presentasi kasus
Post on 01-Feb-2016
17 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Presentasi kasus
Ulkus kornea
Di
S
U
S
U
N
Oleh:
Hasfita lia S.ked
Dokter pembimbing :
Dr. Hasnawati. Sp.M
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CUT NYAK DHIEN
MEULABOH ACEH BARAT
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yuang telah melimpahkan
rahmat dan Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan kasus dengan judul : ULKUS KORNEA dengan penyusunan
laporan kasus ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan
dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang tak terhingga kepada dr. Hasnawati Sp.M yang
telah memberikan banyak bimbingan yang sangat bermanfaat
kepada penulis dalam menyelesaikan laporan kasus ini.
Penulis menyadari bahwa pembuatan Laporan Kasus ini masih
jauh dari sempurna sehingga kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan. Demikianlah semoga laporan
kasus ini bermanfaat.
Meulaboh, 9 july 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................
KATA PENGANTAR ..........................................................
DAFTAR ISI ......................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Anamnesa ....................................................
B. Pemeriksaan fisik .........................................
C. Pemeriksaan khusus ....................................
D. Diagnosa ......................................................
E. Penatalaksanaan .........................................
F. Anjuran ........................................................
BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Anamnesa
Seorang penderita laki-laki, usia 39 tahun, suku Aceh,
bangsa Indonesia, agama Islam, pekerjaan Tani, datang
berobat ke RSCND dengan keluhan mata kiri kabur.
mata kiri tiba-tiba kabur sejak 1 bulan yang lalu,
terasa seperti ada benda asing, mata juga terasa bengkak,
merah dan berair.
Penderita juga mengatakan pernah mengalami riwayat
trauma pada mata. Riwayat penyakit mata lainnya
disangkal penderita. Riwayat penyakit dahulu seperti DM,
hipertensi juga disangkal. Riwayat alergi obat juga tidak
ada, dan pasien belum pernah menggunakan kacamata
sebelumnya. Dalam keluarga hanya penderita yang sakit
seperti ini.
B. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda vital : 120/80 mmHg
C. Pemeriksaan Status Ophatlmology
OD OS
Visus 5/60 5/60
Palpebra superiorPalpebra inferiorKonjungtiva tarsal superiorKonjungtiva tarsal inferiorKonjungtiva BulbiKorneaCOAPupilIrisLensa
DBNDBNDBNDBNDBNDBNDangkalUkuran 2-3mmDBNJernih
DBNDBNDBNDBNDBNSikatriksDangkalUkuran 2-3mmDBNJernih
D. Resume
seorang laki-laki usia 39 tahun datang ke RSCND dengan
keluhan mata kiri kabur. mata kiri tiba-tiba kabur sejak 1 bulan
yang lalu, terasa seperti ada benda asing, mata juga terasa bengkak,
merah dan berair. Pasien juga mengatakan pernah mengalami
trauma pada mata karna terkena lemparan batu sejak 1 tahun yang
lalu. Riwayat DM, hipertensi disangkal, tidak pernah menggunakan
kacamata sebelumnya dan tidak ada alerg obat atau makanan.
Didapatkan visus ODOS 5/60.
E. Diagnosis
OS Ulkus kornea
F. Terapi
-IVFD RL 20 gtt/mnt
- Injeksi ketorolac
- C. Floxa
- C. Noncort
G. Anjuran
- Rawat Inap
- Mata kiri diistirahatkan
-Memakai obat teratur
H. Monitoring
- Keluhan pasien
- Px objektive : Visus
- Komplikasi yang mungkin terjadi
BAB 11
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Ulkus kornea
Hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan
kornea, yang ditandai dengan adanya infiltrat supuratif disertai
defek kornea bergaung, dan diskontinuitas jaringan kornea yang
dapat terjadi dari epitel sampai stroma.
Kornea, bagian mata yang tembus cahaya dan menutup
bola mata bagian depan. Pembentukan parut akibat ulserasi kornea
adalah penyebab utama kebutaan dan gangguan penglihatan di
seluruh duniaKebanyakan gangguan penglihatan ini dapat dicegah,
namun hanya bila diagnosis penyebabnya ditetapkan secara dini
dan diobati secara memadai.
Faktor Predisposisi :
- non higienic use contact lens
- keratitis, neurotopik keratopik, tear deficiency
- traumatic of eye
- immunodeficienci
Etiologi
INFEKSI
- bakteri ( P.aeraginosa, streptococcus pneumonia dan spesies
Moraxella merupakan penyebab paling sering). Hampir semua ulkus
berbentuk sentral.
- jamur ( Candida, Fusarium, Aspergilus, Cephalosporium, dan
spesies mikosis fungoides.
- acanthamoeba ( Protozoa hidup bebas yang terdapat didalam air
yang tercemar yang mengandung bakteri dan materi organik).
NON INFEKSI
- bahan kimia
- radiasi/suhu
- sindrom sjorgen
-defisiensi vitamin A
- obat-obatan ( imun menurun)
- kelainan membran basal (trauma)
-pajanan
- neurotropik
Sistem imun (reaksi hipersensitivitas)
- Granuloma wagener
- Rheumatoid Arthritis
- SLE
Epidemiologi
Insidensi ulkus kornea di indonesia (1993) -> 5,3 per 100.000
penduduk
Predisposisi terjadinya ulkus kornea -> trauma, pemakaian lensa
kontak terutama yang dipakai hingga keesokan harinya, dan
kadang-kadang tidak diketahui penyebabnya
Di inggris : insidens terjadinya ulkus kornea meningkat hingga 8
kali pada mereka yang tidur sambil memakai lensa kontak
berbanding dengan mereka yang memakai lensa kontak ketika
jaga
Ulkus kornea dapat mengenai semua umur.
Anatomi dan fisiologi bola mata
Gambar:
Anatomi dan Fisiologi Kornea
Kornea adalah jaringan transparan, yang ukurannya sebanding
dengan kristal sebuah jam tangan kecil. Kornea dewasa rata-rata
mempunyai :
- Tebal sentral 0,54 mm
- Tebal tepi 0,65 mm
- Diameter 11,5 mm dari lateral ke medial dan Kekuatan refraksi
sebesar + 43 dioptri.
Anatomi lapisan kornea
Kornea terdiri atas 5 lapisan :
1.Epitel -> tiga jenis sel dengan banyak saraf sensoris di dalamnya
2. Lapisan bowman -> struktur aseluler
3. Stroma (90% ketebalan kornea) terdiri dari serat kolagen
4. Membran descement mengandung serat kolagen
5. Endotel -> satu lapisan yang mengandung sel yang berbentuk
heksagonal.
Gambar lapisan kornea:
Patogenesis
Kornea merupakan bagian anterior dari mata, yang harus dilalui
cahaya, dalam perjalanan pembentukan bayangan di retina, karena
jernih, sebab adanya susunan sel seratnya tertentu dan tidak ada
pembuluh darah. Biasanya cahaya terjadi di permukaan anterior dari
kornea. Perubahan dalam bentuk dan kejernihan kornea, segera
mengganggu pembentukan bayangan yang baik di retina. Oleh
karenanya kelainan sekecil apapun di kornea, dapat menimbulkan
gangguan penglihatan yang hebat. Terutama bila letaknya berada
didaerah pupil.
Karena Kornea avaskuler, respon imun seluler tidak segera
datang. Adanya badan kornea, dan sel-sel lainnya yang terdapat dalam
stroma kornea, bekerja sebagai makrofag, baru kemudian disusul
dengan dilatasi pembuluh darah yang terdapat di limbus dan tampak
sebagai injeksi perikornea. Selanjutnya baru terjadi infiltrasi dari sel-
sel mononuclear, sel plasma, leukosit polimorfonuklear (PMN),yang
mengakibatkan terjadinya pembentukan infiltrat, yang tampak sebagai
bercak berwarna kelabu, keruh dengan batas-batas tak jelas dan
permukaan tidak licin, Kemudian dapat terjadi kerusakan epitel dan
timbullah ulkus kornea.
Klasifikasi
ULKUS KORNEA SENTRAL
Ulkus kornea bakterialis
Ulkus kornea fungi
Ulkus kornea virus
Ulkus kornea acanthamoeba
ULKUS KORNEA PERIFER
Ulkus marginal
Ulkus mooren (ulkus serpinginosa kronik/ulkus roden)
Ulkus cincin (ring ulcer)
Ulkus kornea sentral timbul akibat:
- Bakteri
o Staphylococcus aureus
o Streptococcus pneumonia
o Pseudomonas dan enterobactericeae
o Bakteri gram negatif lainnya
- Jamur
o Aspergillus 10.8 %
o Fusarium Sp 80.5 %
o Candida
-Akantamuba
- Virus Herpes simpleks
Ulkus perifer akibat defisiensi vit A, keratitis neurotropik
A.Ulkus sentral
Disebabkan oleh infeksi, Lesi terletak disentral, jauh dari limbus
vaskuler dan Hipopion (tidak selalu) menyertai ulkus. Terdiri
dari:
1. Ulkus kornea bakterial
Ulkus streptococcus :
- Ulkus menjalar dari tepi -> kornea
- Bewarna kuning keabu-abuan.
- Ulkus cepat menjalar -> perforasi kornea, karena
eksotoksin.
Ulkus stafilokokus
- Ulkus bewarna putih kekuningan disertai infiltrat berbatas
tegas.
- Apabila tidak diobati -> abses kornea yang disertai edema
stroma dan infiltrasi sel leukosit.
Ulkus pseudomonas
Penyerbukan kedalam dapat mengakibatkan perforasi kornea
dalam waktu 48 jam.
- Berwarna abu-abu dengan kotoran yang dikeluarkan berwarna
kehijauan, hipopion.
-Infiltrat kelabu atau kuning
- Sangat akut, sakit sangat hebat
- Cepat menyebar ke segala arah-> enzim proteolitik
- Hipopion (+) besar
- Eksudat : hijau-kebiruan
Biasanya disebabkan karna pemakaian softlens yang lama, tetes
mata yang terkontaminasi. Pada Kerokan ditemukan bakteri gram
(-) batang, halus, panjang. Terapi yang diberikan adalah
tobramycin, gentamycin, atau polymyxin B, carbenicillin.
Ulkus Kornea Pneumokokus
Sangat akut, biasanya timbul 24-48 jam setelah bakteri
masuk kornea melalui kerusakan epitel. Tampak gambaran
ulkus terbatas, berwarna putih abu-abu. Sedangkan daerah
kornea yang tidak terkena akan tetap berwarna jernih dan tidak
terlihat infiltrasi sel radang. Disekitar ulkus tampak bening,
hipopion (+), steril, pada kerokan didapatkan diplokokus bentuk
lancet, gram (+).
Ulkus Kornea Fungi
- Mata tidak dapat memberikan gejala selama beberapa hari
sampai beberapa minggu sesudahnya.
- Riwayat trauma oleh tumbuh-tumbuhan
- Permukaan lesi terlihat bercak putih dengan warna ke abu-
abuan. Tepi lesi berbatas tegas irregular.
- Terlihat suatu daerah tempat asal penyebaran dibagian sentral
sehingga terdapat satelit-satelit disekitarnya.
- Dapat terjadi neovaskularisasi akibat rangsangan radang &
terdapat injeksi siliar
- Hipopion kental, permukaan tak rata (ada hifa jamur)
Ulkus Kornea Viral
Perjalanan klinik dapat berlangsung lama karena stroma kornea
kurang vaskuler, sehingga menghambat migrasi limfosit dan
makrofag ke tempat lesi. Pada yang imunokompeten bisa sembuh
sendiri dan Pada immunocompromised (steroid) dapat menahun
dan merusak. Biasanya disebabkan oleh virus Herpes Simpleks,
dan Herpes Zooster.
a. Ulkus kornea Herpes Zoster
Gejala ini timbul 1-3 hari sebelum timbulnya gejala
kulit.Pada mata ditemukan vesikel kulit dan edem palpebra,
konjungtiva hiperemis, kornea keruh akibat terdapatnya infiltrat
subepitel dan stroma.Infiltrat dapat berbentuk dendrit yang
bentuknya berbeda dengan dendrit herpes simplex.Dendrit
herpes zoster berwarna abu-abu kotor dengan fluoresin yang
lemah.
b. Ulkus kornea Herpes Simplex
Infeksi primer dapat terjadi tanpa gejala klinik.Biasanya
gejala dini dimulai dengan tanda injeksi siliar yang kuat disertai
terdapatnya suatu dataran sel di permukaan epitel kornea disusul
dengan bentuk dendrit atau bintang infiltrasi.Hipertesi pada
kornea secara lokal hingga menyeluruh.
Ulkus Kornea Acanthamoeba
Tahap awal dirasakan sakit yang tidak sebanding dengan temuan
kliniknya, kemerahan dan fotofobia.Tanda klinik khas adalah ulkus
kornea indolen, cincin stroma, dan infiltrat perineural.
B.Ulkus Perifer
1. Ulkus Marginal
Bentuk simpel ulkus superfisial yang berwarna abu-abu terdapat
pada infeksi stafilococcus, toksik atau alergi dan gangguan sistemik
pada influenza disentri basilar gonokok arteritis nodosa, dan lain-
lain.Bentuk cincin atau multiple dan lateral pada leukemia akut,
sistemik lupus eritromatosis dan lain-lain.
2. Ulkus Mooren
Berjalan progresif dari perifer kornea ke sentral. Terjadi
terutama pada usia lanjut.Penyebabnya belum diketahui diduga
hipersensitivitas tuberculosis, virus, alergi, autoimun.Sering
menyerang seluruh permukan kornea dan kadang meninggalkan
satu pulau yang sehat pada bagian yang sentral.Bukan
disebabkan infeksi oleh mikroba, tapi diduga merupakan reaksi
alergi (penyakit autoimun). Merupakan ulkus bergaung yang
terjadi disekeliling limbus, terjadi unilateral bersifat progresif
sehingga terlihat pencekungan limbus yang meluas kebagian
sentral.
3. Ring Ulcer
Terlihat injeksi perikorneal sekitar limbus.Di kornea
terdapat ulkus yang berbentuk melingkar dipinggir kornea,
didalam limbus, bisa dangkal atau dalam, kadang-kadang
perforasi.Ulkus marginal yang banyak kadang-kadang dapat
menjadi satu menyerupai ring ulcer.Tetapi pada ring ulcer yang
sebetulnya tak ada hubungan dengan konjungtivitis
katarak.Perjalanan penyakit biasanya menahun.
Manifestasi klinis
Terdiri dari gejala subjektif dan gejala objektif
Gejala subjektif:
- Eritema palpebra dan konjungtiva
- Sekret mukopurulent
- Merasa ada benda asing dimata
- Pandangan kabur
- Lakrimasi
- Bintik putih pada kornea, sesuai lokasi ulkus
- Silau
- nyeri
Gejala Objektif :
- Injeksi siliar
- Hilangnya sebagian jaringan kornea, dan adanya infiltrat
- Hipopion
Diagnosa
Ditegakkan bedasarkan :
- Anamnesa
Riwayat trauma
Benda asing
penyakit kornea seperti keratitis
Pemakaian obat topikal
Riwayat pemakaian kontak lensa
Riwayat penyakit sistemik
- Pemeriksaan Klinis
Ketajaman penglihatan : visus menurun
Tes air mata : epifora
Pemeriksaan slit-lamp : CVI+, Infiltrat pada kornea, hipopion.
Keratometri (pengukuran kornea)
Pewarnaan Kornea dengan zat fluoresensi: positif pada tepi
ulkus
Goresan ulkus untuk analisa atau kultur
Penatalaksanaan
Pengobatan pada ulkus kornea tergantung penyebabnya,
diberikan obat tetes mata yang mengandung antibiotik, anti
virus, anti jamur, sikloplegik dan mengurangi reaksi peradangan
dengan steroid.
Tidak boleh dibebat
Sekret yang terbentuk dibersihkan 4 kali satu hari
Diperhatikan kemungkinan terjadinya glaukoma sekunder
Debridement sangat membantu penyembuhan
Indikasi rawat :
-ancaman terjadinya perforasi
-pasien tidak dapat memberi obat sendiri
-tidak terdapat reaksi obat
-perlunya obat sistemik.
Tatalaksana di Rumah
1. Jika memakai lensa kontak, secepatnya untuk melepaskannya
2. Jangan memegang atau menggosok-gosok mata yang meradang
3. Mencegah penyebaran infeksi dengan mencuci tangan sesering
mungkin dan mengeringkannya dengan handuk atau kain yang
bersih
4. Berikan analgetik jika nyeri
Medikamentosa
Siklopegik topikal (Sulfas atropine 1% 2-3 kali/hari)
skopolamin 0,25 %
Tujuannya :
-mengisitirahatkan iris dan corpus siliar, sehingga dapat mengurangi
rasa sakit dan lakrimasi
-menghambat timbulnya reaksi radang pada traktus uvealis, sehingga
perjalanan penyakit ke bagian mata yang lebih dalam dapat dicegah.
Analgetik : diberikan tetes pantokain, atau tetrakain.
Antibiotik /antijamur/antiviral yang sesuai dengan agen
penyebab (topikal, subkonjungtiva) :
-bakteri ; spektrum luas
-antijamur :
Amphoterisin B 1,2,5 mg/ml
Thimerosal 10 mg / ml
Natamycin > 10 mg/ml, golongan imidazole.
-antivirus :Idoxuridine, vidarabine, Acyclovir
Steroid, untuk menenangkan inflamasi yang terjadi. Sediaan
steroid biasanya digabungkan dengan sediaan antibiotik.
Vitamin A, dosis tinggi untuk keratomalacia
Debridement, untuk membersihkan debris, eksudat dan sisa-sisa
ulkus yang terdapat pada kornea dengan menggunakan aplikator
kapas steril atau spatula.
Keratoplasti atau Pembedahan
Keratoplasti adalah jalan terakhir jika urutan penatalaksanaan
diatas tidak berhasil. Indikasi keratoplasti terjadi jaringan parut yang
mengganggu penglihatan, kekeruhan kornea yang menyebabkan
kemunduran tajam penglihatan.
Indikasi keratoplasti:
1. Optik : sikatriks di axial kornea
2. Therapi : keratitis H.S/ulkus kornea sentral cenderung prolaps
3. Kosmetik : leukoma kornea
Metode : keratoplasti tembus
keratoplasti lamellar
Penyulit :
1. Infeksi
2. Iritis
3. Blok pupil-> galukoma sekunder
4. Penolakan graft (3 minggu – 5 thn)
Komplikasi
Komplikasi yang paling sering timbul berupa :
- Kebutaan parsial atau komplit dalam waktu sangat singkat
- Kornea perforasi dapat berlanjut menjadi endoptalmitis dan
panopthalmitis
- Prolaps iris
- Sikatrik kornea
- Katarak
- Glaukoma sekunder
Prognosis
Prognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat keparahan dan
cepat lambatnya mendapat pertolongan, jenis mikroorganisme
penyebabnya, dan ada tidaknya komplikasi yang timbul.
Ulkus kornea yang luas memerlukan waktu penyembuhan yang
lama, karena jaringan kornea bersifat avaskular.
DAFTAR PUSTAKA
1. Vaughan D. Ophtalmologi umum. Edisi 14. Widya medika,
jakarta, 2000
2. Anonimous. Ulkus Kornea. Dikutip dari
www.medicastore.com2007
3. Ilyas, Sidarta. Ilmu penyakit Mata, Edisi ketiga FKUI, Jakarta,
2004
4. Wijaya. N. Kornea dalam ilmu penyakit Mata, cetakan ke-4
1989
5. Perhimpunan dokter spesialis Mata Indonesia, Ulkus Kornea
dalam : Ilmu penyakit Mata untuk Dokter Umum dan
Mahasiswa Kedokteran, edisi ke 2, penerbit Sagung Seto,
Jakarta, 2002.
top related