skripsi - core.ac.uk filekejuruan. skripsi, surakarta : fakultas keguruan dan ilmu pendidikan,...
Post on 06-Jul-2019
216 Views
Preview:
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENERAPAN KOMBINASI MODEL STAD DAN JIGSAW UNTUK
MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR
SISWA DALAM MATA PELAJARAN DASAR
KOMPETENSI KEJURUAN
SKRIPSI
Oleh :
AFIQ YULI SUGIYANTO K 2503013
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Afiq Yuli Sugiyanto. PENERAPAN KOMBINASI MODEL STAD DAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010.
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : (1) Meningkatkan kreativitas belajar siswa dalam mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan dengan penerapan pembelajaran kombinasi model STAD dan Jigsaw; (2) Meningkatan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan dengan penerapan pembelajaran kombinasi model STAD dan Jigsaw; (3) Mengetahui bahwa dengan meningkatnya kreativitas belajar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam tiga siklus, masing-masing siklus terdiri dari: (1) Perencanaan tindakan, (2) Pelaksanaan tindakan dan observasi, dan (3) Refleksi. Subyek pelaksana tindakan dalam penelitian ini adalah peneliti dan guru mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan, sedangkan siswa kelas X Teknik Otomotif Kendaraan Ringan SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri Sragen sejumlah 31 siswa sebagai subyek penerima tindakan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, wawancara, dokumentasi dan catatan lapangan. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa (1) Penerapan kombinasi model STAD dan Jigsaw dalam mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa dari rata-rata persentase ketiga aspek pengamatan tiap siklusnya yaitu 34.41% pada pra siklus, 43.01% siklus I, 54.84% siklus II dan 74.19% pada siklus III. Aspek kreativitas belajar siswa tersebut adalah mengemukakan ide, merumuskan ide baru dan mengembangkan ide. (2) Penerapan kombinasi model STAD dan Jigsaw dalam mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditinjau dari jumlah siswa memperoleh nilai di atas batas minimal (KKM) yaitu 7.00 dalam satu kali tes dari 19.53% pada siklus I, menjadi 51.61% pada siklus II dan pada siklus III meningkat menjadi 74.19%. (3) Meningkatnya kreativitas belajar secara tidak langsung memberikan pengaruh yang besar terhadap prestasi belajar, dengan kreativitas yang meningkatkan maka prestasi belajar siswa juga meningkat. Hal ini ditunjukkan dari kecocokkan hasil pengamatan aspek kreativitas dengan hasil tes.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan suatu negara didukung oleh sumber daya manusia yang
berkualitas baik. Untuk meningkatkan sumber daya manusia dapat dilakukan
dengan salah satu cara yaitu memperbaiki mutu pendidikan sehingga
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi seperti
sekarang ini dapat dikuasai dengan baik. Penyelenggaraan pendidikan
dilaksanakan secara formal, non formal dan keluarga. Proses belajar dapat
berjalan dengan baik apabila tujuan instruksional yang telah ditetapkan dapat
tercapai secara optimal. Peningkatan kualitas proses dan hasil belajar siswa perlu
diupayakan agar diperoleh pendidikan yang berkualitas baik. Maka hal ini perlu
mendapatkan perhatian, penanganan dan prioritas baik pemerintah, keluarga
maupun pengelola pendidikan.
Pendidikan merupakan masalah yang menarik untuk dibahas karena
melalui usaha pendidikan diharapkan tujuan pendidikan akan tercapai. Salah satu
tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai dalam pembangunan sebagaimana
tercantum dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea IV adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan
peningkatan, penyempurnaan serta perubahan sistem pendidikan nasional yang
berorientasi pada peningkatan kualitas hasil pendidikan.
Perubahan sistem pendidikan, program kurikulum, strategi belajar
mengajar, sarana dan prasarana pendidikan dapat memberi pengaruh pada
perkembangan siswa baik akademis, sosial maupun pribadi sehingga diperlukan
penyesuaian diri. Pendidikan dimaknai sebagai ilmu yaitu ilmu mengajar yang
sangat dekat dengan dikdatik dan metodik. Dikdatik maupun metodik adalah ilmu
tentang bagaimana cara mengajar. Pendidikan sesungguhnya merupakan proses
mengantarkan peserta didik sebagai warga negara masyarakat yang harus
beridentitas dan dapat diterima di masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap.
Dalam proses ini perubahan tidak terjadi sekaligus, tetapi terjadi secara bertahap
tergantung pada faktor-faktor pendukung belajar yang mepengaruhi siswa. Faktor-
faktor ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
Faktor intern merupakan faktor yang berhubungan dengan segala sesuatu yang
ada pada diri siswa yang menunjang pembelajaran seperti intelegensi, bakat,
kemampuan motorik panca indera dan skema berpikir. Sedangkan faktor ekstern
merupakan hubungan segala sesuatu yang berasal dari luar diri siswa yang
mengkondisikannya dalam pembelajaran seperti pengalaman, lingkungan sosial,
metode belajar mengajar, strategi belajar mengajar, fasilitas mengajar dan
dedikasi guru. Kemampuan siswa dalam berfikir berpengaruh besar pada
peningkatan kreativitas dan prestasi belajar siswa.
Belajar aktif sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil belajar yang
maksimal. Belajar satu arah atau siswa pasif hanya menerima dari guru dengan
tidak adanya interaksi aktif akan memungkinkan siswa untuk cepat melupakan
apa yang telah dipelajari, oleh sebab itu diperlukan perangkat yang dapat
mengikat informasi yang telah diterima siswa kemudian menyimpannya dalam
otak. Belajar yang hanya mengandalkan indera pendengaran mempunyai beberapa
kelemahan, sehingga diperlukan suatu pembelajaran yang dapat mengurangi
kelemahan pembelajaran sederhana tersebut dengan menerapkan model
pembelajaran aktif. Belajar aktif yang dimaksud adalah dengan memperbanyak
interaksi siswa untuk memicu diterimanya informasi secara lebih baik dan
tersimpan dalam otak dalam waktu yang lama.
Belajar diperlukan model yang sesuai dengan keadaan siswa agar materi
pelajaran dapat diserap secara maksimal khususnya dalam belajar mata pelajaran
Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan. Menurut
sebagian siswa bila ditanya mengenai mata pelajaran yang paling sulit dan tidak
disenangi khususnya pada kompetensi otomotif adalah Dasar Kompetensi
Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan karena materinya yang banyak
mengulas tentang dasar dasar mesin dengan sedikit kegiatan praktek dan sebagian
besar terdapat pokok bahasan perhitungan dengan rumus seperti halnya dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
matematika dan fisika yang digabungkan menjadi satu. Menurut sebagian besar
guru, mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan
Ringan adalah ilmu pasti yang jika dipelajari pastilah lebih mudah dibandingkan
dengan mata pelajaran yang lain seperti ilmu sosial. Dalam belajar mata pelajaran
Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan siswa dituntut
untuk dapat menyerap dan memahami materi pelajaran dengan berbagai macam
cara penyampaian dan ini akan membuat siswa lebih kreatif dalam berpikir.
Menurut Rahma Febriyanti (2007), bahwa belajar mengajar yang
menumbuhkan gagasan kreatif anak dapat dilaksanakan melalui penciptaan
lingkungan kelas yang merangsang belajar kreatif dan mengajukan pertanyaan.
Penciptaan lingkungan kelas yang merangsang belajar kreatif dapat dilakukan
dengan memberikan pertanyaan terbuka dan memasukkan aspek kehidupan
sehari-hari yang masih berhubungan dengan materi, pengaturan fisik tempat atau
lokasi pembelajaran dengan menyesuaikan kebutuhan materi pembelajaran, serta
menciptakan kesibukan di dalam kelas yang mengasyikkan dengan memberikan
keleluasaan pada siswa untuk bereksplorasi.
Kreatifitas siswa dalam berpikir dipengaruhi oleh kondisi dalam kelas. Di
kelas siswa cenderung hanya mengikuti apa yang ditulis oleh guru jadi siswa
kurang kreatif, selain itu sebagian guru hanya memberikan penjelasan yang sama
dan hanya diulang-ulang. Siswa kurang berani mengemukakan gagasannya karena
kebanyakan siswa menganggap bahwa cara belajar yang paling benar adalah
menerapkan seperti apa yang disampaikan oleh guru. Anggapan yang salah ini
membuat siswa takut mengemukakan gagasannya.
Pengamatan awal diperoleh hasil yang selanjutnya dijadikan sebagai acuan
melakukan sebuah penelitian berbasis tindakan kelas. Pengamatan awal
dilaksanakan saat tugas mengajar di Sekolah Menengah Kejuruan At Taqwa
Muhammadiyah Miri selama lebih dari dua tahun. Hasil pengamatan tersebut
adalah prestasi siswa dalam belajar mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan
Teknik Otomotif Kendaraan Ringan masih sangat kurang. Hal ini ditunjukkan
berdasarkan nilai ulangan harian siswa yang masih banyak di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 7,0 dengan presentase lebih dari 76% pada tiap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
kompetensi dasar. Nilai ulangan tengah semester, ulangan akhir semester juga
menunjukkan hasil yang rendah sehingga guru selalu melaksanakan program
remidi maupun pengayaan.
Prestasi belajar rendah dipengaruhi beberapa hal diantaranya; motivasi
belajar siswa untuk lebih memperbaiki keadaan atas diri sendiri maupun
kelompok secara sadar tanpa paksaan masih kurang. Kreativitas belajar siswa
kurang dikembangkan oleh guru dalam proses pembelajaran dimana siswa hanya
pasif mendengar maupun menerima arahan dari guru tanpa adanya interaksi
timbal balik yang aktif. Pengaruh faktor sosial dan ekonomi siswa yang mayoritas
dari keluarga kurang mampu dan tidak mampu serta lingkungan sosial
kemasyarakatan daerat tempat tinggal siswa tidak mendukung pembentukan
karakter awal anak. Model pembelajaran guru yang kurang tepat sehingga
pelaksanaan pembelajaran hanya terjadi satu arah dari guru ke siswa. Instansi
sekolah yang sedang berkembang memberi dampak atas tingkat kepercayaan
masyarakat luasyang masih rendah sehingga jumlah siswa relatif sedikit dan
terbatasnya pengambangan sarana prasarana.
Melalui penelitian ini akan diketahui faktor yang mempengaruhi
kreativitas siswa. Selain itu, diketahui cara meningkatkan kreativitas belajar
tersebut dan model pembelajaran yang dapat digunakan sebagai sarana
meningkatkan kreativitas siswa dalam belajar mata pelajaran Dasar Kompetensi
Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan. Penelitian tentang upaya
peningkatan kreatifitas siswa dalam belajar dan prestasi belajar mata pelajaran
Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan melalui
penerapan kombinasi model pembelajaran STAD dan Jigsaw sangat penting dan
perlu dilakukan. Guru diharapkan dengan ini dapat mengajar dengan lebih baik
dan prestasi belajar siswa lebih meningkat.
B. Identifikasi Masalah
Kegiatan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah tindakan guru untuk
membantu siswa berpikir secara kreatif dalam menyelesaikan permasalahan dalam
belajar mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Ringan dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat. Kombinasi model
pembelajaran STAD dan Jigsaw merupakan cara untuk menyelasaikan
permasalahan berdasarkan ide yang diperoleh siswa dari kata kunci yang ada
dalam permasalahan. Siswa dituntut memahami aturan model pembelajaran yang
digunakan dan materi yang disampaikan kemudian menentukan cara
menyelesaikan permasalahan secara mandiri, atau dengan strategi tertentu dan
kreativitas siswa sendiri.
Masalah belajar siswa dalam proses belajar mengajar diuraikan dalam latar
belakang diatas. Masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :
1. Prestasi belajar siswa sampai saat ini belum sesuai harapan.
2. Siswa merasa bosan, sulit dan bingung dalam menerima pembelajaran.
3. Kreativitas siswa dalam belajar masih kurang.
4. Kemampuan hitung siswa pada materi hitungan sangat lemah.
5. Cakupan materi mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif
Kendaraan Ringan yang sangat luas.
6. Guru dalam memberikan metode mengajar masih monoton dan kurang
bervariasi.
7. Penerapan pendekatan pembelajaran yang belum sesuai.
8. Dominasi guru dalam pembelajaran sangat tinggi dan pengorganisasian siswa
cenderung searah.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalahan pada penelitian bertujuan agar masalah yang
dibahas lebih terperinci dan tidak komplek. Pembatasan permasalahan juga
bertujuan agar penelitian tercapai tepat sasaran dengan baik dan sesuai harapan.
Adapun pembatasan permasalahan tersebut adalah :
1. Kreativitas belajar siswa kurang.
2. Prestasi belajar siswa belum sesuai harapan.
3. Penerapan pendekatan pembelajaran yang belum sesuai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah di depan dapat
digunakan sebagai landasan dilaksanakannya penelitian dengan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah penerapan kombinasi model pembelajaran STAD dan Jigsaw dapat
meningkatkan kreativitas belajar siswa dalam belajar mata pelajaran dasar
kompetensi kejuruan teknik otomotif kendaraan ringan.
2. Apakah penerapan kombinasi model pembelajaran STAD dan Jigsaw dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam belajar mata pelajaran dasar
kompetensi kejuruan teknik otomotif kendaraan ringan.
3. Apakah dengan meningkatnya kreativitas belajar siswa dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian memerlukan fokus pada suatu masalah yang diharapkan dapat
memperoleh jawaban yang lebih terarah untuk menghindari berbagai
penyimpangan dan masalah yang terjadi dalam penelitian. Adapun tujuan dari
penelitian ini adalah :
1. Untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa dalam mata pelajaran Dasar
Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan dengan penerapan
kombinasi model belajar STAD dan Jigsaw.
2. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Dasar
Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan dengan penerapan
kombinasi model belajar STAD dan Jigsaw.
3. Untuk mengetahui bahwa dengan meningtkatnya kreativitas belajar dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memberikan sumbangan konseptual
terutama pada pembelajaran mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik
Otomotif Kendaraan Ringan sebagai studi pembelajaran yang aplikatif. PTK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
memberikan urunan substansial kepada lembaga pendidikan formal LPTK
maupun pada guru pengampu mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik
Otomotif Kendaraan Ringan di sekolah untuk meningkatkan kretifitas siswa
dalam belajar mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif
Kendaraan Ringan.
1. Secara Teoritis
Penelitian ini secara umum memberikan sumbangan kepada
pembelajaran mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif
Kendaraan Ringan, utamanya untuk meningkatkan kreativitas siswa melalui
model belajar kooperatif tipe STAD dan Jigsaw. Kreativitas siswa dalam
menyelesaikan permasalahan mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan
Teknik Otomotif Kendaraan Ringan sangat diperlukan agar siswa tidak
tergantung hanya pada penyampaian guru dan juga untuk melatih kepercayaan
diri siswa.
Penelitian ini secara khusus memberi konstribusi pada strategi
pembelajaran yang lebih menekankan pada suasana belajar yang gembira dan
bebas mengungkapkan gagasannya. Marpaung (2003: 2) menyatakan
paradigma belajar dalam suasana untuk memecahkan masalah merupakan
aspek esensial dalam pembelajaran KBK
2. Secara Praktis
Lembaga pendidikan formal LPTK dapat memanfaatkan untuk memperbaiki
proses belajar mengajar baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Secara
khusus bagi guru dapat digunakan sebagai pedoman untuk membangkitkan
dan mengembangkan komponen kognitif siswa. Bagi siswa penelitian ini
diharapkan dapat meningkatkan kreativitas dalam belajar dan prestasi belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Jigsaw
a. Pengertian Pembelajaran
Menurut Dimyati dan Mudjono (1995: 157) pembelajaran adalah proses
yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar
bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, ketrampilan dan
sikap. Wikipedia ensiklopedia bebas (2010) menjelaskan pembelajaran adalah
setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari
pengalaman. Definisi sebelumnya menyatakan bahwa seorang manusia dapat
melihat perubahan terjadi tetapi tidak pembelajaran itu sendiri.
Pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan formal yang
didalamnya terjadi interaksi berbagai komponen yaitu; guru, isi/materi pelajaran,
dan siswa. Interaksi antar ketiga komponen melibatkan sarana dan prasarana
seperti metode, media dan penataan lingkungan tempat belajar sehingga tercipta
situasi belajar mengajar yang memungkinkan tercapainya tujuan yang diharapkan.
b. Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Konsep dasar pembelajaran kooperatif adalah manusia memiliki
derajat potensi, latar belakang historis serta harapan masa depan yang berbea-
beda. Dasar adanya perbedaan itu,manusia dapat saling asah, asih, asuh (saling
mencerdaskan). Pembelajaran kooperatif menciptakan interaksi yang saling
asah,asih dan asuh sehingga tercipta masyarakat. Belajar (learning
community), siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi jujur dengan sesama
siswa.
Sugiyono (2007: 10) menyatakan pembelajaran koopertif adalah
pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
saling silih asuh untuk menghadirkan ketersinggungan dan kesalahpahaman
yang dapat menimbulkan permusuhan, sebagai latihan hidup bermasyarakat.
Lebih lanjut, menegaskan bahwa pembelajaran kooperatif (cooperatif
learning) merupakan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada
penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan
kondisi belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pendapat ini senada dengan slavin (2008: 8) dalam pembelajaran
kooperatif, siswa akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan 4
orang untuk menguasai materi yang disampaikan guru. Slavin juga
menyatakan bahwa pembelajaran konsultivisme dalam pengajaran
menerapkan pembelajaran kooperatif secara eksentif atas dasar teori siswa
akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit
apabila mereka dapat saling mendiskusikan konsep-konsep itu dengan
temannya.
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang
menitikberatkan pada pembelajaran kelompok kecil siswa untuk bekerjasama
dan saling membantu dalam mencapai ketuntasan belajar bersama.
Pembelajaran kooperatif dapat merangsang siswa untuk meningkatkan
kemampuan berfikir kreatif. Siswa yang senantiasa berfikir kreatif akan
menumbuhkan sikap percaya diri dan dapat menyesuaikan diri dalam kondisi
lingkungan apapun.
2. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif
Lilia H. (2005: 32) menyatakan bahwa di dalam pembelajaran
kooperatif terdapat suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen
yang saling terkait. Adapun berbagai elemen atau unsur penting dalam
pembelajaran kooperatif.
a) Saling Ketergantungan Positif
Pembelajaran kooperatif menuntut guru menciptakan suasana yang
mendorong siswa agar merasa saling membutuhkan. Hubungan saling
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
membutuhkan ini yang dimaksud dengan saling ketergantungan positif.
Saling ketergantungan positif menuntut adanya interaksi proaktif yang
memungkinkan sesama siswa saling ketergantungan dalam
menyelesaaikan tugas, saling ketergantungan bahan atau sumber, saling
ketergantungan peran dan saling ketergantungan hadiah
b) Interaksi Tatap Muka
Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka
dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan peran
pembelajaran untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua
anggota. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan
kelebihan dan mengisi kekurangan masing-masing. Sinergi tidak dapat
diperoleh dengan sendirinya, tetapi merupakan proses kelompok yang
cukup panjang. Anggota kelompok perlu diberi kesempatan untuk saling
mengenal dan menerima satu sama lain dalam kegiatan tatap muka dan
interaksi pribadi. Interaksi tatap muka menuntut para siswa dalam
kelompok dapat saling bertatap muka sehingga mereka dapat melakukan
dialog, tidak hanya dengan guru tetap dengan sesama mereka.
c) Akuntabilitas Individu
Pembelajaran kooperatif menampilkan wujud dalam belajar
kelompok. Penilaian ditujukan untuk mengetahui penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran secara individual. Hasil penilaian secara
individual tersebut selanjutnya disampaikan oleh guru kepada kelompok
agar semua anggota kelompok mengetahui siapa anggota kelompok yang
memerlukan bantuan dan siapa anggota kelompok yang dapat memberikan
bantuan. Nilai kelompok didasarkan atas rata-rata hasil belajar semua
anggota. Setiap anggota kelompok harus memberikan konstribusi demi
kemajuan kelompok. Penilaian kelompok yang didasarkan atas rata-rata
penguasaan semua anggota kelompok secara individual inilah yang
dimaksud dengan akuntabilitas individual.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
d) Keterampilan Menjalin Hubungan Antar Pribadi
Pembelajaran kooperatif keterampilan sosial seperti tenggang rasa,
sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik teman,
tidak hanya diasumsikan tetapi secara sengaja diajarkan. Siswa yang tidak
dapat menjalin hubungan antar pribadi tidak hanya memperoleh teguran
dari guru tetapi juga dari semua siswa.
e) Komunikasi Antar Anggota
Unsur ini menghendaki agar siswa dibekali dengan berbagai
keterampilan berkomunikasi karena tidak semua siswa mempunyai
keahlian mendengarkan dan berbicara. Keterampilan berkomunikasi dalam
kelompok juga merupakan proses yang panjang. Proses ini sangat
bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar
dan membina perkembangan mental dan emosi para siswa.
f) Evaluasi Proses Kelompok
Guru perlu memberikan jadwal waktu khusus bagi kelompok untuk
mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka
selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.
3. Keterampilan Keterampilan Dalam Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, tetapi
siswa harus mempelajari keterampilan khusus yang disebut keterampilan
kooperatif. Keterampilan kooperatif berfungsi untuk melancarkan hubungan
kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dan tugas anggota kelompok selama
kegiatan pembelajaran keterampilan-keterampilan kooperatif tersebut adalah
sebagai berikut.
a) Keterampilan Tingkat Awal
(1) Menggunakan kesepakatan, berarti menyamakan pendapatan yang
berguna untuk meningkatkan kerja dalam kelompok.
(2) Menghargai konstribusi, berarti memperhatikan atau mengenal apa
yang dapat dikatakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
(3) Mengambil giliran berbagi tugas, maksudnya adalah setiap anggota
kelompok bersedia menggantikan dan bersedia mengemban tugas
atau tanggung jawab tertentu dalam kelompok.
(4) Berada dalam kelompok, adalah setiap anggota tetap dalam
kelompok kerja selama kegiatan berlangsung.
(5) Berada dalam tugas, adalah meneruskan tugas yang menjadi
tanggung jawabnya, agar kegiatan dapat diselesaikan sesuai waktu
yang dibutuhkan.
(6) Mendorong partisipasi, adalah mendorong semua anggota
kelompok untuk memberikan konstribusi terhadap tugas kelompok.
b) Keterampilan Tingkat Menengah
Keterampilan tingkat menengah antara lain: (1) mengajukan
penghargaan dan simpati; (2) mengungkapkan ketidaksetujuan dengan
cara dapat diterima; (3) mendengarkan dengan aktif; (4) bertanya; (5)
membuat rangkuman; (6) menafsirkan; dan (7) mengurangi ketegangan.
c) Keterampilan Tingkat Mahir
Keterampilan tingkat mahir meliputi mengelaborasi, memeriksa
dengan cermat, menanyakan kebenaran menetapkan tujuan dan
berkompromi.
d) Lingkungan Belajar dan Sistem Managemen
Lingkungan belajar untuk pembelajaran kooperatif dicirikan oleh
proses demokrasi dan peran aktif siswa dalam menemukan apa yang harus
dipelajari dan bagaimana mempelajarinya. Guru menetapkan suatu
struktur tingkat tinggi dalam pembentukan kelompok dan mendefinisikan
semua prosedur, namun siswa diberi kebebasan dalam mengendalikan dari
waktu ke waktu di dalam kelompoknya.
c. Pembelajaran Kooperatif Model STAD
1. Pengertian pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Model kooperatif dikembangkan oleh Robert E. Slavin dan kawan-
kawannya dari universitas John Hopkins. Slavin (2008: 143) menyatakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Student Team Achievement Divisions (STAD) merupakan salah satu metode
pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan metode yang
paling baik untuk pemula bagi guru yang baru menggunakan pendekatan
kooperatif. Para guru menggunakan metode STAD untuk mengajarkan
informasi baru kepada siswa setiap minggu, baik melalui penyajian verbal atau
tertulis.
Metode STAD merupakan metode yang menekankan kepada kerja
sama kelompok untuk menyelesaikan masalah. Metode ini menempatkan
siswa dalam tim belajar beranggotakan 4 atau 5 orang yang merupakan
campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan
pembelajaran di kelas dengan mengkondisikan siswa bekerja dalam tim untuk
memastikan seluruh anggota telah menguasai pelajaran tersebut.
Siswa membantu menuntaskan materi yang dipelajari saat belajar
kelompok kepada anggota lain yang kesulitan. Guru memantau dan
mengelilingi tiap kelompok untuk melihat adanya kemungkinan siswa yang
memerlukan bantuan guru. Metode ini dibantu metode penelitian, penguasaan
dan tanya jawab sesuai satuan pelajaran sehingga ketuntasan materi dapat
terwujud.
Berdasarkan paparan di atas, dapat dikemukakan bahwa pembelajaran
model STAD merupakan metode pembentukan kelompok kecil siswa secara
heterogen menurut potensi, jenis kalamin dan suku untuk bekerja sama dan
saling membantu dalam menuntaskan materi.
2. Prosedur Pembelajaran STAD
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD menekankan adanya
kerjasama antar siswa dalam kelompoknya untuk tujuan belajar. Setiap
kelompok hendaknya memiliki anggota 4 sampai 5 orang yang beragam terdiri
dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki
kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
Slavin (Didik Pramuja: 2009) menyatakan bahwa langkah-langkah
penerapan model STAD antara lain : (1) guru menyampaikan materi pelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
atau permasalahan kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai;
(2) guru memberikan tes atau kuis kepada siswa secara individu sehingga akan
diperoleh skor awal; (3) guru membentuk beberapa kelompok, setiap
kelompok terdiri dari 4 sampai 5 siswa dengan kemampuan berbeda-beda
(tinggi, sedang dan rendah) jika mungkin kelompok berasal dari ras, budaya
suku yang berbeda serta keselarasan gender; (4) bahan materi yang telah
dipersiapkan didiskusikan dalam kelompok untuk mencapai kompetensi dasar.
Pembelajaran kooperatif tipe STAD, biasanya digunakan penguatan
pemahaman materi; (5) guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman,
mengarahkan dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang
telah dipelajari; (6) guru memberikan tes atau kuis kepada setiap siswa; (7)
guru memberikan penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai
peningkatan hasil.
Slavin (Didik Pramuja: 2009) mengemukakan tentang pemberian
penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil
belajar dari mulai dasar (awal) ke nilai kuis atau tes setelah siswa bekerja
dalam kelompok. Pengakuan dari guru merupakan salah satu cara untuk
memberikan motivasi kepada siswa untuk melakukan kompetisi yang positif.
3. Komponen Utama dan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Slavin (2008: 143) menyampaikan penjabaran STAD terdiri dari 5
komponen utama antara lain:
a) Presentasi Kelas, materi dalam STAD pertama-pertama diperkirakan
dalam preentasi di dalam kelas. Hal ini merupakan pengajaran
langsung seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi pelajaranyang
dipimpinoleh guru,tetapi bisa juga memasukkan presentasia audio
visual.Bedanya presentasi kelas dengan pengajaran biasa hanyalah
bahwa presentasi tersebut haruslah benar-benar berfokus pada unit
STAD.
b) Tim, tim terdiri atas 4 atau 5 orang siswa yang mewakili seluruh
bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik,jenis kelaminras etnik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
c) Kuis, kuis individual diberikan setelah guru memberikan presentasi
dan dan sekitar satu atau dua periode pratikkum.
d) Skor Kemajuan Individual, gagasan dibalik skor kemajuan individual
adalah untuk memberikan kepada tiap siswa tujuan kinerja yang akan
dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan
kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya.
e) Rekognisi Tim, tim akan mendapatkan sertifikat atau butuh
penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria
tertentu.
d. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw
Teknik Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson dan rekan-rekannya
tahun 1970-an, dimana seluruh pelajaran dapat distrukturisasikan dengan
mudah (Aronson & Patnoe: 1997). Model pembelajaran jigsaw merupakan
salah satu model pembelajaran dengan menggunakan kelompok kecil
kolaboratif. Daniel Muijs & David Reynolds (2008: 81) mengemukakan
bahwa penggunaan kerja kelompok kecil kolaboratif selama bagian review
dan bagian praktek pelajaran adalah salah satu pendekatan alternatif untuk
praktek individual di dalam pelajaran dengan metode pengajaran langsung
yang pada akhir-akhir ini banyak menarik minat penelitian di negara-negara
seperti misalnya Amerika Serikat
Penggunaan kerja kelompok kecil ditemukan memiliki sejumlah
keuntungan dibanding praktik individual. Keuntungan utama kerja kelompok
kecil tampaknya terletak pada aspek-aspek kooperatif yang dapat dibantu
pengembangannya. Model belajar jigsaw dapat memberikan konstribusi dalam
hal pengembangan keterampilan sosial siswa. Hisyam Zaini, Bermawy
Munthe & Sekar Ayu Aryani (2008: 56) mengemukakan bahwa kelebihan
model jigsaw dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan sekaligus
mengajarkan kepada orang lain. Dengan model ini mengharuskan siswa
bekerja dengan siswa lain yang dapat mengembangkan kemampuan empatik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
mereka dengan memberikan kesempatan untuk melihat sudut pandang orang
lain. Hal inilah yang dapat membantu siswa untuk menyadari bahwa setiap
orang memiliki kelebihan dan kekurangan, serta dapat membantu siswa untuk
menemukan solusi dari suatu masalah yang terdapat dalam kelompok kerja.
Model belajar jigsaw dapat mengembangkan keterampilan seperti kebutuhan
untuk mengakomodasi pandangan orang lain.
Daniel Muijs & David Reynolds (2008: 83) mengemukakan bahwa
sejumlah studi menemukan kerja kelompok kecil bersifat saling menghormati
dan inklusif, dan berhubungan negatif dengan prestasi bila interaksi kelompok
tidak saling menghormati atau tidak setara. Dengan demikian bahwa
pembelajaran menggunakan model jigsaw harus mendapatkan perhatian lebih
dari guru dengan mengamati, memfasilitasi dan menjaga interaksi kerja
kelompok dari siswa dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan agar
ketuntasan belajar dapat tercapai. Proses pembelajaran dengan model jigsaw
akan lebih maksimal dengan menggabungkan model belajar yang lain.
Dari paparan yang telah disampaikan di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif model jigsaw adalah pembelajaran dengan
membentuk kelompok kerja kecil dengan melibatkan siswa untuk secara aktif
menggali materi yang diberikan guru lebih mendalam. Dengan pembelajaran
kooperatif model jigsaw, siswa akan lebih terbuka pemikirannya dengan
memahami sudut pandang atau pemikiran orang lain. Dengan ini pula
kemampuan siswa menyampaikan informasi atau presentasi dengan orang ahli
dapat tercipta dan menigkat.
2. Mekanisme Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Jigsaw bekerja dengan membagi kelas menjadi kelompok-kelompok
yang masing-masing beranggotakan lima sampai enam siswa. Model belajar
jigsaw menuntut adanya keragaman anggota kelompok berdasarkan tingkat
prestasi, jenis kelamin dan tingkat keterampilan yang merata (heterogen).
Pembagian kelompok mula yang selanjutnya dinamakan kelompok awal
dengan anggota sejumlah materi yang akan diberikan. Sebagai contoh jumlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
siswa sebanyak 40 orang kemudian dibagi menjadi 8 kelompok dengan
beranggotakan masing-masing kelompok adalah 5 orang, sehingga guru harus
menyiapkan sebanyak 5 materi berbeda yang kemudian membagikan ke setiap
kelompok.
Kelompok awal yang beranggotakan 5 orang tersebut menerima 5
materi berbeda sekaligus dan membagikan kepada anggota kelompok yang
kemudian untuk dikirim ke kelompok ahli. Kelompok ahli terdiri atas siswa
atau anggota masing-masing kelompok yang telah dikirim kelompoknya untuk
mempelajari dan mengembangkan materi yang sama dengan anggota
kelompok yang lain. Dalam kelompok ahli siswa mendiskusikan materi yang
sama. Diskusi dalam kelompok ahli dilakukan dengan harapan siswa dapat
bertukar informasi dan pemahaman atas materi yang dipelajari.
Setelah selesai melakukan diskusi siswa kembali pada kelompok awal
mereka dan menyampaikan materi yang telah dipelajarinya dalam kelompok
ahli kepada anggota kelompok awal yang lain. Demikian juga dengan anggota
kelompok awal yang lain dengan materi berbeda, menyampaikan informasi
yang telah mereka peroleh dalam kelompok ahli kepada anggota yang lain.
Daniel Muijs & David Reynolds (2008: 89) dalam Effective Teaching
mengemukakan bahwa dengan mendiskusikan temuan-temuan kepada anggota
lain dalam belajar memastikan bahwa kualitas informasi yang ditemukan oleh
anggota lain akan bertambah, dan juga menjadikan siswa untuk berlatih
melakukan presentasi dengan para ahli lain.
Proses akhir pembelajaran jigsaw dilakukan penarikan kesimpulan
dengan melibatkan seluruh komponen pembelajaran agar tercapai kesepakatan
atas materi yang telah dipelajari. Guru dapat memberikan masukan atau
tambahan informasi dengan penyampaian yang lebih menarik sehingga
kesulitan yang ditemukan siswa dapat terpecahkan dengan baik. Pemecahan
masalah dan pengecekan tingkat pemahaman siswa dapat dilakukan dengan
cara memberikan pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan materi yang telah
dipelajari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
2. Kreativitas Belajar Siswa
a. Pengertian Kreativitas
Istilah kreatifitas berasal dari bahasa inggris yaitu to creative yang dapat
diterjemahkan dengan istilah mencipta yang berarti mengarang atau membuat
sesuatu yang berbeda bentuk susunan atau gayanya dari pada yang lazim dikenal
orang banyak. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 760), “Kreativitas” diartikan
sebagai 1. kemampuan untuk mencipta, daya cipta, 2. perihal berkreasi.
Sedangkan kreasi sendiri adalah hasil buah pikiran atau kecerdasan akal manusia.
Beberapa pakar memberikan pendapatnya tentang definisi kreativitas
berdasarkan empat P yaitu :
1) Definisi Pribadi
Ditinjau dari aspek pribadi, kreativitas muncul dari interaksi pribadi yang
unik dengan lingkungannya. Faktor pribadi yang kreatif menurut Roger (Tyas:
2010) adalah keterbukaan kepada pengalaman, kemampuan untuk memberikan
penilaian secara internal sesuai dengan lokus pribadinya, dan kemampuan untuk
secara spontan bereksplorasi bermain dengan elemen-elemen dan konsep-konsep.
Definisi tentang kreativitas diberikan dalam “three-facet model of
creativity” menjelaskan “kreativitas merupakan titik pertemuan yang khas antara
tiga atribut psikologis : intelegensi, gaya kognitif dan kepribadian atau motivasi.
Kemampuan tersebut membantu memahami apa yang melatarbelakangi individu
yang kreatif”.
Intelegensi meliputi : kemampuan verbal atau bahasa, pemikiran lancar,
pengetahuan, perencanaan, perumusan masalah, penyusunan strategi, representasi
mental, keterampilan pengambilan kesimpulan dan keseimbangan serta integrasi
intelektual secara umum.
Gaya kognitif atau intelektual dari pribadi yang kreatif menunjukkan
kelonggaran dari keterikatan pada konvensi menciptakan sendiri, melakukan hal-
hal dengan caranya sendiri, menyukai masalah yang tidak terlalu struktur, senang
menulis, merancang, lebih tertarik pada jabatan yang kreatif seperti pengarang,
saintis, artis atau arsitek.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Dimensi kepribadian atau motivasi meliputi ciri-ciri seperti fleksibilitas,
toleransi terhadap kedwiartian, dorongan untuk berprestasi dan mendapat
pengakuan, keuletan dalam menghadapi rintangan, dan pengambilan resiko yang
moderat.
2) Definisi Proses
Ditinjau sebagai proses, menurut Torrance (Tyas: 2010) kreativitas adalah
proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang
kekurangan (masalah) ini, menilai, dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian
mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyaipaikan hasil-hasilnya.
Langkah-langkah proses kreatif menurut Wallas (Tyas: 2010) yang banyak
diterapkan dalam pengembangan kreativitas meliputi : tahap persiapan, inkubasi,
iluminasi dan verifikasi.
3) Definisi Produk
Definisi produk kreativitas menekankan bahwa apa yang dihasilkan dari
proses kreativitas adalah sesuatu yang baru, orisinil, dan bermakna. Menurut
Munandar (Tyas: 2010) menyatakan bahwa suatu karya cipta pada hakikatnya
tidaklah baru sama sekali tetapi merupakan pengembangan atau kombinasi baru
berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya..
4) Definisi Press
Kategori keempat dari definisi dan pendekatan terhadap kreativitas
menekankan faktor “press” atau dorongan, baik dorongan internal (dari diri
sendiri berupa keinginan dan hasrat untuk mencipta atau bersibuk diri secara
kreatif) maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis.
Mengenai “press” dari lingkungan, ada lingkungan yang tidak menghargai
imajinasi atau fantasi, dan menekankan kreativitas dan inovasi. Kreativitas juga
tidak berkembang dalam kebudayaan yang terlalu menekankan konformitas dan
tradisi, dan kurang terbuka terhadap perubahan atau perkembangan baru. Utami
Munandar (2004: 20) mengungkapkan bahwa “kreativitas dapat pula ditinjau dari
kondisi pribadi dan lingkungan yang mendorong (press) individu ke perilaku
kreatif”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Pengertian tentang kreativitas dijelaskan lebih lengakap adalah berikut di
bawah ini.
1) Kreativitas ditinjau dari segi pribadi
Kreativitas merupakan ungkapan unik dari keseluruhan kepribadian
sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya, dan yang tercermin dalam
pikiran, perasaan, sikap atau perilakunya. Seorang individu yang kreatif
mempunyai sifat yang mandiri. Dirinya tidak merasa terikat pada nilai-nilai dan
norma-norma umum yang berlaku dalam bidang keahliannya.
2) Kreativitas sebagai proses
Torrance (Utami Munandar: 2004: 27) mengemukakan bahwa “Kreativitas
adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan
tentang kekurangan (masalah) ini, menilai dan menguji dugaan atau hipotesis,
kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil-
hasilnya”.
3) Kreativitas sebagai produk
Menurut Stein (Tyas: 2010) mengemukakan bahwa suatu produk baru
dapat disebut kreatif jika mendapat pengakuan (penghargaan) oleh masyarakat
pada waktu tertentu. Kriteria untuk produk kreatif adalah :
a) Produk itu harus nyata (observable).
b) Produk itu harus baru.
c) Produk itu adalah hasil dari kualitas unik individu dalam interaksi
dengan lingkungannya.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
kreativitas merupakan kemampuan suatu individu yang dapat melahirkan sesuatu
yang unik, baru atau suatu gagasan ataupun obyek dalam suatu bentuk atau
susunan yang baru dan original dalam interaksi dengan lingkungannya.
b. Pengertian Belajar
Disadari atau tidak setiap orang pasti telah melakukan proses belajar
dalam kehidupan sehari-hari. Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai
pengertian belajar. Slametto (2003: 2) mengatakan bahwa “Belajar merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya”. Selain itu
Slametto juga mengungkapkan bahwa “Belajar dapat diartikan sebagai suatu
proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sehingga hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
Purwoto (2003: 21) berpendapat bahwa “Belajar adalah proses yang
berlangsung dari keadaan tidak tahu menjadi lebih tahu, dari tidak terampil
menjadi terampil, dari pasif menjadi aktif, dari tidak teliti menjadi teliti dan
seterusnya. Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi
terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu, proses yang diarahkan kepada
suatu tujuan, proses berbuat melalui pengamatan, melihat, memahami sesuatu
yang dipelajari.
Kesimpulan pengertian belajar seperti yang telah diuraikan di atas adalah
suatu proses usaha yang dilakukan individu melalui interaksi manusia dengan
lingkungan sekitarnya untuk menyampaikan ekspresi sebagai kreasi yang dapat
menghasilkan perubahan dari keadaan semula yang kurang mendapat apresiasi
menjadi lebih baik dan mendapat pengakuan tertinggi.
c. Kreativitas Dalam Belajar
Belajar adalah sebuah aktivitas yang meliputi, aktivitas berbuat,
bertingkah laku dan melakukan kegiatan. Manusia yang dibakali akal dan pikiran
sehingga dalam aktivitasnya memiliki kemampuan untuk menggunakan dan
mengembangkan akalnya untuk bereaksi danmencipta. Peranan kreativitas pada
proses belajar sangat penting dalam rangka memberikan makna dan hasil belajar
sehingga mendapatkan prestasi yang optimal.
Menurut Arden N. Frandsen (Sumadi Suryabrata: 1995: 253) menyatakan
bahwa hal-hal yang mendorong seseorang untuk belajar adalah sebagai berikut :
1. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia luas;
2. Adanya sikap kreatif pada diri manusia dan keinginan untuk selalu maju;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
3. Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan teman-
teman;
4. Adanya keinginan untuk memperbaiki keadaan;
5. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran;
6. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari belajar.
Utami Munandar (1982: 132) menyatakan bahwa “Anak yang masuk
kategori kreatif pada umumnya mempunyai inisiatif yang tinggi untuk
memperbaiki segala sesuatu, sehingga menjadi lebih baik dan memuaskan”. Anak
kreatif selalu menunjukkan perkembangan pemikiran yang sangat jelas, yaitu
dengan adanya pemikiran-pemikiran dan perbuatan dalam menyikapi hal-hal baru.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa salah satu
hal yang mendorong manusia untuk belajar adalah adanya sifat kreatif dalam diri
dan keinginan untuk maju. Selain itu, manusia yang kreatif selalu berusaha untuk
memberi makna pada proses belajarnya dan tidak pernah merasa takut pada
kesalahan dan kegagalan. Keinginan yang tinggi untuk segera bangkit dan belajar
dari kegagalan dan mendorong pada pencapaian prestasi yang memuaskan.
Kreativitas yang meningkat pada diri seseorang terlihat dengan bertambahnya
hasil kreasi sebagai produk pikirannya. Kematangan berpikir dalam memecahkan
setiap permasalahan akan dihadapi dengan mudah, sehingga setiap orang yang
mempunyai tingkat kreativitas tinggi akan sangat mudah menginterpretasikan
dirinya di lingkungan masyarakat dengan sikap dan tingkah laku yang fleksibel
dan dinamis namun tetap pada prinsip pribadi.
3. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari hasil belajar dan
hasil belajar ini dapat dilihat dari prestasi belajar siswa yang diperoleh. Melalui
proses belajar mengajar yang efektif diharapkan siswa memperoleh prestasi
belajar yang memadai. Alur penjelaan dari apa dan bagaimana prestasi belajar
tersebut perlu terlebih dahulu ditelaah arti dan maknanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Prestasi belajar terdiri dari kata “Prestasi” dan “Belajar”. Prestasi
mempunyai arti hasil usaha, yang mana kata prestasi itu sendiri merupakan kata
serapan yang dibakukan dari kata prestatie yang berasal dari bahasa Belanda.
Fungsi prestasi belajar dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang
telah dikuasai anak didik.
2) Prestasi belajar sebagai lambang kepuasan hasrat ingin tahu.
3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari institusi
pendidikan.
5) Prestasi belajar dapat dijadikan sebagai indikator terhadap daya serap atau
kecerdasan.
Suharsimi Arikunto (1998: 36) menyatakan bahwa prestasi belajar
merupakan hasil perubahan tingkah laku yang meliputi tiga ranah manusia yaitu
kognitif, afektif dan psikomotor. Prestasi merupakan kegiatan-kegiatan yang telah
dikerjakan dan diciptakan secara individu maupun kelompok.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1126-1127) dinyatakan bahwa
prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau
angka yang diberikan oleh guru.
Penilaian yang diberikan dalam prestasi belajar diperlukan untuk
melakukan evaluasi atas kegiatan yang selama ini dilaksanakan. Sehingga proses
belajar mengajar yang menggunakan sistem tertentu dapat diketahui bagaimana
hasilnya. Prestasi bagi siswa merupakan sesuatu hal yang sangat penting dalam
hal belajar khususnya, karena nilai yang dicapai dalam proses belajar adalah
prestasi yang dapat dilihat secara nyata.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa digolongkan menjadi
dua golongan utama yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor-faktor
tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
1) Faktor internal
Faktor yang datangnya dari dalam diri masing-masing individu yang
meliputi :
a. Faktor Biologis, merupakan faktor yang berhubungan dengan jasmani
siswa yaitu kesehatan dan cacat badan.
b. Faktor Psikologis, merupakan faktor yang berhubungan dengan
keadaan tingkah laku, kejiwaan dan pikiran siswa antara lain
intelegensi, perhatian, minat, bakat dan emosi.
2) Faktor eksternal
Merupakan faktor pengaruh yang datangnya dari luar diri individu,
meliputi :
a. Lingkungan Sekolah
(1). Metode mengajar yang digunakan.
(2). Alat pelajaran sekolah.
(3). Suasana kelas.
(4). Kemandirian Siswa.
(5). Kurikulum pendidikan.
b. Lingkungan Keluarga
(1). Faktor orang tua.
(2). Faktor suasana rumah.
(3). Faktor ekonomi keluarga.
Suharsimi Arikunto (1990: 21) menyatakan bahwa ada dua faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu; 1). Faktor Internal meliputi faktor
biologis yaitu usia, kematangan, kesehatan dan faktor psikologis yaitu minat,
motivasi dan suasana hati. 2). Faktor Eksternal meliputi faktor manusia yaitu
lingkungan di keluarga, sekolah, masyarakat dan faktor non-manusia yaitu udara,
suara bau-bauan.
Dari beberapa pegertian dan fungsi prestasi belajar tersebut dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai setelah
menjalani berbagai proses kegiatan belajar mengajar. Prestasi meliputi tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan sikap selama dalam proses belajar
yang diberi nilai-nilai angka secara kuantitatif maupun nilai secara kualitatif.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan memuat uraian sistematis tentang hasil-hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu dan ada
hubungannya dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Penelitian yang akan
dilaksanakan ini ditujukan dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran.
Penelitian yang dilakukan oleh Siti Aisyah (2004) dalam skripsinya yang
memberikan kesimpulan yang signifikan antara kreativitas dan prestasi belajar,
tetapi kreativitas tidak berpengaruh langsung terhadap prestasi belajar tetapi lebih
dipengaruhi oleh hubungan kemampuan penalaran dan kecerdasan dan emosional
siswa.
Penelitian Sri Anugrah Bekti (2007) dalam skripsinya menyimpulkan
bahwa adanya peningkatan keaktifan dan kreatifitas belajar siswa mencapai 75%
melalui optimalisasa teknik guru mengajar serta adanya peningkatan prestasi
belajar siswa sampai daya serap kelas 75% melalui optimalisasi teknik guru
mengajar.
Penelitian Endang W (2002) dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh
Pola Bermain dan Kreativitas Anak” memberikan kesimpulan bahwa pola
bermain anak memberikan konstribusi terhadap kreativitas anak. Anak dengan
pola bermain yang baik akan meningkatkan kreativitas.
Nanang Adi Nugraha (2006) dalam skripsinya yang menyatakan bahwa
tingkat kreativitas siswa dipengaruhi oleh tiga hal yaitu tingkat keaktifan siswa
sebesar 41,66%, kemampuan siswa dalam mengerjakan soal sebesar 58,33% dan
kemampuan siswa dalam membuat kesimpulan sebesar 52,77%.
Irwan Budi Ebtanto (2008) dalam skripsinya menyimpulkan bahwa
dengan desain pembelajaran kooperatif tipe STAD dan penggunaan sketsa sebagai
media pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan menulis surat dinas pada
siswa. Penelitian Dian Pramesti (2007) menyimpulkan kreatifitas siswa dalam
belajar meningkat melalui pendekatan teuristik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Uraian pendapat pada hasil penelitian yang terdahulu dapat disimpulkan
bahwa penelitian tindakan kelas yang menitikberatkan permasalahan pada
peningkatan kreativitas siswa, keaktifan siswa dan prestasi belajar dapat dilakukan
dengan berbagai cara yang salah satunya adalah dengan memperkenalkan atau
menggunakan pendekatan pembelajaran tertentu. Maka perlu dikaji secara lebih
kaitannya peningkatan kreativitas dan prestasi belajar siswa melalui pendekatan
pembelajaran metakognitif.
C. Kerangka Pemikiran
Pembelajaran mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik
Otomotif Kendaraan Ringan sekarang ini dirasakan masih kurang efektif karena
dalam proses belajar mengajar siswa cenderung pasif, pembelajaran mata
pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan
terdapat materi yang sangat kompleks dan sangat luas cakupannya. Mata pelajaran
Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan sering kali
menjadi masalah dalam belajar siswa karena tidak sedikit dijumpai pokok bahasan
perhitungan yang diperlukan pemecahan masalah dari soal-soal tersebut. Dalam
belajar mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan
Ringan diperlukan pemahaman konsep yang disertai dengan latihan
menyelesaikan permasalahan sebagai aktifitas analitik yang sangat penting
sehingga siswa dapat menguasai dengan cepat dan benar materi mata pelajaran
Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan. Untuk
menguasai dengan cepat dan benar materi mata pelajaran Dasar Kompetensi
Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan ini sangat diperlukan kreatifitas
siswa. Kreativitas siswa dalam mengemukakan ide, merumuskan ide baru dan
mengembangkan ide yang telah disampaikan pada proses belajar mata pelajaran
Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan sekarang ini
dirasa masih sangat kurang dan bahkan cenderung belum terlihat. Sehingga hal ini
menyebabkan prestasi belajar mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik
Otomotif Kendaraan Ringan cenderung rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Kreativitas dan prestasi belajar siswa merupakan tolak ukur keberhasilan
siswa dalam belajar yang dilakukan sekolah. Dengan kreativitas yang dimiliki
oleh siswa dalam mengemukakan ide, merumuskan ide baru dan mengembangkan
ide tersebut dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar atau prestasi
belajarnya.
Kreativitas mengemukakan ide, merumuskan ide baru dan
mengembangkan ide mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif
Kendaraan Ringan yang diberikan, siswa dapat menggunakan metode diskusi
maupun tanya jawab aktif. Siswa dituntut untuk paham terhadap materi pelajaran
yang diberikan dan dapat menangkap kata kunci yang ada pada materi tersebut,
setelah itu dengan menggunakan strategi tertentu siswa dapat mengemukakan ide,
merumuskan ide baru dan mengembangkan ide tersebut, dengan demikian
kreativitas siswa dapat meningkat.
Proses belajar tidak lepas dari strategi pembelajaran yang digunakan guru,
sehingga guru harus dapat menggunakan strategi pembelajaran dalam upaya
peningkatan kreativitas dan prestasi belajar siswa. Dan hendaknya strategi
pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan materi yang diajarkan. Guru
adalah pembimbing dan fasilitator dalam pembelajaran agar siswa lebih kreatif
dan aktif dalam belajar.
Pokok bahasan menjelaskan proses-proses mesin konversi, menjelaskan
konsep dasar-dasar listrik dan elektronika, dan memahami konsep dasar chassis
dan pemindah tenaga merupakan pokok bahasan dalam Standar Kompetensi Dasar
Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan yang berisi
pemahaman konsep, yang tidak semua siswa dapat menguasai dengan baik. Ada
yang menguasai konsep saja, menguasai perhitungan saja atau bahkan tidak
menguasai sama sekali. Sehingga diperlukan suatu strategi pembelajaran atau
penyelesaian masalah untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Dalam penelitian ini menggunakan strategi pembelajaran kooperatif
kombinasi model STAD dan Jigsaw. Diharapkan dengan strategi atau metode ini
dapat meningkatkan kreativitas belajar dan prestasi siswa. Dan kerangka berpikir
tersebut dituangkan seperti pada bagan berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Skema Kerangka Pemikiran Penelitian
Keterangan :
A : Pembelajaran Kooperatif Kombinasi model STAD dan Jigsaw
B : Kreativitas Belajar Siswa
C : Prestasi Belajar Siswa
D. Perumusan Hipotesis
Dari refleksi tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran di atas maka dapat
diajukan sebuah hipotisis sebagai berikut :
1. Penerapan metode pembelajaran kooperatif model STAD dan Jigsaw dapat
meningkatkan kreativitas belajar siswa.
2. Penerapan metode pembelajaran kooperatif model STAD dan Jigsaw dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
3. Peningkatan kreativitas belajar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
A B C
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research (CAR) dengan
alasan dimana dengan penelitian ini mampu menawarkan cara dan prosedur baru
untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru.
Penelitian dilakukan melalui proses kerja kolaborasi antara kepala sekolah,
guru dan peneliti. Kegiatan perencanaan awal dilakukan dengan studi
pendahuluan. Pada kegiatan ini mendiskusikan cara melakukan tindakan
pembelajaran dan bagaimana cara melakukan pengamatan. Pengamatan dilakukan
berdasarkan pedoman observasi yang disiapkan oleh peneliti dan dibantu guru.
Kejadian penting sebelum proses tindakan yang belum termuat dalam observasi
dicatat pada catatan lapangan.
Kegiatan refleksi atau diskusi bersama guru dilakukan untuk memberi
makna, menerangkan dan menyimpulkan hasil tindakan yang dilakukan.
Kesimpulan pada tindakan refleksi menjadi acuan untuk perencanaan siklus
berikutnya atau akhir tindakan penelitian karena dirasa telah cukup.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan At Taqwa
Muhammadiyah Miri, dengan subyek penerima tindakan penelitian adalah siswa
kelas X SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri Tahun Pelajaran 2009/2010.
adapun alasan pemilihan tempat tersebut adalah :
a. SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri merupakan sekolah swasta yang sedang
berkembang.
b. SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri memiliki fasilitas bengkel otomotif
yang relatif lengkap.
c. Perlu diteliti apakah SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri telah melaksanakan
model pembelajaran yang baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
d. Tersedianya data dan sumber data pendukung penelitian yang akan
dilaksanakan.
e. SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri memiliki pengajar yang masih muda
sehingga diharapkan memiliki wawasan dan gambaran yang sama tentang
peningkatan kualitas pendidikan.
f. Lokasi sekolah yang mudah dicapai oleh peneliti.
2. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas dalam penerapan kombinasi model STAD dan
Jigsaw untuk meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa dimulai bulan
Februari sampai dengan bulan Mei 2010. Pelaksanaan penelitian ini dibagi dalam
3 tahapan kegiatan. Tahap pertama yaitu persiapan penelitian yang berlangsung
pada bulan Februari hingga awal bulan Maret. Tahap kedua yaitu pelaksanaan
penelitian dengan jadwal pelaksanaan bulan Maret minggu ke-3 sampai dengan
bulan April. Tahap ketiga yaitu penyelesaian penelitian yang dilaksanakan pada
bulan Mei. Adapun jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian tersebut secara
terperinci dapat dijumpai dalam Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
Uraian Kegiatan Februari Maret April Mei
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Tahap Persiapan Penelitian
- Kajian studi pustaka
- Desain penelitian
- Konsultasi rancangan penelitian
- Perumusan rancangan penelitian
- Penyusunan rancangan penelitian
- Pengurusan ijin penelitian
Tahap Pelaksanaan Penelitian
- Perencanaan tindakan
- Implementasi tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
- Pengamatan kelas
- Refleksi
- Analisis dan intrepretasi data
- Perumusan hasil kegiatan
Tahap Penyelesaian Penelitian
- Penyusunan kerangka laporan
- Penulisan kerangka laporan
- Revisi dan editing laporan
- Penyerahan laporan
C. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai subyek penelitian adalah
guru, peneliti dan siswa. Guru sebagai subyek yang melakukan perencanaan dan
pengumpulan data, peneliti sebagai subyek yang melaksanakan tindakan kelas
berdasarkan rencana tindakan penelitian yang telah dibuat bersama antara peneliti
dan guru sedangkan subyek yang menerima tindakan kelas adalah siswa kelas X
Teknik Otomotif Kendaraan Ringan SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri yang
berjumlah 31 siswa.
D. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan tindakan berbasis kelas kolaboratif yang bersifat
paktis, menyesuaikan situasi dan kondisi obyek melalui tindakan berdasarkan
permasalahan yang muncul dalam proses kegiatan pembelajaran sehari-hari.
Bersama-sama senantiasa berupaya memperoleh hasil yang optimal melalui cara
dan prosedur yang dinilai paling efektif, sehingga dimungkinkan adanya tindakan
yang berulang-ulang dengan revisi untuk meningkatkan kreativitas siswa.
Guru pengampu mata pelajaran, kepala sekolah dan peneliti dilibatkan
sejak : (1). Dialog awal atau langkah awal; (2). Perencanaan tindakan; (3).
Pelaksanaan Tindakan; (4). Observasi dan monitoring; (5). Refleksi; (6). Evaluasi;
(7). Penyimpulan hasil pengertian dan pemahaman. Adapun alur penelitian ini
seperti digambarkan dalam diagram alur berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Skema Rancangan Penelitian
Langkah-langkah Penelitian Upaya Peningkatan Kreativitas Belajar dan Prestasi
Siswa dengan Pembelajaran Kombinasi model STAD dan Jigsaw
Sutama (2004: 92) Modifikasi dari Kemmis & Mc. Taggart
Dialog Awal
Perencanaan Tindakan I
Observasi Tindakan I
Perencanaan Terrevisi Tindakan II
Observasi Tindakan II
Refleksi
Refleksi
Perencanaan Terrevisi Tindakan III
Observasi Tindakan III
Refleksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
1. Dialog awal
Dialog awal dilakukan sebagai upaya merekam segala peristiwa untuk
mendiagnosa permasalahan untuk menetukan fokus penelitian, selain itu
bertujuan untuk menemukan fakta-fakta yang dapat digunakan untuk
melengkapi kajian teori yang ada. Dalam dialog awal kepala sekolah dan guru
pengampu mata pelajaran tempat penelitian diadakan beserta peneliti bersama-
sama mendiskusikan maksud dan tujuan penelitian untuk memperoleh
kesepakatan mengenai strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kreativitas siswa dalam belajar mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan
Teknik Otomotif Kendaraan Ringan.
2. Perencanaan Tindakan Penelitian
Perencanaan tindakan penelitian dilaksanakan pada awal siklus
tahapan penelitian tindakan kelas. Perencanaan diharapkan dapat
memperbaiki kondisi awal atau sebelumnya. Dengan perencanaan diharapkan
tujuan dari pembelajaran tersampaikan tepat waktu dan dapat diserap secara
optimal oleh siswa. Perencanaan tindakan pada penelitian ini dilaksanakan
sebelum tindakan yang direncanakan dalam 3 putaran kegiatan.
a. Perencanaan Tindakan I
Rencana tindakan penelitian ini mengacu pada hasil dialog awal
antara kepala sekolah, guru pengampu mata pelajaran dan peneliti sebagai
fokus permasalahan. Adapun kegiatan perencanaan tindakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Peneliti bersama kepala sekolah dan guru mendiskusikan rumusan
masalah dan menyiapkan solusi penyelesaian masalah.
2) Mempersiapkan strategi belajar yang akan digunakan.
3) Mempersiapkan materi dan bahan pelajaran.
4) Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pemelajaran (RPP)
5) Mempersiapkan media pemelajaran.
6) Mempersiapkan instrumen tes untuk mengetahui pemahaman siswa.
7) Menganalisis hasil tindakan putaran pertama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
8) Mengambil kesimpulan sebagai acuan perencanaan dan pelaksanaan
tindakan putaran kedua.
b. Perencanaan Tindakan II
Perencanaan tindakan II dilaksanakan mengacu pada hasil
tindakan, observasi dan evaluasi putaran pertama. Perencanaan tindakan
II dilaksanakan sebagai satu satuan tahapan yang runtut dalam mencapai
tujuan awal dari dilaksanakan penelitian tindakan kelas ini. Pada
perencanaan tindakan II secara garis besar kegiatan yang dilaksanakan
tidak jauh berbeda dengan perencanaan tindakan I yaitu, sebagai berikut :
1) Peneliti memahami hasil tindakan I.
2) Mempersiapkan pelaksanaan tindakan selanjutnya.
3) Mempersiapkan strategi belajar baru yang akan digunakan.
4) Mempersiapkan materi dan bahan pelajaran pada tindakan II.
5) Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pemelajaran pada Tindakan II.
6) Mempersiapkan media pembelajaran.
7) Mempersiapkan tes evaluasi untuk mengetahui peningkatan
pemahaman dan prestasi belajar siswa.
8) Menganalisis hasil tindakan dan observasi penelitian pada putaran
kedua.
9) Mengambil kesimpulan dari pelaksanaan kegiatan putaran kedua.
c. Perencanaan Tindakan III
Perencanaan tindakan III merupakan kegiatan awal pada putaran
terakhir penelitian. Kegiatan perencanaan tindakan ini dilaksanakan
mengacu pada hasil yang telah diperoleh dari kegiatan perencanaan dan
pelaksanaan tindakan pada dua putaran sebelumnya. Perencanaan
tindakan pada kegiatan ini dilakukan perbaikan untuk mencapai tujuan
yang dinginkan antara lain sebagai berikut :
1) Melaksanakan pemahaman dan penilaian dari hasil tindakan
sebelumnya.
2) Mempersiapkan pelaksanaan tindakan selanjutnya.
3) Mempersiapkan strategi belajar baru yang akan digunakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
4) Mempersiapkan materi dan bahan pelajaran yang akan digunakan.
5) Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pemelajaran tindakan.
6) Mempersiapkan media pembelajaran.
7) Mempersiapkan tes evaluasi materi yang diajarakan pada putaran
ketiga.
8) Mempersiapkan post tes dari semua materi yang telah diberikan.
9) Menganalisis hasil pelaksanaan tindakan, observasi dan tes dari
keseluruhan kegiatan.
10) Mengambil kesimpulan akhir dari keseluruhan pelaksanaan tindakan
penelitian.
3. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh peneliti. Peneliti sebagai guru
pengampu mata pelajaran berfungsi sebagai pengelola kegiatan belajar
mengajar di kelas dan sebagai aktor utama dalam implementasi tindakan.
Tindakan dilaksanakan berdasarkan perencanaan namun tindakan tidak
mutlak dikendalikan oleh rencana. Suatu tindakan yang diputuskan
mengandung berbagai resiko karena terjadi dalam situasi nyata, oleh karena
itu rencana tindakan harus fleksibel dan siap diubah sesuai dengan keadaan
yang ada sebagai usaha ke arah perbaikan. Pada penelitian ini, guru
melakukan tindakan pembelajaran sesuai dengan program yang direncanakan
sebanyak 3 putaran pelaksanaan tindakan sebagai berikut :
a. Tindakan I
Tindakan ini dilaksanakan setelah mendapatkan hasil dari
pengamatan dan tes awal. Dalam tindakan ini direncanakan guru
memberikan strategi pembelajaran yang lebih baik sehingga dapat
meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa. Strategi yang
ditawarkan adalah dengan membangkitkan minat (Inquiring Minds Want
to Know). Teknik pembelajaran sederhana ini diharapkan dapat
membangkitkan keingintahuan siswa dengan meminta mereka untuk
membuat perkiraan-perkiraan tentang suatu topik atau suatu pertanyaan.
Siswa cenderung diam ketika diajak untuk membahas materi-materi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
belum terpecahkan pada pertemuan sebelumnya, saat diminta menjawab
secara bersama-sama satu kelas maupun individu. Pelaksanaan tindakan
pembelajaran kelas ini mempunyai langkah-langkah sebagai berikut :
1) Guru mempersiapkan siswa dan kondisi belajar di kelas yang kondusif.
2) Guru menjelaskan metode pembelajaran dan penilaian yang akan
digunakan.
3) Guru memberikan gambaran awal tentang materi yang akan dipelajari.
4) Guru memulai pelajaran dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan
sederhana dari materi pelajaran sebagai penghubung awal.
5) Guru menyampaikan materi dengan memberikan pertanyaan tentang
materi pelajaran yang dapat membangkitkan minat siswa untuk
mengetahui lebih lanjut dengan pola pemikirannya ataupun
mendiskusikan dengan teman. Pertanyaan yang di sampaikan harus
dibuat hanya diketahui oleh sebagian kecil siswa dan merupakan
pertanyaan berantai, sehingga muncul rasa keingintahuan dari siswa
yang belum tahu jawaban atas pertanyaan yang disampaikan.
6) Siswa dianjurkan untuk tetap menjawab apapun sesuai dengan dugaan
mereka. Pada langkah ini dapat digunakan penguatan-penguatan verbal
berupa pertanyaan yang menimbulkan rasa penasaran.
7) Guru menampung semua dugaan atau gagasan peserta didik sebelum
jawaban diberikan. Hal ini akan membuat rasa keingintahuan siswa
meningkat.
8) Guru memberikan jawaban yang sebenar-benarnya pada saat
pembelajaran berlangsung setelah dirasa cukup.
9) Suasana pembelajaran dikondisikan tetap kondusif dan terjaga
interaksi timbal balik antara guru dengan siswa dengan terjadi tanya
jawab aktif.
10) Langkah-langkah tersebut dilakukan berulang-ulang selama
berlangsungnya proses belajar mengajar sesuai pokok pikiran atau
bahasan yang dipelajari untuk menjembatani tersampaikannya materi
pelajaran kepada siswa secara maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
11) Guru memberikan tes kepada siswa tentang materi pembelajaran yang
telah disampaikan.
12) Akhir pembelajaran guru memberikan kesimpulan bersama-sama
dengan siswa mengenai materi pembelajaran yang telah dipelajari.
b. Tindakan II
Tindakan II dilaksanakan mengacu dari hasil pengamatan dan
evaluasi pada tindakan I. Pada tindakan ini strategi yang ditawarkan adalah
pembelajaran model STAD. Langkah-langkah yang diambil adalah sebagai
berikut :
1) Menyiapkan situasi dan kondisi siswa yang kondusif.
2) Menyampaikan metode belajar dan penilaian yang akan digunakan.
3) Menyampaikan inti materi pelajaran.
4) Menyampaikan materi secara sistematik.
5) Mengelompokkan siswa dalam kelompok kecil yang terdiri atas 3
sampai 5 anggota dan menjelaskan aturan permainan.
6) Setiap kelompok menyiapkan soal latihan untuk dikerjakan siswa
kelompok lain.
7) Setiap kelompok diharuskan memilih salah satu soal dan wajib
menjawab soal dari kelompok lain tersebut.
8) Kelompok mengerjakan soal dengan mendiskusikan dengan anggota
kelompoknya
9) Hasil diskusi atau jawaban ditulis dan dikoreksi oleh kelompok
pembuat soal.
10) Guru mengevaluasi tingkat kebenaran soal dan jawaban masing-
masing kelompok.
11) Kelompok dengan poin nilai terbaik dalam membuat soal dan
menjawab mendapatkan reward.
12) Pada akhir pembelajaran guru memberikan kesimpulan dari materi
yang dipelajari.
13) Guru memberikan tes untuk mengetahui tingkat pemahaman dan
pengertian siswa terhadap materi yang disampaikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
c. Tindakan III
Pelaksanaan tindakan ini berdasarkan pada perencanaan tindakan
ketiga setelah sebelumnya diakukan tindakan-tindakan pembelajaran.
Tindakan ini dilaksanakan sebagai tindakan terakhir dalam pelaksanaan
penelitian tindakan kelas ini. Pelaksanaan tindakan menggunakan strategi
belajar yang berbeda dengan pelaksanaan tindakan sebelumnya. Strategi
belajar yang digunakan dengan model Jigsaw. Diharapkan dengan model
belajar ini dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan tindakan sebagai berikut :
1) Guru mempersiapkan siswa dan kondisi belajar yang kondusif.
2) Guru menjelaskan metode belajar dan sistem penilaian yang akan
digunakan.
3) Guru menyampaikan pokok materi pelajaran yang akan dibahas.
4) Guru membagi pokok materi pelajaran sejumlah tertentu.
5) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dengan jumlah siswa
sebanyak jumlah materi yang telah disiapkan dan dibagi. Kelompok ini
disebut sebagai kelompok awal.
6) Setiap kelompok diharuskan membagi tugas pada masing-masing
anggotanya untuk dikirim mempelajari materi tertentu dalam
kelompok ahli materi tertentu atau kelompok tim ahli.
7) Dalam kelompok tim ahli diisi perwakilan dari kelompok awal yang
ahli dalam materi tertentu.
8) Setiap kelompok ahli mendiskusikan atau mempelajari materi tertentu
yang berbeda dengan kelompok ahli lainnya.
9) Setelah selesai mempelajari materi bersama tim ahli langkah
selanjutnya anggota kelompok tim ahli tersebut kembali pada
kelompok awal dan menyampaikan materi yang dipelajarinya kepada
anggota kelompok awal yang lain.
10) Setiap kelompok awal mendiskusikan semua materi yang diperoleh
masing-masing dan membuat kesimpulan untuk dipresentasikan di
depan kelas secara bergantian dengan kelompok awal yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
11) Bersama-sama dengan siswa guru menyamakan persepsi dari isi materi
pelajaran yang dipelajari.
12) Guru memberikan tugas yang dikerjakan secara individu berdasarkan
materi yang telah dipelajari untuk digunakan sebagai penilaian
kelompok.
13) Guru memberikan tes evaluasi secara individu berdasarkan materi
untuk mengetahui tingkat pemahaman individu masing-masing siswa.
14) Guru memberikan reward kepada kelompok terbaik dengan tingkat
pemahaman secara individu siswa masing-masing anggotanya paling
baik.
15) Guru mengakhiri pembelajaran dengan memberikan kesimpulan akhir
dari proses pembelajaran dan materi yang telah dilaksanakan dan
dipelajari.
4. Observasi dan Monitoring
Observasi dan monitoring merupakan upaya merekam segala peristiwa
dan kegiatan yang terjadi selama tindakan pembelajaran berlangsung. Proses
tindakan, pengaruh tindakan yang sengaja maupun tidak sengaja, situasi
tempat tindakan yang dilakukan, dan kendala tindakan semuanya dicatat
dalam kegiatan observasi yang terencana secara fleksibel dan terbuka.
Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti yang yang dibekali pedoman
observasi dan catatan lapangan. Pada waktu observasi dilakukan, peneliti
sebagai observer mengamati proses pembelajaran dan mengumpulkan data
mengenai segala sesuatu yang terjadi pada proses pembelajaran.
Observasi yang dilakukan peneliti adalah mencatat semua perilaku dan
kegiatan guru mulai dari pendahuluan, pengembangan dan penutup serta
menuliskan keterangan tambahan seperti perilaku siswa setelah menerima
tindakan itu, situasi kelas, dan kendala proses tindakan, serta memberikan
kesimpulan dan saran secara umum dari tindakan yang dilakukan. Waktu
pelaksanaan observasi dan monitoring sesuai dengan jadwal pelajaran di
sekolahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
5. Refleksi
Refleksi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji secara
menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang terkumpul.
Hasil refleksi ini digunakan untuk memperbaiki rencana tindakan pada
pembelajaran dengan menggunakan strategi belajar kombinasi model STAD
dan Jigsaw dilakukan selama 3 putaran. Dengan tiga putaran ini diharapkan
tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud (minimal 65% siswa berani
mengemukakan ide atau gagasannya pada proses pembelajaran).
Pelaksanaan refleksi ini adalah berupa diskusi yang dilakukan peneliti
bersama-sama guru pengampu mata pelajaran untuk menelaah tindakan yang
telah dilakukan apakah sudah tepat, bila belum maka akan didiskusikan
alternatif tambahan untuk membenahi yang belum tepat. Refleksi ini secara
rutin dilaksanakan setiap akhir putaran penelitian sampai selesainya penelitian.
Secara informal setiap hari kerja dilakukan dialog antara guru dan peneliti
untuk membahas hal-hal penanganan segera.
Evaluasi diarahkan pada pertemuan bukti-bukti dari perkembangan
kreativitas belajar dan prestasi siswa setelah dilaksanakan serangkaian
tindakan. Penyajian ini dalam rangka pemahaman terhadap sekumpulan
informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan atau
melaksanakan tindakan selanjutnya. Dengan demikian analisa kualitatif dalam
penelitian tindakan kelas ini dilakukan setiap tindakan-tindakan dilaksanakan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah suatu usaha untuk mendapatkan atau
memperoleh bahan dan keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian. Data
penelitian mewakili tindakan yang berarti bahwa data itu memungkinkan untuk
merekonstruksi tindakan yang terkait bukan hanya mengingat kembali. Data
penelitian ini bersumber dari interaksi guru dengan siswa dalam proses
pembelajaran Memahami Dasar Dasar Mesin kelas X SMK At Taqwa
Muhammadiyah Miri Kabupaten Sragen berupa data tindakan belajar atau
perilaku belajar yang dihasilkan dari tindakan mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Pada penelitian ini teknik pengumpulan data dibedakan atas metode pokok
dan metode bantu.
1. Metode Pokok
a. Metode Tes
Tes dilakukan secara tertulis dan penyusunan tes dilakukan melalui
langkah-langkah sebagai berikut :
1) Penentuan materi pokok yang disesuaikan dengan kurikulum.
2) Menyusun kisi-kisi tes.
3) Membuat perangkat tes (soal-soal tes).
4) Melakukan analisis validitas isi.
5) Melakukan revisi soal-soal tes.
Teknik tes dilakukan untuk mendapatkan data nilai prestasi belajar
Dasar Dasar Teknik Mekanik Otomotif siswa sebelum dan sesudah
dilakukan tindakan.
b. Metode Observasi
Observasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran secara
langsung tentang kegiatan belajar siswa di kelas. Dengan observasi,
penelitian dapat mengetahui secara langsung tentang kegiatan belajar
siswa dalam mempersiapkan, memperhatikan dan menanggapi penjelasan
dari guru selama proses belajar mengajar berlangsung.
2. Metode Bantu
Metode bantu adalah metode penunjang yang digunakan guna
memperlancar metode pokok.
a. Metode Wawancara
Wawancara dilakukan oleh guru pengamat terhadap siswa tentang
proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
b. Metode Dokumentasi
Dokumentasi yang digunakan untuk memperoleh data sekolah dan
identitas siswa antara lain seperti nama siswa, nomor induk siswa yaitu
dengan melihat dokumentasi yang ada di sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
c. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan alat yang sangat penting dalam
penelitian kualitatif. Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa
yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan
data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif. Dalam hal ini
catatan digunakan untuk mencatat kejadian-kejadian penting yang muncul
pada saat proses pembelajaran Dasar Dasar Teknik Otomotif berlangsung.
F. Instrumen Penelitian
1. Definisi Operasional Variabel
a. Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
bermakna yang manfaat untuk memberikan solusi baru. Kreativitas yang
ada dalam penelitian ini adalah aktivitas serta keberanian siswa dalam
mengemukakan ide atau gagasannya untuk menyelesaikan soal mata
pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan
Ringan.
1) Ciri kepribadian yang meliputi : kelancaran dalam mengemukakan ide,
fleksibel dalam berpikir, sabar dalam memecahkan masalah, memiliki
semangat dalam bertanya dan meneliti, optimisme adalah memadukan
antusias dan rasa percaya diri, mampu mempertahankan pendapatnya,
mampu bekerjasama.
2) Kemampuan umum yaitu kemampuan untuk menyelesaikan soal-soal
atau permasalahan.
3) Konsekuensi dalam memberikan jawaban yaitu
kemampuanmemberikan ide-ide yang serupa untuk memecahkan
masalah berdasarkan patokan yang diberikan.
4) Kemahiran dalam menyelesaikan masalah yaitu kemampuan untuk
menghasilkan berbagai ide baru untuk memecahkan masalah.
b. Belajar mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif
Kendaraan Ringan adalah proses aktif mengkonstruksi dan merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
suatu proses mengasimilasikan dan menghubungkan suatu pengalaman
atau pengertian dengan menggunakan suatu metode ataupun rumus-rumus.
c. Pembelajaran Kooperatif merupakan suatu proses belajar yang menuntut
siswa untuk berperan aktif dalam mewujudkan ketuntasan materi pelajaran
dengan menitikberatkan pada kerja kelompok kecil kolaboratif. Siswa
menggali pengetahuan dan informasi secara mandiri bersama teman
kelompok.
2. Pengembangan Instrumen
a. Lembar Observasi
Berdasarkan cara pelaksanaannya dan tujuan, peneliti
menggunakan observasi berbentuk observasi partisipasi penuh. Observasi
partisipasi adalah suatu observasi yang pengamatnya ikut terlibat langsung
dan ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh subyek yang diamati.
Pengamat juga terlibat pada aktivitas dalam bentuk persiapan kegiatan
belajar mengajar, termasuk membuat rancangan pembelajaran yang sesuai.
Observasi partisipasi dibagi menjadi dua yaitu partisipasi sebagian
dan partisipasi penuh. Observasi partisipasi sebagian (partial
participation) adalah suatu proses kegiatan yang berantai dimana
pengamat hanya mengambil sebagian yang dianggap perlu untuk diadakan
pengamatan. Sedangkan observasi partisipasi penuh (full participation)
adalah pengamatan yang dilaksanakandimana pengamat selalu mengambil
bagian dengan melibatkan dirinya dalam semua proses tanpa membedakan
kegiatan yang penting ataupun yang kurang penting. Bentuk partisipasi
penuh digunakan untuk mengamati tingkah laku siswa secara langsung sat
kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Dalam melakukan observasi, peneliti menggunakan pedoman
observasi yang dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : a) observasi tindak
mengajar yang disesuaikan dengan rencana pembelajaran, b) observasi
tindak belajar yang berkaitan dengan inisiatif dan reaksi siswa dalam
pebelajaran mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Kendaraan Ringan, c) Keterangan tambahan yang berkaitan dengan
tindakan mengajar maupun tindak belajar yang belum terjaring. Instrumen
pengamataan pada aspek kreativitas siswa dapat dijumpai dalam Lampiran
4, sedangkan pedoman penilaian pengamatan tindak belajar yang berkaitan
dengan kreativitas ditampilkan dalam Tabel 2 dan Tabel 3.
Tabel 2. Pedoman Penilaian Aspek Kreativitas
No. Skala Penilaian Aspek
Kreativitas Indikator
1 Sangat Kurang (nilai 1)
- Tidak mengemukakan ide /
merumuskan ide baru/ mengembangkan
ide
- Bersikap pasif
2 Kurang (nilai 2)
- Kurang baik dalam mengemukakan /
merumuskan/ mengembangkan ide
- Bersikap kurang aktif
3 Cukup Baik (nilai 3)
- Cukup baik dalam mengemukakan/
merumuskan/ mengembangkan ide
- Bersikap cukup aktif
4 Baik (nilai 4)
- Baik dalam mengemukakan/
merumuskan/ mengembangkan ide
- Bersikap aktif
5 Sangat baik (nilai 5)
- Sangat baik dalam mengemukakan/
merumuskan/ mengembangkan ide
- Bersikap sangat aktif
Tabel 3. Penilaian Aspek Kreativitas Siswa
No. Penilaian Tingkat Kreativitas Skala Penilaian dalam
Pedoman Pengamatan
1 Tidak Melakukan Tindakan ( Tidak
Kreatif) Sangat Kurang (nilai 1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
2 Melakukan Tindakan (Kreatif)
Kurang (nilai 2)
Cukup Baik (nilai 3)
Baik (nilai 4)
Sangat Baik (nilai 5)
b. Tes
Tes ini digunakan sebagai instrumen penelitian untuk
mengumpulkan data sehingga dapat diketahui data mengenai prestasi
belajar siswa dan mengetahui sejauh mana kreativitas siswa dalam
menyelesaikan soal yang diberikan. Perangkat tes yang digunakan yaitu
tes pilihan ganda terstruktur dan essay terstruktur. Peningkatan prestasi
belajar siswa ditunjukkan dengan jumlah siswa yang dapat mencapai nilai
batas minimal 7,0 dalam tiap siklus tindakan penelitian. Instrumen
penelitian untuk mengukur tingkat prestasi belajar siswa dapat dijumpai
pada Lampiran 5, 6 dan 7.
3. Pengujian Validitas Isi Instrumen
Untuk menjamin kemantapan dan kebenaran data yang telah digali,
dikumpulkan, dicatat dalam kegiatan penelitian maka dipilih dan ditentukan
cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang diperoleh.
Dalam penelitian ini akan digunakan teknik hasil tes dan isi tes yang telah
dikembangkan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan pembelajaran
kombinasi model STAD dan Jigsaw sebagai alat pengukuran prestasi belajar
siswa dan teknik triangulasi.
Validitas isi dari suatu tes prestasi belajar dapat diketahui dengan jalan
membandingkan antara isi yang terkandung dalam hasil belajar dengan
indikator yang telah ditentukan untuk masing-masing mata pelajaran.
Pengujian validitas isi tidak melalui analisis statistika tetapi menggunakan
analisis rasional. Pengujian validitas isi dalam penelitian ini dilakukan dengan
melihat bahwa item-item dalam dalam tes telah sesuai dengan isi kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP 2006). Pemeriksaan indikator pada item-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
item soal tes dilakukan secara kolaborasi antara peneliti, guru dan kedua dosen
pembimbing,
Sedangkan teknik triangulasi dengan jalan memanfaatkan peneliti atau
pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan
data. Pemanfaatan pengamat lainnya dalam hal ini adalah guru dan mitra
peneliti. Mereka ini dapat mengurangi ketidakakuratan dalam pengumpulan
data.
G. Teknik Analisis Data
Pada penelitian tindakan kelas ini analisis data dilakukan secara deskriptif
kualitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan metode alur yaitu data dianalisis
sejak tindakan pembelajaran dilaksanakan dan dikembangkan selama proses
pembelajaran.
Tahap-tahap analisis data dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pengumpulan Data
Proses analisis data dimulai dengan pengumpulan data sesuai dengan
teknik data seperti yang dikemukakan di atas, maka pengumpulan data
dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan wawancara, observasi
(pengamatan) dan dokumentasi. Seluruh data yang terkumpul dari sumber
tersebut dibaca, dipelajari dan ditelaah. Analisis data dilakukan sejak
pengumpulan data awal sampai data akhir.
2. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan
tertulis di lapangan. Reduksi data dilakukan dengan cara melakuka abstraksi
yaitu membuat rangkuman inti, membuang data yang tidak perlu, mengatur
data dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga agar tetap berada di
dalamnya, sehingga penarikan kesimpulan akhir dari penelitian dapat
dilakukan dengan mudah. Kegiatan ini dilakukan setiap pasca tindakan
dilaksanakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
3. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan dalam rangka pemahaman terhadap
sekumpulan informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan. Melalui penyajian data akan memungkinkan peneliti untuk
mengintrepretasikan fenomena-fenomena catatan di lapangan.
4. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan sebagai kegiatan analisis terakhir dilakukan
secara bertahap untuk memperoleh derajat kepercayaan yang tinggi. Dengan
demikian langkah analisis data kualitatif dalam penelitian ini dilakukan
semenjak tindakan-tindakan dilaksanakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Latar Penelitian
1. Deskripsi Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK At Taqwa
Muhammadiyah Miri dengan alamat dukuh Pondok RT 03 Desa Sunggingan
Kecamatan Miri Kabupaten Sragen. SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri pada
awal berdiri merupakan sekolah negeri kelas jauh di Pondok Pesantren di bawah
naungan Yayasan Pondok Pesantren At Taqwa yang berdiri sejak tahun 2005
berdasarkan pada Surat Keputusan Bupati Sragen Nomor 420 / 573 / 24 / 2005.
SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri mengajukan permohonan peningkatan
status sekolah dan memperoleh ijin operasional pada tanggal 3 Juli 2008 dengan
dikeluarkannya Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Sragen Nomor 421.5/108/18/2008 dan saat ini berstatus sekolah swasta Pra
Sekolah Standart Nasional (SSN).
SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri berada satu lokasi dengan pondok
pesantren memberikan kelebihan dalam hal kedisiplinan dan keteraturan. SMK At
Taqwa Muhammadiyah Miri berlokasi di pedesaan dengan jarak dua kilometer
dari pusat kota. SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri memiliki luas lahan 8.929
m2 dengan luas bangunan yang berdiri di atasnya 2800 m2. Suasana lingkungan
sangat mendukung dalam pembelajaran yang dikarenakan jauh dari keramaian
kota dan kebersihan sekolah yang terjaga. Masyarakat sekitar sangat mendukung
pembelajaran yang dapat dilihat dari sikap yang sangat terbuka dan ramah kepada
semua pegawai dan staf sekolah serta kepada siswa-siswa SMK At Taqwa
Muhammadiyah Miri. SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri mempunyai 1
program keahlian yaitu Teknik Otomotif dan dalam waktu dekat membuka
program baru yaitu Teknik Komputer Jaringan dan mulai berjalan tahun ajaran
2010/2011.
Instansi pendidikan ini dibuka dengan tujuan awal dapat menerima
lulusan Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah yang kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
mampu dari sisi keuangan tetapi memiliki tekad kuat untuk belajar. SMK At
taqwa Muhammadiyah Miri mempunyai visi dan misi sebagai dasar pelaksanaan
setiap kegiatan sekolah. Visi sekolah tersebut adalah “Terwujudnya sumber daya
manusia yang berkualitas yaitu sumber daya manusia yang cerdas intelektual dan
cerdas emosional”. Misi SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri adalah 1).
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa, 2).
Menyiapkan lulusan menjadi tenaga yang terampil dan produktif, 3). Menyiapkan
lulusan yang berdaya saing kerja dan berwirausaha, 4). Menyiapkan lulusan yang
memiliki sikap profesional dan senantiasa berkembang demi tuntutan masa depan.
Sarana pendukung sekolah yang terdapat di SMK At Taqwa
Muhammadiyah Miri adalah 4 ruang kelas, 2 ruang praktek otomotif, 1 lab
komputer, 1 ruang kantor dan ruang guru, 1 ruang bimbingan konseling (BK),
kamar mandi, lahan parkir dan masjid dengan ukuran yang sangat memadai.
Sarana lainnya adalah tersedia generator pembangkit listrik cadangan dengan
kapasitas 6.700 watt disamping tenaga listrik PLN berkapasitas 5.500 watt.
Pembelajaran semakin terkondisi lebih baik dengan adanya pembangkit listrik
cadangan tersebut dimana sering kali terjadi pemadaman listrik di kawasan
tersebut. SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri didukung alat praktek otomotif
yang memadai dan kondisi yang baik. Kondisi fisik sarana pendukung secara
keseluruhan dalam keadaan baik dan layak digunakan dalam proses pembelajaran.
SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri didukung team pengajar yang
masih muda dengan intelektualitas tinggi. Tenaga guru dan karyawan di SMK At
Taqwa Muhammadiyah Miri berjumlah 23 orang dan dibantu 5 orang tenaga
yayasan. Ketenagaan SMK At Taqwa Muhammadiyah miri terdiri dari 20 orang
guru, yaitu 6 guru normatif, 10 guru adaptif dan 4 guru produktif kompetensi
teknik otomotif, serta terdiri 3 orang staf karyawan tata usaha dan penjaga
sekolah. Berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi dari tenaga SMK At Taqwa
Muhammadiyah Miri adalah 16 orang Sarjana Strata 1, 4 orang Ahli Madya
setingkat D3 dan 3 orang lulusan SMA atau setingkat.
SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri sebagai sekolah baru berkembang
memiliki jumlah siswa cukup banyak yaitu 87 siswa terbagi 3 kelas dalam 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
rombongan belajar. Siswa kelas X berjumlah 31, kelas XI berjumlah 36 siswa dan
kelas XII berjumlah 20 siswa. Sekolah ini menggunakan kurikulum KTSP
spektrum 2008 sebagai dasar pebelajaran sesuai dengan ketentuan pemerintah
yang berlaku saat ini. Sekolah ini telah meluluskan siswa sebanyak 38 siswa yaitu
14 siswa tahun pelajaran 2007/2008 dan 24 siswa tahun pelajaran 2008/2009.
Tingkat kelulusan mencapai 100% pada tiap tahun pelajaran merupakan prestasi
yang membanggakan.
SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri memiliki banyak prestasi yang
telah dicapai dan membanggakan. SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri
merupakan sekolah di bawah naungan yayasan pondok pesantren terbaik di
Kabupaten Sragen berdasarkan hasil penilaian terhadap sarana dan prasarana yang
dilakukan oleh pengawas sekolah tingkat SMK Dinas Pendidikan Kabupaten
Sragen. Prestasi lain yang tidak kalah membanggakan adalah peringkat ke-10
Lomba Kompetensi Siswa (LKS) tahun 2009 tingkat Kabupaten Sragen pada
program keahlian teknik otomotif dari 27 peserta SMK Negeri maupun Swasta.
Peringkat ke-4 dalam Yamaha Skill Contest tahun 2009 tingkat Kabupaten
Sragen. Program beasiswa bagi siswa berprestasi untuk mengikuti diklat yang
diberikan oleh Ganesha Tecknopark Sragen. SMK At Taqwa Muhammadiyah
Miri merupakan sekolah pertama dan satu-satunya yang mampu menjalin
perjanjian kerjasama dengan Bengkel AHASS Mega Berlian Motor Gemolong
Sragen.
SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri mempunyai keunggulan dalam hal
kedisiplinan dan ketertiban siswa yang lebih terjaga. Keadaan ini dapat terlihat
dengan banyaknya orang tua yang lebih memilih anaknya bersekolah di SMK At
Taqwa Muhammadiyah Miri. Biaya sekolah yang relatif ringan memberikan
kemudahan bagi siswa kurang mampu untuk tetap melanjutkan sekolah
merupakan daya tarik tersendiri bagi siswa khususnya orangtua atau wali murid
dengan keterbatasan ekonomi. Sistem pelayanan sekolah yang mengutamakan
keterbukaan dan kekeluargaan memberikan dampak positif berupa sikap kerja
yang maksimal dan profesional dari setiap guru, karyawan dan komponen sekolah
yang lain. Kerjasama dengan pihak ketiga antara lain komite sekolah dan pihak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
lain yang pernah terlibat langsung dengan sekolah sangat membantu khususnya
dalam hal pemasukan informasi dan pengadaan sarana-prasarana pendukung. Hal-
hal tersebut merupakan aspek positif yang menjadikan SMK At Taqwa
Muhammadiyah Miri tetap eksis dalam memberikan pelayanan pendidikan secara
maksimal.
SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri dituntut untuk mengaktualisasikan
diri demi kemajuan dan perkembangan sekolah di wilayah Kecamatan Miri dan
sekitarnya. Hal ini dikarenakan persaingan antar sekolah menengah kejuruan di
daerah tersebut sangat ketat. Persaingan berat ini dapat dilihat dari data jumlah
dan jarak antara sekolah menengah kejuruan dengan program keahlian yang sama
maupun berbeda, yaitu dalam radius 1 kilometer bersaing dengan salah satu SMK
negeri yang baru berkembang, radius 4 kilometer bersaing dengan 6 SMK swasta
yang telah mapan dan 1 SMK swasta yang baru berkembang. Kondisi ini
dimanfaatkan sekolah dengan mengembangkan pembelajaran yang berbasis pada
kebersamaan dan kekeluargaan. Guru diharapkan dapat menempatkan diri sebagai
teman bagi siswa bukan senior yang banyak memberikan perintah. Pembelajaran
diluar kelas dengan metode percakapan dan diskusi ringan tanpa mengurangi
kewibawaan guru terus dikembangkan. Peningkatan jumlah dan kualitas sarana
praktek ditujukan sebagai salah satu cara mendapatkan kepercayaan publik untuk
memilih bersekolah di SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri. Perbandingan
jumlah sarana praktek dengan jumlah pemakai saat praktek yang di angka 1:8
diharapkan dapat meningkat menjadi 1:4 pada tahun pelajaran 2011/2012.
2. Deskripsi Pembelajaran
a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan. KTSP terdiri atas tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan,
dan silabus. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata
pelajaran tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator, materi pokok atau pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran
standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang
disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Kurikulum
antara sekolah yang berada di perkotaan berbeda dengan sekolah di pedesaan.
Perbedaan ini dikarenakan kurikulum tingkat satuan pendidikan berorientasi pada
kebutuhan dan kemampuan sekolah. Kurikulum SMK menitikberatkan pada
peningkatan keterampilan dan kemampuan siswa sesuai dengan tujuan
pembelajaran SMK.
Karateristik SMK adalah sebagai berikut :
1) Mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang
tertentu
2) Didasarkan kebutuhan dunia kerja “Demand-Market-Driven”
3) Penguasaan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja
4) Kesuksesan siswa pada “Hands-On” atau performa di dunia kerja
5) Hubungan erat dengan Dunia Kerja merupakan Kunci Sukses Pendidikan
Kejuruan
6) Responsif dan antisipatif terhadap kemajuan Teknologi
7) Learning By Doing dan Hands On Experience
8) Membutuhkan fasilitas Mutakhir untuk praktik
9) Memerlukan biaya investasi dan operasional yang lebih besar dari
pendidikan umum
b. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan
menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada
standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
yang dibuat oleh BSNP. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip
berikut.
1) Berpusat pada Potensi, Perkembangan, Kebutuhan, dan Kepentingan Peserta
Didik dan Lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki
posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan
tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan
lingkungan.
2) Beragam dan Terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa
membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial
ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib
kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta
disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat
antarsubstansi.
3) Tanggap terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat
dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan
memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni.
4) Relevan dengan Kebutuhan Kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,
dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik,
dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
5) Menyeluruh dan Berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
6) Belajar Sepanjang Hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal
dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang
selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7) Seimbang antara Kepentingan Nasional dan Kepentingan Daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling
mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
c. Acuan Operasional Penyusunan KTSP SMK
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disusun dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
1. Peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia
2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kemampuan peserta didik
3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
5. Tuntutan dunia kerja
6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
7. Agama
8. Dinamika perkembangan global
9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
11. Kesetaraan jender
12. Karakteristik satuan pendidikan
d. Struktur Kurikulum SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri
Struktur kurikulum pendidikan kejuruan dalam hal ini SMK At Taqwa
Muhammadiyah Miri diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Kurikulum SMK
berisi mata pelajaran wajib, mata pelajaran Kejuruan, Muatan Lokal, dan
Pengembangan Diri. Mata pelajaran wajib terdiri atas Pendidikan Agama,
Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa, Matematika, IPA, IPS, Seni dan Budaya,
Pendidikan Jasmani dan Olahraga, dan Keterampilan/Kejuruan. Mata pelajaran ini
bertujuan untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya dalam spektrum
manusia kerja.
Mata pelajaran Kejuruan terdiri atas beberapa mata pelajaran yang
bertujuan untuk menunjang pembentukan kompetensi kejuruan dan
pengembangan kemampuan menyesuaikan diri dalam bidang keahliannya.
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas, potensi daerah, dan prospek pengembangan
daerah termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan
ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan
pendidikan sesuai dengan program keahlian yang diselenggarakan.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh
oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,
bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan
pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau
tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling
yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan
pembentukan karier peserta didik. Pengembangan diri bagi peserta didik SMK At
Taqwa Muhammadiyah Miri terutama ditujukan untuk pengembangan kreativitas
dan bimbingan karier.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Struktur kurikulum SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri meliputi
substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga
tahun atau dapat diperpanjang hingga empat tahun mulai kelas X sampai dengan
kelas XII atau kelas XIII. Struktur kurikulum SMK At Taqwa Muhammadiyah
Miri disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi
mata pelajaran. Struktur kurikulum SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri
disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Struktur Kurikulum SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri
Komponen Durasi Waktu
(Jam)
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 192
2. Pendidikan Kewarganegaraan 192
3. Bahasa Indonesia 192
4. Bahasa Inggris 440 a)
5. Matematika 516 a)
6. Ilmu Pengetahuan Alam
6. 1 IPA
6. 2 Fisika
6. 3 Kimia
192 a)
276 a)
192 a)
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 128 a)
8. Seni Budaya 128 a)
9. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 192
10. Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi 202
11. Kewirausahaan 192
12. Kejuruan
Dasar Kompetensi Kejuruan b) 140
Kompetensi Kejuruan b) 1044 c)
B. Muatan Lokal 192
C. Pengembangan Diri d) (192)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Keterangan notasi a) Durasi waktu adalah jumlah jam minimal yang digunakan oleh setiap
program keahlian. Program keahlian yang memerlukan waktu lebih jam
tambahannya diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang sama, di luar
jumlah jam yang dicantumkan. b) Terdiri atas berbagai mata pelajaran yang ditentukan sesuai dengan
kebutuhan setiap program keahlian. c) Jumlah jam Kompetensi Kejuruan pada dasarnya sesuai dengan kebutuhan
standard kompetensi kerja yang berlaku di dunia kerja tetapi tidak boleh
kurang dari 1044 jam. d) Ekuivalen 2 jam pembelajaran.
Implikasi dari struktur kurikulum di atas dijelaskan sebagai berikut :
1) Di dalam penyusunan kurikulum SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri
mata pelajaran dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok normatif,
adaptif, dan produktif. Kelompok normatif adalah mata pelajaran yang
dialokasikan secara tetap yang meliputi Pendidikan Agama, Pendidikan
Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan, dan Seni Budaya. Kelompok adaptif terdiri atas mata pelajaran
Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Keterampilan Komputer dan
Pengelolaan Informasi, dan Kewirausahaan. Kelompok produktif terdiri
atas sejumlah mata pelajaran yang dikelompokkan dalam Dasar
Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan. Kelompok adaptif dan
produktif adalah mata pelajaran yang alokasi waktunya disesuaikan
dengan kebutuhan program keahlian, dan dapat diselenggarakan dalam
blok waktu atau alternatif lain.
2) Materi pembelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi
Kejuruan disesuaikan dengan kebutuhan program keahlian untuk
memenuhi standar kompetensi kerja di dunia kerja.
3) Evaluasi pembelajaran dilakukan setiap akhir penyelesaian satu standar
kompetensi atau beberapa penyelesaian kompetensi dasar dari setiap mata
pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
4) Pendidikan SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri diselenggarakan dalam
bentuk pendidikan sistem ganda.
5) Alokasi waktu satu jam pelajaran tatap muka adalah 40 menit.
6) Beban belajar SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri meliputi kegiatan
pembelajaran tatap muka, praktik di sekolah dan kegiatan kerja praktik di
dunia usaha/industri.
7) Minggu efektif penyelenggaraan pendidikan SMK At Taqwa
Muhammadiyah Miri adalah 38 minggu dalam satu tahun pelajaran. Lama
penyelenggaraan pendidikan SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri tiga
tahun.
Penghitungan jam terstruktur untuk kompetensi produktif dilakukan
melalui langkah-langkah berikut :
1) Penentuan alokasi waktu mata pelajaran didasarkan hasil analisis
kebutuhan waktu pada silabus yang terdiri atas jam tatap muka (TM) /
teori, praktik di sekolah (PS) dan praktik industri (PI).
2) Mengkonversi estimasi jam dengan perbandingan TM : PS : PI adalah
1:2:4.
3) Menghitung jumlah total jam terstruktur
Contoh dalam satu Kompetensi Dasar membutuhkan jam belajar sebagai
berikut :
a) tatap muka (TM) = 6 jam
b) praktik di sekolah (PS) = 8 jam
c) praktik di industri (PS) = 20 jam
Maka :
a) Jumlah jam terstruktur : jam154
20
2
8
1
6 =++
b) Jumlah jam belajar di sekolah : 6 + 8 = 14 jam
c) Jumlah jam di industri (dalam bentuk prakerin) adalah 20 jam
d) Total jam belajar di sekolah dan industri (jam terjadwal) adalah :
6 + 8 + 20 = 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Beban belajar adalah rumusan satuan waktu yang dibutuhkan peserta
didik dalam mengikuti kompetensi pembelajaran melalui sistem tatap muka (teori,
praktik di sekolah dan praktik di industri), penugasan terstruktur dan kegiatan
mandiri tidak terstruktur untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Penugasan
terstruktur merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi
pembelajaran oleh peserta didik, didesain oleh pendidik untuk menunjang
pencapaian kompetensi pada kegiatan tatap muka, termasuk kegiatan perbaikan,
pengayaan dan percepatan. Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan
pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik
yang didesain oleh pendidik untuk menunjang pencapaian kompetensi yang waktu
penyelesaiannya diatur oleh peserta didik.
1) Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur untuk SMK 0% - 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata
pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.
2) Dua jam pembelajaran kegiatan praktik di sekolah atau empat jam
pembelajaran kegiatan praktik di luar sekolah, setara dengan satu jam
pembelajaran tatap muka yang tercantum pada struktur kurikulum.
Muatan lokal merupakan mata pelajaran yang kompetensinya tidak dapat
diwadahi pada mata pelajaran yang telah ada, karena itu setiap satuan pendidikan
harus mengembangkan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan
indikator. Satuan pendidikan dan komite sekolah mempunyai tugas dan
wewenang penuh mengembangkan mata pelajaran muatan lokal. Pengembangan
muatan lokal meliputi latar belakang, tujuan, ruang lingkup, SK, KD dan arah
pengembangan mata pelajaran dilaksanakan melalui kegiatan :
1) Menganalisis informasi tentang potensi daerah.
2) Mengembangkan SK dan KD muatan lokal. Pengembangan SK dan KD
muatan lokal sama seperti pada SKK Kompetensi Keahlian, diawali
dengan mengidentifikasi bidang, lingkup dan tugas-tugas pekerjaan.
3) Menetapkan nama mata pelajaran muatan lokal dan menentukan prioritas
bahan kajian muatan lokal yang akan dilaksanakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
4) Mengembangkan silabus mata pelajaran muatan lokal.
Ruang Lingkup muatan lokal terdiri atas :
1) Lingkup keadaan dan kebutuhan daerah
2) Lingkup Isi atau Jenis Muatan Lokal, dapat berupa bahasa daerah, bahasa
Inggris, kesenian daerah, keterampilan dan kerajinan daerah, adat istiadat,
dan pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar, serta
hal-hal yang dianggap perlu oleh daerah dan selaras dengan kompetensi
keahliannya. Secara skematis langkah-langkah pengembangannya
digambarkan dalam diagram alur berikut :
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan
diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik dan kondisi
sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh
konselor, guru, atau tenaga kependidikan lainnya yang dapat dilakukan dalam
bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan
antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah
diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran dan penilaian
kegiatan dilakukan secara kualitatif. Pengembangan diri pada SMK terutama
ditujukan untuk pengembangan kreativitas dan bimbingan karir.
Mengidentifikasi potensi dan kebijakan daerah
Menganalisis pilihan muatan lokal yang mungkin dikembangkan sesuai dengan
kompetensi keahlian
Mengembangkan SK-KD dan indikator mata pelajaran muatan lokal
Menyusun silabus mata pelajaran muatan lokal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
1) Pengembangan Kreativitas
Pengembangan kreativitas dapat dilakukan melalui kegiatan
ekstrakurikuler antara lain pramuka, paskibra, PMR, karya ilmiah siswa,
pameran hasil karya siswa, lomba karya ilmiah siswa (LKS), dan pentas
seni.
2) Pengembangan karir.
Pengembangan karir dapat dilakukan antara lain melalui pemberian
informasi lapangan kerja, bimbingan tata cara mancari pekerjaan,
bimbingan profesi, pengenalan serta pengembangan kepribadian.
Standar Kompetensi Program Produktif ditetapkan mengacu pada
Standar Kompetensi Kerja (SKK) yang berlaku di dunia kerja. Direktorat
Pembinaan SMK telah menyiapkan Standar Kompetensi dimaksud dalam bentuk
SK dan KD. Mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan (DKK) dan Kompetensi
Kejuruan (KK) yang dimuat dalam Spektrum Keahlian disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif
SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri
Dasar Kompetensi Kejuruan
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Memahami dasar-dasar mesin 1.1 Menjelaskan dasar ilmu statika dan tegangan
1.2 Menerangkan komponen/elemen mesin
1.3 Menerangkan material dan kemampuan
proses.
2. Memahami proses-proses dasar
pembentukan logam
2.1 Menjelaskan proses pengecoran
2.2 Menjelaskan proses pembentukan
2.3 Menjelaskan proses pemesinan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
3. Menjelaskan proses-proses
mesin konversi energi
3.1 Menjelaskan konsep motor bakar
3.2 Menjelaskan konsep motor listrik
3.3 Menjelaskan konsep generator listrik
3.4 Menjelaskan konsep pompa fluida
3.5 Menjelaskan konsep kompresor
3.6 Menjelaskan konsep refrigerasi
4. Menginterpretasikan gambar
teknik
4.1 Menjelaskan standar menggambar teknik
4.2 Menggambar perspektif, proyeksi, pandangan
dan potongan
4.3 Menjelaskan simbol-simbol kelistrikan
4.4 Membaca wiring diagram
4.5 Menginterpretasikan gambar teknik dan
rangkaian.
5. Menggunakan peralatan dan
perlengkapan di tempat kerja
5.1 Merawat peralatan dan perlengkapan
perbaikan di tempat kerja.
5.2 Menggunakan peralatan dan perlengkapan
perbaikan
5.3 Menggunakan fastener.
6. Menggunakan alat-alat ukur
(measuring tools)
6.1 Mengidentifikasi alat-alat ukur
6.2 Menggunakan alat-alat ukur mekanik
6.3 Menggunakan alat-alat ukur pneumatik
6.4 Menggunakan alat-alat ukur
elektrik/elektronik
6.5 Merawat alat-alat ukur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
7. Menerapkan prosedur
keselamatan, kesehatan kerja
dan lingkungan tempat kerja
7.1 Mendeskripsikan keselamatan dan kesehatan
kerja (K3)
7.2 Melaksanakan prosedur K3
7.3 Mengidentifikasi aspek-aspek keamanan
kerja
7.4 Mengontrol kontaminasi
7.5 Mendemonstrasikan pemadaman kebakaran
7.6 Melakukan pengangkatan benda kerja secara
manual.
7.7 Menerapkan pekerjaan sesuai dengan SOP.
8. Menjelaskan konsep dasar-dasar
listrik dan elektronika
Memahami konsep dasar: elektron,
konduktor, arus, tegangan, tahanan.
Memahami konsepdasar rangkaian: seri
paralel, gabungan dan pengukurannya.
Memehami Resistor, transistor, kondensor
dioda rectifier, relay, Light Dependent
Resistor
Memahami kemagnetan dan induksi
Memahami konsep motor listrik
Memahami Generator listrik
9. Memahami konsep dasar chasis
dan pemindah tenaga
Memahami pemindahan tenaga (power train)
Memahami sistem: rangka, kemudi, rem,
suspensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Kompetensi Kejuruan
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Memperbaiki sistem hidrolik
dan kompresor udara
1.1 Mengidentifikasi sistem hidraulik
1.2 Memasang sistem hidraulik
1.3 Menguji sistem hidraulik
1.4 Memeliharan sistem hidraulik
1.5 Memelihara kompresor udara dan
komponen-komponennya
1.6 Memperbaiki kompresor udara dan
komponen-komponennya.
2. Melaksanakan prosedur
pengelasan, pematrian,
pemotongan dengan panas dan
pemanasan
2.1 Melaksanakan prosedur pengelasan
2.2 Melaksanakan prosedur pematrian
2.3 Melaksanakan prosedur pemotongan dengan
panas
2.4 Melaksanakan prosedur pemanasan.
3. Mlakukan overhaul sistem
pendingin dan komponen–
komponennya
3.1 Memelihara/servis sistem pendingin dan
komponennya
3.2 Memperbaiki sistem pendingin dan
komponennya
3.3 Melakukan overhaul sistem pendingin dan
komponennya.
4. Memelihara/servis sistem bahan
bakar bensin
4.1 Memelihara komponen sistem bahan bakar
bensin
4.2 Memperbaiki komponen sistem bahan bakar
bensin.
5. Memperbaiki sistem injeksi
bahan bakar diesel
5.1 Memelihara/servis sistem dan komponen
injeksi bahan bakar diesel
5.2 Memperbaiki komponen injeksi bahan
bakar diesel
5.3 Mengkalibrasi Pompa Injeksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
6. Memeliharaan/servis engine dan
komponen-komponen-nya
6.1 Mengidentifikasi komponen-komponen
Utama engine
6.2 Mengidentifikasi komponen-komponen
engine
6.3 Memelihara/servis engine dan komponen-
komponennya (engine tune up)
6.4 Melaksanaan pemeliharaan/servis
komponen
6.5 Menggunakan pelumas/cairan pembersih.
7. Memperbaiki unit kopling dan
komponen-komponen sistem
pengoperasian
7.1 Memelihara/servis unit kopling dan
komponen-komponen sistem pengoperasian
7.2 Memperbaiki sistem kopling dan
komponennya
7.3 Mengoverhaul sistem kopling dan
komponennya.
8. Memelihara transmisi 8.1 Mengidentifikasi transmisi manual dan
komponen-komponennya
8.2 Mengidentifikasi transmisi otomatis dan
komponen-komponennya
8.3 Memelihara transmisi manual dan
komponen-komponennya
8.4 Memelihara transmisi otomatis dan
komponen-komponennya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
9. Memelihara unit final
drive/gardan
9.1 Mengidentifikasi unit final drive; penggerak
roda depan, belakang dan Four Wheel drive
9.2 Memelihara unit final drive penggerak roda
depan
9.3 Memelihara unit final drive penggerak roda
belakang
9.4 Memelihara unit final drive penggerak
empat roda.
10. Memperbaiki poros penggerak
roda
10.1 Memelihara/servis poros penggerak
roda/drive shaft dan komponen-
komponennya
10.2 Memperbaiki poros penggerak roda/drive
shaft dan komponen-komponennya.
11. Memperbaiki roda dan ban 11.1 Mengidentifikasi konstrusksi roda dan ban
serta sistem pemasangan
11.2 Memeriksa roda
11.3 Memasang ulang roda
11.4 Memeriksa ban
11.5 Memasang ulang ban
11.6 Membalans roda dan ban.
12. Memperbaiki sistem rem 12.1 Memelihara sistem rem dan komponennya
12.2 Memperbaiki sistem rem dan
komponennya
12.3 Melakukan overhaul sistem rem.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
13. Memperbaiki sistem kemudi 13.1 Mengidentifikasi berbagai jenis sistem
kemudi
13.2 Memeriksa kondisi sistem/komponen
kemudi
13.3 Memperbaiki berbagai jenis sistem
kemudi.
14. Memperbaiki sistem suspensi 14.1 Memeriksa sistem suspensi dan
komponen-komponenya
14.2 Merawat sistem suspensi dan komponen-
komponennya
14.3 Memperbaiki sistem suspensi dan
komponen-komponennya.
15. Memelihara baterai 15.1 Menguji baterai
15.2 Memperbaiki baterai
15.3 Merawat baterai
15.4 Menjumper baterai.
16. Memperbaiki kerusakan ringan
pada rangkaian/ sistem
kelistrikan, pengaman dan
kelengkapan tambahan
16.1 Mengidentifikasi kesalahan
sistem/komponen kelistrikan dan
pengaman
16.2 Memasang sistem pengaman kelistrikan
16.3 Memperbaiki sistem pengaman kelistrikan
dan komponennya
16.4 Memasang sistem penerangan dan wiring
kelistrikan
16.5 Menguji sistem kelistrikan dan penerangan
16.6 Memperbaiki wiring kelistrikan dan
penerangan
16.7 Memasang perlengkapan kelistrikan
tambahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
17. Memperbaiki sistem
pengapian
17.1 Mengidentifikasi sistem pengapian dan
komponennya
17.2 Memperbaiki sistem pengapian dan
komponennya.
18. Memperbaiki sistim starter
dan pengisian
18.1 Mengidentifikasi sistem starter
18.2 Mengidentifikasi sistem pengisian
18.3 Memperbaiki sistem starter dan
komponen-komponennya
18.4 Memperbaiki sistem pengisian dan
komponen-komponennya.
19. Memelihara/servis sistem AC
(Air Conditioner)
19.1 Mengidentifikasi sistem AC dan
komponennya
19.2 Melakukan servis sistem AC dan
komponennya.
KKM program produktif mengacu kepada standar minimal penguasaan
kompetensi yang berlaku di dunia kerja yang bersangkutan. Kriteria ideal
ketuntasan untuk masing-masing indikator pada KD program produktif pada
dasarnya adalah lulus/tidak lulus atau kompeten/tidak kompeten. Peserta didik
yang mencapai kompetensi minimal diberi skor 70 atau 7,0. Penentuan nilai
ketuntasan belajar program produktif dapat dilakukan melalui langkah-langkah
sebagai berikut :
1) Menentukan proporsi pembobotan untuk pengetahuan, keterampilan dan
sikap sesuai dengan indikator/ kompetensi dasar/standar kompetensi
mengarah pada kebutuhan ranah taksonomi.
2) Menentukan batas kompeten untuk pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Batas kompeten adalah cerminan penguasaan indikator yang
dipersyaratkan pada setiap SK/KD/indikator yang merupakan kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
minimal. Peserta didik dinyatakan kompeten jika memenuhi persyaratan
minimal berikut :
a) Pengetahuan sesuai dengan kisi-kisi soal teori.
b) Keterampilan dan sikap sesuai dengan indikator yang dijabarkan
menjadi aspek penilaian pada lembar observasi
3) Menghitung perolehan nilai untuk setiap ranah dan menggabungkannya
sesuai dengan bobot yang telah ditentukan.
Peserta didik yang telah mencapai standar minimal sesuai dengan
indikator dinyatakan kompeten dan memperoleh nilai konversi 7,0. Gradasi nilai
hanya diberikan kepada peserta didik yang telah dinyatakan kompeten, yang
berarti nilai 7,0 telah dimiliki peserta didik. Jika peserta didik memiliki
performansi/unjuk kerja melebihi standar minimal yang ditetapkan dalam aspek
penilaian seperti lebih cepat, lebih presisi, lebih indah, lebih kreatif, lebih bersih,
dan lebih teliti, maka peserta didik dapat memperoleh nilai lebih dari 7,0.
B. Proses Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
1. Dialog Awal
a. Dialog Awal Pertama dengan Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah
Bidang Kurikulum dan Guru Pengampu Mata Pelajaran
Dialog awal dilaksanakan pada hari kamis tanggal 25 Februari 2010 di
ruang kepala sekolah dengan menyampaikan maksud dan tujuan dilaksanakan
penelitian tindakan kelas dengan bantuan pihak sekolah. Hasil dialog dengan
kepala sekolah bahwa pihak sekolah secara terbuka menerima ijin penelitian dan
memberikan wewenang sepenuhnya kepada guru pengampu mata pelajaran dan
peneliti menyelasaikan tugas tanpa harus mengurangi hal-hal penting yang dapat
merugikan siswa. Kepala sekolah merekomendasikan peneliti untuk bertemu dan
berdiskusi dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan guru pengampu
mata pelajaran yaitu pelajaran dasar-dasar kompetensi kejuruan untuk
membicarakan prosedur pelaksanaan penelitian.
Hasil dialog dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum didampingi
guru pengampu mata pelajaran memutuskan jadwal pelaksanaan penelitian yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
diijinkan sesuai dengan kalender pendidikan sekolah dan kompetensi keahlian
yang dikehendaki peneliti adalah hari Jum’at selama bulan Maret dan April 2010.
Penelitian dilaksanakan dalam 7 kali pertemuan dibagi dalam 3 siklus atau putaran
tindakan dengan durasi 5 x 40 menit tiap pertemuan. Standart kompetensi atau
pokok bahasan dalam penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara urut yaitu
1). Menjelaskan proses-proses mesin konversi, 2). Memahami konsep dasar chasis
dan pemindah tenaga, 3). Menjelaskan konsep dasar-dasar listrik dan elektronika.
Berdasarkan pemilihan waktu dan kompetensi keahlian ditetapkan peneliti
bekerjasama dengan guru pengampu mata pelajaran dasar-dasar kompetensi
kejuruan yang bernama bapak Aris Sussanto, S.Pd. Penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan di kelas X Teknik Otomotif Kendaraan Ringan dengan jumlah siswa
31 anak.
Dialog awal dengan guru pengampu mata pelajaran dilaksanakan pada
hari yang sama membahas langkah-langkah kegiatan dengan tujuan dapat
terlaksananya penelitian dengan lancar dan baik. Peneliti menjelaskan tahapan dan
langkah yang akan diambil dalam penelitian tindakan kelas ini. Peneliti bertindak
sebagai subyek yang menjalankan tindakan dengan tugas menggantikan dan
menjalankan tugas guru pengampu mata pelajaran di kelas. Guru bertindak
sebagai mitra peneliti membantu mengamati situasi dan kondisi pembelajaran
dikelas untuk mendapatkan data penelitian. Siswa kelas X Teknik Otomotif
Kendaraan Ringan SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri merupakan subyek yang
menerima tindakan.
Peneliti bersama guru pengampu mata pelajaran merencanakan kegiatan
awal yaitu pra tindakan, tindakan pada putaran I, tindakan putaran II, dan tindakan
putaran III. Pra tindakan dilaksanakan hari sabtu tanggal 27 Februari 2010 pukul
07.00 sampai 09.40 WIB di kelas X Teknik Otomotif Kendaraan Ringan SMK At
Taqwa Muhammadiyah Miri untuk mendapatkan data awal tentang keadaan
peserta didik, gaya mengajar guru, metode pembelajaran yang digunakan guru dan
keadaan pendukung pembelajaran lain. Hasil pengamatan berupa data penelitian
ini dijadikan acuan dalam tindakan-tindakan selanjutnya hingga hasil yang dicapai
sesuai dengan tujuan dan harapan awal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
b. Dialog awal kedua dengan guru pengampu mata pelajaran kelas X
Dialog awal kedua dengan guru pengampu mata pelajaran dasar-dasar
kompetensi kejuruan teknik otomotif dilaksanakan hari sabtu tangggal 27 Februari
2010 pukul 10.00 WIB setelah proses pembelajaran pra tindakan selesai
dilaksanakan. Hasil pengamatan pra tindakan diperoleh data tentang kondisi
siswa, metode pembelajaran, dan gaya mengajar guru. Berdasarkan pengalaman
guru dalam mengajar dan mengamati langsung di kelas, maka guru menyimpulkan
permasalahan tersebut adalah siswa kurang perhatian dalam pelajaran yang dapat
dilihat dari hasil ulangan siswa terdapat nilai di bawah standart yang diberikan
atau ditetapkan guru pengampu mata pelajaran (7,00) dan hal ini disebabkan
kurangnya pemahaman peserta didik terhadap pelajaran.
Permasalahan di atas diidentifikasi ada beberapa faktor penyebabnya.
Faktor penyebab tersebut dapat dilihat seperti dalam tabel 6 berikut ini :
Tabel 6. Faktor-Faktor Penyebab Permasalahan
No. Factor Penyebab
1.
2.
3.
4.
5.
Peserta didik
Guru
Proses
pembelajaran
Materi ajar
Lain-2
- Pasif dalam menerima informasi maupun dalam proses
pembelajaran
- Sulit mengemukakan ide atau gagasan, kurang inisiatif
- Anggapan pelajaran yang membosankan
- Kurang membantu siswa dalam mencapai tujuan
- Kurang memotivasi siswa
- Tidak bisa mengelola kelas
- Kurang mendorong siswa untuk menyampaikan atau
mengeluarkan pendapat
- Masih berpusat pada guru
- Cenderung satu arah
- Penyampaian materi ajar kurang variatif
- Kompleks
- Sarana dan prasarana kurang
- Kebiasaan siswa malas belajar sangat kuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Faktor penyebab permasalahan utama dalam pembelajaran adalah proses
pembelajaran yang masih berpusat pada guru dengan alur satu arah dan variasi
yang sangat sedikit. Proses pembelajaran yang monoton inilah yang menjadi
pangkal permasalahan sehingga membuat siswa jenuh dan bosan. Berdasarkan
masalah yang dihadapi dalam penelitian ini ditawarkan penggunaan metode
pembelajaran yang berbeda yaitu kombinasi model belajar Student Team
Achievement Division (STAD) dan Jigsaw. Model belajar ini menuntut siswa
lebih aktif sehingga pembelajaran berpusat pada siswa, sedangkan guru hanya
sebagai fasilitator bagi siswa.
2. Deskripsi Pembelajaran Siklus I
a. Perencanaan Tindakan Pembelajaran
Perencanaan tindakan kelas pada siklus I dilaksanakan berdasarkan hasil
dialog awal dengan guru pengampu mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan dan
hasil pengamatan pada pra tindakan. Perencanaan tindakan dilaksanakan pada
tanggal 1 Maret 2010. Tahap ini membahas pelaksanaan tindakan yang
direncanakan pada hari jumat tanggal 5 dan 12 Maret 2010 pertemuan ke-11 dan
ke-12 dengan menyiapkan Rencana Pelaksaanaan Pembelajaran (RPP) dan alat
bantu pembelajaran. Proses pembelajaran menggunakan model belajar tanya
jawab aktif sehingga terjadi interaksi lebih antara guru dan siswa, atau siswa
dengan siswa.
Proses pembelajaran yang mengutamakan terwujudnya interaksi aktif
bertujuan untuk meningkatkan antusias siswa dalam belajar sehingga dapat
meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa. Guru sebagai fasilitator
dalam pelaksanaan dengan memberikan pertanyaan dan penguatan kepada siswa
agar lebih percaya diri dan berani berekspresi. Pembelajaran direncanakan guru
menyampaikan materi dalam mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan standar
kompetensi menjelaskan proses-proses mesin konversi. Materi pembelajaran
tersebut disajikan dalam Tabel 7.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Tabel 7. Materi Pembelajaran Siklus I
Standar
Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Menjelaskan
proses-proses
mesin
konversi
- Memahami motor
pembakaran luar dan
pembakaran dalam.
- Memahami proses kerja
motor 4 tak dan 2 tak.
- Menjelaskan konsep
kompresor
- pengertian motor
- prinsip kerja motor
- perbedaan motor
pembakaran luar dan
dalam
- pegertian, konstruksi dan
prinsip kerja motor 4 tak
dan 2 tak
- Memahami konstruksi,
prinsip kerja, macam-
macam dan manfaat
kompresor
12 Jam
@ 40
menit
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan penelitian kelas dilaksanakan pada hari jumat tanggal 5 dan 12
Maret 2010 dalam 12 jam pelajaran tatap muka mulai pukul 07.00 sampai dengan
09.40 WIB. Proses pembelajaran dalam tindakan siklus I dibagi dalam 3 kegiatan
utama sebagai berikut :
1) Kegiatan Pendahuluan, yaitu guru membuka pelajaran, dan memberikan
apersepsi tentang materi pelajaran motor dengan memberikan pertanyaan.
Guru menyampaikan model pembelajaran dan penilaian yang digunakan
kepada siswa untuk disetujui dan dilaksanakan dalam pembelajaran.
2) Kegiatan Inti, yaitu guru menjelaskan materi pelajaran secara sistematis
dengan memperbanyak intensitas pertanyaan sebagai jembatan terjadinya
interaksi aktif guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Guru
mengkondisikan agar setiap pertanyaan dapat terjawab dengan baik oleh
siswa dengan memberikan petunjuk berupa pertanyaan lain untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
merangsang kreativitas berfikir siswa. Guru memberikan evaluasi berupa
tes di akhir pelajaran. Kegiatan siswa dalam pembelajaran adalah
menjawab semua pertanyaan yang diajukan guru dan mengikuti tes yang
diberikan guru.
3) Kegiatan Penutup, guru bersama siswa membuat rangkuman materi
pelajaran dan mempersiapkan pertemuan selanjutnya dengan memberikan
gambaran meteri pelajaran yang akan dipelajari. Guru memberikan pesan
kepada siswa berupa motivasi agar giat belajar dengan giat dan selalu
berusaha dalam ssegala hal.
c. Observasi
Pengamatan saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran yang dilakukan
guru pengampu mata pelajaran sebagai mitra peneliti memberikan hasil yang
dapat dijadikan ukuran tingkat keberhasilan pembelajaran. Peneliti sebagai subyek
yang melaksanakan tindakan dan siswa sebagai subyek yang menerima tindakan
dapat bekerjasama dengan baik. Hasil pengamatan memberikan sumbangan
penilaian terhadap aspek kreativitas siswa dan prestasi belajar dengan data
pengamatan tersebut seperti dalam Tabel sebagai berikut :
Tabel 8. Data Aspek Kreativitas Siswa pada Siklus I
No. Aspek Kreativitas
Skala Penilaian (Jumlah Siswa)
Sangat
Kurang Kurang
Cukup
Baik Baik
Sangat
Baik
1 Mengemukakan ide 16 4 6 3 2
2 Merumuskan ide baru 19 3 5 3 1
3 Mengembangkan ide baru 18 1 6 4 2
Tabel 9. Data Prestasi Belajar Siswa pada Siklus I
Nama Siswa Nilai Tes Keterangan
Agung Prayitno 6.00
Agung Susanto 5.40
Ahmad Nurudin 5.00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Ahmad Syarifuddin 6.00
Ari Siswanto 3.80
Bagus Pambudi 5.40
Bibit Sahrudin 7.20 Kompeten
Danang 6.20
Deni Purniawan 6.00
Doni Purbinanto 5.20
Eka Eriesta Handrian 6.80
Eko Budiyanto 6.80
Eko Cahyo Pratomo 7.00 Kompeten
Eko Prayitno 4.80
Febriyanto 5.00
Feri Setiyawan 6.40
Gunawan 4.40
Harno 7.00 Kompeten
Muhammad Zulfa 7.80 Kompeten
Muhammad Faiz M. 5.00
Muhammad Fauyan 4.00
Mukhsin S. 4.00
Nurrokhim 7.60 Kompeten
Rimba Wahyudi 4.60
Rudy Kristanto 5.20
Sugianto 5.60
Suyadi 7.80 Kompeten
Tulus Alfianto 7.20
Waqid Bagas Rafiqi 6.00
Yasin Ardiansyah 5.60
Zaenal Arifin 6.00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Hasil pengamatan terhadap aspek kreativitas dan prestasi belajar siswa
dari proses pembelajaran pada siklus I mununjukkan hasil yang masih rendah.
Penyebab hal ini dimungkinkan oleh beberapa faktor yakni guru, siswa, model
pembelajaran maupun kondisi yang kurang sesuai. Model pembelajaran yang
diterapkan pada tindakan siklus I masih kurang menarik perhatian siswa untuk
lebih aktif dalam berinteraksi. Penyebab ketidakberhasilan model pembelajaran
tanya jawab merupakan penyebab utama dalam meningkatkan kreativitas dan
prestasi belajar siswa. Perubahan suasana dan kondisi belajar yang tidak seperti
sebelumnya membuat siswa merasa bingung dan kurang berani berekspresi.
d. Refleksi
Model pembelajaran yang diterapkan pada siklus I belum memberikan
manfaat lebih terhadap kreativitas dan prestasi belajar siswa. Model pembelajaran
pada siklus pertama dalam memenuhi tujuan meningkatkan kreativitas dan
prestasi belajar siswa perlu diperbaiki atau menggunakan model yang berbeda
pada siklus selanjutnya. Proses pembelajaran pada siklus I menggunakan materi
pelajaran yang berbeda dari siklus II, dan kemampuan siswa yang dirasa cukup
mampu mengikuti pembelajaran menjadi alasan dilaksanakan tindakan
selanjutnya.
Hasil pembelajaran berdasarkan hasil pengamatan memutuskan tingkat
kreativitas dan prestasi belajar siswa masih rendah dengan disebabkan kelemahan
dan keterbatasan model pembelajaran yang digunakan pada siklus I. Pembelajaran
pada siklus selanjutnya menerapkan model pembelajaran yang berbeda yaitu,
pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) untuk
mencapai tujuan penelitian.
3. Deskripsi Pembelajaran Siklus II
a. Perencanan Tindakan Pembelajaran
Perencanaan tindakan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan bersama
guru pengamat pada hari senin tanggal 15 Maret 2010 pukul 11.15 WIB. Kegiatan
ini merumuskan beberapa hal dalam pelaksanaan tindakan penelitian pada siklus
II. Tindakan dilaksanakan pada pertemuan ke-13 dan ke-14 yaitu pada hari jumat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
tanggal 19 dan 26 Maret 2010. Proses pembelajaran menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan membagi kelas menjadi kelompok-
kelompok dengan anggota berjumalah 5 – 6 siswa.
Materi pembelajaran pada tindakan penelitian siklus II adalah
ditampilkan dalam Tabel 10.
Tabel 10. Materi Pembelajaran Tindakan Siklus II
Standar Kompetensi Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Memahami Konsep
Dasar Chassis dan
Pemindah Tenaga
- Memahami
Sistem Pemindah
Tenaga (Power
Train)
- Pengertian
pemindah tenaga
- Unit dan fungsi
pemindah tenaga
- Komponen, prinsip
kerja unit
pemindah tenaga
12 Jam
@ 40 menit
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan penelitian dilaksanakan pada tanggal 17 dan 22 Maret 2010
yang tahaap kegiatannya dibagi dalam 3 tahapan kegiatan. Kegiatan pendahuluan
guru memberikan apersepsi tentang materi yang telah lalu dan yang akan
dilaksanakan. Guru menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan dan
disepakati bersama agar tidak terjadi kesalahan.
Kegiatan inti merupakan kegiatan utama dimana guru menjalankan
tindakan secara tepat dan urut. Guru membagi tahap pembelajaran menjadi 3
bagian, yaitu :
1) Bagian pertama, merupakan tahap guru menjelaskan materi dengan urut
dan terperinci.
2) Bagian kedua, merupakan tahap tes dan evaluasi secara kelompok
maupun individu. Bagian ini siswa menyelesaikan tugas dari guru secara
kelompok setelah kelompok dibagi oleh guru. Siswa menyampaikan
presentasi hasil diskusi dari materi yang diberikan guru sebagai tes
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
penilaian kelompok. Guru membagi kelompok belajar siswa tersebut
secara heterogen.
3) Bagian ketiga, merupakan bagian penilaian dan pemberian reward
kepada kelompok terbaik oleh guru. Penilaian diberikan berdasarkan
hasil akhir kerja team maupun individu kelompok dengan nilai tertinggi.
Kegiatan penutup dilaksanakan dengan memberikan siswa kesempatan
menyampaikan resume atau rangkuman belajar didampingi guru sehingga
diperoleh keseragaman pendapat. Akhir kegiatan pembelajaran guru memberikan
gambaran awal tentang materi pelajaran yang harus dipelajari siswa pada
pertemuan selanjutnya.
c. Observasi
Hasil pengamatan yang diperoleh pada siklus II yang dilakukan
pengamat diperoleh data-data yang sangat penting untuk mengukur tingkat
keberhasilan pembelajaran dalam aspek peningkatan kreativitas dan prestasi
belajar dari sebelum dilaksanakan penelitian hingga dilaksanakan penelitian pada
siklus I. Data pengamatan tersebut dapat dijumpai dalam tabel berikut ini.
Tabel 11. Data Aspek Kreativitas Siswa pada Siklus II
No. Aspek Kreativitas
Skala Penilaian (Jumlah Siswa)
Sangat
Kurang Kurang
Cukup
Baik Baik
Sangat
Baik
1 Mengemukakan ide 13 3 4 6 5
2 Merumuskan ide baru 16 4 6 3 3
3 Mengembangkan ide baru 13 2 6 7 3
Tabel 12. Data Prestasi Belajar Siswa pada Siklus II
Nama Siswa Nilai Tes Keterangan
Agung Prayitno 7.00 Kompeten
Agung Susanto 7.20 Kompeten
Ahmad Nurudin 5.00
Ahmad Syarifuddin 7.60 Kompeten
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Ari Siswanto 6.80
Bagus Pambudi 4.40
Bibit Sahrudin 7.60 Kompeten
Danang 6.00
Deni Purniawan 7.00 Kompeten
Doni Purbinanto 4.60
Eka Eriesta Handrian 7.20 Kompeten
Eko Budiyanto 5.40
Eko Cahyo Pratomo 7.20 Kompeten
Eko Prayitno 6.20
Febriyanto 5.20
Feri Setiyawan 7.00 Kompeten
Gunawan 7.00 Kompeten
Harno 8.00 Kompeten
Muhammad Zulfa 8.20 Kompeten
Muhammad Faiz M. 4.80
Muhammad Fauyan 5.40
Mukhsin S. 4.00
Nurrokhim 7.20 Kompeten
Rimba Wahyudi 5.40
Rudy Kristanto 6.20
Sugianto 7.00 Kompeten
Suyadi 7.80 Kompeten
Tulus Alfianto 7.20 Kompeten
Waqid Bagas Rafiqi 7.00 Kompeten
Yasin Ardiansyah 5.60
Zaenal Arifin 7.40 Kompeten
Hasil pengamatan dari proses pembelajaran diperoleh kesimpulan dalam
beberapa keberhasilan yang telah dicapai. Keberhasilan yang dicapai antara lain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
adalah dari sikap interaksi siswa dengan siswa meningkat berdasarkan pantauan
peneliti yang bertindak sebagai guru. Hal ini dikuatkan dengan pendapat
pengamat mitra peneliti bahwasanya siswa lebih aktif dan kreatif dibandingkan
dengan siklus sebelumnya. Peningkatan prestasi belajar siswa dilihat dari nilai
hasil tes individu yang meningkat dilihat secara global, meskipun peningkatan ini
belum diimbangi dengan nilai siswa yang masih banyak di bawah standar nilai
kompetensi yaitu 7,0.
Keberhasilan siswa belum tercapai, hal ini terlihat dalam indikator aspek
kreativitas yang masih rendah atau sangat terbatasnya kriteria skala penilaian yang
terisi pada skala baik. Keberhasilan siswa dalam mencapai nilai standar batas
minimal yang masih rendah, hal ini dijumpai dari jumlah siswa yang memperoleh
nilai di bawah batas minimal relatif banyak. Penyebab keberhasilan siswa yang
masih rendah dalam mencapai nilai minimum dan meningkatkan kreativitas
belajar dikarenakan sikap siswa yang masih acuh terhadap arti pelaksanaan proses
pembelajaran dengan model belajar pendekatan kooperatif tipe STAD. Siswa
cenderung kurang peduli dengan semua proses pembelajaran yang dilaksanakan
karena merasa tidak ada tanggung jawab berarti dari masing-masing individu
terhadap kelompok.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil tes yang telah dilaksanakan
peneliti bersama pengamat meyakini bahwa tingkat keberhasilan siswa dalam
belajar masih rendah disebabkan dari sikap siswa yang menganggap remeh proses
pembelajaran dengan model belajar STAD dan anggapan siswa yang tidak peduli
terhadap keberhasilan kerja kelompok. Sebagian besar siswa yang beranggapan
demikian memperoleh nilai di bawah batas nilai minimal dan tingkat kreativitas
siswa cenderung rendah dibandingkan dengan siswa lain yang memperoleh nilai
di atas batas nilai minimal.
Kesimpulan sementara yang dapat diambil dari pelaksanaan tindakan
penelitian siklus II adalah perlu dilaksanakan tindakan penelitian selanjutnya.
Pelaksanaan tindakan selanjutnya perlu dikembangkan model pembelajaran yang
komplek dapat meningkatkan kreativitas siswa dan prestasi belajar siswa tanpa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
mengurangi keberhasilan pada tindakan sebelumnya. Pembelajaran pada siklus
selanjutnya diharapkan pula dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab pada diri
siswa, dan menumbuhkan rasa percaya diri yang tinggi pada siswa.
4. Deskripsi Pembelajaran Siklus III
a. Perencanaan Tndakan Pembelajaran
Kegiatan perencanaan tindakan dilaksanakan pada hari selasa 30 Maret
2010 bersama dengan guru pengamat pada pukul 09.00 sampai dengan pukul
10.20 WIB di ruang bengkel SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri Sragen.
Pelaksanaan tindakan pada siklus III dilaksanakan sebanyak 3 pertemuan pada
hari Jumat tanggal 9, 23 dan 30 April 2010. Proses pembelajaran pada siklus III
menerapkan pembelajaran kooperatif kombinasi model STAD dan Jigsaw seperti
yang telah disepakati peneliti bersama guru pengamat.
Pembelajaran kooperatif kombinasi model STAD dan Jigsaw digunakan
dengan tujuan dapat menutup kekurangan pada siklus sebelumnya dan dapat
meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa yang ditunjang dengan sikap
aktif dan tanggung jawab siswa. Kombinasi model belajar STAD dan Jigsaw
merupakan model belajar dengan konsep siswa belajar mandiri terbimbing di
sekolah oleh guru. Pembelajaran kombinasi model STAD dan Jigsaw
menempatkan guru sebagai fasilitator dengan peran aktif masing-masing siswa
untuk memperoleh informasi dan pengetahuan secara mandiri. Materi
pembelajaran pada siklus III dapat dijumpai dalam Tabel 13.
Tabel 13. Materi Pembelajaran Siklus III
Standar
Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Menjelaskan
konsep dasar
dasar listrik
dan
elektronika
- Memahami konsep
dasar listrik dan
rangkaian.
- Memahami
kemagnetan dan
induksi
- Konsep dasar komponen
listrik dan rangkaian
kelistrikan.
- pengertian dan karakteristik
kemagnetan dan induksi
- prinsip kerja induksi magnet
15 Jam
@ 40
menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
- Memahami konsep
motor listrik
dan listrik
- pegertian konsep motor
listrik
- konstruksi, karakteristik
komponen dan prinsip kerja
motor listrik.
- praktek motor listrik.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan kelas siklus III dilaksanakan pada 3 kali pertemuan
setiap hari Jumat tanggal 9, 23 dan 30 April 2010. Pelaksanaan tindakan
dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan dikarenakan materi pelajaran yang reatif
menyita waktu dan melebihi jadwal yang ditentukan apabila dilaksanakan dengan
model belajar konvensional. Pelaksanaan tindakan yang relatif lama ini bertujuan
untuk meminimalkan kelemahan atau masalah tersebut.
Proses pembelajaran pada siklus ini dibagi dalam 3 tahapan yaitu :
1) Tahap Pendahuluan, merupakan kegiatan persiapan awal pembelajaran
dengan kegiatan guru dan siswa antara lain; Guru menyiapkan kondisi
dan situasi pembelajaran yang kondusif dengan memberikan penjelasan
tentang model pembelajaran dan penilaian pada tahap ini. Guru dan
siswa bersama menyikapi dan menyetujui model pembelajaran dan
penilaian dengan mengusakan untuk terjadi pembeajaran yang lebih baik
dari sebelumnya.
2) Tahap Inti, merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran kelas yang
meliputi ; Guru menyiapkan materi pokok pembelajaran untuk dibagikan
pada kelompok belajar yang menerapkan pembagian kelompok menurut
model Jigsaw. Siswa mencari informasi dan pengetahuan berdasarkan
tugas yang diperoleh masing-masing dengan mandiri dan guru
memfasilitasi kegiatan pembelajaran dengan memberikan masukan
kepada siswa bila mengalami kesulitan. Pembelajaran ini menuntut siswa
untuk menyelesaikan tugasnya masing-masing dikarenakan dalam proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
ini masing-masing siswa mempunyai tugas lain yaitu menyampaikan
informasi yang dikuasainya kepada anggota kelompok lain yang
mendapatkan tugas berbeda dengan siswa lain. Hal ini berlaku pada
masing-masing siswa bahwa setiap siswa akan meyampaikan materi
kepada siswa lain, namun siswa itu juga mendapatkan materi dari siswa
yang lain. Akhir tahap inti guru memberikan tugas presentasi dan tes
kepada siswa secara individu maupun kelompok.
3) Tahap Penutup, guru bersama siswa membuat kesimpulan untuk
menyamakan pendapat sesuai dengan realita dan mudah diterima bagi
semua komponen pembelajaran. Guru memberikan penilaian dan reward
kepada individu siswa terbaik dan kelompok terbaik secara global.
c. Observasi
Hasil pengamatan dan penilaian terhadap proses pembelajarn siklus III
yang dilaksanakan secara kolaborasi antara guru pengampu mata pelajaran,
peneliti, dan siswa dapat dijumpai dalam tabel data hasil pengamatan berikut ini :
Tabel 14. Data Aspek Kreativitas pada Siklus III
No. Aspek Kreativitas
Skala Penilaian (Jumlah Siswa)
Sangat
Kurang Kurang
Cukup
Baik Baik
Sangat
Baik
1 Mengemukakan ide 7 4 6 7 7
2 Merumuskan ide baru 8 2 5 11 5
3 Mengembangkan ide baru 9 3 5 7 7
Tabel 15. Data Prestasi Belajar Siswa pada Siklus III
Nama Siswa Nilai Tes Keterangan
Agung Prayitno 7.60 Kompeten
Agung Susanto 8.00 Kompeten
Ahmad Nurudin 6.80
Ahmad Syarifuddin 7.30 Kompeten
Ari Siswanto 7.00 Kompeten
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Bagus Pambudi 7.00 Kompeten
Bibit Sahrudin 7.50 Kompeten
Danang 5.40
Deni Purniawan 7.20 Kompeten
Doni Purbinanto 4.80
Eka Eriesta Handrian 7.80 Kompeten
Eko Budiyanto 7.00 Kompeten
Eko Cahyo Pratomo 7.20 Kompeten
Eko Prayitno 7.40 Kompeten
Febriyanto 6.00
Feri Setiyawan 8.00 Kompeten
Gunawan 7.20 Kompeten
Harno 8.20 Kompeten
Muhammad Zulfa 8.40 Kompeten
Muhammad Faiz M. 5.20
Muhammad Fauyan 7.00 Kompeten
Mukhsin S. 4.40
Nurrokhim 8.80 Kompeten
Rimba Wahyudi 6.00
Rudy Kristanto 5.60
Sugianto 7.00 Kompeten
Suyadi 8.40 Kompeten
Tulus Alfianto 7.60 Kompeten
Waqid Bagas Rafiqi 7.00 Kompeten
Yasin Ardiansyah 7.00 Kompeten
Zaenal Arifin 7.20 Kompeten
Pembelajaran kooperatif kombinasi model STAD dan Jigsaw dapat
mengurangi kelemahan pada model pembelajaran tindakan siklus sebelumnya.
Pembelajaran ini dapat meningkatkan rasa kepercayaan diri dan tanggung jawab
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Hal ini yang dapat
meningkatkan kreativitas siswa dalam belajar lebih baik. Pembelajaran ini dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa untuk mendapatkan nilai maksimal dan
penghargaan dari guru secara individu maupun kelompok. Kelemahan pada siklus
I dan II dapat teratasi pada siklus III dengan meningkatnya aspek kreativitas
dalam mengemukakan ide, merumuskan ide baru dan mengembangkan ide oleh
siswa. Antusias dan keaktifan siswa lebih terlihat pada siklus III.
d. Refleksi
Hasil pengamatan pada observasi tindakan siklus III dan masukan dari
guru pengampu mata pelajaran dapat diambil kesimpulan bahwa dengan
pembelajaran kooperatif kombinasi model STAD dan Jigsaw dapat memberikan
solusi dari kelemahan pada model atau metode pembelajaran yang digunakan pada
siklus sebelumnya. Pembelajaran kooperatif kombinasi model STAD dan Jigsaw
memberikan dampak pada peningkatan prestasi belajar yang dapat dilihat dari
peningkatan jumlah siswa yang mendapatkan nilai di atas batas minimal.
Peningkatan prestasi belajar siswa dipengaruhi pula oleh peningkatan kreativitas
setelah dilaksanakan tindakan pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif
kombinasi model STAD dan Jigsaw.
Berdasarkan hasil tindakan pada penelitian tindakan kelas dengan
pembelajaran kooperatif kombinasi model STAD dan Jigsaw telah tercapai tujuan
dari penelitian yaitu meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa.
Keberhasilan siswa disebabkan karena siswa lebih percaya diri untuk berekspresi
dan mempunyai rasa tanggung jawab kepada rekan kerja dalam kelompok untuk
memperoleh hasil yang maksimal. Siswa lebih menikmati model pembelajaran
kooperatif kombinasi model STAD dan Jigsaw yang di dalamnya digunakan
media pembelajaran dengan ditunjukkan interaksi siswa-guru lebih aktif.
Pertanyaan karena kurang paham dari materi belajar banyak terlontar dari siswa
yang. Peneliti dalam hal ini sebagai guru menempatkan diri sebagai teman bagi
siswa sehingga siswa lebih percaya diri dan santai dalam menerima arahan dan
meminta petunjuk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Tercapainya tujuan penelitian tindakan kelas yaitu dalam upaya
peningkatan kreativitas dan prestasi belajar pada pembelajaran kooperaktif
kombinasi model STAD dan Jigsaw menjadi akhir dari pelaksanaan tindakan
kelas pada mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan teknik otomotif kelas X
Teknik Otomotif Kendaraan Ringan SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri Sragen
tahun pelajaran 2009/2010.
C. Pembahasan
Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada kelas X Teknik
Otomotif Kendaraan Ringan SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri Sragen telah
diperoleh hasil yang sangat signifikan dalam upaya memperbaiki proses
pembelajaran. Strategi pembelajaran yang digunakan pada satu pelajaran belum
tentu sesuai dan cocok untuk mata pelajaran yang lain. Strategi pembelajaran
dengan pendekatan kooperatif kombinasi model STAD dan Jigsaw yang
digunakan pada penelitian ini sangat efektif dalam meningkatkan kreativitas dan
prestasi belajar siswa.
Penerapan strategi pembelajaran memberi kontribusi positif dalam
meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa pada kompetensi SMK Teknik
Otomotif khususnya pada kompetensi yang digunakan pada penelitian. Penelitian
tindakan kelas ini menggunakan 3 kompetensi yang berbeda pada tiap siklusnya.
Pemilihan kompetensi ini berdasarkan pada beberapa hal antara lain :
1) Penyesuaian struktur kurikulum KTSP semester genap tahun 2009/2010.
2) Penyesuaian tingkat pembelajaran dalam penelitian yang digunakan.
3) Penyesuaian jadwal jam pelajaran guru pengampu mata pelajaran dasar
kompetensi kejuruan.
Proses pembelajaran pada penelitian tindakan kelas ini mengalami
perubahan-perubahan dari tiap siklus tindakan berdasarkan karakteristik penelitian
yang dilakukan. Perubahan ini antara lain dari segi siswa dalam mengikuti
pembelajaran, yaitu sikap antusias siswa yang meningkat dari tiap siklusnya.
Peran aktif siswa dalam menciptakan suasana kelas yang interaktif mengalami
perubahan. Siswa juga mengalami peningkatan dari segi keberanian, tanggung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
jawab dan kerjasama kelompok dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Peningkatan tersebut menjadi landasan dari sikap kreativitas yang diukur melalui
aspek-aspeknya.
Penelitian tindakan kelas dengan penerapan pembelajaran kooperatif
kombinasi model STAD dan Jigsaw diperoleh hasil berupa peningkatan
kreativitas dan prestasi belajar siswa seperti yang ditunjukkan dalam tabel berikut
ini.
Tabel 16. Persentase Skala Penilaian Kreativitas Mengemukakan Ide
No. Skala Penilaian Pra
Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
1 Sangat Kurang 61,29% 51,61% 41,94% 22,58%
2 Kurang 9,68% 12,90% 9,68% 12,90%
3 Cukup Baik 19,35% 19,35% 12,90% 19,35%
4 Baik 9,68% 9,68% 19,35% 22,58%
5 Sangat Baik 0,00% 6,45% 16,13% 22,58%
Tabel 17. Persentase Skala Penilaian Kreativitas Merumuskan Ide Baru
No. Skala Penilaian Pra
Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
1 Sangat Kurang 70,97% 61,29% 51,61% 25,81%
2 Kurang 9,68% 9,68% 9,68% 6,45%
3 Cukup Baik 16,13% 16,13% 19,35% 16,13%
4 Baik 3,23% 9,68% 9,68% 35,48%
5 Sangat Baik 0,00% 3,23% 9,68% 16,13%
Tabel 18. Persentase Skala Penilaian Kreativitas Mengembangkan Ide
No. Skala Penilaian Pra
Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
1 Sangat Kurang 64,52% 58,06% 41,94% 29,03%
2 Kurang 16,13% 3,23% 6,45% 9,68%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
34,41%
43,01%
54,84%
74,19%
19,35%
51,61%
74,19%
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
PraSiklus
siklus I Siklus II Siklus III
Per
sen
tase
Ju
mla
h S
isw
a
Kreativitas BelajarSisw a
Prestasi BelajarSisw a
3 Cukup Baik 16,13% 19,35% 19,35% 16,13%
4 Baik 3,23% 12,90% 22,58% 22,58%
5 Sangat Baik 0,00% 6,45% 9,68% 22,58%
Tabel 19. Persentase Data Pengamatan Aspek Kreativitas tiap Siklus
No. Aspek Kreativitas Pra
Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
1 Mengemukakan ide 38.71% 48.39% 58.06% 77.42%
2 Merumuskan ide baru 29.03% 38.71% 48.39% 74.19%
3 Mengembangkan ide baru 35.48% 41.94% 58.06% 70.97%
Tabel 20. Data Pengamatan Kreativitas dan Prestasi Belajar
No. Variabel Pengamatan Pra
Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
1 Kreativitas Belajar 34.41% 43.01% 54.84% 74.19%
2 Prestasi Belajar - 19.35% 51.61% 74.19%
Gambar 1. Kurva Data Pengamatan Kreativitas dan Prestasi Belajar Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Keadaan awal pelaksanaan tindakan pada siklus I siswa cenderung pasif.
Siswa masih menganggap model pembelajaran yang digunakan terlalu sulit. Hal
ini dikarenakan selama proses pembelajaran berlangsung, siswa diajak untuk
berpikir dan berinteraksi secara aktif masih canggung. Keadaan siswa pada
pelaksanaan tindakan siklus II siswa mulai berani berekspresi dan menunjukkan
tingkat keadaan diri masing-masing yang menunjukkan persaingan dalam belajar
untuk memperoleh prestasi belajar yang lebih baik dari siswa yang lain. Suasana
persaingan ini belum maksimal dikarenakan masih ada siswa yang bersikap tidak
peduli dan semaunya sendiri, sehingga sering kali peneliti sekaligus pelaksana
tindakan perlu melakukan teguran dengan memberi kesempatan bertanya dan
menjawab agar terjadi interaksi yang baik. Pada siklus III kekurangan-kekurangan
yang terjadi pada siklus sebelumnya telah sangat tertutupi dan suasana
pembelajaran sangat terkondisi.
Hasil pembelajaran dengan penerapan model yang berbeda pada tiap
siklus tindakan ditujukan untuk memperoleh perbaikan proses pembelajaran itu
sendiri, di samping sebagai usaha untuk meningkatkan kreativitas dan prestasi
belajar siswa. Persentase kreativitas belajar siswa merupakan hasil pengolahan
nilai dari aspek-sapek yang diamati yaitu mengemukakan ide, merumuskan ide
baru dan mengembangkan ide. Nilai dari ketiga aspek tersebut kemudian dirata-
rata sehingga diperoleh nilai kreativitas belajar siswa.
Hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I dengan menerapkan model
belajar dalam aspek kreativitas dan prestasi belajar siswa meningkat dibandingkan
dengan sebelum dilakukan tindakan. Aspek kreativitas siswa dalam
mengemukakan ide meningkat menjadi 48,39%, merumuskan ide meningkat
menjadi 38,71%, dan mengembangkan ide meningkat menjadi 38,71%. Aspek
kreativitas rata-rata pada siklus I adalah 41,94%. Aspek prestasi belajar siswa
dalam tes tingkat ketuntasan belajar mencapai 19,35% atau hanya 6 siswa yang
mendapatkan nilai di atas batas minimal yakni 7,00.
Hasil penelitian setelah dilaksanakan siklus II dengan strategi
pembelajaran kooperatif model STAD adalah sebagai berikut; aspek kreativitas
siswa dalam mengemukakan ide meningkat dibandingkan dengan siklus I menjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
58,06%, merumuskan ide baru oleh siswa dalam aspek kreativitas mengalami
peningkatan menjadi 51,61%, dan aspek kreativitas siswa mengembangkan ide
meningkat menjadi 58,06%. Aspek kreativitas siswa rata-rata pada siklus II adalah
sebesar 55,91%. Hasil prestasi belajar siswa setelah mendapatkan tindakan siklus
II meningkat menjadi 51,61%.
Hasil penelitian setelah dilaksanakan siklus III atau siklus terakhir
dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif kombinasi model STAD dan
Jigsaw dapat meningkatkan kreativitas siswa menjadi 74,19% dengan peningkatan
masing-masing aspeknya sebagai berikut; mengemukakan ide meningkat menjadi
77,42%, merumuskan ide baru meningkat menjadi 74,19%, dan aspek
mengembangkan ide meningkat menjadi 70,97%. Pelaksanaan penelitian pada
siklus III memberikan hasil yang memuaskan yaitu pada aspek prestasi belajar
siswa meningkat menjadi 74,19%.
Prestasi belajar siswa yang diukur dengan tes mengalami peningkatan
berdasarkan jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas batas minimal 7,00
mencapai 74,19% di siklus terakhir. Ketuntasan belajar 100% pada penelitian ini
belum tercapai yang ditunjukkan masih terdapat 25,81% siswa belum lulus atau
kompeten. Hal ini dikarenakan pelaksanaan penelitian terhadap prestasi belajar
siswa dilakukan hanya dengan 1 kali tes teori tanpa dilaksanakkan program remidi
dan pengayaan, sehingga ketuntasan belajar 100% belum tercapai.
Kreativitas dan prestasi belajar dalam penelitian ini mengalami
perubahan-perubahan nilai tiap siklusnya, sehingga terjadi pertambahan nilai yang
berbeda-beda pula antar siklusnya. Hal ini dapat dijumpai dalam Tabel 21 berikut
kurva pertambahan nilai berikut ini.
Tabel 21. Data Peningkatan Antar Siklus
No. Variabel Pengamatan
Pra Siklus
dengan
Siklus I
Siklus I
dengan
Siklus II
Siklus II
dengan
Siklus III
1 Kreativitas Belajar 8.60% 11.83% 19.35%
2 Prestasi Belajar 19.35% 32.26% 22.58%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
8,60%11,83%
19,35%19,35%
32,26%
22,58%
0,00%
5,00%
10,00%
15,00%
20,00%
25,00%
30,00%
35,00%
Pra SiklusdenganSiklus I
Siklus IdenganSiklus II
Siklus IIdengan
Siklus III
Per
sen
tase
Ju
mla
h S
isw
a
KreativitasBelajar Siswa
Prestasi BelajarSiswa
Gambar 2. Kurva Pertambahan Nilai Antar Siklus
Pertambahan persentase peningkatan kreativitas siswa pada pra tindakan
dengan siklus I sebesar 8,60%. Pada siklus II tingkat kreativitas siswa mengalami
pertambahan nilai sebesar 11,83% dari siklus I, dan pada siklus III pertambahan
persentase peningkatan pada kreativitas siswa adalah 19,35% dari siklus II.
Pertambahan persentase peningkatan pada kreativitas berdasarkan jumlah siswa
yang terus mengalami kenaikan tidak diikuti pada peningkatan prestasi belajar
siswa. Jumlah siswa dengan nilai di atas batas minimal pada penelitian ini
mengalami kenaikan dan penurunan pertambahan persentase peningkatannya.
Pertambahan persentase peningkatan prestasi belajar siswa antar siklus I dan
siklus II sebesar 32,26%, dan siklus II dengan siklus III sebesar 22,58%.
Penurun persentase peningkatan prestasi belajar ini disebabkan oleh
tingkat kemampuan dan intelegensi siswa yang berbeda-beda. Siswa dengan
kemampuan di bawah rata-rata masih mengalami kesulitan dalam penerapan
prosedur pembelajaran model Jigsaw. Kesulitan siswa tersebut terlihat pada
proses diskusi pada tingkat kelompok ahli dan diskusi pada kelompok awal
setelah selesai pelaksanaan diskusi kelompok ahli. Siswa dengan kemampuan di
bawah rata-rata pada umumnya mengalami kesulitan untuk menerima atau
menangkap isi materi pembelajaran diskusi kelompok secara menyeluruh dan
kesulitaan dalam penyampaian isi materi yang diperoleh dalam kelompok ahli
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
kepada anggota kelompok awal yang lain. Kesulitan siswa dengan kemampuan
rata-rata juga terlihat dari kesiapan diri dalam keterlibatannya pada diskusi
kelompok ahli maupun kelompok awal. Daya pikir antisipasi terhadap kelemahan
diri dalam menerima dan menyampaikan materi pada siswa sangat rendah, hal ini
terlihat dari sedikitnya jumlah catatan materi yang diperoleh sehingga berakibat
terbatasnya penyampaian materi pada anggota kelompok yang lain. Penyampaian
dengan keterbatasan materi, media seperti gambar beserta penjelasan dan sikap
bingung oleh siswa dengan kemampuan di bawah rata-rata merupakan kendala
yang dihadapi pada penelitian tindakan kelas ini.
Peningkatan kreativitas dan prestasi belajar secara garis besar ditinjau
dari proses pembelajaran adalah sudah baik. Hal ini dipengaruhi oleh pelaksanaan
pembelajaran yang dikemas lebih santai dengan meningkatkan komunikasi antar
guru dan siswa. Peran guru sebagai fasilitator, penggunaan media pembelajaran
dan bentuk diskusi yang ditunjang dengan pemberian tanggung jawab kepada
siswa. Ditinjau dari keadaan siswa yaitu, dengan pembelajaraan kooperatif siswa
lebih aktif dan antusias dalam mempelajari materi pelajaran. Siswa berusaha
menjaga kepercayaan yang diberikan guru untuk belajar mandiri terbimbing
dengan belajar lebih disiplin. Motivasi untuk lebih unggul secara individu maupun
kelompok pada sebagian besar siswa juga sudah terlihat selama penelitian
berlangsung. Kesimpulan akhir dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas
(Classroom Action Research) telah berhasil dengan hasil baik.
D. Keterbatasan Penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas atau classroom action research
tidak semata-mata tanpa keterbatasan atau kesulitan. Keterbatasan atau kesulitan
ini dirasakan lebih besar dan cenderung menjadi hambatan apabila berkaitan
dengan faktor sarana dan prasarana. SMK At Taqwa Muhammadiyah Miri sebagai
tempat pelaksanaan penelitian yang cukup layak untuk melaksanakan penelitian
tindakan kelas khususnya pada aspek peningkatan mutu pembelajaran di sekolah
yang sedang berkembang. Keterbatasan-keterbatasan lainnya antara lain adalah
sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
1) Waktu pelaksanaan penelitian harus diperhitungkan secara baik
khususnya yang berkaitan dengan penelitian aspek pembelajaran bagi
siswa dan dilaksanakan pada semester genap. Hal ini dikarenakan banyak
waktu tersita untuk kegiatan sekolah lainnya seperti pelaksanaan ujian
kelas XII.
2) Kondisi siswa yang sangat rendah minat belajarnya. Hal ini pada
umumnya dan hampir setiap sekolah yang baru berkembang terkendala
dengan kondisi siswa, yaitu siswa dengan kemampuan rendah dan sering
kali siswa tersebut tidak terjaring pada sekolah-sekolah yang lebih baik
dan favorit di suatu daerah.
3) Tingkat penilaian atau evaluasi mandiri dari siswa terhadap kondisi
dirinya masing-masing sangat rendah. Hal ini terlihat saat berlangsungnya
tindakan guru selalu harus mengingatkan kondisi dan hasil pembelajaran
sebelumnya untuk mendapatkan perhatian dan pemahaman siswa di awal
pembelajaran.
4) Tidak dilaksanakannya tes untuk mengetahui tingkat prestasi belajar
siswa pada tindakan pra-siklus. Kondisi ini disebabkan oleh terbatasnya
waktu efektif pembelajaran realita dengan keadaan jadwal pembelajaran
pada penelitian.
5) Terbatasnya sarana dan prasarana serta media atau alat pembelajaran
sekolah untuk kompetensi tertentu antara lain kompetensi perbaikan
sistem pemindah tenaga (power train) dan kelistrikan mesin (engine
electrical).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian
tindakan kelas atau classroom acton research dalam penerapan pembelajaran
kooperatif kombinasi model STAD dan jigsaw untuk meningkatkan kreativitas
dan prestasi belajar siswa mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan teknik
otomotif kendaraan ringan adalah :
1. Penerapan pembelajaran kombinasi model STAD dan Jigsaw dapat
meningkatkan kreativitas siswa dalam mata pelajaran dasar kompetensi
kejuruan teknik otomotif kendaraan ringan. Hal ini berdasarkan data dan
temuan peneliti di lapangan berupa data tertulis yang bersumber dari hasil
pengamatan dan dialog. Penerapan model pembelajaran ini mampu
meningkatkan kreativitas siswa dari 41,94% pada akhir tindakan siklus I
menjadi 74,19% di akhir tindakan siklus III. Penilaian aspek kreativitas siswa
didasarkan pada 3 hal yaitu, kemampuan siswa dalam mengemukakan ide,
kemampuan siswa dalam merumuskan ide baru, dan kemampuan siswa dalam
mengembangkan ide.
2. Penerapan pembelajaran kombinasi model STAD dan Jigsaw dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran dasar kompetensi
kejuruan. Berdasarkan hasil tes penilaian yang dilaksanakan pada akhir
pelaksanaan tindakan setiap siklus dengan bentuk soal pilihan ganda dan essay
terstruktur diperoleh prestasi belajar siswa meningkat dari 19,36% di akhir
siklus I, menjadi 51,61% di akhir siklus II, dan 74,19% di akhir siklus III.
3. Kreativitas dalam pembelajaran memberikan peranan yang sangat besar secara
tidak langsung terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dijumpai dari
hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa kelas X Teknik
Otomotif Kendaraan Ringan mengalami peningkatan kreativitas dan prestasi
belajar. Berdasarkan hasil penelitian, siswa dengan kreativitas yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
meningkat, prestasi belajar siswa mengalami peningkatan pula. Sedangkan
siswa dengan sikap yang cenderung pasif terhadap pembelajaran tidak
mengalami peningkatan kreativitas belajar sehingga prestasi belajar juga tidak
mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari ketidaktuntasan belajar
siswa tersebut.
B. Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, maka implikasi
yang dapat disampaikan yaitu sebagai berikut :
1. Pembelajaran kooperatif kombinasi model STAD dan Jigsaw tidak berjalan
maksimal dalam pengawasan guru yang kurang, sehingga diperlukan sikap
aktif guru sebagai fasilitator.
2. Rendahnya keberanian berekspresi siswa perlu ditingkatkan dengan merubah
pandangan siswa terhadap guru dan kesan guru yang menakutkan.
3. Kemampuan siswa di bawah rata-rata lebih ditingkatkan dengan pendekatan
psikologis dan memberikan latihan.
4. Rendahnya pertambahan peningkatan prestasi belajar perlu dilakukan
pengembangan metode pembelajaran yang lebih baik lagi.
C. Saran
Saran dari peneliti berdasarkan hasil penelitian yang telah disampaikan
adalah sebagai berikut :
1. Bagi guru pengampu mata pelajaran untuk lebih memantau perilaku dan
kreativitas siswa, dan mampu bekerjasama dengan guru lain untuk
meningkatkan dan mengembangkan proses pembelajaran yang baik.
2. Bagi sekolah untuk lebih memberikan dorongan kepada guru untuk lebih
semangat mengajar dan berprestasi di bidangnya dengan memberikan hak-
haknya sesuai dengan jerih payah.
3. Bagi peneliti untuk mengembangkan penelitian tindakan kelas dengan
penerapan pembelajaran kombinasi model STAD dan Jigsaw lebih baik lagi
pada mata pelajaran, standar kompetensi ataupun kompetensi dasar yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
DAFTAR PUSTAKA
Adi Nugraha, Nanang. 2006. Analisis Tindak Mengajar dalam Kaitannya Tingkat Kreativitas Siswa dalam Mengerjakan Tugas. Skripsi: FKIP UMS. (tidak dipublikasikan)
Aisyah, Siti. 2004. Korelasi Kemampuan Penalaran, Kecerdasan Emosional, Kreativitas dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Surakarta. Skripsi: FKIP UMS. (tidak dipublikasikan)
Anugrah Bekti, Sri. 2007. Upaya Peningkatan Keaktifan dan Kreativitas Belajar Siswa Melalui Optimalisasi Teknik Guru Mengajar. Skripsi: FKIP UMS. (tidak dipublikasikan)
Budi Ebtanto, Irwan. 2008. Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Surat Dinas dengan Desain Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Penggunaan Sketsa sebagai Media Pembelajaran. Skripsi: FKIP UMS. (tidak dipublikasikan)
Daniel Muijs & David Reynolds. 2008. Effective Teaching Teori dan Aplikasi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Djamanah, S.B. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Djawandono, Sri E. 2000. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
Endang W. 2002. Pengaruh Pola Bermain dan Kreativitas Anak. Skripsi: FKIP UMS. (tidak dipublikasikan)
Faisal Amir. 2008. Menyiapkan Anak Jadi Juara. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo
Handoko, Hendri. 2006. Meningkatkan Kreativitas Siswa Dalam Belajar Matematika Melalui Pendekatan Mantessori. Skripsi: FKIP UMS. (tidak dipublikasikan)
Indriani, Netti. 2008. Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran IPS Dengan Menggunakan Mind Mapping Pada Kelas IX-1 SMPN 5 Padang Panjang. Jurnal: Diakses 14 Februari 2010
Kiswandono, Istiawati. 2000. Berpikir Kreatif Suatu Pendekatan Menuju Berpikir Arsitektural. UKP.Jakarta.
Lilia, Hesti. 2005. Hubungan Antara Kreativitas Dengan Prestasi Belajar Karya Kerajinan Tangan. Skripsi:ENNES Semarang.
Marpaung. 2003. Pembelajaran Matematika Dengan Pendidikan Alam. Makalah Disampaikan pada Seminar Mahasiswa Matematika FKIP UMS.
Muhfida. 2008. Model-model Pembelajaran. Diakses 11 Desember 2008. http://www.muhfida.com/modelbelajar.html
Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Munandar, Utami. 1985. Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rajawali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
______________. 1988. Kreativitas Sepangjang Masa. Jakarta: Rineka Cipta.
______________. 2004. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Nurchasanah. 2006. Model Performansi Majalah Anak. Jurnal: Diakses 20 Januari 2010.
Pramesti, Dian. 2007. Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika Melalui Strategi Group Resume. Skripsi: FKIP UMS. (tidak dipublikasikan)
Pramuja, Didik Galang. 2009. Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Fisika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Diakses 4 Juni 2010. http://www.min-malang.html
Purwanto, Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosadakarya
Russefendi. 1980. Pengajaran Matematika Modern Untuk Orang Tua, Murid, Guru dan SPG. Bandung: Tarsindo.
Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
Slavin. 2008. Model Pembelajaran Kooperatif. Diakses 20 Januari 2010. http://pembelajaran kooperatif.pdf
Soemanto, Wasty. 1998. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 2002. Dasar Dasar Evaluasi Belajar Mengajar. Bandung: PT. Sinar Baru Algesindo.
Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.
Suharsimi, Arikunto. 1998. Dasar Dasar Evaluasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Suryabrata, Sumadi. 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. CV. Rajawali
Sutama. 2000. Peningkatan Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Gaya Mengajar Guru di SLTP N 18 Surakarta. Tesis. Yogyakarta: Program Pasca Sarjana UNY. (tidak dipublikasikan)
Tyas. 2010. Definisi Kreativitas. Diakses 4 Juni 2010. http://www.Definisi Kreativitas 4 P_ tyasoke.html
Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas. 2010. Pembelajaran. Diakses 4 Juni 2010. http://www.Pengetian Pembelajaran.htm
Winaputra, Udin S. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wiwin H, Ris. 2008. Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Penalaran Dan Kreativitas Siswa. Skripsi: FKIP UMS. (tidak dipublikasikan)
Yulaellawati. 2004. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Pakar Raya.
top related