinambungan di sektor pemerintah dan swasta untuk menjamin agar setiap warga negara dapat memenuhi tujuan kesehatan reproduksinya.
Tujuan strategis 2: Meningkatnya permintaan atas metode kontrasepsi modern yang terpenuhi dengan penggunaan yang berkelanjutan.
2. Penyediaan sarana dan prasarana serta jaminan ketersediaan alat dan obat kontrasepsi yang memadai di setiap fasilitas kese-hatan KB dan kesehatan reproduksi serta jejaring pelayanan, yang didukung oleh pendayagunaan fasilitas pelayanan kesehat-an untuk pelayanan KB (persebaran fasilitas kesehatan pelayan-an KB, baik pelayanan KB statis maupun mobile/ bergerak)
Tujuan strategis 1: Tersedianya Sistem penyediaan pelayanan KB yang merata dan berkualitas di sektor pemerintah dan swasta untuk menjamin agar setiap warga negara dapat memenuhi tujuan reproduksinya.
3. Peningkatan pelayanan KB dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang untuk mengurangi resiko drop-out, dan peningkatan penggunaan metode jangka pendek dengan membe-rikan informasi secara kontinyu untuk keberlangsungan ber-KB serta pemberian pelayanan KB lanjutan dengan mempertim-bangkan prinsip rasional, efektif, dan efisien. Disamping itu juga dilakukan peningkatan pelayanan pengayoman dan penanganan KB pasca persalinan, pasca keguguran dan penanganan kompli-kasi dan efek samping
Tujuan strategis 1: Tersedianya Sistem penyediaan pelayanan KB yang merata dan berkualitas di sektor pemerintah dan swasta untuk menjamin agar setiap warga negara dapat memenuhi tujuan reproduksinya.
Tujuan strategis 2: Meningkatnya permintaan atas metode kontrasepsi modern yang terpenuhi dengan penggunaan yang berkelanjutan.
4. Peningkatan jumlah dan penguatan kapasitas tenaga lapangan KB dan tenaga kesehatan pelayanan KB, serta penguatan lem-baga di tingkat masyarakat untuk mendukung penggerakan dan penyuluhan KB
Tujuan strategis 2: Meningkatnya permintaan atas metode kontrasepsi modern yang terpenuhi dengan penggunaan yang berkelanjutan.
23Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
5. Advokasi program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga kepada para pembuat kebijakan, serta promosi dan penggerakan kepada masyarakat dalam penggu-naan alat dan obat kontrasepsi KB, baik dengan keutamaan menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang maupun metode kontrasepsi jangka pendek dengan tetap menjaga keberlangsungan pemakaian kontrasepsi
Tujuan Strategis 3: Meningkatnya penatalayanan/pengelolaan di semua jenjang dan memantapkan lingkungan yang mendukung program KB yang efektif, adil dan berkesinambungan di sektor pemerintah dan swasta untuk menjamin agar setiap warga negara dapat memenuhi tujuan kesehatan reproduksinya.
6. Peningkatan pengetahuan dan pemahaman kesehatan reproduksi bagi remaja melalui pendidikan dan sosialisasi mengenai pentingnya Wajib Belajar 12 tahun dalam rangka pendewasaan usia perkawinan, dan peningkatan intensitas layanan KB bagi pasangan usia muda guna mencegah kelahiran di usia remaja
Tujuan Strategis 3: Meningkatnya penatalayanan/pengelolaan di semua jenjang dan memantapkan lingkungan yang mendukung program KB yang efektif, adil dan berkesinambungan di sektor pemerintah dan swasta untuk menjamin agar setiap warga negara dapat memenuhi tujuan kesehatan reproduksinya.
7. Pembinaan ketahanan dan pemberdayaan keluarga melalui kelompok kegiatan bina keluarga dalam rangka melestarikan kesertaan ber-KB dan memberikan pengaruh kepada keluarga calon akseptor untuk ber-KB. Selain itu juga dilakukan penguatan fungsi keluarga dalam membentuk keluarga kecil bahagia dan sejahtera
8. Penguatan landasan hukum, kelembagaan, serta data dan informasi kependudukan dan KB.
Tujuan strategis 4: Dikembangkannya dan diaplikasikannya inovasi dan riset operasional untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas program dan berbagi pengalaman melalui kerjasama Selatan-Selatan.
Pembangunan Kesehatan
Arah kebijakan dan strategi Pembangunan Kesehatan
Strategi KB Berbasis Hak
Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, dan Lanjut Usia yang Berkualitas melalui:
a. Peningkatan akses dan mutu continuum of care pelayanan ibu dan anak yang meliputi kunjungan ibu hamil, dan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas kesehatan serta penurunan kasus kematian ibu di rumah sakit;
b. Peningkatan pelayanan kesehatan reproduksi pada remaja;
c. Penguatan Upaya Kesehatan Sekolah (UKS); d. Penguatan Pelayanan Kesehatan Kerja dan Olahraga; e. Peningkatan pelayanan kesehatan penduduk usia
produktif dan lanjut usia; f. Peningkatan cakupan imunisasi tepat waktu pada
bayi dan balita; dan g. Peningkatan peran upaya kesehatan berbasis
masyarakat termasuk posyandu dan pelayanan terintegrasi lainnya dalam pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja, dan lansia.
Tujuan strategis 1: Tersedianya Sistem penyediaan pelayanan KB yang merata dan berkualitas di sektor pemerintah dan swasta untuk menjamin agar setiap warga negara dapat memenuhi tujuan reproduksinya.
Tujuan strategis 2: Meningkatnya permintaan atas metode kontrasepsi modern yang terpenuhi dengan penggunaan yang berkelanjutan.
Tujuan Strategis 3: Meningkatnya penatalayanan/pengelolaan di semua jenjang dan memantapkan lingkungan yang mendukung program KB yang efektif, adil dan berkesinambungan di sektor pemerintah dan swasta untuk menjamin agar setiap warga negara dapat memenuhi tujuan kesehatan reproduksinya.
Tujuan strategis 4: Dikembangkannya dan diaplikasikannya inovasi dan riset operasional untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas program dan berbagi pengalaman melalui kerjasama Selatan-Selatan.
24 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
Pembangunan Pendidikan
Arah kebijakan dan strategiPembangunan Pendidikan
Strategi KB Berbasis Hak
Penguatan kurikulum tentang ketahanan diri seperti perilaku hidup bersih dan sehat, kepedulian terhadap lingkungan, kesehatan reproduksi, pengetahuan gizi seimbang, dan pendidikan jasmani dengan tetap mengedepankan norma-norma yang dianut masyarakat Indonesia, serta penguatan kurikulum tentang kewirausahaan.
Tujuan strategis 2: Meningkatnya permintaan atas metode kontrasepsi modern yang terpenuhi dengan penggunaan yang berkelanjutan.
Tujuan Strategis 3: Meningkatnya penatalayanan/pengelolaan di semua jenjang dan memantapkan lingkungan yang mendukung program KB yang efektif, adil dan berkesinambungan di sektor pemerintah dan swasta untuk menjamin agar setiap warga negara dapat memenuhi tujuan kesehatan reproduksinya.
3.9.2. Area penyelarasan dengan Rencana Strategis BKKBN
Arah Kebijakan dan Strategi BKKBN Strategi KB Berbasis Hak
Arah kebijakan dan strategi 1: Meningkatkan akses pelayanan KB yang merata dan berkualitas di dalam sistem Jaminan Kesehatan Nasional
Tujuan strategis 1: Tersedianya Sistem penyediaan pelayanan KB yang merata dan berkualitas di sektor pemerintah dan swasta untuk menjamin agar setiap warga negara dapat memenuhi tujuan reproduksinya.
Arah kebijakan dan strategi 2: Meningkatnya pemahaman remaja mengenai kesehatan reproduksi dan penyiapan kehidupan berkeluarga
Tujuan Strategis 2: Meningkatnya permintaan atas metode kontrasepsi modern yang terpenuhi dengan penggunaan yang berkelanjutan.
Arah kebijakan dan strategi 3: Menguatkan advokasi dan KIE tentang KB dan Kesehatan Reproduksi di seluruh wilayah
Arah kebijakan dan strategi 6: Menata dan menguatkan serta meningkatkan kapasitas kelembagaan kependudukan dan keluarga berencana di tingkat pusat dan daerah
Tujuan Strategis 3: Meningkatnya penatalayanan/pengelolaan di semua jenjang dan memantapkan lingkungan yang mendukung program KB yang efektif, adil dan berkesinambungan di sektor pemerintah dan swasta untuk menjamin agar setiap warga negara dapat memenuhi tujuan kesehatan reproduksinya.Arah kebijakan dan strategi 7: Meningkatkan ketersediaan
dan kualitas data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, tepat waktu Tujuan strategis 4: Dikembangkannya dan
diaplikasikannya inovasi dan riset operasional untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas program dan berbagi pengalaman melalui kerjasama Selatan-Selatan.Arah kebijakan dan strategi 8: Memperkuat penelitian
dan pengembangan Bidan kependudukan dan KB
Target dan indikator untuk masing-masing strategi Pemantauan dan Evaluasi: indikator untuk setiap outputKerangka kerja: kerangka kebijakan, pembiayaan dan
institusional
3.9.3 Area penyelarasan dengan Rencana Aksi KB Kementerian Kesehatan 2014-2015
Rencana Aksi Pelayanan KB Strategi KB Berbasis Hak
Strategi 1: Memperkuat komitmen pemangku kepentingan pemerintah maupun non pemerintah dalam melaksanakan program KB
Tujuan Strategis 3: Meningkatnya penatalayanan/pengelolaan di semua jenjang dan memantapkan lingkungan yang mendukung program KB yang efektif, adil dan berkesinambungan di sektor pemerintah dan swasta untuk menjamin agar setiap warga negara dapat memenuhi tujuan kesehatan reproduksinya.
25Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
Strategi 2: Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, dan kualitas pelayanan KB, termasuk pelayanan KIE dan konseling
Tujuan strategis 1: Tersedianya Sistem penyediaan pelayanan KB yang merata dan berkualitas di sektor pemerintah dan swasta untuk menjamin agar setiap warga negara dapat memenuhi tujuan reproduksinya.
Strategy 3: To increase the demand for family planning services due to changes in values regarding he ideal number of children in the family
Tujuan Strategis 2: Meningkatnya permintaan atas metode kontrasepsi modern yang terpenuhi dengan penggunaan yang berkelanjutan.
Strategi 4: Menurunkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dengan meningkatkan akses, konseling dan untuk memantapkan program keluarga berencana pasca salin dan menurunkan keengganan untuk menggunakan kontrasepsi terus menerus dengan meningkatkan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dan pendampingan KB
Tujuan strategis 1: Tersedianya Sistem penyediaan pelayanan KB yang merata dan berkualitas di sektor pemerintah dan swasta untuk menjamin agar setiap warga negara dapat memenuhi tujuan reproduksinya.
Strategi 5: Menurunkan angka kehamilan remaja usia 15 – 19 tahun dengan mempromosikan pendewasaan usia perkawinan dan meningkatkan pengetahuan mengenai Kesehatan Reproduksi.
Tujuan strategis 1: Tersedianya Sistem penyediaan pelayanan KB yang merata dan berkualitas di sektor pemerintah dan swasta untuk menjamin agar setiap warga negara dapat memenuhi tujuan reproduksinya..
Pemantauan dan Evaluasi:Indikator untuk setiap output
Pemantauan dan Evaluasi:Indikator untuk setiap output
3.10 Prinsip acuanIndonesia merupakan salah satu penandatangan instrumen Hak Asasi Manusia dan Program Aksi International Conference on Population and Development. Prinsip acuan di bawah ini adalah dalam konteks komitmen yang dibuat tersebut. Walaupun diketahui bahwa isu sosial, budaya, dan ekonomi merupakan faktor yang menentukan akses universal terhadap pelayanan KB, namun kebijakan, strategi, dan pedoman KB nasional menentukan bagaimana program KB dilaksanakan dan apakah program tersebut memenuhi hak individuk dan keluarga. Stangnasi Tingkat Penggunaan Kontrasepsi (Contraceptive Prevalence Rate/CPR) dan kebutuhan KB yang tidak terpenuhi (unmet need) merupakan indikasi bahwa perempuan, laki-laki, dan remaja belum memperoleh hak mereka (terutama kelompok perempuan dewasa dan remaja). Disparitas tingkat penggunaan kontrasepsi (CPR) dan kebutuhan KB yang tidak terpenuhi (unmet need) di antara kabupaten/kota merupakan indikasi bahwa masyarakat tidak mendapatkan hak mereka. Tingkat pendanaan yang rendah dan sering terjadinya stock-out mempengaruhi mempengaruhi ketersediaan kontrasepsi dan pelayanan KB serta meningkatkan biaya pelayanan. Implikasi dari hal tersebut di atas yang menyebabkan terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsi gelap (aborsi secara umum tidak legal di Indonesia), terutama di antara kelompok remaja yang belum menikah. Indonesia berkomitmen untuk menurunkan kebutuhan KB yang tidak terpenuhi pada tahun 2019 melalui komitmen terhadap Program Aksi ICPD, MDG serta agenda post-development.
Strategi ini berpedoman pada prinsip hak asasi manusia dan prinsip perencanaan program kesehatan masyarakat berikut ini:
Hak untuk mendapatkan akses terhadap informasi KB dan pelayanan kesehatan dengan standard terbaik: Hak untuk mendapatkan pelayanan KB berdasarkan standar hak azasi manusia untuk kesehatan, sebagaimana juga dijelaskan di dalam Rencana Aksi ICPD. Hak ini merupakan bagian dari hak dasar semua pasangan dan individu untuk memutuskan secara bebas dan bertanggungjawab mengenai jumlah, waktu dan
26 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
jarak anak mereka. Setiap orang mempunyai hak untuk mengakses informasi tentang kontrasepsi secara komprehensif yang tidak bias, hak mengambil keputusan secara mandiri (tanpa dipengaruhi oleh penyedia pelayanan atau pasangan) dalam lingkungan yang memberikan privasi dan menjaga kerahasiaan (dengan akses terhadap informasi secara penuh).
Keadilan dalam akses: Mengatasi hambatan pada akses ke berbagai tingkat pelayanan di antara berbagai wilayah geografis dan hambatan keuangan sangatlah penting untuk menjamin keadilan dan mengatasi disparitas dalam akses dan pemanfaatan pelayanan termasuk pada kelompok marginal.
Pendekatan sistem kesehatan yang diterapkan pada sektor pemerintah dan swasta. - Integrasi pelayanan KB berkelanjutan menurut siklus reproduksi: Pelayanan KB
mempunyai peran penting sepanjang siklus reproduksi dengan memberikan kemungkinan bagi pasangan untuk mengatur jumlah anak yang diinginkan, pada usia yang mereka inginkan, mencegah terjadinya kehamilan dan kelahiran yang tidak diinginkan serta aborsi dan konsekuensinya, dan mencegah infeksi menular seksual dan penularan HIV melalui hubungan seks. Kontribusi Keluarga Berencana sepanjang kontinuum pelayanan kesehatan ibu dan anak untuk mengurangi kematian dan meningkatkan kesehatan ibu dan anak telah diketahui. Integrasi KB dengan pelayanan kesehatan ibu dan anak terbukti cost-effective untuk klien dan sistem kesehatan.
- Standar etika dan profesional dalam penyediaan pelayanan KB: Meskipun poin ini merupakan bagian dari Hak untuk mendapatkan akses terhadap informasi KB dan pelayanan kesehatan dengan standard terbaik, ini disampaikan secara terpisah disini untuk menekankan kembali tanggungjawab para petugas dan institusi penyedia pelayanan KB. Petugas penyedia pelayanan juga bertanggungjawab untuk menjamin adanya persetujuan tertulis yang bertanggung jawab sukarela, dan mencegah adanya bias terhadap metode tertentu. Prinsip utama yang terkait dengan hal ini adalah menghapuskan hambatan terhadap informasi dan akses dari aspek hukum, medis, klinis, dan peraturan yang tidak perlu.
Program berbasis bukti: Merancang pendekatan baru dan pesan advokasi berdasarkan riset formatif, penelitian operasional serta data, termasuk yang berasal dari hasil pemantauan dan evaluasi yang merupakan satu dari sepuluh elemen program KB yang berhasil.
Transparansi dan akuntabilitas: Merupakan hal yang sangat penting untuk kepemimpinan dan manajemen program, terutama dalam era desentralisasi. Transparansi dan akuntabilitas juga berkontribusi dalam membentuk lingkungan yang mendukung. Akuntabilitas merupakan salah satu prinsip utama hak azasi manusia. Komitmen terhadap transparansi dan akuntabilitas sangatlah penting untuk melaksanakan pendekatan berbasis hak dan untuk menjamin keadilan dalam akses.
Pelayanan yang bersifat sensitif gender: Kemampuan perempuan, khususnya perempuan muda untuk memutuskan penggunaan kontrasepsi serta menentukan jenis kontrasepsi yang digunakan merupakan hal penting, baik dari perspektif kesehatan maupun pemberdayaan. Meningkatkan keterlibatan laki-laki dengan memberikan informasi mengenai berbagai metode kontrasepsi, terutama metode untuk laki-laki, merupakan elemen yang sangat penting untuk membentuk lingkungan yang mendukung.
27Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
Keterlibatan laki-laki juga sangat penting untuk mendukung pasangan mereka dalam membuat keputusan untuk menggunakan kontrasepsi serta melanjutkan penggunaannya.
Sensitivitas Budaya: Metode, prosedur dan pendekatan kontrasepsi yang dapat diterima secara budaya mementukan keberlanjutan penggunaan kontrasepsi.
Kemitraan: Kemitraan di antara berbagai institusi kesehatan pemerintah dan swasta sangat penting untuk meningkatkan akses ke pelayanan dan untuk menjamin dilaksanakannya kualitas pelayanan tertinggi. Kemitraan di antara berbagai kelompok komunitas, terutama kelompok perempuan, organisasi masyarakat sipil termasuk organisasi keagamaan, anggota parlemen, dan kelompok lainnya sangatlah penting untuk meningkatkan akses khususnya bagi kelompok rentan, serta untuk membangun dukungan masyarakat dan akuntabilitas sistem kesehatan bagi masyarakat yang dilayani.
28 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
3.11. Output dan Kegiatan:Untuk mendukung kerangka strategi ini, telah dikembangkan indikator-indikator untuk setiap tujuan strategis dan output, yang dapat dilihat pada matrik kerangka logis (lampiran 3.12).
Tujuan strategis 1: Tersedianya sistem pelayanan KB yang merata dan berkualitas di sektor pemerintah dan swasta untuk menjamin agar setiap warga negara dapat memenuhi tujuan kesehatan reproduksinya.
Tujuan strategis ini disusun dari komponen sistem kesehatan. Ada enam output yang saling terkait.
Paket pelayanan yang diajukan meliputi: (a) Pelayanan non-klinis (Informasi Kesehatan Reproduksi dan Seksual untuk remaja, konseling pra-nikah untuk calon pengantin, konseling pencegahan IMS dan HIV, serta konseling pasca salin dan pasca keguguran); (b) Pelayanan klinis untuk metode kontrasepsi modern di berbagai jenjang pelayanan, pelayanan rujukan serta tindak lanjut dan penanganan komplikasi.
Tujuan strategis 1: Tersedianya sistem pelayanan KB yang merata dan berkualitas di sektor pemerintah dan swasta untuk menjamin agar setiap warga negara dapat memenuhi tujuan reproduksi mereka.
Output 1.1: Meningkatnya ketersediaan pelayanan KB dengan akses yang lebih baik dan merata di sektor pemerintah sehingga seluruh masyarakat dapat memenuhi tujuan reproduksi mereka. Output 1.2: Dimanfaatkannya sumber daya sektor swasta untuk pemerataan akses ke pelayanan KB berkualitas yang memperhatikan hak klienOutput 1.3: Meningkatnya Sistem Jaminan Ketersediaan alat dan obat kontrasepsiOutput 1.4: Meningkatnya kapasitas sumberdaya manusia untuk menyediakan pelayanan KB yang berkualitasOutput 1.5: Diperkuatnya sistem informasi manajemen untuk menjamin kualitas, kelengkapan serta integrasi yang sejalan dengan sistem kesehatan Output 1.6: Meningkatnya kualitas pelayanan KB yang memperhatikan hak klien dan mengintegrasikan pelayanan sepanjang kontinuum siklus kesehatan reproduksi
Tujuan strategis 2: Meningkatnya permintaan penggunaan metode kontrasepsi modern dengan penggunaan yang berkesinambungan
Output 2.1: Tersedianya strategi Komunikasi Perubahan Perilaku (BCC/Behavior Change Communication) yang komprehensifOutput 2.2: Meningkatnya keterlibatan tenaga kesehatan, kelompok perempuan, dan tokoh agama dalam menggerakkan dukungan untuk program KB serta mengatasi hambatan dalam berKBOutput 2.3.: Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai program Keluarga Berencana
Tujuan strategis 4: Dikembangkannya dan diaplikasikannya inovasi dan riset operasional untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas program dan berbagi pengalaman melalui kerjasama Selatan-Selatan.
Output 4.1: Praktek dan model terbaik tersedia untuk meningkatkan kerjasama Selatan-SelatanOutput 4.2: Penelitian operasional untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas program KB diterapkan, dievaluasi, serta diperluas
Tujuan strategis 3: Meningkatnya penatalayanan/pengelolaan di semua jenjang dan memantapkan lingkungan yang mendukung program KB yang efektif, adil dan berkesinambungan si sektor pemerintah dan swasta untuk menjamin agar setiap warga negara dapat memenuhi tujuan kesehatan reproduksinya.
Output 3.1: Meningkatnya kapasitas untuk penatalayanan/pengelolaan internal dan lintas institusi di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten untuk program yang efisien dan berkelanjutanOutput 3.2: Meningkatnya koordinasi dengan Kemenkes di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota untuk memantapkan kontribusi sistem kesehatan terhadap KB di berbagai tahap dalam siklus kesehatan reproduksiOutput 3.3: Meningkatnya kepemimpinan dan kapasitas pejabat oPD KB dan pejabat dinas kesehatan di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota untuk secara efektif mengelola program KBOutput 3.4: Meningkatnya kapasitas untuk melakukan advokasi berbasis bukti di semua tingkat pemerintahan dan di masyarakat yang terfokus pada peran penting KB dalam mencapai tujuan pembangunan serta untuk meningkatkan visibilitas program KB dan sumberdayanya Output 3.5: Meningkatnya kapasitas dalam penyusunan kebijakan berbasis bukti untuk meningkatkan efektifitas program KB dan menjamin pemerataan dan keberlanjutan programOutput 3.6: Adanya sistem akuntabilitas yang fungsional yang melibatkan masyarakat madani.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2015-2019Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
Reduce MMR, reduce TFR, increase CPR, decrease unmet need, etc.
Peningkatan pelayanan KB Advokasi dan BCC
PRIN
SIP
ACUA
N - H
ak as
asi m
anus
ia d
an p
ende
kata
n ke
seha
tan
mas
yara
kat
Manajemen Pengembangan keluarga
Peningkatan informasi dan pelayanan konseling untuk kaum muda
29Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
Output 1:
Output 1.1: Meningkatnya ketersediaan pelayanan KB berkualitas dengan akses yang lebih baik dan merata di sektor pemerintah sehingga seluruh masyarakat dapat memenuhi tujuan reproduksi mereka.
Output 1.2: Meningkatnya pemanfaatan sektor swasta dalam pemerataan pelayanan KB berkualitas yang memperhatikan hak klien
Output 1.3: Meningkatnya kualitas sistem jaminan ketersediaan alat dan obat kontrasepsi
Output 1.4: Meningkatnya kapasitas dan ketersediaan sumberdaya manusia untuk menyediakan pelayanan KB yang berkualitas
Output 1.5: Diperkuatnya sistem informasi manajemen program, untuk menjamin kualitas, kelengkapan serta integrasi yang sejalan dengan sistem kesehatan
Output 1.6: Meningkatnya kualitas pelayanan KB yang memperhatikan hak klien dan integrasi dengan siklus kesehatan reproduksi
Output 1.1: Meningkatnya ketersediaan pelayanan KB berkualitas dengan akses yang lebih baik dan merata di sektor pemerintah sehingga seluruh masyarakat dapat memenuhi tujuan reproduksi mereka
Kegiatan utama:1.1.1. Mengkaji dan merevisi standar fasilitas dan pedoman yang ada untuk pelayanan
KB terpadu (dengan mempertimbangkan pengelompokkan klien berdasarkan umur, kesamaan karakteristik, tahap reproduksi, dsb, sehingga pelanggaran hak tidak terjadi) serta menetapkan standarisasi fasilitas kesehatan.
Keluaran (output) dari kegiatan ini adalah kesepakatan bersama (MoU) antara Kemenkes dan BKKBN
1.1.2. Menyepakati kriteria fasilitas pelayanan KB antara BKKBN, Kemenkes dan BPJS1.1.3. Pemetaan fasilitas pelayanan KB (pemerintah dan swasta) berdasarkan kriteria
yang telah disepakati, termasuk ketersediaan pelayanan keliling/bergerak di daerah terpecil, perbatasan dan kepulauan dan status berfungsinya.
1.1.4. Berdasarkan hasil pemetaan, melakukan kegiatan sebagai berikut:• Meningkatkanfungsifasilitasberdasarkankesenjanganyangdiidentifikasidari
pemetaan untuk mencapai akses yang merata ke metode jangka pendek dan jangka panjang.
• Meningkatkan kualitas fasilitas terpilih sebagai sarana rujukan berdasarkanpemetaan untuk menjamin akses yang merata.
• Memperkuat pelayanan keliling (pelayanan luar gedug pemerintah danpelayanan momentum) untuk menyediakan pelayanan berkualitas secara teratur, termasuk tindak lanjut dan penanganan efek samping.
1.1.5. Akreditasi fasilitas kesehatan: mengkaji dan memperluas ruang lingkup standar akreditasi puskesmas saat ini (yang dikembangkan oleh Bina Upaya Kesehatan/BUK Kemenkes) sehingga mencakup pelayanan KB sebagai syarat untuk registrasi BPJS. Terkait dengan Ouput 3.2.
1.1.6. Pelayanan Kesehatan Reproduksi yang ramah remaja • Merevisiataumengembangkanstrategipengenalanpelayananramahremaja
yang akan dilaksanakan secara bertahap dimulai dari wilayah dengan angka fertilitas remaja tinggi.
• MengembangkankerjasamaantaraPIKremaja,PuskesmasPKPRdanpelayananremaja lainnya dalam melaksanakan strategi di atas
30 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
• Merevisiataumengembangkanpedomanpenangananrujukanuntukpendidiksebaya dan tenaga kesehatan di bawah koordinasi Kemenkes.
• Pelatihanpetugastermasukrujukanuntukpelayananspesialis.• Menyelenggarakankampanyepublikmengenaipelayananramahremaja.• Memperkenalkan dan mempromosikan layanan kesehatan reproduksi bagi
remaja di luar dari layanan pemerintah.1.1.7. Penyediaan pelayanan KB pada situasi bencana kemanusiaan yang mengacu pada
Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) untuk meningkatkan akses ke pelayanan kontrasepsi dan kontrasepsi darurat. Pedoman ini juga meliputi penyediaan kontrasepsi kepada korban kekerasan berbasis gender.
Output 1.2: Meningkatnya pemanfaatan sektor swasta dalam pemerataan pelayanan KB berkualitas yang memperhatikan hak klien. Sektor swasta dalam konteks ini adalah semua organisasi dan individu yang dalam melaksanakan kegiatannya di bidang pelayanan kesehatan dan KB dan tidak langsung dikendalikan oleh pemerintah. Kegiatan utama:1.2.1. Pengembangan model bisnis kemitraan pemerintah-swasta yang berkelanjutan
melalui jaringan standarisasi model pelayanan KB swasta, dengan fokus pada peningkatan akses ke pelayanan yang merata, terjangkau dan berkualitas. Rencana jaringan model pelayanan KB swasta mencakup jenis model secara penuh atau parsial. Peran dan tanggungjawab jaringan ini akan didefinisikan lebih lanjut. • Melakukan standarisasi model pelayanan KB swasta oleh Kemenkes.
Mengembangkan mekanisme pelaporan berdasarkan wilayah kerja puskesmas.• MembuataturanmengenaistrukturtarifuntukpelayananKBswasta• MengembangkankriteriaakreditasiuntukregistrasiBPJS(kewajibanpelaporan
sebagai bagian dari akreditasi). Terkait dengan Ouput 3.2.• KemitraandenganAsosiasiKedokteranSwastaIndonesiadan/atauIkatanBidan
Indonesia (IBI) untuk mengembangkan sistem jaga mutu dan memastikan kepatuhan pada standar melalui pemantauan teratur, dll. Terkait dengan Output 1.6.
1.2.2. Pemasaran sosial kontrasepsi (pihak swasta/LSM) untuk meningkatkan akses pelayanan KB berkualitas di sektor swasta dengan cara membangun program yang sudah ada atau memulai program baru, dengan menjamin kerahasian dan mengurangi biaya (terkait dengan Output 1.1).
Output 1.3: Meningkatnya kualitas sistem jaminan ketersediaan alat dan obat kontrasepsi
Kegiatan utama:1.3.1. Pengadaan kontrasepsi yang dijamin berkualitas, termasuk mengembangkan
sistem e-procurement (terkait dengan Output 3.1).1.3.2. Sistem jaminan ketersediaan kontrasepsi yang berkualitas:
1.3.5.1. Melakukan revisi strategi jaminan ketersediaan komoditas kontrasepsi yang merefleksikan pengadaan yang berkualitas.
1.3.5.2. Menjamin ketersedian komoditas KB sesuai dengan peramalan kebutuhan alokon klien.
1.3.5.4. Mengkaji standar produsen untuk berbagai kontrasepsi dan pelaksanaannya.
1.3.5.5. Memperbaiki pergudangan: i. Mengkaji dan merevisi standar pergudangan BKKBN saat ini.
31Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
ii. Mengkaji manajemen dan distribusi komoditas kontrasepsi termasuk pemetaan kondisi gudang Dinas Kesehatan provinsi dan kabupaten/kota dan BKKBN/OPD KB dibandingkan dengan standar fungsionalitas gudang dari Kemenkes.
iii. Mendukung/memfasilitasi masukan untuk memperbaiki fasilitas sesuai standar.
iv. Mengembangkan pedoman untuk penyimpanan kontrasepsi di rumah sakit (RS), puskesmas, dan fasilitas di bawah puskesmas.
v. Melaksanakan pelatihan untuk berbagai jenjang manajer gudang termasuk farmasis/apoteker di fasilitas lebih rendah (farmasi/manajer gudang di fasilitas swasta yang menyediakan pelayanan KB diikutsertakan dalam pelatihan ini).
vi. Memantauan kepatuhan terhadap standar di semua jenjang, termasuk di fasilitas pelayanan swasta oleh petugas tingkat nasional (pemantauan tingkat provinsi), petugas tingkat provinsi (pemantauan tingkat kabupaten/kota – fasilitas utama sektor pemerintah dan swasta), petugas tingkat kabupaten/kota (pemantauan puskesmas serta fasilitas sektor pemerintah, swasta, dan penyedia pelayanan lainnya).
1.3.3. Memperkuat manajemen rantai pasokan: Evaluasi tiga model yang sedang dilaksanakan untuk melihat efisiensi, cost-effectiveness, dan keberlangsungan (ketiga model tersebut adalah perbaikan sistem distribusi BKKBN, menggunakan sistem yang terintegrasi dengan Kemenkes dan menggunakan distribusi melalui pos).
1.3.4. Memperkuat Sistem Informasi Manajemen Logistik dan peramalan:1.3.4.1. Mengkaji Sistem Informasi Manajemen Logistik yang ada dan menilai
efektivitasnya untuk memprediksi stock-out dan membuat perubahan jika diperlukan.
1.3.4.2. Mengembangkan kapasitas peramalan di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota serta rumah sakit dan puskesmas. Terkait dengan Ouput 1.4)
Output 1.4: Meningkatnya kapasitas dan ketersediaan sumberdaya manusia untuk menyediakan pelayanan KB yang berkualitas
Kegiatan utama:1.4.1. Pelayanan KB yang berkualitas dengan dukungan sumber daya manusia yang
memiliki kapasitas1.4.1.1. Menjamin ketersediaan tenaga kesehatan untuk pelayanan KB1.4.1.2. Melaksanakan pelatihan pre-service KB:
i. Mengkaji kurikulum yang ada dan memperkuat pelatihan KB selama berada di bagian Obstetri dan Gineakologi (O&G) dan saat magang.
ii. Mengembangkan materi KB di kurikulum pelatihan dasar untuk bidan1.4.1.3. Mengembangkan sistem pelatihan in-service pelayanan KB untuk para
bidan, dokter, dan perawat sesuai dengan kapasitas dan kewenanganni. Mengkaji kualitas pelatihan yang dilaksanakan di tingkat kabupaten/
kota termasuk menilai keterampilan pelatih, proses sertifikasi di lapangan dan keterlibatan unit pelatihan Kemenkes, sistem informasi manajemen pelatihan, analisis alokasi dana untuk pelatihan dan tindak lanjutnya di berbagai jenjang.
32 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
ii. Menyusun strategi pengembangan pelatihan berdasarkan regulasi terbaru mengenai pelatihan in-service dan sertifikasinya termasuk pelatihan tindak lanjut di tingkat kabupaten/kota (untuk pengembangan profesional yang berkelanjutan) dan kendali mutu pelatihan.
iii. Revisi modul pelatihan yang ada jika diperlukan berdasarkan penilaian di atas.
iv. Memperbaiki sistem informasi manajemen untuk dapat ditindaklanjuti oleh institusi pelatihan dan dilaporkan ke BKKBN dan divisi pelatihan Kemenkes/PPSDM (ini harus dihubungkan dengan sistem informasi tenaga kesehatan, untuk sektor pemerintah dan swasta.
v. Pelatihan pelayanan KB untuk petugas kesehatan dengan modul pelatihan yang sudah direvisi (termasuk pemberian konseling) dan diintegrasikan dengan tindak lanjut pasca pelatihan (terkait dengan Output 1.1, dan 3.2).
1.4.1.4. Mengembangkan konsensus mengenai peran perawat dalam KB dan memperluas cakupan pelayanan KB oleh bidan.
i. Mengembangkan konsensus dan strategi untuk pelatihan implant untuk perawat dan memperluas cakupan pelayanan KB oleh bidan.
ii. Mengembangkan regulasi yang mendukung kegiatan pelatihan implan untuk perawat dan perluasan cakupan pelayanan KB oleh bidan (terkait dengan output 3.1)
1.4.2 Manajemen program1.4.2.1. Melaksanakan pelatihan sistem informasi manajemen (terkait dengan
Output 1.5). 1.4.2.2. Melaksanakan pelatihan manajemen program KB (termasuk perencanaan,
pembiayaan, dan monev) termasuk kepemimpinan untuk pengelola program tingkat provinsi dan kabupaten/kota di OPD KB maupun Dinas Kesehatan (terkait dengan Output 3.3).
1.4.2.3. Melaksanakan pelatihan Jaga mutu untuk penyelia dan pengelola program (terkait dengan Output 1.6).
1.4.2.4. Melaksanakan pelatihan pergudangan, sistem informasi manajemen logistik dan peramalan (terkait dengan Output 1.3).
Output 1.5: Diperkuatnya sistem informasi manajemen program, untuk menjamin kualitas, kelengkapan serta integrasi yang sejalan dengan sistem kesehatan
Kegiatan utama:1.5.1. Melakukan kajian sistem pencatatan dan pelaporan saat ini.
• Tinjauan bersama antara BKKBN dengan Kemenkes mengenai sistempencatatan dan pelaporan pelayanan KB pada tingkat kabupaten/kota hingga pusat yang meliputi format pelaporan, mekanisme pelaporan, sistem pengumpulan data dan validasi data
1.5.2. Mengembangkan sistem pelaporan KB terpadu dari fasilitas kesehatan termasuk fasilitas kesehatan sektor swasta.
1.5.3. Membangun kapasitas para penyedia untuk mengkaji dan menganalisa Sistem Informasi Manajemen (SIM) (terkait dengan Output 1.4).
1.5.4. Mengembangkan sistem yang melakukan penelusuran klien melalui tickler files (system pelacakan perorangan), serta sistem siaga yang terkomputerisasi (terkait dengan Tujuan strategis 4).
33Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
1.5.5. Mengembangkan proyek percontohan untuk pelaporan elektronik (terkait dengan Tujuan strategis 4).
Output 1.6: Meningkatnya kualitas pelayanan KB yang memperhatikan hak klien dan integrasi dengan siklus kesehatan reproduksi
Kegiatan utama:1.6.1. Mengkaji standar pelayanan KB yang ada (konseling – untuk metode umum
dan khusus, instruksi mengenai penggunaan metode, prosedur, rujukan, tindak lanjut, penapisan infeksi menular seksual dan HIV serta perlindungan ganda) dan melakukan revisi jika diperlukan (terkait dengan 3.2).• Konselingpra-nikah,pelayananramahremaja(tenagakesehatanbekerjasama
dengan organisasi keagamaan dengan mengikuti pedoman Kemenkes, rujukkan ke pelayanan ramah remaja dan tindak lanjut.
• Pelayananpascasalindanpascakeguguranuntukklien.• Promosimetodekontrasepsijangkapanjangdanpermanen.
1.6.2. Membangun sistem jaga mutu/perbaikan kualitas 1.6.2.1. Mengkaji sistem jaga mutu pelayanan KB yang ada – pedoman,
implementasi, efisiensi, dan efektifitas. 1.6.2.2. Meningkatkan sistem jaga mutu untuk KB yang terintegrasi dengan
pelayanan kesehatan ibu dan membentuk siklus jaga mutu di berbagai jenjang sistem kesehatan dan KB.
1.6.2.3. Mengkaji uraian kerja para penyelia di dinas kesehatan kabupaten/kota serta di OPD KB untuk menjamin bahwa deskripsi pekerjaan ini meliputi tanggungjawab penyeliaan serta melakukan revisi deskripsi pekerjaan untuk mengatasi kesenjangan.
1.6.2.4. Membangun kapasitas penyelia (Bidan Koordinator dan lainnya) dalam melakukan supervisi fasilitatif dan jaga mutu (terkait dengan Output 1.4).
1.6.2.5. Menciptakan lingkungan yang mendukung untuk menjamin bahwa kegiatan penyeliaan mendapat dukungan.
1.6.2.6. Pembentukan sistem pemantauan yang berkualitas dan berkelanjutan serta melakukan tindakan perbaikan.
1.6.3. Melibatkan berbagai organisasi masyarakat untuk memastikan kualitas terjamin.
Tujuan strategis 2: Meningkatnya permintaan penggunaan metode kontrasepsi modern dengan penggunaan yang berkesinambunganOutput
Output 2.1: Tersedianya strategi Komunikasi Perubahan Perilaku yang komprehensifOutput 2.2: Meningkatnya keterlibatan tenaga kesehatan, kelompok perempuan, dan tokoh agama dalam menggerakkan dukungan untuk program KB serta mengatasi hambatan dalam ber-KB Output 2.3: Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai program keluarga berencana dan kesehatan reproduksi
Output 2.1: Tersedianya strategi Komunikasi Perubahan Perilaku yang komprehensif
Kegiatan utama:2.1.1. Memperbarui/mengembangkan strategi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
untuk perubahan perilaku yang komprehensif, terarah dan mencakup:• komponenpemantauandanevaluasi
34 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
• strategi khusus untukmempertahankan kinerja di kabupaten/kota dengankinerja yang baik serta memperbaiki kinerja di kabupaten/kota dengan kinerja yang buruk
• fokuspadaketerlibatanpria• fokuspadapemberianinformasikepadaremaja
2.1.2. Meningkatkan kapasitas petugas terkait untuk melaksanakan strategi Komunikasi Perubahan Perilaku.
2.1.3. Mengembangkan materi muatan lokal dan menyebarkan materi tersebut dengan menggunakan saluran komunikasi strategis dengan jangkauan maksimum. • Pesan inti untukmenangani hambatan budaya dan agama serta informasi
yang tidak tepat mengenai kontrasepsi, sesuai kebutuhan. Pesan bersifat sensitif terhadap gender dan ditargetkan kepada kelompok-kelompok khusus.
• Integrasi pesan KB dengan pesan pelayanan kesehatan ibu dan anak sertapesan mengenai pencegahan HIV dan infeksi menular seksual.
2.1.4. Pencetakan dan distribusi poster dan brosur mengenai KB dan menjamin ketersediaan materi ini di puskesmas, polindes, podes, dan rumah sakit.
2.1.5. Mengembangkan sistem pengkajian yang teratur untuk melihat jangkauan saluran media dan dampak dari pesan-pesan yang dikembangkan.
2.1.6. Mengembangkan sistem penyebaran pesan KB melalui telepon genggam (terkait dengan Output 1.6). 2.1.6.1. Mengembangkan rencana penggunaan pesan melalui telepon genggam
untuk mengingatkan waktu mendapatkan pelayananan KB ulang serta memberikan informasi lainnya.
2.1.7. Memasukkan pesan kesehatan reproduksi dan KB dalam sesi pendidikan/promosi kesehatan selama pelayanan antenatal, pelayanan kesehatan anak, serta pengobatan infeksi menular seksual dan HIV melalui koordinasi antara OPD KB dan Dinas Kesehatan Kabupaten/kota.
Output 2.2: Meningkatnya keterlibatan tenaga kesehatan, kelompok perempuan, dan tokoh agama dalam menggerakkan dukungan untuk program KB serta mengatasi hambatan dalam ber-KB
Kegiatan utama:2.2.1. Mendukung organisasi keagamaan dan masyarakat untuk mempromosikan KB
dalam kegiatan keagamaan dan menggunakan kesempatan seperti konseling pra-nikah.
2.2.2. Memperkuat komponen KB dalam Posyandu • AktivasipelayananKBdimejake5Posyandu• Tenaga kesehatan mempromosikan KB ketika mendaftarkan para ibu,
menimbang anak-anak, dll. 2.2.3. Meninjau dan mengembangkan sistem insentif berdasarkan kinerja kepada tenaga
kesehatan untuk meningkatkan keterlibatan laki-laki, pemuda, dan masyarakat (terkait dengan Output 3.5). 2.2.3.1. Menyediakan materi untuk meningkatkan keterlibatan laki-laki melalui
pendidikan dan diskusi di tingkat desa. 2.2.3.2. Mengembangkan insentif berdasarkan kinerja kepada tenaga kesehatan
untuk meningkatkan keterlibatan laki-laki, pemuda, dan masyarakat.2.2.4 Meningkatkan kapasitas pimpinan pemuda sebagai pendidik sebaya untuk
informasi dan pelayanan KB bagi remaja dan pemuda. 2.2.5. Mengembangkan strategi untuk menghidupkan kembali upaya berbasis
masyarakat yang sukses di masa lalu dengan mengkaji secara mendalam evaluasi
35Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
gerakan ini untuk mengidentifikasikan kesenjangan dan mengembangkan rencana mengatasi kesenjangan tesebut yang relevan dengan situasi saat ini.
2.2.6. Memastikan ketersediaan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB/PKB) untuk meningkatkan permintaan program KB.
Output 2.3: Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai program keluarga berencana dan kesehatan reproduksi
Kegiatan utama:2.3.1. Melakukan advokasi kepada berbagai pemangku kepentingan dan mitra kerja
lainnya melalui media, audiensi serta forum dan kegiatan lainnya2.3.2. Melakukan promosi dan KIE Program KB melalui berbagai media (media massa
cetak dan elektronik, media sosial, media luar ruang dan media lini bawah2.3.3. Melakukan promosi dan KIE Program KB melalui Tenaga Lini Lapangan
Tujuan strategis 3: Meningkatnya penatalayanan/pengelolaan di semua jenjang dan memantapkan lingkungan yang mendukung program KB yang efektif, adil dan berkesinambungan si sektor pemerintah dan swasta untuk menjamin agar setiap warga Negara dapat memenuhi tujuan kesehatan reproduksinya.
Output
Output 3.1: Meningkatnya kapasitas untuk penatalayanan/pengelolaan internal dan lintas institusi di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten untuk program yang efisien dan berkelanjutanOutput 3.2: Meningkatnya koordinasi antara BKKBN dan Kemenkes di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota untuk memantapkan integrasi program KB dan kesehatan reproduksi dalam sistem kesehatan. Output 3.3: Meningkatnya kepemimpinan dan kapasitas pejabat OPD KB dan pejabat dinas kesehatan di tingkat kabupaten/kota untuk secara efektif mengelola program KB.Output 3.4: Meningkatnya kapasitas untuk melakukan advokasi berbasis bukti di semua tingkat pemerintahan dan di masyarakat yang terfokus pada peran penting KB dalam mencapai tujuan pembangunan serta untuk meningkatkan visibilitas program KB dan sumberdayanya. Output 3.5: Meningkatnya kapasitas dalam penyusunan kebijakan berbasis bukti untuk meningkatkan efektifitas program KB dan menjamin pemerataan dan keberlanjutan program. Output 3.6: Tersedianya sistem akuntabilitas yang melibatkan masyarakat.
Output 3.1: Meningkatnya kapasitas untuk penatalayanan/pengelolaan internal dan lintas institusi di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten untuk program yang efisien dan berkelanjutan.
Kegiatan utama:3.1.1. Mengawasi dan membimbing penyediaan pelayanan keluarga berencana
(pemerintah dan swasta) untuk melindungi hak reproduksi masyarakat. 3.1.1.1. Mengembangankan pedoman untuk topik berikut ini:
i. Membangun kerjasama dan koalisi lintas sektor termasuk masyarakat madani di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota untuk mempengaruhi faktor yang menentukan program KB.
36 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
ii. Pedoman bagi OPD KB dalam memberikan advokasi program KB dan bekerjasama dengan Kemenkes untuk memantau penyediaan pelayanan KB.
iii. Peran sektor swasta dalam pengadaan pelayanan KB dan tanggung-jawabnya.
iv. Peraturan mengenai perencanaan pengukuran kinerja yang berbasis hak.
v. Penentuan target untuk provinsi dan kabupaten/kota berdasarkan tren penggunaan KB, dengan fokus pada keadilan (dengan menggunakan data tingkat kabupaten/kota yang dianalisis oleh BKKBN).
vi. Mobilisasi masyarakat untuk menggunakan KB.3.1.1.2. Melakukan orientasi mengenai pedoman di atas untuk petugas yang
berwenang.3.1.1.3 Memantau kepatuhan pada pedoman dan sistem
3.1.2. Pengadaan Kontrasepsi3.1.2.1. Melaksanakan peraturan mengenai pengadaan komoditas dengan
kualitas yang terjamin (komoditas yang memenuhi standar pre-kualifikasi WHO).
3.1.2.2. Mengembang sistem e-procurement 3.1.3. Pengembangan sistem
3.1.3.1. Mengembangkan sistem pendanaan berbasis kinerja untuk kabupaten/kota yang mencapai sasaran program KB yang disepakati sebelumnya (transfer dana dari BKKBN ke kabupaten/kota yang mencapai target).
3.1.4. Pemantapan kerjasama lintas sektor 3.1.4.1. Mengkaji perjanjian dan menyusun perjanjian (Memorandum of
Understanding/MOU) atau keputusan bersama lintas kementrian yang ditandatangani dengan kementerian terkait seperti Kementrian Kesehatan, Kementerian Agama, Kementerian Dalam Negeri, dan institusi lainnya untuk mempromosikan dan memperluas pelayanan dan keberlangsungan program KB dan melakukan perubahan jika dibutuhkan.
3.1.5. Pengembangan kapasitas3.1.5.1. Mengembangkan kapasitas staf BKKBN tingkat provinsi untuk
melaksanakan analisis anggaran KB di tingkat kabupaten/kota dari berbagai sumber, yang dilakukan secara tahunan, untuk menjamin alokasi yang memadai menurut standar minimum.
Output 3.2: Meningkatnya koordinasi dengan Kemenkes di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota untuk memantapkan kontribusi sistem kesehatan terhadap KB di berbagai tahap dalam siklus kesehatan reproduksi.
Kegiatan utama:3.2.1. Berdasarkan perjanjian (Memorandum of Understanding/MOU) yang ditanda-
tangani oleh Kemenkes untuk memperkuat kontribusi sistem kesehatan di program KB: 3.2.1.1. Mengkaji dan merevisi standar dan pedoman yang ada untuk pelayanan
KB terpadu. 3.2.1.2. Mengkaji standar pelayanan KB dan melakukan pemutahiran di bawah
koordinasi Kemenkes dan bekerjasama dengan organisasi profesi untuk menjamin tidak adanya hambatan dalam sistem kesehatan dan terintegrasi dengan pelayanan kesehatan lainnya menurut kontinuum pelayanan kesehatan reproduksi (Berhubungan dengan Output 1.6).
37Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
3.2.1.3. Mengembangkan mekanisme untuk sertifikasi pelatihan KB, integrasi dengan Sistem Informasi Kesehatan, jaminan ketersediaan kontrasepsi dan supervisi (linked to Outputs1.5, 1.3).
3.2.2. Mengembangkan strategi untuk memantapkan program KB pasca-salin dan pasca-aborsi.
3.2.3. Mengembangkan kriteria untuk akreditasi fasilitas pelayanan KB baik sektor pemerintah maupun swasta yang dikembangkan sebagai syarat registrasi BPJS (Terkait dengan 1.1. 1.2).
3.2.4. Melakukan koordinasi pelatihan KB di tingkat kabupaten/kota antara OPD KB dan Dinas Kesehatan Kabupaten/kota sejak tahap perencanaan.
3.2.5. Merencanakan kunjungan supervisi bersama antara PLKB/PKB dan bidan koordinator secara teratur dan menciptakan lingkungan yang mendukung seperti persetujuan kegiatan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/kota, alokasi dana yang memadai untuk perjalanan, dan sebagainya.
Output 3.3: Meningkatnya kepemimpinan dan kapasitas pejabat OPD KB dan pejabat Kesehatan Kabupaten/kota untuk secara efektif mengelola program KB.
Kegiatan utama:3.3.1. Mengkaji peran dan tanggungjawab Dinas Kesehatan Kabupaten/kota serta OPD
KB untuk mengidentifikasi area kerjasama yang potensial. 3.2.2. Meningkatkan kapasitas pejabat OPD KB dan Dinas Kesehatan Kabupaten/kota
dalam:3.3.2.1. Perencanaan, pengembangan rencana kerja, analisis anggaran dan
advokasi untuk meningkatkan sumberdaya (sumber daya finansial maupun sumber daya manusia) untuk program KB.
3.3.2.2. Advokasi kepada tokoh agama, tokoh masyarakat, dan kelompok perempuan untuk membahas pentingnya KB untuk pembangunan sosial ekonomi serta pentingnya alokasi yang memadai untuk pelayanan dan anggaran operasional program KB.
3.3.2.3. Membentuk mekanisme Jaga Mutu/Perbaikan Mutu (terkait dengan Output 1.6).
3.3.3. Memantau pelaksanaan standar minimum3.3.4. Mendukung pejabat OPD KB dan Dinas Kesehatan Kabupaten/kota untuk
mengadakan pertemuan secara teratur dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan kelompok perempuan untuk advokasi.
Output 3.4: Meningkatnya kapasitas untuk melakukan advokasi berbasis bukti di semua tingkat pemerintahan dan di masyarakat yang terfokus pada peran penting KB dalam mencapai tujuan pembangunan serta untuk meningkatkan visibilitas program KB dan sumberdayanya
Kegiatan utama:3.4.1. Mengembangkan strategi kabupaten/kota yang komprehensif untuk advokasi
program KB (berdasarkan strategi nasional) dengan peta jalan untuk implementasi strategi pada semua jenjang termasuk di tingkat masyarakat serta menyusun daftar tilik untuk memantau implementasi strategi ini.
3.4.2. Mengembangkan materi pelatihan untuk pelatihan petugas media dan anggota parlemen dalam memberikan advokasi KB.
3.4.3. Memantau pelaksanaan upaya advokasi
38 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
Output 3.5: Meningkatnya kapasitas dalam penyusunan kebijakan berbasis bukti untuk meningkatkan efektifitas program KB dan menjamin pemerataan dan keberlanjutan program
Kegiatan utama:3.5.1. Melaksanakan kajian khusus tingkat provinsi mengenai kontribusi KB terhadap
pembangunan sosial ekonomi dan pencapaian tujuan pembangunan.3.5.2. Mendukung pejabat KB tingkat kabupaten/kota dalam melakukan analisis alokasi
anggaran tahunan untuk pelayanan KB, terutama untuk melacak anggaran operasional.
3.5.3. Mengembangkan kebijakan sumberdaya manusia setempat yang mendukung program yang efektif, adil, dan berkelanjutan. Beberapa contohnya adalah: uraian kerja dan seleksi Kepala OPD, penempatan bidan yang adil, kebijakan mengenai rotasi jabatan, penyesuaian antara pekerjaan dan kualifikasi, insentif berdasarkan kinerja untuk petugas kesehatan, dan sebagainya. Area kebijakan baru yang yang perlu dikembangkan meliputi uraian kerja PLKB/PKB, mekanisme perekrutan, distribusi (di jenjang mana di organisasi kabupaten), pemantauan kinerja, dll.
3.5.4. Mengkaji biaya transportasi untuk klien yang ingin mendapatkan pelayanan sterilisasi dan tidak tinggal dekat dengan rumah sakit (terkait dengan Output 1.1 dan Tujuan strategis 4).
3.5.5. Memberikan orientasi kepada Bupati/Walikota dan anggota parlemen tentang pentingnya KB dalam meningkatkan kesehatan ibu dan pembangunan sosial ekonomi serta perlunya alokasi anggaran yang memadai untuk pelayanan dan manajemen program.
3.5.6. Meningkatkan kapasitas BAPPEDA untuk memasukkan KB ke rencana daerah.
Output 3.6: Adanya sistem akuntabilitas yang fungsional yang melibatkan masyarakat madani.
Kegiatan utama:3.6.1. Membangun kapasitas kelompok perempuan (kelompok kerja Hak dan
Pemberdayaan) dan kelompok masyarakat madani lainnya sebagai pengawas untuk memantau pelanggaran hak klien, akses remaja dan pemuda ke pelayanan, dll. (terkait dengan Output 1.6).
3.6.2. Membentuk komite di Puskesmas dan rumah sakit dan membangun kapasitas mereka untuk menjamin hak klien terlindungi.
Tujuan strategis 4: Dikembangkannya dan diaplikasikannya inovasi dan riset operasional untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas program serta berbagi pengalaman melalui kerjasama Selatan-Selatan.
Output:
Output 4.1: Tersedianya model percontohan untuk meningkatkan kerjasama Selatan-SelatanOutput 4.2: Terlaksananya penelitian operasional untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas program KB dan kesehatan reproduksi
39Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
Output 4.1: Tersedianya model percontohan untuk meningkatkan kerjasama Selatan-Selatan
Kegiatan utama:4.1.1. Evaluasi dan dokumentasi inovasi dalam program KB yang dilaksanakan di dalam
negeri (termasuk proyek yang didanai oleh mitra pembangunan internasional) untuk kemungkinan replikasi.
4.1.2. Identifikasi model untuk direplikasi dan dipromosikan dalam Kerjasama Selatan-Selatan.
Output 4.2: Penelitian operasional untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas program KB diterapkan, dievaluasi, serta diperluas.
Kegiatan utama:4.2.1. Melaksanakan penelitian operasional untuk memperbaiki efisiensi dan efektifitas
perencanaan program KB dan melakukan evaluasinya. 4.2.2. Mengidentifikasi penelitian operasional yang efektif untuk dipromosikan dalam
kerjasama Selatan-Selatan.
3.12. Kerangka Pemantauan dan EvaluasiPelaksanaan strategi akan dipantau dan dimonitor dengan menggunakan indikator yang diusulkan di butir 3.15 dan Track 20. Di samping pemantauan yang akan dilaksanakan oleh pemangku kepentingan utama (BKKBN, Kemenkes dan lainnya), organisasi masyarakat, seperti yang dijelaskan di Output 3.6, di bawah kepemimpinan kelompok kerja Hak dan Pemberdayaan akan memantau pelaksanaan program dari perspektif hak.
3.13. IndikatorDokumen Strategi Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Terintegrasi ini mengacu kepada indikator dampak yang tertuang di dalam dokumen RPJMN. Indikator yang digunakan di dalam strategi ini juga selaras dengan indikator Pembangunan yang Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG). Untuk setiap output diusulkan satu indikator yang bisa digunakan untuk pemantauan pencapaian. Indikator lainnya yang dapat digunakan untuk memantau pencapaian kegiatan dijabarkan di dalam lampiran.
40 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
Tuju
an d
an H
asil
Indi
kato
r Kin
erja
Defi
nisi
Ope
ratio
nal
Sum
ber
Dat
aLe
mba
ga y
ang
Bert
angg
ungj
awab
Tuju
an (R
PJM
N 20
15-2
019
)A
ngka
Kem
atia
n Ib
u (M
MR)
Jum
lah
kem
atia
n ib
u ak
ibat
dar
i pro
ses k
eham
ilan,
pe
rsal
inan
dan
dal
am m
asa
42 h
ari p
asca
per
salin
an p
er
100.
000
kela
hira
n hi
dup
pada
per
iode
tert
entu
. Ang
ka
peng
ukur
an ri
siko
kem
atia
n w
anita
yan
g be
rkai
tan
deng
an p
erist
iwa
keha
mila
n.
SDKI
SUPA
SSE
NSUS
Pusa
t: BK
KBN,
Kem
enke
s, Ke
men
dagr
i, BA
PPEN
AS, K
emen
desa
, Men
egPP
, BP
S, O
rgan
isasi
Prof
esi, L
SM, m
itra
pem
bang
unan
Prov
insi
: BKK
BN P
rovi
nsi, D
inke
s Pro
vins
i, BA
PPED
A Pr
ovin
si, o
rgan
isasi
prof
esi, L
SM
Kabu
pate
n/Ko
ta: O
PD K
B, D
inke
s Ka
bupa
ten,
BAP
PEDA
Kab
upat
en,
orga
nisa
si pr
ofes
i, LSM
Ang
ka F
ertil
itas T
otal
(T
FR)
Jum
lah
anak
rata
-rata
yan
g ak
an d
ilahi
rkan
ole
h se
oran
g pe
rem
puan
pad
a ak
hir m
asa
repr
oduk
sinya
apa
bila
pe
rem
puan
ters
ebut
men
giku
ti po
la fe
rtili
tas p
ada
saat
TFR
di
hitu
ng.
SDKI
SUPA
SSE
NSUS
Ang
ka K
elah
iran
Rem
aja
(ASF
R 15
-19)
Jum
lah
kela
hira
n pa
da p
erem
puan
um
ur 1
5-19
tahu
n pa
da
perio
de te
rten
tu d
iant
ara
jum
lah
pend
uduk
per
empu
an
umur
15-
19 ta
hun
pada
per
iode
yan
g sa
ma,
yan
g di
nyat
akan
dal
am 1
000
pere
mpu
an 1
5-19
tahu
n.
SDKI
Ting
kat P
emak
aian
Ko
ntra
seps
i (CP
R)
Jum
lah
pasa
ngan
(per
empu
an d
an/a
tau
laki
-laki
) usia
re
prod
uktif
(15-
49 ta
hun)
yan
g m
engg
unak
an su
atu
met
ode
kont
rase
psi d
iban
ding
kan
deng
an ju
mla
h Pa
sang
an U
sia
Subu
r (PU
S) d
alam
per
iode
tert
entu
, dik
ali 1
00.
SDKI
SUSE
NAS
Ting
kat P
emak
aian
Ko
ntra
seps
i mod
ern
(mCP
R)
Jum
lah
pasa
ngan
(per
empu
an d
an/a
tau
laki
-laki
) usia
re
prod
uktif
(15-
49 ta
hun)
yan
g m
engg
unak
an su
atu
met
ode
kont
rase
psi m
oder
n di
band
ingk
an d
enga
n ju
mla
h Pa
sang
an
Usia
Sub
ur (P
US) d
alam
per
iode
tert
entu
, dik
ali 1
00.
SDKI
SUSE
NAS
Kebu
tuha
n KB
yan
g tid
ak te
rpen
uhi (
Unm
et
need
s)
Jum
lah
pere
mpu
an u
sia su
bur y
ang
tidak
ingi
n m
emili
ki
anak
ata
u in
gin
men
unda
kel
ahira
n an
ak b
erik
utny
a te
tapi
tid
ak m
engg
unak
an m
etod
e ko
ntra
seps
i dib
andi
ngka
n de
ngan
jum
lah
pere
mou
an u
sia su
bur d
alam
per
iode
te
rten
tu, d
ikal
i 100
.
SDKI
Prop
orsi
PU
S ya
ng
men
ggun
akan
met
ode
jang
ka p
anja
ng
Jum
lah
pasa
ngan
(per
empu
an d
an/a
tau
laki
-laki
) usia
re
prod
uktif
(15-
49 ta
hun)
yan
g m
engg
unak
an su
atu
met
ode
jang
ka p
anja
ng d
iban
ding
kan
deng
an ju
mla
h pa
sang
an
usia
subu
r (PU
S) d
alam
per
iode
satu
tera
khir,
dik
ali 1
00.
SDKI
Suse
nas
Prop
orsi
klie
n us
ia 3
0-49
ta
hun
yang
men
ggun
akan
m
etod
e ja
ngka
pan
jang
da
n pe
rman
en
Jum
lah
pasa
ngan
(per
empu
an d
an/a
tau
laki
-laki
) usia
re
prod
uktif
(30-
49 ta
hun)
yan
g m
engg
unak
an su
atu
met
ode
kont
rase
psi j
angk
a pa
njan
g da
n pe
rman
en d
iban
ding
kan
deng
an ju
mla
h Pa
sang
an U
sia S
ubur
(PUS
) yan
g m
engg
unak
an su
atu
met
ode
kont
rasp
esi.
SDKI
Suse
nas
Pusa
t: BK
KBN,
Kem
enke
s, BP
JS, o
rgan
isasi
prof
esi, m
itra
pem
bang
unan
Prov
insi
: BKK
BN P
rovi
nsi, D
inke
s Pro
vins
i, BP
JS, o
rgan
isasi
prof
esi
Kabu
pate
n/Ko
ta: O
PD K
B, D
inke
s Ka
bupa
ten,
BPJ
S, o
rgan
isasi
prof
esi
41Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
Prop
orsi
kebu
tuha
n KB
ya
ng te
rpen
uhi u
ntuk
m
etod
e ko
ntra
seps
i m
oder
n
Jum
lah
pasa
ngan
(per
empu
an d
an/a
tau
laki
-laki
) usia
re
prod
uktif
(15-
49 ta
hun)
yan
g m
engg
unak
an su
atu
met
ode
kont
rase
psi d
iban
ding
kan
deng
an to
tal j
umla
h Pa
sang
an
Usia
Sub
ur (P
US) y
ang
men
ggun
akan
suat
u m
etod
e ko
ntra
seps
i, dal
am p
erio
de te
rten
tu d
an ju
mla
h ko
ntra
seps
i ya
ng ti
dak
terp
enuh
i, dik
ali 1
00.
SDKI
Pusa
t: BK
KBN,
Kem
enke
sPr
ovin
si: B
KKBN
Pro
vins
i, Din
kes P
rovi
nsi
Kabu
pate
n/Ko
ta: O
PD K
B, D
inke
s Ka
bupa
ten
Ting
kat p
utus
pak
ai u
ntuk
m
etod
e ko
ntra
seps
i te
rten
tu
Jum
lah
putu
s pak
ai k
ontra
seps
i pad
a m
asin
g-m
asin
g du
rasi
pem
akai
an se
tiap
bula
n di
band
ingk
an d
enga
n ju
mla
h se
luru
h bu
lan
pem
akai
an.
Angk
a pu
tus p
akai
setia
p bu
lan
kem
udia
n di
hitu
ng se
cara
ku
mul
atif
untu
k m
enda
patk
an a
ngka
satu
tahu
n.
SDKI
Pusa
t: BK
KBN,
Kem
enke
s, BP
JS, o
rgan
isasi
prof
esi, L
SMPr
ovin
si: B
KKBN
Pro
vins
i, Din
kes P
rovi
nsi,
BPJS
, org
anisa
si pr
ofes
i, LSM
Kabu
pate
n/Ko
ta: O
PD K
B, D
inke
s Ka
bupa
ten,
BPJ
S, o
rgan
isasi
prof
esi, L
SM
Tuju
an st
rate
gis 1
: Te
rsed
iany
a sis
tem
pel
ayan
an K
B be
rkua
litas
yan
g m
erat
a da
n be
rkua
litas
di s
ekto
r pem
erin
tah
dan
swas
ta u
ntuk
men
jam
in a
gar s
etia
p w
arga
neg
ara
dapa
t mem
enuh
i tuj
uan
kese
hata
n re
prod
uksin
ya.
Out
put 1
.1:
Men
ingk
atny
a ke
ters
edia
an
pela
yana
n KB
den
gan
akse
s yan
g le
bih
baik
dan
mer
ata
di se
ktor
pe
mer
inta
h se
hing
ga se
luru
h m
asya
raka
t dap
at m
emen
uhi
tuju
an re
prod
uksin
ya
Jum
lah
fask
es p
emer
inta
h ya
ng te
rakr
edita
si un
tuk
pela
yana
n KB
Jum
lah
fasil
itas k
eseh
atan
swas
ta y
ang
tera
kred
itasi
untu
k m
embe
rikan
pel
ayan
an K
B, d
alam
satu
tahu
n te
rakh
irLa
pora
n BK
KBN,
Ke
men
kes,
BPJS
dan
ja
jara
nnya
Pusa
t: Ke
men
kes,
BPJS
, BKK
BN, A
sosia
si fa
silita
s sw
asta
Prov
insi
: Din
kes P
rovi
nsi, B
PJS,
BKK
BN
prov
insi,
Aso
siasi
fasil
itas s
was
taKa
bupa
ten/
Kota
: Din
kes K
abup
aten
, BPJ
S,
OPD
KB,
Aso
siasi
fasil
itas s
was
ta
Out
put 1
.2: M
enin
gkat
nya
pem
anfa
atan
sekt
or sw
asta
dal
am
pem
erat
aan
akse
s ke
pela
yana
n KB
be
rkua
litas
yan
g m
empe
rhat
ikan
ha
k kl
ien.
Jum
lah
fasil
itas k
eseh
atan
sw
asta
dan
jeja
ringn
ya
yang
bek
erja
sam
a de
ngan
dan
men
yedi
akan
pe
laya
nan
KB M
KJP
Jum
lah
fasil
itas k
eseh
atan
swas
ta y
ang
terd
afta
r di B
PJS
yang
men
yedi
akan
min
imal
5 m
etod
e KB
jang
ka p
anja
ng,
dala
m sa
tu ta
hun
tera
khir
Lapo
ran
Kem
enke
s, BK
KBN,
BP
JS d
an
jaja
rann
ya
Jum
lah
fasil
itas k
eseh
atan
swas
ta y
ang
terd
afta
r di B
PJS
yang
men
yedi
akan
m
inim
al 5
met
ode
KB ja
ngka
pan
jang
, da
lam
satu
tahu
n te
rakh
ir
Out
put 1
.3:M
enin
gkat
nya
Sist
em
Jam
inan
Ket
erse
diaa
n al
at d
an
obat
kon
trase
psi.
Pers
enta
se st
ocko
ut
men
urut
jeni
s kon
trase
psi
di fa
silita
s, ja
ringa
n da
n je
jarin
gnya
Pers
enta
se fa
silita
s yan
g m
enga
lam
i sto
ck-o
ut u
ntuk
jeni
s ko
ntra
seps
i ter
tent
u pa
da sa
at d
ilaku
kan
ases
men
, dal
am
satu
tahu
n te
rakh
ir
Lapo
ran
BKKB
N da
n ja
jara
nnya
Pusa
t: BK
KBN
Prov
insi
: BKK
BN P
rovi
nsi, D
inke
s Pro
vins
i,Ka
bupa
ten/
Kota
: OPD
KB,
Din
kes
Kabu
pate
n, B
PJS
42 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
Out
put 1
.4: M
enin
gkat
nya
kapa
sitas
dan
ket
erse
diaa
n su
mbe
rday
a m
anus
ia u
ntuk
m
enye
diak
an p
elay
anan
KB
yang
be
rkua
litas
.
Rasio
SDM
KB
(nak
es d
an
PLKB
/PKB
) per
pop
ulas
i se
suai
stan
dar
Perb
andi
ngan
jum
lah
SDM
unt
uk K
B di
band
ingk
an d
enga
n ju
mla
h pe
ndud
uk d
i sua
tu w
ilaya
h ke
rja, d
alam
satu
tahu
n te
rakh
ir
Lapo
ran
BKKB
N,
Kem
enke
s, BP
JS d
an
jaja
rann
ya
Pusa
t: BK
KBN
Prov
insi
: BKK
BN P
rovi
nsi, D
inke
s Pro
vins
i,Ka
bupa
ten/
Kota
: OPD
KB,
Din
kes
Kabu
pate
n, B
PJS
Prop
orsi
nake
s yan
g m
emili
ki k
ompe
tens
i un
tuk
mem
berik
an
pela
yana
n ko
ntra
seps
i dan
M
KJP
Perb
andi
ngan
tena
ga k
eseh
atan
yan
g m
emili
ki k
ompe
tens
i un
tuk
mem
berik
an p
elay
anan
kon
trase
psi d
iban
ding
kan
deng
an ju
mla
h ke
selu
ruha
n te
naga
kes
ehat
an, d
alam
satu
ta
hun
tera
khir
Lapo
ran
Kem
enke
s da
n ja
jara
nnya
Pusa
t: Ke
men
kes,
orga
nisa
si pr
ofes
iPr
ovin
si: D
inke
s Pro
vins
i, org
anisa
si pr
ofes
iKa
bupa
ten/
Kota
: Din
kes K
abup
aten
, or
gani
sasi
prof
esi
Out
put 1
.5: D
iper
kuat
nya
siste
m
info
rmas
i man
ajem
en u
ntuk
m
enja
min
kua
litas
, kel
engk
apan
se
rta
inte
gras
i yan
g se
jala
n de
ngan
sist
em k
eseh
atan
.
Ters
edia
nya
satu
lapo
ran
KB y
ang
yang
terin
tegr
asi
dari
fask
es
Adan
ya la
pora
n KB
yan
g m
engi
nteg
rasik
an d
ata
dari
dina
s ke
seha
tan/
kota
sert
a O
PD K
B, d
alam
satu
tahu
n te
rakh
irLa
pora
n BK
KBN,
Ke
men
kes
dan
jaja
rann
ya
Pusa
t: Ba
ppen
as, K
emen
kes,
BKKB
NPr
ovin
si: B
APPE
DA, D
inke
s Pro
vins
i, BK
KBN
prov
insi
Kabu
pate
n/Ko
ta: B
APPE
DA, D
inke
s Ka
bupa
ten,
OPD
KB
Out
put 1
.6: M
enin
gkat
nya
kual
itas p
elay
anan
KB
yang
m
empe
rhat
ikan
hak
klie
n da
n m
engi
nteg
rasik
an p
elay
anan
se
panj
ang
kont
inuu
m si
klus
ke
seha
tan
repr
oduk
si.
Prop
orsi
peng
guna
ko
ntra
seps
i yan
g m
enda
patk
an in
form
co
nsen
t
Perb
andi
ngan
jum
lah
peng
guna
kon
trase
psi y
ang
men
dapa
tkan
info
rmed
cons
ent d
iban
ding
kan
deng
an
selu
ruh
peng
guna
kon
trase
psi, d
alam
satu
tahu
n te
rakh
ir
SDKI
Pusa
t: BP
S, K
emen
kes,
BKKB
NPr
ovin
si: D
inke
s Pro
vins
i, BKK
BN P
rovi
nsi
Kabu
pate
n/Ko
ta: D
inke
s Kab
upat
en, O
PD
KB
Prop
orsi
peng
guna
ko
ntra
seps
i pas
ca
pers
alin
an
Perb
andi
ngan
jum
lah
peng
guna
kon
trase
psi p
asca
pe
rsal
inan
dib
andi
ngka
n de
ngan
junl
ah se
luru
h kl
ien
pasc
a sa
lin, d
alam
satu
tahu
n te
rakh
ir
Lapo
ran
Kem
enke
s da
n ja
jara
nnya
Pusa
t: Ke
men
kes,
BPJS
, BKK
BNPr
ovin
si: D
inke
s Pro
vins
i, BPJ
S, B
KKBN
pr
ovin
siKa
bupa
ten/
Kota
: Din
kes K
abup
aten
, OPD
KB
Tuju
an st
rate
gis 2
:M
enin
gkat
nya
perm
inta
an p
engg
unaa
n m
etod
e ko
ntra
seps
i mod
ern
deng
an p
engg
unaa
n ya
ng b
erke
sinam
bung
an
Out
put 2
.1: s
trate
gi K
omun
ikas
i Pe
ruba
han
Peril
aku
(Beh
avio
r Ch
ange
Com
mun
icat
ion)
yan
g ko
mpr
ehen
sif.
Ters
edia
nya
stra
tegi
ko
mun
ikas
i per
ubah
an
peril
aku
yang
sesu
ai
deng
an k
ondi
si lo
kal
Adan
ya st
rate
gi k
omun
ikas
i per
ubah
an p
erila
ku y
angs
se
suai
den
gan
kond
isi lo
cal d
i sua
tu w
ilaya
h te
rten
tuLa
pora
n BK
KBN
dan
jaja
rann
ya
Pusa
t: BK
KBN
Prov
insi
: BKK
BN p
rovi
nsi
Kabu
pate
n/Ko
ta: O
PD K
B
Out
put 2
.2: M
enin
gkat
nya
kete
rliba
tan
tena
ga k
eseh
atan
, ke
lom
pok
pere
mpu
an, d
an to
koh
agam
a da
lam
men
gger
akka
n du
kung
an u
ntuk
pro
gram
KB
sert
a m
enga
tasi
ham
bata
n da
lam
be
r-KB.
Jum
lah
kegi
atan
pe
ngge
raka
n m
asya
raka
t da
lam
pro
gram
KB
oleh
be
rbag
ai k
elom
pok
mas
yara
kat
Jum
lah
kegi
atan
pen
gger
akan
mas
ayar
akt d
alam
pro
gram
KB
yan
g di
laku
kan
oleh
ber
baga
i kel
ompo
k m
asya
raka
t, da
lam
satu
tahu
n te
rakh
ir
Lapo
ran
BKKB
N da
n ja
jara
nnya
Pusa
t: BK
KBN
Prov
insi
: BKK
BN p
rovi
nsi
Kabu
pate
n/Ko
ta: O
PD K
B
43Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
Out
put 2
.3: M
enin
gkat
nya
peng
etah
uan
dan
pem
aham
an
mas
yara
kat m
enge
nai p
rogr
am
Kelu
arga
Ber
enca
na d
an ke
seha
tan
repr
oduk
si
Prop
orsi
mas
yara
kat (
15-
49 ta
hun)
bai
k la
ki-la
ki
mau
pun
pere
mpu
an y
ang
mem
iliki
pen
geta
huan
m
enge
nai k
ontra
seps
i (s
esua
i dg
SDKI
) dan
ke
seha
tan
repr
oduk
si
Perb
andi
ngan
jum
lah
mas
yara
kat u
sia 1
5-49
tahu
n, b
aik
laki
-laki
mau
pun
pere
mpu
an y
ang
mem
iliki
pen
geta
huan
m
enge
nai m
etod
e KB
dib
andi
ngka
n de
ngan
selu
ruh
jum
lah
mas
yara
kat u
sia 1
5-49
tahu
n
SDKI
Pusa
t: BK
KBN
Prov
insi
: BKK
BN p
rovi
nsi
Kabu
pate
n/Ko
ta: O
PD K
B
Tuju
an st
rate
gis 3
: M
enin
gkat
nya
pena
tala
yana
n/ p
enge
lola
an d
i sem
ua je
njan
g da
n m
eman
tapk
an li
ngku
ngan
yan
g m
endu
kung
pro
gram
KB
yang
efe
ktif,
adi
l dan
ber
kesin
ambu
ngan
si se
ktor
pem
erin
tah
dan
swas
ta u
ntuk
men
jam
in a
gar s
etia
p w
arga
Neg
ara
dapa
t mem
enuh
i tuj
uan
kese
hata
n re
prod
uksin
ya.
Out
put 3
.1:
Men
ingk
atny
a ka
pasit
as u
ntuk
pe
nata
laya
nan/
peng
elol
aan
inte
rnal
dan
lint
as in
stitu
si di
tin
gkat
pus
at, p
rovi
nsi d
an
kabu
pate
n un
tuk
prog
ram
yan
g efi
sien
dan
berk
elan
juta
n
Ters
edia
nya
doku
men
pe
renc
anaa
n pr
ogra
m K
B te
rinte
gras
i den
gan
linta
s se
ktor
lain
nya
di d
alam
RP
JMD
Adan
ya d
okum
en R
PJM
D ya
ng m
emua
t per
enca
naan
pr
ogra
m K
B ya
ng te
rinte
gras
i den
gan
sekt
or la
inny
a, d
alam
sa
tu ta
hun
tera
khir
Lapo
ran
Kem
ente
rian
Kese
hata
n,
BKKB
N da
n ja
jara
nnya
Pusa
t: Ke
men
kes,
BKKB
N, B
APPE
NAS
Prov
insi
: Din
kes P
rovi
nsi, B
KKBN
pro
vins
i, BA
PPED
AKa
bupa
ten/
Kota
: Din
kes K
abup
aten
, OPD
KB
, BAP
PEDA
Out
put 3
.2:
Men
ingk
atny
a ko
ordi
nasi
anta
ra
BKKB
N da
n Ke
men
kes d
i tin
gkat
pu
sat,
prov
insi,
dan
kab
upat
en/
kota
unt
uk m
eman
tapk
an
kont
ribus
i sist
em k
eseh
atan
te
rhad
ap K
B di
ber
baga
i tah
ap
dala
m si
klus
kes
ehat
an re
prod
uksi.
Berfu
ngsin
ya fo
rum
ko
ordi
nasi
linta
s sek
tor
dala
m p
rogr
am K
B di
tin
gkat
pus
at, p
rovi
nsi d
an
kabu
pate
n
Adan
ya fo
rum
koo
rdin
asi l
inta
s sek
tor u
ntuk
pro
gram
KB
yang
ber
fung
si.
Krite
ria b
erfu
ngsi
akan
dise
paka
ti le
bih
lanj
ut
Lapo
ran
BKKB
N,
Kem
enke
s da
n ja
jara
nnya
Pusa
t: BA
PPEN
AS, K
emen
kes,
BKKB
NPr
ovin
si: B
APPE
DA, D
inke
s Pro
vins
i, BK
KBN
prov
insi
Kabu
pate
n/Ko
ta: B
APPE
DA, D
inke
s Ka
bupa
ten,
OPD
KB
Out
put 3
.3:
Men
ingk
atny
a ke
pem
impi
nan
dan
kapa
sitas
pej
abat
OPD
KB
dan
peja
bat K
eseh
atan
Kab
upat
en/
kota
unt
uk se
cara
efe
ktif
men
gelo
la p
rogr
am K
B.
Adan
ya p
enin
gkat
an
alok
asi a
ngga
ran
untu
k pr
ogra
m K
B (d
i sek
tor K
B da
n ke
seha
tan)
Adan
ya p
enin
gkat
an a
loka
si an
ggar
an u
ntuk
pro
gram
KB,
ba
ik it
u di
sekt
or k
eseh
atan
mau
pun
sekt
or K
B, d
alam
satu
ta
hun
tera
khir
jika
diba
ndin
gkan
den
gan
petio
de y
ang
sam
a di
tahu
n se
belu
mny
a.
Lapo
ran
BKKB
N,
Kem
enke
s da
n ja
jara
nnya
Pusa
t: BA
PPEN
AS, K
emen
kes,
BKKB
NPr
ovin
si: B
APPE
DA, D
inke
s Pro
vins
i, BK
KBN
prov
insi
Kabu
pate
n/Ko
ta: B
APPE
DA, D
inke
s Ka
bupa
ten,
OPD
KB
Out
put 3
.4:
Men
ingk
atny
a ka
pasit
as u
ntuk
m
elak
ukan
adv
okas
i ber
basis
buk
ti di
sem
ua ti
ngka
t pem
erin
taha
n da
n di
mas
yara
kat y
ang
terfo
kus
pada
per
an p
entin
g KB
dal
am
men
capa
i tuj
uan
pem
bang
unan
se
rta
untu
k m
enin
gkat
kan
visib
ilita
s pro
gram
KB
dan
sum
berd
ayan
ya.
Ters
edia
nya
stra
tegi
ad
voka
si be
rbas
is bu
kti
untu
k pr
ogra
m K
B di
setia
p je
njan
g
Adan
ya st
rate
gi a
dvok
asi b
erba
sis b
ukti
untu
k pr
ogra
m K
B di
ber
baga
i jen
jang
pro
gram
KB
Lapo
ran
BKKB
N da
n ja
jara
nnya
Pusa
t: Ke
men
kes,
BKKB
N, B
APPE
DAPr
ovin
si: D
inke
s Pro
vins
i, BKK
BN p
rovi
nsi,
BAPP
EDA
Kabu
pate
n/Ko
ta: D
inke
s Kab
upat
en, O
PD
KB, B
APPE
DA
44 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
Out
put 3
.5:
Men
ingk
atny
a ka
pasit
as d
alam
pe
nyus
unan
keb
ijaka
n be
rbas
is bu
kti u
ntuk
men
ingk
atka
n ef
ektifi
tas p
rogr
am K
B da
n m
enja
min
pem
erat
aan
dan
kebe
rlanj
utan
pro
gram
.
Adan
ya d
okum
en
kebi
jaka
n pr
ogra
m K
B ya
ng b
erba
sis b
ukti
dan
bero
rient
asi p
ada
pem
enuh
an h
ak d
i sem
ua
jenj
ang
Terb
entu
knya
dok
umen
keb
ijaka
n pr
ogra
m K
B ya
ng
berb
asis
bukt
i dan
ber
orie
ntas
i pad
a pe
men
uhan
hak
di
sem
uan
jenj
ang
pem
erin
taha
n.
Lapo
ran
BKKB
N da
n ja
jara
nnya
Pusa
t: Ke
men
kes,
BKKB
N, B
APPE
DAPr
ovin
si: D
inke
s Pro
vins
i, BKK
BN p
rovi
nsi,
BAPP
EDA
Kabu
pate
n/Ko
ta: D
inke
s Kab
upat
en, O
PD
KB, B
APPE
DA
Out
put 3
.6:
Adan
ya si
stem
aku
ntab
ilita
s yan
g fu
ngsio
nal y
ang
mel
ibat
kan
mas
yara
kat m
adan
i.
Jum
lah
kabu
pate
n/ko
ta
yang
men
gem
bang
kan
siste
m/w
adah
pen
gadu
an
mas
yara
kat u
ntuk
Jum
lah
peng
adua
n m
asya
raka
t yan
g di
tinda
klan
juti
Jum
lah
kabu
pate
n/ko
ta d
i man
a be
rbag
ai k
elom
pok
mas
yara
kat d
apat
terli
bat u
ntuk
mel
apor
kan
pela
ngga
ran
hak-
hak
klie
n,ak
ses r
emaj
a da
n pe
mud
a da
lam
satu
tahu
n te
rakh
ir
Lapo
ran
BKKB
N da
n ja
jara
nnya
Pusa
t: Ke
men
kes,
BKKB
N, L
SM d
an
orga
nisa
si m
asya
raka
t lai
nnya
Prov
insi
: Din
kes P
rovi
nsi, B
KKBN
pro
vins
i, LS
M d
an o
rgan
isasi
mas
yara
kat l
ainn
yaKa
bupa
ten/
Kota
: Din
kes K
abup
aten
, OPD
KB
, LSM
dan
org
anisa
si m
asya
raka
t lai
nnya
Tuju
an st
rate
gis 4
: Di
kem
bang
kann
ya d
an d
iapl
ikas
ikan
nya
inov
asi d
an ri
set o
pera
siona
l unt
uk m
enin
gkat
kan
efisie
nsi d
an e
fekt
ifita
s pro
gram
sert
a m
enin
gkat
kan
kerja
sam
a Se
lata
n-Se
lata
n.
Out
put 4
.1:
Prak
tik te
rbai
k da
n m
odel
ters
edia
un
tuk
men
ingk
atka
n Ke
rjasa
ma
Sela
tan-
Sela
tan
(Sou
th-S
outh
Co
oper
atio
n).
Jum
lah
inov
asi y
ang
diev
alua
si da
n di
repl
ikas
iJu
mla
h in
ovas
i yan
g di
eval
uasi
dan
dire
plik
asi d
alam
satu
ta
hun
tera
khir
Lapo
ran
BKKB
N da
n ja
jara
nnya
Pusa
t: Ke
men
kes,
BKKB
NPr
ovin
si: D
inke
s Pro
vins
i, BKK
BN p
rovi
nsi
Kabu
pate
n/Ko
ta: D
inke
s Kab
upat
en, O
PD
KB
Out
put 4
.2:
Pene
litia
n op
eras
iona
l unt
uk
men
ingk
atka
n efi
siens
i dan
ef
ektifi
tas p
rogr
am K
B di
tera
pkan
, di
eval
uasi,
sert
a di
perlu
as.
Jum
lah
pene
litia
n op
eras
iona
l yan
g di
laku
kan
dan
diev
alua
sikan
unt
uk
mem
perb
aiki
efis
iens
i dan
ef
ektifi
tas d
ari p
rogr
am K
B da
n KR
Jum
lah
pene
litia
n op
eras
iona
l yan
g di
laku
kan
dan
diev
alua
sikan
unt
uk m
empe
rbai
ki e
fisie
nsi d
an e
fekt
ifita
s pr
ogra
m K
B da
lam
satu
tahu
n te
rakh
ir
Lapo
ran
BKKB
N da
n ja
jara
nnya
Pusa
t: Ke
men
kes,
BKKB
NPr
ovin
si: D
inke
s Pro
vins
i, BKK
BN p
rovi
nsi
Kabu
pate
n/Ko
ta: D
inke
s Kab
upat
en, O
PD
KB
45Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
LAM
PIRA
N: K
EGIA
TAN
DAN
SUB-
KEGI
ATAN
NoKe
giat
anN
asio
nal
Prov
insi
Kabu
pate
n/Ko
taD
esa
Mas
yara
kat
Fasi
litas
Ke
seha
tan
Lem
baga
Ut
ama
Pem
angk
u Ke
pent
inga
nW
aktu
O
utpu
t 1.1
: Men
ingk
atny
a ke
ters
edia
an p
elay
anan
KB
deng
an a
kses
yan
g le
bih
baik
dan
mer
ata
di se
ktor
pem
erin
tah
sehi
ngga
selu
ruh
mas
yara
kat d
apat
mem
enuh
i tuj
uan
repr
oduk
sinya
Ke
giat
an u
tam
a:
1.1.
1M
engk
aji d
an m
erev
isi
stan
dar f
asili
tas d
an
pedo
man
yan
g ad
a un
tuk
pela
yana
n KB
te
rpad
u (d
enga
n m
empe
rtim
bang
kan
peng
elom
pokk
an k
lien
berd
asar
kan
umur
, ke
sam
aan
kara
kter
istik
, ta
hap
repr
oduk
si, d
sb,
sehi
ngga
pel
angg
aran
ha
k tid
ak te
rjadi
) ser
ta
men
etap
kan
stan
daris
asi
fasil
itas k
eseh
atan
.
1.
Mer
ekru
t kon
sulta
n un
tuk
mem
fasil
itasi
peng
kajia
n2.
Lo
kaka
rya
untu
k m
enda
patk
an
mas
ukka
n da
n m
enca
pai
kese
paka
tan
tent
ang
stan
dar
dan
pedo
man
den
gan
men
gund
ang
perw
akila
n da
ri pr
ovin
si da
n ka
bupa
ten/
kota
ya
ng te
rpili
h3.
Pe
ncet
akan
dan
dist
ribus
i st
anda
r dan
ped
oman
1.
Dist
ribus
i sta
ndar
dan
pe
dom
an
1.
Dist
ribus
i sta
ndar
da
n pe
dom
an
1.
Kem
enke
s1.
BK
KBN
2.
BPJS
3.
Org
anisa
si pr
ofes
i4.
M
itra
pem
bang
unan
2017
1.1.
2M
enye
paka
ti kr
iteria
fa
silita
s pel
ayan
an
KB a
ntar
a BK
KBN,
Ke
men
kes,
dan
BPJS
1.
Pert
emua
n te
knis
di ti
ngka
t pu
sat
2.
Peny
usun
an p
edom
an
men
gena
i krit
eria
fasil
itas
pela
yana
n KB
3.
Prin
ting
and
dist
ribut
ion
1.
Prin
ting
and
dist
ribut
ion
1.
Dist
ribut
ion
1. K
emen
kes
1.
BKKB
N 2.
BP
JS3.
O
rgan
isasi
prof
esi
4.
Mitr
a pe
mba
ngun
an
2017
1.1.
3Pe
met
aan
fasil
itas
pela
yana
n KB
(p
emer
inta
h da
n sw
asta
) be
rdas
arka
n kr
iteria
ya
ng te
lah
dise
paka
ti,
term
asuk
mel
ihat
pe
laya
nan
kelil
ing/
berg
erak
di d
aera
h te
rpec
il, pe
rbat
asan
dan
ke
pula
uan
dan
stat
us
berfu
ngsin
ya.
1.
Kont
rak
deng
an in
stitu
si (p
enge
mba
ngan
ala
t unt
uk
men
guku
r fun
gsio
nalit
as
fasil
itas d
an p
emet
aan
fasil
itas
kese
hata
n di
sekt
or p
emer
inta
h da
n sw
asta
. Pen
gam
bila
n sa
mpe
l fas
ilita
s dite
ntuk
an
deng
an m
empe
rtim
bang
kan
dist
ribus
i yan
g m
erat
a.
2.
Sosia
lisas
i di t
ingk
at n
asio
nal
tent
ang
pem
etaa
n fa
silita
s ke
seha
tan
di ti
ngka
t ka
bupa
ten/
kota
.
1.
Pe
rtem
uan
tekn
is un
tuk
mem
berik
an
mas
ukka
n at
as
pela
ksan
aan
pem
etaa
n fa
silita
s ke
seha
tan
di ti
ngka
t ka
bupa
ten/
kota
1.
Ke
men
kes
2.
BKKB
N1.
BA
PPEN
AS2.
BP
JS3.
Di
nkes
Pro
vins
i4.
Di
nkes
Ka
bupa
ten/
kota
5.
Mitr
a Pe
mba
ngun
an
2017
46 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
1.1.
4Be
rdas
arka
n ha
sil
pem
etaa
n, m
elak
ukan
ke
giat
an se
baga
i ber
ikut
:-M
enin
gkat
kan
fung
si fa
silita
s ber
dasa
rkan
ke
senj
anga
n ya
ng
diid
entifi
kasi
dari
pem
etaa
n un
tuk
men
capa
i aks
es y
ang
mer
ata
ke m
etod
e ja
ngka
pen
dek
dan
jang
ka p
anja
ng.
-Men
ingk
atka
n ku
alita
s fas
ilita
s ter
pilih
se
baga
i sar
ana
ruju
kan
berd
asar
kan
pem
etaa
n un
tuk
men
jam
in a
kses
ya
ng m
erat
a.-M
empe
rkua
t pel
ayan
an
kelil
ing
(pel
ayan
an lu
ar
gedu
ng p
emer
inta
h da
n pe
laya
nan
mom
entu
m)
untu
k m
enye
diak
an
pela
yana
n be
rkua
litas
se
cara
tera
tur,
term
asuk
tin
dak
lanj
ut d
an
pena
ngan
an e
fek
sam
ping
.
1.
Ra
pat k
oord
inas
i di
ting
kat p
rovi
nsi
untu
k m
endi
skus
ikan
re
ncan
a pe
ngua
tan
fasil
itas k
eseh
atan
2.
Pem
anta
uan
pela
ksan
aan
peng
uata
n fa
silita
s
1.
Rapa
t koo
rdin
asi
untu
k m
enge
mba
ngka
n re
ncan
a pe
ngua
tan
fasil
itas k
eseh
atan
2.
Pe
latih
an p
etug
as
kese
hata
n
3. P
eman
taua
n pe
laks
anaa
n pe
ngua
tan
fasil
itas
1.
Ke
men
kes
2.
BKKB
N1.
BA
PPEN
AS2.
BA
PPED
A3.
BP
JS4.
Di
nkes
Pro
vins
i5.
Di
nkes
Ka
bupa
ten/
kota
2017
1.1.
5Ak
redi
tasi
fasil
itas
kese
hata
n: m
engk
aji
dan
mem
perlu
as
ruan
g lin
gkup
stan
dar
akre
dita
si pu
skes
mas
sa
at in
i (ya
ng
dike
mba
ngka
n ol
eh B
ina
Upay
a Ke
seha
tan/
BUK
Kem
enke
s) se
hing
ga
men
caku
p pe
laya
nan
KB se
baga
i sya
rat u
ntuk
re
gist
rasi
BPJS
. Ter
kait
deng
an O
uput
3.2
.
1.
Pert
emua
n/lo
kaka
rya
pem
angk
u ke
pent
inga
n un
tuk
men
gkaj
i dan
mem
perb
aiki
st
anda
r akr
edita
si pu
skes
mas
de
ngan
mel
ibat
kan
perw
akila
n Di
nas K
eseh
atan
pro
vins
i dan
ka
bupa
ten/
kota
sert
a O
PD K
B
1.
Ke
men
kes
1.
BKKB
N2.
BP
JS3.
Di
nKes
Pro
vins
i4.
Di
nkes
Ka
bupa
ten/
kota
5.
OPD
KB
Prov
/Ka
b
2017
47Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
1.1.
6Pe
laya
nan
Kese
hata
n Re
prod
uksi
yang
ram
ah re
maj
a
1.1.
6.1
Mer
evisi
ata
u m
enge
mba
ngka
n st
rate
gi p
enge
nala
n pe
laya
nan
ram
ah re
maj
a ya
ng a
kan
dila
ksan
akan
se
cara
ber
taha
p di
mul
ai
dari
wila
yah
deng
an
angk
a fe
rtili
tas r
emaj
a tin
ggi.
1.
Men
gkaj
i stra
tegi
pel
ayan
an
ram
ah re
maj
a Ke
men
kes d
an
BKKB
N da
n m
engi
dent
ifika
si ar
ea u
ntuk
inte
gras
i (ko
nsul
tan)
2.
Pert
emua
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
tent
ang
pela
yana
n ra
mah
rem
aja
term
asuk
men
gund
ang
perw
akila
n da
ri pr
ovin
si da
n ka
bupa
ten/
kota
3.
Penc
etak
an d
an d
istrib
usi
stra
tegi
1. P
enge
mba
ngan
re
ncan
a ak
si pe
laks
anaa
n pe
laya
nan
ram
ah
rem
aja
di ti
ngka
t pr
ovin
si2.
Di
strib
usi s
trate
gi3.
Pe
man
taua
n pe
laks
anaa
n
1.
Peng
emba
ngan
re
ncan
a ak
si pe
laks
anaa
n pe
laya
nan
ram
ah
rem
aja
di ti
ngka
t ka
bupa
ten/
kota
2.
Dist
ribus
i stra
tegi
3.
Pem
anta
uan
pela
ksan
aan
1.
Ke
men
kes
2.
BKKB
N1.
BA
PPEN
AS2.
KE
MEN
DIKB
UD3.
KE
MEN
AG4.
Di
nKes
Pro
vins
i5.
Di
nkes
Ka
bupa
ten/
kota
6.
OPD
KB
Prov
/Ka
b7.
M
itra
Pem
bang
unan
2017
20
18
2019
1.1.
6.2
Men
gem
bang
kan
kerja
sam
a an
tara
PIK
re
maj
a, P
uske
smas
PK
PR d
an p
elay
anan
re
maj
a la
inny
a da
lam
m
elak
sana
kan
stra
tegi
di
ata
s.
1.
Peng
emba
ngan
Not
a Ke
sepa
ham
an (M
oU) t
enta
ng
pela
yana
n ra
mah
rem
aja
1.
Koor
dina
si di
ting
kat
prov
i1.
Ko
ordi
nasi
di ti
ngka
p ka
bupa
ten
1.
Ke
men
kes
2.
BKKB
N1.
BP
JS2.
BA
PPEN
AS3.
LS
M4.
Di
nKes
Pro
vins
i5.
DI
nkes
Ka
bupa
ten/
kota
6.
O
PD K
B Pr
ov/
Kab
7.
Dina
s Pe
ndid
ikan
2017
20
18
2019
1.1.
6.3
Mer
evisi
ata
u m
enge
mba
ngka
n pe
dom
an p
enan
gana
n ru
juka
n un
tuk
pend
idik
se
baya
dan
tena
ga
kese
hata
n di
baw
ah
koor
dina
si Ke
men
kes.
1.
Peng
emba
ngan
ped
oman
pe
laya
nan
ram
ah re
maj
a (k
onsu
ltan)
2.
P
erte
mua
n/lo
kaka
rya
pem
angk
u ke
pent
inga
n te
ntan
g pe
dom
an p
elay
anan
ra
mah
rem
aja
3.
Penc
etak
an d
an d
istrib
usi
pedo
man
pel
ayan
an ra
mah
re
maj
a
1.
Part
isipa
si pe
rwak
ilan
prov
insi
terp
ilih
di
pert
emua
n at
au
loka
kary
a un
tuk
men
disk
usik
an,
men
gkaj
i, dan
mer
evisi
pe
dom
an p
elay
anan
ra
mah
rem
aja
2.
Dist
ribus
i ped
oman
pe
laya
nan
ram
ah
rem
aja
1.
Dist
ribus
i pe
dom
an
pela
yana
n ra
mah
re
maj
a
1.
Pela
ksan
aan
pedo
man
pe
laya
nan
ram
ah
rem
aja
1.
Kem
enke
s2.
BK
KBN
1.
LSM
2.
DinK
es P
rovi
nsi
3.
Din
Kes
Kabu
pate
n/Ko
ta4.
O
PD K
B Pr
ov/
Kab
5.
Mitr
a pe
mba
ngun
an
2017
20
18
2019
48 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
1.1.
6.4
Pela
tihan
pet
ugas
te
rmas
uk ru
juka
n un
tuk
pela
yana
n sp
esia
lis.
1.
TOT
tent
ang
pela
yana
n ra
mah
re
maj
a 2.
Pe
man
taua
n da
n pe
ngaw
asan
1.
TOT
tent
ang
pela
yana
n ra
mah
re
maj
a
3.
Pem
anta
uan
dan
peng
awas
an
1.
TOT
tent
ang
pela
yana
n ra
mah
re
maj
a 2.
Pe
latih
an p
etug
as
kese
hata
n te
ntan
g pe
laya
nan
ram
ah
rem
aja
3.
Tind
ak la
njut
pa
scap
elat
ihan
4.
Pe
man
taua
n da
n pe
ngaw
asan
1.
Ke
men
kes
2.
BKKB
N1.
LS
M
2.
DinK
es P
rovi
nsi
3.
Dink
es
Kabu
pate
n/ko
ta4.
O
PD K
B Pr
ov/
Kab
2017
20
18
2019
1.1.
6.5
Men
yele
ngga
raka
n ka
mpa
nye
publ
ik
men
gena
i pel
ayan
an
ram
ah re
maj
a.
1.
Kam
pany
e pe
laya
nan
ram
ah
rem
aja
mel
alui
ber
baga
i med
ia
1.
Kam
pany
e pe
laya
nan
ram
ah re
maj
a m
elal
ui
berb
agai
med
ia
1.
Kam
pany
e pe
laya
nan
ram
ah
rem
aja
mel
alui
be
rbag
ai m
edia
1.
BK
KBN
2.
Kem
enke
s1.
LS
M2.
Di
nkes
Pro
vins
i3.
Di
nkes
Ka
bupa
ten/
kota
4.
O
PD K
B Pr
ov/
Kab
2017
20
18
2019
1.1.
6.6
Mem
perk
enal
kan
dan
mem
prom
osik
an
laya
nan
kese
hata
n re
prod
uksi
bagi
rem
aja
di lu
ar d
ari l
ayan
an
pem
erin
tah.
1.
Peng
emba
ngan
pro
gram
pe
mas
aran
sosia
l (ko
nsul
tan)
2.
So
sialis
asi d
i tin
gkat
nas
iona
l
1.
Sosia
lisas
i di t
ingk
at
prov
insi
2.
Pela
ksan
aan
prog
ram
pe
mas
aran
sosia
l
1.
Sosia
lisas
i di
ting
kat
kabu
pate
n/ko
ta2.
Pe
laks
anaa
n pr
ogra
m
pem
asar
an so
sial
1.
BK
KBN
1.
Kem
enke
s2.
LS
M3.
Di
nKes
Pro
vins
i4.
Di
nkes
Ka
bupa
ten/
Kota
5.
OPD
KB
Prov
/Ka
b
2017
20
18
2019
1.1.
7Pe
nyed
iaan
pel
ayan
an
KB p
ada
situa
si be
ncan
a ke
man
usia
an
yang
men
gacu
pad
a Pa
ket P
elay
anan
Aw
al
Min
imum
(PPA
M) u
ntuk
m
enin
gkat
kan
akse
s ke
pela
yana
n ko
ntra
seps
i da
n ko
ntra
seps
i dar
urat
. Pe
dom
an in
i jug
a m
elip
uti p
enye
diaa
n ko
ntra
seps
i kep
ada
korb
an k
eker
asan
be
rbas
is ge
nder
.
1.
Men
gem
bang
kan
renc
ana
peny
edia
an p
elay
anan
KB
pada
sa
at b
enca
na y
ang
terin
tegr
asi
ke d
alam
renc
ana
aksi
Kem
enke
s (ko
nsul
tan)
2.
Pe
rtem
uan/
loka
kary
a di
tin
gkat
nas
iona
l unt
uk
men
gem
bang
kan
renc
ana
peny
edia
an p
elay
anan
KB
pad
a sa
at b
enca
na3.
Pe
ngad
aan
logi
stik
1.
Pert
emua
n/lo
kaka
rya
di ti
ngka
t pr
ovin
si un
tuk
men
gem
bang
kan
renc
ana
peny
edia
an
pela
yana
n KB
pad
a sa
at b
enca
na d
i tin
gkat
pro
vins
i2.
Pe
ngad
aan
logi
stik
1.
Pert
emua
n/lo
kaka
rya
di ti
ngka
t ka
bupa
ten/
kota
unt
uk
men
gem
bang
kan
renc
ana
peny
edia
an
pela
yana
n KB
pad
a sa
at
benc
ana
di
tingk
at k
abup
aten
2.
Pe
ngad
aan
logi
stik
1.
Ke
men
kes
1.
BKKB
N 2.
BN
PB
3.
DinK
es P
rovi
nsi
4.
Dink
es
Kabu
pate
n/ko
ta5.
LS
M
2017
20
18
2019
49Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
NoKe
giat
an
Nas
iona
lPr
ovin
siKa
bupa
ten/
Kota
Des
aM
asya
raka
tFa
silit
as
Kese
hata
nLe
mba
ga
Utam
aPe
man
gku
Kepe
ntin
gan
Wak
tu
1.2
Out
put 1
.2: M
enin
gkat
nya
pem
anfa
atan
sekt
or sw
asta
dal
am p
emer
ataa
n ak
ses k
e pe
laya
nan
KB b
erku
alita
s yan
g m
empe
rhat
ikan
hak
klie
n. S
ekto
r sw
asta
di b
idan
g ke
seha
tan
di si
ni a
dala
h se
mua
org
anis
asi d
an in
divi
du y
ang
dala
m m
elak
sana
kan
kegi
atan
nya
di b
idan
g pe
laya
nan
kese
hata
n da
n tid
ak la
ngsu
ng d
iken
dalik
an o
leh
pem
erin
tah.
Ke
giat
an u
tam
a:
1.2.
1Pe
ngem
bang
an m
odel
bisn
is ke
mitr
aan
pem
erin
tah-
swas
ta y
ang
berk
elan
juta
n m
elal
ui ja
ringa
n st
anda
risas
i mod
el p
elay
anan
KB
swas
ta, d
enga
n fo
kus p
ada
peni
ngka
tan
akse
s ke
pela
yana
n ya
ng m
erat
a, te
rjang
kau
dan
berk
ualit
as. R
enca
na ja
ringa
n m
odel
pel
ayan
an K
B sw
asta
m
enca
kup
jeni
s mod
el se
cara
pe
nuh
atau
par
sial. P
eran
dan
ta
nggu
ngja
wab
jarin
gan
ini a
kan
dide
finisi
kan
lebi
h la
njut
.
1.
Mel
akuk
an st
anda
risas
i m
odel
pel
ayan
an K
B sw
asta
ol
eh K
emen
kes
2.
Men
gem
bang
kan
mek
anism
e pe
lapo
ran
berd
asar
kan
wila
yah
kerja
pu
skes
mas
.3.
M
embu
at a
tura
n m
enge
nai
stru
ktur
tarif
unt
uk
pela
yana
n KB
swas
ta4.
M
enge
mba
ngka
n kr
iteria
ak
redi
tasi
untu
k re
gist
rasi
BPJS
(kew
ajib
an p
elap
oran
se
baga
i bag
ian
dari
akre
dita
si). T
erka
it de
ngan
O
uput
3. 2
. 5.
Ke
mitr
aan
deng
an A
sosia
si Ke
dokt
eran
Sw
asta
In
done
sia d
an/a
tau
Ikat
an
Bida
n In
done
sia (I
BI) u
ntuk
m
enge
mba
ngka
n sis
tem
ja
ga m
utu
dan
mem
astik
an
kepa
tuha
n pa
da st
anda
r m
elal
ui p
eman
taua
n te
ratu
r, dl
l. Ter
kait
deng
an O
utpu
t 1.
6.
1.
Sosia
lisas
i m
odel
bisn
is ke
mitr
aan
pem
erin
tah-
swas
ta d
i tin
gkat
pro
vins
i
1.
Sosia
lisas
i mod
el
bisn
is ke
mitr
aan
pem
erin
tah-
swas
ta d
i tin
gkat
ka
bupa
ten/
kota
1.
Pela
ksan
aan
mod
el b
isnis
kem
itraa
n pe
mer
inta
h-sw
asta
di
tingk
at fa
silita
s ke
seha
tan
1.
Kem
enke
s2.
O
rgan
isasi
prof
esi
3.
Asos
iasi
Fasil
itas
Kese
hata
n Sw
asta
1.
BKKB
N2.
BP
JS3.
M
itra
Pem
bang
unan
4.
Pers
i5.
Ad
inke
s6.
PK
FI7.
As
klin
8.
DinK
es P
rovi
nsi
9.
Dink
es
Kabu
pate
n/Ko
ta10
. OPD
KB
Prov
/Ka
b
2017
20
18
2019
1.2.
2Pe
mas
aran
sosia
l kon
trase
psi
(pih
ak sw
asta
/LSM
) unt
uk
men
ingk
atka
n ak
ses p
elay
anan
KB
ber
kual
itas d
i sek
tor s
was
ta
deng
an ca
ra m
emba
ngun
pro
gram
ya
ng su
dah
ada
atau
mem
ulai
pr
ogra
m b
aru,
den
gan
men
jam
in
kera
hasia
n da
n m
engu
rang
i bia
ya
(terk
ait d
enga
n O
utpu
t 1.1
).
1.
Peng
emba
ngan
pro
gram
pe
mas
aran
sosia
l ko
ntra
seps
i bek
erja
sam
a de
ngan
pih
ak sw
asta
/LSM
(k
onsu
ltan)
2.
So
sialis
asi d
i tin
gkat
na
siona
l 3.
Im
plem
enta
si pe
mas
aran
so
sial k
ontra
seps
i
1.
Sosia
lisas
i di
tingk
at p
rovi
nsi
2.
Impl
emen
tasi
pem
asar
an
sosia
l ko
ntra
seps
i
1.
Sosia
lisas
i di
ting
kat
kabu
pate
n/ko
ta
2.
Impl
emen
tasi
pem
asar
an
sosia
l ko
ntra
seps
i
1.
BK
KBN
1.
Kem
enke
s2.
M
itra
pem
bang
unan
\3.
Se
ktor
swas
ta4.
LS
M
2017
20
18
2019
50 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
NoKe
giat
anN
asio
nal
Prov
insi
Kabu
pate
n/Ko
taD
esa
Mas
yara
kat
Fasi
litas
Ke
seha
tan
Lem
baga
Ut
ama
Pem
angk
u Ke
pent
inga
nW
aktu
Out
put 1
.3: M
enin
gkat
nya
Sist
em Ja
min
an K
eter
sedi
aan
alat
dan
oba
t kon
trase
psi
1.3.
1Pe
ngad
aan
kont
rase
psi y
ang
dija
min
ber
kual
itas,
term
asuk
m
enge
mba
ngka
n sis
tem
e-
proc
urem
ent (
terk
ait d
enga
n O
utpu
t 3.1
).
1.
Men
gkaj
i pro
ses p
enga
daan
da
n m
enge
mba
ngka
n lin
k ke
e-p
rocu
rem
ent
(kon
sulta
n)
2.
Peng
emba
ngan
ped
oman
3.
Pert
emua
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
4.
Penc
etak
an d
an d
istrib
usi
pedo
man
5.
Sosia
lisas
i di t
ingk
at
nasio
nal
1.
Sosia
lisas
i di
tingk
at p
rovi
nsi
2.
Dist
ribus
i pe
dom
an
1.
Sosia
lisas
i di
ting
kat
kabu
pate
n/ko
ta
2.
Dist
ribus
i pa
ndua
n
1.
BK
KBN
2.
Kem
enke
s1.
BP
JS2.
KP
AN3.
LK
PP4.
M
itra
pem
bang
unan
2017
1.3.
2Si
stem
Jam
inan
Ket
erse
diaa
n Ko
ntra
seps
i yan
g be
rkua
litas
:
1.3.
2.1
Mel
akuk
an re
visi
stra
tegi
ja
min
an k
eter
sedi
aan
kom
odita
s kon
trase
psi y
ang
mer
eflek
sikan
pen
gada
an y
ang
berk
ualit
as.
1.
Kons
ulta
n un
tuk
mer
evisi
st
rate
gi p
enja
min
an
kete
rsed
iaan
kon
trase
psi
2.
Pert
emua
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
3.
Sosia
lisas
i di t
ingk
at
nasio
nal
1.
Sosia
lisas
i di
tingk
at p
rovi
nsi
1.
Sosia
lisas
i di
ting
kat
kabu
pate
n/ko
ta
1.
BK
KBN
1.
Kem
enke
s, 2.
BK
KBN
Prov
insi
3.
OPD
KB
Prov
/Kab
4.
DinK
es P
rovi
nsi
5.
DinK
es
Kabu
pate
n/Ko
ta6.
M
itra
Pem
bang
unan
2017
1.3.
2.2
Men
jam
in k
eter
sedi
an
kom
odita
s KB
sesu
ai d
enga
n pe
ram
alan
keb
utuh
an a
loko
n un
tuk
klie
n.
1.
Peng
adaa
n ko
mod
itas K
B se
suai
den
gan
targ
et y
ang
dipr
oyek
sikan
a2.
Di
strib
usi k
omod
itas K
B ke
je
njan
g ya
ng le
bih
rend
ah
1.
Peng
adaa
n ko
mod
itas K
B di
tin
gkat
pro
vins
i se
suai
den
gan
targ
et y
ang
dipr
oyek
si2.
Di
strib
usi
kom
odita
s KB
ke je
njan
g ya
ng
lebi
h re
ndah
1.
Peng
adaa
n ko
mod
itas
KB d
i tin
gkat
ka
bupa
ten/
kota
sesu
ai
deng
an ta
rget
ya
ng d
ipro
yeks
i2.
Di
strib
usi
kom
odita
s KB
ke je
njan
g ya
ng
lebi
h re
ndah
1.
Pela
ksan
aan
man
ajam
en
kom
odita
s KB
di t
ingk
at
fasil
itas
kese
hata
n se
suai
stan
dar
1.
Kem
enke
s2.
BK
KBN
1.
DinK
es P
rovi
nsi
2.
DinK
es
Kabu
pate
n/Ko
ta3.
BK
KBN
prov
insi
4.
OPD
KB
Prov
/Kab
2017
20
18
2019
51Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
1.3.
2.3
Men
gkaj
i sta
ndar
pro
duse
n un
tuk
berb
agai
kon
trase
psi d
an
pela
ksan
aann
ya.
1.
Pela
ksan
aan
stud
i tra
cing
(dar
i pro
duse
n - p
enga
daan
- d
istrib
usi -
pen
yim
pana
n -
kons
umsi)
2.
Men
gkaj
i sta
ndar
pro
duse
n un
tuk
berb
agai
kon
trase
psi
(kon
sulta
n)
3.
Pert
emua
n te
knis
pem
angk
u ke
pent
inga
n un
tuk
men
disk
usik
an h
asil
kajia
n
1.
BP
OM
2.
Kem
enke
s1.
BK
KBN
2.
Mitr
a pe
mba
ngun
an
2017
1.3.
2.4
Mem
perb
aiki
per
guda
ngan
:
i.
Men
gkaj
i dan
mer
evisi
st
anda
r per
guda
ngan
BK
KBN
saat
ini.
1.
Men
gkaj
i sta
ndar
pe
rgud
anga
n (k
onsu
ltan)
2.
Perb
aika
n st
anda
r pe
rgud
anga
n 3.
Pe
ncen
taka
n da
n di
strib
usi
4.
Sosia
lisas
i di t
ingk
at
nasio
nal
1.
Dist
ribus
i pe
dom
an2.
So
sialis
asi d
i tin
gkat
pro
vins
i
1.
Dist
ribus
i pe
dom
an2.
So
sialis
asi
di ti
ngka
t ka
bupa
ten/
kota
1.
BK
KBN
1.
Kem
enke
s2.
M
itra
pem
bang
unan
2017
ii.
M
engk
aji m
anaj
emen
da
n di
strib
usi k
omod
itas
kont
rase
psi t
erm
asuk
pe
met
aan
kond
isi
guda
ng D
inas
Kes
ehat
an
prov
insi
dan
kabu
pate
n/ko
ta d
an B
KKBN
/OPD
KB
diba
ndin
gkan
den
gan
stan
dar f
ungs
iona
litas
gu
dang
dar
i Kem
enke
s.
1.
Men
gkaj
i man
ajem
en
dan
dist
ribus
i kom
odita
s ko
ntra
sepi
(kon
sulta
n)2.
Pe
rtem
uan
pem
angk
u ke
pent
inga
n3.
So
sialis
asi d
i tin
gkat
na
siona
l
1.
Sosia
lisas
i di
tingk
at p
rovi
nsi
1.
Sosia
lisas
i di
ting
kat
kabu
pate
n/ko
ta
1.
BK
KBN
2.
Kem
enke
s1.
M
itra
pem
bang
unan
2017
iii
. M
endu
kung
/ mem
fasil
itasi
mas
ukan
unt
uk
mem
perb
aiki
fasil
itas s
esua
i st
anda
r.
1.
Alok
asi d
ana
oper
asio
nal
untu
k m
empe
rbai
ki fa
silita
s se
suai
stan
dar
1.
Alok
asi d
ana
oper
asio
nal
untu
k m
empe
rbai
ki
fasil
itas s
esua
i st
anda
r
1.
loka
si da
na
oper
asio
nal
untu
k m
empe
rbai
ki
fasil
itas s
esua
i st
anda
r
1.
Mem
perb
aiki
fa
silita
si ya
ng
terid
entifi
kasi
sesu
ai st
anda
r
1.
BKKB
N2.
Ke
men
kes
1.
Mitr
a pe
mba
ngun
an2.
BK
KBN
Prov
insi
3.
OPD
KB
Prov
/Kab
4.
DinK
es P
rovi
nsi
5.
DinK
es
Kabu
pate
n/Ko
ta
2017
20
18
2019
52 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
iv
. M
enge
mba
ngka
n pe
dom
an
untu
k pe
nyim
pana
n ko
ntra
seps
i di r
umah
saki
t (R
S), p
uske
smas
, dan
fasil
itas
di b
awah
pus
kesm
as.
1.
Men
gkaj
i ped
oman
pe
nyim
pana
n ko
ntra
seps
i di
RS, p
uske
smas
, dan
fasil
itas
lain
nya
di b
awah
pus
kesm
as
(kon
sulta
n)2.
Pe
rtem
uan
pem
angk
u ke
pent
inga
n 3.
Pe
ncet
akan
dan
dist
ribus
i4.
So
sialis
asi d
i tin
gkat
na
siona
l
1.
Sosia
lisas
i di
tingk
at p
rovi
nsi
2.
Dist
ribus
i pe
dom
an
1.
Sosia
lisas
i di
ting
kat
kabu
pate
n/ko
ta
2.
Dist
ribus
i pe
dom
an
1.
Pela
ksan
aan
pedo
man
pe
nyim
pana
n ko
ntra
seps
i di
tingk
at fa
silita
s ke
seha
tan
1.
BKKB
N2.
Ke
men
kes
1.
Mitr
a pe
mba
ngun
an2.
BK
KBN
Prov
insi
3.
OPD
KB
Prov
/Kab
4.
DinK
es P
rovi
nsi
5.
DinK
es
Kabu
pate
n/Ko
ta
2017
v.
Mel
aksa
naka
n pe
latih
an
untu
k be
rbag
ai je
njan
g m
anaj
er g
udan
g te
rmas
uk
farm
asis/
apot
eker
di f
asili
tas
lebi
h re
ndah
(far
mas
i/m
anaj
er g
udan
g di
fasil
itas
swas
ta y
ang
men
yedi
akan
pe
laya
nan
KB d
iikut
sert
akan
da
lam
pel
atih
an in
i).
1.
TOT
di ti
ngka
t nas
iona
l 1.
TO
T di
ting
kat
prov
insi
1.
Pela
tihan
di
ting
kat
kabu
pate
n/ko
ta
1.
Pela
tihan
pe
tuga
s gu
dang
te
rmas
uk
apot
eker
di
tingk
at fa
silita
s ke
seha
tan
1.
BKKB
N2.
Ke
men
kes
1.
Mitr
a pe
mba
ngun
an2.
BK
KBN
Prov
insi
3.
OPD
KB
Prov
/Kab
4.
DinK
es P
rovi
nsi
5.
DinK
es
Kabu
pate
n/Ko
ta
2017
20
18
vi
. M
eman
taua
n ke
patu
han
terh
adap
stan
dar d
i sem
ua
jenj
ang,
term
asuk
di f
asili
tas
pela
yana
n sw
asta
ole
h pe
tuga
s tin
gkat
nas
iona
l (p
eman
taua
n tin
gkat
pr
ovin
si), p
etug
as ti
ngka
t pr
ovin
si (p
eman
taua
n tin
gkat
kab
upat
en/k
ota
– fa
silita
s uta
ma
sekt
or
pem
erin
tah
dan
swas
ta),
petu
gas t
ingk
at k
abup
aten
/ko
ta (p
eman
taua
n pu
skes
mas
sert
a fa
silita
s se
ktor
pem
erin
tah,
swas
ta,
dan
peny
edia
pel
ayan
an
lain
nya)
.
1.
Supe
rvisi
pem
anta
uan
kepa
tuha
n te
rhad
ap st
anda
r da
ri tin
gkat
pus
at
1.
Supe
rvisi
o pe
man
taua
n ke
patu
han
terh
adap
stan
dar
dari
tingk
at
prov
insi
1.
Supe
rvisi
pe
man
taua
n ke
patu
han
terh
adap
st
anda
r da
ri tin
gkat
ka
bupa
ten
1.
Rapa
t ko
ordi
nasi
rutin
di t
ingk
at
fasil
itas
1.
BKKB
N 2.
Ke
men
kes
1.
Mitr
a pe
mba
ngun
an2.
BK
KBN
Prov
insi
3.
OPD
KB
Prov
/Kab
4.
DinK
es P
rovi
nsi
5.
DinK
es
Kabu
pate
n/Ko
ta
2017
20
18
2019
53Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
1.3.
3M
empe
rkua
t man
ajem
en
rant
ai p
asok
an: E
valu
asi
tiga
mod
el y
ang
seda
ng
dila
ksan
akan
unt
uk m
elih
at
efisie
nsi, c
ost-e
ffect
iven
ess,
dan
kebe
rlang
sung
an (k
etig
a m
odel
te
rseb
ut a
dala
h pe
rbai
kan
siste
m d
istrib
usi B
KKBN
, m
engg
unak
an si
stem
yan
g te
rinte
gras
i den
gan
Kem
enke
s da
n m
engg
unak
an d
istrib
usi
mel
alui
pos
).
1.
Kons
ulta
n un
tuk
men
geva
luas
i efis
iens
i, co
st-e
ffect
iven
ess,
dan
sust
aina
bilit
y da
ri ke
tiga
mod
el y
ang
seda
ng
diim
plem
enta
si 2.
Pe
rtem
uan
pem
angk
u ke
pent
inga
n 3.
So
sialis
asi d
i tin
gkat
na
siona
l
1.
Sosia
lisas
i di
tingk
at p
rovi
nsi
1.
Sosia
lisas
i di
ting
kat
kabu
pate
n/ko
ta
1.
BK
KBN
1.
Kem
enke
s2.
Le
mba
ga
pene
litia
n3.
O
rgan
isasi
prof
esi
4.
Mitr
a pe
mba
ngun
an
2017
1.3.
4M
empe
rkua
t Sist
em In
form
asi M
anaj
emen
Log
istik
dan
per
amal
an
1.3.
4.1
Men
gkaj
i Sist
em In
form
asi
Man
ajem
en L
ogist
ik y
ang
ada
dan
men
ilai e
fekt
ivita
snya
un
tuk
mem
pred
iksi
stoc
k-ou
t da
n m
embu
at p
erub
ahan
jika
di
perlu
kan.
1.
Kons
ulta
n un
tuk
men
gkaj
i sist
em in
form
asi
man
ajem
en lo
gist
ik d
an
mel
ihat
efe
ktiv
itasn
ya u
ntuk
m
empr
edik
si st
ok o
ut2.
Pe
rtem
uan
pem
angk
u ke
pent
inga
n 3.
So
sialis
asi d
i tin
gkat
na
siona
l
1.
Sosia
lisas
i di
tingk
at p
rovi
nsi
1.
Sosia
lisas
i di
ting
kat
kabu
pate
n/ko
ta
1.
BK
KBN
2.
Kem
enke
s1.
Di
nKes
Pro
vins
i2.
Di
nKes
Ka
bupa
ten/
Kota
3.
BKKB
N Pr
ovin
si4.
O
PD K
B Pr
ov/K
ab5.
M
itra
pem
bang
unan
2017
1.3.
4.2
Men
gem
bang
kan
kapa
sitas
pe
ram
alan
di t
ingk
at n
asio
nal,
prov
insi,
dan
kab
upat
en/
kota
sert
a ru
mah
saki
t dan
pu
skes
mas
(ter
kait
deng
an
Out
put 1
.4).
1.
Pert
emua
n/lo
kaka
rya
pem
angk
u ke
pent
inga
n 2.
TO
T di
ting
kat n
asio
nal
1.
TOT
di ti
ngka
t pr
ovin
si 1.
Pe
latih
an
di ti
ngka
t ka
bupa
ten/
kota
1.
Pela
tihan
di
fasil
itas
kese
hata
n
1.
BKKB
N2.
Ke
men
kes
1.
DinK
es P
rovi
nsi
2.
DinK
es
Kabu
pate
n/Ko
ta3.
BK
KBN
Prov
insi
4.
OPD
KB
Prov
/Kab
5.
Mitr
a pe
mba
ngun
an
2017
20
18
54 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
NoKe
giat
anN
asio
nal
Prov
insi
Kabu
pate
n/Ko
taD
esa
Mas
yara
kat
Fasi
litas
Ke
seha
tan
Lem
baga
Uta
ma
Pem
angk
u Ke
pent
inga
n W
aktu
O
utpu
t 1.4
: Men
ingk
atny
a ka
pasi
tas d
an k
eter
sedi
aan
sum
berd
aya
man
usia
unt
uk m
enye
diak
an p
elay
anan
KB
yang
ber
kual
itas
1.4.
1Pe
laya
nan
KB y
ang
berk
ualit
as d
enga
n du
kung
an su
mbe
r day
a m
anus
ia y
ang
mem
iliki
kap
asita
s
1.4.
1.1
Men
jam
in
kete
rsed
iaan
tena
ga
kese
hata
n un
tuk
pela
yana
na K
B.
1.
Pem
etaa
n pe
tuga
s ke
seha
tan
di b
erba
gai
tingk
at (k
onsu
ltan/
inst
itusi)
2.
Pe
rtem
uan
pem
angk
u ke
pent
inga
n di
tin
gkat
nas
iona
l unt
uk
men
gem
bang
kan
renc
ana
SDM
kes
ehat
an
1.
Pert
emua
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
di ti
ngka
t pr
ovin
si un
tuk
pere
ncan
aan
SDM
ke
seha
tan
1.
Pert
emua
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
di
tingk
at k
abup
aten
/ko
ta u
ntuk
pe
renc
anaa
n SD
M
kese
hata
n 2.
Pe
nem
pata
n pe
tuga
s kes
ehat
an
di ti
ngka
t fas
ilita
s
1.
Ke
men
kes
1.
BKKB
N2.
BA
PPED
A3.
Di
nKes
Pro
vins
i4.
Di
nKes
Ka
bupa
ten/
Kota
2017
20
18
2019
1.4.
1.2
Mel
aksa
naka
n pe
latih
an p
re-s
ervi
ce K
B:
i. M
engk
aji
kurik
ulum
yan
g ad
a da
n m
empe
rkua
t pe
latih
an K
B se
lam
a be
rada
di
bagi
an O
bste
tri d
an
Gine
akol
ogi (
O&G
) da
n sa
at m
agan
g.
1.
Men
gkaj
i kur
ikul
um d
an
mem
perk
uat k
urik
ulum
pe
latih
an K
B se
lam
a be
rada
di b
agia
n O
bste
tri d
an G
inek
olog
i da
n sa
at m
agan
g (k
onsu
ltan)
2.
Pert
emua
n/lo
kaka
rya
pem
angk
u ke
pent
inga
n un
tuk
mem
perk
uat
kurik
ulum
pel
atih
an3.
So
sialis
asi d
i tin
gkat
na
siona
l
1.
Sosia
lisas
i di
tingk
at p
rovi
nsi
1.
Sosia
lisas
i di t
ingk
at
kabu
pate
n/ko
ta
1.
Ke
men
riste
kdik
ti2.
Ko
nsil
Kedo
kter
an
Indo
nesia
1.
Kem
enke
s2.
BK
KBN
3.
Perg
urua
n tin
ggi
4.
Org
anisa
si pr
ofes
i5.
M
itra
pem
bang
unan
2017
ii.
Men
gem
bang
kan
mat
eri K
B di
ku
rikul
um p
elat
ihan
da
sar u
ntuk
bid
an.
1.
Men
gem
bang
kan
mat
eri K
B di
dal
am
kurik
ulum
pel
atih
an
dasa
r unt
uk b
idan
(k
onsu
ltan)
2.
Pert
emua
n/lo
kaka
rya
pem
angk
u ke
pent
inga
n di
ting
kat n
asio
nal
3.
TOT
di ti
ngka
t nas
iona
l
1.
Sosia
lisas
i m
ater
i KB
yang
di
perb
arui
di
dala
m k
urik
ulum
pe
latih
an d
asar
un
tuk
bida
n 2.
TO
T di
ting
kat
prov
insi
1.
Sosia
lisas
i mat
eri
KB y
ang
dipe
rbar
ui
di d
alam
kur
ikul
um
pela
tihan
das
ar
untu
k bi
dan
2.
Pela
tihan
bid
an
deng
an m
ater
i KB
yang
dip
erba
ikii
1.
Pela
tihan
bi
dan
tent
ang
mat
eri
KB y
ang
dipe
rbai
ki
1.
Kem
enris
tekd
ikti
1.
Kem
enke
s2.
BK
KBN
3.
Perg
urua
n tin
ggi
4.
Org
anisa
si pr
ofes
i
2017
20
18
2019
1.4.
1.3
Mel
aksa
naka
n pe
latih
an In
-ser
vice
pel
ayan
an K
B un
tuk
para
bid
an, d
okte
r, da
n te
naga
kes
ehat
an la
inny
a be
rdas
arka
n ka
pasit
as m
erek
a.
55Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
i.
Men
gkaj
i kua
litas
pe
latih
an y
ang
di
laks
anak
an
di ti
ngka
t ka
bupa
ten/
kota
te
rmas
uk m
enila
i ke
tera
mpi
lan
pela
tih, p
rose
s se
rtifi
kasi
di
lapa
ngan
dan
ke
terli
bata
n un
it pe
latih
an
Kem
enke
s, sis
tem
info
rmas
i m
anaj
emen
pe
latih
an, a
nalis
is al
okas
i dan
a un
tuk
pela
tihan
dan
tin
dak
lanj
utny
a di
be
rbag
ai je
njan
g.
1.
Men
gkaj
i kua
litas
pe
latih
an y
ang
ada
di k
abup
aten
/kot
a (k
onsu
ltan)
2.
Sosia
lisas
i di t
ingk
at
nasio
nal m
enge
nai h
asil
kajia
n ku
alita
s pel
atih
an
yang
ada
di t
ingk
at
kabu
pate
n/ko
ta
1.
Sosia
lisas
i has
il ka
jian
1.
Sosia
lisas
i has
il ka
jian
1.
Ke
men
kes
1.
BKKB
N2.
Le
mba
ga
pene
litia
n3.
O
rgan
isasi
prof
esi
4.
Mitr
a pe
mba
ngun
an
2017
ii.
M
enyu
sun
stra
tegi
pe
ngem
bang
an
pela
tihan
be
rdas
arka
n re
gula
si te
rbar
u m
enge
nai
pela
tihan
in
-ser
vice
dan
se
rtifi
kasin
ya
term
asuk
tind
ak
lanj
ut p
asca
pe
latih
an (u
ntuk
pe
ngem
bang
an
prof
esio
nal y
ang
berk
elan
juta
n)
dan
kend
ali m
utu
pela
tihan
1.
Pert
emua
n/lo
kaka
rya
untu
k men
gem
bang
kan
stra
tegi
pel
atih
an
berd
asar
kan
regu
lasi
terb
aru
men
gena
i pe
latih
an in
-ser
vice
dan
se
rtifi
kasin
ya te
rmas
uk
pela
tihan
tind
ak la
njut
di
tin
gkat
kab
upat
en/
kota
1.
Pert
emua
n/
loka
kary
a pe
man
gku
kepe
ntin
gan
untu
k m
enge
mba
ngka
n re
ncan
a pe
latih
an
di ti
ngka
t pro
vins
i
1.
Pert
emua
n/lo
kaka
rya
pem
angk
u ke
pent
inga
n un
tuk
men
gem
bang
kan
renc
ana
pela
tihan
di
ting
kat
kabu
pate
n/ko
ta
1.
Ke
men
kes
1.
BKKB
N2.
O
rgan
isasi
prof
esi
3.
Priv
ate
Med
ical
As
soci
atio
n
2017
56 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
iii
. Re
visi
mod
ul
pela
tihan
yan
g ad
a jik
a di
perlu
kan
berd
asar
kan
peni
laia
n di
ata
s
1.
Mer
evisi
mod
ul
pela
tihan
yan
g ad
a be
rdas
arka
n ha
sil k
ajia
n2.
Pe
rtem
uan/
loka
kary
a pe
man
gku
kepe
ntin
gan
untu
k
men
disk
usik
an
pela
tihan
yan
g ad
a be
rdas
arka
n ha
sil k
ajia
n
1.
Sosia
lisas
i pe
latih
an y
ang
suda
h di
revi
si di
tin
gkat
pro
vins
i
1.
Sosia
lisas
i mod
ul
pela
tihan
yan
g su
dah
dire
visi
di
tingk
at k
abup
aten
1.
Pela
ksan
aan
mod
ul
pela
tihan
ya
ng su
dah
dire
visi
1.
Kem
enke
s1.
BK
KBN
2.
Org
anisa
si pr
ofes
i3.
Pr
ivat
e M
edic
al
Asso
ciat
ion
2018
iv
. M
empe
rbai
ki
siste
m in
form
asi
man
ajem
en
pela
tihan
un
tuk
dapa
t di
tinda
klan
juti
oleh
inst
itusi
pela
tihan
dan
di
lapo
rkan
ke
BKKB
Nser
ta
divi
si pe
latih
an
Kem
enke
s/PP
SDM
(in
i ter
mas
uk
siste
m in
form
asi
tena
ga k
eseh
atan
, un
tuk
sekt
or
pem
erin
tah
dan
swas
ta.
1.
Kons
ulta
n un
tuk
men
gem
bang
kan
pela
tihan
sist
em
info
rmas
i man
ajem
en
2.
Sos
ialis
asi s
istem
in
form
asi m
anaj
emen
pe
latih
an
1.
Sosia
lisas
isist
em
info
rmas
i m
anaj
emen
pe
latih
an d
i tin
gkat
oro
vins
i
1.
Sosia
lisas
i sis
tem
info
rmas
i m
anaj
emen
pe
latih
an d
i tin
gkat
ka
bupa
ten
1.
Pela
ksan
aan
pela
tihan
sis
tem
in
form
asi
man
ajem
en
pela
tihan
1.
BKKB
N1.
Ke
men
kes
2.
BAPP
ENAS
3.
Org
anisa
si pr
ofes
i4.
Pr
ivat
e M
edic
al
Asso
ciat
ion
5.
Perg
urua
n tin
ggi
2017
20
18
2019
v.
Pela
tihan
pe
laya
nan
KB
untu
k pe
tuga
s ke
seha
tan
deng
an
mod
ul p
elat
ihan
ya
ng su
dah
dire
visi
(term
asuk
pe
mbe
rian
kons
elin
g) ti
ndak
la
njut
pas
ca
pela
tihan
yan
g su
dah
diin
tegr
asi
(terk
ait d
enga
n O
utpu
t 1.1
, dan
3.
2).
1.
TOT
di ti
ngka
t nas
iona
l1.
TO
T di
ting
kat
prov
insi
1.
Pela
tihan
tena
ga
kese
hata
n
1.
Kem
enke
s2.
BK
KBN
1.
DinK
es P
rovi
nsi
2.
DinK
es
Kabu
pate
n/Ko
ta3.
BK
KBN
Prov
insi
4.
OPD
KB
Prov
/Kab
2017
20
18
2019
57Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
1.4.
1.4
Men
gem
bang
kan
kons
ensu
s men
gena
i pe
ran
pera
wat
dal
am
KB d
an m
empe
rluas
ca
kupa
n pe
laya
nan
KB y
ang
dapa
t di
berik
an o
leh
bida
n.
i.
Men
gem
bang
kan
kons
ensu
s dan
st
rate
gi u
ntuk
pe
latih
an im
plan
t un
tuk
pera
wat
da
n m
empe
rluas
ca
kupa
n pe
laya
nan
KB o
leh
bida
n.
1.
Pert
emua
n/lo
kaka
rya
untu
k m
enca
pai
kese
paka
tan
men
gena
i pe
latih
an im
plan
unt
uk
pera
wat
dan
per
luas
an
caku
pan
pela
yana
n KB
ol
eh b
idan
1.
Sosia
lisas
i ke
sepa
kata
n da
n st
rate
gi m
enge
nai
pela
tihan
impl
an
untu
k pe
raw
at d
an
perlu
asan
caku
pan
pela
yana
n KB
ole
h bi
dan
1.
Sosia
lisas
i ke
sepa
kata
n da
n st
rate
gi m
enge
nai
pela
tihan
impl
an
untu
k pe
raw
at d
an
perlu
asan
caku
pan
pela
yana
n KB
ole
h bi
dan
1.
Ke
men
kes
1.
BKKB
N2.
O
rgan
isasi
prof
esi
2017
20
18
ii.
M
enge
mba
ngka
n re
gula
si ya
ng
men
duku
ng
kegi
atan
pel
atih
an
impl
an u
ntuk
pe
raw
at d
an
perlu
asan
caku
pan
pela
yana
n KB
ol
eh b
idan
(ter
kait
deng
an o
utpu
t 3.
1)
1.
Pert
emua
n/lo
kaka
rya
untu
k m
enyu
sun
regu
lasi
yang
m
endu
kung
pel
atih
an
impl
an u
ntuk
per
awat
da
n pe
rluas
an ca
kupa
n pe
laya
nan
KB o
leh
bida
n
1.
Sosia
lisas
i reg
ulas
i ya
ng m
endu
kung
pe
latih
an im
plan
un
tuk
pera
wat
dan
pe
rluas
an ca
kupa
n pe
laya
nan
KB o
leh
bida
n
1.
Sosia
lisas
i reg
ulas
i ya
ng m
endu
kung
pe
latih
an im
plan
un
tuk
pera
wat
dan
pe
rluas
an ca
kupa
n pe
laya
nan
KB o
leh
bida
n
1.
Ke
men
kes
1.
BKKB
N2.
O
rgan
isasi
prof
esi
2017
20
18
1.4.
2M
anaj
emen
pr
ogra
m
1.4.
2.1
Mel
aksa
naka
n pe
latih
an si
stem
in
form
asi m
anaj
emen
(te
rkai
t den
gan
Out
put 1
.5)
1.
Men
gem
bang
an
mod
ul p
elat
ihan
sist
em
info
rmas
i man
ajem
en
(kon
sulta
n)2.
Pe
rtem
uan/
loka
kary
a pe
man
gku
kepe
ntin
gan
3.
TOT
di ti
ngka
t nas
iona
l
1.
Sosia
liasi
tent
ang
mod
ul p
elat
ihan
sis
tem
info
rmas
i m
anaj
emen
di
tingk
at p
rovi
nsi
2.
TOT
di ti
ngka
t pr
ovin
si
1.
Sosia
lisas
i ten
tang
m
odul
pel
atih
an
siste
m in
form
asi
man
ajem
en d
i tin
gkat
kab
upat
en/
kota
2.
TOT
di ti
ngka
t ka
bupa
ten/
kota
1.
BK
KBN
2.
Kem
enks
1.
DinK
es P
rovi
nsi
2.
DinK
es
Kabu
pate
n/Ko
ta3.
BK
KBN
Prov
insi
4.
OPD
KB
Prov
/Kab
2017
20
18
2019
58 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
1.4.
2.2
Mel
aksa
naka
n pe
latih
an m
anaj
emen
pr
ogra
m K
B
(term
asuk
per
enca
an,
pem
biay
aan,
dan
m
onev
) ter
mas
uk
kepe
mim
pina
n un
tuk
peng
elol
a pr
ogra
m
tingk
at p
rovi
nsi d
an
kabu
pate
n/ko
ta
di O
PD K
B m
aupu
n Di
nas K
eseh
atan
(te
rkai
t den
gan
Out
put 3
.3).
1.
Men
gem
bang
kan
mod
ul p
elat
ihan
m
anaj
emen
pro
gram
KB
2.
Pert
emua
n/lo
kaka
rya
pem
angk
u ke
pent
inga
n un
tuk
men
disk
usik
an
mod
ul p
elat
ihan
m
anaj
emen
pro
gram
KB
3.
TOT
di ti
ngka
t nas
iona
l
1.
Sosia
lisas
i m
odul
pel
atih
an
man
ajem
en
prog
ram
KB
2.
TOT
di ti
ngka
t pr
ovin
si
1.
Sosia
lisas
i m
odul
pel
atih
an
man
ajem
en
prog
ram
KB
2.
TOT
di ti
ngka
t pr
ovin
si
1.
BK
KBN
2.
Kem
enke
s1.
Di
nKes
Pro
vins
i2.
Di
nKes
Ka
bupa
ten/
Kota
3.
BKKB
N Pr
ovin
si4.
O
PD K
B Pr
ov/K
ab
2017
20
18
2019
1.4.
2.3
Mel
aksa
naka
n pe
latih
an Ja
ga m
utu
untu
k pe
nyel
ia d
an
peng
elol
a pr
ogra
m
(terk
ait d
enga
n O
utpu
t 1.6
)
1.
Peng
emba
ngan
mod
ul
pela
tihan
jaga
mut
u un
tuk
peny
elia
dan
pe
ngel
ola
prog
ram
(k
onsu
ltan)
2.
Pert
emua
n/lo
kaka
rya
pem
angk
u ke
pent
inga
n un
tuk
men
disk
usik
an
mod
ul p
elat
ihan
jaga
m
utu
untu
k pe
nyel
ia
dan
peng
elol
a pr
ogrm
3.
TOT
di ti
ngka
t nas
iona
l
1.
Sosia
liasi
mod
ul
pela
tihan
jaga
m
utu
untu
k pe
nyel
ia d
an
peng
elol
a pr
ogra
m d
i tin
gkat
pr
ovin
si2.
TO
T di
ting
kat
prov
insi
1.
Sosia
liasi
mod
ul
pela
tihan
jaga
mut
u un
tuk
peny
elia
da
n pe
ngel
ola
prog
ram
di t
ingk
at
kabu
pate
n/ko
ta2.
Pe
latih
an d
i tin
gkat
ka
bupa
ten/
kota
1.
Ke
men
kes
1.
DinK
es P
rovi
nsi
2.
DinK
es
Kabu
pate
n/Ko
ta3.
BK
KBN
4.
BKKB
N Pr
ovin
si5.
O
PD K
B Pr
ov/K
ab
2017
20
18
1.4.
2.4
Mel
aksa
naka
n pe
latih
an
perg
udan
gan,
sist
em
info
rmas
i man
ajem
en
logi
stik
dan
pe
ram
alan
(ter
kait
deng
an O
utpu
t 1.3
)
1.
Peng
emba
ngan
m
odul
pel
atih
an u
ntuk
pe
rgud
anga
n, si
stem
in
form
asi m
anaj
emen
lo
gist
ik, d
an p
eram
alan
(k
onsu
ltan)
2.
Pe
rtem
uan/
loka
kary
a pe
man
gku
kepe
ntin
gan
untu
k men
gem
bang
kan
pedo
man
pel
atih
an
untu
k pe
rgud
anga
n,
siste
m in
form
asi
man
ajem
en lo
gist
ik d
an
pera
mal
an
3.
TOT
di ti
ngka
t nas
iona
l
1.
TOT
di ti
ngka
t pr
ovin
si 1.
Pe
latih
an d
i tin
gkat
ka
bupa
ten/
kota
1.
BK
KBN
2.
Kem
enke
s1.
Di
nKes
Pro
vins
i2.
Di
nKes
Ka
bupa
ten/
Kota
3.
BKKB
N Pr
ovin
si4.
O
PD K
B Pr
ov/K
ab
2017
20
18
2019
59Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
1.4.
2.2
Mel
aksa
naka
n pe
latih
an m
anaj
emen
pr
ogra
m K
B
(term
asuk
per
enca
an,
pem
biay
aan,
dan
m
onev
) ter
mas
uk
kepe
mim
pina
n un
tuk
peng
elol
a pr
ogra
m
tingk
at p
rovi
nsi d
an
kabu
pate
n/ko
ta
di O
PD K
B m
aupu
n Di
nas K
eseh
atan
(te
rkai
t den
gan
Out
put 3
.3).
1.
Men
gem
bang
kan
mod
ul p
elat
ihan
m
anaj
emen
pro
gram
KB
2.
Pert
emua
n/lo
kaka
rya
pem
angk
u ke
pent
inga
n un
tuk
men
disk
usik
an
mod
ul p
elat
ihan
m
anaj
emen
pro
gram
KB
3.
TOT
di ti
ngka
t nas
iona
l
1.
Sosia
lisas
i m
odul
pel
atih
an
man
ajem
en
prog
ram
KB
2.
TOT
di ti
ngka
t pr
ovin
si
1.
Sosia
lisas
i m
odul
pel
atih
an
man
ajem
en
prog
ram
KB
2.
TOT
di ti
ngka
t pr
ovin
si
1.
BK
KBN
2.
Kem
enke
s1.
Di
nKes
Pro
vins
i2.
Di
nKes
Ka
bupa
ten/
Kota
3.
BKKB
N Pr
ovin
si4.
O
PD K
B Pr
ov/K
ab
2017
20
18
2019
1.4.
2.3
Mel
aksa
naka
n pe
latih
an Ja
ga m
utu
untu
k pe
nyel
ia d
an
peng
elol
a pr
ogra
m
(terk
ait d
enga
n O
utpu
t 1.6
)
1.
Peng
emba
ngan
mod
ul
pela
tihan
jaga
mut
u un
tuk
peny
elia
dan
pe
ngel
ola
prog
ram
(k
onsu
ltan)
2.
Pert
emua
n/lo
kaka
rya
pem
angk
u ke
pent
inga
n un
tuk
men
disk
usik
an
mod
ul p
elat
ihan
jaga
m
utu
untu
k pe
nyel
ia
dan
peng
elol
a pr
ogrm
3.
TOT
di ti
ngka
t nas
iona
l
1.
Sosia
liasi
mod
ul
pela
tihan
jaga
m
utu
untu
k pe
nyel
ia d
an
peng
elol
a pr
ogra
m d
i tin
gkat
pr
ovin
si2.
TO
T di
ting
kat
prov
insi
1.
Sosia
liasi
mod
ul
pela
tihan
jaga
mut
u un
tuk
peny
elia
da
n pe
ngel
ola
prog
ram
di t
ingk
at
kabu
pate
n/ko
ta2.
Pe
latih
an d
i tin
gkat
ka
bupa
ten/
kota
1.
Ke
men
kes
1.
DinK
es P
rovi
nsi
2.
DinK
es
Kabu
pate
n/Ko
ta3.
BK
KBN
4.
BKKB
N Pr
ovin
si5.
O
PD K
B Pr
ov/K
ab
2017
20
18
1.4.
2.4
Mel
aksa
naka
n pe
latih
an
perg
udan
gan,
sist
em
info
rmas
i man
ajem
en
logi
stik
dan
pe
ram
alan
(ter
kait
deng
an O
utpu
t 1.3
)
1.
Peng
emba
ngan
m
odul
pel
atih
an u
ntuk
pe
rgud
anga
n, si
stem
in
form
asi m
anaj
emen
lo
gist
ik, d
an p
eram
alan
(k
onsu
ltan)
2.
Pe
rtem
uan/
loka
kary
a pe
man
gku
kepe
ntin
gan
untu
k men
gem
bang
kan
pedo
man
pel
atih
an
untu
k pe
rgud
anga
n,
siste
m in
form
asi
man
ajem
en lo
gist
ik d
an
pera
mal
an
3.
TOT
di ti
ngka
t nas
iona
l
1.
TOT
di ti
ngka
t pr
ovin
si 1.
Pe
latih
an d
i tin
gkat
ka
bupa
ten/
kota
1.
BK
KBN
2.
Kem
enke
s1.
Di
nKes
Pro
vins
i2.
Di
nKes
Ka
bupa
ten/
Kota
3.
BKKB
N Pr
ovin
si4.
O
PD K
B Pr
ov/K
ab
2017
20
18
2019
NoKe
giat
anN
asio
nal
Prov
inci
alKa
bupa
ten/
Kota
Des
aM
asya
raka
tFa
silit
as K
eseh
atan
Lem
baga
Ut
ama
Stak
ehol
ders
Wak
tu
O
utpu
t 1.5
: Dip
erku
atny
a si
stem
info
rmas
i man
ajem
en u
ntuk
men
jam
in k
ualit
as, k
elen
gkap
an se
rta
inte
gras
i yan
g se
jala
n de
ngan
sist
em k
eseh
atan
1.5.
1M
elak
ukan
kaj
ian
siste
m p
elap
oran
dan
pe
ncat
atan
saat
ini
-Tin
jaua
n be
rsam
a lin
tas s
ekto
r men
gena
i sis
tem
pen
cata
tan
dan
pela
pora
n pe
laya
nan
KBda
ri tin
gkat
pus
at
hing
ga ti
ngka
t ka
bupa
ten/
kota
yan
g m
elip
uti m
ekan
isme
pela
pora
n, si
stem
pe
ngum
pula
n da
ta d
an
valid
asi d
ata.
1.
Kons
ulta
n un
tuk
men
gkaj
i sist
em
pela
pora
n da
n pe
ncat
atan
yan
g ad
a da
n m
enge
mba
ngka
n pe
dom
an p
elap
oran
dan
pe
ncat
atan
KB
terp
adu
2.
Pert
emua
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
di
tingk
at n
asio
nal u
ntuk
m
endi
skus
ikan
has
il ka
jian
3.
Sosia
lisas
i has
il ka
jian
di
tingk
at n
asio
nal
1.
Sosia
lisas
i pe
dom
an
pela
pora
n da
n pe
ncat
atan
di
tingk
at p
rovi
nsi
2.
Men
yela
rasa
n da
ta
1.
Sosia
lisas
i ped
oman
pe
lapo
ran
dan
penc
atat
an d
i tin
gkat
ka
bupa
ten/
kota
2.
Men
yela
rask
an d
ata
1.
Men
yela
rask
an
data
1.
Kem
enke
s2.
BK
KBN
1.
DinK
es
Prov
insi
2.
DinK
es
Kabu
pate
n/Ko
ta
3.
BKKB
N Pr
ovin
si4.
O
PD K
B
Prov
/Kab
2017
1.5.
2M
enge
mba
ngka
n sis
tem
pe
lapo
ran
KB te
rpad
u da
ri fa
silita
s kes
ehat
an
term
asuk
fasil
itas
kese
hata
n se
ktor
swas
ta.
1.
Kons
ulta
n un
tuk
men
gem
bang
kan
pedo
man
pel
apor
an d
an
penc
atat
an K
B te
rpad
u 2.
Pe
rtem
uan
pem
angk
u ke
pent
inga
n di
ting
kat
nasio
nal
3.
Penc
etak
an d
an d
istrib
usi
4.
Sosia
lisas
i di t
ingk
at
nasio
nal
1.
Sosia
lisas
i di
tingk
at p
rovi
nsi
2.
Dist
ribus
i ped
oman
1.
Sosia
lisas
i di t
ingk
at
kabu
Dist
ribus
i pe
dom
an
1.
Ke
men
kes
2.
BKKB
N1.
Di
nKes
Pr
ovin
si2.
Di
nKes
Ka
bupa
ten/
Kota
3.
BK
KBN
Prov
insi
4.
OPD
KB
Pr
ov/K
ab
2017
20
18
2019
1.5.
3M
emba
ngun
kap
asita
s par
a pe
nyel
ia u
ntuk
men
gkaj
i da
n m
enga
nalis
a Si
stem
In
form
asi M
anaj
emen
(SIM
) (te
rkai
t den
gan
Out
put 1
.4).
1.
Men
gem
bang
an
mod
ul p
elat
ihan
sist
em
info
rmas
i man
ajem
en
(kon
sulta
n)2.
Pe
rtem
uan/
loka
kary
a pe
man
gku
kepe
ntin
gan
3.
TOT
di ti
ngka
t nas
iona
l
1.
Sosia
liasi
tent
ang
siste
m in
form
asi
man
ajem
en d
i tin
gkat
pro
vins
i 2.
TO
T di
ting
kat
prov
insi
1.
Sosia
lisas
i ten
tang
m
odul
pel
atih
an
man
ajem
en p
rogr
am
KB2.
TO
T di
ting
kat
kabu
pate
n/ko
ta
1.
Ke
men
kes
2.
BKKB
N1.
Di
nKes
Pr
ovin
si2.
Di
nKes
Ka
bupa
ten/
Kota
3.
BK
KBN
Prov
insi
4.
OPD
KB
Pr
ov/K
ab
2017
20
18
60 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
1.5.
4M
enge
mba
ngka
n sis
tem
yan
g m
elak
ukan
pe
nelu
sura
n kl
ien
mel
alui
tic
kler
file
s (sis
tem
pe
laca
kan
pero
rang
an),
sert
a sis
tem
siag
a (a
lert
syst
em) y
ang
terk
ompu
teris
asi (
terk
ait
deng
an Tu
juan
stra
tegi
s 4).
1.
Men
gem
bang
kan
siste
m
pela
caka
n ki
en m
elal
ui
tickl
er fi
les s
erta
sist
em
siaga
(ale
rt sy
stem
) (k
onsu
ltan)
2.
Pert
emua
n/lo
kaka
rya
pem
angk
u ke
pent
inga
n un
tuk
men
gem
bang
kan
siste
m p
elac
akan
klie
n da
n m
eren
cana
kan
pela
ksan
aan
proy
ek
perc
onto
han
di b
eber
apa
wila
yah
1.
Sosia
lisas
i sist
em
pela
caka
n kl
ien
dan
renc
ana
pela
ksan
aan
proy
ek
perc
onto
han
di
prov
insi
terp
ilih
1.
Sosia
lisas
i sist
em
pela
caka
n kl
ien
dan
renc
ana
pela
ksan
aan
proy
ek p
erco
ntoh
an
di k
abup
aten
/kot
a te
rpili
h
1.
Pela
ksan
aan
siste
m p
elac
akan
kl
ien
di fa
silita
s ke
seha
tan
di w
ilaya
h pe
rcon
toha
n
1.
Kem
enke
s2.
BK
KBN
1.
DinK
es
Prov
insi
2.
DinK
es
Kabu
pate
n/Ko
ta
3.
BKKB
N Pr
ovin
si4.
O
PD K
B
Prov
/Kab
2017
20
18
1.5.
5M
enge
mba
ngka
n pr
oyek
pe
rcon
toha
n un
tuk
pela
pora
n el
ektro
nik
(terk
ait d
enga
n Tu
juan
st
rate
gis 4
)
1.
Wor
ksho
p un
tuk
sosia
lisas
i pro
yek
perc
onto
han
pela
pora
n el
ektro
nik
2.
Pem
anta
uan
dan
peng
awas
an d
ari t
ingk
at
nasio
nal
3.
Eval
uasi
1.
Sosia
lisas
i pro
yek
perc
onto
han
pela
pora
n el
ektro
nik
di
tingk
at p
rovi
nsi
2.
Pem
anta
uan
dan
peng
awas
an
1.
Sosia
lisas
i pro
yek
perc
onto
han
pela
pora
n el
ektro
nik
di ti
ngka
t pro
vins
i dan
ka
bupa
ten/
kota
2.
Ra
pat k
oord
inas
i bu
lana
n un
tuk
mem
anta
u ke
maj
uan
pela
ksan
aan
proy
ek
perc
onto
han
3.
Pem
anta
uan
dan
peng
awas
an
1.
Pe
laks
anaa
n sis
te p
elac
akan
kl
ien
di fa
silita
s ke
seha
tan
di p
roye
k pe
rcon
toha
n
1.
Kem
enke
s2.
BK
KBN
1.
DinK
es
Prov
insi
2.
DinK
es
Kabu
pate
n/Ko
ta
3.
BKKB
N Pr
ovin
si4.
O
PD K
B
Prov
/Kab
2017
61Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
NoKe
giat
anN
asio
nal
Prov
insi
Ka
bupa
ten/
kota
Des
aM
asya
raka
tFa
silit
as
Kese
hata
nLe
mba
ga
Utam
aPe
man
gku
Kepe
ntin
gan
Wak
tu
O
utpu
t 1.6
: Men
ingk
atny
a ku
alita
s pel
ayan
an K
B ya
ng m
empe
rhat
ikan
hak
klie
n da
n m
engi
nteg
rasi
kan
pela
yana
n se
panj
ang
kont
inuu
m si
klus
ke
seha
tan
repr
oduk
si
Ke
giat
an U
tam
a
1.6.
1M
engk
aji s
tand
ar y
ang
ada
untu
k pe
laya
nan
KB (k
onse
ling
– un
tuk
met
ode
umum
dan
kh
usus
, inst
ruks
i m
enge
nai p
engg
unaa
n m
etod
e, p
rose
dur,
ruju
kan,
tind
ak la
njut
, pe
napi
san
infe
ksi
men
ular
seks
ual d
an
HIV
sert
a pe
rlind
unga
n ga
nda)
dan
mel
akuk
an
revi
si jik
a di
perlu
kan
(terk
ait d
enga
n 3.
2).
1.
Men
gkaj
i sta
ndar
pe
laya
n KB
yan
g su
dah
ada
(term
asuk
kons
elin
g pr
osed
ur, r
ujuk
an,
tinda
k la
njut
, STI
/HI
V sk
rinin
g, d
an d
ual
prot
ectio
n) (k
onsu
ltan)
2.
Lo
kaka
rya
untu
k m
enda
patk
an
mas
ukka
n da
n m
enca
pai k
esep
akat
an
tent
ang
stan
dar
pela
yana
n KB
den
gan
men
gund
ang
orga
nisa
si pr
ofes
i dan
pe
rwak
ilan
prov
insi
dan
kabu
pate
n/ko
ta3.
Pe
ncet
akan
dan
di
strib
usi s
tand
ar
1.
Loka
kary
a un
tuk
sosia
lisas
i sta
ndar
pe
laya
nan
KB d
i tin
gkat
pro
vins
i 2.
Di
strib
usi s
tand
ar
1.
Sosia
lisas
i sta
ndar
pe
laya
nan
KB d
i tin
gkat
kab
upat
en/
kota
2.
Di
strib
usi s
tand
ar
ke fa
silita
s ke
seha
tan
1.
Ke
men
kes
1.
BKKB
N2.
BP
JS3.
O
rgan
isasi
prof
esi
4.
BKKB
N Pr
ovin
si5.
O
PD K
B Pr
ov/K
ab6.
Di
nKes
Pr
ovin
si7.
Di
nKes
Ka
bupa
ten/
Kota
2017
1.6.
2M
emba
ngun
sist
em
jaga
mut
u/pe
rbai
kan
kual
itas
1.6.
2.1
Men
gkaj
i sist
em Ja
ga
Mut
u pe
laya
nan
KB
yang
ada
– p
edom
an,
impl
emen
tasi,
efis
iens
i, da
n ef
ektifi
tas.
1.
Men
gkaj
i sist
em d
an
men
gem
bang
kan
pedo
man
jaga
mut
u un
tuk
KB (k
onsu
ltan)
2.
Loka
kary
a un
tuk
men
dapa
tkan
m
asuk
kan
dan
men
capa
i kes
epak
atan
m
enge
nai s
istem
jaga
m
utu
untu
k KB
3.
Pe
ncet
akan
dan
di
strib
usi p
edom
an4.
So
sialis
asi s
istem
jaga
m
utu
untu
k KB
di
tingk
at n
asio
nal
1.
Sos
ialis
asi s
istem
ja
ga m
utu
untu
k KB
di t
ingk
at
kabu
pate
n/ko
ta
2.
Penc
etak
an d
an
dist
ribus
i ped
oman
1.
Sosia
lisas
i sist
em
jaga
mut
u un
tuk
KB d
i tin
gkat
ka
bupa
ten/
kota
2.
Pe
ncet
akan
dan
di
strib
usi p
edom
an
1
. So
sialis
asi
siste
m ja
ga
mut
u un
tuk
KB d
i tin
gkat
fa
silita
s
1.
Kem
enke
s1.
BK
KBN
2.
BPJS
3.
Org
anisa
si pr
ofes
i4.
BK
KBN
Prov
insi
5.
OPD
KB
Prov
/Kab
6.
DinK
es
Prov
insi
7.
DinK
es
Kabu
pate
n/Ko
ta
2017
20
18
62 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
1.6.
2.2
Men
ingk
atka
n sis
tem
ja
ga m
utu
untu
k KB
ya
ng te
rinte
gras
i de
ngan
pel
ayan
an
kese
hata
n ib
u da
n m
embe
ntuk
sikl
us
jaga
mut
u di
ber
baga
i je
njan
g sis
tem
ke
seha
tan
dan
KB.
1.
Pela
ksan
aan
siste
m ja
ga
mut
u un
tuk
KB y
ang
terin
tegr
asi d
enga
n pe
laya
nan
kese
hata
n ib
u da
n m
embe
ntuk
fo
rum
jaga
mut
u di
tin
gkat
nas
iona
l
1.
Pela
ksan
aan
siste
m
jaga
mut
u un
tuk
KB
yang
terin
tegr
asi
deng
an p
elay
anan
ke
seha
tan
ibu
dan
mem
bent
uk
foru
m ja
ga m
utu
di
tingk
at p
rovi
nsi
1.
Pela
ksan
aan
siste
m
jaga
mut
u un
tuk
KB
yang
terin
tegr
asi
deng
an p
elay
anan
ke
seha
tan
ibu
dan
mem
bent
uk
foru
m ja
ga m
utu
di
tingk
at k
abup
aten
/ko
ta
1.
Pe
laks
anaa
n sis
tem
jaga
m
utu
untu
k KB
yan
g te
rinte
gras
i de
ngan
pe
laya
nan
kese
hata
n ib
u da
n m
embe
ntuk
fo
rum
jaga
m
utu
di
tingk
at fa
silita
s ke
seha
tan
1.
Kem
enke
s1.
BK
KBN
2.
BPJS
3.
Org
anisa
si pr
ofes
i4.
BK
KBN
Prov
insi
5.
OPD
KB
Prov
/Kab
6.
DinK
es
Prov
insi
7.
DInK
es
Kabu
pate
n/Ko
ta
1.6.
2.3
Men
gkaj
i ura
ian
kerja
pa
ra p
enye
lia d
i din
as
kese
hata
n ka
bupa
ten/
kota
sert
a di
OPD
KB
unt
uk m
enja
min
ba
hwa
desk
ripsi
peke
rjaan
ini m
elip
uti
tang
gung
jaw
ab
peny
elia
an se
rta
mel
akuk
an re
visi
desk
ripsi
peke
rjaan
un
tuk
men
gata
si ke
senj
anga
n.
1.
M
enye
diak
an
bant
uan
tekn
is/na
rasu
mbe
r dar
i pe
jaba
t di t
ingk
at
prov
insi
untu
k m
engk
aji u
raia
n pe
kerja
an p
enye
lia
di D
inas
Kes
ehat
an
kabu
pate
n/ko
ta
dan
OPD
KB
1.
Men
gkaj
i ura
ian
peke
rjaan
pen
yelia
di
Din
as K
eseh
atan
ka
bupa
ten/
kota
da
n O
PD K
B
1.
Ke
men
kes
2.
BKKB
N1.
BK
KBN
Prov
insi
2.
OPD
KB
Prov
/Kab
3.
DinK
es
Prov
insi
4.
DinK
es
Kabu
pate
n/Ko
ta
2017
1.6.
2.4
Mem
bang
un k
apas
itas
peny
elia
(Bid
an
Koor
dina
tor d
an
lain
nya)
mel
akuk
an
supe
rvisi
fasil
itatif
da
n ja
ga m
utu
(terk
ait
deng
an O
utpu
t 1.4
).
1.
TOT
tent
ang
supe
rvisi
fa
silita
tif1.
TO
T te
ntan
g
supe
rvisi
fasil
itatif
1.
TOT
tent
ang
su
perv
isi fa
silita
tif
1.
Pela
tihan
te
ntan
g su
perv
isi
fasil
itatif
unt
uk
koor
dina
tor
bida
n
1.
Kem
enke
s1.
BK
KBN
Prov
insi
2.
OPD
KB
Prov
/Kab
3.
DinK
es
Prov
insi
4.
DinK
es
Kabu
pate
n/Ko
ta
2017
20
18
2019
63Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
1.6.
2.5
Men
cipt
akan
lin
gkun
gan
yang
m
endu
kung
unt
uk
men
jam
in b
ahw
a ke
giat
an p
enye
liaan
m
enda
pat d
ukun
gan.
1.
Pert
emua
n ko
ordi
nasi
untu
k m
emas
tikan
pe
laks
anaa
n su
perv
isi
terfa
silita
si di
ting
kat
nasio
nal
1.
Pert
emua
n ko
ordi
nasi
1.
Pert
emua
n ko
ordi
nasi
1.
Pert
emua
n ko
ordi
nasi
1.
Kem
enke
s1.
BK
KBN
Prov
insi
2.
OPD
KB
Prov
/Kab
3.
DinK
es
Prov
insi
4.
DinK
es
Kabu
pate
n/Ko
ta
2017
20
18
2019
1.6.
2.6
Pem
bent
ukan
sis
tem
pem
anta
uan
yang
kua
litas
dan
be
rkel
anju
tan
sert
a m
elak
ukan
tind
akan
pe
rbai
kan.
1.
Mem
bent
uk fo
rum
di
tingk
at n
asio
nal u
ntuk
m
elak
ukan
pem
anta
uan
rutin
dan
mel
aksa
naka
n tin
dak
lanj
ut
1.
Mem
bent
uk fo
rum
di
ting
kat p
rovi
nsi
untu
k m
elak
ukan
pe
man
taua
n ru
tin
dan
mel
aksa
naka
n tin
dak
lanj
ut
1.
Mem
bent
uk
foru
m d
i tin
gkat
ka
bupa
ten/
kota
un
tuk
mel
akuk
an
pem
anta
uan
rutin
da
n m
elak
sana
kan
tinda
k la
njut
1.
Mem
bent
uk
foru
m d
i tin
gkat
fasil
itas
kese
hata
n un
tuk
mel
akuk
an
pem
anta
uan
rutin
dan
m
elak
sana
kan
tinda
k la
njut
1.
Kem
enke
s2.
Di
nkes
Pr
ovin
si3.
Di
nkes
Ka
bupa
ten/
Kota
1.
BKKB
N Pr
ovin
si2.
O
PD K
B Pr
ov/K
ab
2017
20
18
2019
1.6.
3.M
elib
atka
n be
rbag
ai
orga
nisa
si m
asya
raka
t un
tuk
mem
astik
an
kual
itas t
erja
min
.
1.
Pert
emua
n/se
min
ar/
loka
kary
a pe
man
gku
kepe
ntin
gan
deng
an
men
giku
tser
taka
n or
gani
sasi
mas
yara
kat
di ti
ngka
t nas
iona
l
1.
Pert
emua
n/se
min
ar/lo
kaka
rya
pem
angk
u ke
pent
inga
n de
ngan
m
engi
kuts
erta
kan
orga
nisa
si m
asya
raka
t di
tingk
at p
rovi
nsi
1.
Pert
emua
n/se
min
ar/lo
kaka
rya
pem
angk
u ke
pent
inga
n de
ngan
m
engi
kuts
erta
kan
orga
nisa
si m
asya
raka
t di
tingk
at k
abup
aten
/ko
ta
1.
Pert
emua
n m
asya
raka
t di
ting
kat
desa
2.
Alok
asi
dana
des
a un
tuk
pert
emua
n m
asya
raka
t ag
ar
kual
itas
terja
min
1.
Pert
emua
n LS
M u
ntuk
m
eman
tau
kual
itas
pela
yana
n KB
1.
Ke
men
kes
2.
BKKB
N1.
BK
KBN
Prov
insi
2.
OPD
KB
Prov
/Kab
3.
DinK
es
Prov
insi
4.
DinK
es
Kabu
pate
n/Ko
ta5.
O
rgan
isasi
prof
esi
6.
LSM
2017
20
18
2019
64 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
NoKe
giat
anN
asio
nal
Prov
insi
Kabu
pate
n/Ko
taD
esa
Mas
yara
kat
Fasi
litas
Kes
ehat
anLe
mba
ga
Utam
aPe
man
gku
Kepe
ntin
gan
Wak
tu
O
uput
2.1
: Ter
sedi
anya
stra
tegi
Kom
unik
asi P
erub
ahan
Per
ilaku
(Beh
avio
r Cha
nge
Com
mun
icat
ion)
yan
g ko
mpr
ehen
sif
2.1.
1M
empe
rbar
ui/
men
gem
bang
kan
stra
tegi
Kom
unik
asi,
Info
rmas
i, dan
Edu
kasi
bagi
rem
aja
untu
k pe
ruba
han
peril
aku
yang
kom
preh
ensif
, dan
m
enca
kup:
- ko
mpo
nen
pem
anta
uan
dan
eval
uasi.
- st
rate
gi k
husu
s unt
uk
mem
pert
ahan
kan
kine
rja d
i kab
upat
en/
kota
den
gan
kine
rja
yang
bai
k se
rta
mem
perb
aiki
kin
erja
di
kab
upat
en/k
ota
deng
an k
iner
ja y
ang
buru
k.-
perh
atia
n pa
da
kete
rliba
tan
pria
.-
perh
atia
n pa
da
rem
aja.
1.
Mel
akuk
an k
ajia
n ke
butu
han
(nee
ds
asse
ssm
ent)
untu
k m
engi
dent
ifika
si ke
perlu
an m
asya
raka
t2.
M
engk
aji d
an
mem
perb
arui
stra
tegi
Ko
mun
ikas
i Per
ubah
an
Peril
aku
term
asuk
ko
mpo
nen
mon
ev,
stra
tegi
khu
sus u
ntuk
ka
bupa
ten/
kota
, da
n pe
rhat
ian
pada
ke
terli
bata
n la
ki-la
ki
dan
rem
aja
(kon
sulta
n)3.
Pe
rtem
uan
anta
ra
BKKB
N da
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
lain
nya
untu
k m
endi
skus
ikan
st
rate
gi u
ntuk
stra
tegi
Ko
mun
ikas
i Per
ubah
an
Peril
aku
4.
Loka
kary
a un
tuk
men
dapa
tkan
m
asuk
kan
dan
men
capa
i kes
epak
atan
te
ntan
g st
rate
gi u
ntuk
Ko
mun
ikas
i Per
ubah
an
Peril
aku
5.
TOT
tent
ang
Kom
unik
asi P
erub
ahan
Pe
rilak
u6.
M
emfa
silita
si re
gula
si un
tuk
mel
aksa
naka
n st
rate
gi K
omun
ikas
i Pe
ruba
han
Peril
aku
1.
Pert
emua
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
di
tingk
at p
rovi
nsi
2.
Pela
tihan
pet
ugas
3.
Pela
ksan
aan
stra
tegi
Kom
unik
asi
Peru
baha
n Pe
rilak
u 4.
Pe
man
taua
n da
n pe
ngaw
asan
1.
Pert
emua
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
di ti
ngka
t ka
bupa
ten/
kota
2.
Pela
tihan
pet
ugas
3.
Pela
ksan
aan
stra
tegi
Ko
mun
ikas
i Pe
ruba
han
Peril
aku
4.
Pem
anta
uan
dan
peng
awas
an
1.
Pela
ksan
aan
stra
tegi
Ko
mun
ikas
i Pe
ruba
han
Peril
aku
di
tingk
at d
esa
mel
alui
ke
giat
an-
kegi
atan
D
esa
Siag
a da
n Ka
mpu
ng
KB
1.
BKKB
N1.
Ke
men
kes
2.
Org
anisa
si pr
ofes
i3.
LS
M4.
Pe
muk
a ag
ama
5.
Toko
h m
asya
raka
t6.
M
itra
Pem
bang
unan
2017
20
18
2019
65Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
NoKe
giat
anN
asio
nal
Prov
insi
Kabu
pate
n/Ko
taD
esa
Mas
yara
kat
Fasi
litas
Kes
ehat
anLe
mba
ga
Utam
aPe
man
gku
Kepe
ntin
gan
Wak
tu
O
uput
2.1
: Ter
sedi
anya
stra
tegi
Kom
unik
asi P
erub
ahan
Per
ilaku
(Beh
avio
r Cha
nge
Com
mun
icat
ion)
yan
g ko
mpr
ehen
sif
2.1.
1M
empe
rbar
ui/
men
gem
bang
kan
stra
tegi
Kom
unik
asi,
Info
rmas
i, dan
Edu
kasi
bagi
rem
aja
untu
k pe
ruba
han
peril
aku
yang
kom
preh
ensif
, dan
m
enca
kup:
- ko
mpo
nen
pem
anta
uan
dan
eval
uasi.
- st
rate
gi k
husu
s unt
uk
mem
pert
ahan
kan
kine
rja d
i kab
upat
en/
kota
den
gan
kine
rja
yang
bai
k se
rta
mem
perb
aiki
kin
erja
di
kab
upat
en/k
ota
deng
an k
iner
ja y
ang
buru
k.-
perh
atia
n pa
da
kete
rliba
tan
pria
.-
perh
atia
n pa
da
rem
aja.
1.
Mel
akuk
an k
ajia
n ke
butu
han
(nee
ds
asse
ssm
ent)
untu
k m
engi
dent
ifika
si ke
perlu
an m
asya
raka
t2.
M
engk
aji d
an
mem
perb
arui
stra
tegi
Ko
mun
ikas
i Per
ubah
an
Peril
aku
term
asuk
ko
mpo
nen
mon
ev,
stra
tegi
khu
sus u
ntuk
ka
bupa
ten/
kota
, da
n pe
rhat
ian
pada
ke
terli
bata
n la
ki-la
ki
dan
rem
aja
(kon
sulta
n)3.
Pe
rtem
uan
anta
ra
BKKB
N da
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
lain
nya
untu
k m
endi
skus
ikan
st
rate
gi u
ntuk
stra
tegi
Ko
mun
ikas
i Per
ubah
an
Peril
aku
4.
Loka
kary
a un
tuk
men
dapa
tkan
m
asuk
kan
dan
men
capa
i kes
epak
atan
te
ntan
g st
rate
gi u
ntuk
Ko
mun
ikas
i Per
ubah
an
Peril
aku
5.
TOT
tent
ang
Kom
unik
asi P
erub
ahan
Pe
rilak
u6.
M
emfa
silita
si re
gula
si un
tuk
mel
aksa
naka
n st
rate
gi K
omun
ikas
i Pe
ruba
han
Peril
aku
1.
Pert
emua
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
di
tingk
at p
rovi
nsi
2.
Pela
tihan
pet
ugas
3.
Pela
ksan
aan
stra
tegi
Kom
unik
asi
Peru
baha
n Pe
rilak
u 4.
Pe
man
taua
n da
n pe
ngaw
asan
1.
Pert
emua
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
di ti
ngka
t ka
bupa
ten/
kota
2.
Pela
tihan
pet
ugas
3.
Pela
ksan
aan
stra
tegi
Ko
mun
ikas
i Pe
ruba
han
Peril
aku
4.
Pem
anta
uan
dan
peng
awas
an
1.
Pela
ksan
aan
stra
tegi
Ko
mun
ikas
i Pe
ruba
han
Peril
aku
di
tingk
at d
esa
mel
alui
ke
giat
an-
kegi
atan
D
esa
Siag
a da
n Ka
mpu
ng
KB
1.
BKKB
N1.
Ke
men
kes
2.
Org
anisa
si pr
ofes
i3.
LS
M4.
Pe
muk
a ag
ama
5.
Toko
h m
asya
raka
t6.
M
itra
Pem
bang
unan
2017
20
18
2019
2.1.
2M
enin
gkat
kan
kapa
sitas
pe
tuga
s ter
akit
untu
k m
elak
sana
kan
stra
tegi
Ko
mun
ikas
i Per
ubah
an
Peril
aku.
1.
Sosia
lisas
i stra
tegi
Ko
mun
ikas
i Per
ubah
an
Peril
aku
di ti
ngka
t na
siona
l2.
TO
T di
ting
kat n
asio
nal
1.
Sosia
lisas
i stra
tegi
Ko
mun
ikas
i Pe
ruba
han
Peril
aku
di ti
ngka
t pro
vins
i2.
TO
T di
ting
kat
prov
insi
1.
Sosia
lisi s
trate
gi
Kom
inik
asi
Peru
baha
n Pe
rilak
u di
ting
kat
kabu
pate
n/ko
ta2.
Pe
latih
an
1.
Orie
ntas
i ten
tang
pe
san-
pesa
n KB
di
ting
kat f
asili
tas
kese
hata
n
1.
BKKB
N1.
Ke
men
kes
2.
DinK
es
prov
insi
3.
Dink
es
kabu
pate
n/ko
ta4.
LS
M5.
Ke
men
dagr
i6.
BK
KBN
prov
insi
7.
OPD
KB
prov
/ka
b
2017
20
18
2019
2.1.
3M
enge
mba
ngka
n m
ater
i mua
tan
loka
l da
n m
enye
bark
an
mat
eri t
erse
but d
enga
n m
engg
unak
an sa
lura
n ko
mun
ikas
i stra
tegi
s de
ngan
jang
kaua
n m
aksim
um.
- Pes
an in
ti m
enan
gani
ha
mba
tan
buda
ya d
an
agam
a se
rta
info
rmas
i ya
ng ti
dak
tepa
t m
enge
nai k
ontra
seps
i se
suai
keb
utuh
an. P
esan
be
rsifa
t sen
sitif
terh
adap
ge
nder
dan
dita
rget
kan
kepa
da k
elom
pok-
kelo
mpo
k kh
usus
. - I
nteg
rasi
pesa
n-pe
san
KB d
enga
n pe
san
pela
yana
n ke
seha
tan
ibu
dan
anak
sert
a pe
san
men
gena
i pen
cega
han
HIV
dan
infe
ksi m
enul
ar
seks
ual.
1.
Men
gem
bang
kan
SRHR
den
gan
mat
eri m
uata
n lo
kal
term
asuk
pes
an in
ti ya
ng m
enan
ggap
i ha
mba
tan
agam
a da
n in
tegr
asi p
esan
-pes
an
KB d
enga
n pe
san
pela
yana
n ke
seha
tan
ibu
dan
anak
sert
a m
enge
nai p
ence
gaha
n HI
V da
n in
feks
i men
ular
se
ksua
l (ko
nsul
tan)
2.
P
erte
mua
n an
tara
BK
KBN
dan
pem
angk
u ke
pent
inga
n la
inny
a 3.
D
okum
enta
si pr
akte
k te
rbai
k un
tuk
peng
emba
ngan
SRH
R de
ngan
mat
eri m
uata
n lo
kal
1.
Men
gem
bang
kan
SRHR
den
gan
mat
eri m
uata
n lo
kal
term
asuk
pes
an in
ti ya
ng m
enan
ggap
i ha
mba
tan
agam
a da
n in
tegr
asi
pesa
n-pe
san
KB
deng
an p
esan
pe
laya
nan
kese
hata
n ib
u da
n an
ak se
rta
men
gena
i pe
nceg
ahan
HIV
da
n in
feks
i men
ular
se
ksua
l (ko
nsul
tan)
2.
1.
Men
gem
bang
kan
SRHR
den
gan
mat
eri m
uata
n lo
kal t
erm
asuk
pe
san
inti
yang
m
enan
ggap
i ha
mba
tan
agam
a da
n in
tegr
asi
pesa
n-pe
san
KB
deng
an p
esan
pe
laya
nan
kese
hata
n ib
u da
n an
ak se
rta
men
gena
i pe
nceg
ahan
HI
V da
n in
feks
i m
enul
ar se
ksua
l (k
onsu
ltan)
1.
BK
KBN
2.
BKKB
N Pr
ovin
si3.
O
PD K
B Pr
ov/K
ab
1.
Kem
enke
s2.
BP
JS3.
BA
PPEN
AS4.
LS
M5.
Ke
men
dagr
i6.
BA
PPED
A
2017
20
18
2019
2.1.
4Pe
ncet
akan
dan
di
strib
usi p
oste
r dan
br
osur
KB
dan
men
jam
in
kete
rsed
iaan
mat
eri i
ni
di p
uske
smas
, pol
inde
s, po
des,
dan
rum
ah sa
kit.
1.
Des
ain,
pen
ceta
kan
dan
dist
ribus
i pos
ter
dan
book
let K
B di
tin
gkat
nas
iona
l
1.
Des
ain,
pen
ceta
kan
dan
dist
ribus
i po
ster
dan
buk
u KB
di
ting
kat p
rovi
nsi
1.
Des
ain,
pe
ncet
akan
dan
di
strib
usi p
oste
r da
n bu
ku K
B di
tin
gkat
kab
upat
en
1.
BK
KBN
1.
BKKB
N Pr
ovin
si2.
O
PD K
B pr
ov/
kab
2017
20
18
2019
66 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
2.1.
5M
enge
mba
ngka
n sis
tem
pen
gkaj
ian
yang
te
ratu
r unt
uk m
elih
at
jang
kaua
n sa
lura
n m
edia
dan
dam
pak
dari
pesa
n-pe
san
yang
di
kem
bang
kan.
1.
Peng
emba
ngan
sist
em
(kon
sulta
n/pi
hak
ketig
a)2.
Fo
rum
unt
uk m
engk
aji
seca
ra ru
tin d
ampa
k da
ri pe
san-
pesa
n ya
ng
dike
mba
ngka
n
1.
Foru
m u
ntuk
m
engk
aji s
ecar
a ru
tin d
ampa
k da
ri pe
san-
pesa
n ya
ng
dike
mba
ngka
n di
tin
gkat
pro
vins
i
1.
Foru
m u
ntuk
m
engk
aji s
ecar
a ru
tin d
ampa
k da
ri pe
san-
pesa
n ya
ng
dike
mba
ngka
n di
ting
kat
kabu
pate
n/ko
ta
1.
BK
KBN
1.
BKKB
N Pr
ovin
si2.
O
PD K
B pr
ov/
kab
3.
Kem
enke
s4.
Di
nKes
pr
ovin
si5.
Di
nKes
ka
bupa
ten/
kota
2017
20
18
2019
2.1.
6M
enge
mba
ngka
n sis
tem
pes
an K
B m
elal
ui te
lepo
n ge
ngga
m (t
erka
it de
ngan
Out
put 1
.6)
2.1.
6.1
Men
gem
bang
kan
renc
ana
peng
guna
an
pesa
n te
lepo
n ge
ngga
m
untu
k m
engi
ngat
kan
wak
tu m
enda
patk
an
pela
yana
nan
KB se
rta
mem
berik
an in
form
asi
lain
nya.
1.
Pert
emua
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
2.
Men
gada
kan
kerja
sam
a (M
OU)
de
ngan
per
usah
aan
peny
edia
laya
nan
tele
pon
geng
gam
te
rkai
t pel
aksa
naan
sis
tem
pes
an K
B m
elal
ui te
lepo
n ge
ngga
m3.
Pe
laks
anaa
n sis
tem
pe
san
KB m
elal
ui
tele
pon
geng
gam
(m
enug
aska
n pi
hak
ketig
a un
tuk
men
anga
ni si
stem
)
1.
Mem
prom
osik
an
peng
guna
an si
stem
pe
san
KB m
elal
ui
tele
pon
geng
gam
di
ting
kat p
rovi
nsi
1.
Mem
prom
osik
an
peng
guna
an
siste
m p
esan
KB
mel
alui
tele
pon
geng
gam
di
ting
kat
kabu
pate
n/ko
ta
1.
Mem
prom
osik
an
peng
guna
an
siste
m p
esan
KB
mel
alui
tele
pon
geng
gam
di
tingk
at fa
silita
s ke
seha
tan
1.
BKKB
N2.
Ke
men
kes
3.
Kem
ente
rian
Kom
unik
asi
dan
Info
rmat
ika
1.
Peru
saha
an
swas
ta2.
Di
nkes
pr
ovin
si3.
Di
nkes
ka
bupa
ten/
kota
4.
BKKB
N pr
ovin
si5.
O
PD K
B pr
ov/
kab
6.
Mitr
a Pe
mba
ngun
an7.
LS
M
2017
20
18
2019
2.1.
7M
emas
ukka
n pe
san
kese
hata
n re
prod
uksi
dan
KB
dala
m se
si pe
ndid
ikan
/pro
mos
i ke
seha
tan
sela
ma
pela
yana
n an
tena
tal,
pela
yana
n ke
seha
tan
anak
, ser
ta p
ada
saat
pe
ngob
atan
infe
ksi
men
ular
seks
ual d
an
HIV/
AIDS
mel
alui
ko
ordi
nasi
anta
ra O
PD
KB d
an D
inas
Kes
ehat
an
kabu
pate
n/ko
ta.
1.
Kons
ulta
n un
tuk
men
gkaj
i dan
m
engi
nteg
rasik
an
pesa
n KB
ke
dala
m
pesa
n ke
seha
tan
ibu
dan
anak
sert
a pr
even
si in
feks
i men
ular
seks
ual
dan
HIV/
AIDS
di t
ingk
at
nasio
nal
2.
Per
tem
uan
anta
ra
BKKB
N da
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
lain
nya
1.
Sosia
lisas
i pes
an K
B ya
ng te
rinte
gras
i de
ngan
pes
an
kese
hata
n ib
u da
n an
ak se
rta
prev
ensi
infe
ksi m
enul
ar
seks
ual d
an H
IV/
AIDS
di t
ingk
at
prov
insi
1.
Sosia
lisas
i pe
san
KB y
ang
terin
tegr
asi
deng
an p
esan
ke
seha
tan
ibu
dan
anak
se
rta
prev
ensi
infe
ksi m
enul
ar
seks
ual d
an H
IV/
AIDS
di t
ingk
at
kabu
pate
n/ko
ta
1.
Ke
men
kes
1.
BKKB
N2.
BP
JS3.
BA
PPEN
AS4.
LS
M5.
Ke
men
dagr
i6.
BA
PPED
A
2017
20
18
2019
67Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
NoKe
giat
anN
asio
nal
Prov
insi
Kabu
pate
n/Ko
taD
esa
Mas
yara
kat
Fasi
litas
Ke
seha
tan
Lem
baga
Ut
ama
Pem
angk
u Ke
pent
inga
nW
aktu
O
utpu
t 2.2
: Men
ingk
atny
a ke
terli
bata
n te
naga
kes
ehat
an, p
etug
as la
pang
an k
elua
rha
bere
ncan
a ke
lom
pok
pere
mpu
an, d
an to
koh
agam
a da
lam
men
gger
akka
n du
kung
an u
ntuk
pro
gram
KB
sert
a m
enga
tasi
ham
bata
n da
lam
ber
-KB
2.2.
1M
endu
kung
or
gani
sasi
keag
amaa
n da
n m
asya
raka
t unt
uk
mem
prom
osik
an
KB d
alam
keg
iata
n ke
agam
aan
dan
men
ggun
akan
ke
sem
pata
n se
pert
i ko
nsel
ing
pra-
nika
h.
1.
Pert
emua
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
untu
k m
empr
omos
ikan
KB
pada
sa
at k
egia
tan
keag
amaa
n di
ting
kat n
asio
nal
(kon
selin
g pr
a-ni
kah)
di
tingk
at n
asio
nal
2.
Kons
ulta
n un
tuk
mem
perb
aiki
ped
oman
te
ntan
g pr
omos
i KB
pada
sa
at k
egia
tan
keag
amaa
n3.
Pe
ncet
akan
dan
dist
ribus
i4.
So
sialis
asi d
i tin
gkat
na
siona
l
1.
Pert
emua
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
di
tingk
at p
rovi
nsi
2.
Sosia
lisas
i/ or
ient
asi d
i tin
gkat
pro
vins
i3.
Pe
ncet
akan
dan
di
strib
usi
1.
Pert
emua
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
di ti
ngka
t ka
bupa
ten/
kota
2.
Sosia
lisas
i/or
ient
asi
di ti
ngka
t ka
bupa
ten/
kota
3.
Penc
etak
an d
an
dist
ribus
i
1.
Pert
emua
n m
asya
raka
t un
tuk
prom
osi K
B ol
eh p
emuk
a ag
ama
deng
an
men
ggun
akan
da
na d
esa
atau
al
okas
i dan
a la
inny
a
1.
Pert
emua
n LS
M/
mas
yara
kat
untu
k pr
omos
i KB
oleh
pem
uka
agam
a de
ngan
m
engg
unak
an
dana
des
a at
au
alok
asi d
ana
lain
nya
1.
BK
KBN
2.
Kem
enag
1.
LSM
2.
Kem
enda
gri
3.
Kem
entri
an
Des
a4.
BK
KBN
prov
insi
5.
OPD
KB
prov
/ka
b
2017
20
18
2019
2.2.
2M
empe
rkua
t ko
mpo
nen
KB d
i Po
syan
du
-Akt
ivas
i pel
ayan
an
KB d
i mej
a 5
Posy
andu
-T
enag
a ke
seha
tan
mem
prom
osik
an K
B ke
tika
men
dafta
rkan
pa
ra ib
u, m
enim
bang
an
ak-a
nak,
dll.
1.
Pert
emua
n an
tara
BK
KBN
dan
pem
angk
u ke
pent
inga
n la
inny
a2.
No
ta K
esep
aham
an
(MoU
) ant
ara
BKKB
N da
n Ke
men
dagr
i3.
Ko
nsul
tan
untu
k m
enge
mba
ngka
n pe
dom
an p
elay
anan
KB
di m
eja
5 di
pos
yand
u da
n m
odul
unt
uk k
ader
PK
K4.
Pe
ncet
akan
dan
dist
ribus
i5.
So
sialis
asi/o
rient
asi d
i tin
gkat
nas
iona
l
1.
Pert
emua
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
di
tingk
at p
rovi
nsi
2.
Sosia
lisas
i/ or
ient
asi d
i tin
gkat
pro
vins
i3.
Pe
ncet
akan
dan
di
strib
usi
1.
Pert
emua
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
di ti
ngka
t ka
bupa
ten/
kota
2.
Sosia
lisas
i/or
ient
asi
di ti
ngka
t ka
bupa
ten/
kota
3.
Penc
etak
an d
an
dist
ribus
i
1.
Pela
ksan
aan
posy
andu
de
ngan
ko
mpo
nen
KB
yang
suda
h di
perk
uat
deng
an
men
ggun
akan
da
na d
esa
atau
al
okas
i dan
a la
inny
a
1.
So
sialis
asi/
orie
ntas
i di
ting
kat
fasil
itas
kese
hata
n
1.
BKKB
N2.
Ke
men
kes
3.
PKK
1.
Dink
es
prov
insi
2.
Dink
es
kabu
pate
n/ko
ta3.
LS
M4.
Ke
men
trian
Pe
mbe
rday
aan
Pere
mpu
an
dan
Perli
ndun
gan
Anak
5.
Kem
entri
an
Des
a6.
BK
KBN
prov
insi
7.
OPD
KB
prov
/ka
b
2017
20
18
2019
2.2.
3M
enin
jau
dan
men
gem
bang
kan
inse
ntif
berd
asar
kan
kine
rja k
epad
a te
naga
kes
ehat
an u
ntuk
men
ingk
atka
n ke
terli
bata
n la
ki-la
ki, p
emud
a, d
an m
asya
raka
t (te
rkai
t den
gan
Out
put 3
.5)
68 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
2.2.
3.1
Men
yedi
akan
mat
eri
untu
k m
enin
gkat
kan
kete
rliba
tan
laki
-laki
m
elal
ui p
endi
dika
n da
n di
skus
i di t
ingk
at
desa
.
1.
Peng
emba
ngan
mat
eri
untu
k m
enin
gkat
kan
kete
rliba
tan
laki
-laki
m
elal
ui p
endi
dika
n da
n di
skus
i di t
ingk
at d
esa
(kon
sulta
n)2.
Pe
ncet
akan
dan
di
strib
usi m
ater
i un
tuk
men
ingk
atka
n ke
terli
bata
n la
ki-la
ki
mel
alui
pen
didi
kan
dan
disk
usi d
i tin
gkat
des
a3.
So
sialis
asi/o
rient
asi
1.
Penc
etak
an
dan
dist
ribus
i m
ater
i unt
uk
men
ingk
atka
n ke
terli
bata
n la
ki-la
ki m
elal
ui
pend
idik
an d
i tin
gkat
pro
vins
i2.
Pe
latih
an d
i tin
gkat
pro
vins
i
1.
Penc
etak
an d
an
dsitr
ibus
i pos
ter
dan
bros
ur
KB d
i tin
gkat
ka
bupa
ten/
kota
2.
Pela
tihan
di
ting
kat
kabu
pate
n/ko
ta
1.
Dist
ribus
i po
ster
dan
br
osur
KB
di
tingk
at d
esa
2.
Pert
emua
n m
asya
raka
t di
ting
kat
desa
unt
uk
men
ingk
atka
n ke
terli
bata
n la
ki-la
ki
1.
Pela
tihan
LS
M te
ntan
g pe
ning
kata
n ke
terli
bata
n la
ki-la
ki
1.
Pela
tihan
te
naga
ke
seha
tan
tent
ang
peni
ngka
tan
kete
rliba
tan
laki
-laki
1.
BKKB
N2.
Ke
men
kes
3.
LSM
1.
BKKB
N pr
ovin
si2.
O
PD K
B pr
ov/
kab
3.
Dink
es
prov
insi
4.
Dink
es
kabu
pate
n/ko
ta5.
Ke
men
trian
D
esa
6.
PKK
2017
20
18
2019
2.2.
3.2
Men
gem
bang
kan
inse
ntif
berd
asar
kan
kine
rja u
ntuk
te
naga
kes
ehat
an
agar
men
ingk
atka
n ke
terli
bata
n la
ki-
laki
, pem
uda,
dan
m
asya
raka
t.
1.
Peng
emba
ngan
sist
em
inse
ntif
berb
asis
kine
rja
untu
k te
naga
kes
ehat
an
agar
men
ingk
atka
n ke
terli
bata
n la
ki-la
ki
1.
Peng
emba
ngan
kr
iteria
unt
uk
inse
ntif
berb
asis
kine
rja
1.
Peng
emba
ngan
kr
iteria
unt
uk
inse
ntif
berb
asis
kine
rja2.
Pe
laks
anaa
n in
sent
if be
rbas
is ki
nerja
(sel
eksi)
1.
Pela
ksan
aan
inse
ntif
berb
asis
kine
rja
(sel
eksi)
1.
BKKB
N2.
Ke
men
kes
1.
BKKB
N pr
ovin
si2.
O
PD K
B pr
ov/
kab
3.
Dink
es
prov
insi
4.
Dink
es
kabu
pate
n/ko
ta
2017
20
18
2019
2.2.
4M
enin
gkat
kan
kapa
sitas
pim
pina
n pe
mud
a se
baga
i pe
ndid
ik se
baya
un
tuk
info
rmas
i dan
pe
laya
nan
KB b
agi
rem
aja
dan
pem
uda.
1.
Pert
emua
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
di ti
ngka
t na
siona
l2.
TO
T pe
ndid
ik se
baya
te
ntan
g in
form
asi d
an
pela
yana
n KB
bag
i rem
aja
dan
pem
uda
1.
PTOT
pen
didi
k se
baya
tent
ang
in
form
asi d
an
pela
yana
n KB
ba
gi re
maj
a da
n pe
mud
a di
ting
kat
prov
insi
1.
TOT
pend
idik
se
baya
tent
ang
info
rmas
i dan
pe
laya
nan
KB
bagi
rem
aja
dan
pem
uda
di ti
ngka
t ka
bupa
ten/
kota
1.
Pe
latih
an
pend
idik
se
baya
te
ntan
g in
form
asi d
an
pela
yana
KB
1.
BK
KBN
2.
Kem
entri
an
Pend
idik
an3.
LS
M
1.
BKKB
N pr
ovin
si 2.
O
PD K
B pr
ov/
kab
3.
Kem
enke
s4.
Di
nkes
pr
ovin
si5.
Di
nkes
ka
bupa
ten/
kota
6.
Kem
entri
an
Des
a7.
PK
K
2017
20
18
2019
69Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
2.2.
3.1
Men
yedi
akan
mat
eri
untu
k m
enin
gkat
kan
kete
rliba
tan
laki
-laki
m
elal
ui p
endi
dika
n da
n di
skus
i di t
ingk
at
desa
.
1.
Peng
emba
ngan
mat
eri
untu
k m
enin
gkat
kan
kete
rliba
tan
laki
-laki
m
elal
ui p
endi
dika
n da
n di
skus
i di t
ingk
at d
esa
(kon
sulta
n)2.
Pe
ncet
akan
dan
di
strib
usi m
ater
i un
tuk
men
ingk
atka
n ke
terli
bata
n la
ki-la
ki
mel
alui
pen
didi
kan
dan
disk
usi d
i tin
gkat
des
a3.
So
sialis
asi/o
rient
asi
1.
Penc
etak
an
dan
dist
ribus
i m
ater
i unt
uk
men
ingk
atka
n ke
terli
bata
n la
ki-la
ki m
elal
ui
pend
idik
an d
i tin
gkat
pro
vins
i2.
Pe
latih
an d
i tin
gkat
pro
vins
i
1.
Penc
etak
an d
an
dsitr
ibus
i pos
ter
dan
bros
ur
KB d
i tin
gkat
ka
bupa
ten/
kota
2.
Pela
tihan
di
ting
kat
kabu
pate
n/ko
ta
1.
Dist
ribus
i po
ster
dan
br
osur
KB
di
tingk
at d
esa
2.
Pert
emua
n m
asya
raka
t di
ting
kat
desa
unt
uk
men
ingk
atka
n ke
terli
bata
n la
ki-la
ki
1.
Pela
tihan
LS
M te
ntan
g pe
ning
kata
n ke
terli
bata
n la
ki-la
ki
1.
Pela
tihan
te
naga
ke
seha
tan
tent
ang
peni
ngka
tan
kete
rliba
tan
laki
-laki
1.
BKKB
N2.
Ke
men
kes
3.
LSM
1.
BKKB
N pr
ovin
si2.
O
PD K
B pr
ov/
kab
3.
Dink
es
prov
insi
4.
Dink
es
kabu
pate
n/ko
ta5.
Ke
men
trian
D
esa
6.
PKK
2017
20
18
2019
2.2.
3.2
Men
gem
bang
kan
inse
ntif
berd
asar
kan
kine
rja u
ntuk
te
naga
kes
ehat
an
agar
men
ingk
atka
n ke
terli
bata
n la
ki-
laki
, pem
uda,
dan
m
asya
raka
t.
1.
Peng
emba
ngan
sist
em
inse
ntif
berb
asis
kine
rja
untu
k te
naga
kes
ehat
an
agar
men
ingk
atka
n ke
terli
bata
n la
ki-la
ki
1.
Peng
emba
ngan
kr
iteria
unt
uk
inse
ntif
berb
asis
kine
rja
1.
Peng
emba
ngan
kr
iteria
unt
uk
inse
ntif
berb
asis
kine
rja2.
Pe
laks
anaa
n in
sent
if be
rbas
is ki
nerja
(sel
eksi)
1.
Pela
ksan
aan
inse
ntif
berb
asis
kine
rja
(sel
eksi)
1.
BKKB
N2.
Ke
men
kes
1.
BKKB
N pr
ovin
si2.
O
PD K
B pr
ov/
kab
3.
Dink
es
prov
insi
4.
Dink
es
kabu
pate
n/ko
ta
2017
20
18
2019
2.2.
4M
enin
gkat
kan
kapa
sitas
pim
pina
n pe
mud
a se
baga
i pe
ndid
ik se
baya
un
tuk
info
rmas
i dan
pe
laya
nan
KB b
agi
rem
aja
dan
pem
uda.
1.
Pert
emua
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
di ti
ngka
t na
siona
l2.
TO
T pe
ndid
ik se
baya
te
ntan
g in
form
asi d
an
pela
yana
n KB
bag
i rem
aja
dan
pem
uda
1.
PTOT
pen
didi
k se
baya
tent
ang
in
form
asi d
an
pela
yana
n KB
ba
gi re
maj
a da
n pe
mud
a di
ting
kat
prov
insi
1.
TOT
pend
idik
se
baya
tent
ang
info
rmas
i dan
pe
laya
nan
KB
bagi
rem
aja
dan
pem
uda
di ti
ngka
t ka
bupa
ten/
kota
1.
Pe
latih
an
pend
idik
se
baya
te
ntan
g in
form
asi d
an
pela
yana
KB
1.
BK
KBN
2.
Kem
entri
an
Pend
idik
an3.
LS
M
1.
BKKB
N pr
ovin
si 2.
O
PD K
B pr
ov/
kab
3.
Kem
enke
s4.
Di
nkes
pr
ovin
si5.
Di
nkes
ka
bupa
ten/
kota
6.
Kem
entri
an
Des
a7.
PK
K
2017
20
18
2019
2.2.
5M
enge
mba
ngka
n st
rate
gi u
ntuk
m
engh
idup
kan
kem
bali
upay
a be
rbas
is m
asya
raka
t ya
ng su
kses
di m
asa
lalu
den
gan
men
gkaj
i se
cara
men
dala
m
eval
uasi
gera
kan,
m
engi
dent
ifika
si ke
senj
anga
n da
n m
enge
mba
ngka
n re
ncan
a un
tuk
men
gata
si ke
senj
anga
n te
sebu
t ya
ng re
leva
n de
ngan
sit
uasi
saat
ini.
1.
Men
gkaj
i pra
ktek
terb
aik
dari
gera
kan
KB b
erba
sis
mas
yara
kat t
erm
asuk
Si
aga
dan
Kam
pung
KB
dan
men
gem
bang
kan
inte
rven
si de
sa y
ang
dipe
rbar
ui2.
Pe
ngem
bang
an
pedo
man
ope
rasio
nal
untu
k Kam
pung
KB
3.
Pert
emua
n an
tara
BK
KBN
dan
pem
angk
u ke
pent
inga
n la
inny
a4.
So
sialis
asi d
i tin
gkat
na
siona
l
1.
Pert
emua
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
di
tingk
at p
rovi
nsi
2.
Sosia
lisas
i di
tingk
at p
rovi
nsi
1.
Pert
emua
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
di ti
ngka
t ka
bupa
ten/
kota
2.
Sosia
lisas
i di
ting
kat
kabu
pate
n/ko
ta
1.
Pela
ksan
aan
Kam
pung
KB
den
gan
men
ggun
akan
da
na d
esa
1.
BKKB
N2.
BK
KBN
Prov
insi
3.
OPD
KB
prov
/kab
1.
Kem
enke
s2.
Di
nkes
pr
ovin
si3.
Di
nkes
ka
bupa
ten/
kota
4.
Kem
entri
an
Pem
berd
ayaa
n Pe
rem
puan
da
n Pe
rlind
unga
n An
ak5.
Ke
men
trian
D
esa
2017
20
18
2019
2.2.
6M
emas
tikan
ke
ters
edia
an
Petu
gas P
elay
anan
Ke
luar
ga B
eren
cana
(P
LKB/
PKB)
unt
uk
men
ingk
atka
n pe
rmin
taan
pro
gram
KB
.
1.
Pem
etaa
n ke
ters
edia
an
PLKB
/PKB
di s
emua
tin
gkat
(kon
sulta
n/le
mba
ga p
enel
itian
)2.
Pe
rtem
uan
pem
angk
u ke
pent
inga
n di
tin
gkat
nas
iona
l unt
uk
men
gem
bang
kan
renc
ana
kerja
PLK
B/PK
B3.
Re
krut
men
PLK
B/PK
B ba
ru4.
Pe
latih
an P
LKB/
PKB
1.
Pert
emua
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
di ti
ngka
t pr
ovin
si un
tuk
men
gem
bang
kan
renc
ana
kerja
PL
KB/P
KB2.
Re
krut
men
PLK
B/PK
B ba
ru3.
Pe
latih
an P
LKB/
PKB
baru
1.
Pert
emua
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
di ti
ngka
t ka
bupa
ten/
kota
unt
uk
men
gem
bang
kan
renc
ana
kerja
PL
KB/P
KB2.
Re
krut
men
PLK
B/PK
B ba
ru3.
Pe
latih
an P
LKB/
PKB
baru
1.
BK
KBN
2.
BKKB
N pr
ovin
si3.
O
PD K
B pr
ov/k
ab
1.
BAPP
ENAS
2.
BAPP
EDA
2017
20
18
2019
2.3
Men
ingk
atny
a pe
nget
ahua
n da
n pe
mah
aman
mas
yara
kat m
enge
nai p
rogr
am K
elua
rga
Bere
ncan
a
2.3.
1M
elak
ukan
ad
voka
si ke
pada
be
rbag
ai p
eman
gku
kepe
ntin
gan
mel
alui
m
edia
, aud
iens
i ser
ta
foru
m d
an k
egia
tan
lain
nya
1.
Pela
ksan
aan
kegi
atan
ad
voka
si ke
pada
ber
baga
i pe
man
gku
kepe
ntin
gan
mel
alui
ber
baga
i for
um d
i tin
gkat
pus
at
1.
Pela
ksan
aan
kegi
atan
adv
okas
i ke
pada
ber
baga
i pe
man
gku
kepe
ntin
gan
mel
alui
ber
baga
i fo
rum
di t
ingk
at
prov
insi
1.
Pela
ksan
aan
kegi
atan
adv
okas
i ke
pada
ber
baga
i pe
man
gku
kepe
ntin
gan
mel
alui
ber
baga
i fo
rum
di t
ingk
at
kabu
pate
n/ko
ta
1.
BKKB
N2.
BK
KBN
prov
insi
3.
OPD
KB
prov
/kab
2017
20
18
2019
70 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
2.3.
2M
elak
ukan
pro
-m
osi d
an K
IE P
ro-
gram
KB
mel
alui
be
rbag
ai m
edia
(m
edia
mas
sa c
e-ta
k da
n el
ektr
onik
, m
edia
luar
ruan
g da
n m
edia
lini
ba
wah
)
1.
Prom
osi d
en K
IE P
rogr
am
KB m
elal
ui m
edia
mas
a ce
tak
2.
Prom
osi d
an K
IE P
rogr
am
KB m
elal
ui m
edia
el
ektro
nik
3.
Prom
osi d
an K
IE P
rogr
am
KB m
elal
ui m
edia
luar
ru
anga
n
4.
Pr
omos
i dan
KIE
Pro
gram
KB
mel
alui
med
ia li
ni
baw
ah
1.
Prom
osi d
en
KIE
Prog
ram
KB
mel
alui
med
ia
mas
a ce
tak
2.
Prom
osi d
an
KIE
Prog
ram
KB
mel
alui
med
ia
elek
troni
k3.
Pr
omos
i dan
KI
E Pr
ogra
m K
B m
elal
ui m
edia
lu
ar ru
anga
n
4.
Prom
osi d
an
KIE
Prog
ram
KB
mel
alui
med
ia
lini b
awah
1.
Prom
osi d
en
KIE
Prog
ram
KB
mel
alui
med
ia
mas
a ce
tak
2.
Prom
osi d
an
KIE
Prog
ram
KB
mel
alui
med
ia
luar
ruan
gan
3.
Pr
omos
i dan
KI
E Pr
ogra
m K
B m
elal
ui m
edia
lu
ar ru
anga
n
4.
Pro
mos
i dan
KI
E Pr
ogra
m K
B m
elal
ui m
edia
lin
i baw
ah
1.
BKKB
N2.
BK
KBN
prov
insi
3.
OPD
KB
prov
/kab
2017
20
18
2019
2.3.
3M
elak
ukan
pr
omos
i dan
KIE
un
tuk
Prog
ram
KB
mel
alui
Tena
ga
Lini
Lap
anga
n
1.
Peny
edia
an sa
rana
da
n pr
asar
ana
untu
k op
eras
iona
lisas
i pro
gram
KB
mel
alui
Tena
ga L
ini
Lapa
ngan
1.
Peny
edia
an
sara
na d
an
pras
aran
a un
tuk
oper
asio
nalis
asi
prog
ram
KB
mel
alui
Tena
ga
Lini
Lap
anga
n
1.
Peny
edia
an
sara
na d
an
pras
aran
a un
tuk
oper
asio
nalis
asi
prog
ram
KB
mel
alui
Tena
ga
Lini
Lap
anga
n
1.
BKKB
N2.
BK
KBN
prov
insi
3.
OPD
KB
prov
/kab
2017
20
18
2019
71Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
NoKe
giat
anN
asio
nal
Prov
insi
Kabu
pate
n/Ko
taD
esa
Mas
yara
kat
Fasi
litas
Ke
seha
tan
Lead
in
stitu
tion
Pem
angk
u Ke
pent
inga
n W
aktu
O
utpu
t 3.1
: Men
ingk
atny
a ka
pasit
as u
ntuk
pen
atal
ayan
an/p
enge
lola
an in
tern
al d
an li
ntas
inst
itusi
di ti
ngka
t pus
at , p
rovi
nsi, d
an k
abup
aten
unt
uk p
rogr
am y
ang
efisi
en d
an b
erke
lanj
utan
3.1.
1M
enga
was
i dan
mem
bim
bing
pen
yedi
aan
pela
yana
n ke
luar
ga b
eren
cana
(pem
erin
tah
dan
swas
ta) u
ntuk
mel
indu
ngi h
ak re
prod
uksi
mas
yara
kat
3.1.
1.1
Men
gem
bang
anka
n pe
dom
an u
ntuk
topi
k be
rikut
ini:
i.
Mem
bang
un
kerja
sam
a da
n ko
alisi
lint
as
sekt
or, t
erm
asuk
de
ngan
mas
yara
kat
mad
ani, u
ntuk
m
empe
ngar
uhi
fakt
or y
ang
men
entu
kan
prog
ram
KB
di
tingk
at n
asio
nal,
prov
insi
dan
kabu
pate
n/ko
ta
1.
Loka
kary
a un
tuk
men
gem
bang
kan
kerja
sam
a da
n m
emba
ngun
koa
lisi d
i tin
gkat
nas
iona
l
1.
Loka
kary
a un
tuk
men
gem
bang
kan
kerja
sam
a da
n m
emba
ngun
koa
lisi
di ti
ngka
t pro
vins
i
1.
Loka
kary
a un
tuk
men
gem
bang
kan
kerja
sam
a da
n m
emba
ngun
koa
lisi d
i tin
gkat
kab
upat
en/k
ota
1.
BK
KBN
1.
BAPP
ENAS
2.
Kem
enke
s3.
BP
JS4.
O
rgan
isasi
prof
esi
5.
Kem
enag
6.
Kem
ende
s 7.
Ke
men
dagr
i 8.
Ke
men
dikb
ud9.
Ke
min
fo
2017
20
18
2019
ii.
Pe
dom
an b
agi
OPD
KB
dala
m
mem
berik
an
advo
kasi
prog
ram
KB
dan
bek
erja
sam
a de
ngan
Kem
enke
s un
tuk
mem
anta
u pe
nyed
iaan
pe
laya
nan
KB
1.
Kons
ulta
n un
tuk
men
gem
bang
kan
pedo
man
ba
gi O
PD K
B m
enge
nai
advo
kasi
KB d
an p
eman
taua
n pe
nyed
iaan
pel
ayan
an K
B2.
Pe
rtem
uan/
loka
kary
a un
tuk
men
disk
usik
an p
edom
an
3.
Penc
etak
an d
an d
istrib
usi
pedo
man
1.
Pert
emua
n/lo
kaka
rya
deng
an p
rovi
nsi
terp
ilih
untu
k m
endi
skus
ikan
pe
dom
an2.
Pe
ncet
akan
dan
di
strib
usi p
edom
an
1.
Penc
etak
an d
an
dist
ribus
i ped
oman
1.
BKKB
N 2.
Ke
men
kes
1.
BKKB
N Pr
ovin
si2.
O
PD K
B pr
ov/
kab
3.
Di
nkes
pro
vins
i 4.
Di
nkes
ka
bupa
ten/
kota
2017
20
18
2019
iii
. Pe
ran
sekt
or sw
asta
da
lam
pen
yedi
aan
pela
yana
n KB
dan
ta
nggu
ngja
wab
nya
1.
Kons
ulta
n un
tuk
men
gem
bang
kan
pedo
man
m
enge
nai p
eran
sekt
or
swas
ta d
i dal
am p
enye
diaa
n pe
laya
nan
KB
2.
Pert
emua
n/lo
kaka
rya
pem
angk
u ke
pent
inga
n un
tuk
men
gkaj
i dan
m
enge
mba
ngka
n pe
dom
an3.
Pe
ncet
akan
dan
dist
ribus
i pe
dom
an
1.
Sosia
liasi
di ti
ngka
t pr
ovin
si1.
So
sialis
asi d
i tin
gkat
ka
bupa
ten/
kota
1.
Kem
enke
s1.
BK
KBN
2.
BPJS
3.
Org
anisa
si pr
ofes
i4.
As
osia
si pe
laya
nan
kese
hata
n sw
asta
2017
20
18
2019
72 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
iv
. Re
gula
si m
enge
nai
desa
in p
engu
kura
n ki
nerja
yan
g be
rbas
is ha
k
1.
Kons
ulta
n un
tuk
men
gkaj
i re
gula
si da
n us
ulan
indi
kato
r ki
nerja
yan
g be
rbas
is ha
k2.
Pe
rtem
uan/
loka
kary
a pe
man
gku
kepe
ntin
gan
di
tingk
at n
asio
nal
1.
BK
KBN
2.
Kem
enke
s1.
BK
KBN
prov
insi
2.
OPD
-KB
Prov
/Ka
b3.
Di
nkes
pro
vins
i4.
Di
nkes
ka
bupa
ten/
kota
2017
20
18
2019
v.
Pen
entu
an ta
rget
un
tuk
prov
insi
dan
kabu
pate
n/ko
ta
berd
asar
kan
tren
peng
guna
an K
B,
deng
an fo
kus p
ada
kead
ilan
(den
gan
men
ggun
akan
dat
a tin
gkat
kab
upat
en/
kota
yan
g di
anal
isis
oleh
BKK
BN)
1.
Pert
emua
n/lo
kaka
rya
pem
angk
u ke
pent
inga
n un
tuk
men
yepa
kati
targ
et
di ti
ngka
t pro
vins
i dan
ka
bupa
ten/
kota
1.
Pert
emua
n/lo
kaka
rya
pem
angk
u ke
pent
inga
n un
tuk
men
yepa
kati
targ
et
di ti
ngka
t kab
upat
en/
kota
1.
Pert
emua
n/lo
kaka
rya
pem
angk
u ke
pent
inga
n un
tuk
men
yepa
kati
targ
et d
i tin
gkat
fasil
itas
fasil
itas k
eseh
atan
1.
BK
KBN
2.
Kem
enke
s1.
BK
KBN
prov
insi
2.
OPD
-KB
prov
/ka
b3.
Di
nkes
pro
vins
i4.
Di
nkes
ka
bupa
ten/
kota
2017
20
18
2019
vi
. M
obili
sasi
mas
yara
kat u
ntuk
m
engg
unak
an K
B
1.
Kons
ulta
n un
tuk
men
gem
bang
kan
pedo
man
te
ntan
g m
obili
sasi
mas
yara
kat
untu
k m
engg
unak
an K
B2.
Pe
rtem
uan/
loka
kary
a un
tuk
men
gkaj
i dan
m
enge
mba
ngka
n pe
dom
an
3.
Penc
etak
an d
an d
istrib
usi
pedo
man
1.
BK
KBN
1.
BKKB
N pr
ovin
si2.
O
PD-K
B pr
ov/
kab
3.
Dink
es p
rovi
nsi
4.
Dink
es
kabu
pate
n/ko
ta
2017
20
18
2019
3.1.
1.2
Mel
akuk
an o
rient
asi
men
gena
i ped
oman
di
ata
s unt
uk p
etug
as
yang
ber
wen
ang
1.
Orie
ntas
i di t
ingk
at n
asio
nal
1.
Orie
ntas
i di t
ingk
at
prov
insi
1.
Orie
ntas
i di t
ingk
at
kabu
pate
n/ko
ta
1.
BK
KBN
1.
BAPP
ENAS
2.
Ke
men
kes
3.
BPJS
4.
O
rgan
isasi
prof
esi
5.
Kem
enag
6.
Ke
men
des
7.
Kem
enda
gri
8.
Kem
endi
kbud
9.
Kem
info
10. B
KKBN
pro
vins
i 11
. OPD
-KB
prov
/ka
b 12
. Din
kes p
rovi
nsi
13. D
inke
s ka
bupa
ten/
kota
2017
20
18
2019
73Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
3.1.
1.3
Mem
anta
u ke
patu
han
pada
ped
oman
dan
sis
tem
1.
Pert
emua
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
untu
k m
endi
skus
ikan
less
ons l
earn
ed
dari
pela
ksaa
an su
perv
isi
terfa
silita
si
1.
Pela
ksan
aan
supe
rvisi
te
rfasil
itasi
di ti
ngka
t pr
ovin
si
1.
Pela
ksan
aan
supe
rvisi
te
rfasil
itasi
dari
tingk
at
kabu
pate
n/ko
ta
1.
Pela
ksan
aan
supe
rvisi
fa
silita
tif
dari
tingk
at
fasil
itas
kese
hata
n
1.
Kem
enke
s2.
BK
KBN
1.
BKKB
N pr
ovin
si2.
O
PD K
B pr
ov/
kab
3.
Dink
es p
rovi
nsi
4.
Dink
es
kabu
pate
n/ko
ta
2017
20
18
2019
3.1.
2Pe
ngad
aan
Kont
rase
psi
3.1.
2.1
Mel
aksa
naka
n re
gula
si m
enge
nai p
enga
daan
ko
mod
itas d
enga
n ku
alita
s yan
g te
rjam
in
(kom
odita
s yan
g m
emen
uhi s
tand
ar
pre-
kual
ifika
si W
HO)
1.
Sosia
lisas
i men
gena
i pe
ngad
aan
bara
ng y
ang
berk
ualit
as se
suai
stan
dar
pre-
kual
ifika
si W
HO
1.
Sosia
lisas
i men
gena
i pe
ngad
aan
bara
ng
yang
ber
kual
itas
sesu
ai st
anda
r pre
-ku
alifi
kasi
WHO
1.
Sosia
lisas
i men
gena
i pe
ngad
aan
bara
ng
yang
ber
kual
itas s
esua
i st
anda
r pre
-kua
lifika
si W
HO
1.
BK
KBN
1.
BKKB
N pr
ovin
si2.
O
PD K
B pr
ov/
kab
2017
20
18
2019
3.1.
2.2
Men
gem
bang
kan
siste
m e
-pro
cure
men
t1.
Ko
nsul
tan
untu
k m
engk
aji/
men
gem
bang
kan/
men
gint
egra
si ko
mod
itas K
B di
sist
em e
-pro
cure
men
t2.
Pe
rtem
uan
pem
angk
u ke
pent
inga
n 3.
So
sialis
asi d
i tin
gkat
nas
iona
l
1.
Sosia
lisas
i di t
ingk
at
prov
insi
1.
Sosia
lisas
i di t
ingk
at
kabu
pate
n/ko
ta
1.
Ke
men
kes
1.
BKKB
N2.
B
PJS
3.
Org
anisa
si pr
ofes
i 4.
As
osia
si pe
laya
nan
kese
hata
n sw
asta
2017
20
18
2019
3.1.
3Pe
ngem
bang
an si
stem
3.1.
3.1
Men
gem
bang
kan
siste
m p
enda
naan
be
rbas
is ki
nerja
unt
uk
kabu
pate
n/ko
ta y
ang
men
capa
i sas
aran
pr
ogra
m K
B ya
ng
dise
paka
ti se
belu
mny
a (tr
ansf
er d
ana
dari
BKKB
N ke
kab
upat
en/
kota
yan
g m
enca
pai
targ
et)
1.
Kons
ulta
n un
tuk
men
gem
bang
kan
siste
m
pend
anaa
n be
rbas
is ki
nerja
ke
pada
kab
upat
en/k
ota
yang
m
enca
pai s
asar
an p
rogr
am K
B ya
ng su
dah
dite
ntuk
an2.
Pe
rtem
uan/
loka
kary
a pe
man
gku
kepe
ntin
gan
untu
k m
endi
skus
ikan
sist
em
3.
Penc
etak
an d
an d
istrib
usi
pedo
man
4.
So
sialis
asi d
i tin
gkat
nas
iona
l
1.
Sosia
lisas
i di t
ingk
at
prov
insi
2.
Pe
ncet
akan
dan
di
strib
usi p
edom
an
1.
Sosia
lisas
i di t
ingk
at
kabu
pate
n/ko
ta2.
Pe
ncet
akan
dan
di
strib
usi p
edom
an
1.
BK
KBN
2.
Kem
enke
s, 1.
BK
KBN
prov
insi
2.
OPD
-KB
prov
/ka
b 3.
Di
nkes
pro
vins
i 4.
Di
nkes
ka
buap
ten/
kota
2017
20
18
2019
3.1.
4Pe
man
tapa
n ke
rjasa
ma
linta
s sek
tor
74 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
3.1.
4.1
Men
gkaj
i dan
m
enyu
sun
Nota
Ke
sepa
ham
an
(Mem
oran
dum
of
Unde
rsta
ndin
g/M
OU)
ata
u ke
putu
san
bers
ama
linta
s ke
men
trian
yan
g di
tand
atan
gani
de
ngan
kem
ente
rian
terk
ait s
eper
ti Ke
men
trian
Kes
ehat
an,
Kem
ente
rian
Agam
a,
Kem
ente
rian
Dala
m
Nege
ri, d
an in
stitu
si la
inny
a un
tuk
mem
prom
osik
an d
an
mem
perlu
as p
elay
anan
da
n ke
berla
ngsu
ngan
pr
ogra
m K
B
1.
Pert
emua
n de
ngan
ber
baga
i pe
man
gku
kepe
ntin
gan
2.
Peng
emba
ngan
dan
pe
nand
atan
gana
n M
OU
1.
Pert
emua
n de
ngan
be
rbag
ai p
eman
gku
kepe
ntin
gan
1.
Pert
emua
n de
ngan
be
rbag
ai p
eman
gku
kepe
ntin
gan
1.
BK
KBN
1.
BAPP
ENAS
, 2.
Ke
men
kes
3.
BPJS
4.
Ke
men
dagr
i 5.
KP
PPA
6.
Kem
enag
7.
Ke
men
sos
8.
Kem
entri
an
Kom
unik
as d
an
Info
rmat
ika
2017
20
18
2019
3.1.
5Pe
ngem
bang
an k
apas
itas
3.1.
5.1
Men
gem
bang
kan
kapa
sitas
staf
BKK
BN
tingk
at p
rovi
nsi u
ntuk
m
elak
sana
kan
anal
isis
angg
aran
KB
di ti
ngka
t ka
bupa
ten/
kota
dar
i be
rbag
ai su
mbe
r, ya
ng d
ilaku
kan
seca
ra
tahu
nan,
unt
uk
men
jam
in a
loka
si ya
ng
mem
adai
men
urut
st
anda
r min
imum
1.
Kons
utan
unt
uk m
engk
aji
pedo
man
ana
lisis
renc
ana
angg
aran
KB
di ti
ngka
t ka
bupa
ten/
kota
2.
Pe
rtem
uan/
loka
kary
a un
tuk
men
dapa
tkan
mas
ukan
unt
uk
pedo
man
3.
Pe
ncet
akan
, dan
dist
ribus
i pe
dom
an
4.
Sosia
lisas
i di t
ingk
at n
asio
nal
1.
Orie
ntas
i/pel
atih
an d
i tin
gkat
pro
vins
i 2.
Pe
ncet
akan
dan
di
strib
usi p
edom
an
1.
Orie
ntas
i/pel
atih
an d
i tin
gkat
kab
upat
en/k
ota
2.
Penc
etak
an d
an
dist
ribus
i ped
oman
1.
BK
KBN
1.
BKKB
N pr
ovin
si2.
O
PD-K
B pr
ov/
kab
2017
20
18
2019
75Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
NoKe
giat
anN
asio
nal
Prov
insi
Kabu
pate
n/Ko
taD
esa
Mas
yara
kat
Fasi
litas
Kes
ehat
anLe
mba
ga
Utam
aPe
man
gku
Kepe
ntin
gan
Wak
tu
O
utpu
t 3.2
: Men
ingk
atny
a ko
ordi
nasi
den
gan
Kem
enke
s di t
ingk
at p
usat
, pro
vins
i, da
n ka
bupa
ten/
kota
unt
uk m
eman
tapk
an k
ontr
ibus
i sis
tem
kes
ehat
an te
rhad
ap K
B di
ber
baga
i tah
ap
dala
m si
klus
kes
ehat
an re
prod
uksi
3.2.
1Be
rdas
arka
n pe
rjanj
ian
(Mem
oran
dum
of U
nder
stan
ding
/MO
U) y
ang
dita
ndat
anga
ni o
leh
Kem
enke
s unt
uk m
empe
rkua
t kon
tribu
si sis
tem
kes
ehat
an d
i pro
gram
KB:
3.2.
1.1
Men
gkaj
i dan
mer
evisi
st
anda
r dan
ped
oman
ya
ng a
da u
ntuk
pe
laya
nan
KB te
rpad
u.
1.
Mer
ekru
t kon
sulta
n un
tuk
mem
fasil
itasi
peng
kajia
n2.
Lo
kaka
rya
deng
an
perw
akila
n da
ri pr
ovin
si da
n ka
bupa
ten/
kota
yan
g te
rpili
h un
tuk
men
dapa
tkan
m
asuk
an d
an m
enca
pai
kese
paka
tan
tent
ang
stan
dar
dan
pedo
man
3.
Pe
ngem
bang
an d
an
pena
ndat
anga
nan
Nota
Ke
sepa
ham
an (M
oU)
4.
Penc
etak
an d
an d
istrib
usi
stan
dar d
an p
edom
an
1.
Pert
emua
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
untu
k so
sialis
asi
stan
dar d
an
pedo
man
di
ting
kat
prov
insi
2.
Dist
ribus
i st
anda
r dan
pe
dom
an
1.
Pert
emua
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
untu
k so
sialis
asi s
tand
ar
dan
pedo
man
di
tingk
at k
abup
aten
/ko
ta2.
Di
strib
usi s
tand
ar
dan
pedo
man
1.
Ke
men
kes
1.
BKKB
N 2.
BP
JS3.
O
rgan
isasi
prof
esi
4.
Mitr
a pe
mba
ngun
an
2017
20
18
3.2.
1.2
Men
gkaj
i sta
ndar
pe
laya
nan
KB d
an
mel
akuk
an p
emut
ahira
n di
baw
ah k
oord
inas
i Ke
men
kes d
an
beke
rjasa
ma
deng
an
orga
nisa
si pr
ofes
i un
tuk
men
jam
in ti
dak
adan
ya h
amba
tan
dala
m
siste
m k
eseh
atan
dan
te
rinte
gras
i den
gan
pela
yana
n ke
seha
tan
lain
nya
men
urut
ko
ntin
uum
pel
ayan
an
kese
hata
n re
prod
uksi
(Ber
hubu
ngan
den
gan
Out
put 1
.6).
1.
Men
gkaj
i sta
ndar
pel
ayan
KB
yang
ada
(ter
mas
uk p
rose
dur
kons
elin
g, ru
juka
n, ti
ndak
la
njut
, pen
apisa
n sk
rinin
g HI
V da
n in
feks
i men
ular
se
ksua
l , da
n du
al p
rote
ctio
n)
(kon
sulta
n)
2.
Per
tem
uan
pem
angk
u ke
pent
inga
n an
tara
Ke
men
kes (
Bink
esm
as,
BUK)
, BKK
BN, d
an o
rgan
isasi
prof
esi u
ntuk
men
gula
s st
anda
r pel
ayan
KB
yang
ada
3.
Lo
kaka
rya
deng
an o
rgan
isasi
prof
esi d
an p
erw
akila
n pr
ovin
si da
n ka
bupa
ten/
kota
un
tuk
men
dapa
tkan
m
asuk
an d
an m
enca
pai
kese
paka
tan
tent
ang
stan
dar
pela
yana
n KB
4.
Penc
etak
an d
an d
istrib
usi
stan
dar
1.
Loka
kary
a un
tuk
sosia
lisas
i st
anda
r pe
laya
nan
KB d
i tin
gkat
pr
ovin
si 2.
Di
strib
usi
stan
dar
1.
Sosia
lisas
i sta
ndar
pe
laya
nan
KB d
i tin
gkat
kab
upat
en/
kota
2.
Di
strib
usi s
tand
ar
ke fa
silita
s ke
seha
tan
1.
Ke
men
kes
1.
BKKB
N2.
BP
JS3.
O
rgan
isasi
prof
esi
4.
BKKB
N pr
ovin
si5.
O
PD K
B pr
ov/k
ab6.
Di
nkes
pro
vins
i7.
Di
nkes
ka
bupa
ten/
kota
2017
20
18
76 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
3.2.
1.3
Men
gem
bang
kan
mek
anism
e un
tuk
sert
ifika
si pe
latih
an K
B,
inte
gras
i den
gan
Sist
em
Info
rmas
i Kes
ehat
an,
jam
inan
ket
erse
diaa
n ko
ntra
seps
i dan
supe
rvisi
(te
rkai
t den
gan
Out
put
1.5,
1.3
).
1.Pe
rtem
uan
anta
ra K
emen
kes
dan
BKKB
N un
tuk
men
gkaj
i da
n m
enge
mba
ngka
n se
rtifi
kasi
pela
tihan
KB,
sis
tem
info
rmas
i man
ajem
en
terp
adu,
dan
kea
man
an
kom
odita
s dan
supe
rvisi
2.
Kons
ulta
n un
tuk
men
gem
bang
kan
mek
anism
e se
rtifi
kasi
pela
tihan
, jam
inan
ke
ters
edia
an k
ontra
seps
i dan
su
perv
isi3.
Lo
kaka
rya
untu
k m
enda
patk
an m
asuk
kan
dan
men
capa
i kes
epak
atan
te
ntan
g st
anda
r dan
pe
dom
an d
enga
n m
engu
ndan
g pe
rwak
ilan
dari
prov
insi
dan
kabu
pate
n/ko
ta
1.
Sos
ialis
asi
di ti
ngka
t pr
ovin
si
1.
Sosia
lisas
i di t
ingk
at
kabu
pate
n/ko
ta
1.
Kem
enke
s2.
BK
KBN
1.
BKKB
N pr
ovin
si 2.
O
PD K
B ro
v/ka
b3.
Di
nkes
pro
vins
i4.
Di
nkes
ka
bupa
ten/
kota
5.
Org
anisa
si pr
ofes
i4.
M
itra
pem
bang
unan
2017
20
18
3.2.
2M
enge
mba
ngka
n st
rate
gi
untu
k m
eman
tapk
an
prog
ram
KB
pasc
a-sa
lin
dan
pasc
a-ke
gugu
ran.
1.
Kons
ulta
n un
tuk
men
gkaj
i da
n m
empe
rbai
ki p
edom
an
yang
ada
terk
ait K
B pa
sca
salin
dan
pas
ca k
egug
uran
2.
Pe
rtem
uan/
loka
kary
a un
tuk
men
disk
usik
an, m
engu
las,
dan
mer
evisi
ped
oman
3.
Pe
ncet
akan
dan
dist
ribus
i pe
dom
an
1.
Sosia
lisas
i di
ting
kat
prov
insi
2.
Dist
ribus
i pe
dom
an
1.
Sosia
lisas
i di t
ingk
at
kabu
pate
n/ko
ta2.
Di
strib
usi p
edom
an
1.
Sosia
lisas
i di
tingk
at fa
silita
s ke
seha
tan
2.
Dist
ribus
i ped
oman
1.
Kem
enke
s1.
BK
KBN
2.
Dink
es p
rovi
nsi
3.
Dink
es
kabu
pate
n/ko
ta
4.
Org
anisa
si pr
ofes
i
2017
20
18
3.2.
3M
enge
mba
ngka
n kr
iteria
un
tuk
akre
dita
si fa
silita
s pe
laya
nan
KB b
aik
sekt
or
pem
erin
tah
mau
pun
swas
ta se
baga
i sya
rat
regi
stra
si de
ngan
BPJ
S (T
erka
it de
ngan
Out
put
1.1.
1.2
).
1.
Pert
emua
n/lo
kaka
rya
pem
angk
u ke
pent
inga
n un
tuk
men
gkaj
i dan
m
empe
rbai
ki st
anda
r ak
redi
tasi
yang
suda
h ad
a un
tuk
sekt
or p
emer
inta
h da
n sw
asta
2.
So
sialis
asi s
tand
ar a
kred
itasi
baru
di t
ingk
at p
rovi
nsi
1.
Sosia
lisas
i st
anda
r ak
redi
tasi
baru
di t
ingk
at
prov
insi
1.
Sosia
lisas
i sta
ndar
ak
redi
tasi
baru
di
tingk
at k
abup
aten
/ko
ta
1.
Sosia
lisas
i sta
ndar
ak
redi
tasi
baru
di
tingk
at fa
silita
s ke
seha
tan
1.
Kem
enke
s1.
Di
nkes
pro
vins
i 2.
Di
nkes
ka
bupa
ten/
kota
3.
O
rgan
isasi
prof
esi
4.
Asos
iasi
pela
yana
n ke
seha
tan
swas
ta
2017
77Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
3.2.
4M
elak
ukan
koo
rdin
asi
pela
tihan
KB
di ti
ngka
t ka
bupa
ten/
kota
ant
ara
OPD
KB
dan
Dina
s Ke
seha
tan
Kabu
pate
n/ko
ta se
jak
taha
p pe
renc
anaa
n.
1.
Rapa
t koo
rdin
asi d
i tin
gkat
na
siona
l ant
ara
BKKB
N da
n Ke
men
kes
1.
Rapa
t ko
ordi
nasi
di ti
ngka
t pr
ovin
si an
tara
Di
nkes
Pro
vins
i da
n BK
KBN
Prov
insi
1.
Rapa
t koo
rdin
asi d
i tin
gkat
kab
upat
en/
kota
ant
ara
Dink
es
Kabu
apte
n/Ko
ta
dan
OPD
-KB
1.
BK
KBN,
2.
Kem
enke
s1.
Di
nkes
pro
vins
i 2.
Di
nkes
ka
bupa
ten/
kota
3.
BK
KBn
prov
insi
4.
OPD
-KB
prov
/kab
2017
20
18
2019
3.2.
5M
eren
cana
kan
kunj
unga
n su
perv
isi
bers
ama
oleh
PLK
B/PK
B da
n bi
dan
koor
dina
tor
seca
ra te
ratu
r dan
m
enci
ptak
an li
ngku
ngan
ya
ng m
endu
kung
sepe
rti
pers
etuj
uan
kegi
atan
ol
eh D
inas
Kes
ehat
an
kabu
pate
n/ko
ta, a
loka
si da
na y
ang
mem
adai
un
tuk
perja
lana
n, d
an
seba
gain
ya.
1.
Pert
emua
n ru
tin2.
Bi
aya
oper
asio
nal u
ntuk
su
perv
isi te
rfasil
itasi
bers
ama
1.
Pert
emua
n ru
tin
2.
Biay
a op
eras
iona
l un
tuk
supe
rvisi
te
rfasil
itasi
bers
ama
1.
Pert
emua
n ru
tin
2.
Biay
a op
eras
iona
l un
tuk
supe
rvisi
te
rfasil
itasi
bers
ama
1.
Pert
emua
n ru
tin
2.
Biay
a op
eras
iona
l un
tuk
supe
rvisi
te
rfasil
itasi
bers
ama
1.
Kem
enke
s2.
BK
KBN
1.
Dink
es p
rovi
nsi
2.
Dink
es
kabu
pate
n/ko
ta
3.
BKKB
n pr
ovin
si 4.
O
PD-K
B pr
ov/k
ab
2017
20
18
2019
78 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
NoKe
giat
anN
asio
nal
Prov
insi
Kabu
pate
n/Ko
taD
esa
Mas
yara
kat
Fasi
litas
Kes
ehat
anLe
mba
ga
Utam
aPe
man
gku
Kepe
ntin
gan
Wak
tu
O
utpu
t 3.3
: Men
ingk
atny
a ke
pem
impi
nan
dan
kapa
sita
s pej
abat
OPD
KB
dan
peja
bat d
inas
kes
ehat
an d
i tin
gkat
pro
vins
i dan
kab
upat
en/k
ota
untu
k se
cara
efe
ktif
men
gelo
la p
rogr
am K
B
3.3.
1M
engk
aji p
eran
dan
ta
nggu
ngja
wab
Din
as
Kese
hata
n Ka
bupa
ten/
kota
sert
a O
PD K
B un
tuk
men
gide
ntifi
kasi
area
ke
rjasa
ma.
1.
Kons
ulta
n un
tuk
men
gkaj
i ura
ian
peke
rjaan
pet
ugas
KB
di t
ingk
at D
inke
s ka
bupa
ten/
kota
da
n O
PD K
B un
tuk
men
gide
ntifi
kasi
area
ke
rjasa
ma
2.
Pert
emua
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
3.
Sosia
lisas
i di t
ingk
at
nasio
nal
1.
Sosia
lisas
i di
tingk
at p
rovi
nsi
1.
Sosia
lisas
i di t
ingk
at
kabu
pate
n/ko
ta
1.
BK
KBN,
2.
Kem
enke
s1.
BK
KBN
prov
insi
2.
OPD
KB
prov
/ka
b 3.
Di
nkes
pro
vins
i 4.
Di
nkes
ka
bupa
ten/
kota
5.
BA
PPED
A
2017
20
18
2019
3.3.
2M
enin
gkat
kan
kapa
sitas
pej
abat
OPD
KB
dan
Dina
s Kes
ehat
an K
abup
aten
/kot
a da
lam
:
3.3.
2.1
Pere
ncan
aan,
pe
ngem
bang
an
renc
ana
kerja
, ana
lisis
angg
aran
dan
adv
okas
i un
tuk
men
ingk
atka
n su
mbe
r day
a fin
ansia
l m
aupu
n su
mbe
r day
a m
anus
iaun
tuk
prog
ram
KB
.
1.
Kons
ulta
n un
tuk
men
gem
bang
kan
pedo
man
per
enca
naan
un
tuk
prog
ram
KB
2.
Pert
emua
n/lo
kaka
rya
untu
k m
endi
skus
ikan
, m
engk
aji, d
an m
erev
isi
pedo
man
3.
Pe
ncet
akan
dan
di
strib
usi p
edom
an
1.
Dist
ribus
i pe
dom
an
3.
Sosia
lisas
i di
tingk
at p
rovi
nsi
1.
Dist
ribus
i ped
oman
2.
So
sialis
asi d
i tin
gkat
ka
bupa
ten/
kota
1.
BK
KBN
1.
BKKB
N pr
ovin
si2.
O
PD K
B pr
ov/
kab,
3.
Dink
es
prov
insi,
4.
Di
nkes
ka
bupa
ten/
kota
5.
BA
PPED
A
2017
20
18
2019
3.3.
2.2
Advo
kasi
kepa
da
toko
h ag
ama,
toko
h m
asya
raka
t, da
n ke
lom
pok
pere
mpu
an
untu
k m
emba
has
pent
ingn
ya K
B un
tuk
pem
bang
unan
so
sial e
kono
mi s
erta
pe
ntin
gnya
alo
kasi
yang
mem
adai
unt
uk
pela
yana
n da
n an
ggar
an
oper
asio
nal p
rogr
am K
B.
1.
Kons
ulta
n un
tuk
men
gem
bang
kan
mat
eri a
dvok
asi K
B un
tuk
pem
uka
agam
a,
toko
h m
asya
raka
t, an
d ke
lom
pok
pere
mpu
an
2.
Pert
emua
n/lo
kaka
rya
untu
k m
endi
skus
ikan
, m
engk
aji, d
an m
erev
isi
pedo
man
3.
Pe
ncet
akan
dan
di
strib
usi p
edom
an
1.
Dist
ribus
i pe
dom
an
3.
Sosia
lisas
i di
tingk
at p
rovi
nsi
1.
Dist
ribus
i ped
oman
2.
So
sialis
asi d
i tin
gkat
ka
bupa
ten/
kota
1.
BK
KBN
2.
Kem
enag
1.
Kem
enke
s2.
Di
nkes
pro
vins
i 3.
Di
nkes
ka
bupa
ten/
kota
4.
BK
KBN
prov
insi
5.
OPD
-KB
prov
/ka
b ,
6.
LSM
7.
Kem
enda
gri
2017
20
18
2019
79Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
3.3.
2.3
Mem
bent
uk m
ekan
isme
jaga
mut
u/pe
rbai
kan
mut
u (te
rkai
t den
gan
Out
put 1
.6).
1.
Men
gkaj
i sist
em
jaga
mut
u un
tk K
B (k
onsu
ltan)
2.
Pe
rtem
uan
pem
angk
u ke
pent
inga
n an
tara
Ke
men
kes (
Bink
esm
as,
BUK)
, BKK
BN, d
an
orga
nisa
si pr
ofes
i unt
uk
men
gkaj
i sist
em ja
ga
mut
u un
tuk
KB
3.
Loka
kary
a un
tuk
men
dapa
tkan
mas
ukan
da
n m
enca
pai
kese
paka
tan
tent
ang
siste
m ja
ga m
utu
untu
k KB
4.
Pe
ncet
akan
dan
di
strib
usi
5.
Sosia
lisas
i di t
ingk
at
nasio
nal
1.
Sosia
lisas
i sist
em
jaga
mut
u un
tuk
KB d
i tin
gkat
pr
ovin
si 2.
Pe
rtem
uan
pem
angk
u ke
pent
inga
n di
tin
gkat
pro
vins
i 3.
Pe
ncet
akan
dan
di
strib
usi
1.
Sosia
lisas
i sist
em
jaga
mut
u un
tuk
KB d
i tin
gkat
ka
bupa
ten/
kota
2.
Pe
rtem
uan
pem
angk
u ke
pent
inga
n di
tin
gkat
kab
upat
en/
kota
3.
Pe
ncet
akan
dan
di
strib
usi
1.
Sosia
lisas
i sist
em
jaga
mut
u un
tuk
KB
di ti
ngka
t fas
ilita
s ke
seha
tan
1.
Kem
enke
s1.
BK
KBN
2.
BKKB
N pr
ovin
si 3.
O
PD-K
B pr
ov/
kab
4.
Dink
es p
rovi
nsi
5.
Dink
es
kabu
pate
n/ko
ta
2017
20
18
3.3.
3M
eman
tau
pela
ksan
aan
stan
dar m
inim
um.
1.
Peng
emba
ngan
ala
t un
tuk
pem
anta
uan
stan
dar m
inim
um
2.
Pert
emua
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
di
tingk
at n
asio
nal u
ntuk
m
eman
tau
stan
dar
min
imum
1.
Pert
emua
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
di
tingk
at p
rovi
nsi
untu
k m
eman
tai
stan
dar
min
imum
1.
Pert
emua
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
di
tingk
at k
abup
aten
/ko
ta u
ntuk
m
eman
tau
stan
dar
min
imum
1.
BK
KBN.
2.
Kem
enke
s1.
BK
KBN
2.
BKKB
N pr
ovin
si 3.
O
PD-K
B pr
ov/
kab
4.
Dink
es p
rovi
nsi
5.
Dink
es
kabu
pate
n/ko
ta
2017
20
18
2019
3.3.
4M
endu
kung
pej
abat
O
PD K
B da
n Di
nas
Kese
hata
n ka
bupa
ten/
kota
unt
uk m
enga
daka
n pe
rtem
uan
seca
ra te
ratu
r de
ngan
pem
uka
agam
a,
toko
h m
asya
raka
t, da
n ke
lom
pok
pere
mpu
an
untu
k ad
voka
si.
1.
Pert
emua
n ru
tin
2.
Supe
rvisi
terfa
silita
si be
rsam
a
1.
Pert
emua
n ru
tin
2.
Supe
rvisi
te
rfasil
itasi
bers
ama
1.
Pert
emua
n ru
tin
2.
Supe
rvisi
te
rfasil
itasi
bers
ama
1.
Pert
emua
n ru
tin
di ti
ngka
t fas
ilita
s ke
seha
tan
1.
BKKB
N.2.
Ke
men
kes
1.
BKKB
N2.
BK
KBN
prov
insi
3.
OPD
-KB
prov
/ka
b ,
4.
Dink
es p
rovi
nsi
5.
Dink
es
kabu
pate
n/ko
ta
2017
20
18
2019
80 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
NoKe
giat
anN
asio
nal
Prov
insi
Kabu
pate
n/Ko
taD
esa
Mas
yara
kat
Fasi
litas
Kes
ehat
anLe
mba
ga
Utam
aPe
man
gku
Kepe
ntin
gan
Wak
tu
O
utpu
t 3.4
Men
ingk
atny
a ka
pasi
tas u
ntuk
mel
akuk
an a
dvok
asi b
erba
sis b
ukti
di se
mua
ting
kat p
emer
inta
han
dan
di m
asya
raka
t ya
ng te
rfok
us p
ada
pera
n pe
ntin
g KB
dal
am m
enca
pai
tuju
an p
emba
ngun
an se
rta
untu
k m
enin
gkat
kan
visi
bilit
as p
rogr
am K
B da
n su
mbe
rday
anya
3.4.
1.M
enge
mba
ngka
n st
rate
gi
kabu
pate
n/ko
ta y
ang
kom
preh
ensif
unt
uk
advo
kasi
prog
ram
KB
(ber
dasa
rkan
stra
tegi
na
siona
l) de
ngan
pet
a ja
lan
untu
k im
plem
enta
si st
rate
gi p
ada
sem
ua
jenj
ang
term
asuk
di
tingk
at m
asya
raka
t se
rta
men
yusu
n da
ftar
tilik
unt
uk m
eman
tau
impl
emen
tasi
stra
tegi
ini.
1.
Pert
emua
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
di ti
ngka
t na
siona
l2.
K
onsu
ltan
untu
k m
enge
mba
ngka
n st
rate
gi
kom
preh
ensif
kab
upat
en/
kota
unt
uk a
dvok
asi
prog
ram
KB
3.
Loka
kary
a na
siona
l ten
tang
st
rate
gi k
ompr
ehen
sif u
ntuk
ad
voka
si KB
1.
Pert
emua
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
di
tingk
at p
rovi
nsi
2.
Loka
kary
a di
tin
gkat
pro
vins
i te
ntan
g st
rate
gi
kom
preh
ensif
un
tuk
advo
kasi
KB
1.
Pert
emua
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
di ti
ngka
t ka
bupa
ten/
kota
2.
Loka
kary
a di
ting
kat
kabu
pate
n/ko
ta
tent
ang
stra
tegi
ko
mpr
ehen
sif u
ntuk
ad
voka
si KB
1.
BK
KBN
1.
BAPP
ENAS
2.
Kem
enke
s3.
KP
PPPA
4.
Di
nkes
pro
vins
i5.
Di
nkes
ka
bupa
ten/
kota
6.
BKKB
N pr
ovin
si7.
O
PD K
B pr
ov/
kab
2017
20
18
2019
3.4.
2.M
enge
mba
ngka
n m
ater
i pel
atih
an u
ntuk
pe
latih
an p
etug
as m
edia
da
n an
ggot
a DP
R da
lam
m
embe
rikan
adv
okas
i KB.
1.
Kons
ulta
n un
tuk
men
gem
bang
kan
mat
eri
advo
kasi
untu
k an
ggot
a DP
R2.
Pe
ncet
akan
dan
dist
ribus
i pe
dom
an3.
Pe
rtem
uan
advo
kasi
di
tingk
at n
asio
nal
1.
Pert
emua
n ad
ovok
asi d
i tin
gkat
pro
vins
i
1.
Pert
emua
n ad
voka
si di
ting
kat k
abup
aten
/ko
ta
1.
BK
KBN
1.
Kem
nkes
2.
Dink
es p
rovi
nsi
3.
Dink
es
kabu
pate
n/ko
ta4.
BK
KBN
prov
insi
5.
OPD
KB
prov
/ka
b
2017
20
18
2019
3.4.
3.M
eman
tau
pela
ksan
aan
upay
a ad
voka
si.
1.
Peng
emba
ngan
ala
ts
untu
k pe
man
taua
n st
anda
r m
inim
um2.
Pe
rtem
uan
pem
angk
u ke
pent
inga
n di
ting
kat
nasio
nal
3.
pela
ksan
aan
pem
anta
uan
bers
ama
1.
Pert
emua
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
di
tingk
at p
rovi
nsi
2.
pela
ksan
aan
pem
anta
uan
bers
ama
1.
Pert
emua
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
di ti
ngka
t ka
bupa
ten/
kota
2.
Pela
ksan
aan
pem
anta
uan
bers
ama
1.
BK
KBN
1.
Kem
nkes
2.
Di
nkes
pro
vins
i3.
Di
nkes
ka
bupa
ten/
kota
4.
BK
KBN
prov
insi
5.
OPD
KB
prov
/ka
b
2017
20
18
2019
81Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
NoKe
giat
anN
asio
nal
Prov
insi
Kabu
pate
n/Ko
taD
esa
Mas
yara
kat
Fasi
litas
Ke
seha
tan
Lead
in
stitu
tion
Pem
angk
u Ke
pent
inga
nW
aktu
O
utpu
t 3.5
: Men
ingk
atny
a ka
pasi
tas d
alam
pen
yusu
nan
kebi
jaka
n be
rbas
is b
ukti
untu
k m
enin
gkat
kan
efek
tifita
s pro
gram
KB
dan
men
jam
in p
emer
ataa
n da
n ke
berla
njut
an p
rogr
am
3.5.
1.M
elak
sana
kan
kajia
n kh
usus
ting
kat
prov
insi
men
gena
i kon
tribu
si KB
te
rhad
ap p
emba
ngun
an so
sial
ekon
omi d
an p
enca
paia
n tu
juan
pe
mba
ngun
an.
1.
Kons
ulta
n/le
mba
ga
pene
litia
n un
tuk
mel
akuk
an p
engk
ajia
n kh
usus
ting
kat p
rovi
nsi
men
gena
i kon
tribu
si KB
te
rhad
ap p
emba
ngun
an
sosia
l eko
nom
i dan
pe
ncap
aian
tuju
an
pem
bang
unan
2.
Pert
emua
n/lo
kaka
rya
untu
k m
endi
skus
ikan
dan
m
engk
aji h
asil
stud
i3.
So
sialis
asi d
i tin
gkat
na
siona
l
1.
Sosia
lisas
i di
tingk
at p
rovi
nsi
1.
Sosia
lisas
i di t
ingk
at
kabu
pate
n/ko
ta
1.
BK
KBN
1.
Kem
enke
s2.
BP
JS3.
BA
PPEN
AS4.
Le
mba
ga
pene
litia
n5.
O
rgan
isasi
prof
esi
6.
Mitr
a pe
mba
ngun
an
2017
20
18
2019
3.5.
2M
endu
kung
pej
abat
KB
tingk
at
kabu
pate
n/ko
ta d
alam
mel
akuk
an
anal
isis a
loka
si an
ggar
an ta
huna
n un
tuk
pela
yana
n KB
, ter
utam
a un
tuk
mel
acak
ang
gara
n op
eras
iona
l.
1.
Loka
kary
a un
tuk
anal
isis
dan
pere
ncan
aan
di
tingk
at n
asio
nal
1.
Loka
kary
a un
tuk
anal
isis d
an
pere
ncan
aan
di
tingk
at p
rovi
nsi
1.
Loka
kary
a un
tuk
anal
isis d
an
pere
ncan
aan
di
tingk
at k
abup
aten
/ko
ta
1.
BK
KBN
1.
Kem
enke
s2.
BP
JS3.
BA
PPEN
AS
2017
20
18
2019
3.5.
3M
enge
mba
ngka
n ke
bija
kan
sum
berd
aya
man
usia
sete
mpa
t yan
g m
endu
kung
pro
gram
yan
g ef
ektif
, ad
il, da
n be
rkel
anju
tan.
Beb
erap
a co
ntoh
nya
adal
ah: u
raia
n ke
rja d
an
sele
ksi K
epal
a O
PD K
B, p
enem
pata
n bi
dan
yang
mer
ata,
keb
ijaka
n m
enge
nai r
otas
i jab
atan
, pen
yesu
aian
an
tara
pek
erja
an d
an k
ualifi
kasi,
in
sent
if be
rdas
arka
n ki
nerja
unt
uk
petu
gas k
eseh
atan
, dan
seba
gain
ya.
Area
keb
ijaka
n ba
ru y
ang
yang
per
lu
dike
mba
ngka
n m
elip
uti u
raia
n ke
rja
PLKB
/PKB
, mek
anism
e pe
rekr
utan
, di
strib
usi (
di je
njan
g m
ana
di
orga
nisa
si ka
bupa
ten)
, pem
anta
uan
kine
rja, d
ll.
1.
Kons
ulta
n un
tuk
men
gem
bang
kan
kebi
jaka
n su
mbe
rday
a m
anus
ia u
ntuk
KB
2.
Pert
emua
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
untu
k m
endi
skus
ikan
dan
m
eren
cana
kan
kebi
jaka
n su
mbe
rday
a m
anus
ia
1.
Pert
emua
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
untu
k m
endi
skus
ikan
da
n m
eren
cana
kan
kebi
jaka
n su
mbe
rday
a m
anus
ia d
i tin
gkat
pr
ovin
si
1.
Pert
emua
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
untu
k m
endi
skus
ikan
da
n m
eren
cana
kan
kebi
jaka
n su
mbe
rday
a m
anus
ia d
i tin
gkat
ka
buap
aten
/kot
a
1.
BK
KBN
1.
Kem
enke
s2.
BP
JS3.
BA
PPEN
AS4.
Le
mba
ga
pene
litia
n5.
O
rgan
isasi
prof
esi
6.
Dink
es p
rovi
nsi
7.
Dink
es
kabu
pate
n/ko
ta
2017
20
18
2019
82 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
3.5.
4M
engk
aji b
iaya
tran
spor
tasi
untu
k kl
ien
yang
ingi
n m
enda
patk
an
pela
yana
n st
erili
sasi
dan
tidak
ting
gal
deka
t den
gan
rum
ah sa
kit (
terk
ait
deng
an O
utpu
t 1.1
dan
Tuju
an
stra
tegi
s 4)
1.
Pert
emua
n un
tuk
men
gkaj
i alo
kasi
dana
tra
nspo
rtas
i unt
uk k
lien
yang
men
ggun
akan
m
etod
e ko
ntra
seps
i pe
rman
en
1.
Alok
asi d
ana
trans
port
asi
untu
k kl
ien
yang
m
engg
unak
an
met
ode
kont
rase
psi
perm
anen
di
tingk
at p
rovi
nsi
1.
Alok
asi d
ana
trans
port
asi
untu
k kl
ien
yang
m
engg
unak
an
met
ode
kont
rase
psi
perm
anen
di
tingk
at k
abup
aten
/ko
ta
1.
BK
KBN
1.
Kem
enke
s2.
Di
nkes
pro
vins
i3.
Di
nkes
ka
bupa
ten/
kota
4.
BKKB
N pr
ovin
si5.
O
PD K
B p
rov/
kab
6.
LSM
2017
20
18
2019
3.5.
5M
embe
rikan
orie
ntas
i kep
ada
Bupa
ti/W
alik
ota
dan
angg
ota
parle
men
te
ntan
g pe
ntin
gnya
KB
dala
m
men
ingk
atka
n ke
seha
tan
ibu
dan
pem
bang
unan
sosia
l eko
nom
i ser
ta
perlu
nya
alok
asi a
ngga
ran
yang
m
emad
ai u
ntuk
pel
ayan
an d
an
man
ajem
en p
rogr
am.
1.
Kons
ulta
n m
enge
mba
ngka
n m
ater
i ad
voka
si un
tuk
angg
ota
DPR
2.
Penc
etak
an d
an d
istrib
usi
pedo
man
3.
Pe
rtem
uan
advo
kasi
di
tingk
at n
asio
nal
1.
Pert
emua
n ad
voka
si di
ting
kat
prov
insi
1.
Pert
emua
n ad
voka
si di
ting
kat
kabu
pate
n/ko
ta
1.
BK
KBN
1.
Kem
enke
s2.
Di
nkes
pro
vins
i3.
Di
nkes
ka
bupa
ten/
kota
4.
BKKB
N pr
ovin
si5.
O
PD K
B pr
ov/
kab
6.
LSM
2017
20
18
2019
3.5.
6M
enin
gkat
kan
kapa
sitas
BAP
PEDA
un
tuk
mem
asuk
kan
KB k
e re
ncan
a da
erah
.
1.
Kons
ulta
n un
tuk
men
gem
bang
kan
mat
eri a
dvok
asi d
an
alat
bag
i BAP
PEDA
ag
ar K
B di
mas
ukka
n di
pe
renc
anaa
n da
erah
2.
Penc
etak
an d
an d
istrib
usi
pedo
man
3.
Pe
latih
an d
i tin
gkat
na
siona
l
1.
Pela
tihan
di
tingk
at p
rovi
nsi
1.
Pela
tihan
di t
ingk
at
kabu
pate
n/ko
ta
1.
BK
KBN
1.
Kem
enke
s2.
Di
nkes
pro
vins
i3.
Di
nkes
ka
bupa
ten/
kota
4.
BKKB
N Pr
ovin
si5.
O
PD K
B pr
ov/
kab
6.
LSM
2017
20
18
2019
83Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
NoKe
giat
anN
asio
nal
Prov
insi
Kabu
pate
n/Ko
taD
esa
Mas
yara
kat
Fasi
litas
Ke
seha
tan
Lem
baga
Ut
ama
Pem
angk
u Ke
pent
inga
nW
aktu
O
utpu
t 3.6
: Ada
nya
sist
em a
kunt
abili
tas y
ang
fung
sion
al y
ang
mel
ibat
kan
mas
yara
kat m
adan
i
3.6.
13.
6.1.
Mem
bang
un k
apas
itas
kelo
mpo
k pe
rem
puan
(k
elom
pok
kerja
Hak
da
n Pe
mbe
rday
aan)
dan
ke
lom
pok
mas
yara
kat
mad
ani l
ainn
ya se
baga
i pe
ngaw
as u
ntuk
mem
anta
u pe
lang
gara
n ha
k kl
ien,
ak
ses r
emaj
a da
n pe
mud
a ke
pel
ayan
an, d
ll. (
terk
ait
deng
an O
utpu
t 1.6
)
1.
Kons
ulta
n un
tuk
men
gem
bang
kan
alat
bag
i kel
ompo
k pe
rem
puan
dan
or
gani
sasi
mas
yara
kat
untu
k m
eman
tau
pela
ngga
ran
terh
adap
ha
k-ha
k kl
ien
dan
akse
s ke
pel
ayan
an b
agi
rem
aja
2.
Penc
etak
an d
an
dist
ribus
i ped
oman
3.
So
sialis
asi d
i tin
gkat
na
siona
l
1.
Sosia
lisas
i di
ting
kat
prov
insi
1.
Sosia
lisas
i di
ting
kat
kabu
pate
n/ko
ta
1.
Peng
emba
ngan
ka
pasit
as
di ti
ngka
t m
asya
raka
t
1.
BK
KBN
1.
Kem
enke
s2.
BA
PPEN
AS3.
BA
PPED
A4.
LS
M
5.
Mitr
a pe
mba
ngun
an
2017
20
18
2019
3.6.
2M
embe
ntuk
kom
ite d
i Pu
skes
mas
dan
rum
ah sa
kit
dan
mem
bang
un k
apas
itas
mer
eka
untu
k m
enja
min
ha
k kl
ien
terli
ndun
gi.
1.
Pert
emua
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
di t
ingk
at
nasio
nal
1.
Pert
emua
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
di ti
ngka
t pr
ovin
si
1.
Pert
emua
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
di
ting
kat
kabu
pate
n/ko
ta
2..
Pem
bent
ukan
ko
mite
di
pusk
esm
as
1.
Pert
emua
n ru
tin d
i tin
gkat
m
asya
rakt
1.
Pert
emua
n ru
tin d
i tin
gkat
m
asya
raka
t
1.
Pert
emua
n ru
tin d
i tin
gkat
fa
silita
s ke
seha
tan
1.
Kem
enke
s2.
BK
KBN
1.
BAPP
ENAS
2.
BAPP
EDA
3.
LSM
4.
Mitr
a pe
mba
ngun
an
2017
20
18
2019
84 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
NoKe
giat
anN
asio
nal
Prov
insi
Kabu
pate
n/Ko
taD
esa
Mas
yara
kat
Fasi
litas
Ke
seha
tan
Lem
baga
Ut
ama
Pem
angk
u Ke
pent
inga
nW
aktu
O
utpu
t 4.1
: Pra
ktek
terb
aik
dan
mod
el te
rsed
ia u
ntuk
men
ingk
atka
n Ke
rjasa
ma
Sela
tan-
Sela
tan
(Sou
th-S
outh
Co
oper
atio
n)
4.1.
1Ev
alua
si da
n do
kum
enta
si in
ovas
i dal
am p
rogr
am K
B ya
ng
dila
ksan
akan
di d
alam
neg
eri
(term
asuk
pro
yek
yang
did
anai
ol
eh m
itra
pem
bang
unan
in
tern
asio
nal)
untu
k ke
mun
gkin
an re
plik
asi
1.
Eval
uasi
inov
asi d
alam
pro
gram
KB
dan
doku
men
tasi
prak
tek
terb
aik
(kon
sulta
n)2.
So
sialis
asi d
i tin
gkat
nas
iona
l
1.
Sosia
lisas
i di
ting
kat
prov
insi
1.
Sosia
lisas
i di
ting
kat
kabu
pate
n/ko
ta
1.
BK
KBN
2.
Kem
enke
s3.
BA
PPEN
AS
1.
BPJS
2.
Kem
enko
PM
K 3.
Le
mba
ga
pene
litia
n4.
O
rgan
isasi
prof
esi
5.
Kem
enda
gri
6.
BAPP
EDA
2018
4.1.
2Id
entifi
kasi
mod
el u
ntuk
di
repl
ikas
i dan
dip
rom
osik
an
dala
m K
erja
sam
a Se
lata
n-Se
lata
n
1.
Men
gide
ntifi
kasi
mod
el u
ntuk
di
prom
osik
an d
alam
Ker
jasa
ma
Sela
tan-
Sela
tan
(kon
sulta
n)2.
So
sialis
asi d
i tin
gkat
nas
iona
l
2.
Sosia
lisas
i di
ting
kat
prov
insi
2.
Sosia
lisas
i di
ting
kat
kabu
pate
n/ko
ta
1.
BK
KBN
2.
Kem
enke
s3.
BA
PPEN
AS
1.
BPJS
2.
Kem
enko
PM
K 3.
Le
mba
ga
pene
litia
n4.
O
rgan
isasi
prof
esi
5.
Kem
enda
gri
6.
BAPP
EDA
2018
20
19
NoKe
giat
anN
asio
nal
Prov
insi
Kabu
pate
n/Ko
taD
esa
Mas
yara
kat
Fasi
litas
Ke
seha
tan
Lem
baga
Ut
ama
Pem
angk
u Ke
pent
inga
nW
aktu
O
utpu
t 4.2
: Pen
eliti
an o
pera
sion
al u
ntuk
men
ingk
atka
n efi
sien
si d
an e
fekt
ifita
s pro
gram
KB
dite
rapk
an,
diev
alua
si, s
erta
dip
erlu
as
4.2.
1M
elak
sana
kan
pene
litia
n op
-er
asio
nal u
ntuk
mem
perb
aiki
efi
siens
i dan
efe
ktifi
tas p
rogr
am
KB d
an m
elak
ukan
eva
luas
inya
1.
Lem
baga
pen
eliti
an u
ntuk
mel
aksa
naka
n pe
nelit
ian
oper
asio
nal u
ntuk
m
enin
gkat
kan
efisie
nsi d
an e
fekt
ifita
s pr
ogra
m K
B2.
Ko
nsul
tan
untu
k m
elak
sana
kan
eval
uasi
3.
Sos
ialis
asi t
enta
ng h
asil
pene
litia
n op
eras
iona
l di t
ingk
at n
asio
nal
1.
Sosia
lisas
i di
ting
kat
prov
insi
1.
Sosia
lisas
i di
ting
kat
kabu
pate
n/ko
ta
1.
BK
KBN
2.
Kem
enke
s1.
BP
JS2.
Le
mba
ga
pene
litia
n3.
O
rgan
isasi
prof
esi
2018
4.2.
2M
engi
dent
ifika
si pe
nelit
ian
oper
asio
nal y
ang
efek
tif u
ntuk
di
prom
osik
an d
alam
ker
jasa
ma
Sela
tan-
Sela
tan
1.
Pert
emua
n pe
man
gku
kepe
ntin
gan
untu
k m
engi
dent
ifika
si to
pik
untu
k pe
nelit
ian
oper
asio
nal u
ntuk
di
prom
osik
an d
alam
Ker
jasa
ma
Sela
tan-
Sela
tan
1.
BK
KBN
2.
Kem
enke
s1.
BP
JS2.
Le
mba
ga
pene
litia
n3.
O
rgan
isasi
prof
esi
2018
85Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
Usulan Indikator Lengkap
Tujuan dan Hasil Indikator Kinerja Definisi OperationalSumber Data Lembaga yang
Bertanggungjawab
Tujuan (RPJMN 2015-2019 )
Angka Kematian Ibu Jumlah kematian ibu akibat dari proses kehamilan, persalinan dan dalam masa 42 hari pasca persalinan per 100.000 kelahiran hidup pada periode tertentu. Angka pengukuran risiko kematian wanita yang berkaitan dengan peristiwa kehamilan.
SDKISUPASSENSUS
Pusat: BKKBN, Kemenkes, Kemendagri, BAPPENAS, Kemendesa, MenegPP, BPS, Organisasi Profesi, LSM, mitra pembangunan
Provinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, BAPPEDA Provinsi, organisasi profesi, LSM
Kabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, organisasi profesi, LSM
Total Fertility Rate (TFR) Jumlah anak rata-rata yang akan dilahirkan oleh seorang perempuan pada akhir masa reproduksinya apabila perempuan tersebut mengikuti pola fertilitas pada saat TFR dihitung.
SDKISUPASSENSUS
Angka Kelahiran Remaja Jumlah kelahiran pada perempuan umur 15-19 tahun pada periode tertentu diantara jumlah penduduk perempuan umur 15-19 tahun pada periode yang sama, yang dinyatakan dalam 1000 perempuan 15-19 tahun.
SDKI
CPR all methodCPR modern methods
Jumlah pasangan (perempuan dan/atau laki-laki) usia reproduktif (15-49 tahun) yang menggunakan suatu metode kontrasepsi dibandingkan dengan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) dalam periode tertentu, dikali 100.
SDKISUSENAS
Unmet needs Jumlah perempuan usia subur yang tidak ingin memiliki anak atau ingin menunda kelahiran anak berikutnya tetapi tidak menggunakan metode kontrasepsi dibandingkan dengan jumlah perempuan usia subur dalam periode tertentu, dikali 100.
SDKI
Proporsi penggunaan metode jangka panjang
Jumlah pasangan (perempuan dan/atau laki-laki) usia reproduktif (15-49 tahun) yang menggunakan suatu metode jangka panjang dibandingkan dengan jumlah pasangan usia subur (PUS) dalam periode satu terakhir, dikali 100.
SDKISusenas
Proporsi klien usia 30-49 tahun yang menggunakan metode jangka panjang dan permanen
Jumlah pasangan (perempuan dan/atau laki-laki) usia reproduktif (30-49 tahun) yang menggunakan suatu metode kontrasepsi jangka panjang dan permanen dibandingkan dengan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan suatu metode kontraspesi.
SDKISusenas
Pusat: BKKBN, Kemenkes, BPJS, organisasi profesi, mitra pembangunanProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, BPJS, organisasi profesiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten, BPJS, organisasi profesi
Proporsi kebutuhan KB yang terpenuhi untuk metode kontrasepsi modern
Jumlah pasangan (perempuan dan/atau laki-laki) usia reproduktif (15-49 tahun) yang menggunakan suatu metode kontrasepsi dibandingkan dengan total jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan suatu metode kontrasepsi, dalam periode tertentu dan jumlah kontrasepsi yang tidak terpenuhi, dikali 100.
SDKI Pusat: BKKBN, KemenkesProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten
Tingkat putus pakai untuk metode kontrasepsi tertentu
Jumlah putus pakai kontrasepsi pada masing-masing durasi pemakaian setiap bulan dibandingkan dengan jumlah seluruh bulan pemakaian.Angka putus pakai setiap bulan kemudian dihitung secara kumulatif untuk mendapatkan angka satu tahun.
SDKI Pusat: BKKBN, Kemenkes, BPJS, organisasi profesi, LSMProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, BPJS, organisasi profesi, LSMKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten, BPJS, organisasi profesi, LSM
86 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
Tujuan strategis 1: Tersedianya sistem pelayanan KB yang merata dan berkualitas di sektor pemerintah dan swasta untuk menjamin agar setiap warga negara dapat memenuhi tujuan kesehatan reproduksinya.
Output 1.1: Meningkatnya ketersediaan pelayanan KB dengan akses yang lebih baik dan merata di sektor pemerintah sehingga seluruh masyarakat dapat memenuhi tujuan reproduksi mereka
Jumlah faskes pemerintah yang terakreditasi untuk pelayanan KB
Jumlah fasilitas kesehatan swasta yang tersertifikasi untuk memberikan pelayanan KB, dalam satu tahun terakhir
Laporan Kemenkes, BPJS, BKKBN dan jajarannya
Pusat: Kemenkes, BPJS, BKKBN, Asosiasi fasilitas swastaProvinsi: Dinkes Provinsi, BPJS, BKKBN provinsi, Asosiasi fasilitas swastaKabupaten/Kota: Dinkes Kabupaten, BPJS, OPD KB, Asosiasi fasilitas swasta
Jumlah tenaga kesehatan dengan tenaga yang terlatih untuk memberikan minimum 3 metode kontrasepsi
Jumlah tenaga kesehatan (bidan atau dokter) yang terlatih untuk menyediakan minimal 3 metode kontrasepsi (kondom, pil dan suntik) dalam satu tahun terakhir
Laporan Kemenkes, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, Kemenkes, BPJS, organisasi profesiProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, BPJS, organisasi profesiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten, BPJS, organisasi profesi
Jumlah fasilitas pelayanan KB yang menyediakan pelayanan alat kontrasepsi jangka panjang dan permanen
Jumlah fasilitas pelayanan KB yang menyediakan alat kontrasepsi jangka panjang (Implan, AKDR) dan permanen (MOP dan MOW) dalam satu tahun terakhir
Laporan Kemenkes, BKKBN dan jajarannya
Provinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, BAPPEDA Provinsi, BPJS, organisasi profesiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, organisasi profesi
Proporsi kabupaten/kota dengan setidaknya satu sarana yang dapat menyediakan pelayanan MOP dan MOW per 500.000 penduduk
Proporsi kabupaten/kota yang memiliki setidaknya satu fasilitas kesehatan yang menyediakan pelayanan MOP dan MOW per 500.000 penduduk dalam satu tahun terakhir, dikali 100.
Laporan Kemenkes, BKKBN dan jajarannya
Provinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, BAPPEDA ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten , BAPPEDA Kabupaten
Jumlah kabupaten/kota dengan wilayah yang terpencil dan susah dijangkau yang memiliki pelayanan keliling untuk mengakses wilayah-wilayah tersebut
Jumlah kabupaten/kota per provinsi yang memiliki wilayah terpencil dan susah dijangkau yang memiliki pelayanan keliling untuk mengakses wilayah-wilayah tersebut dalam satu tahun terakhir
Laporan Kemenkes, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, Kemenkes Provinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, BAPPEDA ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten , BAPPEDA Kabupaten
Jumlah klien pasca salin yang mendapat konseling/pelayanan KB
Jumlah klien pasca salin di fasilitas kesehatan atau mendapat pertolongan tenaga kesehatan yang mendapatkan pelayanan konseling/pelayanan KB, dalam satu tahun terakhir
Laporan Kemenkes, BKKBN dan jajarannya
Provinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten
Jumlah kabupaten/kota yang telah memasukkan KB ke dalam kegiatan konseling pra-nikah
Jumlah kabupaten/kota per provinsi yang memasukkan topik KB ke dalam konseling pra nikah yang disampaikan di wilayah kabupaten tersebut dalam satu tahun terakhir.
Laporan Kemenkes, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, Kemenkes, KemenagProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, KUAKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten , KUA
Jumlah kabupaten/kota yang telah mengembangkan sistem dimana kader desa memberikan informasi KB ke pasangan yang baru menikah
Jumlah kabupaten/kota per provinsi yang memiliki sistem dimana kader desa memberikan informasi KB untuk pasangan yang baru menikah dalam satu tahun terakhir
Laporan Kemenkes, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, Kemenkes, Kemendagri, PKKProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, PKKKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten , Pem Desa, Kader PKK
Jumlah kabupaten/kota yang telah mengembangkan sistem pelayanan KB yang ramah remaja
Jumlah kabupaten/kota per provinsi dimana sarana kesehatannya (puskesmas, klinik swasta, LSM) memberikan pelayanan ramah remaja dalam satu tahun terakhir dibagi seluruh sarana yang memberikan pelayanan, dikali 100
Laporan Kemenkes, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, Kemenkes Provinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, LSMKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten , LSM
Proporsi kabupaten/kota dimana semua sarana yang terdaftar di BPJS menyediakan metode KB jangka panjang dan permanen
Proporsi kabupaten/kota per provinsi dimana fasilitas pelayanan kesehatan yang terdaftar di BPJS menyediakan metode KB jangka panjang dan permanen dalam satu tahun terakhir dibandingkan dengan seluruh fasilitas pelayanan kesehatan yang terdaftar di BPJS
Laporan Kemenkes, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, Kemenkes, BPJS, organisasi profesiProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, BPJS, organisasi profesiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten, BPJS, organisasi profesi
87Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
Tujuan strategis 1: Tersedianya sistem pelayanan KB yang merata dan berkualitas di sektor pemerintah dan swasta untuk menjamin agar setiap warga negara dapat memenuhi tujuan kesehatan reproduksinya.
Output 1.1: Meningkatnya ketersediaan pelayanan KB dengan akses yang lebih baik dan merata di sektor pemerintah sehingga seluruh masyarakat dapat memenuhi tujuan reproduksi mereka
Jumlah faskes pemerintah yang terakreditasi untuk pelayanan KB
Jumlah fasilitas kesehatan swasta yang tersertifikasi untuk memberikan pelayanan KB, dalam satu tahun terakhir
Laporan Kemenkes, BPJS, BKKBN dan jajarannya
Pusat: Kemenkes, BPJS, BKKBN, Asosiasi fasilitas swastaProvinsi: Dinkes Provinsi, BPJS, BKKBN provinsi, Asosiasi fasilitas swastaKabupaten/Kota: Dinkes Kabupaten, BPJS, OPD KB, Asosiasi fasilitas swasta
Jumlah tenaga kesehatan dengan tenaga yang terlatih untuk memberikan minimum 3 metode kontrasepsi
Jumlah tenaga kesehatan (bidan atau dokter) yang terlatih untuk menyediakan minimal 3 metode kontrasepsi (kondom, pil dan suntik) dalam satu tahun terakhir
Laporan Kemenkes, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, Kemenkes, BPJS, organisasi profesiProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, BPJS, organisasi profesiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten, BPJS, organisasi profesi
Jumlah fasilitas pelayanan KB yang menyediakan pelayanan alat kontrasepsi jangka panjang dan permanen
Jumlah fasilitas pelayanan KB yang menyediakan alat kontrasepsi jangka panjang (Implan, AKDR) dan permanen (MOP dan MOW) dalam satu tahun terakhir
Laporan Kemenkes, BKKBN dan jajarannya
Provinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, BAPPEDA Provinsi, BPJS, organisasi profesiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten, organisasi profesi
Proporsi kabupaten/kota dengan setidaknya satu sarana yang dapat menyediakan pelayanan MOP dan MOW per 500.000 penduduk
Proporsi kabupaten/kota yang memiliki setidaknya satu fasilitas kesehatan yang menyediakan pelayanan MOP dan MOW per 500.000 penduduk dalam satu tahun terakhir, dikali 100.
Laporan Kemenkes, BKKBN dan jajarannya
Provinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, BAPPEDA ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten , BAPPEDA Kabupaten
Jumlah kabupaten/kota dengan wilayah yang terpencil dan susah dijangkau yang memiliki pelayanan keliling untuk mengakses wilayah-wilayah tersebut
Jumlah kabupaten/kota per provinsi yang memiliki wilayah terpencil dan susah dijangkau yang memiliki pelayanan keliling untuk mengakses wilayah-wilayah tersebut dalam satu tahun terakhir
Laporan Kemenkes, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, Kemenkes Provinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, BAPPEDA ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten , BAPPEDA Kabupaten
Jumlah klien pasca salin yang mendapat konseling/pelayanan KB
Jumlah klien pasca salin di fasilitas kesehatan atau mendapat pertolongan tenaga kesehatan yang mendapatkan pelayanan konseling/pelayanan KB, dalam satu tahun terakhir
Laporan Kemenkes, BKKBN dan jajarannya
Provinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten
Jumlah kabupaten/kota yang telah memasukkan KB ke dalam kegiatan konseling pra-nikah
Jumlah kabupaten/kota per provinsi yang memasukkan topik KB ke dalam konseling pra nikah yang disampaikan di wilayah kabupaten tersebut dalam satu tahun terakhir.
Laporan Kemenkes, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, Kemenkes, KemenagProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, KUAKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten , KUA
Jumlah kabupaten/kota yang telah mengembangkan sistem dimana kader desa memberikan informasi KB ke pasangan yang baru menikah
Jumlah kabupaten/kota per provinsi yang memiliki sistem dimana kader desa memberikan informasi KB untuk pasangan yang baru menikah dalam satu tahun terakhir
Laporan Kemenkes, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, Kemenkes, Kemendagri, PKKProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, PKKKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten , Pem Desa, Kader PKK
Jumlah kabupaten/kota yang telah mengembangkan sistem pelayanan KB yang ramah remaja
Jumlah kabupaten/kota per provinsi dimana sarana kesehatannya (puskesmas, klinik swasta, LSM) memberikan pelayanan ramah remaja dalam satu tahun terakhir dibagi seluruh sarana yang memberikan pelayanan, dikali 100
Laporan Kemenkes, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, Kemenkes Provinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, LSMKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten , LSM
Proporsi kabupaten/kota dimana semua sarana yang terdaftar di BPJS menyediakan metode KB jangka panjang dan permanen
Proporsi kabupaten/kota per provinsi dimana fasilitas pelayanan kesehatan yang terdaftar di BPJS menyediakan metode KB jangka panjang dan permanen dalam satu tahun terakhir dibandingkan dengan seluruh fasilitas pelayanan kesehatan yang terdaftar di BPJS
Laporan Kemenkes, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, Kemenkes, BPJS, organisasi profesiProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, BPJS, organisasi profesiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten, BPJS, organisasi profesi
Jumlah tenaga kesehatan yang mematuhi standar dan pedoman nasional *Juga digunakan di output 1.6
Jumlah tenaga kesehatan per kabuaten/kota yang mematuhi standar dan pedoman pelayanan KB dalam satu tahun terakhir
Kriteria utama meliputi konseling, menjamin privasi dan kerahasiaan, pemberian informasi yang menyeluruh untuk setiap metode dan persetujuan tindakan
Laporan Kemenkes, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, Kemenkes, BPJS, organisasi profesiProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, BPJS, organisasi profesiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten, BPJS, organisasi profesi
Jumlah kabupaten dengan kapasitas untuk memberikan pelayanan KB dalam bencana/Paket Layanan Awal Minimum
Jumlah kabupaten per provinsi yang memiliki kapasitas untuk memberikan pelayanan KB dalam bencana/Paket Layanan Awal Minimum dalam satu tahun terakhir
Laporan Kemenkes, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, Kemenkes, BPJS, organisasi profesiProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, BPJS, organisasi profesiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten, BPJS, organisasi
Jumlah kabupaten dengan tenaga kesehatan yang dilatih untuk memberikan pelayanan KB dalam bencana/paket Layanan Awal minimum
Jumlah kabupaten per provinsi dengan tenaga kesehatan yang dilatih untuk memberikan pelayanan KB dalam bencana/Paket Layanan Awal Minimum dalam satu tahun terakhir
Laporan Kemenkes, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, Kemenkes, BPJS, organisasi profesiProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, BPJS, organisasi profesiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten, BPJS, organisasi
Output 1.2: Meningkatnya pemanfaatan sektor swasta dalam pemerataan akses ke pelayanan KB berkualitas yang memperhatikan hak klien.
Jumlah fasilitas kesehatan swasta yang yang terdaftar di BPJS yang menyediakan pelayanan KB
Jumlah fasilitas kesehatan swasta yang terdaftar di BPJS yang menyediakan minimal 5 metode KB jangka panjang, dalam satu tahun terakhir
Laporan Kemenkes, BKKBN, BPJS dan jajarannya
Pusat: Kemenkes, BPJS, BKKBN, Asosiasi fasilitas swastaProvinsi: Dinkes Provinsi, BPJS, BKKBN provinsi, Asosiasi fasilitas swastaKabupaten/Kota: Dinkes Kabupaten, BPJS, OPD KB, Asosiasi fasilitas swasta
Rencana bisnis di tingkat nasional tersedia untuk keterlibatan sektor swasta dalam KB
Adanya rencana bisnis di tingkat nasional untuk meningkatkan keterlibatan sektor swasta dalam program KB
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, Kemenkes, organisasi profesi, pihak swastaProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, organisasi profesi, pihak swastaKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten, organisasi profesi, pihak swasta
Jumlah sektor swasta yang mendukung rencana bisnis untuk program KB
Jumlah sektor swasta yang mendukung rencana bisnis untuk meningkatkan program KB di tingkat nasional, dalam satu tahun terakhir
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, Kemenkes, organisasi profesi, pihak swastaProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, organisasi profesi, pihak swastaKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten, organisasi profesi, pihak swasta
Jumlah kabupaten yang melaksanakan rencana bisnis untuk program KB
Jumlah kabupaten per provinsi yang melaksanakan rencana bisnis untuk program KB, dalam satu tahun terakhir
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, Kemenkes, organisasi profesi, pihak swastaProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, organisasi profesi, pihak swastaKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten, organisasi profesi, pihak swasta
Kriteria akreditasi fasilitas untuk registrasi ke BPJS tersedia yang meliputi kapasitas untuk menyediakan metode KB jangka panjang
Adanya kriteria akreditasi fasilitas yang meliputi kapasitas untuk menyediakan metode KB jangka panjang untuk registrasi ke BPJS
Laporan Kemenkes, BKKBN, BPJS dan jajarannya
Pusat: BKKBN, Kemenkes, BPJS, organisasi profesi
Jumlah klien yang menerima pelayanan KB gratis di fasilitas kesehatan swasta yang terakreditasi
Jumlah klien yang menerima pelayanan KB gratis di fasilitas kesehatan swasta yang terakreditasi, dalam satu tahun terakhir
Laporan Kemenkes, BKKBN, BPJS dan jajarannya
Pusat: BKKBN, Kemenkes, BPJS, organisasi profesiProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, BPJS, organisasi profesi, pihak swastaKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten, BPJS, organisasi profesi, pihak swasta
88 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
Jumlah mekanisme pemasaran sosial dengan fokus khusus pada para remaja dan pemuda
Jumlah model pemasaran sosial untuk remaja dan pemuda yang ada di wilayah kabupaten/kota, dalam satu tahun terakhir
Laporan BKKBN dan jajarannya
Provinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, LSM, pihak swastaKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten , LSM, pihak
Jumlah kabupaten dengan kemitraan dengan asosiasi pelayanan kesehatan swasta dan organisasi profesi untuk penyediaan pelayanan KB
Jumlah kabupaten/kota per provinsi yang memiliki kemitraan dengan asosiasi pelayanan kesehatan swasta dan organisasi profesi untuk penyediaan pelayanan KB, dalam satu tahun terakhir
Laporan Kemenkes, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, Kemnkes, organisasi profesi, Asosiasi pelayanan kesehatan swasta Provinsi, Dinkes Provinsi, LSM, pihak swastaProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi dan organisasi profesiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten , organisasi profesi
Output 1.3:Meningkatnya Sistem Jaminan Ketersediaan alat dan obat kontrasepsi.
Persentase stockout menurut jenis kontrasepsi
Persentase fasilitas yang mengalami stock-out untuk jenis kontrasepsi tertentu pada saat dilakukan asesmen, dalam satu tahun terakhir
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBNProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi,Kabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten, BPJS
Jumlah gudang yang memenuhi standar
Jumlah gudang kabupaten per provinsi yang memenuhi standar sesuai dengan peraturan pemerintah no 3/2015 per provinsi dalam satu tahun terakhir
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBNProvinsi: BKKBN ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB
Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang memenuhi standar minimum dan maksimum untuk stok KB
Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan per kabupaten/kota yang memenuhi standar minimum dan maksimum penyediaan stok KB, dalam satu tahun terakhir
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBNProvinsi: BKKBN ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB
Jumlah fasilitas kesehatan yang memiliki kapasitas untuk memenuhi permintaan secara tepat waktu
Jumlah fasilitas kesehatan per kabupaten/kota yang memiliki kapasitas untuk memenuhi permintaan secara tepat waktu dalam periode tertentu, dalam satu tahun terakhir
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Provinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten
Jumlah supplier yang dapat mengirimkan komoditas KB ke gudang pusat dan provinsi sesuai ketentuan
Jumlah supplier yang dapat mengirimkan komoditas KB ke gudang pusat dan provinsi sesuai ketentuan waktu pemenuhan pemesanan dan waktu pengiriman dan dalam suhu yang terjaga dalam satu tahun terakhir
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBNProvinsi: BKKBN ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB
Jumlah gudang yang melakukan pengiriman rutin sesuai jadwal distribusi
Jumlah gudang dalam suatu wilayah administrasi yang melakukan pengiriman rutin sesuai jadwal distribusi dalam satu tahun terakhir.Jadwal distribusi perlu ditentukan lebih lanjut
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBNProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten
Persentase komoditas KB yang didistribusikan dibandingkan dengan pemakaian per permintaan rutin
Jumlah komoditas KB yang didistribusikan dari gudang di wilayah kabupaten/kota dibandingkan dengan pemakaian dalam satu tahun terakhir
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBNProvinsi: BKKBN ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB
Jumlah gudang yang memiliki sistem informasi logistik yang berfungsi
Jumlah gudang yang memiliki sistem informasi logistik yang berfungsi dalam satu tahun terakhir
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBNProvinsi: BKKBN ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB
Jumlah gudang di tingkat kabupaten dengan tenaga kunci yang mendapatkan pelatihan logistik kontrasepsi/jaminan ketersediaan komoditas
Jumlah gudang di tingkat kabupaten dengan tenaga kunci yang mendapatkan pelatihan logistik kontrasepsi/jaminan ketersediaan komoditas dalam satu tahun terakhir
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBNProvinsi: BKKBN ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB
89Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
Jumlah mekanisme pemasaran sosial dengan fokus khusus pada para remaja dan pemuda
Jumlah model pemasaran sosial untuk remaja dan pemuda yang ada di wilayah kabupaten/kota, dalam satu tahun terakhir
Laporan BKKBN dan jajarannya
Provinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, LSM, pihak swastaKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten , LSM, pihak
Jumlah kabupaten dengan kemitraan dengan asosiasi pelayanan kesehatan swasta dan organisasi profesi untuk penyediaan pelayanan KB
Jumlah kabupaten/kota per provinsi yang memiliki kemitraan dengan asosiasi pelayanan kesehatan swasta dan organisasi profesi untuk penyediaan pelayanan KB, dalam satu tahun terakhir
Laporan Kemenkes, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, Kemnkes, organisasi profesi, Asosiasi pelayanan kesehatan swasta Provinsi, Dinkes Provinsi, LSM, pihak swastaProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi dan organisasi profesiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten , organisasi profesi
Output 1.3:Meningkatnya Sistem Jaminan Ketersediaan alat dan obat kontrasepsi.
Persentase stockout menurut jenis kontrasepsi
Persentase fasilitas yang mengalami stock-out untuk jenis kontrasepsi tertentu pada saat dilakukan asesmen, dalam satu tahun terakhir
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBNProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi,Kabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten, BPJS
Jumlah gudang yang memenuhi standar
Jumlah gudang kabupaten per provinsi yang memenuhi standar sesuai dengan peraturan pemerintah no 3/2015 per provinsi dalam satu tahun terakhir
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBNProvinsi: BKKBN ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB
Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang memenuhi standar minimum dan maksimum untuk stok KB
Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan per kabupaten/kota yang memenuhi standar minimum dan maksimum penyediaan stok KB, dalam satu tahun terakhir
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBNProvinsi: BKKBN ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB
Jumlah fasilitas kesehatan yang memiliki kapasitas untuk memenuhi permintaan secara tepat waktu
Jumlah fasilitas kesehatan per kabupaten/kota yang memiliki kapasitas untuk memenuhi permintaan secara tepat waktu dalam periode tertentu, dalam satu tahun terakhir
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Provinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten
Jumlah supplier yang dapat mengirimkan komoditas KB ke gudang pusat dan provinsi sesuai ketentuan
Jumlah supplier yang dapat mengirimkan komoditas KB ke gudang pusat dan provinsi sesuai ketentuan waktu pemenuhan pemesanan dan waktu pengiriman dan dalam suhu yang terjaga dalam satu tahun terakhir
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBNProvinsi: BKKBN ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB
Jumlah gudang yang melakukan pengiriman rutin sesuai jadwal distribusi
Jumlah gudang dalam suatu wilayah administrasi yang melakukan pengiriman rutin sesuai jadwal distribusi dalam satu tahun terakhir.Jadwal distribusi perlu ditentukan lebih lanjut
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBNProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten
Persentase komoditas KB yang didistribusikan dibandingkan dengan pemakaian per permintaan rutin
Jumlah komoditas KB yang didistribusikan dari gudang di wilayah kabupaten/kota dibandingkan dengan pemakaian dalam satu tahun terakhir
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBNProvinsi: BKKBN ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB
Jumlah gudang yang memiliki sistem informasi logistik yang berfungsi
Jumlah gudang yang memiliki sistem informasi logistik yang berfungsi dalam satu tahun terakhir
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBNProvinsi: BKKBN ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB
Jumlah gudang di tingkat kabupaten dengan tenaga kunci yang mendapatkan pelatihan logistik kontrasepsi/jaminan ketersediaan komoditas
Jumlah gudang di tingkat kabupaten dengan tenaga kunci yang mendapatkan pelatihan logistik kontrasepsi/jaminan ketersediaan komoditas dalam satu tahun terakhir
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBNProvinsi: BKKBN ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB
Output 1.4: Meningkatnya kapasitas dan ketersediaan sumberdaya manusia untuk menyediakan pelayanan KB yang berkualitas.
Rasio SDM KB (nakes dan PLKB/PKB) per populasi sesuai standar
Perbandingan jumlah SDM untuk KB dibandingkan dengan jumlah penduduk di suatu wilayah kerja, dalam satu tahun terakhir
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, KemenkesProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi,Kabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten, BPJS
Proporsi nakes yang memiliki kompetensi untuk memberikan pelayanan kontrasepsi dan MKJP
Perbandingan tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi untuk memberikan pelayanan kontrasepsi dibandingkan dengan jumlah keseluruhan tenaga kesehatan, dalam satu tahun terakhir
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, KemenkesProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi,Kabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten, BPJS
Tersedianya sistem manajemen pelatihan yang sesuai dengan strategi pengembangan pelatihan
Adanya sistem manajemen pelatihan yang sesuai dengan strategi pengembangan pelatihan dan konsisten dengan peraturan mengenai pelatihan in-service
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, Kemenkes, organisasi profesiProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, organisasi profesiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten, organisasi profesi
Jumlah sekolah kebidanan/keperawatan yang memasukkan KB ke dalam kurikulum pendidikan pre-service
Jumlah sekolah kebidanan/keperawatan di wilayah administrasi tertentu yang memasukkan KB ke dalam kurikulum pendidikan pre-service
Laporan Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan jajarannya
Pusat: BKKBN, Kemenkes, Kemenristekdikti, organisasi profesi
Jumlah fasilitas pelatihan kabupaten/kota yang memberikan pelatihan berbasis kompetensi untuk metode jangka panjang dan permanen
Jumlah fasilitas pelatihan kabupaten/kota yang memberikan pelatihan berbasis kompetensi untuk metode jangka panjang dan permanen dalam satu tahun terakhir
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, Kemenkes, organisasi profesiProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, organisasi profesiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten, organisasi profesi
Jumlah petugas kesehatan yang telah dilatih untuk memberikan konseling pranikah
Jumlah petugas kesehatan di wilayah kabupaten/kota yang telah dilatih untuk memberikan konseling pranikah dalam satu tahun terakhir
Laporan Kementerian Kesehatan, dan jajarannya
Pusat: BKKBN, Kemenkes, KemenagProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, Kemenag ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten, KUA
Jumlah petugas kesehatan terlatih yang mendapatkan sertifikat kompetensi setelah pelatihan
Jumlah petugas kesehatan terlatih di wilayah kabupaten/kota yang mendapatkan sertifikat kompetensi setelah pelatihan dalam satu tahun terakhir
Laporan Kementerian Kesehata dan jajarannya
Pusat: BKKBN, Kemenkes, organisasi profesiProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, organisasi profesiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten, organisasi profesi
Output 1.5: Diperkuatnya sistem informasi manajemen untuk menjamin kualitas, kelengkapan serta integrasi yang sejalan dengan sistem kesehatan.
Tersedianya satu laporan KB yang yang terintegrasi dari faskes
Adanya laporan KB yang mengintegrasikan data dari dinas kesehatan/kota serta OPD KB dalam satu tahun terakhir
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: Bappenas, Kemenkes, BKKBNProvinsi: BAPPEDA, Dinkes Provinsi, BKKBN provinsiKabupaten/Kota: BAPPEDA, Dinkes Kabupaten, OPD KB
Jumlah kabupaten/kota dengan OPD KB yang mempunyai kapasitas untuk memonitor kualitas data
Jumlah kabupaten/kota dengan OPD KB yang mempunyai kapasitas untuk memonitor kualitas data sesuai dengan kriteria yang disepakati dan mengambil tindakan yang tepat dalam satu tahun terakhir
*kriteria untuk kualitas harus ditentukan
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, KemenkesProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten
Jumlah fasilitas sektor swasta yang terakreditasi yang melapor secara teratur
Jumlah fasilitas sektor swasta (klinik dan rumah sakit) yang terakreditasi di wilayah administrasi tertentu yang melapor secara teratur dalam satu tahun terakhir
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, KemenkesProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten
90 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
Jumlah petugas lapangan KB (PLKB/PKB) dilatih untuk memonitor kualitas dan kelengkapan laporan dari fasilitas kesehatan di tingkat pelayanan kesehatan dasar
Jumlah petugas lapangan KB (PLKB/PKB) yang dilatih untuk memonitor kualitas dan kelengkapan laporan dari fasilitas kesehatan di tingkat pelayanan kesehatan dasar (puskesmas, klinik swasta, bidan) dalam satu tahun terakhir
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, KemenkesProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten
Jumlah kabupaten/kota dimana laporan KB dari dinas kesehatan kabupaten/kota dan OPD KB diselaraskan
Jumlah kabupaten/kota per provinsi dimana dilakukan penyelarasan laporan KB dari dinas kesehatan kabupaten/kota dan OPD KB dalam satu tahun terakhir
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, KemenkesProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten
Jumlah kabupaten/kota yang memutakhirkan dan memvalidasi kohort KB
Jumlah kabupaten/kota per provinsi yang memutakhirkan dan memvalidasi kohort KB dana dalam satu tahun terakhir
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Provinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten
Output 1.6: Meningkatnya kualitas pelayanan KB yang memperhatikan hak klien dan mengintegrasikan pelayanan sepanjang kontinuum siklus kesehatan reproduksi.
Proporsi pengguna kontrasepsi yang mendapatkan inform consent
Perbandingan jumlah pengguna kontrasepsi yang mendapatkan informed consent dibandingkan dengan seluruh pengguna kontrasepsi, dalam satu tahun terakhir
SDKI Pusat: BPS, Kemenkes, BKKBNProvinsi: Dinkes Provinsi, BKKBN ProvinsiKabupaten/Kota: Dinkes Kabupaten, OPD KB
Proporsi pengguna kontrasepsi pasca persalinan
Perbandingan jumlah pengguna kontrasepsi pasca persalinan dibandingkan dengan junlah seluruh klien pasca salin, dalam satu tahun terakhir
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: Kemenkes, BPJS, BKKBNProvinsi: Dinkes Provinsi, BPJS, BKKBN provinsiKabupaten/Kota: Dinkes Kabupaten, OPD KB
Jumlah tenaga kesehatan yang mematuhi standar dan pedoman nasional *Juga digunakan di output 1.1
Jumlah tenaga kesehatan yang mematuhi standar dan pedoman nasional, dalam satu tahun terakhir(kriteria utama meliputi konseling, menjamin privasi dan kerahasiaan, pemberian informasi yang menyeluruh untuk setiap metode dan persetujuan tindakan)
*Juga digunakan di output 1.1
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, Kemenkes, BPJS, organisasi profesiProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, BPJS, organisasi profesiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten, BPJS, organisasi profesi
Jumlah fasilitas kesehatan dimana pelayanan KIA yang memberikan informasi dan pelayanan KB
Jumlah fasilitas kesehatan dimana pelayanan KIA (seperti pelayanan ANC, persalinan, nifas) yang memberikan informasi dan pelayanan KB dalam satu tahun terakhir
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, KemenkesProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten
Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan sistem pengawasan fungsional
Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan sistem pengawasan fungsional pada semua petugas pelayanan KB dalam satu terakhir
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, KemenkesProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten
Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan supervisi fasilitatif
Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan supervisi fasilitatif ke petugas pelayanan KB dalam satu tahun terakhir
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, KemenkesProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten
Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan sistem jaga mutu
Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan sistem jaga mutu fungsional di semua jenjang dalam satu tahun terakhir
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Provinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten
Jumlah organisasi masyarakatyang terlibat dalam pemantauan penyediaan informasi dan pelayanan KB oleh fasilitas dan tenaga kesehatan
Jumlah organisasi masyarakat yang terlibat dalam pemantauan penyediaan informasi dan pelayanan KB oleh fasilitas dan tenaga kesehatan dalam satu tahun terakhir
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Provinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten
91Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
Tujuan strategis 2:Meningkatnya permintaan penggunaan metode kontrasepsi modern dengan penggunaan yang berkesinambungan
Output 2.1: strategi Komunikasi Perubahan Perilaku (Behavior Change Communication) yang komprehensif.
Tersedianya strategi komunikasi perubahan perilaku yang sesuai dengan kondisi lokal
Adanya strategi komunikasi perubahan perilaku yangs sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal di suatu wilayah tertentu
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBNProvinsi: BKKBN provinsiKabupaten/Kota: OPD KB
Jumlah kabupaten/kota yang menggunakan sistem mobile (digital) untuk memberikan pesan KB
Jumlah kabupaten/kota yang menggunakan sistem mobile (digital) untuk memberikan pesan KB dan mengingatkan klien mengenai waktu untuk mendapatkan pelayanan KB ulang, dalam satu tahun terakhir
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBNProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, LSM, PKK, tomaKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten, PKK, toma
Jumlah provinsi/kabupaten yang menggunakan TV, radio dan media lainnya untuk mempromosikan KB
Jumlah provinsi/kabupaten yang menggunakan TV, radio serta media lainnya untuk mempromosikan KB, dalam satu tahun terakhir
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBNProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, LSM, PKK, tomaKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten, PKK, toma
Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang menggunakan materi KIE berbasis bukti, materi cetak dan materi lainnya untuk mempromosikan KB
Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang menggunakan materi KIE berbasis bukti, materi cetak dan materi lainnya untuk mempromosikan KB, dalam satu tahun terakhir
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBNProvinsi: BKKBN Provinsi, LSM, toma, togaKabupaten/Kota: OPD KB, LSM, toma, toga
Jumlah remaja, pemuda dan laki-laki yang dilatih mengenai pendidikan sebaya untuk mempromosikan KB
Jumlah remaja, pemuda dan laki-laki yang dilatih mengenai pendidikan sebaya untuk mempromosikan KB, dalam satu tahun terakhir
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, KemenkesProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, LSMKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten, LSM
Jumlah kabupaten/kota yang mengadopsi strategi Komunikasi Perubahan Perilaku yang komprehensif
Jumlah kabupaten/kota yang mengadopsi strategi Komunikasi Perubahan Perilaku yang komprehensif, dalam satu tahun terakhir
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBNProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten
Jumlah kabupaten yang telah mengembangkan pesan kunci untuk mengatasi hambatan budaya dan hambatan lainnya dalam penggunaan kontrasepsi
Jumlah kabupaten per provinsi yang telah mengembangkan pesan kunci untuk mengatasi hambatan budaya dan hambatan lainnya dalam penggunaan kontrasepsi, dalam satu tahun terakhir
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBNProvinsi: BKKBN Provinsi, LSM, toma, togaKabupaten/Kota: OPD KB, LSM, toma, toga
Jumlah kabupaten yang mengembangkan untuk mengkaji capaian saluran media dan dampaknya
Jumlah kabupaten per provinsi yang mengembangkan sistem untuk secara teratur mengkaji capaian saluran media dan dampaknya, dalam satu tahun terakhir
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBNProvinsi: BKKBN Provinsi, LSM, toma, togaKabupaten/Kota: OPD KB, LSM, toma, toga
Jumlah kabupaten/kota yang menggunakan sistem pemberian pesan KB secara mobile/digital
Jumlah kabupaten/kota per provinsi yang menggunakan sistem pemberian pesan KB secara mobile/digital, dalam satu tahun terakhir
Laporan BKKBN dan jajarannya
Provinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten
Tersedianya strategi berbasis kinerja
Adanya strategi berbasis kinerja untuk wilayah dengan tingkat kinerja yang berbeda
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, KemenkesProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten
Jumlah kabupaten/kota yang menerapkan strategi berbasis kinerja
Jumlah kabupaten/kota per provinsi yang menerapkan strategi berbasis kinerja untuk wilayah dengan tingkat kinerja yang berbeda dalam satu tahun terakhir
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, KemenkesProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten
Jumlah fasilitas kesehatan dengan pelayanan KIA yang memberikan informasi KB
Jumlah fasilitas kesehatan dengan pelayanan KIA yang memberikan pelayanan informasi KB dalam per kabupaten/provinsi, dalam satu tahun terakhir
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, KemenkesProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten
92 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
Output 2.2: Meningkatnya keterlibatan tenaga kesehatan, kelompok perempuan, dan tokoh agama dalam menggerakkan dukungan untuk program KB serta mengatasi hambatan dalam ber-KB.
Jumlah kegiatan penggerakan masyarakat dalam program KB oleh berbagai kelompok masyarakat
Jumlah kegiatan penggerakan masyarakat dalam program KB yang dilakukan oleh berbagai kelompok masyarakat, dalam satu tahun terakhir
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBNProvinsi: BKKBN provinsiKabupaten/Kota: OPD KB
Jumlah institusi keagamaan yang memasukkan KB ke pelayanan konseling calon pengantin atau kegiatan terkait program KB lainnya
Jumlah institusi keagamaan yang memasukkan KB ke pelayanan konseling calon pengantin atau kegiatan terkait program KB lainnya, dalam satu tahun terakhir
Laporan BKKBN dan Kementerian Agama dan jajarannya
Provinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, togaKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten, toga
Jumlah tenaga kesehatan yang secara aktif mempromosikan KB
Jumlah tenaga kesehatan (dokter dan bidan) per kabupaten/kota yang secara aktif mempromosikan KB, dalam satu tahun terakhir
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, KemenkesProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, PKKKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten, PKK
Jumlah kabupaten/kota dimana kelompok perempuan/ masyarakarat aktif dalam promosi KB
Jumlah kabupaten/kota per provinsi dimana kelompok perempuan/ masyarakarat aktif dalam promosi KB, dalam satu tahun terakhir
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, Kemenkes, Kemendagri, LSMProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, PKK, LSMKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten, PKK, LSM
Jumlah kabupaten/kota dimana KB dipromosikan di Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
Jumlah kabupaten/kota per provinsi dimana KB dipromosikan di Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat dalam satu tahun terakhir
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, Kemenkes, Kemendagri, LSMProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, PKK, LSMKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten, PKK, LSM
Jumlah organisasi pemuda, organisasi keagamaan dan organisasi masyarakat lainnya yang dilatih dalam kegiatan KB
Jumlah organisasi pemuda, organisasi keagamaan dan organisasi masyarakat lainnya yang dilatih dan terlibat dalam kegiatan KB dalam satu tahun terakhir
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, Kemenkes, LSMProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, LSMKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes kabupaten, LSM
Jumlah kabupaten/kota yang memiliki Kampung KB
Jumlah Kampung KB yang ada di wilayah kabupaten/kota, dalam periode satu tahun terakhir
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, kemnkes, LSM, toma, togaProvinsi: BKKBN Provinsi, LSM, toma, togaKabupaten/Kota: OPD KB, LSM, toma, toga
Output 2.3: Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai program Keluarga Berencana
Proporsi masyarakat (15-49 tahun) baik laki-laki maupun perempuan yang memiliki pengetahuan mengenai kontrasepsi
Perbandingan jumlah masyarakat usia 15-49 tahun, baik laki-laki maupun perempuan yang memiliki pengetahuan mengenai metode KB dibandingkan dengan seluruh jumlah masyarakat usia 15-49 tahun
SDKI Pusat: BKKBNProvinsi: BKKBN provinsiKabupaten/Kota: OPD KB
Persentase stakeholders/pemangku kepentingan tingkat pusat maupun provinsi dan kabupaten kota yang mendapat orientasi mengenai program KB program KB
Jumlah stakeholders/pemangku kepentingan tingkat pusat maupun provinsi dan kabupaten kota yang mendapat orientasi mengenai program KB dibandingkan dengan jumlah seluruh pemangku kepentingan dalam satu tahun terakhir, dikali 100
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBNProvinsi: BKKBN ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB
Persentase masyarakat yang memahami isi pesan program KB dari berbagai media
Jumlah masyarakat yang memahami isi pesan program KB dari berbagai media dibandingkan dengan jumlah mayarakat yang terjangkau oleh pesan program KB yang disampaikan melalui berbagai media dalam satu tahun terakhir , dikali 100
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBNProvinsi: BKKBN ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB
Persentase masyarakat yang memahami isi pesan program KB dari tenaga lini lapangan
Jumlah masyarakat yang memahami isi pesan program KB dari tenaga lini lapangan dibandingkan dengan jumlah masyarakat yang dijangkau oleh program penyampaian pesan KB oleh tenaga lapangan dalam satu tahun terakhir, dikali 100
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBNProvinsi: BKKBN ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB
93Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
Persentase Kab dan Kota yang mempunyai Jumlah tenaga lini lapangan sesuai ratio yg memadai
Persentase Kab dan Kota per provinsi yang mempunyai Jumlah tenaga lini lapangan sesuai ratio yg memadai dalam satu tahun terakhir.
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBNProvinsi: BKKBN ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB
Persentase SDM Lini Lapangan yang terampil melaksanakan tugas sesuai standar
Jumlah tenaga Lini Lapangan yang terampil melaksanakan tugas sesuai standar dibandingkan dengan jumlah tenaga lapangan keseluruhan dalam satu tahun terakhir , dikali 100
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBNProvinsi: BKKBN ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB
Tujuan strategis 3: Meningkatnya penatalayanan/ pengelolaan di semua jenjang dan memantapkan lingkungan yang mendukung program KB yang efektif, adil dan berkesinambungan si sektor pemerintah dan swasta untuk menjamin agar setiap warga Negara dapat memenuhi tujuan kesehatan reproduksinya.
Output 3.1: Meningkatnya kapasitas untuk penatalayanan/pengelolaan internal dan lintas institusi di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten untuk program yang efisien dan berkelanjutan
Tersedianya dokumen perencanaan program KB terintegrasi dengan lintas sektor lainnya di dalam RPJMD
Adanya dokumen RPJMD yang memuat perencanaan program KB yang terintegrasi dengan sektor lainnya, dalam periode tertentu
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: Kemenkes, BKKBN, BAPPENASProvinsi: Dinkes Provinsi, BKKBN provinsi, BAPPEDAKabupaten/Kota: Dinkes Kabupaten, OPD KB, BAPPEDA
Pedoman untuk bagi OPD KB untuk mengadvokasi program dan pelayanan KB tersedia
Tersedianya pedoman bagi OPD KB untuk mengadvokasi program/pelayanan KB
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBNProvinsi: BKKBN ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB
Jumlah OPD KB yang menngunakan pedoman untuk bagi OPD KB untuk mengadvokasi program/pelayanan KB
Jumlah OPD KB yang menggunakan pedoman bagi OPD KB untuk mengadvokasi program dan pelayanan KB dalam satu tahun terakhir
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBNProvinsi: BKKBN ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB
Pedoman untuk membangun kerjasama dan koalisi dengan berbagai sektor
Tersedianya pedoman untuk membangun kerjasama dan koalisi dengan berbagai sektor termasuk masyarakat sipil meningkatkan penggunaan kontrasepsi
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, Kemenkes, BAPPENAS, Kemendagri, PKK, LSM, toma, togaProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, BAPPEDA, PKK, LSM,toma, togaKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten, BAPPEDA, PKK, LSM,toma, toga
Jumlah kabupaten yang dilatih dengan pedoman untuk membangun kerjasama dan koalisi dengan berbagai sektor
Jumlah kabupaten yang dilatih dengan pedoman untuk membangun kerjasama dan koalisi dengan berbagai sektor, dalam satu tahun terakhir
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, Kemenkes, BAPPENAS, Kemendagri, PKK, LSM, toma, togaProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, BAPPEDA, PKK, LSM,toma, togaKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten, BAPPEDA, PKK, LSM,toma, toga
Sistem target untuk provinsi dan kabupaten/kota berdasarkan tren dan ekuitas dalam penggunaan KB tersedia
Terbentuknhya sistem target untuk provinsi dan kabupaten/kota berdasarkan tren dan ekuitas dalam penggunaan KB tersedia
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBNProvinsi: BKKBN ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB
MOU dengan kementerian kesehatan dan kementrian terkait lainnya di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten untuk promosi dan pengembangan pelayanan KB
Adanya MOU dengan kementerian kesehatan dan kementerian terkait lainnya di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten untuk promosi dan pengembangan pelayanan KB serta keberlangsungannya
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBNProvinsi: BKKBN ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB
Proporsi provinsi atau kabupaten yang mengimplementasi MOU dengan sektor kesehatan dan sektor terkait lainnya untuk koordinasi program KB
Jumlah provinsi atau kabupaten yang mengimplementasi MOU dengan sektor kesehatan dan sektor terkait lainnya di tingkat provinsi/kabupaten untuk koordinasi dan integrasi pelayanan KB yang lebih baik sepanjang kontinuum siklus reproduksi
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, KemenkesProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten
94 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
Sistem pencairan dana berbasis kinerja berdasarnya pencapaian tolok ukur program KB yang sudah disepakati
Adanya sistem pencairan dana berbasis kinerja berdasarkan pencapaian tolok ukur program KB yang sudah disepakati sebelumnya
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, BAPPENASProvinsi: BKKBN Provinsi, BAPPEDA ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB, BAPPEDA Kabupaten
Jumlah kantor BKKBN provinsi/ OPD KB yang melakukan analisis tahunan atas anggaran program KB
Jumlah kantor BKKBN provinsi/OPD KB yang secara rutin melakukan analisis tahunan atas anggaran program KB untuk menjamin alokasi yang memadai
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, KemenkesProvinsi: BKKBN Provinsi, BAPPEDA ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB, BAPPEDA Provinsi
Jumlah provinsi dan kabupaten dengan tenaga yang dilatih mengenai pendanaan program KB
Jumlah provinsi dan kabupaten dengan tenaga yang dilatih engenai pembiayaan program KB dari berbagai sumber untuk menjamin ketersediaan dana, dalam satu tahun terakhir
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBNProvinsi: BKKBN ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB
Jumlah kabupaten/kota dengan peningkatan anggaran operasional untuk program KB
Jumlah kabupaten/kota per kabupaten dengan peningkatan anggaran operasional untuk program KB dibandingkan dengan periode pelaporan sebelumnya
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Kabupaten/Kota: OPD KB, BAPPEDA Kabupaten
Output 3.2: Meningkatnya koordinasi antara BKKBN dan Kemenkes di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota untuk memantapkan kontribusi sistem kesehatan terhadap KB di berbagai tahap dalam siklus kesehatan reproduksi.
Adanya dokumen kebijakan program KB yang berbasis bukti dan berorientasi pada pemenuhan hak di semua jenjang
Terbentuknya dokumen kebijakan program KB yang berbasis bukti dan berorientasi pada pemenuhan hak di semuan jenjang pemerintahan.
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: Kemenkes, BKKBN, BAPPEDAProvinsi: Dinkes Provinsi, BKKBN provinsi, BAPPEDAKabupaten/Kota: Dinkes Kabupaten, OPD KB, BAPPEDA
MOU dengan Kemenkes untuk memantapkan kontribusi sistem kesehatan dalam KB tersedia
Adanya MOU dengan Kemenkes untuk memantapkan kontribusi sistem kesehatan dalam KB
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, KemenkesProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten
Jumlah standar pelayanan KB dikaji dan dimutakhirkan di bawah koordinasi Kemenkes dan bekerjasama dengan organisasi profesi
Jumlah standar pelayanan KB yang telah dikaji dan dimutakhirkan di bawah koordinasi Kemenkes dan bekerjasama dengan organisasi profesi
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, Kemenkes, organisasi profesiProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, organisasi profesiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten, organisasi profesi
Strategi untuk mempromosikan KB pasca salin dan pasca keguguran tersedia
Adanya Strategi untuk memantapkan KB pasca salin dan pasca keguguran
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, Kemenkes, organisasi profesiProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, organisasi profesiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten, organisasi profesi
Kriteria untuk akreditasi sarana pelayanan kesehatan untuk registrasi ke BPJS yang mamasukkan kriteria penyediaan pelayanan KB tersedia
Adanya kriteria untuk akreditasi sarana pelayanan kesehatan untuk registrasi ke BPJS yang mamasukkan kriteria penyediaan pelayanan KB
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, Kemenkes, organisasi profesiProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, organisasi profesiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten, organisasi profesi
Jumlah kabupaten/kota yang melakukan pertemuan pengkajian dan perencanaan yang dikoordinasi oleh OPD KB dan Dinas Kesehatan Kabupaten/kota dimana laporan KB dibagikan (termasuk dari sektor swasta)
Jumlah kabupaten/kota yang melakukan pertemuan pengkajian dan perencanaan yang yang dikoordinasi oleh OPD KB dan Dinas Kesehatan Kabupaten/kota dimana laporan KB dibagikan (termasuk dari sektor swasta)
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, KemenkesProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten
Jumlah kabupaten/kota yang malakukan harmonisasi pencatatan dan pelaporan pelayanan KB dari tingkat pelayanan dasar
Jumlah kabupaten/kota per provinsi yang melakukan harmonisasi pencatatan dan pelaporan pelayanan KB dari tingkat pelayanan dasar
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, KemenkesProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten
95Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
Jumlah kabupaten/kota dimana pelatihan KB dilakukan dengan koordinasi antara OPD KB dan Dinas Kesehatan Kabupaten/kota
Jumlah kabupaten/kota dimana pelatihan KB dilakukan dengan koordinasi antara OPD KB dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/kota, dalam satu tahun terakhir
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, KemenkesProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten
Jumlah kabupaten/kota dimana kunjungan pengawasan bersama dilaksanakan oleh PLKB/PKB dan Bidan Koordinator
Jumlah kabupaten/kota dimana kunjungan pengawasan bersama dilaksanakan oleh PLKB/PKB dan Bidan Koordinator, dalam satu tahun terakhir
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, KemenkesProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten
Output 3.3: Meningkatnya kepemimpinan dan kapasitas pejabat OPD KB dan pejabat Kesehatan Kabupaten/kota untuk secara efektif mengelola program KB.
Adanya peningkatan alokasi anggaran untuk program KB (di sektor KB dan kesehatan)
Adanya peningkatan alokasi anggaran untuk program KB, baik itu di sektor kesehatan maupun sektor KB, dalam satu tahun terakhir jika dibandingkan dengan petiode yang sama di tahun sebelumnya.
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BAPPENAS, Kemenkes, BKKBNProvinsi: BAPPEDA, Dinkes Provinsi, BKKBN provinsiKabupaten/Kota: BAPPEDA, Dinkes Kabupaten, OPD KB
Jumlah kabupaten/kota dimana kepala OPD KB dan Dinas Kesehatan Kabupaten/kota terlatih dalam perencanaan, penyusunan rencana kerja, analisis anggaran, dan advokasi untuk meningkatkan sumberdaya
Jumlah kabupaten/kota dimana kepala OPD KB dan Dinas Kesehatan Kabupaten/kota terlatih dalam perencanaan, penyusunan rencana kerja, analisis anggaran, dan advokasi untuk meningkatkan sumberdaya, dalam satu tahun terakhir
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, Kemenkes BAPPENASProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, BAPPEDA provinsiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten, BAPPEDA provinsi
Jumlah kabupaten/kota dimana kepala OPD KB dan Dinas Kesehatan Kabupaten/kota mengadakan pertemuan secara teratur dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan kelompok perempuan untuk mendiskusikan pentingnya KB bagi pembangunan sosial ekonomi.
Jumlah kabupaten/kota dimana kepala OPD KB dan Dinas Kesehatan Kabupaten/kota mengadakan pertemuan secara teratur dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan kelompok perempuan untuk mendiskusikan pentingnya KB bagi pembangunan sosial ekonomi, yang dilakukan dalam periode waktu tertentu, dalam satu tahun terakhir
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, Kemenkes BAPPENASProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, BAPPEDA provinsiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten, BAPPEDA provinsi
Jumlah kabupaten dimana pengelola program KB melakukan pemantauan secara rutin terhadap pelaksanaan program KB
Jumlah kabupaten dimana pengelola program KB melakukan pemantauan secara rutin terhadap pelaksanaan program KB, dalam satu tahun terakhir
Laporan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBNProvinsi: BKKBN ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB
Output 3.4: Meningkatnya kapasitas untuk melakukan advokasi berbasis bukti di semua tingkat pemerintahan dan di masyarakat yang terfokus pada peran penting KB dalam mencapai tujuan pembangunan serta untuk meningkatkan visibilitas program KB dan sumberdayanya.
Tersedianya strategi advokasi berbasis bukti untuk program KB di setiap jenjang
Adanya strategi advokasi berbasis bukti untuk program KB di berbagai jenjang program KB
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: Kemenkes, BKKBN, BAPPEDAProvinsi: Dinkes Provinsi, BKKBN provinsi, BAPPEDAKabupaten/Kota: Dinkes Kabupaten, OPD KB, BAPPEDA
Jumlah kabupaten yang mendapatkan orientasi mengenai Strategi KB yang komprehensif dikembang kandengan peta jalan untuk implementasi strategi di semua tingkat
Jumlah kabupaten yang mendapatkan pelatihan/orientasi mengenai Strategi KB yang komprehensif yang dikembang kan dengan peta jalan untuk implementasi strategi di semua tingkat, dalam satu tahun terakhir
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBNProvinsi: BKKBN ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB
Jumlah kabupaten/kota dengan petugas media dan anggota parlemen yang terlatih KB
Jumlah kabupaten/kota dengan petugas media dan anggota parlemen yang terlatih KB, dalam satu tahun terakhir
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBNProvinsi: BKKBN ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB
Jumlah kabupaten/kota dengan yang melakukan pemantauan upaya advokasi
Jumlah kabupaten/kota dengan yang melakukan pemantauan upaya advokasi, dalam satu tahun terakhir
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBNProvinsi: BKKBN ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB
96 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
Output 3.5: Meningkatnya kapasitas dalam penyusunan kebijakan berbasis bukti untuk meningkatkan efektifitas program KB dan menjamin pemerataan dan keberlanjutan program.
Adanya dokumen kebijakan program KB yang berbasis bukti dan berorientasi pada pemenuhan hak di semua jenjang
Terbentuknya dokumen kebijakan program KB yang berbasis bukti dan berorientasi pada pemenuhan hak di semuan jenjang pemerintahan.
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: Kemenkes, BKKBN, BAPPEDAProvinsi: Dinkes Provinsi, BKKBN provinsi, BAPPEDAKabupaten/Kota: Dinkes Kabupaten, OPD KB, BAPPEDA
Jumlah kabupaten/kota dengan Bupati/Walikota terorientasi mengenai pentingnya KB dalam pembangunan sosial ekonomi
Jumlah kabupaten/kota dengan Bupati/Walikota yang mendapatkan pelatihan/orientasi mengenai pentingnya KB dalam pembangunan sosial ekonomi, dalam satu tahun terakhir
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBNProvinsi: BKKBN Provinsi, BAPPEDA ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB, BAPPEDA Kabupaten
Jumlah kabupaten/kota dimana analisa tahunan alokasi anggaran untuk pelayanan KB tersedia untuk advokasi ke pejabat kabupaten/kota
Jumlah kabupaten/kota dimana analisa tahunan alokasi anggaran untuk pelayanan KB tersedia untuk advokasi ke pejabat kabupaten/kota, dalam satu tahun terakhir
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBNProvinsi: BKKBN Provinsi, BAPPEDA ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB, BAPPEDA Kabupaten
Jumlah kabupaten dengan kebijakan sumberdaya manusia lokal yang mendukung program yang efektif, bersifat adil, dan berkelanjutan
Jumlah kabupaten/kota dengan kebijakan sumberdaya manusia lokal yang mendukung program yang efektif, bersifat adil, dan berkelanjutan, dalam satu tahun terakhir
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, Kemenkes BAPPENASProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, BAPPEDA provinsiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten, BAPPEDA provinsi
Jumlah kabupaten dimana biaya transportasi untuk klien metode permanen yang tinggal jauh dari rumah sakit
Jumlah kabupaten/kota dimana biaya transportasi untuk klien metode permanen yang tinggal jauh dari rumah sakit ditanggung oleh pemerintah, dalam satu tahun terakhir
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, KemenkesProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, BAPPEDA ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten, BAPPEDA Kabupaten
Output 3.6: Adanya sistem akuntabilitas yang fungsional yang melibatkan masyarakat madani.
Jumlah kabupaten/kota di mana kelompok perempuan (hak-hak dan kelompok pemberdayaan) melaporkan pelanggaran hak-hak klien, akses remaja dan pemuda, dll.
Jumlah kabupaten/kota di mana berbagai kelompok masyarakat dapat terlibat untuk melaporkan pelanggaran hak-hak klien, dalam satu tahun terakhir
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: Kemenkes, BKKBN, LSM dan organisasi masyarakat lainnyaProvinsi: Dinkes Provinsi, BKKBN provinsi, LSM dan organisasi masyarakat lainnyaKabupaten/Kota: Dinkes Kabupaten, OPD KB, LSM dan organisasi masyarakat lainnya
Jumlah kelompok perempuan yang dilatih untuk persetujuan berdasarkan informasi dan kesukarelaan/pendekatan berbasis hak
Jumlah kelompok perempuan yang dilatih untuk persetujuan berdasarkan informasi dan kesukarelaan/pendekatan berbasis hak
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, Kemenkes, BAPPENAS, Kemendagri, PKK, LSM, toma, togaProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, BAPPEDA, PKK, LSM,toma, togaKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten, BAPPEDA, PKK, LSM,toma, toga
Jumlah kabupaten /kota dimana kelompok perempuan/masyarakat sipil terlibat untuk memantau ekuitas dalam akses ke pelayanan KB
Jumlah kabupaten /kota dimana kelompok perempuan/masyarakat sipil terlibat untuk memantau ekuitas dalam akses ke pelayanan KB
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, Kemenkes, BAPPENAS, Kemendagri, PKK, LSM, toma, togaProvinsi: BKKBN Provinsi, Dinkes Provinsi, BAPPEDA, PKK, LSM,toma, togaKabupaten/Kota: OPD KB, Dinkes Kabupaten, BAPPEDA, PKK, LSM,toma, toga
97Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
Tujuan strategis 4: Dikembangkannya dan diaplikasikannya inovasi dan riset operasional untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas program serta meningkatkan kerjasama Selatan-Selatan.
Output 4.1: Praktik terbaik dan model tersedia untuk meningkatkan Kerjasama Selatan-Selatan (South-South Cooperation).
Jumlah inovasi yang dievaluasi dan direplikasi
Jumlah inovasi yang dievaluasi dan direplikasi dalam periode waktu tertentu
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: Kemenkes, BKKBNProvinsi: Dinkes Provinsi, BKKBN provinsiKabupaten/Kota: Dinkes Kabupaten, OPD KB
Jumlah praktek terbaik didokumentasikan dan dipromosikan melalui kerjasama Selatan-Selatan
Jumlah inovasi yang dievaluasi dan direplikasi dalam satu tahun terakhir
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: BKKBN, Kemenkes, BAPPENAS, mitra pembangunanProvinsi: BKKBN Provinsi, BAPPEDA Provinsi, Dinkes ProvinsiKabupaten/Kota: OPD KB, BAPPEDA Kabupaten, Dinkes Kabupaten
Output 4.2: Penelitian operasional untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas program KB diterapkan, dievaluasi, serta diperluas .
Jumlah penelitian operasional yang dilakukan dan dievaluasikan untuk memperbaiki efisiensi dan efektifitas dari program KB dan KR
Jumlah penelitian operasional yang dilakukan dan dievaluasikan untuk memperbaiki efisiensi dan efektifitas program KB dalam satu tahun terakhir
Laporan BKKBN dan jajarannya
Pusat: Kemenkes, BKKBNProvinsi: Dinkes Provinsi, BKKBN provinsiKabupaten/Kota: Dinkes Kabupaten, OPD KB
98 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
Matriks Indikator Utama dan Target
Tujuan dan Hasil Indikator KinerjaTarget
2015 2016 2017 2018 2019
Tujuan (RPJMN 2015-2019) Angka kematian ibu 346 306
Total Fertility Rate (TFR) 2.6 2.3
Angka Kelahiran Remaja 48 38
CPR all methods 61.9 66.0
CPR modern methods 59.5
Unmet needs 11.4
Proporsi penggunaan metode jangka panjang
18.3 24.6
Proporsi klien usia 30-49 tahun yang menggunakan metode jangka panjang
Proporsi kebutuhan KB yang terpenuhi untuk metode KB modern
78.8(PMA)
Tingkat putus pakai metode kontrasepsi tertentu
27.1 24.6
Output 1.1: Meningkatnya ketersediaan pelayanan KB dengan akses yang lebih baik dan merata di sektor pemerintah sehingga seluruh masyarakat dapat memenuhi tujuan reproduksi mereka
Jumlah faskes pemerintah yang tersertifikasi untuk pelayanan KB
Output 1.2: Meningkatnya pemanfaatan sektor swasta dalam pemerataan akses ke pelayanan KB berkualitas yang memperhatikan hak klien.
Jumlah fasilitas kesehatan swasta yang yang terdaftar di BPJS yang menyediakan minimal 5 metode KB
Output 1.3:Meningkatnya Sistem Jaminan Ketersediaan alat dan obat kontrasepsi.
Persentase stockout menurut jenis kontrasepsi
Output 1.4: Meningkatnya kapasitas dan ketersediaan sumberdaya manusia untuk menyediakan pelayanan KB yang berkualitas.
Rasio SDM KB (nakes dan PLKB/PKB) per populasi sesuai standar
Proporsi nakes yang memiliki kompetensi untuk memberikan pelayanan kontrasepsi
Output 1.5: Diperkuatnya sistem informasi manajemen untuk menjamin kualitas, kelengkapan serta integrasi yang sejalan dengan sistem kesehatan.
Tersedianya satu laporan KB yang yang terintegrasi dari dinas kesehatan kabupaten/kota dan OPD KB
Output 1.6: Meningkatnya kualitas pelayanan KB yang memperhatikan hak klien dan mengintegrasikan pelayanan sepanjang kontinuum siklus kesehatan reproduksi.
Proporsi pengguna kontrasepsi yang mendapatkan inform consent
Proporsi pengguna kontrasepsi pasca persalinan
Output 2.1: strategi Komunikasi Perubahan Perilaku (Behavior Change Communication) yang komprehensif.
Tersedianya strategi komunikasi perubahan perilaku yang sesuai dengan kondisi lokal
99Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
Output 2.2: Meningkatnya keterlibatan tenaga kesehatan, kelompok perempuan, dan tokoh agama dalam menggerakkan dukungan untuk program KB serta mengatasi hambatan dalam ber-KB.
Jumlah kegiatan penggerakan masyarakat dalam program KB oleh berbagai kelompok masyarakat
Output 2.3: Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai program Keluarga Berencana
Proporsi masyarakat (15-49 tahun) baik laki-laki maupun perempuan yang memiliki pengetahuan mengenai kontrasepsi (sesuai dg SDKI)
Output 3.1: Meningkatnya kapasitas untuk penatalayanan/pengelolaan internal dan lintas institusi di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten untuk program yang efisien dan berkelanjutan
Tersedianya dokumen perencanaan program KB terintegrasi dengan lintas sektor lainnya di dalam RPJMD
Output 3.2: Meningkatnya koordinasi antara BKKBN dan Kemenkes di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota untuk memantapkan kontribusi sistem kesehatan terhadap KB di berbagai tahap dalam siklus kesehatan reproduksi.
Berfungsinya forum koordinasi lintas sektor dalam program KB di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten
Output 3.3: Meningkatnya kepemimpinan dan kapasitas pejabat OPD KB dan pejabat Kesehatan Kabupaten/kota untuk secara efektif mengelola program KB.
Adanya peningkatan alokasi anggaran untuk program KB (di sektor KB dan kesehatan)
Output 3.4: Meningkatnya kapasitas untuk melakukan advokasi berbasis bukti di semua tingkat pemerintahan dan di masyarakat yang terfokus pada peran penting KB dalam mencapai tujuan pembangunan serta untuk meningkatkan visibilitas program KB dan sumberdayanya.
Tersedianya strategi advokasi berbasis bukti untuk program KB di setiap jenjang
Output 3.5: Meningkatnya kapasitas dalam penyusunan kebijakan berbasis bukti untuk meningkatkan efektifitas program KB dan menjamin pemerataan dan keberlanjutan program.
Adanya dokumen kebijakan program KB yang berbasis bukti dan berorientasi pada pemenuhan hak di semua jenjang
Output 3.6: Adanya sistem akuntabilitas yang fungsional yang melibatkan masyarakat madani.
Jumlah kabupaten/kota di mana kelompok perempuan melaporkan pelanggaran atas hak-hak klien, akses remaja dan pemuda, dll.
100 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
Output 4.1: Praktik terbaik dan model tersedia untuk meningkatkan Kerjasama Selatan-Selatan (South-South Cooperation).
Jumlah inovasi yang dievaluasi dan direplikasi
Output 4.2: Penelitian operasional untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas program KB diterapkan, dievaluasi, serta diperluas
Jumlah penelitian operasional yang dilakukan dan dievaluasikan untuk memperbaiki efisiensi dan efektifitas dari program KB dan KR
Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
102 Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses ke Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia
top related