presentasi k3

Post on 05-Jul-2015

691 Views

Category:

Documents

9 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Kelompok 3

Nama Anggota :1. Andri Gusdianata (0807035158)2. Fernando (0807035569)3. Hendro (0807021419)4. Idris (0807021149)5. Imza (0807021077)6. Khoirul (0807032823)7. Slamet (0807021187)

Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di

Indonesia(Manajemen K3 Indonesia)

Latar Belakang

Derajat kesehatan dan keselamatan yang tinggi di tempat kerja merupakan hak pekerja yang wajib dipenuhi oleh perusahaan disamping hak-hak normatif lainnya.

Tujuan

Tujuan dan sasaran yang termuat dalam SMK3 ini adalah menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

Permasalahan SMK3 di Indonesia

kondisi K3 di Indonesia, berdasar data tahun 2004 hingga Januari 2005, tingkat kecelakaan kerja di Indonesia mencapai 95.418 kasus dengan 1736 pekerja meninggal, 60 pekerja mengalami cacat tetap, 2932 pekerja cacat sebagian dan 6114 pekerja mengalami cacat ringan.

Tabel Kasus Kecelakaan Kerja Di Indonesia

Tahun Jumlah kasus Pertumbuhan

1999 91.510 -

2000 98.902 8,08%

2001 104.774 5,94%

2002 103.804 -0,92 %

2003 105.846 1,97%

2004 95.418 -9,85%

Walaupun terjadi penurunan jumlah kasus kecelakaan kerja, pada tahun 2005 jumlah kecelakaan kerja di Indonesia menduduki peringkat tertinggi di antara negara-negara ASEAN. Kondisi yang sama juga terjadi di tahun 2001, standar keselamatan kerja di Indonesia paling buruk dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara lain, termasuk 2 negara lain yaitu Bangladesh dan Pakistan.

Mengapa angka kecelakaan kerja di Indonesia

masih begitu tinggi?

Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja, yaitu unsafe behavior dan unsafe condition.

Unsafe behavior merupakan perilaku dan kebiasaan yang mengarah pada terjadinya kecelakaan kerja seperti tidak menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) dan penggunaan peralatan yang tidak standard

unsafe condition merupakan kondisi tempat kerja yang tidak aman seperti terlalu gelap, panas dan gangguan-gangguan faktor fisik lingkungan kerja lainnya. Faktor-faktor tersebut dapat dieliminasi dengan adanya komitmen perusahaan dalam menetapkan kebijakan dan peraturan K3 serta didukung oleh kualitas SDM perusahaan dalam pelaksanaannya.

Keuntungan Penerapan K3

penerapan K3 dalam sistem manajemen perusahaan memberikan banyak keuntungan selain peningkatan produktifitas kerja dan tetap terjaganya kesehatan, keselamatan pekerja, penerapan K3 juga dapat meningkatkan citra baik perusahaan yang dapat memperkuat posisi bisnis perusahaan.

dapat menekan biaya kompensasi akibat kecelakaan kerja.

Perlu diketahui bahwa nilai kompensasi yang harus dibayar karena kecelakaan kerja di Indonesia tahun 2004 sebesar 102,461 milliar rupiah apalagi jika kita lihat data 2003 yang sebesar 190,607 milliar rupiah, sungguh suatu nilai yang sangat disayangkan jika harus dibuang percuma!

Bukti Buruknya SMK3 di Indonesia

Gambar-gambar diatas adalah Gambar-gambar diatas adalah merupakan bukti kurang diperhatikannya merupakan bukti kurang diperhatikannya hak-hak dari pekerja yang berpartisipasi hak-hak dari pekerja yang berpartisipasi di komite keselamatan atau struktur lain di komite keselamatan atau struktur lain yang secara langsung mempengaruhi yang secara langsung mempengaruhi keselamatan kerja para pekerja. ketidak keselamatan kerja para pekerja. ketidak pedulian perusahaan terhadap pedulian perusahaan terhadap keselamatan para pekerja(karyawannya).keselamatan para pekerja(karyawannya).Dan tidak adanya usaha para pengusaha Dan tidak adanya usaha para pengusaha untuk menekan angka kecelakaan kerja.untuk menekan angka kecelakaan kerja.

Beberapa hambatan yang muncul dalam mengimplementasikan hak-hak untuk tempat kerja yang sehat dan aman.

Diantaranya :

a. Tidak cukupnya peraturan dan hukum; b. Kurangnya kemauan politis dari pemerintah untuk

melaksanakan peraturan yang ada; khususnya terhadap investor asing dan perusahaan nasional yang mempunyai hubungan dengan pemegang kekuasaan.

c. Tidak cukupnya jumlah inspektur tempat kerja; d. Inspektur yang kurang dilatih dan tidak mempunyai

peralatan yang cukup untuk mengevaluasi tempat kerja; e. Korupsi dan kolusi yang dilakukan oleh inspektur pabrik

dan supervisor; f. Kurang didefinisikannya hak-hak dari pekerja yang

berpartisipasi di komite keselamatan atau struktur lain yang secara langsung mempengaruhi keselamatan kerja;

g. Kurangnya pelatihan dan pendidikan (sosialisasi) yang sistematis untuk pekerja mengenai bahaya di tempat kerja dan bagaimana bahaya ini dapat dikendalikan.

PPE (Personal Protective Equipment): Alat Pengaman Diri

(APD).

contoh sederhana dari alat pengaman diri yang biasa digunakan dalam suatu pekerjaan.

KENDALIKANBAHAYA YANG ADA,BUKAN PEKERJA

Thank you for U’re Attantion n See U next Time..n_n..

top related