proses pembelajaran alquran dan aplikasinya …
Post on 06-Nov-2021
13 Views
Preview:
TRANSCRIPT
875 | Konferensi Nasional Bahasa Arab VI (KONASBARA) 2020
PROSES PEMBELAJARAN ALQURAN DAN APLIKASINYA PADA POLA
ASUH ORANG TUA
Salim Saputra1, Wilda Fasim Hasibuan2
1Prodi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Riau Kepulauan
2 Program Studi Bimbingan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Riau Kepulauan
1salim@ft.unrika.ac.id, 2wida@fkip.unrika.ac.id
ABSTRAK: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana proses
pembelajaran Alquran bagi orang tua atau wali siswa yang berasal dari keluarga
bermasalah, analisis Teori Bloom dalam proses pembelajaran Alquran, serta
analisis perubahan pola asuh orang tua. Penelitian ini memakai mixed-method
dimana masing-masing metode mempunyai kekurangan dan kelebihan. Proses
pembelajaran dilakukan beberapa tahapan: seleksi peserta berdasarkan kasus
keluarga, analisis kemampuan membaca Alquran, dan terapi konseling tentang
agama dan keluarga. Hasil penelitian ini menunjukkan ada empat orang yang
mengalami perubahan pola asuh setelah menjalankan proses pembelajaran
Alquran.
Kata Kunci: pembelajaran Alquran, pola asuh.
PENDAHULUAN
Proses pembelajaran Alquran terkadang bahkan hanya menjadi konsumsi anak-
anak dan remaja. Pun di lembaga pendidikan formal hanya terfokus kepada siswa tanpa
melibatkan orang tua ataupun wali mereka. Hal ini juga terjadi pada salah satu lembaga
pendidikan tingkat dasar yang berbasis Islam di Kota Batam.
Sekolah ‘X’ yang dibangun oleh optimalisasi zakat dari masyarakat Batam
maupun dari luar kota Batam ini dikelola oleh lembaga amil zakat resmi yang berskala
nasional. Selain bersumber dari zakat kaum muslimin di Indonesia, kaum muslimin dari
Singapura pun turut menjadi donatur untuk keberlangsungan proses pembelajaran,
sehingga siswa yang bersekolah tidak lagi dibebani oleh iuran sumbangan pembinaan
pendidikan (SPP) bulanan.
Namun demikian kriteria siswa yang boleh bersekolah di lembaga tersebut
adalah anak yatim dan atau fakir miskin. Data tahun pelajaran 2019/2020 tercatat ada 25
% anak yatim dan 75 % anak duafa (fakir miskin). Dengan klasifikasi pekerjaan orang
876 | Konferensi Nasional Bahasa Arab VI (KONASBARA) 2020
tua: wiraswasta 28%, buruh bangunan 21%, nelayan 11%, buruh pabrik 2%, dan tidak
bekerja 38%. Total siswa duafa ada 77 orang, dan 23 orang diantaranya adalah anak
yang diasuh oleh orang tua tunggal (bercerai dan ditinggal pergi pasangan hidup begitu
saja).
Dengan status sosial ekonomi orang tua serta struktur keluarga yang dimiliki
oleh siswa tersebut diprediksi dapat berpengaruh terhadap proses perkembangan dan
pembelajaran siswa di sekolah. Karena penelitian terdahulu menunjukkan anak yang
dibesarkan dengan dukungan dan komunikasi yang baik akan mendapatkan performa
akademik yang lebih baik dibandingkan dengan anak yang mendapatkan pola asuh
otoriter (authoritarian) (Seginer and Mahajna, 2018; Wang et al., 2018).
Begitu juga dengan teori self-determination, anak akan mencapai prestasi yang
gemilang jika mereka dicukupi kebutuhan dasarnya berupa: kebahagiaan, dukungan
orang tua, serta tidak menerima kekerasan. Banyak literatur menyimpulkan bahwa pola
asuh orang tua, keterlibatan orang tua, dan prestasi akademik siswa memiliki hubungan
yang signifikan (Choi et al., 2019; Doctoroff and Arnold, 2017).
Berbicara soal prestasi, 14 siswa yang direkomendasikan oleh sekolah ‘X’
adalah siswa-siswa spesial yang selama ini pihak sekolah sudah mencoba memecahkan
masalah mereka, namun permasalahan belum dapat terselesaikan. Program-program
yang diselenggarakan untuk memecahkan masalah tersebut diantaranya program
pengajian akhir pekan (PEKAT). Program tersebut yang dilakukan oleh pihak
manajemen sekolah selama ini hanya berkutat kepada ceramah agama dan atau
pemberian materi tentang psikologi keluarga di hadapan orang tua atau wali siswa.
Adapun untuk program pendampingan membaca Alquran belum pernah
dilaksanakan. Sehingga program pendampingan baca Alquran bagi orang tua atau wali
siswa sebagai bentuk salah satu terapi bagi keluarga yang bermasalah. Mengapa dipilih
pelatihan membaca Alquran, karena sebenarnya menurut (Onedera, 2008)
mendefenisikan spirituality adalah usaha seseorang dalam mencari hal yang suci
sementara pencarian hal suci tersebut diaplikasikan dalam sebuah organisasi atau
komunitas dengan keyakinan, kepercayaan dan tujuan yang sama yaitu ketaatan.
Komitmen pada ajaran agama berefek pada keseharian seorang individu sehingga
harapannya perubahan pola asuh lebih efektif jika diberikan secara berbarengan dengan
pelatihan membaca Alquran.
877 | Konferensi Nasional Bahasa Arab VI (KONASBARA) 2020
Pola asuh orang tua terdiri dari empat jenis, yang pertama adalah tipe otoriter
dicirikan dengan orang tua yang kaku, anak wajib patuh pada orang tua, control kepada
anak tinggi beserta kehangatan dan kedekatan pada level terendah. Tipe pertengahan
dari pola asuh orang tua adalah demokrasi, dimana ada keseimbangan antara control dan
kehangatan yang diterima anak dari orang tuanya. Tipe ketiga adalah dinamakan
permissive dimana kehangatan pada level tertinggi sedangkan control terhadap anak
kurang. Tipe terakhir adalah neglectful, karakteristik orang tua seperti ini adalah tidak
memperdulikan anak sehingga control dan kehangatan sama sekali tidak didapatkan
(Moreno–Ruiz et al., 2019).
Sementara untuk menganalisis pembelajaran Alquran digunakan Taxonomi
Bloom. Tingkat pertama dari teori ini adalah mendefinisikan, menghafal, mengulang
dan menduplikasi. Tahap selanjutnya adalah menjelaskan ide atau konsep dari materi
atau ide. Kemudian, tahap ketiga menggunakan pemikiran abstrak untuk menyelesaikan
satu masalah, Tingkat keempat adalah membuat satu konektivitas antara ide-ide atau
materi-materi yang ada. Tahap kelima adalah dapat mengkritik satu hal dengan data
yang kredibel dan tahap terakhir adalah memproduksi satu ide dan dapat
mengembangkannya (Armstrong, 2014).
Penelitian-penelitian sebelumnya banyak membicarakan metode membaca
Alquran dan kombinasi metode digunakan. Namun keunikan dari penelitian ini proses
membaca Alquran dikombinasikan dengan perubahan perilaku, khususnya pola asuh
orang tua terhadap anaknya. Salah satu tujuan penelitian ini adalah membantu pihak
sekolah menyelesaikan masalah ke 14 siswa tersebut. Sementara fokus pembahasan
dalam artikel ini adalah: pertama, bagaimana proses pembelajaran membaca Alquran
bagi orang tua atau wali siswa yang berasal dari keluarga bermasalah; kedua, analisis
Teori Bloom dalam proses pembelajran Alquran; dan terakhir, analisis perubahan pola
asuh orang tua ke anak (Aminah et al., 2018; Hafsari et al., 2018).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini memakai mixed-method dimana masing-masing metode
mempunyai kekurangan kelebihan masing-masing. Tujuannya adalah bagaimana
keterbatasan satu metode penelitian dapat ditutupi oleh metode penelitian lain.
Pernyataan lanjutan mengapa dipilih mixed-method adalah karena pada proses belajar
878 | Konferensi Nasional Bahasa Arab VI (KONASBARA) 2020
membaca Alquran terjadi interaksi antara pengajar dan wali siswa sehingga proses
tersebut dapat dimaknai dengan narrative approach dalam metode kualitatif. Sementara
fungsi metode kuantitatif adalah untuk menggambarkan penambahan koleksi data yang
menggunakan skala, misalnya pola asuh orang tua.
Beberapa ciri-ciri mixed-method adalah data dan analisisnya mencakup
keduanya, terdapat prosedur yang sedikit kaku, misalnya wajib ada sampel, sumber
informasi dan step analisis data. Mixed method design pada penelitian adalah
Convergent Parallel. Dimana desain ini merupakan desain paling dasar bagi peneliti
pemula yang melakukan mixed method. Pada desain ini peneliti pemula mengambil
data, menganalisis secara terpisah dan kemudian membandingkan datanya (Creswell,
2014).
Pada data penelitian kuantitatif akan diperoleh data deskripsi dan naratif dari
proses belajar membaca Alquran dan klasifikasi pola asuh orang tua menggunakan
skala. Skala sudah sudah divalidasi dan diuji reliabilitas dalam tabel di bawah ini:
No Item Uji Validitas Keterangan
1 0,330 Valid
2 0,505 Valid
3 0,382 Valid
4 0,519 Valid
5 0,260 Tidak Valid
6 0,011 Tidak Valid
7 0,385 Valid
8 0,910 Valid
9 0,486 Valid
10 0,458 Valid
11 0,379 Valid
12 0,320 Valid
13 0,519 Valid
14 0,364 Valid
15 0,418 Valid
16 0,288 Tidak Valid
17 0,379 Valid
879 | Konferensi Nasional Bahasa Arab VI (KONASBARA) 2020
18 0,320 Valid
19 0,519 Valid
20 0,364 Valid
21 0,168 Tidak Valid
22 0,481 Valid
23 0,442 ` Valid
24 0,388 Valid
25 0,267 Tidak Valid
26 0,256 Tidak Valid
27 0,586 Valid
28 0,145 Tidak Valid
29 0,467 Valid
30 0,515 Valid
Kemudian hasi Uji Reliabilitas sebagai berikut:
Cronbach’s Alpha Cronbach’s Alpha Based on Standardized Items
0,876 0,875
Kemudian analisis kualitatif dengan narrative inquiry akan dilakukan dan
deskripsi hasil skala akan dijabarkan. Peneliti akan melaporkan hasil narasi proses
pembelajaran Alquran, kemudian akan menjelaskan hasil klasifikasi skala dan observasi
narasi. Penyajian laporan penelitian seperti ini dinamakan side-by-side approach
(Creswell, 2014; Kadir, 2015).
Partisipan penelitian ini berjumlah 12 wali siswa yang pemilihannya
berdasarkan metode purposive sampling. Pemilihan partisipan harus memenuhi
beberapa kriteria: (a) siswa bermasalah (motivasi belajar rendah, keterlambatan belajar,
kasus bullying, kecenderungan delay speech dan kasus lainnya), (b) masalah siswa tidak
terselesaikan oleh pihak sekolah dalam kurun waktu 1-2 tahun. Pihak sekolah sudah
merevisi partisipan sekali karena ada beberapa kasus dari partisipan yang selesai
sebelum penelitian ini dimulai (Siregar, 2013).
880 | Konferensi Nasional Bahasa Arab VI (KONASBARA) 2020
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam pembacaan Alquran ada kaidah-kaidah ilmu tajwid yang harus
diterapkan. Dalam kitab Nadzham Matan Tuhfatul Athfal yang dikarang oleh Syaikh
Sulaiman bin Hasan bin Muhammad Al Jamzuriy, kaidah dasar ilmu tajwid itu meliputi
beberapa hukum, yaitu hukum nun sukun dan tanwin, mim dan nun yang bertasydid,
mim sukun, lam alif qomariyah dan syamsiyah serta lam fi’il, mitslain, mutaqaribain,
dan mutajanisain, dan beberapa hukum mad.
Menurut (Muzzammil, 2007) secara umum ada beberapa kesalahan yang sering
terjadi ketika membaca Alquran, yaitu membaca mantul (qolqolah) pada bacaan yang
tidak semestinya mantul, menyambung kalimat yang disertai jeda sehingga terkesan ada
bacaan panjang (mad), terlalu panjang dalam membaca mad dua harakat, tidak teliti
pada tanda mad yang lebih panjang, serta terburu-buru dalam bacaan dengung
(ghunnah).
Untuk mengatasi kesalahan-kesalahan tersebut diperlukan perbaikan bacaan
(tahsin tilawah). Kekinian di Indonesia sudah banyak metode-metode membaca
Alquran antara lain metode Iqro, Qiraati, Ummi, Wafa, Tilawati, serta metode lainnya
yang sudah diajarkan di sekolah maupun lembaga pendidikan Islam lainnya. Tujuan
dari semua metode yakni agar siswa atau peserta didik dapat membaca Alquran dengan
baik dan benar.
Untuk mendapatkan hasil pembelajaran Alquran yang baik dan benar harus
melalui proses talaki yaitu belajar langsung bersemuka dengan guru Alquran yang
kompeten. Sehingga ada pengarahan yang jelas dan benar jika terjadi kesalahan-
kesalahan selama membaca Alquran. Karena tata cara membaca Alquran bukanlah
menurut perorangan namun harus berdasarkan riwayat yang bersumber dari Nabi
Muhammad SAW. Adapun pembelajaran baca Alquran bagi orang tua atau wali siswa
sekolah X didampingi oleh guru yang sudah kompeten serta memiliki syahadah atau
sertifikat beberapa metode membaca Alquran
Proses pembelajaran dilakukan beberapa tahapan: seleksi peserta berdasarkan
kasus keluarga, analisis kemampuan membaca Alquran, dan terapi konseling tentang
agama dan keluarga. Tahap pertama adalah pemilihan peserta didik dalam hal ini adalah
orang tua atau wali siswa. Pemilihan ini berdasarkan kasus permasalahan keluarga
dengan rincian sebagai berikut:
881 | Konferensi Nasional Bahasa Arab VI (KONASBARA) 2020
1. Kak YR adalah kakak kandung dari siswa yang ibunya sudah meninggal dunia
sedangkan sang ayah baru saja menyelesaikan proses pengobatan di RS Jiwa
Provinsi;
2. Ompung NR dan Kak NF adalah wali dari siswa yang mereka asuh karena orang
tua siswa tersebut mempunyai masalah pribadi namun masih bersama;
3. Bunda RZ dan Pak IS merupakan orang tua siswa berasal dari keluarga bercerai
hidup;
4. Bunda RQ dan Bunda ZY merupakan orang tua utuh namun salah satu orang tua
mengalami gangguan jiwa dan dibiarkan saja di rumah;
5. Bunda ROS dan Bunda DMS merupakan single parent karena suami mereka
meninggal dunia, dan
6. Bunda TM, Bunda FZ, dan Pak AW merupakan ayah ibu dari siswa yang hidup
bersama namun kurang memperhatikan anaknya.
Sehingga ada 12 orang tua atau wali siswa yang dilibatkan dalam pembelajaran ini.
Tahap kedua adalah analisis kemampuan membaca Alquran. Sebelum dilakukan
proses pendampingan, guru pendamping terlebih dahulu melakukan placement test yang
berguna untuk mengetahui batas kemampuan orang tua atau wali siswa yang akan
belajar baca Alquran. Sehingga untuk program perbaikan bacaan (tahsin tilawah) ini
berdasarkan kebutuhan peserta masing-masing. Dari placement test yang ada didapatkan
tiga kelompok, yaitu kelompok pemula, menengah, dan lanjutan.
Kelompok pertama terdiri dari tujuh orang, yaitu Ompung NR, Bunda RZ, Pak
IS, Bunda ZY Bunda DMS, Bunda FZ, dan Pak AW. Mereka adalah yang masih
terbata-bata dalam mengucapkan huruf hijaiyah. Kelompok kedua merupakan mereka
yang sudah dapat membaca huruf hijaiyah namun belum tertib dalam pembacaan
hukum mad yang dibaca terkadang lebih panjang dari dua harakat atau tidak teliti pada
tanda mad yang lebih panjang. Kelompok ini terdiri dari 4 orang, yaitu Kak YR, Kak
NF, Bunda ROS dan Bunda TM. Sedangkan kelompok ketiga hanya ada satu orang
yaitu Bunda RQ dinilai sudah mampu membaca huruf hijaiyah, menerapkan hukum
mad namun masih perlu pendampingan dalam bacaan ghunnah serta bacaan ghorib.
Pendampingan program baca Alquran terjadwal mulai April hingga September
2020 pada tiap Jumat siang dan Sabtu pagi di sekolah binaan. Namun pada pertengahan
Juni terkandala wabah covid-19 sehingga pendampingan baca Alquran dialihkan dengan
882 | Konferensi Nasional Bahasa Arab VI (KONASBARA) 2020
sistem daring (dalam jaringan) dengan media video call aplikasi whatsapp atau
menggunakan telpon biasa.
Dalam proses pendampingan baca Alquran bagi orang tua atau wali siswa tidak
mengejar target kuantitas bacaan, namun lebih ditekankan kepada kualitas bacaan itu
sendiri. Terlebih lagi bagaimana menanamkan kecintaan terhadap Alquran kepada hati
orang tua atau wali siswa tersebut. Karena dengan permasalahan keluarga yang ada
dibutuhkan sebuah terapi, salah satunya adalah baca Alquran.
Analisis kasus kelompok pertama: (1) Ompung NR berusia sekitra 60 tahun
namun sangat rajin hadir pada kegiatan ini walau pada awalnya sangat susah
menyebutkan huruf hijaiyah satu persatu namun hingga kini beliau sudah dapat
menyelesaikan tahap pengenalan huruf dan harakat fathah; A – YA. (2) Bunda RZ juga
termasuk aktif dalam program ini, namun semenjak pandemic covid-19 ini tepatnya
pada Juli 2020 beliau tidak dapat dihubungi kembali, termasuk oleh pihak manajemen
sekolah. Dalam hal membaca beliau kesulitan membedakan pengucapan huruf jim dan
za, keduanya terdengar hampir sama.
Kemudian, (3) Bunda FZ selalu hadir dan tetap semangat dalam membaca huruf
demi hurut walau pun sangat sulit memindahkan antara bunyi huruf tebal dan tipis suatu
huruf, misal: ta – tho, sa – sho, dll. Kalimat sho-ba-ro dibaca sa-ba-ra atau sho-bo-ro.
(4) Bunda ZY baru dapat aktif pada beberapa kali pertemuan terakhir ini dikarenakan
kesibukan bekerja di sebuah katering. Hingga sekarang beliau baru mampu latihan
membaca huruf alif hingga kho. (5) Bunda DMS hanya datang sesekali karena harus
bekerja di tempat perjudian untuk nafkah keluarga. Sehingga ketika hadir beliau lebih
banyak bercerita sebagai curahan hati tentang pekerjaan selama ini. (6-7) Pak AW dan
Pak IS sebagai nelayan. Mereka mengaku belum sama sekali belajar membaca Alquran
dan merasa malu ketika diajak belajar membaca Alquran dan akhirnya hanya hadir pada
pertemuan perdana dan berharap kepada anaknya agar lebih baik daripadanya.
Analisis kasus kelompok kedua: (8) Kak YR merupakan peserta termuda dan
baru membina keluarga. Dilibatkan dalam program ini karena harus menggantikan
sosok ibu untuk adik kandungnya. Dalam proses pendampingan beliau sangat antusias
walau masih terkendala dalam membaca hukum mad dua harakat yang terkadang dibaca
lebih panjang, dan sesekali masih ada kesalahan dalam membaca harakat. (9) Bunda
ROS sama antusiasnya dengan Kak YR, walau sudah berumur namun bacaan Alquran
883 | Konferensi Nasional Bahasa Arab VI (KONASBARA) 2020
sudah cukup baik dan hingga kini sudah masuk kepada pembedaan bacaan mad jaiz dan
mad wajib. (10) Kak NF cukup baik dalam latihan membaca dan dia pun sering
mendampingi ibundanya yakni Ompung NR. Namun proses pendampingan terhenti
dikarenakan usia kehamilan sudah mulai membesar. (11) Bunda TM juga begitu, cukup
baik dalam hal membaca namun terhenti disebabkan usia kehamilan yang mulai
membesar. Sebagai penggantinya sang suami pernah hadir pada program ini namun
tidak dapat melanjutkan karena merasa malu sendirian sebagai peserta laki-laki.
Analisis kasus (12) Bunda RQ sebagai satu-satunya peserta yang dianggap
mampu membaca dengan baik. Dengan kejiwaan yang kadang tergoncang, Allah
anugerahkan kemampuan kepada beliau membaca Alquran. Pernah terjadi secara tidak
sengaja beliau menumpahkan air minum di atas meja belajar kemudian peserta lainnya
terperanjat dan berteriak secara spontan. Kemudian beliau pergi ke kamar mandi dan
mengguyurkan air ke sebagian tubuhnya. Mungkin ini sebagai bentuk penyesalan dan
hukuman yang beliau ambil sendiri.
Sebelum masuk ke analisis pertanyaan, digambarkan data kehadiran wali siswa
pada proses pembelajaran membaca Alquran:
Total pertemuan proses pembelajaran Alquran berjumlah 32 kali. Dari 12
partisipan, hanya bunda Ros yang hadir 30 kali dari jumlah pertemuan. Kak YR dan
Ompung NR 22 dan 18 dari total kehadiran. Sedangkan Bunda RQ dan Bunda RZ hadir
sebanyak 12 dan 10 kali. Selebihnya hadir hanya 9, 7,6, 4, 2 kali.
Kehadiran Proses Belajar Membaca Alquran
Kak YR
Ompung NR
Bunda RZ
Pak IS
Bunda RQ
Bunda ZY
Bunda Ros
Bunda DMS
884 | Konferensi Nasional Bahasa Arab VI (KONASBARA) 2020
Proses pembelajaran dilakukan 60 % di SD ‘X’, sedangkan 40 % dilakukan di
rumah berdasarkan kelompok tempat tinggalnya. Kelompok pertama adalah sejalur
dengan arah menuju ke SD ‘X’ terdiri dari Bunda Ros, Kak YR, Bunda DMS, Bunda
FZ dan Bunda ZY. Sedangkan jalur kedua terdiri dari Ompung NR, Pak IS, Bunda RQ,
Bunda TM dan Pak AW.
Analisis dari proses pembelajaran dimulai dari kerjasama tim peneliti dan pihak
sekolah. SD ‘X’ sangat mendukung proses pembelajaran ini dibuktikan dengan
undangan dan segala kebutuhan penelitian ini sepenuhnya disiapkan oleh pihak sekolah.
Pihak sekolah tidak segan menelpon tiap wali siswa dan menghubunginya secara
personal. Peneliti selalu berdiskusi ke pihak sekolah sebelum merencanakan proses
pembelajaran Alquran.
Diperolehnya 40 % pembelajaran Alquran dilakukan di rumah wali siswa
berdasarkan hasil evaluasi peneliti dan pihak sekolah di tengah proses pembelajaran.
Setelah pertemuan pembelajaran Alquran ke 15 kali, peneliti dan pihak sekolah
melakukan evaluasi proses. Diperoleh rata-rata kehadiran wali siswa di tiap pertemuan
40 % dari jumlah keseluruhan. Sehingga untuk menjalin komunikasi lebih baik lagi
dilakukan home visit untuk bertemuan langsung dan menanyakan kendala dan hambatan
wali siswa untuk datang ke sekolah. Hasil home visitnya berikut:
Bunda RZ dan Pak IS adalah orang tua tunggal setelah 5 tahun bercerai.
Sementara Bunda DMS adalah orang tua tunggal semenjak kematian suaminya 4 tahun
lalu. Sedangkan Bunda ZY adalah orang tua tunggal namun masih serumah dengan
0
5
10
15
20
25
Tidak ada alasan/ Diam
Tidak mempunyaikenderaan
Bekerja
885 | Konferensi Nasional Bahasa Arab VI (KONASBARA) 2020
Ayah ZY yang menderita kecenderungan ganggungan jiwa dan tidak pernah dibawa
berkonsultasi ke dokter. Karena ketidakcukupan hasil yang diperoleh oleh Ayah FZ,
maka Bunda FZ harus membantu suaminya dengan bekerja sebagai buruh harian di
sebuah rumah makan. Angka di sisi kiri menunjukkan jumlah kehadiran. Pada diagram
tersebut Bunda ROS tidak diikutsertakan karena kehadirannya cukup banyak, 30 kali
dari 32 kali pertemuan.
Alasan bekerja menempati urutan pertama (50%) alasan ketidakhadiran wali
siswa walaupun pembelajaran membaca Alquran ini dilaksanakan 2 kali setiap weekend.
Alasan klise dan belum terpecahkan bagaimana solusi mengatasinya bahwa tingkat
sosial ekonomi mempengaruhi orang tua untuk mengembangkan diri termasuk
diantaranya, ikut berpartisipasi pada kegiatan parenting yang dilaksanakan pihak SD
‘X’ (Crandall et al., 2015).
Setelah analisis soal kehadiran, maka hasil analisis tingkat bertanya menurut
Taxonomy Bloom, sebagai berikut:
No Pertanyaan Penanya Taxonomy Bloom
1. Mengapa membaca huruf Alquran
sangat berbeda dari bahasa Indonesia Bunda Ros Understand
2. Bagaimana cara agar lidah ini tidak
kelu dalam membaca Alquran? Kak YR Apply
3.
Ada rasa malas untuk membaca
Alquran, apa yang harus saya
lakukan?
Bunda RQ Understand
4. Bagaimana cara membagi waktu
antara bekerja dan membaca Alquran? Bunda FZ Understand
5.
Apakah kita berdosa jika salah
membaca Alquran padahal kita belum
mahir membacanya?
Bundar Ros Understand
Berdasarkan penjelasan dalam tabel tersebut, bahwa pertanyaan yang
dilontarkan wali siswa masih dalam kategori Understand dan Apply. Understand adalah
memahami atau dapat menjelaskan ide yang ada di pikiran. Dimaknai pula dapat
mendemonstrasikan ide yang berhubungan dengan apa yang sedang dipelajari.
886 | Konferensi Nasional Bahasa Arab VI (KONASBARA) 2020
Kemudian Apply merupakan aplikasi dari ide-ide sudah ada, namun masih menghadapi
kendala sehingga muncul pertanyaan bagaimana harus menyelesaikan masalah tersebut
(Arievitch, 2020; Waite et al., 2020).
Setelah analisis Taxonomy Bloom, maka analisis selanjutnya adalah pola asuh
orang tua, sebelumnya akan digambarkan pola asuh orang tua sebelum diberikan
pembelajaran Alquran dan sesudah dilaksanakan pembelajaran Alquran pada tabel
berikut:
No Nama Inisial Sebelum diberikan
pembelajaran Alquran
Setelah diberikan
pembelajaran Alquran
1. Kak YR Otoriter Otoriter
2. Ompung NR Permissive Permissive
3. Bunda RZ Permissive Permissive
4. Pak IS Permissive Permissive
5. Bunda RQ Permissive Demokrasi
6. Bunda ZY Permissive Permissive
7. Bunda Ros Otoriter Demokrasi
8. Bunda DMS Permissive Permissive
9. Bunda Tama Otoriter Demokrasi
10. Bunda FZ Permissive Demokrasi
11. Ibu AW Permissive Permissive
Dari data di atas, ada empat orang wali siswa yang mengalami perubahan pola
asuh setelah menjalankan proses pembelajaran Alquran. Keempat wali siswa tersebut
adalah Bunda RQ, Bunda Ros, Bunda Tama, dan Bunda FZ. Pertanyaan lanjutan apakah
perubahan ini dipengaruhi sepenuhnya oleh pembelajaran Alquran, jawabannya
kemungkinan 50% perubahan terlihat karena dalam proses pembelajaran Alquran tidak
hanya belajar membaca Alquran melainkan juga terdapat tausiah-tausiah yang sifatnya
mengingatkan mengenai amalan-amalan sehari-hari, contohnya: solat wajib, kerutinan
membaca Alquran dan masalah-masalah pribadi lainnya.
KESIMPULAN
887 | Konferensi Nasional Bahasa Arab VI (KONASBARA) 2020
Dari beberapa peserta pembelajaran Alquran yang merupakan orang tua/wali
siswa dari keluarga bermasalah, menunjukkan hasil terdapat empat orang yang
mengalami perubahan dalam pola asuh mereka kepada anak-anak. Karena
pendampingan membaca Alquran dan program parenting lainnya dianggap sangat
berpengaruh dalam pola asuh. Sebagaimana dengan teori self-determination, anak akan
mencapai prestasi yang gemilang jika mendapat dukungan dari orang tua/wali serta
tidak menerima pola asuh dengan sistem kekerasan. Ketika pola asuh yang baik sudah
didapatkan oleh anak-anak, maka disitulah bentuk kebahagiaan bagi mereka.
Sebagai bentuk masukan kepada tim manjemen sekolah lainnya, program akhir
pekan atau PEKAT yang diadakan oleh pihak sekolah hendaknya juga merambah
kepada pembelajaran membaca Alquran sebagai bentuk pembinaan tambahan bagi
orang tua atau wali siswa, selain siraman rohani dan kegiatan konseling yang sudah
biasa dilakukan selama ini.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penelitian ini sepenuhnya didanai oleh Kemristek/BRIN pada skema Program
Kemitraan Masyarakat Stimulus tahun 2020. Terimakasih kepada Universitas Riau
Kepulauan dan SD Juara Batam.
DAFTAR PUSTAKA
Aminah, S., Muhammad, I., Wafirotullaela, Thoyib, A., Sanusi, A., Hika, H.H.,
Hotimah, H., Maulana, S., Khasanah, N., Pranata, I.Y., Ariana, P., 2018.
Pembelajaran Membaca Alquran bagi orang Lansia di Padukuhan Tritis (Studi
pada Jama’ah Ngaji bareng Masjid Ar-Rahman Tritis). J. Apl. Ilmu-Ilmu Agama
18, 117–125.
Arievitch, I.M., 2020. The vision of Developmental Teaching and Learning and
Bloom’s Taxonomy of educational objectives. Learn. Cult. Soc. Interact. 25,
100274. https://doi.org/10.1016/j.lcsi.2019.01.007
Armstrong, P., 2014. Bloom’s Taxonomy.
Choi, C., Lee, J., Yoo, M.S., Ko, E., 2019. South Korean children’s academic
achievement and subjective well-being: The mediation of academic stress and
the moderation of perceived fairness of parents and teachers. Child. Youth Serv.
Rev. 100, 22–30. https://doi.org/10.1016/j.childyouth.2019.02.004
Crandall, A., Deater-Deckard, K., Riley, A.W., 2015. Maternal emotion and cognitive
control capacities and parenting: A conceptual framework. Dev. Rev. 36, 105–
126. https://doi.org/10.1016/j.dr.2015.01.004
Creswell, J.W., 2014. Research design: qualitative, quantitative, and mixed methods
approaches, 4th ed. ed. SAGE Publications, Thousand Oaks.
888 | Konferensi Nasional Bahasa Arab VI (KONASBARA) 2020
Doctoroff, G.L., Arnold, D.H., 2017. Doing homework together: The relation between
parenting strategies, child engagement, and achievement. J. Appl. Dev. Psychol.
48, 103–113. https://doi.org/10.1016/j.appdev.2017.01.001
Hafsari, H., Takwim, M., Nursaeni, N., 2018. Pengaruh Metode Pendidikan Al-Qur’an
Orang Dewasa terhadap Kemampuan Membaca Alquran. IQRO J. Islam. Educ.
1, 1–24.
Kadir, 2015. Statistika Terapan. Raja Grafindo Persada, Depok.
Moreno–Ruiz, D., Martínez–Ferrer, B., García–Bacete, F., 2019. Parenting styles,
cyberaggression, and cybervictimization among adolescents. Comput. Hum.
Behav. 93, 252–259. https://doi.org/10.1016/j.chb.2018.12.031
Muzzammil, A., 2007. Panduan Tahsin Tilawah Kajian Ilmu Tajwid Tingkat Dasar.
Alfin Press, Jakarta Timur.
Onedera, J.D. (Ed.), 2008. The role of religion in marriage and family counseling, The
family therapy and counseling series. Routledge, New York.
Seginer, R., Mahajna, S., 2018. Future orientation links perceived parenting and
academic achievement: Gender differences among Muslim adolescents in Israel.
Learn. Individ. Differ. 67, 197–208. https://doi.org/10.1016/j.lindif.2018.08.009
Siregar, S., 2013. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Bumi Aksara,
Jakarta.
Waite, L.H., Zupec, J.F., Quinn, D.H., Poon, C.Y., 2020. Revised Bloom’s taxonomy as
a mentoring framework for successful promotion. Curr. Pharm. Teach. Learn.
12, 1379–1382. https://doi.org/10.1016/j.cptl.2020.06.009
Wang, M., Deng, X., Du, X., 2018. Harsh parenting and academic achievement in
Chinese adolescents: Potential mediating roles of effortful control and classroom
engagement. J. Sch. Psychol. 67, 16–30.
https://doi.org/10.1016/j.jsp.2017.09.002
top related