program pembiasaan keagamaan
Post on 27-Oct-2015
70 Views
Preview:
TRANSCRIPT
42
BAB III
PROGRAM PEMBIASAAN BIDANG STUDI PAI
DI SLTP NEGERI 10 TEGAL
A. Gambaran Umum SLTP Negeri 10 Tegal
1. Tinjauan Historis
SLTP Negeri 10 Tegal merupakan satu lembaga yang
menyelenggarakan pendidikan secara formal yang mempunyai peranan
penting dalam usaha mendidik atau mendewasakan siswa dan
menjadikannya sebagai anggota masyarakat yang berguna.
SLTP Negeri 10 Tegal sebelumnya adalah SMP Negeri X Tegal
kemudian berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia No. 30/V/1979 tertanggal 17 Februari
1979 ditetapkan menjadi SLTP Negeri 10 Tegal.
Dari tahun ke tahun sekolah ini senantiasa mengalami
perkembangan dan kemajuan, baik ditinjau dari segi kualitas maupun
kuantitas yang meliputi bertambahnya jumlah siswa setiap tahun dan
kelengkapan sarana dan prasarana.1
2. Tinjauan Geografis
Lokasi SLTP Negeri 10 Tegal sangat mendukung dan
memudahkan proses belajar bagi siswa karena suasana sejuk dan
transportasi menuju ke lokasi sangat mudah.
SLTP Negeri 10 Tegal berada di Kelurahan Mangkukusuman
Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal, tepatnya di jalan Kartini No. 58
Tegal dan hanya berjarak ± 1 km dari pusat kota Tegal. Sedangkan batas
SLTP Negeri 10 Tegal adalah:
a. Sebelah Barat : Bank Mandiri
b. Sebelah Timur : SD Negeri Mangkukusuman 9
c. Sebelah Utara : SD Negeri Mangkukusuman 1
1 Wawancara dengan Guru SLTPN 10 Tegal Bapak Saripin, S.Pd pada tanggal 21
September 2005.
42
43
d. Sebelah Selatan : SMU Muhammadiyah Tegal
3. Struktur Organisasi
Adapun susunan struktur organisasi SLTP Negeri 10 Tegal adalah
sebagaimana terlampir.
4. Visi, Misi dan Tujuan SLTP Negeri 10 Tegal
a. Visi : Berkualitas, kreatif, berbudaya, berbudi pekerti luhur
Berdasarkan Imtaq dan Iptek
b. Misi:
1. Melakukan kegiatan pembelajaran efektif sesuai karaktersitik
keilmuan tiap-tiap pelajaran dan berorientasi pada ketuntasan
pencapaian hasil belajar.
2. Menumbuhkan semangat berprestasi terhadap segenap warga
sekolah
3. Menciptakan kemandirian dalam sikap dan perilaku secara optimal
4. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh
warga sekolah sesuai dengan peran, fungsi dan kedudukannya.
5. Mendorong siswa gemar berkomunikasi dengan menggunakan
Bahasa Inggris di sekolah
6. Mendorong terbentuknya manusia yang berbudaya didasari oleh
penghayatan terhadap agama yang dianutnya secara benar.
7. Mengupayakan agar senantiasa aktif dalam berbagai kegiatan baik
intra maupun ekstrakurikuler.
c. Tujuan
1. Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di sekolah
2. Inovasi dalam input dan proses pembelajaran.
3. Pengembangan lingkungan sekolah menuju komunitas belajar.
4. Pengembangan kinerja profesional guru
5. Penggalangan partisipasi masyarakat.2
2 Data diperoleh dari papan monografi kantor SLTP Negeri 10 Tegal.
44
5. Keadaan Guru dan Murid
a. Keadaan Guru
SLTP Negeri 10 Tegal mempunyai staf pengajar yang memadai
yaitu sejumlah 30 orang termasuk Kepala Sekolah yang terdiri dari 16
orang guru laki-laki dan 14 orang guru perempuan, dengan tingkat
pendidikan sebagian besar atau 22 orang berijazah Strata 1 (S1), 2
orang berijazah Diploma III (DIII), 1 orang berijazah PGSLTP dan 1
orang berijazah Strata 2 (S2).
Keadaan yang demikian sangat mendukung kelancaran baik
dalam proses belajar mengajar maupun dalam peningkatan mutu dan
kualitas SLTP Negeri 10 Tegal. Selain dari tingkat pendidikan, faktor
yang menunjang adalah pengalaman mengajar bagi guru yang rata-rata
berpengalaman lebih dari 5 tahun dalam mengajar. Dalam
meningkatkan pengembangan kinerja professional guru SLTP Negeri
10 Tegal telah menyiapkan program kerja yaitu pengadaan
perpustakaan mini khusus untuk guru, workshop penyusunan silabus
dan sistem penilaian yang berbasis atau berorientasi KBK, Monitoring
dan Evaluasi kinerja guru melalui supervisi kelas, peningkatan MGMP
tingkat sekolah.
b. Keadaan Siswa
SLTP Negeri 10 Tegal mempunyai siswa yang sangat banyak
yaitu sejumlah 517 orang siswa terdiri dari 159 siswa kelas 1, 161
orang siswa kelas 2 dan 197 orang siswa kelas 3. Jumlah siswa yang
banyak ini sangat mendukung dalam setiap pelaksanaan kegiatan baik
yang bersifat ekstra maupun intrakurikuler. Begitu juga dalam
pelaksanaan program pembiasaan ini, peran aktif siswa sangat
membantu kesuksesan program pembiasaan.
6. Keadaan Tata Usaha
Keadaan tata usaha sebagaimana terlampir.
45
7. Keadaan Sarana dan Prasarana
Sarana yang dimaksud di sini adalah segala sesuatu yang dapat
membentuk pelaksanaan ibadah shalat dalam mencapai tujuan pendidikan.
Sarana pendidikan shalat yang berupa bangunan mushala sudah ada dan
dalam melaksanakan praktek shalat juga dilakukan di mushala
menggunakan tikar atau sajadah yang disediakan oleh sekolah, sedangkan
penerapan untuk anak putrid disediakan sekolah yang berupa mukena yang
jumlahnya sangat terbatas dan kebanyakan siswa membawa mukena
sendiri-sendiri.
B. Dasar, Materi dan Tujuan Program Pembiasaan Bidang Studi PAI di
SLTP Negeri 10 Tegal
1. Dasar Pembiasaan Bidang Studi PAI
SLTP Negeri 10 Tegal sebagai salah satu sekolah yang
memperoleh predikat Sekolah Standar Nasional (SSN) di kota Tegal telah
melakukan berbagai inovasi bagi kemajuan dan kesuksesan pembelajaran
di sekolah baik melalui kegiatan intra maupun kegiatan ekstrakurikuler.
Untuk menunjang kemajuan dan kesuksesan yang diharapkan maka pihak
SLTP N 10 Tegal memutuskan untuk menerapkan program pembiasaan.
Dalam hal ini adalah implementasi program pembiasaan bidang
studi PAI di SLTP N 10 Tegal. Implementasi yang penulis maksud adalah
pelaksanaan atau penerapan. Program pembiasaan sendiri mempunyai arti
segala sesuatu yang baik yang dibiasakan, terutama dilakukan anak pada
orang tua / guru.
Latar belakang diterapkannya program pembiasaan untuk mata
pelajaran PAI adalah karena telah diberlakukannya Kurikulum Berasis
Kompetensi (KBK) pada tahun 2004 pada setiap sekolah. Dimana dengan
diterapkan KBK maka akan berpengaruh pada materi untuk setiap mata
pelajaran. Dan juga dengan KBK diharapkan siswa mempunyai peranan
dalam proses pembelajaran. Jika dibandingkan dengan kurikulum
46
terdahulu dimana guru lebih dominan dalam proses belajar mengajar,
maka hal ini tidak terjadi dalam KBK, sehingga alasan itu menjadi salah
satu diterapkannya program pembiasaan, dimana peran aktif siswa sangat
diharapkan dalam kesuksesan program pembiasaan. Program ini juga
merupakan penerapan dari materi-materi yang telah diberikan oleh guru
kepada siswa.
Program pembiasaan pada awalnya tuntutan dari adanya
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang mewajibkan adanya
kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Program pembiasaan itu sendiri
berarti segala sesuatu yang baik yang dibiasakan, terutama dilakukan oleh
anak kepada orang tua. Karena program ini dilaksanakan di sekolah maka
peran orang tua digantikan oleh guru. Tujuan dari program pembiasaan itu
sendiri adalah karena semakin menurunnya nilai-nilai moral dari generasi
muda sekarang akibat dari pesatnya perkembangan zaman. Dan dari
program ini diharapkan pengaruh itu tidak terjadi pada diri siswa. Selain
itu juga karena dalam KBK 2004 ini banyak terjadi perubahan, salah
satunya adalah jam pelajaran yang dikurangi dan program pembiasaan ini
bisa mengisi jam pelajaran yang terkurangi ini dengan kegiatan yang
positif.3
2. Tujuan Program Pembiasaan Bidang Studi PAI
Dalam setiap pelaksanaan suatu program kegiatan tidak terlepas
dari tujuan yang hendak dicapai. Begitu pula dalam pelaksanaan program
pembiasaan ini yang merupakan tujuan umtuk meningkatkam moral siswa
yang dirasakan semakin menurun akibat pesatnya arus globalisasi.
Adapun tujuan dari kegiatan program pembiasaan bidang studi PAI
yaitu:
1) Meningkatkan dan memantapkan pengetahuan yang telah diperoleh
siswa sewaktu kegiatan intra kurikurer.
3 Wawancara dengan guru Bimbingan dan Konseling SLTP N 10 Tegal: Drs. Moh.
Mughofar pada tanggal 21 September 2005.
47
2) Mengembangkan bakat, minat kemampuan dan ketrampilan dalam
upaya pembinaan pribadi siswa.
3) Mengaplikasikan kegiatan yang diperoleh dalam rangka pengamalan
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Materi Program Pembiasaan Bidang Studi PAI
Selain tujuan, unsur ketiga dari pelaksanaan suatu kegiatan adalah
adanya materi yang disajikan. Materi yang diberikan dari program
pembiasaan adalah materi keagamaan yang didalamnya berisisi hal tentang
moticvasi siswa agar mereka mempunyai semangat untuk bangkit dalam
mencari ilmu atau belajar. Materi ini diberikan karena semua pelaksanaan
yang terkait didalamnya adalah pihak yang berkaitan dalam dunia
pendidikan, yaitu guru dan siswa.
Setiap penerapan suatu program pengajaran disuatu institusi
pendidikan pasti tidak terlepas dari faktor penunjang, penghambat dalam
operasionalnya. Oleh karena itu untuk dapat mengefektifkan suatu
program tersebut pihak-pihak yang berkaitan seharusnya berusaha
semaksimalmungkin untuk dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut
dengan faktor-faktor penunjang yang ada, sehingga program tersebut bisa
dikatakan telah mencapai hasil atau lebih tepatnya mempunyai arti penting
dalam pendidikan. Faktor penghambat dalam program pembelajaran ini di
antaranmya adalah semangat siswa yang sedikit kurang, khususnya siswa
yang berasal dari dalam kota. Siswa yang berasal dari luar kota dirasakan
lebih mempunyai semangat tinggi dalam mengikuti program ini. Akan
tetapi dengan adanya pemberlakuan peraturan dari siswa luar kota hanya
memperoleh jatah kursi 10% pada penerimaan siswa baru, maka semakin
berkurang pula jumlah siswa luar kota yang dirasa lebih mempunyai
semangat tinggi dalam program pembiasaan ini. Namun hambatan ini
dapat diatasi dengan adanya peraturan baik lisan maupun tulisan dan
sanksi yang diterapkan bagi siswa yang melanggar peraturan tersebut
dengan tidak diberikannya nilai untuk kegiatan ekstra kurikuler. Selain
faktor penghambat ada juga faktor penunjang kesuksesan program
48
pembiasaan. Salah satunya adalah peran yang sangat bagus dari guru yang
non muslim mempunyai rasa tanggungjawab yang besar dalam kelancaran
kegiatan ini dengan tetap mendampingi siswanya ketika berlangsungnya
kegiatan program pembiasaan PAI.
Setelah berlangsungnya kegiatan program pembiasaan, kegiatan
yang dilakukan adalah evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan adanya
absensi kehadiran dan pemantauan bagi siswa untuk mengetahui sejauh
mana peran aktif siswa dan pengaruhnya pada tingkah laku anak setelah
mengikuti program pembiasaan PAI. Selain itu diadakan rapat bulanan
yang diikuti semua guru-guru, kepala sekolah agar bisa mengevaluasi dan
mengembangkan program ini agar hasilnya lebih baik untuk kedepannya.
C. Jenis-Jenis Kegiatan Program Pembiasaan Bidang Studi PAI di SLTP
Negeri 10 Tegal
Kegiatan-kegiatan yang ada dalam program pembiasaan bidang
studi PAI adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan utama
Program pembiasaan untuk bidang studi Pendidikan Agama Islam
di SLTP Negeri 10 Tegal sendiri terdiri dari 3 kegiatan utama, yaitu:
a. Shalat berjamaah
Shalat berjamaah mengandung pengertian shalat yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama, yang
seorang menjadi imam sedang yang lainnya menjadi ma’mum (orang
yang mengikuti). Kewajiban salat berjamaah berpengaruh terhadap
sikap sosial. Hal ini dapat ditunjukkan dengan shalat berjamaah,
mereka berkumpul untuk mensucikan hati, kemudian shalat berjamaah
tersebut terjadi interaksi atau silaturahmi antar jamaah. Dari
silaturahmi ini mereka mengetahui hal ihwal saudara mereka yang
kemudian terlaksanalah hubungan sosial yang harmonis di antara
mereka.
49
Atas dasar itulah SLTP Negeri 10 Tegal memilih shalat
berjamaah sebagai salah satu kegiatan dalam program pembiasaan.
Untuk shalat berjamaah yang dilaksanakan adalah shalat dzuhur,
karena waktu shalat dzhur bertepatan dengan jam pulang sekolah yaitu
jam 12.45 sehingga untuk mengisi kekosongan waktu, dilaksanakan
shalat dzuhur berjamaah. Shalat berjamaah ini dilaksanakan secara
bergiliran. Setiap giliran dilaksanakan oleh 2 sampai 3 kelas.
Untuk imam shalat, untuk sementara yang bertindak adalah
guru laki-laki yang bertugas secara bergilir juga. Sedangkan
perlengkapan shalat siswa membawa sendiri dari rumah. Pelaksanaan
shalat berjamaah ini dilaksanakan di Mushola sekolah. Sebagai
penanggung jawab dari kegiatan ini adalah guru agama, guru
bimbingan dan konseling serta wali kelas yang bersangkutan.4
Kegiatan ini mendapat respon positif dari siswa sendiri maupun
orang tua. Menurut mereka kegiatan ini sangat mendukung bagi
peningkatan kesadaran beribadah bagi anak mereka. Karena jika
dilakukan di sekolah siswa akan lebih bersemangat karena dilakukan
secara bersama-sama dengan teman-teman mereka. Selain itu orang tua
juga merasa ditolong karena anak-anak mereka mempunyai kegiatan
yang positif di luar jam sekolah.5 Mereka tidak merasa terganggu
dengan adanya kegiatan shalat berjamaah. Mereka menganggap
kegiatan ini mempunyai manfaat yang sangat besar, karena mereka
bisa belajar menerapkan teori-teori yang mereka dapat dari guru
mereka dalam kegiatan belajar mengajar.6
Selain shalat dzuhur berjama’ah, setiap 2 minggu sekali juga
diadakan shalat jum’at bagi siswa laki-laki yang dilaksanakan setelah
jam sekolah usai. Bertindak sebagai khutbah dan imam adalah guru
4 Wawancara dengan guru PAI SLTP N 10 Tegal: Dra. Nur Diana pada tanggal 22
September 2005. 5 Wawancara dengan orang tua murid SLTP N 10 Tegal: Ibu. Mafrokhah, pada tanggal 22
September 2005. 6 Wawancara dengan siswa SLTP N 10 Tegal: Nur Chikmawati Kelas VIII C pada
tanggal 22 September 2005
50
yang diberi tugas secara bergiliran. Untuk setiap jadwal pelaksanaan
diikuti oleh 3 kelas seperti shalat dzuhur berjamaah.
b. Tadarus Al-Qur’an
Bacaan Al-Qur’an mempunyai pengaruh yang mengagumkan bagi
hati manusia, diakui oleh semua orang yang mendengarkannya baik ia
muslim maupun kafir. Berpegang pada dasar itulah maka SLTP Negeri 10
Tegal memilih tadarus Al-Qur’an sebagai kegiatan program pembiasaan.
Tadarus Al-Qur’an dilaksanakan setiap hari, 10 menit sebelum
kegiatan belajar dilaksanakan. Kegiatan ini dilaksanakan oleh setiap kelas
dipimpin oleh guru bidang studi yang mengajar pada jam pertama. Apabila
guru yang bersangkutan beragama non muslim maka akan digantikan oleh
guru bidang studi lain yang beragama Islam yang mampu. Untuk surat
yang dibaca setiap hari selalu bersambung.
- Kelas I membaca Juz amma
- Kelas II membaca Al-Qur’an
- Kelas III membaca Al-Qur’an
Selain untuk membiasakan siswa membaca Al-Qur’an juga untuk
melatih bagi siswa yang tidak bisa atau belum lancar membaca Al-Qur’an.
c. Pembiasaan Salam
Mengucapkan dan menjawab salam hukumnya berbeda.
Mengucapkannya sunnah, menjawabnya wajib. Hal ini dimengerti karena
tidak menjawab salam yang diucapkannya, tidak hanya dapat
mengecewakan orang yang mengucapkannya juga dapat menimbulkan
kesalahpahaman. Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa salam harus dijawab
minimal dengan yang seimbang tapi akan lebih baik bila dijawab dengan
salam yang lengkap.
Pembiasaan salam di SLTP Negeri 10 dilakukan oleh guru dan
siswa. Salam diucapkan oleh guru dengan guru, guru dengan siswa, siswa
dengan siswa. Pembiasaan salam dilakukan di luar kelas maupun jika akan
memulai kegiatan belajar mengajar.
51
1. Jika dilakukan di luar kelas maka baik siswa maupun guru diwajibkan
mengucapkan “Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”
ketika bertemu.
2. Jika akan memulai kegiatan belajar mengajar, siswa berbaris di depan
kelas dipimpin oleh ketua kelas, kemudian guru berdiri di depan pintu
sambil bersalaman.
3. Sekitar pukul 06.45 sebelum bel masuk berbunyi siswa juga
diwajibkan bersalaman dengan guru yang bertugas/ piket. Ada 5 orang
guru setiap harinya. Siswa putra bersalaman dengan guru laki-laki dan
siswa putri bersalaman dengan guru wanita, di depan pintu gerbang
sekolah. 7
Ketiga kegiatan di atas adalah kegiatan utama/ pokok dari program
pembiasaan. Kegiatan tersebut diterapkan di SLTP N 10 Tegal
dimaksudkan untuk memberikan ciri khusus atau lebih terhadap institusi
pendidikan tersebut. Hal ini tidak terlepas dari rasa keprihatinan pendiri
terhadap arus globalisasi yang semakin tidak terkendali.
2. Kegiatan penunjang
a. PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) merupakan kegiatan
ekstrakulrikuler yang dilakukan dalam rangka pemantapan
pembentukan kepribadian. Kegiatan ini melibatkan siswa dalam
kepanitiaan maupun dalam pelaksanaan acara PHBI.
Contoh kegiatan ini adalah :
- Peringatan Isra Mi’raj
- Perigatan Nuzulul Qur’an
- Peringatan hari raya Idhul Fitri dengan membagikan zakat fitrah
- Peringatan hari raya Idhul Qurban dengan membagikan daging
Qurban.
b. Kegiatan bulan ramadhan yang memanfaatkan bulan ramadhan sebagai
salah satu alternatif kegiatan ekstra kurikurer PAI, Kegiatan ini,
kegiatan yang memiliki legalitas atas dasar hukum yang cukup kuat.
7 Wawancara dengan Guru PAI Dra. Nur Diana pada tanggal 25 September 2005.
52
Contoh dari kegiatan ini adalah:
- Shalat tarawih berjamaah secara bergantian.
- Mengikuti kuliah duha yang diselenggarakan untuk pemerintah
kota (Pemkot) di Masjid Agung kota Tegal. Kegiatan ini diikuti
oleh guru, siswa dengan melaporkan hasil kegiatan untuk siswa
dalam penilaiannya.
- Pesantren kilat, yang didanai dari hasil infaq jum’at, sumbangan
komite sekolah dan anggaran dari Pemkot Tegal.
c. Kegiatan sosial
- Mengumpulkan infak setiap hari jumat bagi siswa seikhlasnya
- Mengumpulkan dana kematian yang diberkan ketikla ada keluarga
baik dari siswa atau keluarga guru dan karyawan yang meninggal
dunia.
- Mengadakan bakti sosial berupa pengumpulan uang dan bahan
makanan untuk diberikan pada panti asuhan.
d. Shalat jumat, dilaksanakan setiap 2 minggu sekali diikuti oleh 3 kelas
dengan imam adalah guru lelaki yang mampu.
e. Baca tulis Al-Qur’an
Kegiatan ini dikhususkan bagi siswa yang kurang mampu membaca
Al-Qur’an.
Dalam kegiatan di atas guru dapat memberikan pembiasaan
yang baik, dalam kehidupan sehari-hari. Maka pembiasaan diarahkan
pada penanaman nilai-nilai moral. Pembentukan sikap dan perilaku
yang diperlukan agar siswa mampu mengembangkan dirinya secara
optimal. Pembiasaan ini biasanya sering dilakukan ketika siswa berada
dilingkungan sekolah yang menyangkut kegiatan siswa baik ketika
akan mulai pelajaran sampai mengakhiri pelajaran. Contoh sebaliknya
ketika selesai belajar siswa dibiasakan berdoa.
Oleh karena pembiasaan merupakan salah satu metode
pembelajaran agama Islam yang sangat urgen. Terutama bagi siswa SLTP.
53
Mereka memiliki ingatan atau memori yang kuat dan kondisi kepribadian
yang belum matang. Sehingga mereka mudah terbawa dengan kebiasaan-
kebiasaan yang mereka lakukan sehari-hari. Dengan kata lain perbuatan
yang diulang-ulang melakukannya tentulah menjadi kebiasaan dan
menjadi watak yang melekat.
Setiap kegiatan tidak terlepas dari faktor penghambat. Begitu juga
yang terjadi pada pelaksanaan program pembiasaan ini. Dan
diberlakukannya peraturan pemerintah yang memberlakukan siswa dari
luar kota Tegal hanya memperoleh jatah kursi 10% dari keseluruhan
jumlah siswa yang akan diterima. Padahal kebanyakan siswa yang
mempunyai semangat tinggi dalam mengikuti kegiatan ini justru berasal
dari luar kota. Dengan adanya aturan tersebut maka jumlah siswa dalam
kota juga tidak sedikit yang mengikutinya.
Akan tetapi ada juga faktor pendukung dari kegiatan ini. Selain
dari siswa sendiri yang memberi respon positif, juga datang dari guru yang
merasa mempunyai tanggung jawab dalam kelancaran program
pembiasaan. Bahkan bagi guru yang beragama non muslim tetap memberi
motivasi terhadap siswa untuk mengikuti kegiatan ini, karena mereka
merasa bertanggung jawab atas kesuksesan program ini.
Evaluasi juga dilakukan demi kesempurnaan program pembiasaan
ini dari tahun ke tahun. Evaluasi dilakukan pada rapat bulanan oleh semua
guru yang menjadi penanggung jawab, wali kelas, dan kepala sekolah
setiap bulannya. Juga diadakan pantauan ketika dilaksanakan kegiatan
program pembiasaan. Dengan demikian guru dan kepala sekolah dapat
mengevaluasi kegiatan ini dan mengembangkan program ini agar hasilnya
lebih baik untuk kedepannya.
54
SUSUNAN STRUKTUR ORGANISASI SLTP NEGERI 10 TEGAL
Kep. Sekolah
Komite Sekolah
Guru Mapel
Wali Kelas
Waka. Sekolah
Pemb. Pimpinan Tata Usaha
Guru Pembimbing
Ws K U R I K U L U M
P E L A K S A N A
P E L A K S A N A
P E L A K S A N A
K E S I S W A A N
S A R P R A S
H U M A S
K A U R
T U
55
KEADAAN GURU SLTP NEGERI 10 TEGAL
No Nama Keterangan
1. Drs. Sukardono, MMPd. Kepala Sekolah
2. Dra. Siti Sarwanti Bimbingan dan Konseling
3. U.S. Suwardani Bahasa Indonesia
4. M. Soedjito Wr. S.Pd Ekonomi
5. Achmad Yusuf, S.Pd. Bahasa Inggris
6. Dra. Nur Diana Pendidikan Agama Islam
7. Sugiharini, S.Pd Matematika
8. Sudarwi Bahasa Inggris
9. Murtiyana, S.Pd Bahasa Inggris
10. Retno Hari Wibowo Bahasa Indonesia
11. Saripin, S.Pd Penjaskes
12. Sukarmin, S.Pd IPA
13. Hj. Endang P Bahasa Jawa
14. Siti Mariyani Mulok Komputer
15. Heri Purwana, S.Pd IPA
16. Ety Rohmiyati, S.Pd Matematika
17. Imam Santoso, S.Pd Matematika
18. Kadardi Seni Lukis & BK
19. Dwi Purwaningsih Seni Musik
20. Drs. Moh. Mughofar BP/ BK
21. Alishan R, S.Pd IPA
22. Prija Prijatna, S.Pd Sejarah
23. Nurbaeti, S. Pd PPKN
24. Dra. Asih Susita Pengetahuan Sosial
39
56
25. Tarlan, S.Pd Elektro
26. Dwi Retnoningrum, S.Pd. Bahasa Indonesia
27. Nunung Khasanah, S. Pd Bahasa Inggris
28. M. Lukman, S.Pd Penjaskes
29. Suntari, S.Pd Sejarah
Jumlah Siswa No Data Kelas Jumlah
Rombel Laki-Laki Perempuan
Jumlah
1.
2.
3.
Kelas 1
Kelas 2
Kelas 3
4
4
5
64
71
89
95
90
108
159
161
197
Jumlah 13 224 293 517
Keadaan tu
No Nama Keterangan
1. Muhadi, S.IP Kepala Tata Usaha
2. Bondan Sri PM. Anggota
3. Winarni Anggota
4. Menik Berdikari S Anggota
5. Etty Supartini Anggota
6. Nur Azizah Anggota
7. Laely M Anggota
8. Lynda Irawati Anggota
9. Daryono Anggota
10. Suharno Anggota
11. Supartoyo Anggota
12. Wahidin Anggota
57
Keadaan
Kondisi No Jenis Ruang Jumlah Ukuran
P X L B CB KB TB
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Lab. IPA
Lab. Bahasa
Lab. Komputer
Lab. Audio Visual
R. Kelas
R. Ketrampilan /
Kesenian
R. Perpustakaan
R. Kepala Sekolah
R. Guru
R. Tata Usaha
Kamar Kecil Siswa
Kamar Kecil Guru
Kamar Kecil Kepsek
1
-
1
-
13
1
1
1
1
1
7
2
-
120
-
72
-
728
120
108
17
90
60
8
6
-
B
-
B
-
B
-
B
B
B
B
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
CB
CB
-
-
-
-
-
-
KB
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Keadaan perpustakaan
No Jenis Buku Judul Buku Exemplar
1.
2.
3.
Buku Paket
Buku Bacaan
Buku Referensi
10
419
131
5169
905
171
41
top related