sambungan baut

Post on 10-Aug-2015

375 Views

Category:

Documents

47 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

FISCA IGUSTIANYFISCA IGUSTIANY

Sambungan Bautg

Macam‐Macam Sambungan Bautg Sambungan Kaku :  kekakuannya cukup untukmempertahankan sudut‐sudut antara elemen yang mempertahankan sudut sudut antara elemen yang disambung terhadap beban kerja

Sambungan Semi Kaku : sambungan yang tidakg g y gmemiliki kekakuan cukup, tetapi memiliki kapasitasyang cukup untuk memberikan kekangan yang dapatdi k t h d b b h d t d tdiukur terhadap besarnya perubahan sudut‐sudutantara elemen struktur.

Sambungan Sederhana :tidak memilki kekakuan Sambungan Sederhana :tidak memilki kekakuanuntuk mempertahankan perubahan sudut‐sudutelemen struktur. 

struktur sambungan terdiri darig Komponen struktur yang disambungAl P b Alat Penyambung

Elemen Penyambung

struktur sambungan terdiri darig Komponen struktur yang disambung, berupaBalok  kolom  ataupun Batang Tekan dan Batang TarikBalok, kolom, ataupun Batang Tekan dan Batang Tarik

Alat Penyambung dapat berupa Pengencang(fastener)  Baut Biasa (ordinary Bolts)  Baut Mutu(fastener), Baut Biasa (ordinary Bolts), Baut MutuTinggi (high streength bolts), sambungan dengan las(wled) serta yang sudah jarang digunakan Paku keling(wled) serta yang sudah jarang digunakan Paku keling(rivet) 

Elemen Penyambung berupa pelat buhul atau Elemen Penyambung berupa pelat buhul ataupelat/profil penyambung

Jenis Alat Sambung Bautg Baut Biasa / Baut HitamB M Ti i Baut Mutu Tinggi

Baut Hitam / Baut Biasa/ baut yang dibuat dari baja karbon rendah yang memenuhi standar ASTM A 307memenuhi standar ASTM A‐307

Fungsi : untuk sambungan dengan struktur ringanatau sambungan yang tidak kaku (rigid)  Sepertiatau sambungan yang tidak kaku (rigid). SepertiRangka Kuda‐kuda, sambungan Gording dsb

Jenis Baut Biasa Baut dengan Ulir Penuh

S l h j b b di li h   hi‐ Seluruh panjang batang baut diulir penuh, sehinggadibagian bidang geser penampang baut harusdiperhitungkan pada penampangdiperhitungkan pada penampang‐ diameter dalam ulir / diameter Kren (du)B d Uli b i Baut dengan Ulir sebagian‐ Bagian yang diulir hanya sebagian (bagian bidang

h d k d h k dgeser utuh tidak diperhitungkan pada penampang‐ diameter luar ulir /diameter nominal (dn).

Jenis Baut Biasa

Ukuran Baut Hitam/Baut Biasa/Diameter Nominal (dn) Tinggi Diameter KODE

Mur (mm) Inti (du) mmInch Mm

.3/8 9,52 9 7,49 M10

.1/2 12,70 13 9,99 M12

.5/8 15,87 16 12,92 M16

.3/4 19,05 19 15,80 M20

.7/8 22,22 22 18,61 M22

1 25,40 25 21,34 M 25

1,5 38,10 38 32,68 M38

Tabel Luas Baut Hitam

Nominal DiameterNominal Diameter of Bolt

Diameter i l

Bolt Areas Luas Baut mm2

A (2) A (2) A (2)Nominal Bautdf (1)

AC (2) At (2) Ao (2)

M16 144 157 201

M20 225 245 314

M24 324 353 452

M30 519 561 706

M36 759 817 1016

Catatan :(1)  Notasi “M” berarti baut metrik( )  A   l i i b    di li(2)  AC =  luas inti baut, yang diulir

At = luas untuk menghitung kekuatan tarikAo = luas bagian polos nominal yang tidak

diulir

Kode Kepala Bautp Pada kepala baut biasanya ditulis kode mutu baut, yang menunjukkan besar tegangan leleh minimum yang menunjukkan besar tegangan leleh minimum baut seperti 4.6 atau 4.8

Kode 4 6   Baut Dengan Tegangan leleh  4 x 6 x 100  Kode 4.6 = Baut Dengan Tegangan leleh = 4 x 6 x 100 kg/cm2

Baut Mutu Tinggi (High StrengthBaut Mutu Tinggi (High Strength Bolt) ) Fungsi : digunakan pada sambungan yang rigid (kaku) d k k ik   i i  b dengan kekuatan tarik yang sangat tinggi, baut mututinggi, dapat menahan geseran pada bidangsambungansambungan

dalam penggunaannya baut mutu tinggi disertaidengan sebuah Ringdengan sebuah Ring.

Baut mutu tinggi yang sering digunakan adalah Bautt ti i d k d A   d A mutu tinggi dengan kode A 325 dan A 490

Baut Mutu Tinggigg

Daftar Kekuatan Tarik Baut MutuDaftar Kekuatan Tarik Baut MutuTinggi A 325 dan A 490gg

DiameterNominal (D)

Dimensi Baut A325 & A490 Kekuatan Tarik (KN)

K l B t M A325 A490Kepala Baut Mur A325 A490Inch Mm F H PjU W H (KN) (KN).1/2 12,7 .7/8 .5/16 1 1 .7/8 53 675/8 16 17/16 25/64 4/5 17/16 39/64 85 107.5/8 16 17/16 25/64 .4/5 17/16 39/64 85 107.3/4 19 .5/4 15/32 .11/8 .5/4 47/64 125 156.7/8 22 23/16 35/64 .3/2 23/16 55/64 173 218

1 25 4 13/6 39/64 7/4 13/8 63/64 227 2851 25,4 13/6 39/64 .7/4 .13/8 63/64 227 285.9/8 29 29/16 .11/16 2 29/16 1 17/64 249 356.5/4 32 2 25/32 2 2 1 17/32 316 45411/8 35 35/16 27/32 2 2 1 11/32 378 538.11/8 35 35/16 27/32 2 2 1 11/32 378 538.3/2 38 .11/6 15/16 .9/4 .11/8 1 15/32 458 658

Tata Letak Bautsyarat tata letak baut, posisi baut harus:

k  k cukup kuat. cukup rapat cukup tempat. 

J l h B tJumlah Baut Agar mendapatkan kekuatan baut yang optimium Agar mendapatkan kekuatan baut yang optimiumdengan asumsi beban ang diterima masing‐masingbaut sama besarnya. baut sama besarnya. 

Maka disyaratkan, kecuali untuk unsur ikatan ringandan sandaran  jumlah baut sejajar dengan arah garisdan sandaran, jumlah baut sejajar dengan arah gariskerja beban harus mempunyai jumlah minimum duabaut dan maksimum lima Baut

Ukuran Baut Diamater Baut untuk unsur yang memikul beban tidakboleh kurang dari diameter nominal 16 mmboleh kurang dari diameter nominal 16 mm.

Diameter baut tidak boleh lebih dari 2 kali ketebalanbagian tertipis dalam hubungan   Persyaratan ini tidakbagian tertipis dalam hubungan.  Persyaratan ini tidakbertaku untuk pelat pengisi.

Diameter baut datam profil siku yang memikul beban Diameter baut datam profil siku yang memikul bebantidak boleh lebih dari 1/4 lebar kaki profil dimana bautditempatkanditempatkan.

Jarak Antara Baut Jarak maksimum antara baut tepi dengan ujung pelatyang disambung harus sebesar 12 dikali tebal pelatyang disambung harus sebesar 12 dikali tebal pelatlapis luar tertipis dalam sambungan atau 1,5 kali diameter baut  tetapi tidak boleh melebihi 150 mmdiameter baut, tetapi tidak boleh melebihi 150 mm.

Jarak maksimum antara as baut tidak boleh lebih dari7 kali diameter baut atau 15 kali tebal pelat tertipis7 kali diameter baut atau 15 kali tebal pelat tertipisyang disambung .

Jarak minimum antara as baut tidak boleh kurang dari Jarak minimum antara as baut tidak boleh kurang dari3 kali diameter baut atau 12 kali tebal pelat tertipisyang disambung.yang disambung.

J k BJarak Bautbaut

s1

Pelat penyambung T b l 8             

s1

s

s Tebal 8 mm, 10 mm, 12 mm, 20 mms1

s

1,5 d ≤ s1 ≤ 150 mm3 d ≤ s ≤ 7 d

Lubang Bautg Diameter nominal lubang yang selesai harus 2 mm lebih besar dari diameter nominal baut untuk bautlebih besar dari diameter nominal baut untuk bautdengan diameter tidak melebihi 24 mm. dan tidaklebih dari 3 mm lebih besar untuk baut denganlebih dari 3 mm lebih besar untuk baut dengandiameter lebih besar.

KUAT NOMINAL ALAT SAMBUNG :Kuat Nominal Baut (Ditentukan oleh) :Kuat Nominal Baut (Ditentukan oleh) :

P l t R k P d Bid T

Baut Terputus Pada Bid Geser

Pelat Rusak Pada Bid Tumpu

Pelat Putus Pada Bid Penampang Pelat

Kuat Nominal Baut (Rn)( n) Besar Beban terfaktorRu harus lebih kecil dari BesarKekuatan Nominal Baut Rn tereduksi  yang Kekuatan Nominal Baut Rn tereduksi, yang dinyatakan dengan Rumus :

.φRR nu

Kekuatan Tumpuan Nominal PelatKekuatan Tumpuan Nominal Pelat LapispRn = 1.5 Lc tp fup ≤ 3.0 d.t.Fu

.φRR nu

Soal t = 5 mmDi  b   6  Diameter baut = 16 mm

Mutu : A325

Ru

Ru

Ru

Ru

Ru

Ru

Ru

top related