putu eka nantha kusuma
Post on 18-Feb-2018
231 Views
Preview:
TRANSCRIPT
7/23/2019 Putu Eka Nantha Kusuma
http://slidepdf.com/reader/full/putu-eka-nantha-kusuma 1/29
Referat
Ilmu Kesehatan Anak
KEJANG PADA NEONATUS
Disusun oleh:Putu Eka Nantha K, S.Ked 0!00"!#
Pembimbing:
dr. R. S$er%atm$n$, S&.A
S'( I)'U KESE*ATAN ANAK RSUD PARE KA+.KEDIRI
(AKU)TAS KEDOKTERAN
UNIERSITAS -IJAA KUSU'A SURA+AA
#0"/
KATA PENGANTAR
1
7/23/2019 Putu Eka Nantha Kusuma
http://slidepdf.com/reader/full/putu-eka-nantha-kusuma 2/29
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas
penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan referat ini. dapun maksud dan tujuan
penulis dalam menyusun referat ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
program !epaniteraan !linik "lmu !esehatan nak #$%D Pare !abupaten !ediri.
#eferat yang berjudul & Kejang Pada Neonatus” berisi tentang definisi'
epidemiologi' etiologi' patogenesis( patofisiologi' manifestasi klinis' pemeriksaan
penunjang' diagnosis' tata laksana' komplikasi dan prognosis dari kejang demam.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. #. $oerjatmono' $p. yang telah
banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam penyelesaian referat ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam
penyelesaian referat ini.
Penulis menyadari bah)a masih banyak kekurangan dalam penyusunan referat
ini. *leh karena itu' saran yang membangun diharapkan oleh penulis. khir kata' penulis
mengucapkan terima kasih. $elamat membaca dan semoga referat ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.
Pare' Mei +,
Penulis
2
7/23/2019 Putu Eka Nantha Kusuma
http://slidepdf.com/reader/full/putu-eka-nantha-kusuma 3/29
Daftar "si
!ata Pengantar.....................................................................................................................+Daftar "si............................................................................................................................../
Pendahuluan.........................................................................................................................0
Definisi................................................................................................................................1
Etiologi................................................................................................................................1
Patofisiologi.......................................................................................................................,
2ambaran !linis dan EE2.................................................................................................
Diagnosis 3anding.............................................................................................................0
Diagnosis...........................................................................................................................1
Penatalaksanaan.................................................................................................................+,
Prognosis............................................................................................................................+1
!esimpulan........................................................................................................................+4
3
7/23/2019 Putu Eka Nantha Kusuma
http://slidepdf.com/reader/full/putu-eka-nantha-kusuma 4/29
+A+ I
PENDA*U)UAN
I.". )ATAR +E)AKANG 'ASA)A*
!ejang neonatus adalah kejang yang terjadi selama periode neonatus. $edangkan
periode neonatus dibatasi dari bayi baru lahir sampai umur +4 hari. %ntuk bayi prematur'
rentang )aktunya diterapkan dari )aktu konsepsi sampai 00 minggu.'+'/'0
!ejang bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan suatu gejala dari berbagai
gangguan pada susunan saraf pusat' lokal atau sistemik' kelainan metabolik atau penyakit
lain yang dapat menyebabkan kerusakan otak. kti5itas kejang yang terjadi pada )aktu
diferensiasi neuron' mielinisasi dan proliferatif glia pada neonatus dapat menyebabkan
kerusakan otak. !ejang berulang menyebabkan berkurangnya oksigenisasi' 5entilasi dan
nutrisi otak./
!ejang neonatus terjadi pada usia spesifik dan terjadi secara aktif reaktif 6acute
symptomatic) jadi &kejang epilepsi7 bukan termasuk &kejang neonatus7. !ejang pada
bayi baru lahir sering tidak dikenali karena bentuknya berbeda dengan kejang pada anak
atau orang de)asa. 8al ini disebabkan karena ketidak matangan kortek pada bayi baru
lahir. Manifestasi kejang pada bayi lahir dapat berupa tremor' hiperaktif' kejang' tiba-tiba
menangis melengking' tonus otot hilang disertai atau tidak dengan hilangnya kesadaran'
pergerakan yang tidak terkendali6involuntary movements 9' nistagmus atau mata
mengedip-ngedip paroksismal' gerakan seperti mengunyah dan menelan 6fenomena oral
atau bukal9' bahkan apnea. Pada prinsipnya setiap gerakan yang tidak biasa pada bayi
baru lahir apabila berlangsung berulang-ulang dan periodik' harus dipikirkan
kemungkinan adanya manifestasi kejang. ngka kejadian kejang pada neonatus berkisar
'-0 per ,,, kelahiran' diruang ra)at intensif bayi berat lahir rendah yang sakit
meningkat + .'0'1
4
7/23/2019 Putu Eka Nantha Kusuma
http://slidepdf.com/reader/full/putu-eka-nantha-kusuma 5/29
8al yang terpenting pada kejang neonatus ialah mengenal kejangnya' mendiagnosis
penyebab dan memberi pengobatan yang tepat' untuk / alasan yaitu : 69. !ejang
yang berhubungan dengan penyakit tertentu' seringkali membutuhkan terapi yang
spesifik' 6+9. ;ika tidak diobati' kejang akan berlangsung pada beberapa )aktu akan
mengganggu sistem saluran makanan dan pernapasan' 6/9. 3eberapa ahli syaraf
menyatakan bah)a kejang dapat menyebabkan pendarahan otak.
.I.#. TUJUAN
Penulisan referat ini dimaksudkan untuk mengetahui definisi' etiologi'
patogenesis' manifestasi klinis' diagnosis banding' diagnosis' penatalaksanaan' dan
prognosis dari kejang pada neonatus.
5
7/23/2019 Putu Eka Nantha Kusuma
http://slidepdf.com/reader/full/putu-eka-nantha-kusuma 6/29
+A+ II
TINJAUAN PUSTAKA
II.". DE(INISI
!ejang pada neonatus atau kejang pada bayi baru lahir atau neonatal <it
adalah kejang yang terjadi dalam masa neonatus atau dalam +4 hari sesudah lahir.
'+'/'0
II.#. ETIO)OGI
Penyebab kejang pada neonatus terdiri dari berbagai gangguan susunan
syaraf pusat yang dapat menimbulkan perubahan biokimia' fisiologi dan anatomi
otak. $ebesar , - /, tidak dapat ditemukan etiologinya dan sebaliknya tidak
jarang ditemukan lebih dari satu penyebab kejang pada neonatus.+'/
$elain itu penyebab kejang pada neonatus adalah : +'/'0'
. !omplikasi Perinatal
a. Pasca asfiksia
b. 8ipoksi-iskhemik ensefalopati 68"E9' merupakan penyebab terbanyak dari
kejang neonatal sekarang. 3iasanya kejang timbul pada +0 jam pertama
setelah lahir.
c. Trauma pada susunan saraf pusat : dapat terjadi pada panggul sempit'
persalinan presbo' persalinan dengan tindakan 6ekstraksi cunam atau
ekstraksi 5akum9.
d. Perdarahan intrakranial
Perdarahan dapat terjadi di :
- Epidural : pecahnya arteri pada cal5aria
- $ubdural : diba)ah durameter
- $ubarakhnoid
- =entrikular
6
7/23/2019 Putu Eka Nantha Kusuma
http://slidepdf.com/reader/full/putu-eka-nantha-kusuma 7/29
3iasanya karena hipoksia yang lama
Pada asfiksia dan bayi kurang bulan kerusakan kapiler di daerah
sub-ependimal menyebabkan perdarahan
Perdarahan 5entrikular :
- Derajat " : sub-ependimal
- Derajat "" : dalam 5entrikel lateralis' belum ada pembesaran
5entrikel lateralis
- Derajat """ : dalam 5entrikel lateralis' dan ada pembesaran 5entrikel
lateralis
- Derajat "= : perdarahan jaringan parenkim otak
3ila bayi bisa bertahan' a)asi terjadinya hidrosefalus.
+. !elainan Metabolik
a. 8ipoglikemia
- !adar gula darah > 0, mg(dl
- 2ejala gangguan susunan syaraf pusat : letargi' hipotoni' gelisah' apnea'
sianosis' refleks isap lemah' temperatur tidak stabil' menangis
melengking' gemetar 6 jitterness9' kejang.
- Didapatkan pada :
3ayi kurang bulan'
!ecil masa kehamilan 6!M!9
3ayi dari ibu DM
b. 8ipokalsemia
- !adar kalsium darah > ? mg(dl atau > +'+ mmol(@
-3anyak didapat pada : bayi !M!' bayi ibu hiperparatiroid.
c. 8ipo(hipernatremia
- 8iponatremia 6Na > /, mEA(@9 atau hipernatremia 6Na B , mEA(@9
- "ritasi(rangsang otak
d. 8iperbilirubinemia
- !ernikterus
7
7/23/2019 Putu Eka Nantha Kusuma
http://slidepdf.com/reader/full/putu-eka-nantha-kusuma 8/29
- 8iperbilirubinemia
e. Pyridoxin dependency
- !etergantungan 31
- Terapi sinar pada hiperbilirubinemia
f. !elainan metabolisme asam amino
- P!% 6 phenyl ketonuria9
- M$D 6marple syrup disease9
Cang paling sering didapat hipoglikemia dan hipokalsemia.
+. "nfeksi
a. Tetanus neonatorum
Port d’entre : menentukan berat ringannya manifestasi klinis :
- !ejang otot mulut → bibir &mencucu7 6karper mouth9
- 3ayi tak bisa menyusu
- !ejang tengkuk' punggung' dinding perut
- !ejang dengan rangsangan
- Tonik-klonik
b. Meningitis
Penyebab :
- Toksoplasma' rubella' sitomegalo5irus' herpes
- 2ram 6-9 berasal dari usus atau saluran kencing
Pada bayi kurang bulan :
- Tanda tidak jelas
-
#angsang meningeal belum adaTanda infeksi : hipotoni' akti5itas kurang
Diagnosis : kultur' pungsi lumbal 6lihat bab infeksi9
c. Encefalitis
d. Toksoplasma kongenital
8
7/23/2019 Putu Eka Nantha Kusuma
http://slidepdf.com/reader/full/putu-eka-nantha-kusuma 9/29
e. Penyakit &cytomegalic inclusion7
/. !elainan ba)aan
-nensefali
- 8idrosefalus
- Meningoensefalokel
/. @ain-lain
- &Drug )ithdra)al7 pada bayi yang lahir dari ibu yang kecanduan terhadap
narkotik. 8al ini dapat juga terjadi bayi yang ibunya mendapat pengobatan
antikon5ulsan seperti golongan barbiturat. 2ejalanya ialah tremor'
perubahan tonus dan tangis yang abnormal. !ejang hanya terdapat pada
0 dari bayi tersebut 6elson dkk.' ?,9.+
- Neoplasma
T3E@ ET"*@*2" !E;N2 PD NE*NT%$
Intrakranial
sfiksia : ensefalopati hipoksik-iskemik
Trauma 6perdarahan9 : perdarahan subarakhnoid' subdural' atau intra5entrikular.
"nfeksi : bakteri' 5irus' parasit
!elainan ba)aan : disgenesis korteks serebri' sindrom ell)eger'
sindrom $mith-@emli-*pitF
Ekstrakranial
2angguan metabolik : hipoglikemi' hipokalsemia' hipomagnesemia'
gangguan elektrolit 6Na dan !9.
Toksik : intoksikasi anestesi lokal' sindrom putus obat
!elainan yang diturunkan : gangguan metabolisme asam amino' ketergantungan
dan kekurangan piridoksin
!ernikterus.
9
7/23/2019 Putu Eka Nantha Kusuma
http://slidepdf.com/reader/full/putu-eka-nantha-kusuma 10/29
Idiopatik
!ejang neonatus famillial' kejang hari ke- 6the fifth day fits9
II.. PATO(ISIO)OGI
Pada masa neonatus perkembangan neuroanatomi dan neurofisiologi
susunan saraf pusat belum sempurna. <ungsi dan struktur subkortikal seperti
thalamus' basal ganglia' lobus temporalis' batang otak dan sumsum tulang
belakang' relatif lebih cepat matang. ;aringan otak yang lebih matang lebih peka
terhadap hipoksia dan anoksia oleh karena itu manifestasi kejang pada neonatus
kebanyakan berasal dari daerah ini.4
!eadaan ini menjelaskan mengapa daerah temporal dan subkortikal lebih
sering menunjukkan manifestasi kejang pada neonatus./
3atang otak berhubungan dengan gerakan-gerakan seperti mengisap'
mengunyah' gerakan bola mata' pernafasan dan sebagainya sedangkan fleksi umum
atau kekakuan secara fokal atau umum adalah gejala medula spinalis. +
Galaupun sel-sel neuron korteks neonatus telah tersusun dan cukup' namun
diferensiasi sitoplasma dan dinding sel belum sempurna. Pembentukan dendrit'
hubungan sinaptik dan hubungan sel neuron dengan sel glia belum matang.
Mielinisasi comissura hipocampus belum terbentuk 63ro)n' ?/9. Pembentukan
neurotransmiter yang mempengaruhi korteks belum seimbang 6Hoyle dan Molli5er
??9. Purpura 619 menunjukkan bah)a pada korteks neonatus akti5itas inhibisi
lebih dominan daripada eksitasi. 4
Membran neuron di korteks pada neonatus lebih mudah bocor dibandingkan
dengan membran neuron pada bayi yang lebih besar' sehingga natrium lebih mudah
masuk ke dalam sel dan kalium keluar dari sel' mengakibatkan terjadinya
depolarisasi. !arena kadar Na-! TP lebih rendah dari kadar pada bayi yang lebih
besar' sel kurang mampu untuk memompa natrium secara sempurna' sehingga
10
7/23/2019 Putu Eka Nantha Kusuma
http://slidepdf.com/reader/full/putu-eka-nantha-kusuma 11/29
neuron di korteks pada neonatus relatif tetap dalam keadaan hiperpolarisasi dan
lebih sulit untuk mengadakan lepas muatan listrik secara sinkron. 4
*leh karena itu loncatan elektrik sukar merangsang jaringan sekitarnya dan
tidak menyeberang ke hemisper lain' sehingga sulit menimbulkan kejang umum'dan gangguan yang cukup berat baru dapat menimbulkan kejang. 4
!eadaan ini menjelaskan mengapa daerah temporal dan subkortikal lebih
sering menunjukkan manifestasi kejang pada neonatus. /
II.1. GA'+ARAN K)INIS DAN EEG
!ejang pada neonatus memiliki gambaran klinik yang bermakna dengan
kejang pada pasien anak-anak dan de)asa. !ejang umum tonik-klonik atau &grand-
mal7' yang biasanya umum pada de)asa jarang terjadi pada neonatus. 8al ini
disebabkan anatomi dan fisiologi sistem saraf neonatal yang belum sempurna'
seperti mielinisasi sel otak neonatus belum sempurna' yang berguna mencegah
organisasi' sinkronisasi' dan penyebaran kejang. !ejang pada neonatus biasanya
berbentuk lokal atau hampir tidak terlihat 6IsubtleJ9. 3erdasarkan pada gejala
klinik'=olpe 649 membuat klasifikasi kejang pada neonatus menjadi 0' yaitu :
. !ejang samar 6subtle atau minim9
3entuk kejang samar ini sering tidak dikenal. 8anya dengan
pengamatan yang teliti dapat dikenal. !ejang pada anak bentuk samar ini
terdiri dari de5iasi tonik mata' terutama ke arah ba)ah dan horiFontal' kelopak
mata berkedip-kedip' kelopak mata terbuka lebar' mata melirik' menjilat bibir'
mengisap' mengunyah' air ludah meleleh' dagu bergetar' gerakan berupa
berenang' mendayung sampan' mendayung sepeda ataupun gerakan abnormal
dari anggota gerak' perubahan tonus otot secara tiba-tiba apneu perubahan
denyut jantung 6Dre5fuss-3rissac dan Monod ??9 6@ombrose 4/9. pnea
yang disebabkan oleh kejang biasanya berhubungan dengan manifestasi kejang
lain yang samar.
11
7/23/2019 Putu Eka Nantha Kusuma
http://slidepdf.com/reader/full/putu-eka-nantha-kusuma 12/29
Tetapi keadaan seperti diatas dapat juga terjadi pada neonatus prematur'
sepsis dan respiratori distress. %ntuk memastikannya perlu bantuan rekaman
EE2.+' ?
+. !ejang klonik
!ejang klonik dapat berupa fokal' unilateral' bilateral dengan
permukaan fokal dan multifokal yang berpindah-pindah. 3entuk klinis fokal
berlangsung -/ detik' terlokalisir dengan baik' tidak disertai gangguan
kesadaran dan biasanya tidak diikuti oleh fase tonik. 3entuk kejang ini dapat
disebabkan oleh kontusio serebri akibat trauma fokal pada bayi besar dan
cukup bulan' atau oleh encepalopati metabolik. !ejang tonik fokal sering
diduga sebagai suatu keadaan gemetar jitteriness)!
!ejang klonik multifokal adalah bentuk kejang yang sering terdapat
pada 33@' terutama pada bayi cukup bulan dengan berat lebih dari +,, gram.
3entuk kejang berupa gerakan klonik pada satu atau lebih anggota gerak yang
berpindah-pindah atau terpisah secara teratur' misalnya kejang klonik lengan
kiri diikuti dengan kejang klonik tungkai ba)ah kanan. !ejang yang satu dan
yang lain berkesinambungan' seolah-olah memberi kesan sebagai kejang
umum. 3entuk kejang demikian biasanya terdapat pada gangguan metabolik.
/. !ejang tonik
!ejang ini biasanya terdapat pada 33@# dengan masa kehamilan
kurang dari /0 minggu dan pada bayi dengan komplikasi perinatal berat
misalnya perdarahan intra5entrikular. 3entuk klinis kejang ini yaitu berupa
pergerakan tonik satu ekstremitas' atau pergerakan tonik umum dengan
ekstensi lengan dan tungkai yang menyerupai sikap deseberasi' atau ekstensitungkai dan fleksi lengan ba)ah dengan bentuk dekortikasi. 3entuk kejang
tonik yang menyerupai deserebrasi harus dibedakan dengan sikap opistotonus
yang disebabkan oleh rangsang meningeal karena infeksi selaput otak atau
kernikterus.Dapat juga disertai apnea' gerakan mata' dan gerakan klonik.
12
7/23/2019 Putu Eka Nantha Kusuma
http://slidepdf.com/reader/full/putu-eka-nantha-kusuma 13/29
0. !ejang mioklonik
3entuk mioklonik jarang dijumpai pada neonatus. 3iasanya berupa
gerakan fleksi atau berulang-ulang dari anggota gerak leher' atau kepala.
!ejang mioklonik ini menyerupai refleksi Moro. 3edanya ialah bah)a refleksi
Moro terjadi oleh karena dicetuskan dengan rangsangan tertentu. $edangkan
kejang mioklonik timbul dengan spontan' tanpa dirangsang.
!ejang ini merupakan pertanda kerusakan $$P yang luas dan hebat'
misalnya pada neonatus yang dilahirkan oleh ibu yang kecanduan obat.
2ambaran EE2 kejang mioklonik pada neonatus tidak spesifik./''1
T3E@ + MN"<E$T$" !@"N"$ !E;N2 PD NE*NT%$
3entuk kejang tersamar 6 su"tle9 Perubahan abnormal' perubahantonus badan atau anggota gerak
Pergerakan muka' mulut' atau lidah
- Menyeringai' terkejat-kejat'- mengisap' mengunyah' menelan'
menguap
Pergerakan bola mata
- berkedip-kedip' de5iasi bola matahorisontal
- gerakan cepat bola mata
Pergerakan anggota gerak
- mengayuh' berenang
Manifestasi pernafasan
- apnea' hiperpnea
!lonik
-fokal' unilateral
-fokal' menjadi bilateral
-multifokal berpindah-pindah
Tonik
-satu ekstremitas
-ekstensi lengan dan tungkai6deserebrasi9
-ekstensi tungkai' fleksi lengan6dekortikasi9
Mioklonik
-setempat' umum
13
7/23/2019 Putu Eka Nantha Kusuma
http://slidepdf.com/reader/full/putu-eka-nantha-kusuma 14/29
3ertahun-tahun' keempat jenis kejang neonatus =olpe 6?9 dipercaya
mendasari kejang epileptik. MiFrahi dan !ella)ay pada tahun 4,
membuktikan bah)a tidak setiap serangan kejang pada neonatal
mengakibatkan kejang epilepsi. Menggunakan 5ideo-EE2' ditemukan
kebanyakan kejang klonik' kejang mioklonik dan kejang tonik fokal
mempunyai hubungan dengan EE2 epilepsi dan merupakan kejang epilepsi
sejati. $edangkan' kejang tonik multifokal dan hampir semua kejang subtle'
kecuali de5iasi mata terisolasi tidak mempunyai hubungan dengan EE2 dan
non-epilepsi. $erangan kejang non-epilepsi menggambarkan kelainan refleks
batang otak' kemungkinan hambatan kortikal dari kerusakan kortikal. Dalam
klinis penting menemukan serangan kejang neonatal non-EE2 epilepsi karena
tidak diperlukan terapi aggresif dengan obat antiepilepsi.1
II./. DIAGNOSIS +ANDING
. 2emetaran atau jitterness
Meskipun gemetar bukan merupakan bentuk klinis kejang pada
neonatus tetapi sering membingungkan' terutama bagi yang belum
berpengalaman. !eadaan ini dapat terlihat pada bayi normal dalam keadaan
lapar seperti hipoglikemia' hipokalsemia dengan hiperiritabilitas
neuromuskular' bayi dengan ensefalopati hipokasik-iskemik' dan pada 33@#
serta bayi yang dilahirkan dari ibu diabetes' bayi yang mengalami asfiksia
kelahiran atau putus obat dan pada neonatus dengan polisitemia. 2emetar
adalah gerakan tremor cepat dengan irama dan amplitudo teratur dan sama K
kadang-kadang bentuk gerakannya menyerupai klonus. Diagnosis banding
antara gemetar dan kejang dapat segera dilihat pada )aktu pemeriksaan 6lihat
tabel /9.
2emetar tidak disertai dengan gerakan cara melihat yang abnormal atau
gerakan bola mata. 2emetar dapat timbul dengan merangsang bayi' sedangkan
kejang tidak dapat ditimbulkan dengan perangsangan. 2erakan dominan pada
gemetar adalah gerakan tremor' berupa perubahan pergerakan yang ritmik
dengan irama dan amplitudo yang sama dan teraturK pada kejang pergerakan
14
7/23/2019 Putu Eka Nantha Kusuma
http://slidepdf.com/reader/full/putu-eka-nantha-kusuma 15/29
dominan adalah kejatan klonik berupa pergerakan dengan komponen cepat dan
lambat. Pergerakan ritmik anggota gerak pada gemetar biasanya dapat
dihentikan dengan melakukan fleksi anggota gerak tersebut' sedangkan pada
kejang tidak dapat dihentikan dengan manipulasi anggota gerak.+'/'?
T3E@ /. PE#3EDN 2EMET# DN !E;N2 PD NE*NT%$
2ambaran klinis 2emetar !ejang
2erakan abnormal bola mata(kelopak
mata
Peka terhadap rangsang
2erakan dominan
2erakan dapat dihentikan dengan fleksi
pasif
-
L
tremor klonik
L
L
-
renjatan
-
$umber : =olpe 64?9
+. pnea
Pada 33@# biasanya pernafasan tidak teratur' diselingi dengan henti
nafas / - 1 detik dan sering diikuti hiperpnea selama , - detik. 3erhentinya
pernafasan tidak disertai dengan perubahan denyut jantung' tekanan darah'
suhu badan' atau )arna kulit. 3entuk pernafasan ini disebut pernafasan
periodik yang disebabkan belum sempurnanya pusat pernafasan di batang otak.
!ejadian pernafasan periodik ini berhubungan langsung dengan derajat
prematuritas. $erangan apnea selama , - detik terdapat pada hampir semua
bayi prematur' kadang-kadang pada bayi cukup bulan.$erangan apnea tiba-tiba yang disertai kesadaran menurun pada 33@#
perlu dicurigai adanya perdarahan intrakranial dengan penekanan batang otakK
pada keadaan ini %$2 perlu segera dikerjakan. $erangan apnea yang termasuk
gejala kejang adalah apabila disertai dengan bentuk serangan kejang yang lain
dan tidak disertai bradikardia./
15
7/23/2019 Putu Eka Nantha Kusuma
http://slidepdf.com/reader/full/putu-eka-nantha-kusuma 16/29
/. Mioklonus nokturnal benigna
2erakan terkejut tiba-tiba pada anggota gerak dapat terjadi pada semua
orang pada )aktu tidur. 3iasanya timbul pada )aktu permulaan tidur berupa pergerakan fleksi pada jari' persendian tangan dan siku yang berulang. pabila
serangan tersebut berlangsung lama dapat disalahartikan sebagai bentuk kejang
klonik fokal atau mioklonik. Mioklonik nokturnal benigna ini dapat dibedakan
dengan kejang dan gemetar karena timbulnya selalu )aktu tidur' tidak dapat
distimulasi' dan pemeriksaan EE2 normal. !eadaan ini tidak memerlukan
pengobatan./
II.2. DIAGNOSIS
%ntuk menegakkan diagnosis yang tepat perlu didapat anamnesis yang
lengkap mengenai manifestasi klinis kejang dan ri)ayat yang berhubungan dengan
penyebab penyakitnya.
Diagnosis kejang pada neonatus secara teliti ditegakkan dengan anamnesis'
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium.' +' /
. namnesis
a. Manifestasi kejang
pakah betul serangan kejang atau bukan dan bagaimana sifat kejangnya.
b. #i)ayat kehamilan
- *bat-obat yang dikonsumsi selama kehamilan' misal : barbiturat.
- !ehamilan dengan demam' manifestasi kulit dan pembesaran kelenjar'
perlu difikirkan ke arah rubella atau tooplasmosis.
c. #i)ayat persalinan
- Partus lama' partus presipitatus' kelainan letak janin' trauma jalan lahir
- !elahiran spontan atau dengan tindakan
- !etuban pecah dini
16
7/23/2019 Putu Eka Nantha Kusuma
http://slidepdf.com/reader/full/putu-eka-nantha-kusuma 17/29
- sfiksia pada bayi' berat badan lahir dan maturitas bayi
d. #i)ayat keluarga
- !ejang pada bayi baru lahir dari saudara terdahulu dapat mengarahkan
kita kepada penyakit herediter seperti fenilketouria.
- 3ayi meninggal pada masa neonatus tanpa diketahui sebabnya'
kemungkinan karena ketergantungan piridoksin' gangguan metabolisme
asam amino' penyakit parathyroid ibu
- 3ayi lahir mati.
+. Pemeriksaan <isik
Pemeriksaan fisik pada neonatus dengan kejang tidak banyak
membantu dalam menentukan penyebab kejang. Namun demikian'
pemeriksaan fisik lengkap meliputi pemeriksaan pediatrik dan neurologik'
sebaiknya dilakukan secara sistemis dan berurutan seperti berikut :
69 Diusahakan bila mungkin melihat sendiri manifestasi kejang yang terjadi'
misalnya pada kejang multifokal yang berpindah-pindah atau kejang tonik'
yang biasanya menunjukkan adanya kelainan struktur otak.
6+9 !esadaran yang tiba-tiba menurun sampai koma dan berlanjut dengan
hipo5entilasi' henti nafas' kejang tonik' posisi deserbrasi' reaksi pupil terhadap
cahaya negatif' dan terdapatnya kuadriparesis flaksid mencurigakan terjadinya
perdarahan intra5entrikular.
6/9 Pada kepala apakah terdapat fraktur' depresi' atau mulase kepala
berlebihan' yang disebabkan oleh trauma. %bun-ubun besar yang tegang dan
membonjol menunjukkan adanya peninggian tekanan ntrakranial yang dapat
disebabkan oleh perdarahan subarakhnoid atau subdural.
Pada bayi yang lahir dengan kesadaran menurun' perlu dicari luka atau bekastusukan jarum di kepala atau fontanel anterior yang disebabkan karena
kesalahan penyuntikan obat anestesi pada ibu.
609 Terdapatnya stigma berupa jarak mata yang lebar atau kelainan kraniofasial
yang mungkin disertai gangguan perkembangan korteks serebri.
17
7/23/2019 Putu Eka Nantha Kusuma
http://slidepdf.com/reader/full/putu-eka-nantha-kusuma 18/29
69Pemeriksaan funduskopi dapat menunjukkan kelainan perdarahan retina
atau subhialoid yang merupakan gejala patognomik untuk hematoma subdural.
Ditemukannya korioretinitis dapat terjadi pada toksoplasmosis' infeksi
sitomegalo5irus dan rubela. Tanda stasis 5askular dengan pelebaran 5ena yang
berkelok-kelok di retina terlihat pada sindrom hiper5iskositos.
619 Transiluminasi kepala yang positif dapat disebabkan oleh penimbunan
cairan subdural atau kelainan ba)aan seperti porensefali atau hidrosefalus.
6?9 Pemeriksaan umum penting dilakukan misalnya mencari adanya sianosis
dan bising jantung' yang dapat membantu diagnosis iskemik otak./
/. Pemeriksaan @aboratorium
Perlu diadakan pemeriksaan laboratorium segera' berupa pemeriksaan
gula darah dengan cara Detrosti dan pungsi lumbal. 8al ini berguna untuk
menentukan sikap terhadap pengobatan hipoglikemia dan meningitis bakterial.
$elain itu perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium lainnya' seperti : 69
Pemeriksaan darah rutin : hemoglobin' hematokrit dan trombosit. Pemeriksaan
darah rutin secara berkala penting untuk memantau perdarahan intra5entrikular.
6+9 Pemeriksaan gula darah' kalsium' megnesium' natrium' kalium' urea
nitrogen' amonia dan analisis gas darah. 6/9 Pungsi lumbal' untuk menentukan
perdarahan' peradangan' pemeriksaan kimia. bila cairan serebrospinal
berdarah' sebagian cairan harus diputar dan bila cairan supernatan ber)arna
kuning menandakan adanya antokromia. %ntuk menge5aluasi terjadinya
trauma pada pungsi lumbal dapat dikerjakan hitung butir darah merah pada
ketiga tabung yang diisi cairan serebrospinal. 609 Pemeriksaan
elektrokardiogram dapat mendeteksi adanya hipokalsemia. 69 Pemeriksaan
EE2 penting dilakukan untuk menegakkan diagnosis kejang tersamar' yaitu
dengan terdapatnya akti5itas epileptik yang menyebar. EE2 juga diperlukan
untuk menentukan prognosis pada bayi cukup bulan. Pada EE2 yang normal
atau berlatar belakang normal tetapi disertai dengan gelombang paku atau
18
7/23/2019 Putu Eka Nantha Kusuma
http://slidepdf.com/reader/full/putu-eka-nantha-kusuma 19/29
gelombang tajam unifokal' diramalkan umumnya bayi akan normal di hari
kemudian. 3ila gambaran EE2 normal' 4 kasus akan menunjukkan
perkembangan yang baik. Pada kasus dengan EE2 berlatar belakang normal
dengan adanya gelombang paku atau gelombang tajam' sebanyak ?, bayi
akan mempunyai perkembangan normal. 3ayi dengan EE2 yang menunjukkan
latar belakang abnormal dan terdapat gelombang tajam multifokal atau dengan
"rust sipression atau bentuk isoelektrik mempunyai prognosis yang tidak baik
dan hanya + diantaranya menunjukkan perkembangan normal. Pemeriksaan
EE2 dapat juga digunakan untuk menentukan lamanya pengobatan. 3ila EE2
normal pengobatan jangka panjang dengan antikon5ulsan tidak diperlukan'
biasanya / bulan sesudah kejang yang terakhir pengobatan dapat dihentikan.
Pada EE2 yang abnormal pengobatan dengan dosis rumat dilanjutkan sampai +
atau / tahun. EE2 pada bayi prematur dengan kejang tidak dapat meramalkan
prognosis. 619 3ila terdapat indikasi' pemeriksaan laboratorium dilanjutkan
untuk mendapatkan diagnosis yang pasti' yaitu mencakup : pemeriksaan urin
untuk asam amino dan asam organikK biakan darah dan pemeriksaan titer untuk
toksoplasmosis' rubela' sitomegalo5irus' dan 5irus herpesK foto rontgen kepala
bila ukuran lingkar kepala lebih kecil atau lebih besar dari ukuran bakuK %$2
kepala untuk mendeteksi adanya perdarahan subependimal' peri5entrikular' dan
5entrikularK penatahan kepala untuk mendeteksi adanya infark' perdarahan
intrakranial' kalsifikasi' dan kelainan ba)aan otakK tap coba subdural dilakukan
sesudah pungsi lumbal bila transiluminasi positif dengan ubun-ubun besar
tegang' membonjol' dan kepala membesar.6?9 Hranial HT-$can adalah sensiti5e
untuk mendeteksi abnormalitas parenchymal serta dapat menggambarkan
malformasi kongenital halus yang terle)at oleh M#"..649.Hranial M#" adalah
tes yang paling sensitif dalam menentukan penyebab dari kejang neonatal.'+'/
II.!. PENATA)AKSANAAN
!ejang pada neonatus merupakan suatu keadaan darurat dan memerlukan
tindakan cepat untuk mencegah bertambahnya kerusakan susunan saraf pusat yang
19
7/23/2019 Putu Eka Nantha Kusuma
http://slidepdf.com/reader/full/putu-eka-nantha-kusuma 20/29
dapat menimbulkan gejala sisa dikemudian hari. $ebaiknya pera)atan dilakukan di
rumah sakit dengan sarana yang lengkap dan diberikan pengobatan sebagai berikut'
yaitu :
. Pera)atan bayi secara umum
Mengatur suhu lingkungan' mencegah infeksi' pemberian cairan yang cukup'
pemberian oksigen pada )aktu kejang oleh karena kebutuhan oksigen sangat
meningkat pada )aktu kejang dan memegang bayi kalau diperlukan saja
6Iminimal handlingJ9.
+. Medikamentosa
Pengobatan sebaiknya ditujukan kepada timbulnya bangkitan kejang'
sedangkan antikon5ulsan adalah sekunder. Pemberian antikon5ulsan harus
berhati-hati terutama kepada otak yang immatur' oleh karena dapat merusak
otak yang belum berfungsi dengan baik. 8al ini telah dikemukakan oleh
Perlman dan =olper 64/9' )alaupun kejang IsubtleJ yang terjadi pada bayi
prematur sudah dapat meningkatkan aliran darah otak dan menyebabkan
perdarahan intra5entrikuler.
3ila penyebab kejang pada neonatus diketahui' maka pengobatan khusus
segera dilakukan.
. 8ipoglikemia
Dikatakan hipoglikemia bila kadar glukosa darah kurang dari +, mg(dl. Pada
bayi prematur dan kurang dari /, mg(dl pada bayi cukup bulan.
#ipoglikemia tanpa gejala : periksa IdetrostiJ dan Itrue glucuseJ darah
hindari bayi menderita kedinginan' bayi diberi minum $" atau pengganti $"
sebanyak , - ml(kg berat badan. %langi pemeriksaan IdetrosiJ sesudah
satu jam. 3ila kadar gula darah masih tetap diba)ah 0 mg harus
dipersiapkan untuk pemberian larutan detrosa. $elanjutnya dilakukan
pemeriksaan darah gula(JdetrostiJ setiap / - 0 jam. 3ila kadar gula darah
menunjukkan lebih dari 0 mg pada / - 0 kali pemeriksaan maka bayi cukup
diberi minum peroral.
20
7/23/2019 Putu Eka Nantha Kusuma
http://slidepdf.com/reader/full/putu-eka-nantha-kusuma 21/29
#ipoglikemia dengan gejala : tremor' menggigil' apnea' letargi' malas minum'
kejang' tangis tidak normal dan malas minum serta pemeriksaan
IdetrostiJ(true glucoseJ darah diba)ah /, mg maka pemberian minum
peroral dihentikan dan pasang Inasogastric tubeJ atau pemberian cairan melalui
pembuluh darah balik. 3ila bayi sedang kejang suntikan larutan glukosa
sebanyak + - / ml(kg sebagai bolus. )asi kemungkinan terjadinya
hipoglikemia kembali. !emudian dilanjutkan dengan larutan glukosa ,
sebanyak 4 - , ml(kg(jam 6 mg(kg(menit sampai IdetrostiJ lebih dari 0
mg9. $elanjutnya secara bertahap jumlah cairan diturunkan sampai 0
ml(kg(jam sampai IdetrostiJ stabil diatas 0 mg dan dilanjutkan dengan
minum peroral. 3ila IdetrostiJ sesudah + jam tetap diba)ah 0 mg maka
dapat diberikan hidrocortisone mg(kg melalui pembuluh darah balik atau
intra muskuler setiap + jam.+
3. 8ipokalsemia
Disebut hipokalsemia' bila kadar kalsium dalam darah serum lebih
rendah dari ? mg(dl. !eadaan ini sering terjadi pada bayi serat badan lahir
rendah yang disertai distress' dan jarang sebagai penyebab tersendiri neonatal
fit pada hari-hari pertama kehidupan. %mumnya hipokalsemia menyebabkan
neonatal fit pada akhir minggu pertama dan selama minggu kedua. !eadaan ini
sering dihubungkan dengan minuman yang mengandung banyak fosfor. 3ila
neonatus yang menderita hipokalsemia tanpa adanya distress pre dan perianal'
perlu diperiksa kadar kalsium dan pospor serum ibu' dalam hal menetapkan
ada tidaknya gangguan kelenjar paratiroid.
Pengobatan hipokalsemia' terdiri dari pemberian larutan kalsium
glukonat , intra5ena sebanyak 0 ml(kg 33 secara perlahan-lahan dengan
kecepatan ml(mnt. $erta memonitor denyut jantung dengan hati-hati. 3ila
terjadi bradicardia harus distop. Dosis pemeliharaan infus kalsium , - 1,
ml(kg 33(+0 jam.
8arus disadari bah)a kalsium juga adalah penekan fungsi otak
cerebral depressant.
21
7/23/2019 Putu Eka Nantha Kusuma
http://slidepdf.com/reader/full/putu-eka-nantha-kusuma 22/29
H. 8ipomagnesemia
!adar magnesium serum yang kurang dari mg(dl' disebut
hipomagnesemia. 8ipomagnesemia sering menyertai hipokalsemia.
8ipokalsemia yang telah dikoreksi' tetapi tidak berhasil' harus dicurigai adanya
hipomagnesemia.
Pengobatan hipomagnesemia' dengan memberikan larutan Mg$*0 ,
dengan dosis ,'+ - ,'/ ml(kg 33 secara intramuskuler setiap 4 - + jam
atau larutan Mg$*0 + - / dengan dosis + - 4 ml secara intra5ena. Pilihan lain
ialah memberi magnesium dengan makanan' magnesium sulfat' magnesium
glukonat' magnesium citrate dapat digunakan dengan dosis permulaan +, - 0,
mg magnesium per kg(hari. Dosis yang banyak mempunyai akibat sebagai
pencahar' perlu diketahui bah)a kelebihan magnesium dapat menyebabkan
blokade neoromuskular dan mengakibatkan hipotonia dan penekanan
pernafasan.
D. !etergantungan piridoksin
!etergantungan piridoksin yang jarang terjadi' dapat dimulai sejak
dalam kandungan. Diagnostik khusus untuk ketergantungan(kekurangan
piridoksin belum ada. !etergantungan piridoksin yang tidak diobati dapat
mengakibatkan retardasi mental dan kematian. 3ila neonatal fit yang sukar
diatasi dan kejangnya terus-menerus harus diberikan , mg piridoksin secara
intra5ena. 3ila kejangnya berhenti setelah menit dapat dibuat diagnosis
ketergantungan piridoksin.
Dapat juga diberikan piridoksin' bersamaan dengan merekam EE2'dimana terlihat perobahan yang nyata pada rekaman. $elanjutnya diberikan
piridoksin , mg peroral.
E. !elainan metabolisme lain
22
7/23/2019 Putu Eka Nantha Kusuma
http://slidepdf.com/reader/full/putu-eka-nantha-kusuma 23/29
minoaciduria dapat menimbulkan neonatal fit' kecurigaan ini dapat
diuji dengan reaksi ferrichlorids atau nitropruside yang dapat dipastikan
dengan chromatography urine. 3ila terdapat ketonuria pada neonatus' perlu
dipertimbangkan kemungkinan adanya hiperglikemia' methylmalonic aciduria'
penyakit glicogen storage atau penyakit maple syrup. Terdapatnya reaksi
reduksi dalam urine dengan reagent 3enedict' perlu dipertimbangkan
galactosemia.
<. $indrom hiper5iskositas : pada polisitemia hiper5olemik dilakukan flebotomi
dan dikeluarkan , darah' sedangkan pada polisitemia normo5olemik
dilakukan tranfusi tukar parsial /, mg(kg 33 plasma(plasma ekspander untuk
darah yang dikeluarkan 6!ontras' ?+9. +
2. 2angguan elektrolit natrium : hiponatremia biasanya disebabkan oleh retensi air
akibat sekresi D8 yang meninggi. Pengobatannya adalah restriksi pemasukan
cairan. 3ila disebabkan kehilangan natrium karena ekskresi terlalu banyak
maka pengobatannya adalah dengan pemberian natrium. +
Dalam keadaan darurat atau fasilitas laboratorium tidak memadai dapat
dianjurkan terapi secara buta dengan pemberian piridoksin + - , mg secara
intra5ena pada a)al pengobatan. 3ila dalam + - / menit tidak berhasil' diberikan
larutan Mg$*0 secara perlahan' kemudian diberikan Ha-glukonas. 3ila dengan
pengobatan tersebut tidak menolong dapat diberikan larutan glukosa. lasan
pemberian piridoksin didahulukan adalah karena piridoksin tidak berbahaya'
ketergantungan piridoksin paling jarang dibandingkan dengan gangguan metabolik
lain' dan agar kelainan tersebut tidak terlupakan. $ebaliknya cara terapi buta ini
dapat dimulai dengan penyebab yang paling sering yaitu hipoglikemia' dengan
pemberian a)al adalah cairan glukosa. +
ntibiotika diberikan pada penyakit infeksi. !alau mungkin diberikan antibiotika
yang sensitif terhadap kuman penyebab infeksi. ;umlah dan lamanya pemberian
disesuaikan dengan beratnya penyakit. +
23
7/23/2019 Putu Eka Nantha Kusuma
http://slidepdf.com/reader/full/putu-eka-nantha-kusuma 24/29
Pengobatan dengan anti konvulsan
!ejang pada neonatus biasanya di terapi menggunakan obat anti kon5ulsan.
*bat anti kon5ulsan yang umum digunakan adalah fenobarbital' phenitoin' dan
golongan benFodiaFepin. Penatalaksaan terapi kejang neonatus itu terbatas
tergantung beberapa alasan. Pertama' 8anya sedikit obat yang teruji secara klinis
pada populasi neonatus. !edua' biasanya tidak bisa diberikan terapi oral pada
neonatus. khirnya' metabolisme dan farmakokinetik yang tidak lengkap pada
neonatus membuat penggunaan obat menjadi sulit. <enobarbital adalah obat yang
populer digunakan untuk neonatus karena )aktu paruh dan farmakokinetiknya
sesuai untuk neonatus. Penelitian terbaru dalam Ne$ England %ournal of &edicine' mengadakan penelitian tentang perbandingan kemanjuran obat anti
kon5ulsan pada neonatus. Penelitian ini membandingkan fenitoin dan fenobarbital'
ditemukan keduanya efektif' masing-masing menghentikan kejang neonatus
sebanyak 0. ;ika kedua obat dikombinasi 1, pasien kejang dikendalikan.
Dan sekitar 0, kejang pasien lain tidak teratasi.' yang berarti masih di perlukan
penelitian untuk menemukan obat baru kejang neonatus. <enobarbital dengan dosis
a)al +, mg(kg 33 secara intra5ena' diberikan dalam + dosis selama +, menit.
Dosis a)al ini harus mencapai kadar terapeutik - +, µg(ml dalam darah.
$esudah itu diberikan dosis rumat / - mg(kg 33 selama beberapa minggu. 3ila
kejang masih ada dapat diberikan difenilhidantoin 6dilantin9 dengan dosis a)al +,
mg(kg 33 secara intra5ena. Pemberian dilantin harus perlahan dan sebaiknya
dengan monitor E!2. Pemberian dosis a)al dilantin dapat dibagi + dalam )aktu
+, menit. Dosis rumat dilantin adalah mg(kg 33 yang dapat diberikan secara
intra5ena atau oral.
Di 3agian "lmu !esehatan nak <!%"-#$HM' pada kejang yang tidak
tergolong kejang tersamar' pemberian antikon5ulsan dapat dimulai sebelum
penyakit primer dibuktikan. Tetapi setelah penyebabnya diketahui' harus segera
diberikan pengobatan. Dosis a)al yang dipakai adalah diaFepam' bila diaFepam
tidak tersedia dapat diberikan fenobarbital. Dosis a)al diaFepam adalah ,' mg(kg
24
7/23/2019 Putu Eka Nantha Kusuma
http://slidepdf.com/reader/full/putu-eka-nantha-kusuma 25/29
33 yang diberikan secara intra5ena. Pemberian diaFepam pada 33@ harus berhati-
hati dan perlahan. 3ila kejang berhenti selama penyuntikan' pemberian diaFepam
yang tersisa dalam semprit segera dihentikan. 3ila kejang tidak dapat diatasi
pemberian diaFepam dengan dosis yang sama dapat diulangi setelah menit.
DiaFepam dapat diberikan secara rektal. Dosis a)al fenobarbital adalah /, mg yang
diberikan secara intramuskular. 3ila masih kejang' ditunggu /, menit dan dapat
diulangi pemberian fenobarbital dengan dosis mg intramuskular. Dosis rumat
adalah 4 - , mg(kg 33 sehari' dibagi dalam + dosis selama + hari pertama'
selanjutnya diberikan 0 mg(kg 33 sehari secara oral. 3ila kejang tidak dapat diatasi
dengan pemberian fenobarbital yang kedua kali' dapat diberikan diaFepam dengan
dosis ,' mg(kg 33 secara intra5ena.
3anyak penulis tidak atau jarang menggunakan diaFepam untuk
memberantas kejang pada 33@ dengan alasan : 69 efek diaFepam hanya sebentar
dan tidak dapat mencegah kejang berikutnyaK 6+9 pemberian bersama-sama dengan
fenobarbital akan mempengaruhi pusat pernafasanK 6/9 Fat pelarut diaFepam
mengandung natrium benFoat yang dapat menghalangi pengikatan bilirubin dalam
darah.
@amanya pemberian dosis rumat pada kejang bayi baru lahir masih belum
terdapat kata sepakat. 3eberapa penulis segera menghentikan dosis rumat setelah
ternyata tidak ada kelainan neurologik. Di bagian "lmu !esehatan nak <!%"
#$HM dosis rumat dihentikan pada umur / bulan apabila tidak terdapat gejala sisa
dan EE2 menunjukkan gambaran normal. /'1
II.3. PROGNOSIS
3eberapa penelitian telah dilakukan untuk melihat hasil dan prognosis
pasien kejang neonatus. 8asilnya' ,-, pasien kejang neonatus meninggal'
kebanyakan dalam masa neonatus' dan , yang dapat bertahan berkembang
menjadi kelainan neurologis yang berkepanjangan' seperti epilepsi' mental
25
7/23/2019 Putu Eka Nantha Kusuma
http://slidepdf.com/reader/full/putu-eka-nantha-kusuma 26/29
retardasi' dan cerebral palsy. Dari segi morbiditas dan mortalitasnya' kebanyakan
peneliti setuju bah)a pronosis pasien kejang neonatus bergantung pada penyakit
yang mendasarinya. Pasien dengan hipoksi-ischemik encephalopati' pendarahan
intra5entrikular' dan kelainan struktur cerebral mempunyai prognosis yang buruk.
Pasien dengan meningitis memiliki prognosis sedang. Pasien dengan transien
kelainan metabolisme atau perkiraan genetik idiopatik atau kelainan keluarga
mempunyai prognosis terbaik untuk sembuh.
Pemeriksaan neurologis juga merupakan prediktor yang baik untuk
kesembuhan pasien kejang neonatus' dengan hasil pemeriksaan neurologis normal
berhubungan dengan prognosis yang baik dan hasil pemeriksaan abnormal
berhubungan dengan prognosis jelek. EE2 neonatus juga merupakan prediktor
prognosis bermanfaat bagi pasien dengan kejang neonatus. bnormalitas EE2
berat' seperti supresi parah' rendahnya aliran listrik' dan multifokal abnormalitas'
berhubungan dengan hasil neurologis abnormal B, kasus. $ebaliknya latar
belakang EE2 yang normal pada kejang neonatus memiliki gejala neurologis
>O,.
T3E@ 0.8%3%N2N NT# !E;N2 PD NE*NT%$ DEN2N
ET"*@*2"
Pen4ak5t neur$l$65s Perkem7an6an n$rmal89:
8ipoksi-ischemik encephalopati ,
Perdarahan intra5entricular >,
Perdarahan primer subarachnoid ,
8ypokalsemia' onset a)al ,
26
7/23/2019 Putu Eka Nantha Kusuma
http://slidepdf.com/reader/full/putu-eka-nantha-kusuma 27/29
8ypokalsemia' onset akhir ,,
8ypoglikemia ,
Meningitis bakterial ,
2angguan perkembangan ,
T3E@ . 8%3%N2N NT# EE2 DEN2N P#*2N*$"$
Gam7aran EEG Kela5nan neur$l$65 89:
Normal >O,
bnormalitas berat BO,
bnormalitas sedang !ira-kira ,
27
7/23/2019 Putu Eka Nantha Kusuma
http://slidepdf.com/reader/full/putu-eka-nantha-kusuma 28/29
+A+ III
KESI'PU)AN
!ejang pada neonatus adalah kejang yang timbul dalam masa neonatus atau
dalam +4 hari sesudah lahir. !ejang neonatus sering dijumpai sebagai gejala dari
berbagai gangguan syaraf pusat.
ngka kejadian kejang pada neonatus berkisar antara '-0 per ,,, kelahiran'
di ruang ra)at intensif bayi berat lahir rendah yang sakit meningkat +. !ejang pada
neonatus dapat disebabkan karena komplikasi perinatal' kelainan metabolik' infeksi'
perdarahan maupun kelainan ba)aan.
3entuk-bentuk kejang pada neonatus berbeda dari kejang pada bayi yang lebih
besar dan de)asa' akibat maturasi turunan saraf pusat yang belum sempurna. 3entuk
klinik kejang pada neonatus ialah bentuk samar' tonik' mioklonik' klonik multifocal dan
fokal.
%ntuk menegakkan diagnosis kejang pada neonatus diperlukan anamnesis'
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lain seperti : pemeriksaan laboratorium
untuk gula darah' elektrolit darah' lumbal pungsi dan sebagainya.
Pengobatan kejang pada neonatus yang utama disesuaikan dengan penyebab yang
mendasari dan juga pemberian antikon5ulsan.
Prognosis kejang pada neonatus mempunyai hubungan dengan beberapa faktor
antara lain penyebab kejang' dan gambaran EE2. 8ipokalsemia yang timbul sesudah hari
ke-1 6a)al timbul lambat9 dan perdarahan subaraknoid mempunyai prognosis yang baik'
sedangkan kejang yang disebabkan oleh faktor komplikasi perinatal yaitu asfiksia dan perdarahan intra5entrikel ternyata berprognosis buruk. Pada bayi cukup bulan yang
menderita kejang dengan gambaran EE2 normal mempunyai prognosis baik' sedangkan
yang buruk adalah bila EE2 menunjukkan keadaan gambaran yang periodik atau datar.
28
7/23/2019 Putu Eka Nantha Kusuma
http://slidepdf.com/reader/full/putu-eka-nantha-kusuma 29/29
DA(TAR PUSTAKA
. $heth #D: Ne$natal se5;ure. Pediatr Neurol +,, No5KMedlineQ
+. 8asan # dan $taf Pengajar "!. Ke%an6 &ada +a45 +aru )ah5r' dalam 3uku !uliah
"lmu !esehatan nak /' <!%"' ;akarta' 4 hal. /?-0/.
/. Markum' . Ke%an6 &ada Ne$natus' dalam 3uku jar "!' ;ilid "' <!%"' ;akarta'
hal. +44-++.
0. $utaryo' dkk. Ke%an6 &ada Ne$natus' dalam $tandar Pelayanan Medis #$%P Dr.
$ardjito' edisi +' Hetakan "' Medika <! %2M' Cogyakarta' +,,, hal. 00-0?.
. Di5ision of neonatology' Hedars-sinai Medical centerK Ne$natal se5;ure @os angeles'Halifornia 4 Neonatology.orgQ
1. Gong M. Ne$natal se5;ure dalam Pediatric Epilepsy Ne) york : Demos'pp ,?-+4.
?. !laus' M. dkk. Ke%an6' dalam Penatalaksanaan Neonatus #isiko Tinggi' Edisi 0'Hetakan "' E2H' ;akarta' 4. hal. 0+-00.
4. $aing' 3istok. Ne$natal (5t' dalam Daud' D. dkk. 6eds9' !umpulan Naskah @engkap'
!onggres Nasional "lmu !esehatan nak ="""' %jung Pandang' -0 $eptember ,' hal. +1+-+?.
top related