presentasi pbl alsel fix

Post on 05-Dec-2014

55 Views

Category:

Documents

2 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN MENGENAI RUMAH SEHAT, TINGKAT

PENDIDIKAN, DAN TINGKAT PENDAPATAN PENDUDUK DENGAN KEPEMILIKAN RUMAH

SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN

Dian Mutiasari I1A003071

Soraya Ayu S I1A006011

M. Iksir R I1A006071

Trigia Yaniati I1A006094

PBL

Pembimbing : Dr. Farida, M.Kes

2

PENDAHULUAN

BAB I

3

PENDAHULUAN

Program Pembangunan Kesehatan Perumahan merupakan kebutuhan dasar manusia Rumah yang tidak sehat dapat menjadi faktor risiko

terjadinya berbagai penyakit Rumah sehat tahun 2006 di Banjarmasin 15,06% Rumah sehat di wilayah Puskesmas Alalak Selatan 2011

sebesar 91 % namun masih menggunakan formulir kunjungan rumah sehat yang lebih sederhana.

4

Perumusan Masalah

1. Apakah terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan warga mengenai rumah sehat dengan skor rumah sehat yang ada di wilayah kerja puskesmas Alalak Selatan Banjarmasin?

2. Apakah terdapat hubungan antara tingkat pendidikan warga dengan skor rumah sehat yang ada di wilayah kerja puskesmas Alalak Selatan Banjarmasin?

3. Apakah terdapat hubungan antara tingkat pendapatan warga dengan skor rumah sehat yang ada di wilayah kerja puskesmas Alalak Selatan Banjarmasin?

5

TUJUAN PENELITIAN

6

1. Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan warga mengenai rumah sehat dengan skor rumah sehat yang ada di wilayah kerja puskesmas Alalak Selatan Banjarmasin

2. Mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan warga dengan skor rumah sehat yang ada di wilayah kerja puskesmas Alalak Selatan Banjarmasin.

3. Mengetahui hubungan antara tingkat pendapatan warga dengan skor rumah sehat yang ada di wilayah kerja puskesmas Alalak Selatan Banjarmasin

7

Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin untuk memberikan rekomendasi terhadap peningkatan keberadaan rumah sehat.

2. Sebagai bahan masukan bagi petugas promosi kesehatan dan petugas sanitasi di Puskesmas Alalak Selatan Banjarmasin dalam rangka meningkatkan kegiatan penyuluhan tentang rumah sehat dan perbaikan rumah penduduk agar menjadi rumah sehat.

3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya

8

TINJAUAN PUSTAKA

BAB II

9

RUMAH SEHAT

10

Rumah sehat adalah rumah berlindung, bernaung, dan tempat untuk beristirahat, sehingga menimbulkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani, sosial.1

A. Definisi

1. Supraptini. Gambaran Rumah Sehat di Indonesia. Jakarta; 2004.

11

B. SYARAT RUMAH SEHAT

Berkaitan dengan kebutuhan kesehatan Berkaitan dengan kegiatan melindungi dan

meningkatkan kesehatan

Prinsip standar rumah sehat menurut WHO 1 :

1. Supraptini. Gambaran Rumah Sehat di Indonesia. Jakarta; 2004.

12

B. SYARAT RUMAH SEHAT

Lantai harus cukup kuat untuk menahan beban di atasnya. Bahan untuk lantai biasanya digunakan ubin,kayu plesteran, atau bambu dengan syarat-syarat tidak licin, stabil tidak lentur waktu diinjak, tidak mudah aus, permukaan lantai harus rata dan mudah dibersihkan.

Dinding harus tegak lurus, terpisah dari pondasi oleh suatu lapisan air rapat air, dan terdapat lubang jendela dan pintu pada dinding

Terdapat Langit-langit Atap yang memenuhi persyaratan adalah rapat air,

padat, letaknya tidak mudah bergeser, tidak mudah terbakar, bobotnya ringan, dan tahan lama.

Aspek konstruksi atau komponen rumah2 :

Ditjen PPM dan PL. Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat. 2002.

13

B. SYARAT RUMAH SEHAT Ventilasi yang baik Cahaya yang cukup terang untuk membaca Sarana Sanitasi berupa penyediaan air bersih,

jamban, pembuangan sampah, pembuangan air limbah.

Ditjen PPM dan PL. Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat. 2002.

14

B. SYARAT RUMAH SEHAT

Memenuhi kebutuhan fisiologis Memenuhi kebutuhan psikologis Memenuhi persyaratan pencegahan penularan

penyakit antar penghuni rumah. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya

kecelakaan.

Rumah dikatakan sehat jika12 :

12. Azwar S. Sikap manusia. Teori dan pengukurannya. Jakarta: Pustaka pelajar; 2007

15

LANDASAN TEORI

BAB III

16

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

17

HIPOTESIS

BAB IV

18

Tingkat pengetahuan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Alalak Selatan mengenai rumah sehat memiliki hubungan dengan kepemilikan rumah sehat.

Tingkat pendidikan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Alalak Selatan memiliki hubungan dengan kepemilikan rumah sehat

Tingkat pendapatan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Alalak Selatan memiliki hubungan dengan kepemilikan rumah sehat

Hipotesis

19

METODE PENELITIAN

BAB V

20

A. RANCANGAN PENELITIAN

Menggunakan metode penelitian yang bersifat observasi dengan pendekatan cross sectional study untuk mendapatkan perbandingan rumah sehat berdasarkan pengetahuan penghuninya.

21

B. POPULASI DAN SAMPEL

Populasi

Populasi penelitian adalah seluruh kepala keluarga yang memiliki rumah di wilayah kerja puskesmas Alalak Selatan Banjarmasin dengan tiga Kelurahan yaitu Kelurahan Kuin Utara, Alalak Selatan dan Pangeran yang berjumlah 8790 kepala keluarga.

Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi di wilayah kerja puskesmas Alalak

Selatan Banjarmasin dengan tiga Kelurahan yaitu Kelurahan Kuin Utara, Alalak Selatan dan Pangeran dan pemiliknya bersedia menjadi responden penelitian. Sampel yang diambil sebanyak 383 rumah berdasarkan Slovin. Dengan Rumus n= N/(1+α2).

Kriteria Inkulsi = kepala keluarga yang memiliki rumah sendiri (bukan kontrak).

Sampel diambil dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling

22

C. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Penelitian ini telah dilaksanakan di Puskesmas Alalak Selatan dimulai pada tanggal 26 November – 15 Desember 2012.

23

D. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

Variabel dependen (variabel terikat)Rumah sehat adalah suatu tempat tinggal

dimana masing-masing komponen rumah, sarana sanitasi dan perilaku penghuni memenuhi syarat kesehatan yang telah direkomendasikan Depkes RI yang terdapat pada Formulir Penilaian Rumah Sehat (pada Lampiran 2), yaitu memperoleh skor 1068-1200 dikatakan rumah sehat, apabila <1068 dikatakan rumah tidak sehat.

Variabel independent (variabel bebas)Tingkat PendidikanTingkat PendapatanTingkat Pengetahuan

24

E. METODE PENGUKURAN

Variabel dependen Apabila jumlah nilai kali bobot kumulatif : komponen

rumah, sarana sanitasi dan perilaku penghuni <1.068 dikategorikan sebagai rumah tidak sehat

Apabila jumlah nilai kali bobot kumulatif : komponen rumah, sarana sanitasi dan perilaku penghuni > 1068-1200 dikategorikan sebagai rumah sehat

Cara menghitung hasil penilaian = Nilai observasi rumah x bobot

25

E. METODE PENGUKURAN

Variabel independentPendidikan. Pengukuran dilakukan dengan

menggunakan kuesioner, skala ukur ordinal, hasil ukur dikelompokkan dalam kategori : rendah (SD, SMP), tinggi (SMA,Perguruan Tinggi).

Pendapatan. Pengukuran dilakukan dengan cara wawancara, alat ukur kuesioner, hasil ukur dikelompokan dalam kategori: rendah (<Rp.1.225.000,- per bulan), tinggi (≥Rp.1.225.000,- per bulan).

26

E. METODE PENGUKURAN

Pengetahuan. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan kuesioner, skala ukur ordinal, dengan alternatif 3(tiga) yaitu benar diberi skor 3, kurang diberi skor 2(dua), tidak benar diberi skor 1(satu). Hasil ukur dikategorikan menjadi baik dan kurang baik. Hasil ukur baik apabila responden mendapatkan skor > 50% dengan rentang (16,5-30) dan hasil ukur kurang baik apabila responden mendapatkan skor < 50% dengan rentang antara (1-15,5). Skor didapatkan dengan menjumlahkan skor tertinggi pada setiap skor tertinggi pada setiap jawaban dari seluruh pertanyaan yang ada.

27

F. METODE ANALISA DATA

Analisa BivariatDilakukan untuk mengetahui hubungan variabel independen dengan variabel dependen, antara lain :

Hubungan tingkat pengetahuan tentang rumah sehat dengan kepemilikan rumah sehat (uji Chi-Square)

Hubungan tingkat pendidikan dengan kepemilikan rumah sehat (uji Chi-Square).

Hubungan tingkat pendapatan dengan kepemilikan rumah sehat (uji Chi-Square).

28

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI

29

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 384 di tiga kelurahan yaitu kelurahan Kuin Utara (24 RT), Pangeran (23 RT), Alalak Selatan (24 RT) didapatkan gambaran mengenai pengetahuan, pendidikan, pendapatan, dan rumah sehat penduduk sebagai berikut:

30

DISTRIBUSI RUMAH

Rumah Tidak Sehat Rumah Sehat

193 191

Didapatkan terdapat lebih banyak rumah tidak sehat dibandingkan rumah sehat, yaitu rumah tidak sehat sebesar 193 (50,26%), dan rumah sehat sebesar 191 (49,74%).

31

ANALISIS BIVARIAT

distribusi tingkat pengetahuan dengan kepemilikan rumah sehat

Rumah Tidak Sehat Rumah Sehat λ2 p OR

1. Pengetahuan Jelek 77 (39,90%) 18 (9,40%)

46,25 0,000 6,4

2. Pengetahuan Baik 116 (60,10%) 173 (90,60%)

Total 193 191

33

hubungan tingkat pengetahuan dengan kepemilikan rumah sehat

Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kepemilikan rumah sehat didapatkan melalui uji chi-square. Hasil chi-square didapatkan nilai p < 0,05 (p = 0,000) artinya terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kepemilikan rumah sehat. Semakin tinggi pengetahuan seseorang, maka keadaan rumahnya semakin baik.

Dari hasil analisis didapatkan nilai OR sebesar 6,4 menunjukkan bahwa kepala keluarga yang memilki pengetahuan jelek lebih beresiko 6,4 kali lebih besar untuk memiliki rumah tidak sehat dibandingkan yang memilki pengetahuan baik

34

Lanjutan.........• Hal ini sesuai dengan teori dari Rogers, dalam Notoatmodjo

(2003), perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih baik dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang maka semakin tahu tentang pentingnya kepemilikan rumah sehat untuk menunjang kehidupan dam kesehatan keluarga.

• Penelitian Wahyuni (2005), bahwa masyarakat suku Dayak yang memiliki rumah sehat dipengaruhi oleh pemahaman mereka tentang pentingnya rumah sehat. Secara proporsi juga menunjukkan bahwa responden yang mempunyai rumah sehat sederhana 76,2% terdapat pada responden dengan pengetahuan kategori tinggi.

35

Distribusi tingkat pendidikan dengan kepemilikan rumah sehat

Rumah Tidak

Sehat

Rumah Sehatλ2 p OR

1. Pendidikan

rendah

160 (82,90%) 43 (22,51%)140,43 0,000 17,2

2. Pendidikan

tinggi

33 (17,10%) 148 (77,49%)

Total 193 191

36

hubungan tingkat pendidikan dengan kepemilikan rumah sehat Hubungan antara tingkat pendidikan dengan kepemilikan

rumah sehat didapatkan melalui uji chi-square. Hasil chi-square didapatkan nilai p < 0,05 (p = 0,000) artinya terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan kepemilikan rumah sehat. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka keadaan rumahnya semakin baik.

Dari hasil analisis didapatkan nilai OR sebesar 17,2 menunjukkan bahwa kepala keluarga yang memilki tingkat pendidikan rendah lebih beresiko 17,2 kali lebih besar untuk memiliki rumah tidak sehat dibandingkan yang memilki tingkat pendidikan tinggi

Hal ini sesuai dengan penelitian Atmaja J tahun 2004, dalam hal kepemilikan rumah sehat menunjukkan terdapat pengaruh dari tingkat pendidikan seseorang.

37

Distribusi tingkat pendapatan dengan kepemilikan rumah sehat

Rumah Tidak

Sehat

Rumah Sehatλ2 p OR

1.Pendapatan

rendah

170 (89%) 24 (12,43%)219,02 0,000 54,1

2.Pendapatan

tinggi

23 (11%) 167 (86,52%)

Total 193 191

38

Hubungan tingkat pendapatan dengan kepemilikan rumah sehat

• Hasil chi-square test didapatkan nilai p < 0,05 (0.000), artinya terdapat hubungan antara tingkat pendapatan dengan kepemilikan rumah sehat. Hasil ini menunjukkan bahwa pendapatan keluarga mempunyai hubungan signifikan dengan kepemilikan rumah sehat. Hal ini didukung oleh proporsi kepemilikan rumah sehat yang menunjukkan bahwa responden responden yang mempunyai rumah sehat sebagian besar mempunyai pendapatan kategori tinggi. Jadi, semakin tinggi pendapatan seseorang maka semakin besar kemungkinan memiliki suatu rumah sehat.

• Dari hasil analisis didapatkan nilai OR sebesar 54,1 menunjukkan bahwa kepala keluarga dengan pendapatan rendah lebih beresiko 54,1 kali lebih besar untuk memiliki rumah tidak sehat dibandingkan yang memilki pendapatan tinggi

39

Lanjutan.......

• Hasil ini sesuai Menurut Alfian tahun 1999, kemiskinan yang diderita oleh suatu golongan masyarakat karena struktur sosial masyarakat yang tidak dapat ikut menggunakan sumber-sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia bagi mereka seperti kekurangan fasilitas pemukiman sehat

• Hasil ini juga didukung oleh Panudju (1999), bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kepemilikan rumah sehat adalah faktor pendapatan. Masyarakat berpenghasilan rendah tidak mampu memenuhi persyaratan mendapatkan perumahan yang layak

40

PENUTUP

BAB VII

41

A. KESIMPULAN

Tingkat Pengetahuan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Alalak Selatan mengenai rumah sehat memiliki hubungan dengan kepemilikan rumah sehat. Kepala keluarga yang memilki pengetahuan jelak beresiko 6,4 kali untuk memilki rumah tidak sehat

Tingkat pendidikan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Alalak Selatan memiliki hubungan dengan kepemilikan rumah sehat. Kepala keluarga yang memilki pendidikan rendah beresiko 17,2 kali untuk memilki rumah tidak sehat

Tingkat pendapatan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Alalak Selatan memiliki hubungan dengan kepemilikan rumah sehat. Pendapatan rendah beresiko 54,1 kali untuk memilki rumah tidak sehat

Faktor yang paling berpengaruh terhadap kepemilikan rumah tidak sehat adalah faktor tingkat pendapatan keluarga.

Dari penelitian yang telah dilakukan, melalui uji statistik diambil kesimpulan hipotesis diterima. Hal ini berarti :

B. SARAN Puskesmas Alalak Selatan perlu lebih berperan aktif dalam

memotivasi warga atau masyarakat untuk meningkatkan sanitasi rumah di wilayah kerja Puskesmas Alalak Selatan sehingga tingkat kepemilikan rumah sehat menjadi meningkat.

Puskesmas Alalak Selatan perlu menyelenggarakan penyuluhan mengenai rumah sehat untuk meningkatkan pengetahuan penduduk mengenai rumah sehat, sekaligus berusaha meningkatkan kesadaran penduduk mengenai pentingnya rumah sehat.

Membentuk kaderisasi di lingkungan masyarakat sehingga dapat memfasilitasi terhadap masyarakat yang kurang memahami tentang manfaat rumah sehat

43

Lanjutan Saran........ Dinas Kesehatan dan kebersihan agar bekerja sama melakukan

evaluasi program setiap bulan sehiangga lebih mengetahui masalah yang terjadi dilapangan. Contohnya dengan menyediakan tempat sampah serta selokan tertutup untuk pembuangan limbah

Menyediakan tempat mandi cuci kakus umum yang layak namun beretribusi sehingga dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi warga untuk menjaga kebersihan sarana mandi cuci kakus.

Bekerja sama dengan pihak RT dan RW membuat tempat pembuangan sampah sementara sederhana per RT sehingga memberikan pekerjaan bagi warga untuk membersihkan sampah di tiap RT.

44

TERIMAKASIH

Click icon to add picture

LAMPIRAN

DATA RUMAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK SELATAN

Kelurahan Rumah Tidak Sehat Rumah Sehat

Alalak Selatan 69 74

Pangeran 54 59

Kuin Utara 70 58

Total 193 191

DATA TINGKAT PENDIDIKAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK SELATAN

Kelurahan Rumah Tidak Sehat

Rumah Sehat

Alalak Selatan Rendah 60 7

Tinggi 9 52

Pangeran Rendah 37 13

Tinggi 17 61

Kuin Utara Rendah 63 29

Tinggi 7 35

Total 193 191

DATA TINGKAT PENDAPATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK SELATAN

Kelurahan Rumah Tidak Sehat

Rumah Sehat

Alalak Selatan Rendah 63 2

Tinggi 6 57

Pangeran Rendah 39 -

Tinggi 15 74

Kuin Utara Rendah 68 22

Tinggi 2 36

Total 193 191

DATA TINGKAT PENGETAHUAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK SELATAN

Kelurahan Rumah Tidak Sehat

Rumah Sehat

Alalak Selatan Rendah 35 3

Tinggi 34 56

Pangeran Rendah - -

Tinggi 54 74

Kuin Utara Rendah 42 15

Tinggi 28 43

Total 193 191

DATA TINGKAT PENDIDIKAN

Tingkat pendidikan Rumah Tidak Sehat Rumah Sehat

Rendah 160 43

Tinggi 33 148

Total 193 191

DATA TINGKAT PENDAPATAN

Tingkat pendapatan

Rumah Tidak Sehat Rumah Sehat

Rendah 170 24

Tinggi 23 167

Total 193 191

DATA TINGKAT PENGETAHUAN

Tingkat pengetahuan

Rumah Tidak Sehat Rumah Sehat

Rendah 77 18

Tinggi 116 173

Total 193 191

Lembar penilaian rumah sehat puskesmas Alalak Selatan

Formulir Penilaian Rumah Sehat

Lembar kuisioner

CONTOH BEBERAPA RUMAH DI WI;AYAH PUSKESMAS ALALAK SELATAN

top related