proposal kayu manis pelapis lantai_cv'12
Post on 19-Dec-2015
76 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PROPOSAL
BISNIS PARKET POHON KELAPA
Disusun oleh :
Emilia Arizka Putri I0112038
Fika Giri Aspia N I0112052
Fika Zusanti I0112053
Hida Alifa Rahma I0112073
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
BAB 1
KONSEP BISNIS
1.1 Jenis dan Lingkup Usaha
Parket atau lantai kayu merupakan alternatif lain dari dekorasi alas rumah tempat
tinggal. Lantai kayu ini merupakan pilihan lain untuk konsumen properti pasar
dalam menghias rumah tinggal atau tempat usaha khususnya resto dengan desain
modern klasik. Jenis lantai kayu yang ingin kami unggulkan adalah kayu dari
pohon kelapa. Kayu jenis pohon kelapa dipilih karena melihat di daerah
purworejo yang merupakan daerah yang memiliki komoditas pohon kelapa yang
tinggi. Banyak batang pohon kelapa yang menjadi limbah sehingga kami
memanfaatkan untuk flooring kayu pohon kelapa.
Produksi lantai kayu berbahan dasar batang pohon kelapa ini dilakukan di desa
Tambak Rejo Kabupaten Purworejo dan dipasarkan ke seluruh Indonesia dengan
lokasi usaha di Solo Raya. Usaha parket ini memang sudah banyak dipasaran
khususnya pasaran properti namun untuk inovasi menggunakan bahan pohon
kelapa ini masih jarang yang ditemui. Parket produksi kami diharapkan dapat
menjangkau seluruh kalangan terutama kalangan properti rumah dan desain
interior.
1.2 Prospek bisnis dan profitnya
Prospek dari bisnis parket masih terbilang longgar. Pasalnya sekarang ini pasar
rumah tinggal tidak hanya monoton dengan keramik atau lantai batu saja tetapi
kesan ingin tampil beda dengan gaya yang elegan dan terlihat secara alami untuk
hunian mereka pun kian tinggi peminatnya. Jika dikatakan prospek parket atau
lantai kayu ini memiliki jangka waktu yang cukup panjang. Menurut pengalaman
para pembisnis parket yang telah memulai usaha parketnya terlebih dahulu, profit
dari parket ini adalah maksimal sekitar 20%. Memang tidak terlalu tinggi namun
2
dapat menggembalikan modal dengan cepat karena harga pasarnya yang memang
tinggi.
1.4 Resiko Usaha
Resiko usaha dari lantai kayu ini adalah pada penyediaan bahan baku utama dan
aspek pemasaran. Penyediaan bahan baku berupa batang pohon kelapa mungkin
dalam jangka pendek masih bisa didapatkan dari daerah sekitar produksi sendiri
yaitu kabupaten Purworejo, namun dalam jangka panjang dimungkinkan untuk
mencari hingga keluar propinsi. Sedang pada aspek pemsaran, kesulitan yang
dialamai adalah pada pencarian mitra kerja dan promosi produk. Karena usaha
parket atau lantai kayu ini terbilang sudah banyak.
3
BAB 2
ASPEK UMUM DAN LEGALITAS
3.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju ini, lantai berbahan
dasar kayu mulai sulit ditemukan. Masyarakat pada umumnya menggunakan
keramik sebagai bahan dasar lantai ruah mereka. Motif keramik yang begitu-
begitu saja lama kelamaan akan menimbulkan kebosanan tersendiri pada
masyarakat. Terlebih dengan sifat keramik yang mudah pecah dan juga tidak
mampu menyerap panas ketika panas serta bersifat dingin ketika cuaca dingin.
Hal ini membuat kami ingin melakukan terobosan baru dibidang bahan dasar
lantai ini. Yaitu lantai yang berbahan dasar kayu (parquet) dari limbah kayu
kelapa.
Tempat produksi yang kami pilih terletak di Desa Tambak Rejo, Purworejo, Jawa
Tengah. Di desa ini mempunyai potensi sumber daya pohon kelapa yang
melimpah, sehingga memungkinkan banyak limbah kayu kelapa yang tidak
terpakai. Limbah kayu kelapa ini dapat dibuat lantai dengan motif dan bentuk
tertentu. Pemasangan lantai kayu yang mudah dan praktis serta tidak memerlukan
biaya yang besar pasti akan menarik minat masyarakat untuk menggunakan
parquet sebagai bahan dasar lantai rumah mereka.
3.2 Kepemilikan Usaha
3.2.1 Pengurus Perusahaan
Pengurus perusahaan parquet ini terdiri dari 4 anggota yang masing-masing
memegang peran yang sama dalam perusahaan dan mempunyai saham yang sama
dalam perusahaan karena sama-sama ikut mendirikan perusahaan.
Bagan struktur organisasi perusahaan:
4
Pimpinan Usaha:Rangga Saputra
Desain: Fika Giri
Pekerja
Pekerja
Pimpinan Produksi: Hida Alifa Rahma
Pekerja
Pekerja
Pekerja
Keuangan: Emilia Arizka P
Kepala Pengiriman dan Pemasaran: Fika Zusanti
3.2.2 Modal Perusahaan
Modal perusahaan didapat dari pribadi dan sisanya meminjam uang dari bank.
3.3 Dasar Hukum Usaha
Untuk mendirikan perusahaan ini kita membutuhkan surat izin usaha dari kepala
kantor wilayah Departemen Perindustrian dan Perdagangan kabupaten Purworejo
dan Juga surat izin usaha dari pemerintah daerah kabupaten Purworejo sebagai
tempat kita dalam melakukan usaha. Untuk pemasaran sendiri yang bertempat di
Surakarta kita juga harus meminta surat izin dari Departemen Perindustrian dan
Perdagangan kota Surakarta dan Pemkot Surakarta.
5
3.4 Jaminan Kredit
Untuk kredit dari bank kita akan menjaminkan sertifikat tanah salah satu dari 4
orang pendiri perusahaan. Jika menjaminkan sertifikat maka pinjaman yang
diperoleh akan lebih besar daripada menjaminkan BPKP sepeda motor.
6
BAB 3
ASPEK PEMASARAN
3.1 Analisis Pasar
3.1.1 Analisis Produk-Pasar
Produk yang kami tawarkan berbeda dengan produk yang lain, karena produk
yang lain biasanya terbuat dari kayu solid seperti jati, mahoni, ulir sulawesi,
merbau, bengkiral, sedangkan produk kami terbuat dari kayu kelapa yang relatif
lebih murah. Produk ini merupakan inovasi baru di bidang properties terutama
untuk lantai dan natinya bisa dikembangkan untuk properties dinding.
a. Analisis Permintaan
Permintaan pasar akan datang dari tempat usaha makan, galeri galeri usaha seni
dan tempat pertunjukkan seni bahkan tempat tinggal. Sehingga jangkauan
permintaan cukup bervariasi dan banyak.
b. Analisis Penawaran
Penawaran dari produk pesaing sejenis di pasar adalah parquet solid berbahan
kayu jati, kayu mahoni, dan kayu merbau yang memiliki kualitas nomor satu
namun dengan harga yang terbilang sangat mahal untuk per meter perseginya.
Untuk itu kami disini menawarkan jenis kayu solid yang dapat menggantikan
parquet kayu solid dengan kualitas yang hampir sama jenis-jenis kayu diatas
dengan harga yang cukup terjangkau dibanding dengan harga yang ditawarkan
oleh parquet jenis kayu solid diatas. Laba yang didapatkan dari usaha parquet
batang pohon kelapa ini diharapkan dapat mencapai 20%.
c. Peluang Pasar
Harga dari produk yang kami tawarkan lebih murah dibandingkan dengan Parquet
yang terbuat kayu solid yang lain. Tekstur dari batang pohon kelapa yang berserat
membuat berat nya lebih ringan dibandingkan kayu yang lain. Pemasok batang
7
pohon kelapa juga menyediakan cukup banyak kayu dan banyak sehingga kami
berani untuk memproduksi dalam jumlah besar.
3.2 Strategi Pemasaran
3.2.1 Strategi Pasar Sasaran
Strategi pemasaran dari produk ini yaitu menggabungkan dua generasi yang
berbeda dengan konsep classic dan modern. Jadi konsumen yang dituju tidak
hanya satu kalangan saja tetapi juga untuk semua kalangan masyarakat umum.
Pemasaran atau pempubliksian usaha kepada masyarakat umum dengan cara
promosi barang dan menyebarkan selebaran ke segala daerah yang berisi tentang
promosi dan jenis barang yang disajikan, salah satu cara lagi dengan membuat
website atau pun sebuah log guna melayani secara online. Biaya pemasaran
produk :
Tabel 3.1 Rekapitulasi Biaya Promosi
Metode promosi Daerah promosi Biaya
Selebaran Solo Rp.500.000
Website/Blog Seluruh Indonesia Rp.1.000.000
Total Rp.1.500.000
3.3 Bauran Pasar ( 4P )
3.3.1 Produk
Produk kami ini adalah Perquet dari batang pohon kelapa yang akan dibahas
dalam bab setelah ini.
2. Tempat (Place)
Tempat usaha kami berada di kota yang cukup besar di Indonesia sehingga mudah
untuk dicari. Kami oun mendistribusikan produk kami ke beberapa kota lain di
Indonesia bahkan ke luar negeri.
8
3. Price (Harga)
Harga yang ditawarkan tentu lebih murah dikarenakan bahan baku yang
digunakan. Walaupun menggunakan limbah namun kualitas yang dihasilkan juga
tidak kalah bagus dan kuat. Karena proses produksi yang dilakukan telah
membuat limbah kayu pohon kelapa menjadi kuat dan tahan akan rayap serta
tidak busuk.
4. Promotion (Promosi)
Produk kami akan di promosiakan melalui berbagai cara dan media.
a. Advertising (periklanan)
Advertising sebagai media iklan dilakukan melalui media televisi, koran, hingga
majalah. Iklan juga dilakukan pada media online (website).
b. Personal Selling (penjualan perseorangan)
Kami menggunakan cara ini sebagai salah satu cara untuk memasarkan produk
parquet. Personal selling misalnya hanya dilakukan melalui pelayanan via telepon
atau online.
c. Sales Promotion (SP)
Walaupun iklan sudah dilakukan melalui media visual seperti video, tapi promosi
juga tetap dilakukan Garuda Indonesia pada media cetak seperti koran dan
majalah.
d. Public Relation (PR)
Untuk terus menjaga hubungan serta loyalitas pengguna Produk Parquet kami
tetap melakukannya melalui seorang Public Relation (PR). Misalnya mengadakan
pameran, donasi, dan kotak saran baik via telepon maupun media online.
9
BAB 4
ASPEK TEKNIK & PRODUKSI
4.1 Lokasi Usaha
Alamat lokasi : Jl. Brigjen Katamso
Area : Mojosongo
Kota : Surakarta
4.2 Pengadaan Barang/Pasokan
Dikarenakan bahan baku parket dari kayu solid semakin sulit dan sangat terbatas,
maka bahan baku yang kami gunakan dalam pembuatan parket ini adalah limbah
batang pohon kelapa yang tidak terpakai. Dengan pasokan limbah batang kelapa
yang didatangkan dari desa Tegalrejo, Purworejo.
4.3 Rencana Pembangunan
4.3.1 Luas dan Layout Area
Luas tanah : 125 m2
Luas bangunan : 160 m2
Gambar lokasi usaha :
10
4.3.2 Peralatan
Dalam kegiatan pembuatan parket, kami menggunakan peralatan yaitu sebagai
berikut :
No Nama Alat Kegunaan
1. Bandway Untuk membelah log menjadi papan tipis
2. Mesin Gergaji Circle Untuk membelah kayu menjadi potongan kayu kotak
3. Oven/Kiln Dry Pengering sawn timber kayu
4. Mesin Moulding Untuk diberi profil tang and groove (T & G)
5. Mesin Double End Untuk membuat profil t & g pada ujung parquet
4.4 Proses Produksi Barang/Jasa
4.4.1 Proses Pembuatan Parquet Engineering (Tanpa Lem)
1. Mengurangi kadar air batang pohon kelapa dengan dimasukkan ke dalam
oven tradisional selama 10 hari hingga 90 % dengan tujuan agar kayu tidak
mudah busuk dan rapuh.
2. Limbah kayu yang sudah kering dipotong menjadi persegi, potong juga
bagian kulit terluarnya.
3. Membuat kuncian di tiap sisi kayu, kemudian dibuat lekukan dan ditambah
potongan kayu.
4. Kemudian dirangkai hingga presisi dan pas sehingga parquet bisa digunakan.
5. Bagian permukaan parket digosok dengan amplas agar menjadi lebih halus.
6. Olesi dengan anti hama di permukaan parket, supaya kayu tahan dari
serangan rayap.
7. Bagian permukaan parket digosok dengan amplas agar menjadi lebih halus.
8. Semprot dengan shading agar obat anti rayap tetap melekat di permukaan
kayu atau bisa di cat menggunakan melamin agar tetap mengkilat.
11
4.4.2 Cara Pemasangan Parquet Jenis Engineering (Tanpa Lem)
1. Pasang alas stereofoam di lantai atas semen, lalu pasang parket di atas
steroform, stereofoam untuk menghindari parket lembab dan suara gesekan
antara parket dan semen.
2. Kemudian sambung satu parket dengan yang lain tanpa lem, karena bagian
pinggir parket sudah dibuat saling mengunci jadi tidak bisa terlepas.
pemasangan parket tanpa lem ini tidak akan merusak parket jadi lebih mudah
bongkar pasangnya.
4.4.3 Cara Perawatan Parquet
Jika terkena cat atau bahan yang susah hilang, cukup dibersihkan
menggunakan alkohol atau thinner.
4.4.4 Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan lantai menggunakan parquet
1. Memunculkan Kesan Alami. Dengan pemakaian lantai dari bahan kayu kesan
alami dan natural dalam rumah akan tercipta. Bagi yang menyukai suasana
alam pemakaian lantai kayu ini bisa menimbulkan kesan mendalam sehingga
dia akan merasa betah berada di dalam rumah. Disamping itu motif pada kayu
yang beraneka ragam menjadikan kita lebih leluasa dalam memilih motif yang
sesuai dengan desain interior ruangan dalam rumah kita.
2. Membuat Ruangan Menjadi hangat. Kelebihan lantai kayu akan membuat
ruangan menjadi hangat meskipun pada musim dingin atau musin penghujan.
Karena sifat dari kayu yang mampu menyimpan panas pada siang hari yang
selanjutnya akan digunakan untuk menghangatkan udara pada malam hari.
Kelemahan lantai rumah menggunakan parquet :
1. Mudah Keropos. Lantai kayu yang kurang mendapatkan perlakuan khusus saat
akan dipasang terutama penanggulangan terhadap rayap, maka setelah
dipasang di lantai beberapa lama pasti akan mengalami keropos yang
disebabkan oleh rayap ataupun oleh kelembapannya. kelembapan akan
12
berpengaruh terhadap kayu, kayu menjadi mudah lapuk dan menimbulkan bau
yang kurang sedap.
2. Lantai Memuai. Kekurangan lantai kayu yang lain yaitu sifat dari kayu yang
bisa memuai ataupun menyusut saat terjadi perubahan suhu yang drastis. Jika
lantai kayu mengalami pemuaian maka akan menjadikan lantai tidak rata dan
tidak nyaman.
3. Susah Dibersihkan. Lantai kayu jika terkena noda dari tinta atau cat maka
untuk membersihkannya akan sedikit mengalami kesulitan. karena sifat dari
cairan tinta ataupun cat tersebut akan meresap ke dalam kayu selanjutnya
menyatu dengan kayu. selain itu lantai kayu yang jarang dibersihkan bisa
menjadi sarang penyakit dan bakteri yang bisa bersembunyi di sela-sela serat
kayu.
4.4.5 Penyediaan Faktor Pendukung
Tenaga Kerja
Dalam pemasangan lantai parquet ini, kami merekrut dua tukang yang sudah
berpengalaman di bidang ini. Jika ada banyak proyek, maka kami akan merekrut
tenaga lepas. Tenaga lepas ini tidak perlu berpengalaman khusus di bidang
pemasangan parket. Yang terpenting adalah memiliki pengalaman sebagai tukang.
Tenaga lepas ini paling tidak membutuhkan lima orang yang dibayar secara
harian.
Rencana & Target Produksi
Ukuran Model Parquet :
BOX 1 UKURAN 1,2cm x 5cm x 20cm = Rp 143.000/m2 (type parquet)
BOX 2 UKURAN 1,2cm x 5cm x 25cm = Rp 160.000/m2 (type parquet)
BOX 3 UKURAN 1,2cm x 5cm x 30cm = Rp 192.000/m2 (type parquet)\
RANDOM PAQUET (Sesuai Pesanan)
Bila dimisalkan dalam 1 hari pembuatan parquet box 1 ukuran 1,2cm x 5cm x
20cm, kami dapat menghasilkan jumlah produksi sebanyak 25 box parquet.
13
Dimana dalam 1 box tersebut dapat menutupi bidang lantai seluas 3,24 m2. Dalam
1 hari untuk mencapai target maka di perlukan biaya produksi, total biaya
produksi secara statistik rata-rata sesuai yang sudah kami perhitungkan
dibutuhkan biaya sebesar Rp. 429.000 per hari per 3 box. Total biaya tersebut
termasuk dalam biaya untuk bahan dan lain-lain. jadi dalam 1 bulan biaya
produksi sebesar 429.000 x 30 hari = 12.870.000 rupiah, untuk ukuran parquet
box 1.
Transportasi
Terkait dengan alat transportasi, kami memiliki mobil jenis bak terbuka untuk
mengangkut bahan baku.
Dana
Mengenai modal finansial, sebenarnya tidak begitu besar. Barang inventaris yang
harus dimiliki antara lain aneka alat pertukangan, mesin pemotong kayu dan
mesin press lantai. Untuk mengawali bisnis ini, kami cukup memiliki masing-
masing dua unit mesin pemotong kayu dan mesin press lantai.
Lain-lain
Yang termasuk dalam biaya pengeluaran antara lain belanja bahan baku termasuk
bayar tukang, bayar tenaga lepas, cicilan kendaaan, biaya listrik dan air. Biaya
bahan baku adalah yang paling besar menyedot biaya, untuk gaji tukang dan
tenaga lepas tidak begitu besar.
Namun, bila dalam waktu sebulan usaha ini sudah mendapatkan lima klien dengan
luas pasang dan harga yang telah diperhitungkan, dalam waktu satu bulan, sudah
bisa balik modal.
14
BAB 5
ASPEK KEUANGAN
3.1 BIAYA PENGELUARAN
Adapun rincian awal memulai usaha yang dikeluarkan adalah sebagai berikut:
Modal Awal
Pribadi = Rp 80.000.000
Bank = Rp 150.000.000
Tabel 3.1 Modal Awal/ Pengeluaran Memulai Usaha
No Nama Pengeluaran Jumlah Keterangan
1 Promosi usaha Rp. 1.500.000 -
2 Sewa Tempat Rp. 35.000.000 @tahun
3 Pembelian Bahan Rp. 40.000.000 Sesuai kondisi
4 Pembelian alat produksi Rp. 20.000.000Semua alat produksi
5 Pembuatan surat hak membuka usaha Rp. 5.000.000 -
6 Pembuatan papan nama usaha Rp. 300.000 Diawal usaha
7 Transportasi (mobil pengantar barang) Rp. 120.000.000 2 buah
TOTAL Rp. 221.800.000 Dapat berubah
15
Tabel3.2 Biaya Pengeluaran Setelah Usaha Di Mulai
No. Nama Pengeluaran @bulan Total (@tahun)
1 Gaji pegawai handal Rp. 5.750.000 Rp. 69.000.000
2 Gaji pegawai lepas Rp. 5.000.000 Rp 60.000.000
3Biaya produksi (bahan)
Rp. 50.000.000 Rp. 600.000.000
4 Biaya transportasi Rp. 6.000.000 Rp. 72.000.000
5 Iuran Listrik dan air Rp. 2.000.000 Rp. 24.000.000
6 Biaya tak terduga Rp. 6.000.000 Rp. 72.000.000
7 Bonus tahunan Rp. 2.000.000
Total Rp. 899.000.000
Biaya penyusutan mobil selama penggunaan 5 tahun
= 1/ 60 bulan x Rp 100.000.000,00 = Rp 1.666.666,667
Sehingga total, Rp 20.000.000 + Rp 899.000.000 = Rp. 919.000.000
Tabel 3.3 Pemasukan Usaha Selama 1 Tahun
No Nama
Jumlah penjualanRata-rata(@hari)
Hargarata-rata (@box)
Jumlah harga (@hari)
@bulan @Tahun
1Penjualan barang
25 Box 1 Rp. 143.000
Rp. 12.375.000 Rp. 309.375.000 Rp. 3.712.500.00025 Box 2 Rp. 160.000
25 Box 3 Rp. 192.000
2Jasa antar barang
Rp. 200.000 Rp. 6.000.000 Rp. 72.000.000
3Jasa Pemasangan
Rp. 2.500.000 Rp. 7.500.000 Rp. 18.750.000 Rp. 22.500.000
TOTAL Rp.3.807.000.000,-
Laba yang didapatkan per tahun-nya = Rp 3.807.000.000 – Rp 919.000.000
16
= Rp 2.888.000.000,-
Laba yang didapatkan per bulan-nya = Rp 240.666.667,-
Laba masing-masing personal (dianggap sama) = Rp. 48.133.334,-
Analisi Penghitungan nilai BCR
BCR = total pemasukan / total pengeluaran
= 3.807.000.000 / 919.000.000
= 4,143 >> 1
nilai BCR lebih besar dari 1, oleh karena itu usaha ini layak untuk dilaksanakan.
ANALISA PENGEMBALIAN MODAL KE BANK
Dengan total modal awal sebesar Rp.150.000.000, seluruh modal awal ini berasal
dari pinjaman BANK mandiri dengan besar bunga sebesar 12 % dan dalam jangka
waktu 10 tahun, ada pun keuntungan pertahun yang di dapat dari usaha ini adalah
sebesar Rp 278.000.800 ini merupakan pendapatan bersih. Pinjaman ke bank
sebesar Rp 150.000.000
Perhitungan besar pembayaran ke bank pertahunnya.
Dengan rumus A terhadap P.
P = Rp 150.000.000 pada tahun 2014
F = P
F = Rp 150.000.000 (1,12)
= Rp 168.000.000,- dijadikan present P2
Sehingga dapat di hitung dengan rumus kedua untuk mendapatkan annuty konstan
tiap tahunnya.
A = Rp 168.000.000
A = Rp 36.734.513,27
Tabel pelunasan utang pinjaman kepada BANK.
17
Tabel 3.5 Jumlah Pembayaran konstan setiap tahun
Tahun
Bunga (12% dari pinjaman awal tahun )
Rp.
Pinjaman total sebelum
pembayaran akhir tahunRp.
Pembayaran akhir tahun
Rp.
Uang pinjaman setelah pembayaran
akhir tahunRp.
2014 150.000.000
2015 168.000.000
2016 20.160.000 188.160.000 36.734.513,27 151.425.486,7
2017 18.171.058,41 169.596.545,1 36.734.513,27 132.862.031,9
2018 15.943.443,82 148.805.475,7 36.734.513,27 112.070.962,4
2019 13.448.515,49 125.519.477,9 36.734.513,27 88.784.964,64
2020 10.654.195,76 99.439.160,4 36.734.513,27 62.704.647,13
2021 7.524.557,66 70.229.204,78 36.734.513,27 33.494.691,51
2022 4.019.362,98 37.514.054,5 36.734.513,27 779.541,2267
2023 93.544,95 873.086,17 36.734.513,27 0
Total 293.876.106,2 0
Break Even Point ( BEP)BEP = Rp 293.876.106,2 / Rp. 143.000
= 2055,0777 / 12
= 172 BOX I
Dengan demikian semua biaya dikeluarkan akan tertupi (impas) setelah terjual produk sebanyak 172 BOX 1 ukuran terkecil selama 1 tahun.
18
BAB VI
PENUTUP
1. Jumlah dana yang dipinjam ke Bank adalah Rp. 150.000.000,00
2. Pay Back Period ( waktu pengembalian modal ) yaitu : 10 tahun
3. Dalam pengembalian Modal yang dipinjam ke Bank dengan pembayaran tiap tahun sebesar Rp 36.734.513,27 dengan bunga bank sebesar 12% dan dalam jangka waktu 10 tahun.
4. Perkiraan penghasilan yang akan diperoleh setiap tahunnya yaitu Rp 2.888.000.000,00 dengan asumsi penghasilan perbulan yaitu Rp. 240.666.667,- (belum dibagian rata dengan 5 pemilik modal)
Dengan menabung pendapatan bersih ke bank setiap bulannya maka akan akan mendapat kan keuntungan yang lebih besar dari bunga bank yang di berikan.
Adapun biaya tak terduga tiap bulannya yaitu sebesar Rp.6.000.000,- ,dimana
biaya ini meliputi :
1) Kerusakan mobil yang tak terduga
2) Jumlah barang produksi yang rusak atau pecah
3) Bahan atau perlatan kecil yang rusak atau hilang dan lain-lain
19
top related