qurdist 11 semester 2 berlomba dalam kebaikan

Post on 30-Jun-2015

101 Views

Category:

Art & Photos

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

QURDITS KELAS 11 SEMESTER 2 BERLOMBA-LOMBA DALAM KEBAIKAN

TRANSCRIPT

Oleh:Tatik Suwartinah, S.Pd.I, M.Pd.I

BERKOMPETENSI DALAM KEBAIKAN

      Fâtir ayat 32         فاطر    

$ا     &َن 0ِذ.يَن$ اْص&َط$َف$ْي $اَب$ اَّل .َت &ِك $ا اَّل &َن ْث ْو&َر$$ :َّم0 َأ ْث

&ُه:َّم& ِه. ْو$ِم.َن $َف&ِس. .َن .َّم? َّل &ُه:َّم& َظ$اَّل $ا ف$ِم.َن $اِد.َن َب ۖ �ِم.َن& ِع..ْذ&ِن. .ِإ اِت. ِب &ر$ ْي &َخ$ .اَّل .ٌق? ِب اِب &ُه:َّم& َس$ $ِص.ٌد? ْو$ِم.َن ِم:ْق&َت.ْير: $َب &ِك &َف$ْض&ُل: اَّل .َك$ ُه:َو$ اَّل 0ِه. ْذ$Vَّل ۚ �اَّلَّلKemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar

Dari penafsiran dua mufassir di atas maka kita bisa mengambil poinnya bahwa manusia yang dalam pembahasan ini kita sebut sebagai mad’u ada tiga kelompok, yaitu:1.      Dzalimun li-an-nafsihPendapat yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalhah dari Inbu Abbas mengatakan bahwa yang dimaksud dengan kelompok dzolimun li-an-nafsi adalah mereka yang akan mendapatkan ampunan dari Allah SWT, sedangkan dalam riwayat Ibnu Juraij dari Atha Ibnu Abbas mengatakan bahwa Dzalimun li-an-nafsih adalah orang-orang yang akan mendapatkan safaat dari Nabi Muhammad SAW. Bahkan dari riwayat lain Ibnu Abbas mengatakan bahwa Dzalimun li-an-nafsih adalah orang kafir. Segolongan orang ada yang mengatakan bahwa Dzalimun li-an-nafsih adalah merka bukan termasuk dari umat muahammad dan tidak termasuk golongan yang mewarisi kita al-quran. Menurut yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim dari hadis Syubah, bahwa dzalimun li-an-nafsih adalah orang kafir namun ia termasuk umat yang satu (islam) dan mereka akan masuk surga sebagaimana dua golongan yang akan penulis jelaskan setekah ini, namun tingkatan surganya berbeda.

2.      MuqtasidunKelompok ini di tafsirkan oleh Ibnu Katsir adalah

kelompok yang melaksanakan kewajiban-kewajiban, meninggalkan sesuatu yang haram namun terkadang meninggalkan sesuatu yang disenangi (mustahab). Sedangkan dalam tafsir Al-Munir ditafsirkan bahwamuqtasidun adalah mereka yang melaksanakan sesuatu tang wajib, meninggalkan yang haram tapi terkadang meninggalkan yang mustahab dan juga terkadang mengerjakan sesuatu yang dimakruhkan.

Menurut Abu Thalhah dari Ibnu Abbas bahwa kelompok muqtasidun adalah kelompok yang mendapatkan kemudahan ketika dihisab (dihitung amalan-amalannya ketika di dunia). Atha meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa muqtasidun adalah kelompok yang akan masuk surga dengan rahmat dari Allah SWT.

3.      Sabiqun bi-al-KhairatPenafsiran Ibnu Abbas terhadap kelompok ini adalah bahwa

mereka adalah orang yang melaksanakan sesuatu yang wajib dan mustahab, meninggalkan yang sesuatu haram dan makruh tapi mereka terkadang melaksanakan sesuatu yang mubah, sedangkan dalam tafsir al-Munir menjelaskan bahwa kelompok ini adalah kelompok yang melaksanakan sesuatu yang wajib dan mustahab, meninggalkan yang haram, makruh dan terkadang meninggalkan yang mubah.

 Ali Bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang  kelompok sabiqun bi-al-Kairat adalah mereka yang akan masuk surga tanpa dihisab terlebih dahulu

.     Korelasi Surat al-Fathir Ayat 32 Dengan Pembahasan Metode Dakwah

Dalam hubungan atau korelasi ayat 32 dari surat al-Fathir ini tentu banyak sekali, salahsatunya adalah dalam ranah mad’u, seorang yang ingin dakwahnya diterima

dengan baik oleh mad’u tentu harus mengetahui keadaan mad’u terlebih

dahulu, apakah mad’u itu seorang muslim, mukmin atau munafiq. Jika mad’u itu seorang muslim, maka yang harus

diperhatikan adalah apakah mad’u tersebut termasuk kelompok dzalimun li-an-nafsih, muqtasidun atau sabiqun bi-al-khairat?.

Maka dari sini, jelaslah bahwa surat Fathir ayat 32 ini sangat berhunbungan dengan

pembahasan metode dakwah karena dalam pembahasan metode dakwah juga terdapat

pembahasan yang mendetail tentang rumpun mad’u dan perbedaan sifat atau keadaan mad’u yang akan kita hadapi

ketika berdakah.Dengan tuntunan berdakwah dalam surat al-Fathir ini, maka seorang da’i tentunya harus lebih dapat menyesuaikan dirinya

ketika ankan menghadapi ketiga kelompok itu

top related