proposal seminar ti-case based reasoning penyakit pada ayam
Post on 30-Jun-2015
607 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
1
1.1 Latar Belakang
Sebuah sistem berbasis pengetahuan memiliki dua elemen utama
yaitu basis pengetahuan/knowledge based dan kemampuan penalaran/reasoning.
Basis pengetahuan merupakan elemen utama sistem karena komponen ini
berisi sumber kecerdasan sistem. Banyak metode yang dapat digunakan
untuk membangun sebuah basis pengetahuan diantaranya melalui interaksi
langsung pembangun pengetahuan dengan ahli/pakar melalui wawancara dan
observasi atau melalui catatan penangan kasus yang pernah dilakukan
oleh seorang ahli.
Akusisi pengetahuan melalui catatan penangan kasus yang pernah
dilakukan oleh ahli memiliki banyak keuntungan diantara pengembang sistem
tidak perlu berhubungan langsung dengan pakar dan proses akusisi dapat lebih
singkat, sehingga memperpendek waktu pengembangan sistem. Metode yang
digunakan untuk membangun sebuah sistem berbasis pengetahuan yang
pengetahuannya bersumber dari catatan kasus-kasus lampau dikenal dengan case
based reasoning(CBR).
Pada penelitian ini penulis menerapkan metode CBR untuk membangun
sebuah sistem yang memiliki kemampuan mendiagnosa penyakit pada ayam.
Proses diagnosa penyakit pada ayam memang sebaiknya dilakukan oleh seorang
pakar yang merupakan seorang dokter hewan, namun dikarenakan ayam
merupakan hewan peliharaan yang umum dimiliki oleh masyarakat dan biaya
untuk konsultasi ke dokter hewan juga cukup mahal maka sebagian masyarakat
yang memiliki ayam biasanya melakukan pengobatan sendiri terhadapt ayam
mereka yang sedang sakit.
Minimnya pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat dapat
menyebabkan penanganan yang salah terhadap ayam peliharaan mereka dan hal
ini dapat berdampak fatal dan tidak jarang mengakibatkan kematian pada hewan
peliharaannya. Keberadaan sistem ini diharapkan dapat membantu masyarakat
dalam melakukan diagnosa awal terhadap penyakit yang diderita ayam mereka
dan memberikan saran pengobatan terhadap penyakit tersebut.
2
Berdasarkan masalah yang di uraikan diatas. Maka Penulis memilih judul
“IMPLEMENTASI CASE BASED REASONING UNTUK SISTEM
DIAGNOSA PENYAKIT AYAM”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka
Penulis merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana sistem case based reasoning mampu mendiagnosa penyakit
pada ayam?
b. Bagaimana sistem case based dapat di akses oleh masyarakat secara cepat?
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Membuat aplikasi sistem untuk 5 kriteria penyakit pada ayam.
b. Bahasa pemograman yang digunakan adalah bahasa pemograman PHP dan
MySQL.
c. Aplikasi yang digunakan yaitu Adobe Dreamweaver.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu:
a. Merancang sebuah sistem case based reasoning untuk mendiagnosa
penyakit pada ayam.
b. Informasi yang didapat lebih up to date, mudah, cepat serta akurat.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
a. Bagi Mahasiswa
Wawasan pengetahuan di luar kampus, pengalaman dalam dunia kerja
serta bekal tambahan yang dapat dipergunakan untuk persiapan bila nanti
terjun dalam masyarakat.
b. Masyarakat Luas
Dapat membantu masyarakat mendiagnosa penyakit pada ayam.
3
1.6 Keaslian Penulisan
Sepengetahuan penulis, penelitian ini tentang implementasi case based
reasoning untuk mendiagnosa penyakit pada ayam tidak terdapat karya yang
pernah diajukan dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
1.7 Tinjauan Pustaka
Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan sistem case based reasoning
yaitu yang pernah dilakukan oleh Tursina pada tahun 2012. Dengan judul “Case-
Based Reasoning Untuk Diagnosa Penyakit Respirologi Anak Menggunakan
Similaritas Simple Mathcing Coefficient”. Pada penelitian ini Penelitian ini
mengusulkan salah satu pendekatan dalam diagnosa penyakit Respirogi anak
yaitu dengan pendekatan Case-Based Reasoning(CBR). Proses CBR melalui 4
tahap yaitu Retrieve, Reuse, Revise dan Retain. Hal yang terpenting dalam CBR
adalah menentukan nilai kemiripan atau similaritas antara kasus-kasus yang
tersimpan di basis kasus dengan kasus baru yang akan dicari solusinya.
Perhitungan similaritas kasus pada penelitian ini dilakukan dengan cara Simple
Matching Coefficient (SMC.)
Penelitian yang lain dari yang diatas adalah penelitian yang dilakukan oleh
Fransica Octaviani S, Joko Purwadi dan Rosa Delima pada tahun 2012 yang
berjudul “Implementasi Case Based Reasoning untuk Sistem Diagnosis Penyakit
Anjing”, pada penelitian ini penulis mengimplementasikan metode CBR untuk
membantu pendiagnosisan penyakit anjing. Kasus-kasus yang dipergunakan
dalam sistem diperoleh dari catatan penangan kasus diagnosa penyakit anjing dari
seorang dokter hewan. Sistem akan memberikan keluaran berupa kemungkinan
penyakit dan saran pengobatan yang didasarkan pada kemiripan kasus baru
dengan pengetahuan yang dimiliki sistem.
Penelitian yang lain dari yang diatas adalah penelitian yang dilakukan oleh
Irlando Moggi Prakoso, Wiwik Anggraeni, Ahmad Mukhlason pada tahun 2012
yang berjudul “Penerapan Case-Based Reasoning pada Sistem Cerdas untuk
Pendeteksian dan Penanganan Dini Penyakit Sapi”, Tugas akhir ini memiliki
4
tujuan untuk menjawab permasalahan tersebut, yakni dengan membuat sistem
cerdas berbasis Cased-Based Reasoning(CBR) untuk menyempurnakan sistem
cerdas yang sebelumnya dibuat menggunakan ANN. CBR memberikan hasil
diagnosa berdasarkan permasalahan terdahulu yang dapat direvisi untuk
memecahkan permasalahan terbaru. Dari ketiga uji coba dengan case didalam case
memory(skenario 1), diluar case memory(skenario 2), dan gejala parsial dari case
memory(skenario 3) mendapatkan hasil yang baik dengan nilai precision100%
dan 95.83% untuk skenario 1 dan 3. Serta nilai precision yang memang kurang
baik untuk skenario 2 sebesar 59.31%. Dengan demikian, sistem cerdas ini dapat
memberikan hasil diagnosa yang akurat dan memudahkan peternak sapi dalam
mendiagnosa secara mandiri.
1.7.1 Case-Based Reasoning (CBR)
Case Based Reasioning (CBR) adalah sebuah metode pemecahan sebuah
masalah atau kasus yang baru yang merujuk pada kasus-kasus sebelumnya. Case
Based easioning menggunakan pendekatan kecerdasan buatan (Artificial
Intelligent) atau komputasi yang menitikberatkan pemecahan masalah dengan
didasarkan ada kasus -kasus sebelumnya. Sistem akan melakukan komputasi dari
kasus yang terdahulu untuk menemukan solusi untuk kasus yang baru [HAP-08].
Terdapat empat tahap dalam pemecahan kasus pada metode Case Based
Reasioning (CBR).
A. Retrieve
Pada proses ini sistem akan melakukan pengenalan parameter yang akan di
jadikan acuan. Lalu mencari kasus lama yang memiliki kesamaan dengan kasus
baru, selanjutnya sistem akan memilih kasus yang memiliki tingkat kecocokan
tertinggi.
B. Reuse
Pada proses ini, sistem menggunakan informasi yang sudah didapat dari
kasus sebelumnya atau melakukan adaptasi untuk memecahkan kasus baru
tersebut.
5
C. Revise
Pada proses ini sistem dan user akan meninjau kembali solusi yang telah
didapatkan darikasusyang lama apakah solusi tersebut akan diterapkan pada kasus
yang baru atau solusi tersebut perlu diperbaiki terlebih dahulu.
D. Retain
Mengintegrasikan/menyimpan kasus baru yang telah berhasil
mendapatkan solusi agar dapat digunakan oleh kasus-kasus selanjutnya yang
mirip dengan kasus tersebut. Tetapi Jika solusi baru tersebut gagal, maka
menjelaskan kegagalannya, memperbaiki solusi yang digunakan, dan mengujinya
lagi. Empat proses masing-masing melibatkan sejumlah langkah-langkah spesifik,
yang akan dijelaskan pada gambar 1 dan gambar 2 berikut ini.
Gambar 1. Sistem CBR untuk kasus penyakit ayam
6
Gambar 2. R4 Cycle dari Case-Based Reasoning
Pada saat terjadi permasalahan baru, pertama-tama sistem akan melakukan
proses retrieve. Proses retrieveakan melakukan dua langkah pemrosesan, yaitu
pengenalan masalah dan pencarian persamaan masalah pada database.
Setelah proses retrieve selesai dilakukan, selanjutnya sistem akan
melakukan proses reuse. Di dalam proses reuse, sistem akan menggunakan
informasi permasalahan sebelumnya yang memiliki kesamaan untuk
menyelesaikan permasalahan yang baru. Pada proses reuseakan menyalin,
menyeleksi, dan melengkapi informasi yang akan digunakan.
Selanjutnya pada proses revise, informasi tersebut akan dikalkulasi,
dievaluasi, dan diperbaiki kembali untuk mengatasi kesalahan-kesalahan yang
terjadi pada permasalahan baru.
Pada proses terakhir, sistem akan melakukan proses retain. Proses retain
akan mengindeks, mengintegrasi, dan mengekstrak solusi yang baru tersebut ke
dalam database. Selanjutnya, solusi baru itu akan disimpan ke dalam basis
pengetahuan (knowledge-base) untuk menyelesaikan permasalahan yang akan
datang. Tentunya, permasalahan yang akan diselesaikan adalah permasalahan
yang memiliki kesamaan dengannya.
Sebelum CBR, penelitian-penelitian yang ada banyak menggunakan
expert system (sistem pakar), atau rule-based system (sistem berbasis kaidah),
atau knowledge-based system/ KBS (sistem berbasis pengetahuan). Meskipun
banyak kesuksesan dari KBS, namun ternyata terdapat masalah yang sering
dijumpai yaitu :
7
a. Mendapatkan suatu pengetahuan adalah sangat sulit atau sering disebut
dengan knowledge elicitation bottleneck.
b. Implementasi dari KBS merupakan proses yang sulit yang memerlukan
keahlian khusus dan sering membutuhkan banyak waktu dan tenaga.
c. Setiap kali diimplementasikan dari model dasar KBS sering lambat dan
tidak mempunyai kemampuan untuk mengakses atau mengatur informasi
yang cukup besar.
d. Setiap kali diimplementasikan akan sulit dilakukan perbaikan.
Hal yang sama juga dijumpai pada penelitian Mustafidah dan Suwarsito
(2007) tentang mendiagnosa penyebab penyakit ikan dengan menggunakan sistem
pakar (sistem berbasis kaidah). Dalam sistem berbasis kaidah ini sistem akan
melacak masalah secara individual dan disesuaikan dalam kaidah yang tersimpan,
yang masing-masing kaidah merupakan bagian pemecahan masalah tersebut.
Pernyataan ini juga didukung oleh Watson (2001).
Kaidah-kaidah yang ada dikombinasikan secara bersama-sama untuk
memecahkan masalah. Untuk membangun sebuah kaidah, harus diketahui
bagaimana memecahkan masalahnya, hal ini akan sangat komplek dan sangat
memakan waktu. Dalam sistemCBR (sistem penalaran berbasis kasus) tidaklah
demikian. Kita tidak perlu tahu bagaimana memecahkan masalah, tetapi hanya
mencari dan menemukan apa yang telah pernah kita lakukan untuk memecahkan
masalah yang mirip dengan masalah sekarang.
8
1.8 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir
adalah:
1. Metode Analisis
a. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengetahui masalah yang timbul atau
dialami langsung oleh yang bersangkutan. Dalam kegiatan ini diajukan
pertanyaan lisan dan usaha untuk melengkapi data-data yang akan
diperoleh. Wawancara dilakukan pada bagian- bagian yang terkait dengan
sistem pengolahan nilai.
b. Observasi
Penulis melakukan observasi yaitu dengan melihat secara langsung
cara kerja bagian yang terkait dengan pencatatan hasil- hasil kegiatan yang
dilakukan.
c. Studi Pustaka
Penulis menulis dan mempelajari buku-buku yang ada kaitannya
dan mencakup perancangan sistem ini, buku-buku yang ada di
perpustakaan kampus, catatan kuliah, serta dokumen-dokumen yang
terdapat di Universitas Almuslim yang mempunyai hubungan dengan
perancangan sistem ini.
2. Metode Pengembangan Perangkat Lunak
Teknik analisis data dalam pembuatan perangkat lunak menggunakan
paradigma perangkat lunak secara Waterfall, yang meliputi beberapa proses
diantaranya:
a. System / Information Engineering
Merupakan bagian dari sistem yang tersebar dalam pengerjaan suatu
proyek, dimulai dengan menetapkan berbagai kebutuhan dari semua
elemen yang diperlukan sistem dan mengalokasikannya ke dalam
pembentukan perangkat lunak.
9
b. Analisis
Merupakan tahap menganalisis data-data tersebut yang didapat dari
penelitian dari data-data tersebut yang berkaitan dengan penelitian
akan diteruskan ke pembuatan aplikasi.
c. Design
Setelah data dianalisa data yang berkaitan dengan penelitian dibuat ke
dalam bentuk from-from pada aplikasi sehingga mudah dimengerti
oleh user.
d. Coding
Setelah from-from dibentuk kemudian diberikan coding untuk
memproses data-data yang didapat sehingga apliksi dapat digunakan.
e. Pengujian
Tahap akhir dimana suatu apliksi yang sudah selesai dibuat dapat
dirubah atau ditambah sesuai permintaan user.
f. Maintenance (Pemeliharaan)
Tahap ini merupakan tahap akhir dimana perangkat lunak yang telah
selesai diimplementasikan dapat terjadi perubahan-perubahan atau
penambahan-penambahan yang disesuaikan dengan keinginan user.
Gambar 3. Skema Waterfall
10
1.9 Sistematika PenulisanLaporan penelitian ini disusun secara sistematis dalam masing-masing
bab, dimana pada masing-masing bab ini akan ebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pokok bahasan meliputi latar belakang permasalahan, perumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi
penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pokok bahasan menguraikan teori-teori yang mendasari pembahasan
secara detail, dapat berupa definisi-definisi atau model yang langsung
berkaitan dengan ilmu atau masalah yang diteliti.
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini menguraikan tentang analisis terhadap permasalahan yang terdapat
di kasus yang sedang diteliti. Meliputi analisis terhadap masalah sistem
yang sedang berjalan, anallisis hasil solusinya, analisis kebutuhan terhadap
sistem yang diusulkan, analisis kelayakan sistem yang diusulkan.
Perancangan sistem berisikan model-model penyelesaian masalah sistem
lama dengan membuat rancangan untuk sistem baru yang diusulkan.
BAB IV IMPLEMENTASI
Bagian ini berisi penjelasan tentang lingkungan implementasi (OS,
peragkat keras dan bahasa pemrograman yang diguanakan), file-file
implementasi analisa dan perancangan sistem dari masing-masing modul
atau klas (relasinya) serta algoritma yang diimplementasikan.
BAB V PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
Untuk kategori topik pengembangan perangkat lunak (dimana perangkat
lunak sebagai produk utama/akhir), maka bagian ini berisi penjelasan
tentang strategi pengujian (black box atau white box) yang dilakukan.
Dijelaskan juga seluruh kasus uji beserta hasil pengujiannya. Di dalam
11
penjelasan setiap kasus uji harus dimasukkan antara lain tujuan, data
masukan, prosedur uji dan hasil yang diharapkan.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan memuat secara singkat dan jelas tentang hasil penelitian yang
diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian. Kesimpulan didasarkan atas pengujian
dan analisis yang dilakukan di dalam proses penelitian. Kesimpulan harus
memiliki korelasi dengan rumusan masalah. Saran digunakan untuk
menyampaikan masalah yang dimungkinkan untuk penelitian lebih lanjut. Saran
berisi hal-hal yang diperlukan dalam rangka pengembangan topik skripsi
selanjutnya maupun perbaikan yang harus dilakukan sesuai dengan kesimpulan
yang didapatkan.
1.10 Jadwal Penelitian
Dalam merancang suatu aplikasi pakar mendiagnosis penyakit pada ayam
menggunakan metode case based reasoning memerlukan tahapan kegiatan
penelitian, yang dijabarkan sebagai berikut :
Tabel 1.1 Jadwal Penelitian
No. KegiatanMinggu Minggu Minggu
I II III IV I II III IV I II III IV
1. Pengajuan Judul
2. Pengurusan Proposal
3. Seminar Proposal
4. Revisi Skripsi
5. Penelitian
6. Analisis
7. Pengujian
8. Implementsi
top related