rezky seftiansyah
Post on 28-Nov-2015
55 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Hubungan pola asuh ibu yang bekerja dan ibu yang tidak bekerja terhadap Perilaku anak usia prasekolah
(studi kasus di tk al-ghoniya kota malang)
ABSTRAK
Seftiansyah, Rezky. 2012. Hubungan Pola Asuh Ibu yang Bekerja dan Ibu yang
Tidak Bekerja Terhadap Perilaku Anak Usia Prasekolah. Tugas Akhir Progam Studi Ilmu Keperawatan, Fakulta Kedokteran Universitas Brawijaya. Pembimbing: (1) dr. A.Chusnul Chuluq Ar. MPH. (2) Ns. Retno Lestari, S.Kep, M.Kep
Pola asuh orang tua adalah cara perlakuan orang tua dalam memenuhi kebutuhan, memberi perlindungan dan mendidik anak dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu dampak dari penerapan pola asuh orang tua adalah yang tercermin pada perilaku anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh ibu yang bekerja dan ibu yang tidak bekerja terhadap perilaku anak usia prasekolah dengan studi kasus pada Taman Kanak-Kanak Al-Ghoniya Kota Malang. Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan terhadap 50 orang ibu dari siswa prasekolah dan responden dipilih berdasarkan kondisi dan keadaan serta ketersediaan populasi untuk ikut dalam penelitian ini dengan kriteria inklusi Ibu yang bekerja di luar rumah, ibu yang tidak bekerja, dan bersedia menjadi responden. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang terbagi menjadi dua yaitu masing-masing untuk variable pola asuh ibu dan untuk perilaku anak usia prasekolah. Variable yang diukur pada penelitian ini adalah pola asuh ibu yang bekerja maupun tidak bekerja.dan perilaku anak usia prasekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis pekerjaan ibu bukan suatu hal yang behubungan dengan perilaku anak (r = 0,138 dan p-value = 0,339), namun pada penelitian ini didapatkan hal yang sangat berhubungan terhadap perilaku anak adalah jenis pola asuh yang diterapkan (r = 0,855 dan p-value = 0,00). Diharapkan penelitian ini akan menambah pengetahuan masyarakat terutama ibu, baik yang bekerja maupun tidak bekerja untuk lebih memperhatikan cara mengasuh anak agar dapat mencapai perilaku anak yang taat.
.
Kata kunci: pola asuh ibu yang bekerja, pola asuh ibu yang tidak bekerja,
perilaku anak usia prasekolah
ABSTRACT
Putra., Rezky Seftiansyah. 2012. The correlation of mother does attend pattern
who works and does not work in regard of preschool age children attitude.
Final task of nursing science study program, medical faculty of brawijaya
university. Advisors: (1) dr.Achmad Chusnul Chuluq Ar.MPH (2) Ns.Retno
Lestari, S.kep, M.kep.
Parent’s attend pattern is the way of parent’s doing in to fulfill necessity,
give protection and bring up the children in daily life . One of impacts of
assembling in parent’s attend pattern is seen on children behavior. This research
is aim to know the differences of mother’s attend pattern who works and does not
work in regard of pre - school age children attitude with case study on taman
kanak – kanak Al-Ghoniya Malang City. Design of this research is used
descriptive analysis design with used cross sectional approach. This research is
done on 50 mothers of preschool students and the respondents are chosen
based on situation and conditional along with population availability to participate
in this research with mother inclusive criterion that works outside of home, does
not work, and be ready be respondents. This research is used questioner that
divided in two, namely each for variable mother’s attend pattern and for
preschool age children behavior. The result of research showed that kinds of
mother’s work are not a thing which extremely influencing children behavior (r
=0,138 and p-value = 0,339), however on this research is got thing that
correlation on children behavior is kinds of attend pattern which applied (r = 0,855
and p-value = 0,00). Expected for this research would increase knowledge of
society especially for mother who works and does not work to more attention
parenting so can achieve a good behavior of children.
Keyword: Mother’s attend pattern who works, mother’s attend pattern who
does not work, preschool age children attitude.
LATAR BELAKANG
Peranan wanita tidak bisa
dipisahkan dengan peran dan
kedudukan mereka dalam keluarga.
Seiring dengan kemajuan ekonomi dan
meningkatnya pendidikan wanita,
maka banyak ibu rumah tangga saat
ini yang juga ikut berkarya di luar
rumah (Ratna, 2000).
Menurut Encyclopedia of
Children’s Health, ibu bekerja adalah
seorang ibu yang bekerja di luar rumah
untuk mendapatkan penghasilan di
samping membesarkan dan mengurus
anak di rumah (Lerner, 2001). Ibu
bekerja adalah ibu yang memiliki anak
dari umur 0-18 tahun dan menjadi
tenaga kerja. Jumlah ibu bekerja di
seluruh dunia mencapai 54,3 % pada
tahun 2001 (OECD, 2001). Peran
ganda ibu sebagai ibu rumah tangga
dan sebagai pencari nafkah semakin
dibutuhkan seiring dengan kemajuan
teknologi. Selain faktor ekonomi,
partisipasi para ibu di lapangan kerja
juga dipengaruhi oleh faktor sosial,
politik dan demografi. Pada tahun
2000, 35% dari ibu dengan anak balita
bekerja selama 31 jam atau lebih
(Reynolds et. al., 2003).
Di negara maju dan negara
industri seperti Inggris dan Amerika
Serikat, dua pertiga dari jumlah ibu
adalah seorang pekerja. Menurut data
statistik Office for National Statistics, di
Inggris terdapat 57% ibu yang memiliki
anak dengan umur di bawah lima
tahun. Menurut angka statistik
tersebut, di Inggris terdapat 71% dari
ibu yang memiliki anak paling muda
berumur lima sampai sepuluh tahun
merupakan seorang pekerja.
Sedangkan di Amerika Serikat, 60%
wanita (35% ibu dengan anak di
bawah 18 tahun dan 45% ibu dengan
anak balita) adalah seorang pekerja
(Utomo, 2012).
Mereka yang bekerja memiliki
alasan bahwa bekerja merupakan
suatu pilihan atau suatu kebutuhan.
Berbeda dengan negara maju,
seorang ibu yang bekerja demi
menambah hasil pendapatan keluarga
merupakan suatu keharusan. Di
negara yang sedang berkembang
seperti Indonesia tingkat kemiskinan
dan pengangguran yang semakin
meningkat menjadi salah satu alasan
mengapa banyak ibu yang bekerja
(Ratna, 2000). Menurut Data Statistik
Indonesia 2005, lebih kurang 34 juta
penduduk berumur di atas 15 tahun
dan berjenis kelamin perempuan
adalah seorang pekerja. Sedangkan di
Jawa Timur, menurut Pusat Data dan
Informasi Ketenagakerjaan 2002,
terdapat 6.187.560 wanita yang
berumur 15 tahun ke atas adalah
seorang pekerja dan 435.621
diantaranya adalah yang berada di
Kota Malang (Depnakertrans, 2012).
Status ibu bekerja tentu saja
memilki dampak terhadap
pertumbuhan dan perkembangan
anak. Ibu yang ikut bekerja
mempunyai banyak pilihan. Ada ibu
yang memilih bekerja dirumah dan ada
ibu yang memilih bekerja di luar
rumah. Jika ibu memilih bekerja di luar
rumah maka ibu harus bisa mengatur
waktu untuk keluarga karena pada
dasarnya seorang ibu mempunyai
tugas utama yaitu mengatur urusan
rumah tangga termasuk mengawasi,
mengatur dan membimbing anak-
anak.
Dampak positif ketika ibu
menjalankan dua pekerjaan sekaligus
dengan sebaik-baiknya dan tanpa
keluhan, sebenarnya mengajarkan
rasa tanggung jawab kepada anak.
Ketika anak sudah cukup mengerti
tentang kesibukan ibu bekerja, anak
akan mengerti berbagai hal yang
positif dari bekerja, sehingga anak
akan berpikir bahwa bekerja itu
menyenangkan. Namun di sisi lain
terdapat dampak negatif dari ibu yang
bekerja khususnya ibu yang bekerja di
luar rumah. Ketika seorang ibu
mengurangi waktunya di rumah untuk
bekerja di kantor, dikhawatirkan anak
akan kehilangan perhatian dari
orangtuanya, dan cenderung menjadi
nakal.
Namun terdapat pula fakta
yang menjelaskan bahwa
perkembangan dan perilaku anak
bukan dipengaruhi oleh ibu mereka
bekerja atau tidak, namun perilaku
anak lebih dipengaruhi kasih sayang
dan perhatian yang diberikan oleh
keluarga. Dampak ibu bekerja pada
anak sangat tergantung pada
bagaimana mengelola pengasuhan
dan terutama sikap ibu dalam bekerja.
Ibu perlu memberi contoh bahwa
meski lebih banyak menghabiskan
waktu di luar rumah, ibu tetap bisa
memberi cukup perhatian untuk
tumbuh-kembang anak.
Anak pada usia prasekolah
merupakan pribadi unik yang
merupakan titik awal tahap
perkembangan manusia mulai
mengenal lingkungan luar selain
keluarga. Pada usia prasekolah anak
memiliki ciri khusus yang merupakan
dasar beradaptasi dalam berperilaku
dan tumbuh bersosialisasi yaitu fisik,
sosial, emosional dan kognitif.
Penelitian tentang masalah sosial yang
dilakukan di Yogakarta pada
Desember 2012 menunjukkan anak
usia prasekolah membutuhkan
perhatian khusus dalam hal asuhan
karena pada usia ini anak mulai belajar
bernegosiasi, kompromi, bekerjasama,
dan melakukan eksplorasi
mengembangkan berbagai ide. Hal ini
juga sangat berpengaruh dalam
perkembangan fungsi kognitif,
akademik dan emosi anak.
Tujuan dari penelitian ini adalah
Mengetahui hubungan pola asuh ibu
yang bekerja dan ibu yang tidak
bekerja terhadap perilaku anak usia
prasekolah (studi kasus di TK Al-
Ghoniya Kota Malang).
Manfaat penelitian ini yaitu (1)Bagi
masyarakat, sebagai masukan kepada
masyarakat terutama ibu, baik yang
bekerja maupun tidak bekerja untuk
lebih memperhatikan cara mengasuh
anak agar dapat mencapai perilaku
anak yang baik. (2) Bagi institusi
pendidikan diharapkan dapat
memberikan sumbangan pikiran dan
masukan untuk mengembangkan ilmu
dan teori keperawatan khususnya teori
keperawatan keluarga. (3) Bagi peneliti
yaitu meningkatkan keterampilan
dalam melakukan penelitian,
khususnya penelitian komunitas.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini
menggunakan desain penelitian
deskriptif analitik dengan
menggunakan pendekatan cross
sectional dimana peneliti melakukan
observasi atau pengukuran variabel
independen dan dependen hanya satu
kali pada satu saat.
Pada penelitian ini sebagai
populasinya adalah semua ibu dari
siswa prasekolah TK Al-Ghoniya di
kota Malang yang berjumlah 121
orang.
Rumus yang digunakan untuk
menentukan besarnya sampel adalah
sebagai berikut :
𝑛 =𝑁
1 + 𝑁(𝑑)2
Keterangan:
𝑁 : Besar populasi
𝑛 : Besar sample
𝑑 : Tingkat signifikansi (10%)
Teknik pengambilan sampel
yang digunakan pada penelitian ini
adalah dengan menyesuaikan kondisi
dan keadaan serta ketersediaan
populasi untuk ikut dalam penelitian
ini.
Sampel pada penelitian ini
adalah 54 orang ibu dari siswa
prasekolah TK Al-Ghoniya di kota
Malang yang memenuhi kriteria inklusi,
yaitu (1) Ibu yang bekerja di luar
rumah sebagai pegawai negeri,
karyawan swasta, dll, (2)Ibu yang tidak
bekerja, (3) Ibu yang bersedia menjadi
responden.
Dalam penelitian ini instrumen
yang digunakan oleh peneliti adalah
kuesioner.
a. Untuk variabel pola asuh orang tua
peneliti menggunakan daftar
pertanyaan sebanyak 10 item dengan
model MCQ (Multiple Choice
Questions) dengan 4 options dari
masing–masing item yang mewakili
Pola Asuh Demokrasi, Pola Asuh
Otoriter, Pola Asuh Permisif, Pola
Asuh Penelantar. Masing-masing
pertanyaan merupakan parameter dari
keempat pola asuh tersebut.
Kemudian dilakukan penilaian
hasil pada masing-masing pola asuh
yaitu nilai 4 untuk pola asuh
demokratis, nilai 3 untuk pola asuh
otoriter, nilai 2 untuk pola asuh
permisif dan nilai 1 untuk pola asuh
penelantar. Sedangkan untuk penilaian
tingkat perilaku, Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner yang berisi pertanyaan yang
telah tersusun berdasarkan perilaku
anak prasekolah yang ingin diteliti.
Kuesioner pengukuran tingkat perilaku
terdiri dari 10 item pernyataan dengan
menggunakan skala Likert sederhana.
Semua item tersebut adalah
pernyataan positif. kemudian dilakukan
penilaian hasil jika jawaban ya diberi
nilai 1, jika jawaban tidak diberi nilai 0
dengan rentang nilai yaitu jika nilai
yang didapatkan kurang dari sama
dengan 50% maka dapat digolongkan
anak berperilaku tidak taat, jika
didapatkan nilai di atas 51% maka
anak digolongkan berperilaku taat.
Pada penelitian ini dilaksanakan
setelah mendapat rekomendasi dari
jurusan keperawatan fakultas
kedokteran Brawijaya. Pengumpulan
data untuk penelitian dimulai dengan
mengidentifikasi sampel yang akan
diteliti yaitu mengumpulkan responden
yang sesuai dengan kriteria inklusi.
Setelah ibu siswa terpilih sebagai
responden, peneliti memberikan
informed consent kepada responden
dan sebagai tindakan persetujuan
untuk dijadikan sampel penelitian
responden memberikan tanda
tangannya. Kemudian peneliti
memberikan kuesioner yang akan diisi
untuk responden. Teknik pengumpulan
data menggunakan kuesioner pada
kedua variabel, yaitu pola asuh ibu dan
perilaku anak usia prasekolah.
Kuesioner pola asuh ibu diisi dengan
memilih jawaban yang paling tepat,
dan pada kuesioner perilaku anak
memberikan tanda jawaban ya atau
tidak. Setelah data terkumpul,
dilakukan koding yaitu dengan
memberikan tanda untuk memudahkan
peneliti dalam mengenali datanya.
Variabel pola asuh ibu, data
dikumpulkan dengan menggunakan
kuesioner dengan memilih jawaban
yang menurut responden paling benar.
Kemudian dari hasil jawaban
responden dihitung dengan
memberikan skor untuk jawaban benar
dan salah. Untuk variabel perilaku
anak, diberikan setelah ibu mengisi
kuesioner pola asuh, setelah data
terkumpul untuk mengetahui tingkat
kesesuaian dengan menjumlahkan
skor tingkat kenyataan dan dibagi
dengan skor tingkat harapan dikalikan
dengan 100%. Seluruh hasil
perhitungan dari seluruh responden
dijumlahkan dan dirata-rata. Setelah
semua data terkumpul dilakukan
tabulasi data dan pengolahan data
menggunakan uji statistik Korelasi
Product Moment, dengan SPSS for
Windows versi 13.
Kriteria penilaian pola asuh yaitu
setiap jawaban pilihan yang dipilih oleh
responden sesuai kriteria penilaian
skor 4 untuk pola asuh demokratis,
skor 3 untuk pola asuh otoriter, skor 2
untuk pola asuh permisif, dan skor 1
untuk pola asuh penelantar.
Sedangkan kriteria penilaian perilaku
anak usia prasekolah yaitu setiap
jawaban ya diberi nilai 1 dan setiap
jawaban tidak diberi nilai 0.
Hasil data yang diperoleh adalah
data yang bersifat kuantitatif, yaitu
berupa angka–angka. Setelah data
terkumpul dari semua pengisian
kuesioner kemudian dilakukan
penilaian dengan memberikan skoring
pada masing-masing pola asuh pola
asuh demokrasi nilai 4, pola asuh
otoriter nilai 3, pola asuh permisif nilai
2, pola asuh penelantar nilai 1.
Hasil prosentase
diinterprestasikan dengan skala
kualitatif, yaitu:
≥31 : Baik sekali ( PA Demokrasi)
21-30 : baik ( PA otoriter )
11-20 : cukup ( PA Permisif)
≤10 : Kurang ( PA penelantar)
Data dari hasil penilaian tingkat
kepentingan/harapan dan kenyataan,
selanjutnya akan dilakukan
perhitungan mengenai tingkat
kesesuaian antara tingkat
kepentingan/ harapan dengan
kenyataan perilaku anak. Tingkat
kesesuaian adalah hasil dari
perbandingan antara skor kenyataan
dan skor harapan.
Nilai yang diperoleh akan
diinterpretasikan dengan
menggunakan kriteria sebagai berikut :
Tki≥51%=perilaku taat dan Tki ≤ 50%=
perilaku tidak taat.
HASIL PENELITIAN
Hasil deskripsi analisis bivariat
tersebut dapat di uraikan berdasarkan
pada beberapa hubungan faktor-faktor
tersebut.
Karakteristik Hubungan Ibu Yang
Bekerja dan Ibu yang Tidak Bekerja
dengan Perilaku Anak
Tingkat perilaku
Total nilai r P-Value
taat tidak taat
Bekerja Tidak
Bekerja
24 2 44
0,138 0,339 20 4 6
Berdasarkan tabel di atas
diperoleh distribusi penyebaran yang
tidak merata yaitu rhitung < rtabel (0,278)
dan juga probabilitas (sig) > 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat hubungan signifikan
antara ibu yang bekerja dan tidak
bekerja terhadap perilaku anak.
Karakteristik Hubungan Ibu yang
Bekerja dan Tidak Bekerja dengan
Jenis Pola Asuh.
Diperoleh data bahwa frekwensi
responden berdasarkan pekerjaan ibu
dengan jenis pola asuh diperoleh
frekwensi tertinggi pada ibu yang
bekerja dengan pola asuh kategori
demokratis sebanyak 20 orang dan
frekwensi terendah pada ibu yang
tidak bekerja dengan kategori pola
asuh permisif yaitu sebanyak 0.
Jika dihitung berdasarkan
persentase maka persentase tertinggi
ada pada kategori ibu bekerja dengan
pola asuh demokratis yaitu sebanyak
76,9% dan terendah pada ibu yang
bekerja dengan pola asuh permisif
sebanyak 0%. Namun pada kategori
ibu yang tidak bekerja didapatkan hasil
tertinggi pada penerapan pola asuh
demokratis yaitu sebanyak 70,8% dan
terendah pada penerapan pola asuh
penelantar yaitu 4,2%. Penerapan pola
asuh yang tidak merata pada tiap
pekerjaan ini dapat dilihat dari rhitung <
rtabel (0,278) dan juga probabilitas (sig)
> 0,05 hal ini menyimpulan bahwa
tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara pekerjaan ibu dengan
pola asuh ibu. Maka kesimpulan
dari tabel di atas adalah tidak
terdapat hubungan antara
pekerjaan ibu dengan pola asuh
ibu.
Karakteristik Hubungan Jenis
Pola Asuh Ibu Dengan Tingkat
Perilaku Anak
Tingkat Pola
Asuh
Tingkat
Perilaku Total Nilai r
P-
Value tidak
taat taat
penelantar
permisif
otoriter
demokratis
3
2
1
0
0
0
7
37
3
2
8
37
0,855 0,000
Total 6 44 50
Pola Asuh
Nil
ai r
P-
Val
ue Demokratis Otoriter Permisi
f
Penela
ntar
Bekerja 20 4 0 2 0,0
45
0,6
36 Tidak
Bekerja 17 4 2 1
Berdasarkan tabel di atas
diperoleh data bahwa frekwensi
responden berdasarkan jenis pola
asuh ibu dengan perilaku anak
diperoleh frekwensi tertinggi pada jenis
pola asuh demokrasi dengan tingkat
perilaku anak kategori taat sebanyak
37 orang dan frekwensi terendah pada
jenis pola asuh otoriter dengan
kategori anak tidak taat yaitu sebanyak
1 orang.
Kemudian dicari hubungan
antara pola asuh dengan tingkat
perilaku anak usia pra sekolah.
Dimana semakin ke arah pola asuh
demokratis maka perilaku anak akan
semakin taat. Sedangkan semakin ke
arah pola asuh penelantar maka
tingkat perilaku anak menjadi tidak
taat. Hal ini dapat dilihat dari rhitung >
rtabel (0,278) dan juga probabilitas (sig)
< 0,05 Oleh karena itu kesimpulan
dari tabel di atas adalah terdapat
hubungan signifikan antara pola asuh
ibu dengan perilaku anak usia
prasekolah.
PEMBAHASAN
Hasil yang akan di bahas dalam
penelitian ini menjelaskan tujuan
penelitian tentang pola asuh ibu yang
bekerja, pola asuh ibu yang tidak
bekerja, perilaku anak usia prasekolah,
dan menganalisa hubungan pola asuh
ibu dengan perilaku anak usia
prasekolah sebagai berikut di bawah
ini.
1. Hubungan Ibu Yang Bekerja dan
Ibu yang Tidak Bekerja dengan
Perilaku Anak
Pada penelitian ini didapatkan hasil
bahwa terjadi penyebaran yang tidak
merata pada frekwensi perilaku anak
jika dihubungkan dengan Ibu yang
bekerja dan ibu yang tidak bekerja.
Terdapat 24 anak pada kategori
perilaku taat yang memiliki ibu bekerja
namun 20 anak pada ibu yang tidak
bekerja juga masuk pada kategori taat.
Hal ini menggambarkan bahwa
perilaku anak taat maupun tidak taat
tidak dipengaruhi oleh ibunya bekerja
atau tidak bekerja.
Pekerjaan ibu dalam penelitian ini
bukan menjadi penentu baik atau
buruknya perilaku anak namun
penentu dari perilaku anak adalah pola
asuh yang diterapkan oleh ibu. Hal ini
sesuai dengan Studi penelitian yang
dilakukan Elizabeth Harvey, seorang
psikolog peneliti di Universitas
Massachusetts, di tahun 1999,
mengungkapkan bahwa tidak ada
dampak merugikan bagi anak-anak
yang ibunya bekerja karena yang
terpenting adalah kualitas waktu yang
ibu berikan terhadap anaknya bukan
kuantitas.
2. Hubungan Ibu yang bekerja dan
ibu yang tidak bekerja dengan Jenis
Pola Asuh Ibu.
Penelitian ini mendapatkan hasil
pada ibu yang bekerja yang
menerapkan pola asuh demokratis
sebanyak 20 orang atau 76,9% dari
total ibu bekerja. Namun pada ibu
yang tidak bekerja didapatkan angka
yang tidak jauh berbeda yaitu 17 orang
atau 70,8% dari total ibu yang tidak
bekerja menerapkan pola asuh
demokratis. Hal ini menunjukkan
bahwa ibu bekerja atau tidak bekerja
tidak mempengaruhi pola asuh yang
diterapkan. Adjayani, 2012
menjelaskan bahwa Ibu rumah tangga
dan ibu bekerja pola asuhnya
tergantung panggilan mereka sebagai
seorang ibu, kuantitas waktu mungkin
tidak banyak namun bagaimana waktu
yang sedikit itu dapat berarti dan
berkualitas justru akan membuat
tumbuh kembang anak menjadi lebih
baik.
3. Hubungan Pola Asuh Ibu Dengan
Perilaku Anak Usia Prasekolah
Pada penelitian ini didapatkan hal
yang paling mempengaruhi perilaku
anak adalah pola asuh ibu, responden
yang menerapkan pola asuh
demokratis memiliki kecenderungan
anak menunjukkan perilaku taat
sebanyak 74% dari seluruh responden
atau 100% dari semua reponden yang
menggunakan pola asuh demokratis.
Pada ibu yang menerapkan pola asuh
otoriter terdapat 16% dari total
responden atau 87,5% anak dari
semua ibu yang menerapkan pola
asuh otoriter berperilaku taat.
Sedangkan pada ibu yang
menerapkan pola asuh permisif dan
penelantar terdapat 100% anak
memiliki perilaku tidak taat.
Dalam proses penerapan pola
asuh pada anak tidak terlepas dari
berbagai unsur antara lain dalam hal
pelaksanaan peraturan/ disiplin di
rumah, penetapan hukuman, adanya
toleransi terhadap keinginan anak dan
dalam hal pengambilan keputusan.
Pola asuh orang tua dalam mendidik
dan membimbing anak merupakan
pencerminan dan karakteristik
tersendiri dari orang tuanya yang
dapat mempengaruhi pola sikap anak
dikemudian hari. (Nur Hidayah dalam
Prasetyo, 2003)
Penerapan pola asuh over
protective didasarkan pada
perlindungan orang tua yang terlalu
berlebihan pada anak, rasa khawatir
berlebihan yang ditunjukkan oleh
orang tua saat berpisah dengan anak
berpotensi menimbulkan respon
kecemasan pada anak pada saat
menghadapi lingkungan baru.
Perlindungan berlebihan dapat
membuat anak kehilangan kreativitas
dan menarik diri dari tantangan hidup.
Selain itu perlindungan yang
berlebihan membuat anak selalu
diliputi kecemasan, merasa terancam,
tidak berani mengambil keputusan dan
tidak berani mengambil tanggung
jawab. Hal ini dapat menghambat
proses adaptasi anak terhadap
lingkungan.
Keluarga adalah lingkungan
pertama dan utama bagi anak dalam
berinteraksi sehingga anak sangat
dipengaruhi oleh pola asuh oran
tuanya. Adanya penjagaan orang tua
yang berlebihan merupakan suatu
bentuk perlakuan yang menghambat
dan menghalangi ruang gerak dan
kebebasan anak, maka ada
kemungkinan anak mempunyai tingkat
kemandirian rendah. Hal ini didukung
oleh penyataan Markum (2001) bahwa
proteksi berlebihan orang tua
membuat anak menjadi ragu–ragu,
tidak mampu berdiri sendiri, sangat
bergantung pada orang lain dan
mudah putus asa.
Pola asuh orang tua yang
demokratis bilamana orang tua
menunjukkan adanya kasih sayang, di
sertai aturan-aturan dengan
menetapkan batas dan kontrol yang
mendukung anak pada tindakan
konstruktif sehingga tercipta
kemandirian pada anak. Anak tidak
dibiarkan begitu saja tanpa kontrol
orang tua, tetapi anak tidak begitu saja
diatur terus-menerus sehingga anak
sama sekali tidak mendapat
kebebasan dalam tingkah laku.
Dengan kata lain anak diberikan
kebebasan untuk mengembangkan
dirinya sepanjang ia dapat
mempertanggung jawabkan. Sikap
keterbukaan orang tua terhadap anak
mendorong anak lebih mudah untuk
mengungkapkan perasaannya
terhadap sekitarnya termasuk saat
beradaptasi dengan lingkungan baru,
anak lebih bebas berekspresi sehingga
sosialisasi menjadi lebih mudah. Untuk
prilaku orang tua yang menggunakan
pola asuh otoriter kecenderungan
kendali berada sepenuhnya ditangan
orang tua, semua peraturan dibuat
orang tua dan harus dituruti oleh anak
apapun yang terjadi sehingga anak
menjadi tidak kreatif dan kurang
berinisiatif dalam hidupnya. Untuk
prilaku orang tua yang menggunakan
pola asuh permisif yaitu orang tua
sangat memanjakan anak yang
ditandai dengan adanya kasih sayang
yang berlebihan tanpa adanya aturan
dalam proses pengasuhan. Hal ini
biasa terjadi pada orang tua yang
terlalu sibuk lebih mementingkan
pekerjaannya dan kurangnya
pengetahuan orang tua tentang cara
pengasuhan.
KETERBATASAN PENELITIAN
Dalam melakukan penelitian ini,
penulis memiliki beberapa
keterbatasan antara lain: (1) Perilaku
merupakan suatu hal yang sangat
kompleks yang tidak dapat kita nilai
hanya dengan sepuluh pertanyaan
kuesioner, maka dari itu perilaku taat
dan tidak taat yang penulis maksud
dalam penelitian ini bukanlah dinilai
dari keseluruhan perilaku anak namun
ini adalah perilaku taat dan tidak taat
yang terfokus pada sepuluh
pertanyaan kueisoner pada penelitian
ini. (2) Keterbatasan dalam waktu dan
tenaga menyebabkan penelitian ini
tidak dapat mencapai jumlah
responden yang dibutuhkan. Namun
hal ini tidak mempengaruhi hasil
penelitian secara keseluruhan.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan diperoleh hasil sebagai
berikut (1) Pola asuh ibu yang bekerja.
Dari hasil peneltian, mayoritas ibu
yang bekerja menggunakan pola asuh
demokratis. (2)Pola asuh ibu yang
tidak bekerja. Dari hasil peneltian,
mayoritas ibu yang tidak bekerja juga
menggunakan pola asuh
demokratis.(3) Perilaku anak usia
prasekolah. Dari hasil penelitian
didapatkan data bahwa mayoritas
perilaku anak usia prasekolah
tergolong dalam perilaku taat. (4)
Hubungan ibu yang bekerja dan ibu
yang tidak bekerja dengan perilaku
anak. Tidak terdapat hubungan antara
ibu bekerja maupun ibu yang tidak
bekerja terhadap perilaku anak. (5)
Hubungan ibu yang bekerja dan ibu
yang tidak bekerja dengan jenis pola
asuh ibu. Tidak terdapat hubungan
antara ibu bekerja maupun ibu yang
tidak bekerja terhadap jenis pola asuh
yang ibu terapkan.(6) Hubungan pola
asuh ibu dengan perilaku anak usia
prasekolah. Terdapat hubungan yang
signifikan antara pola asuh ibu
terhadap perilaku anak usia
prasekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Adjayani, R. 2012. Pola Asuh Anak
Yang Baik Untuk Ibu Yang
Bekerja.
http://antaranews.com/berita/314
315/pola-asuh-anak-yang-baik-
untuk-ibu-bekerja. diakses pada
tanggal 20 november 2012.
Alimul Hidayat, A. 2007. Riset
Keperawatan dan Teknik
Penulisan Ilmiah Edisi 2.
Jakarta:Salemba Medika.
Alimul Hidayat, A. 2005. Pengantar
Ilmu Keperawatan Anak 1.
Jakarta: Salemba Medika.
Ahira, A. 2011. Mengenal Kebutuhan
Anak Secara DIni.
http://www.anneahira.com/kebutu
han-anak-11449.htm diakses
pada tanggal 21 mei 2012.
Ayahbunda. 2001. Dari A Sampai Z
Tentang Perkembangan Anak.
Jakarta: PT Gaya Favorit Press.
Derni, M. 2009. Happy Parenting.
Bandung: Lingkar Pena.
Drost, dkk. 2002. Perilku Anak Usia Dini dan Pemecahannya. Jakarta: Familia.
Effendy, N. 2000. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Ed. 2. Jakarta: EGC.
Godam. 2008. Jenis/Macam Tipe Pola Asuh Orangtua Pada Anak & Cara Mendidik/Mengasuh Anak Yang Baik.http://organisasi.org/jenis-macam-tipe-pola-asuh-orangtua-pada-anak-cara-mendidik-mengasuh-anak-yang-baik. diakses pada tanggal 9 april 2012.
Handayani, N. 2000. Ibu Bekerja dan Dampaknya pada Perkembangan Anak. http://infoanakindonesia.tripod.com/ibu_bekerja.htm. diakses pada tanggal 24 april 2012.
Jenny. 2012. Ciri-ciri Anak Prasekolah atau TK. http://duniapsikologi.com/ciri-ciri-anak-prasekolah-atau-tk. diakses pada tanggal 30 oktober 2012.
Kartono, 2007. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung: Mandar Maju.
Kiong, M. 2010. Cara Kreatif Mendidik Anak Ala Melly. Kiong. Jakarta: Progressio Publishing.
Fridani L & APE. 2009. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Media Komputindo.
Lerner, C, et al. 2001. Bringing Up Baby: Three Steps to Making Good Decisions in Your Child's First Years. Washington, DC: Zero to Three Press.
Masenthin, Tricia. 2011. Return to Work or Stay at Home? Research Supports Both Choices. http://suite101.com/article/return-to-work-or-stay-at-home-research-supports-both-choices-a328719 diakses pada tanggal 18 mei 2012.
Mediastore. 2005.Apotek Online&Media Informasi Obat Penyakit. http://www. mediastore.com. Di askses tanggal 18 mei 2012.
Miller & Turansky. 2012. Reinforcing The Behavior You Want in Your Child.http://www.housewifeintown.com/2012/02/reinforcing-behavior-you-want-in-your.html diakses pada tanggal 20 April 2012.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Ed. 2. Jakarta: Salemba Medika.
Nurwidianingtyas, Wiwit. 2006.Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Prilaku Asertif Pada Remaja. Skripsi Sarjana Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang.
OECD. 2001. BALANCING WORK AND FAMILY LIFE. www.oecd.org/dataoecd/11/12/2079435.pdf. diakses pada tanggal 11 juli 2012.
Petranto, I. 2006. Rasa Percaya Diri Adalah Pantulan Pola Asuh Orang Tuanya http://dwpptri jenewa.issuisse.com/buletin/wp-tracck back.php?p=32. Diakses tanggal 7 juli 2012.
Phelan, TW. 2009. 1-2-3 Magic Cara Ajaib Mendisiplinkan Anak umur 2-12 Tahun. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Pramudiarja, U. 2001. Ditinggal Ibu Bekerja Tak Akan Bikin Anak Hiperaktif. http://health.detik.com/read/2011/07/25/160159/1688978/764/ditinggal-ibu-bekerja-tak-akan-bikin-anak-hiperaktif?browse=frommobile diakses pada tanggal 3 mei 2012.
Prasetyo, E. 2003. Gambaran Pola Asuh Orang Tua Dengan Anak Penyandang Autisme Dan Anak Dengan Kebutuhan Nutrisi Khusus Rumah Sakit Universitas Islam Malang. Skripsi Sarjana Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang.
Rake, K. 2011. Working mothers 'do no harm to children's behaviour'. http://www.bbc.co.uk/news/education-14247472 diakses pada tanggal 11 mei 2012. Sugiarto, Didik. 2009. Tips Mendidik Anak Balita Agar Cerdas. http://www.didiksugiarto.com/2009/04/tips-mendidik-anak-balita-
agar-cerdas.html diakses pada tanggal 7 Juli 2012.
Ratna, T. 2000. Wanita Bekerja dan Implikasi Sosial. www.bappenas.go.id/get-file-server/node/8632.html diakses pada tanggal 7 juli 2012.
Reynolds et. al. 2003. FI Research Summary: Fathers, Mothers, Work, and Family. http://www.fatherhoodinstitute.org/2011/fi-research-summary-fathers -mothers-work-and-family.html diakses pada tanggal 11 juli 2012.
Tarmudji, T. 2001. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Agresitivitas Remaja. http://www.pdk.go.id/balibang. Di akses tanggal 11 juli 2012.
Turansky,S. 2012. Reinforcing The Behavior You Want in Your Child. http://www.housewifeintown.com/2012/02/reinforcing-behavior-you-want-in-your.html diakses pada tanggal 7 april 2012.
Utomo, J. 2012. Pendidikan Anak Usia Prasekolah. http://anakanak.net/pendidikan-anak-pra-sekolah.html diakses pada tanggal 7 Juli 2012.
Yulia. 2010. Dunia Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Mengetahui, Pembimbing I
dr. A. Chusnul Chuluq Ar. MPH
NIP. 19511019 198002 001
top related