reproduksi wanita

Post on 24-Oct-2015

61 Views

Category:

Documents

5 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

SISTEM REPRODUKSI WANITA

Prof.Dr.Hj Qomariyah RS MS PKK DK AIFM

1

““Dan apabila Dan apabila hamba-hambaKu bertanya hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku maka sesungguhnya Aku

dekat, dekat, Aku mengabulkan Aku mengabulkan

permohonan orang yang permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa berdoa apabila ia berdoa

kepadaKu.” kepadaKu.” [QS. Al-Baqarah: 186][QS. Al-Baqarah: 186]

Sistem reproduksi wanita terdiri dari alat genitalia eskterna dan interna. Ovarium, seperti juga testis, mempunyai fungsi menghasilkan hormon (estrogen dan progesteron) dan fungsi reproduksi yaitu menghasilkan telur.

4

SISTEM REPRODUKSI WANITA

Dengan tidak adanya testosteron, maka sistem reproduksi seorang janin akan berkembang kearah wanita. Mulai minggu ke-3 kehidupan janin, oogonium akan berkembang menjadi oogonia. Pada minggu ke 8-13, oogonia akan berkembang menjadi oosit primer dan akan menetap sampai pubertas5

Pada waktu lahir, bayi wanita mengandung 1 juta folikel ovarium dan tidak dibentuk yang baru lagi. Setiap bulan setelah pubertas, seorang wanita akan mengeluarkan 1 telur. Kira-kira hanya 400 telur yang akan dikeluarkan sampai akhir hidupnya

6

Ovarium menghasilkan estrogen dan progesteron. Estrogen dihasilkan di sel-sel granulosa folikel, sel theca interna dan sel-sel lutein corpus luteum. Jaringan stroma ovarium juga dapat menghasilkan androgen dan estrogen. Sel-sel granulosa hanya dapat membuat estradiol dari androgen.

7

FUNGSI ENDOKRIN OVARIUM

Sel-sel theca interna mengandung banyak reseptor LH, dan LH melalui AMP siklik akan merangsang konversi kolesterol menjadi androstenedion. Sebagian dari androstenedion akan konversi menjadi estradiol dan masuk ke sirkulasi darah. Sel-sel theca interna juga akan menyalurkan androstenedion yang dibentuknya ke sel-sel granulosa.

8

Di sini androstenedion akan diaromatisasikan menjadi estradiol. Sel-sel granulosa mengandung banyak reseptor FSH akan merangsang sekresi estradiol yakni dengan merangsang aromatisasi.Progesteron dibentuk sebagai hasil antara (lihat bagan 7). Progesteron juga dibuat di sel-sel Lutein ovarium. Estrogen dan pregesteron pada kehamilan dihasilkan oleh plasenta.

9

10

FUNGSI ENDOKRIN OVARIUM

11

FUNGSI ENDOKRIN OVARIUMHampir seluruh estrogen plasma berasal dari ovarium dan terdapat 2 puncak sekresi, yakni sesaat sebelum ovulasi dan pada fase midluteal.Setelah menopause sekresi estrogen sangat menurun dan mencapai kadar yang sangat rendah.

12

SIKLUS OVARIUM

13

SIKLUS OVARIUM

14

Ovarium mengalami 2 fase :

Fase folikulerFase ini ditandai dengan folikel yang matur.

Fase lutealFase ini ditandai dengan dibentuknya korpus luteum

15

KORELASI ANTARA KADAR HORMON, SIKLUS OVARIUM DAN PERUBAHAN UTERUS

Pada fase folikel disekresi estrogen dibawah pengaruh FSH dan LH. Kadar estrogen yang rendah tapi terus meningkat akan menyebabkan umpan balik negatif terhadap hipofisis anterior dan hipotalamus sehingga menghambat sekresi FSH.

16

FSH menurun selama bagian akhir fase folikuler dan menekan LH, tetapi tidak seluruhnya sehingga sekresi LH meningkat terus selama fase folikuler. Bila kadar estrogen sudah mencapai puncak, merangsang sekresi LH dan FSH pada pertengahan siklus (umpan balik positif).

17

Kira-kira 18 jam sebelum ovulasi kadar LH meningkat 6 – 10 kali lipat dan FSH meningkat 2 kali lipat. Konsentrasi estrogen plasma yang tinggi bekerja langsung pada hipotalamus untuk meningkatkan frekwensi GnRH sehingga sekresi FSH dan LH meningkat.

18

Pada awal fase folikel terdapat banyak pembuluh darah pada endometrium uterum dan pada akhir fase folikuler peningkatan progesteron dan estrogen membentuk lingkungan yang baik untuk implantasi (fase sekresi).

19

Peningkatan kadar LH menyebabkan 4 perubahan dalam folikel

1. Penghentian pembentukan estrogen oleh sel folikel, sel granulosa mulai memproduksi progesteron.

2. Perkembangan folikel.3. Merangsang produksi

prostaglandin lokal, untuk merangsang ovulasi dengan merusak diding folikel.

4. Terjadi deferensiasi sel folikel menjadi sel luteal.

20

LH menginduksi perubahan marfologi sel granulose dan sel theka menjadi sel luteal. Pembentukan korpus luteum selesai ± 5 hari setelah ovulasi dan umur korpus luteum kira-kira 12-15 hari. Dibawah pengaruh LH korpus luteum menghasilkan estrogen dan progesteron.

21

Plasma progesteron meningkat pada awal fase luteal. Pada folikuler tidak dibentuk progesteron, oleh karena itu fase folikuler didominasi oleh estrogen dan fase luteal oleh progesteron. Progensteron menghambat LH dan FSH sehingga kadarnya terus menurun.

22

Selama fase luteal korpus luteum berdegenerasi ± setelah 2 minggu jika tidak terjadi pembuahan. Bila korpus luteum berdegenerasi progesteron dan estrogen dengan nyata menghilangkan hambatan terhadap FSH dan LH sehingga kadar kedua hormon ini meningkat lagi, merangsang pembentukan folikel kembali.

23

Pada fase luteal tidak disekresi inhibin. Penurunan estrogen dan progesteron menyebabkan menstruasi.

24

Siklus menstruasi di endometrium terdiri dari 3 fase :

Fase menstruasi.Fase proliferatif.Fase sekresi..

25

Menstruasi umumnya berlangsung selama 3-5 hari (yang terpendek 1 hari dan yang terpanjang 8 hari) pada seseorang dengan siklus 28 hari. Penurunan hormon estrogen dan progesteron merangsang pengeluaran prostaglandin uterus dan mencapai puncaknya pada saat menstruasi.

FASE MENSTRUASI

26

Prostaglandin menyebabkan spasme pembuluh darah endometrium, pnrnan aliran darah shgg jaringan yg diperdarahi mjd nekrosis. Disamping itu dgn menurunnya estrogen dan progesteron dilepaskan enzim lisosom yg melisiskan jaringan serta kontraksi uterus yg ritmik dan ringan dari miometrium dibwh pengaruh prostaglandin, maka lapisan endometrium yg mati akan terlepas bersama darah.

27

Darah menstruasi dilepaskan ke rongga uterus dan dikeluarkan melalui vagina. Selama menstruasi dikeluarkan darah kira-kira 30 ml (spotting sampai 80 ml). pada keadaan normal darah menstruasi tidak beku oleh karena fibrinolisis dikeluarkan bersama jaringan yang fibrotik.

28

Pada darah dan jaringan emdometrium yang rusak dijumpai sejumlah leukosit untuk pertahanan endometrium yang terbuka terhadap infeksi. Bila kadar prostaglandin berlebihan, kontraksi uterus meningkat menimbulkan “dysmenorrhea”.

29

Faktor psikis dapat menyebabkan gangguan/ketidakteraturan siklus seksual wanita.

30

Sesudah menstruasi berhenti, hanya tinggal satu lapis tipis stroma endometrium. Dibawah pengaruh estrogen terjadi perangsangan proliferasi epitel, kelenjar dan pembuluh darah di endometrium yang berlangsung dengan cepat. Waktu ovulasi tebal endometrium ± 3-4 mm.

FASE PROLIFERATIF

31

Pada fase ini kelenjar serviks mensekresi mukus yang encer seperti benang-benang membentuk saluran untuk mengarahkan sperma masuk ke uterus. Fase proliferatif berlangsung ± 14 hari (dari akhir menstruasi pertama sampai terjadi ovulasi).

32

Setelah ovulasi akan terbentuk korpus luteum yang mensekresi sejumlah estrogen dan progesteron. Progesteron merangsang perkembangan sekretorik endometrium, kelenjar berkelok-kelok dan pertumbuhan pembuluh darah endometrium.

FASE SEKRESI

33

Kelenjar endometrium mensekresi glikogen yang diperlukan untuk pertumbuhan awal embrio. 3-4 hari sebelum menstruasi estrogen dan progesteron menurun dengan mendadak sehingga terjadi menstruasi

34

Fase sekresi berlangsung kira-kira 14 hari yaitu dari ovulasi sampai menstruasi berikutnya. Fase sekretorik lamanya selalu tetap (14 hari), jika siklus menstruasi berubah, yang berubah adalah fase proliferatif.

35

Fungsi utama yaitu merangsang proliferasi sel dan pertumbuhan jaringan organ kelamin dan jaringan organ lain yang berhubungan dengan organ reproduksi. Pada masa kanak-kanak estrogen disekresi sedikit, pada pubertas sekresi meningkat sampai 20 kali lipat dibawah pengaruh hipofisis anterior.

FUNGSI ESTROGEN

36

1. Pertumbuhan uterus, vagina, tuba Falopii, labium mayora dan lanbium minora menyerupai dewasa.

2. Pembentukan epitel vagina dari tipe kuboid menjadi epitel bertingkat yang lebih tahan terhadap infeksi dan trauma.

3. Kelenjar berproliferasi untuk memberikan nutrisi kepada ovum dan uterus.

EFEK ESTROGEN

37

4. Pembuluh darah dan sel epitel bersilia yang mengelilingi tuba Falopii bertambah banyak, bergerak kearah uterus untuk mendorong ovum.

5. Pada payudara, pertumbuhan jaringan stroma, perkembangan sistem duktus dan penambahan deposit lemak meningkat.

EFEK ESTROGEN

38

6. Aktivitas osteoblas meningkat pada tulang rangka, sehingga laju pertumbuhan waktu pubertas meningkat beberapa tahun, pada wanita lebih cepat berhenti.

7. Merangsang proliferasi sel granulosa dan pematangan folikel.

EFEK ESTROGEN

39

8. Pematangan telur.9. Meningkatkan transport

sperma dengan merangsang kontraksi uterus kearah atas dan kontraksi tuba Falopii.

10.Merangsang pertumbuhan endometrium dan miometrium.

EFEK ESTROGEN

40

11.Merangsang sintesis reseptor progesteron di endometrium dan reseptor oksitosin di miometrium pada kehamilan.

12.Mengontrol sekresi GnRH dan gonadotropin.

13.Menghambat aksi prolaktin terhadap sekresi ASI selama kehamilan.

EFEK ESTROGEN

41

14. Protein total tubuh meningkat, terjadi keseimbangan nitrogen tubuh.

15. Deposisi lemak pada subkutan, payudara dan bokong.

16. Kulit jadi lembut dan halus akibat peningkatan androgen adrenal, jumlah keringat meningkat sehingga timbul akne.

17. Retensi air dan natrium di tubulus ginjal, tetapi jumlahnya kecil.

EFEK ESTROGEN

42

1. Merangsang sekretorik pada endometrium selama setengah akhir siklus seksual wanita dan menyiapkan lingkungan yang baik untuk memberi makan embrio/fetus yang tumbuh.

2. Merangsang pembentukan mukus serviks yang kental.

3. Menghambat sekresi GnRH dan gonadotropin.

EFEK ESTROGEN FUNGSI PROGESTERON

43

4. Merangsang perkembangan alveolus dan lobuler kelenjar mammae.

5. Pada tuba Falopii meningkatkan sekresi untuk nutrisi dari ovum yang dibuahi.

6. Menghambat aksi prolaktin terhadap pengeluaran ASI selama kehamilan.

EFEK ESTROGEN FUNGSI PROGESTERON

44

7. Menghambat kontraksi uterus selama kehamilan

8. Katabolisme protein yang dialirkan ke janin.

EFEK ESTROGEN FUNGSI PROGESTERON

45

Pada usia 8 tahun telah mulai terjadi kehidupan seksual dan mencapai puncaknya pada 11-16 tahun. Pada anak-anak sekresi GnRH, estrogen dan gonadotropin rendah.Pubertas dimulai oleh karena adanya perubahan sensitivitas hipotalamus terhadap umpan balik negatif estrogen.

EFEK ESTROGEN PUBERTAS

46

Akibatnya sekresi GnRH meningkat demikian juga FSH, LH dan estrogen. Menarche adalah menstruasi pertama, biasanya pada usia 12 tahun, bergantung kepada beberapa faktor antara lain terutama jumlah lemak dalam tubuh (body fat).

EFEK ESTROGEN PUBERTAS

47

A. Pubertas prekoksiaa.Pubertas prekoksia sejati

Disebabkan oleh tumor/lesi di hipotalamus yang menyebabkan kematangan perkembangan seks sebelum usia pubertas yang normal. Seks sekunder adalah wanita. Ovulasi dapat terjadi pada usia 5½ tahun dan dapat melahirkan bayi sehat dengan sectio caesaria.

EFEK ESTROGEN KELAINAN FUNGSI OVARIUM

48

Pubertas prekoksiab.Pubertas prekoksia tidak sejati

Disebabkan oleh tumor ovarium, tidak ada stimulasi dari gonadotropin hipofisis anterior. Estrogen berasal dari kelenjar adrenal. Di sini tidak terjadi ovulasi. Tumor ovarium bila menghasilkan androgen terjadi maskulinisasi, bila menghasilkan estrogen terjadi perkembangan seks lebih awal.

49

B. Kelainan menstruasi1.Siklus anovulatoir (menstruasi tanpa ovulasi)

Normal dapat terjadi 1-2 tahun sesudah menarche atau menjelang menopause. Pada keadaan patologis disebabkan oleh kelainan hormonal.

EFEK ESTROGEN KELAINAN FUNGSI OVARIUM

50

2. Amenorrhea

Amenorrhea primer yaitu belum pernah menstruasi walau sudah waktunya, biasanya disertai dengan tanda seks sekunder tidak berkembang.

51

Amenorrhea sekunder, pernah menstruasi kemudian berhenti. Normal bila terjadi kehamilan, atau bila mengalami stress. Patologis bila terjadi kelainan ovarium, penyakit sistemik, gangguan hipotalamus/hipofisis anterior.

52

3. Oligomenorrhea yaitu menstruasi dengan perdarahan sedikit.

4. Menorrhagia (hipermenorea) yaitu menstruasi dengan perdarahan banyak.

5. Metrorrghagia, pendarahan diantara saat-saat menstruasi.

6. Dysmenorrhea yaitu nyeri hebat diwaktu menstruasi.

53

C. Stein-eventhal Syndrome = sindroma ovarium polikistik.

Pada keadaan ini kapsul ovarium menebal, dengan kista-kista folikuler yang biasanya terdapat pada kedua ovarium. Tidak terjadi ovulasi sehingga terjadi infertil dan dijumpai amenorrhea, maskulinisasi dan hirsutisme.

54

D. Kelainan sekresi ovarium

Hipogonadisme yaitu sekresi ovarium menurun yang disebabkan karena ovarium tidak terbentuk normal. Tidak terjadi menstruasi selama beberapa bulan atau amenorrhea.Enuchisme yaitu keadaan dimana ovarium tidak terbentuk sejak lahir, organ seks infantil, pertumbuhan tulang panjang berlebihan.

55

Menopouse/pengangkatan ovarium, disini uterus dan vagina mengecil dan epitel vagina menipis.Hipersekresi ovarium. Kadar estrogen meningkat sehingga menekan hipofisis anterior, sekresinya menurun. Endometrium menjadi hipertrofi dan perdarahan tidak teratur. Penyebab biasanya tumor sel granulosa ovarium.

56

Wanita usia 45-55 tahun siklus menstruasi tidak teratur, tidak terjadi ovulasi karena tidak cukup estrogen untuk merangsang peningkatan LH. Pada menopause ovarium mengalami atrofi, tidak responsif terhadap gonadotropin

EFEK ESTROGEN MENOPAUSE

57

Penurunan estrogen menyebabkan hambatan umpan balik terhadap LH dan FSH sehingga sekresi LH dan FSH meningkat.Rasa panas/hangat yang menjalar dari dada sampai wajah (hot flushes), berkeringat malam hari sehingga menimbulkan rasa letih di pagi hari.

58

Psikis (gelisah, cemas) bila hebat diberi estrogen dan psikoterapi. Dorongan seks tidak berkurang, mungkin meningkat.

59

Rangsang seksual dapat disebabkan oleh rangsangan fisik pada daerah perineum, introitus vagina dan klitoris atau rangsangan psikis misalnya fikiran/melihat gambar erotis.Rangsangan akan melalui N.pudendus yang dihantarkan ke sakral.

AKSI SEKSUAL PADA WANITA

60

Dari sakral ke serebrum atau melalui parasimpatis bilateral akan merangsang sekresi kelenjar bartolini. Mukus bagian depan introitus vagina dari mukus epitel vagina. Bila rangsangan mencapai klimaks akan timbul reflek :Kontraksi otot perineal yang ritmik.

61

Gerakan uterus dan tuba Falopii meningkat, agar sperma mudah mencapai ovum.Kanalis servikalis mjd lebar selama 1½ jam, agar sperma mdh masuk.Ketegangan otot tbh meningkat, mencapai kepuasan. Stlh beberapa menit tjd relaksasi dan resolusi (orgasmus = klimaks pada wanita, pd pria disbt ejakulasi).

62

Umur ovum ± 24 jam, sperma dapat tahan dalam saluran reproduksi selama 72 jam. Bila ingin hamil, maka hubungan seksual dilakukan 1 hari sebelum, saat ovulasi dan 1 hari sesudah ovulasi.

MASA SUBUR

63

Hanya satu sperma yang dapat membuahi ovum. Pembuahan terjadi di 1/3 luar (lateral) tuba Falopii, setelah ovum dibuahi akan membentuk dinding yang dapat ditembus sperma lain. Zigot (ovum yang telah dibuahi) akan bergerak ke uterus.

KEHAMILAN

64

Zigot berada di ampula ± 1-3 hari, sambil terjadi mitosis dan terbentuk morula yang kemudian didorong ke uterus. 4-3 hari setelah ovulasi, korpus luteum mensekresi progesteron merelaksasikan tuba sehingga morula dengan cepat didorong ke uterus.

65

Fertilisasi harus terjadi dalam waktu 24 jam setelah ovulasi, sedangkan sperma dapat hidup 53-72 jam setelah diejakulasikan ke dalam vagina.

66

Zygote berada di ampula kira-kira 1-3 hari, sambil terjadi mitosis dan terbentuk morula 3-4 hari setelah ovulasi korpus luteum sudah cukup mensekresikan progesteron yang dapat merelaksasikan tuba sehingga morula dengan cepat didorong ke dalam uterus oleh gelombang peristaltik tuba.

67

Nidasi terjadi pada hari ke 6-7 sesudah ovulasi dan pada saat itu endometrium sudah siap untuk terjadinya implantasi dan waktu itu morula sudah berproliferasi dan berdegenerasi menjadi blastosit.

68

Nidasi di mulai saat sel trofoblas dari blastosit mengeluarkan enzim proteolitik dan mencerna endometrium tempat blastosit melekat sehingga memberi jalan untuk taju-taju jaringan trofoblas menembus endometrium.

69

Sel endometrium yang berhubungan dengan trofoblas akan berubah menjadi sel desidua dan kaya dengan makanan. Blastosit akan tenggelam dalam sel desidua dan sel trofoblas terus mencerna sel desidua sekitarnya untuk menyediakan makanan bagi embrio sampai trofoblas terbentuk.

70

Pada hari ke-12 lapisan trofoblas terdiri dari 2 lapisan sel yang tebal yang disebut korion. Korion mengeluarkan enzim dan terus melakukan ekspansi dan akan terbentuk rongga dalam desidua. Rongga akan terisi darah ibu yang juga tidak membeku oleh karena adanya antikoagulans yang disekresi oleh korion.

71

Taju-taju korion akan masuk kedalam rongga yang berisi darah ibu tersebut dan dalam perkembangan selanjutnya akan menjadi vili-vili plasenta yang kaya dengan jaringan kapiler.

72

Plasenta terbentuk dengan baik pada minggu ke-5 setelah implantasi dan pada saat ini jantung bayi juga sudah berkembang dan memompakan darah ke dalam plasenta. Selama kehamilan plasenta berfungsi sebagai sistem pencernaan, sistem respirasi dan ginjal bagi janin.

73

Zat nutrisi dan O² dari darah ibu berdifusi melalui barier plasenta yang masuk ke sirkulasi janin, sedang CO² dan zat-zat sampah dari janin ditransfer ke darah ibu.

74

Beberapa zat dapat menembus barrier plasenta dengan sistem transpor khusus dan ada yang dapat berdifusi secara sederhana. Beberapa zat kimia seperti aspirin, alkohol, zat terdapat dalam asap rokok dan mungkin juga organisme/virus seperti virus AIDS dapat menembus barrier plasenta.

75

Plasenta berfungsi sebagai barrier untuk menjaga embrio dari reaksi penolakan ibu secara imunologik. Embrio walau bagaimanapun dianggap sebagai benda asing, oleh karena secara genetik mengandung faktor dari orang lain (ayah). Selain itu plasenta juga berfungsi sebagai organ endokrin.

76

Saat terjadi kehamilan, HCG (Human Chorionic Gonadotropin) akan mempertahankan korpus luteum sampai ± 10 minggu karena LH yang mempertahankan korpus luteum pada fase luteal ditekan oleh peningkatan progesteron (umpan balik negatif).

ENDOKRINOLOGI KEHAMILAN

77

Plasenta pada awalnya belum dapat mensekresi estrogen dan progesteron karena tidak mempunyai enzim yang lengkap.

78

79

Setelah 8 minggu kehamilan, fungsi korpus luteum menurun, tetapi akan tetap dipertahankan selama kehamilan disebut “Corpus Luteum of Pregnancy”. Sekresi HCG menurun setelah mencapai puncaknya pada hari ke-60 kehamilan, tetapi estrogen dan progesteron meningkat sampai waktu mendekati kelahiran.

80

HCG dapat dideteksi pada urin wanita hamil dan akan memberikan hasil positif setelah 2 minggu amenore. Plasenta menghasilkan estrogen, progesteron dan human chorionic somatomamotropin.Morning sickness dapat terjadi pada ibu hamil muda karena peningkatan HCG yang merangsang chemoreceptor trigger zone.

81

Pada kehamilan ditemukan hal-hal sebagai berikut :1.Sekresi hipofisis anterior meningkat, prolaktin dan ACTH meningkat, tetapi sekresi LH dan FSH menurun oleh karena hambatan dari estrogen dan progesteron.2.Korteks adrenal, sekresi aldosteron dan kortisol meningkat.

HORMON PADA KEHAMILAN

82

3. Plasenta, mensekresi estrogen, progesteron dan HCG.

4. Neurohipofisis, sekresi vasopressin meningkat.

5. Ginjal, sekresi renin meningkat.6. Kelenjar tiroid, sekresi tiroksin

meningkat. Hormon tiroid diperlukan mulai dari kehidupan janin, setelah lahir kadarnya meningkat sampai 6 tahun.

83

Setelah usia 6 tahun kadarnya menurun dan berhenti (sangat menurun) pada usia ± 20 tahun.

7. Paratiroid, sekresi parathormon meningkat untuk mempertahankan kadar calsium dalam cairan esktraseluler dalam batas normal.

84

8. BMR meningkat, glukosa plasma meningkat, glukoneogenesis, mobilisasi lemak meningkat oleh karena respons terhadap insulin menurun oleh efek antagonis insulin.

85

1. Estrogen, merangsang pertumbuhan dan kekuatan uterus.

2. Progesteron Mencegah uterus tidak berkontraksi pada waktu kehamilan.

HORMON PLASENTA DAN FUNGSINYA

86

Merangsang pembentukan lobus alveoli kelenjar mammae.

Mempersiapkan kelenjar mammae untuk laktasi.

Merangsang sintesis reseptor oksitosin pada akhir

kehamilan. Membentuk mukus serviks

yang kental untuk mencegah infeksi.

87

3. Human chorionic somatomamotropin (HCS) = laktogen plasentao Merangsang enzim untuk pembentukan ASI.o mengurangi utilisasi glukosa ibu,

sehingga lebih banyak glukosa yang digunakan janin.o Mempertahankan keseimbangan protein.

88

3. Human chorionic somatomamotropin (HCS) = laktogen plasentao Merangsang enzim untuk pembentukan ASI.o mengurangi utilisasi glukosa ibu,

sehingga lebih banyak glukosa yang digunakan janin.o Mempertahankan keseimbangan protein.

89

4. Relaksin, melemaskan serviks dan ligamen uterus pada saat melahirkan.

90

Kehamilan berlangsung ± 270 hari (40 minggu) bila dihitung dari pembuahan, atau 284 hari bila dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Pada akhir kehamilan terjadi penurunan rasio progesteron dan estrogen dalam plasma, hal ini akan merangsang sensitivitas miometrium terhadap oksitosin yang selanjutnya

PERSALINAN

91

terhadap oksitosin yang selanjutnya merangsang sekresi prostaglandin di uterus sehingga kontraksi uterus meningkat. Serviks pada akhir kehamilan menjadi lembut dan dilatasi karena pengaruh hormone relaksin.

92

terhadap oksitosin yang selanjutnya merangsang sekresi prostaglandin di uterus sehingga kontraksi uterus meningkat. Serviks pada akhir kehamilan menjadi lembut dan dilatasi karena pengaruh hormone relaksin.

93

PERSALINAN

94

1. Menghambat sekresi FSH dan LH melalui GnRH yang menekan siklus menstruasi.

2. Mencegah ovulasi.3. Mencegah kehamilan.

PENGARUH LAKTASI

95

A. Menghambat transport sperma ke ovum 1. Pantang berkalaTdk mengadakan hbgn seks 3 hr sblm dan 3 hari sesudah ovulasi. Cara ini sering gagal sebab antara lain lama siklus menstruasi yg tdk lengkap, shg perkiraan ovulasi tdk tepat.

KONTRASEPSI PADA WANITA

96

2. Zat kimiaBerupa spermicidal yaitu suatu zat yang toksik terhadap sperma yang berlangsung kira-kira 1 jam (jelly atau cream).

3. Metode barierWanita memakai diafragma yang menutupi serviks, alat ini terus dipakai selama 6 jam sesudah hubungan seks.

97

Diafragma sering dikombinasi dengan spermicidal.

4. Tubektomi pada wanita, tuba diikat kemudian dipotong.

5. “Coitus interruptus” mengeluarkan penis dari vagina sebelum ejakulasi.

98

B. Mencegah ovulasi (Hormonal)

Dasar metode ini ialah menekan sekresi gonadotropin yang menghambat sekresi LH dan FSH sehingga tidak terjadi pematangan folikel.

KONTRASEPSI PADA WANITA

99

1. Pil Berisi estrogen dan progesteron,

cara kerja menekan ovulasi Minipil, berisi progesteron dosis kecil, tidak menekan ovulasi, tetapi menyebabkan sekret serviks menjadi kental dan menghambat fase proliferasi endometrium.

100

2. Suntikan Berisi progesteron dosis besar, mencegah ovulasi. Dapat diberikan tiap 3 atau 2 bulan.

3. ImplantasiBerisi derivat progesteron, mencegah ovulasi. Susuk diganti tiap 5 tahun.

101

C. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR = IUD)

Cara kerja dengan merangsang respon inflamasi lokal untuk mencegah implantasi ovum yang sudah dibuahi.

KONTRASEPSI PADA WANITA

102

103

104

105

106

Hypothalamus

GnRH

LH

Ovary

Corpus luteum

Moderate levels of Estrogen

High levels of progesteron

+

+ +

+

-

-Anterior pituitary

107

108

Ya Tuhanku,Ya Tuhanku,Berilah kami kebaikan di DuniaBerilah kami kebaikan di Dunia

Dan Kebaikan di Akhirat,Dan Kebaikan di Akhirat,Serta selamatkan kamiSerta selamatkan kamiDari Siksa Api Neraka.Dari Siksa Api Neraka.

( QS. Al-Baqarah : 201 )( QS. Al-Baqarah : 201 )

111

top related