praktikum parasit
Post on 14-Jul-2016
72 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Fasciola hepatica
Penyakit: Fasioliasis
Hospes : Kambing, sapi, dan manusia
Hospes perantara : Lymnea sebagai IH pertama dan tanaman air sebagai IH kedua
Morfologi :
Cacing dewasa Fasciola hepatica panjangnya sekitar 2,5 cm, batil isap kepala dan batil
isap perut berdekatan, bagian kepala seperti kerucut,, dua sekum bercabang-cabang,
ovarium bercabang-cabang, dua testis bercabang, kelenjar vitelaria hamper mengisi
seluruh bagian tubuhnya.
Telur Fasciola hepatica berukuran sekitar 140 x 80 mikron, operculum kecil, berisi
morula
Patologi klinis : Kerusakan parenkim hati, peritonitis, kolesistitis, sirosis periportal
Diagnosis ; Telur dalam tinja, reaksi serologi, cairan duodenum atau cairan empedu
Terapi : prazikuantel, Emetin HCl, diklorofenol (bitionol)
Clonorchis sinensis
Penyakit: Klonorkiasis
Hospes: manusia, kucing, anjing, babi
Hospes perantara:Keong air tawar sebagai IH pertama dan ikan air tawar sebagai IH kedua
Morfologi:
Cacing dewasa panjangnya sekitar 1,6 cm, memiliki batil isap kepala dan batil isap perut serta dua sekum, uterus berisi telur, ovarium dan reseptakulum seminalis besar, dua testis bercabang dan letaknya atas bawah, kelenjar vitelaria 1/3 tengah kiri dan kanan badan
Telur berukuran sekitar 29x16 mikron, seperti kendi, operculum besar, berisi mirasidium
Patologi klinis
Stadium ringan tidak ditemukan gejala
Stadium progresif terjadi diare, ikterus, hepatomegali
Stadium lanjut didapatkan sindrom hipertensi portal berupa pembesaran hati, ikterus, asites, edema, sirosis hepatis
Diagnosis: telur dalam tinja atau cairan duodenum
Terapi: Klorokuin, prazikuantel
Paragonimus westermani
Penyakit: Paragonimiasis
Hospes: Manusia, harimau, kucing
Hospes perantara: Keong air tawar sebagai IH pertama,Ketam sebagai IH kedua
Morfologi:
Telur berukuran sekitar 90x40 mikron, operkulum besar mendatar, berisi morula
Cacing dewasa dg panjang 1,2 cm, seperti biji kopi, punya batil isap kepala dan perut, testis berlobus tidak teratur, ovarium bercabang terletak anterior testis.
Patologi klinis: Batuk prodiktif dengan sputum kental disertai darah, sakit abdomen, diare, epilepsi, meningitis, ensefalitis
Diagnosis: Telur dalam sputum atau tinja
Terapi: Emetin HCl. Bitionol, prazikuantel
Schistosoma japonicum
Penyakit: Skistosomiasis japonika, demam keong
Hospes: Manusia, anjing, kucing, rusa
Hospes perantara: Keong Oncomelania
Morfologi:
Cacing jantan dengan panjang 1,5 cm, gemuk, testid 6-8 buah, punya batil isap kepala dan perut, integumen halus, kanalais ginekoforus
Cacing betina sengan penjang 1,9 cm, langsing, ovarium di tengah, uterus berisi telur, kelenjar vitelaria di posterior
Telur berukuran 90x70 mikron, punya duri kecil, berisi mirasidium
Patologi klinis: Stadium I: gatal-gatal ; stadium II: sindrom disentri ; stadium III: sirosis hepatis
Diagnosis: Telur dalam tinja atau dalam jaringan biopsi
Terapi: Niridazol, prazikuantel
Taenia saginata
Penyakit: Taeniasis saginata
Hospes: Manusia
Hospes perantara: Sapi
Morfologi:
Cacing dewasa panjangnya4-12 meter terdiri atas 1000-2000 proglotid
Skoleks berdiameter 1-2 mm, bentuk piriform, batil isap empat buah, stengah bulat atau menonjol, tanpa rostelum
Proglotid gravid berukuran sekitar 18x6 mm, uterus bercabang-cabang sekitar 15-30 pasang, lubang genitalia di sisi lateral
Telur berukuran sekitar 35x30 mikron, bulat, berdinding tebaldengan struktur linier, berisi onkosfer dan memiliki enam buah kait-kait.
Patologi Klinis:
Tidak enak di perut, anoreksia, eosinofilia, obstruksi usus
Penderita pergi ke dokter dengan keluhan proglotid bergerak keluar melalui anus
Diagnosis: Proglotid dalam tinja atau yang secara aktif keluar dari anus. Menemukan telur dalam tinja.
Terapi: Mebendazole (Vermox), prazikuantel (Biltricide), Bitionol (Bitin)
Hymenolepis diminuta
Penyakit: Himenolepiasis diminuta Hospes: manusia, tikus Hospes perantara: Pinjal tikus, Pinjal manusia, kumbang tepung Morfologi: Cacing dewasa ukuran sekitar 50x0,3 cm, skoleks kecil, strobila terdiri atas 800-1000 proglotid Skoleks berukuran sekitar 0,3 mm, berbentuk bulat, memiliki empat batil isap tanpa kait-kait Proglotid gravid ukuran lebar segmennya lebih besar daripada ukuran panjang segmennya, uterus berbentu kantung berisi telur, lubang genitalia di lateral Telur berukuran sekitar 86x58 mikron, dinding luar tebal, dinding dalam transparan dan tidak terdapat filament kutub, berisi embrio heksakan. Patologi klinis: Tidak menuimbulkan gejala Diagnosis: Telur dalam tinja Terapi: Atabrin
Hymenolepis nana
Penyakit: Himenolepiasis nana
Hospes: manusia, tikus
Morfologi:
Cacing dewasa ukuran 2,5 cm, skoleks kecil, strobila terdiri dari 2000 proglotid dan makin ke posterior makin lebar.
Skoleks memiliki empat batil isapdan rostelum kecil yang berkait-kait
Proglotid gravid berbentuk trapesium, mengandung 80-180 telur
Telur berukuran sekitar 47x37 mikron, berbentuk bulat/bujur, memiliki dinding luar, dinding dalam terdiri atas dua kutub, masing-masing dengan 4-8 filamen halus, berisi embrio heksakan.
Patologi Klinis: Tidak menyebabkan gejala, bila infeksi berat menyebabkan mual, muntah, diare, eosinofilia, anemia
Diagnosis : telur dalam tinja
Terapi: Atabrin, Bitonol, Prazikuantel, Niklosamid, amodiakuin
Diphyllobothrium latum
Penyakit: Difilobotriasis
Hospes Definitif: Manusia
Hospes reservoir: Anjing, kucing, beruang
Hospes perantara: Siklops sebagai IH pertama, ikan salem sebagai IH kedua
Morfologi:
Cacing dewasa ukuran 3-10 m, kuning keabuan, punya lebih 3000 proglotid
Telur ukuran sekitar 65x45 mikron, operculum besar, berisi morula
Proglotid matang berisi banyak telur terletak di tengah
Patologi klinis : anoreksia, diare, obstruksi usus
Diagnosis: Telur dalam tinja
Terapi: Atebrin,kamokuin, yomesan
Dipylidium caninum
Penyakit : Dipilidiasis
Hospes : Manusia, anjing
Hospes perantara : Pinjal anjing (Ctenocephalides canis) dan Pinjal manusia (Pullex irritans)
Morfologi :
Cacing dewasa panjangnya sekitar 25 cm, skoleks kecil, strobila terdiri atas 60-75 proglotid
Skoleks berukuran sekitar 0,3 mmmemiliki empat batil isap yang lonjong, rostelumnya seperti gada dengan 30-150 kait seperti duri mawar
Patologi Klinis : Tidak menimbulkan gejala. Pada anak-anak dapat menyebabkan toksik pada susunan saraf pusat sehingga menimbulkan kejang-kejang
Diagnosis : Proglotid bergerak aktif atau kelompoktelur dalam tinja
Terapi : Atabrin
Echinococcus granulosus
Penyakit : Ekinokokosis, hidatidosis
Hospes : Manusia, anjing, karnivora lain
Morfologi :
Cacing dewasa panjangnya 3-6 m, memiliki satu proglotid imatur, satu proglotid matur dan satu proglotid gravid
Skoleks bulat, memiliki empat batil isap, rostelum dengan kait-kait, mempunyai leher
Kista hidatid terdiri atas lapisan kutikula, lapisan germinativum dan jaringan hospes
Patologi klinis :
Gejala yang ditimbulkan larva cacing disebabkan oleh:
Desakan kista hidatid
Cairan kista yang dapat menimbulkan reaksi alergi
Pecahnya kista, cairan kista masuk peredaran darah dan dapat menimbulkan renjatan anafilaktik
Diagnosis: menemukan skoleks yang dikeluarkan dari cairan kista atau dengan reaksi Casoni
Terapi : pembedahan hanya berhasil pada penderita dengan kista unilokuler di tempat yang dapat dioperasi
top related