warta pusat penelitian kopi dan kakao...

40

Upload: dangkhanh

Post on 26-May-2019

249 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

WARTA PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAVolume 30 | Nomor 2 | Juni 2018

DAFTAR ISI

Halaman

15

11

5

1 Sebaran Nematoda Parasit pada Beberapa Areal Kebun Kopi di Jawa Timur.

Rais Widiyanto, Sakti W Pratama dan Soekadar Wiryadiputra ....

Pengendali Hayati Hama Penggerek Buah Kopi (PBKo) Hypothenemushampei Ferrari. Dwi Suci Rahayu ................................................................

Potensi Perkebunan Kopi dan Kakao Berdasarkan Ketinggian Tempat:Studi Kasus di Kabupaten Pegunungan Bintang. Dedi Anwar ..........

Variasi Kedalaman Air Tanah di Kebun Kakao Rakyat: Studi Kasusdi Kabupaten Mimika. Ari Wahono ..............................................................

Akrilamida pada Produk Olahan Kopi. Hendy Firmanto .......................

Terminologi Citarasa Kakao. Ariza Budi Tunjung Sari ........................

Peran Koperasi dalam Pemasaran Kopi Gayo. Diany Faila SophiaHartatri dan Fajar Sulaiman .....................................................................

25

21

29

1 <<30 | 2 | Juni 2018

PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

N

Sebaran Nematoda Parasit pada BeberapaAreal Kebun Kopi di Jawa Timur

Rais Widiyanto1) , Sakti W Pratama1) , dan Soekadar Wiryadiputra1)

1)Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118

Jawa Timur merupakan salah satu provinsi penghasil kopi di Indonesia.Dalam upaya mendukung peningkatan produksi maka dilakukan identifikasinematoda parasit kopi yang menjadi salah satu penyebab rendahnya produksikopi. Identifikasi dilakukan pada beberapa areal perkebunan kopi di beberapakabupaten Provinsi Jawa Timur yaitu Kabupaten Malang, Kediri, Lumajang,Jember, Bondowoso, Situbondo, dan Banyuwangi. Hasil analisa menunjukannematoda P. coffeae dan Radopholus spp. ditemukan di contoh akar kopiarabika, sedangkan nematoda P. coffeae hanya ditemukan di contoh akarrobusta. Langkah alternatif seperti penggunaan bibit kopi tahan nematodaserta bahan organik sangat dianjurkan.

ematoda parasit merupakansalah satu organisme pengangguutama tanaman kopi yang dapatmenyebabkan kehilangan hasil

dan bahkan kematian akibat serangannya padasistem perakaran kopi1). Di pertanaman kopiterdapat jenis nematoda parasit berbahaya yaituP. coffeae dan Radopholus spp. Kedua nematodaini memiliki ciri morfologi yang berbeda. Perbedaantersebut sangat mudah diidentifikasi denganmelakukan pengamatan menggunakan mikroskop.

Morfologi NematodaNematoda P. coffeae termasuk dalam ordo

Tylenchida2) dan family Pratylenchidae3). Ciri-cirinematoda parasit P. coffeae dan Radopholus spp.baik jantan maupun betina memiliki morfologitubuh yang berbeda. Nematoda betina P. coffeaememiliki tubuh agak langsing pada saat belumdewasa, tetapi pada saat dewasa agak gemuk.

Panjang nematoda betina berkisar 0,45–0,70 mmdengan lebar tubuh sekitar 22,0 µm, dengan stiletatau alat penusuk pada bagian mulut cukup jelasdan berukuran 15–18 µm, serta memiliki knobyang jelas. Alat kelamin betina (vulva) sekitar 76–83% dari panjang tubuh dan bagian ekor berujungagak tumpul. Bentuk tubuh jantan P. coffeae agaklebih ramping dengan panjang 0,56–0,65 mm danlebar 18,0 µm. Sedangkan untuk jenis Radopholus spp.betina memiliki panjang tubuh sekitar 690 µm,ukuran vulva sekitar 56% dari total tubuh nematoda,stilet cukup jelas dengan panjang sekitar 19 µm.Nematoda jantan Radopholus spp. memilkipanjang sekitar 630 µm, dengan lebar tubuhsekitar 18 µm dengan stilet bentuknya tipis sangatjelas tanpa knob3).

Gejala Serangan NematodaGejala serangan nematoda di atas tanah

maupun pada perakaran pertanaman kopi tidak

30 | 2 | Juni 2018

>> 2PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

Proses Identifikasi NematodaParasit

Identifikasi nematoda parasit merupakan carauntuk mengetahui jenis-jenis nematoda yangmenyerang tanaman. Proses identifikasi dilakukandengan mengamati ciri-ciri morfologi nematodaparasit di bawah mikroskop. Pengambilan contohakar terinfeksi dilakukan pada beberapa arealkebun kopi di 7 kabupaten di Provinsi Jawa Timuryaitu Banyuwangi, Situbondo, Malang, Lumajang,Bondowoso, Jember, dan Kediri pada dua jeniskopi yaitu arabika dan robusta. Setiap satu contohakar yang mewakili setiap 300 ha diambil untukdilakukan identifikasi nematoda parasit. Setiapsatu contoh akar terdiri dari 5 tanaman berbedakondisi di lokasi yang sama. Proses pengambilancontoh akar pada kedalaman kurang lebih 5–40 cm.Analisa ekstraksi nematoda dilakukan denganmetode sentrifus di Laboratorium Nematologi,Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, baikcontoh akar maupun tanah. Populasi nematodadinyatakan dalam 10 g akar dan 100 ml tanah.

spesifik perbedaannya. Gejala serangan nematodadapat dijumpai pada bagian korteks akar, terutamapada akar-akar masih muda (akar serabut).Serangan tersebut ditandai dengan gejala lukaakar yang berwarna coklat kehitaman. Gejalakerusakan lain yaitu tanaman kelihatan kerdil, kurus,daun berukuran kecil, menguning, dan gugur. Dauntertinggal biasanya hanya daun pucuk, bahkan padaserangan berat dapat mengakibatkan kematiantanaman. Namun, proses kematiannya berlangsunglambat sehingga berbeda dengan kerusakan olehjasad penganggu lain, seperti jamur akar, danserangga hama lain yang menyerang akar. Apabilaakar tanaman kopi telah habis membusuk, nematodaakan keluar dari akar dan pindah ke akar tanamansehat. Perpindahan nematoda dari tanaman kopiterserang ke tanaman kopi yang masih sehat secaraaktif dan pasif. Perpindahan aktif umumnya sangatlambat. Perpindahan secara pasif merupakan faktorutama penyebab terjadinya penularan dan perluasanserangan. Faktor-faktor yang mendukungperpindahan secara pasif diantaranya pergerakanair, peralatan kerja (cangkul dan lainnya), serta bibitkopi yang telah terinfeksi4).

Gejala tanaman kopi terserang nematoda parasit di lapangan

3 <<30 | 2 | Juni 2018

PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

Akar tanaman kopi sehat (a); Akar kopi terserangnematoda parasit (b)

Pada contoh akar asal kopi arabika, semuacontoh positif dijumpai nematoda jenis P. coffeaedan Radopholus spp. Bila dilihat dari jumlahpopulasi yang diamati, populasi nematodaRadopholus spp. lebih tinggi di 3 lokasi yaituSitubondo, Malang, dan Bondowoso karenaRadopholus spp. biasanya banyak ditemui dipertanaman kopi arabika, sedangkan pada contohakar kopi robusta dari 4 lokasi yang diamati positifdijumpai P. coffeae dengan kisaran populasi5–1325 ekor per 10 g akar.

Faktor-faktor yang sangat mempengaruhiperkembangan populasi nematoda P. coffeaeantara lain tanaman inang, temperatur, kondisitanah dan bahan tanam. Lebih dari 200 jenistanaman dilaporkan merupakan inang P. coffeae.Berbagai jenis tanaman perkebunan seperti kakao,karet, pisang, jeruk, serta tanaman penaung kopi,seperti Gliricidia, turi, dadap, dan Tephrosiamerupakan inang yang baik bagi P. coffeae.Sedangkan tanaman tebu, Crotalaria, lamtoro,Moghania, saga, dan kacang gude bukan tanamaninang sehingga dapat dianjurkan sebagai tanamanpenaung dan tanaman rotasi pada rehabilitasiperkebunan kopi terserang P. coffeae4).

b

a

Rerata populasi nematoda parasit di beberapa areal kopi arabika di 4 kabupaten di Jawa Timur

Radopholus spp. P. coffeae

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

Jumlah ekor per 10 g akar

Malang

Situbondo

Lumajang

Bondowoso

Loka

si

Rerata populasi nematoda parasit di beberapa areal kopi robusta di 4 kabupaten di Jawa Timur

Radopholus spp. P. coffeae

0 200 400 600 800 1000 1200 1400

Malang

Kediri

Banyuwangi

Jember

Loka

si

Jumlah ekor per 10 g akar

30 | 2 | Juni 2018

>> 4PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

P. coffeae betina (kanan) dan Radopholus spp. (kiri)

PenutupHasil identifikasi yang dilakukan pada contoh

akar asal beberapa areal kopi arabika di 4kabupaten di Provinsi Jawa Timur menunjukkan41,17% ditemukan nematoda parasit P. coffeaedengan populasi 5–70 ekor per 10 g akar danditemukan nematoda parasit Radopholus spp.85,29% dengan populasi 5–410 ekor per 10 g akar.Pada kopi robusta, dari 26 contoh akar asal 4kabupaten ditemukan nematoda parasit P. coffeaedengan populasi 5–1305 ekor per 10 g akar dannematoda parasit Radopholus spp. lebih rendah15,38 ekor per 10 g akar.

Berdasarkan kondisi tersebut perlu strategipenanganan dengan menggunakan bibit kopitahan nematoda dan pemberian bahan organikdosis 10–20 kg per pohon sangat. Rekomendasiini dianjurkan pada pertanaman kopi yang telahterserang nematoda di lapangan dikarenakanbahan organik mengandung senyawa toksik baginematoda dan pada bahan organik yang berasaldari pupuk kandang banyak mengandungnematoda predator Dorylaimus spp. Penggunaanbahan organik (pupuk kandang, kulit kopi,kompos, dll) telah terbukti dapat menekanpopulasi nematoda parasit kurang lebih 70%6).

Serta penggunaan agensia hayati Trichoderma spp.untuk tindakan preventif bagi pertanaman kopiyang belum ditemukan nematoda parasit5).

Sumber Pustaka

1)Dropkin, V.H. (1992) Pengantar Nematologi Tumbuhan.Diterjemahkan oleh UGM.Yogyakarta.

2)Zimmermann, A. (1898). De Nematoden Der Koffiewortels.Mededeelingen Uit “S Lands Plantetuin. XXVII. Deel,1–62.

3)Castillo, P. & N. Volvas (2007). Pratylenchus, Nematoda,Pratylenchus : Diagnosis, Biology, Pathogenecity,and Management. Nematology Monograph andPrespectives, 6, 1–530.

4)Wiryadiputra, S. (2012). Identifikasi Spesies NematodaParasit Kopi Arabika pada Beberapa Areal CalonLahan di Jawa Barat. Warta Pusat Penelitian Kopidan Kakao Indonesia 14, 9–15.

5)Rahayu, D.S. (2016). Trichoderma harzianum danTrichoderma koningii sebagai Agensia HayatiNematoda Parasit pada Tanaman Kopi. WartaPusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 28,22–25.

6)Wiryadiputra, S. (1997). Pengaruh Pupuk Kandang danPenyiraman Larutan Oksamil terhadap PopulasiPratylenchus coffeae dan Pertumbuhan KopiArabika “Kartika’’. Risalah Konggres Nasional XIVdan Seminar Ilmiah PFI (Penyunting: Suparman S.H.,Kusuma dkk), Palembang, 17–19 Oktober, 997,86–189.

**0**

5 <<30 | 2 | Juni 2018

PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

H

Pengendalian Hayati Hama PenggerekBuah Kopi (PBKo) Hypothenemus

hampei Ferrari.

Dwi Suci Rahayu1*)

1)Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman No. 90, Jember, Indonesia

Saat ini, pengendalian hama penggerek buah kopi (PBKo) secara hayatidengan pemanfaatan musuh alami sudah banyak dilaporkan. Dari semua musuhalami PBKo tersebut, sampai saat ini hanya beberapa musuh alami yang berhasildimanfaatkan dan dikembangkan sebagai agensia pengendali hayati PBKo.Faktor keberhasilan pengendalian hayati salah satunya sangat dipengaruhioleh kesesuaian faktor inang dengan faktor musuh alami. Oleh karena itu,informasi tentang siklus hidup dan fenologi hama dan inang perlu dipelajariterlebih dahulu sebelum upaya penggunaan musuh alami dilakukan. Evaluasilapangan terhadap kegiatan pengendalian yang pernah dilakukan juga masihjarang dilakukan, sehingga belum diketahui faktor lingkungan yang menyebabkankegagalan atau keberhasilan kegiatan pengendalian hayati. Tulisan inidiharapkan bisa memberikan informasi tentang pengendalian hayati yang telahdilakukan terutama dalam pengendalian hama PBKo.

ama penggerek buah kopi(PBKo), Hypothenemus hampei(Ferrari) (Coleoptera: Curcu-lionidae) merupakan hama

potensial dan serangannya hampir tersebar diseluruh negara penghasil kopi di dunia. Di Indonesia,provinsi yang dilaporkan memiliki serangan PBKocukup tinggi diantaranya adalah Lampung, JawaTimur, dan Papua terutama Kabupaten JayaWijaya dengan tingkat serangan masing-masing64%; 61,5%; dan 80%. Akhir-akhir ini seranganPBKo juga terjadi di Provinsi Sumatera Utara,terutama di daerah sekitar Danau Toba yangmerupakan daerah penghasil kopi spesialti, yaitukopi Mandailing Natal dan Lintong. Tingkat

serangan hama PBKo di daerah ini mencapai 50-60% dengan kehilangan hasil mencapai 25-49%1).

Serangga PBKo betina menyerang buahkopi mulai buah umur 8 minggu sampai panen,selama kurang lebih 32 minggu. Serangga PBKomenyerang bagian endosperma biji kopi danmenyebabkan dua tipe kerusakan, yaitu buahkopi jatuh sebelum masak serta penurunankualitas dan kuantitas biji kopi. Setiap buahdiserang oleh satu PBKo betina dan periodeoviposisi (peletakan telur) di dalam biji selama20 hari; PBKo betina meletakkan telur 2-3 butirper hari2). Sampai saat ini berbagai teknikpengendal ian sudah diterapkan termasukpengendalian hayati.

30 | 2 | Juni 2018

>> 6PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

Pengendalian hayati merupakan salah satuteknik pengendalian hama dengan pemanfaatanmusuh alami. Pengendalian hayati secara umummempunyai peranan yang sangat menentukandalam teknologi Pengendalian Hama Terpadu(PHT), karena berbeda dengan pendekatankonvensional yang mengutamakan penggunaanpestisida organik sintetik, sedangkan PHT lebihmengutamakan bekerjanya pengendalian alamidalam kaitannya dengan ekosistem3).

Sebagian besar organisme dapat berfungsisebagai musuh alami serangga hama termasukkelompok vertebrata, nematoda, jasad renik, daninvertebrata di luar serangga. Dilihat darifungsinya musuh alami dapat dikelompokkanmenjadi parasitoid, predator, dan patogen. Berikutbeberapa musuh alami yang telah dilaporkan danberpeluang untuk dimanfaatkan sebagai agenspengendali hama PBKo.

ParasitoidParasitoid merupakan serangga yang

memarasit serangga atau binatang artropodalainnya. Parasitoid dapat menyerang setiapinstar serangga. Parasitoid yang menyelesaikanperkembangan hidupnya di luar tubuh inangdikenal sebagai ektoparasitoid, sedangkan yangberada di dalam tubuh inang disebut endoparasitoid.Sampai saat ini parasitoid yang telah dilaporkandapat memarasit PBKo antara lain Cephalonomiastephanoderis, Prorops nasuta, Phymastichuscoffea, Heterospilus coffeicola, dan Cryptoxilos sp.

C. stephanoderis memarasit PBKo dengancara meletakkan telurnya pada fase kepompongdan prakepompong. Di Indonesia, pelepasanC. stephanoderis juga telah dilakukan diperkebunan kopi robusta di Jawa Timur. Tingkat

parasitasi setelah pelepasan masih relatif rendahberkisar 0,51-2,22%.

P. nasuta Waterson (Hymenoptera : Bethylidae)merupakan parasitoid Afrika pertama yang telahdigunakan untuk mengendalikan H. hampei diBrazil, parasitoid tersebut diintroduksi dariUganda pada tahun 1929 dan dilepas padatahun 19304). P. nasuta termasuk parasitoidektoparasit soliter (parasitoid yang perkembanganhidupnya terjadi pada satu tubuh inang danberada di luar tubuh inang) yang memarasitH. hampei dewasa dengan periode preoviposi-tion antara 3–14 hari. Telur diletakkan di bagianluar larva dan pupa; seluruh perkembanganP. nasuta setelah menetas berlangsung di dalamlarva dan pupa H. hampei5).

Pemanfaatan H. coffeicola Schneideknecht.(Hymenoptera: Braconidae) sebagai musuh alamiH. hampei sudah dilakukan di Afrika dan cukupefisien dalam menekan populasi H. hampei6).Betina H. coffeicola meletakkan telur secaraindividu di dalam tubuh PBKo, setelah telurmenetas kemudian larva memakan tubuh PBKo.Hasil eksplorasi di Uganda oleh Jaime Orozco padatahun 1997 menunjukkan bahwa H. coffeicolamenyebabkan kematian PBKo di lapangansebesar 16%4).

Cryptoxilos sp. merupakan endoparasit yangditemukan di Colombia. Parasitoid ini meletakkantelur pada badan imago PBKo. Selama stadiumlarva, meninggalkan sejenis lapisan yangberwarna keabu-abuan di lubang masuk padabuah kopi untuk menghindari masuknya musuhalami yang lain. Pupa berada di bagian belakangdari bangkai imago PBKo. Di Colombia telahditemukan parasitoid dari genus Cryptoxilos sp.(Hymenoptera: Braconidae); bersifat endoparasitpada PBKo dewasa. Selama perkembangan larva,

Serangga P. nasuta (A), C. stephanoderis (B), dan Cryptoxilos (C)

(B) (C)(A)

Researchgate.net Species.wikimedia.org

1,00 mm

Researchgate.net

7 <<30 | 2 | Juni 2018

PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

Cryptoxilos sp. membuat lapisan seperti suterapada lubang masuk untuk melindungi dari musuhalami yang lain7).

PredatorSecara umum predator merupakan organisme

yang hidup bebas dengan memakan, membunuhatau memangsa binatang lainnya. Predator PBKoyang berhasil diidentifikasi di Colombia yaitu dariFamili Formicidae (Hymenoptera), Anthocoridae(Hemiptera), dan Cathartus quadricollis (Cucujidae: Coleoptera). Ada tujuh genus Famili Formicidaeyang berpotensi sebagai predator antara lainGenus Solenopsis, Pheidole, Wasmannia,Paratrechina, Crematogaster, Brachymyrmex,dan Prenolepis. Di Brazil, semut Crematogastercurvispinosus telah dilaporkan memangsa telurdan larva PBKo. Dari Famili Anthocoridae adadua genus yaitu Calliodes dan Scoloposcelis.Serangga trips Karnyothrips flavipes (Thysanoptera: Phlaeothripidae) juga dilaporkan sebagai predatorlarva dan telur PBKo. K. flavipes telah ditemukandi sejumlah negara seperti Afrika Tengah, Australia,Brazil, India, Jepang, Cina, Taiwan, Venezuela, Kuba,Costa Rica, Cyprus, dan AS (California, Florida,Hawaii, Louisiana, dan Misisipi).

Serangga C. quadricollis (A) dan Anthocoridae (B)

Beberapa peneliti dari Department of Wild-life, Humboldt State University, AS menyatakanbahwa burung berperan dalam mengurangipopulasi serangga PBKo di pertanaman kopi. DiCosta Rica, telah dilakukan identifikasi PBKo darifeses burung dan untuk memastikannya dilanjutkandengan uji DNA. Hasilnya menunjukkan bahwakelimpahan PBKo pada feses burung tersebutcukup tinggi. Dengan adanya burung sebagaipredator dapat mengurangi infestasi PBKo sekitar50%8).

Jamur EntomopatogenikJamur entomopatogenik merupakan jenis

jamur yang menginfeksi serangga. Jamur Beauveriabassiana merupakan salah satu jamur entomo-patogen hama PBKo dan telah lama dikembang-kan. Hasil pengujian B. bassiana di KabupatenPakpak Barat yang dikombinasikan denganpemasangan perangkap menunjukkan bahwaaplikasi B. bassiana dapat mengurangi seranganhama PBKo sebesar 85,9% dan serangga PBKoyang tertangkap sebanyak 770 ekor; sedangkanpengendalian PBKo dengan aplikasi B. bassianatanpa pemasangan perangkap dapat mengurangiserangan hama PBKo sebesar 69,1%.

Paecilomyces lillacinus (Thom.) Samsonberhasil diisolasi dari PBKo yang terinfeksi jamurtersebut. Jamur ini ditemukan pertama kali padakondisi alami7). Dibandingkan dengan penggunaanpestisida, penggunaan musuh alami seperti jamurPaecilomyces spp. biayanya lebih murah, alami,dan tidak menimbulkan dampak negatif bagikesehatan dan lingkungan hidup.

Di pertanaman kopi pada ketinggian tempat1.600 m dpl. menunjukkan bahwa Metarhiziumanisopliae hanya ditemukan pada PBKo fasedewasa yang dikumpulkan dari tanah7). Berdasar-kan hasil penelitian di laboratorium, aplikasi jamurM. anisopliae dengan konsentrasi 101, 102 dan103 spora/ml dapat meningkatkan mortalitas PBKoberturut-turut sebesar 32,2%; 56,6%; dan 24,6%.Hama PBKo yang mati akibat perlakuan sporajamur M. anisopliae ditandai dengan perubahantingkah laku dan perubahan morfologi9).

(A)

(B)

30 | 2 | Juni 2018

>> 8PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

Bakteri EntomopatogenPenelitian tentang potensi bakteri terutama

Bacillus thuringiensis (Bt) sebagai sumberalternatif baru patogen serangga telah banyakdilakukan dan berkembang sangat cepat. Hasileksplorasi Bt yang telah dilakukan di perkebunankopi di Costa Rica menemukan 43 profil genetikyang berbeda terutama kombinasi gen cry1Adengan gen cry dan vip. Karakterisasi genetik daritemuan tersebut kemudian diseleksi lebih lanjutuntuk pengujian bioassay terhadap PBKo10).Bakteri Bt bersifat selektif terhadap seranggasasaran dan ramah lingkungan. Hal inilah yangmenyebabkan banyak perusahaan pestisidatertarik untuk memformulasikannya3).

Sumber: Wordpress.comBakteri B. thuringiensis (Bt)

Nematoda EntomopatogenSelain jamur, ada beberapa spesies nematoda

yang bersifat parasitik terhadap serangga. Dari19 famili nematoda yang menyerang serangga,Mermithidae merupakan famili yang terpenting danterbesar (terdiri atas 50 genera dan 200 spesies3).Beberapa nematoda entomopatogen yang pernahdicoba dan efektif untuk pengendalian H. hampeiyaitu Steinernema glaseri, S. carpocapsae, danHeterorhabditis bacteriophora. Penelitian terbarudi Mexico juga menemukan species baru nematodadari genus Sphaerulariopsis11).

H. bacteriophora merupakan nematodaentomopatogen yang digunakan sebagai agenpengendali hayati serangga, nematoda ini bersifatobligat dan bersimbiosis dengan bakteriPhotorhabdus luminescens. H. bacteriophora pertamakali ditemukan pada tahun 1975 sebagai genusbaru dari family Heterorhabditidae. Pada umumnyafase juvenil infektif (IJs) dari H. bacteriophoraberada di dalam tanah, IJs masuk ke dalam tubuhserangga (bagian haemocol) kemudian mengeluar-kan bakteri simbiotik12).

(A)

(B)

(C)

Jamur entomopatogen B. bassiana (A), P. lillacinus (B) dan Metarhizium (C)

9 <<30 | 2 | Juni 2018

PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

Faktor yang MempengaruhiKeberhasilan Pemanfaatan MusuhAlami dalam Pengendalian Hama

Musuh alami yang terdiri dari parasitoid,predator, dan patogen merupakan pengendalialami hama yang bekerja secara "dependentdensity factor" atau tergantung pada kepadatanpopulasi hama. Peningkatan populasi hama yangdapat mengakibatkan kerugian ekonomi bagipetani antara lain disebabkan oleh keadaanlingkungan yang kurang memberi kesempatanmusuh alami untuk menjalankan fungsinya,sehingga musuh alami tidak mampu mengendali-kan populasi hama. Hal ini juga dapat disebabkankarena tidak ada jenis musuh alami yang efektifmengatur populasi hama pada ekosistem,kepadatan populasi musuh alami yang rendahakibat tindakan manusia yang banyak meng-gunakan pestisida, serta terjadinya perubahancuaca yang lebih menguntungkan perkembanganpopulasi hama dan merugikan perkembanganpopulasi musuh alami. Pada dasarnya pengendalianhayati bertujuan memperkuat kemampuan musuhalami pada suatu ekosistem tertentu sehinggadapat melaksanakan fungsinya sebagai pengendalialami hama yang efektif pada kondisi ekosistemyang selalu berubah secara dinamik.

Dinamika populasi dan serangan PBKo sangatdipengaruhi oleh faktor iklim seperti curah hujandan kelembaban relatif serta kondisi fisiologistanaman kopi. Berat kering endosperma biji kopimerupakan faktor penting dalam menentukankecepatan penetrasi dan serangan PBKo di dalam

biji kopi. Temperatur dan kelembaban relatif yangtinggi juga memicu kemunculan PBKo jantan dalammenemukan PBKo betina, di mana PBKo jantantetap tinggal di dalam biji kopi.

Keberhasilan pengendalian hayati sangatdipengaruhi oleh sinkronisasi fenologi inangdengan fenologi musuh alami. Fase musuh alamihanya dapat hidup pada fase hidup inang tertentu.Kelanjutan hidup parasitoid sangat ditentukan olehketersediaan fase inangnya yang tepat. Olehkarena itu, siklus hidup dan fenologi hama daninang perlu dipelajari terlebih dahulu sebelumusaha penggunaan musuh alami dilakukan11).

Implementasi PengendalianHayati

Dalam konsep dasar pengendalian hamasecara terpadu (PHT), pengendalian hayatimemegang peranan yang menentukan karenasemua teknik pengendalian yang lain secarabersama ditujukan untuk mempertahankan danmemperkuat berfungsinya musuh alami sehinggapopulasi hama tetap terkendali. Kelebihanpengendalian hayati dibandingkan dengan teknikpengendalian secara kimiawi, yaitu permanen,aman, dan ekonomis. Permanen berarti bahwajika pengendalian hayati berhasil, maka musuhalami menjadi lebih mapan di ekosistem danselanjutnya secara alami musuh alami akanmampu menjaga populasi hama dalam keadaanyang seimbang di bawah aras ekonomi dalamjangka waktu yang panjang. Aman berarti tidakmenimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan

Nematoda entomopatogen

30 | 2 | Juni 2018

>> 10PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

terutama terhadap organisme atau seranggabukan sasaran. Pengendalian hayati juga relatifekonomis karena begitu pengendalian hayatiberhasil maka petani tidak perlu lagi mengeluarkanbiaya tambahan khusus pengendalian hama, akantetapi petani hanya mengupayakan untuk menghindaritindakan-tindakan yang merugikan perkembanganmusuh alami.

Kesulitan dan permasalahan utama dalampenerapan dan pengembangan pengendalianhayati adalah modal investasi awal yang besaruntuk kegiatan eksplorasi, penelitian, pengujian,dan evaluasi terutama yang menyangkut berbagaiaspek dasar baik untuk hama, musuh alamimaupun tanaman. Aspek dasar dapat meliputitaksonomi, ekologi, biologi, siklus hidup, dinamikapopulasi, genetika, fisiologi, dan sebagainya.Identifikasi yang tepat, baik untuk jenis hamamaupun musuh alaminya merupakan langkahpermulaan yang sangat penting. Apabila identifikasikurang benar maka akan sulit mempelajari sifat-sifat kehidupan musuh alami dan langkah-langkahkegiatan selanjutnya.

PenutupPemanfaatan musuh alami untuk pengendalian

hayati hama khususnya PBKo telah lama diteliti,diujicobakan, dan disebarkan di negara-negarapenghasil kopi. Namun demikian, pemanfaatandan pengembangan musuh alami masih terbatas.Keberhasilan pengendalian hayati sulit diduga dandianalisis secara tepat karena kerumitan dandinamika agroekosistem. Masing-masing kelompokagens hayati mempunyai kelebihan dan kekurangan.Untuk meningkatkan keberhasilan pengendalianhayati, setiap kelompok agens hayati tersebutharus dimanfaatkan secara optimal berdasarkanpada informasi dasar tentang berbagai aspekbiologi dan ekologinya.

Sumber Pustaka

1)Wiryadiputra, S. & E. Sulistyowati (2010). Pengelolaanhama penggerek buah kopi (Hypothenemushampei) ramah lingkungan untuk menunjangperkebunan kopi berkelanjutan. ProsidingSimposium Kopi. Bali. 4-5 Oktober 2010.

2)Jaramillo, J.; C. Borgemeister & P. Baker (2006). Coffee berryborer Hypothenemus hampei (Coleoptera:Curculionidae): Searching for Sustainable ControlStrategies. Bulletin of Entomological Research, 96,223-233.

3)Untung, K. (2006). Pengantar Pengelolaan HamaTerpadu (edisi kedua). Gadjah Mada UniversityPress. Yogyakarta. 348 hal.

4)Benavides, P.; A.E. Bustillo; M. Portilla & J. Orozco (2002).Classical biological control of coffee berry borer(Hypothenemus hampei:Scolytidae) in Colombiawith african parasitoids. International Symposiumon Biological Control of Arthropods. U.S.A.

5)Infante, F.; J. Mumford & P. Baker (2005). Life HistoryStudies of Prorops nasuta, a Parasitoid of TheCoffee Berry Borer. BioControl, 50, 259-270.

6)Kucel, P.; S.T. Murphy; J. Orozco-Hoyos; R. Day (2004).Developing mass rearing procedures for theparasitoid H. coffeicola Schmeid for control of thecoffee berry borer Hypothenemus hampei Ferrari.Proc. ASIC 2004. Bangalore–India.

7)Bustillo, A.E.; R. Cardenas & F.J. Posada (2002). NaturalEnemies and Competitors of Hypothenemushampei (Ferrari) (Coleoptera:Scolytidae) inColombia. Neotropical Entomology, 31, 635-639.

8)Daniel, S.K.; C.D. Mendenhall; R.F. Sandi; N. Chaumont;P.R. Ehrlich; E.A. Hadly & G.C. Daily (2013). Forestbolsters bird abundance, pest control and coffeeyield. Ecology Letters, 11, 1339-1347.

9)Pava-Ripoll, M.; F.J. Posada; B. Momen; C. Wang & R. St. Leger(2008). Increased pathogenicity against coffeeberry borer, Hypothenemus hampei (Coleoptera:Curculionidae) by Metarhizium anisopliae expressingthe scorpion toxin (AaIT) gene. Journal of InvertebrataPathology, 2, 220-226.

10)Arrieta, G.; A. Hernandez & A.M. Espinoza (2004).Diversity of Bacillus thuringiensis strains isolatedfrom coffee plantations infested with the coffeeberry borer Hypothenemus hampei. ReviewBiological Tropical, 52, 757-764.

11)Magina, F.L. (2005). A Review of Coffee Pest Management.Tanzania Coffee Research Institute.

12)Ciche, T. (2015). The Biology and Genome ofHeterorhabditis bacteriophora. Department ofMicrobiology and Molecular Genetics, MichiganState University. USA.

**0**

11 <<30 | 2 | Juni 2018

PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

S

Potensi Perkebunan Kopi dan KakaoBerdasarkan Ketinggian Tempat:

Studi Kasus di Kabupaten PegununganBintang, Papua

Dedi Anwar1)

1)Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118

Kabupaten Pegunungan Bintang merupakan salah satu kabupaten baru di ProvinsiPapua. Luas wilayah kabupaten ini adalah 1.568.300 ha dan terletak antara 140O

05’ 00" - 141O 00’ 00" Bujur Timur dan 30O 04’ 00" - 50O 20’ 00" Lintang Selatandengan ketinggian tempat bervariasi. Kabupaten Pegunungan Bintang memiiki variasitempat dengan ketinggian yang berbeda-beda. Variasi ketinggian yang beragamtersebut menyebabkan rekomendasi pengembangan komoditas pertanian danperkebunan juga berbeda, khususnya komoditas kopi dan kakao.

ebagai suatu daerah baru, diperlukansuatu data tentang potensi wilayahperkebunan yang cocok untukbertanam kopi maupun kakao.

Pada tahun 2017 luas tanaman perkebunan kopidi Kabupaten Pegunungan Bintang seluas 293 hadengan produksi sebesar 542,70 ton, sedangkanuntuk komoditas kakao mempunyai luasan 28 hadengan produksi sebesar 14.7 ton1).

Kabupaten Pegunungan Bintang berupayamenjadikan kopi dan kakao sebagai programkomoditas strategis yang diberi nama “KOTEKA’’akronim dari Kopi, Ternak, dan kakao2). Untukmendukung hal tersebut diperlukan adanyaanalisis wilayah potensi perkebunan kopi dankakao. Salah satu caranya adalah denganmelakukan analisis Sistem Informasi Geografis(SIG). Elevasi merupakan salah satu faktorpenentu dalam kesesuaian lahan untuk komoditikopi dan kakao. Nilai ketinggian suatu tempatberhubungan dengan temperatur, semakin tinggisuatu wilayah akan menurunkan temperatur

udara. Oleh karena itu, temperatur juga termasuksalah satu faktor kesesuaian lahan untuk tanamankopi maupun kakao.

Analisa Kesesuaian LahanPembagian wilayah potensi perkebunan kopi

dan kakao berdasarkan ketinggian tempatdilakukan dengan analisis Sistem InformasiGeografis (SIG) untuk penginderaan jauh dengandata DEM SRTM (Shuttle Radar TopographyMission) menggunakan software ArcMap 10. DataSRTM adalah data elevasi resolusi tinggimerepresentasikan topografi bumi3). Klasifikasipotensi wilayah perkebunan kakao dibuatberdasarkan kelas kesesuaian lahan yang disusunoleh Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia,menggunakan faktor ketinggian tempat dibagimenjadi kelas S1 sampai dengan S3 yangtermasuk kriteria wilayah berpotensi untuk ditanamkopi maupun kakao, sementara untuk kelas Nmasuk kriteria wilayah tidak berpotensi.

30 | 2 | Juni 2018

>> 12PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

Hasil Analisa Luas PotensiPerkebunan Kopi dan Kakaodengan SIGA. Potensi Perkebunan Kopi dan kakao

di Kabupaten Pegunungan Bintang

Berikut merupakan hasil layout peta pembagianwilayah potensi perkebunan kopi dan kakaoberdasarkan ketinggian tempat di KabupatenPegunungan Bintang.

Peta pembagian wilayah potensi perkebunan kopi dankakao berdasarkan ketinggian tempat Kabupaten

Pegunungan Bintang

Kelas kesesuaian lahan berdasarkan faktor ketinggian

Komoditas

Wilayah sesuai Wilayah tidak sesuaiS1 S2 S3 N

Elevasi (m dpl.) Kakao

-Kakao mulia 0-600 600-800 800-1000 >1000-kakao lindak 0-300 300-600 600-800 >800

Kopi-Kopi robusta 500-1000 250-500 < 250 >1500

1000-1250 1250-1500-Kopi arabika 1000-1700 850-1000 700-850 >2000

1700-1850 1850-2000Sumber: Pusat Penelitian Kopi dan kakao Indonesia

Persentase potensi luasan wilayahperkebunan kopi dan kakao di KabupatenPegunungan Bintang berdasarkanketinggian tempat Elevasi Potensi perkebunan Persentase (m dpl.) wilayah (%) 0-700 Kakao mulia, kakao 48.58

lindak, dan kopi robusta 700-800 Kakao lindak, kopi 3.63

robusta, dan kopi arabika 800-1000 Kakao mulia, kopi 6.21

robusta, dan kopi arabika 1000-1500 Kopi robusta dan 13.02

kopi arabika 1500-2000 Kopi arabika 9.97 >2000 Tidak direkomendasikan 18.60

(N)

Jumlah 100Sumber: Hasil analisis SIG, 2018.

Berdasarkan tabel di atas, luas wilayah diKabupaten Pegunungan Bintang sangat berpotensiuntuk tanaman kakao mulia, kakao lindak, dankopi robusta sebesar 48%, sementara untukwilayah yang tidak direkomendasikan sebesar18.6%. Hal ini menunjukkan daerah KabupatenPegunungan Bintang sangat berpotensi untukpengembangan komoditi kopi dan kakao.

B. Potensi Perkebunan BerdasarkanKomoditi Kopi dan Kakao diKabupaten Pegunungan Bintang

Berdasarkan data potensi perkebunan kopidan kakao di Kabupaten Pegunungan Bintang,dapat dibedakan berdasarkan komoditinya, artinyapeta tersebut dapat digolongkan menjadi tiga peta

13 <<30 | 2 | Juni 2018

PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

yaitu peta potensi perkebunan kopi robusta, kopiarabika, dan kakao. Berikut merupakan hasil lay-

out peta tersebut dan persentase luasannya padatabel di bawah ini.

Peta potensi perkebunan kopi robusta, kopi arabika, dan kakao di Kabupaten Pegunungan Bintang

30 | 2 | Juni 2018

>> 14PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

Potensi perkebunan kakao berdasarkanketinggian tempat Potensi perkebunan Persentase

wilayah (%) Kakao mulia, kakao lindak 48.58 Kakao lindak 3.63 Kakao mulia 6.21 Tidak direkomendasikan (N) 41.58

Jumlah 100.00Sumber : Hasil analisis SIG, 2018.

Potensi perkebunan kopi robusta Potensi perkebunan Persentase

wilayah (%) Kopi robusta 71.43 Tidak direkomendasikan (N) 28.57 Jumlah 100.00Sumber : Hasil analisis SIG, Anwar 2018.

Potensi perkebunan kopi arabika Potensi perkebunan Persentase

wilayah (%) Kopi arabika 32.82 Tidak direkomendasikan (N) 67.18 Jumlah 100.00Sumber : Hasil analisis SIG, Anwar 2018.

Tabel di atas menunjukkan bahwa komoditaskopi maupun kakao sangat potensial untukdikembangkan di daerah tersebut. Luas wilayahyang berpotensi untuk pengembangan komoditaskakao dan kopi robusta lebih dari 50%, sedangkopi arabika sebesar 32.82%.

PenutupPembagian wilayah potensi perkebunan kopi

dan kakao berdasarkan ketinggian tempatmerupakan pembagian wilayah potensi sebagaidasar penetapan tahap awal wilayah perkebunan,untuk lebih lanjutnya perlu dilakukan kajian lebihmendalam berupa kajian kesesuaian lahandengan menyertakan data peta lainnya yaitu petacurah hujan, peta kelerengan, peta jenis tanah,peta kedalaman efektif tanah, dan peta keadaanunsur hara di daerah tersebut, sehinggapengembangan kopi dan kakao dapat memberikanmanfaat yang maksimal bagi perekonomiandaerah dan pseningkatan kesejahteraan penduduk(petani) di sekitar Kabupaten Pegunungan Bintang.

Sumber Pustaka1)Badan Pusat Statistik Kabupaten Pegunungan Bintang

(2018). Kabupaten Pegunungan Bintang dalamAngka 2018, Pegunungan Bintang.

2)Http://papua.litbang.pertanian.go.id/index.php/berita1/328-sosialisasi-koordinasi-dan-pra- dukungan-inivasi-teknologi-pertanian-di-wilayah-perbatasan-p a p u a - k ab u p a te n - p e g u n u n g a n -b in t an g -mendukung- lumbung-pangan-beror ien tasi-ekspor, diakses 14 September 2018.

3)Zulkarnain, Iskandar, & Andy Eka Saputra (2014). SistemInformasi Geografis (SIG) II. Politeknik NegeriLampung, Bandar Lampung.

4)Puslitkoka (2015). Pedoman Teknis Budi Daya TanamanKakao. Pusat Penelitian Kopi dan KakaoIndonesia.

5)Pulitkoka (1998). Pedoman Teknis Budi Daya TanamanKopi. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.

**0**

15 <<30 | 2 | Juni 2018

PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

K

Variasi Kedalaman Air Tanah diKebun Kakao Rakyat:

Studi Kasus di Kabupaten Mimika

Ari Wahono1)

1)Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118

Budidaya tanaman kakao perlu mempertimbangkan manajemen lahan. Lahanmenjadi faktor penting sebab merupakan media tumbuh tanaman. Faktor lahanyang perlu diperhatikan antara lain kedalaman efektif tanah, status hara, dansifat fisik tanah. Kedalaman efektif tanah terkadang ditemui kendala air tanahyang dangkal. Air tanah dangkal menjadi salah satu faktor pembatas padabudidaya kakao, khususnya di Kabupaten Mimika. Penanaman cover crop,penambahan bahan organik serta pembuatan parit drainase dan lubang resapanbiopori akan membantu dalam budidaya tanaman kakao pada daerah yangmemiliki air tanah dangkal.

esesuaian lahan merupakanfaktor yang penting bagi usahabudidaya tanaman. Kelas lahanditinjau dari banyak faktor

diantaranya yaitu iklim dan tanah. Iklim mencakupkondisi agroklimat seperti curah hujan, lama bulankering, dan suhu. Sedangkan, faktor pembatastanah meliputi sifat kimia dan sifat fisika tanah.Salah satu faktor penghambat dari kondisi tanahadalah kedalaman efektif tanah. Faktor peng-hambat ini dapat berupa lapisan tanah yang kerasdan berbatu maupun kondisi kedalaman airtanah. Air tanah yang dapat dimanfaatkantanaman yang dimaksud disini adalah air tanahfreatis. Air tanah freatis adalah air yang terletaktidak jauh dari permukaan tanah serta di ataslapisan kedap air/impermeable1). Seperti tanamanyang lain, supaya hidup dengan baik tanamankakao memil i ki kr i ter ia kesesuaian lahansesuai syarat tumbuhnya. Tanaman kakao dapat

tumbuh baik pada kedalaman tanah efektif >150 cmdari permukaan tanah2). Hal ini berarti, padakedalaman 0-150 cm dari permukaan tanah tidakada faktor pembatas apapun, terutama batu dangenangan air. Untuk mengetahui kedalaman airtanah, dapat dilakukan dengan pengukuransecara langsung melalui survei.

Data dan WilayahKondisi topografi wilayah Kabupaten Mimika

cukup beragam, mulai dari datar, berbukit hinggapegunungan. Namun demikian, pengembangankomoditas kakao di Kabupaten Mimika difokuskandi dataran rendah. Wilayah ini memiliki intensitashujan yang cukup tinggi, dengan rata-rata hujanharian 20-40 mm dan suhu 27O C. Jenis tanahyang dijumpai umumnya adalah Ultisol dengantingkat kesuburan yang rendah akibat tercuci olehair hujan. Pada tahun 2016, luas areal perkebunan

30 | 2 | Juni 2018

>> 16PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

kakao rakyat mencapai 186 hektar dan melibatkan297 petani. Pola tanam kakao di Mimika dilakukansecara monokultur dengan jarak tanam 3-4 m.Namun di beberapa tempat dijumpai tanamankakao yang ditumpangsari dengan tanamanhortikultura seperti nanas. Umumnya tanamankakao menggunakan pelindung kayu gamal(Gliricidia sepium).

Data yang digunakan dalam kajian ini adalahdata koordinat lokasi sampling tanah (point) dandata kedalaman air tanah yang didapatkan melaluisurvei. Wilayah kajian meliputi seluruh areal kebunkakao rakyat di sekitar areal Kabupaten Mimika,

Papua. Di dalam analisis GIS lokasi penelitiandibatasi pada koordinat lintang -4.406298O

sampai, -4.713149O, dan bujur 136.892548O

sampai 136.713886O.Untuk mengetahui kedalaman air tanah

dilakukan survei lahan. Alat yang digunakanmeliputi GPS, komputer yang sudah terinstal soft-ware ArcGis 9.3, dan kelengkapan survei yangmeliputi bor dengan panjang 1,5 m dan meteran.Air tanah diamati dengan cara pengeboran, jikatelah dijumpai air pada kedalaman tertentu makadilakukan pengukuran menggunakan meteran.

Sumber: www.google.comCitra satelit Google Earth lokasi penelitian

Sumber: peta-kota.blogspot.comPeta Kabupaten Mimika

17 <<30 | 2 | Juni 2018

PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

Peta cuaca Kabupaten Mimika, (a) hujan harian, (b) suhu harian (Sumber: www.weather.com)

a b

Pengukuran kedalaman air tanahdengan cara pengeboran

Analisis spasial dilakukan dengan metodeInverse Distance Weighted (IDW) sehinggadiperoleh peta kedalaman air tanah. Untukmenghitung proporsi masing-masing luas arealkedalaman air tanah maka dilakukan konversikoordinat dari geografis ke UTM (Universal TransvereMercator). Berdasarkan zona UTM Indonesia,wilayah kajian masuk dalam zona UTM 53s.

Hasil SurveiLokasi pengamatan kedalaman air tanah

dilakukan di 13 titik. Adapun lokasi tersebutditampilkan seperti pada tabel di bawah ini. Hasilpengamatan di lapangan menunjukkan bahwaair tanah paling dalam dijumpai di Utikini/SP12,sedangkan yang paling dangkal di Nawaripidan Iwaka. Kedalaman air tanah di Utikini/SP12sedalam 140 cm dari permukaan tanah, sedangkan

di Nawaripi dan Iwaka sedalam 20 cm. Secara umumrata-rata air tanah kebun kakao rakyat di Mimikaadalah 75,38 cm.

Hasil analisis spasial menggunakan metodeIDW, menunjukkan bahwa variasi kedalaman airtanah di lokasi kebun kakao cukup tinggi dengannilai minimum dan maksimum kedalaman air tanahmasing-masing 20 cm, dan 139,76 cm. Sedangkanrata-rata kedalaman air tanah di wilayah ini 72,15 cm.

Sebagian besar lokasi memiliki kedalamanair tanah 59-73 cm. Pusat air tanah padakedalaman tersebut berada di Timika Jaya danNaena Muktipura seluas 47% dari total luas arealkajian. Data pengamatan kedalaman air tanahyang diperoleh di Timika Jaya adalah 60 cm,sedangkan di Naena Muktipura adalah 70 cm.Air tanah paling dalam di Utikini/SP12 yaitu 126-139 cm dengan proporsi sebesar 0,1% dari totalluas areal. Setelah dianalisis menggunakanregresi sederhana, tampak bahwa ketinggiantempat tidak selalu berkorelasi positif dengankedalaman air tanah.

Tipuka yang merupakan daerah pesisirdengan ketinggian tempat kurang dari 2 m dpl.memiliki air tanah yang cukup dalam yaitu 80 cm.Sementara di Nawaripi dan Iwaka merupakandataran yang lebih tinggi sekitar 20 m dpl., namunair tanahnya cukup dangkal yaitu 20 cm. Hasilpenelitian serupa yang dilaksanakan di KabupatenPidie mengungkap bahwa curah hujan berkorelasinyata negatif dengan kedalaman efektif, namuncurah hujan berkorelasi positif dengan ketingiantempat. Dengan demikian, semakin tinggi intensitascurah hujan maka kedalaman efektifnya semakinrendah3)

.

30 | 2 | Juni 2018

>> 18PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

Lokasi pengamatan kedalaman air tanah GPS Latitude Longitude Altitude Groundwater depth Location(m dpl) (cm) 165 -4.47010115 136.80488192 45.55 140 Utikini/SP12 166 -4.46720294 136.82294064 48.43 60 Mulya Kencana 167 -4.46380248 136.80445695 44.35 80 Bhintuka 168 -4.44908956 136.85463756 66.70 80 Karang Senang1 169 -4.45965260 136.85472381 47.47 100 Karang Senang2 170 -4.47040290 136.84591929 51.32 110 Karang Senang3 171 -4.53652044 136.84077708 27.28 60 Timika Jaya 172 -4.71491240 136.83324460 1.81 80 Tipuka 173 -4.57952010 136.89304101 17.67 20 Nawaripi 175 -4.56890225 136.74077779 20.07 70 Naena Muktipura 176 -4.51618871 136.71457881 18.39 20 Iwaka 177 -4.40656666 136.77943856 54.20 60 Yuwaka1 178 -4.40566745 136.77791767 46.51 100 Yuwaka2Hasil Pengukuran di lapangan, 2017.

Peta kedalaman air tanah kebun kakao rakyat di Kabupaten Mimika

Ground water (cm)

19 <<30 | 2 | Juni 2018

PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

Kakao pada air tanah dangkal (20-33 cm) Kakao pada air tanah normal (>60 cm)

Keragaan tanaman kakao rakyat di Kabupaten Mimika

Variasi profil tanah kebun kakao rakyat di Kabupaten Mimika Profil tanah pada air tanah dangkal Profil tanah pada air tanah sedang Profil tanah pada air tanah dalam

30 | 2 | Juni 2018

>> 20PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

Lokasi air tanah dangkal umumnya mempunyailapisan warna kelabu di bawah lapisan top soil yangtidak terlalu dalam. Sementara itu, warna tanahpada lokasi air tanah normal cenderung lebih gelapantara kuning kecoklatan sampai coklat. Warnatanah pada lokasi air tanah dangkal yang demikiankemungkinan disebabkan karena tanah seringdalam kondisi jenuh atau tergenang air dalam waktuyang lama. Tanah sawah lapisan 0-60 cm terlihatberwarna kelabu akibat proses gleysasi pada horizontersebut4). Pertumbuhan tanaman kakao pada airtanah dangkal yang berwarna kelabu tampak kurangbaik dapat dilihat pada gambar di bawah.

Penutup

Perkebunan kakao rakyat di KabupatenMimika mayoritas memiliki kedalaman air tanah59-73 cm. Pada kriteria kedalaman air tanah tersebutmasih tergolong sedang. Utikini merupakan lokasiyang memiliki air tanah paling dalam yaitu 126-139 cm, sedangkan Nawaripi dan Iwaka merupakandaerah yang tergolong memiliki air tanah dangkalantara 20-33 cm. Tanaman kakao yang ditanampada daerah yang memiliki air tanah dangkalmenunjukan pertumbuhan yang kurang baikdaripada tanaman kakao yang ditanam di lokasi

dengan air tanah normal. Air tanah dangkalmenjadi salah satu faktor pembatas padabudidaya kakao di Mimika, khususnya di Nawaripidan Iwaka. Penggunaan tanaman penutup tanah,penambahan bahan organik serta pembuatan paritdrainase dan lubang resapan biopori akanmembantu dalam budidaya tanaman kakao padadaerah air tanah dangkal.

Sumber Pustaka

1)Sutandi, M.C. (2012). Air Tanah. Fakultas Teknik UniversitasKristen Maranatha Bandung.

2)Puslitkoka (2015). Pedoman Teknis Budidaya Kakao(Theobroma cacao L.). Jember

3)Liyanda, M.; A. Karim & Y. Abubakar (2012). AnalisisKriteria Kesesuaian Lahan Terhadap ProduksiKakao pada Tiga Klaster Pengembangan diKabupaten Pidie (Analysis of Land SuitabilityCriteria for Cocoa Production of Three ClusterDevelopment in Pidie District). Agrista, Vol. 16, No. 2.

4)Rajamudin, U.A. (2009). Kajian Tingkat PerkembanganTanah pada Lahan Persawahan Desa KalukuTinggu Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah(Study of Soil Morphology and Development Levelon Paddy Soil in Kaluku Tinggu Village, DonggalaRegency, Central Sulawesi). Agroland, 16 (1), 45–52.

5)Anonim (2018). https://id.wikipedia.org/wiki/Freeport_Indonesia. Dikunjungi 29 Juni 2018.

**0**

21 <<30 | 2 | Juni 2018

PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

P

Akrilamida pada Produk Kopi

Hendy Firmanto1)

1)Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB Sudirman 90 Jember 68118

Proses pengolahan makanan dengan cara menginduksi panas sepertipenyangraian, pemanggangan, pembakaran, dan penggorengan akanmereaksikan sejumlah senyawa yang terkandung dalam bahan pangan.Beberapa reaksi yang dapat terjadi saat pemanasan diantaranya adalah reaksipencoklatan (sugar browning), reaksi maillard, dan pada suhu yang lebihtinggi dapat terjadi reaksi pirolisis. Reaksi maillard merupakan reaksi yangterjadi antara gula reduksi (reducing sugar) dengan asam-asam amino tertentuyang merupakan hasil penguraian substrat protein. Pada kondisi suhu danlama pemanasan tertentu, reaksi maillard dalam tahapan lanjut dapatmenghasilkan produk yang bersifat karsinogenik yakni akrilamida. Prosespenyangraian biji kopi dengan pemanasan tak langsung (indirect heating)menggunakan mesin sangrai juga memiliki potensi untuk menghasilkan senyawaakrilamida pada akhir proses penyangraian. Namun demikian, saat ini telahditemukan metode-metode untuk mengurangi akrilamida agar kopi lebih amandikonsumsi.

engolahan pascapanen biji kopiakan menguraikan kandungannutrisi di dalam biji sepertikarbohidrat, protein dan lemak

sebagai substrat kompleks. Proses fermentasi bijimerupakan tahap awal penguraian substrat dalambiji menjadi molekul yang lebih sederhana. Padaproses ini, karbohidrat akan diubah menjadi gulasederhana (hidrolisis), protein diubah menjadiasam-asam amino (proteolisis), dan substratlemak diubah menjadi asam lemak (lipolisis)dengan bantuan mikroorganisme fermentatif dansejumlah enzim. Substrat sederhana akan salingbereaksi kembali pada proses penyangraianuntuk membentuk aroma kopi melalui reaksimaillard. Reaksi maillard akan membentuk aromayang sebagian besar berupa senyawa volatil

antara lain terdiri dari pirazin dan aldehida.Tahapan lain dari reaksi maillard adalahpereaksian substrat glukosa dengan asam aminoseperti asparagin, alanin, glutanin, atau metioninyang dapat menghasilkan senyawa akrilamidapada kisaran suhu proses 185OC.

Sifat dan Proses PembentukanAkrilamida

Akrilamida atau 2-Propenamida (C3H5NO)merupakan senyawa dengan berat molekul 71.08 g/mol dengan titik didih 136OC pada tekanan 3.3 kPadan nilai kelarutan dalam air sebesar 215.5 g/100 ml. Pada kondisi ruang, akrilamida berwujudpadat, berwarna putih, tidak berbau (odorless),

30 | 2 | Juni 2018

>> 22PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

dan bersifat sangat stabil atau tidak mudahterurai. Akrilamida bersifat karsinogenik dandapat memicu sel tubuh untuk berubah menjadisel kanker. Pembentukan senyawa akrilamidaumumnya terjadi pada proses pemanasan dengansuhu 185OC sehingga proses penyangraian bijikopi (roasting) adalah tahapan proses yangberkontribusi besar pada pembentukan sejumlahakrilamida. Jalur pembentukan akrilamidamenunjukkan bahwa akrilamida dihasilkan darireaksi antara gula reduksi dengan asam aminoasparagin. Asam amino asparagin merupakanasam amino yang telah mengalami dekarboksilasidan deaminasi membentuk suatu gugus aldehida.

Suhu dan lama proses penyangraian yangmeningkat akan memperbesar kadar akrilamida.

Akrilamida selain dihasilkan dari prosespemanasan bahan pangan juga dapat ditemukandalam produk buah-buahan kering. Buah-buahanyang telah dikeringkan (diuapkan airnya) denganmaksud meningkatkan umur simpannya jugamengandung akrilamida. Kadar akrilamida padabuah pir kering adalah 1457 ng/g, pada buah aprikotkering sebesar 180 ng/g dan buah pisang keringsebesar 50 ng/g. Sebagaimana dilaporkan darihasil penelitian, kadar akrilamida pada biji kopiarabika yang berasal dari Sumatera berkisar pada28-31 ppb1).

Mekanisme pembentukan akrilamida oleh gula reduksi dan asparaginpada proses penyangraian kopi (Gokmen, 2016)

23 <<30 | 2 | Juni 2018

PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

Kadar akrilamida pada berbagai jeniskopi bubukJenis kopi bubuk Kadar akrilamida (ng/g)Mexico 18-24Irish coffee 14-22Tanzanian peaberry 15-23Colombian supremo 22Guatemala 18-25Colombian decaf 15-22Indonesian Sumatra 28-31Ethiophian mocca 21-29Jacobs monarch 318-338

Sumber: Senyuva dan Gokmen, 2005.

Merujuk pada aturan US EnvironmentalProtection Agency (EPA) dan World HealthOrganization (WHO), batas ambang akrilamidauntuk produk makanan dan minuman secaraumum adalah sebesar 0,5 µg/L sedangkan aturanUni Eropa (European Council Directive 98/83/EC)adalah sebesar 0,1 µg/L untuk produk air minumsaja. Jika asumsi konsumsi satu cangkir kopiadalah 12 g bubuk kopi dengan 50 mL air, makaperkiraan kadar maksimum akrilamidanya adalah31 ng/g dikali 12 g yakni setara 372 ng/50 mL atau7,44 µg/L per sajian. Hitungan konsumsi akrilamidarata-rata internasional pada produk kentang saatini mencapai 0,3-0,8 µg/kg BB/hari, artinya jikaberat badan (BB) rata-rata adalah 60 kg, makakonsumsi 2 gelas kopi setara dengan 744 ng/60kg BB/hari atau 0,0124 µg/kg BB/hari4; 5). Hal ituberarti jumlah akrilamida dari 2 cangkir kopidengan komposisi 12 g bubuk dan 50 mL air hanyamenyumbang 1,6% dari total konsumsi akrilamidapada produk kentang. Dengan kata lain, kandunganakrilamida pada 2 cangkir kopi masih rendahapabila dibandingkan dengan kentang goreng.Konsumsi akrilamida produk kentang tersebutmendebat batasan EPA dan WHO yang ketatterhadap kandungan akrilamida pada kopi, inidiperkuat hasil penelitian oleh Mucci et al. (2003)yang juga telah membantah adanya hubunganjumlah kadar akrilamida dengan potensi kanker.

Cara Pengendalian KadarAkrilamida

Keberadaan akrilamida sangat bergantungpada kadar gula reduksi dan asparagin dalamsuatu bahan pangan. Pengendalian akrilamida

pada kopi cukup sulit dilakukan dikarenakan cara-cara pengendalian tersebut akan berpengaruhterhadap aroma kopi. Terdapat beberapa metodeuntuk mengurangi kadar akrilamida diantaranyayaitu melalui pencampuran dengan biji arabika,dikarenakan biji arabika mengandung lebih sedikitkadar asparagin. Teknik penyeduhan (brewing)yang semakin singkat juga akan mengurangitingkat kelarutan akrilamida pada air seduhan.Penyangraian dengan waktu yang lebih lamaberpotensi menguraikan akrilamida meskipun caraini tidak mutlak untuk dilakukan3). Hasil pengamatanmenunjukkan bahwa penyimpanan kopi bubuk ataubiji kopi sangrai pada suhu ruang selama 6-12 bulandapat mengurangi kadar akrilamida sebanyak 30%6).Cara lain adalah mengoptimalkan penggunaanbahan tanam kopi yang menghasilkan biji kopirendah kadar asparagin serta menggunakan enzimasparaginase (pengurai asparagin) yang diaplikasikanmelalui perendaman biji kopi mentah (green bean)yang sebelumnya telah dilakukan perebusan untukmembuka pori biji, meskipun metode ini dapatmenurunkan aroma kopi.

Cara pengendalian kadar akrilamidaSumber: Soares, 2015

PenutupAkrilamida merupakan senyawa karsinogenik

yang secara alami akan terbentuk pada biji kopiyang mengalami proses penyangraian. Akrilamida

Penyeduhansingkat

Aplikasi enzimasparagin

Menanambahan tanam

kopi yang tidakmengakumulasikan

zat asparagin

Melakukansangrai pekat

Menyimpan bijikopi lebih lama

Mencampurdengan rasiokopi arabikayang tinggi

Cara mengurangikadar akrilamida

pada kopi

30 | 2 | Juni 2018

>> 24PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

terbentuk dari reaksi antara gula reduksi denganasam amino misalnya asparagin pada suhu 185OC.Kadar konsumsi akrilamida pada seduhan kopisekitar 0,0124 µg/kg BB/hari masih lebih kecildibandingkan dengan kadar akrilamida padaproduk olahan kentang sekitar 0,3-0,8 µg/kg BB/hari sehingga ambang batas akrilamida padaproduk olahan kopi masih perlu untuk didiskusikanterkait toksisitasnya. Metode pengurangan potensiakrilamida pada kopi telah ditemukan, namunpengaruhnya terhadap perubahan aroma kopiperlu dicermati.

Sumber Pustaka

1)Senyuva, H. & V. Gokmen (2005). Study of acrylamidein coffee using an improved liquid chromatographymass spectrometry method: Investigation of colourchanges and acrylamide formation in coffee duringroasting. Food Additives and Contaminants 22,214–220.

2)Gokmen, V. (2016). Acrylamide in food: analysis, contentand potential health effects. Elsevier: USA.

3)Soares, C.M.D.; R.C. Alves & M.B.P.P. Oliviera (2015).Coffee in Health and Disease Prevention. Elsevier:Portugal.

4)Brunton, N.; R. Gormley; & B. Murray (2005). StatusReport on Acrylamide in Potato Products. TheNational Food Centre: Dublin.

5)Petersen, B. (2002). Exposure and Biomarkers. JIFSAN/NCFST Acrilamyde in Workshop. (www.jifsan.umd.edu/Acrylamide/acrylamideworkshop.html).

6)Hoenicke & Gaterman (2005) Studies on stability ofacrylamide in food during storage. Journal of theAssociation of Official Analitical Chamists. 88 (1):268.

?)Mucci, L.A.; P.W. Dickman; G. Steineck; H.O. Adami& K. Augustsson (2003). Dietary acrylamide andcancer of the large bowel, kidney, and bladder:Absence of an association in a poplation-basedstudy in Sweden. British Journal of Cancer 88, 84–89.

**0**

25 <<30 | 2 | Juni 2018

PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

S

Terminologi Citarasa Kakao

Ariza Budi Tunjung Sari1)

1)Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118

Kendati selalu digandengkan dengan kopi dan teh sebagai tanamanpenyegar, kakao ternyata memiliki karakteristik citarasa yang berbeda. Selaindisebabkan perbedaan spesies, komunitas yang mengusahakan kakao jugaberbeda dari komunitas yang berkecimpung di komoditi penyegar lainnya,alhasil terdapat perbedaan persepsi dalam hal citarasa kakao. Perbedaankarakteristik tersebut pada akhirnya membentuk segmentasi biji kakaoberdasarkan citarasanya. Seperti halnya kopi spesialti, kakao juga memilikikelas premium yang dikenal sebagai fine - flavor cocoa. Namun, kriteria penilaiancitarasanya tidaklah sama dengan kopi spesialti. Tulisan ini memaparkanbeberapa terminologi dalam citarasa kakao.

etiap dua tahun sekali InternationalCocoa Organization (ICCO) menyeleng-garakan acara Cocoa of Excellence,dalam rangka memberikan peng-

hargaan untuk kakao dengan citarasa yangterbaik dan terunik di dunia. Penilaian terhadapkualitas citarasa kakao dilakukan oleh komiteyang beranggotakan ahli-ahli dalam bidangkakao. Para ahli tersebut kemudian merumuskankriteria untuk menentukan citarasa kakao yangberkualitas, yang diwujudkan sebagai atributcitarasa kakao.

Terdapat empat atribut utama dalam citarasakakao meliputi rasa cokelat (cocoa), asam (acidity),pahit (bitterness), dan sepat (astringency).Delapan atribut lainnya merupakan atributtambahan untuk menggambarkan keunikancitarasa, antara lain rasa buah, bunga, rempah,kayu, kacang, karamel dan sangraian. Di sampingitu, terdapat pula atribut cacat seperti rasa jamur,kotor, busuk, masam, dan asap. Berikut dipaparkandefinisi terhadap setiap atribut citarasa.

CocoaAtribut cocoa menggambarkan citarasa khas

cokelat yang dipadukan dengan sedikit unsurkaramel dan sangraian. Kakao dengan citarasacocoa paling kuat berasal dari Afrika. KakaoGhana umumnya memiliki nilai intensitas 8 daritotal nilai 10, sementara kakao dari Pantai Gadingyang memiliki rasa yang lebih lembut memilikinilai 7. Kakao dari Indonesia yang difermentasidengan baik, bisa memperoleh citarasa khascokelat dengan nilai intensitas 61).

AcidityMenunjukkan intensitas rasa asam. Rasa

asam muncul di ujung lidah, baik di awal, tengah,maupun di akhir pencicipan. Rasa asam ini terbagidalam tiga jenis, meliputi asam cuka, asam buah,dan asam laktat. Asam cuka muncul sangat dini,sesaat setelah pasta kakao melekat di lidah. Halini disebabkan adanya senyawa asam asetat yang

30 | 2 | Juni 2018

>> 26PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

terbentuk selama proses fermentasi biji kakao.Asam buah dirasakan di awal atau beberapa saatsetelah kemunculan asam cuka, terbentuk karenaadanya senyawa asam sitrat atau asam malat.Asam sitrat merupakan senyawa yang terkandungdalam pulpa kakao.

Asam laktat memiliki sensasi seperti yoghurtatau susu masam. Umumnya ditemui di tengahatau akhir pencicipan. Pada beberapa kasus,asam laktat tidak disukai karena sulit dihilangkandan merusak citarasa produk akhir cokelat. Asamlaktat terbentuk di akhir fermentasi dan seharusnyadapat hilang selama pengeringan. Biji kakao yangdikeringkan terlalu cepat, cangkang bijinya akansegera mengeras dan asam laktat tidak dapathilang sehingga terakumulasi dalam keping biji,sebagai akibatnya biji kakao memiliki citarasaasam yang berlebihan. Ada juga jenis asambutirat, yang rasanya masam seperti busuk dantengik, sekaligus menimbulkan cacat citarasa.

BitternessDefinisi rasa pahit adalah seperti seduhan

kopi, kina atau biji duku. Rasa pahit (bitterness)disebabkan oleh senyawa alkaloid dan polifenoldalam biji kakao segar, juga oleh senyawa-senyawahasil reaksi pirolisis yang terjadi saat penyangraian.Rasa ini dapat memperkuat citarasa kakao padaintensitas yang tepat. Jika terlalu lama melekat

di lidah, maka hal ini dapat mengganggu kualitascitarasa kakao.

AstringencySepat (astringent) adalah sensasi kesat dan

kering di lidah, langit-langit, dan bagian dalam bibir.Hal ini disebabkan adanya penggumpalan proteindalam air liur disebabkan interaksi dengan senyawapolifenol. Biji kakao yang tidak difermentasi, kandunganpolifenolnya masih tinggi sehingga dapat menimbul-kan rasa sepat yang berlebihan. Contoh makananyang rasanya sepat adalah kulit ari kacang mentahdan bagian dalam kulit pisang yang masih hijau.

Citarasa Buah, Bunga, dan RempahRasa buah terbagi dalam buah segar (fresh

fruit) dan buah kering (browned fruit). Biji kakaodengan rasa buah segar yang kuat umumnyakeasamannya juga tinggi, namun tidak demikiandengan biji yang memiliki rasa buah kering,kadang tidak disertai rasa asam yang menonjol.Jenis buah segar yang umum dideteksi dalamkakao adalah buah jeruk, buah berdaging terang(duku, salak masak), berdaging gelap (jambu, buahnaga), tropis (nanas, rambutan), dan jenis beri(blueberry, blackberry). Adapun buah keringbiasanya memiliki rasa seperti pisang salai, kismis,atau kurma.

Aneka ragam atribut citarasa kakao yang digambarkan dalam roda citarasa (Flavor wheel)Sumber: ECA-CAOBISCO-FCC, 2015

27 <<30 | 2 | Juni 2018

PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

Rasa atau aroma bunga meliputi beberapajenis sensasi, antara lain rasa seperti bunga,rumput, dan dedaunan. Yang menarik, dalamkelompok rasa bunga juga terdapat isti lahearthy. Dalam terminologi citarasa kopi, earthydideskripsikan sebagai bau tanah kering. Lainhalnya dalam kakao, earthy merupakan citarasaseperti jamur segar dan dianggap sebagai halyang bagus.

Rempah merupakan rasa yang seringditemui dalam kakao asal Indonesia. Hal ini salahsatunya disebabkan pengolahan khususnyapengeringan yang sering bercampur denganrempah-rempah. Rasa rempah yang kerap ditemuiadalah tembakau, kayu manis, cengkeh, pala, danlada. Termasuk dalam kategori rempah adalahrasa gurih seperti rumput laut.

Citarasa Kayu, Kacang, Karamel,dan Sangraian

Berbeda dengan citarasa kayu dalam kopiyang dianggap tidak baik, citarasa ini dinilai unikdalam biji kakao. Deskripsi citarasa kayu adalahbagian dalam dahan pohon yang dikeringkan,sehingga menghasilkan aroma yang harum dansegar. Bagi yang terbiasa dengan uji citarasakopi, citarasa kayu ini mirip dengan bunga. Jeniscitarasa kayu yang sering ditemui adalah kayujati, mahoni, kakao, dan getah pinus.

Citarasa kacang yang dimaksud dalamkakao, bukanlah rasa kacang goreng seperti yangbiasanya dijadikan makanan ringan sehari-hari.Dalam terminologi kakao, citarasa kacangdideskripsikan sebagai kacang mentah denganaroma yang sedikit manis dan gurih. Jenis kacangyang dimaksud antara lain almond, walnut, danhazelnut.

Citarasa karamel dideskripsikan seperti gulamerah yang berasal dari nira kelapa. Aromanyamanis dan lembut, seperti santan yang dimasak.Jenis citarasa ini tidak umum ditemui dalam kakao.Kalaupun ada, muncul dalam intensitas yanglemah. Jika ada citarasa karamel yang kuat, makalebih tepat dikategorikan sebagai citarasasangraian (roasted).

Profil citarasa kakao asal Jembrana, Bali, yangmengikuti acara Cocoa of Excellence 2017

Sumber: Cocoa-of-Excellence, 2017b

Cacat CitarasaSeperti dalam kopi, kakao pun bisa jadi

memiliki cacat citarasa. Jenis cacat yang sangattidak disukai meliputi citarasa jamur, busuk, asap,masam, dan kotor (seperti debu). Citarasa asapbiasanya diperoleh dari pengeringan dengankayu bakar, atau bisa juga karena jenis bijinya.Bau asap yang diperoleh selama pengeringan,biasanya tercium sangat kuat di cangkang bijisedangkan keping bijinya tidak berbau. Namun,saat biji sudah disangrai dan dihaluskan, barulahcitarasa asap muncul dengan jelas. Citarasabusuk dan masam umumnya ditemui biji yangdifermentasi terlalu lama. Adapun citarasa jamurdan kotor, sering ditemui pada biji yang disimpanpada kondisi lembab.

Nilai GlobalDalam penilaian kopi spesialti berdasarkan

prosedur Specialty Coffee Association of America(SCAA), nilai total dari kualitas citarasa kopimerupakan hasil penjumlahan dari nilai atribut-atributnya. Lain halnya dengan kakao, nilai globalditerapkan bukan berasal dari akumulasi nilaiatribut-atributnya, melainkan suatu nilai yangmencerminkan potensi citarasa pada kakao,keunikan dan keseimbangan citarasa, disertaikesan yang diperoleh setelah pencicipan berakhir.Kakao dengan nilai global di atas 6 tidak boleh

30 | 2 | Juni 2018

>> 28PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

memiliki cacat, serta harus memiliki karakter pahitdan sepat yang harmonis. Sebaliknya, kakaodengan nilai global nol (0), menandakan adanyacacat citarasa yang serius serta kualitas biji yangrendah.

PenutupAtribut citarasa kakao yang dipaparkan dalam

tulisan ini adalah salah satu bentuk terminologiyang ingin diperkenalkan oleh komite Cocoa ofExcellence, agar masyarakat dapat berbicaradengan istilah yang sama mengenai kualitascitarasa kakao. Kosakatanya dapat selaluberkembang, terutama dengan semakinbanyaknya ragam biji kakao di dunia. Indonesiasebagai salah satu negara produsen utama,tentunya juga memiliki aneka biji kakao yang

bercitarasa unik, terutama jika ditelaah setiapdaerahnya. Kelak, masyarakat Indonesia jugabisa berkontribusi membentuk persepsi terhadapcitarasa kakao yang berkualitas.

Pustaka

1)Cocoa-of-Excellence. (2017a). Cocoa of excellenceprogramme 2017: glossary and terms for flavourevaluation. www.cocoaofexcellence.org: diaksestanggal 06 Agustus 2018.

2)Cocoa-of-Excellence. (2017b). Cocoa of excellenceprogramme and 2017 edition of internationalcocoa awards: results of 2017 edition.www.cocoaofexcellence.org: diakses tanggal 03Agustus 2018.

3)ECA-CAOBISCO-FCC. (2015). Cocoa beans: chocolateand cocoa industry quality requirements. Brussel:CAOBISCO/ECA/FCC.

29 <<30 | 2 | Juni 2018

PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

I

Peran Koperasi dalam PemasaranKopi Gayo

Diany Faila Sophia Hartatri1) dan Fajar Sulaiman1)

1)Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118

Kopi Gayo merupakan kopi yang dihasilkan di dataran tinggi Gayo. Citarasayang khas karena dibudidayakan di dataran tinggi serta didukung dengansistem budidaya dan pengolahan yang baik membuat kopi Gayo dikenalluas baik di pasar domestik maupun ekspor. Keberhasilan ini tidak lepasdari peran koperasi. Kemampuan koperasi dalam memperoleh sertifikat danmengekspor kopi bersertifikat seperti Organic, Fairtrade, Uts Certified,Rainforest Alliance, dan sebagainya telah mempermudah pemasaran kopipetani di daerah ini. Hal tersebut menyebabkan harga kopi yang diterimaoleh petani di Gayo lebih tinggi dibandingkan petani kopi di sentra produksikopi lainnya, sehingga berdampak terhadap peningkatan taraf hidupmasyarakat di dataran tinggi Gayo.

ndonesia merupakan negara agrarisyang sebagian besar penduduk danpendapatan negara bergantung padakomoditas pertanian, termasuk

perkebunan dan peternakan. Pada sektorperkebunan, berbagai komoditas merupakantulang punggung pemerintah dan petani dalammenjalankan ekonominya. Berdasarkan dataKementerian Pertanian, nilai ekspor komoditasperkebunan tahun 2016 mencapai Rp341,7 triliunatau sekitar 22% dari total pendapatan negara,angka tersebut meningkat pada tahun 2017menjadi Rp432,4 triliun, atau sekitar 26,5%.Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakankontribusi dari delapan komoditas utama, yaitukelapa, karet, kelapa sawit, teh, pala, tembakau,kakao dan kopi. Komoditas kopi memberikankontribusi pendapatan dari devisa negarasebesar Rp15,89 tril iun pada tahun 2017,

sedangkan pada tahun sebelumnya adalahRp13,42 triliun.

Provinsi Aceh merupakan salah satu sentraproduksi kopi yang penting bagi Indonesiakarena Aceh berkontribusi hampir 10% daritotal produksi kopi Indonesia. Kopi arabikamerupakan salah satu komoditas unggulanProvinsi Aceh yang berkontribusi penting bagipenerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) danpendapatan petani. Pada tahun 2016, sebanyak47.378 ton kopi diproduksi di provinsi ini yangdihasilkan dari sekitar 81.000 ha dan melibatkan68.543 rumah tangga petani1). Dataran tinggiGayo telah dikenal luas sebagai salah satusentra produksi kopi arabika spesialt i diIndonesia.Kabupaten Bener Meriah, AcehTengah dan Gayo Lues merupakan daerahutama penghasil kopi di dataran tinggi Gayo.

30 | 2 | Juni 2018

>> 30PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

Di daerah tersebut, kopi arabika umumnyadibudidayakan di atas ketinggian 1.000 m dpl. Kopiarabika di dataran tinggi Gayo dibudidayakan olehpetani secara organik dan menggunakan tanamanpenaung tetap berupa tanaman lamtoro. Salah satualasan pembudidayaan kopi secara organik yaituperbedaan harga yang diterima oleh petani lebihtinggi dibandingkan dengan kopi non organik2). Halini dikarenakan adanya sertifikasi organik yangdimiliki oleh koperasi-koperasi petani.

Mutu citarasa kopi Gayo yang sudah sangatdikenal sangat baik dan cara budidaya organiktersebut telah banyak menarik para penikmat kopibaik dari nusantara maupun luar negeri. Dengandemikian, petani di dataran tinggi Gayo tidakmengalami kesulitan dalam memasarkan bijikopinya. Bahkan, pada musim tertentu parapembeli mengalami kesulitan dalam pembelian bijikopi arabika Gayo. Hal ini mengakibatkantingginya harga kopi Gayo di tingkat petani.

Pengolahan KopiSelain faktor on farm, mutu kopi baik fisik

maupun citarasa kopi sangat dipengaruhi olehcara atau metode pengolahan kopi yang digunakan.Metode pengolahan kopi, umumnya dibagimenjadi 2 yaitu metode olah basah (wet process)yang umumnya dilakukan untuk kopi arabika danolah kering (dry process) untuk kopi robusta.Namun, sejak tahun 2010 metode pengolahan kopiarabika mengalami perkembangan. Awalnya, hanyadikenal metode olah basah full wash dry hullingatau dikenal dengan West Indische Bereiding (WIB)

and full wash wet hulling atau dikenal denganpengolahan cara Sumatera3). Namun, saat inipermintaan konsumen terhadap citarasa kopisemakin kompleks, sehingga tidak jarang ditemuikopi yang diolah dengan berbagai metodepengolahan baru, seperti kopi natural, kopi honeyatau descacado, kopi winey, dan sebagainya.

Petani kopi Gayo umumnya sudah memilikipengetahuan dan keterampilan yang baik dalampengolahan kopi dengan metode olah basah.Petani juga sudah sangat terbiasa memanen kopigelondong merah (red cherries coffee) danmengolahnya dengan menggunakan metodepengolahan basah (full wash wet hulling). Urutanproses pengolahan kopi yang dilakukan olehpetani di Gayo adalah sebagai berikut:

Diagram proses pengolahan kopi di gayo oleh petani

Sumber foto: Fajar (2018)Kebun petani kopi Arabika di Gayo

31 <<30 | 2 | Juni 2018

PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

Umumnya petani di Gayo hanya memproseskopi hingga dihasilkan kopi HS basah (wet parch-ment) dengan kadar air sekitar 30-40%. Selanjutnya,kopi HS basah tersebut dijual ke pengumpul tingkatdesa dalam unit bambu. Satu bambu setara dengan1,2 kg HS basah. Namun, saat ini pembelian kopidi tingkat petani telah banyak yang menggunakansatuan kilogram (kg). Hal ini memberikan keuntunganbagi petani dan pembeli karena berat kopi lebihakurat dan pasti.

Peran Koperasi dalam PemasaranKopi Gayo

Di samping mutu kopi, pemasaran jugamerupakan salah satu aspek penting yangmempengaruhi harga yang akan diterima olehpetani. Semakin kompleksnya rantai pemasarankopi akan semakin rendah harga yang diterimapetani. Sebaliknya, rantai pasok yang semakinefisien akan meningkatkan harga yang diterimaoleh petani. Di Indonesia, umumnya kopi berpindahsetidaknya empat hingga lima tangan sebelumakhirnya sampai ke tangan konsumen.

Sebagian besar petani kopi arabika diKabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriahumumnya memasarkan kopi dalam bentuk kopiHS basah atau juga sering disebut kopi tandukbasah dengan kadar air sekitar 30%, sedangkansebagian kecil petani lainnya memasarkan kopidalam bentuk kopi gelondong merah dan kopiberas (green bean). Pembelian kopi gelondong

merah mulai marak dilakukan sejak mulaimeningkatnya permintaan kopi oleh konsumenterhadap kopi natural, kopi honey, dan sebagainya.

Seperti halnya di daerah sentra produksi kopidi Indonesia, petani kopi di Gayo juga menjualkopinya kepada pengumpul tingkat desa. Namun,di sentra produksi kopi lainnya, seperti Flores,pengumpul umumnya menyediakan pinjaman uangkepada petani yang selanjutnya pinjamantersebut akan dibayarkan dengan menggunakankopi dan terdapat potongan harga sebagai bungaatas pinjaman tersebut. Meskipun merugikanpetani dalam hal perolehan harga, namun petanimendapatkan manfaat karena dengan pinjamantersebut petani dapat menutupi kebutuhannya3).Sedangkan, sebagian petani di Gayo umumnyamenjual kopi (HS basah, gelondong merah dankopi beras) kepada pengumpul/kolektor tingkatdesa yang merupakan perwakilan dari koperasi.

Koperasi memiliki peran yang penting yaitusebagai salah satu pilar pembangunan perekonomiannasional, khususnya di sektor pertanian. Koperasiberperan strategis dalam pertumbuhan danpengembangan potensi ekonomi rakyat4). Secaramakro, koperasi berperan dalam meningkatkanmanfaat sosial dan ekonomi masyarakat sertalingkungan, meningkatkan produksi, pendapatan,kesempatan kerja dan kesejahteraan masyarakat5).Peran koperasi di Indonesia diperkirakan akanterus tumbuh dan semakin penting terutama dalamkaitannya untuk menjadi lembaga pengembanganekonomi rakyat6).

Sumber foto: Fajar (2018).Penjemuran biji kopi dengan beralaskan terpal dan di atas semen

30 | 2 | Juni 2018

>> 32PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

Permasalahan dalam pemasaran kopi diIndonesia, adalah belum efisiennya rantai pemasarandi sentra-sentra produksi kopi. Salah satu solusimengatasi permasalahan tersebut adalahpembentukan kelembagaan pemasaran, misalnyakoperasi. Di sebagian besar sentra produksi kopi,petani umumnya memasarkan kopi secara indi-vidual kepada pengumpul tingkat desa, sehingga,posisi tawar petani dalam memperoleh hargarendah karena volume/kuantitas kopi yang kecildan mutu yang rendah. Koperasi sebagai lembagaekonomi memiliki dua tujuan yaitu mendapatkankeuntungan dan memberikan pelayanan kepadaanggotanya, sehingga, koperasi diharapkanmemberikan manfaat dan pelayanan yang baikbagi anggotanya.

Di dataran tinggi Gayo telah terbentukbeberapa koperasi, seperti KBQ Baburrayyan,

Koperasi Arinagata, Koperasi Ketiara, KoperasiKopi Wanita Gayo (Kokowagayo), dan sebagainyayang merupakan salah satu lembaga pemasarankopi Gayo. Kegiatan utama koperasi tersebutadalah membeli kopi dari petani lalu menjual kopikepada pembeli, eksportir atau langsung keimportir.Sebagian koperasi tersebut selain berupakoperasi produsen juga telah berperan sebagaieksportir, sedangkan sebagian koperasi lainnyamasih berperan sebagai koperasi produsen.Dengan demikian, koperasi produsen tersebutmasih perlu bekerjasama dengan eksportir yangumumnya berada di Medan dalam memper-dagangkan kopi Gayo. Bagi koperasi yang telahberperan sebagai eksportir, koperasi telah mampumemproduksi kopi beras grade I siap ekspor,dengan urutan proses pengolahan kopi sebagaiberikut:

Hulling(pengupasan kulit tanduk kopi)

Penjemuran kopi hingga kadar air 12%

Pembersihan kopi dengan blower

Pemisahan kopi (grading) dengan mesin sutton

Sortir manual

Pengemasan kopi dengan karung goni 60 kg

Penandaan dan pelaabelan karung

Kopi siap diekspor

Tahapan proses produksi kopi di tingkat koperasi

33 <<30 | 2 | Juni 2018

PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

Berdasarkan hasil survei pada 23 koperasidi dataran tinggi Gayo pada awal bulan Juli 2018,biji kopi yang diproduksi oleh koperasi dieksporke berbagai negara tujuan, misalnya AmerikaSerikat, Jerman, Israel, Australia, Jepang, Korea,Taiwan, dan sebagainya. Dalam pemasaran kopi,koperasi berperan penting dalam mempromosikanbiji kopi kepada calon konsumen. Promosi seringdilakukan langsung oleh koperasi di dataran tinggiGayo yaitu dengan mengikuti kegiatan pameran/expo di berbagai event baik di dalam maupun luarnegeri dan promosi melalui internet. Sumberpendanaan kegiatan promosi dapat berasal daripemerintah, sektor swasta, lembaga sertifikasi,lembaga swadaya masyarakat (LSM) maupuninternal koperasi.

Dengan demikian, dalam kegiatan pemasarankopi, koperasi berperan penting sebagaipenghubung antara konsumen dan produsenyang memberikan kesempatan bagi petani untukberpartisipasi dalam pengembangan pasar baru.Di samping itu, dalam memasarkan kopinya koperasidi Gayo melakukan kontrak kerjasama denganpara pembeli baik eksportir maupun importir.Adanya kontrak kerjasama tersebut menguntungkanpara petani kopi karena memiliki jaminan pasar

dan harga yang relatif stabil karena kuatnya posisitawar petani. Lebih lanjut, hal tersebut jugamengindikasikan bahwa koperasi juga telahberperan dalam meningkatkan efisiensi rantaipemasaran kopi di dataran tinggi Gayo. Haltersebut telah mempengaruhi harga kopi yangditerima oleh petani di dataran tinggi Gayo, Aceh.

Koperasi di dataran tinggi Gayo jugaberperan dalam akses petani terhadap pasarspesialti, pasar kopi bersertifikat. Sebagian besarkoperasi di Gayo telah mengantongi berbagaijenis sertifkat, misalnya Organic, Fairtrade,Rainforest Alliance, Utz certified dan sebagainya.Di pasar luar negeri, produk bersertif ikatmerupakan produk yang diinginkan oleh konsumen.Sehingga, harga produk bersertifikat mendapat-kan harga premium dari konsumen, misalnyaharga premium kopi bersertifikat Fairtrade sebesarUS$ 0,88 per kg. Dengan demikian, koperasiberperan dalam meningkatkan pendapatan petanikopi di Gayo. Selain penambahan harga beli kopioleh koperasi, harga premium tersebut jugaseringkali diberikan dalam bentuk pelatihan teknikbudidaya kopi, bantuan berupa bahan tanam,berupa bibit kopi dan bibit tanaman penaung sertaalat-alat pertanian, seperti gunting pangkas, mesin

Sumber foto: Fajar (2018)Kegiatan sortasi manual dan stok kopi siap diekspor

30 | 2 | Juni 2018

>> 34PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

pemotong rumput, dan sebagainya. Meskipun,belum semua petani memperoleh pelatihan,bahan tanam ataupun alat-alat pertanian tersebut.Akan tetapi, upaya koperasi dalam memperolehsertifikat tersebut memberikan manfaat kepadapetani di dataran tinggi Gayo.

PenutupPeran kelembagaan koperasi cukup penting

dalam pemasaran kopi Gayo. Harga kopi Gayodi tingkat petani cenderung lebih tinggi dibandingkankopi dari daerah produksi kopi lainnya, dikarenakanmutu kopi yang baik dan rantai pemasaran yangefisien. Sistem pemasaran kopi Gayo denganmemanfaatkan koperasi sebagai lembagapemasaran sebaiknya dapat direplikasi di sentra-sentra produksi kopi lainnya, sehingga petanimemperoleh manfaat peningkatan harga danpelayanan koperasi.

Ucapan TerimakasihPenulis mengucapkan terimakasih kepada

ACIAR atas pendanaan dalam kegiatan pengumpulandata dan informasi terkait koperasi kopi di DataranTinggi Gayo.

Sumber Pustaka

1)Mujiburrahman (2011). Sistem Jaringan pasok dan nilaitambah ekonomi kopi organik (Study kasus di KBQBaburrayyan Kabupaten Aceh Tengah). Agrisep,12 (1): 1-10.

2)Yusianto (2016).Panen dan pengolahan produk hulu kopi.KOPI: Sejarah, botani, proses produksi, pengolahan,produk hilir dan sistem kemitraan. UGM press.

3)Agustia, D. (2016). Perilaku usaha koperasi pertanian:Kasus koperasi di Dataran Tingg Gayo ProvinsiAceh. [Thesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

4)Ketaren (2007). Faktor-faktor yang mempengaruhikeberhasilan koperasi Credit Union dalampemberdayaan masyarakat (Studi kasus: KoperasiCredit Union Sukamakmur Kecamatan Sibolangit,Kabupaten Deli Serdang. Jurnal Harmoni Sosial,1 (3) : 138–146.

5)Krisnamurthi, B. (1998). Perkembangan kelembagaandan perilaku usaha koperasi Unit Desa di JawaBarat: Suatu kajian cross section. [Disertasi]. Bogor(ID): Institute Pertanian Bogor.

**0**

Sumber foto: Fajar (2018).Pengurus Koperasi Ketiara, Ratu Ketiara dan Permata Gayo