situasi kasus hiv dan aids di provinsi riau sd. desember 2012
Post on 02-Jul-2015
1.340 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1KPA PROPINSI RIAUWORO
KOMISIPENANGGULANGAN AIDSPROVINSI RIAU
Disampaikan oleh :Dr. H. MURSAL AMIR
Sekretaris KPA Provinsi RiauPada Acara Diskusi :
Peran Jaringan Masyarakat Sipil untuk UPPHA di Riau14 Maret 2012
2KPA PROPINSI RIAUWORO
3KPA PROPINSI RIAUWORO
4KPA PROPINSI RIAUWORO
5KPA PROPINSI RIAUWORO
6KPA PROPINSI RIAUWORO
7KPA PROPINSI RIAUWORO
8KPA PROPINSI RIAUWORO
9KPA PROPINSI RIAUWORO
10KPA PROPINSI RIAUWORO
PERAN MASYARAKAT SIPIL/CIVIL SOCIETY DALAM UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS
TERCANTUM PADA :
11KPA PROPINSI RIAUWORO
Perhimpunan warga (selain keluarga, teman & rekan kerja) yang bergabung secara sukarela untuk menyalurkan minat, gagasan dan keyakinan mereka. Istilah ini tidak termasuk usaha mencari untung (sektor swasta) atau sektor pemerintah.
Dalam hal ini yang dimaksud oleh PBB adalah organisasi massa (seperti organisasi-organisasi petani, wanita atau pensiunan), organisasi pekerja, perhimpunan profesi, gerakan sosial, organisasi pribumi, organisasi keagamaan dan kepercayaan serta akademisi dan LSM, orang-orang dan kelompok masyarakat yang penting untuk berperan aktif dalam penanggulangan HIV dan AIDS.
DEFINISI MASYARAKAT SIPIL MENURUT SRAN
12KPA PROPINSI RIAUWORO12
TUJUAN UMUM SRAN
• Mencegah penularan HIV baru
• Meningkatkan kualitas hidup ODHA (Orang Dengan HIV AIDS)
• Mengurangi dampak sosial ekonomi akibat HIV dan AIDS pada individu, keluarga dan masyarakat
13KPA PROPINSI RIAUWORO
1. Meningkatkan upaya pencegahan HIV dan AIDS pada semua populasi kunci.
2. Menyediakan dan meningkatkan pelayanan perawatan, dukungan dan pengobatan yang bermutu, terjangkau dan bersahabat bagi ODHA.
3. Meningkatan akses dan dukungan sosial ekonomi bagi anak dan keluarga terdampak, serta ODHA yang miskin.
4. Menciptakan dan memperluas lingkungan kondusif yang memberdayakan masyarakat sipil untuk berperan secara bermakna, sehingga stigma dan diskriminasi terhadap populasi kunci, ODHA dan orang-orang yang terdampak oleh HIV dan AIDS berkurang.
TUJUAN KHUSUS SRAN
14KPA PROPINSI RIAUWORO
AREA 1 PENCEGAHAN PENULARAN HIV
• Pencegahan penularan HIV melalui transmisi seksual, dalam kerangka intervensi struktural dengan meningkatkan penggunaan kondom pada setiap hubungan seks berisiko
• Pencegahan penularan melalui alat suntik dengan menerapkan pengurangan dampak buruk napza melalui penguatan intervensi struktural, dilaksanakan di masyarakat dan rumah tahanan, termasuk perawatan untuk pemulihan adiksi
• Pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi.
AREA SRAN
15KPA PROPINSI RIAUWORO
AREA 2PERAWATAN, DUKUNGAN DAN PENGOBATAN
• Penguatan & pengembangan yankes serta koordinasi antar layanan
• Pencegahan & pengobatan IO, ko-infeksi & pengobatan ARV serta dukungan pemeriksaan berkala
• Perawatan berbasis masy & dukungan bagi ODHA, termasuk dukungan psikologis & sosial
• Pendidikan & pelatihan mengenai pengobatan untuk memberdayakan ODHA untuk menangani kesehatan mereka.
• Peningkatan kepatuhan berobat secara teratur.• Peningkatan pencegahan penularan dari ODHA
16KPA PROPINSI RIAUWORO
AREA 3PROGRAM MITIGASI DAMPAK
c. Penyediaan kesempatan pendidikan
e. Pelayanan kesehatan gizi
g. Akses pada bantuan ekonomi
17KPA PROPINSI RIAUWORO
AREA 4 PROGRAM PENINGKATAN LINGKUNGAN
KONDUSIF
Dalam rangka memimpin dan mengkoordinasikan respons penanggulangan HIV dan AIDS di 33 provinsi secara lebih efektif, perlu dipastikan adanya kelembagaan dan manajemen yang kuat, serta koordinasi yang baik di seluruh tingkatan.
Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi dan Kabupaten dan Kota harus berfungsi dan memiliki kemampuan mengkoordinasikan penanggulangan HIV dan AIDS di antara seluruh pemangku kepentingan, baik dari sektor pemerintah, swasta maupun masyarakat sipil
18KPA PROPINSI RIAUWORO
PENYELENGGARA SRAN
1. Lembaga-lembaga Pemerintah
Di tingkat pusat, lembaga2 pemerintah yang terlibat adalah kementerian teknis, kementerian negara, TNI dan POLRI serta lembaga non kementerian. Penyelenggaraan rencana aksi dilakukan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing yang dipimpin dan dikoordinasikan oleh KPA Nasional.
Di tingkat daerah, lembaga-lembaga eksekutif yang dimaksud adalah SKPD provinsi terkait, kantor wilayah dari instansi pusat di provinsi, komando TNI dan POLRI di provinsi di mana upaya pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS dikoordinasi oleh KPA Provinsi. Demikian juga di tingkat kabupaten/kota.
19KPA PROPINSI RIAUWORO
Dalam konteks HIV dan AIDS, masyarakat sipil berperan dan mendukung pemerintah dalam upaya penanggulangan AIDS. Antara lain :•Orang yang terinfeksi HIV dan populasi kunci•Lembaga Swadaya Masyarakat, •Lembaga Kemasyarakatan•Tenaga Profesional•Organisasi Profesi•Lembaga Pendidikan Tinggi.
Mereka dapat menjadi penggerak utama dan berperan aktif dalam upaya penanggulangan AIDS di Indonesia, dalam proses perumusan kebijakan, perencanaan dan implementasi setiap program yang dilakukan, serta monitoring dan evaluasi.
2. Masayarkat Sipil
20KPA PROPINSI RIAUWORO
Merujuk pada rentannya transmisi HIV di lingkungan kerja, telah membuat dunia kerja dan sektor swasta untuk berperan langsung dengan mengembangkan program penanggulangan AIDS untuk menyehatkan masyarakat pekerja. Implementasi kegiatan program dimaksud didukung dengan prinsip Organisasi Perburuhan Internasional (ILO ). Sumbangan dunia usaha dan sektor usaha dalam penanggulangan AIDS menjadi sebuah kegiatan inti di bidang ini.
3. Dunia Usaha dan Sektor Swasta
21KPA PROPINSI RIAUWORO
Mitra pembangungan internasional baik yang bersifat bilateral maupun multilateral, Lembaga Swadaya Masyarakat Internasional (International NGOs) dan berbagai yayasan internasional lainnya berkontribusi dalam memberikan dukungan secara finansial dan teknis dalam program penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia.
4. Mitra Pembangunan Internasional
22KPA PROPINSI RIAUWORO
• Civil society merupakan mitra kerja yang penting dalam upaya PP HIV dan AIDS. LSM dan Organisasi Non-Pemerintah lainnya seperti KDS telah memberikan kontribusi yang bermakna karena mampu menjangkau sub-populasi berperilaku berisiko dan menjadi pendamping dalam proses perawatan dan pengobatan ODHA.
• Civil Society berperan dalam penyuluhan, pelatihan, pendampingan ODHA, pemberian dukungan dan konseling.
• KPA di semua tingkat menciptakan lingkungan yang kondusif sehingga civil society dapat menjalankan perannya dengan tenang dan aman.
PENUTUP
23KPA PROPINSI RIAUWORO
TERIMA KASIH
top related