power point terumbu karang
Post on 16-Aug-2015
147 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1.1 Latar BelakangIndonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan jumlah pulaunya yang menjapai 17.508 pulau dengan luas lautnya sekitar 3,1 juta km2 Wilayah lautan yang luas tersebut menjadikan Indonesia mempunyai kekayaan dan keanekaragaman hayati terbesar di dunia, salah satunya adalah ekosistem terumbu karang. Terumbu karang merupakan ekosistem khas daerah tropis dengan pusat penyebaran di wilayah Indo-Pasifik
Terumbu Karang
Ekosistem terumbu karang merupakan
bagian dari ekosistem laut yang penting
karena menjadi sumber kehidupan bagi
beraneka ragam biota laut.
Tujuan
Tujuan dari pembuatan power point
ini adalah untuk mengetahui lebih
terperinci tentang morfologi,
fisiologi, habitat, dan manfaat dari
terumbu karang
Pengertian Terumbu Karang
Binatang karang adalah pembentuk utama ekosistem
terumbu karang. Binatang karang yang berukuran
sangat kecil, disebut polip, yang dalam jumlah ribuan
membentuk koloni yang dikenal sebagai karang
(karang batu atau karang lunak).
Di Indonesia semua terumbu berasal dari kapur yang
sebagian besar dihasilkan koral
Jadi Terumbu karang (coral reefs)
merupakan ekosistem laut tropis yang
terdapat di perairan dangkal yang jernih,
hangat (lebih dari 22oC), memiliki kadar
CaCO3 (Kalsium Karbonat) tinggi, dan
komunitasnya didominasi berbagai jenis
hewan karang keras. (Guilcher, 1988).
Tipe-tipe Terumbu Karang Berdasarkan Jenisnya
Ada dua jenis Terumbu Karang yaitu:
1.Terumbu karang keras (seperti brain coral dan elkhorn
coral) merupakan karang batu kapur yang keras yang
membentuk terumbu karang. Karang batu ini menjadi
pembentuk utama ekosistem terumbu karang. Walaupun
terlihat sangat kuat dan kokoh, karang sebenarnya
sangat rapuh, mudah hancur dan sangat rentan terhadap
perubahan lingkungan.
2.Terumbu karang lunak (seperti sea fingers dan sea
whips) tidak membentuk karang. Terdapat beberapa tipe
terumbu karang yaitu terumbu karang yang tumbuh di
sepanjang pantai di continental shelf yang biasa disebut
sebagai fringing reef, terumbu karang yang tumbuh
sejajar pantai tapi agak lebih jauh ke luar (biasanya
dipisahkan oleh sebuah laguna) yang biasa disebut
sebagai barrier reef dan terumbu karang yang
menyerupai cincin di sekitar pulau vulkanik yang disebut
coral atoll.
Tipe-Tipe Terumbu Karang Berdasarkan Bentuknya : 1. Terumbu karang tepi (fringing reefs)
Terumbu karang tepi atau karang penerus berkembang di
mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar.
Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan
pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam
proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang
ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan
karang mati yang mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam,
pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara vertikal. Contoh:
Bunaken (Sulawesi), Pulau Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).
2. Terumbu karang penghalang (barrier reefs)
Terumbu karang ini terletak pada jarak yang relatif jauh
dari pulau, sekitar 0.52 km ke arah laut lepas dengan
dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter.
Terkadang membentuk lagoon (kolom air) atau celah
perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer.
Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar pulau
sangat besar atau benua dan membentuk gugusan
pulau karang yang terputus-putus. Contoh: Batuan
Tengah (Bintan, Kepulauan Riau), Spermonde (Sulawesi
Selatan), Kepulauan Banggai (Sulawesi Tengah).
3.Terumbu karang cincin (atolls)
Terumbu karang yang berbentuk
cincin yang mengelilingi batas dari
pulaupulau vulkanik yang tenggelam
sehingga tidak terdapat perbatasan
dengan daratan.
4. Terumbu karang datar/Gosong terumbu
(patch reefs)
Gosong terumbu (patch reefs), terkadang disebut juga
sebagai pulau datar (flat island). Terumbu ini tumbuh dari
bawah ke atas sampai ke permukaan dan, dalam kurun
waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar.
Umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal
atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal. Contoh:
Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan Ujung Batu.
3.1 Beberapa Spesies Terumbu Karang
Di Indonesia Dan Klasifikasinya
Di indonesia terdapat banyak spesies
terumbu karang dengan berbagai macam
bentuk.Berikut beberapa terumbu karang
beserta klasifikasinya yang ada di
indonesia
1.Acropora Cervicornis
Kingdom : AnimaliaPhylum: CnidariaerClass : AnthozoaOrdo : ScleractiniaFamily : AcroporidaeGenus : AcroporaSpesies : Acropora cervicornis
1.Acropora Cervicornis
Kingdom : AnimaliaPhylum: CnidariaerClass : AnthozoaOrdo : ScleractiniaFamily : AcroporidaeGenus : AcroporaSpesies : Acropora cervicornis
2.Acropora Micropthalma
Kingdom : AnimaliaPhylum : CnidariaClass : AnthozoaOrdo : Scleractinia Family : AcroporidaeGenus : AcroporaSpesies : Acropora
micropthalma
3.Acropora MilleporaKingdom : AnimaliaPhylum : CnidariaClass : AnthozoaOrdo : ScleractiniaFamily : AcroporidaeGenus : Acropora Spesies : Acropora millepora
4.Acropora Humilis
Kingdom : AnimaliaPhylum : CnidariaClass : AnthozoaOrdo : ScleractiniaFamily : AcroporidaeGenus : AcroporaSpesies : Acropora humilis
5.Acropora Hyacinthus
Kingdom : AnimaliaPhylum : CnidariaClass : AnthozoaOrdo : ScleractiniaFamily : AcroporidaeGenus : AcroporaSpesies : Acropora
hyacinthus
3.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Perkembangan Ekosistem Terumbu Karang
• Suhu
Secara global, sebarang terumbu karang dunia
dibatasi oleh permukaan laut yang isoterm pada
suhu 20 °C, dan tidak ada terumbu karang yang
berkembang di bawah suhu 18 °C. Terumbu
karang tumbuh dan berkembang optimal pada
perairan bersuhu rata-rata tahunan 23-25 °C,
dan dapat menoleransi suhu sampai dengan 36-
40 °C.
•Salinitas
Terumbu karang hanya dapat hidup di perairan laut dengan
salinitas air yang tetap di atas 30 ‰ tetapi di bawah 35 ‰
Umumnya terumbu karang tidak berkembang di perairan
laut yang mendapat limpasan air tawar teratur dari sungai
besar, karena hal itu berarti penurunan salinitas. Contohnya
di delta sungai Brantas (Jawa Timur). Di sisi lain, terumbu
karang dapat berkembang di wilayah bersalinitas tinggi
seperti Teluk Persia yang salinitasnya 42 %.
•Cahaya Dan Kedalaman
Kedua faktor tersebut berperan penting untuk kelangsungan
proses fotosintesis oleh zooxantellae yang terdapat di
jaringan karang. Terumbu yang dibangun karang hermatipik
dapat hidup di perairan dengan kedalaman maksimal 50-70
meter, dan umumnya berkembang di kedalaman 25 meter
atau kurang. Titik kompensasi untuk karang hermatipik
berkembang menjadi terumbu adalah pada kedalaman
dengan intensitas cahaya 15-20% dari intensitas di
permukaan.
Kecerahan
Faktor ini berhubungan dengan penetrasi cahaya. Kecerahan perairan tinggi berarti penetrasi cahaya yang tinggi dan ideal untuk memicu produktivitas perairan yang tinggi pula.
Gelombangpasokan air segar, oksigen, plankton, dan
membantu menghalangi terjadinya pengendapan pada koloni atau polip karang. Gelombang merupakan faktor pembatas karena gelombang yang terlalu besar dapat merusak struktur terumbu karang,
ArusFaktor arus dapat berdampak baik atau buruk.
Bersifat positif apabila membawa nutrien dan bahan-bahan organik yang diperlukan oleh karang dan zooxanthellae, sedangkan bersifat negatif apabila menyebabkan sedimentasi di perairan terumbu karang dan menutupi permukaan karang sehingga berakibat pada kematian karang.
SedimenKarang umumnya tidak tahan terhadap
sedimen. Karena sedimen merupakan faktor pembatas yang potensial bagi sebaran karang di daerah dimana suhu cocok untuk hewan ini.
Manfaat Ekosistem Terumbu Karang Dari segi ekonomi ekosistem terumbu karang memiliki nilai
estetika dan tingkat keanekaragaman biota yang tinggi yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber makanan, bahan obat – obatan
ataupun sebagai objek wisata bahari.
Ditinjau dari fungsi ekologisnya, terumbu karang yang sangat
penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan
menyumbangkan stabilitas fisik, yaitu mampu menahan hempasan
gelombang yang kuat sehingga dapat melindungi pantai dari
abrasi
Adapun dari sisi social ekonomi, terumbu karang adalah sumber
perikanan yang produktif sehingga dapat meningkatkan
pendapatan nelayan, penduduk pesisir, dan devisa Negara yang
berasal dari devisa perikanan dan pariwisata.
Faktor-Faktor Yang Merusak Terumbu Karang
1. Pengendapan Kapur2. Aliran Air Tawar3. Berbagai Jenis Limbah Dan
Sampah4. Pemanasan Suhu Bumi5. Uji coba senjata Militer6. Cara Tangkap Yang Merusa7. Penambangan Dan
Pengambilan Karang8. Serangan Bintang Laut Berduri
KESIMPULAN
Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae
Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan ekosistem Terumbu Karang yaitu suhu, salinitas, cahaya, kedalaman, kecerahan, gelombang dan arus.
Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem yang penting, karena tempat tinggal biota laut.
Perubahan iklim merupakan faktor paling dominan dalam perusakkan terumbu karang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia harus lebih mencintai lingkungan.
top related