referat anastesi
Post on 21-Feb-2016
14 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Pada pemeriksaan penunjang, didapatkan pada:
1. Foto Rontgen
Gambaran radiologis yang tampak pada foto röntgen kasus pneumotoraks antara
lain:
a. Bagian pneumotoraks akan tampak lusen, rata dan paru yang kolaps akan
tampak garis yang merupakan tepi paru. Kadang-kadang paru yang kolaps
tidak membentuk garis, akan tetapi berbentuk lobuler sesuai dengan lobus
paru.
b. Paru yang mengalami kolaps hanya tampak seperti massa radio opaque yang
berada di daerah hilus. Keadaan ini menunjukkan kolaps paru yang luas sekali.
Besar kolaps paru tidak selalu berkaitan dengan berat ringan sesak napas yang
dikeluhkan.
c. Jantung dan trakea mungkin terdorong ke sisi yang sehat, spatium intercostals
melebar, diafragma mendatar dan tertekan ke bawah. Apabila ada
pendorongan jantung atau trakea ke arah paru yang sehat, kemungkinan besar
telah terjadi pneumotoraks ventil dengan tekanan intra pleura yang tinggi.
Foto Rö pneumotoraks (PA), bagian yang ditunjukkan dengan anak panah
merupakan bagian paru yang kolaps
2. Analisa Gas Darah
Analisis gas darah arteri dapat memberikan gambaran hipoksemi meskipun pada
kebanyakan pasien sering tidak diperlukan. Pada pasien dengan gagal napas yang
berat secara signifikan meningkatkan mortalitas sebesar 10%.
3. CT-scan thorax
CT-scan thoraks lebih spesifik untuk membedakan antara emfisema bullosa
dengan pneumotoraks, batas antara udara dengan cairan intra dan ekstrapulmoner
dan untuk membedakan antara pneumotoraks spontan primer dan sekunder.
4. USG
Pneumotoraks dapat juga didiagnosis oleh USG. Udara di rongga pleura
ditampilkan pantulan gelombang yang sangat tajam. Tidak seperti udara
intrapulmoner, pantulan gelombang tidak bergerak saat respirasi. Bagaimanapun juga,
luas pneumotoraks ditentukan dengan radiologis dada. (Departemen ilmu penyakit
paru, 2010)
Menggunakan Linear array transducer (Small parts/high frequency probe) dengan
pasien dalam posisi supinasi, scan dipermukaan anterior dinding dada menarik garis
sagital (longitudinal). Scan mulai dari anterior axillary line ke para sternal line.
Gambar Anatomi NormalRib shadows (R) are visible as bright reflectors with distal shadow.The Pleura (* *) is a bright echogenic line beneath the ribs.Comet Tail artifacts (> arrows) arise from normal pleura reflecting sound waves.
Tension pneumotoraks dapat berkembang (memburuk) dengan sendirinya, terutama
pada pasien dengan ventilasi tekanan positif. Hal ini bisa segera terjadi atau dalam
beberapa jam ke depan. Sebuah takikardi hipotensi, dijelaskan dan peningkatan tekanan
udara sangat progresif dari tekanan yang semakin meningkat. (Moore,2011)
Gambar Video Anatomi NormalLung sliding back and forthNote the pleura moves with respect to the ribsComet tail artifacts
Gambar Video PneumotoraksNO lung sliding back and forthNote the pleura and ribs move togetherNO comet tail artifacts
Deviasi trakhea menjauh dari sisi dada yang terkena tension. Pergeseran mediastinum. Depresi dari diafragma-hemiselulosa. (Farhan,2013)
Dengan derajat tension pneumotoraks, tidak sulit untuk menilai bagaimana
fungsi kardiovaskuler dapat terganggu akibat tension, karena terdapat adanya
obstruksi pada vena yang kembali ke jantung. Masif tension pneumotoraks memang
seharusnya sudah dapat dideteksi secara klinis dan, dalam menghadapi kolaps
hemodinamik, telah tatalaksana dengan cara emergency thoracostomy - needle atau
sebaliknya. ( Farhan 2013)
Tension pneumotoraks kiri
Sebuah tension pneumotoraks mungkin berkembang saat pasien menjalani
pemeriksaan lanjutan, seperti CT scan (gambar di bawah) atau operasi. kalaupun ada
penurunan oksigenasi pasien atau status ventilasi, dada harus kembali diperiksa.
(Daley, 2013)
CT dari tension pneumotoraks
Adanya (chest tube) bukan berarti pasien tidak bisa berkembang menjadi
tension pneumotoraks. Pasien di bawah ini memiliki ketegangan sisi kanan meskipun
adanya sebuah chest tube. Sangat mudah untuk menilai bagaimana hal ini dapat
terjadi pada gambar CT yang menunjukkan chest tube dalam fisura oblique. Chest
tube disini akan ditempatkan bagian belakang dada, sehingga akan di pertahankan
tetap disana ketika paru-paru didepannya menekan ke arah atas-belakang. Chest tube
pada pasien trauma terlentang harus ditempatkan secara posterior untuk menghindari
komplikasi ini. Komplikasi lain dari tension pneumothorax lainnya seperti
haemothoraks masih akan di-drainase asalkan paru-paru telah mengembang
sepenuhnya. (Farhan,2013)
CT scan juga menunjukkan mengapa tension pneumotoraks tidak terlihat pada
X-ray dada polos paru yang dikompresi belakang tetapi meluas keluar ke tepi dinding
dada, sehingga tanda-tanda paru-paru terlihat di seluruh bidang paru-paru. Namun ada
pergeseran garis tengah dibandingkan dengan film sebelumnya. (Daley,2013)
Foto dada awal
Setelah insersi chest tube dalam ruang mediastinum
Dada bagian atas menunjukkan posisi chest tube
Tension pneumotoraks kanan
Tension pneumotoraks juga dapat bertahan jika ada cedera pada jalan napas besar,
mengakibatkan fistula bronkhopleura. Dalam hal ini sebuah tabung dada tidak dapat
mengatasi kebocoran udara utama. Dalam kasus ini thorakotomi biasanya ditunjukkan
untuk memperbaiki saluran udara dan paru-paru yang rusak. ( Daley,2013)
Hati-hati juga pasien dengan tension pneumotoraks bilateral. Trakea merupakan
central, ketika perkusi dan suara nafas yang sama di kedua sisi. Pasien-pasien ini biasanya
secara haemodinamika terancam atau dalam traumatik arrest. Gawat darurat dekompresi
dada bilateral dapat menjadi bagian dari prosedur untuk traumatik arrest dimana hal ini
dimungkinkan.
ketegangan Bilateral pneumothoraces
DAFTAR PUSTAKA
1. Daley, Brian James, Et.All. 2013. Pneumothorax. Tennesse. Department Of Surgery Division Of Trauma And Critical Care University Of Tennesse Health Science Center College Og Medicine: Emedicine.Mescape.Com.
2. Al-Hameed, Farhan. 2013. Pneumothorax Imaging. Saudi Arabia. Intensive Care Department Of King Abdulaziz Medical City: Emedicine.Medscape.Com
3. Departemen Ilmu Penyakit Paru. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya: FK UNAIR – RSD dr.Soetomo.
4. Moore, O. Forrest, et all. 2011. Blunt traumatic occult pneumothorax: is observation safe? Result of a prospective, AAST multicenter study. The journal of trauma injury, infection, and critical care volume 70 number 5.
top related