ppt farmakoterapi kanker

Post on 27-Dec-2015

534 Views

Category:

Documents

73 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

farmakoterapi kanker

TRANSCRIPT

KETUT WIDYANI ASTUTI

KANKER : PERTUMBUHAN SEL ABNORMAL YANG TIDAK TERKENDALI

KARAKTERISTIK KANKER: Pembentukan massa sel (tumor)

sebagai konsekuensi pertumbuhan baru (neoplasma)

Hilangnya kontrol fungsi selular organisme

Jinak (benign) ganas (malign) Transformasi sel genom

Perubahan sekuen genom menyebabkan : Peningkatan sensitivitas terhadap sinyal

proliferasi Hilangnya kebutuhan untuk berinteraksi

dengan matrik ekstraselular dan sel tetangga hilangnya integritas jaringan

Hilangnya sensitivitas terhadap kematian sel terprogram (apoptosis)

TUMOR JINAK : Peningkatan jumlah sel, fungsi dan

morfologi sel masih normal (Hiperplasia) Belum infiltrasi ke jaringan lain

TUMOR GANAS: Kehilangan fungsi fisiologis/ hiperaktif Perubahan morfologi Infiltrasi jaringan lain (metastasis)

Meningkatnya fungsi

onkogen

Hilangnya fungsi Tumour

Suppressor Gene

- growth factors and their receptors (c-Sis, ERBB2*)

- components of signal transduction pathways (Ras, DPC4)

- those that control the cell division cycle (TP53*, Rb, Ink4B)

- those that communicate damage of DNA with the cell division

- cycle or apoptosis machinery (TP53, BRCA*)

- regulators of destruction of other proteins (APC)

- inhibitors of apoptosis (Bcl-2, Bcl-Xl)- telomerases (hTERT)- regulators of inflammation

Internal Factors. Mutations Addition or Loss of Genetic Material. Epigenetic Changes Modified Gene Expression

External Factors Viruses Bacterial Infections Chemicals Radioactivity Electromagnetic Radiation Cancer Treatments

Hereditary Factors.

Kanker bisa disembuhkan melalui opresai dan radiasi sebelum mengalami fase metastasis deteksi dini penting!!

Perubahan kebiasaan urinasi dan defekasi

Luka yang tidak kunjung sembuh Perdarahan yang tidak normal Adanya penebalan atau gumpalan pada

payudara atau bagian lain Kesulitan menelan dan gangguan

penceranaa Perubahan yang nyata pada kutil kutil

dan tahi lalat Batuk berkepanjangan, suara serak

Berat badan turun, berkelanjutan dan tdk bs dijelaskan

Sakit kepala dan muntah di pagi hari Pembengkakan dan nyeri persisten pada

tulang atau sendi Adanya masa/gumpalan pada abdomen,

leher dan bagian lain Munculnya warna putih pada mata Demam berulang yang tidak disebabkan

oleh infeksi Memar dan perdarahan berat Pucat dan lelah berkepanjangan

Tes laboratoriun :Uji darah lengkap, lactate dehidrogenase, fungsi renal, fungsi hati

Scan radiologi : x-rays, CT scan MRI, Positron Emission Tomografi

Biopsi jaringan atau sumsum tulang dan evaluasi patologi

Sitogenetik Marker tumor Determinasi stadium kanker sistem

TNM

OPERASI RADIASI KEMOTERAPI PRODUK BIOLOGI

Kemoterapi terapeutik, yaitu kemoterapi yang ditujukan sebagai satu-satunya pilihan untuk keganasan yang telah menyebar atau keganasan yang tidak memiliki pilihan terapi lain. Kemoterapi ini diberikan sampai metastasis hilang atau terjadi intoksikasi.

Kemoterapi neoadjuvan, yaitu kemoterapi yang diberikan sebelum pembedahan untuk mengecilkan ukuran tumor, sehingga lebih mudah untuk dilakukan pengangkatan tumor. Kemoterapi ini diberikan selama 3-4 siklus.

Kemoterapi adjuvan, yaitu kemoterapi yang diberikan setelah pembedahan untuk mengurangi penyebaran kanker. Kemoterapi adjuvan umumnya diberikan selama 5-7 siklus.

Kemoterapi paliatif, yaitu kemoterapi yang diberikan dalam jangka panjang dengan tujuan paliatif (Walsh dan Higgins, 2000; Peraboi, 2010).

No. Nama Obat Golongan Obat Dosis dan Aturan Pakai

Keterangan

1. Siklofosfamid Senyawa pengalkilasi

400-1000 mg/m2 i.v. selama 1 jam atau lebih

Siklus diulang setiap 21-28 hari

2. Doksorubisin Senyawa pengalkilasi

60-75 mg/m2 i.v. selama 1 jam atau lebih

Siklus diulang setiap 21-28 hari

3. Fluorourasil Antimetabolit antagonis pirimidin

500-600 mg/m2 i.v. selama 1 jam atau lebih

Siklus diulang setiap 21-28 hari

4. Capecitabin Antimetabolit antagonis pirimidin

2000-2500 p.o. per hari, dibagi dalam 2 kali sehari untuk 14 hari

Siklus diulang setiap 21 hari

5. Gemcitabin Antimetabolit antagonis pirimidin

600-1000 mg/m2 i.v. selama 30 menit atau lebih

Siklus diulang setiap 21 hari (mungkin perlu 15 hari berdasarkan jumlah sel darah)

6. Paclitaxel Penghambat mikrotubula atau antimitotika

175 mg/m2 i.v. selama 3 jam atau lebih

Siklus diulang setiap 21 hari

80 mg/m2 i.v. selama 1 jam atau lebih

Siklus diulang setiap 7 hari

7. Vinorelbin Penghambat mikrotubula atau antimitotika

30 mg/m2 i.v. selama 3 jam atau lebih

Siklus diulang setiap 21 hari

25-30 mg/m2 i.v. selama 1 jam atau lebih

Siklus diulang setiap 7 hari (penyesuaian dosis didasarkan pada jumlah neutrofil absolut)

8. Docetaxel Penghambat mikrotubula atau antimitotika

60-100 mg/m2 i.v. selama 1 jam atau lebih

Siklus diulang setiap 21 hari

30-35 mg/m2 i.v. selama 30 menit atau lebih

Siklus diulang setiap 7 hari

Memiliki aktifitas farmakologi yang berbeda

Toksisitas organ berbeda Aktif dan sinergis Tidak menyebabkan interaksi obat yang

signifikan

antagonis pirimidin seperti fluorourasil, capecitabin, dan gemcitabin

Antagonis purin seperti merkaptopurin, thioguanin, fludarabin, cladribine

antagonis asam folat seperti metotreksat

dimetabolisme oleh dihidropirimidin dehidrogenase menjadi fluorodeoksiuridin monofosfat (FdUMP) dan fluorouridin trifosfat (FUTP).

MEKANISME SITOTOKSIK : FdUMP dapat mengganggu fungsi  timidilat

sintetase, sehingga tidak dapat terbentuk timidilat yang penting untuk sintesis DNA.

kekeliruan enzim transkripsi nuklease dalam menggabungkan FUTP pada tempat uridin trifosfat (UTP) selama berlangsungnya sintesis RNA.

dimetabolisme secara ekstensif di hati, memiliki waktu paruh sekitar 0,75 jam,

dan diekskresikan terutama melalui urin

Capecitabin adalah prodrug dari fluorourasil Gemcitabin adalah analog deoksisitidin

yang menghambat aktivitas DNA polimerase dan ribonukleotida reduktase, sehingga menghalangi perpanjangan rantai DNA

Efek samping yang sering terjadi pada penggunaan antimetabolit antagonis pirimidin antara lain leukopenia, trombositopenia, stomatitis, alopesia, dan eritema

Bentuk poliglutamat menghambat enzim dihidrofolat reduktase menghalangi sintesis asam folat.

metabolisme hepatik dan metabolisme intraseluler menjadi bentuk poliglutamat yang dapat dikonversi kembali menjadi metotreksat oleh enzim hidrolase.

diekskresikan melalui urin dengan waktu paruh terminal antara 3 sampai 10 jam

Efek samping yang sering terjadi mielosupresi, stomatitis, diare, kerusakan ginjal, alopesia, mual, dan muntah

Vincristine Vinblastin Vinorelbin Docetaxel Paclitaxel

Menghambat microtubules assembly mengganggu pembentukan spindle mitotik

Vincristine menghambat mitotik pada fase istirahat metafase

Ekskresi empedu eliminasi vincristine dan metabolitnya perlu penyesuaian dosis pada pasien dgn obstruksi hati

Efektif pada sarcama, lymphoma, will’s tumor, multiple myeloma dan acute lymphocitic leukimia

ESO : konstipasi IO : itraconazole neurotoksisitas

Menyebabkan myelosupresi dan sedikit neurotoksik dibanding vincristine

Efektik untuk bladder, breast and kidney cancer and other lymphoma

Efek mual muntah : minimal ESO : mild alopecia, stomatitis,

fotosensitif, rash

Struktur mirip vincristine efek mirip ESO : myelosuppression, ileus (paralisis

otot sal.cernai), neuropathy Efektif pada breast and non small lung

cancer

racun spindel mitosis dan menghambat pembentukan mikrotubula yang penting untuk pembelahan sel kanker terhentinya proses mitosis dan pembelahan sel kanker.

metabolisme di hati oleh enzim CYP3A4 menjadi 6-α-hidroksipaclitaxel dan memiliki waktu paruh terminal sekitar 4-8 jam.

Hampir 70% obat ini diekskresikan melalui feses sehingga diperlukan penyesuaian dosis pada pasien dengan gangguan fungsi hati.

ESO : reaksi hipersensitivitas, mielosupresi, alopesia, dan neuropati perifer

Paclitaxel turun ekskresinya 33% jika diberikan bersama cisplatin paclitaxel diberikan sebelum cisplatin

Efektif pada kanker ovarian, breast, non smal cell lung, esofagus, lambung, leher dan kepala.

Pemberian variatif: infusi 1 jam per minggu hingga infusi 24 jam per 3 minggu

merupakan taksan semisintetik dengan mekanisme kerja dan indikasi yang identik dengan paclitaxel

mengalami metabolisme di hati oleh enzim CYP3A4 menjadi metabolit yang lebih polar, memiliki waktu paruh terminal sekitar 11 jam, dan hampir 80% obat ini diekskresikan melalui feses

ESO : hipersensitivitas, supresi sumsum tulang, alopesia, dan bronkospasme

Mercaptopurine Thioguanine Fludarabine Cladribine

Analog purin dikonversi menjadi ribonuklotida menghambat sintesis purin

Poorly oral absorbed, konsentrasi puncak tercapai setelah 1-2 jam pemberian

Waktu paruh 21 menit pd anak dan 47 menit pada dewasa

Aktif untuk myelogenous leukimia dan lympocytic leukimia

ESO : myelosuppression, mual ringan, rash, kolestasis

IO : alopurinol menghambat metabolisme merkaptopurin dosis turun

Etoposida Tepotecan Irinotecan

Menyebabkan pecahnya rantai ganda DNA akibat inhibisi enzim topoisomerase II

Aktif pada bbrp lymphoma, kanker testis, paru2, retinoblastoma

Pemberian IV secara perlahan : mencegah hipotensi

Oral bioavaibility : 50% Eso : mucositis, myelosuppresi,

hipersensitif, alopecia, phlebitis, 2nd leukimia

Memecah rantai tunggal DNA dgn menghambat enzim topoiosmerase I

70% clearence di ginjal Waktu paruh : 80-180 menit Aktif pada : kanker ovarian, paru2,

myelodysplastic syndrome, myelogenous leukimia

Daunorubicin Doxorubicin Idarubicin

Doksorubisin mengalami metabolisme di hati oleh enzim sitokrom P450 menjadi doksorubisinol yang merupakan suatu kardiotoksin.

Sekitar 40% dosis dieksresikan melalui empedu dengan waktu paruh terminal sekitar 44 sampai 55 jam, sehingga penggunaannya harus diperhatikan pada pasien kolestasis.

ESO : mielosupresi, alopesia, mukositis, mual, dan muntah

Busulfan Siklofosfamid Lomustin Dacarbazin Ifosfamide Procarbazine Carmustine Temozolamide

senyawa yang dapat mengalkilasi DNA, RNA, atau enzim-enzim tertentu dan bekerja pada fase nonspesifik dari siklus sel

senyawa kationik yang tidak stabil, diikuti dengan pemecahan cincin untuk membentuk ion karbonium yang reaktif.

Melalui reaksi alkilasi, ion karbonium membentuk ikatan kovalen dengan gugus-gugus donor elektron, seperti gugus karboksilat, amin, fosfat, dan tiol yang terdapat pada struktur asam amino, asam nukleat, dan protein yang sangat dibutuhkan dalam proses biosintesis sel

Umumnya, senyawa pengalkilasi dapat bekerja pada fase G1 dan fase mitosis, namun pada dosis tinggi juga dapat bekerja pada fase G0.

merupakan pro drug yang dikonversi oleh enzim mikrosomal hepatik menjadi obat aktif 4-hidroperoksi-siklofosfamid dan aldofosfamid.

merupakan perangsang enzim mikrosom, sehingga dapat mempengaruhi aktivitas obat lain

memiliki waktu paruh 3 sampai 12 jam dan obat ini diekskresikan terutama melalui urin dalam bentuk metabolitnya

 ESO : mielosupresi, mual, muntah, alopesia, dan diare

Cisplatin Carboplatin

Membentuk inter dan intrastrand pada ikatan silang DNA menghambat sintesis DNA

90% ekskresi ginjal filtrasi glomerolus dan sekresi tubular

Aktif pada kanker leher, kepala dan anal Highly emetogenik agresif antiemesis ESO : neurotoksik, electrolite imbalance,

ototoksik, neuropathy

ESO lebih rendah dr cisplatin Aktif pada kanker ovarian, paru@,

breast, testis, esofagus, leher dan kepala, lymphoma

ESO : trombositopenia, mual, muntah dan hipersensitif

Contohnya pada breast cancer Obat-obat hormonal bekerja dengan

menghalangi efek estrogen pada sel kanker (efek antiestrogen) atau menghalangi produksi estrogen dalam tubuh

Antiestrogen dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Selective Estrogen Reseptor Modulator (SERM) dan Selective Estrogen Reseptor Downregulator (SERD).

SERM bekerja dengan cara mengubah konformasi reseptor estrogen, sehingga estrogen tidak dapat berikatan dengan reseptornya, sedangkan SERD bekerja dengan cara mengurangi jumlah reseptor estrogen pada payudara, sehingga dapat mengurangi pengikatan estrogen pada reseptornya

Analog Luteinizing Hormone Releasing Hormone (LH-RH) bekerja dengan menempati reseptor LH-RH di kelenjar pituitari, sehingga menghambat pelepasan FSH dan LH

Kelas Obat Subkelas Obat

Nama Obat Regimen Dosis

Aromatase inhibitor

Nonsteroid Anastrozol 1 mg p.o. per hariLetrozol 2,5 mg p.o. per hari

Steroid Eksemestan 25 mg p.o. per hariAntiestrogen SERM Tamoksifen 20 mg p.o. per hari

Toremifen 60 mg p.o per hariSERD Fulvestran 250 mg i.m. setiap 21

hari

Analog LH-RH Goserelin 3,6 mg s.c. setiap 21 hari

Leuprolid 3,75 mg i.m. setiap 28 hari

Triptorelin 3,75 mg i.m. setiap 28 hari

Terapi bertarget adalah terapi yang ditargetkan pada gen, protein, atau lingkungan jaringan yang berkontribusi terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup sel-sel kanker. Jenis terapi ini memblokade pertumbuhan dan penyebaran sel kanker, namun membatasi kerusakan pada sel normal, sehingga biasanya menyebabkan efek samping yang lebih sedikit daripada kemoterapi dan terapi hormonal

Contohnya : trastuzumab, bevakizumab

Gambar 4.3 Jenis terapi antikanker pada pasien kanker payudara stadium III di RSUP Sanglah Denpasar tahun 2011

Gambar 4.5 Kemoterapi kombinasi pada pasien kanker payudara stadium III di RSUP Sanglah Denpasar tahun 2011

Keterangan: CAF= siklofosfamid-adriamisin-fluorourasil, CEF= siklofosfamid-epirubisin-fluorourasil, TA= taksan-antrasiklin, PCs= paclitaxel-cisplatin, GCb= gemcitabin-carboplatin, CCb= siklofosfamid-carboplatin, CsAF= cisplatin-adriamisin-fluorourasil

Sebelum dilakukan kemoterapi, pasien dapat diberikan premedikasi dengan kortikosteroid, antagonis H1, dan antagonis H2. Tujuan premedikasi adalah untuk mencegah atau mengurangi hipersensitivitas yang diakibatkan oleh obat-obat kemoterapi.

Nyeri Mual muntah Stomatitis Diare Konstipasi Gangguan darah : hiperkoagulasi,

anemia, neutropenia, trombositopenia Depresi dan Cemas

Evaluasi regimen kemoterapi untuk memastikan ketepatan dosis dan rute pemberian

Periksa hasil tes darah lengkap, fungsi organ normal sebelum kemoterapi

Penyesuaian dosis pada gangguan ginjal dan hati

Terapi antiemetik yang diperlukan Regimen terapi profilaksis primer Potensi interaksi obat Terapkan metode “safe handling and

disposal”

EFIKASI :Monitor CT scan atau pencitraan lain kategori respon komplit, respon parsial, penyakit stabil, penyakit progresif

TOKSISITAS :Monitor tes darah lengkap dan hasil lab lainnyaMonitor toksisitas kemoterapi turunkan dosis atau hentikan regimen terapi jika perlu

top related