sistem monitoring level ketinggian air bendungan
Post on 16-Oct-2021
14 Views
Preview:
TRANSCRIPT
SISTEM MONITORING LEVEL KETINGGIAN AIR
BENDUNGAN MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK
YANG DI KONTROL MELALUI ANDROID
TUGAS AKHIR
NIA ANITA SARI LUBIS
142408033
PROGRAM STUDI D-III FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
SISTEM MONITORING LEVEL KETINGGIAN AIR BENDUNGAN
MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK YANG DI KONTROL
MELALUI ANDROID
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh
Ahli Madya
NIA ANITA SARI LUBIS
142408033
PROGRAM STUDI D-III FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
i
PERSETUJUAN
Judul : Sistem Monitoring Level Ketinggian Air
Bendungan Menggunakan Sensor Ultrasonik Yang
Di Kontrol Melalui Android
Kategori : Tugas Akhir
Nama : Nia Anita Sari Lubis
NomorIndukMahasiswa :142408033
Program Studi : Diploma (D-3) Fisika
Departemen : Fisika
Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatra Utara
Disetujui ,
Medan, 25 Juli 2017
Disetujui Oleh
Ketua Program Studi D-3 Fisika Dosen Pembimbing
( Drs. Takdir Tamba.M.Eng.Sc. ) (Dr. Syahrul Humaidi, MSc.)
NIP: 196006031986011002 NIP:196505171993031009
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ii
PERNYATAAN
SISTEM MONITORING LEVEL KETINGGIAN AIR
BENDUNGAN YANG DI KONTROL MELALUI ANDROID
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil karya sendiri. Kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, 25 Juli 2017
Nia Anita Sari Lubis
142408033
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
iii
SISTEM MONITORING LEVEL KETINGGIAN AIR BENDUNGAN
MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK YANG DI KONTROL
MELALUI ANDROID
ABSTRAK
Pengendalian ketinggian air pada bendungan selama ini masih di lakukan secara
manual dengan memanfaatkan operator manusia, yang mana dalam hal ini terjadi
kesalahan dalam pengambilan keputusan ataupun kesalahan pembacaan
ketinggian air karna kesalahan manusia. Dalam penelitian ini , penulis
memberikan solusi dengan adanya sistem kontrol pada pintu air bendungan atau
waduk, sehingga ketika kondisi level air pada ketinggian tertentu pintu air dapat
di kontrol dengan memanfaatkan penggunaan sensor ultrasonik yang berbasis
mikrokontroller ATmega8 menggunakan android. Sistem ini mempermudah
dalam hal pemantauan kendali ketinggian air di bendungan dan sungai yang
menerapkan sistem ini. Adanya sistem ini diharapkan memperkecil respon lambat
yang di sebabkan oleh kesalahan manusia. Dan juga mempermudah pekerjaan
bagi petugas yang sedang berjaga dalam pemantauan.
Kata Kunci : Bendungan, Level Ketinggian Air, Sensor Ultrasonic,
Android
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
iv
MONITORING LEVEL SYSTEM OF WATER SUPPLY RAILWAY
USING ULTRASONIC SENSORS CONTROLED THROUGH ANDROID
ABSTRACT
The water level control of the dam is still done manually by using human
operators, in which case there is mistake in decision making or error of water
level reading because human error. In this research, the writer give solution with
the control system at dam water door or reservoir, so that when water level
condition at certain height of water gate can be controlled by utilizing the use of
ultrasonic sensor based on microcontroller ATmega8 using android. This system
makes it easier to monitor the control of water levels in dams and rivers that
implement this system. The existence of this system is expected to minimize the
slow response caused by human error. And also facilitate the work for officers
who are on guard in monitoring.
Keywords: Dam, Water Elevation Level, Ultrasonic Sensor, Android
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
v
PENGHARGAAN
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang karena rahmat dan
nikmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul
“Sistem Monitoring Level Ketinggian Air Bendungan Yang Di Kontrol Melalui
Android”.
Pada kesempatan ini, peneliti mengucapkan terimakasih dan penghargaan
yang sebesar-besarnya kepada Papaku tercinta Almarhum Rudi Akhmad dan
Mamaku tercinta Maridah Nasution atas cinta, kasih sayang, kerinduan, dukungan
moril dan materil serta doa kepada peneliti selama mengikuti perkuliahan hingga
selesainya penyusunan tugas akhir ini. Semoga Allah SWT selalu mencurahkan
kebahagian kepada keduanya, di dunia maupun di akhirat.
Ucapan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Kerista Sebayang, MS, selaku Dekan Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera
Utara.
2. Bapak Drs. Takdir Tamba, M.Eng.Sc selaku Ketua Program Studi
D-III Fisika Fakultas MIPA Universitas Sumatra Utara .
3. Bapak Dr.Syahrul Humaidi,MSc selaku Pembimbing yang telah
membimbing dan mengarahkan Kepada Penulis dalam
menyelesaikan Tugas Akhir .
4. Seluruh Staf Pengajar/Pegawai Program Studi Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatra Utara .
5. Kakakku tercinta Febri Inka Mandasari S.psi dan abangku M. Puli
Indra Putra , yang telah memberikan semangat kepada peneliti
untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
6. Senior kami Fatuhrrahman yang telah memberikan bantuan berupa
Ilmu dan Motivasi dalam menyelesaikan tugas akhir.
7. Sahabat – sahabatku yang kusayangi Ismi Rohmah Nasution, Siti
Aisyah , Hasan Ashari Pulungan , Oji Kurnia Lubis, M. Ade
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
vi
Syaputra, Ahmad Faisal, Sangkot Aminah, Maryam, Raisah
Nasution. Mereka adalah penyemangat yang selalu ada dan
mendukung peneliti selama berjuang dalam menyelesaikan
perkuliahan ini.
8. Kepada teman susah senang selama di kampus, yang selalu
menghibur dikala sedih dan selalu tertawa bersama dikala senang,
susah senang masa perkuliahan dan tugas-tugas yang kadang
membuat lelah, terimakasih kepada kalian karna sudah menemani
dari semester awal dan sampe sekarang. Devi Gracela Sinaga , Ida
Theresia Hutasoit, Jude Siska Sinaga, Irena Nadya Nency Sitorus,
Selia Kjany Ginting, Nofa Bonita, Wenny damanik, kalian terbaik.
9. Kepada teman PKL yang sudah banyak ukir cerita , 1 bulan penuh
sama kalian, dan dalam 1 bulan jadi keluarga, dan sampe sekarang
rindu kalo ingat 1 bulan bareng kalian, Khalida Maulvi , Cristovel
Sitorus, Ivan Albrado , Ulfah Azka , Ryan Putra Lubis , Andre
Aditya Manalu, Rizky Arimialza, kalian terbaik.
10. Buat oppa-oppa dan oenni-oenni yang ada dalam drama korea ,
terimakasih sudah membuat saya terhibur dalam waktu lelah saya
selama masa perkuliahan dan selama menyelesaikan tugas akhir
ini.
11. Kepada teman-teman angkatan 2014 Fisika Instrumentasi yang
tidak bisa disebutkan namanya satu persatu. Terima kasih untuk
waktu dan kebersamaannya.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati peneliti menyadari bahwa tugas akhir
ini masih jauh dari kriteria penelitian yang sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang sifatnya membangun peneliti sangat harapkan.
Medan, 25 Juli 2017
Penulis
Nia Anita Sari Lubis
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
vii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK..................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR.................................................................... vi
DAFTAR TABEL………………………………………………… vii
LAMPIRAN……………………………………………………… viii
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………. 1
1.1.Latar Belakang………………………………………. 1
1.2.Rumusan Masalah…………………………………… 2
1.3.Tujuan Penelitian……………………………………. 3
1.4.Batasan Masalah……………………………………. 3
1.5.Metode Penulisan…………………………………… 4
1.6.Sistematika Penulisan………………………………… 4
BAB 2 LANDASAN TEORI…………………………………….. 6
2.1.Buzzer.……………………………..…………………. 6
2.2.Sensor Ultrasonik…………….....……….…………… 6
2.3.Motor Servo………………………………....……….. 8
2.4. Modul Bluetooth HC-05....…………………………. 8
2.5. Mikrokontroler AVR Atmega8.....………………… 10
2.5.1. SPESIFIKASI ATmega 8…………...…… 13
2.6. Android ....………………………….………...…… 15
2.6. Gelombang ....………………………….…...…… 18
BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN………………. 21
3.1.Diagram Blok Sistem………………………………… 21
3.1.1.Fungsi-Fungsi Diagram Blog……………………. 21
3.2.Rangkaian Reguler 7805……………………………. 22
3.3.Rangkaian Mikrokontroler Atmega 8……………... 23
3.4.Rangkaian Sensor Ultrasonic ………………………….. 24
3.5.Flowchat Sistem ……………………………………. 26
BAB 4 PENGUJIAN DAN HASIL……………………………. 27
4.1.Pengujian Rangkaian Regulator 7805……………… 27
4.2.Pengujian Rangkaian Mikrokontroler…………….. 28
4.3.Pengujian Rangkaian Sensor Ultrasonic…………… 29
BAB 5 PENUTUP…………………….…………………………. 31
5.1.Kesimpulan…………………………………………… 31
5.2.Saran………………………………………………..... 32
DAFTAR PUSATAKA………………………………………….. 33
LAMPIRAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1.Sensor Ultrasonik…………………………………………… 7
2.2. Motor Servor………………………………………………… 8
2.3. Modul Bluetooth HC-05……………………………………. 9
2.4. Konfigurasi Pin ATmega 8………………………………… 11
2.5. gelombang transversal dan gelombang longitudinal ……… 19
2.6. jarak tempuh gelombang per satuan waktu ……………….. 19
3.1.Diagram Blok System……………………………………….. 21
3.2.Rangkaian Reguler 7805……………………………………. 22
3.3.Rangkaian Mikrokontroler Atmega 8……………………… 24
3.5.Rangkaian Sensor Ultrasonik ……………………………… 24
3.6.Flowchart Sistem …………..…………………………………. 26
4.1.Informasi Signatur Mikrokontroler………………………… 28
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
4.1. Pengujian Regulator 7805……………………………… 27
4.2.Pengujian Ketinggian Air Bendungan …….…………… 29
4.2.Pengujian Ketinggian Air Bendungan …….…………… 30
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
x
DAFTAR LAMPIRAN
1. Program Lengkap ………………………………
2. Rangkaian Lengkap …….………………………
3. Data Sheet Mikrokontroller ATmega 8…….…..
4. Data Sheet Sensor Ultrasonik …….…….……....
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Teknologi sekarang sangat memegang peranan penting, teknologi yang
modern harus mencakup secara sinergi antara efisiensi biaya, sumber daya alam
serta sumber daya manusianya. Jika salah satu diabaikan akan timbul masalah
dikemudian hari.
Pengaturan pengendalian secara otomatis diberbagai bidang pada saat ini
sering dikembangkan diantaranya adalah aplikasi pengendalian/pemantau level
ketinggian air bendungan yang sudah banyak ditemui.
Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah Sistem Monitoring Level Ketinggian
Air Bendungan yang dikontrol dengan Android. Kawasan untuk memantau level
ketinggian air bendungan dimana kita tidak perlu untuk melakukan kontak fisik
antara sensor dengan permukaan air, dan supaya pengendalian bisa lebih mudah.
Pengaturan ketinggian air pada bendungan sangat diperlukan dalam menghadapi
curah hujan yang tidak menentu di masing-masing wilayah.
Selama ini dalam pengaturan buka tutup pintu air bendungan masih
memerlukan banyak pertimbangan sebelum dapat melaksanakan kontrol tersebut.
Oleh sebab itu, dalam menyikapi permasalah tersebut penulis akan memberikan
solusi berupa kontrol buka tutup pintu air bendungan dengan mempertimbangkan
beberapa aspek yang akan di atur dengan sedemikian rupa agar sistem dapat
bekerja dengan maksimal.
Diharapkan dengan sistem ini nantinya dalam kontrol ketinggiann air akan lebih
mudah di awasi dan dalam proses komunikasi antar wilayah dapat terintegrasi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
dalam satu kesatuan sehingga dalam pengambilan keputusan dapat dengan cepat
dan tepat. Dengan memanfaatkan sensor ultrasonik untuk mendeteksi perubahan
ketinggian air bendungan. Sensor ultrasonik yang digunakan memiliki kehandalan
lebih baik daripada sensor jarak yang lain. Selain itu dalam pemanfaatan
kemampuan sensor ultrasonik pada prototype hanya dalam skala Centimeter,
dengan batuan buzzer sebagai indikator pengingat (Alarm) untuk mengetahui
tinggi air yang mendekati sensor. Penggunaan motor servo sebagai penggerak
pada prototype alat memang sangat tepat, karna motor servo dapat bergerak dari
derajat 0 hingga derajat 180, yang mana akan berguna dan mudah digunakan
untuk alat yang hanya bersifat buka Tutup.
Keuntungan dari sistem ini adalah komponen rangkaian yang banyak
dipasaran yang harganya cukup terjangkau sehingga dalam penggunaannya
efisiensi biaya dapat dicapai, mudah dalam perawatan. Sistem pengontrolan pada
alat yang dirancang adalah menggunakan sistem pengatur cepat/lamat pembukan
pintu air melalui android dan mikrokontroler digunakan sebagai pusat untuk
kontrol proses.
1.2.Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaiamana merancang dan membuat prototype sistem buka tutup
otomatis pada pintu air berbasis mikrokontroller ATmega8.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3
2. Bagaimana mengaplikasikan dan mengontrol sistem miktronkontroler
ATMega8 untuk pengendali/pemantau sistem level ketinggian air
bendungan.
3. Bagaiamana merancang sistem pemberi keputusan untuk membuka dan
menutup pintu air berdasar pada input dari sensor ultrasonik
1.3.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari dibuatnya alat ini adalah :
1. Merancang Prototype level ketinggian air bendungan yang menggunakan
sensor ultrasonik yang di kontrol melalui Android.
2. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya dibidang sistem
kendali alat dan mengimplementasikan ilmu yang didapat selama kuliah agar
lebih bermanfaat.
1.4.Batasan Masalah
Batasan masalah yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah :
1. Sensor pengukur ketinggian air yang digunakan yaitu menggunakan sensor
ultrasonik.
2. Rangakaian Mikrokontroller yang di gunakan adalah mikrokontroller
ATMega8
3. Tidak membahas tentang rumus ketinggian air
4. Dalam laporan tugas akhir ini hanya membahas tentang Mikrokontroler
ATmega 8, Sensor Ultrasonik, Buzzer, Ketinggian air yang dikontrol
melalui android, Module bluetooth Hc-05.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4
1.5 Metode Penulisan
Adapun metode penulisan yang digunakan dalam menyusun dan menganalisa
proyek ini adalah:
1. Studi literatur yang berhubungan dengan perancanangan dan pembuatan
alat ini.
2. Perencanaan dan pembuatan alat
Merencanakan peralatan yang telah dirancang baik software maupun
hardware.
3. Pengujian alat
Peralatan yang telah dibuat kemudian diuji apakah telah sesuai yang telah
direncanakan.
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penyusunan laporan, maka dalam hal ini penulis
membagi dalam beberapa bab, serta memberikan gambaran secara garis besar isi
dari tiap-tiap bab.
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang masalah, tujuan dan manfaaat penelitian,
identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, metode penelitian,
serta sistematika penulisan.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
Bab ini merupakan landasan teori yang membahas tentang teoriteori yang
mendukung dalam penyelesaian masalah.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5
BAB 3 : PERANCANGAN DAN PEMBUATAN
Meliputi metode, bahan alat, perancangan dan pengambilan data penelitian.
BAB 4 : PENGUJIAN DAN HASIL
Meliputi hasil penelitian dan pembahasan.
BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN
Berisikan kesimpulan tentang hasil rancangan yang telah dibuat serta saran dalam
pengembangan rancangan tersebut.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1.Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk
mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja
buzzer hampir sama dengan loudspeaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan
yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus
sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau
keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan
dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan
diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan
menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah
selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm).
2.2 Sensor Ultrasonic
Sensor ultrasonik adalah sebuah sensor yang berfungsi untuk mengubah
besaran fisis (bunyi) menjadi besaran listrik dan sebaliknya. Cara kerja sensor ini
didasarkan pada prinsip dari pantulan suatu gelombang suara sehingga dapat
dipakai untuk menafsirkan eksistensi (jarak) suatu benda dengan frekuensi
tertentu. Disebut sebagai sensor ultrasonik karena sensor ini menggunakan
gelombang ultrasonik (bunyi ultrasonik).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
7
Gelombang ultrasonik adalah gelombang bunyi yang mempunyai
frekuensi sangat tinggi yaitu 20.000 Hz. Bunyi ultrasonik tidak dapat di dengar
oleh telinga manusia. Bunyi ultrasonik dapat didengar oleh anjing, kucing,
kelelawar, dan lumba-lumba. Bunyi ultrasonik nisa merambat melalui zat padat,
cair dan gas. Reflektivitas bunyi ultrasonik di permukaan zat padat hampir sama
dengan reflektivitas bunyi ultrasonik di permukaan zat cair. Akan tetapi,
gelombang bunyi ultrasonik akan diserap oleh tekstil dan busa.
Pada sensor ultrasonik, gelombang ultrasonik dibangkitkan melalui sebuah alat
yang disebut dengan piezoelektrik dengan frekuensi tertentu. Piezoelektrik ini
akan menghasilkan gelombang ultrasonik (umumnya berfrekuensi 40kHz) ketika
sebuah osilator diterapkan pada benda tersebut. Secara umum, alat ini akan
menembakkan gelombang ultrasonik menuju suatu area atau suatu target. Setelah
gelombang menyentuh permukaan target, maka target akan memantulkan kembali
gelombang tersebut. Gelombang pantulan dari target akan ditangkap oleh sensor,
kemudian sensor menghitung selisih antara waktu pengiriman gelombang dan
waktu gelombang pantul diterima.
Gambar 2.1. sensor ultrasonic HC-SR04
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
8
2.3. Motor Servo
Motor servo adalah sebuah perangkat atau aktuator putar (motor) yang
dirancang dengan sistem kontrol umpan balik loop tertutup (servo), sehingga
dapat di set-up atau di atur untuk menentukan dan memastikan posisi sudut dari
poros output motor. motor servo merupakan perangkat yang terdiri dari motor
DC, serangkaian gear, rangkaian kontrol dan potensiometer. Serangkaian gear
yang melekat pada poros motor DC akan memperlambat putaran poros dan
meningkatkan torsi motor servo, sedangkan potensiometer dengan perubahan
resistansinya saat motor berputar berfungsi sebagai penentu batas posisi putaran
poros motor servo.
Gambar 2.2. Motor servo
2.4. Modul Bluetooth HC-05
Modul HC-05 adalah modul bluetooth yang dapat berfungsi sebagai
master atau sebagai slave. modul HC-05 memiliki dua mode kerja yaitu mode AT
Command dan mode Data. Modul HC-05 menggunakan mode Data secara
default. Berikut ini adalah keterangan untuk kedua mode tersebut:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
9
AT Command. Pada mode ini, modul HC-05 akan menerima instruksi
berupa perintah AT Command. Mode ini dapat digunakan untuk mengatur
konfigurasi modul HC-05. Perintah AT Command yang dikirimkan ke
modul HC-05 menggunakan huruf kapital dan diakhiri dengan karakter
CRLF (\r\n atau 0x0d 0x0a dalam heksadesimal).
Data. Pada mode ini, modul HC-05 dapat terhubung dengan perangkat
bluetooth lain dan mengirimkan serta menerima data melalui pin TX dan
RX. Konfigurasi koneksi serial pada mode ini menggunakan baudrate:
9600 bps, data: 8 bit, stop bits: 1 bit, parity: None, handshake: None.
Adapun password default untuk terhubung dengan modul HC-05 pada
mode Data adalah 0000 atau 1234.
Gambar 2.3. Modul Bluetooth HC-05
Keterangan pin out di atas adalah sebagai berikut:
EN fungsinya untuk mengaktifkan mode AT Command Setup pada modul
HC-05. Jika pin ini ditekan sambil ditahan sebelum memberikan tegangan
ke modul HC-05, maka modul akan mengaktifkan mode AT Command
Setup. Secara default, modul HC-05 aktif dalam mode Data.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10
Vcc adalah pin yang berfungsi sebagai input tegangan. Hubungkan pin ini
dengan sumber tegangan 5V.
GND adalah pin yang berfungsi sebagai ground. Hubungkan pin ini
dengan ground pada sumber tegangan.
TX adalah pin yang berfungsi untuk mengirimkan data dari modul ke
perangkat lain (mikrokontroler). Tegangan sinyal pada pin ini adalah 3.3V
sehingga dapat langsung dihubungkan dengan pin RX pada arduino karena
tegangan sinyal 3.3V dianggap sebagai sinyal bernilai HIGH pada
arduino.
RX adalah pin yang berfungsi untuk menerima data yang dikirim ke
modul HC-05. Tegangan sinyal pada pin sama dengan tegangan sinyal
pada pin TX, yaitu 3.3V. Untuk keamanan, sebaiknya gunakan pembagi
tegangan jika menghubungkan pin ini dengan arduino yang bekerja pada
tegangan 5V. Pembagi tegangan tersebut menggunakan 2 buah resistor.
Resistor yang digunakan sebagai pembagi tegangan pada tutorial ini
adalah 1K ohm dan 2K ohm. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada
bagian implementasi koneksi antara modul HC-05 dan arduino UNO.
STATE adalah pin yang berfungsi untuk memberikan informasi apakah
modul terhubung atau tidak dengan perangkat lain.
2.5.Mikrokontroler AVR Atmega8
AVR merupakan salah satu jenis mikrokontroler yang di dalamnya
terdapat berbagai macam fungsi. Perbedaannya pada mikro yang pada umumnya
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11
digunakan seperti MCS51 adalah pada AVR tidak perlu menggunakan oscillator
eksternal karena di dalamnya sudah terdapat internal oscillator. Selain itu
kelebihan dari AVR adalah memiliki Power-On Reset, yaitu tidak perlu ada
tombol reset dari luar karena cukup hanya dengan mematikan supply, maka secara
otomatis AVR akan melakukan reset. Untuk beberapa jenis AVR terdapat
beberapa fungsi khusus seperti ADC, EEPROM sekitar 128 byte sampai dengan
512 byte. AVR ATmega8 adalah mikrokontroler CMOS 8-bit berarsitektur AVR
RISC yang memiliki 8K byte in-System Programmable Flash. Mikrokontroler
dengan konsumsi daya rendah ini mampu mengeksekusi instruksi dengan
kecepatan maksimum 16MIPS pada frekuensi 16MHz. Jika dibandingkan dengan
ATmega8L perbedaannya hanya terletak pada besarnya tegangan yang diperlukan
untuk bekerja. Untuk ATmega8 tipe L, mikrokontroler ini dapat bekerja dengan
tegangan antara 2,7 - 5,5 V sedangkan untuk ATmega8 hanya dapat bekerja pada
tegangan antara 4,5 – 5,5 V.
Konfigurasi Pin ATmega 8 dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4. Konfigurasi Pin ATmega 8
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
12
ATmega8 memiliki 28 Pin, yang masing-masing pin nya memiliki fungsi
yang berbeda-beda baik sebagai port maupun fungsi yang lainnya. Berikut akan
dijelaskan fungsi dari masing-masing kaki ATmega8.
a. VCC : Merupakan supply tegangan digital.
b. GND : Merupakan ground untuk semua komponen yang membutuhkan
grounding.
c. Port B (PB7...PB0) : Jumlah Port B adalah 8 buah pin, mulai dari pin
B.0 sampai dengan B.7. Tiap pin dapat digunakan sebagai input maupun
output. Port B merupakan sebuah 8-bit bi-directional I/O dengan internal
pull-up resistor. Sebagai input, pin-pin 7 yang terdapat pada port B yang
secara eksternal diturunkan, maka akan mengeluarkan arus jika pull-up
resistor diaktifkan.
d. Port C (PC5…PC0) : Port C merupakan sebuah 7-bit bi-directional I/O
port yang di dalam masingmasing pin terdapat pull-up resistor. Jumlah pin
nya hanya 7 buah mulai dari pin C.0 sampai dengan pin C.6. Sebagai
keluaran/output port C memiliki karakteristik yang sama dalam hal
menyerap arus (sink) ataupun mengeluarkan arus (source).
e. RESET/PC6 : Jika RSTDISBL Fuse diprogram, maka PC6 akan
berfungsi sebagai pin I/O. Pin ini memiliki karakteristik yang berbeda
dengan pin-pin yang terdapat pada port C lainnya. Namun jika RSTDISBL
Fuse tidak diprogram, maka pin ini akan berfungsi sebagai input reset.
f. Port D : Merupakan 8-bit bi-directional I/O dengan internal pull-up
resistor. Fungsi dari port ini sama dengan port-port yang lain. Pada port ini
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
13
hanya berfungsi sebagai masukan dan keluaran saja atau biasa disebut
dengan I/O.
g. AVcc : Pin ini berfungsi sebagai supply tegangan untuk ADC.
h. AREF : Merupakan pin referensi jika menggunakan ADC.
2.5.1.SPESIFIKASI ATmega 8
1. Kinerja tinggi, rendah daya Atmel®AVR® 8-bit Microcontroller
2. Advanced RISC Architecture
a. 130 Instruksi Powerfull - Kebanyakan Single-jam Siklus Eksekusi
b. 32 × 8 General Purpose Kerja Register
c. Operasi Fully Static
d. Sampai dengan 16MIPS throughput di 16MHz
e. On-chip 2-siklus Multiplier
3. segmen Memory Tinggi Ketahanan Non-volatile
a. 8Kbytes In-System Self-programmable memori program flash
b. 512bytes EEPROM
c. SRAM 1Kbyte internal
d. Menulis / Erase Cycles: 10.000 Flash / 100.000 EEPROM
e. Data retensi: 20 tahun pada 85 ° C / 100 tahun pada 25 ° C (1)
f. Opsional Boot Kode Bagian dengan Independent Lock Bits
g. In-System Programming secara On-chip Program Boot
h. Benar Operasi Baca-Sementara-Write
i. Kunci Pemrograman untuk Security Software
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
14
4. Fitur Peripheral
a. Dua 8-bit Timer / Counter dengan Prescaler terpisah, satu
Bandingkan Modus
b. Satu 16-bit Timer / Counter dengan Prescaler terpisah, Bandingkan
Mode, dan Tangkap
c. Mode
d. Real Time Counter dengan Oscillator terpisah
e. Tiga Saluran PWM
f. 8-channel ADC di TQFP dan QFN / MLF paket
g. Delapan Saluran 10-bit Akurasi
h. 6-channel ADC dalam paket PDIP
i. Enam Saluran 10-bit Akurasi
j. Byte berorientasi Dua-kawat Serial Interface
k. Programmable Serial USART
l. Master / Slave SPI Serial Interface
m. Programmable Watchdog Timer dengan terpisah On-chip
Oscillator
n. On-chip Analog Comparator
5. Fitur Mikrokontroler Khusus
a. Power-on ulang dan Programmable Brown-out Detection
b. Internal dikalibrasi RC Oscillator
c. Eksternal dan Sumber Interrupt internal
d. Lima Mode Sleep: Idle, ADC Noise Reduction, Power-save,
Power-down, dan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
15
e. Bersiap
6. I / O dan Paket
a. 23 Programmable I / O Garis
b. 28-lead PDIP, 32-lead TQFP, dan 32-pad QFN / MLF
7. Tegangan Operasi
a. 2.7V - 5.5V (ATmega8L)
b. 4.5V - 5.5V (ATmega8)
8. Kelas Kecepatan
a. 0 - 8MHz (ATmega8L)
b. 0 - 16MHz (ATmega8)
9.
a. Aktif: 3.6mA
b. Menganggur Mode: 1.0mA
c. Power-down Mode: 0.5μA
2.6. Android
Android adalah suatu sistem operasi yang berjalan pada smatphone saat ini
dan menyesuaikan spesifikasi di kelas low-end hingga high-end. Hampir semua
vendor saat ini mengembangkan produknya dengan sistem operasi Android,
karena peminatnya yang semakin meningkat tajam. Seiring berkembangnya jaman
tentu kita sebagai manusia butuh peralatan yang canggih dan efisien untuk
keperluan sehari-hari. Oleh karena itu ada baiknya anda mulai menggunakan
perangkat dengan sistem operasi ini, karena teknologi android pun sudah
berkembang pesat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
16
Android juga sebuah sistem operasi pada handphone yang bersifat terbuka
dan berbasis pada sistem operasi Linux. Android bisa digunakan oleh setiap orang
yang ingin menggunakannya pada perangkat mereka. Android menyediakan
platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka
sendiri yang akan digunakan untuk bermacam peranti bergerak. Awalnya, Google
Inc. membeli Android Inc., pendatang baru yang membuat peranti lunak untuk
ponsel. Kemudian untuk mengembangkan Android, dibentuklah Open Handset
Alliance, konsorsium dari 34 perusahaan peranti keras, peranti lunak, dan
telekomunikasi, termasuk Google, HTC, Intel, Motorola, Qualcomm, TMobile,
dan Nvidia.
Kelebihan Android
a. Multitasking – Kalau anda pernah merasakan keunggulan dari
Symbian yang bisa membuka beberapa aplikasi sekaligus, begitu juga
Android yang mampu membuka beberapa aplikasi sekaligus tanpa
harus menutup salah satunya.
b. Kemudahan dalam Notifikasi – Setiap ada SMS, Email, atau bahkan
artikel terbaru dari RSS Reader, akan selalu ada notifikasi di Home
Screen Ponsel Android, tak ketinggalan Lampu LED Indikator yang
berkedip-kedip, sehingga Anda tidak akan terlewatkan satu SMS,
Email ataupun Misscall sekalipun.
c. Akses Mudah terhadap Ribuan Aplikasi Android lewat Google
Android App Market – Kalau Anda gemar install aplikasi ataupun
games, lewat Google Android App Market Anda bisa mendownload
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
17
berbagai aplikasi dengan gratis. Ada banyak ribuan aplikasi dan games
yang siap untuk Anda download di ponsel Android.
d. Pilihan Ponsel yang beranekaragam – Bicara ponsel Android, akan
terasa „beda‟ dibandingkan dengan iOS, jika iOS hanya terbatas pada
iPhone dari Apple, maka Android tersedia di ponsel dari berbagai
produsen, mulai dari Sony Ericsson, Motorola, HTC sampai Samsung.
11 Dan setiap pabrikan ponsel pun menghadirkan ponsel Android
dengan gaya masing-masing, seperti Motorola dengan Motoblur-nya,
Sony Ericsson dengan TimeScape-nya. Jadi Anda bisa leluasa memilih
ponsel Android sesuai dengan „merk‟ favorite.
e. Bisa menginstal ROM yang dimodifikasi – tak puas dengan tampilan
standar Android, jangan khawatir ada banyak Costum ROM yang bisa
Anda pakai di ponsel Android. f) Widget – benar sekali, dengan
adanya Widget di homescreen, Anda bisa dengan mudah mengakses
berbagai setting dengan cepat dan mudah.
f. Google Maniak – Kelebihan Android lainnya jika Anda pengguna
setia layanan Google mulai dari Gmail sampai Google Reader, ponsel
Android telah terintegrasi dengan layanan Google, sehingga Anda bisa
dengan cepat mengecek email dari Gmail.
Kelemahan Android
a. Koneksi Internet yang terus menerus – Yups, kebanyakan ponsel
berbasis system ini memerlukan koneksi internet yang simultan alias
terus menerus aktif.Koneksi internet GPRS selalu aktif setiap waktu,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
18
itu artinya Anda harus siap berlangganan paket GPRS yang sesuai
dengan kebutuhan.
b. Iklan – Aplikasi di Ponsel Android memang bisa didapatkan dengan
mudah dan gratis, namun konsekuensinya di setiap Aplikasi tersebut,
12 akan selalu Iklan yang terpampang, entah itu bagian atas atau
bawah aplikasi.
2.7. Gelombang
Gelombang adalah getaran yang merambat, baik melalui medium maupun
tanpa medium. Sampai saat ini, pengetahuan manusia tentang gelombang telah
dimanfaatkan dalam berbagai bidang kehidupan, misalnya bidang kedokteran,
militer, komunikasi, industri, dan sebagainya.
1. Jenis - jenis Gelombang
Jenis gelombang berdasarkan arah rambat dan arah getar
bedasarkan arah rambatan dan arah getarannya gelombang dapat kita bedakan
menjadi dua jenis, yaitu gelombang transversal dan gelombang longitudinal.
berikut ini penjelasannya.
a. Gelombang transversal adalah gelombang yang arah rambatannya tegak
lurus terhadap arah getaran, misalkan gelombang pada dawai dan
permukaan air. berikut beberapa istilah terkait gelombang, yaitu :
- Panjang gelomban
- Satu panjang gelombang pada gelombang transversal terdiri dari satu
lembah dan satu bukit gelombang.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
19
- Puncak gelombang
- Dasar gelombang
- Lembah gelombang
- Amplitudo, yaitu jarak terjauh titik getar dari posisi kesetimbangannya.
2.5. gelombang transversal dan gelombang longitudinal.
b. Gelombang longitudinal adalah gelombang yang getaran dan arah
rambatnya searah, misalnya gelombang bunyi suara. Beberapa besaran
yang terkait dengan gelombang adalah Periode, waktu yang dibutuhkan
untuk menempuh satu panjang gelombang atau melakukan satu kali
getaran. Frekuensi atau kekerapan, menunjukkan banyaknya getaran yang
terjadi dalam waktu 1 sekon.
· Cepat rambat gelombang, menunjukkan jarak tempuh gelombang per satuan
waktu.
2.6. jarak tempuh gelombang per satuan waktu.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
20
Jenis gelombang berdasarkan medium rambat
a. Gelombang mekanik
Adalah gelombang yang membutuhkan medium perantara.
b. Gelombang elektromagnetik
Adalah gelombang yang tidak membutuhkan medium perantara.
2. Sifat - sifat Gelombang
Berikut merupakan beberapa sifat gelombang yaitu :
- Refleksi
Adalah peristiwa pemantulan gelombang oleh suatu zat.
- Refraksi
Adalah peristiwa pembelokan cahaya
- Difraksi
Adalah peristiwa pelenturan muka gelombang ketika melewati suatu
celah atau kisi.
- Interferensi
Adalah lebih dari satu gelombang merambat pada satu medium yang sama.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
21
BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN
3.1.Diagram Blok Sistem
Atmega8
HC-05Android Motor Servo
Supply
HCSR04 Buzzer
Gambar 3.1 Diagram blok system
3.1.1.Fungsi-fungsi diagram blok
1. Blok Android sebagai penampil hasil dan pengontrol
2. Blok HC-05/modul bluetooth sebagai mastet/slave (penerima perintah)
3. Blok Power Supply sebagai pemberi tegangan ke seluruh system
4. Blok buzzer sebagai indicator pemberitahuan
5. Blok Atmega8 sebagai pengolah data dan pemberitahuan
6. Blok Sensor Ultrasonik HCSR-04 sebagai pendeteksi level air
7. Blok Motor Servor sebagai output.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
22
3.2.Rangkaian Regulator 7805
Regulator 7805 berfungsi sebagai penstabil tegangan, dan
mempertahankan output tetap 5 volt. Rangkaian Regulator 7805 dapat dilihat
pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2.Rangkaian Regulator 7805
Keunggulan Regulator 7805
Jika dibandingkan dengan regulator tegangan lain, seri 78XX ini mempunyai
keunggulan di antaranya:
1. Untuk regulasi tegangan DC, tidak memerlukan komponen elektronik
tambahan .
2. Aplikasi mudah dan hemat ruang
3. Memiliki proteksi terhadap overload (beban lebih), overheat (panas lebih),
dan hubungsingkat.
4. Dalam keadaan tertentu, kemampuan pembatasan arus peranti 7805 tidak
hanya melindunginya sendiri, tetapi juga melindungi rangkaian yang
ditopangnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
23
Kekurangan Regulator 7805
1. Tegangan input harus lebih tinggi 2-3 Volt dari tegangan output sehingga
IC 7805 kurang tepat jika digunakan untuk menstabilkan tegangan battery
6 Volt menjadi 5 Volt.
2. Seperti halnya regulator linier lain, arus input sama dengan arus output.
Karena tegangan input harus lebih tinggi dari tegangan output maka akan
terjadi terjadi panas pada IC regulator 7805 sehingga diperlukan heatsink
(pendingin) yang cukup.
3.3.Rangkaian Mikrokontroler Atmega8
Rangkaian mikrokontroller merupakan pusat pengendalian dari bagian
input dan keluaran serta pengolahan data. Pada sistem ini digunakan
mikrokontroller jenis Atmega8 yang memiliki spesifikasi sebagai berikut:
a. Kristal 8 MHz, yang berfungsi sebagai pembangkit clock.
b. Kapasitor 22 pF pada pin XTAL1 dan XTAL2.
c. Resistor 10 kΩ dan kapasitor 10 nF pada pin reset.
d. Port masukan dan keluaran yang digunakan yaitu :
1. PortC.0 digunakan sebagai Penerima data dari remote (receiver)
2. PortA.1, PortB.1 -PortB.4 digunakan sebagai data input basis
transistor pada driver relay.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
24
Skema rangkaian sistem minimum mikrokontroler ATmega 8 dapat dilihat pada
Gambar 3.3.
Gambar 3.3 Rangkaian Mikrokontroler Atmega8
3.4.Rangkaian Sensor Ultrasonik
Gambar 3.3 Rangkaian Sensor Ultrasonik
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
25
Pada rancangan ini menggunakan sensor jarak yaitu sensor ultrasonic.
Tipe sensor ultrasonic yaitu HCSR 04. Cara kerja sensor pada rangkaian
adalah sebagai berikut: Sensor akan memancarkan sebuah gelombang
ultrasonic dengan frekuensi 40 kHz kemudian sensor akan mendeteksi
pantulan gelombang ultrasonic tersebut jika mengenai suatu objek
pemantul. Alat ini bisa digunakan untuk mengukur jarak benda dari 2cm -
4m dengan akurasi 3mm. Alat ini memiliki 4 pin, pin Vcc, Gnd, Trigger,
dan Echo. Pin Vcc untuk listrik positif dan Gnd untuk ground-nya. Pin
Trigger untuk trigger keluarnya sinyal dari sensor dan pin Echo untuk
menangkap sinyal pantul dari benda. ketika kita memberikan tegangan
positif pada pin Trigger selama 10uS, maka sensor akan mengirimkan 8
step sinyal ultrasonik dengan frekuensi 40kHz. Selanjutnya, sinyal akan
diterima pada pin Echo.
Pengujian rangkaian sensor Ultrasonik dengan cara menggukur
tinggi air bendungan, Dari waduk 1 air di isi penuh lalu di alirkan dengan
bantuan pompa DC ke waduk 2 untuk mengukur ketinggian air yang
dikirimkan ke mikrokontroler pada saat air mendekati sensor maka data
akan di liat dan dikontrol melalui android. ketika air sudah mencapai titik
tinggi diatas 12 cm maka buzzer (Alarm) akan mulai berbunyi sebagai
pengingat bahwa tinggi air bendungan sudah mulai mendekati sensor,di
ketinggian 16 cm pintu bendungan akan terbuka sedikit demi sedikit.
Kemudian pada alat saya ini, pengaplikasian sensor Ultrasonik ini sebagai
pendeteksi ketinggian air bendungan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
26
3.5.Flowchart Sistem
Start
inisialisasi
Bluetooth availible?
Data = Read data
If data == A
Servo = data
Selesai
Data=read data integer
If tinggi air > 14
Buzzer aktif
Buzzer mati
y
t
y
t
Gambar 3.5 Flowchart Sistem
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
27
BAB 4 PENGUJIAN DAN HASIL
4.1.Pengujian Rangkaian Regulator 7805
Pengujian rangkaian power supply ini bertujuan untuk mengetahui
tegangan yang dikeluarkan oleh rangkaian tersebut, dengan mengukur tegangan
keluaran dari power supply menggunakan multimeter digital. Setelah dilakukan
pengukuran maka diperoleh besarnya tegangan keluaran sebesar 5 volt. Dengan
begitu dapat dipastikan apakah terjadi kesalahan terhadap rangkaian atau tidak.
Jika diukur, hasil dari keluaran tegangan tidak murni sebesar +5 Volt, tetapi
+5.03Volt. Hasil tersebut dikarenakan beberapa faktor, diantaranya kualitas dari
tiap-tiap komponen yang digunakan nilainya tidak murni.Selain itu, tegangan jala-
jala listrik yang digunakan tidak stabil.Pengujian Regulator 7805 dapat dilihat
pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Pengujian Regulator 7805
NO Inputan (volt) Output (volt)
1 9 5.03
2 12 5.03
3 15 5.03
4 18 5.03
5 10 5.03
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
28
4.2.Pengujian Rangkaian Mikrokontroler
Pemrograman menggunakan mode ISP (In System Programming)
mikrokontroler harus dapat diprogram langsung pada papan rangkaian dan
rangkaian mikrokontroler harus dapat dikenali oleh program downloader.
Pada pengujian ini berhasil dilakukan dengan dikenalinya jenis mikrokontroler
oleh program downloader yaitu Atmega8. Informasi Signature Mikrokontroler
dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Informasi Signature Mikrokontroler
Atmega8 menggunakan kristal dengan frekuensi 8 MHz, apabila Chip
Signature sudah dikenali dengan baik dan dalam waktu singkat, bisa dikatakan
rangkaian mikrokontroler bekerja dengan baik dengan mode ISP-nya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
29
4.3.Pengujian Rangkaian Sensor Ultrasonik
Pengujian rangkaian sensor ultrasonik dengan cara menggukur tinggi air
bendungan, Dari waduk 1 yang mengisi air dengan bantuan pompa DC ke waduk
2 untuk mengukur ketinggian air yang dikirimkan ke mikrokontroler pada saat air
mendekati sensor maka data akan di liat dan dikontrol melalui android.
Pengujian ini bertujuan, baik atau tidaknya sensor untuk di gunakan,
berikut adalah data ketika air mulai mendekati sensor yang dilihat dan di pantau di
android , ketika air sudah mencapai titik tinggi diatas 12 cm maka buzzer(Alarm)
akan mulai berbunyi sebagai pengingat bahwa tinggi air bendungan sudah mulai
mendekati sensor,di ketinggian 16 cm pintu bendungan akan terbuka sedikit demi
sedikit. Kemudian pada alat saya ini, pengaplikasian sensor Ultrasonik ini sebagai
pendeteksi ketinggian air bendungan.
Table 4.2.Pengujian Ketinggian Air Bendungan
No. Ketinggian Air Keterangan Pintu Air Bendungan
1 1 cm Pintu tertutup
2 2 cm Pintu tertutup
3 3 cm Pintu tertutup
4 4 cm Pintu tertutup
5 5 cm Pintu tertutup
6 6 cm Pintu tertutup
7 7 cm Pintu tertutup
8 8 cm Pintu tertutup
9 9 cm Pintu tertutup
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
30
10 10 cm Pintu tertutup
11 11 cm Pintu tertutup
12 12 cm buzzer mulai aktif
13 13 cm Bunyi buzzer semakin keras
14 14 cm Bunyi buzzer semakin keras
15 15 cm Bunyi buzzer semakin keras
16 16 cm Pintu bendungan dibuka perlahan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
31
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
Setelah melakukan tahap perancangan dan pembuatan sistem yang
kemudian dilanjutkan dengan tahap pengujian maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Rangkaian sensor ultrasonik dengan cara menggukur tinggi air bendungan,
Dari waduk 1 air di isi penuh lalu di alirkan dengan bantuan pompa DC ke
waduk 2 untuk mengukur ketinggian air yang dikirimkan ke mikrokontroler
pada saat air mendekati sensor maka data akan di liat dan dikontrol melalui
android. ketika air sudah mencapai titik tinggi diatas 12 cm maka buzzer
(Alarm) akan mulai berbunyi sebagai pengingat bahwa tinggi air bendungan
sudah mulai mendekati sensor,di ketinggian 16 cm pintu bendungan akan
terbuka dengan bantuan motor servo sebagai penggerak untuk membuka
pintu bendungan secara perlahan.
2. Prinsip Kerja pada Sensor Ultrasonik adalah dari pantulan suatu gelombang
suara sehingga dapat dipakai untuk menafsirkan eksistensi (jarak) suatu
benda atau di pancarkan kemudian di terima balik oleh receiver ultrasonik.
Jarak antara waktu pancar dan waktu terima adalah representasi dari jarak
objek. Dalam aplikasi alat monitoring level ketinggian air pada bendungan
ini dapat disimpukan bahwa ketika sensor mendeteksi jarak permukaan air
maka sensor akan mengirim sinyal ke buzzer sebagai indikator pengingat
untuk pemantauan ketinggian air yang memberikan datanya secara otomatis
yang dikontrol menggunakan android.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
32
5.2.Saran
Dari hasil Tugas Akhir ini masih terdapat beberapa kekurangan dan
dimungkinkan untuk pengembangan lebih lanjut. Oleh karenanya penulis merasa
perlu untuk memberi saran sebagai berikut:
1. Pada Tugas Akhir ini dengan menggunakan Alat alat sistem monitoring
level ketinggian air bendungan. Agar lebih teliti lagi dalam mengambil
data agar data yang di dapat lebih akurat.
2. Sebaiknya Tugas Akhir selanjutnya menggunakan Rumus pada
Laporannya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
33
DAFTAR PUSTAKA
Chattopadhyay, D. 1989. Dasar Elektronika. Jakarta: UI-PRESS
Eko Putra, Agfianto. 2002. Belajar Mikrokontroler AT 89C51/52/55 (Teori dan
Aplikasi), Yogyakarta: PT Gava Media
Fitzgerald. A.E. 2010. Dasar- dasar Elektroteknik. Jilid 1. Jakarta. Erlangga.
Putra eko afgianto.2002.Teknik Antar Muka Komputer: Konsep dan Aplikasi
Yogyakarta: Graha ilmu.
Zemansky.M.W. 1962. Fisika untuk Universitas 1. Bandung. Binacipta.
Tooley,Michael. 1995. Rangkaian Elektronik. Jakarta:Erlangga
http://fariedrj.blogspot.co.id/2013/04/ic-regulator-7805.html
www.softilmu.com › Fisika
http://jbptunikompp-gdi-indrapurna-26711-5-unikom-i-i.pdf
http://ferballcompany.blogspot.co.id/2012/05/sensor-ultrasonik.html
http://rndc.or.id/wiki/index.php?title=Komunikasi_Menggunakan_Modul_Blueto
oth_HC-05
http://www.atmel.com/images/atmel-2486-8-bit-avr-microcontroller
atmega8_l_datasheet.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Android_(sistem_operasi)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
34
Lampiran
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
35
Lampiran 1
PROGRAM LENGKAP
#include <Servo.h>
Servo myservo;
#include <Ultrasonic.h>
Ultrasonic ultrasonic(A4,A5);
char data;
int pos=77;
int jarak;
void setup() {
myservo.attach(9);
Serial.begin(9600);
}
void loop() {
if (Serial.available()){
data=Serial.read();
if (data == 'A'){pos=Serial.parseInt();}
if (pos>120){pos=120;}
if (pos<77){pos=77;}
}
jarak=18-(ultrasonic.Ranging(CM));
if (jarak>0){
Serial.print("*B");
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
36
Serial.print(jarak);
Serial.print("*");
}
else {}
myservo.write(pos);
delay(10);
}
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
37
Lampiran 2
RANGKAIAN LENGKAP
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
38
Lampiran 3
DATA SHEET MIKROKONTROLLER ATmega 8
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
39
Lampiran 4
DATA SHEET SENSOR ULTRASONIC
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
top related