preskas dengue hemorragik fever
Post on 26-Feb-2018
252 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
1/49
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dengue, merupakan penyakit virus yang diperantarai oleh nyamuk, sering
terjadi pada manusia. Gambaran awal gejala mirip dengue pertama sekali disebutkan
dalam Chinese Encyclopedia and Symptoms selama dinasti chin (265-420 M).
Penyakit in i disebut juga dengan racun air dan berhubungan dengan serangga yang
terbang dekat air. Sekarang, dengue diketahui disebabkan oleh virus RNA strain
tunggal dengan nucleocapsid icosahedral dan ditutupi oleh kapsul lipid. 1
Dengue merupakan penyakit virus tropis endemik di banyak wilayah di dunia.
Meskipun kasus dapat dideteksi setiap tahun, jumlah kasus jelas berhubungan dengan perubahan siklik musim: peningkatan jumlah kasus biasanya terjadi pada musim
hujan. Biasanya hal tersebut akan meningkatkan angka kejadian penyakit tersebut di
beberapa wilayah tertentu, termasuk di Kep. Karibia. 3
Dengue atau epidemik seperti dengue dilaporkan terjadi pada abad 19 dan
awal abad 20 di Amerika, Eropa Selatan, Afrika Utara, Mediterania, Asia dan
Australia, dan beberapa pulau di Samudra Hindia, Samudra Pasifik dan Karibia. DF
dan DHF telah meningkat dengan pesat sejak 40 tahun lalu, dan pada tahun 1996,
2500-3000 masyarakat tinggal di daerah dengan risiko potensial transmisi virus
dengue. Tiap-tiap tahun diperkirakan terdapat sekitar 20 juta kasus infeksi dengue,
yang mengakibatkan angka kematian sekitar 24.000. 4
Di Indonesia kasus DHF pertama kali ditemukan di Surabaya pada tahun
1968, akan tetapi konfirmasi serologis baru di dapat pada tahun 1972. Sejak itu
penyakit tersebut menyebar ke berbagai daerah . Jumlah penderita menunjukkan
kecenderungan naik dari tahun ke tahun. Penyakit ini banyak terjadi di daerah kota
yang padat penduduknya, akan tetapi dalam tahun-tahun terakhir ini demam berdarah
juga berjangkit di daerah pedesaan. Penyebaran penyakit biasanya dimulai dari
sumber-sumber penularan di kota kemudian menjalar ke daerah-daerah pedesaan.
Makin ramai lalu lintas manusia di suatu daerah, makin besar pula kemungkinan
penyebaran penyakit ini. 5,7
Demam Dengue (dengue fever, selanjutnya disingkat DF) adalah penyakityang terutama terdapat pada anak remaja atau orang dewasa, dengan tanda - tanda
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
2/49
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
3/49
3
BAB II
PRESENTASI KASUS
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
RS PENDIDIKAN : RSUD BUDHI ASIH
STATUS PASIEN KASUS I
Nama Mahasiswa : Fitri Aprillia Pembimbing : dr. Harmon M, Sp.A
NIM : 030.10.108 Tanda tangan:
2.1 IDENTITAS PASIEN
Nama : An. OS
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 14 Tahun
Suku Bangsa : Jawa-Manado
Tempat / tanggal lahir : Jakarta, 16 Oktober 2001
Agama : Islam
Alamat : Jl. Jembatan Buah 05/09 Jakarta
Orang tua / Wali
Ayah: Ibu :
Nama : Tn. HM
Umur : 48 tahun
Alamat: Jl. Jembatan Buah 05/09 Jakarta
Timur
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
Penghasilan: Rp. 4.000.000
Pendidikan : Sarjana
Suku Bangsa : Manado
Agama : Islam
Nama : Ny. L
Umur : 46 tahun
Alamat: Jl. Jembatan Buah 05/09 Jakarta
Timur
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Penghasilan: -
Pendidikan : SMA
Suku Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Hubungan dengan orang tua : pasien merupakan anak kandung
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
4/49
4
2.2. RIWAYAT PENYAKIT
A. ANAMNESIS
Dilakukan secara auto dan alloanamnesis dengan pasien dan Ny. F (ibu kandung
pasien).
Lokasi : Bangsal lantai VI Timur, kamar 611
Tanggal / waktu : 06 Oktober 2015 pukul 17.00 WIB.
Tanggal masuk : 06 Oktober 2015 pukul 16.30 WIB.
Keluhan utama : Demam sejak 4 hari SMRS
Keluhan tambahan : Nyeri kepala, mata sakit pada saat digerakan, mimisan, mual,
nyeri perut, BAB cair.
B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
Pasien datang ke IGD RSUD Budhi Asih dengan keluhan demam sejak 4 hari
sebelum masuk rumah sakit. Demam tinggi muncul tiba-tiba, terus menerus, tidak
naik-turun, semakin tinggi, tetapi tidak diukur dengan thermometer, diberikan obat
paracetamol tetapi tidak turun juga.demam tidak disertai kejang, menggigil. Demam
disertai BAB cair 3-4 kali per hari, berwarna kuning, cair, terdapat ampas, tidak ada
lender dan darah, tidak berbau amis, atau asam, volume BAB cair sebanyak kurang
lebih setengah gelas aqua setiap kali BAB cair. Tetapi dari pagi sampai sore ketika
masuk rumah sakit sudah tidak BAB cair lagi.
Pasien juga merasakan nyeri kepala, nyeri pada tulang, sendi dan otot. Pagi
hari sebelum masuk rumah sakit pasien mimisan. Pasien merasa mual, nyeri pada
seluruh daerah perut, buang air kecil pasien berwarna kuning, tidak ada darah, volume
cukup banyak menurut keterangan pasien. Pasien mengaku terdapat bercak-bercak
merah pada tubuh pasien teapi pasien tidak tahu kapan muncul bercak merah dan
dimulai dari bagian tubuh mana. Nafsu makan pasien sedikit berkurang. Pasien
menyangkal adanya keluhan batuk pilek sebelumnya
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
5/49
5
C. RIWAYAT KEHAMILAN / KELAHIRAN
KEHAMILAN
Morbiditas kehamilan Hipertensi (-), diabetes mellitus (-),
anemia (-), penyakit jantung (-), penyakit
paru (-), infeksi pada kehamilan (-), asma
(-)
Perawatan antenatal Kontrol rutin satu kali sebulan ke dokter
selama hamil, imunisasi TT (+) 2 kali
KELAHIRAN
Tempat persalinan Bidan
Penolong persalinan Bidan
Cara persalinan Spontan pervaginam
Masa gestasi 40 minggu (cukup bulan)
Keadaan bayi
Berat lahir : 3200 gram
Panjang lahir : 49 cm
Lingkar kepala : tidak tahu
Langsung menangis (+)
Merah (+)
Pucat (-)
Biru (-)
Kuning (-)
Nilai APGAR : tidak tahu
Kelainan bawaan : tidak ada
Kesimpulan riwayat kehamilan/kelahiran: Pasien lahir spontan pervaginam,
neonatus cukup bulan dengan berat badan lahir sesuai masa kehamilan .
D. RIWAYAT PERKEMBANGAN
Pertumbuhan gigi I : Umur 8 bulan (Normal: 5-9 bulan)
Gangguan perkembangan mental : Tidak ada
Psikomotor
Tengkurap : lupa (Normal: 3-4 bulan)
Duduk : 8 bulan (Normal: 6-9 bulan)
Berdiri : 11 bulan (Normal: 9-12 bulan)
Berjalan : 12 bulan (Normal: 13 bulan)
Bicara : 10-11 bulan (Normal: 9-12 bulan)
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
6/49
6
Sekarang pasien tidak ada masalah dalam interaksi sosial dan kegiatan
sekolah.
Perkembangan pubertas
Rambut pubis : -
Payudara : -
Menarche : -
Kesimpulan riwayat pertumbuhan dan perkembangan: baik sesuai usia. Sekarang
pasien tidak ada masalah dalam interaksi sosial dan kegiatan sekolah
E. RIWAYAT MAKANAN
Umur
(bulan) ASI/PASI Buah / Biskuit Bubur Susu Nasi Tim
0 2 ASI - - -
2 4 ASI - - -
4 6 ASI - - -
6 8 SF + + +
8 10 SF + + +
10 -12 SF + + +
Kesimpulan riwayat makanan: pasien mendapatkan ASI dari sejak lahir sampai
umur 6 bulan kemudia dilanjutkan dengan pemberian susu formula sampai usia 4
tahun, tidak ada kesulitan makan dan pasien telah diberikan makanan pendamping asi
sejak umur 6 bulan.
F. RIWAYAT IMUNISASI
Vaksin Dasar ( umur ) Ulangan ( umur )
BCG 2 bulan X X
DPT / PT 2 bulan 4 bulan 6 bulan
Polio 0 bulan 2 bulan 4 bulan 6 bulan
Campak 9 bulan X X
Hepatitis
B
0 bulan 1 bulan 6 bulan
Kesimpulan riwayat imunisasi : imunisasi dasar lengkap.
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
7/49
7
G. RIWAYAT KELUARGA
a. Corak Reproduksi
No
.
Tanggal lahir
(umur)
Jenis
kelaminHidup
Lahir
matiAbortus
Mati
(sebab)
Keterangan
kesehatan
1.23 tahun (04 Maret
1992)Laki-laki + - - - Sehat
2.14 tahun (16
Oktober 2001)Laki-laki - - - - Sakit
b. Riwayat Pernikahan
Ayah / Wali Ibu / Wali
Nama Tn. HM Ny. L
Perkawinan ke- 1 1
Umur saat menikah 48 tahun 46 tahun
Pendidikan terakhir Sarjana SMA
Agama Islam Islam
Suku bangsa Manado Jawa
Keadaan kesehatan Hipertensi Sehat
Kosanguinitas - -
Penyakit, bila ada - -
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Orang tua pasien tidak pernah memiliki keluhan serupa seperti pasien. Ayah
pasien menderita hipertensi sejak 3,5 tahun yang lalu dan rutin berobat. Nenek pasien
menderita hipertensi dan diabetes mellitusKesimpulan riwayat keluarga: Tidak ada keluarga pasien yang pernah memiliki
riwayat keluhan seperti pasien.
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
8/49
8
H. RIWAYAT PENYAKIT YANG PERNAH DIDERITA
Penyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur
Alergi (-) Difteria (-)Penyakit
jantung(-)
Cacingan (-) Diare (-) Penyakit ginjal (-)
DBD (-) Kejang (-) Radang paru (-)
Otitis (-) Morbili (SD) TBC (-)
Parotitis (-) Operasi (-) Lain-lain (-)
Kesimpulan Riwayat Penyakit yang pernah diderita : pasien sebelumnya pernah
sakit campak pada umur sekolah dasar
I. RIWAYAT LINGKUNGAN PERUMAHAN
Pasien tinggal bersama ayah dan ibu dan kakaknya di rumah milik sendiri.
Rumah memiliki ventilasi yang cukup, jendela dibuka tiap pagi agar udara dan sinar
matahari dapat masuk ke dalam rumah. Sumber air bersih menggunakan air PAM.
Tempat pembuangan sampah didepan rumah dan setiap hari diangkut oleh petugas
kebersihan. Daerah tempat tinggal adalah perumahan padat penduduk. Di depan
terdapat saluran air yang tersumbat dan jarang dibersihkan, Ada tetangga depan
rumah pasien yang menderita keluhan atau penyakit sama dengan pasien. Sebelum
pasien sakit lingkungan rumah sudah pernah di fogging
Kesimpulan keadaan lingkungan: Lingkungan perumahan cukup baik, tetapi padat
penduduk, ada tempat yang baik untuk berkembang dan tempat tinggal untuk
nyamuk. Serta ada tetangga pasien yang menderita hal sama dengan pasien.
J. RIWAYAT SOSIAL DAN EKONOMI
Ayah pasien bekerja sebagai pegawai negeri sipil dengan penghasilan
Rp.4.000.000/bulan. Sedangkan ibu pasien merupakan ibu rumah tangga. Menurut
ibu pasien penghasilan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.
Sehari-hari pasien diasuh oleh ibunya.
Kesimpulan sosial ekonomi: penghasilan ayah pasien tersebut cukup untuk
memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
9/49
9
2.3. PEMERIKSAAN FISIK (Tanggal 25 September 2015 pukul 20.00 WIB)
A. Status Generalis
Keadaan Umum
Kesan Sakit : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Kesan Gizi : Baik
Keadaan lain : anemis (-), ikterik (-), sianosis (-), dyspnoe (-)
Data Antropometri
Berat Badan sekarang : 64 kg
Tinggi Badan : 169 cm
Status Gizi
BB/TB x 100% : Gizi baik
Berdasarkan standar baku CDC gizi anak termasuk dalam gizi baik
Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Nadi : 112 x / menit, kuat, isi cukup, ekual kanan dan kiri, regular
Nafas : 26 x /menit, tipe abdomino-torakal, inspirasi : ekspirasi = 1 : 3
Suhu : 40.8 C, axilla (diukur dengan thermometer air raksa)
KEPALA : Normocephali, ubun-ubun besar sudah menutup, cekung (-)
RAMBUT : Rambut hitam, distribusi merata dan tidak mudah dicabut, tebal
WAJAH : wajah simetris, edema (-), luka atau jaringan parut (+)
MATA :
Alis mata merata, madarosis (-)
Bulu mata hitam, merata, trikiasis (-)
Edema palpebral (-)
Visus : normal
Ptosis : -/-
Sklera ikterik : -/-
Lagofthalmus : -/-
Konjungtiva anemis : -/-
Cekung : -/-
Exophthalmus : -/-
Kornea jernih : +/+
Endoftalmus : -/-
Lensa jernih : +/+
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
10/49
10
Strabismus : -/-
Pupil : bulat, isokor
Nistagmus : -/-
Refleks cahaya : langsung +/+ ,
tidak langsung +/+
TELINGA :
Bentuk : normotia
Tuli : -/-
Nyeri tarik aurikula : -/-
Nyeri tekan tragus : -/-
Liang telinga : lapang +/+
Membran timpani : sulit dinilai
Serumen : -/-
Refleks cahaya : sulit dinilai
Cairan : -/-
HIDUNG:
Bentuk : simetris
Napas cuping hidung : -/-
Sekret : -/-
Deviasi septum : -
Mukosa hiperemis : -/-
Krusta : hemoragik
Konka eutrofi : +/+
BIBIR : mukosa hiperemis, kering (+),sianosis (-)
MULUT : trismus(-),oral hygiene baik, tumbuh gigi (+), mukosa gusi
dan pipi berwarna hiperemis (+)
LIDAH : Normoglosia, mukosa hiperemis (-), atrofi papil (-), tremor
(+), coated tongue (-)
TENGGOROKAN : Arkus faring simetris, hiperemis (+), uvula ditengah
LEHER : Bentuk tidak tampak kelainan, tidak tampak pembesaran
tiroid maupun KGB, tidak tampak deviasi trakea , tidak teraba
pembesaran tiroid maupun KGB, trakea teraba di tengah,
ptechie (+)
THORAKS : Simetris saat inspirasi dan ekspirasi, deformitas (-), retraksi
suprastrenal (-), retraksi intercostal (-), retraksi subcostal (-) ,
ptechie (+)
JANTUNG
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V linea midklavikularis sinistra
Perkusi : Batas kiri jantung ICS V linea midclavicularis sinistra
Batas kanan jantung ICS III-V linea sternalis dextraBatas atas jantung ICS III linea parasternalis sinistra
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
11/49
11
Auskultasi : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
PARU
Inspeksi : Bentuk thoraks simetris pada saat statis dan dinamis, tidak ada
pernapasan yang tertinggal, pernapasan abdomino-torakal ,
retraksi suprastrenal (-), retraksi intercostals (-), retraksi
subcostal (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), benjolan (-), gerak napas simetris kanan dan
kiri
Perkusi : Sonor di kedua hemithoraks paru
Auskultasi : Suara napas vesikuler, reguler, ronchi (-/-), wheezing (-/-)
ABDOMEN :
Inspeksi : perut datar , dijumpai adanya efloresensi pada kulit perut yaitu
ptechie (+) maupun benjolan, roseola spot (-), kulit keriput (-),
gerakan peristaltik (-)
Palpasi : supel,nyeri tekan (+) hampir menyeluruh di regio abdomen,
turgor kulit baik. Hepar teraba 3 jari di bawah arcus costae dan
lien tidak teraba
Perkusi : pekak pada kuadran kanan atas regio 3 jari di bawah arcus
costae dextra (hypocondrium dextra)
Auskultasi :bising usus (+), frekuensi 3x / menit
GENITALIA : Jenis kelamin laki-laki, tanda pubertas (-), tanda radang (-), edema (-)
KELENJAR GETAH BENING :
Preaurikuler : tidak teraba membesar
Postaurikuler : tidak teraba membesar
Submandibula : tidak teraba membesar
Supraclavicula : tidak teraba membesar
Axilla : tidak teraba membesar
Inguinal : tidak teraba membesar
ANGGOTA GERAK :
Ekstremitas : akral hangat pada keempat ekstremitas, CRT
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
12/49
12
STATUS NEUROLOGIS
Refleks Fisiologis Kanan KiriBiseps + +
Triceps + +Patella + +Achiles + +
Refleks Patologis Kanan KiriBabinski - -Chaddock - -Oppenheim - -Gordon - -Schaeffer - -
Rangsang meningealKaku kuduk -
Kanan KiriKerniq - -Laseq - -Bruzinski I - -
Bruzinski II - - Nervus kranialis: tidak ada lesi nervus kranialis
KULIT :warna sawo matang merata, pucat (-),ikterik (-), sianosis (-), kemerahan (+),
turgor kulit menurun, lembab, pengisian kapiler kurang dari 2 detik, petechie (+)
TULANG BELAKANG : bentuk normal,tidak terdapat deviasi, benjolan (-), ruam (-)
2.4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium tanggal 06 Oktober 2015:
Nama tes Hasil Unit Nilai rujukanHEMATOLOGIDarah Lengkap
Leukosit 1.9 ribu/uL 4.5-13.5Eritrosit 4.9 juta/uL 3.6-5.8Hemoglobin 14.3 g/dL 10.7-14.7Hematokrit 42 % 33-45Trombosit 87 ribu/uL 156-406
Index eritrositMCV 86.0 fL 80-100
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
13/49
13
Nama tes Hasil Unit Nilai rujukanMCH 29.1 pg 26-34MCHC 34.0 % 32-36RDW 11.9 %
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
14/49
14
Laboratorium tanggal 07 Oktober 2015
Nama tes Hasil Unit Nilai rujukanTINJAFeses rutin
Makroskopik:Warna Coklat CoklatKonsistensi Lunak LunakLendir Negatif NegatifDarah Negatif NegatifMikroskopik:Leukosit Negatif NegatifEritrosit Negatif NegatifAmoeba coli Negatif NegatifA. histolitika Negatif NegatifTelur cacing Negatif NegatifPencernaan:Lemak Negatif NegatifAmilum Negatif NegatifSerat Positif NegatifSel ragi Positif Negatif
2.5. RESUME
Dari anamnesis didapatkan:
Pasien, An. OS, 14 tahun, datang ke IGD RSUD Budhi Asih dengan keluhan
febris sejak empat hari SMRS. Febris timbul tiba-tiba, terus menerus dan diberikan
obat paracetamol tetapi tidak turun juga. Febris disertai BAB cair 3-4 kali per hari,
berwarna kuning, cair, terdapat ampas, volume BAB cair sebanyak kurang lebih
setengah gelas aqua setiap kali BAB cair. Tetapi dari pagi sampai sore ketika masuk
rumah sakit sudah tidak BAB cair lagi.
Pasien juga merasakan cephalgia, nyeri retro-orbita, myalgia, arthalgia. Pagi
hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengalami epistaksis. Pasien merasa nausea,
nyeri pada seluruh region abdomen, BAK pasien berwarna kuning, volume cukup
banyak menurut keterangan pasien. Pasien mengaku terdapat ptechie. Nafsu makan
pasien sedikit berkurang.
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
15/49
15
Dari pemeriksaan fisik didapatkan:
Compos mentis, tampak sakit sedang,tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 122
kali per menit, pernafasan 26 kali per menit, suhu 40,8 0c. wajah tampak kemerahan,
hidung terdapat krusta hemoragi. Pada mulut, bibir kering, mukosa bukal hiperemis,
faring hiperemis. Abdomen pada pemeriksaan perkusi terdengar pekak pada kuadran
superior dekstra, regio lumbar dekstra tiga jari di bawah arcus coostae dekstra, palpasi
teraba pembesaran hepar tiga jari di bawah arcus costae dekstra, tepi tumpul,
permukaan rata, kenyal, terdapat nyeri tekan, nyeri tekan seluruh regio abdomen.
Ptechie positif hampir seluruh tubuh terutama bagian ekstremitas atas dan bawah.
Dari pemeriksaan penunjang didapatkan:
Pada pemeriksaan darah leukosit 1.9 ribu/uL, trombosit 87 ribu/uL, monosit 7,
GDS 153 gr/dl, natrium 133 mmol/. Pemeriksaan feses ditemukan serat dan sel ragi
positif.
2.6. DIAGNOSIS BANDING
Dengue Fever
Dengue Hemorragic Fever Grade II
Morbili
Gatro-entritis Akut Dehidrasi Ringan
Hiperpireksia
Typhoid Fever
2.7. DIAGNOSIS KERJA
Dengue Hemorragic Fever Grade II
Hiperpireksia
2.8. PEMERIKSAAN ANJURAN
- Pemeriksaan Serologi
- Pemeriksaan Rontgen Thorax
- Pemeriksaan USG Abdomen
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
16/49
16
2.9. PENATALAKSANAAN
A. Non medika Mentosa
1. Komunikasi, informasi, edukasi kepada orang tua pasien mengenai
keadaan pasien.
2. Observasi tanda vital terutama tekanan darah, diuresis, tanda-tanda syok
B. Medika Mentosa
1. IVFD Asering 2 cc/kgbb/jam
2. Diet Nasi tim
3. Paracetamol 500 mg bila demam
2.10. PROGNOSIS
Ad Vitam : Ad Bonam
Ad Functionam : Ad Bonam
Ad Sanationam : Dubia ad Bonam
Follow up
Tgl S O A P
7/10/1506:00
H+2
BB:64
kg
Demam,nyeri
kepala,
nyeri mata
saat
digerakan,
nyeri
perut
- TSS, Compos Mentis- TD: 110/70 mmHg
- N: 100 x/m
- S: 39.5 C
- R: 22 x/menit
- Normosefali
- Mata: ca -/-, si -/-, cekung -
/-, edema palpebral -/-- Mulut: sianosis -, kering +
- Wajah: flushing (+)
- Thoraks: Snves, w -/-. rh -
/-; BJ 1&2 reg, m -, g -,
ptechie +
- Abdomen: datar, BU + 3x,
supel, teraba hepar 3 jari di
bawah arcus costae kanan,
Denguehemorrhagic
fever
Hiperpireksia
- IVFDasering 2
cc/kgbb/jam
- Diet nasi
tim
- Paracetamol
500 mg bila
demam
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
17/49
17
turgor baik.NT +, ptechie +
- Ekstremitas: akral hangat
+, CRT
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
18/49
18
9/10/15-
10/10/
15
06:00
H4-H5
Demam-,
batuk +,
berdahak,
terasa
gatal pada
tangan dan
kaki
- TSS, Compos Mentis
- TD: 120/80 mmHg
- N: 94 x/m
-
S: 37.5 C- R: 22 x/menit
- Normosefali
- Mata: ca -/-, si -/-, cekung -
/-, edema palpebral -/-
- Mulut: sianosis -, kering +
- Wajah: flushing (+)
- Thoraks: Snves, w -/-. rh -
/-; BJ 1&2 reg, m -, g -,
ptechie +
- Abdomen: datar, BU + 3x,
supel, teraba hepar 3 jari di
bawah arcus costae kanan,
turgor baik.NT +, ptechie +
- Ekstremitas: akral hangat
+, CRT
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
19/49
19
BAB III
ANALISA KASUS
Pasien, An. OS, 14 tahun, datang ke IGD RSUD Budhi Asih dengan keluhan
febris sejak empat hari SMRS. Febris timbul tiba-tiba, terus menerus dan diberikan
obat paracetamol tetapi tidak turun juga. Febris disertai BAB cair 3-4 kali per hari,
berwarna kuning, cair, terdapat ampas, volume BAB cair sebanyak kurang lebih
setengah gelas aqua setiap kali BAB cair. Tetapi dari pagi sampai sore ketika masuk
rumah sakit sudah tidak BAB cair lagi.
Pasien juga merasakan cephalgia, nyeri retro-orbita, myalgia, arthalgia. Pagi
hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengalami epistaksis. Pasien merasa nausea,nyeri pada seluruh region abdomen, BAK pasien berwarna kuning, volume cukup
banyak menurut keterangan pasien. Pasien mengaku terdapat ptechie. Nafsu makan
pasien sedikit berkurang.
Compos mentis, tampak sakit sedang,tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 122
kali per menit, pernafasan 26 kali per menit, suhu 40,8 0c. wajah tampak kemerahan,
hidung terdapat krusta hemoragi. Pada mulut, bibir kering, mukosa bukal hiperemis,
faring hiperemis. Abdomen pada pemeriksaan perkusi terdengar pekak pada kuadran
superior dekstra, regio lumbar dekstra tiga jari di bawah arcus coostae dekstra, palpasi
teraba pembesaran hepar tiga jari di bawah arcus costae dekstra, tepi tumpul,
permukaan rata, kenyal, terdapat nyeri tekan, nyeri tekan seluruh regio abdomen.
Ptechie positif hampir seluruh tubuh terutama bagian ekstremitas atas dan bawah
Pada pemeriksaan darah leukosit 1.9 ribu/uL, trombosit 87 ribu/uL, monosit 7,
GDS 153 gr/dl, natrium 133 mmol/. Pemeriksaan feses ditemukan serat dan sel ragi
positif. Pasien didiagnosis dengue hemorrhagic fever dan hiperpireksia karena sesuai
dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa
Pada demam dengue masa tunas berkisar antara 3-15 hari, pada umumnya 5-8
hari. Pcrmulaan penyakit biasanya mendadak. Gejala prodromal meliputi nyeri
kepala, nyeri berbagai bagian tubuh, anoreksia, menggigil dan malaise. Pada
umumnya ditemukan sindrom trias, yaitu demam tinggi, nyeri pada anggota badan
dan timbulnya ruam. Ruam biasanya timbul 5 - 12 jam sebelum naiknya suhu pertamakali, yaitu pada hari ketiga sampai hari kelima dan biasanya berlangsung selama 3 - 4
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
20/49
20
hari. Ruam bersifat makulopapular yang menghilang pada tekanan. Ruam mula-mula
dilihat di dada, tubuh serta abdomen dan menyebar ke anggota gerak dan muka. Pada
lebih dari separuh penderita gejala klinis timbul dengan mendadak, disertai kenaikan
suhu, nyeri kepala hebat, nyeri di belakang bola mata, punggung, otot dan sendi
disertai rasa menggigil.
Pada beberapa penderita dapat dilihat kurve yang menyerupai pelana kuda atau
bifasik, tetapi pada penelitian selanjutnya bentuk kurve ini tidak ditemukan pada
semua penderita sehingga tidak dapat dianggap patognomonik. Anoreksia dan
obstipasi sering dilaporkan; di samping itu perasaan tidak nyaman di daerah
epigastrium disertai nyeri kolik dan perut lembek sering ditemukan. Pada stadium dini
penyakit sering timbul perubahan dalam indra pengecap. Gejala klinis lain yangsering terdapat ialah fotofobia, keringat yang bercucuran, suara serak, batuk,
epistaksis dan disuria. Demam menghilang secara lisis, disertai keluamya banyak
keringat. Lama demam berkisar di antara 3,9 dan 4,8 hari. Kelenjar getah bening
servikal dilaporkan membesar pada penderita; beberapa sarjana menyebutnya sebagai
tanda Castelani, sangat patognomonik dan merupakan patokan berguna untuk
membuat diagnosis banding. Manifestasi perdarahan tidak sering dijumpai. 9,10,11
Kasus demam berdarah dengue ditandai dengan empat manifestasi klinis yaitu
demam tinggi, perdarahan, terutama perdarahan kulit, hepatomegali dan kegagalan
peredaran darah.
Fenomena patofisiologi utama yang menentukan beratnya penyakit dan
membedakan demam berdarah dengue dari demam dengue adalah meningginya
permeabilitas kapiler pembuluh darah, menurunnya volume plasma, hipotensi,
trombositopenia, dan diatesis hemoragik. Halstead mengemukakan gejala yang harus
dipertimbangkan dalam diferensiasi demam berdarah dengue dengan demam dengue,
adalah:
1. DHF biasanya disertai dengan pembesaran hati.
2. leukositosis seringkali ditemukan pada DHF, berlainan dengan demam dengue
yang pada umumnya disertai dengan leukopenia berat.
3. manifestasi perdarahan seperti petekhie, echimosis, uji tornikuet positif dan
trombositopenia lebih menonjol pada DHF.
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
21/49
21
4. limfadenopati, ruam makulopapular dan mialgia bersifat lebih ringan pada
DHF.
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
22/49
22
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
4. 1 Definisi
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh
virus dengue serta memenuhi kriteria WHO untuk DBD. 1 DBD adalah salah satu
manifestasi simptomatik dari infeksi virus dengue.
Gambar 1. Spektrum klinis infeksi virus Dengue 2
Manifestasi simptomatik infeksi virus dengue adalah sebagai berikut (gambar 1):5
1. Demam tidak terdiferensiasi
2. Demam dengue (dengan atau tanpa perdarahan): demam akut selama 2-7 hari,
ditandai dengan 2 atau lebih manifestasi klinis (nyeri kepala, nyeri
retroorbital, mialgia/ atralgia, ruam kulit, manifestasi perdarahan [petekie atau
uji bendung positif], leukopenia) dan pemeriksaan serologi dengue positif atau
ditemukan pasien yang sudah dikonfirmasi menderita demam dengue/ DBD
pada lokasi dan waktu yang sama.
3. DBD (dengan atau tanpa renjatan)
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
23/49
23
4. 2 Epidemiologi
Infeksi virus dengue telah berada di Indonesia sejak abad ke 18, dilaporkan oleh
David Bylon seorang dokter berkebangsaan Belanda. Saat itu infeksi virus dengue
dikenal sebagai penyakit demam lima hari (vijf daagse koorts) kadangkala disebut juga demam sendi (knokkel koorts). 3
Demam berdarah dengue merupakan penyakit yang senantiasa ada sepanjang
tahun di negara kita, oleh karena itu disebut penyakit endemis.6 Di Indonesia sejak
pertama ditemukan penyakit DBD tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta angka kejadian
DBD meningkat dan menyebar ke seluruh daerah kabupaten di wilayah Republik
Indonesia 4
Pada pengamatan selama kurun waktu 20-25 tahun sejak awal ditemukan kasus
DBD, angka kejadian luar biasa penyakit DBD diestimasikan setiap 5 tahun dengan
angka kematian tertinggi pada tahun 1968 awal diketemukan kasus DBD dan angka
kejadian penyakit DBD tertinggi pada tahunn 1988. 3,4
Angka CFR dari DBD terlihat menurun tajam dari tahun ke tahun sebagai hasil
dari pelatihan penatalaksanaan kasus dan ceramah-ceramah klinik yang diberikan
untuk dokter-dokter di RS dan puskesmas. 3,4 Kelompok umur yang sering terkena
adalah anak-anak umur 4-10 tahun, walaupun dapat mengenai bayi dibawah umur 1
tahun. Laki-laki dan perempuan sama-sama dapat terkena tanpa terkecuali. 5
Cara hidup nyamuk terutama nyamuk betina yang menggigit pada pagi dan
siang hari, kiranya dapat menjadi sebab mengapa anak balita mudah terserang demam
berdarah. Nyamuk aedes yang menyenangi tempat teduh, terlindung matahari, dan
berbau manusia, oleh karena itu balita yang masih membutuhkan tidur pagi dan siang
hari seringkali menjadi sasaran gigitan nyamuk. Sarang nyamuk selain di dalam
rumah, juga banyak djumpai di sekolah, apalagi bila keadaan kelas gelap dan lembab.
Disamping nyamuk aedes aegypti yang senang hidup di dalam rumah, juga terdapat
nyamuk aedes albopictus yang senang hidup di luar rumah, di kebun yang rindang
yang dapat menularkan penyakit demam berdarah dengue. Faktor daya tahan anak
yang belum sempurna seperti halnya orang dewasa, agaknya juga merupakan faktor
mengapa anak lebih banyak terkena penyakit demam berdarah dengue dibanding
orang dewasa. 5
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
24/49
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
25/49
25
Adapun mekanisme hipotesis antibody dependent enhancement dijelaskan
sebagai berikut :
Gambar 2. Homologus antibodies form non-infectious complexes
Manusia yang pernah terinfeksi demam berdarah akan membuat serum antibodi
yang dapat menetralkan virus dengue yang serotipenya sama (homolog).
Gambar 3. Heterologous antibodies form infectious complexes
Dalam infeksi berikutnya, antibodi heterolog yang sudah ada sebelumnya membentuk
kompleks dengan serotipe virus baru yang menginfeksi, tetapi tidak menetralkan virus
baru.
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
26/49
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
27/49
27
kehilangan nutrisi dan mengandung CO2 dapat dikembalikan ke dalam pembuluh
darah. Perlu dipahami bahwa apabila kita telah mengetahui kalau kebocoran plasma
dipengaruhi oleh tekanan onkotik, penggunaan koloid untuk meningkatkan tekanan
osmotik dapat dilakukan apabila telah diketahui adanya tanda-tanda kebocoran
plasma. Pelebaran celah endotel dapat juga menyebabkan leukosit keluar dari
intravaskular mengejar makrofag yang mengandung virus dengue, sehingga dapat
dimengerti terjadi leukopenia pada DBD. 3
Manisfestasi trombositopeni pada infeksi dengue memiliki beberapa hipotesa
penyebab:
1. Terjadi destruksi trombosit akibat interaksi antibody-antigen virus dengue di
permukaan trombosit;
2. Kerusakan dinding endotel oleh virus dengue sehingga menyebabkan
interaksi trombosit dengan kolagen subendotel sehingga terjadilah agregasi
dan destruksi trombosit;
3. IL-6 menginduksi antibodi IgM antitrombosit sehingga terjadilah destruksi
trombosit;
4. Manifestasi pendarahan pada DBD meningkatkan kebutuhan akan trombosit.
Manifestasi (nomor 3) menguatkan bahwa tidak perlu diberikan infus
trombosit pada pederita DBD, karena pada akhirnya trombosit yang di
berikan akan didestruksi dengan adanya antibodi antitrombosit.
Pada kasus dengue, ada masa inkubasi (virus dengue ada dalam tubuh tapi tidak
ada manifestasi klinis penyakit), fase akut (demam hari I-IV), dan fase kritis (hari V-
VII), dan fase konvalesense. Proses plasma leakage hanya terjadi pada fase kritis, dan
hanya terjadi dalam 24-48 jam. Untuk mengidentifikasi fase kritis perhatikan bahwa
pada sekitar hari kelima demam sudah mulai turun, tetapi kematrokit makin
meningkat, leukosit makin anjlok, dan trombosit juga makin anjlok. Leukopeni rata-
rata selalu mendahului trombositopeni, dan trombositopeni mendahului plasma
leakage. Pemeriksaan serologi baru dapat terdeteksi setelah hari kelima, karena disitu
kemungkinan besar konsentrasi antibodi cukup di atas batas deteksi alat. Sedangkan
pemeriksaan antigen NS1 dapat dilakukan dari H-1 sampai dengan hari keempat,
kadar optimal NS1 adalah pada hari ketiga. Pemeriksaan antigen NS1 ada dua, yaitu
dengan ELISA dan rapid test. Pemeriksaan dengan ELISA lebih akurat tetapi
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
28/49
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
29/49
29
mengakibatkan proliferasi dan transformasi limfosit dengan menghasilkan titer tinggi
antibodi IgG anti dengue. Disamping itu replikasi virus dengue terjadi juga dalam
limfosit yang bertransformasi dengan akibat terdapatnya virus dalam jumlah banyak.
Hal ini akan mengakibatkan terbentuknya kompleks antigen antibodi (virus antibodi
kompleks) yang selanjutnya akan mengakibatkan aktivasi sistem komplemen.
Pelepasan C3a dan C5a menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding pembuluh
darah dan merembesnya plasma dari ruang intravaskuler ke ruang ekstravaskuler.
Pada pasien dengan syok berat, volume plasma dapat berkurang sampai lebih dari
30% dan berlangsung selama 24-48 jam. Perembesan plasma ini terbukti dengan
adanya peningkatan kadar hematokrit, penurunan kadar natrium, dan terdapatnya
cairan di dalam rongga serosa (efusi pleura, asites). Syok yang tidak ditanggulangi
secara adekuat akan menyebabkan asidosis dan anoksia, yang dapat berakhir fatal,
oleh karena itu pengobatan syok sangat penting guna mencegah kematian. 10
Hipotesis kedua menyatakan bahwa virus dengue seperti juga virus binatang
lain, dapat mengalami perubahan genetik akibat tekanan sewaktu virus mengadakan
replikasi baik pada tubuh manusia maupun pada tubuh nyamuk. Ekspresi fenotipik
dari perubahan genetik dalam genom virus dapat menyebabkan peningkatan replikasi
virus dan viremia, peningkatan virulensi, dan mempunyai potensi untuk menimbulkanwabah yang besar. Kedua hipotesis tersebut didukung oleh data epidemiologis dan
laboratoris. 10
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
30/49
30
Gambar 5. Replikasi virus
Sebagai tanggapan terhadap infeksi virus dengue, kompleks antigen antibodi
selain mengaktivasi sistem komplemen juga menyebabkan agregasi trombosit dan
mengaktivasi sistem koagulasi melalui kerusakan sel endotel pembuluh darah. Kedua
faktor tersebut akan akan menyebabkan perdarahan pada DBD. Agregasi trombosit
terjadi sebagai akibat dari perlekatan kompleks antigen antibodi pada membrantrombosit mengakibatkan pengeluaran ADP (adenosine di phospat) sehingga
trombosit melekat satu sama lain. Hal ini akan menyebabkan trombosit dihancurkan
oleh RES (reticulo endothelial sistem) sehingga terjadi trombositopenia. Agregasi
trombosit ini akan menyebabkan pengeluaran platelet factor III mengakibatkan
terjadinya koagulopati konsumtif (KID = koagulopati intravaskuler deseminata),
ditandai dengan peningkatan FDP (fibrinogen degradation product) sehingga terjadi
penurunan faktor pembekuan.10
Agregasi trombosit ini juga mengakibatkan gangguan fungsi trombosit sehingga
walaupun jumlah trombosit masih cukup banyak namun tidak berfungsi baik. Di sisi
lain, aktivasi koagulasi akan menyebabkan aktivasi faktor Hageman sehingga terjadi
aktivasi sistem kinin sehingga memacu peningkatan permeabilitas kapiler yang dapat
mempercepat terjadinya syok. Jadi, perdarahan massif pada DBD diakibatkan oleh
trombositopenia, penurunan faktor pembekuan (akibat KID), kelainan fungsi
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
31/49
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
32/49
32
berlanjut dengan turunnya tekanan darah. Berbagai kelainan hematologi telah terbukti
menyertai perjalanan penyakit DBD, keadaan ini dipakai sebagai penunjang diagnosis
dan untuk penatalaksanaan yang tepat serta untuk penelitian lebih jauh mengenai
patofisiologi DBD. 10
Trombositopenia mulai tampak beberapa hari setelah panas, dan mencapai titik
terendah pada fase syok. Penyebab trombositopenia pada DBD masih kontroversial.
Sebagian peneliti mengatakan kemungkinan penyebabnya ialah trombopoesis yang
menurun dan destruksi trombosit dalam darah yang meningkat. Peneliti lain
menemukan adanya gangguan fungsi trombosit. Ditemukannya kompleks imun pada
permukaan trombosit diduga sebagai penyebab agregasi trombosit yang kemudian
akan dimusnahkan sistem retikuloendotelial khususya limpa dan hati.
Trombositopenia pada infeksi dengue terjadi melalui mekanisme:
1. Supresi sumsum tulang
2. Destruksi dan pemendekan masa hidup trombosit
Gambar 7. Komplek virus - antibody
B. Sistem respon imun
Setelah virus dengue masuk dalam tubuh manusia, virus berkembang biak dalam sel
retikuloendotelial yang selanjutnya diikuiti dengan viremia yang berlangsung 5-7
hari. Akibat infeksi virus ini muncul respon imun baik humoral maupun selular,antara lain anti netralisasi, anti-hemaglutinin, anti komplemen. Antibodi yang muncul
Komplek virus - antibody
XII XIIa
Fibrinolisiskoagulasi
Kinin Komplemen
Systemkardiovaskuler
plasmin
Fibrin
DIC
FDP
Perdarahan Syok
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
33/49
33
pada umumnya adalah IgG dan IgM, pada infeksi dengue primer antibodi mulai
terbentuk, dan pada infeksi sekunder kadar antibodi yang telah ada meningkat
(booster effect).
Gambar 8. Perubahan kadar antibodi pada perjalanan infeksi
Antibodi terhadap virus dengue dapat ditemukan di dalam darah sekitar demam
hari ke-5, meningkat pada minggu pertama sampai dengan ketiga, dan menghilang
setelah 60-90 hari. Kinetik kadar IgG berbeda dengan kinetik kadar antibodi IgM,
oleh karena itu kinetik antibodi IgG harus dibedakan antara infeksi primer dan
sekunder. Pada infeksi primer antibodi IgG meningkat sekitar demam hari ke-14
sedang pada infeksi sekunder antibodi IgG meningkat pada hari kedua. Oleh karena
itu diagnosa dini infeksi primer hanya dapat ditegakkan dengan mendeteksi antibodi
IgM setelah hari sakit kelima, diagnosis infeksi sekunder dapat ditegakkan lebih dini
dengan adanya peningkatan antibody IgG dan IgM yang cepat. 10
4. 6 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis infeksi virus dengue dapat bersifat asimptomatik, atau dapat berupa
demam yang tidak jelas, demam dengue, demam berdarah dengue dengan kebocoran
plasma yang mengakibatkan syok atau syndroma syok dengue (SSD). 7
Masa inkubasi pada tubuh manusia sekitar 4-6 hari, timbul gejala prodormal
yang tidak khas seperti : nyeri kepala, nyeri tulang belakang, dan perasaan lelah.
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
34/49
34
Demam Dengue. 8,11 Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, ditandai
dengan dua atau lebih manifestasi klinis sebagai berikut :
Peningkatan suhu mendadak, kadangkadang disertai mengigil
nyeri kepala muka kemerahan (flushed face) nyeri retro-orbital fotofobia mialgia/atralgia anoreksia konstipasi
nyeri perut nyeri tenggorok ruam kulit manifestasi perdarahan
4. 7 Diagnosis 7
Berdasarkan kriteria WHO 1997 diagnosis DBD ditegakkan bila semua hal dibawah
ini terpenuhi:
1. Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari, biasanya bifasik
2. Terdapat minimal 1 dari manifestasi perdarahan berikut: Uji bendung positif Petekie, ekimosis, atau purpura Perdarahan mukosa (tersering epistaksis atau perdarahan gusi) atau
perdarahan di tempat lain Hematemesis atau melena
3. Tromositopenia (jumlah trombosit < 100.000/uL)
4. Terdapat minimal satu dari tanda-tanda plasma leakage (keocoran plasma)
sebagai berikut :
Peningkatan hematokrit > 20% dibandingkan standar standar sesuai
dengan umur dan jenis kelamin
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
35/49
35
Penurunan hematokrit > 20% setelah mendapat terapi cairan,
dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnya
Tanda kebocoran plama seperti : efusi pleura, ascites, hipoproteinemia
atau hyponatremiaA. Sindroma Syok Dengue (SSD) 7
Seluruh kriteria diatas untuk DBD Disertai kegagalan sirkulasi dengan manifestasi nadi yang cepat dan lemah,
tekanan darah turun ( 20mmHg), hipotensi dibandingkan standar sesuai
umur, kulit dingin dan lembab serta gelisah.
B. Klasifikasi derajat penyakit infeksi virus dengue 7 Derajat I : Adanya demam tanpa perdarahan, manifestasi perdarahan hanya
berupa torniket tes positif
Derajat II : Gejala demam diikuti dengan perdarahan spontan, biasanya
berupa perdarahan di bawah kulit dan atau berupa perdarahan lainnya
Derajat III : Adanya kegagalan sirkulasi berupa nadi yang cepat dan lemah,
penyempitan tekanan nadi (< 20 mmHg), atau hipotensi, dengan disertai
akral dingin dan gelisah
Derajat IV : Adanya syok yang berat dengan nadi tak teraba dan tekanan
darah yang tidak terukur
Gambar 9. Spektrum Dengue Haemorrhagic Fever 10
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
36/49
36
4. 8 Pemeriksaan Penunjang 3
Pada pemeriksaan darah ditemukan : 3
Leukopenia pada akhir fase demam Limfositosis biasanya terlihat sebelum fase syok Hematokrit meningkat >20% (hemokonsentrasi) Trombosit
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
37/49
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
38/49
38
infeksi maka pemeriksaan ini dilakukan paling baik saat panas hari ke-0
hingga hari ke -4, karena itulah pemeriksaan ini dapat mendeteksi infeksi
virus dengue bahkan sebelum terjadi penurunan trombosit. Setelah hari
keempat kadar NS1 antigen ini mulai menurun dan akan hilang setelah hari
ke-9 infeksi. Angka sensitivitas dan spesifisitasnya pun juga tinggi. Bila ada
hasil NS1 yang positif menunjukkan kalau seseorang hampir pasti terkena
infeksi virus dengue. Sedangkan kalau hasil NS1 Ag dengue menunjukkan
hasil negatif tidak menghilangkan kemungkinan infeksi virus dengue dan
masih perlu dilakukan observasi serta pemeriksaan lanjutan.
4. 9 Diagnosa Banding
Pada awal perjalanan penyakit diagnosis mencakup infeksi bakteri, virus atau
infeksi protozoa seperti demam dengue, campak, influenza, demam
chikungunya, leptospirosis dan malaria. Adanya trombositopenia yang jelas
disertai hemokonsentrasi dapat membedakan DBD dengan penyakit lain.
DBD harus dibedakan pada demam chikungunya. Pada demam chikungunya
biasanya seluruh anggota keluarga dapat terserang dan penularannya mirip
dengan influenza. Demam chikungunya memperlihatkan serangan demam
mendadak, masa demam lebih pendek, suhu lebih tinggi, hampir selalu disertai
ruam makulopapular, injeksi konjungtiva dan lebih sering dijumpai nyeri sendi.
Pada demam chikungunya tidak ditemukan perdarahan gastrointestinal dan
syok. 3,6
4. 10 Komplikasi 3,8
DHF mengakibatkan pendarahan pada semua organ tubuh, seperti
pendarahanginjal, otak, jantung, paru paru, limpa dan hati. Sehingga tubuh
kehabisan darah dancairan serta menyebabkan kematian.
Ensepalopati. Gangguan kesadaran yang disertai kejang. Disorientasi, prognosa buruk.
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
39/49
39
4. 11 Penatalaksanaan
Perjalanan penyakit DBD terbagi 3 fase 7:
1) Fase demam yang berlangsung selama 2-7 hari
Terapi simtomatik dan suportif
Parasetamol 10-15mg/kg/dosis setiap 4-6 jam (salisilat tidak dianjurkan
karena mempunyai resiko terjadinya penyulit perdarahan dan asidosis) 4
Kompres hangat diberikan apabila pasien masih tetap panas Terapi suportif yang diberikan antara lain larutan oralit, jus buah dan lain-
lain
Apabila pasien memperlihatkan tanda dehidrasi dan muntah hebat, berikancairan sesuai kebutuhan dan apabila perlu berikan cairan intravena. Semua
pasien tersangka dengue harus diawasi dengan ketat setiap hari sejak hari sakit
ketiga. Setelah bebas demam selama 24 jam tanpa antipiretik, pasien DBD akan
memasuki fase kritis. Sebagian pasien akan sembuh setelah pemberian cairan
intravena, sedangkan kasus berat akan jatuh ke dalam fase syok.
Pemantuan:
A. Pemeriksaan fisis Tanda vital Perabaan hati hati yang membesar dan lunak merupak an indikasi
mendekati fase kritis, pasien harus diawasi ketat dan dirawat di rumah
sakit
B. Pemeriksaan laboratorium Leukopenia dan limfositosis relative dalam waktu 24 jam pasien
akan bebas demam serta memasuki fase kritis
Trombositopenia pasien memasuki fase kritis dan memerlukan
pengawasan ketat di rumah sakit
Peningkatan Ht 10-20% mengindikasikan pasien memasuki fase kritis
dan memerlukan terapi cairan intravena apabila pasien tidak dapat
minum oral
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
40/49
40
Gambar 10. Tatalaksana kasus tersangka DBD
Berikan penerangan pada orangtua mengenai pertanda gejala syok yang
mengharuskan orangtua membawa anaknya ke rumah sakit antara lain :
Keadaan memburuk sewaktu pasien mengalami penurunan suhu Setiap perdarahan Nyeri abdominal akut dan hebat Mengantuk, lemah badan, tidur sepanjang hari Menolak untuk makan dan minum Lenah badab, gelisah Kulit dingin, lembab
Tidak buang air kecil selama 4-6 jam
anda syokmuntah terus-meneruskejangkesadaran menurunmuntah darahberak hitam
Tersangka DBD
demam tinggi, mendadak terus-menerus 100.000/l
uji torniquet (+) uji torniquet (-)
Rawat jalan
Rawat inapminum banyak 1,5-2 liter/hr parasetamolkontrol tiap hari sampai demam turunperiksa Hb, Ht, trombosit tiap kali
parasetamolkontrol tiap hari sampaidemam hilang
nilai tanda klinis,periksa trombosit &Ht bila demammenetap setelahhari sakit ke-3
Lab. Hb & Ht naik,Trombosit turun
Segera bawa ke rumah sakit
Rawat jalan
Perhatian untuk orang tua:pesan bila timbul tanda syok, yaitugelisah, lemah, kaki/tangan dingin, nyeriperut, berak hitam, bak kurang
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
41/49
41
Indikasi rawat :
Adanya tanda-tanda syok Sangat lemah sehingga asupan oral tidak dapat mencukupi
Perdarahan Hitung trombosit 100.000/uL dan atau peningkatan Ht 10 -20% Mengantuk, lemah badan, tidur sepanjang hari ketika penurunan suhu Nyeri abdominal akut hebat
2) Fase atau bocornya plasma yang berlangsung umumnya hanya 24-48 jam,
sekitar hari 3 sampai hari ke-5 perjalanan penyakit. Umumnya pada fase ini
pasien tidak dapat makan dan minum oleh karena anoreksia atau dan muntah
A. Tatalaksana umum Catat tanda vital, asupan dan keluaran cairan Berikan oksigen pada kasus dengan syok Hentikan perdarahan dengan tindakan yang tepat
B. Tatalaksana cairan Trombositopenia, peningkatan Ht 10-20%, pasien tidak dapat makan
dan minum melalui oral
Syok
Kristaloid (jenis cairan pilihan diantaranya : ringer laktat dan ringer
asetat terutama pada fase syok)
Koloid (diindikasikan pada keadaan syok berulang atau syok
berkepanjangan)
Selama fase kritis pasien harus menerima sejumlah cairan rumatan
ditambah deficit 5-8% atau setara dehidrasi sedang
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
42/49
42
Gambar 11. Tatalaksana pemberian cairan pada tersangka DBD dewasa di
ruang rawat
C. Pada pasien dengan syok
Apabila nilai Ht awal rendah, pikirkan kemungkinan perdarahan
interna atau pantau nilai Ht lebih sering, apabila ada indikasi berikan
tranfusi darah
Koreksi gangguan mrtabolit dan elektrolit, seperti hipoglikemia,
hiponatremia, hipokalsemia dan asidosis
Setelah 6 jam apabila Ht menurun , meski telah diberikan sejumlah
besar cairan pengganti, tetesan tidak dapat diturunkan sampai
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
43/49
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
44/49
44
yang cukup banyak, berikan sediaan darah segar 10ml/kg/kali atau
PRC 5 ml/kg/kali
Gambar 13. Tatalaksana kasus DBD derajat I dengan peningkatan hematocrit
20%
DBD derajat I dengan peningkatan HT 20% Ht normal
Monitor tanda-tanda vital / nilai Ht dan trombosit tiap 6 jam
tidak gelisahnadi kuattekanan darah stabildiuresis cukup(12 ml/kgBB/jam)Ht turun(2 kali pemeriksaan)
gelisahdistres pernapasanfrekuensi nadi naikHt tetap tinggi/naikdiuresis kurang/tidak ada
Tanda vital memburukHt meningkat
5 ml/kgBB/jam
Sesuaikan tetesan
3 ml/kgBB/jam
bila tanda vital/Ht stabil dandiuresis cukup
Cairan awal
RL / RA / NaCl 0,9% atau RLD5 / NaCl 0,9% +D5, 6-7 ml / kgBB / jam
Perbaikan Tidak ada perbaikan
Tetesan dikurangi
Perbaikan
IVFD stop pada 24-48 jam
Tetesan dinaikkan
10-15 ml/kgBB/jamPerbaikan
Tanda vital tidak stabil
Distres pernafasanHt naikTek. Nadi 20 mmHg
Ht turun
Transfusi darah segar Koloid
20-30 ml/kgBB 10 ml/kgBB
Perbaikan
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
45/49
45
Gambar 14. Tatalaksana kasus DBD derajat I atau derajat II tanpa peningkatan
hematokrit
E. Indikasi tranfusi trombosit
Hanya diberikan hanya pada perdarahan massif. Dosis 0,2 /kg/dosis
3) Fase penyembuhan (2-7 hari)
Secara umum, sebagian besar pasien DBD akan sembuh tanpa komplikasi
dalam waktu 24-48 jam setelah syok. Indikasi pasien masuk ke dalam fase
penyembuhan adalah :
Keadaan umum membaik
Meningkatnya selera makan Tanda vital stabil
DBD derajat I atau derajat II tanpa peningkatan hematokrit
Gejala Klinis: demam 2-7 hari uji tourniquet positif atau perdarahan spontanLaboratorium:
Hematokrit tidak meningkat trombositopeni (ringan)
Pasien masih dapat minumBeri minum sebanyak 1-2 liter/hariatau satu sendok makan tiap 5 menitJenis minuman: air bening, teh manis,sirup, jus buah, susu, oralit.Bila suhu >380C beri parasetamolBila kejang beri obat antikonvulsif
Pasien tidak dapat minumPasien muntah terus-menerus
Monitor gejala klinis dan laboratoriumPerhatikan tanda syokPalpasi hati setiap hariUkur diuresis setiap hari
Awasi perdarahanPeriksa Hb, Ht, trombosit tiap 6-12 jam
Pulang (kriteria pulang)- tidak demam selama 24 jam tanpa antiprelik- nafsu makan membaik- secara klinis tampak perbaikan- Ht stabil- tiga hari setelah syok teratasi- jumlah trombosit > 50.000/ml- tidak dijumpai distres pernapasan (disebabkan oleh efusi pleura atau asidosis)
Ht naik dan atau trombosit turun
Perbaikan klinis dan laboratoris
Pasang infus NaCl 0,9%: dekstrosa 5% (1:3), tetesan rumatan sesuai
berat badanPeriksa Hb, Ht, trombosit tiap 6-12 jam
Infus ganti ringer laktat (RL)(tetesan disesuaikan)
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
46/49
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
47/49
47
sakit, dan tempat-tempat umum seperti tempat ibadah, makam, dan lain-lain. Dengan
demikian masyarakat harus dapat mengubah perilaku hidup sehat terutama
meningkatkan kebersihan lingkungan.
B. Cara memberantas jentik
Cara memberantas jentik dilakukan dengan cara 3 M yaitu menguras, menutup, dan
mengubur, artinya :
Kuras bak mandi seminggu sekali (menguras), Tutup penyimpanan air rapat-rapat (menutup), Kubur kaleng, ban bekas, dll. (mengubur).
Kebiasaan-kebiasaan seperti mengganti dan bersihkan tempat minum burung setiap
hari atau mengganti dan bersihkan vas bunga, seringkali dilupakan. Kebersihan di luar
rumah seperti membersihkan tanaman yang berpelepah dari tampungan air hujan
secara teratur atau menanam ikan pada kolam yang sulit dikuras, dapat mengurangi
sarang nyamuk.
Pada kolam atau tempat penampungan air yang sulit dikuras dapat diraburkan
bubuk abate yang dapat ditaburkan bubuk abate yang dapat membunuh jentik. Bubuk
abate ini dapat dibeli di apotek.
Pedoman Penggunaan Bubuk Abate (Abatisasi)
Satu sendok makan peres (10 gram) untuk 100 liter air Dinding jangan disikat setelah ditaburi bubuk abate Bubuk akan menempel di dinding bak/ tempayan/ kolam Bubuk abate tetap efektif sampai 3 bulan
C. Cara memberantas nyamuk dewasa
Untuk memberantas nyamuk dewasa, upayakan membersihkan tempat-tempat yang
disukai oleh nyamuk untuk beristirahat.
D. Kurangi tempat untuk nyamuk beristirahat Jangan menggantung baju bekas pakai (nyamuk sangat suka bau manusia) Pasang kasa nyamuk pada ventilasi dan jendela rumah
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
48/49
48
Lindungi bayi ketika tidur di pagi dan siang hari dengan kelambu Semprot obat nyamuk rumah pagi & sore (jam 8.00 dan 18.00) Perhatikan kebersihan sekolah, bila kelas gelap dan lembab, semprot dengan
obat nyamuk terlebih dahulu sebelum pelajaran mulai Pengasapan (disebut fogging) hanya dilakukan bila dijumpai penderita yang
dirawat atau menginggal. Untuk pengasapan diperlukan laporan dari rumah
sakit yang merawat.
-
7/25/2019 Preskas Dengue Hemorragik Fever
49/49
DAFTAR PUSTAKA
1. Suhendro, Nainggolan L, Chen K, Pohan HT. Demam berdarah dengue. Dalam:Sudoyo, A. et.al. (editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Edisi 4.
Jakarta:Pusat Penerbitan IPD FKUI, 2006.p.1774-9
2. Rani, A. Soegondo, S. dan Nasir, AU. (ed). Panduan Pelayanan Medik
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Jakarta:Pusat
Penerbitan IPD FKUI, 2006.p.137-8
3. Hadinegoro SRS,Soegijanto S, Wuryadi S, Surososo T. Tatalaksana Demam
Dengue/Demam Berdarah Dengue pada Anak. Naskah Lengkap Pelatihan bagiDokter Spesialis Anak & Dokter Spesialis Penyakit Dalam dalam tatalaksana
kasus DBD. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.2004
4. Soegijanto, S. Demam Berdarah Dengue. Tinjauan dan Temuan Baru di Era
2003. Surabaya : Airlangga University Press. 2004.
5. www. IDAI.com
6. Soegijanto, S. Ilmu penyakit Anak Diagnosis & Penatalaksanaan. Jakarta :
Salemba Medika. 2002.
7. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Tatalaksana Klinis Infeksi Dengue di
Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta : Bakti Husada. 2005
8. World Health Organization. Demam Berdarah Dengue. Diagnosis, Pencegahan
dan Pengendalian. Jakarta : EGC.1997.
9. Halstead S.B. 2008. Dengue in Tropical Medicine, Science and Practice.
Imperial College Press, London; 5:285-306
10. Hadinegoro SRH, et al. (editor). Tata laksana demam berdarah dengue di
Indonesia. Departemen Kesehatan RI dan Direktorat Jenderal Pemberantasan
Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan. 2004
11. Behrman, Kliegemen, Jenson. Nelson Textbook of Pediatrics 17th edition.
Saunders. 2004
top related