soeara massa 3 agustus
Post on 23-Jul-2016
218 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
s assashow up the facts!
Selamat Datang Mahasiswa Baru di Universitas Jenderal Soedirman Edisi 36
WWW.SOEARAMASSA.COM
usim awal semester sudah sebentar lagi. Kampus akan semerbak dengan
Mmusim mahasiswa baru. Mereka yang datang berbondong-bondong diterima
di setiap kampus mulai sumringah dengan menanggalkan baju seragamnya
yang telah penuh sesak dengan coretan kelulusan. Dibalik kegirangan itu banyak yang
perlu diketahui. Menjadi mahasiswa tak seindah dan tak semudah yang ada dalam cerita
FTV ataupun sinetron. Realitas yang ada, coba tengok berapa banyak jumlah kawan-
kawanmu yang bisa megakses Pendidikan Tinggi?. Pasti tidak sebanyak kawan waktu
SMA, SMP bahkan SD.
Coba lihat data di BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2014, ternyata pendidikan tinggi
paling rendah diakses oleh rakyat Indonesia. Ini nih datanya.
Sempitnya akses pendidikan tinggi dilihat dengan semakin mahalnya biaya pendidikan
melalui UKT (Uang Kuliah Tunggal) dari tahun 2012 hingga kini. UKT itu sistem
pembayaran kuliah satu pintu yang setiap tahunnya semakin mahal. Dasar hukum UKT
adalah lewat Permendikbud No 73 tahun 2014 tentang Biaya Kuliah Tunggal dan Uang
Kuliah Tunggal. Dari tahun 2012 hingga kini UKT terus mendapatkan protes dari
mahasiswa karena sangat memberatkan 'kantong' orang tua mahasiswa bahkan
membatasi pemuda lainnya untuk kuliah. Anehnya dari kebijakan UKT, masih dijumpai
banyak masalah misalnya pungutan liar(ex: BiayaKKN, KKL dsb) bahkan UKT tahun
2014 di UNSOED dinilai cacat hukum.
3B (Belajar,Berorganisasi,Berjuang)
Oleh : Biko Nabih Fikri ZufarDivisi Pendidikan Front Mahasiswa Ranting Unsoed
Usia dan Jenjang Pendidikan
7 -12 (SD) 13-15 (SMP) 16-18 (SMA)
19-24 (Pendidikan Tinggi)
Partisipasi
98,36%90,68%63,38%19,97%
Tabel Tingkat Partisipasi Sekolah Rakyat Indonesia tahun 2014
2
Mahalnya biaya kuliah juga membuktikan bahwa negara kini semakin tidak
bertanggung jawab pada rakyatnya. Tanggung jawab Negara tercantum jelas dalam UUD
1945 pasal 31 yang berisi bahwa pendidikan adalah hak bagi seluruh rakyat Indonesia.
Namun tanggung jawab negara kini dilimpahkan kepada rakyat dengan membayar UKT
yang semakin mahal setiap tahunnya. Inilah bentuk komersilnya jasa pendidikan tinggi.
Keadaan seperti inilah yang membuat kawan-kawanmu di desa ataupun di sekitar
rumah tempat tinggalmu bahkan warga sekitar kampus tidak bisa mengakses kuliah.
Belum lagi Pemerintah lewat peraturannya, kini membatasi masa studi mahasiswa
menjadi lima tahun[1]. Waktu yang semakin dibatasi tersebut, memaksa mahasiswa
untuk berpikir ulang kembali untuk berorganisasi, karena takut kalau kegiatan
organisasi akan mengganggu kuliah. Akhirnya mahasiswa hanya disibukan untuk
mendapatkan nilai yang tinggi. Bahkan tidak ada waktu untuk peduli dengan
masyarakat sekitar kampus ataupun kos yang mungkin mayoritasnya tidak mampu
kuliah bahkan pengangguran.
Lantas apa yang harus dilakukan oleh mahasiswa setelah ia paham akan masalah
diatas?. Jawabanya simpel, yaitu 3B (Belajar, Berorganisasi, dan Berjuang). Mahasiswa
haruslah terus Belajar teori yang maju. Mahasiswa haruslah berorganisasi, dengan
berorganisasi maka semakin banyak kawan. Semakin banyak kawan, maka semakin
banyak tenaga dan pikiran untuk terus berjuang merebut hak-hak demokratik kita.
Kemudian teruslah Berjuang, yaitu berjuang untuk mewujudkan pendidikan yang
ilmiah, demokratis dan mengabdi pada rakyat. Namun apakah mahasiswa bisa berjuang
sendirian? JawabannyaTIDAK. Mahasiswa bukanlah agent of change, agent of control
ataupun iron stock,mahasiswa hanyalah irisan kecil dari Rakyat Indonesia yang
jumlahnya 250 juta jiwa. Maka kita haruslah terus beriringan dengan perjuangan rakyat
yaitu tani dan buruh.
Pemuda mahasiswa jangan berdiam diri dalam kebimbangan, individualis, keegoisan
atau bahkan kesombongan intelektual. Mahasiswa haruslah berpikir kritis dan selalu
mengedepankan teori yang maju. Teori yang maju haruslah berjalan beriringan dengan
praktek yang maju pula, kedua prinsip itulah untuk bisa menyelesaikan permasalahan
rakyat. Tetaplah rendah hati dan selamat datang di dunia mahasiswa yang berbeda
dengan masa berseragam abu-abu. Janganlah takut untuk berorganisasi percayalah kita
mampu maksimal untuk kuliah dan berorganisasi
.Selamat datang di UNSOED (Universitas Soeka Doeit)
Hidup Mahasiswa!
Hidup Rakyat Indonesia!
[1], Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 49 Tahun 2014 Pasal 17
disebutkan bahwa masa studi bagi mahasiswa untuk program sarjana (S1) dan diploma 4 (D4) maksimal 5 tahun
3 2
Tidak demokratis!
Jelas terlihat dari pendidikan yang tidak dapat di akses semua kalangan.Walaupun gembar-gembor ramai soal pendidikan gratis.
Tapi itu bukan kenyataan.
Seorang kawan yang ingin belajar.Dia bingung, dia resah, dia menangis bertemu hambatan.
Darinya terdegar kabar.Tak bisa kuliah karena orangtua yang kewalahan.
Bapaknya mati ditengah semangat tinggi belajar. Ibunya menangis saat ayahnya terkapar.
Uang, uang, uang yang diperlukan untuk membayar. Ternyata tinggal selembar.
Apa yang harus dia lakukan?Atau apa yang harus kita lakukan?
Jangan diam!Teriakan soal ketidak-demokratis-an dunia pendidikan!
Dia, kawan kita, dihambat oleh syarat.
Padahal keluarganya sekarat. Negara? Apa yang kita dapat?
Ternyata negara tidak berpihak pada rakyat.
Jelas sudah sulitnya untuk berpendidikan. Haruskah berdarah-darah padahal sudah banyak korban.
Korban dari negara yang baik dalam kesan. Ternyata kita terancam.
Jangan diam!
Pendidikan Adalah Ancaman
Tigis KuryasyahputraSebuah puisi oleh
Divisi Kesekretariatan Front Mahasiswa Ranting Unsoed
4
Diterbitkanoleh
Penanggung Jawab
Marsha Azka
Logistik
Cendikia Nur Kholiq
Layout Designer
Naufal Halim
DistributorSeto Dwi Anggoro
Dept.Pendidikan&PropagandaFrontMahasiswaNasional
RantingUnsoed
Alamat redaksiJl. Riyanto gg. Anggrek no. 20
Sumampir,Purwokerto Utara@FMN_Purwokerto
e-mail : fmn.pwt@gmail.comSocial
Line : @hzr4457t
Contact Person0812 8329 8665
www.soearamassa.com
Apa itu FRONT MAHASISWA NASIONAL (FMN)? FMN adalah Organisasi Massa Mahasiswa berskala Nasional yang berjuang di ranah pendidikan. FMN memandang bahwa pendidikan di Indonesia tengah mengalami Komersialisasi, Liberalisasi dan Privatisasi Pendidikan. Pendidikan telah diperjual belikan sehingga massa rakyat harus menanggung biaya pendidikan yang begitu tinggi untuk mengaksesnya. Oleh sebab itu, FMN bercita-cita untuk Mewujudkan Pendidikan yang ILMIAH, DEMOKRATIS, dan MENGABDI PADA RAKYAT
Lantas, bagaimanakah pendidikan yang Ilmiah, Demokratis dan Mengabdi Pada Rakyat? Pendikan yang ILMIAH berarti pendidikan harus mengajarkan kondisi objektif (kenyataan) mayoritas massa rakyat Indonesia. DEMOKRATIS artinya pendidikan harus bisa diakses oleh semua kalangan. MENGABDI PADA RAKYAT menunjukkan bahwa pendidikan seharusnya memiliki orientasi Pengabdian Pada Rakyat atau Serve e People.
top related