pusat penelitian kopi dan kakao indonesia · pusat penelitian kopi dan kakao indonesia. opt tanaman...

Post on 03-Mar-2019

243 Views

Category:

Documents

3 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA

OPT TANAMAN KOPI

Penggerek Buah Kopi (PBKo), Hypothenemus hampei

AKAR Nematoda parasit

Kutu Putih (Planococcus citri)

Penggerek Ranting/Cabang

Penggerek batang

Karat daun

GEJALA SERANGAN NEMATODA

• Jenis: P. coffeae dan R. similis, termasuk dalam famili Pratylenchidae

• Termasuk nematoda endoparasit berpindah

• Menyerang akar serabut yang masih muda, akar membusuk, dan habis

NEMATODA PARASIT PENTING

Di Pembibitan:

• Dengan fumigasi menggunakan Natrium Metam (Vapam L) dan Dazomet (Basamid G). Dilakukan sebelum ada tanamannya.

• Penyiraman larutan nematisida konsentrasi 1%, volume 250 ml/bibit

• Aplikasi nematisida kontak dan sistemik: Curaterr 3 G, Furadan 3 G, Rugby 10G, Basamid G, dll.

PENGENDALIAN

Di Pertanaman:

• Penanaman Klon tahan: BP 308, BP 961, Ekselsa • Aplikasi bahan organik:

• pupuk kandang, • kulit kopi.

• Pengendalian hayati : • Jamur P. lilacinus strain 251, • Mikoriza, • Bakteri khitinolitik, dll.

• Sanitasi: Pembongkaran tanaman terserang

Pengendalian:

Penanaman klon tahan digunakan sebagai batang bawah

STEK SAMBUNG SAMBUNG KONVENSIONAL

• Waktu lebih singkat

• Keberhasilan 80-90 %

• Tunas air sedikit/kecil

• Prestasi kerja 250-300/ HKO

KOPI ROBUSTA KLON BP 308 TAHAN NEMATODA

Perawakan: Jagur, kokohBatang : Kokoh, coklat kemerahan Dayahasil : 1,5 ton/haSifat lain :

• Tahan nematoda, • Toleran lahan kurang subur, • Toleran kekeringan

Manfaat : Sebagai batang bawah:• Areal terserang nematoda• Lahan marginal

KONDISI TANAMAN PADA AREAL ENDEMIK NEMATODA

BP 308

Arabika Kartika I terserang nematoda

BP 42

• Tanaman Antagonis: Tagetes patula, Trypsacum laxum

• Nematisida sistemik dan kontak, misalnya :• karbofuran (Currater 3 G) dosis 35 g/tan, • etoprofos (Rhocap 10 G) 25 g/tan, • Vydate L konsentrasi 1% dengan vol. 1 – 2,5 l/tan.

• Aplikasi diulang setiap 3 bulan

Pengendalian di pertanaman

Tagetes spp.

• Menyerang buah kopi yang masih hi jau, merah, dan yang sudah kering hitam

• Akibat gerekan PBKo betina buah g u g u r, b e r l u b a n g , s e h i n g g a menurunkan produksi dan mutu.

2. PENGGEREK BUAH KOPI (PBKo)

• Serangga betina aktif terbang pada jam 16:00 -18:00

• Serangga hanya berbiak pada buah kopi (Coffea spp.)

• Serangga larva dan dewasa menggerek pada biji kopi yang telah mengeras.

PERILAKU SERANGGA HAMA PBKo

Telur 5-9 hr Larva 10-26 hr

Sanitasi memutus siklus hidup PBKo (Petik bubuk, lelesan, racutan)

Pengendalian Kultur Teknik:

Lelesan

Buah jatuh menjadi sumber infestasi

• Pengaturan naungan dan tajuk kopi, supaya tidak terlalu gelap sehingga tidak disukai PBKo.

• Penanaman klon yang masak serentak

Pengendalian kultur teknik

Klon Kopi Robusta Generasi II

BP 203 BP 936

Klon Kopi Robusta Generasi II

BP 288 BP 534

• Patogen: Jamur Beauveria bassiana

• Parasitoid: Cephalonomia stephanoderis,

Pengendalian Biologi:

Serangga terinfeksi B. bassiana

Kendala:

1. Kesulitan penyiapan dan aplikasi2. Tidak tahan simpan3. Cepat mati setelah aplikasi4. Butuh kelembapan tinggi5. Waktu untuk kecambah panjang

B. bassiana Musuh Alami PBKo

Agens Hayati

Formulasi

• Pertumbuhan harus cepat dan seragam• Spora yang terbentuk pada permukaan koloni harus lebat• Isolat mempunyai viabilitas (daya kecambah) 80-100%• Dapat mematikan serangga sasaran 80-100%

CIRI-CIRI ISOLAT YANG BAIK

2 hr

Tepung Spora (2,4 %)

5 hr

12 hr

Teknik produksi agens hayati

• Siapkan 10 l air bersih, masukkan dlm ember plastik• Tambahkan 10-20 ml surfaktan (emulgator) kemudian diaduk• Ambil kain saring (sifon), masukkan 2-4 gr spora kering Bby.• Remas-remas kain saring berisi spora sampai spora habis

tersuspensi.• Masukkan suspensi ke dalam tangki penyemprot

Cara penyiapan suspensi Bby

APLIKASI DI LAPANG• Aplikasi dapat dilakukan pagi atau sore hari• Dosis per ha 50-100 gr spora kering atau 2,5kg biakan padat• Aplikasi dilakukan sebanyak 3 kali per musim panen

PBKo, H. hampeiDilakukan 1 minggu setelah aplikasi

1. Jumlah buah/ranting2. Jumlah buah berlubang3. Jumlah PBKo terinfeksi

K 0,05 0,1 0,2 0,02Sblm

2 Bln0

10

20

30

40

50PB

Ko Te

rinfek

si (%

)

Konsentrasi Bb

Sblm1 Bln2 Bln

aa

b

b b bb

bbb

K 0,05 0,1 0,2 0,02Sblm

1 Bln2 Bln

05

1015202530354045

Buah

berlu

bang

(%)

Konsentrasi (%)

Sblm1 Bln2 Bln

aa

aa a

a

cc

bcab

• Diintroduksi dari Togo Afrika• Bersifat ektoparasit,

• Bersifat partenogenesis jika :• kawin menghasilkan jantan : betina = 1:3• Tidak kawin keturunannya jantan semua

PARASITOID PBKo, C. STEPHANODERIS

Biologi C. ctephanoderis

menetas

telur, 2 hari 3 hr lepas dr inang Larva, 4 hr

Pupa, 10-12 hrImago, 40-60 hr

3-5 hr

Pelepasan C. stephanoderis

• Dilakukan pada saat tidak hujan

• Dilepaskan di areal terserang PBKo

• Parasitoid ini sudah mapan di lokasi pelepasan

• Kendala saat buah kopi habis di lapang populasi turun drastis.

• Diproduksi oleh Pusat Penelitian Kopi dan Kakao dengan nama dagang HYPOTAN

Senyawa Penarik (Attractant)

• Senyawa ini berfungsi menarik serangga dewasa PBKo

• Senyawa dikemas dalam bentuk sachet 10 ml.

• Dapat digunakan selama 2 – 4 minggu

• 95% serangga yang tertangkap adalah PBKo sangat selektif, aman thd serangga berguna, dan ramah lingkungan

• Alat perangkap yang dikembangkan ada 4 tipe, yang terbaik adalah perangkat dari botol air mineral

HASIL PENELITIAN PENGUNAAN HYPOTAN

Pemasangan alat perangkap

Type Botol Aqua L

PBKo yang terperangkap

Hasil pemasangan alat dan senyawa perangkap HYPOTAN selama 3 bulan

• Dijumpai pada daerah-daerah dengan musim kering tegas (Jatim, NTB, NTT, Sulawesi)

• Serangga berbiak secara partenogenesis, tanpa serangga jantan bisa berkembangbiak.

• Biasanya berasosiasi dengan semut gramang (Anoplolepis longipes) dan menyebabkan terjadinya embun jelaga.

KUTU PUTIH/KUTU DOMPOLANPlanococcus citri

Nimfa

dewasa

GEJALA SERANGAN

Serangan pada bunga dan buah

Biologi: Predator: Nephus roepkei, Scymnus

apicivlavus Cryptolaemus montrouzieri, Brumus suturalis, semuanya fam. Coccinellidae, Coleoptera.

Parasitoid: Anagyrus greenii, Leptomastik trilongifasciatus (Encyrtidae, Hymenoptera).

Patogen: Jamur Empusa fresenii ---> sangat efektif pada musim hujan.

Pengendalian:

Larva Nephus spp. Memangsa kutu putih

Kultur Teknis:• Pengaturan naungan terutama pada

dataran tinggi agar : • kelembaban tidak terlalu rendah.• memberikan lingkungan yang sesuai

bagi perkembangan jamur Empusa fresenii.

• Pemanfaatan Klon Tahan:• Jenis kopi Robusta Bgn 371 dilaporkan

tahan terhadap serangan kutu putih

Pengendalian:

• Biasanya dilakukan pada saat terjadi eksplosi, terutama saat kondisi kritis (bunga, pentil).

• Dilakukan berdasarkan sistem peringatan dini (SPD=EWS), yaitu dengan mengadakan pengamatan sehingga ditemukan sumber hama.

• Jenis insektisida yang efektif antara lain: Supracide EC dan WP.

Pengendalian kimiawi:

• Terdapat dua jenis, penggerek ranting coklat (Xylosandrus morigerus) dan hitam (X. compactus), termasuk famili Scolytidae, Coleoptera.

• Menyerang : • Cabang/Ranting primer pohon kopi, • batang bibit kopi/tunas air, • mengakibatkan cabang bagian ujung mati.

4. PENGGEREK RANTING/CABANG

• Tanaman inang, a.l. mahoni, dadap, kakao, mangga, apokat, Tephrosia, Crotalaria, mindi, dll.

• Serangga betina aktif terbang jam 12:00 - 13:00.• Serangga menanam jamur Ambrosiella xyleborii dalam lubang

gerekan untuk makanan larva dan dewasa.

4. PENGGEREK RANTING/CABANG

PENGGEREK RANTING/CABANG

Gejala kerusakanSerangga hama dalam liang gerekan

• Kultur Teknis:• Sanitasi, yaitu memotong dan

membakar cabang terserang.• Pemeliharaan tanaman dengan

pemupukan yang berimbang.

Pengendalian:

• Biologi:• Parasitoid:

• Tetrastichus xylebororum (Eulophidae:Hym.) • Famili Bethilidae Tk. parasitasi mencapai 43 %

• Patogen: Jamur B. bassiana dapat menginfeksi penggerek ranting.• Kimiawi:

• Pernah dicoba aplikasi campuran insektisida Dieldrin dan bubur Bordeaux sangat efektif.

Pengendalian:

• Terdapat 2 spesies, yaitu Coccus viridis dan Saessetia coffeae

• Terjadi eksplosi pada musim kering, atau pada daerah-daerah dengan naungan kurang.

• Berasosiasi dengan semut gramang maupun semut hitam.

5. KUTU HIJAU/KUTU COKLAT

• Semut sangat mendukung perkembangan kutu hijau/coklat, dan menghambat kerja parasitoid.

• Kerusakan yang terjadi mengakibatkan tanaman kerdil dan menghambat fotosintesis.

• Serangan pada buah kopi muda mengakibatkan buah rontok.

5. KUTU HIJAU/KUTU COKLAT

HAMA KUTU HIJAU/KUTU COKLAT

Serangga hama dan kerusakan

Biologi:• Predator: Chilocoris melanoptalmus,

Orchus janthinus, Curinus coeruleus.• Parasitoid: Coccophagus bogoriensis

tingkat parasitasinya mencapai 70 %• Patogen: Jamur Cephalosporium lecanii,

Emphusa fresenii, Fusarium spp. tingkat infeksi pada kondisi lembab bisa mencapai > 90%

Pengendalian

Predator Chilochoris sp. dan Orchus spp.

• Kimiawi:• Terhadap semut: aplikasi secara langsung dan dengan perangkap.• Terhadap kutu: Menyemprot dengan insektisida berbahan aktif

metidation.

Pengendalian

• Termasuk hama minor• Larva berwarna merah/violet,

pada pertumbuhan penuh panjangnya mencapai 5 cm.

• Masa perkembangan sekitar 4- 5,5 bulan.

PENGGEREK BATANG/CABANG MERAH (Z. COFFEAE)

larva dalam liang gerekan

• Gejala serangan mudah dideteksi dengan adanya pelet kotorannya di bawah pohon terserang.

• menggerek batang/cabang secara melingkar selanjutnya masuk ke bagian ujung.

• Mengakibatkan batang/cabang mati, dan mudah patah.

Gejala Serangan

Batang mudah patahakibat gerekan larva

Gejala serangan : • gejala daun menguning seperti

gejala serangan nematoda • Pada batang primer terdapat lubang

gerekan dengan diameter 0,5 cm. • Dalam satu pohon dapat ditemukan

lubang gerek antara 15-20 lubang.

Penggerek batang putih, Xylotrechus spp.

• Lebih menyukai kopi Arabika • Perkembangan hama ini lebih cepat pada

tanaman mati dibandingkan tanaman yang hidup.

• Kondisi naungan yang terbuka sangat disukai oleh penggerek batang ini

• serangan terjadi pada tanaman kopi yang kondisi kesehatannya lemah

• Biologi:• Predator: Burung pematuk kayu memangsa ulat.• Parasitoid: Bracon zeuzerae (Braconidae: Hym.), Isosturmia

chatterjeeana dan Carcelia kockiana (Tachinidiae: Hym.)• Patogen: Jamur Beauveria bassiana cukup efektif.

Pengendalian:

• Kultur Teknik: • Sanitasi, memotong cabang dan ranting terserang dan

membakarnya diluar kebun.

Pengendalian :

top related