resume bimbingan dan konseling 2
Post on 24-Jun-2015
794 Views
Preview:
TRANSCRIPT
RESUME BIMBINGAN DAN KONSELING
KEDUDUKAN DAN PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING
Ditujukan untuk memenuhi salahsatu tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling dengan dosen
pengampu Dr. Hj. Nani M. Sugandhi, M.Pd
Disusun oleh
Ricky P. Ramadhan (1005495)
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2012
A. KEDUDUKAN BK
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal mengemban tugas dan tanggung jawab untuk
menghantar anak didik menuju ke jenjang kedewasaan secara utuh. Seperti yang digariskan di
dalam GBHN bahwa tujuan inti dari pendidikan adalah perkembangan kepribadian secara
optimal dari setiap anak didik sebagai pribadi.
Untuk dapat mencapai tujuan pendidikan tersebut maka, pelaksanaan proses pendidikan di
sekolah hendaklah mencakup tiga bidang, yaitu :
1. Bidang kurikulum, meliputi semua bentuk pengembangan kurikulum dan pelaksanaan
pengajaran, yaitu penyampaian dan pengembangan pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan
kemampuan berkomunikasi peserta didik.
2. Bidang administrasi dan supervisi, meliputi berbagai fungsi berkenaan dengan tanggung
jawab dan pengambilan kebijakansanaan, serta bentuk-bentuk kegiatan pengelolaan dan
administrasi sekolah, seperti perencanaan, pembiayaan, pengadaandan pengembangan
staf, prasarana dan sarana fisik, dan pengawasan
3. Bidang layanan bimbingan dan konseling, meliputi berbagai fungsi dan kegiatan yang
mengacu kepada pelayanaan kesiswaan secara individual agar masing-masing peserta
didik dapat berkembang sesuai dengan bakat, minat, potensi, dan tahap-tahap
perkembangannya.
Jika kita melihat UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, sebutan untuk guru
pembimbing dimantapkan menjadi “Konselor.” Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan
nasional merupakan salah satu kualifikasi atau syarat dari pendidik itu sendiri, sejajar dengan
kualifikasi/syarat guru, dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara, fasilitator dan instruktur (UU
No. 20/2003, pasal 1 ayat 6).
Menurut UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah pasal 1 ayat 5 dalam Kaloh
(4:2007) adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Sedangkan dalam pasal 1 ayat 6 menyatakan pengertian dari daerah otonom adalah
kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas wilayah yang berwenang mengatur dan
| RICKY P. RAMADHAN 1
mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat dalam Sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kebijakan otonomi daerah memiliki banyak pengaruh dan sisi positif pada pengembangan
penyusunan program BK pada kurikulum terutama yang sedang berlaku sekarang ini, Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Karena otonomi tersebut memberi kesempatan pada daerah
untuk mengembangkan potensi yang merupakan ciri khusus yang tidak dimiliki oleh daerah lain.
Sisi otonomi daerah dalam Bimbingan dan Konseling (BK) dapat dilihat dari berbagai aspek
diantaranya :
1. Pengembangan program Bimbingan dan Konseling : Program Bimbingan dan
Konseling didasarkan pada UU, Peraturan Pemerintah dan Peraturan Daerah. Pada tataran
UU secara otomatis bukan lagi urusan daerah, UU mengilhami lahirnya peraturan daerah
sehingga perlu dijadikan referensi dalam membuat kebijakan.
2. Peningkatan profesionalisme konselor : Jika membicarakan kebijakan daerah yang
menyinggung masalah profesionalitas, kita akan berbicara banyak mengenai ABKIN di
daerah (baik kabupaten/kota maupun provinsi). Musyawarah Guru Bimbingan dan
Konseling juga memiliki peran yang cukup signifikan dalam penyusunan program BK
karena mereka (konselor/guru BK) yang berada dilapangan lebih update dan mengetahui
dengan pasti kondisi peserta didik. Peningkatan profesionalisme pada hakikatnya
diserahkan pada daerah masing-masing yang selanjutnya lebih dipegang oleh ABKIN.
3. Sisi unik peserta didik : Sisi unik peserta didik menjadi perhatian utama bagi pemegang
kebijakan untuk mengeluarkan peraturan dan kebijakan. Potensi yang dimiliki peserta
didik merupakan aset yang perlu dikelola sehingga sudah selayaknya memiliki payung
hukum tegas yang mengatur sisi unik peserta didik tersebut.
B. PRINSIP BK
Terdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai fundasi atau landasan bagi pelayanan
bimbingan. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang kemanusiaan yang
menjadi dasar bagi pemberian pelayanan bantuan atau bimbingan, baik di Sekolah/Madrasah
maupun di luar Sekolah/Madrasah. Prinsip-prinsip itu adalah:
| RICKY P. RAMADHAN 2
1. Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua konseli. Prinsip ini berarti bahwa
bimbingan diberikan kepada semua konseli atau konseli, baik yang tidak bermasalah
maupun yang bermasalah; baik pria maupun wanita; baik anak-anak, remaja, maupun
dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan dalam bimbingan lebih bersifat
preventif dan pengembangan dari pada penyembuhan (kuratif); dan lebih diutamakan
teknik kelompok dari pada perseorangan (individual).
2. Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi. Setiap konseli bersifat unik
(berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan konseli dibantu untuk
memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip ini juga berarti bahwa yang
menjadi fokus sasaran bantuan adalah konseli, meskipun pelayanan bimbingannya
menggunakan teknik kelompok.
3. Bimbingan menekankan hal yang positif. Dalam kenyataan masih ada konseli yang
memiliki persepsi yang negatif terhadap bimbingan, karena bimbingan dipandang sebagai
satu cara yang menekan aspirasi. Sangat berbeda dengan pandangan tersebut, bimbingan
sebenarnya merupakan proses bantuan yang menekankan kekuatan dan kesuksesan,
karena bimbingan merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap
diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang.
4. Bimbingan dan konseling Merupakan Usaha Bersama. Bimbingan bukan hanya tugas
atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan kepala Sekolah/Madrasah
sesuai dengan tugas dan peran masing-masing. Mereka bekerja sebagai teamwork.
5. Pengambilan Keputusan Merupakan Hal yang Esensial dalam Bimbingan dan
konseling. Bimbingan diarahkan untuk membantu konseli agar dapat melakukan pilihan
dan mengambil keputusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan informasi
dan nasihat kepada konseli, yang itu semua sangat penting baginya dalam mengambil
keputusan. Kehidupan konseli diarahkan oleh tujuannya, dan bimbingan memfasilitasi
konseli untuk memper-timbangkan, menyesuaikan diri, dan menyempurnakan tujuan
melalui pengambilan keputusan yang tepat. Kemampuan untuk membuat pilihan secara
tepat bukan kemampuan bawaan, tetapi kemampuan yang harus dikembangkan. Tujuan
utama bimbingan adalah mengembangkan kemampuan konseli untuk memecahkan
masalahnya dan mengambil keputusan.
| RICKY P. RAMADHAN 3
6. Bimbingan dan konseling Berlangsung dalam Berbagai Setting (Adegan)
Kehidupan. Pemberian pelayanan bimbingan tidak hanya berlangsung di
Sekolah/Madrasah, tetapi juga di lingkungan keluarga, perusahaan/industri, lembaga-
lembaga pemerintah/swasta, dan masyarakat pada umumnya. Bidang pelayanan
bimbingan pun bersifat multi aspek, yaitu meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan, dan
pekerjaan.
C. KESIMPULAN
Bimbingan dan konseling sebagai sebuah ilmu haruslah ditempatkan pada koridor seharusnya.
Ilmu pedagogis ini telah berkembang pesat dan mampu memenuhi kebutuhan siswa sebagai
konseli. Tentunya hrus didukung oleh konselor yang berkompeten. Karena pragmatism dan mind
set mengenai Bimbingan dan konseling masih belum terbarukan sepenuhnya. Masih banyak guru
lama yang berlatar pendidikan lama, tidak mengetahui model pengajaran dan sistem yang ada
sekarang. Maka transformasi ilmu dan tenik pengajaran BK tidak sepenuhnya baru.
Bimbingan dan Konseling yang dulu tidak begitu penting, sekarang keberadaanya sangat
dibutuhkan sebagai faktor penunjang keberhasilan siswa dalam prestasi. Selain IQ yang tinggi
dan penguasaan materi, tentunya siswa harus dibekali mental yang tangguh untuk dapat belajar
menjadi lebih baik dan termotivasi. Hal inilah yang menjadi garapan BK sebagai pusat
psikologis siswa di tingkat sekolah. Keberadaannya sebagai pengawas siswa dan pemerhati
siswa, seharusnya dapat berjalan lancar jika kita dapat menyadari pentingnya ilmu ini.
Bimbingan dan konseling berkedudukan sebagai aspek yang fundamental dalam proses dan
pengawalan masa perkembangan siswa. Maka dari itu diperlukan konselor atau guru BK sebagai
pelaksana tugas tadi. Karena dengan memperhatikan pada aspek psikologis siswa, tentunya siswa
akan mudah dalam menyerap pelajaran.
| RICKY P. RAMADHAN 4
DAFTAR PUSTAKA
Putri Fadilatul Aminah, dkk. (2011). Pengertian, Latar Belakang dan Kedudukan Bimbingan dan konseling. Makalah pada Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Semarang.
Sudrajat, Akhmad. Fungsi, Prinsip dan Asas Bimbingan dan Konseling. Tersedia online http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/14/fungsi-prinsip-dan-asas-bimbingan-dan-konseling/
| RICKY P. RAMADHAN 5
top related