prinsip koperasi menurut pasal 5 uu no. 25 tahun 1992: 1
Post on 25-Jan-2017
222 Views
Preview:
TRANSCRIPT
By:
Neti Budiwati
Pasal 3 UU No. 25 Tahun 1992 :
”Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.”.
Koperasi memiliki tujuan & peran secara mikro maupun makro.
1) Secara Mikro, Koperasi berusaha untuk mensejahterakan anggotanya. Hal ini harus dimaklumi karena Koperasi didirikan ”dari, oleh dan untuk
kepentingan anggota”. Sudah sepantasnya manajemen Koperasi dalam hal ini pengurus melakukan kegiatan usaha yang berorientasi pada
pelayanan pemenuhan kebutuhan anggota, khususnya kebutuhan yang benar-benar dirasakan anggota (felt needs).
2) Secara Makro, Koperasi turut memberi kontribusi dalam perekonomian nasional, yaitu melalui sumbangan dalam Pendapatan
Nasional (PDB).
EFISIENSI = REVENUE > COST
Dengan tanpa menanggalkanidentitas Koperasi: prinsip Koperasi
CIRI-CIRI KOPERASI INDONESIA
(Prinsip Koperasi -Pasal 5 UU No. 25 Tahun 1992):
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis
3. Pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota
4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
5. Kemandirian
Hans Muenkner:
Penyebab dari kondisi permodalan Koperasi selalu dalam keadaan lemah, yaitu lemah secara struktur:a. Koperasi selalu mengalami kekurangan modal
secara kuantitatif.Lihat prinsip nomor 2, 3 dan 4, yang
mengakibatkan pemilik modal (investor) tidaktertarik untuk menanamkan modalnya di Koperasi.
b. Jumlah modal Koperasi selalu dalam keadaanberubah-berubah (berfluaktuasi).
Lihat prinsip nomor 1 , yang mengakibatkanmodal kadang naik kadang turun.
Dampak negatif terhadap Koperasi, yaitu:1) Kurangnya jumlah modal mengakibatkan
Koperasi akan selalu mengalami”undercapitalization”, akibatnya sulit untukmencapai tujuan karena jumlah modal yang dimiliki lebih sedikit dari kebutuhanmodalnya.
2) Jumlah modal Koperasi selalu dalamkeadaan berubah-ubah (unstability). Hal ini mengganggu kelangsungan investasiusaha, karena anggota mempunyai hak untukkeluar – masuk organisasi Koperasi.
PERLU MANAJEMEN KEUANGAN KOPERASI
K E N A P A ?
KegKop
Pemasaran
Produksi
Pembelanjaan
Personalia
Adm/Akunt
Fungsi
Manag
Perencanaan
Pengorganisasian
Pengarahan
Pengkoordinasian
Pengawasan
Tujuan
Manajemen Keuangan adalah:
Aktivitas pencarian dana dengan cara yang paling
menguntungkan dan aktivitas penggunaan dana
dengan cara efektif dan efisien dengan
memperhatikan prinsip ekonomi dan prinsip –
prinsip Koperasi.
Dari pengertian ini maka diketahui bahwa dalammanajemen keuangan terdapat dua aktivitas utama, yaitu:
(1) Aktivitas memperoleh sumber modal/dana ataudisebut dengan fungsi pemenuhan kebutuhan dana
(2) Aktivitas penggunaan atau alokasi modal/dana ataudisebut dengan fungsi penggunaan dana.
1) Fungsi Pemenuhan Dana (Sumber Dana/Modal)
Fungsi pemenuhan dana (rising of funds) menunjukkan
keputusan Koperasi dalam menarik atau mencari dana
untuk membiayai usahanya, yaitu memilih berbagai
alternatif sumber dana yang tersedia.
Pemilihan alternatif sumber dana harus berpegang prinsip
efisiensi (R > C)
2) Fungsi Penggunaan Dana (Alokasi/Investasi Dana atau Modal)
yaitu menyangkut masalah pengalokasian dana pada berbagai
kebutuhan Koperasi, baik kebutuhan operasional maupun
kebutuhan program/proyek tertentu yang diharapkan memberi
manfaat (benefit) dan keuntungan (profit) bagi perusahaan.
Masalah penggunaan dana (use of funds) ini sebenarnya
merupakan “trade off” antara kepentingan menahan uang kas
untuk menjaga likuiditas finansial Koperasi dengan investasi dana
yang diharapkan mendatangkan keuntungan
Keputusan investasi dana pada dasarnya terdiri dari tigabentuk investasi, yaitu:
1)Investasi pada modal kerja atau investasi yang bersifatjangka pendek, yang terdiri dari investasi pada kas, piutang dan persediaan barang.
2) Investasi pada surat-surat berharga, baik bersifat jangka pendek (sementara) maupun jangka panjang (investasi permanen).
3)Investasi pada aktiva tetap atau investasi yang bersifat jangka panjang.
Yang harus diingat dalam pelaksanaan fungsipengalokasian dana ini adalah:
Tambahan Hasil > Tambahan BiayaMarginal Revenue > Marginal Cost
(MR > MC)
Sesuai dengan prinsip-prinsip Koperasi dan berpegang pada prinsip efisiensi,
efektivitas, rasional dan produktivitas, dalam penggunaan dana perlu memperhatikan
hal-hal berikut:
1) Modal atau dana yang ada digunakan untuk semata-mata kepentingan
pelayanan kepada anggota. Koperasi diperkenankan melayani nonanggota
asalkan semua anggota sudah terlayani secara baik dan dapat menurunkan
biaya per unit.
2) Modal digunakan atau dialokasikan sesuai dengan kebutuhan dan skala
prioritas
3) Modal untuk kepentingan investasi harus berdasarkan studi kelayakan yang
rasional
4) Semua modal harus digunakan seoptimal mungkin, jangan sampai ada modal
yang tidak produktif apalagi dalam jumlah besar
5) Modal yang tidak atau belum digunakan sedapat mungkin jangan dalam
bentuk ”cash on hand”, sehingga diperlukan perhitungan ”kas optimal”.
Pengelola harus dapat menciptakan kondisi optimal dalam Koperasi, yang antara lain dapat dilakukan melalui:
1)Optimalisasi skala usaha Koperasi, melalui alokasi modal yang efisien, produktif dan rasional.
2) Optimalisasi pemanfaatan kapasitas usaha dan modal Kop..3) Optimalisasi kerjasama dengan berbagai pihak, baik dalam
bentuk usaha, permodalan maupun manajemen Kop. Secara umum.
4) Optimalisasi pemupukan modal sendiri, melalui simpanan-simpanan anggota dan pembentukan dana cadangan.
Agar usaha optimalisasi di atas tercapai, maka sudah seharusnya kesan bahwa ”Koperasi sebagai perkumpulan orang bukan perkumpulan modal” yang seringkali dianggap sebagai faktor penyebab gagalnya manajemen keuangan Koperasi dapat dihapuskan. Ini menjadi tugas berat bagi pengelola Koperasi.
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN MKK DENGAN BADAN USAHA NON KOPERASI
FUNGSI KOPERASI NON KOPERASI
Fungsi
Pencarian
Dana
Berpegang pada prinsip
swadaya (internal
financing), namun apabila
diperlukan Koperasi
dapat mengambil dana
dari luar (external
financing)
Dapat dengan mudah
mencari modal baik dengan
cara menjual saham
kepada masyarakat
maupun dengan cara
menjual obligasi
Fungsi
Penggunaan
Dana
Lebih difokuskan pada
pelayanan kepada
anggota
Digunakan untuk
membiayai proyek investasi
yang memberikan peluang
keuntungan tertinggi
Modal dan Permodalan
Ayat 2 Pasal 41 UU No. 25 Tahun 1992, modal sendiri Koperasi terdiri dari:
Simpanan pokok, yaitu sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib
dibayarkan oleh anggota kepada Koperasi pada saat masuk menjadi anggota.
Simpanan pokok tidak dapat diambil selama yang bersangkutan menjadi
anggota Koperasi.
Simpanan wajib, yaitu jumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang
wajib dibayar anggota kepada Koperasi dalam waktu dan kesempatan
tertentu.Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama yang
bersangkutan menjadi anggota Kop
Dana cadangan, yaitu sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa
hasil Usaha (SHU), yang diperuntukkan bagi pemupukan modal sendiri dan
untuk menutup kerugian yang diderita Koperasi.
Hibah, sumbangan atau hadiah, yaitu sejumlah uang diterima dari pihak lain
(pemerintah, lembaga atau perorangan) yang tidak harus dikembalikan Kop
kepada sipemberinya.
Ayat 3 Pasal 41 UU No. 25 Tahun 1992 dijelaskan bahwa
untuk pengembangan usahanya Koperasi dapat
menggunakan modal pinjaman dengan memperhatikan
kelayakan dan kelangsungan usahanya.
Modal Pinjaman Koperasi dapat berasal dari:
1. Anggota
2. Koperasi lainnya dan/atau anggotanya
3. Bank dan lembaga keuangan lainnya
4. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya
5. Sumber lain yang sah.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) tentang Akuntansi Perkoperasian No.
27 (revisi 1998) bertujuan untuk mengatur
perlakuan akuntansi yang timbul dari
hubungan transaksi antara Koperasi dengan
anggotanya dan transaksi lain yang spesifik
pada Koperasi mencakup pengaturan
mengenai pengakuan, pengukuran,
penyajian dan pengungkapan dalam laporan
keuangan.
Laporan Keuangan Koperasi
Konsep Laba
Sebagai badan usaha Koperasi memiliki tujuan untuk mensejahterakan anggotanya khususnya dan masyarakat pada umumnya. Salah satu faktor penentu dalam mensejahterakan anggota tersebut adalah ”laba” yang diperoleh Koperasi. laba atau keuntungan dalam Koperasi bukanlah tujuan utama, namun laba tersebut dijadikan sebagai salah satu alat untuk mensejahterakan anggota sebagai tujuan utama Koperasi.
Badan usaha lain tujuan utamanya adalah memaksimalkan keuntungan.
Keberhasilan usaha suatu Koperasi tidak hanya dilihat dari berapa besar laba yang dapat dihasilkan Koperasi, tetapi dari berapa besar manfaat yang dirasakan anggotanya dari keberadaan dan keanggotannya dalam Koperasi.
Sisa Hasil Usaha PSAK No. 27 Tahun 1998; Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah
gabungan dari hasil partisipasi neto dan laba atau rugi
kotor dengan non-anggota, ditambah atau dikurangi
dengan pendapatan dan beban lain serta beban
perkoperasian dan pajak penghasilan badan Koperasi.
Ayat 1 Pasal 45 UU No. 25 tahun 1992; Sisa Hasil Usaha
Koperasi merupakan pendapatan Koperasi yang
diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan
biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
Pembagian SHU PSAK No 27 ; Sisa hasil usaha tahun berjalan dibagi
sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada
Koperasi. Dalam hal jenis dan jumlah pembagian
sisa hasil telah di atur secara jelas maka bagian
yang tidak menjadi hak Koperasi diakui sebagai
kewajiban. Apabila jenis dan jumlah pembagiannya
belum di atur, maka sisa hasil usaha tersebut
dicatat sebagai sisa hasil usaha belum dibagi dan
harus dijelaskan dalam catatan atas laporan
keuangan
C ONTOH PEMBAGIAN SHU:
•20 % - Cadangan
•20% - Anggota sebanding dgn jumlah simpanan
•30 % - Anggota sebanding dengan jasa usahanya
terhadap Koperasi
• 5 % - Dana Pendidikan
•10 % - Dana Pengurus
• 5 % - Dana Karyawan
• 5 % - Dana Sosial
• 5 % - Dana pembagunan Daerah kerja
DAFTAR BACAAN
Alfred Hanel (1988), Organisasi Koperasi, UNPAD Bandung
Bahri Murdin (1997), Pengembangan Modal Bergulir Koperasi Melalui
Pemilikan SHU Milik Anggota, LPFE UI Jakarta
Hans H Munkner (1982), Hukum Koperasi, Alumni Bandung
Herman Soewardi (1995), Filsafat Koperasi/Cooperativism, UPT Penerbitan
Ikopin Bandung
Herman Soewardi (2000), Makalah: Kita di Persimpangan Jalan
Neti Budiwati dan Liza Suzanti, (2007), Manajemen Keuangan Koperasi,
Laboratorium Koperasi UPI Bandung
Neti Budiwati (2006), Makalah: Membangun Koperasi yang Produktif,
Prodi Pend. Ekonomi dan Koperasi UPI Bandung
Sven Ake Book (1994), Nilai-nilai Koperasi Dalam Era Globalisasi,
Koperasi Jasa Audit Jakarta
top related