renang skripsi
Post on 29-Nov-2015
772 Views
Preview:
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN TINGGI BADAN DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA CRAWL 25 METER PADA
MAHASISWA PUTERA PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ANGKATAN TAHUN 2005.
S K R I P S I
Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi strata I untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Nama : Hapri Saksono Wuri
NIM : 6301402007
Jurusan : Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Fakultas : Ilmu Keolahragaan
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2006
ii
SARI
Hapri Saksono Wuri ( 2006 ) , Hubungan Antara Kekuatan Otot Lengan dan Tinggi Badan Dengan Kecepatan Renang Gaya Crawl 25 Meter Pada Mahasiswa Putera Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang Angkatan Tahun 2005.
Tujuan penelitian ini ingin mengetahui hubungan antara kekuatan otot lengan dan tinggi badan dengan kecepatan renang gaya crawl 25 meter pada mahasiswa putera Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang Angkatan Tahun 2005. Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan antara kekuatan otot lengan dan tinggi badan dengan kecepatan renang gaya crawl 25 meter pada mahasiswa putera Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang Angkatan Tahun 2005?”
Metode penelitian ini adalah menggunakan metode survey tes, populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa putera Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Universitas Negeri Semarang angkatan tahun 2005 yang telah lulus mata kuliah renang berjumlah 120 mahasiswa, karena jumlah banyak maka tidak seluruh populasi digunakan sebagai sampel. Pemilihan sampel menggunakan sistem proporsif random sampling, karena mahasiswa angatan tahun 2005 ada tiga kelas. Pemilihan sampel mendapatkan 60 orang mahasiswa. Analisis data menggunakan analisis regresi tunggal dan regresi ganda. Sebelum uji hipotesis dilakukan uji persyaratan analisis hipotesis, untuk uji normalitas data dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov, untuk uji homogenitas menggunakan Chi-Square dan untuk uji linieritas garis regresi dengan uji F dengan menggunakan taraf signifikan 5 %. Karena persyaratan uji hipotesis tidak terpenuhi atau model garis regresi data yang ada menunjukkan tidak linier, maka menggunakan metode statistik non parametrik yaitu menggunakan Korelasi Kendall’S.
Hasil analisis data penelitian diperoleh berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan korelasi Kendall’s yang menunjukkan bahwa untuk variable kekuatan otot lengan dengan kecepatan renang gaya crawl 25 meter diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar +0,128 dan nilai signifikansi sebesar 0,151 > 0,05 berarti H0 : diterima. Kesimpulannya adalah Tidak ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dengan kecepatan renang gaya crawl 25 meter, untuk variable tinggi badan dengan kecepatan renang gaya crawl 25 meter diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar +0.318 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 > 0,05 berarti H0 : ditolak. Kesimpulannya adalah Ada hubungan yang signifikan antara tinggi badan dengan kecepatan renang gaya crawl 25 meter dan untuk variable kekuatan otot lengan dan tinggi badan dengan kecepatan renang gaya crawl 25 meter diperoleh nilai statistik hitung 0.033 dan nilai signifikansi sebesar 0.983 > 0.05 H0 : diterima. Kesimpulannya adalah Tidak Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dan tinggi badan dengan kecepatan renang gaya crawl 25 meter pada mahasiswa putera PKLO FIK UNNES Angkatan 2005.
iii
Saran dalam penelitian adalah untuk memperoleh kecepatan yang maksimal yang dilatih bukan hanya kemampuan fisik saja sebab kemampuan fisik seseorang perenang bukan satu – satunya faktor yang menentukan kecepatan renang tetapi masih ada faktor – faktor lain yang mempengaruhi kecepatan renang seperti penguasaan teknik dan mental terutama motivasi untuk memperoleh kecepatan yang maksimal dan carilah atlit renang yang mempunyai tinggi badan yang tinggi yaitu minimal 170 cm sebab tinggi badan mempunyai hubungan dengan hasil kecepatan renang gaya crawl yang maksimal.
iv
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk diajukan kepada Panitia Ujian Skripsi
Fakultas Ilmu keolahragaan Universitas Negeri Semarang
Semarang, 9 September 2006
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Kaswarganti Rahayu, M.Kes Dra. M.M. Endang Sri Retno, M.S.
NIP 131993872 NIP. 131281228
Mengetahui : Ketua Jurusan PKLO - FIK
Universitas Negeri Semarang
Drs. Wahadi, M.Pd.
NIP. 131571551
v
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan sidang panitia ujian skripsi
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 17 September 2006
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
Drs. Sutardji, MS Drs. Wahadi, M.Pd NIP. 130523506 NIP. 131571551
Anggota Penguji :
1. Tri Tunggal, S.Pd, M.Kes NIP. 132169275
2. Dra. MM. Endang Sri Retno, MS NIP. 131281228
3. Dra. Kaswarganti Rahayu, M.Kes NIP. 131993872
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Kerjakanlah amal yang kalian mampu, sesungguhnya Allah tidak
memberatkan sampai kalian memberatkan ( diri kalian sendiri ). Sesungguhnya
amal yang paling disukai Allah adalah yang rutin meski hanya sedikit ( HR.
Bukhari dan Muslim dari Aisah ).
PERSEMBAHAN :
Skripsi ini kupersembahkan kepada :
Bapakku Suratno ( Alm) dan Ibuku Lasmini yang tercinta
Kakak-kakaku Aris Baharyono, Puji Tumuli
Handayani, Suji Karyaningsih, Pujo Laksono
Serta kerabat dan teman seperjuangan di FIK
UNNES
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat-Nya dalam penyelesaian skipsi. Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini atas bantuan, bimbingan, saran, serta kerja sama dari berbagai
pihak, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati dan rasa hormat, penulis
sampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberi berbagai fasilitas dan
kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan studi di Universitas Negeri
Semarang.
2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, yang telah
memberi ijin penelitian.
3. Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan petunjuk, saran dalam
perkuliahan dan melaksanakan penelitian ini.
4. Dra. Kaswarganti Rahayu, M.Kes dan Dra. MM. Endang Sri Retno, MS selaku
Dosen pembimbing, yang telah memberikan dorongan, petunjuk, saran, serta
memberikan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terwujud.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan, khususnya jurusan pendidikan
kepelatihan olahraga, yang banyak memberikan ilmu pengetahuan dan
mendorong serta memberikan bantuan selama mengikuti perkuliahan.
6. Rekan-rekan mahasiswa PKLO FIK UNNES angkatan tahun 2005, yang telah
bersedia menjadi sampel dalam penelitian ini dan semua pihak yang tidak dapat
viii
penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan serta dorongan
dalam penelitian skripsi ini.
7. Teman-teman mahasiswa FIK UNNES Angkatan tahun 2002 yang telah banyak
membantu penyelesaian skripsi ini.
Atas segala bantuannya, penulis ucapkan terima kasih. Semoga amal baiknya
mendapatkan balasan dari Allah Subhanahu Wata’ala. Akhirnya, penulis
mengharapkan mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi pembaca khususnya
dikalangan atlet dan pelatih renang.
Amin, Ya Robbal ‘ Alamin
Semarang, 17 September 2006
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………. i
SARI ………………………………………………………………………….. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………….. iv
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN …………………………………………… vi
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. vii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………. ix
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………. x
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………. .. xi
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………. xii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………. 1
1.1 Alasan Pemilihan Judul .........…………………………………... 1
1.2 Permasalahan …....…………………………………………….. 6
1.3 Tujuan Penelitian .......………………………………………….. 7
1.4 Penegasan Istilah ………………………………………………. 8
1.5 Manfaat Penelitian ....…………………………………………... 9
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS .......................................... 10
2.1 Landasan Teori .... ………………………………………….... 10
2.1.1 Olahraga Renang ……….…..……………………………….... 10
2.1.2 Renang Gaya Crawl ………………………….….………….. 11
2.1.3 Kekuatan Otot Lengan .………………………………........…. 24
2.1.4 Tinggi Badan ………………………..……………………….. 25
2.1.5 Kondisi Fisisk …………………………………………........... 26
2.1.6 Biomekanika Renang Gaya Crawl …………………................ 29
2.1.7 Analisis Hubungan antara Kekuatan Otot Lengan dan Tinggi Badan terhadap Kecepatan Renang Gaya Crawl 25 meter …...
31
2.2 Hipotesis …………………………………………………......... 34
x
BAB III METODE PENELITIAN …………..……………………………… 35
3.1 Populasi Penelitian ……………………………………….......... 35
3.2 Sampel Penelitian ……………………………………................ 36
3.3 Variabel Penelitian ......……………………………………….... 36
3.4 Rancangan Penelitian …………………………………………... 36
3.5 Teknik Pengambilan Data ...……………………………………. 37
3.6 Prosedur Penelitian ………..............………...........……………. 37
3.7 Instrumen Penelitan ……………….............……...…………… 39
3.8 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penelitian ………………… 41
3.9 Analisis Data …………………………………………………… 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………………. 44
4.1 Deskripsi Data …………………………………………………. 44
4.2 Hasil Penelitian ………………….....................…….………….. 45
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian .....................…………..………… 53
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ……………………………………….. 58
5.1 Simpulan …………………………………………….…………. 58
5.2 Saran …………………………………………………………… 58
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 60
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………. 62
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Klasifikasi Tinggi Badan 41
2. Rangkuman Hasil Perhitungan Data Statistik Deskriptif ………… 45
3. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Normalitas ………………….. 46
4. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Homogenitas ........................... 47
5. Rangkuman Hasil Perhitungan Linieritas Garis Regresi ................ 48
6. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Korelasi Kendall dan
Spearman’s rho ...............................................................................
50
7. Mean Rank dari uji Kendall’s W ....................................................
53
8. Koefisien Konkordansi Kendall’s W ..............................................
53
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman 1. Pola Kayuhan Huruf “S” ................................................................... 17
2. Daya Dorong dari Kayuhan Tangan .................................................. 18
3. Daya Dorong kedua dari Kayuhan Tangan ....................................... 19
4. Daya Dorong yang dihasilkan oleh seluruh lengan ........................... 20
5. Daya dorong dari telapak tangan........................................................ 20
6. Posisi Akhir kayuhan ........................................................................ 21
7. Awal gerakan pemulihan tangan ....................................................... 22
8. Posisi melewati “tabung imajinasi” ................................................... 22
9. Struktur Otot lengan dan bagian-bagiannya ...................................... 25
10. Desain Penelitian ............................................................................... 37
11. Pelaksanaan Tes Kekuatan Otot lengan ............................................ 40
12. Alat Anthropometer ........................................................................... 41
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman 1. Keputusan Penetapan Pembimbing .......................................... 64
2. Ijin Penelitian ............................................................................ 65
3. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ................................. 67
4. Data Kasar Hasil Tes ................................................................ 68
5. Data Transformasi ke skor-T ................................................... 70
6. Out Put Pengelohan Hasil Penelitian Dengan Sistem SPSS .... 72
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Salah satu bagian dari peningkatan kwalitas manusia adalah pembinaan
dan pengembangan olahraga di mana kwalitas olahraga yang diarahkan kepada
kesehatan jasmani dan rohani seluruh masyarakat, serta ditujukan pada
pembentukan watak dan kepribadian, disiplin dan sportivitas yang tinggi. Lagi
pula prestasi olahraga dapat membangkitkan rasa kebangsaan yang tinggi.
( GBHN Tap MPR No. II/MPR/1999 )
Salah satu jenis olahraga yang populer di masyarakat adalah renang.
Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang dapat diajarkan pada anak-
anak dan dewasa, bahkan bayi umur beberapa bulan sudah dapat mulai diajarkan
renang ( Kasiyo Dwijowinoto, 1979:1 ).
Renang yang biasa dilakukan oleh para perenang, yang juga selalu muncul
dalam setiap lomba terdiri dari empat gaya, yang meliputi : 1) gaya bebas atau
crawl stroke, 2) gaya dada atau breast stroke, 3) gaya kupu-kupu atau butterfly
stroke dan, 4) gaya punggung atau back stroke. Keempat gaya tersebut masing-
masing mempunyai tingkat kesulitan sendiri-sendiri. Gaya crawl oleh sebagian
orang disebut gaya bebas. Sebetulnya istilah ini salah, sebab gaya bebas
merupakan nama nomor perlombaan renang, sedangkan gaya crawl merupakan
salah satu teknik renang. Pada setiap perlombaan nomor gaya bebas hampir
semua perenang memilih gaya crawl maka gaya crawl sering dinamakan gaya
bebas. Banyaknya perenang memilih gaya crawl saat mengikuti perlombaan
2
dalam nomor gaya bebas karena gaya crawl merupakan gaya renang tercepat
dibandingkan dengan ketiga gaya yang lain ialah gaya dada, gaya punggung dan
gaya kupu-kupu ( Maglischo,1993:15 ). Hal ini sesuai dengan pendapat Thomas
( 2000 : 13 ) yang mengatakan bahwa Gaya Rimau atau Crawl atau lebih sering
disebut gaya bebas adalah satu-satunya gambaran mengenai berenang. Gaya ini
merupakan gaya yang tercepat dan berdasarkan gaya ini pula kehebatan berenang
seseorang akan dinilai.
Untuk bisa menguasai renang gaya bebas ini harus dikuasai dahulu teknik
dasar gaya crawl atau gaya bebas. Teknik dasar tersebut adalah: posisi tubuh di
air atau mengapung, gerakan kaki atau mengayun kaki, mengayuh atau gerakan
tangan, koordinasi tangan dan kaki, dan sistem pernapasan (Thomas, 2000 : 13 ).
Hal ini senada dengan Tri Tunggal Setiawan ( 2004 : 9 ) yang mengatakan bahwa
teknik dasar renang gaya crawl meliputi: posisi tubuh, gerakan lengan, gerakan
tungkai, gerakan pengambilan nafas dan gerakan koordinasi.
Perenang berprestasi harus memperhatikan teknik dan mekanika renang
yang disebutkan secara benar, selain mental, kematangan juara dan fisik.
Perenang yang berprestasi harus ditunjang oleh kesegaran fisik antara lain
kekuatan atau strenght, kecepatan atau speed, daya tahan atau endurance, daya
otot atau muscular power, daya lentur atau flexibility, koordinasi atau
coordination, kelincahan atau agility, keseimbangan atau balance, ketepatan atau
accuracy, reaksi atau reaction. ( M. Sajoto, 1995 : 8 - 10 ). Ada tiga kelompok
unsur utama dari kondisi fisik yang dibutuhkan untuk dapat melakukan unjuk
kerja pada olahraga renang, yaitu: kekuatan, kecepatan, daya tahan, kelentukan,
3
koordinasi, jkeseimbangan dan reaksi (Counsilman yang dikutip Soejoko H, 1992
:13 ).
Dalam cabang olahraga renang, seseorang mengikuti perlombaan tentu
akan menempuh suatu jarak oleh karena itu seorang perenang untuk mencapai
jarak tersebut akan melibatkan panjang badannya. Dan panjang badan ini
berhubungan dengan tinggi badan, sehingga seorang perenang yang badannya
panjang akan mencapai jarak lebih cepat bila dibandingkan mereka yang
berbadan pendek sehingga untuk memperoleh perenang yang berkualitas yang
mampu mencapai prestasi yang optimal perlu mengetahui seberapa besar faktor
tersebut berpengaruh terhadap hasil kecepatan renang gaya crawl. Sehingga
prestasi renang akan dapat tercapai dengan optimal. Dalam renang diperlukan
lengan yang panjang yang keseluruhannya keseluruhan berfungsi sebagai
pendayung. Untuk mendorong maju dibutuhkan gerakan mendayung dengan
gerakan memutar seakan-akan melewati tabung atau tabung imajinasi (Thomas,
2000 : 16 ). Dengan demikian semakin panjang lengan keseluruhan seseorang
akan semakin jauh jangkauannya. Semakin jauh jangkauannya, bila diasumsikan
kekuatan dan kecepatannya sama, maka akan semakin pendek waktu yang
ditempuh untuk jarak tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
panjang atau pendeknya lengan keseluruhan berpengaruh terhadap kecepatan
renangnya.
Faktor lain yang sangat diperlukan pada olahraga renang adalah faktor
daya tahan. Daya tahan pada umumnya, yaitu cardiorespyratory endurance yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan seluruh tubuh untuk selalu bergerak
4
dalam tempo sedang sampai cepat, yang cukup lama ini dilakukan pada olahraga
lari, bersepeda, dan berenang, setiap cabang olahraga memerlukan tingkat daya
tahan tertentu yang memenuhi syarat untuk cabang tersebut menurut Wilmore
dan Costill seperti yang dikutip oleh M.Sajoto ( 1995:122 ) mengatakan
sekarang telah berkembang pendapat bahwa cardiorespyratory endurance tinggi
dapat meningkatkan kemampuan prestasi dan mengurangi cidera. Keadaan
sistem cardiovascular yang baik akan menyuplai kebutuhan biologis tubuh pada
waktu istirahat maupun saat kerja keras akan di perlancar. Kelancaran tersebut
dimungkinkan apabila alat-alat peredaran darah yang mengalirkan darah, sebagai
media penghantar untuk memberikan zat-zat makanan dan oksigen yang sangat
diperlukan jaringan tubuh dapat menjalankan fungsinya dengan sempurna dan
efisien apabila memperoleh latihan-latihan dengan dosis yang benar dan tepat.
PPOP adalah Pembinaan dan Pembibitan Olahraga Prestasi Jawa Tengah
yang dibentuk melalui surat keputusan Ketua KONI Jawa Tengah. PPOP ini
meliputi berbagai macam cabang olahraga. PPOP ini pertama kali dibentuk pada
tahun 1997 dan diperbaharui pada setiap tahun anggaran.
Sebagai contoh melalui SK Ketua KONI Jawa Tengah No.
011F/S.K/9904 KONI Jawa Tengah mengesahkan dibentuknya PPOP Tahun
anggaran 1999-2000 yang meliputi cabang-cabang olahraga : Renang, Tae
Kwon Do, Angkat Besi/Angkat Berat/Binaraga yang masing-masing terdiri atas
lima belas atlet dan dua pelatih. SK tersebut antara lain juga memutuskan
Anggaran untuk kegiatan tersebut dibebankan pada APBD Tingkat I Jawa
5
Tengah. Sebagai pengelola pada waktu itu diketuai oleh Drs. Tohar dan Staf Ade
Rasman.
Dalam penelitian ini sebagai populasi dan sampelnya adalah atlet PPOP
Renang Jawa Tengah, hal ini terkait dengan prestasi, artinya apabila penelitian
ini dilakukan di sekolah umum maka secara teknik ketrampilan yang dimiliki
belum tentu dikuasai dengan baik hal ini mempunyai pengaruh terhadap hasil
penelitian yaitu prestasi. Berbeda halnya jika sampelnya benar-benar atlet,
minimal secara teknik ketrampilan tersebut telah dikuasai. Dan PPOP Renang
Jawa Tengah inilah atlet-atlet tersebut dibina, oleh karena itu PPOP dipilih
sebagai tempat, populasi dan sampel dalam penelitian ini.
Bertolak dari uraian diatas maka penulis tertarik ingin mengadakan
penelitian dengan judul : “ Hubungan antara Tinggi badan, Panjang Lengan dan
VO 2 Max Dengan Kecepatan Renang Gaya Crawl 50 Meter pada Atlet PPOP
Renang Jawa Tengah Tahun 2007.
Berdasarkan uraian diatas bahwa alasan pemilihan judul dalam penelitian
ini disimpulkan sebagai berikut:
1.1.1 Sepengetahuan penulis belum ada judul dan penelitian mengenai hubungan
antara tinggi badan, panjang lengan dan VO 2 Max dengan kecepatan renang
Gaya Crawl 50 meter
1.1.2 Seorang perenang dituntut meningkatkan kemampuan fisik untuk
keberhasilan perenang dalam berprestasi.
1.1.3 Sebagai wujud nyata kepedulian masyarakat ilmiah dalam perkembangan
olahraga renang. Dengan diadakan penelitian ini diharapkan dapat
6
memberikan kontribusi yang berarti bagi kemajuan bidang olahraga pada
umumnya dan cabang olahraga renang khususnya.
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
1.2.1 Apakah ada hubungan antara tinggi badan dengan kecepatan renang gaya
crawl 50 meter pada atlet PPOP Renang Jawa Tengah Tahun 2007.
1.2.2 Apakah ada hubungan antara panjang lengan dengan kecepatan renang gaya
crawl 50 meter pada atlet PPOP renang Jawa Tengah Tahun 2007.
1.2.3 Apakah ada hubungan antara VO 2 Max dengan kecepatan renang gaya crawl
50 meter pada atlet PPOP renang Jawa Tengah Tahun 2007.
1.2.4 Apakah ada hubungan antara tinggi badan, panjang lengan dan VO 2 Max
dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter pada atlet PPOP renang Jawa
Tengah Tahun 2007.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :untuk mengetahui :
1.3.1 Hubungan antara tinggi badan dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter
pada atlet PPOP renang Jawa Tengah Tahun 2007.
1.3.2 Hubungan antara panjang lengan dengan kecepatan renang gaya crawl 50
meter pada atlet PPOP renang Jawa Tengah Tahun 2007.
1.3.3 Hubungan antara VO 2 Max dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter
pada atlet PPOP renang Jawa Tengah Tahun 2007.
7
1.3.4 Hubungan antara tinggi badan, panjang lengan dan VO 2 Max dengan
kecepatan renang gaya crawl 50 meter pada atlet PPOP renang Jawa Tengah
Tahun 2007.
1.4 Penegasan Istilah
Agar tidak terjadi salah persepsi dalam memahami istilah judul maka
dalam penelitian ini disajikan penjelasan dan penegasan judul seperti berikut :
1.4.1 Hubungan.
Hubungan menurut Poerwadarminta adalah: (1) keadaan berhubungan
atau dihubungkan, (2) sesuatu yang dipakai untuk berhubungan atau
menghubungkan, (3) pertalian; sangkut paut; kontak ikatan ( Depdikbud,
1976:326). Yang dimaksud hubungan dalam penelitian ini adalah
menghubungkan tinggi badan, panjang lengan, dan VO 2 Max dengan
kecepatan renang gaya crawl 50 meter.
1.4.2 Tinggi Badan.
Tinggi badan adalah Ukuran seluruh badan yang diukur adalah dari
telapak kaki sampai dengan kepala bagian atas atau vertex. Dalam penelitian
ini tinggi badan yang dimaksud adalah tinggi badan atlet PPOP renang Jawa
Tengah Tahun 2007 yang dipergunakan sebagai sampel dalam penelitian ini
1.4.3 .Panjang Lengan.
Lengan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah anggota
tubuh dari pergelangan tangan sampai ke bahu (Em. Zul Fajri dan Ratu
8
Aprilia Senja.2000 : 527). Panjang lengan keseluruhan, yaitu dari acromion
sampai dactylion.
1.4.4 VO 2 Max.
VO2 Maks atau tenaga aerobik maksimal atau disebut juga
penggunaan oksigen maksimal adalah tempo tercepat dimana seseorang dapat
menggunakan oksigen selama berolahraga. VO2 Maks mengacu pada
kecepatan pemakaian oksigen, bukan sekedar banyaknya oksigen yang
dipakai
1.4.5 .Kecepatan.
Menurut M. Sajoto (1995:9) kecepatan yaitu kemampuan seseorang
untuk mengerjakan gerakan yang berkesinambungan dalam bentuk yang sama
dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Dalam penelitian ini yang dimaksud
dengan kecepatan renang adalah waktu yang dicapai oleh para perenang
PPOP Renang Jawa Tengah menempuh jarak 50 meter dalam gaya crawl.
1.4.6 Renang Gaya Crawl.
Renang gaya bebas adalah suatu gaya renang yang dilaksanakan oleh
perenang dengan cara punggung berada di bagian atas dari sikap badan di
air. Jadi posisi perenang telungkup sementara tangan melakukan gerakan
dorong secara bergantian. ( Thomas, 2000 :15 ).
1.4.7 Atlet PPOP :
PPOP adalah Pembinaan dan Pembibitan Olahraga Prestasi Provinsi
Jawa Tengah. Lembaga ini melatih atlet-atlet berprestasi agar dapat
meningkatkan kemampuannya dan sebagai regenerasi untuk menggantikan
9
atlet-atlet sebelumnya yang dipandang sudah tidak berprestasi lagi. Dalam
penelitian ini PPOP yang digunakan sebagai obyek penelitian adalah PPOP
Renang Jawa Tengah Tahun 2007..
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
1.5.1 Diharapkan nantinya penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi
peneliti bila peneliti menjadi seorang pelatih atau sebagai orang yang ahli di
bidang olah raga renang.
1.5.2 Bagi para pelatih, untuk menambah pengetahuan bahwa untuk meningkatkan
prestasi renang tidak hanya ketrampilannya saja yang dilatih tetapi juga
kemampuan fisik serta ilmu pendukungnya.
1.5.3 Untuk atlet renang agar dapat menambah pengetahuan, sehingga diharapkan
dapat dijadikan bahan perbandingan unutk kemajuan dan
perkembanmgannya
1.5.4 Bagi peneliti agar dapat sebagai acuan dalam penelitian lebih lanjut.
10
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teknik Renang Gaya Crawl
Renang crawl mempunyai beberapa jenis ialah 1) Gaya Crawl
Australia, 2) Gaya Crawl Amerika, dan 3) Gaya Crawl Jepang ( Kasiyo
Dwijowinoto, 1980 : 12 ). Ada beberapa cara untuk melakukan renang gaya
crawl agar gerakan-gerakan lebih efisien. Cara-cara itu adalah :
2.1.1.1 Mengayun Kaki. Gerakan mengayun kaki dilakukan secara teratur dan santai.
Pergelangan kaki harus benar-benar lentuk, sehingga telapak kaki berayun
tepat pada pergelangan kaki tersebut. Pada saat lutut dalam posisi lurus maka
seluruh kaki tersebut diayunkan kembali.
Gambar : 1 Gerakan Tungkai Gaya Crawl
( Tri Tunggal Setiawan, 2004 : 14 )
Dengan pergelangan kaki yang benar-benar lemas, ayunan kaki ke atas
tersebut akan membuat pergelangan kaki tertekuk oleh tekanan air pada
telapak kaki. Kaki harus terus bergerak ke atas sampai tumit kaki mencapai
11
permukaan air. Pada saat tumit mencapai permukaan air, gerakan kaki
berhenti dan dilanjutkan dengan ayunan kaki kembali ke bawah. Kaki yang
sebelah bergerak dalam pola yang sama tetapi ke arah yang berlawanan
( David, G, Thomas, 2000 : 14 ).
2.1.1.2 Mengayuh. Kayuhan tangan dapat dimulai dengan tangan kanan ataupun kiri.
Mulai mengayuh dari posisi tertelungkup dengan kedua tangan terjulur ke
depan, telapak tangan sekitar 6 inci di bawah permukaan air. Telapak tangan
terus lemas dan jari-jarinya lurus. Jari-jari jangan dirapatkan sebab jari-jari
yang renggang tidak akan mengurangi tenaga kayuhan, tetapi justru akan
memungkinkan pelemasan tangan lebih baik lagi (David, G, Thomas, 2000 :
14 ) .
Gambar : 2 Pola kayuhan tangan huruf S
( David, G, Thomas, 2000 : 14 )
12
2.1.1.3 Koordinasi tangan dan kaki. Gaya crawl modern memberi banyak keleluasaan
untuk memilih pola koordinasi tangan kaki daripada gaya crawl klasik
Amerika ataupun Australia. Ayunan kaki dalam gaya crawl semakin kurang
penting karena daya dorongnya kecil, pada hal gaya crawl memerlukan daya
dorong yang besar. Ada beberapa variasi yang sering digunakan oleh para
perenang, misalnya pola klasik dalam 6 hitungan terutama untuk para
perenang cepat. Ada yang menggunakan pola 4-2 hitungan terutama para
perenang jarak jauh, dan ada yang menggunakan ayunan kaki hanya sebagai
penjaga keseimbangan. ( David, G, Thomas, 2000 : 16 ).
2.1.1.4 Pernafasan dikoordinasikan dengan gerakan tangan. Jika menunggu untuk
bernafas sampai tangan sudah di atas air dalam gerakan pemulihan, beban
tambahan yang diakibatkan oleh tangan yang sudah tidak didukung oleh daya
apung tersebut membuat perenang berusaha untuk mendapatkan daya apung
tambahan dengan mendorong ke bawah dengan menggunakan tangan yang
terjulur ke depan, supaya mulut tetap terangkat sewaktu mengambil nafas.
Sehingga tangan depan menjadi terlalu dalam pada waktu kayuhan berikutnya
dilakukan. Akibatnya akan kehilangan koordinasi dan daya dorong. Memutar
kepala kembali ke dalam air pada hitungan ke 4 atau ke 1. Dan harus mulai
penghembusan nafas pada saat wajah berada di dalam air. Tetapi ada cara lain
untuk menghembuskan nafas ialah pada waktu mengayuh dengan tangan
bukan sisi pernafasan ( David, G, Thomas, 2000 : 16 )
Urutan gerakan pernafasannya adalah sebagai berikut. Memusatkan
perhatian pada kemulusan dan kemudahan berenang. Untuk gerakan yang
13
mulus dan rileks agar diingat untuk mempertahanan kepala dengan satu
telinga tetap di dalam air, pertahankan posisi bahu berputar sampai ujung jari
akan kembali memasuki air, angkat siku tinggi-tinggi, lemaskan seluruh
lengan bawah dan telapak tangan pada waktu gerakan pemulihan dan jangkau
kedepan sehingga ujung jari terlebih dahulu menyentuh air.
Menurut Tri Tunggal Setiawan dalam bukunya Renang Dasar 1 ( 2004
: 8-14 ) mengatakan bahwa teknik renang gaya crawl meliputi beberapa unsur
gerakan yaitu : posisi tubuh, gerakan lengan, gerakan tungkai, gerakan
pengambilan nafas dan gerakan koordinasi.
Posisi tubuh untuk perenang gaya crawl adalah horisontal dengan
kemiringan 25° wajah tetap di dalam air dengan garis permukaan air berada di
tengah rambut. Apabila tungkai terlalu rendah ada kemungkinan badan untuk
bergerak naik hal ini terjadi karena air yang melintas di bawah badan akan
mengenai tungkai dan air di samping akan ke bawah. Penyimpangan air
kebawah akan menimbulkan suatu kekuatan yang menentang atau menghadang
di atas badan dalam arah ke atas. Kekuatan ini menyebabkan peningkatan lebih
lanjut pada tekanan yang berbeda antara permukaan badan bagian atas dan
bagian bawah, sehingga tetap naik. Posisi badan horisontal akan mengurangi
rintangan karena tubuh perenang menyebabkan sedikit ruang di atas badan akan
terisi air sehingga molekul air akan mengalir teratur melintasi badan. Pada saat
recovery untuk pengambilan nafas dan gerakan sapuan, badan harus mengikuti
gerakan lengan tanpa banyak melakukan gerakan kesamping. ( Tri Tunggal
Setiawan, 2004 : 9 )
14
Gambar : 3 Posisi tubuh : a. Dilihat dari bawah, b. Dilihat dari samping
( Tri Tunggal Setiawan, 2004 : 9) .
Gerakan Tangan. gaya crawl terdiri atas beberapa gerakan, ialah :
entry dan pelurusan ( masuknya lengan ), kayuhan ( sapuan bawah dan catch,
sapuan dalam, dan sapuan atas ), recovery. Entry dan atau saat memasukkan
lengan seharusnya berada satu titik yaitu di tengah-tengah depan kepala pada
jarak 12-15 cm di belakang ujung raihan terpanjangnya. Bagian tangan yang
masuk pertama kali ke dalam air adalah ujung jari dengan telapak tangan
menghadap ke arah luar dengan kemiringan 30°-40° dari posisi horisontal
dengan permukaan air. Kesalahan yang sering terjadi pada gerakan ini adalah
masuknya tangan sejajar dengan bahu, telapak tangan menghadap lurus ke arah
permukaan air, tangan masuk pada jangkauan maksimal dari lengan, tangan
masuk terlalu dekat dengan di depan kepala, lengan bawah dan tangan masuk
bersamaan. ( Tri Tunggal Setiawan, 2004:10 ).
15
Gambar : 4 Entry yang baik
(Tri Tunggal Setiawan, 2004 : 11 )
Sapuan Bawah dan Catch atau tangkapan dilakukan ke arah bawah
luar belakang sampai tangan melewati garis bahu dan diakhiri dengan gerakan
atau tangkapan dengan tangan membentuk cangkir dan jari-jari tangan rapat.
Sudut tangan 30°-40° saat melakukan sapuan dan sudut siku mencapai 140°
dengan kedalaman tangan mencapai 40-60 cm ketika pada akhir sapuan bawah
dan gerakan catch. Kesalahan yang sering terjadi pada saat gerakan bawah
adalah telapak tangan menghadap ke bawah dasar kolam dan sapuan tidak
kearah bawah luar belakang tetapi kearah bawah, siku tidak ditekuk ( lurus ),
tidak ada gerakan catch ( Tri Tunggal Setiawan, 2004 : 11 ).
Sapuan Dalam dimulai saat tangan mendekati titik terdalam dari
sapuan bawah yaitu setelah melakukan gerakan catch. Arah gerakan tangan
terputus-putus dari bawah luar belakang menjadi arah dalam belakang menuju
garis tengah badan. Sudut kayuhan harus ditambah menjadi 40°-60° dan
kecepatan kayuhan ditambah menjadi 1,5-3,0 m/dtk. Ada tiga macam sapuan
16
dalam yang sering dipakai oleh para perenang ialah short insweep,adalah
sapuan yang dilakukan tidak sampai pada garis tangan badan, midline insweep
bila sapuan dilakukan tepat pada garis tengah badan, dan crossover insweep.bila
sapuan tangan dilakukan sampai melebihi garus tengah badan. Kesalahan yang
sering dilakukan oleh para perenang adalah tidak menambah kecepatan kayuhan
( Tri Tunggal Setiawan, 2004 : 11-12 ).
Sapuan Atas dilakukan setelah sapuan dalam selesai dengan mengubah
arah sapuan dari arah dalam belakang ke arah belakang atas dengan melewati
bawah pinggang dan berakhir sampai disamping paha tangan jangan terus
digerakkan ke atas dengan cara telapak tangan menghadap ke atas, tetapi tangan
diputar ke arah dalam dengan telapak tangan menghadap paha sehingga saat
ditarik keluar untuk melakukan gerakan recovery hanya mengalami sedikit
hambatan, Kecepatan sapuan atas sebaliknya ditambah menjadi 3-6 m/dt,
dengan sudut serangan 30°-40°. Kesalahan yang sering terjadi pada sapuan ini
adalah tidak menambah kecepatan sapuan pada akhir sapuan tangan tidak
diputar ke arah dalam, sapuan tidak dilakukan sampai maksimal ialah siku tidak
sampai lurus ( Tri Tunggal Setiawan , 2004 : 12 ).
Gerakan recovery diawali dengan keluarnya siku dari air diikuti lengan
bawah dan tangan sementara telapak tangan masih menghadap dalam sehingga
jari kelingking keluar terlebih dahulu . Setelah tangan keluar, siku tetap ditarik
ke dapan terlebih dahulu dan tangan mengikuti sampai sejajar dengan bahu
dengan telapak menghadap ke belakang atas. Setelah tangan sejajar dengan
bahu, baru kemudian tangan digerakkan ke depan dengan telapak tangan tetap
17
menghadap ke belakang untuk melakukan gerakan entry. Saat recovery, otot-
otot lengan harus dalam keadan rileks dan tubuh perenang sebaiknya mengikuti
pergerakan lengan sehingga perputaran bahu, tubuh dan tungkai sebagai satu
kesatuan unit. Perputaran ini penting karena tiga hal yaitu ; menempatkan
tangan pada posisi yang tepat untuk awal kayuhan, menstabilkan posisi badan
saat lengan yang lain melakukan kayuhan, dan meminimalkan gerakan ke
samping yang berlebihan dari tubuh dan tungkai. Kesalahan yang sering
dilakukan oleh para perenang adalah tangan mendahului gerakan siku sebelum
mencapai garis bahu, telapak tangan menghadap ke bawah, saat keluar telapak
tangan menghadap keatas, tangan tidak digerakkan ke atas mengikuti siku tapi
digerakkan ke samping lurus ( Tri Tunggal Setiawan, 2004 : 12-13 ).
Gerakan tungkai dilakukan dengan menggerakkan kedua tungkai ke
atas ( upheat) dan kebawah ( downheat ) bergantian diakhiri lecutan kaki
dengan kedalaman 30-35 cm ( kaki tepat di bawah garis tubuh ) dan lutut
mencapai kedalaman 20-25 cm. Untuk mempertahankan momentum gerakan
tungkai tendangan ke bawah dimulai sebelum kaki berhenti dari pukulan keatas
yaitu ketika tumit mendekati permukaan air. Sementara itu tungkai yang bawah
menekuk lutut dan terus naik dengan membentuk sudut 30°-40°. Ada dua irama
tendangan tungkai yaitu dua tendangan dan enam tendangan. ( Tri Tunggal
Setiawan, 2004 : 13 ).
Gerakan pengambilan nafas dilakukan dengan cara memutar kepala
pada satu arah sisi badan ( kanan atau kiri ) dengan sebagian wajah tetap di
bawah air dan dikoordinasikan dengan perputaran tubuh. Waktu yang paling
18
tepat memutar kepala untuk mengambil nafas adalah saat lengan yang sebidang
melakukan setengah pertama recovery. Ini karena sapuan bawah lengan tersebut
akan menyebabkan badan bergulung kearah pengambilan nafas. Apabila
mengambil nafas kekiri, kepala diputar kekiri ketika lengan kiri mengayun ke
atas dan sebaliknya, memutar badan ke kanan ketika lengan mengayun ke atas.
( Tri Tunggal Setiawan, 2004: 14 ).
Irama gerakan tungkai dan lengan yang sering dipakai oleh perenang
adalah enam dan dua tendangan/lecutan. Tendangan enam lecutan dilakukan
dengan sapuan bawah lengan kiri terjadi secara simultan dengan tendangan
bawah kaki kiri. Sapuan dalam lengan kiri dikoordinasikan dengan tendangan
bawah kaki kanan. Sapuan atas lengan kiri dikoordinasikan dengan tendangan
bawah tungkai kiri. Urutan yang identik terjadi selama gerakan lengan kanan.
Jumlah ini begitu cepat sehingga awal dan akhir setiap tendangan tersebut
bersamaan dengan awal dan akhir sapuan lengan yang berkaitan. Ketika
memikirkan bahwa tarikan lengan dibagi kedalam tiga sapuan, maka menjadi
jelas mengapa ritme enam pukulan merupakan ritme yang paling populer ( Tri
Tunggal Setiawan, 2004 : 14 ). Sementara tendangan dua lecutan dilakukan
apabila ada dua tendangan perputaran lengan atau lebih akuratnya satu
tendangan bawah pergaya lengan. Tiap awal tendangan bawah dibarengi oleh
sapuan dalam yang secara simultan diikuti sapuan bawah dan diakhiri dengan
sapuan atas pada saat tungkai pada akhir tendangan ke bawah ( Tri Tunggal
Setiawan, 2004 : 14 ).
19
2.1.2 Tinggi Badan
Selain faktor-faktor kondisi fisik, teknik, taktik dan mental ada satu
hal lagi yang perlu diperhatikan ialah faktor alamiah yang bersifat genetik
atau menurun seperti misalnya tinggi badan seseorang sebab menurut M,
Sajoto. (1995 : 2 ) Aspek biologis yang berupa struktur dan postur tubuh
seperti halnya tinggi badan adalah salah satu penentu pencapaian kemampuan
dalam olahraga. Dalam cabang olahraga renang, seseorang mengikuti
perlombaan tentu akan menempuh suatu jarak tertentu oleh karena itu seorang
perenang untuk mencapai jarak tersebut akan melibatkan panjang badannya
dan panjang ini berhubungan dengan tinggi badan, sehingga seorang
perenang yang berbadan tinggi akan mencapai jarak lebih cepat bila
dibandingkan mereka yang berbadan pendek. Karena Tinggi badan
berhubungan dengan panjang lengan dan lengan yang panjang akan
memperluas daerah kayuhan dan akan mempercepat laju ke depan. Peranan
lengan disini dapat dilihat dengan jelas pada saat melakukan kayuhan
(David, G, Thomas, 2000 : 14 ). Maka dari uraian tersebut dapat di simpulkan
tinggi badan mempunyai hubungan dengan kecepatan renang gaya crawl
2.1.3 Panjang Lengan
Peranan dari panjang lengan keseluruhan bagi kecepatan renang gaya
Crawl adalah bila perenang memiliki panjang lengan keseluruhan yang
panjang maka akan memperluas daerah kayuhan dan akan mempercepat laju
ke depan. Peranan lengan disini dapat dilihat dengan jelas pada saat
20
melakukan kayuhan (David, G, Thomas, 2000 : 14 ). Hal ini disebabkan
karena perenang yang memiliki lengan yang panjang akan memperluas jari –
jari dari putaran kayuhan lengan, sebab apabila gerakan kayuhan lengan
diumpamakan lingkaran maka lengan akan berfungsi sebagai jari-jari. Bila
dibandingkan antara perenang yang memiliki panjang lengan keseluruhan
yang pendek dan perenang yang memiliki panjang lengan keseluruhan yang
panjang, sedangkan mereka memiliki kekuatan yang sama maka perenang
yang memiliki panjang lengan keseluruhan yang lebih panjang akan lebih
cepat dibanding perenang yang memiliki panjang lengan keseluruhan pendek.
Hal ini sama dengan apa yang diungkapkan Imam Hidayat ( 1997 : 132 ),
diibaratkan sepeda dengan roda yang kecil dalam arti jari-jarinya pendek dan
roda yang besar yang berarti jari-jarinya panjang, apabila kedua roda tersebut
menggelinding menempuh jarak yang sama, maka roda yang kecil memiliki
kecepatan yang tinggi. Sebaliknya bila kedua roda berputar dengan kecepatan
yang sama maka roda yang besar akan menempuh jarak yang lebih lebih
panjang.
2.1.4 VO2 Max
Keadaan paru-paru dalam keadaan bernafas, terdiri dari dua bagian
yaitu volume dan kapasitas paru-paru. Volume paru-paru terdiri dari : tidal
volume, volume cadangan inspirasi, volume cadangan ekspirasi dan volume
residual, sedangkan kapasitas paru-paru terdiri dari: kapasitas inspirasi,
21
kapasitas residual fungsional, kapasitas vital, dan kapasitas total paru-paru.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam diagram berikut :
28
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitin ini akan membuktikan adanya hubungan antara tingi badan,
panjang lengan dan VO2 Max terhadap Kecepatan Renang Gaya Crawl 50 meter
pada atlet PPOP Renang Jawa Tengah Tahun 2007, guna membuktikan hipotesis
yang berbunyi : 1) Ada hubungan antara tinggi badan dengan kecepatan renang
gaya crawl 50 meter pada atlet PPOP renang Jawa Tengah Tahun 2007 2) Ada
hubungan antara panjang lengan dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter
pada atlet PPOP renang Jawa Tengah Tahun 2007 3) Ada hubungan antara VO 2
Max dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter pada atlet PPOP renang Jawa
Tengah Tahun 2007 4) Ada hubungan antara tinggi badan, panjang lengan dan
VO 2 Max dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter pada atlet PPOP renang
Jawa Tengah Tahun 2007.
Metode penelitiannya menggunakan survey tes. Adapun langkah-langkah
penelitian tersebut sebagai berikut :
3.1 Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet PPOP Jawa Tengah
Tahun 2007 usian 13 sampai 17 tahun, yang semuanya berjumlah 12 orang atlet.
Menurut Sutrisno Hadi ( 1986 : 220 ) bahwa yang dimaksud dengan populasi
adalah seluruh penduduk yang dimaksud untuk diselidiki yang paling sedikit
memiliki satu sifat sama. Adapun sifat yang sama pada populasi dalam penelitian
ini adalah : 1) Jenis kelamin sama yaitu putra, 2) Usia sebaya yaitu usia 13
29
tahun sampai 17 tahun. 3) Semua populasi adalah atlet berprestasi. 4) Dilatih
oleh pelatih dan dalam waktu yang sama. Berdasarkan uraian tersebut sebagai
populasi yang digunakan dalam penelitian ini telah memenuhi syarat.
3.2 Sampel Penelitian
Populasi yang ada di dalam penelitian ini seluruhnya berjumlah 12
orang, karena jumlahnya terbatas maka seluruh populasi digunakan sebagai
sampel. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Suharsimi Arikunto
( 2002 :112 ) bahwa dalam penentuan sampel apabila jumlah populasi kecil, atau
kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga tehnik pengambilan
sampel penelitian seperti ini dinamakan penelitian total populasi.
3.3 Variabel Penelitian
Menurut Sutrisno Hadi (1998:9), Variabel adalah gejala yang
bervariasi. Sedangkan variabel-veriabel yang terkait dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
3.3.1 Variabel bebas atau X terdiri atas 3 variabel ialah
3.3.1.1 Variabel bebas 1 atau X1 : Tinggi Badan
3.3.1.2 Variable bebas 2 atau X2 Panjang Lengan
3.3.1.3 Variabel bebas 3 atau X3 VO2 Max
3.3.2 Variabel terikat atau Y yaitu : Kecepatan renang gaya crawl 50 meter
30
3.4 Rancangan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey tes. Desain
penelitian yang digunakan adalah desain korelasional atau corelational Design.
Adapun desain yang dimaksud terlihat pada diagram berikut :
Gambar : 6 Desain Penelitian
( Suharsimi Arikunto, 2002 : 72 )
3.5 Teknik Pengambilan Data
Dalam suatu penelitian, teknik pengumpulan data adalah langkah
penting dalam penelitian. Untuk mengumpulkan data peneliti menggunakan
teknik tes dan pengukuran, tes merupakan alat ukur untuk memperoleh data
atau informasi (Nurhasan, 2001 : 12). Pengukuran merupakan suatu proses
untuk memperoleh informasi (Nurhasan, 2001 : 1). Dari pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa teknik tes dan pengukuran adalah satu cara untuk
mengumpulkan data. Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah
hasil pengukuran tinggi badan, panjang lengan dan VO2 Max serta hasil
Tinggi Badan X1
VO 2 Max X3
Kecepatan renang 50 meter gaya crawl
( Y ) Panjang Lengan
X2
31
kecepatan renang gaya crawl 50 meter pada Atlet PPOP Jawa TengahTahun
2007.
3.6 Prosedur Penelitian
3.6.1 Tahap Persiapan penelitian
1) Guna mendapatkan populasi, peneliti mengajukan ijin penelitian ke pihak
PPOP Renang Jawa Tengah. Setelah memperoleh ijin dari pihak PPOP
Renang Jawa Tengah selanjutnya penulis mengurus surat ijin penelitian ke
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang nantinya
digunakan sebagai rekomendasi dari pihak PPOP Renang Jawa Tengah.
2) Langkah berikutnya adalah menghubungi pihak PPOP Renang Jawa Tengah
mengenai jumlah Atlet usia antara 13 sampai 17 tahun. Setelah mendapat
daftar nama Atlet, peneliti dan pelatih mendiskusikan waktu dan teknik
penelitian, yang selanjutnya kesepakatan tersebut dikonfirmasikan ke dosen
Pembimbing dan atlet yang akan dijadikan populasi penelitian.
3) Tempat penelitian dilaksanakan di Kolam Renang Jati Diri Semarang
4) Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 9 Februari 2007 yang dimulai
pada pukul 17.00 sampai selesai.
3.6.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian
1) Sebelum penelitian dilaksanakan, atlet PPOP renang Jawa Tengah
dikumpulkan lalu dilakukan pendataan ulang, setelah itu melakukan
pemanasan.
2) Pada waktu penelitian dilaksanakan peserta tes harus berpakaian olahraga
renang untuk mempermudahkan pelaksanaan penelitian.
32
3) Untuk pelaksanaan penelitian menggunakan metode penelitian survei
sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan pengukuran
yaitu : 1). Pengukuran titnggi badan dengan menggunakan alat ukur tinggi
badan, 2) Pengukuran panjang lengan dengan menggunakan antropometer,
3) .Pengukuran VO 2 Maqx dengan Multistage Fitness Test. Dan
4) . Pengukuran hasil kecepatan renang gaya crawl 50 meter.
3.6.3 Tahap Penyelesaian Penelitian
Setelah data dikumpulkan maka data tersebut dianalisis dengan
komputerisasi SPSS Versi 10 ( Syahri Alhusin, 2003 :182 ).
3.7 Instrumen Penelitian
Peranan Instrumen dalam penelitian akan banyak menentukan kualitas
dari data yang diperoleh. Oleh karena itu penentuan instrumen penelitian
hendaknya disesuaikan dengan permasalahan, tujuan penelitian dan satu
instrumen haruslah validitas dan reliabilitas. Adapun untuk melaksanakan
penelitian menggunakan metode survey sedangkan untuk mengumpulkan data
menggunakan teknik tes dan pengukuran. Pengambilan data dilakukan dengan
mengukur tinggi badan, panjang lengan, VO 2 Max dan kecepatan renang gaya
crawk 50 meter
3.7.1 Pengukuran Tinggi Badan
Testee dikumpulkan dan diukur tingi badannya. Pelaksanaan
pengukuran tinggi badan adalah diukur dengan alat antropometer yaitu diukur
33
dari lantai sampai kepala bagian atas atau vertex, kepala diatur dalam posisi
frankurt posisi kaki rapat berdiri dalam posisi lurus. Yang dimaksud posisi
frankurt ialah berdiri dengan punggung rata sejajar dengan garis lurus,
pandangan mata ke arah depan, garis antara titik lubang telinga dengan sudut
mata sejajar ( Ketut Natera, 1991 : 15 ) Tinggi badan masing-masing dicatat
dalam satuan cm. Dari data tinggi badan dan diurutkan dari yang tertinggi
sampai yang terendah.
Alat yang digunakan kertas blangko pengukuran, pensil dan
penghapus. Petugas sebagai pengamat pelaksanaan penelitian dan seorang
pencatat hasil. ( Depdikbud, 1990 )
Gambar : 7
Alat Antropometer untuk mengukur tinggi badan dan panjang lengan
( Depdikbud, 1980 : 5 )
34
3.7.2 Pengukuran panjang lengan keseluruhan dilakukan dari acromion sampai
dengan dactylion. Lengan yang diukur adalah lengan kanan. 3) Untuk
penilaian pengukuran panjang lengan keseluruhan menggunakan satuan
ukuran dalam centimeter. Selanjutnya untuk mengetahui Indeks panjang
lengan keseluruhan dapat dilihat pada tebel 1 berikut :
Tabel : Indeks panjang lengan keseluruhan menururt Iwanowski Klasifikasi Panjang Lengan (cm)
Lengan pendek x - 42,9 Lengan sedang 43 – 44,9 Lengan panjang 45 – x
Indeks panjang lengan = Dactylion – Acromiale X 100
TB
3.7.3 Tes VO 2 Max. Untuk mengukuir VO 2 Max dalam penelitian ini
menggunakan Multi stage Fitness Test. Alat, perlengkapan dan persiapan
untuk tes ini adalah:
1) Alat dan perlengkapan : a) Suatu permukaan datar yang tidak licin, sekurang-
kurangnya sepanjang 22 meter, b) Mesin pemutar kaset, c) Kaset audio , d)
Pita meteran, e) Kerucut penanda batas jarak, f) Jarak tiap responden 1-1,5
meter
2) Persiapan responden : a) Responden melakukan pemanasan dahulu, terutama
otot tungkai, b) Pelaksanaan tes dipagi hari tidak melebihi pukul 11 siang,
c) Selama tes responden tidak diperbolehkan beristirahat, berhenti, makan
atau minum.
Adapun pelaksanaan tes tersebut adalah sebagai berikut :
35
1. Peserta mempersiapkan diri di garis start, tiap-tiap periode terdiri atas enam
orang
2. Tape recorder dibunyikan, peserta memperhatikan mulianya aba-aba
3. Bersamaan dengan aba mulai peserta lari menuju garis balik yang jauhnya 20
meter.
4. Kecepatan lari semakin meningkat sesuai dengan aba-aba dalam tape recorder
5. Atlet dianggap selesai jika tidak mampu lagi melanjutkan tes Multistage
6. Pada saat itu dicatat hasilnya sampai ke level berapa dan shuttle berapa.
3.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi penelitian
Dalam suatu penelitian banyak hal-hal yang dapat mempengaruhi
penelitian dan hal tersebut menyebabkan pengaruh terhadap hasil penelitian.
Hal-hal tersebut diantaranya ialah:
3.8.1 Sampel : Apabila sampel belum memahami tata cara pengambilan data maka
data yang terkumpul menjadi tidak valid. Oleh karena itu, sebelum dimulai
testee diberitahu bagaimana caranya dan diberi kesempatan untuk mencoba.
3.8.2 Faktor kesungguhan dan kondisi fisik ampel juga dapat berpengaruh,
misalnya tidak sehat. Untuk masalah kesungguhan atlet PPOP saat dilakukan
tes dapat ditumbuhkan dengan diberi pengertian tentang keuntungan dan
manfaat bagi atlet PPOP, yaitu apabila mengetahui kemampuan fisiknya yang
terkait dengan prestasi olahraga.
36
3.8.3 Teknik pengambilan data dapat menyebabkan terjadi beberapa kesalahan
sehingga berpengaruh terhadap hasil penelitian. Hal ini lebih disebabkan oleh
tester, apakah telah menguasai cara kerja dan penggunaan alat tersebut. Untuk
mengatasi hal itu, pengambil data adalah mahasiswa semester VIII yang telah
lulus untuk mata kuliah tes dan pengukuran. Sehingga paling tidak dijamin
menguasai bagaimana alat tersebut digunakan.
3.8.4 Alat tes itu sendiri, artinya apakah alat tersebut mempunyai validitas yang
memadai, hal itu dapat ditunjukkan dengan surat keterangan bahwa alat masih
layak untuk digunakan dan benar ukurannya. Kesalahan yang mungkin terjadi
tereliminasi terlebih dahulu sehingga tidak berakibatkan data yang diperoleh
tidak valid lagi dan tidak sesuai dengan tujuan semula.
3.9 Analisis Data
Bentuk data dalam penelitian ini adalah bentuk angka meliputi: data
dari tinggi badan, panjang lengan dan VO 2 Max serta hasil tes renang gaya
crawl 50 meter. Secara teknik cara pengukurannya meliputi 4 cara maka
sebelum dilakukan penghitungan statistik deskriptif terlebih dahulu dilakukan
transformasi data diubah kedalam ke skor T baru kemudian dilakukan
penghitungan-penghitungan statistik deskriptif dan juga dilakukan uji
persyaratan yakni uji normalitas menggunakan statistik non parametrik dengan
kolmogorov-Smirnov tes, dan uji homogenitas dengan Chi-Square dan untuk uji
linieritas dan keberartian model dengan uji t dan uji F. Pengolahan data ini
37
menggunakan komputerisasi dengan sistem SPSS versi 10 (Syahri Alhusin, 2003
:182 ).
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data
Pengukuran terhadap variabel penelitian yang meliputi : 1) tinggi
badan, 2) panjang lengan, 3) VO2 maks dan 4) Kecepatan Renang Crawl 50
meter telah dilakukan maka dilakukan tabulasi data dan kemudian dilanjutkan
dengan perhitungan statistik deskriptif yang hasilnya seperti pada tabel 1
berikut :
Tabel : 1 Rangkuman Perhitungan Statistik Deskriptif untuk variabel tinggi
badan, panjang lengan, vo2 maks dan kecepatan renang gaya crawl 50 meter. Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Tinggi Badan 12 34,08 72,47 50,0000 9,99884 Panjang Lengan 12 33,29 71,66 49,9992 9,99994 VO2 Maks 12 37,22 66,52 50,0000 9,99997 Kec Renang Crawl 50 m 12 27,72 66,11 50,0008 10,00133
Dari tabel 1 diatas dapat dijelaskan bahwa : N adalah jumlah sampel,
untuk variabel Tinggi Badan N = 12, nilai minimum = 34.08, nilai maksimal =
72.47, nilai mean = 50.0000, standart deviasi = 9.99884. Variabel Panjang
Lengan N = 12, nilai minimum = 33.29, nilai maksimal = 71.66, nilai mean =
49.9992, standart deviasi = 9.99994. Variabel VO2 Maks N = 12, nilai
minimum = 37.22, nilai maksimal = 66.52, nilai mean = 50.0000, standart
deviasi = 9.99997. Dan untuk kecepatan Renang gaya Crawl N = 12, nilai
minimum = 27.72, nilai maksimal = 66.11, nilai mean = 50.0008, standart
deviasi = 10.00133.
39
4.2 Hasil Penelitian
Setelah penghitungan statistik deskriptif dilakukan selanjutnya
dilanjutkan dengan uji hipotesis, yang sebelumnya dilakukan uji persyaratan
hipotesis yang meliputi : 1) uji normalitas data, 2) uji homogenitas, 3) Uji
linieritas data dan 4) uji keberartian model.
4.2.1 Uji Persyaratan Hipotesis
1) Uji Normalitas Data
Uji ini dimaksudkan untuk melihat apakah beberapa sampel yang telah
diambil berasal dari populasi yang sama ( populasi data berdistribusi
normal ). Uji normalitas data dalam penelitian ini dengan statistik non
parametrik menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Adapun untuk menguji
normalitas ini dengan ketentuan : jika signifikansi > 0.05 berarti
normal, dan jika signikansi < 0.05 berarti tidak normal Dari perhitungan
diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel : 2 Rangkuman hasil perhitungan Uji Normalitas
Berdasarkan rangkuman tabel 2 terlihat bahwa semua variabel
penelitian penyebaran datanya berdistribusi normal, oleh karena itu
penghitungan uji parametrik bisa dilanjutkan
Variabel Signifikansi Keterangan Tinggi Badan 0.722 > 0.05 Normal Panjang Lengan 0.929 > 0.05 Normal VO2 maks 0.770 > 0.05 Normal Kecepatan Renang Crawl 50 m 0.601 > 0.05 Normal
40
2) Uji Homogenitas Data
Uji Homogenitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah
sampel-sampel dalam penelitian ini berasal dari varians yang sama dan uji
ini merupakan prasyarat bila uji statistik infrensial hendak dilakukan
( Singgih Santoso, 2005 : 209 ), uji homogenitas dalam penelitian ini
dengan menggunakan Chi-Square dan dengan ketentuan : jika nilai
signifikansi atau nilai probabilitas > 0.05 berarti data berasal dari
populasi-populasi yang mempunyai varians sama atau homogen, sedang
jika : nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0.05 berarti data berasal
dari populasi-populasi yang mempunyai varians tidak sama atau tidak
homogen. Adapun dari perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 3 Rangkuman hasil perhitungan Uji Homogenitas
Variabel Signifikansi Keterangan Tinggi Badan 1.000 > 0.05 Homogen Panjang Lengan 1.000 > 0.05 Homogen VO2 Maksimal 0.963 > 0.05 Homogen Kecepatan renang Crawl 50m 1.000 > 0.05 Homogen
Dari tabel 3 tersebut diatas nampak bahwa semua data variabel dalam
penelitian yang ada menunjukkan nilai signifikansi atau nilai probabilitas
mean atau nilai rata-rata berada diatas atau > 0.05, berarti bahwa data
berasal dari populasi yang mempunyai varians sama, atau Homogen.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan data dari
semua kelompok penelitian tersebut adalah Homogen atau sampel dalam
41
penelitian ini berasal dari varians yang sama, berarti uji parametrik dapat
dilanjutkan
3) Uji Linieritas data.
Uji linieritas ini dimaksudkan untuk melihat ada tidaknya hubungan
antara prediktor yaitu variabel-variabel tinggi badan ( X1), panjang lengan
(X2), dan VO 2 Max (X3 ), dengan variabel kecepatan renang gaya Crawl
50 meter (Y). Dalam uji linieritas garis regresi ini dengan melihat nilai F
dari perhitungan Anova dengan ketentuan sebagai berikut : jika nilai
signifikansi < 0.05 berarti linier. Sedang jika nilai signifikansi > 0.05
berarti tidak linier . Dari perhitungan data diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel : 4 Rangkuman hasil perhitungan uji linieritas garis regresi
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa tidak semua data variabel dalam
penelitian ini yaitu panjang lengan, VO2 maks garis regresinya tidak linier
berarti bahwa variabel ini dapat digunakan untuk memprediksi variabel
tergantung dan dapat digunakan untuk menggeneralisasi populasi. Oleh
karena itu uji parametrik tidak bisa dilanjutkan. Menurut Singgih Santosa
( 2005, 396 ) menyatakan bahwa jika data yang ada tidak memenuhi
persyaratan uji hipotesis maka digunakan alternatif metode statistik yang
Variabel Fhitung Signifikansi Keterangan Tinggi Badan 5.131 0.047 < 0.05 Linier Panjang Lengan 2.321 0.159 > 0.05 Tidak Linier VO2 Maks 0.012 0.914 > 0.05 Tidak Linier Kec. Renang crawl 50 m 3.841 0.057 < 0.05 Linier
42
tidak harus memakai suatu parameter tertentu seperti keharusan adanya
mean, standart deviasi, varians, metode seperti itu disebut sebagai metode
statisatik nonparametrik. Lebih lanjut dijelaskan bahwa apabila ingin
mengetahui hubungan antar variabel test parametrik regresi maka test non
parametriknya adalah korelasi Spearman atau jika test parametriknya
adalah korelasi Pearson maka test nonparametriknya adalah korelasi
Kendall. Berdasarkan pendapat Singgih Santoso ( 2005 : 442-444 ) maka
uji hipotesis dilanjutkan dengan uji nonparametrik Kendall dan Spearman.
4.2.2 Uji Hipotesis
4.2.2.1 Uji hubungan antara tinggi badan dengan kecepatan renang gaya Crawl 50
meter atlet PPOP Renang Jawa Tengah tahun 2007.
Uji ini dimaksudkan untuk menguji keeratan, arah dan signifikansi
hubungan antara tinggi badan dengan kecepatan renang gaya Crawl 50 meter.
Berdasarkan perhitungan korelasi nonparametrik Kendall’s hasilnya dapat
dilihat dalam rangkuman berikut ini :
Tabel : 5 Rangkuman Perhitungan korelasi nonparametrik Kendall’s
Tinggi Badan
Pnjang Lengan
VO2 maks
Kec.Renang Crawl50 m
Kendall’s tau-b
Tinggi Badan Correlation Coefficient Sig.(2-tailed) N
1.000 .
12
0.677 0.002
12
0.258 0.263
12
0.585 0.009
12
Panjang Lengan
Correlation Coefficient Sig.(2-tailed) N
0.677 0.002
12
1.000 .
12
0.323 0.162
12
0.338 0.130
12
VO2Maks Correlation Coefficient Sig.(2-tailed) N
0.258 0.263
12
0.323 0.162
12
1.000 ..
12
0.032 0.889
12 Kec.Renang
Crawl 50 meter
Correlation Coefficient Sig.(2-tailed) N
0.585 0.009
12
0.338 0.130
12
0.032 0.889
12
1.000 .
12
43
Dari tabel 3 untuk hubungan antara tinggi badan dengan kecepatan
renang gaya Crawl 50 meter besarnya nilai koefisien korelasi diperoleh
sebesar 0.585 > 0.5, angka tersebut menunjukkan ada korelasi yang besar
antara tinggi badan dengan kecepatan renang gaya Crawl 50 meter karena
diatas 0.5, sedangkan tandanya adalah “+ (plus)” menunjukkan bahwa
semakin tinggi badan akan semakin cepat sampai berenangnya. Untuk uji
tingkat signifikansi angka korelasi pada kolom sig. (2-tailed) diperoleh angka
sebesar 0.009 < 0.05, H0 ditolak dengan demikian ada hubungan yang
signifikan antara tinggi badan dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter.
4.2.2.2 Uji hubungan antara panjang lengan dengan kecepatan renang gaya Crawl 50
meter atlet PPOP Renang Jawa Tengah tahun 2007.
Dari tabel 3 untuk hubungan antara panjang Lengan dengan kecepatan
renang gaya Crawl 50 meter besarnya nilai koefisien korelasi diperoleh
sebesar 0.338 < 0.5, angka tersebut menunjukkan ada korelasi yang lemah
antara panjang lengan dengan kecepatan renang gaya Crawl 50 meter karena
dibawah 0.5, sedangkan tandanya adalah “+ (plus)” menunjukkan bahwa
semakin panjang lengannya akan semakin cepat sampai berenangnya. Untuk
uji tingkat signifikansi angka korelasi pada kolom sig. (2-tailed) diperoleh
angka sebesar 0.130 > 0.05, H0 diterima dengan demikian tidak ada hubungan
yang signifikan antara panjang lengan dengan kecepatan renang gaya crawl
50 meter.
44
4.2.2.3 Uji hubungan antara VO2 maks dengan kecepatan renang gaya Crawl 50
meter atlet PPOP Renang Jawa Tengah tahun 2007.
Dari tabel 3 untuk hubungan antara VO2 maks dengan kecepatan
renang gaya Crawl 50 meter besarnya nilai koefisien korelasi diperoleh
sebesar 0.032 < 0.5, angka tersebut menunjukkan ada korelasi yang lemah
antara VO2 maks dengan kecepatan renang gaya Crawl 50 meter karena
dibawah 0.5, sedangkan tandanya adalah “+ (plus)” menunjukkan bahwa
semakin besar VO2 maks akan semakin cepat sampai berenangnya. Untuk uji
tingkat signifikansi angka korelasi pada kolom sig. (2-tailed) diperoleh angka
sebesar 0.889 > 0.05, H0 diterima dengan demikian tidak ada hubungan yang
signifikan antara VO2 maks dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter.
4.2.2.4 Uji hubungan antara tinggi badan, panjang lengan, VO2 maks dengan
kecepatan renang gaya Crawl 50 meter atlet PPOP Renang Jawa Tengah
tahun 2007.
Uji ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis ialah menguji korelasi
antara tinggi badan, panjang lengan, VO2 maks dengan kecepatan renang
gaya Crawl 50 meter atlet PPOP Renang Jawa Tengah. Oleh karena itu uji
yang digunakan adalah uji korelasi ganda. Dengan ketentuan jika signifikansi
> 0.05, adalah signifikan atau jika signifikansi < 0.05 tidak signifikan.
Adapaun hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut :
45
Tabel : 6
Rangkuman Perhitungan Statistik korelasi Ganda
No. Variabel F hitung
Sig Keterangan
1 Tinggi Badan, Panjang Lengan, VO2 Maks dengan
kec. Renang Crawl 50 m
3.841
0.057 > 0.05
Berdasarkan hasil perhitungan statistik seperti terlihat dalam tabel 6
bahwa diperoleh nilai F hitung sebesar 3.841 dan nilai signifikansi sebesar
0.057 > 0.05 kesimpulannya adalah tidak signifikan. Dengan demikian
hipotesis nol yang diajukan berbunyi “ Tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara tinggi badan, panjang lengan, VO2 maks dengan kecepatan
renang crawl 50 meter “ adalah Ditolak, sebaliknya hipotesis alternatif yang
diajukan berbunyi ” Terdapat hubungan yang signifikan antara tinggi badan,
panjang lengan, VO2 maks dengan kecepatan renang crawl 50 meter adalah
Diterima.
4.3 Pembahasan
Hasil dari penelitian ini adalah :
1) Ada hubungan yang signifikan antara tinggi badan dengan kecepatan renang
gaya crawl 50 meter
2) Tidak ada hubungan yang signifikan antara panjang lengan dengan kecepatan
renang gaya crawl 50 meter
46
3) Tidak ada hubungan yang signifikan antara VO2 maks dengan kecepatan
renang gaya crawl 50 meter
4) Ada hubungan yang signifikan antara tinggi badan, panjang lengan, VO2
maks dengan kecepatan renang crawl 50 meter adalah Diterima
Dari hasil penelitian diatas tidak semua hipotesis terbukti atau diterima
mengapa hal itu bisa terjadi, banyak hal yang menjadi penyebab antara lain :
4.3.1 Faktor panjang lengan. Menurut Imam Hidayat ( 1997 : 174-175 ), kesalahan
gerakan kayuhan renang pada umumnya adalah lengan dalam keadaan lurus.
Kerugian dari mekanisme gerak ini adalah lengan yang lurus akan
memperbesar drag sehingga sukar menghimpun kecepatan gerak. Bila
percepatan gerak kurang, maka frekwensi kayuhan akan berkurang. Bila
frekwensi berkurang kecepatan renang akan berkurang juga. Untuk
menanggulangi kerugian tersebut di atas, telapak tangan tidak lagi bergerak
seperti mendayung atau menepis, tetapi gerakannya menyisir. Dengan
menyisir, mekanisme gerak di sini memanfaatkan daya angkat seperti pada
sayap pesawat terbang atau baling-baling pada kapal. Agar dapat menyisir air
ke berbagai arah maka tangan bergerak melengkung. Maka agar frekwensi
kayuhan besar, lengan agak ditekuk sehinga pola gerakanya berbentuk roda
gerigi. Kemungkinan para atlet PPOP juga melakukan kesalahan yang sama
seperti tersebut di atas, sehingga kecepatan berkurang.
4.3.2 Tentang faktor VO2 Max dijelaskan bahwa VO2 Max atau tenaga aerobik
maksimal atau disebut juga penggunaan oksigen maksimal adalah tempo
tercepat dimana seseorang dapat menggunakan oksigen selama berolahraga.
47
VO2 Max mengacu pada kecepatan pemakaian oksigen, bukan sekedar
banyaknya oksigen yang dipakai (Brooks dan Fahey, 1984 : 254 ). Oleh sebab
itu VO2 Max lebih bermanfaat untuk olahraga jenis aerobik. Salah satu ciri
olahraga aerobuik adalah tidak mengerahkan seluruh tanaga untuk suatu gerak
yang cepat, misalnya seperti sprint. Dalam renang 50 meter gaya Crawl,
perenang mengerahkan seluruh tenaga agar dapat berenang dengan cepat,
dengah demikian peranan VO2 Max tidak banyak berarti. Berbeda dengan
misalnya mereka melakukan renang jarak jauh. Sebab renang jarak jauh relatif
tidak memaksakan tenaga untuk memacu gerak yang cepat, tetapi lebih
kepada menghemat tenaga agar dapat berenang dalam tempo lama walaupun
waktu atau lamanya renang juga diperhitungkan. Karena alasan tersebut di
atas maka pengaruh VO2 Max dengan kecepatan renang menjadi tidak
signifikan.
48
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
5.1.1 Ada hubungan yang signifikan antara tinggi badan dengan kecepatan renang
gaya crawl 50 meter pada atlet PPOP Renang Jawa Tengah Tahun 2007.
5.1.2 Tidak ada hubungan antara panjang lengan dengan kecepatan renang gaya
crawl 50 meter pada atlet PPOP Renang Jawa Tengah Tahun 2007..
5.1.3 Tidak ada hubungan yang signifikan antara VO 2 Max dengan kecepatan
renang gaya crawl 50 meter pada atlet PPOP Renang Jawa Tengah Tahun
2007.
5.1.4 Ada hubungan yang signifikan antara tinggi badan, panjang lengan dan VO 2
Max dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter pada atlet PPOP Renang
Jawa Tengah Tahun 2007.
5.2 Saran
Saran yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah :
5.2.1 Tinggi badan adalah penting dalam olahraga renang. Oleh karena itu dalam
menentukan atlet tinggi badan harap dipertimbangkan.
5.2.2 Panjang lengan bukan merupakan gangguan untuk kecepatan renang
walaupun dalam penelitian tidak menunjukkan hubungabn yang signifikan.
49
Oleh sebab itu yang dipentingkan dalam latihan renang bukan panjang
lengannya tetapi kekuatannya..
5.2.3 VO 2 Max penting untuk olahraga renang walaupun di jarak pendek kurang
berarti,. Oleh sebbab itu dianjurkan latihan fisik dilakukan secara intensif.
50
DAFTAR PUSTAKA
A.P Pandjahitan. 1990. Dasar Teori Olahraga dan Organisasi. Bandung. PT. Remaja
Rosida Karya.
Brooks, G.A., Fahly, T.D. 1984 Excercise Physiology ; Human Bioenergetics and its Application, New York : 1 st John, Wilwy and Son Inc.
Clem. W. Thomson, Oh.D,F.A.C.S.M, 1981, Manual of Structural Kinesiology,
London : The C.V. Mosby Company. Depdikbud, 1980, Alat-alat tes dan pengukuran kesegaran jasmani dan
penggunaannya ; Jakarta : Depdikbud. Depdikbud, 1990, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Em Zul Fajri dan Ratu Apriklia Senja, 2000, Kamus Umum Bahasa Indonesia,
Jakarta : Balai Pustaka Garis-garis Besar Halyuan Negara, 1999. Tap. MPR No. II/MPR/1999, Jakarta :
Sekretariat Negara. Guyton.1983. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC Harsono. 1988. Coaching dan Aspek – aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta:
Tambak Kusuma. ----------, 1998, Coaching dan Aspek-aspek Psychologis dalam Choaching, Jakarta : Tambak Kesuma Imam Hidayat. 1997. Biomekanika. Bandung: IKIP Bandung. Jensen,Schultz dan Bangeter, 1983. Applied kinesiology and Biomechanices. New
York: Mc. Graw Hill, Compan Inc Book. John Ihalaw, 1977, Metodologi Penelitian, Salatiga : Satya Wacana Kasiyo Dwijowinoto. 1979. Renang Perkembangan Pengajaran Teknik dan taktik.
Semarang: IKIP Semarang. Ketut Natera, 1991. Tes Pengukuran. Semarang : FPOK – IKIP Semarang.
51
Maglischo, Ernest, W, 1993, Swimming Faster-A ComprehensiveGuide to The
Science of Swimming, Caliofornia, Mayfild Publishing Company. M.Sajoto. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olah
Raga. Semarang: Dahara Prize. Nurhasan, 2001, Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani : Prinsip dan
Penerapannya, Jakarta : Depdiknas. Singgih Santoso, 2005, Statistik Parametrik, Jakarta : PT Elex Media Komputindo. Soejoko Hendromartono. 1992, Olahraga Pilihan Renang. Jakarta : Depdikbud
Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Suharsimi Arikunto.1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
Rineka Cipta. Sutrisno Hadi. 1990. Statistik II, Yogyakarta : Andi Offset. Syahri Alhusin.2003. Aplikasi Statistik Praktis dengan SPSS.10 for Windows.
Yogyakarta: Graha Ilmu Thomas, G. David, 2000, Renang Tingkat Mahir. Diterjemahkan oleh Alfons
Palangkaraya, Jakarta: PT. Raja Grafindo PersadaAlat – Alat Tes Thomson W. Clem. 1981. Manual Of Structural Kinesiology. London : CV. Mosby
Company St. Louis Toronto Tri Tunggal Setiawan, 2004, Buku Ajar Renang I, Semarang : FIK UNNES Wilmore. 1986. Training For Sport and physical Activitiy. Boston : Allyn and Bacon,
Inc Winarno Surahmat, 1982, Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito
52
LAMPIRAN-LAMPIRAN
53
Lampiran 1
54
Lampiran 2
55
Lampiran 3
56
Lampiran 4
PEMBINAAN DAN PEMBIBITAN OLAHRAGA PRESTASI RENANG PROVINSI JAWA TENGAH
SURAT KETERANGAN --------------------------------------------
No. : ……………………………………….
Dengan ini Penanggung jawab PPOP Renang Provinsi Jawa Tengah
menerangkan bahwa :
Nama : Slamet Nugroho Jabatan: Mahasiswa FIK UNNES NIM : 6301403059 Benar-benar telah melakukan penelitian dalam rangka penyusunan Skripsi
dengan judul : “Hubungan Anatara Tinggi Badan, Panjang Lengan dan VO 2 Maks
Dengan Kecepatan Renang Gaya Crawl 50 meter pada Atlet PPOP Renang Jawa
Tengah Tahun 2007. Penelitian tersebut dilaksanakan tanggal 9 Februari 2007.
Demikian surat keterangan ini dibuat, semoga dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Semarang, .........................................
Penanggung jawab PPOP
FD. Hartadi Nurtjojo, S.E.
Lampiran 5
57
Lampiran 6
58
DATA TES TINGGI BADAN, PANJANG LENGAN, VO2 MAX DAN KECEPATAN RENANG GAYA CRAWL 50 METER PADA ATLET PPOP
RENANG JAWA TENGAH TAHUN 2007
Data TES FISIK Kec R 50 m
No. Nama TB PL LEV SHUTT VO2M I II Terbaik Ketr. 1 Guntur P Putra 176 80,1 10 6 48,7 26,32 26,64 26,32 2 Hauta Wijaya 162,5 76,7 10 2 47,4 31,07 30,47 30,47 3 Rendy Pramana 152,5 68,6 9 5 44,5 31,14 32,08 31,14 4 Hans Sebastian 155,5 71,3 10 5 48,7 32,49 31,39 31,39 5 Frantszillato 148 65 9 4 44,5 31,71 31,49 31,49 6 Richo Wibowo 158,5 70,1 10 2 47,4 31,30 31,36 31,30 7 Andree Cipta N 168 73,8 11 9 52,5 29,05 29,31 29,05 8 Rabani Wangsa 158,5 71,7 9 2 43,9 31,14 32,37 31,14 9 Anindyo Absar 156,35 70,1 11 1 50,8 35,67 36,71 35,67
10 Arifin 163,5 72,5 11 4 50,8 30,34 29,53 29,53 11 Reza 157 69 9 1 48,7 27,75 27,80 27,75 12 Denny Budi U 159 70 10 7 43,9 27,95 27,67 27,67
Lanjutan Lampiran 6
59
Data hasil pengukuran tinggi badan, panjang lengan, VO2 Maks Kecepatan renang Crawl 50 meter Atlet PPOP
Jawa Tengah Tahun 2007
Data
No. Nama TB Panj Lengan VO2 MAKS Kec.renang Crawl 50m 1 Guntur P Putra 176 80,1 48,7 26,32 2 Hauta Wijaya 162,5 76,7 47,4 30,47 3 Rendy Pramana 152,5 68,6 44,5 31,14 4 Hans Sebastian 155,5 71,3 48,7 31,39 5 Frantszillato 148 65 44,5 31,49 6 Richo Wibowo 158,5 70,1 47,4 31,30 7 Andree Cipta N 168 73,8 52,5 29,05 8 Rabani Wangsa 158,5 71,7 43,9 31,14 9 Anindyo Absar 156,35 70,1 50,8 35,67
10 Arifin 163,5 72,5 50,8 29,53 11 Reza 157 69 48,7 27,75 12 Denny Budi U 159 70 43,9 27,67
Mean 159,61 71,58 47,65 30,24 Std.Dev 7,29 3,94 2,94 2,44
Lanjutan Lampiran 6
60
Data hasil pengukuran Tinggi Badan, Panjang Lengan, VO2 Maks Kecepatan renang Gaya Cawl 50 meter atlet PPOP
Jawa Tengah tahun 2007 Transformasi Data Ke skor T
Data
No. Nama TB Panj
Lengan VO2 MAKS Kec.renang Crawl 50m 1 Guntur P Putra 72,47 71,66 53,58 66,11 2 Hauta Wijaya 53,96 63,02 49,15 49,07 3 Rendy Pramana 40,25 42,44 39,27 46,32 4 Hans Sebastian 44,36 49,30 53,58 45,29 5 Frantszillato 34,08 33,29 39,27 44,88 6 Richo Wibowo 48,47 46,25 49,15 45,66 7 Andree Cipta N 61,50 55,65 66,52 54,90 8 Rabani Wangsa 48,47 50,32 37,22 46,32 9 Anindyo Absar 45,53 46,25 60,73 27,72
10 Arifin 55,33 52,35 60,73 52,93 11 Reza 46,42 43,46 53,58 60,24 12 Denny Budi U 49,16 46,00 37,22 60,57
Lampiran 7
61
Descriptives Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Tinggi Badan 12 34,08 72,47 50,0000 9,99884 Panjang Lengan 12 33,29 71,66 49,9992 9,99994 VO2 Maks 12 37,22 66,52 50,0000 9,99997 Kec Renang Crawl 50 m 12 27,72 66,11 50,0008 10,00133 Valid N (listwise) 12
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Tinggi
Badan Panjang Lengan
VO2 Maks Kec Renang Crawl 50 m
N 12 12 12 12 Normal Parameters Mean 50,0000 49,9992 50,0000 50,0008
Std. Deviation 9,99884 9,99994 9,99997 10,00133 Most Extreme Differences Absolute ,200 ,157 ,192 ,221
Positive ,200 ,157 ,192 ,144 Negative -,120 -,142 -,140 -,221
Kolmogorov-Smirnov Z ,693 ,544 ,664 ,766 Asymp. Sig. (2-tailed) ,722 ,929 ,770 ,601
a Test distribution is Normal. b Calculated from data. NPar Tests Chi-Square Test
Test Statistics Tinggi Badan Panjang Lengan VO2 Maks Kec Renang Crawl 50 m
Chi-Square ,833 ,833 1,000 ,833 Df 10 10 5 10
Asymp. Sig. 1,000 1,000 ,963 1,000 a 11 cells (100,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 1,1. b 6 cells (100,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 2,0. Regression
Variables Entered/Removed Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Tinggi Badan , Enter a All requested variables entered. b Dependent Variable: Kec Renang Crawl 50 m
Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,582 ,339 ,273 8,52758
62
a Predictors: (Constant), Tinggi Badan
ANOVA Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 373,096 1 373,096 5,131 ,047 Residual 727,196 10 72,720 Total 1100,292 11
a Predictors: (Constant), Tinggi Badan b Dependent Variable: Kec Renang Crawl 50 m
Coefficients Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients t
Sig.
Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 20,878 13,091 1,595 ,142 Tinggi Badan ,582 ,257 ,582 2,265 ,047
a Dependent Variable: Kec Renang Crawl 50 m Regression
Variables Entered/Removed Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Panjang Lengan , Enter a All requested variables entered. b Dependent Variable: Kec Renang Crawl 50 m
Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,434 ,188 ,107 9,45004 a Predictors: (Constant), Panjang Lengan
ANOVA Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 207,259 1 207,259 2,321 ,159 Residual 893,032 10 89,303 Total 1100,292 11
a Predictors: (Constant), Panjang Lengan b Dependent Variable: Kec Renang Crawl 50 m
Coefficients Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 28,298 14,505 1,951 ,080 Panjang Lengan ,434 ,285 ,434 1,523 ,159
a Dependent Variable: Kec Renang Crawl 50 m Regression
Variables Entered/Removed
63
Model Variables Entered Variables Removed Method 1 VO2 Maks , Enter
a All requested variables entered. b Dependent Variable: Kec Renang Crawl 50 m
Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,035 ,001 -,099 10,48310 a Predictors: (Constant), VO2 Maks
ANOVA Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1,338 1 1,338 ,012 ,914 Residual 1098,954 10 109,895 Total 1100,292 11
a Predictors: (Constant), VO2 Maks b Dependent Variable: Kec Renang Crawl 50 m
Coefficients Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t Sig.
Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 51,744 16,091 3,216 ,009 VO2 Maks -3,487E-02 ,316 -,035 -,110 ,914
a Dependent Variable: Kec Renang Crawl 50 m Regression
Variables Entered/Removed Model Variables Entered Variables Removed Method
1 VO2 Maks, Panjang Lengan, Tinggi Badan , Enter a All requested variables entered. b Dependent Variable: Kec Renang Crawl 50 m
Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,768 ,590 ,437 7,50735 a Predictors: (Constant), VO2 Maks, Panjang Lengan, Tinggi Badan
ANOVA Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 649,409 3 216,470 3,841 ,057 Residual 450,882 8 56,360 Total 1100,292 11
a Predictors: (Constant), VO2 Maks, Panjang Lengan, Tinggi Badan b Dependent Variable: Kec Renang Crawl 50 m
Coefficients
64
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients t Sig.
Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 37,175 13,758 2,702 ,027 Tinggi Badan 1,612 ,614 1,611 2,624 ,030 Panjang Lengan -,843 ,578 -,843 -1,460 ,182 VO2 Maks -,512 ,267 -,512 -1,920 ,091
a Dependent Variable: Kec Renang Crawl 50 m Correlations
Correlations Tinggi
Badan Panjang Lengan VO2 Maks Kec Renang
Crawl 50 m Tinggi Badan Pearson Correlation 1 ,917 ,500 ,582 Sig. (2-tailed) , ,000 ,098 ,047 N 12 12 12 12 Panjang Lengan Pearson Correlation ,917 1 ,390 ,434 Sig. (2-tailed) ,000 , ,210 ,159 N 12 12 12 12 VO2 Maks Pearson Correlation ,500 ,390 1 -,035 Sig. (2-tailed) ,098 ,210 , ,914 N 12 12 12 12 Kec Renang Crawl 50 m Pearson Correlation ,582 ,434 -,035 1
Sig. (2-tailed) ,047 ,159 ,914 , N 12 12 12 12
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Nonparametric Correlations
Correlations Tinggi
Badan Panjang Lengan
VO2 Maks Kec Renang Crawl 50 m
Kendall's tau_b Tinggi Badan Correlation Coefficient 1,000 ,677 ,258 ,585 Sig. (2-tailed) , ,002 ,263 ,009 N 12 12 12 12 Panjang Lengan Correlation Coefficient ,677 1,000 ,323 ,338 Sig. (2-tailed) ,002 , ,162 ,130 N 12 12 12 12 VO2 Maks Correlation Coefficient ,258 ,323 1,000 ,032 Sig. (2-tailed) ,263 ,162 , ,889 N 12 12 12 12 Kec Renang Crawl 50 m Correlation Coefficient ,585 ,338 ,032 1,000 Sig. (2-tailed) ,009 ,130 ,889 ,
N 12 12 12 12 ** Correlation is significant at the .01 level (2-tailed). Lampiran 8
65
Lanjutan Lampiran 8
66
Lampiran 9
Dokumentasi Penelitian
67
Gambar 1 : Pengukuran Panjang Lengan
Gambar 2 : Pengukuran Panjang Lengan
68
Gambar 3 : Pengukuran Tinggi Badan
Gambar 4 : Tes Multi Stage Fitness
69
Gambar 5 : Tes Multi Stage Fitness
Gambar 6 : Tes Multi Stage Fitness
70
Gambar 7 : Tes Multi Stage Fitness
Gambar 8 : Start 50 meter Crawl
71
Gambar 9 : Start 50 meter Crawl
top related