seri buku ajar padepokan karakter -...
Post on 03-Mar-2019
231 Views
Preview:
TRANSCRIPT
P a d e p o k a n K a r a k t e r | i
Seri Buku Ajar
Padepokan Karakter
Bertanggung Jawab
Padepokan Karakter
PKn FIS Unnes
gitusaja.co
m
gitusaja.com
B e r t a n g g u n g J a w a b | ii
PRAKATA
endidikan karakter, tidak semata-mata diajarkan,
melainkan diperkenalkan, diteladankan, dan dibiasakan.
Penguatannya, hendaknya dimulai dari diri sendiri, dari
hal-hal yang kecil dan mudah, dari sekarang, setiap saat, dan
dimana saja, serta dengan cara memulai dari pemahaman
pengetahuan karakter, perasaan karakter, dan pada perilaku
karakter.
Buku Ajar Seri Karakter Bertanggung Jawab
dimaksudkan untuk mengenalkan, meneladankan, dan
membiasakan karakter bertanggung jawab, diharapkan agar
para pebelajar dapat berkarakter bertanggung jawab. Komponen
isi buku terdiri atas dua bagian. Pertama berupa bahan
pengayaan dimensi sikap, dimensi pengetahuan, dan dimensi
perilaku. Kedua berupa persepsi dan evaluasi diri, dan
memaknai gambar. Persepsi dan evaluasi diri serta mamaknai
gambar berupa pertanyaan-pertanyaan keutuhan dimensi
karakter yang perlu dijawab oleh para pebelajar.
Pertanyaan-pertanyaan dalam Buku ini bukan untuk
menilai secara mutlak karakter para pebelajar (para peminat,
pemerhati, dan pengguna), melainkan hanya untuk menunjukkan
persepsi & evaluasi diri yang menggambarkan kecenderungan
di mana posisi para pebelajar terkait dengan karakter dimaksud.
Oleh karena itu, jawaban-jawaban atas pertanyaan dalam Buku
ini lebih bersifat menunjukkan kecenderungan persepsi dan
evaluasi diri karakter para pebelajar.
Tidak ada jawaban salah atau benar dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan dalam Buku ini. Jawaban atas
P
P a d e p o k a n K a r a k t e r | iii
pertanyaan-pertanyaan dimaksud, melainkan sangat tergantung
kepada seberapa terbuka menjawab dan menuangkan cakrawala
pandang para pebelajar, sesuai adanya. Dengan cara demikian,
seperti itu-lah kecenderungan posisi para pebelajar.
Buku ini masih sangat sederhana dan masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, masukan dan koreksi membangun
sangat dinantikan. Akhirnya, semoga Buku ini bermanfaat,
meskipun hanya sebatas karya terbatas dari keluasan ilmu yang
sangat luas.
Semarang
Pengelola Padepokan
Karakter
B e r t a n g g u n g J a w a b | iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................... i
PRAKATA ............................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................ iv
I. Bahan Pengayaan
A. Dimensi sikap: Pencerminan Sikap dalam
Berinteraksi .................................................................. 1
B. Dimensi Pengetahuan: Pemahaman Faktual,
Konseptual, dan Produktif ............................................ 4
II. Persepsi dan Evaluasi Diri
A. Dimensi Pencerminan Sikap ......................................... 9
B. Dimensi Pencerminan Pengetahuan .............................. 12
C. Dimensi Pencerminan Perilaku ..................................... 14
III. Memaknai Gambar .......................................................... 15
DAFTAR RUJUKAN ............................................................. 16
P a d e p o k a n K a r a k t e r | 1
BERTANGGUNG JAWAB
I. Bahan Pengayaan
A. Dimensi Sikap: Pencerminan Sikap dalam
Berinteraksi
Kisah (1)
Tersebutlah sebuah kisah bahwa seorang penguasa
bernama Umar bin Khatab melakukan inspeksi pada malam hari
ke perkampungan penduduk. Pandangan Umar tertuju pada
sebuah gubuk yang terpencil. Di dalam guguk itu ada seorang
ibu yang dikelilingi banyak anak yang menangis karena
kelaparan. Nampak sang ibu tengah sibuk membesar-besarkan
apinya yang di atasnya ada sebuah panci dipakai merebus
sesuatu. Umar yang sudah lama menunggu pun kesal kenapa si
Ibu itu tidak selesai-selesai masaknya. Malahan anak-anak yang
dari tadi menangis pun sudah lelap tertidur. Umar pun masuk
dan bertanya, apa yang dimasak si Ibu tadi. Si Ibu pun membuka
tutup panci dan nampaklah beberapa butir batu di dalam panci
tadi. Pantas tidak bisa masak, sebab yang direbus adalah butir-
butir batu, guman Umar sambil bertanya mengapa hal itu bisa
terjadi. Sang Ibu pun bercerita bahwa dia tidak merasakan
adanya penguasa yang memperhatikan rakyatnya, yang memberi
makan dan rasa amanah kepadanya dan keluarganya. Umar pun
segera bangkit, kembali ke Baitulmal untuk mengambil tepung
gandum. Para pengawalnya mengulurkan bantuan, tetapi Umar
tetap mengangkut sendiri karung goni berisi gandum tersebut.
Dia katakan bahwa itu adalah tanggung jawab yang harus
dipikul sendiri olehnya (Mustari, 2011).
B e r t a n g g u n g J a w a b | 2
Kisah (2)
Dikisahkan, sebuah keluarga mempunyai anak semata
wayang. Ayah dan ibu sibuk bekerja dan cenderung
memanjakan si anak dengan berbagai fasilitas. Hal tersebut
membuat si anak tumbuh menjadi anak yang manja, malas, dan
pandai berdalih untuk menghindari segala macam tanggung
jawab. Setiap kali si ibu menyuruh membersihkan kamar atau
sepatunya sendiri, ia dengan segera menjawab, "Aaaah Ibu. Kan
ada si bibi yang bisa mengerjakan semua itu. Lagian, untuk apa
dibersihkan, toh nanti kotor lagi." Demikian pula jika diminta
untuk membantu membersihkan rumah atau tugas lain saat si
pembantu pulang, anak itu selalu berdalih dengan berbagai
alasan yang tidak masuk akal. Ayah dan ibu sangat kecewa dan
sedih melihat kelakuan anak tunggal mereka. Walaupun tahu
bahwa seringnya memanjakan anaklah yang menjadi penyebab
sang anak berbuat demikian. Mereka pun kemudian berpikir
keras, bagaimana cara merubah sikap si anak? Mereka pun
berniat memberi pelajaran kepada anak tersebut.
Suatu hari, atas kesepakatan bersama, uang saku yang
rutin diterima setiap hari, pagi itu tidak diberikan. Si anak pun
segera protes dengan kata-kata kasar, "Mengapa Papa tidak
memberiku uang saku? Mau aku mati kelaparan di sekolah ya?"
Sambil tersenyum si ayah menjawab, "Untuk apa uang saku, toh
nanti habis lagi?" Demikian pula saat sarapan pagi, dia duduk di
meja makan tetapi tidak ada makanan yang tersedia. Anak itu
pun kembali berteriak protes, "Ma, lapar nih. Mana
makanannya? Aku buru-buru mau ke sekolah." "Untuk apa
makan? Toh nanti lapar lagi?" jawab si ibu tenang. Sambil
P a d e p o k a n K a r a k t e r | 3
kebingungan, si anak berangkat ke sekolah tanpa bekal uang dan
perut kosong. Seharian di sekolah, dia merasa tersiksa, tidak
bisa berkonsentrasi karena lapar dan jengkel. Dia merasa kalau
orang tuanya sekarang sudah tidak lagi menyayanginya.
Pada malam hari, sambil menyiapkan makan malam,
sang ibu berkata, "Anakku. Saat akan makan, kita harus
menyiapkan makanan di dapur. Setelah itu, ada tanggung jawab
untuk membersihkan perlengkapan yang kotor. Tidak ada alasan
untuk tidak mengerjakannya dan akan terus begitu selama kita
harus makan untuk kelangsungan hidup. Sekarang makan, besok
juga makan lagi. Hari ini mandi, nanti kotor, dan harus juga
mandi lagi. Hidup adalah rangkaian tanggung jawab, setiap hari
harus mengulangi hal-hal baik. Jangan berdalih, tidak mau
melakukan ini, itu, karena dorongan kemalasan kamu. Ibu harap
kamu mengerti."
Si anak menganggukkan kepala, "Ya Ayah-Ibu, saya mulai
mengerti. Saya juga berjanji untuk tidak akan mengulangi lagi."
Sumber : http://bit.ly/1cwBQ94
Video: V.3
Bertanggungjawab
B e r t a n g g u n g J a w a b | 4
B. Dimensi Pengetahuan: Pemahaman Faktual,
Konseptual, dan Produktif
Bertanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang
untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang
seharusnya dilakukan, baik terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan, negara, dan Tuhan. Tanggung jawab muncul
sebagai akibat dari adanya penggunaan hak dan kewajiban bagi
siapapun dalam kehidupan pergaulan manusia. Penggunaan hak
tidak boleh malampaui tuntutan kewajiban sebagai tanggung
jawabnya dan sebaliknya penunaian kewajiban tidak boleh
melampaui tuntutan hak tanggungjawabnya. Dengan demikian,
tanggung jawab yang baik adalah berada dalam pertimbangan
yang selaras dan serasi dengan kewajiban. Terdapat bermacam-
macam tanggung jawab yang mesti dimiliki oleh manusia dalam
pergaulan hidupnya. Macam tanggung jawab itu, seperti yang
dikemukakan Sukanto (1985) adalah sebagai berikut:
1) tanggung jawab kepada Tuhan Pencipta Alam Semesta,
2) tanggung jawab untuk membela diri dari ancaman,
penindasan dan perlakuan kejam dari manapun datangnya,
3) tanggung jawab diri dari kerakusan ekonomi yang
berlebihan dalam mencari nafkah atau pun dari bersifat
kekurangan ekonomi,
4) tanggung jawab terhadap anak, suami, dan keluarga,
5) tanggung jawab sosial kepada masyarakat sekitar,
6) tanggung jawab berpikir, dan
7) tanggung jawab dalam memelihara hidup dan kehidupan,
kelestarian lingkungan hidup dari berbagai bentuk
pencemaran.
P a d e p o k a n K a r a k t e r | 5
Tanggung jawab personal
Bertanggung jawab (responsible) berarti bersedia
menjawab (respond). Menjawab atau merespon tergantung pada
keinginan setiap individu. Dengan demikian, timbulnya
pertanggungjawaban disebabkan seseorang memilih untuk
bertindak atau berbicara atau mengambil posisi tertentu. Untuk
itulah kemudian seseorang harus bertanggung jawab. Bila
seseorang memilih posisi untuk menjadi orang yang berkuasa,
maka orang itu mempunyai tanggung jawab sesuai dengan
posisinya itu.
Berat atau ringannya tanggung jawab seseorang
tergantung kepada tinggi atau rendahnya kedudukan orang itu,
Selanjutnya, kadar tinggi atau rendahnya rasa tanggung jawab
juga sangat tergantung kepada tinggi rendahnya moralitas
seseorang, apakah ia merasa bertanggung jawab atau tidak.
Artinya kalau orang itu memiliki moral atau akhlak tinggi, ia
akan merasa bahwa ia memiliki tanggung jawab yang tinggi atau
besar, sebaliknya bila orang itu bermoral atau berakhlak rendah
dan masa bodoh, maka ia tidak akan merasa bahwa ia
mempunyai tanggung jawab yang tinggi akan berat.
Bertanggung jawab berarti melaksanakan tugas secara
sungguh-sungguh, berani menanggung konsekuensi mulai dari
pemahaman, sikap, sampai kepada perbuatannya. Indikasi yang
ditunjukkan oleh seseorang yang bertanggung jawab (tanggung
jawab personal) seperti yang dikemukakan Mustari (2011) yaitu
memilih jalan lurus, selalu memajukan diri sendiri, menjaga
kehormatan diri, selalu waspada, memiliki komitmen pada
tugas, melakukan tugas dengan standard yang terbaik, mengakui
B e r t a n g g u n g J a w a b | 6
semua perbuatannya, menepati janji, dan berani menanggung
resiko atas tindakan dan ucapannya.
Tanggung jawab moral
Berdasarkan situasi tertentu, orang juga harus segera
merespon sebagai sebuah kewajiban untuk mengambil sikap
tertentu sebagai tanggung jawabnya. Tanggung jawab yang
karena situasi tertentu ini biasanya disebut tanggung jawab
moral. Seseorang yang tidak taat pada kewajiban-kewajiban
moral, kemudian menjadi alasan orang tersebut untuk dihukum.
Hukuman berlaku kepada mereka yang mampu berefleksi atas
situasi mereka, membentuk niat tentang bagaimana mereka
bertindak, dan kemudian melakukan tindakan, karena hal itu
tidak dilakukan maka orang tersebut kena hukuman moral.
Mereka itu disebut dengan agen-agen moral atau moral agents
(Mustari, 2011). Kewajiban bertanggung jawab seringkali
membawa pada apa yang disebut tanggung jawab hukum (legal
responsibility). Seseorang itu secara hukum bertanggung jawab
bagi suatu peristiwa ketika orang itulah yang menyebabkan
terjadinya sutau peristiwa.
Tanggung jawab sosial
Manusia tidak dapat hidup sendirian tanpa manusia lain,
kalau pun ada itu hanya dalam dongeng saja. Manusia
ditakdirkan hidup bermasyarakat (zoon politicon). Sebagai
konsekuensi hidup bermasyarakat manusia pun harus
bertanggung jawab kepada masyarakat sekelilingnya. Inilah
yang disebut dengan tanggung jawab sosial (social
responsibility). Manusia secara individual atau kelompok seperti
organisasi (pemerintah, perusahaan) memiliki tanggung jawab
kepada masyarakat secara umumnya. Tanggung jawab ini dapat
P a d e p o k a n K a r a k t e r | 7
saja bersifat negatif, berarti tiada tuduhan yang memberatkan,
ataupun bersifat positif, yang berarti terdapat tanggung jawab
untuk bertindak baik (proaktif). Misal, sebuah perusahaan dapat
disebut bertanggung jawab apabila tidak membuat kerusakan
lingkungan. Demikian pula, sebuah perusahaan dapat disebut
bertanggung jawab apabila ikut memperhatikan kesejahteraan
atau kesehatan warga sekitarnya.
Tanggung jawab sosial itu bukan hanya masalah
memberi atau tidak membuat kerugian kepada masayarakat,
tetapi dapat juga tanggung jawab bersifat yang perlu
dikendalikan dalam hubungan dengan orang lain. Tanggung
jawab yang harus ada apabila berinteraksi dalam nilai
masyarakat adalah: senantiasa berbicara benar, menghindarkan
perasaan iri dengki, tidak kikir, bersikap pemaaf, berlaku adil,
amanah, tidak sombong.
Bertanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang
seharusnya dilakukan, terhadap diri sendiri, masyaralat, lingkungan,
Negara dan Tuhan
B e r t a n g g u n g J a w a b | 8
Kontrol Keberhasilan Pembangunan Karakter
Karakter Indikator
Bertanggung jawab a. Menyelesaikan tugas/pekerjaan
yang menjadi tanggung jawabnya.
b. Berani menanggung resiko atau
akibat dari segala perbuatannya.
c. Melakukan tugas dan
kewajibannya sesuai ketentuan
yang berlaku.
d. Bersedia meminta maaf jika
bersalah, dan berusaha tidak
mengulangi lagi perbuatannya.
e. Melaksanakan tugas individu dan
bersama dengan baik.
f. Tidak menyalahkan/menuduh
orang lain tanpa bukti yang
akurat.
g. Mengembalikan barang yang
dipinjam dalam keadaan seperti
semula.
h. Membayar semua barang yang
dibeli.
i. Menepati janji.
P a d e p o k a n K a r a k t e r | 9
II. Persepsi dan Evaluasi Diri
A. Dimensi Pencerminan Sikap
Beri tanda silang (X) atau klik pada huruf SS, S, KS, TS
sesuai
dengan pilihan yang sesuai dengan sikap Anda
Keterangan: SS = sangat setuju
S = setuju
KS = kurang setuju
TS = tidak setuju
j. Bersedia mengundurkan diri
karena gagal dalam melaksankan
tugas, jika hal itu merupakan
jalan keluar yang terbaik bagi
kepentingan umum.
k. Bersedia dikenai sanksi hukum
yang berlaku apabila telah
terbukti melanggar peraturan.
B e r t a n g g u n g J a w a b | 10
No Pernyataan sikap bertanggung jawab SS S KS TS
1 “Saya kerjakan tugas ini dengan sepenuh
hati, berhasil atau tidak itu urusan kemudian,
dan saya berani menanggung resiko atau
akibat dari segala perbuatanku”. Demikian
pernyataan Pa’ De Kara ketika ia diangkat
menjadi Kepala SD Pantai Carita.
2 Ujang Ukon selalu bekerja keras
menyelesaikan tugas yang dibebankan
kepadanya. Ia berpendapat tugas adalah
amanah oleh karena itu, tugas harus
diselesaikan sesuai tanggungjawabnya
3
Pa’de Kartono berkata kepada Ujang Ukon,
hendaknya kamu melakukan tugas dan
kewajiban sesuai dengan keinginan kita ,
jangan takut, kalau pun bertentangan dengan
ketentuan yang berlaku.
4 Suatu ketika Ujang Ukon melakukan
kesalahan atas tugas yang dibebankan
kepadanya. Menyadari hal itu, Ujang Ukon
segera meminta maaf atas kesalahannya dan
berjanji akan berusaha tidak mengulangi lagi
kesalahan atas perbuatan tersebut.
5 Sunandar, teman sekelas Ujang Ukon berkata
bahwa kesalahan yang dilakukan oleh
kelompoknya adalah karena ada anggota
P a d e p o k a n K a r a k t e r | 11
kelompok yang tidak mengikuti arahannya.
Oleh karena itu, tanggung jawab berada pada
orang itu, bukan pada saya sebagai ketua
kelompok, kilah Sunandar.
6 Pak Mursidan, guru kelas Ujang Ukon
menasihati murid - muridnya agar
mengembalikan buku-buku pinjaman dari
perpustakaan sekolah, dikembalikan dalam
keadaan baik dan bersih seperti semula..
7 “Kita jangan bersedia mengundurkan diri
karena gagal dalam melaksankan tugas,
sebelum ada bukti-bukti bahwa kegagalan itu
merugikan, dan belum tentu merupakan jalan
keluar bagi kepentingan umum”.
8 “Saya telah berusaha dan bekerja keras,
mengeluarkan tenaga dan harta yang banyak
untuk menyelesaiak tugas ini, oleh karena
itu, saya tidak bersedia dikenai sanksi hukum
kendatipun telah terbukti melanggar”. Kilah
Pak Durohim
9 Rohadi membeli buku di sebuah toko.
Ternyata kasir menyerahkan uang kembalian
Rp. 5000 lebih banyak. Kejadian tersebut
disampaikan kepada Ibunya. Lalu Ibunya
berkata “Janjilah kepada Ibu agar kamu
mengembalikan uang lebihan tersebut”
B e r t a n g g u n g J a w a b | 12
B. Dimensi Pencerminan Pengetahuan
Tes Pemahaman Bertanggung Jawab
Pilih jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda
silang (X) atau mengklik huruf dari jawaban-jawaban yang
tersedia.
1. Tanggung jawab merupakan sikap dan perilaku seseorang
untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagaimana
seharusnya dilakukan. Terdapat beberapa tanggung jawab
seperti berikut ini, KECUALI:
a. Kepada Tuhan Pencipta Alam Semesta
b. Kepada anak, suami, dan keluarga,
c. Kepada ketidak mampuan membela diri,
d. Kepada lingkungan masyarakat sekitar
Kemudian janji itu dipenuhi, mengembalikan
uang itu dengan penuh keikhlasan.
10 Bertanggung jawab berarti melaksanakan
tugas secara sungguh-sungguh, berani
menanggung resiko sebagai konsekuensi
dari sikap, perkataan, dan tingkah laku.
Indikator seseorang bertanggung jawab
antara lain adalah menjaga kehormatan diri
dan selalu waspada.
P a d e p o k a n K a r a k t e r | 13
2. Berat atau ringannya tanggung jawab seseorang tergantung
pada tinggi atau rendahnya kedudukan. Kadar tinggi atau
rendahnya rasa tanggung jawab sangat tergantung pada
tinggi atau rendahnya moralitas seseorang. Artinya:
a. Orang bermoral tinggi, ia memiliki tanggung jawab
tinggi
b. Orang berkedudukan rendah, ia memiliki tanggung
jawab rendah
c. Orang bermoral rendah, ia tidak akan merasa
bertanggung jawab berat
d. Orang berkedudukan tinggi, ia tidak akan merasa
memiliki tanggung jawab berat
3. Tanggung jawab yang harus ada dalam berinteraksi dengan
masyarakat (tanggung jawab sosial) adalah sebagai berikut,
KECUALI:
a. menempatkan diri sesuai dengan kehendak sendiri,
b. senantiasa berbicara benar dan konsisten apa adanya,
c. menghindari diri dari perasaan iri dengki dan benci,
d. bersikap dan mudah memberi maaf dengan (pemaaf)
4. Hakikat dan kesadaran tanggung jawab memiliki makna
seperti berikut ini, KECUALI:
a. berbuat yang terbaik untuk dunia dan seisinya,
b. mengakomodasi kehidupan yang penuh persaingan
c. memanfaatkan alam kekayaan dengan sebaik-baiknya,
d. berpegang teguh pada prinsip keseimbangan dan
kedadilan.
B e r t a n g g u n g J a w a b | 14
5. Seorang pejabat di sebuah lembaga, melakukan korupsi
untuk memenuhi kepentingannya sendiri. Pejabat tersebut,
telah melanggar jenis tanggung jawab terhadap:
a. diri sendiri,
b. keluarga
c. masyarakat
d. bangsa dan negara.
C. Dimensi Pencerminan Perilaku
Tes Pikir dan Tindak Produktif
No Tindakan Karakter Tanggung
jawab
Sebutkan
1 Kemukakan, tindakan tanggung
jawab apa yang dilakukan
Anda selama dua minggu yang
lalu, baik tanggung jawab
terhadap Tuhan, diri sendiri,
masyarakat, maupun keluarga.
1.
2.
3.
4.
5.
dst tuliskan
2 Kemukakan, tindakan tidak
bertanggung jawab orang lain,
baik yang dialami Anda,
maupun yang dialami teman
Anda selama dua minggu yang
lalu, baik tanggung jawab
terhadap Tuhan, diri sendiri,
masyarakat, maupun keluarga.
1.
2.
3.
4.
5.
dst tuliskan
Keterangan: setiap anda menuliskan satu tindak produktik, Anda
akan memperoleh
skor 2
P a d e p o k a n K a r a k t e r | 15
III. Memaknai Gambar
sulob.wordpress.com
Rizalimasri.com
gitusaja.com
Cermatilah gambar berikut, kemudian jawab
pertanyaanya.
1. Bagaimana rasanya kalau teman kita
tidak bertanggung jawab menepati janji
yang telah disepakati bersama?
2. Apa persamaan kata dari bertanggung
jawab?
3. Apa lawan kata dari bertanggung jawab?
4. Buat kalimat dengan menggunakan kata
“bertanggung jawab”
5. Mengapa kita harus segera
mengembalikan barang yang dipinjam
dari teman?
6. Bagaimana caranya, karena suatu alasan
yang sulit dihindari, janji yang telah
disepakati itu belum atau sulit untuk
dipenuhi.
7. Mengapa “bersedia mengundurkan diri
karena gagal dalam melaksankan tugas”
dikatakan orang bertanggung jawab.
8. Buat semboyan, atau kata-kata bijak
dengan menggunanakan “bertanggung
jawab”
9. Kemukakan lima contoh perilaku Anda
terkait dengan “bertanggung jawab”
dalam seminggu ini.
10. Kemukakan lima contoh perilaku “tidak
bertanggung jawab” yang Anda/teman
Anda lakukan dalam seminggu ini
B e r t a n g g u n g J a w a b | 16
DAFTAR RUJUKAN
Al-Bikhal, Abu Ali. 2013. Ayat-Ayat Motivasi. Depok: Mutiara
Allamah Utama
Alyf. 2013. Cerita Motivasi, Tetap Percaya Diri. Tersedia pada
http://alyfdownload.blogspot.com
Budiningsih, Asri. 2004. Pembelajaran Moral Berpijak pada
Karakteristik Siswa dan Budayanya. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
El-Bantanie, Muhammad Syafe’i. 2012. Setan pun Ingin
Kembali Ke Surga. Jakarta: Qultum Media.
Elmubarok, Zaim. 2008. Membumikan Pendidikan Nilai.
Bandung: Alfabeta.
Fadlillah, Muhammad dan Lilif M. K. 2013. Pendidikan
Karakter Anak Usia Dini. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Hendri. 2013. Pendidikan Karakter Berbasis Dongeng.
Bandung: Simbiose Rekatama Media.
Linda & Richard Eyre. 1995. Teaching Your Children Values.
New York: R.M. Eyre & Assoc. Inc.
McClelland, David. 1978. Managing Motivation to Expand
Human Freedom. American Psyclologist (3) 201-210.
Mustari, Mohamad. 2011. Nilai Karakter: Refleksi untuk
Pendidikan Karakter. Yogyakarta: LaksBang PRESSindo.
Prayitno dan Belferik Manullang (ed). 2010. Pendidikan
Karakter dalam Pembangunan Bangsa. Medan:
Pascasarjana Universitas Negeri Medan
Rachman, Maman. 2000. Reposisi, Reevaluasi, dan Redefinisi
Pendidikan Nilai Bagi Generasi Muda Bangsa. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan. Tahun Ke-7 No. 028
Samani, Muchlas dan Hariyanto. M, S. 2011. Konsep dan Model
Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sheldon, Lee. 2004. Character Development and Story Telling.
Boston: Thomson.
P a d e p o k a n K a r a k t e r | 17
Stark, R and Glock, C. 1968. Patterns of Religious Commitment.
Berkeley: University of California Press.
Sukanto, M.M. 1985. Nafsiologi: Suatu Pendekatan Alternatif
atas Psikologi. Jakarta: Integritas Press.
Suyadi. 2013. Strartegi Pembelajaran Pendidikan Karakter.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Tillman, Diane. 2000. Living ValuesActivities for Young Adults.
New York: HealthCommunication, Inc.
Tillman, Diane. 2001. Living Values Activities for Children Ages
8-14. New York: HealthCommunication, Inc.
Tillman, Diane and Pillar Quera Colomina. 2001. Living Values:
An Educational Program Educator Training Guide.. New
York: HealthCommunication, Inc.
Tono, Suwidi (Pnyting). 2012. Kisah Inspiratif 10 Pribadi
Besar. Depok: Vision03 Gema Pesona Estate.
Wibowo, Agus. 2013. Pendidikan Karakter di Perguruan
Tinggi. Yogyakarta: Pusataka Pelajar.
Zuchdi, D. dkk. 2013. Model Pendidikan Karakter: Terintegrasi
dalam pembelajaran dan Pengembangan Kultur.
Yogyakarta: UNY Press.
top related