ptk bima gusti ramadan math (bab i)
Post on 13-Jan-2017
10 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pendidikan ada tiga tujuan pendidikan yang sangat dikenal
dan diakui oleh para pendidik, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Ranah
kognitif merupakan ranah psikologis siswa yang terpenting yang merupakan
sumber sekaligus pengendali dari ranah afektif dan psikomotor. Ranah kognitif
juga merupakan kemampuan yang selalu dituntut kepada peserta didik untuk
dikuasai. Karena penguasaan kemampuan ini menjadi dasar bagi penguasaan ilmu
pengetahuan. Ranah kognitif ini dapat dipelajari oleh peserta didik dan pendidik,
kemampuan ini lebih banyak mengajak peserta didik berpikir dengan memberi
bahan atau materi pelajaran yang mana peserta didik dapat memecahkannya, baik
didalam kelas maupun didalam kehidupan sehari-hari diluar sekolah.
Proses pembelajaran matematika yang diberikan di sekolah berperan
penting dalam upaya pengembangan kemampuan dan juga memiliki peranan
dalam peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu kemampuan yang
harus dimiliki seseorang itu adalah kemampuan berpikir kreatif. Ruseffendi
(2006:238) mengatakan, “Manusia kreatif itu tidak hanya baik bagi dirinya sendiri
tetapi juga berfaedah bagi orang lain”.
Kemampuan berpikir kreatif perlu dilatih sejak dini melalui pembiasaan
secara konsisten, karena untuk membuat siswa berpikir kreatif tidaklah mudah,
perlu upaya dan kerja keras yang serius dari para guru. Hal ini sejalan dengan
Ruseffendi (2006:239) yang menyatakan, “Sifat kreatif akan tumbuh pada diri
2
anak bila ia dilatih, dibiasakan sejak kecil untuk melakukan eksplorasi, inkuiri,
penemuan, dan pemecahan masalah”. Hasil yang ditemukan oleh Guilford
(Munandar, 2009:7),
Keluhan yang paling banyak saya temukan mengenai lulusan
perguruan tinggi kita ialah bahwa mereka cukup mampu melakukan
tugas-tugas yang diberikan dengan teknik-teknik yang diajarkan,
namun mereka tidak berdaya jika dituntut memecahkan masalah yang
memerlukan cara-cara yang baru
Tak sedikit siswa yang kurang terampil memecahkan masalah dan menemukan
alternatif-alternatif pemecahan yang bervariasi, karena kurangnya pelatihan
tentang berpikir kreatif terutama dalam pemecahan masalah matematika. Sehingga
tak jarang banyak siswa yang kurang berkenan mengenai mata pelajaran
matematika.
Jadi kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu proses pemikiran
tingkat tinggi yang jarang dilatih. Hal ini tampak dalam bidang pendidikan
terutama dalam mata pelajaran matematika yang menekankan lebih pada hafalan
dan konsep penalaran serta mencari jawaban yang benar terhadap soal-soal
matematika.
Fakta dilapangan menunjukan bahwa kemampuan berpikir kreatif
matematik siswa SMPN 2 Cimahi masih sangat rendah. Hal tersebut dilihat dari
hasil wawancara peneliti dengan guru kelas VIII SMPN 2 Cimahi, bahwa
kemampuan berpikir kreatif matematik siswa SMPN 2 Cimahi masih rendah.
Mengingat pentingnya aktivitas dan kreativitas siswa tersebut, maka di sekolah
perlu diterapkan suatu strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan dan
meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa. Cara memilih strategi dalam
3
mengajar perlu disesuaikan dengan materi yang diajarkan sehingga, siswa tidak
bosan dengan prosedur belajar yang tidak pernah berubah dan menimbulkan
kejenuhan.
Selain itu masalah yang dihadapi siswa dalam pembelajaran matematika
adalah siswa belum bisa menyelesaikan soal-soal sistem persamaan linier dua
variabel khususnya pada soal-soal cerita berpikir kreatif. Siswa kesulitan ketika
membuat pemodelan matematikanya. Sistem persamaan linier dua variabel
merupakan salah satu materi penting karena dapat digunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
Menurut Ruseffendi (2006:347), “Pemilihan metode mengajar juga harus
memperhatikan tujuan, kondisi lingkungan, dan siswa itu sendiri”. Dalam
menanggulangi materi yang memerlukan keaktifan siswa dalam belajar maka
diperlukan strategi pembelajaran yang dapat menggugah keaktifan siswa dalam
bertanya, mengajukan masalah, dan membuat penyelesaian masalah matematika
bersama dengan kelompok.
Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu
yang baru. Laurence (Ratnasari, 2016:2) mengemukakan, “Kreativitas merupakan
suatu keterampilan yang bisa dipelajari”. Berpikir kreatif adalah kegiatan
eksplorasi untuk menemukan ide-ide yang berbeda dengan yang sudah ada. Maka
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan kemampuan berpikir kreatif siswa,
perlu adanya upaya menumbuh-kembangkan kecintaan siswa terhadap
matematika melalui inovasi dalam pelaksanaan pembelajaran agar lebih menarik
dan menyenangkan. Untuk memunculkan kreativitas dapat melalui berbagai
4
pendekatan pembelajaran. Dalam penelitian ini penulis menerapkan pendekatan
reciprocal teaching. Rusmawati (2010:16) mengatakan,
Reciprocal teaching dimulai dengan siswa membuat prediksi tentang
apa yang mereka baca berdasarkan pada judul suatu paket dan
pengetahuan sebelumnya dari topik itu. Kemudian mereka siap
meneruskan teks itu, dan secara periodik berhenti sejenak mencek
pemahamannya, mengklarifikasikan pertanyaan secara potensial atau
kata-kata sukar yang tidak familiar, merangkum apa yang mereka
baca, dan memprediksi apa yang akan datang berikutnya.
Menurut Nur (Hendriana, 2014:116), “Dalam penggunaan pendekatan
reciprocal teaching siswa diajarkan empat strategi pemahaman dan pengaturan
diri spesifik, yaitu merangkum bacaan, mengajukan pertanyaan, memprediksi
materi lanjutan, dan mengklarifikasi istilah-istilah yang sulit dipahami”. Fungsi
utama reciprocal teaching adalah mendorong siswa agar mampu berpikir kreatif
dalam memecahkan masalah dan mampu menemukan alternatif-alternatif
pemecahan yang bervariasi secara mandiri dan berperan aktif dalam proses
pembelajaran. Dalam pendekatan reciprocal teaching lebih mencakup murid
secara merata tentunya berbeda dengan pembelajaran konvensional, dimana murid
lebih banyak berperan serta dalam proses pembelajaran sehingga materi
matematika dapat mudah dikuasai, maka kreatif siswa sebagai tujuan
pembelajaran dapat ditingkatkan dan dimaksimalkan dengan pendekatan
reciprocal teaching.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti terdorong untuk
melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan Judul: “Penerapan
Pendekatan Reciprocal Teaching untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
5
Kreatif Matematik dalam Pokok Bahasan SPLDV Pada Siswa Kelas VIII-12
SMPN 2 Cimahi”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah melalui pendekatan
reciprocal teaching dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematik
dalam pokok bahasan SPLDV pada siswa kelas VIII-12 SMPN 2 Cimahi?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menelaah
peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik dalam pokok bahasan
SPLDV pada siswa kelas VIII-12 SMPN 2 Cimahi melalui pendekatan reciprocal
teaching.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa
a. Memudahkan siswa dalam memahami materi SPLDV.
b. Siswa lebih tertarik terhadap matematika sehingga termotivasi untuk belajar
matematika.
2. Bagi guru
a. Guru dapat memperoleh model pembelajaran yang tepat dalam melakukan
pembelajaran.
b. Guru dapat mengadakan refleksi dan evaluasi terhadap proses pembelajaran.
6
3. Bagi peneliti
a. Dapat menguji hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan
reciprocal teaching.
b. Sebagai latihan sebelum menghadapi proses pembelajaran yang sebenarnya.
top related