proposal (sppkb)
Post on 30-Jun-2015
2.470 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PROPOSAL
SPPKB 1
Februari, 16,2013
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum WR. WB
Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat taufiq dan hidayat -
Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini yang berjudul
“ MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN POKOK
PEMBAHASAN TERMODINAMIKA MELALUI STARATEGI PEMBELAJARAN
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR ( SPPKB ) DI SISWA KELAS XI
SMA TUTU WURI HANDAYANI “.
Penulis telah berusaha untuk menyelesaikan proposal ini dengan
sebaik- baiknya namun penulis sadar bahwa sebagaimana manusia
biasanya, tentu masih banyak kekurangan dan kesalahanya. Oleh karena
itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membagun untuk meningkatkan pengetahuan penulis
di masa yang akan datang
Selama persiapan, penyusunan dan penyelesaian proposal ini,
penulis banyak mendapat bantuan berupa bimbingan, arahan dan
motifasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan kerendahan hati
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Pembimbing
Matakuliah Penelitian Pendidikan Fisika yang telah memberikan
tuntunan pengetahuan kepada penulis sehingga terselesainya proposal
ini.
PROPOSAL
SPPKB 2
Februari, 16,2013
Teristimewa penulis mempersembahkan ucapan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepeda ibunda tersayang dan ayahanda yang telah
memberikan motifasi baik moril maupun materi selama penulis
menempuh studi, semoga Allah SWT senentiasa memberikan nikmat
kesehatan dan nikmat umur yang panjang kepada mereka.
Selanjutnya dalam penyusunan proposal ini penulis banyak
menghadapi hambatan dan kesulitan, namun atas dorongan dan bantuan
dari berbagai pihak sehingga proposal ini dapat terselesaikan, dengan
kerendahan hati penulis mengucapakan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada banyak pihak yang senentiasa memberikan bantuan
materil maupun moril serta bimbingan, penulis menyampaikan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya atas sumbangsi yang kalian berikan
hingga terselesainya proposal ini.
Makassar, Juli 2011
Penulis
PROPOSAL
SPPKB 3
Februari, 16,2013
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………... 1
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………. 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………………………. 4
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………………… 7
C. Tujuan …………………………………………………………………………………….. 7
D. Manfaat ………………………………………………………………………………… 8
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori ……………………………………………………………………………. 9
1. Pengertian Belajar ………………………………………………………………. 9
2. Pengertian pembelajaran …………………………………………………...
11
3. Hasil Belajar
……………………………………………………………………….13
4. Strategi Pembelajaran ……………………………………………………… 14
5. Hakekat SPPKB ……………………………………………………………… 15
6. Fisika Sekolah ………………………………………………………………… 27
7. Termodinamika ……………………………………………………………… 29
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………………… 55
B. Saran …………………………………………………………………………… 55
DAFTAR PUSTAKA
PROPOSAL
SPPKB 4
Februari, 16,2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu masalah yang di hadapi di dunia pendidkan hari ini adalah
masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa
kurang di dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Kalau di lihat dari
proses pembelajaran guru hanya mengarahkan kemampuan siswa dalam
menghafal informasi, otak siswa di paksa untuk mengingat dan menimbun
berbagai informasi tanpa di tuntut memahami informasi yang di ingatnya itu
untuk menghubungkanya dengan kehidupan sehari-hari.
Dalam proses pendidikan guru merupakan komponen yang sangat penting.
Sebab keberhasilan pelaksanaan proses pendidikan sangat tergantung pada guru
sebagai ujung tombak. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas pendidikan
seharusnya di mulai dari pembenahan kemampuan guru. Sala satu kemepuan guru
yang harus di milikinya adalah bagai mana caranya merancang suatu strategi
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan di capai oleh
anak didiknya.
Pendidikan merupakan suatu proses yang inheren dalam konsep manusia.
Artinya manusia hanya dapat dimanusiakan melalui proses pendidkan. Proses
pendidikan berkenaan dengan objek proses tersebut ialah peserta didik. Tingkah
laku proses pendewasaan peserta didik merupakan objek dari ilmu pedidikan.
PROPOSAL
SPPKB 5
Februari, 16,2013
Pada hakekatnya pendidikan di dalamnya ada pola hubungan struktur
hubungan antara subjek dan objek, yaitu antara pendidik dan peserta didik.
Dilihat dari pendekatan epistemology mengenai hakikat pendidikan
mempunyai berbagai kelemahan. Titik beratnya adalah lahirnya atau
perkembangan ilmu pengtahuan itu sendiri. Oleh sebab itu, hakekat pendidikan
adalah berkenaan dengan hakekat manusia. Dalam pendekstsn ini keberadaan
peserta didik dan pendidik tidak terlepas dari makna keberadaan manusia itu
sendiri. Karena memang pada akhirnya manusia itu sendiri sebagai indifidu yang
bertanggung jawab terhadap kehidupanya termsuk terhadap pengruh-pengaruh
pendidik di dalam pembentukan kepribadian seumur hidupnya untuk
meningkatkan kemampuan berpikir baik dalam aspek kognitif, afektif, dan
pisikomotorik, sebab pendidikan mempunyai citra religious ini di kenal dalam
semua kebudayan baik di barat maupun di timur untuk membangun suatu bangsa
dan Negara.
Kemajuan suatu bangsa sangat di tentukan oleh kualitas sumber daya
manusia bergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan sangat penting
untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis.
Dengan memperhatikan kurangnya system pendidikan di Indonesia yang
sangat minim karena penggunaan metode-metode belajar yang tidak akurat atau
tidak tetap sehingga menimbulkan proses pembelajaran yang berlangsung begitu
tidak memuaskan dari kedua bela pihak, baik guru maupun siswa dalam hal ini
siswa SMA kelas XI khususnya pada mata pelajaran fisika. Dan dengan berbagai
informasi yang di ketahui dari publik, bahwa dalam kegiatan pembelajaran
PROPOSAL
SPPKB 6
Februari, 16,2013
terdapat banyak siswa yang belum faham tentang materi yang di ajarkan dari
gurunya di sebabkan oleh metode belajar yang di terapkanya menonton dan
kurang menantang pemikiran siswa. Akibatnya dari 40 siswa kelas XI SMA yang
hadir hanya 15-25 siswa saja yang aktif dalam proses pembelajaran sedangkan
yang lainya pasif, tidak termotifasi mengikuti proses pembelajaran bahkan ada
pula yang sambil mengobrol hala-hal yang tidak ada kaitanya dengan materi yang
di sajikan oleh gurunya sehingga pada saat di lakukan efaluasi akhir banyak siswa
yang mendapatkan nilai di bawah standar pendidikan nasional (rendah).
Selama proses pembelajaran di temukan kelemahan-kelemahan, yaitu:
siswa cendrung diam dan tidak menjawap pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan
guru, sehingga belum menunjukan kelencaran siswa mengemukakan gagasan;
kurang adanya motifasi siswa untuk merespon penjelasan dari guru; siswa jarang
mengajukan pertanyaan selama proses pembelajaran; pertanyaan yang di ajukan
siswa kurang sesuai dengan materi yang di ajarkan; siswa kesulitan memahami
konsep-konsep fisika serta kaitanya dengan permasalahan dengan penerapan
konsep di kehidupan sehari-hari; kurang adanya kemauaan untuk
mengembangkan pola berpikir mereka.
Berdasarkan informasi-informasi yang di peroleh tersebut maka penulis
mengajukan sebuah metode pembelajaran yaitu strategi pembelajaran peningkatan
kemampuan berpikir (SPPKB), di mana metode kemampuan berpikir ini adalah
metode pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir
siswa melalui telaah fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan
memecahkan masalah yang di ajukan. Hal ini di pertegas oleh Peter reason
PROPOSAL
SPPKB 7
Februari, 16,2013
adalam (Sanjaya, 2010:230) bahwa berpikir (thinking) adalah proses mental
seseorang yang lebih dari sekedar mengingat (remembering) dan memahami
(comprehending). Menurut Reason mengingat dan memahami lebih bersifat pasif
dari pada kegiatan berpikir (thinking). Mengingat pada dasarnya melibatkan usaha
penyimpanan sesuatu yang telah di alami untuk suatu saat di keluarkan kembali
atas permintaan; sedangkan memahami memerlukan perolehan apa yang di dengar
dan di baca serta melihat keterkaitan antara aspek-aspek dalam memori. Berpikir
adalah istilah yang lebih dari keduanya. Berpikir menyebabkan seseorang harus
bergerak hingga di luar informasi yang di dengarnya.
Berdasarkan uraian tersebut ini maka penulis mengajukan sebuah metode
pembelajaran yaitu; tentang “Meningkatkan Hasil Belajar Fisika dengan Pokok
Pembahasan Termodinamika melalui Strategi Pembelajaran Peningkatan
Kemampuan Berpikir (SPPKB) di Krelas XI SMA”
B. Rumusan Masalah
Berdarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dari metode
pembelajaran ini adalah: Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar fisika dengan
pokok pembahasan Termodinamika melalui Strategi Pembelajaran Peningkatan
Kemampuan Berpikir (SPPKB) di Kelas XI SMA…..?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari metode
pembelajaran ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar fisika pada siswa kelas
XI SMA melalui Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir
(SPPKB).
PROPOSAL
SPPKB 8
Februari, 16,2013
D. Manfaat
Adapun manfaatnya adalah:
1. Bagi sekolah, memberikan sumbangan dalam rangka menyempurnakan
pembelajaran khusunya mata pelajaran fisika.
2. Bagi guru, melalui sumber ini guna dapat mengembangkan metode yang tepat
dalam mengajar fisika di kelas.
3. Bagi siswa, siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya, dan siswa dapat lebih
aktif belajar baik secara berkelompok maupun sacara mandiri. Serta dapat
meningkatkan hubungan sosial sesama temanya sehingga timbul suasana kelas
yang menyenangkan untuk belajar.
4. Bagi penulis, hasil ini di harapkan dapat menambah wawasan serta
pengalaman dalam melakukan penelitian yang akan datang.
PROPOSAL
SPPKB 9
Februari, 16,2013
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Pengertian Belajar
Untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang belajar, terutama
belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas. Pengertian belajar sudah banyak
dikemukakan oleh para ahli psikologi termasuk psikologi pendidikan. Menurut
pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu
perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata pada
seluruh aspek tingkah laku.
Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut : Belajar ialah suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.
Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari
pengalaman dan latihan. Bagi Hilgard belajar adalah proses perubahan melalui
kegiatan atau prosedur latihan baik latihan di dalam laboratorium maupun dalam
lingkungan alamiah.
Belajar bukan sekedar mengumpulkan pengetahuan. Belajar adalah proses
mental yang terjadi dalam diri sesorang, sehingga menyebabkan munculnya
PROPOSAL
SPPKB 10
Februari, 16,2013
perubahan perilaku : Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi indifidu
dengan lingkingan yang disadari. Menurut Hamalik (2001:21) mengemukakan
bahwa belajar adalah modifikasi atau memprteguh kelakuan melalui pengalaman.
Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan bukan suatu hasil atau tujuan.
Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni pengalaman.
Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan
kelakuan. Sedangkan menurut L. B. Curson dalam Sahabudin (1999:85)
mengemukakan bahwa “belajar sebagai modifikasi yang tampak dari pelaku
seseorang melalui kegiatan-kegiatan pengalamanya. Sehingga pengetahuan,
ketrampilan dan sikapnya, termasuk penyesuaian cara-caranya terhadap
lingkingan yang berubah-ubah yang sedikit banyak permanent”.
Selanjutnya belajar menurut Aunurrahman (2009:35) berpendapat bahwa:
“belajar ialah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungnya”.
Dalam proses belajar, Bruner memntingkan partisipasi aktif dari tiap siswa
dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan untuk meningkatkan
proses belajar pada lingkungan yang dinamkan discover eksplorasi environment,
ialah lingkungan dimana siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan
baru yang belum di kenal atau pergantian yang mirip atau yang sudah diketahui,
hubungan dan hambatan yang dihayati oleh siswa secara berbeda pada usia yang
berbeda pula.
PROPOSAL
SPPKB 11
Februari, 16,2013
Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkanbahwa
belajar adalah suatu proses yang menyebabkan perubahan tingkah laku seseorang
melalui pengalaman-pengalaman untuk memperoleh pengetahuan.
2. Pengertian Pembelajaran
Istilah mengajar bergeser pada istilah pembelajaran yang dapat diartikan
sebagai proses pengaturan lingkungan yang diarahkan untuk mengubah perilaku
kearah yang positif dan lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang
dimiliki siswa.
Kata "pembelajaran" adalah terjemahan dari "instruction" yang banyak
dipakai di dunia pendidkan di Amerika Serikat. Istilah ini banyak dipengaruhi
oleh aliran psikologi kognitif holistic, yang menempatkan siswa sebagai sumber
kegiatan. Selain itu juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang
diasumsikan dapat mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu lewat
berbagai macam media seperti bahan cetak, program televisi, gambar, audio dan
sebagainya sehingga semua itu mendorong terjadinya peranan guru dalam
mengelola proses belajar mengajar, dari guru sebagai sumber belajar menjadi guru
sebagai fasilitator dalam belajar mengajar. Hal ini seperti yang diungkapkan
Gagne (1992:3) dalam Wina Sanjaya (2010:102), yang mengatakan bahwa
“instruction is a set of event that effect learners in such a way that learning is
fisilitated”. Oleh karena itu menurut Gagne, mengajar atau teaching merupakan
bagian dari pembelajaran (instruction), dimana peran guru labih ditekankan
kepada bagaimana merancang atau mengaransemen
PROPOSAL
SPPKB 12
Februari, 16,2013
berbagai sumber dan fisilitas yang tersedia untuk digunakan atau dimanfaatkan
siswa dalam mempelajari sesuatu.
Dalam istilah "pembelajaran" yang dipengaruhi oleh perkembangan hasil-
hasil teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan belajar, siswa
diposisikan sebagai subjek belajar yang memegang peranan utama sehingga
dalam setting proses belajar mengajar siswa dituntut beraktifitas secara penuh,
bahkan secara individual mempelajari bahan pelajaran. Dengan demikian, kalau
dalam istilah "mengajar (pengajaran)" atau "teaching" menempatkan guru sebagai
"pemeran" utama memberikan informasi, maka dalam instruction guru lebuh
banyak berperan sebagai fasilitator memanaje berbagai sumber dan fasilitas untuk
dipelajari siswa. Karena itu, dalam kegiatan pembelajaran menurut Dra. Roestiyah
N. K (dalam Syaiful B.D dan Aswan Zain, 2006:14), guru harus memiliki strategi
agar peserta didik belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang
diharapkan.
Menurut teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia.
Proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami, jadi pembelajaran
ialah membelajarkan siswa menggunakan jasa pendidikan maupun teori belajar
yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran
merupakan proses komunikasi dua arah : Mengajar yang dilakukan oleh pihak
guru selaku pendidik dan belajar yang dilakukan oleh peserta didik. Makna dari
pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan sesorang yang disengaja di
sekolah untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam
kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.
PROPOSAL
SPPKB 13
Februari, 16,2013
Mengajar adalah memberikan stimulus, bimbingan, pengarahan, dan dorongan
kepada siswa agar terjadi proses belajar.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan suatau istilah yang digunakan untuk
menunjukkan suatu keberhasilan yang dicapai sesorang setelah melakukan usaha,
bila dikaitkan dengan belajar berarti hasil yang ,menunjukkan suatu keberhasilan
yang dicapai oleh seseorang yang belajar dalam silang waktu tertentu.
Menurut Soedijarto dalam Saleh (2005:9) mengemukakan bahwa, untuk
hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh pengajar dalam
mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang diterapkan. Hasil
belajar dalam hal ini meliputi kawasan kognitif, efektif dan kecakapan belajar
seorang pelajar.
Salah satu hasil belajar adalah penguasaan bahan pelajaran atau biasa
disebut prestasi. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerja,
diciptakan baik secara individu, berpasangan, maupun kelompok. Banyak
kegiatan yang biasa dijadikan sebagai sasaran untuk mendapatkan suatu prestasi.
Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas, maka hasil belajar dapat
dinyatakan sebagai tingkat penguasaan bahan pelajaran setelah mendapatkan
pengalaman belajar kurun waktu tertentu yang diukur dengan menggunakan tes
tertentu
PROPOSAL
SPPKB 14
Februari, 16,2013
4. Strategi Pembelajaran
Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang diartikan
sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu
peperangan. Seseorang yang berperan dalam mengatur strategi, untuk
memenangkan peperangan sebelum melakukan suatu tindakan, ia akan
menimbang bagaimana kekuatan pasukan yang dimilikinya baik dilihat dari
kuantitas maupun kualitas; misalnya kemampuan setiap personal, jumlah dan
kekuatan persenjataan, motivasi pasukannya, dan sebagainya.
Demikian pula halnya seorang pelatih sepak bola, ia akan menentukan
strategi yang dianggapnya tepat untuk memenangkan pertandingan setelah ia
memahami segala potensi yang dimiliki tim-nya.apakah ia akan melekukan
strategi menyerang dengan pola 2-3-5 misalnya, atau strategi bertahan dengan
pola 5-3-2, semuanya sangat tergantung kepada kondisi tim yang dimilikinya serta
kekuatan tim lawan. Dari dua ilustrasi tersebut dapat disimpulkan, bahwa strategi
digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai
tujuan.
Menurut Wina Sanjaya (2006:126), menjelaskan bahwa strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan
siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Artinya
bahwa dalam pembelajaran sudah di tentukan hal-hal semacam apa yang di
gunakan atau di berikan, agar tercapainya suatu pembelajaran yang efektif sesuai
dengan apa yang di rencanakan.
PROPOSAL
SPPKB 15
Februari, 16,2013
Dari pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi
pembelajaran adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh guru atau
instruktur dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu.
5. Hakekat dan Pengertian Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan
Berpikir (SPPKB)
Strategi Pembelajaran Penigkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)
merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir
siswa. Joyce dan Weil (dalam Wina Sanjaya, 2010:225) , menempatkan model
pembelajaran ini ke dalam bagian model pembelajaran cognitive growth:
increasing the capacity to think. Materi pelajaran tidak disajikari begitu saja
kepada siswa, tetapi siswa dibimbing untuk menemukan sendiri konsep yang
harus dikuasi melalui proses dialogis yang terus-menerus dengan memanfaatkan
pengalaman siswa. Strategi ini adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada
pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaah fakta atau pengalaman
anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah.
Pendekatan belajar yang diperlukan dalam meningkatkan pemahaman
terhadap mated yang dipelajari dipengaruhi oleh perkembangan proses mental
yang digunakan dalam berpikir (perkembangan kognitif) dan konsep yang
digunakan dalam belajar. Perkembangan merupakan proses perubahan yang
terjadi sepanjang waktu ke arah positif. Jadi perkembangan kognitif dalam
pendidikan merupakan proses yang harus difasilitasi dan dievaluasi pada diri
PROPOSAL
SPPKB 16
Februari, 16,2013
siswa sepanjang waktu mereka menempuh pendidikan termasuk kemampuan
berpikir. Rath et al (1966) menyatakan bahwa salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi perkembangan kemampuan berpikir adalah interaksi antara
pengajar dan siswa. (http//www.fk.undip.ac.id/pengembanganpendidikan/77-
pembimbing kemampuan berpikir-kritis.html)
Salah satu komponen peningkatan kemampuan berpikir yang perlu
dikembangkan adalah ketrampilan intelektual. Ketrampilan intelektual merupakan
seperangkat ketrampilan yang mengatur proses yang terjadi dalam benak
seseorang. Berbagai jenis ketrampilan dapat dimasukkan sebagai keterampilan
intelektual yang menjadi kompetensi yang akan dicapai pada pogram pengajaran.
Ketrampilan tersebut perlu diidentifikasi untuk dimasukkan baik sebagai
kompetensi yang ingin dicapai maupun menjadi pertimbangan dalam menentukan
proses pengajaran.
Bloom mengelompokkan ketrampilan intelektual dari ketrampilan yang
sederhana sampai yang kompleks antara lain pengetahuan/pengenalan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ketrampilan
menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi pada taksonomi Bloom merupakan
ketrampilan pada tingkat yang lebih tinggi (Higher Order Thinking) (Cotton
K.,1991). Kesepakatan yang diperoleh dari hasil lokakarya American
Philosophical Association (APA, 1990) tentang komponen ketrampilan intelektual
yang diperlukan pada kemampuan berpikir antara lain: interpretation, analysis,
evaluation, inference, explanation, dan self regulation (Duldt-Battey BW, 1997).
PROPOSAL
SPPKB 17
Februari, 16,2013
(http//www.fk.undip.ac.id/pengembanganpendidikan/77-pembimbing-kemampuan
berpikir-kritis.html)
Terdapat beberapa hal yang terkandung dalam proses pembelajaran
SPPKB: Pertama, SPPKB adalah model pembelajaran yang bertumpu pada
kemampuan berpikir, artinya tujuan yang ingan dicapai oleh SPPKB adah bukan
sekedar siswa dapat menguasai sejumlah materi pelajaran, akan tetapi bagaimana
siswa dapat mengembangkan gagasan-gagasan dan ide-ide melalui kemampuan
berbahasa secara verbal. Ke dua, Telaahan fakta-fakta sosial atau pengalaman
sosial merupakan dasar pengembangan kemampuan berpikir, artinya
pengembangan gagasan dan ide-ide didasarkan kepada pengalaman sosial anak
dalam kehidupan sehari-hari atau berdasarkan kemampuan anak untuk
mendeskripsikan basil penmgamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data
yang mereka peroleh dalam kehidupan sehari-hari. Ke tiga, sasaran akhir SPPKB
adalah kemampuan anak untuk memecahkan masalah-masalh sosial sesuai dengan
taraf perkembangan anak.
a. Latar belakang filosofis dan psikologis SPPKB
1) Latar belakang filosofis
Pembelajaran adalah proses interaksi baik antara manusia dengan
manusia atau antara manusia dengan lingkungan. Proses interaksi ini
diharapkan dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan, misalnya yang
berhubungan denga tujuan perkembengan kognitif, afektif dan
psikomotorik. Tujuan pengembangan kognitif adalah proses pengembangan
PROPOSAL
SPPKB 18
Februari, 16,2013
intelektual yang erat kaitannya dengan peningkatan aspek pengetahuan.
Selanjutnya tentang hakikat pengetahuan filsafat konstruktitusme adalah
sebagai berikut:
a) Pengetahuan bukanlah merupakan gambaran dunia kenyataan belaka
tetapi selalu
merupakan konstruksi kenyataan melalui subjek.
b) Subjek membentuk skema kognitif, kategori konsep, dan struktur yang
perlu untuk
pengetahuan.
c) Pengetahuan dibentuk oleh struktur konsepsi sesorang. Struktur
konsepsi membentuk
pengetahuan apabiala konsepsi itu berhadapan dengan pengalaman
sesorang. (Suparno, 1992:21).
2) Latar belakang psikologi
Landasan psikologi SPPKB adalah aliran psikologi kognitif.
Menurut aliran kognitif, belajar pada hakikatnya merupakan peristiwa
mental, bukan peristiwa behaviora. Dalam perspektif psikologi kognitif
sebagai landasan SPPKB. Belajar adalah proses aktif individu dalam
membangun pengetahuan dan pencapaian tujuan. Artinya, proses belajar
tidaklah tergantung kepada pengaruh dari luar, tetapi sangat tergantung
kepada individu yang belajar (student centered). Individu adalah organism
yang aktif. la adalah sumber daripada semua kegiatan yang pada
PROPOSAL
SPPKB 19
Februari, 16,2013
hakikatnya manusia adalah bebas untuk berbuat. Manusia bebas membuat
satu pilihan dalam setiap situasi, dalam titik pusat kegiatan itu adalah
kesadarannya sendiri.
b. Hakekat Kemampuan Berpikir dalam SPPKB
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan atau SPPKB merupakan
model pembelajaran yang bertumpu pada proses perbaikan dan peningkatan
kemampuan berpikir siswa. Menurut Peter Reoson (1981) dalam Wina
Sanjaya (2010:230) berpikir (thinking) adalah proses mental seseorang yang
lebih sekedar mengingat (remembering) dan memahami (comprehending)
menurut Reoson mengingat dari memahami lebih bersifat pasif daripada
kegiatan berpikir (thinking). Kemampuan berpikir memerlukan kemampuan
mengingat dan memahami, oleh sebab itu kemampuan mengingat adalah
bagian terpenting dalam mengembangkan kemampuan berpikir.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka SPPKB bukan hanya sekedar
model pembelajaran yang diarahkan agar peserta didik dapat mengingat dan
memahami berbagai data, fakta atau konsep tersebut sehingga dapat dijadikan
sebagai alat untuk melatih kemampuan berpikir siswa dalam menhadapi dan
memecahkan suatu persoalan .
c. Karateristik SPPKB
Sebagai strategi pembelajaran yang diarahkan untuk mengembangkan
kemampuan berpikir SPPKB memiliki tiga karakteristik utama
PROPOSAL
SPPKB 20
Februari, 16,2013
yaitu sebagai berikut:
1) Proses pembelajaran melalui SPPKB menekannkan kepada proses mental
siswa secara maksimal. SPPKB bukan model pembelajaran yang hanya
menuntut siswa sekedar mencatat tetapi menghendaki aktivitas siswa
dalam proses berpikir, berkaitan dengan karakteristik tersebut, maka dalam
proses implementasi SPPKB perlu diperhatikan sebagai berikut:
a) Jika belajar tergantung pada bagaimana informasi diproses secara
mental, maka proses kognitif siswa harus menjadi kepedulian utama
para guru. Artinya guru harus menyadari bahwa proses pembelajaran itu
penting bukan hanya apa yang dipelajari, tapi bagaimana cara mereka
mempelajarinya.
b) Guru harus mempetimbangkan tingkat perkembangan kognitif siswa
ketika merencanakan topic yang harus dipelajari serta metode apa yang
digunakan
c) Siswa harus mengorganisasi yang mereka pelajari. Dalam hal ini guru
harus membantu agar siswa belajar untuk melihat antara bagian yang
dipelajari
d) Informasi baru akan bisa ditangkap lebih mudah oleh siswa, manakala
siswa dapat mengorganisasikannya denga pengetahuan yang telah
mereka miliki
PROPOSAL
SPPKB 21
Februari, 16,2013
e) Siswa harus secara aktif merespon apa yang mereka pelajari, merespon
dalam konteks ini adalah aktivitas mental bukan aktivitas secara fisik.
2) SPPKB dibangun dalam nuansa biologis dalam proses tujuan jawab secara
terus-menerus.
3) SPPKB adalah modal pembelajaran yang menyadarkan kepada dua sisi
yang sama pentingnya, yaitu sisi proses dan hasil belajar, proses belajar
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir, sedangkan sisi hasil
belajar diarahkan untuk menkonstruksikan pengetahuan atau penguasaan
materi pembelajaran baru.
d. Perbedaan SPPKB dengan pembelajaran konversional
Menurut Wina Sanjaya (2010:233) ada perbedaan pokok antara SPPKB
dengan pembelajaran yang lain selama ini banyak dilakukan guru.
Perbedaan tersebut adalah :
1) SPPKB menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar, artinya peserta
didik berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran dengan cara
menggali pengalamannya sendiri sedangkan dalam pembelajaran
konvesional peserta didik ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan
sebagai penerima informasi secara pasif.
2) Dalam SPPKB, pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata melalui
penggalian pengalaman setiap siswa, sedangkan dalam pembelajaran
konvesional pembelajaran bersifal teoritis dan abstrak.
PROPOSAL
SPPKB 22
Februari, 16,2013
3) Dalam SPPKB, perilaku dibangun atas kesadaran diri, sedangkan dalam
pembelajaran konvesional perilaku dibangun atas proses kebiasaan.
4) Dalam SPPKB kemampuan didasarkan atas penggalian pengalaman,
sedangkan pembelajaran konvesional kemampuan diperoleh melalui
latihan.
5) Tujuan akhir dari proses pembelajaran melalui SPPKB adalah kemampuan
berpikir melalui proses menghubungkan antara pengalaman dan
kenyataan, sedangkan dalam pembelajaran konvesional tujuan akhir
adalah penguasaan mated pembelajaran.
6) Dalam SPPKB, tindakan dan perilaku dibagian atas kesadaran diri sendiri,
misalnya individu tidak melakuakan perilaku tertentu karena ia menyadari
bahwa perilaku itu merugikan dan tidak bermanfaat. Sedangkan dalam
pembelajaran konvesional tindakan atau perilaku individu didasarka oleh
factor-faktor dari luar dirinya misalnya, individu tidak melakukan sesuatu
disebabkan takut hukuman.
7) Dalam SPPKB, pengetahuan dimiliki setiap individu selalu berkembang
sesuai dengan pengalaman yang dialaminya, oleh sebab itu setiap peserta
didik bisa terjadi perbedaan dalam memaknai hakikat pengetahuan yang
dimilikinya. Pembelajaran konvesional hal ini tidak mungkin terjadi.
Kebenaran yang dimiliki nbersifat absolut dan final, oleh karena
pengetahuan dikonstruksi oleh orang lain.
8) Tujuan yang dicapai oleh SPPKB adalah kemampuan siswa dalam proses
berpikir untuk memperoleh pengetahuan, maka criteria keberhasilan
PROPOSAL
SPPKB 23
Februari, 16,2013
ditentukan oleh proses dan hasil belajar; sedangkan dalam pembelajaran
konvensional keberhasilan pembelajran biasanya hanya diukur dengan tes.
e. Tahap-tahap pembelajaran SPPKB
SPPKB menekankan kepada keterlibatan siswa secara penuh dalam belajar.
Hal ini sesuai dengan hakikat SPPKB yang tidak mengharapkan siswa sebagai
objek belajar yang hanya duduk mendengarkan penjelasan guru kemudian
mencacat untuk dihafalkan. Cara yang demikian bukan saja tidak sesuai
dengan hakekat belajar sebagai usaha memperoleh pengalaman, namun juga
dapat menghilangkan gairah dan motifasi belajar siswa (George W. Maxim
1987) dalam Wina Sanjaya (2010:234).
Ada 6 tahap dalam proses pembelajaran SPPKB, setiap tahap dijelaskan
sebagai berikut:
1. Tahap orientasi
Pada tahap ini guru mengkondisikan siswa pada posisi siap untuk
melakukan pembelajran. Tahap orientasi dilakukan dengan pertama,
penjelasan tujuan yang harus dicapai baik tujuan yang berhubungan
penguasaan materi pelajaran yang harus dicapai maupun tujuan yang
berhubungan dengan proses pembelajaran atau kemampuan berpikir yang
harus dimiliki siswa. Kedua, penjelasan proses pembelajaran yang
dilakukan siswa, yaitu penjelasan tentang apa yang harus dilakukan siswa
dalam setiap tahapan proses pembelajaran.
PROPOSAL
SPPKB 24
Februari, 16,2013
2. Tahap pelacakan
Tahap pelacakan adalah tahap penjajakan memahami pengalaman dasar
siswa sesuai dengan tema atau pokok persoalan yang akan dibicakan.
Melalui tahap inilah guru mengembangkan dialog dan Tanya jawab untuk
mengungkap pengalam apa saja yang telah di miliki siswa dianggap
relevan dengan tema yang akn di kaji.
3. Tahap konfrontasi
Tahap konfrontasi dalah tahapan penyajian persoalan yang harus
dipecahkan sesuai dengan tingkatan dan kemampuan pengalaman siswa.
Untuk merangsang tingkat kemampuan siswa pada tahap ini guru dapat
memberikan persoalan-persoalan yang dilematis yang memerlukan
jawaban atau jalan keluar.
4. Tahap inkuiri
Tahap inkuiri adalah tahap tepenting dalam SPPKB. Pada tahap ini siswa
belajar berpikir yang sesungguhnya, melalui tahap inkuiri siswa diajak
untuk memecahkan persoalan yang dihadapi.
5. Tahap akomodasi
Tahap akomodasi adalah tahapan pembentukan baru melalui proses
penyimpulan. Pda tahap ini siswa dituntut untuk dapat menemukan kata-
kata kunci sesuiai dengan topik atau tema pembelajaran.
6. Tahap transfer
Tahap transfer adalah tahapan penyajian masalah baru yang sepadan
PROPOSAL
SPPKB 25
Februari, 16,2013
dengan masala yang disajikan. Tahapan transfer dimaksudkan sebagai
tahapan agar siswa mampu mentransfer kemampuan berpikir setiap siswa
untuk memecahkan masalah-masalah baru.
Sesuai'dengan tahapan-tahapan dalam SPPKB seperti yang telah
dijelaskan di atas, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar SPPKB
berhasil dengan sempurna khususnya bagi guru sebagai
pengelolapengajaran antara lain :
a) SPPKB adalah model pembelajaran yang bersifat demokratis, oleh sebab
itu guru harus mampu menciptakan suasana yang terbuaka dan saling
menghargai, sehingga setiap siswa dapat mengembangkan
kemampuannya dalam menyampaikan pengalalman dan gagasan.
b) SPPKB dibangun dalam suasana tanya jawab, oleh sebab itu guru dituntut
agar dapat mengembangkan kemampuan bertanya, misalnya kemampuan
bertanya untuk melacak, kemampuan bertanya untuk memancing,
bertanya induktif dan mengembangkan pertanyaan terbuka dan tertutup.
c) SPPKB juga merupakan model pembelajaran yang dikembangkan dalam
suasana diologis, karena itu guru harus mampu merangsang dan
membangkitkan keberanian siswa untuk menjawab pertanyaan,
menjelaskan, membuktikan dengan memberikan data dan fakta sosial
serta keberanian untuk mengeluarkan ide dan gagsan serta menyusun
kesimpulan dan cari hubungan antar aspek yang dipermasalahkan.
PROPOSAL
SPPKB 26
Februari, 16,2013
f. Kelebihan pembelajaran SPPKB
1. SPPKB adalah model pembelajaran yang bertumpu pada
pengembangan kemampuan berpikir, artinya tujuan yang ingin di capai
oleh SPPKB adalah bukan sekedar siswa sekedar dapat menguasai
sejumlah materi pelajaran, akan tedtapi bagaimana siswa dapat
mengembangkan gagasan-gagasan dan ide-ide melalui kemampuan
berbahasa secara verbal.
2. SPPKB menelaah fakta-fakta social atau pengalaman sosial merupakan dasar
pengembangan kemampuan berpikir, artinya pengembangan gagasan ide-
ide di dasarkan pada pengalaman social anak dalam kehidupan sehari-hari
atau berdasarkan kemampuan anak untuk mendiskripsikan hasil
pengamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data yang mereka peroleh
dalam kehidupan sehari-hari
3. SPPKB mempunyai sasaran akhir yaitu memcahkan masalah-masalah social
dengan taraf pengembangan anak.
g. kelemahan pembelajaran SPPKB
1. SPPKB lebih menekankan proses mental siswa secara maksimal, sehingga
peran guru dalam pembelajaran ini kurang maksimal.
2. SPPKB hanya menempatkan peserta didk sebagai subjek belajar padahal
antara guru dengan siswa sama-sama sebagai subjek dalam pembelajaran.
PROPOSAL
SPPKB 27
Februari, 16,2013
3. SPPKB menekankan perilaku di bangun atas kesedaran sendiri, sementara
siswa tidak selamnnya sadar akan dirinya, oleh karena itu perlu ada
semacam stimulus dari guru yang bersangkuatan.
6. Fisika
Fisika merupakan mata pelajaran ipa yang di ajarkan di sekolah menengah
pertama, madrasah dan sekolah menengah atas, madrasah dan juga kejuruan
(SMP, MTS., SMA, MA, dan SMK) . fisika yang di ajarkan terdiri dari bagian –
bagian mata pelajaran yang di pilih guna menumbuhkembangkan kemampuan
pemahaman siswa terhadap fenomena atau kejadian – kejadian alam yang terdapat
dalam kehidupan sehari- hari dan membentuk pribadi serta terpadu pada
perkembangan iptek. Fisika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang sangat
luas , mempelajari perilaku dan struktur materi. Fisika bagaikan pepatah cahaya
yang dapat menelusuri kedalaman atomic hingga partikel paling elementer dan
juga dapat mengarungi samudra lain, melintas dari suatu gugus bintang ke gugus
bintang lain, dari satu gugus ke galaksi lain, dan seterusnya sampai ke lapisan
terluar jagad raya.
Fisika juga dapat menyebrang ke hampir semua cabang ilmu, seperti :
kimia, biologi, geologi, semua cabang ilmu teknik, bahkan sala satu cabang ilmu
sosial yang paling pesat perkembanganya saat ini yaitu teori informasi, persis
konsepnya sama dengan konsep teori relatifitas di dalam fisika. Salah satu konsep
di dalam teori dalam relatifitas menyatakan bahwa jika kita mapu bergerak
PROPOSAL
SPPKB 28
Februari, 16,2013
dengan kecepatan yang sangat tinggi maka obyek lain akan nampak makin kecil
atau ruang makin sempit. Demikian pula hal yang terjadi dalam teori informasi.
Ilmu fisika di bangun dalam empat aspek , yakni : model, teori, hukum dan
prinsip. Jika seseorang saintis mencoba memahami suatu fenomena, umumnya
melakukan atau membuat suatu model. Model dalam saintis adalah suatu jenis
abalogi atau mental image dari suatu fenomena dalam bentuk yang di pahami, dan
mengambarkan hal- hal yang sederhana dan menetapkan kesamaan structural bagi
fenomena yang di pelajari. Aspek yang kedua adalah teori yang penggambaranya
lebih luas, lebih detail, dan berusaha memecahkan sejumlah masaalah.
Pengembangan teori diambil dari model yang telah di modifikasi serta berkenaan
dengan eksperimen yang lebih teliti darisebuah fenomena dalam jangkauan yang
luas. Teori atomic misalnya dibangun dari teori gelombang cahaya, dimana
gelombang cahaya di bangun melaui pemodelan. Aspek yang berikut yaitu hukum
; untuk menyebutkan suatu ” hukum “sebuah pernyataan harus terbukti secara
eksperimen dari fenomena yang teramati dalam jangkauan yang luas, dalam
pengertian “ hukum “ memberikan satu kesatuan untuk beberapa pengamatan.
Untuk pernyataan yang lebih sempit, kata “prinsip” lebih sering di giunakan
(seperti “ prinsip “ Archimedes), dimana garis penghubung antara “hukum” dan
“prinsip” tentu saja selalu berubah, dan tidak selamanya konsisten secara utuh.
PROPOSAL
SPPKB 29
Februari, 16,2013
7. Termodinamika
A. Keseteimbangan Kalor
Kesteimbangan kalor terjadi jika tidak ada pertukaran antara kedua benda
tersebut saat bersentuhan. Kondisi ini hanya dapat di capai jika suhu kedua benda
tersebut sama .
Hukum ke – nol Termodinamika
Hukum ini menyatakan jika benda A berada dalam kesteimbangan kalor
dengan benda B dan benda B berada dalam kesteimbngan kalor dengan benda C,
maka benda A berada dalam kesteimbangan kalor dengan benda C.
A B B C
Kesteimbangan kalor
A C
“ Gambar 1.1 Hukum ke – nol termodinamika”
Misalkan kita memiliki tiga wadah yang terbuat dari logam: ketiga
wadah cair yang bebeda; A berisi air, B berisi minyak, C berisi cairan gliserin.
Wadah A dan B di sentuhkan dalam waktu yang cukup lama dan di amati
tidak ada perubahan suhu pada keduanya . kita katakana air dan minyak
berada dalam kesteimbngan kalor. Setelah di sentuhkan dengan wadah A,
sekarang wadah B di sentuhkan dengan wadah C dan juga di amti tidak ada
perubahan suhu keduanya. Minyak dan gliserin juga berada dalam
PROPOSAL
SPPKB 30
Februari, 16,2013
kesteimbngan kalor. Dengan demikian, jika wadah A dan Wadah C di
sentuhkan maka tidak terjadi perubahan suhu pada kedua wadah tersebut.
Sistim dan lingkungan
Sistem dalah bagian yang sedang kita kaji atau kita selidiki, sedangkan
lingkungan adalah semua bagian luar system.
Ketika kita membahas proses pemuaian gas dalam wadah ,maka systemnya adalah
gas dalam wadah, sedangkan lingkungan adalah wadah beserta semua bagian alam di
sekelilingnya.
Ketika kita membahas tentang pemuaian gas dala wadah dan proses penyerapan
panas oleh wadah, maka system adalah gas dan wadah, sedangkan lingkungan adalah
seluruh bagian alam di luar wadah.
Variabel Termodinamika
Variabel termodinamika adalah besaran fisis yang menerangkan keadaan gas.
Contohnya : suhu, tekanan, volum, dan jumlah mol gas
Proses termodinamika
Proses adalah peristiwa perubahan keadaan gas dari satu keadaan awal ke
suatu kkeadaan akhir. Misalkan mula – mula keadaan gas di ungkapkan oleh variabel
– variabel p1 , v1, dan T1. Jika kemudian nilai variabel tersebut adalah p2, v2, dan T2
maka di katakana gas telah melewati suatu proses.
Macam – Macam proses
a. Proses adiabatic
Pada proses ini tidak terjadi pertukaran kalor antara system dan lingkungan.
Proses adiabatic dapat terjadi jika system dan lingkungan di batasi oleh sekat isolator
yang tidak dapat di lalui oleh kalor.
PROPOSAL
SPPKB 31
Februari, 16,2013
b. Proses diatermik
Proses ini merupakan kebalikan dari proses adiabatic. Pada proses ini, kalor
di ijinkan berlerpindah dari sistim ke lingkungan, atau sebaliknya. Proses ini dapat
berlangsung jika system dan lingkungan di batasi oleh sekat yang mudah di lewati
oleh panas, misalnya logam.
c. Proses kuasistatik
Proses ini di terapkan jika gas tersebut berada dalam keadaan statik. Artinya,
tidak ada lagi proses yang berlangsung dalam gas (tidak ada perubahan pada variabel
termodinamika gas). Selama gas mengalami suatu proses, maka persamaan itu tidak
berlaku. Dengan demikian , selama proses berlangsung kita dapat menentukan
tekanan, meskipun suhu dan volum di ketahui.
Namun jika proses yang berlangsung sangat lambat, maka setiap saat kita dapat
menganggap seolah- olah gas berada dalam keadan statik. Proses yang demikian di
sebut prosese kusistatik.
Diagram p – V
Dalam termodinamika, keadaan gas maupun proses yang di alami gas lebih
sering di gambarkan dalam diagram p –V. Diagram ini terdiri dari sumbu folum (V)
dalam arah horizontal dan sumbu tekanan (P) dalam arah fertikal. Satu keadaan yang
di miliki gas di wakili oleh satu titik pada diagram p – v. titik yang berbeda
mengandung
informasi tekanan, suhu, atau folum yang berbeda sehingga mewakili keadaan yang
berbeda. Jika gas mengalami proses kuasistatik dari suatu keadaan ke keadaan lainya,
makaproses tersebut di nyatakan oleh sebuah kurfa yang menghubungkan titik awal
(keadaan awal) dan titik akhir (keadaan akhir)pada diagram p – V di bawah ini.
PROPOSAL
SPPKB 32
Februari, 16,2013
Keadaan gas selama proses di tentukan oleh nilai p-V, dan T pada titik-titik di
sepanjang kurva.
P (pa)
( p1, V1, T1 )
(p2, V2, T2 )
proses
V (m3)
Gambar 1.2 : proses yang berlangsung pada
Gas yang di wakili oleh sebuah kurva
B. Usah dan Proses Dalam Termodinamika
Usaha Sistem Pada Lingkungan
Usaha yang dilakukan sistem pada lingkungannya merupakan ukuran
energi yang dipindahkan dari system ke lingkungan. Gambar di bawah ini
∆𝑠
F
Gambar 1.3 : usaha yang di lakukan
oleh gas pada piston
PROPOSAL
SPPKB 33
Februari, 16,2013
menunjukkan suatu gas di dalam silinder tertutup dengan piston (penghisap)
yang
dapat bergerak bebas tanpa gesekan. Pada saat gas memuai, piston akan
bergerak naik sejauh ∆ s. Apabila luas piston A, maka usaha yang dilakukan
gas untuk menaikkan
piston adalah gaya F dikalikan jarak ∆ s. Gaya yang dilakukan oleh gas
merupakan hasil kali tekanan P dengan
luas piston A, sehingga:
W = F. ∆ s
W = P.A. ∆ s
karena A. ∆ s = ∆V , maka:
W = P. ∆V atau W = P (V2 – V1) ......................... (1.3)
dengan:
W = usaha (J) V1 = volume mula-mula (m3)
P = tekanan (N/m2)
V2= volume akhir (m3)
∆V = perubahan volume (m3)
Persamaan (1.3) berlaku jika tekanan gas konstan. Apabila V2 > V1, maka
usaha akan positif (W > 0). Hal ini berarti gas (sistem) melakukan usaha
terhadap lingkungan.
Apabila V2 < V1, maka usaha akan negatif (W < 0). Hal ini berarti gas (sistem)
menerima usaha dari lingkungan. Untuk gas yang mengalami perubahan
PROPOSAL
SPPKB 34
Februari, 16,2013
volume dengan tekanan tidak konstan, maka usaha yang dilakukan system
terhadap lingkungan dirumuskan:
dW = F.d
= F.P.A ds
dW = P dV
Jika volume gas berubah dari V1 menjadi V2, maka:
W = 𝑃 .𝑑𝑉𝑉2𝑉1 ....................................................... (1.4)
Besarnya usaha yang dilakukan oleh gas sama dengan luas daerah di bawah
kurva pada diagram P-V.
P P
1
1 1
2 2
W > 0 w< 0
V V
V2 V1 V2
Gambar 1.4 : usaha yang dilakukan antara system dan lingkungan
Usaha Pada Beberapa Proses Termodinamika
Dalam termodinamika terdapat berbagai proses
perubahan keadaan sistem, yaitu proses isotermal, isobarik,isokhorik, dan
adiabatik.
PROPOSAL
SPPKB 35
Februari, 16,2013
a. Proses Isotermal
Proses isotermal adalah proses perubahan keadaan sistem
pada suhu konstan. Usaha yang dilakukan sistem adalah:
W = 𝑃 .𝑑 𝑉𝑉₂𝑉₁
Karena P.V = n.R.T atau P =𝑛 𝑅 𝑇
𝑉 , maka:
W = 𝑛 𝑅 𝑇
𝑉
𝑉2 𝑉₁ dV
W = 𝑛 𝑅 𝑇
𝑉 𝑉₂
𝑉₁𝑑𝑉
𝑑
W = n.R.T (lnV2 – lnV1)
W = n. R.T ln ( 𝑉₂
𝑉₁ ) …………(1. 5)
Grafik P-V pada proses isotermal ditunjukkan oleh
Gambar 1 . 5
p
1
T1 = T2
2
V
V1 V2
Gambar : Grafik proses isothermal
PROPOSAL
SPPKB 36
Februari, 16,2013
b. Proses isobarik
Proses isobarik adalah proses perubahan keadaan
sistem pada tekanan konstan. Usaha yang dilakukan oleh sistem adalah:
P .W = 𝑃 𝑑𝑉 = 𝑉₂𝑉₁ P 𝑑𝑉 𝑉₂
𝑉₁
W = p (V2 - V1 ) = p ∆𝑉 …………..1.6
Grafik P-V pada proses isobarik ditunjukkan Gambar dibawah ini
p
p1 = p2
1 2
V1 V2 V
Gambar : 1.6 proses isobaric
c. Proses isokhorik
Proses isokhorik adalah proses perubahan keadaan sistem pada volume
konstan. Pada proses isokhorik gas tidak mengalami perubahan volume, sehingga
usaha yang dilakukan sistem sama dengan nol.
V1 = V2 = V
W = P (V2 – V1)
W = P (0) = 0 .......................... 1. 7
PROPOSAL
SPPKB 37
Februari, 16,2013
P
P2 P2
P1 P1
V1 = v2 v
Gambar 1.7 : grafik proses isokhorik
d. Proses adibiatik
Proses adiabatik adalah proses perubahan keadaan sistem tanpa adanya
pertukaran kalor antara sistem dengan lingkungan. Proses adiabatik terjadi jika
sistem terisolasi dengan baik atau proses terjadi dengan sangat cepat sehingga
kalor yang mengalir dengan lambat tidak memiliki waktu untuk mengalir masuk
atau keluar sistem. Hubungan antara tekanan dan volume pada proses adiabatik
dinyatakan dalam rumus Poisson berikut:
P₁V₁ᵞ = P₂V₂ᵞ.......................................................... (1.8)
dengan: 𝛾> 1, yang besarnya:
𝜸 = Cp / CV ………………………… (1.9)
dengan: Cp = kapasitas kalor gas pada tekanan konstan
Cv = kapasitas kalor gas pada volume konstan
PROPOSAL
SPPKB 38
Februari, 16,2013
Pada gas ideal berlaku P = n R T
V , sehingga persamaan sehingga persamaan
(1.8) dapat dinyatakan dalam bentuk:
T1 V1ᵞ-1
= T2 V2ᵞ-1
…………………. (1.10)
Usaha yang dilakukan gas dalam proses adiabatik adalah:
W = 1
γ−1 ( p1 V1 - p2 V2 )
Grafik pada proses adiabatik mengalami penurunan agak curam
dibandingkan grafik isotermal, seperti ditunjukkan pada gambar di bawah
ini
p
p1 1
p2 2
V1 V2 V
Gambar 1.8 : grafik proses adiabatic
C. Hukum Termodinamika I
Hukum I Termodinamika berkaitan dengan Hukum Kekekalan Energi
untuk sebuah sistem yang sedang melakukan pertukaran energi dengan
lingkungan dan memberikan hubungan antara kalor, energi, dan kerja (usaha).
PROPOSAL
SPPKB 39
Februari, 16,2013
Hukum I Termodinamika menyatakan bahwa untuk setiap proses, apabila kalor
ditambahkan ke dalam sistem dan sistem melakukan usaha, maka akan terjadi
perubahan energi. Jadi, dapat dikatakan bahwa Hukum I Termodinamika
menyatakan adanya konsep kekekalan energi. Energi dalam sistem merupakan
jumlah total semua energi molekul pada sistem. Apabila usaha dilakukan pada
sistem atau sistem memperoleh kalor dari lingkungan, maka energi dalam pada
siste akan naik. Sebaliknya, energi dalam akan berkurang apabila sistem
melakukan
usaha pada lingkungan atau sistem memberi kalor pada lingkungan. Dengan
demikian, perubahan energi dalam pada sistem yang tertutup merupakan selisih
kalor yang
diterima dengan usaha yang dilakukan oleh sistem.
∆U = Q – W atau Q = ∆U + W................... (1.11)
dengan:
∆U = perubahan energi dalam ( J)
Q = kalor yang diterima ( J)
W = usaha ( J)
Usaha W positif jika sistem melakukan usaha dan negative jika usaha dilakukan
pada sistem. Kalor Q positif jika system menerima kalor dan negatif jika sistem
melepas kalor.
Persamaan (1.11) dikenal dengan Hukum I Termodinamika.
PROPOSAL
SPPKB 40
Februari, 16,2013
1. Penerapan Hukum I Termodinamika
Pada bagian ini kita akan menggunakan Hukum I
Termodinamika pada beberapa proses termodinamika,
yaitu proses isobarik, isokhorik, isotermal, dan adiabatik.
Konsep tentang energi dalam untuk gas monoatomik
sesuai dengan teorema ekipartisi energi yang telah dibahas
pada bab sebelumnya.
U = 3
2N kT =
3
2 n.R.T
Pada sistem yang berubah dari suhu awal T1 menjadi T2 maka perubahan
energi dalamnya dapat dituliskan:
∆U = U2 – U1 = 3.
2N. k (T2 - T1 ) =
3
2N. k .∆T
atau ∆U = U2 – U1 = 3.
2 n . R (T2 - T1 ) =
3
2 n. R .∆T ……………………… 1.12
karena:
P.V = n.R.T
maka:
∆U = U2 – U1 = 3.
2 (P2 - P1 ) =
3
2 ∆ ( PV ) .................................... 1. 13
PROPOSAL
SPPKB 41
Februari, 16,2013
a. Proses isotermal
Proses isotermal terjadi pada suhu konstan ( ∆T = 0)
sehingga ∆U = 3
2 n.R.T = 0
Berdasarkan Hukum I Termodinamika, maka:
Q = ∆U + W
Menurut persamaan (1.5), maka pada proses isotermal
adalah W = n. R.T ln ( 𝑉₂
𝑉₁ )
, maka persamaan di atas dapat
dituliskan:
Q = ∆U + W
Q = 0 + n. R.T ln ( 𝑉₂
𝑉₁ )
Q = W = n. R.T ln ( 𝑉₂
𝑉₁ ) ………………….. 1.14
b. Proses isobarik
Proses isobarik terjadi pada tekanan konstan (∆P = 0). Sesuai
Hukum I Termodinamika, maka:
Q = ∆U + W
Karena ∆U = 3
2 P. ∆V + P. ∆V
Q = 5
2 P. ∆V =
5
2 P.(V2 - V1 ) ………………………. 1.15
PROPOSAL
SPPKB 42
Februari, 16,2013
c. Proses isokhorik
Proses isokhorik terjadi pada volume tetap ( ∆V = 0) sehingga
W = P.∆V = 0. Berdasarkan Hukum I Termodinamika
maka:
Q = ∆U + W
Q = ∆U + 0
Q = 3.
2 n . R (T2 - T1 ) =
3
2 n. R .∆T ………………………. 1.16
d. Proses adiabatic
Dalam proses adiabatik tidak ada pertukaran energy antara sistem
dengan lingkungan (Q = 0). Berdasarkan Hukum I Termodinamika, maka:
Q = ∆U + W
0 = ∆U + W
W = - ∆U
W =- 3.
2 n .R (T2 - T1 ) =
3
2 n R .∆T …………………………. 1.17
2. Kapisitor Kalor
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu zat sebesar satu Kelvin atau satu derajat celsius, dirumuskan:
C = 𝑄
∆𝑇 atau Q = C. ∆𝑇 ……………………. 1.18
PROPOSAL
SPPKB 43
Februari, 16,2013
Ada dua macam kapasitas kalor pada gas, yaitu kapasitas kalor pada tekanan
tetap (Cp) dan kapasitas kalor pada volume tetap (Cv). Kapasitas kalor gas
pada tekanan tetap besarnya dapat diturunkan dari persamaan (1.15) pada
proses isobarik.
Cp =
5
2 𝑃.∆𝑉
∆𝑇 =
5
2 𝑛 .𝑅.∆𝑇
∆𝑇
Cp = 5
2 𝑛 𝑅 ………………….. …. 1.19
Kapasitas kalor gas pada volume tetap, besarnya dapat diturunkan dari
persamaan (1.16) pada proses isokhorik.
CV = 𝑄
∆𝑇 =
3
2 𝑛 .𝑅.∆𝑇
∆𝑇
CV = 3
2 𝑛 𝑅 ………………………. 1.20
Dari persamaan (1.19) dan (1.20) dapat diperoleh hubungan sebagai
berikut:
Cp - CV = 5
2 𝑛 𝑅 -
3
2 𝑛 𝑅
Cp - CV = 𝑛 𝑅 atau Cp = CV + 𝑛 𝑅 …………….. 1.21
Untuk gas diatomik, besarnya kapasitas kalor gas pada tekanan tetap dan
kapasitas kalor pada volume tetap tergantung pada derajat kebebasan gas.
PROPOSAL
SPPKB 44
Februari, 16,2013
a. Pada suhu rendah ( ±250 K)
∆U = 3
2 n.R.∆T, sehingga CV =
3
2 𝑛 𝑅 dan Cp =
5
2 𝑛 𝑅
Besarnya konstanta Laplace ( 𝛾) adalah :
𝜸 = Cp / CV = 1,67
b. Pada suhu sedang ( ±500 K)
∆U = 5
2 n.R.∆T , sehingga CV =
5
2 𝑛 𝑅 dan Cp =
7
2 𝑛 𝑅
Besarnya konstanta Laplace ( 𝛾) adalah:
𝜸 = Cp / CV = 1,4
c. Pada suhu tinggi ( ±1.000 K)
∆U = 7
2 n.R.∆T, sehingga CV =
7
2 𝑛 𝑅 dan Cp =
9
2 𝑛 𝑅
Besarnya konstanta Laplace ( 𝛾) adalah:
𝜸 = Cp / CV = 1,28
D. Siklus Pada Termodinamika
1. Pengertian Siklus dan Besar Usaha yang Di Hasilkan
Bentuk energi apa pun dapat diubah seluruhnya menjadi panas.
Namun, apabila energi panas diubah menjadi bentuk-bentuk lain, tidak pernah
semuanya dapat berubah. Sebagian energi selalu tetap tinggal sebagai panas,
dan suhu ini selalu tetap.
PROPOSAL
SPPKB 45
Februari, 16,2013
Suatu sistem dapat menyerap kalor dari lingkungan untuk melakukan
usaha. Untuk dapat melakukan usaha terus-menerus tidak mungkin dilakukan
hanya dengan satu proses termodinamika tertentu, karena suatu proses akan
berhenti ketika tekanan, volume, atau suhu mencapai nilai maksimum. Oleh
karena itu, sistem harus dikembalikan ke keadaan awal agar kalor dapat
berubah menjadi usaha. Rangkaian proses sedemikian rupa sehingga akhirnya
kembali pada keadaan semula disebut siklus.
Perhatikan Gambar (1.9) Suatu siklus termodinamika yang terdiri atas
proses isokhorik, isotermal, dan isobarik. Sistem mengalami proses isotermal
dari A ke B.
p
A
p1
s
p2 c B
D E
V1 V2 V
Gambar 1.9: siklus termodinamika
Pada proses ini sistem menyerap kalor dari lingkungan sebesar QAB dan
menghasilkan usaha WAB yang besarnya sama dengan luas daerah ABEDA.
Kemudian sistem mengalami proses isobarik dari B ke C. Sistem melepas
PROPOSAL
SPPKB 46
Februari, 16,2013
kalor sebesar QBC dan melakukan usaha yang harganya negatif WBC yang
besarnya
sama dengan daerah CBED. Energi dalam sistem berkurang sehingga suhunya
turun. Akhirnya, sistem mengalami proses isokhorik dari C ke A. Sistem
kembali ke keadaan semula dengan menyerap kalor QCA untuk menaikkan
tekanan dan suhu sistem tanpa melakukan usaha (WCA = 0). Rangkaian
proses dari keadaan A ke keadaan B, keadaan C, dan kembali ke keadaan A
disebut sebagai siklus.
Usaha yang dilakukan oleh sistem dalam satu siklus adalah W = WAB
+ WBC yang besarnya sama dengan luas daerah yang diarsir pada grafik P - V
(luas ABC). Apabila arah proses dalam siklus searah putaran jarum jam, maka
usaha bernilai positif, dan bernilai negatif apabila arah
proses berlawanan arah putaran jarum jam.
2. Siklus Carnot
Pada tahun 1824 seorang ilmuwan Prancis, Sadi Carnot (1796 - 1832),
mengemukakan model mesin ideal yang dapat meningkatkan efisiensi melalui
suatu siklus, yang dikenal dengan siklus Carnot. Mesin ideal Carnot bekerja
berdasarkan mesin kalor yang dapat bekerja bolakbalik (reversibel), yang
terdiri atas empat proses, yaitu dua proses isotermal dan dua proses adiabatik.
Perhatikan Gambar 1.10
PROPOSAL
SPPKB 47
Februari, 16,2013
W AB
Pemuaian isotermal
P Q1
WDA A
WBC
Pemampatan Q1
B pemuaian
Adiabatic 4 D T2 adiabatik
Q2 3 V
WCD
pemampatan
isotermal
Q2
Gambar : siklus karnot
1) Proses AB adalah pemuaian isotermal pada suhu T1. Pada proses ini sistem
menyerap kalor Q1 dari sumber (reservoir) bersuhu tinggi T1 dan melakukan
usaha sebesar WAB. Grafik P-V untuk pemuaian isotermal dari A ke B
ditunjukkan pada Gambar 1.9.
2) Proses BC adalah pemuaian adiabatik. Pada proses ini sistem tidak menyerap
atau melepas kalor, tetapi melakukan usaha sebesar WBC dan suhunya turun dari
T1 sampai T2.
PROPOSAL
SPPKB 48
Februari, 16,2013
3) Proses CD adalah pemampatan isotermal pada suhu T2. Pada proses ini sistem
melepas kalor ke reservoir bersuhu rendah T2 sebesar Q2 dan menerima usaha
sebesar WCD.
4) Proses DA adalah pemampatan adiabatik. Pada proses ini sistem tidak
menyerap ataupun melepas kalor. Sistem menerima usaha sebesar WDA
sehingga suhu
naik dari T2 menjadi T1. Usaha total yang dilakukan sistem dalam satu
siklus sama dengan luas daerah di dalam siklus pada grafik P-V
(ABCDA). Pada siklus Carnot, sistem menyerap kalor dari reservoir
bersuhu tinggi T1 sebesar Q1 dan melepas kalor ke reservoir bersuhu
rendah T2 sebesar Q2, karena pada proses tersebut keadaan awal sama
denga keadaan akhir, maka perubahan energi dalam ∆U = 0. Berdasarkan
Hukum I Termodinamika, maka:
Q = ∆U + W
Q1 – Q2= 0 + W
W = Q1 – Q2 ….............................................. (1.22)
Gambar 1.11 : grafik p-V untuk gas idieal dalam siklus carnot.
PROPOSAL
SPPKB 49
Februari, 16,2013
Dengan demikian, pada mesin Carnot telah terjadi perubahan energi
kalor menjadi usaha. Mesin yang mengubah energi kalor menjadi usaha
disebut mesin kalor. Efisiensi mesin kalor dinyatakan sebagai perbandingan
antara usaha yang dilakukan mesin dengan kalor yang diserap. Secara
matematis dituliskan:
𝜂 = 𝑤
𝑄₁ x100
0/0 …………………………. 1..23
atau
𝜂 =( 𝑄₂
𝑄₁ )x100
0/0
Pada siklus Carnot berlaku 𝑄₂
𝑄₁ =
𝑇₂
𝑇₁ , sehingga persamaan
(1.23) dapat dinyatakan:
𝜂 = (1- 𝑇₂
𝑇₁ x) 100
0/0 ………………….1.24
dengan:
η = efisiensi
Q1 = kalor yang diserap ( J)
Q2 = kalor yang dilepas ( J)
T1 = suhu pada reservoir bersuhu tinggi (K)
T2 = suhu pada reservoir bersuhu rendah (K)
Persamaan (1.24) merupakan efisiensi maksimum pada mesin calor
PROPOSAL
SPPKB 50
Februari, 16,2013
E. Hukum II Termodinamika
Hukum Kekekalan Energi yang dinyatakan dalam Hukum I
Termodinamika menyatakan bahwa energi dapat diubah dari satu bentuk ke
bentuk lain. Misalnya, perubahan usaha (energi potensial) menjadi energi kalor
atau sebaliknya. Akan tetapi, tidak semua perubahan energy yang terjadi di alam
ini prosesnya dapat dibalik seperti pada Hukum I Termodinamika. Contoh, sebuah
benda yang jatuh dari ketinggian h sehingga menumbuk lantai. Pada peristiwa ini
terjadi perubahan energi kinetik menjadi energi kalor (panas) dan sebagian kecil
menjadi energy bunyi. Mungkinkah energi-energi kalor dapat berubah menjadi
energi kinetik dan menggerakkan benda setinggi h? Jelas bahwa hal ini tidak akan
terjadi, meskipun benda kita panaskan terus-menerus.
Hukum II Termodinamika memberikan batasan-batasan terhadap
perubahan energi yang mungkin terjadi dengan beberapa perumusan.
1. Tidak mungkin membuat mesin yang bekerja dalam satu siklus, menerima
kalor dari sebuah reservoir dan mengubah seluruhnya menjadi energi atau
usaha luas (Kelvin Planck).
2. Tidak mungkin membuat mesin yang bekerja dalam suatu siklus mengambil
kalor dari sebuah reservoir rendah dan memberikan pada reservoir bersuhu
tinggi tanpa memerlukan usaha dari luar (Clausius).
3. Pada proses reversibel, total entropi semesta tidak berubah dan akan bertambah
ketika terjadi proses irreversibel (Clausius). Untuk menjelaskan tidak adanya
reversibilitas para ilmuwan merumuskan prinsip baru, yaitu Hukum II
PROPOSAL
SPPKB 51
Februari, 16,2013
Termodinamika, dengan pernyataan: “kalor mengalir secara alami dari
benda yang panas ke benda yang dingin, kalor tidak akan mengalir secara
spontan dari benda dingin ke benda panas”.
1. Pengertian Entropi
Termodinamika menyatakan bahwa proses alami cenderung bergerak
menuju ke keadaan ketidakteraturan yang lebih besar. Ukuran ketidakteraturan
ini dikenal dengan sistem entropi. Entropi merupakan besaran termodinamika
yang menyerupai perubahan setiap keadaan, dari keadaan awal hingga
keadaan akhir sistem. Semakin tinggi entropi suatu sistem menunjukkan
system semakin tidak teratur. Entropi sama seperti halnya tekanan dan
temperatur, yang merupakan salah satu sifat dari sifat fisis yang dapat diukur
dari sebuah sistem. Apabila sejumlah kalor Q diberikan pada suatu sistem
dengan proses reversibel pada suhu konstan, maka besarnya perubahan entropi
sistem adalah:
∆S = 𝑄
𝑇 …………… 1.25
dengan:
∆S = perubahan entropi (J/K)
Q = kalor ( J)
T = suhu (K)
PROPOSAL
SPPKB 52
Februari, 16,2013
2. Mesin Pendingin
Mesin pendingin merupakan peralatan yang prinsip kerjanya
berkebalikan dengan mesin kalor. Pada mesin pendingin terjadi aliran kalor
dari reservoir bersuhu rendah ke reservoir bersuhu tinggi dengan melakukan
usaha pada sistem. Contohnya, pada lemari es (kulkas) dan pendingin ruangan
(AC). Ukuran kinerja mesin pendingin yang dinyatakan dengan koefisien
daya guna merupakan hasil bagi kalor yang dipindahkan dari reservoir
bersuhu rendah Q2 terhadap usaha yang dibutuhkan W.
kp = 𝑄₂
𝑊=
𝑄₂
𝑄₁ −𝑄₂=
𝑇₂
𝑇₁ − 𝑇₂ ……………. 1.26
dengan:
Kp = koefisien daya guna / koefisien unjuk kerja
W = usaha yang diperlukan ( J)
Q1 = kalor yang diberikan pada reservoir suhu tinggi ( J)
Q2 = kalor yang diserap pada reservoir suhu rendah ( J)
T1 = suhu pada reservoir bersuhu tinggi (K)
T2 = suhu pada reservoir bersuhu rendah (K)
F. Hukum III Termodinamika
Hukum III Termodinamika menyatakan bahwa entropi dari semua kristal-
kristal padat mendekati nol pada saat suhunya mendekati nol mutlak. Dengan kata
lain, semua zat akan kehilangan energi pada saat suhunya nol mutlak. Itulah
sebabnya orang-orang menyimpan bahan makanan dalam freezer untuk
mempertahankan perubahan energi dari bahan makanan itu dan
PROPOSAL
SPPKB 53
Februari, 16,2013
mempertahankannya dari kerusakan. Entropi adalah munculnya efek
ketidakteraturan atau kerusakan pada saat terjadi peningkatan energi pada suatu
sistem. Semakin tinggi entropi, semakin tinggi ketidakteraturannya. Perubahan
pada sistem tertutup cenderung menuju entropi yang lebih tinggi atau menuju
ketidakteraturan yang lebih tinggi. Menurut Clausius, jika suatu sistem pada suhu
mutlak mengalami suatu proses reversible dengan menyerap sejumlah kalor maka
kenaikan atau perubahan entropi dapat dirumuskan sebagai berikut:
∆s = s2 – s1 = ∆𝑄 / T
Keterangan:
∆S : perubahan entropi (J/K)
S1 : entropi mula-mula (J/K)
S2 : entropi akhir (J/K)
T : temperatur (K)
∆Q : kalor yang diberikan pada sistem (J)
Asas entropi yang dikemukakan Clausius mengatakan bahwa alam raya
(universe) sebagai sistem terisolasi sehingga proses di dalamnya berlangsung
secara adiabatik. Entropi alam raya cenderung naik ke nilai maksimum. Demikian
pula yang berlangsung di bumi sebagai bagian dari alam raya. Kenaikan entropi
selalu diikuti pula dengan ketidakteraturan. Karena penggunaan energi untuk
usaha berlangsung terusmenerus, entropi di bumi haruslah bertambah terus dan
ketidakteraturannya juga harus bertambah. Kecenderungan ini dapat ditahan
dengan adanya fotosintesis. Dalam proses ini energi matahari yang tersebar
dikumpulkan menjadi energi kimia yang terkonsentrasi dalam molekul gula.
PROPOSAL
SPPKB 54
Februari, 16,2013
Dengan proses ini entropi bumi diturunkan dan ketidakteraturan bertambah.
Karena itu, fotosintesis disebut juga negentropi (entropi negatif). Akan tetapi,
penurunan entropi di bumi disertai oleh naiknya entropi di matahari. Inilah hukum
alam, penurunan entropi di suatu tempat hanya mungkin terjadi dengan naiknya
entropi di tempat lain. Misalnya, lemari es menurunkan entropi di dalam ruangan
lemari es, tetapi pada saat yang sama lemari es tersebut menaikkan entropi di luar.
PROPOSAL
SPPKB 55
Februari, 16,2013
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian diatas, maka dapat saya simpulkan sebagai
jawaban dari permasalahan yang di lakukan adalah sebagai berikut: Dengan
menerapkan strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir dapat
meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas XI SMA
B. Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan dalam pengkajian materi ini
adalah sebagai berikut :
a. Bagi sekolah, untuk meningkatkan kualitas sekolah dalam hal ini
penyempurnaan pembelajaran fisika, kedisiplinan yang harus di tegakan,
baik itu siswa maupun guru.
b. Bagi guru, dalam proses pembelajaran seorang guru harus menggunakan
model dan metode pembelajaran yang efektif, agar siswa lebih aktif
belajar dan dapat meningkatkan hasil belajarnya.
PROPOSAL
SPPKB 56
Februari, 16,2013
DFTAR PUSTAKA
Aunurrahman. 2009 . Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Bahri syaiful, Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Haryadi Bmbang. 2007. Fisika SMA kelas XI.B . Jakarta: CV Teguh Karya
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara
http//www. fk. undip. ac. Id/ pengembangan pendidikan/77-pembimbing
kemampuan berpikir-kritis. Html
Sadirman. 2007. Interaksi dan Motifasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Abdullah Mikarajudin, Dr. Eng. 2006. Buku Fisiska SMA Kelas XI. B. Jakarta:
Erlangga
Sahabudin. 2000. Mengajar dan Belajar. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Sanjaya Wina. 2006. Strategi Pembelajaran: Beroreantasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
PROPOSAL
SPPKB 57
Februari, 16,2013
top related