psikologi keluarga

Post on 16-Apr-2017

946 Views

Category:

Education

16 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

PARENTINGPresentation By:Elvira Khori Ulni

Hasanah ZailiFebriyanti Partiwi

MelisaWinda Sherly Utami

Shabrina Aniza PutriSusi PebriantiGustia Aisyah

Azimatul RahmiShinta Safenia AnisahRegina Putri Rahayu

“Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik

dalam Keluarga”

2

Keluarga

3

Defenisi Keluarga

• Murdock (1965), keluarga kelompok sosial yang memiliki karakteristik tinggal bersama, terdapat kerjasama ekonomi, dan terjadi proses reproduksi

• Weigert dan Thomas (1971), keluarga tatanan utama yang mengkomunikasikan pola nilai simbolik kepada generasi baru

Ira Reiss (1965), keluarga kelompok kecil yang terstruktur dalam pertalian keluarga dan memiliki fungsi utama berupa sosialisasi pemeliharaan terhadap generasi baru

4

Defenisi Keluarga dari tiga sudut pandang (Fitzpatrick, 2004)

• Defenisi Struktural mengacu pada siapa yang menjadi bagian dalam keluarga

• Defenisi Fungsional mengacu pada tugas yang di lakukan keluarga

• Defenisi Transaksional mengacu pada bagaimana keluarga melakukan fungsi

5

Struktur Keluarga

• Keluarga inti suami-ayah, istri-ibu, dan anak

• Keluarga batin keluarga yang di dalamnya menyertakan posisi lain selain 3 posisi di ayah, ibu dan anak

6

Relasi Dalam Keluarga

Relasi pasangan suami istri

Relasi orang tua-anak

Relasi antar saudara

7

• Reproduksi mempertahankan populasi dalam masyarakat.

• Sosialisasi/edukasi sarana untuk transmisi nilai, keyakinan, sikap, pengetahuan, keterampilan dan teknik.

• Penugasan peran sosial memberikan identitas pada anggotanya

• Dukungan ekonomi tempat berlindung, makanan dan jaminan kehidupan.

• Dukungan emosi/pemeliharaan pengalaman interaksi sosial pertama bagi anak

Fungsi Keluarga (Berns, 2004)

8

Keberfungsian Keluarga

Kelentingan Keluarga

• untuk mengenali dan membentengi proses interaksi• Tiga faktor kunci kelentingan keluarga : kemampuan memperjelas pesan, kemampuan

mengungkapkan perasaan, kesediaan kolaborasi dalam menyelesaikan masalah

Kekukuhan Keluarga

• Memiliki komitmen• kesediaan mengungkapkan apresiasi• Terdapat waktu berkumpul • Mengembangkan spiritualitas• Menyelesaikan konflik • Memiliki ritme

9

Praktik Pengasuhan

Anak(Parenting)

10

DefenisiSebelumnya: Parenthood (masa menjadi orang tua)

Menjadi: Parenting (Amerika) melakukan sesuatu pada anak seolah orang tua yang membuat anak menjadi manusia

Indonesia: Parenting Pengasuhan.

KBBI (2008) (cara, perbuatan, dsb) mengasuh.

Mengasuh asah, asih, asuh (tanggung jawab orang tua)

11

Kesadaran Pengasuhan

sarana mengoptimalkan potensi anak, mengarahkan anak pada kesejahteraan dan membantu anak menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dalam tahap kehidupan dengan baik

12

Stress Pengasuhan(Parenting Stress)

reaksi psikologis muncul dalam beradaptasi dengan tuntutan peran sebagai orang tua

proses yang membawa pada kondisi psikologis yang tidak disukai

13

Gaya Pengasuhan dan Interaksi antara Orang tua dan Anak

• Pendekatan tipologi (parenting style)

• Pendekatan interaksi sosial (social interaction)

14

Empat Gaya Pengasuhan• Otoritatif/Authoritative : orang tua memberikan tuntutan

kepada anak dengan masuk akal, memberikan penguatan yang konsisten, disertai kepekaan dan penerimaan pada anak.

• Otoriter/authoritarian: banyak aturan dan tuntutan sedikit penjelasan dan kurang peka terhadap kebutuhan dan pemahaman anak.

• Permisif/permisive: orang tua memberikan sedikit aturan dan tuntutan , dan anak terlalu dibiarkan bebas menuruti kemauanya.

• Tak peduli/rejecting_neglecting: orang tua memberikan sedikit aturan dan tuntutan kepada anak, dan tidak peduli peka pada kebutuhan anak.

15

Matriks Kombinasi Dua Dimensi dalam Pengasuhan

(Shaffer, 2002)

Penerimaan/Ketanggapan

Tinggi Rendah

Kontrol/Tuntutan

Tinggi (1) OtoritatifTuntutan yang masuk akal,

penguatan yang konsisten, disertai kepekaan dan penerimaan pada anak

(2) OtoriterBanyak aturan dan

tuntutan, sedikit penjelasan, dan kurang

peka terhadap kebutuhan dan pemahaman anak

Rendah (3) PermisifSedikit aturan dan tuntutan; anak terlalu dibiarkan bebas

menuruti kemauannya

(4) Tak PeduliSedikit aturan dan

tuntutan; orang tua tidak peduli dan peka pada

kebutuhan anak

16

Model Proses Penentu Pengasuhan(Belsky, 1984, hlm. 84)

Riwayat Perkembangan

Perkembangan Anak

Jejaring Sosial

Kepribadian Parenting

Pekerjaan

Relasi Perkawinan

Karakteristik Anak

17

Pengasuhan dalam Lintas Budaya• Farver, Welles-Nystrom, Fronsch, Wimbarti dan

Hoppe-Graff (1997) anak-anak indonesia (Jawa) mengungkapkan narasi mainan yang bermuatan agresi lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak Amerika Serikat, karena anak-anak indonesia dilatih mengembangkan atribut pribadi yang mendukung harmoni kelompok, rasa hormat kepada otoritas, pengendalian emosi dan kerja sama melalui sosialisasi yang mereka alami

• pengasuhan anak yang dilakukan orang tua dipengaruhi oleh konteks budaya tempat keluarga berasal maupun lingkungan tempat tinggal.

18

Perilaku dan Praktik Pengasuhan

sebagai sistem interelasi dinamis mencakup pemantauan, pengelolaan perilakudan kognisi sosial dengan kualitas relasi orang tua – anak sebagai pondasinya (Dishion & McMaho,1998)

bentuk-bentuk perilaku pengasuhan: kontrol dan pemantauan, dukungan dan keterlibatan, komunikasi, kedekatan, pendisiplinan.

19

Pengasuhan Bersama

• ada lima faktor yang memengaruhi yaitu status perkawinan, konteks, ibu, ayah dan anak.

• Faktor ayah dan ibu yang memengaruhi pelaksanaan pengasuhan bersama : kondisi psikologis, asal usul keluarga, pengharapan terhadap pengasuhan bersama dan karakteristik pekerjaan

20

Nilai dan Pendidikan

Nilai

21

Defenisi Nilai

• Nilai kualitas atau belief yang diinginkan atau dianggap penting.

• Nilai representasi sosial atau keyakinan moral yang diinternalisasi dan digunakan orang sebagai dasar rasional terakhir dari tindakan-tindakannya.

22

Konsep Nilai Rokeach

• Nilai bersifat stabil

• Nilai sebagai daya yang dapat menggerakan perilaku

• Dua tipe nilai : instrumental dan nilai terminal

23

Konsep Nilai Schwartz

• nilai merepresentasikan respons individu terhadap tiga kebutuhan dasar kebutuhan fisiologis, kebutuhan interaksi sosial,dan kebutuhan akan institusi sosial yang menjamin keberlangsungan hidup akan kesejahterahaan kelompok.

24

Transmisi Nilai

• nilai merepresentasikan respons individu terhadap tiga kebutuhan dasar kebutuhan fisiologis, kebutuhan interaksi sosial,dan kebutuhan akan institusi sosial yang menjamin keberlangsungan hidup akan kesejahterahaan kelompok.

25

Metode Sosialisasi Nilai

• Metode afektif merujuk pada munculnya perasaan atau emosi

• Metode pengkondisian upaya melakukan tindakan untuk menimbulkan dampak tertentu.

• Metode mengamati-meniru figur model

• Metode kognitif mendorong individu memproses informasi dari pengalaman

• Metode sosiokultural mengandalkan proses penyesuaian diri individu terhadap tuntunan lingkungan

• Metode magang menularkan suaturaktivitas yang menuntut keahlian terstruktur dengan cara partisipasi terbimbing

26

Pendidikan Nilai

• upaya untuk mengajarkan nilai-nilai dan melatih keterampilan melakukan penilaian.

• Pendekatan dalam pelaksanaan penanaman, perkembanganmoral, analisis, klarifikasi niai-nilai, dan belajar tindakan

• Pendidikan nilai dalam keluarga menggunakan perspektif searah.

27

Nilai Kearifan Lokal

bagian esensial dalam suatu budaya mempengaruhi pola kehidupan dalam bermasyarakat

28

Pembentukan Karakter

Menyayangi anakOrang tua menjadikan dirinya modelHubungan yang hangat bagi orang tuaKasih sayang

29

Konflik Dalam

Keluarga

30

Karakteristik Konflik Keluarga

Pengelolaan Konflik

Defenisi Konflik

Konflik Orang tua dan anak

31

Defenisi Konflik• Thomas (1992), konflik proses yang

menganggap pihak lain menggagalkan atau berupaya menggagalkan kepentingannya.

• Mc Collum (2009), konflik perilaku seseorang dalam rangka beroposisi dengan pikiran, perasaan, dan tindakan orang lain. demikian,

• Kesimpulan, konflik peristiwa sosial yang mengandung penentangan (oposisi) atau ketidaksetujuan.

32

Karakteristik Konflik dalam Keluarga

• Terjadi karena adanya perilaku oposisi atau ketidaksetujuan antara anggota keluarga

• Benci Tapi Rindu, karena adanya emosi positif

• Hubungan bersifat kekal: tidak ada kata mantan

• Dampak konflik: bersifat jangka panjang

• Konflik keluarga lebih mendalam dibanding konflik lain

33

Konflik Orang Tua - Anak

• Konflik pada masa kanak-kanak

• Konflik pada masa Remaja

34

Konflik Pada Masa Kanak-kanak

• Terjadi sejak anak masih berupa janin (fetal conflict)

• Konflik pada masa penyapihan (weaning conflict)

• Konflik pada masa toddler

35

Konflik Pada Masa Remaja

• Masa remaja masa strom dan stress

• Konflik orang tua dengan remaja memancing tindakan koersif,

• Orang tua menganggap konflik terselesaikan ketika remaja sudah menyetujui dan mengikuti pendapat orang tua.

• Mematuhi atau menurut pendapat orang tua setelah terjadi perbedaan, pertentangan, atau konflik tidak selalu konflik telah selesai.

36

Pengelolaan Konflik (Rubin, 1994)

• penguasaan (domination)

• penyerahan (capitulation)

• penarikan diri (withdrawal)

• tawar menawar (negotiation)

• campur tangan pihak ketiga (third party intervention)

37

Strategi Orang tua Ketika Menghadapi Pesan yang Menimbulkan Konflik

• Cocooning melindungi anak dari pengaruh masyarakat luas

• Pre arming orang tua mengantisipasi konflik nilai dan menyiapkan anak untuk menghadapinya

• Compromise memberikan kesempatan anak untuk terpapar konflik nilai, namun tetap mempertahankan elemen nilai keluarga dan control sebagai orang tua.

• Deference orang tua mengalah demi kebutuhan anak dan membiarkan anak mengambil keputusan sendiri 

38

Potret Konflik

Orang tua-Anak

39

Gambaran Konflik Orang tua-Anak

• Kedekatan Remaja dengan Orang tuanya

• Area Konflik Remaja dengan Orang tua

• Respons Orang tua terhadap Konflik

40

Kedekatan Remaja dengan Orang tua

• Remaja yang tinggal dengan rasa nyaman perasaan dekat dengan orang tua

• Remaja bermasalah di sekolah dari keluarga bermasalah

• Harapan remaja: tidak ada pemberian hukuman fisik

• Respons psikologis remaja: tidak betah di rumah

41

Area Konflik Remaja dengan Orang tua

• Terlambat pulang sekolah ataupun bermain

• Penampilan (cara berpakaian - modelnya – gaya rambut)

• Karakteristik teman sepergaulan

• Prestasi Belajar

• Keterlibatan dalam tugas pekerjaan rumah

• Penggunaan telepon/ponsel

• Keterlibatan dalam hubungan romantis/ pacaran

42

Respons Orang tua terhadap Konflik dengan Remaja

• Marah nada bicara tinggi, membentak, pemberian hukuman fisik (menjewer, mencubit, memukul, menyabet, dll)

• Pemberian nasehat (memberitahu dan meminta perjanjian)

43

Strategi Pengelolaan Konflik Orang tua-Anak• Strategis yang Konstruktif

• Metode Penalaran penalaran moral, pendisiplinan, dll

• Pemberian teguran, peringatan, dan nasihat

• Mediator dalam menghadapi dunia sosial

Membentengi (cocooning)

Menyiagakan (pre-arming)

Berkompromi (compromise)

Membolehkan (deference)

44

BUKU SUMBERLestari, Sri. 2012. Psikologi Keluarga: penanaman nilai dan

pengembangan konflik dalam keluarga. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

45

Thank you

top related