ranggit oktanita

Post on 02-Jan-2016

16 Views

Category:

Documents

7 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Anemia Defisiensi Besi

Presentasi kasus

Oleh :Ranggit Oktanita

20080310106

Nama : Ny. S Umur : 34 tahun No. RM : 389359 Alamat : Gabusan Tgl masuk : 13-12-2012

Identitas pasien…..

KELUHAN UTAMA badan lemas dan pandangan berkunang-

kunang

KELUHAN TAMBAHAN Pusing berputar, mual, telinga

mendenging

Seorang wanita berumur 37 tahun dibawa ke UGD RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan keluhan utama pusing berputar-putar sejak 3 hari smrs, lemes hingga kaki tidak bisa berdiri. Pasien tampak lemah dan pucat.

Selain itu pasien juga mengeluhkan mata berkunang-kunang, mual dan telinga mendenging. Sebelumnya pasien mengeluh lesu, cepat lelah dan nafsu makan menurun.

Pengalaman

Pasien mengaku jarang mengkonsumsi daging dan buah-buahan, sering mengkonsumsi teh di pagi hari, jarang mengkonsumsi sayur mayur.

Saat menstruasi ganti pembalut 3 kali setiap hari, setelah menstruasi pasien sering merasa lemah dan lesu

Nyeri telan -, tidak ada keinginan untuk

memakan benda benda yang bukan makanan.

Riwayat Penyakit Dahulu :* Riwayat menometrorrhagi +* Riwayat bab/bak berdarah –

* Riwayat asma, ht, dm -

Riwayat Penyakit Keluarga :* Riwayat penyakit serupa –

* Riwayat asma, ht, dm -

Pemeriksaan Fisik

KEADAAN UMUM

Tampak lemah dan pucat Kesadaran : CM Gizi : cukup

BB = 60 kg TB = 160 cm

VITAL SIGN

Tekanan Darah : 160/80 mmHg Nadi : 88 kali / menit

◦ Irama : reguler◦ Tegangan : cukup

Frekuensi Nafas: 24 kali / menit◦ Irama : reguler

Suhu : 36,3 oC

KEPALA & LEHER

Bentuk : Normosefal, Mata : konjungtiva pucat (+), sklera ikterik

(-),pupil isokor, mata cekung (-)

Hidung : nafas cuping hidung (-); discharge (-) Telinga : tidak ada discharge Mulut : mukosa mulut basah, sianosis (-), bibir

kering (-), lidah kotor (-), faring tidak hiperemis, stomatitis angularis (-)

Leher : tidak ada pembesaran limfonodi, JVP tidak meningkat, tiroid tidak

membesar

DADA

Paru-Paru Inspeksi :

› Bentuk dada normal, retraksi (-), simetris (+), ketinggalan gerak (-), hiperinflasi (-)

Palpasi› Vokal fremitus (+) N, simetris kanan kiri (+)

Perkusi› Suara sonor pada seluruh lapangan paru

Auskultasi:› Vesikuler (+) N› Suara tambahan (-)

Jantung Inspeksi :

› pulsasi ictus cordis tidak terlihat Palpasi :

› ictus cordis tidak teraba Perkusi :

› Batas atas : SIC 3 linea midclavicularis (s)

› Batas bawah : SIC 7 linea midclavikularis (s)

› Batas kanan : SIC 4 linea parasternalis (s)› Batas kiri : SIC 5 linea midclavicularis

(s) Auskultasi :

› S1 = S2 murni, reguler, suara tambahan S3(-) S4(-), Gallop (-), bising (-)

Kesan : Tidak ditemukan abnormalitas pada paru dan jantung

ABDOMEN

Inspeksi :› Dinding perut lebih rendah dibandingkan

dengan dinding dada, venektasi(-), tanda peradangan (-), scar (-)

Auskultasi:› Peristaltik (+) N

Palpasi› Distensi (-), NTE (-), defans muskular (-),

turgor baik› hepar tidak teraba› Lien tidak teraba

Perkusi› Timpani (+)

EKSTREMITAS

Edema (-) Hiperpigmentasi (-) Akral hangat Sianosis (-) Ujung kuku tampak pucat Capilarry refill <2 s Koilonychia (-)

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan 13/12/12 Nilai Rujukan Satuan

Hb 4,90 12,0-16.0 gr/dl

Hct 14,7 36-46 %

AE 2,63 4.,0-5,0 106/uL

AL 10,62 4-10 103/uL

AT 398 150-450 103/uL

Eosinofil 2 2-4 %

Basofil 0. 0-1 %

Batang 3 2-5 %

Segmen 6 51-67 %

Limfosit 42 20-35 %

Monosit 7 4-8 %

Pemeriksaan 13/12/12 Nilai Rujukan Satuan

Golongan Darah O    

GDS 125 <200 mg/dl

Ureum Darah 18 17-43 mg/dl

Kreatin Darah 0,38 0,6 – 1,1 mg/dl

Sgot 12 <31 U/l

Sgpt 6 <31 U/l

HBS Ag - -  

Feritin 1,94 10-160 mg/ml

TIBC 322 ( duplo ) 260-389 ug/dl

Serum iron 7,39 ( duplo ) 62-173 ug/dl

PEMERIKSAAN MDT

Eritrosit Anisopoikilositosis, mikrosit, normosit, fragmentosit, sel target, sel sigar, sel pensil, tear drops, hipokromik, polikromasi.

Leukosit Jumlah cukup, granulosit immatur stab, granulasi toksik neutrofil, vakuolisasi neutrofil, limfosit reaktif.

Trombosit Jumlah cukup, penyebaran tidak merata, trombosit besar, clumping trombosit.

Kesan Anemia dengan kelainan morfologi eritrosit, dan peningkatan respon eritropoetik Reaktivitas neutrofil

Kesimpulan Gambaran Anemia Defisiensi Besi disertai proses infeksi bakterial ( proses hemoitik belum dapat disingkirkan )

Pemeriksaan torax PA dewasa :tidak dilakukan

Pemeriksaan EKG :dbn

DIAGNOSIS

• Diagnosis KerjaAnemia defisiensi besi

• Differential Diagnosis Anemia pada penyakit kronis, thalassemia, anemia sideroblastik

- Infus NaCl 16 tpm- Inj ranitidin 1a/12jam- Transfusi 1 kalf/hari- SF 3 x 1

Terapi

Follow upTanggal Perjalanan Penyakit Terapi

13/12/2012 S = os mengeluh pusing, lemes, lesu, mata berkunang-

kunang, telinga berdengung, cepat lelah, nafsu makan

turun, mual +, muntah -, riwayat menstruasi banyak, sehari

ganti pembalut 3 kali, setelah mestruasi biasanya tambah

lemas, bak + n, bab + n

O = ku, lemah , cm

TD = 120/80

N = 120x

RR = 24x

T= 38,0

Kepala = CA +, SI –

Thorax = simetris, kg -, sonor, vesikuler +/+

Abd = distensi-, bu + n, nt -, timpani

Ext = akral hangat, edema –

A = observasi anemia

O2, 3 lpm

NaCl 16 tpm

 

Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi

14/12/201

2      

S = os mengeluh pusing, lemes, lesu,

penglihatan buyar, telinga berdengung, cepat

lelah, nafsu makan turun, nyeri kepala depan

disertai rasa berputar,

O = ku, lemah , cm

TD = 110/70

N = 68x

RR = 20x

T= 36,5

Kepala = CA +, SI –

Thorax = simetris, kg -, sonor, vesikuler +/+

Abd = distensi-, bu + n, nt -, timpani +

Ext = akral hangat, edema –

A = observasi anemia

 

O2, 3 lpm

Infus NaCl 16 tpm

Inj ranitidin 1a/12jam

Transfusi 1 kalf/hari

SF 3 x 1

Pl = cek fe serum,

tibc

 

Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi

14/12/2012      

S = os mengeluh pusing, lemes, lesu,

penglihatan buyar, telinga berdengung,

cepat lelah, nafsu makan turun, nyeri kepala

depan disertai rasa berputar,

O = ku, lemah , cm

TD = 110/70

N = 68x

RR = 20x

T= 36,5

Kepala = CA +, SI –

Thorax = simetris, kg -, sonor, vesikuler +/+

Abd = distensi-, bu + n, nt -, timpani +

Ext = akral hangat, edema –

A = observasi anemia

 

O2, 3 lpm

Infus NaCl 16 tpm

Inj ranitidin 1a/12jam

Transfusi 1 kalf/hari

SF 3 x 1

Pl = cek fe serum,

tibc

 

Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi

15/12/2012 S = os mengeluh pusing, lemes, lesu,

penglihatan buyar, telinga berdengung,

cepat lelah, nafsu makan turun, nyeri kepala

depan berkurang,

O = ku, lemah , cm

TD = 120/70

N = 72x

RR = 20x

T= 36,5

Kepala = CA +, SI –

Thorax = simetris, kg -, sonor, vesikuler +/+

Abd = distensi-, bu + n, nt -, timpani +

Ext = akral hangat, edema –

A = observasi anemia

O2, 3 lpm

Infus NaCl 16 tpm

Inj ranitidin 1a/12jam

Transfusi 1 kalf/hari

SF 3 x 1

 

Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi

16/12/2012 S = os mengeluh lemes, pusing -, nyei

kepala -, mual -, pandangan kabur -, nafsu

makan meningkat

O = ku, lemah , cm

TD = 120/70

N = 68x

RR = 20x

T= 36,1

Kepala = CA -, SI –

Thorax = simetris, kg -, sonor, vesikuler

+/+

Abd = distensi-, bu + n, nt -, timpani +

Ext = akral hangat, edema –

A = observasi anemia

Infus NaCl 16 tpm

Inj ranitidin 1a/12jam

Transfusi 1 kalf/hari

SF 3 x 1

 

Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi

17/12/2012 S = os mengeluh lemes, pusing -, nyei kepala

-, mual -, pandangan kabur -, nafsu makan

meningkat

O = ku, lemah , cm

TD = 120/70

N = 68x

RR = 20x

T= 36,1

Kepala = CA -, SI –

Thorax = simetris, kg -, sonor, vesikuler +/+

Abd = distensi-, bu + n, nt -, timpani +

Ext = akral hangat, edema –

A = observasi anemia

O2, 3 lpm

Infus NaCl 16 tpm

Inj ranitidin 1a/12jam

Transfusi 1 kalf/hari

SF 3 x 1

 

Tinjauan Pustakapengertian

Anemia Suatu keadaan dimana kadar eritrosit atau Hb di bawah normal

Berkurangnya hemoglobin dalam membawa oksigen

Kriteria anemia WHO

Kelompok Kriteria Anemia (Hb)

Laki – laki dewasa <13 g/dl

Perempuan tidak hamil <12 g/dl

Perempuan hamil <11 g/dl

Kriteria klinis anemia di Indonesia

Hb < 10 g/dl sebagai awal dari work up anemia

•Anemia hanyalah kumpulan dari gejala yang disebabkan oleh bermacam-macam penyebab.

•Secara etiopatogenesis anemia defisiensi besi apat disebabkan oleh :

Rendahnya asupan besiKehilangan besi akibat perdarahan menahunGangguan absorbsi besiKebutuhan besi meningkat

Klasifikasi anemia berdasarkan morfologi dan etiologi

Anemia

Anemia hipokromik mikrositer

(MCV<80fl dan MCHC <31 )

Anemia normokromik normositer

(MCV 80-95fl dan MCH 27-34pg)

Anemia makrositer(MCV > 95fl)

A. Anemia defisiensi besi

B. Thalassemia major

C. Anemia akibat penyakit kronik

D. Anemia sideroblastik

A. Anemia pasca perdarahan akut

B. Anemia aplastikC. Anemia hemolitik

didapatD. Anemia akibat penyakit

kronikE. Anemia pada gagal

ginjal kronik

A. Anemia bentuk megaloblastik

B. Anemia bentuk non-megaloblastik

---------

eritrosit

Sumsum tulang Sel retikulo endotelial

Sumsum tulang

Sirkulasidarah

Transferinplasma

FeAbsorpsi

usus

1-2 mg1-2 mg

ekskresi

epitel

17 mg17 mg

24 mg 22 mg

Siklus besi dalam tubuh

*Klasifikasi derajat defisiensi besi*

Deplesi besi(iron depleted

state)

Defisiensi besi

Eritropoesis defisiensi besi

Anemia defisiensi besi

- Cadangan besi ↓- Penyediaan besi untuk eritropoesis belum terganggu

-Cadangan besi kosong- penyediaan besi untuk eritropoesis terganggu- belum timbul anemia secara klinis

- Cadangan besi kosong disertai anemia defisiensi besi

Patofisiologi

Etiologi

Cad. Besi «(Iron Depleted

State)- Turun Feritin

Serum- Absorbsi besi naik- Pengecatan Besi

(-)

Cad. Besi kosong

- Saturasi Transferin turun

- TIBC naik

Gangguan Eritropoesis

(Iron Deficient Erthropesis)

Kadar Hb Turun

Anemia Hipokrom Mikrositer

(Iron Deficiensy Anemia)

Buku Ajar IPD, 2009

Anemia defisiens

i besi

anamnesis

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan laboratorium yang tepat

Penegakan diagnosis

Gejala anemia defisiensi besi

Anamnesis dan pemeriksaan fisik

Gejala umum anemi

a

Gejala khas

defisiensi besi

Gejala penyakit dasar

- Badan lemah- Lesu

- Cepat lelah- Mata

berkunang-kunang

- Telinga mendenging

- Koilonychia-Atrofi papil lidah- Stomatitis

angularis- Disfagia

- pica

koilonychia

pica

Atrofi papil lidah

Stomatitis angularis(cheilosis)

disfagia

Gejala khas Anemia defisiensi besi

3 tahap diagnosis ADB…

• hemoglobin• hematokrit

Tahap 1

Memastikan adanya

defisiensi besi

tahap 2

Menentukan penyebab

dari defisiensi

besi

Tahap 3

Catatan….*Tahap 1 dan 2 (modifikasi dari kriteria kerlin et all)

Modifikasi dari kriteria kerlin et all…

Anemia hipokromik mikrositer / (MCV<80fl

dan MCHC<31%)

Kenaikan kadar Hb > 2g/dl dlm 4 minggu selama pemberian

sulfas ferosus

Besi sumsum tulang

negative (pengecatan Perl’s stain)

Feritin serum < 20mg/dl

2 dari 3 kriteria :- Besi serum<50mg/dl- TIBC>350mg/dl- Saturasi transferin < 15%

Terapi Kausal Terapi Preparat Besi

◦ Terapi Besi Oral : Ferrous Sulphat 2 x 300mg. Efek samping : mual, muntah, konstipasi ( 1 x 300 mg )Ferrous gluconate, ferrous fumarat, ferrous lactate, ferrous succinat.

◦ Terapi Besi Parenteral : Iron Dextran complex, iron ferric gluconate acid complex, iron sucrosa, dll.Dosis kebutuhan besi = (15-Hb sekarang) x BB x 2,4 + 500 atau 1000 mg

Terapi Lain◦ Diet : Makanan bergizi tinggi protein hewani.◦ Vitamin C : diberikan 3 x 100 mg, untuk meningkatkan absorbsi

besi.◦ Tranfusi darah.

Terapi

Buku Ajar IPD, 2009

Terdapat penyakit jantung anemik dengan ancaman payah jantung

Gejala sangat berat, misalnya pusing sangat mencolok

Pasien memerlukan peningkatan kadar Hb yang cepat, misalnya kehamilan trimester akhir atau pre operasi

Indikasi transfusi

Retikulosit naik pada minggu pertama, mencapai puncak pada hari ke 10, dan kembali normal pada hari ke 14 pengobatan.

Diikuti dengan kenaikan Hb 0,15 gr/dl/hr atau 2 gr/dl setelah 3-4 minggu pengobatan

Respon terapi baik, bila

Kemungkinan kegagalan pengobatan Diagnosis salah Dosis obat tidak adekuat Preparat Fe yang tidak tepat dan kadaluarsa Perdarahan yang tidak teratasi atau perdarahan yang tidak

tampak berlangsung menetap Disertai penyakit yang mempengaruhi absorpsi dan

pemakaiam besi ( infeksi, keganasan, penyakit hati, penyakit ginjal, penyakit tiroid)

Prognosis baik apabila penyebab anemianya diketahui hanya karena kekurangan besi saja serta kemudian dilakukan penanganan yang adekuat. Gejala anemia dan menifestasi klinis lainnya akan membaik dengan pemberian preparat besi. (Supandiman, 2006).

Pada kasus ADB karena perdarahan, apabila sumber perdarahan dapat diatasi, maka prognosis anemia defisiensi besi adalah baik terutama apabila diberikan terapi Fe yang adekuat. Tentunya penyakit dasar sebagai sumber perdarahan kronisnya pun menentukan prognosis dari pasien (Supandiman, 2006).

Prognosis

Supandiman, 2006

Anemia defisiensi besi

Anemia akibat penyakit kronik

Trait thalassemia

Anemia sideroblastik

Derajat anemia

Ringan sampai berat

Ringan Ringan Ringan sampai berat

MCV ↓ ↓ / normal ↓ ↓ / normal

MCH ↓ ↓ / normal ↓ ↓ / normal

Besi serum ↓ < 30 ↓ < 50 Normal / ↑ Normal / ↑

TIBC ↑ > 360 ↓ < 300 Normal / ↓ Normal / ↓

Saturasi transferin

↓ < 15 % Normal / ↓ 10-20%

↑ > 20% ↑ > 20%

Besi sumsum tulang

negatif Positif Positif kuat Positif dengan ring sideroblast

Protoporfirin eritrosit

↑ ↑ Normal Normal

Feritin serum ↓ < 20 µg/l Normal 20-200µg/l

↑ > 50µg/l ↑ > 50µg/l

Elektroforesis Hb

Normal Normal Hb.A2 ↑ Normal

Diferensial diagnosis Anemia defisiensi besi

Sudoyo, Aru, dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI : Jakarta.

Longmore, Murray, dkk. 2010. Oxford Handbook of Clinical Medicine. Oxford University Press : New York.

Mc pherson, Sacher. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium, EGC : Jakarta

Daftar pustaka….

Terima kasih……….

top related