strategi dakwah ustadz misbakhudin thoif di tempat...
Post on 04-Feb-2021
8 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
STRATEGI DAKWAH USTADZ MISBAKHUDIN THOIF DI TEMPAT
HIBURAN MALAM (STUDI PADA TEMPAT HIBURAN MALAM
SARIREJO KOTA SALATIGA TAHUN 2019)
SKRIPSI
Skripsi Ini Disusun Untuk Melengkapi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
OLEH:
SIFA AHMAD SODIQIN
NIM: 43010-15-0058
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2019
-
iii
NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lampiran : 4 (Empat) Eksemplar
Hal : Naskah Skripsi
a.n Sdra. Sifa Ahmad Sodiqin
Kepada
Yth. Bapak Dekan Fakultas Dakwah
Instutut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga
Di Salatiga
Assalamu‟alaikumWr. Wb.
Setelah mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya bersama ini saya
kirimkan skripsi saudara:
Nama : Sifa Ahmad Sodiqin
NIM : 43010-15-0058
Program Studi : Komunikasi dan Penyiaran Islam
Judul : STRATEGI DAKWAH USTADZ MISBAKHUDIN THOIF
DI TEMPAT HIBURAN MALAM (STUDI PADA TEMPAT
HIBURAN MALAM SARIREJO KOTA SALATIGA TAHUN
2019)
Selanjutnya saya mohon kepada Bapak Dekan Fakultas Dakwah agar
skripsi saudara tersebut dapat dimunaqasyahkan dan atas perhatian Bapak kami
ucapkan banyak terima kasih.
Wassalamu‟alaikumWr.Wb.
Salatiga, 27 Juli 2019
PEMBIMBING
Dra.Sri Suparwi, M.A
NIP. 19690506 199303 2 004
-
iv
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS DAKWAH Jalan Lingkar Salatiga KM. 2 Pulutan Sidorejo Salatiga 50716
http://www.iainsalatiga.ac.id e-mail: administrasi@iainsalatiga.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
PROGRAM STUDI: KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nama :Sifa Ahmad Sodiqin
NIM : 43010-15-0058
Program Studi : Komunikasi dan Penyiaran Islam
Tanggal UJian :
Judul Skripsi : STRATEGI DAKWAH USTADZ MISBAKHUDIN
THOIF DI TEMPAT HIBURAN MALAM (STUDI PADA
TEMPAT HIBURAN MALAM SARIREJO KOTA SALATIGA
TAHUN 2019)
Panitia Munaqosyah Skripsi
1. Ketua Sidang : ___________________
2. Sekretaris : __________________
3. Penguji I : ___________________
4. Penguji II : ___________________
Mengetahui,
Dekan Fakultas Dakwah IAIN Salatiga
Dr.Mukti Ali, M. Hum
http://www.iainsalatiga.ac.id/mailto:administrasi@iainsalatiga.ac.id
-
v
Yang Menyatakan
Sifa Ahmad Sodiqin
NIM 43010-15-0058
PERNYATAAN KEASLIAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Sifa Ahmad Sodiqin
NIM : 43010-15-0058
Fakultas : Dakwah
Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam
Judul : STRATEGI DAKWAH USTADZ MISBAKHUDIN THOIF DI
TEMPAT HIBURAN MALAM (STUDI PADA TEMPAT HIBURAN
MALAM SARIREJO KOTA SALATIGA TAHUN 2019)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat temuan orang lain
yang terdapat dalam skripsi ini dikutip/dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Skripsi ini diperkenankan untuk dipublikasikan pada e-repository Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Salatiga, 27 Juli 2019
-
vi
ABSTRAK
Sodiqin, Ahmad Sifa.2019. STRATEGI DAKWAH USTADZ MISBAKHUDIN THOIF DI TEMPAT HIBURAN MALAM (STUDI PADA
TEMPAT HIBURAN MALAM SARIREJOKOTA SALATIGA
TAHUN 2019). Skripsi. Fakultas Dakwah. Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam. Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga. Pembimbing: Dra.Sri Suparwi, M.A.
Kata Kunci:Strategi, Dakwah, Tempat Hiburan Malam
Dakwah adalah serangkaian cara untuk menyeru kepada ajaran Islam amar
makruf nahi munkar dengan cara bijaksana tanpa paksaan agar mendapat
kebahagiaan di dunia dan akhirat. Tidak semua tempat dapat menerima dakwah,
seperti tempat hiburan malam yang merupakan central bisnis gelap. Tempat
seperti ini membutuhkan strategi dakwah tepat dan masif agar tercipta dakwah
yang efektif serta efisien. Ustadz Misbakhudin Thoif adalah tokoh pendakwah di
tempat hiburan malam Sarirejo lulusan Pondok Pesantren Sirajul Mukhlasin
Payaman Magelang.
Tujuan dari penelitian ini adalah (1)Untuk mengetahui Strategi dakwah
Ustadz Misbahudin Thoif di tempat hiburan malam. (2)Untuk mengetahui
bagaimana faktor penghambat dan pendukung dakwah Ustadz Misbakhudin Thoif
di tempat hiburan malam.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif, dengan
menggunakan Teori Strategi Sentimentil (al-manhaj al-„athifi) yaitu dakwah yang
memfokuskan aspek hati, menggerakan perasaan dan batin mitra dakwah.
Sedangkan analisis data menggunakan metode analisis kualitatif interaktif dan
validitas data menggunakan triangulasi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa strategi dakwah
yang dilakukan Ustadz Misbakhudin Thoif di tempat hiburan malam Sarirejo
menitik beratkan pemutusan mata rantai penerus pekerja dan bos kafe dengan
pendekatan hati untuk tercipta generasi muda Qur‟ani dan ber-akhlakul karimah.
Faktor penghambat dakwah Ustadz Misbakhudin Thoif berasal dari beberapa
tokoh bos kafe dan masyarakat yang menolak dakwah, karena takut akan
digusurnya kafe dan karouke di tempat hiburan malam Sarirejo. Sedangkan faktor
pendukung dakwah Ustadz Misbakhudin Thoif di tempat hiburan malam Sarirejo
berasal dari tumbuhnya keinginan berubah dari sebagian bos kafe dan ketua
paguyuban untuk generasi yang lebih baik. Support dari jajaran pengurus RT,
RW, MWC NU dan mahasiswa IAIN Salatiga.
-
vii
MOTTO
حَْزُك اىَجَىاِب َعيًَ اىَجاِهَو َجَىاب
Meninggalkan jawaban untuk orang bodoh adalah jawabannya
(Mahfudlot)
Seni tidak mengajarkan
Bermalas-malasan
Tanpa menghasilkan karya
(Siffa Ahmed)
Dzikir, Fikir, Amal Sholeh
(Tri Motto PMII)
-
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
Kedua orang tua Bapak Marwan dan IbuMunzainah yang telah
membimbing, membesarkan, mengarahkan, menafkahkan dan sebagai
sumber motivasi kehidupan ini.
Seluruh sosok Kyai, Guru, Ulama’ dan Ilmuan yang telah menularkan Ilmu
kepada Manusia hingga estafet sanad ke-ilmuan sampai kepada peneliti.
Dina Farida Lestiana
Sahabat-sahabat perjuangan, Nur Rohman, Anis, Ndemong, Raisa,
Mahbob, Rais U,Nova, Bagus, Dani, Jodi, Udin, Iqbal, Sumyani, Gus Edo,
Ayubi, Muhtar, Bastin, Adib, Kadal dan Orang yang peneliti temui dengan
berbagai kontradiksinya membuat pendewasaan diri.
4 Pendiri Rayon Dakwah.
Keluarga besar PMII Kota Salatiga.
Aktivis IMM, HMI dan KAMMI.
Mahasiwa Komunikasi.
Para pembaca Karya-karya.
-
ix
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Segala puji kepada Allah Swt yang memberi kasih saying dan rohmat,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Strategi Dakwah
Ustadz Misbakhudin Thoif di Tempat Hiburan Malam (Studi Pada Tempat
Hiburan Malam Sarirejo Kota Salatiga Tahun 2019)” guna memenuhi tugas
akhir untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada kekasih Allah Nabi
Muhammad Saw, nabi akhiru zaman, tokoh penggerak, tokoh revolusioner
penyejuk bagi seluruh ummat yang kita nanti-nantikan syafa‟atnya di hari kiamat
nanti, Amin.
Selesainya skripsi ini tentunya tidak lepas dari dukungan, motivasi dan
bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu perkenankanlah penulis untuk
mengucapkan banyak terimakasih yang tiada terhingga kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyyudin, M.Ag., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. Mukti Ali, M. Hum., selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN
Salatiga
3. Ibu Hj. Maryatin, M. Pd., selaku Ketua Program Studi Komunikasi
Penyiaran Islam dan Dosen Pembimbing Akademik yang senantiasa
membimbing saya dengan sangat baik.
4. Ibu Dra.Sri Suparwi, M.A., selaku dosen pembimbing skripsi sekaligus
pemberi motivasi dan pengarahan sampai selesainya penulisan skrispsi
ini.
5. Bapak Ageng Widodo dan Bapak Fahhrudin Yusuf yang senantiasa
memberikan arahan serta bimbingan kepada penulis.
-
x
6. Bapak/Ibu Dosen dan seluruh Staf IAIN Salatiga yang telah memberikan
pendidikan, bimbingan, pengarahan dan pengetahuan serta dukungan dan
motivasi yang begitu luar biasa.
7. Bapak/Ibu Staf Akademik Fakultas Dakwah IAIN Salatiga, yang telah
banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu.
Besar harapan peneliti semoga semua perbuatan baik dapat diterima dan
diridhoi Allah Swt. Tak lupa selain itu, peneliti selalu mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Peliti menyadari
bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan kekeliruan.
Akhir kata, dengan harapan semoga karya ini dapat bermanfaat bagi peneliti
khususnya serta bagi para pembaca pada umumnya. Amin.
Wallahulmuwafiq Illa Aqwamittarieq
Wassalamualaikum Wr.Wb
Salatiga, 27 Juli 2019
Peneliti
Sifa Ahmad Sodiqin
NIM 43010-15-0058
-
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN BERLOGO ................................................................................. ii
NOTA PESETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... v
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
MOTTO ........................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR BAGAN DAN TABEL ................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 7
E. Penegasan Istilah ...................................................................... 8
F. Kerangka Berfikir ..................................................................... 13
G. Sistematika Penulisan ............................................................... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKADAN LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka........................................................................ 15
-
xii
B. Landasan Teori .......................................................................... 17
1. Pengertian Dakwah ....................................................... 17
2. Dasar dan Tujuan Dakwah ........................................... 21
3. Unsur-unsur Dakwah .................................................... 23
4. Strategi Dakwah ........................................................... 29
5. Tinjauan Tempat Hiburan Malam ................................ 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .......................................................................... 39
B. Lokasi Penelitian ....................................................................... 40
1. Letak Geografis ............................................................ 40
2. Demografi Tempat Hiburan Malam Sarirejo ................ 40
C. Sumber dan Jenis Data .............................................................. 42
1. Jenis Data ...................................................................... 42
2. Sumber Data ................................................................. 42
D. Instrumen Pengumpulan Data ................................................... 43
1. Observasi ............................................................................ 43
2. Interview ............................................................................ 44
3. Dokumentasi ..................................................................... 45
E. Teknik Analisis Data ................................................................. 46
1. Reduksi ............................................................................... 46
2. Penyajian Data ................................................................... 47
3. Penarikan Kesimpulan ...................................................... 47
-
xiii
F. Teknik Validitas Data ................................................................ 47
1. Triangulasi Sumber ....................................................... 49
2. Triangulasi Teknik ........................................................ 49
3. Triangulasi Waktu ........................................................ 49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ......................................................................... 50
1. Profil Ustadz Misbakhudin Toif ......................................... 50
2. Visi dan Misi Dakwah Ustadz Misbakhudin Thoif ............. 51
3. Sejarah Tempat Hiburan Malam Sarirejo ........................... 51
B. Pembahasan
1. Strategi Dakwah Ustadz Misbakhudin Thoif di tempat
hiburan malam .............................................................. 54
a. Dakwah Terhadap Anak-anak .......................... 55
b. Dakwah Terhadap Orang Dewasa .................... 66
2. Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung Dakwah Ustadz
Misbakhudin Thoif ....................................................... 73
a. Faktor Penghambat ........................................... 73
b. Faktor Pendukung ............................................. 75
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 77
B. Saran ......................................................................................... 78
-
xiv
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
-
xv
DAFTAR BAGAN DAN TABEL
Bagan 1.1 Kerangka Berfikir
Tabel 4.1: Jadwal TPQ Sarirejo
Tabel 4.2 Kegiatan TPQ
-
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Ustadz Misbakhudin Thoif
Gambar 4.2 kegiatan TPQ Al-IkhlasSarirejo
Gambar 4.3 kegiatan belajar metode sorogan
Gambar 4.4 Group Symphoni Rebana Gema Al-Ikhlas
Gambar 4.5 Masjid Al-Ikhlas Sarirejo
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Allah Swt menciptakan makhluk-Nya dengan barbagai macam,
malaikat diciptakan dari cahaya, sedangkan jin dan iblis diciptakan dari api,
sehingga mereka tidak memiliki jasad. manusia diciptakan oleh Allah Swt
dari sari pati tanah sehingga manusia mempunyai jasad dan ruh. Manusia
pertama di bumi adalah Nabi Adam As, Nabi Adam diciptakan dari saripati
tanah yaitu tanah lumpur hitam. sebagaimana firman Allah:
ََ ِۡ َح ٍِّ ِۡ َصۡيَصاٍه ٍِ َُ َسا ّۡ ٍُ َو ىَقَۡذ َخيَۡقَْا اۡۡلِ ۡسُْۡى ٍَّ اٍ
Artinya: “Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia (Adam) dari
tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. (QS.
Al Hijr: 26)
Setelah Nabi Adam diturunkan ke bumi bersama Siti Hawa, manusia
mengalami proses penciptaan lain yaitu dengan perkawinan, dengan air yang
terpancar maka terciptalah generasi baru (manusia).
Setelah berkembang biaknya manusia di Bumi, terjadilah perbedaan-
perbedaan yang signifikan berdasarkan letak geografis dan iklim yang
berjalan di tempat mereka tinggal yang meliputi, Ras, Suku, budaya, warna
kulit, bahasa dan adat istiadat. Maka dari itu, turunlah agama yang menuntun
manusia pada kebajikan agar dapat hidup tentram berdampingan.
-
2
Menurut Allan Menzies (2014:14) agama adalah pemujaan terhadap
kekuatan-kekuatan yang lebih tinggi yang didorong oleh sesuatu kebutuhan.
Definisi ini akan mengingatkan kita pada definisi dari Schleiermacher yang
mengatakan bahwa agama adalah “sebuah rasa ketergantungan yang tak
terbatas.” Definisi ini menolak gagasan bahwa agama tidak lebih dari sekedar
sentiment, suatu keadaan suasana hati. Tetapi agama juga mencakup
keyakinan sekaligus tindakan. Namun dalam hal ini, kebenaran seperti yang
dikemukaan oleh Schleiermacher adalah satu hal yang sangat penting.
Sekedar percaya pada Tuhan dan melakukan pemujaan kepadanya belum bisa
memunculkan konsep agama, harus ada entiment dan rasa butuh yang terlibat
didalamnya. Perasan, keyakinan, dan kemauan yang terekspresikan dalam
tindakan adalah tiga elemen pembentuk agama, baik dalam peradaban yang
lebih rendah maupun perdaban yang lebih maju.
Koentjaraningrat dalam yusuf (2016:40 Vol.1, No. 1) telah lama
menyebut agama sebagai salah satu dari unsur kebudayaan. Meski banyak
pihak menganggap agama terlalu sakral untuk didekati dengan pendekatan
tertentu yang cenderung bias Barat, seperti halnya pendekatan antropologi,
disiplin ilmu yang begitu dikuasai olehnya. Namun paling tidak pendapat ini
ada benarnya bila mengaca pada konsep ijtihad dalam hokum Islam. Meski
memiliki metodologi dan mengacu kepada dalil naqli hasil ijtihad juga
merupakan hasil olah piker manusia.
-
3
Ada 10 Agama terbesar yang pernah ada di dunia: Budda, Yaina,
Hindu, Kong Fu Tze, Tao, Shinto, Zoroaste, Yahudi, Nasrani/Kristen dan
agama Islam. Andaikan saja di dunia ini semua taat pada ajaran Islam yang
damai sejuk dan saling mengho rmati, maka tidak akan lagi pertikaian dan
jatuh menjatuhkan antar manusia. kemudian ada orang Atheis/tidak
beragama mereka tidak percaya Tuhan dan mereka hanya percaya hidup
hanya sekali tidak ada akhirat. Orang seperti ini menghalalkan segala cara
untuk mencapai apapun tujuanya.
Agama Islam pencerminan seorang ummat manusia dapat dinilai baik
buruknya salah satunya dengan akhlak. Secara etimologi akhlak berasal dari
bahasa Arab “Khuluk” yang artinya perilaku, baik itu perilaku terpuji
maupun perilaku tercela. Dalam hal ini, Akhlak seseorang tercermin dari
perilakunya sehari-hari tanpa banyak berfikir/pertimbangan dan tidak ada
unsur paksaan dari luar. Sedangkan menurut Syarifah (2015:73), akhlak
berasal dari bahasa Arab jama‟ dari bentuk mufradatnya “khuluqun” yang
berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabiat. Sedangkan menurut
istilah adalah pengetahuan yang menjelaskan tentang baik dan buruk (benar
dan salah), mengatur pergaulan manusia, dan menentukan tujuan akhir dari
usaha dan pekerjaannya. Akhlak tercela atau kebobrokan akhlak manusia kini
semakin menyebar luas, salah satunya yaitu dengan minum-minuman keras
yang memicu kerusakan akal, fikiran, cenderung memberontak, mudah
marah, dan sulit dinasehati. Semua itu salah satu penyebabnya adalah
-
4
minuman keras, karena terdiri suatu senyawa yang mengandung alkohol atau
ethanol. Minuman keras dalam syariat Islam disebut dengan istilah khamr.
Sedangkan menurut bahasa khamr adalah yang menutupi karena orang yang
mabuk tidak sadar akan apa yang diperbuat dan seakan-akan akal fikirannya
tertutup. Selain minuman keras masih banyak perilaku yang merusak akal
pikir manusia, Remaja yang harusnya saat ini fokus belajar agama maupun
formal dan mencari pengalaman, Orang tua yang harusnya memberi nafkah
kepada keluarganya, ibu yang seharusnya menjadi contoh dan perawat anak-
anaknya, mereka semua sebagai penentu kemana bangsa ini akan dibawa,
penentu kehidupan anak cucu kita nanti.
Faktor yang mempengaruhi kebobrokan akhlak paling utama adalah
faktor lingkungan, yang mayoritas remaja biasanya salah bergaul mereka
cenderung sering mencari hiburan, bermain-main dan bersenang-senang,
contohnya tongkrong-menongkrong, diskotik, bar, karaoke atau biasa disebut
Tempat Hiburan alam (THM). Tempat hiburan malam merupakan salah satu
alasan peneliti sebagai obyek dakwah, karena tempat hiburan malam adalah
sarang orang-orang hedonisme kemungkinan menjadi objek dakwah sangat
sempit bahkan bisa dikatakan tidak akan mungkin.
Agama Islam mengajarkan umatnya untuk menyeru kepada kebajikan
dan menjauhi perbuatan munkar (jelek) yaitu dengan berdakwah. Dakwah
secara bahasa berasal dari bahasa Arab yang berarti ajakan, seruan, panggilan,
undangan. Sedangkan secara istilah, dakwah merupakan ajakan seruan,
-
5
peringatan dengan cara yang bijaksana kepada diri sendiri dan seluruh umat
manusia untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Nya agar
dapat bahagia di dunia dan akhirat. Sejarah dakwah dahulu dimulai sejak
filosof Yunani. Tetapi sebenarnya dakwah pertama kali sejak iblis
mempengaruhi Nabi Adam dan Siti Hawa untuk memakan buah khuldi
terlarang, Seperti firman Allah Swt dalam al-Qur‟an Surat Thoha ayat 120-
121:
ْيلٍ ۡل يَْبيًَ (٠٢١) ٍُ ْيذِ اْىخُ َو ًُ هَوْ أَُدىُّلَ َعيًَ َشَجَزةِ ُُ قَاهَ يَا آَد ْيطَا فََىْسَىسَ إِىَْيهِ اىشَّ
ًُ ِْ َوَرقِ اْىَجَّْتِ َوَعَصً آَد ٍِ ُِ َعيَْيِهَا ا َوطَفِقَاَيَْخِصفَا ََ ا َسْىآحُهُ ََ ْْهَا فَبََذثْ ىَهُ ٍِ فَأََمال
َربَّهُ فََغَىي(٠٢٠)
Artinya: ”Maka syaitan (iblis) menggoda Adam dan Hawa dengan
mengatakan: hai Adam, ingin kan aku tunjukan padamu syajarotul khuldi
(buah sepohon kayu yang kekal), dan kerajaan yang tak kunjung binasa?,
makanya keduanya pun memakan buah khuldi (yang terlarang itu), lalu aurat
keduanyapun terbuka, dan masing-masing mengambil daun-daun kayu surga
untuk menutupi aurotnya yang terbuka. Adam telah mendurhakai Tuhanya
dan tertipu”.
Dakwah pertama adalah Allah melarang Nabi Adam dan Siti Hawa
untuk menjauhi buah Khuldi apalagi memakannya. Sedangkan Nabi Adam
dan Siti Hawa terpengaruh setan yang membujuk untuk memakan buah
tersebut agar mereka kekal di surga. Dalam hal kehidupan lawan dari dakwah
yaitu setan dan hawa nafsu yang buruk. Q.S. al-Nahl Ayat 125
-
6
ًٰ َسبِيِو َُّ اْدُع إِىَ ُِ ۚ إِ ٌْ بِاىَّخِي ِهَي أَْحَس ْىِعظَِت اْىَحَسَِْت ۖ َوَجاِدْىهُ ََ ِت َواْى ََ َربَِّل بِاْىِحْن
َِ ْهخَِذي َُ ٌُ بِاْى ِْ َسبِييِِه ۖ َوهَُى أَْعيَ ِْ َضوَّ َع ََ ٌُ بِ َربََّل هَُى أَْعيَ
Artinya: “Ajaklah orang-orang kepada jalan Tuhanmu (hai
Muhammad) dengan cara yang bijaksana dan ajaran-ajaran yang baik; dan
bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu
lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan siapa yang mendapat
petunjuk”.
Peneliti melihat dakwah sangat penting dalam penentu ummat
manusia dari generasi ke generasi. dia berdakwah di tempat hiburan malam,
menurut penulis penelitian ini sangat menantang dan menarik untuk diketahui
dan dipelajari banyak orang. Butuh keberanian, mental dan bekal ilmu yang
memadai untuk berdakwah di tempat seperti ini.
Hal inilah yang membuat peneliti merasa tertarik untuk menganalisis
dakwah ustadz Misbakhudin Thoif dan peneliti mengambil judul
skripsi“Strategi Dakwah Ustadz Misbakhudin Thoifdi Tempat Hiburan
Malam (Studi Pada Tempat Hiburan Malam Sarirejo Kota Salatiga Tahun
2019)”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana strategi dakwah ustadz Misbakhudin Thoif di tempat
hiburan malam?
2. Bagaimana faktor faktor penghambat dan faktor pendukung dakwah
ustadz Misbakhudin Thoif di tempat hiburan malam?
-
7
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Mengetahui startegi dakwah ustadz Misbakhudin Thoif di tempat
hiburan malam.
2. Mengetahui faktor penghambat dan faktor pendukung dakwah
ustadz Misbahudin Thoif di tempat hiburan malam.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi
keilmuan, dan metode dakwah yang dipelajari di Jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam (KPI), Fakultas Dawah dan Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Manfaat Praktis
Secarapraktis penelitian ini memberikan pemahaman terhadap
peneliti dan pembaca untuk berbagi kisah berdakwah, sehingga jika
dihadapkan pada situasi yang serupa diharapkan dapat bertindak
dengan baik.
Selain itu semoga dengan penelitian ini secara praktis juga dapat
menjadi bahan refleksi kita bahwa berdakwah adalah kewajiban dan
tidak ada tempat yang tidak mungkin untuk diberikan ajaran Islam atau
-
8
didakwahi. Seperti tempat yang menjadi objek dakwah ustadz
Misbakhudin Thoif di tempat hiburan malam Sarirejo Kota Salatiga.
E. Penegasan Istilah
Dalam mempermudah memahami judul penelitian maka perlunya penulis
memberikan sedikit penegasan istilah dalam judul penelitianya yaitu “Strategi
Dakwah Di Tempat Hiburan Malam (THM) Pada Dakwah Ustadz Misbkhudin
Thoif Di Sarirejo Kota Salatiga” agar mendapatkan gambaran yang lebih
jelas sebagai berikut:
1. Strategi Dakwah
Strategi jika ditinjau dari segi bahasa, strategi berasal dari
bahasa Yunani yaitu “strato” artinya pasukan yang memimpin.
Dahulu istilah strategi digunakan awalnya dalam peperangan
sebagai cara, siasat dan identik dengan peperangan, namun beriring
dengan berjalanya waktu dan perkembangan ilmu, strategi semakin
banyak bisa diterapkan dalam berbagai bidang seperti dalam
bidang komunikasi, politik, manajemen, dakwah, dan ekonomi.
Menurut Djoko Luknanro (2003:34) strategi adalah: “The
science and art” untuk memanfaatkan faktor-faktor lingkungan
eksternal secara terpadu dengan faktor-faktor lingkungan internal
untuk mencapai tujuan lembaga.
-
9
Strategi merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan
dakwah) termasuk penggunaan metode dan pemanfatan bagi
sumber daya atau kekuatan. Dengan demikan, strategi merupakan
proses penyusunan rencana kerja, belum sampai pada tindakan
(Aziz:349).
Dari berbagai pendapat para ahli diatas penulis
menyimpulkan bahwa strategi adalah suatu rancangan siasat
digunakan mencapai tujuan baik dalam bidang ekonomi, politik,
manajemen dan dakwah dengan memanfaatkan faktor eksternal
dan internal serta belum sampai pada tindakan.
Dakwah secara etimologi berasal dari bahasa Arab da‟aa-
yad‟u yang artinya mengajak, menyeru, dan mengundang.
sedangkan secara terminologi dakwah merupakan segala aktivitas
yang dilakukan secara terorganisir, untuk mengajak seseorang atau
lebih kepada jalan yang lurus (ash-shiroth al-mustaqim).
Menurut Shihab (1992:194), dakwah adalah seruan untuk
ajakan kepada insyafan atau usaha mengubah situasi kepada situasi
yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap diri pribadi maupun
masyarakat.
Dakwah adalah upaya segolongan ummat untuk mengajak
orang masuk agama Islam dan yang sudah beragama Islam dapat
lebih giat dalam mendalami agama islam, insaf dalam segala dosa
-
10
agar mendapatkan kemaslahatan dan kebahagiaan di dunia maupun
akhirat.
Menurut asmuni sukir dalam bukunya“Dasar-Dasar
Strategi Dawah Islam” menyebutan bahwa strategi dawah adalah
metode siasat, taktik, atau digunakan dalam kegiatan (aktiva)
dakwah (Siagan,1995:07).
Strategi dakwah yang disimpulkan peneliti dengan
pendapat beberapa ahli di atas yaitu bagaimana cara, taktik, dan
syiasat untuk menarik manusia memeluk agama Islam, agar
mendalami dan mengamalkan ajaranya sehingga bahagia di dunia
maupun di akhirat.
2. Tempat Hiburan Malam (THM)
Dunia malam adalah tempat dimana “mimpi-mimpi” dapat
terwujud, siapa saja yang sudah mencintai dunia malam pasti
malam hari yang dinanti-nantinya, dimana pergi, kemana-mana
tidak perlu berteduh dari sinar matahari. Dunia malam sangat
menyenangkan bagi masayarakat yang biasa didominasi dengan
remaja.
Menurut Hertika Prawita dalam Nasution, tempat hiburan
malam adalah tempat atau suatu kegiatan yang ditunjukan untuk
memberikan kesenangan bagi orang-orang agar dapat
menghilangkan kejenuhan dari berbagai aktivitasnya dan dari
-
11
berbagai perasaan tidak enak atau susah yang sedang dirasakan
orang-orang tersebut, yang ada pada malam hari (2008:20).
Tempat hiburan malam juga dapat diartikan penyedia
berbagai hiburan-hiburan di malam hari, dengan nuansa
berkebebasan berekspresi, modernis, teknologis, hura-hura atau
hedonis, konsumeristik, dan metropolis yang menjanjikan
kebahagiaan dan kegembiraan sesaat pada waktu itu. Satu tempat
hiburan malam biasanya terdiri banyak wahana hiburan seperti
balap liar, karouke, pub, bar, judi, minuman keras, narkoba,
ngelem, diskotik, hingga ada yang memfasilitasi prostitusi. Semua
itu untuk mencari kesenangan, melampiaskan amarah, patah hati,
frustasi, menghibur diri dengan tidak benar yang sebenarnya
menyakiti diri sendiri. Sebaiknya, kita bukan termasuk orang yang
tergolong di atas karena dapat mengubah mindset kita menjadi
hedonis, boros, pemubadzir waktu, dan juga dapat memicu
menghalalkan segala cara untuk dapat bertemu dengan teman
seclub malamnya dalam keadaan apapun dan situasi apapun.
Pendapat lain ada yang mengatakan bahwa tempat hiburan
malam tidak selalu bernuansa negatif, yang selalu menjadi
larangan, tetapi tempat hiburan malam juga ada yang positif seperti
pasar malam, bioskop, dan billyard. Jadi jangan anggap tempat
hiburan malam semua itu negatif.
-
12
Peneliti mengambil tempat-tempat hiburan malam dengan
kriteria tertentu, yang begitu berpengaruh menyeret masyakat
kecanduan untuk melakukan hal-hal yang sia-sia. Tempat hiburan
malam memang identik dengan seperti berpesta, berjogetria dengan
alunan musik yang mengirinya, ditambah laki-laki dan perempuan
tersebar tanpa batas dengan kebebasan berekpresi. Kemudian
ditambah pula seperti adanya batasan umur yaitu remaja, dewasa,
dan tua, Berbeda dengan yang dikriteriakan seperti pasar malam
dan bioskop dimana tidak ada batasan umur untuk memasukinya.
3. Ustadz Misbahudin Thoif
Ustadz Misbahudin Thoif adalah seorang ustadz kelahiran
Salatiga yang dahulu mondok di Pesantren Ploso. Dia salah satu
dari tiga bersaudara dan merupakan anak sulung. Ustadz
Misbahudin Thoif merupakan tokoh pendakwah di tempat hiburan
malam Sarirejo Kota Salatiga.
-
13
F. Kerangka Berfikir
Bagan 1.1 KerangkaBerfikir
Berdasarkan bagan kerangka berfikir diatas, penulis membuat kerangka
jalannya penelitian yaitu dengan meneliti subjek dakwah yang objeknya
terletak di tempat hiburan malam. Penulis ingin meneliti bagaimana strategi
yang dipakai stadz Misbakhudin Thoif dan faktor penghambat, pendukung
dakwahnya di tempat hiburan malam Sarirejo, Kota Salatiga.
G. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan penelitian ini penulis mencoba menyusun dengan
sebaik mungkin dengan pertimbangan pedoman Skripsi Fakultas Dakwah dan
arahan dari dosen pembimbing dengan sistematis agar penelitian ini dapat
mudah dalam pembahasanya. Penulis memaparkan hasil penelitian ini atas 5
Budaya Tempat
Hiburan Malam
Dampak
Strategi Dakwah
Ustadz
Misbakhudin
Thoif
Masyarakat
Faktor
penghambat dan
pendukung
-
14
bab dengan beberapa sub bab di dalamnya, dengan sistematika sebagai
berikut:
BAB I berisi tentang PENDAHULUAN, yakni diawali dengan Latar
Belakang penulis melakukan penelitian ini, Rumusan Masalah, Tujuan
Penelitian, Manfaat Penelitian, Penegasan Istilah, dan Sistematika Penulisan
Penelitian.
BAB II menerangkan tentang TINJAUAN PUSTAKA DAN
LANDASAN TEORI. Dalam bab ini berisi tentang uraian dakwah dengan
tinjauan teoritis dalam Pengertian Dakwah, Tujuan Dakwah, Unsur-unsur
Dakwah, Media Dakwah, dan Strategi Dakwah.
BAB III berisi tentang METODOLOGI PENELITIAN yakni berisi
Jenis dan Pendekatan Penelitian, Lokasi Penelitian, Sumber dan Jenis Data,
Instrumen Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data dan Teknik Validitas
Data.
BAB IV membahas tentang Analisis Strategi Dakwah Ustadz
Misbakhudin Thoif di tempat hiburan malam dan Validitas data.
BAB V berisi PENUTUP Yakni Penarikan Kesimpulan dari Penelitian,
Kritik Saran, dan Salam Penutup.
-
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Penelitian ilmiah memerlukan suatu rujukan yang hampir serupa sebagai
telaah pustaka, agar penelitian-penelitian yang muda semakin berkembang.
Berikut beberapa judul skripsi yang dipilih penulis sebagai bahan telaah
pustaka, diantaraya adalah:
Pertama penelitian Lina Nur Anisa (2019) dalam jurnalnya dengan judul
“Pelacuran dan Strategi Dakwah”.Menurutnya pelacuran adalah masalah
sosial klasikyang terus menerus ada dan seakan sulit untuk diberantas, didalam
penelitiannya permasalahan seperti ini harus banyak perhatian dari berbagai
pihak untuk mendapat “way out” yang lebih solutif. Salah satunya dengan
peran kaum agamawan. Penelitian ini menghasilkan startegi yang tepat dalam
dakwah terhadap pelacuran dengan menggunakan bi al-lisandan bi al-hal.
Kedua, skripsiNurviyati (2015) dengan judul “Strategi Dakwah Tokoh
Agama dan Tokoh Masyarakat Dalam Menanggulangi Dampak Prostitusi”.
Penelitian ini dilakukan di Dukuh Selempung, Desa Dukuhseti, Kecamatan
Dukuhseti, Kabupaten Pati, banyak yang menjadi faktor-faktor utama dalam
pelacuran yaitu hawa nafsu, faktor ekonomi, faktor religiusitas, dan faktor
kesadaran, tetapi dari berbagai faktor yang paling dominan adalah faktor
ekonomi. Penelitian ini menghasilkan bahwa pemerintah telah sepakat tidak
akan membawa kasus ini kedalam hukum, melainkan diselesaikan dengan
-
16
Dakwah, usaha tokoh masyarakat dan agama yaitu salah satunya menggunakan
“Strategi Dakwah Bil-Maal”, dengan berdakwah menggunakan sebagian
benda yang diberikan dan mencarikan lapangan kerja. Selain itu dengan
membentuk “Gerakan Moralitas” merazia dan mengoprerasi yang
bekerjasama dengan masyarakat.
Ketiga, skripsi Nanik Elfia (2018) berjudul “Strategi Dakwah Kh.
Muhammad Khoiron Syu‟aib Pasca Ditutupnya Lokalisasi Prostitusi
Bangunsari Surabaya”. Dalam penelitian ini Nanik mengambil tokoh yang
berdakwah kyai ini karena kemasyhurannya sebagai tokoh kyai prostitusi di
kalangan mad‟u patologis yaitu salah satunya lokalisasi Bangunsari. Penelitian
ini menitik beratkan pada strategi dakwah KH. Khoiron Syu‟aib pasca
ditutupnya lokalisasi prostitusi. Dengan penelitianya menghasilkan strategi
dakwah pemberdayaan mental dengan sarana pengajian rutin di masjid-masjid
dan menguatkan mental anak-anak eks mucikari maupun psk dengan wawasan
keagamaan, mendirikan Taman Pendidikan Islam. Tidak hanya itu KH. Khiron
Syu‟aib juga melakukan pemberdayan ekonomi bersama Pemerintah Kota,
Provinsi, maupun Daerah untuk selalu mensupport dakwahnya agar memenuhi
sarana prasarana seperti mendirikan Koperasi Syari‟ah, UMKM (Usaha, Micro,
Kecil dan Menengah) mengadakan pelatihan tataboga, menjahit, membatik,
menyablon, membuat sepatu dan lain–lain untuk eks mucikari, PSK, maupun
warga terdampak.
-
17
Dengan tinjauan pustaka yang dipilih di atas pada dasarnya berbeda
dengan apa yang sedang diteliti dalam skripsi ini. Karena, penelitian ini
mengenai strategi dakwah ustadz Misbakhudin Thoif di tempat hiburan malam
Sarirejo Kota Salatiga, tidak pada lokalisasi ataupun tempat prostitusi.
B. LANDASAN TEORI
1. Pengertian Dakwah
Secara estimologi, dakwah berasal dari bahasa arab “da‟wah”.
Da‟wah mempunyai tiga huruf asal, yaitu dal, ain, dan wawu. Dari
ketiga huruf asal ini, terbentuk beberapa kata dengan ragam makna.
Makna-makna tersebut adalah memanggil, mengundang, minta tolong,
meminta, memohon, menamakan, menyuruh datang, mendorong,
menyebabkan, mendatangkan, mendoakan, menangisi dan meratapi
(Munawwir,1997:406) dalam Moh Ali Aziz.
Sedangkan secara terminologi, dakwah memiliki sudut pandang
yang berbeda-beda dari beberapa ahli, walaupun disetiap ahli tidak
dipungkiri terletak beberapa persamaan. Berikut pengertian dakwah
secara terminologi dari beberapa pakar keilmuan (Bahri, 2008:20)
a. Dr. Muhammad Sayyid Al-wakil mendefinisikan „Dakwah
ialah mengajak dan mengumpulkan manusia untuk
kebaikan serta membimbing mereka kepada petunjuk
dengan cara ber-amar ma‟ruf nahi munkar‟.
-
18
b. Dakwah menurut H. M. Arifin, M.Ed. mengandung
pengertian sebagai suatu ajakan baik dalam bentuk lisan,
tulisan, tingkah laku, dan sebagainya yang dilakukan secara
sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang
lain, baik secara individual maupun secara kelompok, agar
timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap
penghayatan, serta pengamalan terhadap ajaran agama
sebagai message yang disampaikan kepadanya dengan
tanpa adanya unsur-unsur paksaan.
c. Menurut Drs. H. Masyhur Amin, dakwah adalah suatu
aktivitas yang mendorong manusia memeluk agama Islam
melalui cara yang bijaksana, dengan materi ajaran Islam,
agar mereka mendapatkan kesejahteraan kini (dunia) dan
kebahagiaan nanti (akhirat).
d. Sementara itu Jamaludin Kafie berpendapat, “Dakwah
adalah suatu sistem kegiatan dari seseorang, sekelompok,
segolongan umat Islam sebagai aktualisasi imaniah yang
dimanifestasikan dalam bentuk seruan, ajakan, panggilan,
undangan, dan doa yang disampaikan dengan ikhlas,
dengan menggunakan metode, sistem, dan teknik tertentu,
agar mampu menyentuh Qolbu dan Fitrah supaya
mempengaruhi tingkah lakunya untuk suatu tujuan tertentu.
-
19
Berdakwah sebenarnya simple, kita dapat berdakwah dimana saja
dan kapan saja tidak harus dengan cara pengajian besar yang diikuti
banyak ummat baru bisa dikatakan berdakwah. tidak harus membawa
beberapa golongan ummat untuk bisa masuk agama islam, tidak harus
mengangkat senjata dan berteriak Allahu Akbar dengan lantang gagah
berani. Tetapi kita seharusnya tahu dan faham tentang dakwah Wali
Songo di tanah Jawa ini. Semula tokoh-tokoh ulama‟ besar dari Persia,
Arab Saudi beberapa kali mengirimkan tokoh ulama yang dibekali
beberapa ribu pasukan untuk berdakwah di tanah Jawa. Tetapi mereka
semua binasa sebelum sesampainya di tanah jawa karena ulah Iblis
Dedemit yang bersemayam di tanah Jawa, Tanah Jawa adalah tanah
tempat mbah-mbahnya dedemit di dunia dengan sang Raja Sabdo
Palon. Sabdo Palon adalah tokoh Dedemit teratas atau bisa disebut
Raja, Sabdo Palon dan para pengikut dedemit lainya biasa membantu
kerajaan-kerajaan Jawa pada waktu itu. Singkat cerita, dengan banyak
kegaalan ulama persia tiba mengutus Syeh Subakir yang ahli dam ilmu
kebatinan dan supranatural.
Syeh Subakir tiba di tanah Jawa dan mengetahui pusat peradaban
dedemit terletak di Gunug Tidar, beliau berpikir tidak mungkin agama
Islam dapat berkembang di Jawa jika masih ada dedemitnya, kemudian
Syeh Subakir menancapkan rajah yaitu tongkatnya di atas puncak
gunung tidar yang memberikan sinyal panas pada dedemit yang ada di
-
20
Jawa. Beberapa pasukan dan pengikut Sabdo Palon mati terkena panas
rajah Syeh Subakir, sebagian melarikan diri keluar Jawa. Melihat
keadaan seperti itu Sabdo Palon turun tangan dan membuat perjanjian
dengan Syeh Subakir yang bunyinya kurang lebih ajaran Islam boleh
dikembangkan di tanah Jawa ini asal tidak ada paksaan, tanpa
menghilangkan nilai-nilai budaya Jawa, dan senantiasa menjaga
kedamaian, kesejahteraan masyarakat Jawa, saling menghargai,
membantu orang yang kelaparan. Kemudian Syeh Subakir menerima
kemudian diutuslah Wali Songo untuk berdakwah di tanah Jawa ini
dengan damai, bijak sana, tanpa paksaan, dan akulturasi budaya yang
tentunya tanpa mengangkat pedang/berperang karena agama Islam
adalah agama yang Rahmatan Lil Alamin (rohmat bagi seluruh alam).
Dengan begitu agama Islam berkembang pesat di tanah Jawa hingga
satu keatuan Nusantara, sampai kini Nusantara yang sekarang bernama
Indonesia merupakan negara pemeluk agama Islam terbesar di dunia.
Berdasarkan beberapa pendapat Ahli diatas penulis mengambil
kesimpulan bahwa dakwah adalah serangkaian cara untuk menyeru
kepada ajaran Islam amar ma‟ruf nahi munkar (melakukan perbuatan
baik dan meninggalkan yang buruk) dengan cara bijaksana dan tanpa
paksaan agar mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sejalan
dengan menyebarkan ajaran Islam dengan menyesuaikan budaya yang
-
21
berlaku, tak harus berperang dan memaksa karena agama Islam adalam
agama Rahmatan Lil Alamin.
2. Dasar dan Tujuan Dakwah
a. Dasar Perintah Dakwah
Allah Swt memberikan perintah kepada seluruh umatnya untuk
menyembah-Nya bukan untuk menyembah berhala.
sebagaimana firman Allah Swt:
ٌْ بِاىَّخِي ِهَي ْىِعظَِت اْىَحَسَِْت ۖ َوَجاِدْىهُ ََ ِت َواْى ََ ًٰ َسبِيِو َربَِّل بِاْىِحْن اْدُع إِىَ
َِ ْهخَِذي َُ ٌُ بِاْى ِْ َسبِييِِه ۖ َوهَُى أَْعيَ ِْ َضوَّ َع ََ ٌُ بِ َُّ َربََّل هَُى أَْعيَ ُِ ۚ إِ أَْحَس
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanm-mu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan
cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui Orang-orang yang mendapat
petunjuk” (QS. An-Nahl: 125).
ِْ ٍَ ٌْ ْْهُ َِ َ َواْجخَِْبُىا اىطَّاُغىَث ۖ فَ ُِ اْعبُُذوا َّللاَّ ٍت َرُسىۡلا أَ ٍََّوىَقَْذ بََعْثَْا فِي ُموِّ أُ
اَلىَتُ ۚ فَِسيُزوا فِي اْْلَرْ ِْ َحقَّْج َعيَْيِه اىضَّ ٍَ ٌْ ْْهُ ٍِ ُ َو ّْظُُزوا َمْيفَ هََذي َّللاَّ ِض فَا
َِ بِي َنذِّ َُ َُ َعاقِبَتُ اْى َما
Artinya: “Dan, sesungguhnya kami telah mengutus Rosul pada
tiap-tiap umat (untuk menyerukan); „Sembahlah Allah (saja),
dan jauhilah Thoughut itu (berhala)‟. maka diantara umat itu
ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula
diantaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya.
Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah
-
22
bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (Rosul-
rosul).” (QS. An-Nahl: 36).
b. Tujuan Dakwah
Tujuan diturunkan ajaran Islam bagi umat manusia itu
sendiri yaitu untuk membuat manusia memiliki kualitas akidah,
ibadah, serta akhlak yang tinggi guna mengubah sikap mental
dan tingkah laku manusia yang kurang baik menjadi baik atau
meningkatkan kualitas Iman dan Islam seseoarang secara sadar
dan timbul dari kemauanya sendiri tanpa merasa terpaksa oleh
apapun dan siapapun (Aziz, 2004:60).
Dakwah merupakan suatu kewajiban bagi umat Islam
dengan tujuan mengamalkan ilmunya agar dapat bersama
selamat di dunia maupun diakhirat. Dalam dunia perdakwahan
mempunyai ruanglingkup, Sebagai individu tujuan dakwah
adalah untuk terciptanya individu dengan iman, takwa yang kuat
dengan berbagai tantangan dan godaan kehidupan. Dakwah juga
mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia,
tentram, damai, penuh cinta, kasih, dan sayang. Tetapi dalam
lingkup lebih besar dakwah berjuan untuk mempersatukan
berbagai bangsa didunia ini untuk hidup saling berdampingan,
rukun, beribadah dan mengharapkan ridlo Allah Swt.
-
23
3. Unsur-unsur Dakwah
a. Da‟i
Orang yang menyampaikan ajaran Islam secara umum
disebut sebagai seorang da‟i, muballigh, ustadz, kyai, dan
ulama‟. Sebelum adanya istilah-istilah di atas pendakwah/da‟i
adalah seorang nabi dan rosul. Sejak peradaban manusia yaitu
dimasa Nabi Adam As, ajaran Islam dibawakan oleh beliau
yang diajarkan kepada anak-anaknya hingga di masa Nabi akhir
zaman Muhammad Saw sebagai utusan terakhir dan turunnya
agama Islam sebagai pelengkap ajaran-ajaran Islam yang
disampaikan dengan kitab-kitab terdahulu-Nya. Nabi
Muhammad Saw telah menerima kitab suci al-Quran sebagai
ajaran yang diturunkan Allah Swt kepadanya dan umatnya.
Nabi Muhammad Saw adalah suri tauladan bagi umat
agama Islam, di dalam dakwahnya, Nabi Muhammad selalu
sabar, tidak marah, pemaaf, dan menjadi penengah disetiap
permasalahan yang dihadapi ummatnya.Dengan begitu da‟i
adalah seseorang yang berdakwah mengajarkan ajaran Islam
dengan bijaksana, sabar dan juga teguh pendirian dalam
penyampaian da‟wahnya, dengan kata lain da‟i adalah subyek
dakwah.
-
24
Jika kita dihadapkan di zaman sekarang Islam dianggap
sebagai Agama keras, radikalis, teroris, dan hukum tegak lurus.
Semua itu karena faktor da‟i yang kurang merakyat atau
kurangnya beradaptasi dengan lingkunganya. Agama Islam
adalah agama yang fleksibel, dapat diterapkan oleh siapa saja,
kapan saja, dan dimana saja, karena agama islam adalah ajaran
rahmatal lil alamin (rohmat bagi seluruh alam), bagaimana
seorang da‟i menyampaikanya apakah dengan kasih sayang atau
dengan mengangkat pedang dan pemaksaan?
b. Mad‟u
Mad‟u adalah Objek dakwah yaitu penerima, sasaran,
khalayak, jama‟ah, komunikan, pendengar, pembaca, maupun
pemirsa baik laki-laki, perempuan, tua, muda, miskin ataupun
kaya, Islam maupun non Islam. Berikut ada 3 macam golongan
mad‟u, yang masing-masing harus dihadapi dengan cara yang
berbeda-beda pula: (Bahri, 20008:231)
1) Golongan cerdik-cendikia yang cinta akan kebenaran, dan
dapat berfikir secara kritis, cepat dapat menangkap arti
persoalan. Mereka ini harus dipanggil hikmah, yakni
dengan alasan-alasan, dengan dalil-dalil, dan hujjah yang
dapat diterima oleh akal mereka.
-
25
2) Golongan orang awam, yaitu orang yang kebanyakan
belum dapat berfikir secara kritis dan mendalam, belum
dapat menangkap pengertian-pengertian yang tinggi.
Mereka ini dipanggil dengan mauidzhotul khasanah.
Dengan anjuran dan didikan yang baik-baik, serta dengan
ajaran yang mudah untuk dipahami.
3) Golongan yang tingkat kecerdasannnya berada diantara
kedua golongan tersebut. Golongan ini belum dapat
dicapai dengan hikmah, juga tidak akan sesuai jika
dilayani seperti golongan awam. Salah satu ciri mereka
adalah suka membahas sesuatu, tetapi hanya dalam batas
tertentu, tidak sanggup secara mendalam. Kepada mereka
ini yakni dengan bertukar fikiran, guna mendorong supaya
mereka mampu berfikir secara sehat, dan pada praktiknya
dilakukan dengan cara yang lebih baik pula.
c. Materi/Pesan Dakwah
Dalam ilmu komunikasi pesan dakwah adalah massage,
yaitu simbol-simbol (Aziz, 2004:318). Pesan dakwah adalah
segala tulisan, lisan, kata, gambar, atau perbuatan yang dapat
mempengaruhi kehidupan seseorang maupun kelompok untuk
berbuat lebih baik sesuai dengan ajaran Islam. Ajaran Islam
juga bisa disebut pesan dakwah, ajaran Islam secara umum
-
26
terbagi menjadi dua yaitu pesan uatama (al-Qur‟an dan al-
Hadist) dan pesan tambahan (selain al-Qur‟an dan al-Hadist).
Berikut dua poin dalam pesan dakwah (Aziz, 2004:318):
1) Ayat-ayat Al-Quran
Al-Quran adalah kitab yang diturunkan Allah
kepaada Nabi Muhammad, kitab yang merangkum
ajaran-ajaran dalam kitab-kitab terdahulu yaitu kitab
Taurot, Zabur, dan Injil. Dalam al-Qur‟an terdapat 114
surat dan 6.666 ayat dengan syair/sastra tinggi, sungguh
tidak ada keraguan didalamnya.
2) Hadist Nabi (al-Sunnah)
Hadist yaitu segala perbuatan, perkataaan, dan
ketetapan Nabi Muhammad Saw. Hadist yang boleh
dipakai berdakwah adalah hadist Shohih yaitu hadist
dengan matan/redaksi dari orang-orang alim, terpercaya,
dan mempunyai daya ingat yang tinggi. Selain hadist
Shohih juga ada hadist dhoif dimana
peredaksi/periwayat ada salah satu yang tidak jelas, dan
itu terkadang bukan hadist tetapi kata-kata manusia yang
dianggap-anggapkan sebagai hadist (salah satu hasil
orang kafir yang mau menghancurkan Islam dari dalam).
3) Pesan Penunjang Dakwah
-
27
Pesan penunjang dakwah adalah sumber-sumber
pesan yang tidak terkandung dalam al-Qur‟an dan al-
Sunnah, melainkan contoh pendapat para Sahabat,
berita, peristiwa, kisah teladan, ijma‟, qiyas, yang tidak
bertentangan dengan al-Quran dan al-Sunnah.
d. Media Dakwah
Media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah
berarti perantara, tengah atau pengantar (Arsyad, 2006: 3).
Sedangkan media dakwah adalah alat yang digunakan dalam
menunjang berlakunya prosesi dakwah. Berikut beberapa
pendapat tentang pengertian media dakwah (Aziz, 2004:404):
1) Menurut Abdul Kadir Munsyi, media dakwah adalah alat
yang menjadi saluran yang menghubungkan ide dengan
umat.
2) Menurut Mira Fauziyah, media dakwah adalah alat atau
sarana yang dipergunakan untuk berdakwah dengan
tujuan memudahkan penyampaian pesan dakwah kepada
mad‟u.
3) Menurut Hamzah Ya‟kub, media dakwah ialah alat
obyektif yang menjadi saluran yang menghubungkan ide
dengan umat.
-
28
4) Menurut Syukriadi Sambas, media dakwah adalah
instrumen yang dilalui oleh pesan atau saluran pesan
yang menghubungkan antara da‟i dan mad‟u.
5) Menurut M. Munir dan Wahyu Ilahi, wasilah (media)
dakwah adalah alat yang digunakan untuk
menyampaikan materi dakwah (ajaran Islam) kepada
mad‟u (penerima dakwah).
Berdasarkan beberapa pendapat ahli penulis menyimpulkan
bahwa makna media dakwah adalalah alat yang menjadi
perantara pendukung berlangsungnya dakwah agar ajaran yang
disampaikan dapat cepat tersampaikan kepada mad‟u dengan
baik.
Media dakwah sangat banyak macamnya dapat berupa
lisan, tulisan, lukisan, audio visual, perbuatan, media massa,
sosial media, lembaga-lembaga, kelompok, organisasi dll.
Contoh penerapan media audio visual didalam suatu dakwah
dalam bentuk pengajian dengan jama‟ah yang besar tempat yang
luas maka dipergunakan media dakwah yaitu berupa
microphone beserta sound system yang bergabung menjadi satu
menjadi pengeras suara, hingga memungkinkan seluruh jama‟ah
dapat mendengarkan setiap yang diucapkan pendakwah (da‟i).
-
29
4. Strategi Dakwah
Menurut Wina Sanjaya, Strategi dakwah adalah perencanaan yang
berisi rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan dakwah
tertentu. ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini, yaitu:
a. Strategi merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan
dakwah) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan
berbagai sumber daya atau kekuatan. Dengan demikian, strategi
merupakan proses penyusunan rencana kerja, belum sampai
pada tindakan.
b. Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah
dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian
tujuan. Oleh sebab itu, sebelum menentukan strategi, perlu
dirumuskan tujuan yang jelas serta dapat diukur keberhasilanya
(Aziz, 2004:349,350).
Menurut Al-Bayanuni dalam Moh Ali Aziz(2004:351-233), ia
membagi strategi dakwah dalam tiga bentuk, yaitu:
a. Strategi Sentimentil (al-manhaj al-„athifi) yaitu dakwah yang
memfokuskan aspek hati, menggerakan perasaan dan batin mitra
dakwah. Memberi mitra dakwah nasehat yang mengesankan,
memanggil dengan kelembutan, atau memberikan pelayanan yang
memuaskan merupakan beberapa metode yang dikembangkan dari
strategi ini. Metode-metode ini sesuai untuk mitra dakwah yang
-
30
terpinggirkan (marginal) dan dianggap lemah, seperti kaum
perempuan, anak-anak, orang yang masih awam, para mu‟alaf
(imannya lemah), orang-orang miskin, anak-anak yatim, dan
sebagainya. Strategi sentimentil ini diterapkan Nabi SAW, saat
menghadapi kaum musyrik mekkah. tidak sedikit ayat-ayat
Makiyyah (ayat yang diturunkan kepada Nabi saat dimekkah atau
sebelum Nabi Muhammad Saw hijrah ke Madinah). yang
menekankan aspek kemanusiaan (humanisme), semacam
kebersamaan, perhatian kepada fakir miskin, kasih sayang kepada
anak yatim dan sebagainya. Ternyata pengikut Nabi Muhammad
Saw pada masa awal umumnya berasal dari golongan kaum lemah.
Dengan strategi ini kaum lemah merasa dihargai dan kaum mulia
merasa dihormati.
b. Strategi Rasional (al-manhaj al-„aqli) merupakan dakwah dengan
beberapa metode yang memfokuskan pada aspek akal fikiraan,
startegi ini mendorong pada mitra dakwah untuk berfikir,
merenungkan, dan mengambil pelajaran. Penggunaan hukum
logika, diskusi, atau penampilan. contoh dan bukti sejarah
merupakan beberapa metode dari strategi rasional. Apa yang
dilakukan Aziz di Ansterdam setiap hari sabtu (tahun 2008)
berdiskusi tentang jihad, babi, alkohol, dan sebagainya sampai soal
-
31
poligami dengan penduduk Belanda yang masih sinis pada Islam
adalah salah satu contoh strategi ini.
Al-Qur‟an mendorong penggunaan strategi rasional dengan
beberapa terminologi antaralain: tafakkur, tadzakkur, nadzar,
taammul, i‟tibar, tadabbur, dan istibshar. Nabi Muhammad SAW
menggunakan strategi ini untuk menghadapi para pemuka Yahudi,
mereka terkenal dengan kecerdikanya. Saat ini mereka telah
memproklamasikan kematian Tuhan dipelopori oleh Friedrich
Nietszche dan Jean Paul Sartre serta menganggap dunia materi ini
abadi. Selain itu kita juga menghadapi aliran-aliran sempalan yang
berbeda secara mendasar dengan ajaran Islam. Mereka mengklaim
memiliki nabi baru, penjelmaan Tuhan, mengetahui kepastian hari
kiamat dan sebagainya. Kepada mereka, strategi rasional adalah
strategi yang paling tepat.
c. Strategi Indriawi (al-manhaj al-hissi) juga dapat dinamakan
sebagai strategi eksperimen/ilmiah, yaitu dakwah yang berorentasi
pada pancaindra dan berpegang teguh pada hasil penelitian serta
percobaan. Diantara metode yang dihimpun oleh strategi ini adalah
praktik keagamaan, keteladanan, dan pentas drama. Dahulu Nabi
Muhammad Saw mempraktikan Islam sebagai perwujudan strategi
indriawi yang disaksikan oleh Sahabat-sahabat. Para sahabat dapat
menyaksikan mukjizat Nabi Muhammad Saw secara langsung,
-
32
seperti terbelahnya rembulan, bahkan menyaksikan Malaikat Jibril
dalam bentuk manusia. Sekarang, kita menggunakan al-Qur‟an
untuk memperkuat atau menolak hasil penelitian ilmiah. Pakar
tafsir menyebutknya dengan Tafsir „Ilmi. Adnan Oktar, penulis
produktif dari Turki yang memakai nama pena Harun Yahya,
menggunakan strategi ini dalam menyampaikan dakwahnya. M.
Quraish Sihab, pakar tafsir kenamaan dari Indonesia, juga sering
menguraikan hasil penemuan ilmiah saat menjelaskan ayat-ayat al-
Qur‟an.
Berdasarkan pendapat ahli di atas penulis menyimpulkan strategi
dakwah adalah sejumlah rencana yang disusun dengan memperhatikan
faktor permasalahan yang dihadapi mad‟u, lingkungan, keadaan, sosial,
budaya yang berlaku, disusul dengan pengambilan materi yang tepat,
metode dan media dakwah yang tepat sehingga mad‟u dapat menerima
ajaran Islam sesuai dengan tingkat pemahamanya tanpa berfikir terlalu
keras.
5. Tinjauan Tempat Hiburan Malam
Menurut Darmajati (2005:25), istilah tempat hiburan malam
berasal dari kata tempat yang berarti suatu area/tempat atau lokasi,
kedua kata hiburan, kata hiburan memiliki persamaan arti kata
entertainment dalam bahasa Inggris yang berarti sejenis
touristattraction, para pengunjung (wisatawan) merupakan subjek yang
-
33
pasif sebagai audience/hadirin yang datang menyaksikan, menikmati
atau pun mengagumi kejadian-kejadian yang berlangsung untuk
mendapatkan kepuasan rohaniah sesuai dengan motof-motif yang
mendorong kunjungan tersebut, misalnya: bioskop, floorshow, music,
night club, dancing hall.
Menurut Nurmalisa (2015:8), tempat hiburan malam adalah segala
jenis kegiatan ataupun perbuatan baik berupa pertunjukan, keramaian,
permainan ataupun ketangkasan yang mempunyai tujuan untuk
menghibur seseorang sehingga dapat menyenangkan hati dan
melupakan segala kesedihan yang sedang dialami oleh individu.
Penulis menyimpulkan bahwa tempat hiburan malam adalah
tempat yang menyediakan berbagai hiburan-hiburan di malam hari,
dengan nuansa berkebebasan berekspresi, modernis, teknologis, hura-
hura atau hedonis, konsumeristik, dan metropolis yang menjanjikan
kebahagiaan dan kegembiraan sehingga melupakan kesedihan yang
sedang dialami individu. Satu tempat hiburan malam biasanya terdiri
banyak wahana hiburan, berikut pemetaan tempat yang mumpuni
disebut tempat hiburan malam:
a. Prostitusi atau Pelacuran
Pelacuran atau biasa disebut prostitusi berasal dari bahasa
latin, penggabungan dari dua kata, yaitu pro-stitiere/pro-stauree
yang artinya membiarkan diri melakukan persundalan,
-
34
perzinaan, pergundaan, atau penyerahan diri secara badaniah.
Berkenaan dengan hal ini prostitusi adalah penyerahan diri
secara badaniah seorang wanita untuk pemuasan laki-laki
siapapun yang menginginkannya dengan pembayaran (Kartono.
2009: 207).
Menurut Barry dalam Koentjoro(2004:6), pelacuran bisa
dikatan sejenis perbudakan seks atas kaum perempuan.
Pelacuran juga dipandang merendahkan derajat, harga diri, serta
martabat manusia khususnya kaum perempuan.
Penulis menyimpulkan prostitusi merupakan proses
perbudakan seks dan penyerahan badaniah yang dilakukan
dengan orang lain dengan tujuan untuk memperoleh imbalan
berupa uang atau benda. Pelacur juga seperti bidadari yang
cantik parasnya, harum baunya, sexy badannya hingga
mendapat julukan “si kupu-kupu malam”. Prostitusi sangat
diminati banyak orang, untuk memuaskan hawa nafsu yang
begitu tinggi didukung dengan biaya yang dapat dipilih sesuai
budget yang ada. “Mending tuku sate timbang tuku weduse”
adalah salah satu budaya yang mempengaruhi mindset manusia
untuk memilih pelacuran daripada pernikahan.
Menjadi pelacur merupakan pekerjaan sulap dimana
bekerja senang hari dan enak badan cukup diawali dengan
-
35
berias semenarik mungkin hingga dalam tengah pekerjaanya
menerima surga dunia dan diakhiri dengan imbalan yang sangat
tinggi. Hanya semalam seorang pelacur dapat mengantongi uang
upah sebesar sepuluh juta lebih. Coba dibayangkan jika
dilakukan dalam satu bulan, maka akan terkantongi upah
sebesar tiga ratus juta rupiah. Belum jika bonus-bonus yang
diberikan penjaja yang sangat terpuaskan, menjadikan pekerjaan
ini sangat diminati bagi kaum wanita bahkan sejak usia remaja.
Tetapi jika kita lihat madlorotnya, pelacur maupun penjaja
dapat menyidap penyakit hamil di luar nikah, kekerasan seksual,
ketidak manusiawian terhadap pelacur, psikis terganggu, hingga
tertularnya penyakit mematikan yaitu aids yang sampai kini
belum ada penawarnya.
b. Karouke, merupakan wahana yang menyajikan kita dapat
bernyanyi sesuka ria sekeras mungkin tanpa ada yang melarang,
memarahi dan mengganggu. Karouke bisa disebut dengan
bahasa isyarat lokal yaitu cek sound, ulur kabel dan lain
sebagainya, cek sound atau karouke kurang lengkap jika tidak
ada yang menemani yaitu Pemandu Karouke (PK). Pemandu
karouke atau PK adalah perempuan yang siap disewa untuk
menemani selama penjaja karouke sedang bernyanyi, dapat
memilih sesuai dengan selera dan PK pun juga berlomba-lomba
-
36
berdandan secantik, semenarik mungkin agar disewa. Jika
dibutuhkanya keinginan penjaja yang lebih dalam hingga
hubungan intim pun bisa saja tinggal bagaimana negosiasi dan
administrasinya yang mereka sepakati.
Setelah bernyanyi dan ditemani PK belum lengkap juga jika
tidak ditemani beberapa botol bir/minuman beralkohol yang
memicu syahdunya kehidupan, karena hidup itu tidak hanya
pahit ibarat minum kopi tetapi hidup juga pusing diibaratkan
dengan minum minuman beralkohol.
c. Bar adalah tempat hiburan malam yang menyediakan minuman
beralokhol dan juga tempat untuk berjudi. di dalam bar juga
tidak dapat diartikan sepi dari dunia prostitusi karena minum,
berjudi, prostitusi merupakan bisnis yang sangat erat
keterkaitanya untuk berbisnis dengan efisien.
d. Diskotik merupakan tempat hiburan malam dengan alunan
musik kekinian yang eksotis dalam memandu alurnya musik
disko untuk berjoget ria. Semakin malam maka semakin
melayang didalam dunia diskotik, dengan pancara cahaya sinar
lighting berwarna warni, laki-laki dan perempuan bebas-
sebebasnya dalam berekspresi hingga timbulnya ketertarikan
lawan jenis untuk terjerumus ke hal yang negatif. Diskotik juga
tidak jarang dalam persediaan minuman beralkohol, dengan
-
37
minuman beralkohol orang merasa hangat, terfikirkan sesuatu
halusinasi yang menyenangkan dengan alunan musik yang
mendebarkan badan membuat dunia diskotik banyak diminati
dari tempat hiburan malam lainya.
e. Balap liar adalah beberapa orang atau genk yang mengikuti
suatu ajang perlombaan balap motor maupun mobil yang tidak
ada perizinan secara legal dari pemerintah maupun kepolisian.
Mereka mengikuti balap liar ini biasanya karena faktor taruhan
yang menggiurkan, ajang uji kecepatan motor modif-an sendiri
dengan cc diatas standar, perebutan sang raja jalanan, dan juga
taruhan sampai kepemilikan seseorang perempuan.
Kerugian yang didapat dari balap liar ini sangat besar bisa
berarti kecelakaan yang menimbulkan kematian bagi pembalap
maupun apa saja yang dilintasi dalam balap tersebut, tanpa
adanya keamanan yang medahai dari tim balap/penyelenggara
balap.
Selain tempat tempat yang dikriteriakan penulis diatas sebenarnya
di dalam tempat hiburan malam masih banyak istilah-istilah lain,
pelanggaran-pelanggaran norma dan ajaran agama seperti memakai
narkoba, pil distro, nge-lem dan obat-obat terlarang lainya. Sementara
dengan melakukan hal-hal tersebut membutuhkan biaya yang tidak
murah pastinya membuat seseorang atau kelompok mencari alternatif
-
38
lainya karena sudah tergantung pada hal-hal tersebut, hingga timbulah
istilah-istilah baru yaitu dengan Oplosan, Nyubung, sampai Mabuk
dengan air rebusan pembalut wanita yang akhir-akhir ini sedang viral.
-
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian kualitatif
deskriptif, yaitu jenis penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang berperilaku sebagai subyek
penelitian.
Menurut Bodgan dalam Pawito (2007: 84), menyatakan bahwa metode
penelitian kualitatif pada dasarnya adalah, research procedures which produce
descriptive data: people‟s own writen or spoken words and observable behavior
(prosedur-prosedur penelitian yang digunakan untuk menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskripstif berupa kata-kata tulis atau lisan dari orang-orang dan berprilaku yang
dapat diminati. Metode kualitatif digunakan dengan beberapa pertimbangan:
pertama, meyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan
kenyataan ganda. Kedua metode ini menyajikan secara langsung hakikat
hubungan antara peneliti dengan responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan
lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama
terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. Penelitian kualitatif menyusun desain
yang secara terus menerus disesuaikan dengan kenyataan di lapangan, tidak harus
-
40
menggunankan desain yang telah disusun secara ketat atau kaku, sehingga tidak
dapat diubah lagi (Hikmat: 37-38).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif deskriptif, karena penelitian ini untuk
memperoleh data-data gambaran strategi dakwah oleh seorang da‟i kepada
masyarakat tempat hiburan malam, dan faktor-faktor penghambat maupun
pendukung dakwahnya. Karena tujuan demikian maka jenis penelitian kualitatif
deskriptif dapat diyakini sesuai dengan penelitian ini.
B. Lokasi Penelitian
1. Letak Geografis
Sarirejo terletak di kelurahan Sidorejo Lor RT 03 Rw 09, kecamatan
Sidorejo, kota Salatiga. Tempat hiburan malam Sarirejo bagi masyarakat kota
Salatiga dan sekitarnya lebih dikenal dengan nama Sembir, Sedangkan
Sembir sendiri merupakan tetangga desa yang sangat dekat dengan desa
Sarirejo. Secara astronomi Sarirejo terletak antara 110.27‟.56,81” –
110.32‟.4,64” Bujur Timur terletak di antara 007.17‟ dan 007.17‟.23” Lintang
Selatan, secara morfologis berada di daerah cekungan, kaki gunung Merbabu
diantara gunung-gunung kecil antara lain Gajah mungkur, Telomoyo dan
Payung Ronsg.
2. Demografi Tempat Hiburan Malam Sarirejo
Tempat hiburan malam Sarirejo justru kerap disebut dengan Sembir.
Menurut Wahidin (2016:345) Sembir sejak tahun 2010 telah berbenah
-
41
menjadi kawasan karouke. Kamar-kamar yang dulu digunakan sebagai
transaksi esek-esek dialihkan menjadi room-room karouke. Kegiatan
pelacuran mulai dikikis diganti menjadi tempat hiburan malam (karouke),
dengan pekerjanya adalah eks PSK yang ada di lokalisasi tersebut. Meskipun
sudah ditetapkan sebagai tempat hiburan karouke, tetapi masih ada eks PSK
yang masih menerima ajakan berkencan dengan pelanggan, sehingga
berdampak pada stigma yang dilekatkan masyarakat yakni masih
beroperasinya lokalisasi Sembir.
Sarirejo sekarang masih merupakan tempat wisata karouke pasca penataan
kembali Sarirejo oleh pemerintah, tempat prostitusi menjadi wisata karouke
yang lebih baik, walaupun begitu masih saja terjadi jual beli prostitusi
terselubung bagi mereka pemandu-pemandu karouke yang masih mau
menjajakan dirinya dengan pelangannya. Mayoritas pekerja karouke atau PK
adalah seorang pendatang. Mereka kaum hawa berbondong-bondong datang
dan bekerja di Sarirejo untuk memenuhi tuntutan zaman yang serba tinggi,
dengan bekerja mudah dan menyenangkan itulah pertimbangan mereka untuk
mengambil pekerjaan tersebut. Sedangkan masyarakat asli dari Sarejo
sebagian kecil sudah merasakan keresahan betapa banyak maksiat terjadi di
desa mereka, untuk membangunkan hati kecil mereka yang menolak adanya
tempat Karouke dan kafe plus-plus hadirlah ustadz Misbakhudin Thoif
dengan berbagai strategi dakwahnya.
-
42
C. Sumber dan Jenis Data
1. Jenis Data
Adapun data yang digunakan dalam penelian ini adalah data
kualitatif.
Data kualitatif yaitu data yang dihasilkan dalam bentuk kata verbal
bukan dalam bentuk angka (Muhajir, 1996:02). Data kualitatif dalam
penelitian ini adalah gambaran tentang strategi dakwah di tempat hiburan
malam oleh ustadz Misbakhudin Thoif yang terbagi menjadi :
a) Data Primer
Data primer merupakan data yang dihasilkan dari penelitian
langsung dengan tanya jawab kepada ustadz Misbakhudin Thoif.
b) Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang dihasilkan secara tidak
langsung, yaitu dari penelitian terdahulu berupa jurnal, catatan dan
informasi yang selaras dengan penelitian ini.
2. Sumber data
Sumber data penelitian adalah orang, tempat, kegiatan yang diyakini
dapat memberikan informasi, keterangan dalam penelitian baik berupa
data utama maupun penunjang. Jenis data yang akan digunakan dalam
penelitian ini tergolong menjadi 2 :
a) Sumber data utama dalam penelitian ini adalah pengamatan
lingkungan dan wawancara terhadap ustadz Misbakhudin Thoif
-
43
sebagai aktor pendakwah yang benar-benar terjun di tempat
hiburan malam Sarirejo.
b) Sumber penunjang dalam penelitian ini dapat berupa data
tambahan dari catatan pribadi, dokumentasi dan penelitian
terdahulu.
D. Intrumen Pengumpulan data
Instrumen pengumpulan data merupakan cara, teknik, metode yang
digunakan peneliti untuk memperoleh data yang valid dan relevan. Penelitian ini
sangat beresiko dan berbahaya, jika ada sedikit permasalahan dan bentrok dengan
warga, bos kafe maupun pekerjanya ada kemungkinan penelitian ini akan
diberhentikan bahkan dakwah ustadz Misbakhudin Thoif juga kemungkinan akan
ditolak dan diberhentikan.
Data penelitian diperoleh dengan berbagai instrumen dan teknik, pertama
digunakan Instrumen observasi terhadap obyek dan subyek penelitian, selanjutnya
digunakan instrumen “in depth interview” / wawancara mendalam terhadap
sember data yang telah ditentukan peneliti, selanjutnya digunakan instrumen
dokumentasi yaitu sebagai data pelengkap antara observasi dan “in depth
interview”. Berikut penjelasan instrumen-instrumen yang dipakai dalam
penelitian ini:
1. Observasi (pengamatan)
Teknik observasi adalah cara mengumpulkan data penelitian
melalui pengamatan dan pencatatan gejala yang tampak pada obyek
-
44
penelitian yang pelaksanaanya langsung pada tempat terjadinya suatu
peristiwa, keadaan atau situasi yang sedang terjadi.Berikut langkah-
langkah observasi yang digunakan peneliti:
a) Menentukan obyek penelitian.
b) Pelaksanaan ibservasi.
c) Pencatatan hasil observasi.
Peneliti melakukan observasi pada kegiatan-kegiatan dakwah yang
dilakukan ustadz Misbakhudin Thoif di tempat hiburan malam Sarirejo.
2. Interview (wawancara)
Interview ( wawancara ) merupakan alat pengumpulan data yang
sangat penting dalam penelitian kualitatif yang melibatkan manusia
sebagai subjek (pelaku, aktor) sehubung dengan realitas atau gejala yang
dipilih untuk diteliti.
Interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
untuk memperoleh data, informasi dari yang diwawancarai. Jenis
interview yang dipakai peneliti adalah “ bebas terpimpin”. Peneliti
mengajukan pertanyaan dengan panduan naskah interview yang
berkembang dengan berjalanya proses wawancara. Berikut langkah-
langkah prosesi interview:
a) Penentuan aktor atau narasumber yang akan di interview.
b) Penentuan topik sebagai bahan interview.
c) Pembuatan naskah interview.
-
45
d) Membuat planning pertemuan dengan aktor atau narasumber.
e) Pelaksanaan interview.
f) Pencatatan data hasil interview.
g) Pengecekan keabsahan dan kualitas data yang diperoleh,
h) Pengambilan data yang diperlukan dan penyusunan data.
Interview (wawancara) dilaksanakan berdasarkan langkah-langkah
yang sudah tersusun terhadap narasumber. Narasumber yang dimaksud
adalah aktor dakwah di tempat hiburan malam Sarirejo yaitu ustadz
Misbakhudin Thoif, karena beliaulah yang faham dan mengerti alur
persepsi mad‟u nya dan memilih strategi apa yang tepat untuk dijadikan
acuan dalam dakwahnya. Ustadz Misbakhudin Thoif lah yang mengetahui
lika-liku perjalanan dakwahnya, yang merasakan faktor-faktor penghambat
dakwahnya dan mengetahui apa pendukung dakwahnya hingga saat ini
dakwahnya selalu berkumandang di kawasan tempat hiburan malam
Sarirejo.
3. Dokumentasi
Instrumen pengumpulan data terakahir yaitu dokumentasi,
dokumentasi adalah data berupa dokumen, arsip, catatan-catatan, surat
menyurat atas even-even, peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam dakwah
di tempat hiburan malam oleh ustadz Misbakhudin Thoif.
-
46
E. Teknik Analisis Data
Gambaran sebagai hasil penelitian kualitatif tereksplisit dalam analisis
data, sebelum diadakan validitas ada proses yang sangat penting yaitu analisis
data. Analisis data digunakan sebagai pisau pengelupas strategi-strategi dan faktor
pendukung penghambat dalam data yang diperoleh peneliti sehingga nanti didapat
penarikan kesimpulan.
Peneliti menggunakan teknik analisis kualitatif interaktif oleh Miles dan
Hubarman dalam Pawito (2007:104). Teknis analisis ini sangat lazim disebut
dengan interactive model. Teknik analisis ini pada dasarnya terdiri dari tiga
komponen: reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan
penarikan serta pengujian kesimpulan (drawing and verifying conclusions).
Tiga langkah analisis data tersebut adalah:
1. Reduksi data
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian,
penyederhanaan, pengabsahan dan transformasi data kasar yang muncul
dari catatan-catatn tertulis di lapangan. Reduksi data mempunyai 2 tahap,
tahap pertama peneliti melakukan editing, pengelompokan dan meringkas
data. Pada tahap kedua peneliti menyusun kode-kode dan catatan-catatan
berbagai hal sehingga peneliti dapat menemukan kelompok-kelompok dan
pola-pola data.
-
47
2. Penyajian data
Penyajian data mempunyai langkah mengorganisasikan data, yaitu
mengelompokan data satu dengan kelompok data yang lain sehingga
seluruh data yang dianalisis benar-benar dilibatkan dalam satu kesatuan.
Kelompok-kelompok data kemudian saling dikait-kaitkan sesuai dengan
kerangka teori yang digunakan. Diagram dan gambarlah sangat membantu
mengintepretasikan penyajian data.
3. Penarikan dan pengujian kesimpulan
Penarikan kesimpulan dapat diambil dari data-data yang terkumpul
dan diverifikasi secara terus menerus selama berjalanya penelitian agar
kesimpulan dapat dijamin keabsahan dan obyetivitasnya. Peneliti pada
dasarnya mengimplementasikan prinsip induktif dengan
mempertimbangkan pola-pola data dan atau kecenderungan data pada
penyajian data yang telah dibuat. Selain itu peneliti harus
mengkonfirmasikan, mempertajam, bahkan merevisi kesimpulan-
kesimpulan yang telah dibuat untuk sampai pada kesimpulan final berupa
proposisi-proposisi ilmiah tentang gejala atau realitas yang diteliti.
Kesimpulan bisa dapat dilihat sejak awal tetapi kesimpulan final harus
melewati tiga langkah analisis interaktif Miles dan Huberman.
F. Teknik Validitas Data
Data yang sudah terkumpul sangat penting nantinya untuk dijadikan bahan
penarikan kesimpulan. Keabsahan data sangat vital karena jika data yang
-
48
diperoleh salah maka akan diperoleh penarikan kesimpulan yang salah pula begitu
juga sebaliknya.
Menurut Rasimin (2018:157), valid adalah suatu ukuran yang menunjukan
tingkat kesahihan suatu alat ukur.
Menurut Sugiono (2013:361), validitas merupakan derajat ketepatan antara
data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh
peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara
data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada
obyek penelitian. Kalau dalam obyek penelitian terdapat warna merah, maka
peneliti akan melaporkan warna merah. Bila peneliti membuat laporan yang tidak
sesuai dengan apa yang terjadi pada obyek, maka data tersebut dapat dinyatakan
tidak valid.
Jadi, Teknik validitas data yaitu menguraikan tentang cara validitasi data
yang telah dikumpulkan sesuai dengan apa yang terjadi pada obyek penelitian
agar dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya.
Penting bagi penelitian untuk memilih teknik validitas data yang cocok
untuk penelitianya, agar benar-benar tercapai data yang valid.Teknik validitas data
yang dipakai peneliti adalah triangulasi. Triangulasi dalam pengujian validitas dan
kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber, berbagai cara
dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi
teknik pengumpulan data, dan waktu.
-
49
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber yaitu dilakukan dengan cara mengecek data
yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik yaitu dengan mengecek data kepada sumber
yang sama dengan teknik yang berbeda. Misal, data yang diperoleh dengan
teknik atau instrumen wawancara lalu dicek dengan intrumen observasi.
3. Triangulasi Waktu
Triangulasi Waktu yaitu dengan pengecekan ulang waktu saat
pengumpulan data, data yang dikumpulkan dengan intrumen wawancara di
pagi hari saat narasumber masih segar, belum banyak menemui masalah
akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel.
-
50
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Profil Ustadz Misbakhudin Thoif
Gambar 4.1 Ustadz Misbakhudin Thoif
Sumber : Facebook Ustadz Misbakhudin Thoif
Ustadz Misbakhudin Thoif lahir di Jombor, kecamatan Tuntang,
kabupaten Semarang pada tanggal 28 April 1975. Dia alumni Pondok
Pesantren Sirajul Mukhlasin Payaman Magelang. Sebelum menjadi
ustadz, pernah bekerja sebagai supir angkot, bus, ambulance dan bank.
Tahun 2016 pernah menolong untuk meramaikan masjid, pertolongan
-
51
tersebut berawal tawaran dari sahabatnya untuk membantu
meramaikan masjid di Sarirejo yang merupakan tempat hiburan
malam, Selama kurang lebih 2 bulan pulang pergi dari Jombor ke
Sarirejo setiap Pukul 15.00 WIB. Setalah 2 bulan, dia diminta untuk
menetap di Sarirejo tepatnya di rumah ketua RT 04 yaitu bapak
Legiman. Namun setelah 1 bulan berlalu, istri ustadz Misbakhudin
Thoif yang bernama Thobaroh dituduh sebagai seorang tunasusila.
Kemudian setalah kejadian tersebut, dia diminta pindah ke rumah
bapak Legi Sarwi dan menetap selama kurang lebih 1 tahun.
Kemudian, masjid mulai berkembang dan dakwah nyamulai banyak
yang mengenal. Setelah itu, dia pindah ke rumah milik masjid al-Ikhlas
hingga sekarang.
2. Visi dan Misi Dakwah Ustadz Misbakhudin Thoif
a. Visi
Mencetak generasi Qur‟ani yang berakhlakul karimah
b. Misi
1) Menyebarkan ajaran agama Islam berasaskan Ahlusunnah Wal
Jamaah
2) Berdakwah melalui hati kehati (perlahan-lahan namun pasti)
3. Sejarah tempat hiburan malam di Sarirejo
Kawasan hiburan malam Sarirejo merupakan lokalisasi Sembir
yang dirintis oleh Samad. Samad merupakan legenda Sembir hingga
-
52
akhir hayatnya. Di tahun 70‟-90‟an dirinya dikenal merupakan
mucikari yang memiliki anak buah yang berwajah cantik. Jauh
sebelum dirintis, berdirinya lokalisasi sembir, tahun 60‟an para PSK
liar mangkal di gang Dieng dan di depan gedung bisokop Reksa. Gang
yang lebarnya 1,5 meter tersebut dijadikan tempat mangkal. Untuk
megeksekusi PSK idamannya, pria hidung belang hanya
memanfaatkan sebuah rumah besar yang hanya berdinding papan.
Rumah tersebut hanyalah ruangan besar yang disekat kain gorden.
Karena dianggap mencemari wajah kota, akhirnya pemkot Salatiga
mencarikan lokasi yang jauh dari kota. Kawasan yang ditunjuk berupa
lereng berundak-undak berada dipinggir hutan karet. Dengan letak
yang memiliki sudut kemiringan hampir 70 derajat, ditambah tidak
adanya sarana transportasi, dianggap mampu membunuh prostitusi.
Samad tidak menyerah, ia merintis berdirinya rumah bordil dan pria
hidung belang rela berjalan kaki sejauh 3-4 km untuk menyalurkan
syahwatnya. Rumah bordil tersebut berupa bangunan seadanya karena
hanya terbuat dari kayu berdinding papan. Bahkan, kasurnya hanya
dari kapuk yang lusuh ditopang keranjang kayu sederhana. Hingga
memasuki tahun 90‟an lokalisasi sembir namanya diubah menjadi
Sarirejo, pertimbangannya untuk memilah nama sebuah dusun di
perbatasan Salatiga yang bernama Sembir. Agar tidak menimbulkan
-
53
kerancuan, akhirnya lokalisasi Sarirejo dipakai dan terus berkembang
hingga saat ini.
Tahun 2000an pemkot Salatiga sadar diri, lokalisasi akan
menimbulkan stigma negatif bagi kota, maka lokalisasi dinyatakan
ditutup. Akan tetapi para mucikari tetap membuka praktik secara
sembunyi-sembunyi. Akibatnya Dinas Sosial, Satpol PP dan Polres
setempat kerap menggelar operasi pembersihan. Hal tersebut
berlangsung terus menerus sampai kisaran tahun 2005, karena merasa
ladangnya mulai diusik beberapa mucikari kerap melakukan Study
banding ke Bandungan kabupaten Semarang yang terlebih dahulu
merintis berdirinya karaoke maupun kafe remang-remang. Mereka
melakukan observasi terhadap bisnis karaoke, mempelajari bentuk
bangunan, manajemen hingga PK yang layak dijual. Sampai di
Sarirejo, mereka membongkar rumah bordilnya menjadi tempat
hiburan malam sampai sekarang.
Sosial budaya Sarirejo setelah adanya dakwah ustadz Misbakhudin
Thoif terdapat beberapa peningkatan positiv yang signifikan.
Perbedaan pra dan pasca berjalanya dakwahnya mulai terarah kepada
jalan yang benar, masjid al-Ikhlas menjadi central pemberian nutrisi
sosial budaya yang agamis. Mad‟unya meliputi pekerja di tempat
hiburan malam, masyarakat asli dan masyarakat sekitar Sarirejo
-
54
mempunyai kegiatan rutin keagamaan yang membantu mereka untuk
mengenal dan menerapkan ajaran Islam dikehidupan sehari-hari.
B. Pembahasan
1. Strategi Dakwah Ustadz Misbahudin Thoif di Tempat Hiburan
Malam
Dakwah adalah membenahi diri seseorang untuk menjadi baik,
ustadz Misbakhudin Thoif mencontoh dakwah Nabi Muhammad Saw
untuk membenahi umat manusia yang sesat/salah jalan, bukannya
membunuh atau menentang dengan keras. Seperti halnya nabi
Muhammad Saw dakwah dengan berkolaborasi dengan malaikat Jibril
penyampai wahyu bukan berkolaborasi dengan malaikat Izroil
pencabut nyawa.
Tempat hiburan malam Sarirejo merupakan permasalahan
pekerja
top related