proses terjadinya inflamasi gusi
Post on 13-Apr-2018
223 Views
Preview:
TRANSCRIPT
7/26/2019 Proses Terjadinya Inflamasi Gusi
http://slidepdf.com/reader/full/proses-terjadinya-inflamasi-gusi 1/7
1. Proses Terjadinya Inflamasi Gusi
Inflamasi atau peradangan merupakan suatu respon fisiologis tubuh
terhadap suatu gangguan dari faktor eksternal. Respon inflamasi berhubungan erat
dengan proses penyembuhan, karena inflamasi menghancurkan agen penyebab
jejas dan menyebabkan rangkaian kejadian yan bertujuan untuk menyembuhkan
atau memperbaiki jaringan yang rusak (Kumar et al., 2002)
Inflamasi terbagi menjadi dua pola dasar. Inflamasi akut adalah radang yang
berlangsung relatif singkat, dari beberapa menit sampai beberapa hari, dan
ditandai dengan eksudasi cairan dan protein plasma serta akumulasi neutrofil yang
menonjol. Inflamasi kronis berlangsung lebih lama, berharihari sampai bertahun
tahun, dan ditandai dengan influks limfosit dan makrofag disertai proliferasi
pembuluh darah dan pembentukan jaringan parut. (Kumar et al., 2002)
1.1. Inflamasi Akut
Inflamasi akut merupakan respon segera dan dini terhadap jejas.
!roses inflamasi akut terdiri dari dua komponen utama, yaitu perubahan
penampang dan struktural dari pembuluh darah serta emigrasi dari leukosit.
!erubahan penampang pembuluh darah akan mengakibatkan meningkatnya
aliran darah dan terjadinya perubahan struktural pada pembuluh darah mikro
dan akan memungkinkan protein plasma dan leukosit meinggalkan sirkulasi
darah. "eukosit yang berasal dari mikrosirkulasi akan melakukan emigrasi
dan selanjutnya berakumulasi di lokasi cedera. (Kumar et al., 2002)
#etelah $asokonstriksi singkat, terjadi $asodilatasi arteriol yang
mengakibatkan peningkatan aliran darah dan penyumbatan lokal
(hiperemia) pada aliran darah kapiler. !elebaran pembuluh darah ini
merupakan penyebab timbulnya %arna merah (eritema) dan rasa hangat
yang khas pada inflamasi. #elanjutnya, mikro$askulatur menjadi lebih
permeabel, mengakibatkan masuknya cairan kaya protein ke dalam jaringan
ekstra$askular. &al ini menyebabkan sel darah merah menjadi lebih
terkonsentrasi dengan baik sehingga meningkatkan $iskositas darah dan
7/26/2019 Proses Terjadinya Inflamasi Gusi
http://slidepdf.com/reader/full/proses-terjadinya-inflamasi-gusi 2/7
memperlambat sirkulasi. #ecara mikroskopik perubahan ini digambarkan
oleh dilatasi pada sejumlah pembuluh darah kecil yang dipadati oleh
eritrosit. !roses tersebut dinamakan stasis. (Kumar et al, 2002)
#aat terjadi stasis, leukosit (terutama neutrofil) mulai keluar dari
aliran darah dan berakumulasi di sepanjang endotel pembuluh darah.
#etelah melekat pada sel endotel, leukosit menyelip di antara sel endotel
tersebut dan bermigrasi mele%ati dinding pembuluh darah menuju jaringan
interstisial. (Kumar et al., 2002)
!ada tahap paling a%al inflamasi, $asodilatasi arteriol dan aliran
darah yang bertambah meningkatkan tekanan hidrostatik intra$askular dan
pergerakan cairan dari kapiler. 'airan ini disebut transudat, merupakan
ultrafiltrat plasma darah dan mengandung sedikit protein. amun demikian,
transudasi segera menghilang dengan meningkatnya permeabilitas $askular
yang memungkinkan pergerakan cairan kaya protein, bahkan sel ke dalam
interstisium (disebut eksudat). &ilangnya cairan kaya protein ke dalam
ruang peri$askular menurunkan tekanan osmotik intra$askular dan
meningkatkan tekanan osmotik cairan interstitial. &asilnya adalah
mengalirnya air dan ion ke dalam jaringan ekstra$askular akumulasi cairan
ini dinamakan edema. (Kumar et al., 2002)
"eukosit yang mulanya didominasi oleh neutrofil, melekat pada
endotel melalui molekul adhesi, kemudian meninggalkan mikro$askular dan
bermigrasi ke tempat cedera di ba%ah pengaruh agen kemotaktik.
Kemudian, diikuti dengan fagositosis, pembunuhan, dan degradasi agen
penyerang. !roses ini menyebabkan adanya perluasan mediator dan
kerusakan yang diperantarai leukosit. &al tersebut mengakibatkan adanya
dua gambaran kardinal tambahan pada inflamasi akut, yaitu nyeri (dolor)
dan hilangnya fungs (functio laesa). (Kumar et al., 2002)
7/26/2019 Proses Terjadinya Inflamasi Gusi
http://slidepdf.com/reader/full/proses-terjadinya-inflamasi-gusi 3/7
*ambar +. !erbandingan pembuluh darah normal dengan pembuluh
darah yang mengalami inflamasi. (Kumar et al., 2002)
1.2. Inflamasi Kronis
Inflamasi kronis dapat dianggap sebagai inflamasi berkepanjangan
(bermingguminggu hingga berbulanbulan, bahkan bertahuntahun),dan terjadi inflamasi aktif, jejas jaringan, dan penyembuhan secara
bersamaan. erbeda dengan inflamasi akut, yang dibedakan dengan
perubahan $askular, edema, dan infiltrat neutrofil yang banyak,
inflamasi kronis ditandai dengan halhal berikut, yaitu infiltrasi sel
mononuklear, yang mencakup makrofag, limfosit, dan sel plasma,
destruksi jaringan, dan perbaikan jaringan (repair), yang melibatkan
7/26/2019 Proses Terjadinya Inflamasi Gusi
http://slidepdf.com/reader/full/proses-terjadinya-inflamasi-gusi 4/7
proliferasi pembuluh darah baru (angiogenesis) dan fibrosis. (Kumar et
al., 2002)
Inflamasi kronis dapat berkembang dari inflamasi akut. !erubahan
ini terjadi ketika respon akut tidak teratasi karena agen pencedera
(mikroba) yang menetap atau karena gangguan proses penyembuhan
normal. Kemungkinan lain, beberapa bentuk jejas (misal infeksi $irus)
menimbulkan respons, yaitu inflamasi kronis yang pada dasarnya
terjadi sejak a%al. -alaupun agen berbahaya yang memerantarai
inflamasi dapat bersifat kurang berbahaya daripada agen penyebab
inflamasi akut, seluruh kegagalan untuk memperbaiki proses itu dapat
menyebabkan cedera yang berlangsung lebih lama. !roliferasi fibroblas
dan akumulasi matriks ekstraseluler yang berlebihan merupakan
gambaran umum banyak penyakit inflamasi kronis dan merupakan
penyebab penting disfungsi organ. (Kumar et al., 2002)
*ambar 2. !enyebab dan dampak inflamasi akut dan kronis (Kumar
et al., 2002)
2. Tanda dan Gejala Inflamasi Gusi
7/26/2019 Proses Terjadinya Inflamasi Gusi
http://slidepdf.com/reader/full/proses-terjadinya-inflamasi-gusi 5/7
!ada bentuk akut, inflamasi ditandai oleh tanda klasik, yaitu nyeri (dolor),
panas (kalor), kemerahan (rubor), bengkak (tumor), dan hilangnya fungsi
(function laesa). #ecara histologis, menyangkut rangkaian kejadian yang rumit,
mencakup dilatasi arteriol, kapiler, dan $enula, disertai peningkatan permeabilitas
dan aliran darah eksudasi cairan, termasuk protein plasma dan migrasi leukositik
ke dalam fokus peradangan. (Kumala et al., +/ #pector, +)
1andatanda kardinal inflamasi
+. Kemerahan(Rubor)
Rubor atau kemerahan merupakan hal pertama yang terlihat di daerah
yang mengalami peradangan. #aat reaksi peradangan timbul, terjadi
pelebaran arteriola yang mensuplai darah ke daerah peradangan. 3engan
demikian, lebih banyak darah mengalir ke mikrosirkulasi lokal dan kapiler
meregang dengan cepat terisi penuh dengan darah. Keadaan ini disebut
hiperemia atau kongesti, menyebabkan %arna merah lokal karena
peradangan akut. 1imbulnya hiperemia pada permulaan reaksi peradangan
diatur oleh tubuh baik secara neurogenik maupun secara kimia, melalui
pengeluaran 4at seperti histamine. (5brams, +6 Rukmono, +7)
2. !anas (Kalor)
Kalor atau panas terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi
peradangan hanya terjadi pada permukaan tubuh, yang dalam keadaan
normal lebih rendah dari 7o' yaitu suhu di dalam tubuh. 3aerah
peradangan pada kulit menjadi lebih panas dari sekelilingnya sebab darah
disalurkan tubuh ke permukaan daerah yang inflamasi lebih banyak
daripada yang disalurkan ke daerah normal. 8enomena panas lokal ini tidak
terlihat pada daerah yang terkena radang jauh di dalam tubuh, karena
jaringanjaringan tersebut sudah mempunyai suhu ini 7o', hiperemia lokal
tidak menimbulkan perubahan suhu. (5brams, +6 Rukmono, +7)
. yeri (3olor)
3olor atau rasa sakit dari reaksi peradangan dapat dihasilkan dari
berbagai cara. !erubahan p& lokal atau konsentrasi lokal ionion tertentu
dapat merangsang ujungujung saraf. !engeluaran 4at seperti histamine atau
4at bioaktif lainnya dapat merangsang saraf. Rasa sakit disebabkan pula oleh
7/26/2019 Proses Terjadinya Inflamasi Gusi
http://slidepdf.com/reader/full/proses-terjadinya-inflamasi-gusi 6/7
tekanan yang meningkat akibat pembengkakan jaringan yang meradang.
!embengkakan jaringan yang meradang mengakibatkan peningkatan
tekananlokal yang tanpa diragukan lagi dapat menimbulkan rasa sakit.
(5brams, +6 Rukmono, +7)
9. !embengkakan (1umor)
!embengkakan sebagian disebabkan hiperemi dan sebagian besar
ditimbulkan oleh pengiriman cairan dan selsel dari sirkulasi darah ke
jaringanjaringan interstitial. 'ampuran dari cairan dan sel yang tertimbun
di daerah peradangan disebut eksudat meradang. !ada keadaan dini reaksi
peradangan sebagian besar eksudat adalah cair, seperti yang terjadi padalepuhan yang disebabkan luka bakar ringan. Kemudian selsel darah putih
atau leukosit meninggalkan aliran darah dan tertimbun sebagai bagian dari
eksudat. (5brams, +6 Rukmono, +7)
6. &ilang fungsi (8unctio "aesa)
erdasarkan asal katanya, functio laesa adalah fungsi yang hilang
(3orland, 2002). 8unctio "aesa merupakan reaksi peradangan yang telah
dikenal. 5kan tetapi belum diketahui secara mendalam mekanisme
terganggunya fungsi jaringan yang meradang. (5brams, +6)
7/26/2019 Proses Terjadinya Inflamasi Gusi
http://slidepdf.com/reader/full/proses-terjadinya-inflamasi-gusi 7/7
5brams *.3. +6. Gangguan Pertumbuhan, Proliferasi dan Diferensiasi Sel
(terj) dalam !rice #.5., -ilson ".:., editor Patofisiologi: Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit disi !. ;akarta <*'.
Kumar, et al. 200. "obbins #asi$ Pathology %th ed& e% =ork <lse$ier Inc.
Kamus Saku Kedokteran Dorland . 5lih bahasa. Kumala ! dkk. ;akarta !enerbit
uku Kedokteran <*', +/.
Rukmono. +7. "adang& Patologi& &irma%an #, editor. ;akarta 8akultas
Kedokteran >ni$ersitas Indonesia. &al 9?66.
top related