sistem pemindah tenaga

Post on 09-Jul-2016

237 Views

Category:

Documents

2 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

spt

TRANSCRIPT

SISTEM PEMINDAH TENAGATRANSMISI OTOMATISCONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION (CVT) 

DISUSUN OLEH

1. DORES CANDRA (20143020012) 2. HAEKAL ALFIANDI 20143020013) 3. R LINTANG N (20143020015) 4. AHMAD NUR HUDA (20143020017) 5. WARDOYO (20143020018) 6. YUSUF PURNOMO (20143020019) 7. AKBAR GINANJAR (20143020020)

a. Pengertian Transmisi Otomatis (AT)Pengembangan terbaru dalam sistem transmisi otomatis diantaranya Automatic Transmissions (AT), yaitu sistem transmisi otomatis yang menggabungkan fitur terbaik manual dan transmisi otomatis. Transmisi otomatis bergerak dengan dasar merespon putaran poros engkol (rpm) dan kecepatan putar mesin, untuk menentukan arah perpindahan gigi dengan menggunakan tekanan oli internal dan katub untuk memindah gigi atau gear.

Pengembangan terbaru dari Automatic Transmission (AT) diantaranya adalah Continuosly Variable Transmission (CVT)

Pada saat ini sebagaian besar produsen kendaraan mengunakan dan mengembangkan Continuously Variable Transmission (CVT). Prinsip kerja CVT adalah memanfaatkan perubahan diameter antara puli penggerak (driver pulley) dan puli yang digerakkan (driven pulley), Untuk mengubah variasi rasio (i) transmisi, dimana variasi tersebut dalam jangkauan yang lebar. CVT dibuat tidak hanya efisien dalam mentransmisi daya, tetapi juga karena kesederhanaan dalam konstruksi dan proses manufaktur.

keuntungan

Sistem ini memiliki beberapa keunggulan desain lebih transmisi otomatis (AT) yaitu :

1. Kontruksi lebih sederhana dan proses manufaktur yang lebih mudah.

2. Akselerasi halus tanpa sentakan atau pukulan dari mengubah gears.

3. Efisiensi bahan bakar yang lebih baik karena pada CVT tidak adanya daya yang terbuang waktu perpindahan gigi seperti yang terjadi pada transmisi otomatis.

4. memberikan perubahan kecepatan dan perubahan torsi dari mesin ke roda belakang secara otomatis

5. perbandingan rasio gigi yang sangat tepat tanpa harus memindah gigi

6. tidak akan terjadi hentakan saat perpindahan gigi

7. perpindahan kecepatan yang sangat lembut

kelemahan

1. Untuk start pertama dibutuhkan putaran yang tinggi

2. Pembukaan gas cenderung besar, karena dibutuhkan putaran tinggi untuk bisa berjalan dan berpindah rasio

3. Penggunaan bensin lebih boros 4. karena lebih banyak bekerja pada

putaran tinggi dimungkinkan mesin lebih cepat rusak jika tidak mendapatkan perawatan yang lebih

5. Pada saat jalan menurun, engine brake yang terjadi sangat kecil, sehingga cenderung mengerem dan rem akan terbakar

6. Karena kecilnya engine brake ini akan menimbulkan motor sulit dikendalikan saat jalan menurun. Untuk itu tidak disarankan menggunakan mobil matic dikondisi jalan menanjak dan menurun bagi yang belum berpengalaman

7. kerusakan belt atau roller sebagai faktor utama bila digunakan pada daya > 135 HP

Namun kelemahan sistem CVT dibandingkan AT yaitu : kemampuan beltnya yang menurun drastis kalau dipakai untuk kendaraan dengan Daya diatas 135 HP, karena beltnya yang akan mengendur bila terlalu panas akibat gesekan dalam pemakaian yang lama, sangat tidak cocok untuk performance car karena tenaga tidak responsif, kalah responsif oleh matic biasa sekalipun

Sistem CVT memilik beberapa type penggerak ratio yaitu : Variable-diameter Pulley (VDP), yaitu sistem CVT secara sederhana terdapat dua V-belt puli yang tegak lurus untuk memisahkan antar puli dari axes rotasi, dengan V-sabuk berjalan di antara mereka.

Sistem CVT memiliki beberapa type penggerak ratio yaitu :1.Variabel diameter pulley (VDP)2.Continuously variable

transmission toroidal3.Hydrostatic CVT4.Elektrical Continuously

transmission (ECVT)

1. Variable-diameter pulley (VDP)

Yaitu sistem CVT secara sederhana terdapat dua V-belt puli yang tegak lurus untuk memisahkan antar puli dari axes rotasi, dengan V-sabuk berjalan diantara mereka. Ratio gear diubah agar bergerak pada dua bagian dari satu puli penggerak dan dua bagian lainya dari satu puli digerakan.

2. Continuously Variable Transmission Toroidal Seperti gambar diatas Torodial atau roller

berbasis CVT, dibuat dari disk dan roller yang berfungsi menstransfer daya antar disk. Disk digambarkan sebagai dua bagian yang berbentuk kerucut (point-to-point) sehingga sisi disk pada dua bagian dapat mengisi pusat lubang yang torus. Satu disk sebagai inputan dan yang kedua adalah output (tidak ada kontak antar disk). Sistem secara drastis fungsinya berbeda, dengan semua komponen yang sejalan dengan roda/roller dan sistem katrol menghasilkan seperti prinsip CVT.

Cara kerjanya : Satu disk terhubung ke mesin (katrol

penggerak) disk yang lain terhubung ke batang (kontrol digerakan). Rollers atau roda terletak antara disk sebagai belt (pada CVT) yang digerakan dengan transmisi listrik dari satu disk ke yang lain. Sehingga dapat memutar roda dua sepanjang sumbu axis dan berputar disekeliling sumbu horizontal serta memindahkan daya diluar atau sekeliling sumbu vertikl, yang memungkinkan roda kontak dengan disk

3. Hydrostatic CVT

Adalah salah satu jenis CVT menggunakan variable kapasitas pompa ke bervariasi cairan mengalir masuk hydrostatic aktuator. Dalam transmisi jenis ini pemutaran gerak mesin pompa menerapkan sistem penggerak hydrostatic dimana pompa yang mengkonversikan pemutar gerakan menjadi aliran cairan.

Kemudian, dengan motor hydrostatic terletak disamping menggerakan, cairan yang mengalir kemudian dikonvert kembali kedalam gerakan pemutaran yang ditunjukan pada gambar berikut

4. Electrical Continuously transmission (ECVT) Dari permasalahan yang ditimbulkan

dari beberapa CVT maka dalam sistem terbaru dengan menggunakan electrical atau yang disebut dengan electrical continuously transmission (ECVT). Sistem diharapkan mampu menggurangi persoalan slip, pengendalian ratio secara optimal, dan juga untuk memungkinkan meningkatkanya performance system.

ECVT menggunakan suatu penggerak ratio dengan menekan belt yang diatur oleh elektrik motor untuk mengendalikan gerak fork push belt dengan mengkombinasikan dengan suatu lead screw untuk menggerakan mekanisme sehingga fork push belt dapat mengendalikan ratio puli CVT

Berikut adalah cara kerjanya: Satu disk terhubung ke mesin �

(katrol penggerak) Disk lain terhubung ke batang �

(kontrol digerakan). Rollers atau roda, terletak antara �

disc sebagai belt(pada CVP), yang digerakan dengan transmisi listrik

dari satu disk ke yang lain.

Hydrostatic CVT adalah salah satu jenis CVT, menggunakan variabel-kapasitas pompa ke bervariasi cairan mengalir masuk hydrostatic aktuator. Dalam transmisi jenis ini pemutaran gerakan mesin pompa menerapkan sistem pengerak hydrostatic dimana pompa yang mengkonversi pemutaran gerakan menjadi aliran cairan. Kemudian, dengan motor hydrostaticterletak di samping menggerakkan,

cairan yang mengalir kemudian dikonvert kembali ke dalam gerakan pemutaran

Tipe ini berdasarkan bentuk penyalur tenaganya dibagi atas 3 tipe, yaitu :

1. Tipe Sabuk (Belt CVT)2. Tipe Rantai (Chain CVT) 3. Tipe Toroidal (Toroidal CVT)

Sekian dan terima kasih

top related