psrskp napza”satria” baturaden tahun 2018...menunjukkan kemajuan yang siginifikan sebagai...
Post on 13-Jan-2020
2 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT sehingga Kegiatan Pelayanan dan Rehabilitasi
Sosial bagi anak yang mengalami hambatan fungsi sosial yang diselenggarakan oleh Panti Sosial
Petirahan Anak (PSPA) "Satria" Baturaden tahun anggaran 2013 dapat berjalan dengan baik dan
menunjukkan kemajuan yang siginifikan sebagai langkah progresif bagi peningkatan kualitas
pengembangan pelayanan dan perlindungan sosial anak.
Kemajuan yang telah dan akan terus dicapai tidak terlepas dari kerja keras seluruh tim pelaksana
dan semakin menguatnya jejaring penanganan permasalahan sosial anak yang semakin kompleks
ditingkat Kabupaten/Kota, khususnya diwilayah Propinsi Jawa Tengah. Kami menyadari
sepenuhnya bahwa berbagai perkembangan yang telah dilalui tidak luput dari perlunya koreksi dan
pembenahan sistem layanan, pola operasional, kinerja petugas pelayanan dan hal-hal lain yang
menunjang kualitas pelayanan. Oleh karenanya segala hal yang masih belum sesuai akan kami
benahi di waktu-waktu mendatang.
Demikian laporan program/kegiatan PSPA “Satria” Baturaden tahun 2013 ini dibuat sebagai bentuk
pertanggung jawaban pelaksanaan kegiatan, bahan evaluasi dan media informasi kegiatan
pelayanan dan rehabilitasi sosial pada umumnya dan rehabilitasi sosial anak pada khususnya.
Baturaden, 10 Januari 2014 Kepala PSPA "Satria" Baturaden
Dra. JIWANINGSIH
NIP. 196506041992032001
LAPORAN KINERJA
PSRSKP NAPZA”SATRIA” BATURADEN TAHUN 2018
(Berdasarkan Permensos No. 19 Tahun 2015)
KEMENTERIAN SOSIAL RI PSRSKPN NAPZA “SATRIA” BATURADEN
Jl. Raya Barat No. 35 Baturaden Purwokerto Telp. (0281)
681216 Email : pspasatria@yahoo.co.id
Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT sehingga Laporan Kinerja (LKj) PSRSKP
NAPZA ”Satria” Baturaden dapat diselesaikan. Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA Tahun
2018 disusun sebagai pelaksanaan dari Peraturan Menteri Sosial No. 19 Tahun 2015 Tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pengukuran Kinerja, Laporan Kinerja dan Reviu atas
laporan Kinerja di Lingkungan Kementerian Sosial.
Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden dalam sistem pengelolaannya
berdasarkan pada 1 Sasaran Strategis dan 1 Indikator Kinerja Utama (IKU) yang secara
singkat menjelaskan Capaian Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018 yang
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan diawal tahun beserta analisisnya.
Selanjutanya disampaikan kendala dan upaya yang telah dilakukan dalam mengatasi
permasalahan yang dihadapi untuk mewujudkan sasaran strategis dan rekomensasi untuk
perbaikan kinerja penyelenggaraan rehabilitasi sosial bagi korban penyalahgunaan NAPZA
dimasa mendatang.
Semoga Laporan Kinerja ini dapat memberikan manfaat bagi fihak fihak pemerhati dan
penentu kebijakan rehabilitasi sossial korban penyalahgunaan NAPZA.
Baturaden, 31 Desember 2018
Kepala PSRSKP NAPZA "Satria" Baturaden
Dra. Restyaningsih, MM
Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
RINGKASAN .......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v
BAB. I PENDAHULUAN
A. Penjelasan Umum Organisasi .............................................................................. 1
B. Permasalahan Utama .......................................................................................... 5
C. Sitemetika Penyanjian ......................................................................................... 7
BAB. II PERENCANAAN KINERJA
A. Rencana Strategis PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Th. 2018 - 2019 ....... 8
B. Perjanjian Kinerja Tahun 2018 ............................................................................ 9
BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi ................................................................................. 11
B. Analisis dan Evalusi Kinerja ............................................................................... 12
C. Realisasi Anggaran .............................................................................................. 20
BAB. V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 22
B. Harapan ................................................................................................................ 22
C. Rekomenasi ........................................................................................................ 23
LAMPIRAN :
1. Daftar Realisasi DIPA PSRSKP NAPZA “Satria” Di Baturraden 2018
2. Foto/Gambar Proses Penyelenggaraan Rehabilitasi Sosial
3. Succes Story Eks. PM
Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
iii
RINGKASAN
(Abstraksi)
Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden tahun 2018 merupakan
tindak lajut pelaksanaan Peraturan Menteri Sosial No. 19 Tahun 2015 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Laporan Kinerja dan Reviu atas Laporan Kinerja di Lingkungan
Kementerian Sosial. Seluruh kebijakan yang ditempuh selama tahun 2018 merupakan
penjabaran dari pelaksanaan Permensos No. 18 Tahun 2016 Tentang Organisasi dan Tata
Kerja Panti Sosial Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA “Satria” Di
Baturaden. Untuk merealisasikan hal tersebut maka disusun dan ditetapkan sasaran strategis
yaitu meningkatnya penyelenggaraan rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi korban
penyalahgunaan NAPZA dengan Indikator Kinerja Utama adalah jumlah korban
penyalahgunaan NAPZA yang mendapatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dan
fasilitas hak dasar didalam panti terealisasi 95 orang terlayani. Hal tersebut berarti secara
output telah melebihi target dari 60 orang dan realisasi outcome sesuai dengan target 3 orang.
Kinerja keuangan sampai dengan 31 Desember 2018, realisasi penyerapan anggaran
PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden sebesar Rp. 9.158.196.641 dari pagu anggaran setelah
revisi sebesar Rp. 9.604.989.000 (terdapat penambahan sebesar Rp. 877.000.000) atau
sebesar 95,35 %.
Permasalahan-permasalahan yang mempengaruhi pencapaian target IKU selanjutnya
akan menjadi perhatian dalam pelaksanaan program dan kegiatan tahun berikutnya.
Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kekuatan SDM PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden ....................................... 3
Tabel 2 Perjanjian Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Th. 2018 ................... 9
Tabel 3 Kegiatan dan Anggaran ....................................................................................... 10
Tabel 4 Capaian Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Th 2018 ....................... 11
Tabel 5 Data PM Th 2018 ............................................................................................... 13
Tabel 6 Daftar Realisasi Outcome Th 2018 .................................................................... 17
Tabel 7 Daftar Penerima Bantuan Sosial Th 2019 ........................................................... 18
Tabel 8 Akuntabilitas Keuangan ...................................................................................... 20
Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Organisasi dan Tata Kerja PSRSKP N “Satria” Baturaden ............ 2
Gambar 2 Alur Pelayanan PSRSKPN “Satria” Baturaden ............................................. 12
Gambar 3 Kelompok Usia PM ....................................................................................... 15
Gambar 4 Tingkat Pendidikan PM ................................................................................. 15
Gambar 5 Tingkat Pendidikan Orang Tua/Wali PM ........................................................ 15
Gambar 6 Jenis Pekerjaan Orang Tua/Wali PM ............................................................... 16
Gambar 7 Penerima Bantuan Sosial ................................................................................. 18
Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penjelasan Umum Organisasi
Tugas pokok PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 18 Tahun 2016 adalah melaksanakan rehabilitasi
sosial kepada korban penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat
Adiktif Lainnya). Dalam melaksanakan tugasnya PSRSKP NAPZA “Satria”
Baturaden menyelenggarakan fungsi :
1. Penyusunan rencana program, evaluasi dan pelaporan;
2. Pelaksanaan registrasi dan asesmen korban penyalahgunaan NAPZA;
3. Pelaksanaan advokasi sosial;
4. Pelaksanaan rahabilitasi sosial korban penyalahgunaan NAPZA;
5. Pelaksanaan resosialisasi, penyaluran, dan bimbingan lanjut;
6. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan terminasi korban penyalahgunaan NAPZA;
7. Pemetaan data dan informasi korban penyalahgunaan NAPZA;
8. Pelaksanaan urusan tata usaha.
Untuk menyelenggarakan fungsi tersebut diatas maka susunan organisasi
PSRSP NAPZA “Satria” Baturaden terdiri dari :
1. Sub Bagian Tata Usaha, mempunyai tugas melakukan penyiapan penyusunan
rencana program dan anggaran, urusan surat menyurat, kepegawaian, keuangan,
kehumasan, perlengkapan, dan rumah tangga, serta evaluasi dan pelaporan.
2. Seksi Asessmen dan Advokasi Sosial mempunyai tugas melakukan perencanaan,
registrasi dan fasilitasi pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan,
observasi dan identifikasi, advokasi sosial dan pengelolaan informasi, serta
pemetaan data korban penyalahgunaan NAPZA.
3. Layanan Rehabilitasi Sosial mempunyai tugas melakukan perencanaan, fasilitasi,
serta pemantauan dan evaluasi pelaksanaan layanan rehabiloitasi sosial koban
penyalahgunaan NAPZA.
Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
2
4. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai
dengan jabatan fungsional masing-masing sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
5. Instalasi Produksi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan ketrampilan kerja
yang bersifat ekonomis produktif.
Gambar : 1
Struktur Organisasi dan Tata Kerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden
Berdasarkan Permensos RI Nomor : 18 Tahun 2016
Keterangan :
1. Kepala Panti merupakan jabatan struktural esolon III.
2. Kepala Subbagian dan Kepala Seksi merupakan jabatan struktural eselon IV/a.
Memperhatikan Struktur Organisasi dan Tata Kerja PSRSKP NAPZA “Satria”
Baturaden sebagaimana tersebut pada gambar diatas memperlihatkan bahwa lembaga
ini mempunyai kelengkapan manajemen dan organisasi yang memadai untuk
melaksanakan kebijakan, strategi, sasaran dan program pelayanan dan rehabilitasi
sosial yang ditetapkan oleh Kementerian Sosial. Kelengkapan organisasi yang
memadai disertai kejelasan dan legalisasi tugas pokok dan fungsi, memungkinkan
K E P A L A
1 Orang
1
SUB BAGIAN TATA USAHA
18 orang
SEKSI ASESMEN DAN
ADVOKASI SOSIAL 4 Orang
SEKSI LAYANAN REHABILITASI SOSIAL
6 Orang
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL 22 Orang
INSTALASI PRODUKSI (WORKSHOP)
Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
3
terlaksananya prinsip tugas dibagi habis, sehingga pelaksanaan pelayanan dapat
terlaksana secara efektif dan efisien. Namun demikian dengan terbaginya kegiatan
dalam sub bagian dan seksi menuntut koordinasi dan sinergi diantara unit-unit
pelayanan untuk mengimplementasikan kebijakan, strategi dan program dengan
mengemban tanggung jawab masing masing.
TABEL : 1
KEKUATAN SDM PSRSKP NAPZA “SATRIA” BATURADEN
TAHUN 2018
NO NAMA JENIS PENGELOMPOKAN JUMLAH PERSENTASE
(%)
I Menurut Jabatan
a. Srtuktural :
- Eselon III/a 1 2
- Eselon IV/ 3 6
b. Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) 22 41
c. Jabatan Fungsional Umum (JFU) 28 52
JUMLAH 54 100
II Menurut Golongan
a. Golongan IV 6 11
b. Golongan III 34 63
c. Golongan II 14 26
d. Golongan I - -
JUMLAH 54 100
III Menurut Pendidikan
a. S2 2 4
b. S1 18 33
c. D IV 7 13
d. Sarmud/D3 6 11
e. D1 2 4
f. SLTA 14 26
g. SLTP 4 7
h. SD 1 2
JUMLAH 54 100
IV Menurut Jenis Kelamin
a. Laki-Laki 30 56
b. Perempuan 24 44
JUMLAH 54 100
V Menurut Usia
a. 20 - 30 Thn 5 9
b. 31 - 40 Thn 7 13
c. 41 - 50 Thn 14 26
d. 51 - 60 Thn 28 52
JUMLAH 54 100
Sumber : Data Nominatif Pegawai Per 31 Desember 2018
Catatan :
Dari jumlah personil tersebut masih terdapat petugas konselor adiksi sejumlah : 5 Orang
yang merupakan personil bantuan dari Direktorat Rehabilitasi Sosial Korban
Penyalahgunaan NAPZA Kementerian Sosial RI.
Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
4
Berdasarkan tabel 1 diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi personil atau
SDM PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden yang perlu mendapatkan perhatian adalah
pada kelompok usia. Hampir 50 % lebih dari jumlah pegawai didominasi oleh
kelompok umur diatas 50 Tahun, padahal dalam kurun usia ini sudah mulai timbul
atau banyak permasalahan yang dihadapi terutama kepentingan pribadi dan kesehatan
yang akhirnya berpengaruh pada semangat atau motivasi kerja.
Sesuai dengan kedudukannya sebagai Unit Pelaksana Teknis Direktorat
Jenderal Rehabilitasi Sosial dengan tugas pokok dan fungsinya yaitu melaksanakan
kegiatan teknis rehabilitasi sosial, maka kebijakan dan strategi penyelenggaraan
rehabilitasi sosial di PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden didasarkan pada kebijakan
dan strategi Kementerian Sosial serta kebijakan Direktorat Jenderal Rehabilitasi
Sosial. Hal ini untuk menjamin keterkaitan, kesinkronan, kesesuaian dan
kesinambungan dalam pembangunan kesejahteraan sosial, khususnya penyelenggaraan
rehabilitasi sosial bagi korban penyalahgunaan NAPZA.
Memperhatikan arah kebijakan, strategi dan program Kementerian Sosial,
Kebijakan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial, tugas pokok dan fungsi, visi, misi
tujuan dan sasaran strategis PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden serta
mempertimbangkan permasalahan, tantangan dan potensi, kebijakan PSRSKP NAPZA
“Satria” Baturaden dalam meyelenggarakan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi
korban penyalahgunaan NAPZA diarahkan untuk :
a. Meningkatkan kualitas dan profesionalime penyelenggaraan pelayanan dan
rehabilitasi sosial bagi korban penyalahgunaan NAPZA yang beorientasi kepada
kepuasan penerima pelayanan.
b. Menjamin dan melindungi hak-hak penerima manfaat untuk memperoleh
pelayanan sebaik-baiknya.
c. Mewujudkan situasi kehidupan dan lingkungan yang mendukung keberfungsian
sosial bagi korban penyalahgunan NAPZA.
d. Mengembangkan model, penyiapan standar dan program pelayanan.
e. Meningkatkan prakarsa dan peran aktif masyarakat termasuk masyarakat mampu,
dunia usaha, perguruan tinngi, dan Orsos/LSM dalam penyelenggaraan pelayanan,
perlindungan dan rehabilitasi sosial bagi korban penyalahgunaan NAPZA secara
terpadu dan berkelanjutan.
f. Mendukung penataan dan harmonisasi peraturan perundang-undangan termasuk
peraturan daerah yang berkenaan dengan penyelenggaraan pelayanan,
Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
5
perlindungan dan rehabilitasi sosial bagi korban penyalahgunaan NAPZA.
B. PERMASALAHAN UTAMA
Fenomena penyalahgunaan NAPZA menjadi salah satu isu penting didalam
kesejahteraan sosial (Galvani, 2015 NASW, 2013; Zastrow, 2008). Pembahasan
berhubungan dengan penyalagunaan NAPZA hendaknya dilihat dari faktor penyebab
dan faktor akibat yang ditimbulkannya. Dari pendekatan faktor penyebab, Ongwae
(2016), Spooner dan Hetherington (2004), Mokena (2002) dan Jiloha(2009),
mencermati betapa besarnya pengaruh lingkungan sosial. Seseorang menyalahgunakan
NAPZA disebabkan oleh struktur budaya dan sosial didalam masyarakat, perilaku dan
standar keluarga, tekanan dari pelaku teman sebaya, ekonomi dan lingkungan fisik.
Selain faktor lingkungan atau faktor eksternal, kemudian menurut Sesepranhg bahwa
memungkinkan untuk menyalahgunakan NAPZA disebabkan oleh faktor dari dalam
dirinya atau faktor internal (Rahmdona & Agustin, 2014; Tam & Foo, 2012).
Dari pendekatan faktor akibat, penyalahgunaan NAPZA akan mengalami
kerugian secara fisik, ekonomi, sosial, psikis dan mental spiritual. Kerugian juga akan
dirasakan oleh keluarga, masyarakat dan negara (Eric, 2018; UNODC, 2013).
Penyalahguna NAPZA akan mengalami disharmoni secara individual maupun secara
sosial. Mereka tidak mampu melaksanakan tugas tugas kehidupan dan peranan
sosialnya dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat atau mengalami
ketidakberfungsian sosial (Tracy, 2016; Room, 2015).
Permasalahan penyalahgunaan NAPZA merupakan salah satu isu yang terus
berkembang di dunia internasional. Peredaran dan penggunaan narkotika yang
semakin masif di seluruh negara menjadikan perhatian yang besar oleh setiap
pemerintahan. Sehingga berbagai upaya telah dilakukan untuk menangani
permasalahan narkoba di setiap negara. Berbagai kesepakatan dalam penanganan
penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif lainnya tertuang melalui konvensi antar
negara diantaranya adalah Convention Againts Illict Traffic in Narcotic Drugs an
Psycotropic Substances yang disepakati pada tahun 1988. Konvensi Internasional
tentang narkotika tersebut, apabila dilihat lebih jauh membawa implikasi adanya
perubahan, baik yang mengatur masalah tujuan maupun lingkup masalah obat-obatan
berbahaya.
Indonesia merupakan salah satu negara peserta Konvensi tahun 1988.
Keikutsertaannya dalam pengaturan narkotika secara Internasional merupakan
Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
6
perwujudan suatu kehendak sebagai negara merdeka, serta ikut menjaga ketertiban
dunia. Disamping itu, langkah yang dilakukan Indonesia merupakan “political will”
pemerintah, khususnya dalam masalah penanggulangan narkotika baik di dalam negeri
maupun dalam percaturan internasional.
Dalam usaha untuk menanggulangi masalah penyalahgunaan dan peredaran
gelap narkoba pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1997
Tentang Pengesahan Konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa Tentang Pemberantasan
Peredaran Gelap Narkotika dan Psikotropika dan Undang-undang No. 8 Tahun 1996
Tentang Pengesahan Konvensi Psikotropika. Kemudian tahun 1997 Pemerintah
mengeluarkan Undang-undang No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika dan Undang-
undang Nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika sebagai pengganti Undang-undang
yang lama yaitu Undang-undang No. 9 Tahun 1976 Tentang Narkotika, dan pada
tahun 2009 Pemerintah kembali mengeluarkan undang–undang Nomor 35 Tahun 2009
tentang Narkotika yang bertujuan mewujudkan kesejahteraan rakyat, peningkatan di
bidang pengobatan dan pelayanan kesehatan, serta melakukan pencegahan dan
pemberantasan bahaya penyalahgunaan dan peredaran Narkotika. Untuk memperkuat
undang-undang pada tahun 2014 disepakati Peraturan Bersama tentang Penanganan
Pecandu Narkotika dan Korban Penyalahgunaan Narkotika Ke Dalam Lembaga
Rehabilitasi oleh 7 Kementerian/Lembaga Negara, yang meliputi Mahkamah Agung,
Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial,
Kejaksaan Agung, Polri, dan BNN.
Sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 dan
Peraturan Bersama 7 Kementerian/Lembaga, menempatkan Kementerian Sosial
sebagai lembaga yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan rehabilitasi sosial.
Kementerian Sosial memiliki kewenangan untuk menentukan lembaga-lembaga baik
milik pemerintah maupun masyarakat yang dapat menjadi Institusi Penerima Wajib
Lapor (IPWL) sehingga dapat melakukan rehabilitasi sosial bagi para korban
penyalahguna Napza. Dalam kondisi yang demikian maka permasalahan yang muncul
saat ini adalah sebagai berikut :
1. Adanya kesenjangan antara jumlah korban penyalahgunaan Napza yang semakin
meningkat pesat dengan terbatasnya jumlah IPWL yang dapat dijadikan rujukan
bagi para korban khususnya untuk melakukan rehabilitasi sosial. Hal tersebut
dapat dilihat dari jumlah IPWL pada tahun 2018 hanya sebanyak 164 IPWL di
seluruh indonesia untuk dapat merehabilitasi korban penyalahgunaan napza.
Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
7
Untuk meningkatkan pelayanan dan memperluas jangkauan maka perlu dilakukan
pengembangan dan peningkatan jumlah IPWL yang melakukan rehabilitasi sosial,
terutama IPWL milik Kementerian Sosial RI yang saat ini hanya memiliki 3
IPWL.
2. SDM yang mempunyai latar belakang profesi pekerjaan sosial, secara jumlah
maupun kualitas masih belum dapat diandalkan dalam mengentaskan
permasalahan sosial bagi korban penyalahgunaan NAPZA. Peningkatan kualitas
SDM dalam bentuk pembekalan, pemantapan, bimbingan teknis, pelatihan dan
magang, serta studi banding relatif masih rendah karena tidak sebanding dengan
kebutuhan akan tenaga pelayanan yang profesional.
C. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Pada dasarnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini adalah untuk
mengkomunikasikan pencapaian kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden selama
tahun 2018. Capaian kinerja (performance result) 2018 tersebut diperbandingkan
dengan Rencana Kinerja (performance plan) 2018 sebagai tolak ukur keberhasilan
tahunan organisasi. Dengan pola pikir tersebut, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden disusun dengan sistematika
penyajian sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang aspek strategis dan
struktur organisasi.
Bab II Perencanaan Kinerja, menjelaskan muatan rencana strategis PSRSKP NAPZA
“Satria” Baturaden tahun 2018-2021 dan Penetapan Kinerja 2018.
Bab III Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan analisis pencapaian kinerja PSRSKP
NAPZA “Satria” Baturaden dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik
terhadap pencapaian strategis untuk tahun 2018.
Bab IV Penutup, menjelaskan kesimpulan dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden dan menguraikan
rekomendasi yang diperlukan untuk perbaikan kinerja di masa yang akan
datang.
Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
8
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. Rencana Strategis PSRSKP NAPZA “SATRIA” Baturaden 2017 -2019
1. Visi
Visi PSRSKP NAPZA “Satria Baturaden adalah
“ Mewujudkan Lembaga Yang Unggul Dalam Rehabilitasi Sosial Bagi Anak
dan Remaja Korban Penyalahgunaan NAPZA “
Visi tersebut mengandung makna bahwa :
a. PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden merupakan lembaga yang selalu
berusaha secara profesional dan terpadu dalam memulihkan keberfungsian
sosial bagi korban penyalahgunaan NAPZA.
b. PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden merupakan lembaga yang selalu
berusaha untuk mengembangkan potensi dan perilaku korban
penyalahgunaan NAPZA agar sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di
masyarakat.
2. Misi
a. Melakukan rehabilitasi korban penyalahgunaan NAPZA secara profesional
dan terpadu agar fungsi sosialnya berkembang dan pulih dari ketergantungan
zat
b. Memberikan informasi, edukasi, dan konsultasi tentang rehabilitasi korban
penyalahgunaan NAPZA
c. Meningkatkan kepedulian dan peran serta keluarga/masyarakat dalam
mendukung pemulihan korban penyalahgunaan NAPZA
d. Mengembangkan dan meningkatkan kerjasama dengan lembaga terkait dalam
penanganan korban penyalahgunaan NAPZA
e. Meningkatkan kapasitas petugas rehabilitasi secara berkesinambungan
3. Tujuan
Menjabarkan misi diatas, maka tujuan akhir yang akan dicapai PSRSKP NAPZA
“Satria” Baturaden tahun 2017 – 2019 melalui penyelenggaraan rehabilitasi sosial
bagi korban penyalahgunaan NAPZA adalah :
a. Terpenuhinya hak dasar bagi Penerima Manfaat (PM) korban
penyalahgunaan NAPZA
Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
9
b. Penerima Manfaat korban penyalahgunaan NAPZA dapat pulih dan memiliki
keberfungsian sosial dilingkungannya.
c. Meningkatnya kualitas manajemen dan pengelolaan penyelenggaraan
rehabilitasi sosial
4. Sasaran Strategis
Dalam penyusunan sasaran strategis, merujuk dan mengacu kepada Rencana
Strategis Kementerian Sosial Tahun 2015-2019 dan kebijakan serta program
Kementerian Sosial. Berdasarkan hal tersebut maka Sasaran strategis PSRSKP
NAPZA “Satria” Baturaden adalah :
1) Meningkatnya penyelenggaraan pelayanan rehabilitasi sosial bagi korban
penyalahgunaan NAPZA didalam panti sejumlah 180 orang sampai dengan
tahun 2019.
2) Pengembangan kapasitas SDM dan kelembagaan serta tata kelola dalam
penyelenggaraan rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan NAPZA.
B. Perjanjian Kinerja Tahun 2018
Perjanjian Kienerja Tahun 2018 PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden terdiri dari 2 (dua)
sasaran strategis dan didukung 4 (empat) indikator Kinerja, secara rinci sebagai berikut :
Tabel : 2
Perjanjian Kinerja
PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
NO Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
1. Meningkatnya
penyelenggaraan
rehabilitasi dan
perlindungan sosial bagi
korban penyalahgunaan
NAPZA
Meningkatnya jumlah korban
penyalahgunaan NAPZA yang
mendapatkan bantuan pemenuhan
kebutuhan dasar dan fasilitas hak
dasar didalam panti.
60 Orang
Total anggaran yang diperlukan untuk merealisasikan perjanjian kinerja tahun 2018
adalah sebesar Rp. 8.727.989.000 setelah mengalami revisi menjadi Rp. 9.604.989.000,-
yang diimplemetasikan melalui beberapa kegiatan sebagai berikut :
Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
10
Tabel : 3
Kegiatan dan Anggaran
PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
KEGIATAN DAN ANGGARAN
NO KEGIATAN ANGGARAN (Rp)
1 Penyelenggaraan rehabilitasi sosial korban penyalah
gunaan NAPZA didalam panti
1.292.458.000
2. Layanan Dukungan Manajemen:
a. Penyusunan Rencana Program
b. Penyusunan Rencana Anggaran
c. Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi
d. Pengelolaan Keuangan
e. Pengelolaan Kepegawaian
f. Pelayanan Humas
g. Pelayanan Kesekretariatan
706.634.000
3. Layanan Internal (Overhead) :
a. Pengadaan Barang
b. Pengadaan Gedung Dan Bangunan
465.000.000
4.. Layanan Perkantoran 7.140.897.000
TOTAL ANGGARAN 9.604.989.000 Sumber : DIPA PSRSKP NAPZA “Satria” Batraden TH. 2018
Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
11
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi
Untuk mengukur capaian kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
adalah dengan cara membandingkan antara realisasi indikator kinerja kegiatan untuk
mencapai IKU dibandingkan dengan target Indikator Kinerja Kegiatan untuk mencapai
IKU. Terkait dengan hal tersebut maka pengukuran capaian kinerja masing-masing IKU
dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut :
Berdasarkan alat ukur tersebut maka capaian kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden
Tahun 2018 adalah sebagai berikut :
Tabel : 4
Capaian Kinerja
PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden TH. 2018
NO Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Persentase
Capaian
(%)
1.
Meningkatnya
penyelenggaraan
rehabilitasi dan
perlindungan
sosial bagi korban
penyalahgunaan
NAPZA
Meningkatnya jumlah
korban penyalahgunaan
NAPZA yang
mendapatkan bantuan
pemenuhan kebutuhan
dasar dan fasilitas hak
dasar didalam panti.
60 Orang 95 Orang 158
B. Analisis dan Evaluasi Kinerja
Berdasarkan Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja diatas maka capaian kinerja PSRSKP
NAPZA “Satria” Baturaden Th. 2018 dapat dijelaskan sebagai berikut :
Jumah realisasi Indikator Kinerja Kegiatan untuk mencapai IKU X 100
Jumlah target Indikator Kinerja Kegiatan untuk mencapai IKU
Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
12
1. Penyelenggaraan Pelayanan Rehabilitasi Sosial
Bahwa untuk mencapai target 60 orang dalam 1 tahun diselenggarakan proses
pelayanan rehabilitasi sosial didalam panti/lembaga sebagai berikut :
Proses pelayanan di PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden :
Gambar : 2
Alur Pelayanan di PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden
Berdasarkan gambar alur pelayanan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Akses;
2) Regitrasi dan penerimaan;
3) Asesmen;
4) Proses Rehabilitasi Sosial :
2.1. Pemenuhan kebutuhan dasar PM
2.2. Pelaksanaan Kegiatan :
a. Bimbingan fisik dan pemeliharaan kesehatan
b. Bimbingan Sosial, dengan basic program Therapeutic Community (TC)
c. Bimbingan mental/spiritual
d. Bimbingan ketrampilan/vokasional
e. Art terapi dan kesenian
f. Probe
g. Outing/Widyawisata
h. Case Conference/Pembahasan Kasus
i. Dukungan keluarga (home visit, kunjungan keluarga dan family support
group)
2.3. Resosialisasi
a. Praktek Belajar Kerja (PBK)
b. Penyiapan Lingkungan Keluarga/Keluarga Pengganti
AKSES REGISTRASI & PENERIMAAN ASESMEN PROSES REHABILITASI
PRIMARY STAGE
RE- ENTRY
RESOSIALISASI
AFTER CARE, MONEV TERMINASI
RUJUKAN
Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
13
c. Bimbingan lanjut.
2.4. After Care
a. Monitoring
b. Evaluasi
5) Terminasi.
Untuk lebih jelas tentang layanan rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan NAPZA di
PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden dapat dilihat gambar visual pada : Lampiran : 1
2. Data dan komposisi Penerima Manfaat (PM)
Tabel : 5
DATA PM PSRSKPN "SATRIA" DI BATURADEN TAHUN 2018
NO Nama PMKS L/P Usia Pendidikan Pendidikan Orang
Tua/Wali Pekerjaan Orang
Rua/Wali
1 AGIL DHEMI M. A L 20 MI SMP BURUH HARIAN
2 IQHBAL RAYNALDI UTAAY L 20 SD DIII SWASTA
3 RAYMOND PRATAMA S. L 24 SLTA DIII IRT
4 ABDUL AZIZ L 19 SD SD WIRASWASTA
5 REZA GUPTA L 16 SD SLTA IRT
6 MOCH. AL FATIH L 19 SD SLTP DAGANG
7 M. KHABIB SUBKHI L 24 PAKET C SLTA BURUH
8 EGI ZAENAL WAFA L 19 SMK SD BURUH HARIAN
9 EGA ZAENUL HUDA L 19 SMK SD BURUH HARIAN
10 RIZAL FAUZIYANTO L 19 SMK SD SWASTA
11 BAGASKARA TRI P. L 24 MAHASISWA S2 PENSIUNAN
12 FAIZAM AKBAR MAULADI L 15 SMP DI PNS
13 PAUJI DERMAWAN L 20 SMP SD BURUH HARIAN
14 ANDRI KURNIAWAN L 27 SD SLTA IRT
15 SINUNG GURITNO L 19 SMK SLTA PNS
16 ANDRIAN JUVE R. L 20 PAKET B SLTP BURUH HARIAN
17 M. KHOERUL UMAMI L 25 SMK SD BURUH TANI
18 M. TAUFIK ILMI L 20 SDI SD IRT
19 WARTO AGUSTINA L 31 MTS DI PNS
20 MOH. ANSORI ANDIANTO L 19 SMP SD PEDAGANG
21 SAFRIL NUR ALIM L 17 SMK SLTP PNS
22 DEDEK GAPA MANIK L 25 MAHASISWA S1 PNS
23 M. FAKHRURROZY L 16 SMP SLTA KARYAWAN
24 JOFIAN ERI YULIANTO L 22 SMK SLTA DAGANG
25 TAHRUDI L 21 SD SD BURUH
26 YUMNA LUCKY B. L 18 SMK SLTP SOPIR
27 ADAM MUSTOFA L 18 SLTP SLTP KARYAWAN
28 AHMAD TOBARI L 20 SD SD BURUH
29 ALI SOFYAN L 23 SMP SLTP IRT
30 MASFUL MUAFI L 26 SLTP SD NELAYAN
31 IBRAHIM L 19 SD SLTA PEDAGANG
32 IRWAN L 21 SD SD PETANI
33 MOHAMAD SARIFUDIN L 26 SLTP SD PETANI
34 QODRAT OYI L 18 SD SD PEDAGANG
35 FIKRI AKBAR L 24 MAHASISWA DIII IRT
36 SUTARNO L 34 SMK DIII PER. DESA
37 TEGUH SANTOSO L 35 SLTA DIII IRT
38 GONDO RAHARJO L 42 SMK S1 IRT
39 ALEX SUDIANTO L 38 SMA SLTA IRT
40 WAHYU TRISNO J. L 44 SLTA SLTA PEDAGANG
41 EKO WAHYULI L 36 SLTA DIII PERAWAT
42 SUKARDIONO L 44 SMA SLTA IRT
43 SAKIRUN L 41 SMA SLTA IRT
Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
14
44 RIZQY FADLI ABDILLAH L 20 SD DIII KARYAWAN
45 DIDI TEGAS SETIAWAN L 18 SLTP SD PEDAGANG
46 DAMAR ALMA'RUF L 20 SD SD WIRASWASTA 47 JUM'AN L 41 SLTA DIII GURU
48 RIZAL L 22 SLTP SD PETANI
49 JOSEP FRANGKY CR L 19 PAKET C SLTA KARYAWAN
50 JUNAEDI ROCHMAT L 21 SMK S1 GURU
51 ADHITYA FAJAR P. L 18 SD Tidak Sekolah IRT
52 RIZKI MAULANA L 18 SD SD PEDAGANG
53 ARIF MULANTO L 20 SMP SD TUKANG BATU
54 REIKHAN SYAVERO P. L 16 SMP SLTP IRT
55 ILHAM ADI PRATAMA L 20 SD SLTP BURUH TANI
56 RIZKI RIVALDI L 23 SLTP SLTP IRT
57 TOFAN MAULANA M. L 15 TIDAK SEKOLAH SLTP KARYAWAN
58 AMAR ROBBII A'IZZANII L 17 SD SLTA KARYAWAN
59 RETNO AJI SAFITRI L 24 SMA DIII PNS 60 AGUNG FAUZAN YAZID L 15 SD SLTA IRT
61 IRKHAM DARMADI L 23 SLTA SLTA IRT
62 DEDY FIRMANSYAH L 22 SLTP SD WIRASWASTA
63 IQBAL FIKRI MUSYAWA L 17 SD SMP BURUH HARIAN
64 ABDUL GHOPUR L 25 SLTP SD PETANI
65 INDRA NUR ALAMSYAH L 16 MA SLTP WIRASWASTA
66 WAHYUDIN L 23 SLTP SD PETANI
67 M. SYAFRIYANTO AMIN L 15 SLTP SLTA KARYAWAN
68 IFAN RIZQI MAULANA L 14 SD SD PEDAGANG
69 WAHITO L 25 SD SD PETANI
70 DZULFIKAR AWALUDIN L 31 S1 S2 PNS
71 ALIEF MAULANA L 17 SD SLTA KARYAWAN
72 RIZFIKA KHUSNA P. L 25 SLTA SLTA KEPALA DESA
73 M. YUSUF ANSHORI L 18 SLTP S1 PNS
74 AGUS TIANA L 25 SLTP SD WIRASWASTA
75 OFAN YUKNA FADHILA L 15 SD SD BURUH HARIAN
76 FARIX ANDREANSYAH L 18 SD SLTP KARYAWAN
77 LUTHFI HILMI AMRULLOH L 18 SD DIII BIDAN
78 MUBAROKH IQSAN W. L 18 SD SD WIRASWASTA
79 YUSUF AKBAR RIZALDI L 20 SMP SLTA PNS
80 GALIH RAYI PANINGGIT L 16 SD SLTA WIRASWASTA
81 M. HAIDAR ANWAR L 15 SMP SLTA PNS
82 SAHRUL GUNAWAN L 21 SMA SD PETANI
83 BINTANG ARDADILAH L 14 SMP SLTA KARYAWAN
84 NANDA BAGUS S. L 18 SD SLTP KARYAWAN
85 ADIT PRIAMBODO L 23 SMP S1 WIRASWASTA
86 ZAIDAN ZUHRI AL B. L 14 SMP S1 GURU
87 MUHAMAD TAUFIK L 19 SMP SD IRT
88 DWI AGUNG SETIYO P. L 37 SMP DIII KARYAWAN
89 KAGEM DWI MULYO L 26 SLTP SD WIRASWASTA
90 CHOIRUL NASIHIN L 20 SLTP SLTP BURUH
91 IHSAM YAKUB L 21 SMK SD WIRASWASTA
92 LIM AYANG L 26 SMP IRT
93 ROSID RIDO YUNIANTO L 27 SMP SD PENSIUNAN
94 GALIH DWI SARA L 24 SD SLTP IRT
95 URBA MUHAMMAD L 22 SLTA S1 WIRASWASTA
Sumber : Data Penerima Manfaat PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Per 31 Desember 2018
Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
15
Berdasarkan data tersebut diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
a) PM yang diterima yaitu usia minimal 13 Tahun.
Kebijakan ini diambil sebenarnya adalah untuk mengakomodir SDM, sarana dan
prasarana dari lembaga semula (alih fungsi dari Panti Sosial Petirahan Anak).
Namun kedepan kebijakan ini harus tetap mengacu dan berdasarkan garis garis
kebijakan dari Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial.
Gambar : 3
Kelompok Usia PM
Sumber : Data PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Per 31 Desember 2018
b) Tingkat pendidikan PM didominasi pada tingkat pendidikan dasar dan menengah
yaitu : 96 % kemudian pada tingkat pendidikan tinggi hanya sebesar : 4 %.
Gambar : 4
Tingkat Pendidikan PM
Sumber : Data PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Per 31 Desember 2018
Berdasarkan kondisi tersebut maka materi materi penyelenggaraan rehabilitasi
sosial harus disesuaikan dengan tingakat pendidkan PM yang sebagian besar dari
tingkat pendidikan menengah kebawah.
c) Tingkat pendidikan orang tua/wali PM didominasi pada tingkat SD/sederajat yaitu :
41,30 % kemudian disusul pada tingkat SLTA/sederajat sebesar : 26,08 %.
Kelompok Usia PM:
13 - 18 Tahun : 29 Orang19 - 24 Tahun : 42 Orang25 Tahun > : 24 Orang
Tingkat Pendidikan PM
SD : 31 Orang
SLTP : 33 Orang
SLTA : 27 Orang
PT : 4 Orang
Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
16
Gambar : 5
Tingkat Pendidikan Orang Tua/Wali
Sumber : Data PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Per 31 Desember 2018
d) Jenis pekerjaan orang tua/wali PM didominasi jenis pekerjaan wiraswasta yaitu :
43,47% kemudian disusul pada jenis pekerjaan buruh sebesar : 21, 73 %.
Gambar : 6
Jenis Pekerjaan Orang Tua/Wali
Sumber : Data PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Per 31 Desember 2018
Berdasarkan kondisi tersebut diatas dapat disimpulakan bahwa orang tua PM/wali
sebagaian besar berasal dari tingkat pendapatan/penghasilan yang rendah walaupun
sebagian kecil juga yang memliki penghasilan sedang keatas. Sehubungan dengan
hal tersebut kedepan program rehabilitasi sosial akan dikembangkan dalam rangka
pemberdayaan keluarga.
Sampai dengan akhir tahun 2018 realisasi Penerima Manfaat (PM) dalam
penyelenggaraan rehabilitasi sosial bagi korban penyalahgunaan NAPZA pada
PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden sejumlah 95 orang dari 60 orang yang
ditargetkan atau target terpenuhi 158 %. Namun demikian secara riil dilapangan
menunjukkan bahwa dari sejumlah klien 95 orang tersebut tidak semuanya selesai
sampai dengan proses terminasi atau lebih dari 9 Bulan, bahkan hampir 50% (43
Tingkat Pendidikan Orang Tua/Wali PM
SD : 34 Orang
SLTP : 17 Orang
SLTA : 22 Orang
PT : 22 Orang
JENIS PEKERJAAN ORANG TUA/WALI PM
PNS : 14 Org
PERANGKAT DESA : 2 Org
PENSIUNAN : 2 org
PETANI : 7 Org
SOPIR : 1 Org
WIRASWASTA : 35 Org
BURUH : 15 Org
IBU RUMAH TANGGA : 19 Org
Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
17
Orang) PM/klien hanya bisa mengikuti rehabilitasi sosial kurang dari 5 bulan dan ini
berdampak pada capaian realisasi keuangan terutama pada pengadaan bahan makan
dan kegiatan Praktek Belajar Kerja (PBK).
Situasi dan kondisi bahwa Penerima Manfaat (PM) hanya bisa mengikuti
proses rehabilitasi sosial kurang dari 5 bulan banyak dipengaruhi faktor intern dan
ekstern antara lain antara lain :
a) Sebagian PM masih menginginkan direhabilitasi secara medis;
b) Merasa jenuh di dalam lembaga/panti sehingga kabur;
c) Titipan dari lembaga lain (Kepolisian RI);
d) Tanpa sepengetahuan pekerja sosial dan koselor para PM yang merasa lebih lama
(senior) menganggap PM yang baru datang dianggap yunior sehingga kadang
terjadi pembuliyan.
Disampaing hal tersebut dari sekian banyak klien yang mengikuti proses rehabilitasi
sosial tidak sampai selesai, ternyata berasal dari bukan kemauan mereka sendiri untuk
direhabilitasi (kiriman dari BBN, Kepolisian dan Dinas Sosial). Namun apabila PM
berasal dari kemauan sendiri untuk direhabilitasi hampir semuanya dapat mengikuti
rehabilitasi sampai dengan selesai.
Sedangkan terkait dengan PM yang telah benar benar selesai menjalani
proses rehabilitasi sosial kurang lebih selama 9 bulan di PSRSKP NAPZA “Satria”
Baturaden sejumlah 31 orang. Namun setelah dilakukan evaluasi dan monitoring
secara berkala hanya 3 orang yang pada prinsipnya memang benar benar telah
mengerti dan menyadari tentang efek negatif penyalahgunaan NAPZA dan
berkomitmen untuk tidak relapse (gejala perilaku pecandu untuk kembali
menggunakan NAPZA) serta mampu untuk melepaskan diri dari rasa ketergantungan
pada penyalahgunaan NAPZA sehingga dapat hidup dan berkembang secara wajar
atau memiliki keberfungsian sosial. Sehubungan dengan hal tersebut maka ke 3 klien
dimaksud telah memenuhi target outcome PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden
Tahun 2018.
Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
18
Tabel : 6
Daftar Realisasi Outcome PM
PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden TH. 2018
NO NAMA USIA
(TH)
TEMPAT BEKERJA PERKIRAAN
PENGHASILAN JIKA BEKERJA
(Rp)
1 Raymond Pratama 24 PSRSKPN “Satria” Baturaden
(Konselor Adiksi)
2.000.000
2 Bagaskara Tri P 24 PSRSKPN “Satria” Baturaden
(Konselor Adiksi)
2.000.000
3 Reikhan Syavero P 16 Kembali Kesekolah -
Sumber : Seksi Layanan Rehabilitasi Sosial Per 31 Desember 2018
Disamping 3 orang PM tersebut dan untuk semakin memperjelas keberhasilan
PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden dapat juga juga dilihat pada : lampiran 2
tentang Succes Story eks klien PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden.
Sedangkan kondisi PM yang lainnya walaupun sudah dipulangkan atau
kembali kekeluarga masih sangat perlu untuk dipantau dan dampingi secara berkala
agar tidak mengalami relapse lagi.
Dalam rangka pendampingan persoalan yang perlu dicermati yang seringkali
dapat menimbulkan relapse pada pecandu antara lain perjuangan untuk pemulihan
nama baik dan stigma masyarakat, perlindungan hukum, dan pemulihan kondisi
ekonomi keluarga yang selama ini telah habis digunakan untuk kebutuhan pemenuhan
NAPZA dan pengobatannya. Banyak kasus yang dijumpai adalah korban NAPZA
baru menyadari dirinya ketika kondisi ekonomi keluarganya sudah terpuruk. Informasi
ini menunjukkan bahwa dalam pendampingan bagi korban NAPZA yang
komprehansif tidak sebatas pada pendampingan untuk penyembuhan korban, tetapi
termasuk pemulihan kondisi perekonomian.
Dalam kerangka pemulihan perekonomian bagi korban penyalahgunaan
NAPZA maka PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden juga menyelenggarakan program
pemeberdayaan melalui Bantuan Sosial Dalam Uang. Untuk Tahun 2018 realisasi
bantuan sosial yang diberikan kepada eks klien sebesar Rp. 25.000.000,- yang
diberikan kepada sejumlah 5 orang dengan masing masing sebesar Rp. 5.000.000,-.
Bantuan sosial dalam bentuk uang tersebut digunakan untuk bantuan modal usaha,
kursus design grafis dan bantuan pendidikan untuk bisa melanjutkan sekolah. Berikut
daftar penerima dan gambar eks klien yang mendapatkan bantuan sosial.
Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
19
Tabel : 7
Daftar Penerima Bantuan Sosial
PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden TH. 2018
NO NAMA ASAL PM KETERANGAN PENGGUNAAN
BANSOS
1. Tri Tauhid Wonosobo Bantuan modal usaha
2. Joseph Franky Cristian Runtu Semarang Bantuan Kursus desaign grafis
3. M Fatih Banyumas Bantuan Biaya Pendidikan
4. Rehan Syafero P Banyumas Bantuan Pendidikan
5. Egi Zainul Wafa Banyumas Bantuan Modal Usaha
Sumber : Seksi Layanan Rehabilitasi Sosial Per 31 Desember 2018
Gambar : 7
Penerima Bantuan Sosial
Beberapa kegiatan telah dilaksanakan yang dapat memberikan gambaran sebuah
proses keberhasilan dalam mencapai target kinerja tahun 2018.
Adapun beberapa hal yang dapat mempengaruhi keberhasilan pelayanan rehabilitasi
sosial tersebut antara lain :
a) Kegiatan assesmen dan advokasi sosial kepada Penerima Manfaat telah
dilaksanakan oleh para pekerja sosial secara profesional dengan pendekatan
pekerjaan sosial dan teori pekerjaan sosial yang dikoordinir oleh seksi AAS
b) Pelaksanaan proses rehabilitasi sosial kepada PM telah dilakukan secara
profesional sesuai dengan tahap tahap pelayanan dan sesuia panduan dan
pedoman rehabilitasi terhadap korban penyalahgunaan NAPZA yang mengacu
pada standar nasional pelayanan rahabilitasi sosial bagi korban penyalahgunaan
NAPZA yang diatur dalam permensos No. 9 tahun 2018.
c) Sarana dan prasarana pendukung telah memenuhi standar minimal yang
dibutuhkan PM walaupun masih perlu peningkatan baik kuantitas maupun
kualitasnya karena keterbatasan lahan yang tersedia dibandingkan dengan UPT
Semarang Wonososbo
Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
20
lain yang melaksanakan tugas yang sama/rehabilitasi korban penyalahgunaan
NAPZA.
C. Kendala dan Upaya Mengatasi Kendala
Kendala :
1. Persepsi yang berbeda diantara Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota terhadap UU No.
23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah khususnya pada lampiran F terkait
Pembagian Pemerintahan Umum yang konkuren pada urusan Bidang Sosial Sub
Bidang Rehabilitasi Sosial bahwa rehabilitasi penyalah gunaan NAPZA hanya
menjadi kewenangan Pemerintah Pusat (Kementerian Sosial).
2. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkaitan langsung dengan PM (Pekerja Sosial)
belum memiliki kompetensi yang merata untuk memberikan pelayanan kepada PM
(korban penyalahgunaan NAPZA) karena sebelumnya menangani anak usia SD Klas
IV s.d VI yang mengalami hambatan fungsi sosial. Kondisi yang demikian akhirnya
sering terjadi perbedaan pandangan, persepsi, keberanian dalam memberikan
pelayanan kepada PM yang kondisinya sangat beragam secara fisik maupun
permasalahannya.
Upaya Mengatasi Kendala :
1. Sosialisasi dan koordinasi dengan Pemerintah Daerah Propinsi (Dinas Sosial Propinsi)
dengan fokus mengurai peran masing-masing dinas instansi terkait dalam
penyelenggaraan program rehabilitasi korban penyalahgunaan NAPZA.
2. Pelaksanaan Bimbingan teknis bagi para pekerja sosial secara periodik dan bertahab.
3. Tambahan anggaan untuk kegiatan penjangkauan, sosialisasi dan koordinasi dengan
melalui revisi anggaran.
D. Realisasi Anggaran
Laporan realisasi anggaran TA 2018 disampaikan untuk menggambarkan perbandingan
antara anggaran yang tersedia dengan realisasinya yang mencakup unsur-unsur dalam
akuntabilitas keuangan (Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Belanja Modal) dan
output/kegiatan selama periode 1 Januari 2018 sampai dengan 31 Desember 2018.
Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
21
Tabel : 7
Akuntabilitas Keuangan
NO JENIS BELANJA PAGU REALISASI %
1 Belanja Pegawai 6.196.872.000 6.086.602.844 98,22
2 Belanja Barang 2.943.117.000 2.607.567.347 88,60
3 Belanja Modal 465.000.000 464.026.450 99,79
JUMLAH 9.604.989.000 9.158.196.641 95,35
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Belanja pegawai
Realisasi belanja pegawai S/d 31 Desember Tahun 2018 adalah sebesar Rp.
6.086.602.844 atau 98,22 %. Tidak tercapainya target keuangan ini dikarenakan
dalam tahun 2018 terdapat 1 orang pegawai yang pensiun.
2. Belanja Barang
Realisasi belanja barang sebesar Rp. 2.607.567.347 atau 88,60 % hal ini masih
jauh dibawah target karena hampir 50% (43 Orang) PM/klien hanya bisa mengikuti
rehabilitasi sosial kurang dari 5 bulan dan ini berdampak pada capaian realisasi
keuangan terutama pada pengadaan bahan makan dan kegiatan Praktek Belajar Kerja
(PBK).
3. Belanja Modal
Realisasi belanja modal sebesar Rp. 464.026 atau 99.79 % telah menuhi target yang
ditentukan karena prestasi fisik dapat mencapai 100 %.
Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
22
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara umum dapat disimpulkan, bahwa penyelenggaraan rehabilitasi sosial di PSRSKP
NAPZA “Satria” Baturaden telah dapat terlaksana dengan baik walaupun sebagai
lembaga yang mulai beroperasional mulai tahun 2017 (alih fungsi lembaga dari PSPA)
yang masih sangat dibutuhkan penyesuaian disegala lini baik perangkat lunak maupun
keras. Kendala yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan dapat diatasi dan diselesaikan
dengan mengoptimalkan pelaksanaan koordinasi dengan instansi/unit kerja terkait dan
pemanfaatan sumber daya yang ada.
B. Harapan
Seluruh pelaksanaan program/kegiatan PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden telah
diuraikan dalam laporan ini diharapkan antara lain :
1. Meningkatnya akuntabilitas, efisien dan efektif dalam pengelolaan anggaran dan
kredibilitas pelayanan rehabilitasi sosial bagi korban penyalahgunaan NAPZA
PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden sehingga dapat meningkatkan kepercayaan
masyarakat.
2. Menjadi Umpan balik bagi PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden dalam meningkatkan
kinerjanya.
3. Mengetahui keberhasilan dan kendala dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden.
4. Menjadi pendorong bagi PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden dalam
menyelenggarakan tugas-tugas umum kepemerintahan dan pembangunan secara baik
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku serta kebijakan yang transparan
dan dapat dipetanggungjawabkan kepada masyarakat.
Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
23
C. Rekomendasi
1. Dengan adanya alih fungsi panti yang baru berusia 1 tahun dan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan diperlukan upaya yang lebih terarah, terpadu, terukur dan
berkelanjutan kedepan. Upaya utama yang perlu diprioritaskan sebagai rekomenasi
adalah sebagai berikut :
a. Perlu adanya peningkatan kemampuan petugas pelayanan, khususnya Pekerja
Sosial. Selama ini para Pekerja Sosial terkungkung dengan pola kerja yang lama,
sedangkan jika pelayanan di luar panti segala proses dan tahapan pelayanan akan
diperhatikan pihak lain, keberhasilan dan kegagalan pelayanan akan membentuk
citra Kementerian Sosial di mata masyarakat.
b. Perlu adanya penambahan anggaran biaya untuk pelayanan diwilayah 9 propinsi
(Jawa Tengah, DIY, Jatim, Bali, NTB, NTT, Maluku, Maluku Utara dan Papua).
Minimal untuk kegiatan pemetaan data dan informasi korban penyalahgunaan
NAPZA.
Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
24
LAMPIRAN : 1
DAFTAR REALISASI DIPA PSRSKP NAPZA "SATRIA" DI BATURADEN TAHUN 2018
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN PAGU ANGGARAN
REALISASI ANGGARAN
SISA ANGGARAN
% REALISASI
ANGGARAN
VOLUME TARGET
REALISASI VOLUME TARGET
2242 Program Rehabilitasi Sosial 9.604.989.000 9.158.196.641 446.792.359 95,35
1 Korban Penyalahgunaan NAPZA yang mendapatkan Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial
1.292.458.000 1.011.643.133 280.814.867 60 Orang 95 Orang
1.1 Korban Penyalahgunaan NAPZA yang mendapatkan Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial di PSRSKP NAPZA "Satria" Baturaden
1.292.458.000 1.011.643.133 280.814.867 78,27
521112 Belanja Pengadaan Bahan Makan 221.000.000 129.434.750 91.565.250 58,57
521211 Belanja Bahan 125.580.000 112.867.500 12.712.500 89,88
521213 Belanja Honor Output Kegiatan 150.400.000 127.550.000 22.850.000 84,81
521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 13.600.000 12.979.000 621.000 95,43
521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi
414.178.000 305.003.025 109.174.975 73,64
521832 Belanja Barang Persediaan Lainnya 9.000.000 6.436.800 2.563.200 71,52
522151 Belanja Jasa Profesi 24.600.000 21.800.000 2.800.000 88,62
522191 Belanja Jasa Lainnya 24.400.000 16.818.058 7.581.942 68,93
524111 Belanja Perjalanan Biasa 57.700.000 56.109.000 1.591.000 97,24
524113 Belanja Perjalan Dinas Dalam Kota 27.100.000 24.925.000 2.175.000 91,97
524119 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota
174.900.000 172.720.000 2.180.000 98,75
571111 Belanja Bantuan Sosial Untuk Rehabilitasi Sosial
50.000.000 25.000.000 25.000.000 50,00
2 Layanan Dukungan Manajemen Eselon I 706.634.000 676.969.743 29.664.257 95,80 1 Layanan 1 Layanan
2.1 Dukungan Manajemen Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA
706.634.000
676.969.743
29.664.257
95,80
521211 Belanja Bahan 85.737.000 80.706.000 5.031.000 94,13
521213 Belanja Honor Output Kegiatan 9.150.000 9.150.000 - 100,00
521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 14.400.000 14.400.000 - 100,00
522151 Belanja Jasa Profesi 67.200.000 66.000.000 1.200.000 98,21
524111 Belanja Perjalanan Biasa 381.972.000 366.253.743 15.718.257 95,88
524112 Belanja Perjalanan Tetap 15.400.000 13.100.000 2.300.000 85,06
524113 Belanja Perjalan Dinas Dalam Kota 29.000.000 24.800.000 4.200.000 85,52
524114 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota
33.000.000 33.000.000 - 100,00
524119 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota
70.775.000 69.560.000 1.215.000 98,28
3 Layanan Internal 465.000.000 464.026.450 973.550 99,79 3 Layanan 3 Layanan
3.1 Perlengkapan Ketrampilan dan Pelayanan Klien Dalam Panti
78.000.000 77.650.000 350.000 99,55
532111 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 78.000.000 77.650.000 350.000 99,55
3.2 Kendaraan Bermotor 362.000.000 361.818.450 181.550 99,95
Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
25
532111 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 362.000.000 361.818.450 181.550 99,95
3.3 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
25.000.000 24.558.000 442.000 98,23
532111 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 25.000.000 24.558.000 442.000 98,23
4 Layanan Perkantoran 7.140.897.000 7.005.557.315 135.339.685 98,10 1 Layanan 1 Layanan
4.1 Layanan Perkantoran 7.140.897.000 7.005.557.315 135.339.685 98,10
511111 Belanja Gaji Pokok PNS 2.531.860.000 2.531.855.500 4.500 100,00
511119 Belanja Pembulatan Gaji PNS 40.000 36.315 3.685 90,79
511121 Belanja Tunj.Suami/Istri PNS 181.735.000 181.734.350 650 100,00
511122 Belanja Tunjangan Anak PNS 54.150.000 54.147.176 2.824 99,99
511123 Belanja Tun. Struktural PNS 40.320.000 40.320.000 - 100,00
511124 Belanja Tunj. Fungsional PNS 143.570.000 143.570.000 - 100,00
511125 Belanja Tunj. PPH PNS 4.650.000 4.647.210 2.790 99,94
511126 Belanja Tun. Beras PNS 130.000.000 128.255.820 1.744.180 98,66
511129 Belanja Uang Makan PNS 481.789.000 459.851.000 21.938.000 95,45
511151 Belanja Tunjangan Umum PNS 71.640.000 71.640.000 - 100,00
512211 Belanja Uang Lembur 10.263.000 10.241.000 22.000 99,79
512411 Belanja Pegawai (Tunjangan Khusus/Kegiatan)
2.546.855.000 2.460.304.473 86.550.527 96,60
521111 Belanja Keperluan Perkantoran 240.160.000 240.145.079 14.921 99,99
521114 Belanja Pengiriman Surat Dinas Pos Pusat 7.000.000 2.601.132 4.398.868 37,16
521115 Belanja Honor Operasional Satuan Kerja 85.920.000 85.920.000 - 100,00
521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi
56.680.000 56.609.000 71.000 99,87
522111 Belanja Langganan Listrik 48.000.000 43.531.860 4.468.140 90,69
522112 Belanja Langganan Telepon 22.200.000 13.447.706 8.752.294 60,58
522113 Belanja Langganan Air 22.200.000 16.150.050 6.049.950 72,75
523111 Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan
206.160.000 206.032.000 128.000 99,94
523112 Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan Gedung
14.860.000 14.860.000 - 100,00
523121 Belanja Pemeliharaan Peralatan dan Mesin
176.845.000 175.724.644 1.120.356 99,37
524111 Belanja Perjalanan Biasa 64.000.000 63.933.000 67.000 99,90
Sumber : Realisasi DIPA PSRSKP NAPZA "SATRIA" BATURADEN Per 31 Desember 2018
Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
26
Lampiran : 2
GAMBAR
PROSES PENYELENGGARAAN REHABILITASI SOSIAL
1) Sosialisasi, Resgistrasi dan Penerimaan PM
Gambar : 3
Sosialisasi, Registrasi dan Penerimaan PM
2. Asesmen
Gambar : 3
Asesmen Terhadap PM
Asesmen 1 Asesmen 2
Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
27
3. Proses Rehabilitasi
Gambar : 4
Kegiatan Rehabilitasi Sosial
Apel Pagi
Induction
Pemeriksaan Kesehatan awal
Initial Intervew
Kelas Inspirasi Morning Meeting
PAGE Resident Meeting
Seminar Test Psikologi
Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
28
4. Kegiatan Untuk Mendukung Pelayanan
Gambar Peningkatan SDM
Bimbinan Fisik Case Conference
FSG Ketrampilan Hydroponix
Ketrampilan Batik
Ketrampilan Tata Boga
Ketrampilan Sablon Outing
Bimtek Adikasi Pembinaan Relawan
Probe Evaluasi Program Pelayanan
Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
29
Lampiran : 3
Biografi
Nama : Tri Tauhid
Tempat tanggal lahir : Wonosobo, 21 Desember 1991
Alamat : Dukuh Bondalem RT 4 RW 4 Desa Kembaran
Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo Propinsi
Jawa Tengah
Tanggal masuk Rehab : 11 April 2017
Tanggal Selesai Program : 28 Oktober 2018
Pernah menjadi pecandu napza khususnya zat psikotropika, Tri Tauhid, saat ini telah
berhasil pulih dari ketergantungannya dan melanjutkan hidup dengan usaha
berjualan gas elpiji. Ia mengawali kepulihannya melalui program rehabilitasi korban
penyalahgunaan napza di panti Sosial Rahabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan
(PSRSKP) Napza “Satria” di Baturaden pada April 2017 lalu. Keyakinan dan tekad
yang kuat membuatnya berhasil lepas dari jeratan psikotropika.
Pepatah mengatakan hal-hal baik akan datang kepada mereka yang bekerja keras
nampaknya berlaku bagi Tri. Berawal dari tahun 2008 ketika dirinya mencoba
pertama kali napza telah menggagalkan ia menempuh pendidikan di MAN, hanya
Succes St ry
Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
30
setahun berjalan dan akhirnya ia keluar dari sekolah. Setelah keluar dari sekolah Tri
masih memikirkan masa depan dengan berusaha bekerja di Bogor ikut dengan salah
satu pamannya, namun itu hanya berlangsung satu setengah bulan dan karena
penggunaan napza nya yang telah meningkat.
Tri yang merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara ini cukup dimanjakan orang
tuanya karena dia merupakan satu-satunya anak laki-laki kedua orang tuanya.
Kesibukan orang tua mencari nafkah pada akhirnya menjadi celah baginya untuk
selalu menuntut semua permintaannya harus dituruti dan saat itu penggunaan napza
yang semula hanya golongan obat batuk yang yang disalahgunakan meningkat
menjadi obat-obatan psikotropika. Apalagi saat itu Tri yang sedang patah hati karena
ditinggalkan kekasihnya dan kondisinya yang pengangguran dan hanya mengisi
harinya dengan nongkrong. Menjadi tukang ojeg sebagai alibi nya agar bisa setiap
saat nongkrong dengan teman-teman pemakai.
Hingga akhirnya di bulan April 2017 keluarganya mengantarkannya untuk mengikuti
rehabilitasi napza. Dengan dukungan kakak dan kedua orang tuanya akhirnya ia
mau menjalani rehabilitasi. Dari pihak keluarganya menyampaikan keprihatinannya
terutama sang ayah karena ia merupakan anak yang diharapkan mampu untuk
menjadi kebanggaan keluarga ternyata terjerumus di dunia napza.
Saat itu, Tri merupakan klien pertama bagi PSRSKPN “Satria” di Baturaden, secara
otomatis tidak mudah untuk menjalani rehab di tempat yang baru dan masih
sendirian untuk beberapa waktu. Dia wal-awal ia mengalami sindrom putus zat yang
cukup berat sampai membuatnya diare selama satu minggu dan badannya yang
lemah sangat mirip seperti yang sering kita lihat di video-video pecandu napza yang
hanya bisa tidur dan terlihat sangat kacau. Namun motivasi dan tekadnya yang kuat
membuat ia mampu melawan adiksinya dan benar-benar lepas tanpa bantuan obat
psikotropika. Hari-hari di tempat rehab dengan berbagai kegiatan mampu ia jalani
dengan baik dan menunjukkan progress yang baik mulai dari spiritualnya dimana ia
yang sudah terlalu lama meninggalkan sholat menjadi seorang yang muslim yang
menjalankan ibdahnya dengan baik. Dari sisi sosial nya dia menjadi seorang yang
kembali ramah dan selama di Panti dia tidak pernah menunjjukan lagi sikap
emosional/ marah-marah dan sikap anarkis yang dulu sering ia lakukan. Dari sisi
Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
31
psikologinya pun Tri menjadi sosok yang mudah bergaul dan bisa mengendalikan diri
serta mampu menjadi motivator bagi yuniornya.
Hasil memang takkan pernah membohongi usaha, pada akhirnya di tanggal 28
Oktober 2017 ia berhasil menyelesaikan program rehabilitasi koran napza dan
akhirnya dapat berkumpul kembali dengan keluarganya di Wonosobo dengan kondisi
yang telah pulih. Keluarga sangat berterima kasih dan sangat senang dengan
perubahan Tri yang mereka rasakan telah banyak berubah seperti yang mereka
harapkan bahkan lebih baik.
Namun pulih bukan hanya sebatas selesai menjalankan rehab, di rumah lah ia
kembali diuji untuk menjaga kepulihannya dari napza dan semacamnya. Awal-awal
kepulangannya ia masih merasa canggung dengan lingkungannya karena takut
terhadap stigma yang pernah ia terima karena buah perbuatannya di masa lalu.
Namun dengan keteguhan dan motivasi keluarga akhirnya ia mampu untuk kembali
bersosialisasi dengan lingkungan dan akhirnya ikut bekerja di pasar menjual ikan
hias di lapak salah satu temannya. Selain itu juga ia masih membantu ibunya
berjualan di sebelah rumah. Setelah hampir satu tahun ini ia telah berhasil menjaga
pemulihannya dari napza dan mempunyai rencana untuk memulai usaha barunya.
Selama dua bulan terakhir ini ia sedang mencari info dan banyak belajar bagaimana
cara untuk membuka usaha dan pemilhan usaha yang paling cocok untuknya.
Sampai akhirnya ia memutuskan untuk membuka usaha jual gas elpiji. Naluri
bisnisnya mungkin diturunkan dari sang ibu yang sampai saat ini masih berjualan.
Dan mulai bulan Oktober 2018, tepat satu tahun ia pulih, ia memulai usaha gas elpiji
nya. Dengan bantuan dari keluarga dan dukungan PSRSKP Napza “Satria” melalui
bantuan sosial untuk ekonomi produktif ia memantapkan diri untuk usaha pilihannya
ini.
Tantangan dan rencana kedepan ia akan terus berusaha untuk menjadi pangkalan
elpiji untuk daerah nya dan menarik konsumen sebanyak-banyaknya sebagai
pelanggan tetapnya karena saat ini konsumennya masih di sekitar tempat tinggalnya
saja dan belum banyak ia mempunyai tabung gas. Kemauan dan usaha kerasnya
tentu akan membantunya untuk selalu maju dan berhasil seperti saat ia bertekad
untuk pulih dan lepas dari jeratan napza. Semoga :-)
Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
32
Biografi
Nama : Bagaskara Tri Pamungkas
Tempat tanggal lahir : Pekalongan, 20 November 1994
Alamat : Griyo Tirto Indah RT 01 RW 06 No. 30 Kelurahan
Tirto Kecamatan Pekalongan Barat Kota
Pekalongan Propinsi Jawa Tengah
Tanggal Masuk rehab : 25 September 2017
Tanggal Selesai Program : 29 Maret 2018
Menjadi pecandu napza telah merubah hidup Bagaskara yang lebih akrab dipanggil
Bagas yang kini telah sukses menjadi seorang konselor adiksi. Saat ini ia
mengabdikan dirinya menjadi seorang konselor adiksi di PSRSKP Napza “Satria” di
Baturaden yang di rekrut langsung oleh Kementerian Sosial melalui rekomendasi
Kepala PSRSKPN “Satria”.
Usaha memang akan membuahkan hasil setelah seseorang tidak menyerah, kutipan
dari Napoleon Hill, kalimat yang sesuai untuk Bagas dalam menjalani hidupnya saat
ini. Sebagai seorang konselor saat ini ia aktif untuk membantu klien-klien korban
Succes St ry
Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
33
penyalahgunaan napza yang ada dipanti melalui konseling, sharing circle ataupun
melalui cerita motivasi termasuk kisah hidupnya sendiri yang akhirnya dapat pulih.
Selain itu ia juga aktif mengikuti kegiatan-kegiatan penyuluhan baik yang
diselenggarakan oleh panti maupun oleh BNN atau lembaga lainnya yang
mengundangnya sebagai narasumber khususnya untuk testimoni mantan pecandu
napza.
Bagas merupakan anak terakhir dari 3 bersaudara, kedua orang tuanya merupakan
orang terpandang di wilayahnya. Sehingga untuk pemenuhan kebutuhan dasarnya
relatif terpenuhi bahkan cenderung berlebih. Berawal di tahun 2007 ia mengenal
rokok saat berada di bangku SMP, penggunaan napza terus meningkat sampai
dengan tahun 2009 sudah menggunakan minuman beralkohol dan ganja di tahun
2010. Saat itu ia merasa alkohol, ganja dan rokok sebagai pelariannya dari tuntutan
orang tuanya terutama ayahnya agar ia bisa sukses seperti kakak-kakaknya dan
menurutnya ia selalu dibanding-bandingkan. Tidak berhenti sampai alkohol, di tahun
pertama masuk universitas ia sudah semakin kecanduan dengan alkohol dan ganja
ditambah lagi ia mengenal obat-obat psikotropika dan shabu. Walaupun ia
mengambil jurusan fakultas hukum waktu itu namun tidak membuatnya takut untuk
berhenti mengonsumsi napza namun semakin menjadi hingga tingkat pemakaian
intensif sampai kompulsif. Selain itu karena jauh dari pengawasan orang tua, saat itu
ia kuliah di Semarang, ia juga pernah menjadi kurir narkoba hanya untuk bisa
mendapatkan tambahan uang untuk membeli shabu dan yang lainnya. Pada tahun
2017 keluarga mulai mengetahui dan berusaha untuk mengingatkannya namun tetap
saja ia mengkonsumsi napza dan sempat tertangkap razia narkoba di kost-kost-an.
Selanjutnya dalam proses itu ia di rehab medis di salah satu rumah sakit di
Pekalongan. Bukannya ia merasa sembuh namun ia menikmati pengobatan itu
dikarenakan yang diresepkan dokter waktu itu sama dengan obat-obat psikotropika
yang sering ia salahgunakan. Dirasa tidak berhasil membuat Bagas pulih akhirnya
keluarga membawa Bagas ke PSRSKP Napza “Satria” untuk menjalani rehabilitasi
sosial yang menggunakan metode pasang badan atau putus zat sama sekali.
Awal menjalai rehabiitasi di bulan September 2017 badan Bagas masih mengalami
gejala putus zat yang cukup untuk membuatnya menderita karena sakau dan nyeri
badan. Namun dengan dukungan pekerja sosial, konselor dan petugas yang ada ia
mampu untuk beradaptasi dan ikut aktif dikelompoknya. Dengan metode Therapeutic
Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
34
Community (TC) yang dijalankan mampu untuk mengubah cara pandangnya
terhadapa napza dan pada akhirnya ia menuntut dirinya sendiri untuk belajar lebih
dari teman-temannya yang lain.
Setelah menjalani proses belajar dan pembiasaan di PSRSKPN “Satria” akhirnya ia
menerima tawaran dari Program Manajer untuk melamar menjadi seorang konselor
addict. Dan mulai April 2018 ia sudah terdaftar sebagai konselor adiksi di PSRSKP
Napza “Satria” di Baturaden.
Motivasi terbesarnya saat ini adalah almarhumah ibunya yang telah
meninggalkannya pada saat ia hampir menyelesaikan tahap akhir ujicobanya
menjadi seorang konselor. Semua penyesalan dan keinginan untuk membahagiakan
orang tuanya terutama ibunya membuat Bagas terus berlatih dan terus aktif
membantu para pecandu napza yang ingin merubah hidupnya. Dan saat ini di setiap
kesempatan ia tampil di depan publik dengan testimoninya selalu ia tekankan bahwa
narkoba hanya akan membawa penyesalan dan merusak hidup kita. Dan cerita
motivasi tentang perjuangan ibunya sampai dengan meninggalnya sang ibu menjadi
motivasi terbesarnya yang selalu ia sampaikan pada siapaun yang menanyainya
tentang motivasi pulihnya. Selain menjadi seorang konselor adiksi, Bagas juga mulai
lagi dari awal untuk mengejar cita-citanya menjadi pengacara dengan menempuh
kuliah di Fakultas Hukum Universitas Wijayakusuma Purwokerto, penyesalannya
yang akhirnya DO di semeser 13 di Universitas Semarang tentu menjadi pelajaran
yang sangat bermakna sehingga ia tidak akan mengulanginya lagi.
Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
35
Biografi
Nama : Reikhan Syavero Pratama
Tempat tanggal lahir : Banyumas, 25 September 2002
Alamat : Desa Kemutug Lor RT 02/ RW 02 Kecamatan
Baturaden, Kabupaten Banyumas
Tanggal masuk rehab : 30 April 2018
Tanggal selesai program : 21 Juli 2018
Tumbuh dan berkembang tanpa hadirnya sosok ayah dalam keluarga membuat
kehidupan Reikhan Syavero Pratama berubah. Di usia yang belum matang, ayahnya telah
pergi untuk selama-lamanya sehingga ibunyalah yang menjadi tulang punggung keluarga.
Keterbatasan pengawasan serta pengaruh lingkungan, baik di sekolah maupun di rumah yang
negatif membuat Reikhan mulai mengenal alkohol dan psikotropika sejak duduk dibangku
kelas VIII dan berlanjut hingga ia duduk di bangku kelas X.
Perubahan sikap akibat penyalahgunaan Napza dirasakan oleh keluarga terutama
ibunya. Sosok penurut dan sopan tidak lagi terlihat dalam diri Reikhan, yang ada hanya sikap
mudah marah dan bertindak kasar ketika keinginannya tidak dituruti ataupun ketika suasana
hatinya sedang tidak stabil. Kondisi tersebut semakin memperburuk komunikasi antara
Reikhan dengan ibu dan adik perempuannya. Bahkan 2 (dua) bulan sebelum ia masuk ke
panti, Reikhan sudah tidak lagi datang ke sekolah. Tidak jarang ia berbohong kepada ibunya
dengan meminta uang sekolah padahal uang tersebut digunakan untuk membeli alkohol dan
psikotropika. Hal tersebut sudah berlangsung selama 2,5 tahun lamanya sehingga atas inisiatif
Succes St ry
Laporan Kinerja PSRSKP NAPZA “Satria” Baturaden Tahun 2018
36
keluarga Reikhan diantar ke PSRSKP Napza Satria Di Baturaden untuk menjalani pemulihan.
Beruntung Reikhan tidak hanya mendapat dukungan dari pihak keluarga tetapi juga aparat
desa di lingkungannya. Bahkan pihak sekolahpun turut mendukung proses rehabilitasi sosial
setelah petugas PSRSKP Napza Satria Di Baturaden melakukan advokasi ke sekolah Reikhan
Proses awal pemulihan bukanlah hal yang mudah bagi korban penyalahgunaan Napza,
termasuk bagi Reikhan. Pola hidup yang berubah dratis menjadi tantangan bagi Reikhan
dalam proses pemulihan. Tidak jarang keinginan untuk pulang ke rumah muncul. Akan tetapi
berkat kemauan Reikhan untuk pulih dan dukungan dari keluarga serta petugas, ia dapat
menyelesaikan masa rehabilitasi sosial.
Selama menjalani proses pemulihan, petugas PSRSKP Napza Satria Di Baturaden
membantu dan mendampingi Reikhan untuk merencanakan kehidupan setelah selesai
menjalani program. Utamanya adalah tetap kembali bersekolah. Pihak sekolahpun
memberikan dukungan besar selama proses pemulihan yaitu dengan memperbolehkan
Reikhan menjalani Ujian Semester di panti dengan didampingi oleh pihak sekolah.
Saat ini Reikhan telah selesai menjalani program rehabilitasi sosial dan telah kembali
ke bangku sekolah. Guna menjaga pemulihan, Reikhan tetap diminta datang ke panti secara
berkala. Akan tetapi itu saja tidaklah cukup. Perjalanan Reikhan masih panjang, tidak sebatas
menyelesaikan program pemulihan saja. Menjaga konsistensi pola hidup menjadi kunci agar
peroses pemulihan tetap terjaga.
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)
SATKER PSRSKP NAPZA “Satria” Di Baturaden
TAHUN 2019
A. Pendahuluan
Berdasarkan Permensos No: 16 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan Narkotika,
Psikotropika, Dan Zat Adiktif Lainnya Dilingkungan Direktorat Jenderal Rehabilitasi
Sosial.
Berdasarkan pasal 4 Permensos tersebut bahwa BSRSKP Napza “Satria” Di
Baturraden mempunyai tugas melaksanakan rehabilitasi sosial kepada korban
penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya. Selanjutnya pada
pasal 5 disebutkan bahwa dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pasal
4, BSRSKP NAPZA “Satria” Di Baturaden menyelenggaran fungsi :
a. Penyusunan rencana program eavaluasi dan pelaporan;
b. Pelaksanaan registrasi dan asesmen korban penyalahgunaan narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya;
c. Pelaksanaan Advokasi Sosial;
d. Pelaksanaan Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan narkotika, psikotropika,
dan zat adiktif lainnya;
e. Pelaksanaan resosialisasi, penyaluran dan bimbingan lanjut;
f. Pelaksanaan terminasi, pemantauan, dan evaluasikorban penyalahgunaan
narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya;
g. Pemetaan Data dan Informasi Korban Penyalahgunaan narkotika, psikotropika,
dan zat adiktif lainnya;
h. Pelaksanaan Urusan Tata Usaha.
KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA BALAI REHABILITASI SOSIAL KORBAN PENYALAHGUNAAN NAPZA ’’SATRIA’’
DI BATURRADEN
Jalan Raya Barat No. 35 Baturaden Telepon 0281-681216 Fax. 0281-681739
Email: psrskpn.satria@gmail.com Banyumas – Jawa tengah 53151
B. RENCANA KINERJA TAHUNAN
RENCANA KINERJA TAHUNAN
SATKER BRSKP NAPZA “SATRIA” DI BATURRADEN
Tahun 2018
Sasaran Strategis Tahun 2019
Indikator Kinerja Target
Meningkatnya penyelenggaraan
rehabilitasi dan perlindungan
sosial bagi korban
penyalahgunaan NAPZA
Meningkatnya jumlah korban
penyalahgunaan NAPZA yang
mendapatkan pelayanan rehabilitasi
sosial tingkat lanjut didalam
lembaga/balai.
60 Orang
Meningkatnya jumlah korban
penyalahgunaan NAPZA yang
mendapatkan pelayanan rehabilitasi
sosial tingkat lanjut diluar
lembaga/balai.
20 Orang
Baturaden, Januari 2019 Kepala BRSKP NAPZA ”Satria”
Di Baturaden
Dra. Restyaningsih, MM NIP. 196211071988102001
Nama Satker : Balai Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan Napza “Satria” Di Baturaden PMKS Sasaran : Korban Penyalah Gunaan Napza No HP Petugas : 08164282671
PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA RENCANA AKSI
INDIKATOR KINERJA UTAMA PSPA “SATRIA” BATURADEN TAHUN 2018
No. Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Capaian 2015 Capaian 2016 Capaian 2017 Capaian 2018 Capaian 2019
Output (Jumlah)
Outcome (Jumlah)
Output (Jumlah)
Outcome (Jumlah)
Output (Jumlah)
Outcome (Jumlah)
Output (Jumlah)
Outcome (Jumlah)
Output (Jumlah)
Outcome (Jumlah)
1. Meningkatnya
penyelenggaraan
rehabilitasi dan
perlindungan
sosial bagi
korban
penyalahgunaan
NAPZA
Meningkatnya
jumlah korban
penyalahgunaan
NAPZA yang
mendapatkan
pelayanan
rehabilitasi sosial
tingkat lanjut
didalam
lembaga/balai
- - - - 46 Orang 5 Orang 95 Orang 3 Orang 80 Orang 5 Orang
Meningkatnya
jumlah korban
penyalahgunaan
NAPZA yang
mendapatkan
pelayanan
rehabilitasi sosial
tingkat lanjut diluar
lembaga/balai.
Baturaden, 2 Januari 2019
Rp. 9.292.669.000
KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019
BALAI REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NAPZA “SATRIA” DI BATURADEN
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan
akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Dra. Restyaningsih, MM
Jabatan : Kepala BRSKP NAPZA “Satria” Di Baturraden
Selanjutnya disebut Pihak Pertama
Nama : Edi Suharto, Msc, Ph.D
Jabatan : Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial
Selaku atasan pihak pertama, selanjutnya disebut Pihak Kedua
Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran
perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah
ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target
kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.
Pihak kedua akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi
terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam
rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Baturaden, 2 Januari 2019
Pihak Kedua
Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial
Edi Suharto, Msc, Ph.D
NIP. 196511061992011001
Pihak Pertama
Kepala BRSKP NAPZA “SATRIA” Di Baturraden
Dra. Restyaningsih, MM
NIP. 196211071988102001
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019
KEPALA BRSKP NAPZA “SATRIA” DI BATURRADEN
SASARAN STRATEGIS (SS)
INDIKATOR KINERJA (IKU)
TARGET
Meningkatnya penyelenggaraan
rehabilitasi dan perlindungan sosial
bagi korban penyalahgunaan NAPZA
Meningkatnya jumlah korban
penyalahgunaan NAPZA yang
mendapatkan pelayanan rehabilitasi
sosial tingkat lanjut didalam
lembaga/balai.
60 Orang
Meningkatnya jumlah korban
penyalahgunaan NAPZA yang
mendapatkan pelayanan rehabilitasi
sosial tingkat lanjut diluar
lembaga/balai.
20 Orang
Program Anggaran
Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan
NAPZA
Rp. 9.292.669.000
Baturraden, 2 Januari 2019
Menyetujui,
Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial
Edi Suharto, Msc, Ph.D
NIP. 196511061992011001
Kepala BRSKP NAPZA “SATRIA” Di Baturraden
Dra. Restyaningsih, MM
NIP. 196211071988102001
KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019
SEKSI ASESMEN DAN ADVOKASI SOSIAL
BALAI REHABILITASI SOSIAL KORBAN PENYALAHGUNAAN NAPZA “SATRIA”
DI BATURRADEN
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel
serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah ini:
N a m a : Drs. Benny Edhi Susanto
Jabatan : Kepala Seksi Asesmen dan Advokasi Sosial
Selanjutnya disebut Pihak Pertama.
N a m a : Dra. Restyaningsih, MM
Jabatan : Kepala BRSKP NAPZA “Satria” Di Baturraden
Selaku atasan pihak pertama, selanjutnya disebut Pihak Kedua
Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran
perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja seperti yang telah ditetapkan dalam
dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi
tanggung jawab kami.
Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi terhadap
capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka
pemberian penghargaan dan sanksi.
Baturaden, 2 Januari 2019
Pihak Kedua,
Kepala BRSKP NAPZA “Satria”
Di Baturraden
Pihak Pertama,
Kepala Seksi Asesmen dan Advokasi Sosial
Dra. Restyaningsih, MM
NIP. 196211071988102001
Drs. Benny Edhi Susanto
NIP. 196304101990021001
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019
SEKSI ASESMEN DAN ADVOKASI SOSIAL
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
TARGET
1.
Terwujudnya registrasi,
asesmen, advokasi sosial, bagi
korban penyalahgunaan NAPZA .
1. Jumlah dokumen kegiatan observasi,
identifikasi, asesmen, advokasi sosial, bagi
korban penyalahgunaan NAPZA.
60 Orang
2. Terwujudnya pengelolaan
informasi dan pemetaan data
korban penyalahgunaan
NAPZA
2. Persentase kegiatan pengelolaan informasi 95 %
3. Jumlah kegiatan sosialisasi dan koordinasi
rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan
NAPZA
1 Propinsi
4. Jumlah dokumen pemetaan data korban
penyalahgunaan NAPZA
1 dokumen
3. Terwujudnya rehabilitasi sosial
korban penyalahgunaan
NAPZA melalui respon kasus
5. Jumlah kegiatan rehabilitasi sosial korban
penyalahgunaan NAPZA melalui respon
kasus
5 Dokumen
20 Orang
4. Terwujudnya Aparatur Sipil
Negara (ASN) Seksi Asesmen
dan Advokasi Sosial yang
kompeten
6. Persentase tingkat kehadiran pegawai
Seksi Asesmen dan Advokasi Sosial
92%
7. Nilai SKP ASN Seksi Asesmen dan
Advokasi Sosial
Baik
5. Terkelolanya anggaran Seksi
Asesmen dan Advokasi Sosal
yang efisien dan akuntabel
8. Persentase penyerapan anggaran Seksi
Asesmen dan Advokasi Sosial
95%
Output : 80 Orang
7 dokumen
Jumlah Anggaran Tahun 2019 : Rp. 342.466.000,-
Baturaden, 2 Januari 2019
Mengetahui,
Kepala BRSKP NAPZA “Satria”
Di Baturraden
Dra. Restyaningsih, MM
Kepala Seksi Asesmen dan Advokasi
Sosial
Drs. Benny Edhi Susanto
KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019
SEKSI LAYANAN REHABILITASI SOSIAL
BALAI REHABILITASI SOSIAL KORBAN PENYALAHGUNAAN NAPZA “SATRIA”
DI BATURRADEN
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel
serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah ini:
N a m a : Hendra Permana, S.Sos, M.Si
Jabatan : Kepala Seksi Layanan Rehabilitasi Sosial
Selanjutnya disebut pihak pertama.
N a m a : Dra. Restyaningsih, MM
Jabatan : Kepala BRSKP NAPZA “Satria” Di Baturraden
Selaku atasan pihak pertama, selanjutnya disebut pihak kedua
Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran
perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja seperti yang telah ditetapkan dalam
dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi
tanggung jawab kami.
Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi terhadap
capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka
pemberian penghargaan dan sanksi.
Baturaden, 2 Januari 2019
Pihak Kedua, Pihak Pertama,
Dra. Restyaningsih, MM
NIP. 196211071988102001
Hendra Permana, S.Sos, M.Si
NIP. 198410212008011002
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019
SEKSI LAYANAN REHABILITASI SOSIAL
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
TARGET
1.
Terwujudnya Rehabilitasi
Sosial bagi korban
penyalahgunaan NAPZA
1. Jumlah PM yang mendapatkan pelayanan
kebutuhan dasar
60 Orang
2. Jumlah PM yang memperoleh terapi fisik,
mental spiritual, psikososial dan
penghidupan
60 Orang
2. Terwujudnya
resosialisasi/reintegrasi dan
terminasi
3. Jumlah kegiatan resosialisasi 60 orang
4. Jumlah kegiatan terminasi 60 Orang
4. Terwujudnya rehabilitasi sosial
korban penyalahgunaan
NAPZA melalui
pengembangan model
5. Jumlah kegiatan rehabilitasi sosial korban
penyalahgunaan NAPZA melalui
pencanangan desa sejahtera bebas narkoba
1 Dokumen
5. Terwujudnya Aparatur Sipil
Negara (ASN) Seksi Layanan
Rehabilitasi Sosial yang
kompeten
6. Persentase tingkat kehadiran pegawai
Seksi Layanan Rehabilitasi Sosial
92%
7. Nilai SKP ASN Seksi Layanan
Rehabilitasi Sosial
Baik
4. Terkelolanya anggaran Seksi
Seksi Layanan Rehabilitasi
Sosial yang efisien dan
akuntabel
8. Persentase penyerapan anggaran Seksi
Layanan Rehabilitasi Sosial
95%
Output : 60 Orang.
Jumlah Anggara Tahun 2019 : Rp. 1.122.558.000
,-
Baturaden, 2 Januari 2019
Mengetahui,
Kepala BRRSKP NAPZA “Satria”
Di Baturraden
Dra. Restyaningsih, MM
Kepala Seksi Layanan Rehabilitasi Sosial
Hendra Permana, S.Sos,M.Si
KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019
SUB BAGIAN TATA USAHA
BALAI REHABILITASI SOSIAL KORBAN PENYALAHGUNAAN NAPZA “SATRIA”
DI BATURRADEN
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel
serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah ini:
N a m a : Drs. Arif Eka Putranta
Jabatan : Plt. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Selanjutnya disebut pihak pertama.
N a m a : Dra. Restyaningsih, MM
Jabatan : Kepala BRSKP NAPZA “Satria” Di Baturraden
Selaku atasan pihak pertama, selanjutnya disebut pihak kedua
Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran
perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja seperti yang telah ditetapkan dalam
dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi
tanggung jawab kami.
Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi terhadap
capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka
pemberian penghargaan dan sanksi.
Baturaden, 2 Januari 2019
Pihak Kedua, Pihak Pertama,
Dra. Restyaningsih, MM
NIP. 196211071988102001
Drs. Arif Eka Putranta
NIP. 196504231992021001
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019
KASUBBAG TATA USAHA
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
TARGET
1.
Terwujudnya layanan
perkantoran, tata usaha, dan
rumah tangga yang efektif.
1. Jumlah laporan administrasi
kepegawaian
2 laporan
2. Jumlah layanan Perkantoran 12 laporan
2.
Terwujudnya Aparatur Sipil
Negara (ASN) Subbagian Tata
Usaha yang kompeten
3. Persentase tingkat kehadiran
pegawai
92 %
4. Nilai SKP ASN Sub Bag Tata
Usaha
Baik
3. Terwujudnya sarana dan
prasarana pendukung pelayanan
rehabilitasi sosial.
5 Jumlah perlengkapan ketrampilan
dan pelayanan klien dalam balai
1 PKT
6. Luas gedung yang direhabilitasi 300 M2
4. Terkelolanya anggaran
Subbagian Tata Usaha yang
efisien dan akuntabel
7. Persentase penyerapan anggaran
Subag Tata Usaha.
95%
Output : 14 Laporan
Jumlah Anggaran Tahun 2019 : Rp 7.827.645.000
.,-
Baturaden, 2 Januari 2019
Mengetahui,
Kepala BRSKP NAPZA “Satria” Di
Baturraden
Dra. Restyaningsih, MM
Plt. Kepala.Sub Bagian Tata Usaha
Drs. Arif Eka Putranta
top related