referat.pptx
Post on 08-Aug-2015
73 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Referat
Terapi Inhalasi
Oleh : Harsul Haddi Abdillah
Pembimbng : dr. Yulia Hernawati, Sp.A
Pendahuluan
Sebelum era kemoterapi, pasien tuberkulosis paru dianjurkan untuk berlibur di tepi pantai dan berlayar di laut sebagai cara penyembuhannya.
Partikel garam yang terkandung dalam udara laut dipercaya berpengaruh baik.
Inhalasi asap akar-akaran dan bagian-bagian lain dari tumbuh-tumbuhan telah lama dikenal dalam pengobatan tradisional.
Pada abad ke 19 dikenal “rokok asma”, antara lain dibuat dari daun kecubung dan Atropa belladona, yang bila dibakar asapnya mengandung kondensat anti kolinegik, derivat skopolamin dan atropin, dalam bentuk aerosol.
Definisi Terapi inhalasi adalah pemberian obat ke dalam
saluran napas dengan cara inhalasi. (Rasmin M, Rogayah R, Wihastuti R, Fordiastiko, Zubaedah, Elsina S. Pulmonologi FKUI.2001)
Terapi inhalasi juga dapat diartikan sebagai suatu pengobatan yang ditujukan untuk mengembalikan perubahan-perubahan patofisiologi pertukaran gas sistem kardiopulmonal ke arah yang normal, seperti dengan menggunakan respirator atau alat penghasil aerosol. ( Harjono RM, Oswari J, Ronardy DH, et al, Ed. EGC. Jakarta. 1994
Fisiologi Saluran Nafas Secara fungsional saluran nafas dibagi atas
bagian yang berfungsi sebagai
Konduksi (penghantar udara )
Respirasi ( saluran udara)
sebagai proteksi dan pengaturan
kelembaban udara. (rongga hidung,
rongga mulut, faring, laring, trakea, sinus
bronkur dan bronkiolus
nonrespiratorius.)
terjadi pertukaran udara (difus) yang
sering disebut dengan unit paru (lung unit),
yang terdiri dari bronkiolus
respiratorius, duktus alveolaris, atrium dan
sakus alveolaris.
Secara histologis epitel yang melapisi permukaan saluran pernapasan terdiri dari :
Di bawah lapisan epitel tersebut terdapat lamina propria yang berisi kelenjar-kelenjar, pembuluh darah, serabut saraf dan kartilago
epitel gepeng berlapis berkeratin dan tanpa
keratin(mulut)
epitel silindris bertingkat bersilia
(hidung,trakea,bronkus)
epitel silindris rendah/kuboid bersilia
dengan sel piala (bronkiolus terminalis)
epitel kuboid selapis bersilia (bronkiolus
respiratorius)
epitel gepeng selapis (duktus alveolaris, sakus
alveolaris, alveolus)
Dari semua itu barulah kita pahami bagaimana obat dapat masuk dan bekerja pada paru-paru.
Obat masuk dengan perantara udara pernapasan (mekanisme inspirasi dan ekspirasi) melalui saluran pernapasan
kemudian menempel pada epitel selanjutnya diabsorpsi dan sampai pada target organ bisa berupa pembuluh darah,
kelenjar dan otot polos.
Agar obat dapat sampai pada saluran napas bagian distal dan mencapai target organ, maka ukuran partikel obat harus disesuaikan dengan ukuran/diameter saluran napas.
Tujuan dan Sasaran Traktus respiratorius →mudah dicapai dari luar
→ inhalasi aerosol → tujuan efek sistemik.
Keuntungan →terhindardari sirkulasi portal. Efek topikalnya; yakni konsentrasi yang tinggi di paru-paru, dengan dosis obat yang kecil : 10% dari dosis oral dan efek sistemik yang minimal
Absorpsi cepat → permukaan absorpsi luas, terhindar dari eliminasi lintas pertama di hati.
Kelemahan
Jumlah obat yang mencapai paru-paru sulit dipastikan
Koordinasi, pasien harus sudah benar- benar mahir
Perbandingan Terapi Inhalasi dan Oral
Inhalasi Oral
Dosis Rendah Tinggi
Mulai kerja obat Cepat Lambat
Efek samping Sedikit Banyak
Cara pemberian Perlu latihan Mudah
Lama kerja obat 5-6 jam 5-6 jam
Tempat kerja obat Langsung Tidak langsung
Indikasi Asma Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) Sindrom obstruktif post tuberkulosis Fibrosis kistik Bronkiektasis Keadaan atau penyakit lain dengan sputum
yang kental dan lengket.
3 jenis obat Inhalasi Bronchodilatator Pengencer dahak Anti alergi.
Ketiga obat tersebut memiliki ukuran molekul yang berbeda, sehingga perlu dilakukan pemilihan Nebulizer yang sesuai.
Kontraindikasi Pasien yang tidak sadar Keadaan dimana suara napas tidak ada/berkurang,
kecuali jika terapi nebulizer diberikan melalui endotracheal tube yang menggunakan tekanan positif.
Pemakaian katekolamin pada pasien dengan cardiac irritability harus dengan perlahan. Ketika diinhalasi katekolamin dapat meningkatkan cardiac rate dan menimbulkan disritmia
Tidak dapat diberikan terlalu lama melalui IPPB/Intermittent Positive Pressure Breathing, Sebab IPPB mengiritasi dan meningkatkan bronkhospasme
Jenis-jenis Terapi Inhalasi Penguapan (gas powered hand held nebulizer) Inhaler dosis terukur (MDI, metered dose
inhaler) DPI (dry powder inhaler)
Nebulaizer Memakai disposible nebulizer mouth piece
dan pemompaan udara (pressurizer) atau oksigen.
Keuntungan nebulaizer adalah dapat digunakan dengan larutan yang lebih tinggi konsentrasinya dari MDI.
Dapat mengubah obat yang berbentuk larutan menjadi aerosol dengan ukuran partikel yang sangat kecil (< 5π)
Kerugiannya adalah hanya 50 – 70% saja yang berubah menjadi aerosol, dan sisanya terperangkap di dalam nebulizer itu sendiri.
Komponen nebulaizer
Penggunaan Nebulaizer Jumlah cairan hand held nebulizer adalah 4 cc,
kecepatan gas 6 – 8 liter/menit. Biasanya dalam penggunaannya digabung dalam mukolitik (asetilsistein) atau natrium bikarbonat. Untuk pengenceran biasanya digunakan larutan NaCl.
Nebulizer digunakan dengan cara menghirup dengan cara menghirup larutan obat yang telah diubah menjadi bentuk kabut. Nebulizer sangat cocok digunakan untuk anak-anak, usila dan mereka yang sedang mengalami serangan asma.
Ultrasonic nebulaizer
Ultrasonik nebulizer menjadi pilihan pertama terapi inhalasi pada anak-anak
Menghasilkan uap yang banyak dan memberikan waktu terapi yang singkat serta tidak terlalu berisik.
Namun jenis nebulizer ini tidak cocok untuk obat anti alergi yang memiliki molekul besar
Jet nebulaizer Cocok untuk obat anti
alergi yang memiliki molekul besar.
Lebih bising namun cocok untuk segala jenis obat.
Contoh produk yang bisa digunakan dengan nebulizer: Bisolvon solution, Pulmicort respules, Ventolin nebulas.
Anak-anak usia kurang dari 2 tahun membutuhkan masker tambahan untuk dipasangkan ke nebulizer
Dosis yang rendah dapat menurunkan absorpsi sistemik dan efek samping sistemik.
Udara yang dihirup melalui nebulizer telah lembab, yang dapat membantu mengeluarkan sekresi bronkus.
frekuensi vibrator yang tinggi, sehingga dengan mudah dapat mengubah cairan menjadi partikel kecil yang bervolume tinggi, yakni mencapai 6 cc/menit dengan partikel yang uniform.
Besarnya partikel adalah 5 mikron dan partikel dengan mudah masuk ke saluran pernapasan, sehingga dapat terjadi reaksi, seperti bronkospasme dan dispnoe
Dipakai secara intermiten, untuk menghasilkan sputum dalam waktu yang pendek pada pasien dengan sputum yang kental.
Perbandingan nebulaizer
Parameter Jet Ultrasonic
Teknik
Sumber tenaga Listrik / udara dengan tekanan
Listrik
Cara kerja Aliran udara tekanan tinggi (Hukum Bernoulli)
Osilasi frekuensi tinggi (Piezzo-electric crystal)
Arus aliran udara 6 – 8 lt/menit -
Suara Bising Tenang
Posisi alat Bebas Harus datar benar
Volume labu Sedikit < 5 cc Lebih banyak > 10 cc
Klinis
Obat yang dinebulisasi
Semua Steroid tidak bisa
Lain – lain
Harga Lebih murah Mahal
perawatan Lebih murah sulit
Inhaler Dosis Terukur (IDT) / Metered Dose Inhaaler (MDI)
Digunakan pada pasien yang sedang berobat jalan.
Mudah dibawa kemana-mana , menjadi pilihan utama penderita asma.
Untuk satu produk inhaler 60-400 dosis/semprotan.
Contoh produk: Alupent, Becotide, Bricasma, Seretide, Barotec, Ventolin.
MDI dan komponennya
Cara pemakaian MDI1. Kanister dikocok arah atas bawah 3-4 kali agar obat tetap homogen
2. Tutup MDI dibuka
3. MDI dipegang tegak, lalu pasien ekspirasi maksimal dengan tengadah
4. Mulut kanister diletakan diantara bibir, lalu bibir dirapatkan dan dilakukan inspirasi perlahan
5. Pada pertengahan inspirasi kanister ditekan agar obat keluar, inspirasi dilanjutkan perlahan dan dalam samppai maksimal
6. MDI dilepas, dan pasien diminta menahan napas selama ± 10 detik, lalu keluarkan napas pelan2
7. Setelah selesai, pasien diminta berkumur untuk membersihkan obat yang tertinggal dimulut, sehingga mengurangi absorpsi sistemik.
8. Apabila diperlukan, setelah 30 dtk / 1 mnt, prosedur yang sama dapat di ulang lagi
Beberapa kesalahan yang sering dijumpai pada penggunaan MDI Kurangnya koordinasi antara menekan
kanister dan saat menghisap Inspirasi terlalu cepat Tidak berhenti sesaat setelah menghisap Tidak mengocok kanister sebelum digunakan Tidak membuka tutupnya Terbalik pemakaiannya
Cara memperkirakan isi MDI
MDI dengan spacer Untuk bayi dan anak yang sulit dalam
menggunakan MDI biasa, sebagai alat penyambung.
Pasien dapat menghirup lebih mudah tanpa diperlukan ketepatan waktu antara menghirup dan menekan kanister.
Untuk menambah jarak antara mouthpiece dengan mulut sehingga kecepatan aerosol saat dihisap berkurang dan menghasilkan partikel berukuran kecil.
Cara pemakaian MDI dengan spacer
Dry Powder Inhaler Tidak mengandung propelan dan lebih tidak
memerlukan koordinsi pasien. Memerlukan hisapan yang kuat, anak > 5
tahun. Deposisi obat dalam paru dan lebih konstan di
banding MDI tanpa spacer. Beberapa jenis DPI, accuhaler, turbuhaler,
cyclohaler, rotahaler, dan diskhaler.
Turbuhaler Digunakan dengan cara menghisap, dosis
obat ke dalam mulut, kemudian diteruskan ke paru-paru. Satu produk turbuhaler mengandung 60-200 dosis. Ada indicator dosis yang akan memberitahu anda jika obat hampir habis. Contoh produk: Bricasma, Pulmicort, Symbicort.
Cara pemakaian Tubuhaler
Cara pemakaian Accuhaler
Cara pemakaian cyclohaler
Rotahelar Digunakan dengan cara yang mirip dengan
turbuhaler. Perbedaan setiap kali akan menghisap obat, rotahaler harus didiisi dulu dengan obat yang berbentuk kapsul/rotacap. Jadi rotahaler hanya berisi satu dosis, rotahaler sangat cocok untuk anak-anak dan usia lanjut. Contoh produk: Ventolin Rotacap
Cara pemakaian rotahaler
Kelebihan dan kekurangan berbagai jenis alat inhalasiTipe Kelebihan Kekurangan
Nebulaizer jet •Tidak membutuhkan koordinasi•Efektif dengan volume tidal pernafasan•Dosis besar bisa diberikan•Modifikasi dosis bisa dilakukan•Dapat digunakan dengan oksigen•Bisa dengan terapi kombisasi•Tidak ada pelepasan CFC
•Tidak praktis dibawa•Dibutuhkan sumber gas dengan tekanan ke sumber listrik•Dibutuhkan pembersihan alat setelah pemakaian•Kemungkinan kontaminasi•Tdk semua obat tersedia dalam bentuk cairan•Pesiapan lebih lama•Tidak mengubah suspensi aerosol dengan baik•Waktu pemberian obat lama•mahal
Nebulaizer ultrasonik
•Tidak perlu koordinasi•Dosis besar bisa•Dosis bisa dimodif•Tidak ada pelepasan CFC•Tidak bising•Kecil dan praktis•Penghantaran obat lebih cepat•Obat tidak hilang selama ekspirasi
•Tidak praktis dibawa•Dibutuhkan sumber gas dengan tekanan ke sumber listrik•Dibutuhkan pembersihan alat setelah pemakaian•Kemungkinan kontaminasi•Tdk semua obat tersedia dalam bentuk cairan•Dapat menyebabkan iritasi•Pesiapan lebih lama•Waktu pemberian obat lama•Mahal
Tipe Kelebihan Kekurangan MDI •Praktis dibawa
•Penobatan lebih cepat•Tidak diperlukan persiapan obat sebelumnya•Tidak ada kontaminasi•Dose –dose reproducibility tinggi•Resiko kontaminasi minimal
•Koordinasi harus baik•Dosis yang tersisa sulit diketahui•Deposisis orofaring tinggi•Potensial penyalahgunaan•Tidak semua obat tersedia
MDI dengan spacer •Koodinasi lebih sedikit•Mengurangi deposisi obat di faring
•Inhalasi bisa jadi sulit untuk beberapa penderita•Dapat mengurang dosis yang tersedia jika tidak digunakan dengan baik•Lebih mahal dibanding tanpa spacer•Tidak praktis dibanding MDI
DPI •Koordinasi lebih sedikit•Tidak memerluka propelan•Kecil dan praktis dibawa•Pemberian obat lebih cepat•Resiko kontaminasi minimal
•Membutuhkan inspirasi yang kuat•Beberapa alat hanya dosis tunggal•Deposisi orofaring tinggi•Tidak semua obat tersedia dalam bentuk ini
Alat inhalasi yang direkomendasikan berdasarkan umur
Umur Obat pereda Obat pengendali
(tahun) (Agonis ß2) (kortikosteroid, agonis ß2 kerja lama)
0 -2 MDI dengan spacer dan masker nebulaizer
MDI dengan spacer dan masker nebulaizer
3 – 5 MDI dengan spacer & masker / mouthpiece nebulaizer
MDI dengan spacer & masker / mouthpiece nebulaizer
6 – 12 MDI dengan spacer & masker / mouthpiece DPI
MDI dengan spacer & masker / mouthpiece DPI
> 12 DPIMDI
MDI dengan spacer & masker / mouthpiece DPI
Aerosol dan Keberhasian Terapi Ukuran partikel. 8 – 15 µ (bronkus dan
bronkiolus), 2 µ (alveolus) 40 µ (bronkus utama). Partikel yang banyak digunakan pada terapi aerosol adalah partikel yang berukuran antara 8 – 15 mikron.
Gravitasi (gaya berat). Semakin besar suatu partikel, maka akan semakin cepat pula partikel tersebut menempel pada saluran pernapasan. Akan tetapi keadaan ini juga tergantung pada viskositas dari bahan pelarut yang dipakai.
Inersia. Menyebabkan partikel didepositkan. Molekul air mempunyai massa yang lebih besar daripada molekul gas di dalam saluran pernapasan. Partikel yang ada di bronkus lebih mudah bertabrakan daripada partikel yang ada di saluran pernapasan yang besar. Semakin kecil diameter saluran pernapasan, maka akan semakin besar pula pengaruh dari inersia gas.
Aktivitas kinetik. Keadaan ini dialami oleh partikel yang lebih kecil dari 0,5 mikron. Semakin besar energi kinetik yang digunakan, maka akan semakin besar kemungkinan terjadinya tabrakan di antara aerosol dan akan semakin mudah terjadinya kolisi dan selain itu juga akan semakin mudah partikel tersebut bergabung.
Sifat-sifat alamiah dari partikel. Sifat-sifat alamiah dari partikel ditentukan oleh tonik (osmotik). Larutan yang hipotonik akan mudah kehilangan air akibat dari penguapan. Aerosol elektrik yang dihasilkan oleh ultrasonik nebulizer bermuatan lebih besar daripada mekanikal nebulizer. Pada temperatur yang panas molekul-molekul akan mempunyai ukuran yang lebih besar dan akan mudah jatuh
Sifat-sifat dari pernapasan. Pada prinsifnya jumlah dari aerosol yang berubah menjadi cairan ditentukan pula oleh volume tidal, frekuensi pernapasan, kecepatan aliran inspirasi, dan apakah bernapas melalui mulut atau hidung, dan juga memeriksa faal pernapasan pada umumnya.
Obat / Zat pada Terapi Inhalasi beta 2 agonis seperti epinefrin, fenoterol, isoproterenol,
orsiprenalin, salbutamol, terbutalin. Steroid seperti fluticasone, beclometasone, budesonide. Antikolinergik seperti atropin dan ipratropium
(Atrovent), bromide. Antibiotik seperti amikacin, gentamycin, colistine,
tobramycin, pentamidine. Antivirus seperti ribavirin Mukolitik seperti N-acetylcyateine, bromhexine Miscellaneous seperti cromolyn sodium, lidocaine,
larutan salin (normal saline) Kombinasi 2 macam obat seperti salbutamol, dan
iprapropium bromide (combivent), salmeterol dan fluticasone propionate (seretide)
Obat asma secara inhalasi
Fungsi Nama generik Nama dagang Sediaan Keterangan
Obat pereda(reliever)
Golongan ß-antagonis (kerja pendek)
Terbutalin Bricasma Turbuhaler, respule
Salbutamol Ventolincybutol
MDI, Rotahaler, Diskhaler, nebule Cyclohaler
Orsiprenalin Alupent MDI
Fenoterol Berotec MDI
Golongan antikolinergik
Ipratropium Atrovent MDI
Bromide Combivent Nebule (kombinasi salbutamol)
Obat pengendali (controller)
Golongan anti-inflamasi non-steroid
Kromoglikat Intal-5 MDI Tidak tersedia lagi
Nedokromil Tilade MDI Tidak tersedia lagi
Golongan anti-inflamasi steroid
Budesonid Pulmicort Cyclotideinflammide
DPI (Turbuhaler)CyclohalerMDI
Flutikason Flixotide MDI, Diskhaler Nebule MDI tersedia dalam bentuk kombinasi dengan salmeterol
Beklometason Becotide, beklomet MDI, Rotahaler, Diskhaler
Golongan ß-agonis kerja panjang
Prokaterol Meptin MDI
Salmeterol Serevent MDI Tersedia dalam bentuk kombinasi dengan fluticason
Obat untuk nebulisasi, jenis dan dosis
Nama generik Nama dagang Sediaan Dosis nebulisasi
Golongan ß-agonis
Fenoterol Berotec Solution 0,1% 5-10 tetes
Salbutamol Ventolin Nebule 2,5% 1 nebule (0,15mg/kgbb/dosis)
Terbutalin Bricasma Respule 2,5% 1 respule
Golongan antikolinergik
Ipratropium bromide
Atrovent Solution 0,025%
>6 thn: 8-20 tetes≤6 thn: 4-10 tetes (0,25%mg/kgbb/dosis)
Golongan steroid
Budesonide Pulmicort Respules
Flutikason Flixotide Nebules
Efek samping dan Kompliksi Jika aerosol diberikan dalam jumlah besar,
maka dapat menyebabkan penyempitan pada saluran pernapasan (bronkospasme). Disamping itu bahaya iritasi dan infeksi pada jalan napas, terutama infeksi nosokomial juga dapat terjadi.
top related