sejarah pancasila

Post on 28-Dec-2015

267 Views

Category:

Documents

14 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Pancasila dalam kajian sejarah Bangsa Indonesia

Pengertian Pancasila

Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta dari India. Menurut Muhammad Yamin dalam bahasa sansekerta perkataan Pancasila memiliki dua macam arti yaitu:

“panca” artinya “lima”“syila” vokal i pendek artinya “batu sendi”, “alas”, “dasar”“syiila” vokal i panjang artinya “peraturan tingkah laku “

Kata-kata tersebut kemudian dalam bahasa Indonesia terutama bahasa Jawa diartikan “susila” yang memiliki hubungan moralitas.

Setelah Majapahit runtuh dan agama Islam mulai tersebar ke seluruh Indonesia maka sisa-sisa pengaruh ajaran moral Budha masih juga dikenal di dalam masyarakat Jawa, yang disebut dengan 5 larangan moralitas yaitu: Dilarang1. Mateni, artinya membunuh2. Maling, artinya mencuri3. Madon, artinya bermain perempuan / berzina4. Mabok, artinya meminum minuman keras / menhisap candu5. Main, artinya berjudi

Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan Bangsa Indonesia

Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia sebelum disahkan pada tgl 18 Agustus 1945 oleh PPKI, nilai-nilainya telah ada pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu sebelum bangsa Indonesia mendirikan negara, yang berupa nilai adat istiadat, kebudayaan, serta nilai religius.

KERAJAAN NUSANTARA

Kerajaan KutaiPada saat Kerajaan Kutai diketahui bahwa Raja Mulawarman keturunan Raja Aswawarman keturunan dari Raja Kudungga. Raja Mulawarman menurut prasasti Yupa mengadakan kenduri dan memberi sedekah kepada para Brahmana dan para Brahmana membangun yupa sebagai tanda terima kasih kepada raja yang dermawan (Bambang Sumadio dkk, 1977:32-33). Masyarakat Kutai menampilakan nilai-nilai sosial dan ketuhanan dalam bentuk kenduri dan sedekah kepada para Brahmana.

Kerajaan SriwijayaPada abad ke VII muncullah suatU Kerjaan di Sumatera yaitu Sriwijaya, di bawah kekuasaan Syailendra. Hal ini termuat dalam prasasti Kedukan Bukit di kaki Gunung Siguntang dekat Palembang. Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan maritim yang mengusai selat sunda dan selat malaka. Selain itu kerajaan Sriwijaya merupakan pusat agama Buddha yang sangat dikenal di Asia. Cita-cita tentang kesejahteraan bersama dalam suatu negara telah tercermin pada kerajaan Sriwijaya yaitu berbunyi “marvuat vanua Criwijaya siddhayatra subhiksa” (suatu cita-cita negara yang adil dan makmur).

Kerajaan SriwijayaPada abad ke VII muncullah suatU Kerjaan di Sumatera yaitu Sriwijaya, di bawah kekuasaan Syailendra. Hal ini termuat dalam prasasti Kedukan Bukit di kaki Gunung Siguntang dekat Palembang. Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan maritim yang mengusai selat sunda dan selat malaka. Selain itu kerajaan Sriwijaya merupakan pusat agama Buddha yang sangat dikenal di Asia. Cita-cita tentang kesejahteraan bersama dalam suatu negara telah tercermin pada kerajaan Sriwijaya yaitu berbunyi “marvuat vanua Criwijaya siddhayatra subhiksa” (suatu cita-cita negara yang adil dan makmur).

Kerajaan MajapahitPada tahun 1293 berdirilah Kerajaan Majapahit yang mencapai zaman keemasannya pada pemerintahan Raja Hayam Wuruk dengan Mahapatih Gajah Mada. Pada waktu itu agama Hindu dan Budha hidup berdampingan dengan damai dalam satu kerajaan. Empu Prapanca menulis “Negarakertagama” dalam kitab tersebut telah terdapat istilah “Pancasila”. Empu Tantular mengarang kitab “Sutasoma” di dalam kitab tersebut terdapat seloka “Bhineka Tunggal Ika”.

Proses Perumusan

Sidang BPUPKI pertama (29 Mei-1 Juni 1945)

Sidang BPUPKI kedua(10-17 Juli 1945)

Mr. Muhammad Yamin (29 Mei 1945)

Pendapat yang disampaikan langsung

1. Peri Kebangsaan, 2. Peri Kemanusiaan, 3. Peri Ketuhanan, 4. Peri Kerakyatan, 5. Kesejahteraan Rakyat

Mr. Soepomo (31 Mei 1945)

1. Persatuan, 2. Kekeluargaan, 3. Keseimbangan lahir batin, 4. Musyawarah, 5. Keadilan rakyat

Ir. Soekarno (1 Juni 1945)Pancasila 1. Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia, 2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan, 3. Mufakat atau Demokrasi, 4. Kesejahteraan sosial, 5. Ketuhanan yang berkebudayaan

Tri Sila (Sosio Nasionalisme, Sosio Demokrasi, Ketuhanan Yang Maha Esa)

Eka Sila (gotong-royong)

Piagam Jakarta, 22 Juni 1945

“…. Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya menurut dasar Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

Piagam Jakarta, 22 Juni 1945

Sidang PPKI18 Agustus 1945

Pancasila dalam Ortodoksi Ideologi ala Soekarno

DEKRIT PRESIDEN5 Juli 1959

• 17 Agustus 1959, Presiden mengeluarkan Manifesto Politik

• “Demi revolusi yang berkesinambungan dikobarkan kembali semangat revolusi, keadilan sosial serta melengkapi kembali lembaga dan organisasi negara”

Awal 1960, Manifesto politik digandengkan dengan USDEK (UUD 1945, sosialisme ala Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan

Kepribadian Indonesia)

Demokrasi Terpimpin

• Pancasila dan Konstitusi hasil orisinil bangsa Indonesia (Soekarno)

• Pancasila dijadikan sebagai satu-satunya alat pemersatu dan jawaban terhadap persoalan bangsa # ideologi negara #

• Pancasila ditafsirkan dalam Manipol-USDEK• Ekspansi PKI yang begitu besar diimbangi oleh

tokoh anti PKI (ajaran Pancasila yang murni)

Masa awal berkuasa (1966-an), Pancasila adalah sebagai dasar negara dalam satu rangkaian integratif dengan UUD 1945

Doktrin melaksanakan Pancasila secara murni dan konsekuen

Mistifikasi dan Ideologisasi Pancasila di Era Soeharto

Tahun 1980-an, Pancasila ditekankan

kembali sebagai dasar negara, juga mendapat penekanan ideologis,

Pancasila sebagai ideologi negara –

Pancasila bersifat kaku dan mutlak

pemaknaannya – .

Beberapa Penyimpangan Pancasila masa Orde Baru

• Mistifikasi Pancasila, ia dijadikan instrumen politik untuk menjaga status quo.

• Pancasila secara sistemik dimakna secara tunggal dengan didirikannya badan yang dikenal sebagai BP7 (Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatatan Pengamalan Pancasila) lengkap dengan program penataran P4 yang diorganisirnya

• Menjadikan Pancasila sebagai asas tunggal dalam kehidupan berpolitik (termasuk partai politik)

Orde Reformasi

Dalam peringatan hari lahir Pancasila, 1 Juni 2006 di UI1. Pancasila sebagai kontrak sosial2. Pancasila sebagai ideologi kebangsaan – ciri

identitas kultural bangsa, nilai-nilainya jadi perekat sosial

3. Pancasila sebagai visi bangsa dan negara – cita-cita/harapan yang diraih, bukan kondisi faktual sekarang

4. Pancasila sebagai konsepsi politik/ideologi negara yang berlaku di ruang publik/domain publik

Kesepakatan Pancasila dalam era reformasi

1. Tetap menjadikan Pancasila sebagai dasar kehidupan kenegaraan dan kebangsaan

2. Tidak menjadikan Pancasila sebagai doktrin komprehensif yang mengatasi atau menolak ideologi lain

3. Tidak menjadikan Pancasila sebagai kebenaran tunggal, mono interpretasi, dan justifikasi otoritarianisme negara

SEKIAN

top related