pratikum fenomena dasar
Post on 10-Apr-2016
82 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Bab 1PENDAHULA
1.1. Latar Belakang
Jika dilihat dari berbagai jenis kendaraan bermotor dan mesin pada
umumnya,berbagai bantalan mampunyai bantalan sebagai penumpu pada sebuah
putaran poros (as),sehingga kalau poros berputar maka putaran tersebut akan
lancar tetap pada sumbunya.Jenis bantalan yang digunakan tergantung dari situasi
pada putaran poros tinggi dan beban yang ditarima besar maka dipilih jenis
bantalannya adalah bantalan luncur.
Mengingat pentingnya fungsi bantalan, pada praktikum fenomena
dasar mesin, salah satu pengujian dilakukan pada bantalan jenis luncur.Pada
pratikumnya ini akan diketahui apa-apa saja yang akan diperoleh / hal-hal yang
dapat mempengaruhi sebuah bantalan terutama bantalan luncur.
Bantalan lucur menumpu poros berputaran tinggi dengan beban
besar.Bantalan ini mempuyai konstruksi yang sedrhana dan dapat dibuat serta
dapat dipasang dengan mudah.Karena adanya gesekan yang besar pada waktu
mulai berjalan bantalan luncur memerlukan momen yang besar serta pelumasan
pada bantalan ini tidak begitu sederhana.
1.2. Tujuan Percobaan
a) Untuk melihat fenomena hidrodinamik yang terjadi
dibandingkan dengan teoritis.
b) Untuk menentukan distribusi tekanan pelumas pada bantalan
luncur.
c) Untuk menentukan fenomena hidrodinamik yang
menimbulkan gaya akibat hidrodinamis.
d) Untuk menentukan layak atu tidaknya bantalan pada suatu
konstruksi mesin.
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori Dasar
Bantalan luncur adalah mesin yang mempunyai / menahan poros
berbeban dengan perantaraan minyak pelumas, agar dapat berlangsung secara
baik. Bantalan ini mampu menumpu poros berputaran tinggi dengan beban besar.
Dengan konstruksi yang sederhana dan bantalan ini dapat dibuat dengan mudah.
Ketika tidak beroperasi bantalan dan poros bersentuhan, hal tersebut akan
menyebabkan gesekan yang besar pada poros saat mulai beroperasi maka system
memerlukan momen yang besar.
Panas yang timbul dalam bantalan ini akibat gesekan antara molekul
minyak pelumas dan sangat kecilnya ruang antara bantalan dengan poros terutama
pada beban yang besar, oleh karena itu bantalan untuk bantalan yang
menamggung beban besar diperlukan system-sistem pendinginan khusus.
Dengan adanya lapisan pelumas,bantalan luncur dapat merasakan
tumbukan dan gesekan sehingga waktu beroperasi hamper tidak menghasilkan
suara.
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
2.2. Persamaan-persamaan yang Digunakan
- Satuan Beban
W
P = Lr
..2 = 08,.03,0.2
.
gm
o
- Angka Karakteristik Bantalan
r2
S =
x
c
xN
P
- Sudut Acuan
l
Ø = tan-1 2
2
4
- Posisi sudut tekan maksimum
Ømax = cos-1
242ll
4
- distribusi tekanan
PP
)cos1).((01
K = )cos2(sin
P = Tinggi awal
P = Tinggi oli setelah terjadi peristiwa hidrodinamika
- . Tekanan rata-rata
K
)cos2(sin
P =
cos1
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
- Beban aksial
W = 0PP
x Aaksial x ρoli = Kg
- . beban radial
Wb = 0PP
x Aradial x ρoli
2.3 Bantalan ini dapat digolongkan sebagai berikut
2.3.1 Menurut gerakan bantalan terhadap poros
a). bantalan luncur
Pada bantalan luncur terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan dengan
perantara lapisan pelumas.
b) Bantalan Gelinding
Pada bantalan ini terjadi gesekan antara dinding pada gelinding bagian yang
berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola ( peluru ) rol
atau rol jarum dan rol bulat.
2.3.2 Menurut arah beban terhadap poros
a). bantalan radial
Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu poros.
b). bantalan aksial
Bantala aksial yang arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.
c). bantalan khusus
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak
lurus terhadap sumbu poros.
BANTALAN LUNCUR
Bantalan luncur dapat diklarifikasikan menurut beberapa cara :
a) Menurut bentuk dan letak
Bagian poros yang ditahan bantalan yaitu bagian yang disebut journal
dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian yaitu :
- Bantalan Radial
Yang dapat berbentuk selinder,berbahan selinder elips,dan lain
sebagainya.
- Bantalan aksial
Dapat berbentuk engsel,kerat,Michel dll.
- Bantalan khusus
Batalan yang berbentuk bola dan lainya.
Menurut pemakaianya,terdapat bantalan untuk pengecilan dan pengenceran
umum,bantalan poros umum ( engkol ),bantalan pada roda kereta api.
Dalam pemakaianya terdapat bantalan luncur depan berupa bantalan
logam sinter dan bantalan plasrik.
# Bahan Untuk Bantalan Luncur
Bahan Untuk bantalan luncur harus memenuhi persyaratan atau
standart sbb :
1. Memiliki kekuatan yang cukup terhadap lenturan poros ( Tahan terhadap
beban dan kelelahan ).Agar tidak ada gangguan dalam penggunaanya.
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
2. Dapat menyesuaikan diri dalam lenturan poros yang tidak terlalu besar
atau terhadap perubahan bentuk yang kecil.
3. Mempunyai sifat atau ciri anti las ( atau anti menempel terhadap poros
atau benda yang lainnya yang disebabkan karena terjadinya kontak.
4. Tahan karat,Fungsinya yaitu agar bantalan dapat berfungsi dalam
waktuyang lama dan juga agar dapat selalu bekerja dengan maksimal.
5. Cukup tahan us,agar selalu maksimal walaupu sering terjadi nya gesekan.
6. Dapat membenamkan kotorn dan debu kecil yang terkurung dalam
bantalan.
7. Murah harganya ( ekonomis ),tapi tidak mengeyampingkan persyaratan-
persyaratan yang di atas.
8. Tidak terpengaruh oleh temperature
Dalam prakteknya,bahan yang tertera diatas sangat sukar
mendapatkannya,namun sangatlah dianjurkan,kalo bias semuanya terpenuhi,agar
dapat bekerja denga maksimal.
*Cara pelumasan Bantalan Luncur
Dalam pemilihan cara pelumasan sangatlah perlu,terutama yaitu dari
kondisi kerja,letak bantalan,tempat pelumasan,serta juga lokasi dan alur
pelumasan.
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
Sewaktu pelumasan,temperature selaput minyak yang diinginkan atau
diizinkan bervariasi,tergantung jenis atau macam-macam minyak yang
dipakai dengan batas maximal 80º.Temperatur kerja yang lebih dari 80º
dapat dianggap atau teralu panas.
Dalam pemilihan bahan pelumasan pada umumnya perlu diperhatikan
beberapa hal yaitu :
- Viskositas
- Sifat minyak
- Stabilitas minyak
- Dan juga Harganya.
Sebelum melakukan pelumasan hendaklh memperhtikan atu
memenuhi hal-hal atau ketentuan sebagai diatas,agar pelumasan
bantalan luncur dapat berjalan dengan baik dan mencapai hasil yang
maksimal juga berbagai cara yang digunakan dalam system pelumasan
pada bantalan luncur,yaitu :
1.Pelumasan Tangan
Siitim pelumasan ini hanya dipakai yaitu hanya pada sistim untuk
beban yang ringan saja,kecepatan yang rendah atau kerja yang tidak terus
menerus.Kekurangan pada system pelumasan tangan ini yaitu aliran pelumasanya
tidak selalu tetap / pelumasannya tidak teratur
2. pelumasan tetes
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
Pelumasan ini dilakukan dengan sistim meneteskan.cara kerjanya yaitu
pelumas dimasukan kedalam sebuah katub jarum,pelumasan ini difungsikan untuk
beban sedang atau ringan.
3. Pelumasan Sumbu
Sistim pelumasan ini dilakukan dengan metoda penyerapan,Cara
kerjanya yaitu dengan cara menggunakan sumbu yang dicelupkan kedalam
mangkok minyak.
4. Pelumasan Percik
Dari suatu bak penampung minyak dipercikan,cara ini digunakan
untuk melumasi terak selinder motor bakar torak berputaran tinggi.
5. Pelumasan cincin
Pelumasan ini menggunakan cincin yang digantungkan pada poros
sehingga mengangkat minyak dari bawah,digunakan untuk beban sedang.
6. Pelumasan pompa
Disini pompa digunakan untuk mengalirkan pelumasan dalam
bantalan.
Keterangan :
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
1. Motor. 7. Krat Bantalan.
2. Bantalan. 8. Slang Tekanan ( 16 buah ).
3. Poros. 9. Plate Slang.
4. Puly 10. Tombol Lampu.
5. Belt. 11. Tombol Motor.
6. Bantalan / oli. 12. Tekanan Untuk Slang.
3.2. Alat Ukur Untuk Pengujian
1. Tacho Meter, Untuk menentukan putaran
2. Beban, Untuk memberikan beban pada poros.
3.3. Prosedur pengujian
1. cek tekanan seluruh instalasi dan pastikan semuanya dapat beroperasi
berdasarkan data yang diambil.
2. Cetak tekanan atau ketinggian oil referensi ( data m poin ) dan tutup kran
oli.
3. Berikan pembebanan berdasarkan data yang ada.
4. Hidupkan motor penggerak dan tentukan putaran poros motor denga
menggunakan tacho meter.
5. Tunggu beberapa saat hingga tekanan dalam pipa stabil.
6. Catat ketinggian oli pada manometer yang tersedia.
7. Ulangi percobaan 3 sampai 6 berdasarkan data yang diambil sesuai yaitu
100 gr setiap percobaan.
3.4. Persamaan-Persamaan Pengujian
- Satuan Beban
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
W
..2
P = Ir
- Angka Karktaristik bantalan
S.
t
c
.2
N
P
- Sudut Acuan
tan
1
1.
.4
2
2
- Posisi sudut tekanan maksimum
24112
.4
Maks = cos
- Distribusi tekanan
0cos.101
PP
K
cos.2.sin
- Tekanan rata-rata
cos.2sin
KP
cos1
- Beban Aksial
W= P – p . Aaksial . P oli = ………( kg )
- Beban radial
Wb = P – Po . Aradial . Poli = .… .( kg )
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
BAB IV
DATA DAN ANALISA
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
4.1. Tabel Pengolahan Data
P
( cm )
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
P11
P12
P13
P14
P15
P16
m1
715 g
125
143
151
154
150
149
127
108
79
75
84
94
106
115
129
128
m2
1375 g
130
150
158
161
156
170
144
105
64
69
87
99
110
118
130
134
1415 g
4.2. Pengolahan Data
`
= 0,0475 kg/m s
oli = 860 kg/ m3
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
1600
55,9
N =
rpm
= 167,5 rps
1. satuan beban ( p ) : 715 g
W
xrxl
P1 = 08,003,022
= 1461,28 kg
gm
xx
1
= 0048,0
x
81,9715,0
08,003,02
xx
W
P2 = 08,003,022
xrxl
gm
xx
2
=
81,9375,1
x
xx
08,003,02
W
P3= 08,003,022
xrxl
Dimana : r = jari-jari = 30 mm
gm
3
xx
08,003,02
=
81,9415,1
x
xx
L = Panjang bantalan
g = gravitasi = 9,81 2/sm
2.Angka karakteristik bantalan
=
c = 0,005 m
r
S1 =
c
03,0
005,0
2
xN
x
P
1
2
5,167./0475,0
x
,
rpssxmkg
/28,1461
mN
2
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
=
2
=
= 36 x 0,00544
=0,196
r
S2 =
c
03,0
005,0
= 36 x 0,0028
= 0,102
2
r
S3 =
c
03,0
005,0
= 36 x 0,00275
= 0,099
Dimana,
Maka,dari grafik perbandingan eksentris didapat
Harga
pada 1S= 0,13
Harga
pada 2S= 0,259
Harga
pada 3S
2
xN
x
P
2
2
5,167./0475,0
x
rpssxmkg
/156,2810
mN
xN
x
P
3
2
5,167./0475,0
x
,
rpssxmkg
/9,2891
mN
2
L
08,0
x
d
065,0
23,1
= 0,261
3. Sudut acuan
Ø1= tan-1
1
1
2
4
1
2
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
= tan-1
13,0114,3
x
13,04
113,3
0676,0
2
2
= tan-1
= tan-1 05,46
= o75,88
Ø2= tan-1
= tan-1
1
2
2
4
2
929,214,3x
0676,0
199,9
0676,0
2
= tan-1
= tan-1 079,136
= 89,57
2
Ø3= tan-1
1
3
2
4
3
031,3
272,0
= tan-1
= tan-1 143,11
= o
87,84
4. Posisi sudut tekan maksimum
Ømax1 = cos-1
242ll
4
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
)13,0(2412l
= cos-1
185,1l
= cos-1
= cos-1 – 0,356
= 110,85 0
)13,0(4
52,0
Ømax2 = cos-1
609,2l
= cos-1
= cos-1 – 0,356
= 110,85 0
ll
x
261,04
634,2l
= cos-1
044,1
= cos-1 – 0,356
= 110,85 0
ll
x
259,04
036,1
259,0242
261,0242
Ømax3 = cos-1
5. Distribusi tekanan
- pada m1 = 715 g
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
Dimana : Po = 106 cm = 1,06 m
xxPP
)cos1()(01
K1 = )cos2(sin
m
)75,88cos13,01.()06,125,1(
)75,88cos13,02(75,88sin
1905,0
0024,2
m095,0
)cos1()(01
K2 = )cos2(sin
m
)75,88cos13,01.()06,143,1(
)75,88cos13,02(75,88sin
Km2253,0
)75,88cos13,01.()06,151,1(
m
3
)75,88cos13,02(75,88sin
)75,88cos13,01.()06,154,1(
m
4
K
)75,88cos13,02(75,88sin
)75,88cos13,01.()06,151,1(
m
5
K
)75,88cos13,02(75,88sin
m
)75,88cos13,01.()06,149,1(
K
6
)75,88cos13,02(75,88sin
m
)75,88cos13,01.()06,127,1(
7
K
)75,88cos13,02(75,88sin
xxPP
m185,0
m2397,0
m2253,0
m214,0
m105,0
m
)75,88cos13,01.()06,108,1(
8
K
)75,88cos13,02(75,88sin
m
)75,88cos13,01.()06,179,0(
9
K
)75,88cos13,02(75,88sin
m0099,0
m134,0
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
)75,88cos13,01.()06,175,0(
m
K
10
)75,88cos13,02(75,88sin
m
)75,88cos13,01.()06,184,0(
11
K
)75,88cos13,02(75,88sin
)75,88cos13,01.()06,194,0(
m
12
K
)75,88cos13,02(75,88sin
m
)75,88cos13,01.()06,106,1(
K
13
)75,88cos13,02(75,88sin
)75,88cos13,01.()06,151,1(
m
14
K
)75,88cos13,02(75,88sin
m
)75,88cos13,01.()06,129,1(
15
K
)75,88cos13,02(75,88sin
m
)75,88cos13,01.()06,151,1(
K
16
)75,88cos13,02(75,88sin
m155,0
m109,0
m059,0
m499,0
m0449,0
m1148,0
m1099,0
- pada m = 1375 g Dimana : Po = 106 cm = 1,06 m
m259,02
xxPP
)cos1()(01
Kn = )cos2(sin
1
K1201,0
)57,89cos259,01()06,150,1(
2
K2202,0
)57,89cos259,01()06,158,1(
3
K2902,0
)57,89cos259,02(57,89sin
)57,89cos259,01()06,161,1(
4
K2501,0
)57,89cos259,02(57,89sin
)57,89cos259,01()06,130,1(
xx
)57,89cos259,02(57,89sin
)57,89cos259,02(57,89sin
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
m
m
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
)57,89cos259,01()06,156,1(
5
K23107,0
)57,89cos259,02(57,89sin
)57,89cos259,01()06,170,1(
6
K3189,0
)57,89cos259,02(57,89sin
)57,89cos259,01()06,144,1(
7
K1901,0
)57,89cos259,02(57,89sin
)57,89cos259,01()06,105,1(
8
K0049,5
)57,89cos259,02(57,89sin
)57,89cos259,01()06,184,0(
9
K2102,0
)57,89cos259,02(57,89sin
)57,89cos259,01()06,169,1(
10
K1851,0
)57,89cos259,02(57,89sin
)57,89cos259,01()06,187,0(
11
K0095,0
)57,89cos259,02(57,89sin
)57,89cos259,01()06,199,0(
12
K0350,0
)57,89cos259,02(57,89sin
)57,89cos259,01()06,11,1(
13
K
)57,89cos259,02(57,89sin
)57,89cos259,01()06,130,1(
14
K06,0
)57,89cos259,02(57,89sin
)57,89cos259,01()06,130,1(
15
K1281,0
)57,89cos259,02(57,89sin
)57,89cos259,01()06,134,1(
16
K14,0
)57,89cos259,02(57,89sin
- pada m = 1375 g
xxPP
)cos1()(01
Kn = )cos2(sin
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
m
m
02,0
m
m
m
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
)87,84cos261,01()06,130,1(
1
K1218,0
)8487cos261,02(8487,0sin
)87,84cos261,01()06,15,1(
2
K2234,0
)8487cos261,02(8487,0sin
)87,84cos261,01()06,158,1(
3
K264,0
)8487cos261,02(8487,0sin
)87,84cos261,01()06,16,1(
4
K3024,0
)8487cos261,02(8487,0sin
)87,84cos261,01()06,155,1(
5
K2744,0
)8487cos261,02(8487,0sin
)87,84cos261,01()06,174,1(
6
K3808,0
)8487cos261,02(8487,0sin
)87,84cos261,01()06,15,1(
7
K2464,0
)8487cos261,02(8487,0sin
)87,84cos261,01()06,11(
8
K0336,0
)8487cos261,02(8487,0sin
)87,84cos261,01()06,157,0(
9
K2744,0
)8487cos261,02(8487,0sin
)87,84cos261,01()06,17,0(
10
K2016,0
)8487cos261,02(8487,0sin
)87,84cos261,01()06,17,0(
11
K2016,0
)8487cos261,02(8487,0sin
)87,84cos261,01()06,189,0(
12
K0952,0
)8487cos261,02(8487,0sin
)87,84cos261,01()06,111,1(
13
K56,0
)8487cos261,02(8487,0sin
)87,84cos261,01()06,117,1(
14
K0616,0
)8487cos261,02(8487,0sin
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
)87,84cos261,01()06,128,1(
15
K1232,0
)8487cos261,02(8487,0sin
)87,84cos261,01()06,134,1(
16
K1568,0
)8487cos261,02(8487,0sin
xx
xx
xx
xx
m
m
6. Tekanan rata-rata
m1=715 g
)cos2(sin
x
KP
11
cos1
)75,88cos13,02(75,88sin
095,0
75,88cos1
3636,0.095,0
m1862,0
)75,88cos13,02(75,88sin
x
KP
22
75,88cos1
3636,0.185,0
m3625,0
2253,03
P4415,0
2397,04
P4697,0
2197,05
P4305,0
214,06
P4194,0
)75,88cos13,02(75,88sin
75,88cos1
)75,88cos13,02(75,88sin
75,88cos1
)75,88cos13,02(75,88sin
75,88cos1
)75,88cos13,02(75,88sin
75,88cos1
mx
mx
mx
mx
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
105,07
P2057,0
)75,88cos13,02(75,88sin
75,88cos1
)75,88cos13,02(75,88sin
75,88cos1
)75,88cos13,02(75,88sin
75,88cos1
)75,88cos13,02(75,88sin
75,88cos1
)75,88cos13,02(75,88sin
75,88cos1
)75,88cos13,02(75,88sin
75,88cos1
)75,88cos13,02(75,88sin
75,88cos1
)75,88cos13,02(75,88sin
75,88cos1
)75,88cos13,02(75,88sin
75,88cos1
mx
0099,08
P0194,0
mx
mx
155,010
P3037,0
mx
109,011
P2136,0
859,012
P1156,0
499,013
P9778,0
0449,014
P0879,0
1148,015
P2249,0
mx
mx
mx
mx
mx
1099,016
P2154,0
M2=1375 g
x
)cos2(sin
KP
11
1351,0
2477,02
P5915,0
cos1
)57,89cos259,02(57,89sin
57,89cos1
)57,89cos259,02(57,89sin
mx
57,89cos1
57,89cos1
2604,0
mx
2927,03
P5815,0
)57,89cos259,02(57,89sin
mx
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
3096,04
P6151,0
2814,05
P55,0
3602,06
P7048,0
2139,07
P4185,0
6295,58
P016,11
)57,89cos259,02(57,89sin
57,89cos1
)57,89cos259,02(57,89sin
57,89cos1
)57,89cos259,02(57,89sin
57,89cos1
)57,89cos259,02(57,89sin
57,89cos1
)57,89cos259,02(57,89sin
57,89cos1
)57,89cos259,02(57,89sin
mx
2364,09
P4626,0
)57,89cos259,02(57,89sin
mx
2082,010
P4074,0
0394,011
P0777,0
)57,89cos259,02(57,89sin
57,89cos1
)57,89cos259,02(57,89sin
0394,012
P078,
mx
mx
mx
mx
mx
57,89cos1
57,89cos1
mx
57,89cos1
mx
mx
mx
mx
mx
0225,013
P044,0
0678,014
P1332,0
1351,015
P2666,0
)57,89cos259,02(57,89sin
57,89cos1
)57,89cos259,02(57,89sin
57,89cos1
)57,89cos259,02(57,89sin
57,89cos1
)57,89cos259,02(57,89sin
57,89cos1
1576,016
P311,0
M3=1415 g
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
)cos2(sin
x
KP
11
1344,0
2464,02
P0452,0
cos1
)87,84cos261,02(87,84sin
87,84cos1
)87,84cos261,02(87,84sin
mx
87,84cos1
87,84cos1
87,84cos1
87,84cos1
87,84cos1
87,84cos1
87,84cos1
87,84cos1
87,84cos1
87,84cos1
87,84cos1
mx
0246,0
mx
2912,03
P0534,0
)87,84cos261,02(87,84sin
mx
3024,04
P0555,0
)87,84cos261,02(87,84sin
mx
)87,84cos261,02(87,84sin
mx
2744,05
P0503,0
)87,84cos261,02(87,84sin
mx
3808,06
P0699,0
2464,07
P0452,0
)87,84cos261,02(87,84sin
mx
0336,08
P1689,0
)87,84cos261,02(87,84sin
mx
2744,09
P0503,0
)87,84cos261,02(87,84sin
mx
)87,84cos261,02(87,84sin
mx
2016,010
P37,0
)87,84cos261,02(87,84sin
mx
2016,011
P37,0,0
0952,012
P0174,0
)87,84cos261,02(87,84sin
mx
56,013
P1028,0
)87,84cos261,02(87,84sin
87,84cos1
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
0616,014
P0113,0
1232,015
P0226,0
1568,016
P0287,0
0
PP7151161
)87,84cos261,02(87,84sin
87,84cos1
)87,84cos261,02(87,84sin
87,84cos1
)87,84cos261,02(87,84sin
87,84cos1
PP
n
0399,00345,0
16
mx
mx
mx
gm
n
16
0
PP13752161
mm
00465,0
1
PP
n
311,00345,0
16
gm
16
n
0
PP14153161
mm
1
036,0
16
n
PP
n
311,00345,0
16
gm
mm
1
0033,0
7.Beban aksial (Wa)
olixAaksialxPPPW01
3/8600048,000465,0mkgxx
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
kg019,0
PxLAaksial
2006,0008,0mx
olixAaksialxPPPW02
3/8600048,0036,0mkgxx
kg1486,0
olixAaksialxPPPW03
3/8600048,00033,0mkgxx
kg136,0
8. Beban radial (Wb)
olibxAradialxPPPW0
Aradial
4mxxpxL
0048,014,3
00376,0
4
3
2
1/86000376,000465.0mkgxxWb
kg015,0
2/86000376,0036,0mkgxxWb
kg1164,0
3/86000376,00033,0mkgxxWb
kg0136,0
4.4. Analisa hasil pembahasan
3
3
Pada percobaan yang dilakukan terlihat bahwa distribusi tekanan yang
berbeda-beda pada setiap pipa pelumas. Semakin tinggi dan semakin besar beban
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
yang diberikan maka tekanan yang terlihat pada pipa oli mengalami kenaikan
yang cukup tinggi. Sedangkan semakin kurang atau semakin kecil beban yang
diberikan maka tekanan yang terjadi terlihat pada turunnya ketinggian pada pipa
oli pelumas.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
5.1. Kesimpulan
Pada percobaan yang telah dilakukan pada objek bantalan luncur maka
dapat diambil kesimpulan bahwa, dengan adanya minyak pelumas yang
digunakan sebagai perantara antara bantalan luncur dengan poros mesin maka
putaran poros dapat berlangsung dengan baik dan dapat mengurangi gesekan yang
diakibatkan oleh poros yang berbeban.
Dari pipa oli tekanan kita juga dapat mengetahui pada bagian mana
dari bantalan luncur poros mesin lebih tertumpu, yang apabila tertumpu maka
pipa oli tekanan akan memperlihatkan kenaikan. Pada percobaan juga terbukti
bahwa temperature sangat berhubungan dengan kekentalan (oli). Temperature
tinggi diakibatkan oleh gesekan bantalan dengan poros mesin dengan perantara
pelumas oli. Pada keadaan poros berpuatar sehingga temperature tinggi
mengakibatkan kekentalan berkuran sehingga juga dapat mengakibatkan kenaikan
ketinggian pada pipa oli tekanan.
5.2. Saran
Dalam melihat hasil ketinggian oli pelumas, harus lebih teliti, sehingga
hasilyang didapat lebih akurat. Dalam pengambilan data tekanan tunggu sampai
distribusi tekanan tetap dan merata.
DAFTAR PUSTAKA
Wahyu Afridinata
0710017211022
Laporan Praktikum Fenomena Dasar Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta – Padang
Sularso. “ Dasar-dasar Perencanaan dan pemilihan Elemen Mesin “, edisi ke
sempbilan. Pt Pradnya Paramita; Jakarta, 1997.
Stock & Kros. “Elemen Konstruksi bangunan Mesin”, edisi ke 21. penerbit
Erlangga. Jakarta, 1986.
top related