rezky ajeng pratiwi a21107700 - digilib.unhas.ac.id
Post on 20-Oct-2021
9 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL
TERHADAP PENCAPAIAN PROFITABILITAS PADA
PT. ADHI KARYA (PERSERO), Tbk
SKRIPSI SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH
GELAR SARJANA PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS
HASANUDDIN
Oleh :
REZKY AJENG PRATIWI
A21107700
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
ABSTRAK
ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL TERHADAP PENCAPAIAN
PROFITABILITAS PADA PT. ADHI KARYA (PERSERO) Tbk, SKRIPSI REZKY
AJENG PRATIWI. 2011. UNIVERSITAS HASANUDDIN.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menginterprestasikan laporan
keuangan PT. Adhi Karya (PERSERO) Tbk, periode Tahun 2006, 2007, 2008, 2009
dan 2010, agar dapat diketahui apakah penggunaan modal sudah efisien dalam
pencapaian profitabilitasnya, penelitian dilakukan pada Pusat Informasi Pasar Modal
(PIPM), dengan metode analisis yang digunakan adalah Metode Weighted Average
Cost of Capital (WACC), analisis Rasio Leverage, Rasio Profitabilitas dan Analisis
Regresi Sederhana.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dasarnya hipotesis yang
dikemukakan tidak sesuai dengan hasil penelitian karena penggunaaan modal pada
PT. Adhi Karya (PERSERO) Tbk belum efisien dalam pencapaian profitabilitasnya.
MOTTO
“Persenjatakanlah dirimu untuk esok hari dengan iman dan ilmu”
“Bukanlah kebaikan itu dengan banyaknya harta
dan anak, tetapi dengan banyaknya ilmu, besarnya
kesabaran mengungguli orang lain dalam ibadahnya
apabila berbuat kebaikan Ia bersyukur dan bila berbuat dosa Ia
beristighfar”
(Al-Hadits)
Skripsi ini kupersembahkan untuk
kedua orang tuaku
Ayahanda Ir.H. Muh. Kasim
Anies, MT dan Ibunda Hj.
Darwati, SE
Semoga Allah SWT membalas
budi baiknya
Yang tidak mungkin kami balas..
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berikut
limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penyempurnaan skripsi ini
terselesaikan. Salam dan shalawat kepada junjungan dan panutan kita Baginda
Rasulullah Muhammad SAW yang telah memperkenalkan penulis kepada Isalam,
agama “
Pada kesempatan kali ini dengan segala kerendahan hati penulis sampaikan
hasil penelitian yang penulis upayakan secara maksimal dengan segenap keterbatasan
dan kekurangan yang penulis miliki sebagai manusia biasa. Selesainya karya kecil ini
tak lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, yang telah diberikan kepada
penulis. Oleh karena itu, dengan rasa hormat, cinta dan kasih, penulis ingin
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Idrus Paturusi selaku Rektor Universitas Hasanuddin
beserta para Wakil Rektor.
2. Bapak Prof. Dr.H. Muhammad Ali, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Hasanuddin.
3. Bapak Dr. Darwis Said, SE., MBA., Ak selaku Wakil Dekan I Fakultas
Ekonomi Universitaas Ekonomi Universitas Hasanuddin.
4. Bapak Dr. Maat pono, SE., M.Si dan Bapak Drs. Gamalca, M.Si selaku
pembimbing I dan pembimbing II. “Terima Kasih atas segala masukan,
bimbingan, bantuan serta perhatian yang telah diberikan kepada penulis
selama penulisan skripsi ini”.
5. Bapak Dr. H. Abdul Rahman Laba, SE., MBA selaku Penasehat
Akademik.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin yang sangat
berjasa. “ Terima Kasihatas ilmu yang tealah diberikan selama penulis
menuntut ilmu”.
7. Kedua Orang Tua, ayahanda Ir.H.Muh Kasim Anies,MT dan Ibunda,
Hj.Darwati, SE yang telah membesarkan serta mencurahkan segala
perhatian dan kasih sayangnya yang tiada putusnya serta selalu
memotivasi penulis untuk senantiasa berkarya dan beribadah. “Sembah
sujudku untuk iringan doa, kasih sayang dan kerja keras ibuku, serta
kearifan, kerja keras dan ketulusan hati ayahku. Salam hormat dan
maafku, bila ananda belum mampu memberi yang terbaik”.
8. Adik-adikku tersayang Rifka Hardianti dan Muhammad Ridha.
9. Sepupu-sepupu terdekat Dian Febriani,Athirah Utami,Ikha anugrah,Wiwi
Akmal yang senantiasa memberi semangat untuk mengerjakan skripsi ini.
10. Seluruh keluarga besarku, khususnya kedua nenek tersayang Hj. St.
Fatimah dan Hj. Fatimah.
11. Seluruh staf dan karyawan Perwakilan Pusat Informasi Pasar Modal
(PIPM) Cabang Makassar yang telah membantu penulis selama
melakukan penelitian.
12. Seluruh Karyawan dan Staf Akademik Fakultas Ekonomi Universitas
Hasanuddin.
13. Seseorang spesial Firdhana Kurniawan yang telah menemani bertahun-
tahun, selalu memberi semangat,masukan,dan kasih sayangnya kepada
penulis untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
14. Saudara-saudari sedari kecil Gina Isni Iskandar, Muhammad Faisal Pelu,
Muhammad Taufik Utina, Muhammad Salman Said, Ratih Apriliandini
Utina, Dian Madiyaya, Endah Ma’ruf, Kirana Ikhtiari,Andi Azizah yang
telah memberikan spirit dan perhatian kepada penulis.
15. Sahabat terkasih Ainun Yunita, Fadillah Elvira Suyuthi, Nur Masyita,
Dewi Anggreani, Jacqueline Sharon Jahja, Andi Nurhikmah, Stella
Agnestasia, Muh. Salahuddin Ayyub dan semuanya yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu. “Terima Kasih doa dan dukungannya”.
16. Teman seperjuangan di kampus Sri Apriyanti Putri Abidin, Maharani
Nivyra, Maretha Widriati, Resky Amaliah, Nikita Andilolo, Natalia,
Rusmawati Caca, dan Ditha Puspita Sari.
17. Seluruh teman-teman Espreso 07 Fakultas Ekonomi Universitas
Hasanuddin tanpa terkecuali.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………..... i
LEMBAR PENGESAHAN ..………………………………………………….... ii
ABSTRAK .......................................................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ v
DAFTAR ISI .......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………... 1
1.1.Latar Belakang Masalah ………………….……………………........ 1
1.2.Rumusan Masalah...………………………………………………… 5
1.3.Tujuan dan Kegunaan Penulisan ...............………………………… 5
1.3.1. Tujuan Penelitian ............................................................ 5
1.3.2. Kegunaan Penelitian ........................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS.. 6
2.1. Tinjauan Pustaka …………………………………………………… 6
2.1.1. Pengertian Pembelanjaan ..........………………………... 6
2.1.2. Pengertian Profitabilitas ………………....……………... 10
2.1.3. PengertianEfisiensi …………………………….………. 12
2.1.4. Pengertian Modal ………....…………………………….. 13
2.1.5. Biaya Modal ....………………………………………….. 17
2.1.6. Anggaran Modal ………………………………………… 19
2.1.7 Laporan Keuangan …….………………………………… 22
2.2. Kerangka Pikir ….………………………………………………….. 25
2.3. Hipotesis ……………………………………………………………. 27
BAB III METODE PENELITIAN ………………………………………….. 28
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ………………….............……………… 28
3.2. Teknik Pengumpulan Data …………………………………………..... 29
3.3. Jenis Dan Sumber Data ……………………………………………...... 29
3.4. Metode Analisis ……………………………………………………..... 30
3.5. Sistematika Penelitian………………………………………………..... 34
3.6. Uji Hipotesis ………………………………………………………….. 35
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN........................................ 36
4.1. Sejarah Umum Perkembangan Perusahaan …………………………... 36
4.2. Bidang Usaha …………………………………………………………. 38
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………….. 41
5.1. Laporan Keuangan …………………………….………………………. 41
5.1.1. Perhitungan Weighted Average Cost of Capital ...……………….. 42
5.1.2.Perhitungan Rasio Leverage ……….…………..…………………. 53
5.1.3. Perhitungan Rasio Profitabilitas………………...………………... 59
5.1.4. Analisis Common Size ......................................................... ..... 64
5.2. Analisis Penggunaan Modal Terhadap Pencapaian Profitabilitas ……. 68
5.3. Analisis RegresiSederhana ..............................………..……………. 70
5.3.1. Deskripsi Variabel Penelitian .................................................... 70
5.3.2. Uji Autokorelasi ...................................................................... ...... 71
5.4. Hasil Analisis Data ........................................................................ ...... 73
5.4.1. Pengujian Secara Simultan (Uji F) ............................................ 73
5.4.2. Pengujian Secara Parsial (Uji t) ................................................ 74
5.4.3. Uji Normalitas .......................................................................... ...... 75
5.4.4. Uji Heteroskedastisitas ............................................................ ...... 76
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 78
6.1. Kesimpulan …………………………………………………...…………….. 78
6.2. Saran……………………………………………………………...………..... 78
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Common Size Analyisis Neraca PT. Adhi Karya, Tbk ............... 64
Tabel 2. Common Size Analysis Laba Rugi PT. Adhi Karya, Tbk .......... 65
Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Analisis ......................................................... 68
Tabel 4. Descriptive Statistics .................................................................. 70
Tabel 5. Variabel Entered/Removed ........................................................ 71
Tabel 6. Modal Summary ......................................................................... 72
Tabel 7. Hasil Pengujian Secara Simultan (Uji F) ................................... 73
Tabel 8. Hasil Pengujian Secara Parsial (Uji t) ........................................ 74
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Pikir ..................................................................... 27
Struktur Organisasi PT. Adhi Karya, Tbk ............................................. 40
Uji Normalitas ....................................................................................... 76
Uji Heteroskedastisitas .......................................................................... 77
iii
ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL TERHADAP
PENCAPAIAN PROFITABILITAS PADA
PT. ADHI KARYA (PERSERO), TBK
Diajukan Oleh
REZKY AJENG PRATIWI
A 211 07 700
Skripsi sarjana lengkap untuk memenuhi salah satu syarat
Guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi
Universitas Hasanuddin
Makassar
Telah Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Maat Pono, SE., M.Si Drs. Gamalca, M.Si
NIP. 19580722 19861 1 001
NIP. 195651130 199112 1 001
iii
ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL TERHADAP
PENCAPAIAN PROFITABILITAS PADA
PT. ADHI KARYA (PERSERO), TBK
Dipersiapkan dan Disusun Oleh
REZKY AJENG PRATIWI
A 211 07 700
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada Tanggal 23 November 2011
Dan dinyatakan LULUS
Dewan Penguji
No. Nama Penguji Jabatan Tanda Tangan
1. Dr. Maat Pono, SE., M.Si Ketua 1. .........................
2. Drs. Gamalca, M.Si Sekretaris 2. .........................
3. Prof. Dr. H. Syamsu Alam, SE., MSi Anggota 3. .........................
4. Dr. Muhammad Yunus Amar, SE., MT Anggota 4. .........................
5. Abdul Razak Munir, SE., M.Si, M.Mktg Anggota 5. .........................
Disetujui
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi
Universitas Hasanuddin
Ketua,
Tim Penguji
Jurusan Manajemen
Universitas Hasanuddin
Ketua,
Dr. Muhammad Yunus Amar, SE., MT Dr. Maat Pono, SE., M.Si
NIP. 19620430 198810 1 001 NIP. 19580722 19861 1 001
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sejarah perkembangan dunia usaha kita dapat melihat bahwa salah
satu masalah yang harus tetap mendapat perhatian serius dalam
perusahaan adalah masalah pembelanjaan, antara lain berupa usaha untuk
mendapatkan dana yang cukup dalam membelanjai kegiatan perusahaan.
Kenyataan dalam dunia usaha, banyak perusahaan terpaksa harus
mundur ditengah-tengah persaingan karena tidak mampu mengelola
dananya atau modal yang dimiliki secara efisien, oleh karena itu menjadi
kewajiban dan tanggung jawab manajer keuangan untuk mengelola dana
perusahaan secara efisien agar tujuan perusahaan dapat tercapai yaitu
untuk mencapai laba yang maksimal dan efisien. Laba yang maksimal dan
efisien tidak hanya dilihat dari jumlah laba yang dicapai tetapi perusahaan
juga harus memperhitungkan dan membandingkan jumlah modal yang
dipergunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan keuntungan oleh sebab
itu perusahaan sangat penting untuk menghitung tingkat profitabilitasnya.
Bagi perusahaan pada umumnya masalah profitabilitas lebih
penting daripada masalah laba, karena laba yang besar saja belumlah
merupakan ukuran bahwa perusahaan itu bekerja dengan efisien, karena
pengertian efisiensi dalam bidang ekonomi adalah pencapaian hasil pada
2
tingkat tertentu dengan biaya yang dikeluarkan sekecil mungkin, dimana
pencapaian efisiensi berarti suatu usaha untuk menjaga kemungkinan
mendapatkan laba yang optimal, dengan demikian efisiensi baru dapat
diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan
keseluruhan modal yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut
,dimana efisiensi dari penggunaan modal disini dimaksudkan bahwa
bahwa setiap usaha untuk menggunakan sejumlah modal tertentu dengan
hasil yang dicapai sebanyak mungkin dengan Cost Of Capital relatif
rendah .
Oleh sebab itu, bagi seorang pimpinan perusahaan yang selaku
pengambil keputusan harus mengetahui keadaan profitabilitas
perusahaannya, agar dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk
meningkatkan atau paling tidak mempertahankan profitabilitas yang telah
dicapai perusahaan untuk masa-masa mendatang.
Pengelolaan modal yang baik akan dapat menekan biaya modal
dan memaksimalkan nilai perusahaan sehingga perusahaan tetap
berkesinambungan. Salah satu aspek pengelolaan modal adalah penentuan
struktur modal suatu perusahaan agar dapat meminimalkan biaya modal
dan memaksimumkan nilai perusahaan.
Masalah penentuan struktur modal merupakan masalah yang
sangat penting, di mana keputusan tersebut merupakan tanggung jawab
manajer keuangan. Hal ini disebabkan karena dengan struktur modal yang
3
tepat akan dapat menjaga stabilitas kegiatan operasional perusahaan dan
mengurangi resiko keuangan, selanjutnya dengan keadaan perusahaan
yang stabil produktifitas perusahaan akan meningkat. Sehingga dengan
demikian laba perusahaan akan dapat meningkatkan harga saham
perusahaan tersebut.
Pada akhirnya, keadaan ini akan memaksimumkan kemakmuran
pemegang saham. Seperti yang dikemukakan oleh Robert W. Kolb (1987)
: “The problem of capital structure is to determine which source of
financing should be used. In other words, the problem is how do we
structure the firm’s capital in order to maximize shareholder’s wealth”.
Penetapan sumber dana dalam perusahaan merupakan suatu fungsi
yang penting di samping fungsi-fungsi lainnya dalam menentukan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan selama satu
periode.
Dalam pemenuhan kebutuhan dana yang diperlukan perusahaan,
terdapat dua alternatif yang dapat ditempuh, yaitu apakah modal
perusahaan tersebut akan dipenuhi oleh modal sendiri atau modal
pinjaman. Tentu saja dalam pemilihan sumber pembelanjaan tersebut
pimpinan perusahaan harus memperhitungkan syarat-syarat yang
menguntungkan bagi perusahaan. Apabila perusahaan ingin menggunakan
modal pinjaman, maka manajer perusahaan harus membandingkan antara
tingkat bunga yang diberikan oleh kreditur dengan tingkat hasil yang akan
4
diperoleh dari penggunaan modal pinjaman tersebut. Sebaliknya apabila
kebutuhan modal perusahaan dipenuhi dengan modal sendiri, maka
perusahaan harus memperhitungkan tingkat pemulihan atas modal yang
ditanamkan, Dengan dasar perhitungan biaya penggunaan modal tersebut,
maka perusahaan dapat menentukan tingkat hasil yang diinginkan oleh
perusahaan.
Selain itu, dengan mengetahui tingkat biaya minimum dari
penggunaan modal tersebut, perusahaan juga dapat menentukan struktur
modal yang tepat yang selanjutnya menjadi dasar dalam penilaian
kebijaksanaan pembelanjaan perusahaan sekaligus merupakan informasi
yang berguna bagi pimpinan perusahaan dalam menyusun perencanaan
sehingga keputusan yang diambil dapat berada dalam kondisi yang lebih
baik dan rasional.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengkaji :
“Analisis Efisiensi Penggunaan Modal Terhadap Pencapaian
Profitabilitas Pada PT. ADHI KARYA (PERSERO) Tbk.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
penulis dapat merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini
adalah “Apakah Penggunaan Modal PT. ADHI KARYA (PERSERO) Tbk
sudah efisien dalam meningkatkan profitabilitasnya?”
5
1.3. Tujuan Dan Kegunaan Penulisan
1.3.1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi
penggunaan modal PT. ADHI KARYA (PERSERO) Tbk dalam
meningkatkan profitabilitasnya.
1.3.2. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :
a. Memberikan sumbangan pemikiran pada pihak manajemen perusahaan
dalam hal mengukur efisiensi penggunaan modal dalam pencapaian
laba yang maksimal dan efisien, dan diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi pimpinan perusahaan untuk mengadakan perbaikan
yang dianggap perlu.
b. Sebagai bahan referensi bagi pihak yang akan mengembangkan
penelitian ini.
c. Sebagai informasi bagi perusahaan dalam penyempurnaan keputusan
yang telah diambil.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN
HIPOTESIS
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1 Pengertian Pembelanjaan
Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, maka ilmu
pembelanjaan (Finance) merupakan salah satu disiplin ilmu yang
mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Mulanya pengertian
pembelanjaan ini hanya sekedar bagaimana seorang pemimpin
perusahaan mendapatkan dana kemudian berkembang
menitikberatkan pada dana yang diperoleh. Tetapi kini pengertian
pembelanjaan semakin luas sehingga untuk memberikan pengertian
yang lebih jelas tentang apa yang dimaksud dengan pembelanjaan
perusahaan itu.
Menurut Riyanto (2001 : 4) dalam bukunya Dasar-dasar
Pembelanjaan Perusahaan, memberikan pengertian tentang
pembelanjaan perusahaan yaitu : “Keseluruhan aktivitas yang
bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan dana dan
menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut”.
Lebih lanjut Riyanto mengatakan : “Pembelanjaan meliputi
semua aktifitas perusahaan yang bersangkutan dengan usaha
7
mendapatkan dana yang dibutuhkan untuk menggunakan dana tersebut
seefisien mungkin”.
Dari pengertian tersebut di atas, dapat memberikan gambaran
bahwa fungsi pembelanjaan bukan saja perolehan dana dalam jumlah
yang cukup untuk keperluan perusahaan, tetapi dalam hal penggunaan
dana yang efektif.
Atas usaha untuk mendapatkan dan penggunaannya itu
diperlukan perencanaan, pengaturan dan pengawasan demi tercapainya
kelangsungan hiduo bagi perusahaan serta tingkat pendapatan yang
wajar. Pembelanjaan yang dipandang dari segi perolehan dana disebut
pembelanjaan pasif sedangkan yang dilihat dari sudut penggunaan
dana disebut pembelanjaan aktif, untuk lebih jelasnya dapat dibahas
berikut ini :
Yang dimaksud dengan pembelanjaan pasif ialah bagaimana
usaha untuk memperoleh modal yang dibutuhkan dengan resiko yang
minimum dengan syarat-syarat yang menguntungkan. Sedangkan
pembelanjaan aktif ialah bagaimana kita menggunakan uang yang
tersedia dalam perusahaan, apakah untuk diinvestasikan pada badan
usaha yang lain dengan memilih proyek-proyek yang tersedia ataukah
terus ditanamkan dalam perusahaan untuk memperoleh hasil yang
diharapkan.
8
Fungsi pembelanjaan dalam perusahaan meliputi fungsi
penggunaan dana atau pengalokasian dana, ini berarti bahwa setiap
rupiah dana yang tertanam dalam aktiva harus dapat digunakan
seefisien mungkin untuk dapat menghasilkan tingkat keuntungan
investasi yang maksimal. Dan fungsi pemenuhan kebutuhan dana atau
fungsi pendanaan, ini berarti manajer keuangan harus mengusahakan
agar perusahaan dapat memperoleh dana yang diperlukan dengan biaya
yang minimal dan syarat-syarat paling menguntungkan.
Sehubungan dengan itu sumber pembelanjaan terdiri atas 2
macam, yakni :
a) Pembelanjaan dari luar perusahaan (external
Financing)
Bentuk pembelanjaan dimana usaha pemenuhan
kebutuhan modal berasal dari sumber-sumber yang berada
diluar perusahaan.Pembelanjaan ini dapat bersumber dari
pemilik yang kemudian dana tersebut akan menjadi modal
sendiri dalam perusahaan dan disebut pembelanjaan sendiri,
dapat pula bersumber dari para kreditur, Misalnya kredit
dari bank, kredit dari penjual, kredit obligasi dan lain-lain.
Yang kesemuanya ini bagi perusahaan merupakan hutang
yang tentunya disertai kewajiban-kewajiban tertentu bentuk
pembelanjaan ini disebut pembelanjaan asing.
9
b) Pembelanjaan dari dalam perusahaan (Internal
Financing)
Pembelanjaan yang dibentuk atau dihasilkan
sendiri di dalam perusahaan ini berarti merupakan
kekuatan sendiri, Pembelanjaan ini dapat bersumber
dari cadangan laba yang disebut dengan pembelanjaan
intern, dapat pula bersumber dari penyusutan –
penyusutan aktiva tetap yang disebut dengan
pembelanjaan intensif.
Adapun Abas Kartadinata (1987-103) mengemukakan
pengertian pembelanjaan sebagai berikut :
“Analisa belanja (finance) adalah ilmu yang
mempelajari tentang bagaimana sejumlah uang tertentu pada
saat ini dijabarkan ke dalam jumlah uang-uang di masa depan
yang mungkin tidak dapat dipastikan”.
Dari penjelasan diatas dikatakan bahwa fungsi pembelanjaan
bukan hanya menyangkut kegiatan memperoleh dana untuk operasi
perusahaan akan tetapi juga mencakup bagaimana mengusahakan agar
pengelolaan dan penggunaan dana tersebut lebih efektif dan efisien
demi untuk meningkatkan dan memaksimumkan laba perusahaan.
10
Dengan melihat beberapa definisi di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa masalah pembelanjaan adlah menyangkut masalah
bagaimana cara menentukan dan menjamin keseimbangan finansial
yang baik dan menguntungkan di dalam perusahaan. Hal ini tentunya
tidak terlepas dari usaha perusahaan untuk tetap menjaga
kelangsungan hidupnya melalui suatu peningkatan rentabilitas yang
optimal.
2.1.2 Pengertian Profitabilitas
Profitabilitas merupakan suatu ukuran dari keberhasilan suatu
perusahaan dengan melihat efisiensi dari penggunaan modalnya. Jadi
perhitungan profitabilitas dimaksudkan untuk mengetahui sampai
seberapa jauh manajemen perusahaan mengendalikan usaha secara
efisisen.
Adapun manfaat profitabilitas yaitu : mengetahui besarnya
tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam suatu periode,
mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dan tahun
sekarang, mengetahui perkembangan laba dari tahun ke tahun,
mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri
dan mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang
digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
Menurut Riyanto (2001 : 35), cara untuk menilai profitabilitas
suatu perusahaan adalahbermacam-macam dan tergantung pada laba
11
dan aktiva atau modal mana yang akan diperbandingkan satu dengan
lainnya. Mengenai cara-cara yang akan digunakan untuk menilai
profitibilitas itu, tergantung dari kebijaksanaanperusahaan yang
bersangkutan.
Untuk lebih jelasnya tentang profitabilitas maka berikut ini
akan dikemukakan beberapa pendapat seorang ahli mengenai
profitabilitas :
Menurut Riyanto (2001 : 35) Profitabilitas suatu perusahaan
menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang
menghasilkan laba selama periode tertentu.
Profitabilitas menurut Munawir (2002 : 246) adalah rasio
mengukur efektifitas manajemen secara keseluruhan yang ditunjukkan
oleh besar kecilnya keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya
dengan penjualan dan investasi, profitabilitas suatu perusahaan diukur
dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan
aktivanya secara produktif dengan demikian profitabilitas suatu
perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang
diperoleh suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal
perusahaan.
Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan,
dimana pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total
aktiva dan modal secara keseluruha
12
2.1.3. Pengertian Efisiensi
Kata Efisiensi berasal dari kata efisien, yang arti efisien
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1993 : 250) adalah tepat atau
sesuai untuk mengerjakan (menghasilkan) sesuatu (dengan tidak
membuang-buang waktu, tenaga, dan biaya) mampu menjalankan
tugas dengan tepat dan cermat, berdaya guna dan tepat guna.
Sedangkan kata efisiensi berarti ketepatan cara (usaha kerja)
dalam menjalankan sesuatu (dengan tidak membuang-buang waktu,
tenaga dan biaya), kedayagunaan, ketepatgunaan, kemampuan
menjalankan tugas dengan baik dan tepat (dengan tidak membuang-
buang waktu, tenaga dan biaya).
Apabila kata efisien dihubungkan dengan perusahaan untuk
mengetahui apakah jumlah laba yang dihasilkan oleh perusahaan sudah
efisien dengan modal yang dipergunakan maka, yang harus diketahui
terlebih dahulu adalah jumlah anggaran yang direncanakan pada saat
perusahaan mengadakan perencanaan anggaran. Jika semua jumlah
modal yang dianggarkan dalam satu periode habis terpakai dan
menghasilkan laba yang direncanakan maka, perusahaan tersebut dapat
dikatakan efisien dalam pencapaian laba. Dengan catatan tidak ada
penambahan dana selain dana yang dianggarkan.
13
2.1.4. Pengertian Modal
Menurut Riyanto (2001 : 17) pada mulanya, orientasi dari
pengertian modal adalah “Physical-Oriented”. Tapi dalam
perkembangannya kemudian ternyata pengertian modal mulai bersifat
“Non-Physical Oriented”, dimana antara lain pengertian modal
ditekankan pada nilai, daya beli atau kekuasaan memakai atau
menggunakan yang terkandung dalam barang-barang modal, meskipun
dalam hal inisebenarnya belum ada persesuaian pendapat diantara para
ahli ekonomi.
Selanjutnya Riyanto (2001 : 17) menyatakan bahwa modal
ialah hasil produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih lanjut.
Untuk lebih jelasnya mengenai modal berikut ini akan
dikemukakan pendapat beberapa ahli dikutip dari buku Riyanto (2001
: 17) antara lain :
Liitge (2000 : 89 ) mengartikan modal hanyalah dalam arti
uang (gledkapital)
Schwiedland(1998 : 67) memberikan pengertian modal dalam
artian yang lebih luas, dimana modal itu meliputi baik modal dalam
bentuk uang (gledkapital) maupun dalam bentuk barang (sachkapital),
misalnya mesin dan barang-barang dagangan.
14
Lebih lanjut mengenai modal, ada beberapa penulis yang
menekankan pada kekuasaan menggunakannya, yaitu :
A Ammon (2000 : 21) memandang modal sebagai kekuasaan
menggunakan yang diharapkan atas barang-barang modal yang belum
digunakan.
Meij (2000 : 125) mengartikan modal sebagai “kolektivitas
dari barang-barang modal” yang terdapat dalam neraca sebelah debet,
sedangkan yang dimaksudkan dengan barang-barang modal ialah
semua barang yang ada dalam rumah tangga perusahaan dalam fungsi
produktifnya untuk membentuk pendapatan. Yang dimaksudkan
dengan kekayaan adalah daya beli yang terdapat dalam barang-barang
modal. Dengan demikian, maka kekayaan terdapat dalam neraca
sebelah kredit.
Polak (1999 : 35) mengartikan modal sebagai kekuasaan untuk
menggunakan barang-barang modal. Dengan demikian modal terdapat
di sebelah kredit pada neraca. Adapun yang dimaksudkan dengan
barang-barang modal adalah barang-barang yang terdapat dalam
perusahaan yang belum digunakan, jadi terdapat di sebelah debet pada
neraca.
Bakker (1999 : 55) mengartikan modal ialah baik berupa
barang-barang kongkrit yang masih ada dalam rumah tangga
15
perusahaan dan terdapat di sebelah debet, maupun berupaya daya beli
atau nilai tukar dari barang-barang itu yang tercatat di sebelah kredit.
Jadi yang tercatat di sebelah debet dari neraca disebut modal
kongkrit dan yang tercatat di sebelah kredit disebut modal abstrak.
Apabila kita melihat neraca suatu perusahaan maka selain
menggambarkan adanya modal kongkrit dan modal abstrak, kita juga
akan melihat dua gambaran modal, yaitu bahwa neraca disatu pihak
menunjukkan modal menurut bentuknya (sebelah debet) dan dilain
pihak menurut sumbernya atau asalnya (disebelah kredit). Modal yang
menunjukkan bentuknya disebut modal aktif, sedangkan modal yang
menunjukkan sumbernya atau asalnya disebut modal pasif.
Modal aktif ialah modal yang tertera di sebelah debet dari
neraca, yang menggambarkan bentuk-bentuk dimana seluruh dana
yang diperoleh perusahaan ditanamkan, sedangkan pengertian modal
pasif ialah modal yang tertera disebelah kredit dari neraca yang
menggambarkan sumber-sumber darimana diperoleh.
a) Pembagian Modal aktif
Berdasarkan cara dan lamanya perputaran, modal aktif atau
kekayaan suatu perusahaan dapat dibedakan antara aktiva lancar
dan aktiva tetap. Perbandingan atau pertimbangan antara kedua
aktiva tersebut akan menentukan stuktur kekayaan.
16
Yang dimaksud dengan aktiva lancar ialah aktiva yang
habis dalam satu kali berputar dalam proses produksi, dan proses
perputarannya ialah dalam jangka waktu yang pendek (umumnya
kurang dari satu tahun).
Sedangkan yang dimaksud dengan aktiva tetap ialah aktiva
yang tahan lama yang tidak atau yang secara berangsur-angsur
habis dalam proses produksi. Dan jika ditinjau dari lamanya
perputaran dalam jangka waktu yang panjang (lebih dari satu
tahun).
Sedangkan berdasarkan fungsi bekerjanya aktiva dalam
perusahaan, modal aktif dapat dibedakan antara Modal tetap dan
Modal kerja.
Apabila dilihat dari jumlahnya, modal tetap sekali dibeli
dan tidak bisa dikurangi sedangkan modal kerja lebih fleksibel.
Apabila dilihat dari susunannya, modal tetap relatif permanen
dalam jangka waktu tertentu sedangkan modal kerja relatif
variabel. Dan apabila dilihat dari proses perputarannya, modal
tetap berjangka panjang sedangkan modal kerja berjangka pendek.
b) Pembagian Modal Pasif
Menurut Riyanto (2001 : 21) apabila kita melihat asalnya
(solvabilitas), modal pasif dapat dibedakan antara modal sendiri
dan modal asing, atau modal badan usaha dan modal kreditur/utang
17
Modal sendiri atau sering disebut modal bahan usaha
adalah modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri (cadangan,
laba) atau berasal dari pengambil bagian, peserta atau pemilik
(moal saham, dan modal peserta). Modal inilah yang menjadi
tanggung jawab terhadap keseluruhan resiko perusahaan dan secara
yudiris modal inilah yang menjadi jaminan bagi para kreditur,
adalah modal yang berasal dari kreditur, yang ini merupakan utang
bagi perusahaan yang bersangkutan.
Berdasarkan syarat likuiditas, yaitu menurut jangka waktu
penggunaan, modal pasif terdiri dari modal jangka panjang dan
modal jangka pendek.
Modal jangka panjang adalah modal yang diberikan kepada
perusahaan yang penggunaannya lebih dari satu tahun, di dalam
neraca digunakan dalam “fixed assets” sedangkan Modal jangka
pendek adalah modal yang diberikan kepada perusahaan yang
penggunaannya kurang dari satu tahun, di dalam neraca digakan
dalam “current assets”.
2.1.5. Biaya Modal
Menurut Warsono (2003 : 135) salah satu komponen penting
yang digunakan dalam penilaian investasi, sumber pembelanjaan
adalah biaya modal (cost of capital). Biaya modal sering disamakan
dengan istilah tingkat pengembalian yang disyaratkan perusahaan,
18
biaya modal dapat didefinisikan sebagai biaya peluang atas
penggunaan dana investasi untuk diinvestasikan dalam proyek-proyek
baru.
Definisi biaya modal diatas merupakan sesuatu yang tepat,
karena biaya modal merupakan tingkat hasil investasi total perusahaan
yang menghasilkan tingkat pengembalian yang disyaratkan dari semua
sumber pembelanjaannya. Ini berarti biaya modal dalam konteks ini
merupakan biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of
capital), yang melibatkan semua komponen sumber pembelanjaan
yaitu kombinasi dari biaya hutang, saham preferen, saham biasa, dan
laba ditahan.
Oleh karena biaya dari masing-masing sumber dana itu
berberda-beda, makan untuk menetapkan biaya modal dari perusahaan
secara keseluruhan perlu menghitung biaya rata-rata tertimbang
(weighted average) dari berbagai sumber dana tersebut.
Biaya modal sering dibedakan menjadi dua macam, yaitu biaya
modal perusahaan (the firm’s cost of capital) dan biaya modal proyek
khusus (spesific project’s cost of capital). Dimana besar kecilnya biaya
modal, baik untuk perusahaan maupun proyek khusus diperoleh oleh
empat macam faktor yakni kondisi ekonomi umum, kondisi pasar,
keputusan operasi dan pembelanjaan, serta jumlah pembelanjaan.
19
Biaya modal yang digunakan, baik untuk perusahaan maupun
proyek khusus adalah biaya modal rata-rata tertimbang. Biaya modal
rata-rata tertimbang ini mempunyai, beberapa komponen, yaitu biaya
utang (cost of debt), biaya saham preferen (cost of preferred stock),
dan biaya ekuitas biasa (cost of common equity). Setelah komponen-
komponen biaya modal ini dihitung, dengan memasukkan unsur
proporsi sumber dana dalam struktur modal sebagai penimbang, biaya
modal rata-rata tertimbang dapat dihitung (weighted average cost of
capital).
Menurut Abas Kartadinata (1981 : 115) , ada dua hal yang
harus diperhatikan dalam menghitung biaya modal rata-rata, yaitu :
1. Tiap-tiap komponen struktur modal harus kita ilai
dengan haraga pasarnya masing-masing,
2. Faktor penimbang yang harus dipergunakan adalah
faktor penimbang marginal.
2.1.6. Anggaran Modal
Pada saat melakukan investasi modal, perusahaan melakukan
pengeluaran kas lancar dengan adanya harapan keuntungan dimasa
yang akan datang. Biasanya, keuntungan ini diperoleh setelah satu
tahun.Contoh investasi pada aktiva mencakup peralatan, gedung dan
tanah serta pengenalan produk baru, sistem distribusi baru atau
program baru bagi riset dan pengembangan. Ringkasnya, kesuksesan
20
dan keuntungan perusahaan dimasa yang akan datang bergantung pada
keputusan jangka panjang yangdibuat oleh perusahaan.
Dalam suatu perusahaan untuk mengetahui apakah perusahaan
tersebut dalam pencapaian laba yang dihasilkan sudah efisien dengan
modal yang digunakan dalam menghasilkan laba, kita harus
mengetahui berapa jumlah modal yang dianggarkan oleh perusahaan
pada saat melakukan perencanaan anggaran. Untuk lebih jelasnya
mengenai penganggaran modal, berikut ini penulis mengemukakan
pendapat beberapa pakar ekonomi tentang penganggaran modal, antara
lain : Menurut Horne (1998 : 324) Penganggaran Modal adalah proses
mengidentifikasi, menganalisa dan menyeleksi proyek-proyek
investasi yang pengembaliannya (arus kas) diharapkan lebih dari satu
tahun.
Penganggaran Modal meliputi :
a) Pembuatan proposal proyek investasi yang konsisten dengan
tujuan strategis perusahaan.
b) Perkiraan arus kas operasi tambahan bagi proyek investasi.
c) Pengevaluasian arus kas tambahan proyek.
d) Pemilihan proyek berdasarkan kriteria penerimaan maksimal
nilai.
e) Pengevaluasian kembali proyek investasi yang diterapkan
secara berkesinambungan dan pelaksanaan pemeriksaan.
21
Sedangkan menurut Weston (1999 : 142) mengatakan bahwa :
Penganggaran modal meliputi secara keseluruhan proses
perencanaanpengeluaran uang, dimana hasil pengembaliannya
diharapkan terjadi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Pemilihan
jangka waktu satu tahun terakhir tidaklah mutlak, akan tetapi lebih
merupakan penggal waktu yang mudah untuk membedakan berbagai
jenis pengeluaran.
Karena pentingnya penganggaran modal dalam suatu
perusahaan menyebabkan penganggaran modal merupakan
pengambilan keputusan terpenting dengan melibatkan manajemen
keuangan. Lebih lanjut, semua departemen di suatu perusahaan, yaitu
departemen produksi, departemen pemasaran, dan sebagainya secara
vital dipengaruhi oleh keputusan penganggaran modal, sehingga semua
eksekutif tanpa memandang apa bidang tanggung jawabnya, harus
menyadari tentang bagaimana proses keputusan penganggaran modal
diambil.
Alasan lain yang menyebabkan pentingnya penganggaran
modal adalah bahwa perluasan aktiva biasanya melibatkan investasi
yang cukup besar. Sebelum perusahaan mengeluarkan uang dalam
jumlah yang besar, perusahaan harus menyusun perencanaan yang
matang karena sejumlah dana yang besar tidak akan tersedia secara
otomatis. Sebuah perusahaan yang mempertimbangkan program
pengeluaran investasi yang besar perlu merencanakan pembiayaan
22
beberapa tahun sebelumnya, untuk memastikan ketersediaan dana yang
diperlukan dalam program perluasan ekspansi perusahaan.
Adapun manfaat dari penganggaran modal yaitu :
1. Untuk mengetahui kebutuhan dana yang lebih
terperinci, karena dana yang terkait jangka waktunya
lebih dari satu tahun.
2. Agar tidak terjadi over investment atau underv
investment.
3. Dapat lebih terperinci, teliti karena dana semakin
banyak dan dalam jumlah yang sangat besar.
4. Mencegah terjadinya kesalahan dalam decision making
( pengambilan keputusan).
2.1.7. Laporan Keuangan
Mereka yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan
suatu perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan
tersebut, dan kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui
dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Munawir (1997 : 2) pengertian laporan pada dasarnya
adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat
untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktifitas suatu
perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau
aktifitas perusahaan tersebut.
23
Pengertian lain tentang laporan keuangan yaitu merupakan
hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan.
Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan
manajemen dan pihak-pihak lain yang menaruh perhatian atau
mempunyai kepentingan dengan data yang keuangan perusahaan.
Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan
maupun perkembangan suatu perusahaan, antara lain : para pemilik
perusahaan, manajer perusahaan yang bersangkutan, para kreditur,
bankers, investor dan pemerintah dimana perusahaan tersebut
berdomilisi, serta pihak-pihak lainnya.
Sedangkan pengertian laporan keuangan menurut Myer dalam
Munawir (1997 : 5) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan
laporan keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada
akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar tersebut adalah
daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau
daftar laba-rugi. Pada akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi
perseroan-perseroan untuk menambah daftar yang surplus atau daftar
laba yang tak dibagikan (laba yang ditahan).
Menurut Harahap (1996 : 55) pada umumnya laporan keungan
itu terdiri atas Neraca dan Perhitungan Laba-Rugi.
Neraca menunjukkan atau menggambarkan jumlah aktiva
(harta kekayaan yang dimiliki perusahaan), hutang (kewajiban
perusahaan untuk membayar uang atau aktiva yang lain pada waktu
24
yang akan datang) dan modal sendiri (kelebihan aktiva di atas hutang)
dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Atau neraca
menggambarkan kondisi keuangan dari suatu perusahaan pada tanggal
tertentu, umumnya pada akhir tahun yaitu pada saat penutupan buku.
Perhitungan (laporan) Laba-Rugi memperlihatkan hasil-hasil
yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama
periode tertentu, atau laporan yang memperlihatkan hasil yang
diperoleh dari penjualan barang/jasa dan biaya-biaya yang timbul
dalam proses pencapaian hasil tersebut.
Sedangkan J. Fred Weston (1999 : 17) yang dikutip oleh Joko
dan Kirbondo memberikan definisi tentang laporan keuangan sebagai
berikut : Laporan keuangan atau financial statement (biasanya dalam
bentuk neraca dan perhitungan Laba-Rugi) berisi informasi tentang
prestasi perusahaandimasa lampau dan dapat memberikan petunjuk
untuk penetapan kebijakan di masa yang akan datang.
Laporan ini juga memperlihatkan adanya pendapatan bersih
atau kerugian bersih sebagai hasil dari operasi perusahaan selama
periode tertentu (umumnya satu tahun). Ringkasnya, laporan ini
merupakan laporan aktivitas dan hasil dari aktivitas itu atau merupakan
ringkasan yang logis dari penghasilan dan biaya dari suatu perusahaan
untuk periode tertentu.
Adapun menurut Abas Kartadinata, laporan keuangan adalah
peluang perusahaan untuk meningkatkan pendapatan bagi para
25
pemegang saham karena perusahaan menggunakan sumber dana
dengan biaya tetap (hutang) di dalam struktur modalnya.
Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
tujuan dari laporan keuangan adalah untuk menganalisis pengaruhnya
terhadap peningkatan perolehan laba bagi pemegang saham melalui
beberapa kondisi keuangan yang ada.
2.2. KERANGKA PIKIR
Gambar 1
PT ADHI KARYA Tbk
Laporan Keuangan
- Neraca - Laporan Laba-
Rugi
Efisiensi penggunaan modal
Profitabilitas
26
Keterangan :
1. PT. Adhi karya Tbk merupakan sebuah badan usaha yang
bergerak dalam bidang jasa konstruksi yang dalam
menjalankan aktifitas usahanya mangeluarkan laporan
keuangan setiap akhir periode keuangan yang akan berbentuk
Neraca dan Laporan Laba-Rugi.
2. Berdasarkan laporan keuangan tersebut penulis melakukan
penilaian efisiensi modal kerja agar dapat diketahui capaian
profitabilitas dari perusahaan. Penilaian efisiensi ini
menggunakan beberapa analisis yang menghubungkan kaitan
antara tingkat efisiensi perusahaan dengan tingkat profitabilitas
yang akan dicapai. Penilaian ini menggunakan analisis
Weighted Average Cost of Capital untuk mengetahui biaya
modal rata-rata tertimbang perusahaan,selain itu penulis juga
menggunakan analisis rasio leverage dan rasio profitabilitas
untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar
utang jangka panjangnya atau dalam hal ini penulis dapat
mengetahui resiko keuangan perusahaan dan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berikut
menggunakan analisis common size atau persentase
perkompenen. Sehingga dengan penilaian tersebut, maka dapat
diketahui apakah penggunaan modal telah efisien dalam
meningkatkan profitabilitas perusahaan.
27
3. Hasil dari analisis ini kemudian kembali kepada perusahaan
dalam bentuk feedback atau umpan balik dan dapat
dipergunakan oleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan
usahanya di kemudian hari.
2.3. HIPOTESIS
Sesuai dengan rumusan masalah maka hipotesis yang
penulis kemukakan adalah : “Penggunaan modal pada PT. ADHI
KARYA (PERSERO) Tbk belum efisien dalam meningkatkan
profitabilitasnya”.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam melakukan penelitian sesuai dengan kebutuhan, maka
peneliti memilih tempat penelitian pada PT. ADHI KARYA (PERSERO)
Tbk, adapun waktu pengambilan data selama satu bulan yaitu selama
bulan November.
3.2. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah
dengan cara Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu metode atau
teknik penelitian yang dimaksudkan untuk menelaah buku-buku/literatur
dan tulisan-tulisan ilmiah yang mempunyai hubungan dengan pembahasan
skripsi ini. Dan dalam memperoleh data perusahaan penulis mendatangi
PIPM (Pusat Informasi Pasar Modal) yang terletak di jalan A.P Pettarani.
3.3. Jenis dan Sumber Data
1) Data kuantitatif, yaitu data yang berupa ikhtisar keuangan, yang terdiri
dari neraca dan laporan laba rugi
2) Data kualitatif, yaitu data yang berupa informasi yang diperoleh
langsung dari pihak manajemen perusahaan baik lisan maupun tulisan.
Data ini berupa gambaran ringkasan perusahaan.
29
3) Adapun sumber data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
:
Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari luar perusahaan
atau yang dikeluarkan oleh pihak eksten yang ada kaitannya dengan
masalah yang diteliti yang diperoleh langsung pada PIPM (Pusat
Informasi Pasar Modal), baik yang sifatnya tulisan berupa dokumen-
dokumen yang berhubungan dengan laporan-laporan keuangan
perusahaan selama 5 tahun yakni dari tahun 2006 hingga tahun 2010
serta data pendukung.
3.4. Metode Analisis
Untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka penulis menggunakan beberapa metode analisis sebagai berikut :
a) Weighted Average Cost of Capital (WACC)
Dengan menerapkan biaya modal ini, semua tingkat pengembalian
yang diisyaratkan oleh sumber pembelanjaan dapat diakomodasikan.
Biaya modal rata-rata tertimbang ini dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
WACC = (D / V x rD) + (E / V x rE)
Dimana :
D = Total Hutang
E = Total ekuitas
V = D + E
30
rD = Cost of Debt
rE = Cost of Equity
b) Analisis rasio leverage
Rasio Laverage / utang atau ada yang menyebut rasio solvabilitas
adalah rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya,
dimana rasio utang ini dapat digunakan untuk melihat seberapa besar
resiko keuangan perusahaan, karena setiap penggunaan utang oleh
perusahaan akan berpengaruh terhadap resiko dan pengembalian
adapun rasio yang dapat digunakan adalah :
1) Rasio utang total terhadap aktiva total (total Debt to total Asset
ratio).
Rasio ini mengukur presentase dana yang disediakan oleh kreditor
terhadap aktifaa total yang dimiliki perusahaan, dimana besarnya
hasil perhitungan rasio ini menunjukkan besarnya utang total yang
dapat dijamin dengan aktiva total. Semakin tinggi rasio ini
menunjukkan resikokeuangan yang dihadapi perusahaan semakin
tinggi, karena utang membawa konsekuensi beban bunga tetap.
Rasio utang total terhadap aktiva total dapat dihitung :
x 100 %
31
2) Rasio Utang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio)
Rasio ini diukur dengan cara membandingkan antara total utang
Perusahaan dengan modal ekuitas (stock equity). Dimana besarnya
hasil perhitungan rasio utang terhadap ekuitas menunjukkan
seberapa besar utang yang dapat dijamin dengan ekuitas saham.
Semakin tinggi utang terhadap ekuitas, maka akan semakin besar
resiko keuangan yang ditanggung perusahaan.
3) Rasio Laba terhadap Bunga (Time Interest Earned)
Mengukur sejauh mana laba perusahaan boleh menurun,tanpa
mencoreng wajah keuangan perusahaan karena tidak mampu
membayar beban bunga tahunan kegagalan dalam pemenuhan
kewajiban ini dapat berakibat dituntutnya kreditur kepengadilan
yang bisa mengakibatkan kepailitan.
Rasio laba terhadap bunga dapat dihitung sebagai berikut :
a. Analisis Rasio Profitabilitas
Alat analisis ini digunakan untuk mengetahui dan menilai
sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Adapun rasio yang digunakan adalah :
32
1) Return On Investment (ROI)
Merupakan suatu pengukuran kemampuan perusahaan
secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan
jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan,
dimana semakin tinggi rasio ini, semakin baik keadaan suatu
perusahaan.
Return On Investment dapat dihitung sebagai berikut :
x 100 %
Analisis common size, dengan analisis ini dapat diketahui
kecenderungan yang terjadi untuk melihat prospeknya dimasa yang
akan datang. Analisis common size menyajikan persentase setiap
elemen terhadap total utang dan modal sedangkan untuk laporan rugi
laba persentase setiap elemen terhadap penjualan.
3.5. Uji Hipotesis
Analisis Regresi Sederhana
Analisis Regresi Linear sederhana sipergunakan untuk mengetahui
pengaruh antara satu buah variabel bebas terhadap satu buah
variabel terikat. Persamaan umumnya adalah :
33
Y = a + b X
Dengan Y adalah variabel bebas dan X adalah variabel terikat.
Koefisien a adalah konstanta (intercept) yang merupakan titik
potong antara garis regresi dengan sumbu Y pada koordinat
kartesius.
3.6.Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan dan pemahaman , maka penulis
menyajikan enam bab, dimana masing-masing saling berkaitan dengan
yang lain sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh dengan sistematika
penulisan, yaitu :
Bab Pertama Pendahuluan, yang terdiri atas Latar Belakang
Masalah, Rumusan Masalah dan Tujuan serta Kegunaan Penelitian.
Bab Kedua Kerangka teoritis yang menguraikan tentang Tinjauan
Pustaka, Kerangka Pikir yang akan digunakan dalam melakukan penulisan
dan Hipotesis.
Bab Ketiga metodologi penelitian, yang terdiri atas Tempat
Penelitian, Metode Pengumpulan Data, Jenis dan Sumber Data, Metode
analisis Data serta Sistimatika Pembahasan.
Bab Keempat Gambaran Umum Obyek Penelitian (dalam hal ini
adalah gambaran umum mengenai perusahaan), yang terdiri dari
Gambaran Ringkas Obyek Penelitian, Struktur Organisasi.
34
Bab Kelima Pembahasan dari hasil penelitian, yang mana penulis
menggunakan alat analisis Weight Average Cost of Capital (WACC),
Rasio Leverage, Rasio Profitabilitas, Analisis Common size untuk
mengukur efisiensi penggunaan modal Perusahaan dalam meningkatkan
profitabilitasnya. Dan Analisi regresi sederhana.
Bab Keenam Penutup, yang menguraikan Kesimpulan dari hasil
penelitian dan Saran-saran sebagai pertimbangan bagi manajemen
perusahaan.
35
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1. Sejarah Perkembangan Perusahaan
Perseroan didirikan pertama kali pada tanggal 1 Januari 1961
dengan nama perusahaan Bangunan Negara “Adhi Karya” berdasarkan
Peraturan Pmerintah (PP) No.65 tahun 1961 tersebut ditetapkan pula
bahwa Perusahaan Bangunan bekas milik Belanda yang bernama
Naamloze Vennootschap Architechen Ingenieurs en Annemresbedrijf
Associatie Selle en de Bruyn, Reyerse en de Vries N.V („Associatie N.V”)
yang telah dinasionalisasi berdasarkan Peraturan Pemerintah No.2 Tahun
1960, dilebur kedalam Perusahaan negara Adhi Karya.
Kemudian dengan Akta No.1 Tanggal 1 Juni 1974 Junito Akta
perusahaan No.2 tanggal 2 dan tanggal 3 1972, keduanya dibuat hadapan
Kartini Muljadi, SH, Notaris di Jakarta, didirikan PT. Adhi Karya
(Persero). Pendirian tersebut dilakukan dalam rangka melaksanakan
ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Undang-Undang No.9 Tahun
1969 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
No.1 1969 tentang Bentuk-bentuk usaha Negara menjadi Undang-Undang,
Peraturan Pemerintah No.41 Tahun 1971 tentang Pengalihan Bentuk
Perusahaan Negara Adhi Karya menjadi Perusahaan Perseroan (Persero)
juncto Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. Kep-
662/MK/IV/5/1974 tentang Penetapan Modal Perusahaan Perseroan
36
(Persero) “PT. Adhi Karya” tanggal 8 Mei 1974. Akta Pendirian dimaksud
adalah telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik
Indonesia dengan Keputusan No.Y.A.5/5/13 tanggal 7 Januari 1975 dan
didaftarkan dalam buku register pada Kantor Pengadilan Negeri Jakarta
dibawah No. 129 tanggal 15 Januari 1975 serta telah diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia No. 85 tanggal 24 Oktober 1975,
tambahan No. 600.
Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan dan
terakhir Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 17
November 2003 melalui Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara
No. Kep 289/MBU/2003 tanggal 17 November. Pemegang saham
menyetujui untuk melakukan perubahan Anggaran Dasar dalam rangka
Penawaran Umum kepada Masyarakat, termasuk perubahan nama
Perseroan yang diubah menjadi PT. Adhi Karya (Persero) Tbk.
Sebagaimana termaktub dalam Akta Perubahan Anggaran Dasar No.35
tanggal 18 November 2003 yang dibuat oleh Imas fatimah, SH Notaris di
Jakarta. Dengan surat keputusan BAPEPAM No. S.494/PM/04 tanggal8
Maret 2004, Pernyataan Pendaftaran menjadi efektif dalam rangka
Perseroan melakukan Penawaran Umum kepada masyarakat.
Pada saat prospektus ini ditebitkan, maksud dan tujuan Perseroan adalah
turut serta melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program
Pemerintah Republik Indonesia di bidang Ekonomi dan Pembangunan
Nasional pada umumnya, serta pembangunan di bidang industri
37
konstruksi, Industri layanan jasa peningkatan kemampuan di bidang jasa
konstruksi, industri pabrikasi, jasa penyewaan, jasa keagenan, invetasi,
argo industri, perdagangan, pengelolaan kawasan, layanan jasa
peningkatan kemampuan di bidang jasa konstruksi teknologi dan
pengembangan pada khususnya dengan menerapkan prinsip-prinsip
Perseroan Terbatas.
4.2.Bidang usaha
Berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan, bidang usaha PT. Adhi Karya
(Persero) Tbk meliputi :
a. Pekerjaan pelaksanaan konstruksi, yang meliputi ; pekerjaan
sipil (untuk seluruh sektor pembanguanan), pekerjaan gedung,
mekanikal elektrikal termasuk jaringan, radio, telekomunikasi
dan instrumentasi dan perbaikan/pemeliharaan/renovasi pada
pekerjaan konstruksi tersebut.
b. Perencanaan dan pengawasan pelaksanaan konstruksi yang
meliputi : pekerjaan sipil, gedung, mekanikal elektrikal.
c. Pengukuran, penggambaran, perhitungan dan penetapan biaya
konstruksi yang meliputi : pekerjaan sipil, gedung, mekanikal
dan elektrikal.
d. Pengukuran, penggambaran, perhitungan dan penetapan biaya
konstruksi yang meliputi : pekerjaan sipil, gedung, mekanikal
dan elektrikal (Quantity Surveyor) layanaan jasa.
38
e. Konsultasi manajemen dan rekayasa industri.
f. Perdagangan umum.
g. Industri pabrikasi yang meliputi ; pabrikasi bahan dan
komponen jadi pelengkap konstruksi, mekanikal dan
kelistrikan untuk bangunan industri dan gedung, elektronik
komunikasi.
h. Pabrikasi komponen dan peralatan kontruksi.
39
STRUKTUR ORGANISASI
Sumber : PIPM (Pusat Informasi Pasar Modal) Indonesia (www.idx.co.id)
40
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Laporan Keuangan Perusahaan
Bagi setiap perusahaan Laporan Keuangan sangat berguna dalam
melihat kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan karenapada
dasarnya laporan keuangan berfungsi sebagai bahan acuan dalam
menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan selama jangka waktu
tertentu, dimana melalui analisis terhadap pos-pos neraca akan diperoleh
gambaran tentang posisi keuangannya dan dari analisis terhadap laporan
laba rugi memberikan gambaran tentang hasil atau perkembangan usaha
perusahaan selama satu periode keuangan.
Sehubungan dengan hal tersebut, dalam menganalisis efisiensi
penggunaan modal perusahaan modal perusahaan dalam rangka
meningkatkan profitabilitasya, maka disunakan laporan keuangan PT.
Adhi Karya Tbk, berupa neraca dan laporan laba rugi yang mana
kemudian akan dianalisis dengan menggunakan analisi Biaya Modal Rata-
rata Tertimbang (Weighted Average Cost of Capital), Rasio Leverage,
Rasio Profitabilitas, dan Analisis Common Size. Untuk mengujikebenaran
dari hipotesis maka data yang digunakan adalah laporan keuangan selama
5 Tahun terakhir yaitu 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010 sebagai berikut:
41
5.1.1 Perhitungan Weighted Average Cost of Capital (WACC)
Untuk mengetahui berapa besar biaya modal rata-rata tertimbang
perusahaan, maka terlebih dahulu penulis menghitung besarnya biaya
hutang/Cost of Debt (rD) dan tingkat biaya ekuitas/Cost of Equity (rE) pada
tahun 2006, 2007, 2008, 2009, dan 2010 sebagai berikut :
1. Biaya Hutang (Kd), dengan rumus :
x 100 %
a. Tahun 2006
x 100 %
= 11,9 %
b. Tahun 2007
x 100 %
= 14,49 %
42
c. Tahun 2008
x 100%
= 11,37 %
d. Tahun 2009
x 100%
= 10,70 %
e. Tahun 2010
x 100 %
= 12,51 %
Karena pembayaran bunga mengurangi besarnya
pendapatan pajak, maka biaya hutang perlu dilakukan
koreksi dalam mengitung modal biaya rata-rata tertimbang.
Perhitungan ini sama dengan dikalikan dengan faktor (1-T)
dimana T adalah presentase pajak penghasilan yang
diperoleh dengan
43
x 100 %
a. Tahun 2006
x 100%
= 15,39 %
b. Tahun 2007
x 100 %
= 26,6 %
c. Tahun 2008
x 100%
= 32 %
44
d. Tahun 2009
x 100 %
= 43 %
e. Tahun 2010
x 100 %
= 39 %
Berdasarkan dari hasil perhitungan maka Biaya Hutang
(Cost of Debt) menjadi :
a. Tahun 2006
rD = Kd (1 - T)
= 11,9 % (1 – 0,153)
= 10,07 %
45
Jadi tingkat biaya hutang setelah pajak ditahun 2006
sebesar 10,07 %
b. Tahun 2007
rD = Kd (1 – T)
= 14,49 % (1 – 0,734)
= 10,63 %
Jadi tingkat biaya hutang setelah pajak ditahun 2007
sebesar 10,63 %
c. Tahun 2008
rD = Kd (1 – T)
= 11,37 % (1 – 0,32)
= 7,73 %
Jadi tingkat biaya hutang setelah pajak ditahun 2008
sebesar 7,73 %
46
d. Tahun 2009
rD = Kd (1 – T)
= 10,70 % (1 – 0,57)
= 6,09 %
Jadi tingkat biaya hutang setelah pajak ditahun 2009
sebesar 6,09 %
e. Tahun 2010
rD = Kd (1 – T)
= 12,51 % (1 – 0,39)
= 7,63 %
Di tahun 2010 ini tingkat biaya hutang setelah pajak
meningkat dari tahun sebelumnya mencapai 7,63 %.
2. Biaya ekuitas (rE)
rE
x 100 %
47
a. Tahun 2006
rE
x 100 %
= 6,20 %
Dari perhitungan ini terlihat bahwa biaya ekuitas
saham biasa atau tingkat keuntungan yang diinginkan
oleh pemegang saham biasa pada saham biasa pada
tahun 2006 adalah 6,20 %
b. Tahun 2007
rE
x 100 %
= 4,45 %
Pada tahun 2007 biaya ekuitas saham biasa menurun
mencapai 4,45 %
48
c. Tahun 2008
rE
x 100 %
= 4,55 %
Pada tahun 2009 biaya ekuitas agak meningkat
mencapai 4,55%
d. Tahun 2009
rE
x 100 %
= 2,78 %
Pada tahun 2009 biaya ekuitas merosot lagi mencapai
2,78 %
e. Tahun 2010
rE
x 100 %
= 5,76 %
49
Dari hasil perhitungan ini diketahui bahwa besarnya
biaya ekuitas yang ditanggung oleh perusahaan
meningkat dari tahun sebelumnya mencapai 5,76 %
Berdasarkan hasil perhitungan biaya hutang dan biaya ekuitas
maka dapat dilakukan perhitungan WACC (Weighted Average Cost of
Capital) dengan rumus sebagai berikut :
WACC = (D / V x rD) + (E / V x rE)
a. Perhitungan WACC tahun 2006
Dik :rD= 10,07 %
rE= 6,20 %
D = 4.123.459.213.120
E = 520.669.876.786
V = D + E
= 4.123.459.213.120 + 520.669.876.786
= 4.644.129.089.906
WACC
x 10,07% +
x 6,20%
= 0,0826 + 0,4425
= 0,5251 = 5,25 %
50
b. Perhitungan WACC tahun 2007
Dik : rD = 10,63 %
rE = 4,41 %
D = 4.332.636.114.876
E = 531.234.660.402
V = D + E
= 4.332.636.114.876 + 531.234.660.402
= 4.863.870.775.27
WACC
x 10,63 % +
x4,41%
= 1,608 + 0,5402
= 1,601 = 16,01 %
c. Perhitungan WACC tahun 2008
Dik : rD= 7,73 %
rE= 4,55 %
D = 4.541.089.351.881
+
51
E = 584.279.189.639
V = D + E
= 4.541.089.351.881 + 584.279.189.639
= 5.125.368.541.520
WACC
X 7,73% +
x 4,55 %
= 0,0684 + 0,0051
= 0,0735 = 7,35 %
d. Perhitungan WACC tahun 2009
Dik : rD = 6,09 %
rE = 2,78 %
D = 4.898.254.675.454
E = 731.199.659.939
V = D + E
= 4.898.254.675.454 + 731.199.659.939
= 5.629.454.355.3939
52
WACC
x 6,09% +
x 2,78%
= 0,0529 + 0,0052
= 0,0581 = 5,81 %
e. Perhitungan WACC tahun 2010
Dik : rD = 7,63%
rE =5,76 %
D = 4.066.582.718.230
E = 861.113.484.045
V = D + E
= 4.066.582.718.230 + 861.113.484.045
= 4.927.6969.202.275
WACC
x 7,63% +
x 5,76%
53
= 0,0629 + 0,0100
= 0,0729 = 7,29 %
Dari hasil perhitungan WACC diatas
menunjukkan bahwa biaya modal rata-rata tertimbang yang
ditanggung oleh perusahaan tidak stabil. Karena hasilnya
naik-turun seperti pada tahun 2006 sebesar meningkat
16,01 % pada tahun 2007 pada tahun 2008 menurun
menjadi 7,35 % pada tahun 2008 menurun lagi menjadi
5,81 % dan di tahun 2010 WACC meningkat lagi sebesar
7,29 %.
5.1.2 Perhitungan Rasio Leverage
Rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya, dimana rasio ini
digunakan untuk melihat seberapa besar resiko keuangan perusahaan.
Adapun rasio yang digunakan adalah :
1). Rasio Total Utang terhadap Total Aktiva ( total Debt to total Asset
ratio)
Rasio ini dapat diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
x 100 %
54
a. Tahun 2006
x 100 %
= 76,7 %
Debt Ratio untuk tahun 2006 sebesar 76,7 % , berarti bahwa
total aktiva yang dimiliki perusahaan 76,7 dibiayai oleh
hutang.
b. Tahun 2007
x 100 %
= 87,74 %
Debt Ratio untuk tahun 2007 sebesar 87,74 %, berarti bahwa
total aktiva yang dimiliki perusahaan 87,74 % dibiayai oleh
hutang.
c. Tahun 2008
x 100 %
= 88,60 %
55
Debt Ratio untuk tahun 2008 sebesar 86,60 %, berarti bahwa
total aktiva yang dimiliki perusahaan 86,60 % dibiayai oleh
hutang.
d. Tahun 2009
x 100 %
= 87,01 %
Debt Ratio untuk tahun 2009 sebesar87,01 %, berarti bahwa
total aktiva yang dimiliki perusahaan 87,01 % dibiayai oleh
hutang.
e. Tahun 2010
x 100%
= 82,52 %
Debt Ratio untuk tahun 2010 sebesar 82,52 %, berarti
bahwa total aktiva yang dimiliki perusahaan 82,52 %
dibiayai oleh hutang.
56
2). Rasio Total Utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio)
a. Tahun 2006
= 6,96 Kali
Debt to Equity Ratio untuk tahun 2006 sebesar 6,96 Kali,
ini berarti bahwa utang perusahaan 6,96 kali dari modal
sendiri.
b. Tahun 2007
= 7,156 Kali
Debt to Equity Ratio untuk tahun 2007 sebesar 7,156 Kali,
ini berarti bahwa utang perusahaan 7,156 kali dari modal
sendiri.
57
c. Tahun 2008
= 7,772 Kali
Debt to Equity Ratio untuk tahun 2008 sebesar 7,772 Kali,
ini berarti bahwa utang perusahaan 7,772 kali dari modal
sendiri.
d. Tahun 2009
= 6,698 Kali
Debt to Equity Ratio untuk tahun 2009 sebesar 6,698 Kali,
ini berarti bahwa utang perusahaan 6,698 kali dari modal
sendiri.
58
e. Tahun 2010
= 4,722 kali
Debt to Equity Ratio untuk tahun 2010 sebesar 4,722 Kali,
ini berarti bahwa utang perusahaan 4,711 kali dari modal
sendiri.
3). Rasio laba terhadap bunga (Time Interest Earned)
Rasio ini dapat diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
a. Tahun 2006
= 3,44 Kali
Time Interest Earned untuk tahun 2006 sebesar 3,44 Kali, ini
menunjukka dana yang tersedia untuk membayar beban
bunga adalah 3,44 Kali.
59
b. Tahun 2007
= 2,1396 Kali
Time interest Earned untuk tahun 2007 sebesar 2,1396 kali,
ini menunjukkan dana yang tersedia untuk membayar beban
bunga adalah 2,1396 kali.
c. Tahun 2008
= 1,212 Kali
Time Interest Earned untuk tahun 2008 sebesar 1,212 Kali,
ini menunjukkan dana yang tersedia untuk membayar beban
bunga adalah 1,212 kali.
d. Tahun 2009
60
= 4,07 Kali
Time Interest Earned untuk tahun 2009 sebesar 4,07 Kali, ini
menunjukkan dana yang tersedia untuk membayar beban
bunga adalah 4,07 kali.
e. Tahun 2010
= 3,98 Kali
Time Interest Earned untuk tahun 2010 sebesar 3,98 Kali, ini
menunjukkan dana yang tersedia untuk membayar beban
bunga adalah 3,98 kali.
5.1.3 Perhitungan Rasio Profitabilitas
Rasio ini digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba. Dan dalam hal ini diukur dari
jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan. Adapun
rasio yang digunakan adalah :
61
Return On Investment (ROI)
ROI dapat diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
x 100 %
a. Tahun 2006
x 100 %
= 1,581 %
Ini berarti bahwa dengan penggunaan Rp. 1000,- aktiva
akan menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp.
1,581,-
b. Tahun 2007
x 100 %
= 2,575 %
62
Ini berarti bahwa dengan penggunaan Rp. 1000,- aktiva
menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp.
2,575,-
c. Tahun 2008
x 100 %
= 1,589 %
Ini berarti bahwa dengan penggunaan Rp. 1000,- aktiva
menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp.
1,589,-
d. Tahun 2009
x 100 %
= 2,940 %
Ini berarti bahwa dengan penggunaan Rp. 1000,- aktiva
menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp.
2,940,-
63
e. Tahun 2010
x 100 %
= 3,845 %
Ini berarti bahwa dengan penggunaan Rp. 1000,- aktiva
menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp.3,845
%,-
5.1.4 Analisis Common Size
Dengan analisis ini dapat diketahui presentase setiap elemen
terhadap total aktiva dan terhadap total utang dan modal untuk Neraca
sedangkan untuk Laporan Laba Rugi presentase setiap elemen terhadap
Pendapatan.
64
TABEL 1
COMMON SIZE ANALYSIS
NERACA PT. ADHI KARYA Tbk
31 DESEMBER 2006, 2007, 2008, 2009 DAN 2010
URAIAN 2006 2007 2008 2009 2010
AKTIVA
Kas dan setara kas
Aktiva Lancar Lain
Aktiva Tetap
Aktiva Lain-lain
5,25%
82,61%
11,98%
0,142%
6,961%
85,43%
7,51%
0,087%
7,11%
83,68%
9,17%
0,038%
5,45%
87,00%
7,51%
0,034%
4,91%
75,10%
19,79%
0,197%
Total Aktiva
100% 100% 100% 100% 100%
UTANG DAN MODAL
Utang Lancar
Utang Jangka Panjang
76,99%
10,87%
78,61%
9,89%
77,32%
10,97%
77,31%
9,52%
70,02%
12,36%
Total Utang
87,86% 88,50% 88,29% 86,83% 82,36%
Hak Minoritas Anak Perusahaan
Modal Saham
Modal disetor lainnya
Selisih penilaian Kembali Aktiva
Tetap
Saldo Laba
Dicadangkan
Tidak Dicadangkan
0,316%
3,621%
0,31%
0,015%
0,017%
-
6,75%
2,95%
0,215%
3,432%
0,30%
0,019%
0,125%
-
5,67%
1,89%
0,30%
3,63%
0,37%
0,017%
-
0,11%
5,97%
1,52%
0,017%
3,37%
0,34%
0,016%
0,055
1,53%
6,51%
2,88%
0,13%
3,85%
0,38%
-
0,06%
1,33%
9,76%
3,79%
Total Modal
12,14% 11,50% 11,71% 13,17 17,64%
Total Utang dan Modal 100% 100% 100% 100% 100%
65
Sumber : - PIPM Makassar
- Data Diolah
TABEL 2
COMMON SIZE ANALYSIS
LAPORAN LABA RUGI PT. ADHI KARYA Tbk
PER 31 DESEMBER 2006, 2007, 2008, 2009 DAN 2010
URAIAN 2006 2007 2008 2009 2010
Pendapatan Usaha
Beban Pokok Pendapatan
100%
88,5%
100%
89,65%
100%
91,8%
100%
91,5%
100%
87,47%
Laba (Rugi) Kotor
Laba Proyek kerjasama
8,72%
2,65%
9,63%
3,69%
8,19%
4,25%
8,49%
2,012%
12,52%
1,49%
Laba Kotor Stelah Proyek
Kerjasama
Beban usaha
7,99%
0,025%
8,97%
0,039%
9,75%
0,030%
8,66%
0,027%
8,13%
0,038%
Laba (Rugi) Usaha
Pendapatan Beban lain-lain
Laba sebelum Pajak
Penghasilan
0,089%
0,029%
0,027%
0,097%
0,035%
0,039%
0,054%
0,036%
0,018%
0,069%
0,026%
0,043%
0,097%
0,040%
0,056%
Beban Pajak Penghasilan 0,019% 0,012% 0,010% 0,021% 0,023%
66
Laba (Rugi) sebelum Hak
Minoritas
Hak Minoritas atas Laba (Rugi)
perusahaan anak
0,022%
2,560%
0,019%
2,953%
0,012%
2,276%
0,021%
3,44%
0,033%
1,25%
Laba (Rugi) Bersih 0,011% 0,019% 0,012% 0,021% 0,033%
Sumber : - PIPM Makassar
- Data Diolah
Dari Common Size Analysis terlihat bahwa PT. Adhi Karya, Tbk
pada periode 2006-2010 baik pada angka absolut maupun relatifnya
terlihat bahwa aktiva lancar menunjukkan tendensi naik turun, kenaikan
aktiva lancar ini tampaknya dibiayai oleh modal sendiri, sedangkan aktiva
tetap mengalami penurunan karena terjadi penurunan pada investasi dalam
pelaksanaan.
Pada sisi passiva, terlihat bahwa kewajiban lancar perusahaan sangat
besar dibanding dengan utang jangka panjangnya, namun demikian dari
tahun 2008 sampai 2010 utang lancar relatif menurun, ini berarti bahwa
perusahaan disamping melakukan pengadaan aktiva, tidak melalaikan
kewajibannya untuk membayar utang atau kewajiban lancar perusahaan.
Utang jangka panjang tidak menunjukkan kenaikan yang absolut karena
pada tahun kedua dan keempat mengalami penurunan. Hal ini berarti
bahwa perusahaan belum terlalu memperhatikan utang jangka panjang
67
perusahaannya. Sedangkan untuk modal sendiri, tercatat pada tahun 2007
dan 2009 mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena meningkatnya
utang di tahun 2006 ke 2007 hingga ke tahun 2008.
Untuk Analisis Laporan Laba Rugi PT. Adhi Karya, Tbk diuraikan
sebagai berikut : Beban Pokok Pendapatan terhadap Pendapatan Usaha
mengalami peningkatan secara empat tahun berturut-turut tapi pada tahun
terakhir mengalami penurunan.
Beban Usaha PT. Adhi Karya, Tbk dalam tahun 2006 hingga 2010
secara absolut terlihat kenaikan tetapi secara relatif beban usha di tahun
2008 ke tahun 2009 mengalami penurunan dan ini terjadi karena kenaikan
beban usaha tersebut. Mungkin disebabkan oleh usaha dari manajemen
untuk meningkatkan pendapatan usaha dan ini tampak pda data absolut
atas pendapatan usaha yang meningkat.
Untuk Laba Bersih sebelum Pajak penghasilan mengalami kenaikan,
karena laba sebelum pajak lebih kecil dibandingkan dengan laba proyek
kerjasama yang disebabkan oleh bunga yang sangat tinggi.
5.2. Analisis Penggunaan Modal Terhadap Pencapaian Profitabilitas
Dari hasil perhitungan analisis yangtelah dilakukan maka dapat kita
rekapitulasi dalam tabel sebagai berikut :
68
Tabel 3
Rekapitulasi Hasil Analisis
Analisis Tahun
2006 2007 2008 2009 2010
Weighted Average Cost of Capital
5,25 % 16,01
%
7,35 % 5,81 % 7,29 %
Debt Ratio
76,7 % 87,74
%
88,60
%
87,01 % 82,52
%
Debt Equity Ratio
6,96
kali
7,156
kali
7,772
kali
6,698
kali
4,722
kali
Time Interest Earned
3,44
kali
2,139
kali
1,212
kali
4,07
kali
3,98
kali
Return On Investment
1,581
%
2,575
%
1,589
%
2,940 % 3,845
%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa penggunaan modal
yang berasal dari pinjaman lebih besar dari modal sendiri dimana modal
yang berasal dari pinjaman 6,96 kali dari modal sendiri untuk tahun 2006,
kemudian meningkat jadi 7,156 kali dari modal sendiri untuk tahun 2007,
meningkat lagi menjadi 7,772 kali dari modal sendiri pada tahun 2008,
kemudian menurun jadi 6,698 kalidari modal sendiri untuk tahun 2009,
dan di tahun 2010 menurun mencapai 4,722 kali dari modal sendiri ini
dpat dilihat dari Debt to Equity Ratio perusahaan, dimana dari angka-
angka yang dicapai nampak bahwa modal sendiri tidak sebanding dengan
utang perusahaan, tetapi perusahaan masih mampu membayar beban
69
bunga dari laba yang dihasilkan ini terlihat dari Time Interest Earned di
tahun 2006 sebesar 3,44 kali, tahun 2007 2,139 kali, tahun 2008 1,212
kali, akan tetapi agak meningkat pada tahun 2009 sebesar 4,07 kali dan
tahun 2010 3,98 kali, jadi pada tiga tahun pertama perusahaan masih stabil
untuk membayar beban bunga dari laba yang dihasilkan tapi pada tahun
keempat dan kelima mengalami tingkat pembayaran beban bunga tersebut.
Penggunaan modal perusahaan belum efisien, ini nampak dari
Weighted Average Cost of Capital (WACC) perusahaan yang lebih besar
jika dibandingkan dengan Return On Investment (ROI), dimana di tahun
2006 WACC sebesar 5,25% sedangkan ROI sebesar 1,581 % kemudian di
tahun 2007 WACC sebesar 16,01 sedangkan ROI hanya berkisar 2,575.
Adapun di tahun 2008 WACC sebesar 7,35 % sedangkan ROI sebesar
1,589 % kemudian di tahun 2009 WACC sebesar 5,81 % sedangkan ROI
sebesar 2,940 % dan di tahun terakhir, 2010 WACC sebesar 7,29 %
sedangkan ROI sebesar 3,845 %.
5.3. Analisis Regresi Sederhana
5.3.1. Deskripsi Variabel Penelitian
Descriptive Statistics dilakukan untuk mengetahui bahwa data
yang dimasukkan untuk diolah dalam program SPSS 16.00 for windows
adalah valid ( dapat diolah) dan tidak terdapat missing atau data yang tidak
terproses. Uji descriptive statistics yang terdiri dari jumlah data yang
terproses (N), nilai maksimum (maximum), nilai minimum (minimum),
70
nilai rata-rata (mean) dan standard deviation dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 4 . Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
MODAL 5 1 4 2.96 1.249
PROFITABLITAS
5 5 16 8.29 4.429
Valid N (listwise)
5
Sumber : Data Diolah
Tabel 4 diatas menunujukkan bahwa untuk semua variabel penelitian
yang terdiri dari variabel terikat (modal) dan variabel bebas (profitabilitas), data
yang dimasukkan selama 5 tahun periode PT. Adhi Karya, Tbk sehingga sebanyak
5 adalah valid dan tidak terdapat missing atau data yang tidak terproses. Hal ini
juga dapat diartikan bahwa proses pengajian hipotesis (uji parsial dan uji
simultan) dapat dilanjutkan untuk data yang sama atau telah di input dalam
program SPSS 16.00 for windows.
5.3.2. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terjadi kolerasi antar
anggota serangkaian observasi yang diurutkan, menurut waktu (time series) atau
71
ruang (cross section). Untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara
variabel-variabel yang ada dalam penelitian.
Regression
Tabel 5. Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered
Variables
Removed Method
1 PROFITABLITA
Sa
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: MODAL
Sumber : Data Diolah
Koefisien determinasi (R2) merupakan suatu ukuran yang digunakan untuk
mengetahui apakah model regresi yang terestimasi cukup baik atau tidak ukuran
ini mencerminkan seberapa besar variasi dari regressand variabel dependen (y)
dijelaskan oleh regressor/variabel independen (X). Koefisien determinasi (R2)
dari suatu model ditentukan oleh R2 yang nilainya antara nol dan satu. Semakin
tinggi nilai R2 suatu regresi atau semakin mendekati satu maka hasil regresi
tersebut semakin baik yang berarti variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.
72
Tabel 6. Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .448a .200 -.066 1.289
a. Predictors: (Constant), PROFITABLITAS
b. Dependent Variable: MODAL
Sumber : Data Diolah
Dari perhitungan regresi yang terlihat pada tabel 6 diperoleh nilai R2= 0,2
yang berarti bahwa 20% variabel kinerja keuangan (ROI) dapat dijelaskan
oleh variabel independent profitabilitas yang diwakilkan oleh rasio laba
terhadap bunga (EBIT), dan 80% sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak digunakan dalam penelitian ini, hal ini berarti variabel independent
profitabilitas yang diwakilkan oleh rasio laba terhadap bunga (EBIT)
memiliki pengaruh yang kecil terhadap kinerja keuangan (ROI).
5.4 Hasil Analisis Data
5.4.1 Pengujian Secara Simultan (Uji F)
Berdasarkan hasil pengujian secara simultan sepert yang tertera pada tabel
6, diketahui bahewa nilai signifikansi sebesar 0.45. Hal iini dapat diartikan
seluruh Variabel Independen yang terdiri atas WACC, TDTTA, DER, dan ROI
73
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap efisiensi penggunaan modal pada PT
Adhi Karya Tbk, dikarenakan nilai signifikansi ≥ 0,05
Tabel 7. Hasil Pengujian Secara Simultan Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.249 1 1.249 .751 .450a
Residual 4.988 3 1.663
Total 6.237 4
a. Predictors: (Constant), PROFITABLITAS
b. Dependent Variable: MODAL
Sumber : Data Diolah
5.4.2 Pengujian secara parsial (Uji t)
Pengujian hipotesis secara parsial ini dimaksudkan untuk menguji
pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap perubahan harga saham.
Berdasarkan hasil pengujian secara simultan seperti yang tertera pada tabel 7,
diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0.45. Hal ini dapat diartikan seluruh
Variabel Independen profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
efisiensi pencapaian modal pada PT Adhi Karya Tbk, dikarenakan nilai
signifikansi ≥ 0,05
74
Tabel 8. Hasil Pengujian Secara Parsial (Uji t)
Tabel 8. Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 4.004 1.338 2.993 .058
PROFITABLITAS -.126 .146 -.448 -.867 .450
a. Dependent Variable: MODAL
Sumber : Data Diolah
5.4.3 Uji Normalitas
Hasil pengujian normalitas data menunjukkan bahwa penyebaran data
plot berada di sekitar dan sepanjang garis diagonal 450, dengan demikian
menunjukkan bahwa data-data pada variabel penelitian berdistribusi normal
(Ghozali, 2002:46). Lebih jelasnya gambar mengenai penyebaran plot pada uji
normalitas dapat dilihat pada grafik normalitas berikut:
75
Sumber : Data Diolah
5.4.4 Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan program SPSS 16.00 for
windows diperoleh output seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut:
76
Sumber : Data Diolah
Output yang dihasilkan menunjukkan scatterplot yangtidak membentuk
pola tertentu, maka model regresi dalam penelitian ini tidakmemiliki gejala
heteroskedastisitas (Ghozali,2002:48).
77
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.Kesimpulan
Dari hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa, Penggunaan Modal pada PT. Adhi Karya (Persero), Tbk belum
efisien dalam pencapaian profitabilitasnya yang disebabkan oleh Weighted
Average Cost of Capital (WACC) perusahaan yang lebih besar jika
dibandingkan Return On Investment (ROI), dimana WACC dari tahun ke
tahun tidak stabil. Hal ini disebabkan karena Cost of Debt dan Cost of
Equity Perusahaan yang meningkat dan menurun di tiap tahunnya.
Sedangkan ROI menurun yang disebabkan oleh menurunnya Net Profit
Margin.
6.2. Saran
Berdasarkan pembahasan sebelumnya maka disarankan pada pihak
menajemen PT. Adhi Karya, Tbk dapat memperbaiki struktur modalnya
dan ini dapat dilakukan dengan menambah modal yang berasal dari
perusahaan itu sendiri (cadangan atau laba) atau yang berasal dari modal
saham dan pemilik untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan, karena
78
modal inilah yang menjadi tanggung jawab terhadap keseluruhan resiko
perusahaan.
79
DAFTAR PUSTAKA
Robert W. Kolb,1987. Financial Management, Scott Foresman & Company,
London, England.
Djarwanto, 1997.Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan, Edisi Pertama,
BPFE.
Munawir, 1997.Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat,Cetakan Ketiga,
Yogyakarta.
RiyantoBambang, 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan, Edisi Keempat, Penerbit
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
SyafriHarahapSofyan, 1996.Teori Akuntansi Laporan Keuangan, Penerbit
Bumi Aksara, Jakarta.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, 1993.Edisi Kedua, Penerbit, BalaiPustaka,
Jakarta.
Van Hornedan Wachowicz dan M Jhon, 1998. Prinsip-prinsip Manajemen
Keuangan, Edisi Indonesia, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Abas Kartadinata, 1987. Analisa Belanja : Dasar-dasar Perhitungan dalam
keputusan Keuangan, Cetakan Kedua, Penerbit Bina Aksara, Jakarta.
Warsono, 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Ketiga, Penerbit
Bayu Media Publishing, Malang.
J. Fred weston dan Copeland Wacana, Jok, Alih Bahasa dan Kirbandoko,
1999.Manajemen Keuangan, Edisi Kedelapan, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
80
Sawir Agnes, 2001.Laporan Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan, Cetakan Pertama, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Sekuritas. Universitas Diponegoro,
Semarang.
----------. 2005. Aplikasi Analisis Sekuritas. EdisiRevisi. Universitas
Diponegoro, Semarang.
http://idx.co.id
http://www.bapepam.go.id
top related