proses penyamakan (tanning)
Post on 23-Oct-2015
130 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Oleh :
Yoyok wiyono115050100111171 Citra 1150501001111
TINGKAT PENGGUNAAN BAHAN SAMAK CHROME PADA KULIT KELINCI SAMAK
BULU DITINJAU DARI KEKUATAN SOBEK, KEKUATAN JAHIT, PENYERAPAN AIR DAN
ORGANOLEPTIK
Mustakim1, Imam Thohari1, Ipik Agustriyani R.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil TernakAgustus 2007, Hal 14-27 Vol. 2, No.2
ISSN : 1978 - 0303
kulit kelinci mampu memenuhi kebutuhan kulit samak berbulu
Penyamakan krom merupakan bahan samak sintetis yang sering dipakai
Penggunaan krom dapat menghasilkan kulit samak yang tahan lama dan tahan kelembaban
Mendapatkan prosentase krom yang menghasilkan kulit samak berbulu dengan kekuatan jahit, kekuatan sobek, penyerapan air dan organoleptik yang paling baik
Kulit kelinci berumur tiga bulan sebanyak 12 lembar
Perlakuan:(B1) = chromosal B 6 %,(B2) = chromosal B 8 %, dan(B3) = chromosal B 10 %
Kekuatan Sobek Kekuatan Jahit
Tabel 1: rata2 kekuatan sobek (kg/cm)
Tabel 2: rata2 kekuatan jahit (Kg/cm)
Peningkatan konsentrasi krom pada penyamakan akan meningkatkan koordinasi krom ke dalam gugus karboksil protein kulit, yang mengakibatkan terbentuknya ikatan silang antara krom dengan rantai polipeptida sehingga protein menjadi lebih stabil.
Penyerapan Air
Tabel 3: rata2 penyerapan air (2 jam)
Tabel 4: rata2 penyerapan air (24 jam)
Perlakuan (B3) memiliki daya serap terbaik karena Jumlah ikatan silang pada konsentrasi bahan penyamak lebih banyak.
Perlakuan (B3) memiliki kekuatan bulu terbaik karena besarnyakonsentrasi krom yang diberikan akan meningkatkan fiksasisehingga menghasilkan ikatan silang yang lebihsatbil.
Tabel 1: Rata-rata skor kekuatan bulu
Kerataan Bulu Kelemasan Bulu
Tabel 1: rata2 skor kerataan bulu
Perlakuan (B3) memiliki kerataan bulu terbaik krn makin banyaknya ikatan kovalen antara ion-ion Cr3+ dengan gugus hidroksil, oksigen dan karboksil serta gugus amino dalam kolagen
Tabel 2: rata-rata skor kelemasan bulu
Perlakuan (B1) memiliki kelemasan terbaik karena masuknya zat penyamak krom kedalam kolagen lebih sedikit
TINGKAT PERSENTASE TANNIN PADA KULIT KELINCI SAMAK BERBULU
TERHADAP KEKUATAN JAHIT, KEKUATAN SOBEK DAN KELEMASAN
Mustakim1, Aris Sri Widati1, Lisa Purnaningtyas2
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Februari 2007, Hal 26-34 Vol. 2, No. 1
ISSN : 1978 - 0303
penyamakan berbulu masih jarang yang menggunakan tanin
Penyamakan tanin menggunakan mimosa dapat menghasilkan kulit samak yang berwarna coklat muda
mimosa memiliki penetrasi yang baik pada kulit bulu
Mendapatkan prosentase tanin yang menghasilkan kulit samak berbulu dengan kelemasan, kekuatan jahit dan kekuatan sobek yang paling baik
Kulit kelinci awetan garam basah sebanyak 12 lembar dengan umur 4 bulan.
Perlakuan: (M1) = mimosa 15 %,(M2) = mimosa 20 %, dan(M3) = mimosa 25 %
Kekuatan Sobek Kekuatan JahitTabel 1: rata2 kekuatan
sobek (kg/cm)Tabel 2: Rata2 kekuatan
jahit (Kg/cm)
Peningkatan konsentrasi krom pada penyamakan akan meningkatkan koordinasi krom ke dalam gugus karboksil protein kulit, yang mengakibatkan terbentuknya ikatan silang antara krom dengan rantai polipeptida sehingga protein menjadi lebih stabil.
Perlakuan (M1) memiliki kelemasan tinggi disebabkan masuknya zat penyamak tannin kedalam kolagen lebih sedikit
Tabel 3: Kelemasan(mm)
Konsentrasi krom terbaik dalam penyamakan berbulu sebesar 10 %
Konsentrasi tanin terbaik dalam penyamakan berbulu sebesar 25 %
top related