proposal
Post on 27-Oct-2015
33 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
DWI ADE NOVIANTORO137795019
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN
DENGAN LAB VIRTUAL PHET SEBAGAI PELENGKAP LAB RIIL
DALAM PEMBELAJARAN FISIKA JURUSAN MULTIMEDIA
DI SMKN 1 NGANJUK
A. LATAR BELAKANG
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan
formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan
menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan
dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs. SMK sering disebut juga STM
(Sekolah Teknik Menengah). Dalam kajian kurikulum SMK tahun 2007, uraian tentang
kelompok mata pelajaran yang berisi deskripsi kelompok mata pelajaran spesifik SMK
merujuk kepada Permendiknas 22 tahun 2006, meliputi tiga kelompok mata pelajaran, yaitu
kelompok normatif, kelompok adaptif, dan kelompok produktif. Fisika adalah mata
pelajaran yang termasuk dalam kelompok adaptif, yaitu mata pelajaran dasar yang
mendukung program produktif.
Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), ilmu pengetahuan alam (IPA)
merupakan salah satu mata pelajaran wajib di sekolah. IPA merupakan mata pelajaran yang
berhubungan dengan fenomena yang terjadi di alam, dengan mempelajari seluk beluk alam
dan fenomenanya, siswa diharapkan mampu memahami manfaat alam dalam kehidupan
sehari-hari dan dapat bermanfaat bagi siswa dalam menjalani kehidupannya. Secara umum
IPA meliputi tiga bidang ilmu dasar, yaitu biologi, fisika, dan kimia. Fisika merupakan salah
satu cabang IPA (sains) yang mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep hidup
harmonis dengan alam. Fisika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan antara
lain : mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan dan
menguji hipotesis melalui percobaan, merancang instrumen percobaan, mengumpulkan ,
mengolah dan menafsirkan data serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan
tertulis (Tim BSNP : 2007).
Sains itu terbentuk dan berkembang melalui suatu proses ilmiah. Menurut Rudy
Unesa(rudy-unesa.blogspot.com) dalam pembelajaran sains, proses ilmiah tersebut harus
dikembangkan pada siswa sebagai penglaman yang bermakna. Sains tidak hanya
DWI ADE NOVIANTORO137795019
mengutamakan hasil (produk) saja, tetapi proses juga sangat penting dalam membangun
pengetahuan siswa. Mengingat bahwa sains tidak hanya mengutamakan hasil (produk) saja,
dalam hal ini berarti siswa perlu untuk di ajak dan atau ikut terlibat dalam kegiatan
laboratorium. Maka dari itu kegiatan laboratorium dalam pembelajaran fisika sangat penting,
hal ini sesuai dengan Permendiknas No. 41 tahun 2007 yaitu dalam pelaksanaan
pembelajaran seharusnya guru memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di
laboratorium.
Berdasarkan pengalaman peneliti ketika PPL di SMK N 1 Nganjuk, kenyataan di
lapangan, praktik pembelajaran fisika di SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) tersebut, siswa
dan guru cenderung mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan laboratorium fisika.
Demikian dikarenakan ketidak tersediaannya sarana laboratorium. Hal ini diungkapakan
salah seorang guru fisika di sekolah yang menyatakan bahwa di SMK tersebut hanya
memiliki termometer, jangka sorong, serta mikrometer skrup, itupun hasil suadaya guru-
guru fisika setempat. Hasil wawancara dengan salah seorang siswa menyatakan bahwa
mereka tidak pernah melakukan pembelajaran fisika dengan kegiatan laboratorium.
Karena pada dasarnya kegiatan laboratorium harus dilaksanakan, maka tidak ada
salahnya pembelajaran tersebut dapat dilengkapi dengan memanfaatkan laboratorium virtual
yang memungkinkan melakukan kegiatan praktikum tanpa tersedianya sarana laboratorium
sesungguhnya (laboratorium riil). Sesuai dengan yang dikatakan Mulyasa (2006 : 107)
bahwa fasilitas pendidikan pada umunya mencakup sumber belajar, sarana dan prasarana
yang menunjang lainya, serta penggunaan teknologi dalam pendidikan dan pembelajaran
dimaksud untuk memudahkan atau mengefektifitaskan kegiatan pembelajaran. Jadi
pemanfaatan laboratorium virtual bukan untuk menggantikan peran laboratorium yang
sebenarnya (laboratorium riil), namun sebagai alternatif solusi pelengkap atas minimnya
peralatan laboratorium fisika yang sesungguhnya di sekolah-sekolah.
Laboratorium Riil atau yang sering kita sebut Laboratorium Ilmu Pengtahuan Alam
merupakan sumber belajar, sarana dan prasarana yang menunjang terbentuknya proses
belajar mengajar yang baik dalam usaha mencapai tujuan pendidikan IPA. Menurut Adam
(2009), laboratorium adalah tempat melakukan percobaan dan penyelidikan
Laboratorium virtual yang dimanfatkan adalah simulasi interakif PhET Colorado.
PhET (Physics Education Technology) merupakan sebuah situs yang menyediakan simulasi
DWI ADE NOVIANTORO137795019
pembelajaran fisika yang dapat di download secara gratis untuk kepentingan pengajaran di
kelas atau dapat digunakan untuk kepentingan belajar individu. Simulasi interaktif PhET
Colorado merupakan media simulasi interaktif yang menyenangkan dan berbasis penemuan
(research based) yang berupa software dan dapat digunakan untuk memperjelas konsep-
konsep fisis atau fenomena yang akan diterangkan yang merupakan ciptaan dari komunitas
sains melalui PhET Project di University of Colorado, USA(PhET.colorado.edu).
Kelebihan dari simulasi PhET yakni dapat melakukan percobaan secara ideal, hal ini
tidak dapat dilakukan dengan menggunakn alat yang sesungguhnya. Dipilihnya simulasi
PhET ini karena simulasi ini berbasis program java yang memiliki kelebihan menurut
Madlazim (2007 : 2) yaitu easy java simulations (ejs) dirancang khusus untuk memudahkan
tugas para guru dalam membuat simulasi fisika dengan memanfaatkan komputer sesuai
dengan bidang ilmunya.
Segala apapun itu pasti memiliki kurang dan lebih. Memang tidak ada yang lebih
bermakna kecuali belajar dengan keadaan yang sebenarnya yaitu melakukan percobaan
secara riil dalam laboratorium sebagai pengalaman. Mengingat konsep belajar yang
dicanangkan oleh UNESCO dalam wujud empat pilar pendidikan salah satunya adalah
belajar melakukan sesuatu (“learning to do”). Dengan pembelajaran yang memanfaatkan
lab virtual PhET, pilar tersebut tidak dapat terpenuhi tapi memungkinkan untuk
melaksanakan kegiatan laboratorium tanpa adanya sarana prasarana laboratorium
sesungguhnya dan pada waktu dan tempat yang tidak terbatas.
Hal ini sangat menunjang pembelajaran fisika di jurusan multimedia yang basiknya
memang di lingkup pemanfaatan media lebih khusus disini yaitu laboratorium virtual.
Siswa-siswa jurusan tersebut akan lebih senang dan bergairah karena sesuai dengan apa
yang mereka pelajari, meskipun belajar fisika tetapi mereka tetap berkecimpung dalam dunia
multimedia.
Pada penelitian ini dipilihnya materi kelistrikan adalah ruang lingkup mata pelajaran
fisika di SMK, salah satunya adalah konsep kemagnetan dan kelistrikan. Pada materi
kelistrikan fenomena fisisnya abstrak, tidak terlihat secara kasat mata. Selama ini
pembuktian adanya arus listrik, hanya jika kita melihat lampu dapat menyala. Kita tidak
dapat mengamati aliran elektronnya, dengan menggunakan simulasi PhET hal yang tidak
terlihat tersebut misalkan aliran elektron akan dapat teramati dengan jelas (kongkret).
DWI ADE NOVIANTORO137795019
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat
(http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan). Pelaksanaan pendidikan dapat berjalan efektif dan
sesuai harapan dengan melaksanakan sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor
19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan salah satu standar yang harus
dikembangkan ádalah stándar proses. Standar proses menurut PP No.19 tahun 2005 meliputi
perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil
pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses
pembelajaran yang efektif dan efisien.
Dalam SMK telah disebutkan bahwa mata pelajaran fisika merupakan mata pelajaran
adaptif. Dikarenakan bukan merupakan mata pelajaran utama maka terkesan kurang
mendapatkan perhatian, sehingga pada praktiknya saat ini pelaksanaan pendidikan fisika di
SMK kurang sesuai dengan keadaan ideal yang telah diuraikan tersebut. Terlebih dalam
perencaan proses pembelajaran belum terlaksana secara maksimal. Padahal dapat disiasati
dengan memanfaatkan teknologi informasi yaitu menggunakan lab Virtual PhET seperti
dalam penelitian Rudy dkk disimpulkan bahawa proses pembelajaran melalui lab virtual
PhET cukup memberikan keterampilan berpikir yang baik kepada siswa. Terlebih selama ini
perangakat pembelajaran di SMK hanya berorientasi pada level kognitif belum
diimplementasikan dengan lab Virtual PhET. Sehingga dikhawatirkan tidak terwujudnya
proses pembelajaran sesuai harapan
Atas dasar tersebut maka perlu dilakukan penelitian yang dapat mewujudkan
perangkat pembelajaran berintegrasi pada PhET dengan judul “pengembangan perangkat
pembelajaran dengan lab virtual PhET sebagai pelengkap lab riil dalam pembelajaran
fisika jurusan multimedia di SMKN 1 Nganjuk”
B. RUMUSAN MASALAH
Atas dasar latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang muncul dalam penelitian ini
adalah “pengembangan perangkat pembelajaran dengan lab virtual PhET sebagai pelengkap
lab riil dalam pembelajaran fisika”
Dari rumusan masalah di atas maka pertanyaan penelitian yang muncul adalah :
DWI ADE NOVIANTORO137795019
1. Bagaimanakah kelayakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan di SMKN 1
Nganjuk?
2. Bagaimana keterlaksanaan perangkat pembelajaran dengan Lab virtual PhET sebagai
pelengkap lab riil dalam pembelajaran fisika di SMKN 1 Nganjuk ?
Yang meliputi antara lain :
a. Respons siswa terhadap perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan
b. Ketuntasan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran ini
c. Proses pelaksanaan pembelajaran dengan perangkat yang dikembangkan
DWI ADE NOVIANTORO137795019
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan kelayakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan di SMKN 1
Nganjuk.
2. Mendeskripsikan keterlaksanaan perangkat pembelajaran dengan lab virtual PhET
sebagai pelengkap lab riil dalam pembelajaran fisika di SMKN 1 Nganjuk.
Keterlaksanaan meliputi ; respons siswa, ketuntasan hasil belajar siswa, dan proses
pelaksanaan pembelajaran.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan informasi dan
pemikiran untuk mengembangkan perangkat pembelajaran yang lebih baik sehingga
mampu menunjang pembelajaran serta dapat digunakan untuk mengadakan penelitian
lebih lanjut.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
- Memperkaya perangkat pembelajaran
- Sebagai masukan bagi sekolah bahwa dengan pembelajaran fisika berbasis
teknologi informasi maka siswa akan selalu bisa mengikuti perkembangan di era
globalisasi ini
b. Bagi Guru Bidang Studi
- Memudahkan guru mengajarkan konsep dalam pembelajaran
- Memberikan gambaran bagi guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam proses
pembelajaran
- Sebagai masukan bahwa teknologi informasi sangat berperan dalam proses
pengembangan pembelajaran fisika di SMK
c. Bagi Siswa
- Mempermudah siswa dalam memahami konsep yang dipelajari
- Menambah daya kreatifitas siswa
- Melatih keterampilan siswa
DWI ADE NOVIANTORO137795019
E. DEFINISI, ASUMSI, DAN KETERBATASAN
1. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi penafsiran yang berbeda terhadap maksud penelitian ini, maka perlu
dijelaskan beberapa istilah sebagai berikut :
a. Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran merupakan pegangan bagi guru dalam melaksanankan
pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan atau lapangan untuk setiap kompetensi
dasar yang meliputi: Silabus, RPP, Handout, LKS, Lembar Penilaian
b. Laboratorium Fisika
Laboratorium adalah tempat khusus yang dilengkapai dengan alat-alat laboratorium
dimana siswa melakukan percobaaan atau penalitian untuk melaksanakan ketramplan
proses sains yang dilatihkan secara indifidu ataupun secara kelompok dengan
bimbingan guru untuk berlatih memecahkan masalah yang diahadapi dengan
menggunakan panca indra, otak dan tenaga.
c. Lab Virtual PhET
Lab Virtual PhET yang dimaksud dalam penelitian ini adalah laboratorium maya
berupa software simulasi komputer PhET yang dikembangkan oleh Colorado
University berbasis program java yang memiliki kelebihan easy java simulations
(ejs) dirancang khusus untuk memudahkan tugas para guru dalam membuat simulasi
fisika dengan memanfaatkan komputer sesuai dengan bidang ilmunya.
2. Asumsi
Penelitian ini didasari beberapa asumsi sebagai berikut :
a. Para reviewer memberikan penilaian secara objektif dan sungguh-sungguh
b. Siswa mengerjakan tes dan mengisi angket yang diberikan oleh guru dengan jujur
karena dikerjakan sendiri oleh siswa dan diawasi oleh guru.
3. Keterbatasan
Dengan mengingat keterbatasan yang ada dalam penelitian ini, maka peneliti
memberikan batasan-batasan sebagai berikut :
a. Empat tahap dalam Four-D yang digunakan dibatasi pada 3-D yaitu Define
(pendefinisian), Design (perancangan), dan Develop (pengembangan).
DWI ADE NOVIANTORO137795019
b. Validasi dalam penelitian ini dibatasi pada 2 orang dosen ahli fisika dan 1 orang guru
fisika SMK
c. Penelitian ini difokuskan pada sub pokok bahasan Kelistrikan arus searah kelas XI /
2
d. Uji coba terbatas penelitian ini dilakukan pada 18 siswa
top related