pola pembinaan karakter melalui kegiatan …
Post on 06-Nov-2021
11 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
POLA PEMBINAAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN
EKSTRAKURIKULER PESERTA DIDIK DI SMA
MUHAMMADIYAH 1 MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd ) Pada Program Studi
Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
ANDI ASTITAH
NIM : 105191101016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1441 H/ 2020 M
iii
iv
v
vi
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Andi Astitah
NIM : 105191101016
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Agama Islam
Kelas : A
Dengan ini menyatakan hal sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini,
saya menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun)
2. Saya tidak melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam menyusun skripsi
3. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3 saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran
Makassar, 11 Syawal 1441 H
03 Juni 2020 M
Yang Membuat Pernyataan
Andi Astitah
NIM:105191101016
vii
ABSTRAK
ANDI ASTITAH. 105 191 101 16. 2020. Pola Pembinaan Karakter
Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Peserta didik di SMA Muhammadiyah 1
Makassar. Dibimbing oleh Amirah Mawardi dan Amin Umar.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pola pembinaan karakter
peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMA Muhammadiyah 1
Makassar, untuk mengetahui bentuk kegiatan ekstrakurikuler di SMA
Muhammadiyah 1 Makassar, dan untuk mengetahui faktor pendukung dan
penghambat pembinaan karakter peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler
SMA Muhammadiyah 1 Makassar.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif. Sumber data
dalam penelitian adalah Kepala Sekolah, Guru serta Pembina Ekstrakurikuler, dan
Peserta Didik. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu pedoman observasi,
pedoman wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu
teknik reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data.
Hasil penelitian dapat dirangkum sebagai berikut: Bentuk kegiatan
ekstrakurikuler yang ada di SMA Muhammadiyah 1 Makassar yaitu: 1) Pola
pembinaan karakter peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler antara lain pola
pembiasaan, demonstrasi, keteladanan, pemberian nasihat, dan berkelompok
dalam kegiatan kepramukaan. Dalam pelaksanaan pembinaan karakter melalui
kegiatan ekstrakurikuler sudah menunjukkan karakter peserta didik menjadi lebih
baik yang dapat terlihat dari tingkah laku peserta didik. (2) Kegiatan
ekstrakurikuler yang ada adalah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) yang
membawahi semua ekstrakurikuler, Ekstrakurikuler yang wajib ada di sekolah
Muhammadiyah adalah Hizbul Wathan (HW) dan tapak suci, dan ekstrakuikuler
tambahan yaitu Palang Merah Remaja (PMR), Futsal, marching band, dan
allughatul „arabiyah. Program rutin di sekolah yaitu pembelajaran MBTA setiap
hari sebelum pembelajaran dimulai, sholat duha sebelum jam istirahat dan sholat
zuhur secara berjamaah. 3) Faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam
pembinaan karakter peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler antara lain
yaitu: semangat dari peserta didik itu sendiri dan dukungan dari sekolah yang
mewajibkan setiap peserta didik memiliki ekstrakurikuler. Sedangkan faktor
penghambat adanya pembinaan karakter peserta didik melalui kegiatan
ekstrakurikuler yaitu: pergaulan peserta didik yang terkadang ikut-ikutan dengan
temannya, masalah waktu, orang tua yang kurang mendukung, sarana dan
prasarana yang kurang memadai serta faktor kemalasan dari peserta didik itu
sendiri.
Kata Kunci: Pembinaan Karakter Peserta didik, dan Kegiatan
Ekstrakurikuler
viii
KATA PENGANTAR
حيم ه ٱلره حم ٱلره بسم ٱلله
Alhamdulillah segala puji dan syukur terpanjatkan kehadirat Allah SWT.
Tuhan pencipta segala sesuatu yang ada dimuka bumi ini dan seluruh isi alam
semesta yang telah memberikan kenikmatan kepada kita, baik itu secara jasmani
maupun rohani. Berkat rahmat dan petunjuk-Nya pula, penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam tercurah kepada
pimpinan Islam yang telah membawa sinar kecemerlangan Islam yaitu Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah
membimbing umat kearah jalan yang benar.
Tentunya penulis tidak terlepas dari dukungan dan sumbangan pemikiran
dari segenap pihak yang penulis rasakan selama ini atas jasa-jasa yang diberikan
secara tulus dan ikhlas, baik material maupun spiritual dalam usaha mencari
kesempurnaan dan manfaat dari penulisan skripsi ini, tak lupa penulis ungkapkan
rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada.
1. Kedua orang tua tercinta, Andi Muchtar dan Hafsawati, yang selalu
memberikan cinta dan kasih sayang, dorongan semangat dan motivasinya,
setiap waktu bersujud dan berdoa demi kelancaran penulisan skripsi ini
hingga tercapainya cita-cita penulis.
2. Prof. Dr. H. Abdul Rahman Rahim, SE., MM sebagai Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar. Yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis sehingga terselesainya skripsi ini.
ix
3. Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Dr. Amirah Mawardi, S.Ag., M.Si sebagai Ketua Prodi Pendidikan Agama
Islam di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. Dr. Amirah Mawardi, S.Ag., M.Si dan Bapak M. Amin Umar, S.Ag, M.Pd.I
selaku pembimbing yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan
membimbing serta memberikan pengarahan, sehingga skripsi ini dapat
tersusun.
6. Bapak/Ibu para dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah
Makassar.
7. Semua lembaga di Fakultas Agama Islam, yaitu Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah Fakultas Agama Islam, Badan Eksekutif Mahasiswa
Fakultas Agama Islam, dan Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan
Agama Islam.
8. Drs. Amir, MR, MM selaku kepala sekolah SMA Muhammadiyah 1
Makassar, yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
9. Bapak/Ibu guru SMA Muhammadiyah 1 Makassar
10. Peserta didik SMA Muhammadiyah 1 Makassar
11. Teman dan sahabat penulis, yang selalu memberikan dukungan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak
yang sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan
berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan skripsi ini dapat
x
memberikan manfaat bagi para pembaca. Terutama bagi diri pribadi penulis.
Aamiin.
Makassar, 11 Syawal 1441 H
03 Juni 2020 M
Andi Astitah
105191101016
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................. ............ i
HALAMAN JUDUL ............................................................................... ........... ii
PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................................... .......... iii
BERITA ACARA MUNAQASYAH ...................................................... .......... iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... ............ v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................. .......... vi
ABSTRAK ................ ............................................................................... ......... vii
KATA PENGANTAR .............................................................................. ........ viii
DAFTAR ISI ............. ............................................................................... .......... xi
DAFTAR TABEL ..... ............................................................................... ........ xiii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... ........... 1
A. Latar Belakang ......................................................................... ............ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... ............ 5
C. Tujuan Penelitian...................................................................... ............ 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................... ............ 6
BAB II TINJAUAN TEORITIS .............................................................. ............ 8
A. Pola Pembinaan Karakter Peserta didik .................................. ............ 8
1. Pengertian Pola Pembinaan ................................................ ............ 8
2. Pengertian Karakter ............................................................ ............ 9
3. Dasar Pembinaan Karakter ................................................. .......... 12
4. Tujuan dan Fungsi Pembinaan Karakter
di Sekolah .......................................................................... .......... 14
5. Nilai-Nilai Karakter ............................................................ .......... 15
6. Pola Pembinaan Karakter ................................................... .......... 18
B. Bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler ........................................... .......... 20
1. Pengertian Kegiatan dan Ekstrakurikuler ........................... .......... 23
2. Tujuan dan Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler ..................... .......... 24
xii
3. Bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler ....................................... .......... 24
C. Kerangka Konseptual……………………………………….… ......... 27
BAB III METODE PENELITIAN ................................................... .......... 29
A. Jenis Penelitian ........................................................................ .......... 29
B. Lokasi dan Objek Penelitian .................................................... .......... 29
C. Fokus dan Deskripsi Fokus Penelitian ..................................... .......... 30
D. Sumber Data ............................................................................ .......... 31
E. Instrumen Penelitian ................................................................ .......... 32
F. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... .......... 33
G. Teknik Analisis Data ............................................................... .......... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................ ......... 37
A. Gambaran Lokasi Penelitian .................................................... .......... 37
1. Sejarah Sekolah ................................................................... .......... 39
2. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah ........................................... .......... 39
3. Identitas Sekolah ................................................................. .......... 41
4. Fasilitas Sekolah .................................................................. .......... 42
5. Keadaan Guru ...................................................................... .......... 43
6. Keadaan Peserta Didik ........................................................ .......... 46
B. Pembahasan .............................................................................. .......... 53
1. Pola Pembinaan Karakter Melalui Kegiatan
Ekstrakurikuler Peserta Didik Di SMA
Muhammadiyah 1 Makassar .............................................. .......... 52
2. Bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler
Di SMA Muhammadiyah 1 Makassar ................................ .......... 59
3. Faktor Pendukung dan penghambat Pembinaan
Karakter Peserta Didik di SMA
Muhammadiyah 1 Makassar .............................................. .......... 66
xiii
BAB V PENUTUP ............................................................................... .......... 70
A. Kesimpulan .............................................................................. .......... 70
B. Saran ................ ........................................................................ .......... 72
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... .......... 73
RIWAYAT HIDUP ............................................................................... .......... 76
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data Guru ....... ........................................................................... ... .......... 43
Tabel 2 Data Peserta Didik Kelas XI IPA ............................................... ... .......... 48
Tabel 3 Data Peserta Didik Kelas XI IPS ............................................... .............. 50
Tabel 4 Data Peserta Didik Kelas XII IPA ............................................. .............. 52
Tabel 5 Data Peserta Didik Kelas XII IPS .............................................. .............. 51
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Situasi sosial, kultural masyarakat Indonesia akhir- akhir ini memang
sangat menghawatirkan. Ada berbagai macam peristiwa dalam pendidikan yang
semakin merendahkan harkat dan derajat manusia. Hancurnya nilai- nilai moral,
merebaknya ketidakadilah, menipisnya rasa solidaritas, telah terjadi dalam
lembaga pendidikan kita.
Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan adalah daya upaya
untuk memajukan budi pekerti, pikiran dan jasmani anak agar selaras dengan alam
dan masyarakatnya.1
Tujuan pendidikan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 bahwa:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta betanggung
jawab.2
Dari tuntutan pendidikan tentu saja tidak seratus persen di dapatkan
dibangku kelas seacara formal dan tidak hanya terkait upaya penguasaan di bidang
1 Ki Hajar Dewantara.Pendidikan(Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Peserta
didik), h.14. 2Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Cet.7;
Jakarta; Sinar Grafika, 2016), h.7
2
akademik oleh peserta didik, namun harus diimbangi dengan pembinaan karakter.3
Praktik pendidikan formal di sekolah-sekolah yang berlaku umum di Indonesia
sekarang ini, yang mencakup suasana, proses, substansi, dan penilaian hasil
pembelajaran, belum menunjukkan adanya usaha yang sungguh-sungguh untuk
mencapai tujuan pendidikan yang berdimensi karakter tersebut.
Dunia pendidikan diharapkan sebaga motor penggerak untuk memfasilitasi
pembangunan karakter, sebab apa-apa yang terjadi dimasyarakat kita sebenarnya
menyangkut masalah karakter, seperti kekerasan, korupsi, manipulasi ,
kebohongan- kebohongan dan perilaku menyimpang lainnya ,berangkat dari
pendidikan. Oleh sebab itu melalui pendidikan pula karakter bangsa dapat
diperbaiki dan dibentuk terutama Pembangunan karakter dan pendidikan mulai
dari usia dini. Pembangunan karakter dan pendidikan karakter menjadi suatu
keharusan karena pendidikan tidak hanya menjadikan peserta didik cerdas, juga
mempunyai budi pekerti dan sopan santun sehingga keberadaannya sebagai
anggota masyarakat menjadi bermakna baik bagi dirinya maupun orang lain. Dan
dijelaskan dalam hadis bahwa :
Artinya :
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda, “Kaum
mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik
3Ridwan Abdullah dan Muhammad Kadri, Pendidikan Karakter: Mengembangkan
Karakter Anak Yang Islami, (Cet.1; Jakarta: Bumi Aksara, 2016), h. 6
3
budi pekertinya (diantara mereka).” (HR. al-Tirmidzi, Abu Dawud, dan
Ahmad).4
Dalam hadits di atas bila dilihat secara tekstual, mengungkapkan hakikat
manusia yang sebenarnya. Orang utama dan mulia bukanlah orang yang hanya
memiliki harta kekayaan berlimpah dan jabatan yang prestisius. Tetapi, orang
mulia lagi sempurna adalah orang yang memiliki karakter/akhlak dan budi pekerti
yang baik. Karenanya, Nabi Muhammad saw diutus ke muka bumi ini tiada lain
untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Ibarat bangunan yang terdiri dari
tumpukan batu bata, beliau adalah batu terakhirnya yang diletakkan untuk
menjadikan bangunan tersebut sempurna.
Pembinaan tidak hanya terkait dengan proses bertambahnya ilmu
pengetahuan secara umum tanpa memberikan nilai yang yang terkandung dalam
proses bertambanhya ilmu dan juga harus mencakup aspek sikap sehingga dapat
menjadikan anak sebagai manusia yang bertakwa, berilmu, dan berakhlak mulia.
Sejak kecil anak-anak diajarkan tentang bagusnya sikap jujur, disiplin,
bertanggung jawab, dan saling menghormati. Akan tetapi, dalam kesehariannya
anak-anak tidak dibiasakan untuk memiliki sikap dan perilaku tersebut.
Contohnya pada saat ujian nasional, banyak sekolah yang mengabaikan perilaku
jujur dalam upaya memperoleh hasil yang baik dalam nilai akademik.
Padahal, pendidikan pada esensinya merupakan sebuah upaya membangun
kecerdasan manusia baik kognitif, afektif, dan psikomotorik. Oleh karena itu,
pendidikan dikembangkan agar dapat mengahislkan generasi yang unggul dalam
ilmu, iman, dan amal. Seperti pepatah yang mengatakan “jika kamu ingin melihat
4 Sunan Abu Daud,dalam Hadits Encyclopedia,2015, no. 4062.
4
masa depan suatu bangsa, maka lihatlah kondisi generasi penerusnya hari ini”.
Kata kunci dalam memecahkan persoalan tersebut terletak pada upaya penanaman
dan pembinaan kepribadian dan karakter sejak dini yang dilakukan secara terpadu
di lingkungan keluarga, sekolah, perguruan tinggi, dan masyarakat barangkali bisa
menjadi salah satu solusi untuk mengatasi semua persoalan demikian.5
Agar peserta didik dapat mengenal dan menerima nilai- nilai karakter
yang ada di lingkungan sekolah bukan hanya kecerdasan kognitif dalam
pendidikan secara formal dengan berbagai macam pembelajaran, akan tetapi di
lingkungan sekolah juga menyajikan proses pendidikan non formal untuk
kecerdasan kognitif sebagai wadah untuk mengekspresikan nilai yang didapatkan
di pendidikan formal dalam kelas. Selain itu, melalui pendidikan nonformal yaitu
kegiatan ekstrakurikuler peserta didik dapat menyalurkan minat, bakat, dan
mengasah potensi yang ada dalam dirinya.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan tambahan di luar jam
pelajaran baik dilakukan di luar sekolah ataupun di sekolah, yang memiliki visi
untuk mengembangkan potensi, bakat, dan minat secara optimal,serta tumbuhnya
kemandirian, memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan
kemampuan yang dimilikinya serta dapat membentuk pribadi atau diri peserta
didik dengan baik.6 Melalui kegiatan ekstrakurikuler peserta didik dapat sopan
dalam kesehariannya dan disiplin dalam menjalankan syariat islam.
5Novan Ardy Wiyani, Konsep, Praktik, dan strategi membumikan karakter di
SD(Yogyakarta:Ar-Ruzz Media 2013) h.19 6Moh Uzer Usman dan Lilis Setiawati, Upaya optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993), h. 22
5
Berdasarkan hasil pengamatan di SMA Muhammadiyah 1 Makassar
Kecematan Rappocini, Kota Makassar. Pembinaan karakter dalam pembelajaran
masih terbilang rendah. Dalam proses pembelajarannya guru masih menekankan
pada aspek kecerdasan kognitif peserta didik pada pendidikan formal dalam kelas.
Dalam proses pembelajaran peserta didik guru menggunakan metode terdahulu
seperti metode ceramah yang tidak lagi sesuai dengan kondisi di era milenial
seperti sekarang ini. Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang tersebut maka
peneliti akan mengkaji secara ilmiah “Pola Pembinaan Karakter Melalui Kegiatan
Ekstrakurikuler Peserta didik”.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang diangkat
sebagai berikut :
1. Bagaimana pola pembinaan karakter peserta didik melalui kegiatan
ekstrakurikuler di SMA Muhammadiyah 1 Makassar?
2. Bagaimana bentuk kegiatan ekstrakurikuler di SMA Muhammadiyah 1
Makassar?
3. Apa faktor pendukung dan penghambat pembinaan karakter peserta didik
melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMA Muhammadiyah 1 Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui pola pembinaan karakter peserta didik melalui kegiatan
ekstrakurikuler di SMA Muhammadiyah 1 Makassar.
6
2. Untuk mengetahui bentuk kegiatan ekstrakurikuler di SMA
Muhammadiyah 1 Makassar.
3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pembinaan karakter
peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMA Muhammadiyah 1
Makassar.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Manfaat teoritis
a. Bagi Sekolah, memberikan sumbangan pengetahuan yang berarti dan
berharga dalam rangka pembinaan karakter peserta didik.
b. Bagi Peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengalaman dalam melakukan Penelitian.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru, dapat dijadikan bahan informasi pada guru dalam memilih model
pembelajaran yang efektif serta cara pembinaan yang efektif dalam
memberikan pendidikan karakter bagi peserta didik.
b. Bagi Peserta didik, peserta didik dapat menemukan sesuatu yang berharga
bagi dirinya dan proaktif dalam belajar dan bertindak sehingga segala
permasalahan dalam proses belajar mengajar terutama dalam kehidupan
sehari-hari dapat dipecahkan melalui Kegiatan Ekstrakurikuler dan pada saat
pembelajaran khususnya. Dan Meningkatkan hasil, minat, perhatian dan
motivasi peserta didik dalam interaksi sosialnya.
7
c. Bagi sekolah, dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam meningkatkan
kualitas pendidikan dalam rangka perbaikan sistem pembelajaran dan
meningkatkan pembinaan karakter sehingga pendidikan karakter dapat
terlaksana sebagaimana dalam kurikulum 2013.
d. Bagi Penulis, dapat memberikan pengalaman dan keterampilan dalam
menyusun karya ilmiyah secara sistematik, serta lebih paham tentang
pembinaan karakter sehingga dapat bermanfaat ke depannya dalam
berhadapan dengan peserta didik nantinya.
8
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pola Pembinaan Karakter Peserta didik
1. Pengertian Pola Pembinaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pola berarti gambar, corak,
model, sistem, cara kerja, serta bentuk (struktur).7 Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, pembinaan asal kata dari bina yaitu membina, membangun,
mendirikan, dan mengusahakan supaya lebih baik (maju, sempurna, dan
sebagainya). Pembinaan adalah proses, cara, perbuatan membina, pembaharuan,
penyempurnaan, usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan
efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik.8
Pembinaan dapat dilakukan untuk membantu anak dalam menjalankan
kehidupannya dengan sikap bertanggung jawab, mandiri, cakap yang dilakukan
oleh orang dewasa dengan memberikan bimbingan, nasihat-nasihat dan motivasi,
serta dari berbagai macam sumber dan tempat yang dapat menunjang terjadinya
proses bimbingan. Kegiatan pembinaan peserta didik dilakukan untuk
memperkuat penguasaan kompetensi dan memperkaya pengalaman belajar peserta
didik dengan tetap membentuk nilai-nilai yang sesuai dengan karakter bangsa.
Menurut Maolani dalam Syaiful Manan mendefinisikan pembinaan
sebagai: Upaya pendidikan baik formal maupun nonformal yang dilaksanakan
7Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi online dalam jaringan, arti pola. Op. cit,
diakses pada 22-10-2019 pukul 15:35 wita. 8Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi online dalam jaringan, arti pembinaan. Op.
cit, diakses pada 22-10-2019 pukul 15:36 wita.
9
secara sadar, terencana, terarah dan bertanggung jawab dalam rangka
menanamkan, menumbuhkan, membimbing dan mengembangkan dasar-dasar
kepribadian yang seimbang, utuh dan selaras pengetahuan dan keterampilan
sesuai dengan bakat serta kemampuan-kemampuannya sebagai bekal untuk
selanjutnya atas prakarsa sendiri untuk menambah, meningkatkan dan
mengembangkan dirinya, sesamanya, maupun lingkungannya kearah tercapainya
martabat, mutu dan kemampuan manusiawi yang optimal dan pribadi yang
mandiri.9
Pola pembinaan adalah cara dalam mendidik, memberi bimbingan dan
pengalaman serta memberikan pengawasan kepada peserta didik agar kelak
menjadi orang yang berguna, serta memenuhi kebutuhan fisik dan psikis yang
akan menjadi faktor penentu dalam menginterpretasikan, menilai dan
mendiskripsikan kemudian memberikan tanggapan dan menentukan sikap maupun
perilaku.
2. Pengertian Karakter
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah karakter berarti “tabiat,
sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan
yang lain; watak”.10
Sementara itu, istilah karakter yang dalam bahasa inggris character,11
berasal dari istilah Yunani, character dari kata charassein yang berarti
membuat tajam atau membuat dalam.12
9Syaepul Manan, Jurnal: Pendidikan Agama Islam -Ta‟lim, Pembinaan Akhlak Mulia
Melalui Keteladanan dan Pembiasaan, Vol. 15 No. 1 thn 2017, h. 4. Diakses 2-11-2019 pukul
10:23 wita. 10
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi online dalam jaringan, arti karakter, Op. cit,
diakses pada 22-10-2019 pukul 15.39 wita. 11
John M.Echolas dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia (Jakarta: Gramedia, 2006)
10
Karakter juga dapat berarti mengukir. Sifat utama ukiran adalah melekat
kuat diatas benda yang diukir. Karena itu, Wardani seperti di kutip Agus Nugraha
menyatakan bahwa karakter adalah ciri khas seseorang dan karakter terbentuk
dalam lingkungan social budaya tertentu.13
Secara Psikologis, karakter individu dimaknai sebagai hasil perpaduan
empat bagian, yakni olah hati, olah pikir, olahraga, olah rasa dan karsa. Olah hati
berkenaan dengan perasaan, sikap dan keyakinan keimanan. Olah pikir berkenaan
dengan proses nalar guna mencari dan menggunakan pengetahuan secara kritis,
kreatif, dan inovatif. Olahraga berkenaan dengan proses persepsi, kesiapan,
peniruan, manipulasi, dan penciptaan aktivitas baru disertai sportivitas. Olah rasa
dan karsa berkenaan dengan kemauan, motivasi, dan kreativitas yang tercermin
dalam kepedulian, citra, dan penciptaan pembaharuan. Griek menyatakan bahwa :
Paduan dari segala tabiat manusia yang bersifat tetap sehingga menjadi
tanda yang khusus untuk membedakan orang yang satu dengan yang lain.
Batasan ini menunjukkan bahwa karakter sebagai identitas yang dimiliki
seseorang yang bersifat menetap sehingga seseorang atau sesuatu itu
berbeda dari yang lain.14
Karakter mengacu pada serangakian sikap (attitudes), perilaku (behaviors),
motivasi (motivations), dan keterampilan (skills). Karakter menurut Zubaedi
meliputi sikap seperti keinginan untuk melakukan hal yang terbaik, kapasitas
intelektual seperti kritis dan alas an moral, perilaku seperti jujur dan bertanggung
jawab, mempertahankan prinsip- prinsip moral dalam situasi penuh ketidakadilan,
12
Lores Bagus, Kamus Filsafat (Jakarta: Gramedia 2005) h. 329 13
Endri Agus Nugraha, “Membangun dan Mengembangkan Karakter Anak dengan
Menyelaraskan Pendidikan Keluarga dan Sekolah”, dalam http://freegratissemua-
aiendri.blogspot.com 14
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter : Konsepsi dan aplikasinya dalam Lembaga
Pendidikan ( Jakarta : Kencana, 2011) h.9
11
kecakapan interpersonal dan emosional yang memungkinkan seseorang
berinteraksi secara efektif dalam berbagai keadaan, dan komitmen untuk
berkonstribusi dengan komunitas dan masyarakatnya.15
Karakter seseorang terbentuk karena kebiasaan yang dilakukan, sikap yang
diambil dalam menanggapi keadaan, dan kata- kata yang diucapkan kepada orang
lain. Karakter ini pada akhirnya menjadi sesuatu yang menempel pada seseorang
dan sering orang yang bersangkutan tidak menyadari karakternya. Orang lain
biasanya lebih mudah untuk menilai karakter seeorang.
Dapat disimpulkan bahwa karakter merupakan tabiat, sifat-sifat kejiwaan,
akhlak atau budi pekerti yang dibangun secara berkesinambungan, yang telah
menyatu dalam diri seseorang yang apabila melakukan suatu tindakan tanpa
dipikirkan lagi sehingga menjadi ciri khas yang membedakan seseorang dengan
orang yang lain.
Dalam proses pembentukan karakter, pembinaan karakter sebagai salah
satu kuncinya. Pembinaan karakter dapat dimaknai sebagai pembinaan nilai,
pembinaan akhlak, pembinaan budi pekerti, pembinaan moral, pembinaan watak
yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan
keputusan baik atau buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan
itu dalam kehidupan sehari-hari sepenuh hati.
Pembinaan karakter didefenisikan sebagai usaha memperbaiki sifat atau
perilaku seseorang menjadi lebih baik. Dapat dikatakan bahwa pembinaan
karakter adalah proses yang dilakukan secara sadar, terencana, terarah, dan teratur
15
Zubaedy, Op.cit, h.10
12
baik formal maupun nonformal untuk mengembangkan dan meningkatkan
kualitas karakter menjadi lebih baik.
3. Dasar Pembinaan Karakter
Dalam perspektif Islam, karakter atau akhlak mulia merupakan buah
yang dihasilkan dari proses penerapan syariah (ibadah muamalah) yang dilandasi
oleh akidah yang kokoh. Ibarat bangunan, karakter atau akhlak merupakan
kesempurnaan dari bangunan tersebut setelah fondasi dan bangunannya kuat. Jadi,
tidak mungkin karakter mulia akan terwujud pada seseorang jika ia tidak memiliki
akidah dan syariah yang benar dan kokoh. Baik atau buruk bukan sesuatu yang
mutlak diciptakan, melainkan manusia dapat menentukan pilihannya.
Pengalaman Nabi Muhammad Saw membangun masyarakat Arab
hingga menjadi manusia yang berakhlak mulia (masyarakat madani) memakan
waktu yang cukup panjang. Pembentukan ini dimulai dari membangun aqidah
mereka selama kurang lebih tiga belas tahun di Mekkah. Selanjutnya selama
sepuluh tahun penuh di Madinah.16
Nabi melanjutkan pembentukan akhlak
mereka dengan mengajarkan syariah (hukum Islam) untuk membekali ibadah dan
muamalah mereka sehari-hari. Dengan modal aqidah dan syariah serta didukung
dengan keteladanan sikap dan perilaku Nabi, masyarakat madani (yang berakhlak
mulia) berhasil dibangun Nabi kemudian terus berlanjut pada masa-masa
selanjutnya sepeninggal Nabi.
Perhatian Islam terhadap Pembinaan karakter dapat dilihat dari salah
satu misi kerasulan Nabi Muhammad Shallallahu „Alaihi wa Sallam yang utama
16
Syaikh Shafiyyurrahman Al- Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah, terj. Kathur Suhardi, (Cet.
46; Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2016), h. 76.
13
adalah untuk menyempurnakan akhlak/karakter yang mulia. Sebagaimana Firman
Allah Swt dalam Q.S. Al-Ahzab (33): 21 berbunyi :
ان ل كم في ٱلي وم ٱلخر لهق د ك ان ي رجوا ٱلله و ن ة لم ه ك س ة ح أسو سول ٱلله ر
ثيرا ك ر ٱلله ك ذ و
Terjemahannya :
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
dan Dia banyak menyebut Allah.”17
Implementasi pembinaan karakter dalam Islam tersimpul dalam
karakter pribadi Rasulullah Saw, terdapat nilai-nilai akhlak (karakter) yang mulia
dan agung. Sebagaimana hadits Rasululah Saw :
Artinya :
Dari Abu hurairah radiyallahu „anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu „alaihi wa
sallam bersabda : “Sesungguhnya Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak
yang mulia (HR.Al-Baihaqi)18
Dalam tafsir ibnu katsir dijelaskan bahwa ayat ini adalah dasar yang agung
untuk menjadikan semua ucapan, perbuatan serta perilaku Rasulullah Shallallahu
„Alaihi wa Sallam sebagai tauladan, baik dalam hal kesabaran, keteguhan,
17
Al-Qur‟an dan Terjemahan, (Depok: Al-Huda, 2005), h. 421 18
Ahmad bin al-Husain bin Ali bin Musa Al-khurasan Al-Baihaqi, As-Sunan Al-Kabir
(Libanon: Ad-Dar Al-Kutub Al-„Ilmiyah, 2013 CD. Al-Maktabah As-Syamilah),no.20782
14
kepahlawanan, serta penantiannya terhadap kemudahan dari Allah Subhanahu wa
Ta‟ala.19
Pembinaan karakter harus ditanamkan ke semua lapisan masyarakat, tidak
mengenal dari segi usia maupun dari daerah manapun. Pengamalan ajaran Islam
secara kaffah (utuh) merupakan model karakter seorang muslim. Sebaik-baik
manusia adalah yang baik karakter dan budi pekertinya dan manusia yang
sempurna adalah yang memiliki akhlakul karimah, karena ia merupakan cerminan
iman yang sempurna.
4. Tujuan dan Fungsi Pembinaan karakter di sekolah
Tujuan yang paling mendasar dalam pembinaan karakter adalah untuk
membuat seseorang menjadi good and smart, dalam sejarah islam, Rasulullah
SAW, juga menegaskan bahwa misi utamanya adalah mendidik manusia untuk
mengupayakan pembentukan karakter yang baik.20
Simanjuntak dalam Ahmad Sadam memaparkan bahwa ada empat tujuan
pokok pembinaan karakter, yaitu:
a. Menambah pengetahuan dan keterampilan secara maksimal dan berguna bagi
kehidupannya.
b. Membina mental dan watak agar lebih optimal serta kemampuan-
kemampuannya sebagai bekal untuk selanjutnya atas prakasa sendiri,
menambah, meningkatkan dan mengembangkan dirinya maupun
19
Imam Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir Terj. Arif Rahman Hakim, MA,dkk, Jilid 8
(Surakarta : Insan Kamil, 2015), h. 226
20 Abdul Majid dan Diyan Andayani, pendidikan karakter perspektif islam, (Bandung
: PT Remaja Rosdakarya :2011) h.30
15
lingkungannya ke arah tercapainya martabat, mutu, dan kemampuan
manusiawi yang optimal.
c. Dalam upaya pembinaan karakter adalah mengembangkan potensi, bakat, dan
kepribadian.
d. Menyeimbangkan antara dimensi akal dan spiritual.21
Tujuan pokok pembinaan karakter di atas menjadi target setiap proses
pembinaan karakter. Apapun jenis, bentuk, model, maupun pendekatan yang
digunakan dalam pembinaan karakter pada dasarnya memiliki tujuan yang sama,
yaitu merubah suatu keadaan tertentu kepada keadaan yang baru dan menjadi
lebih baik.
Adapun pembinaan karakter berfungsi: (1) mengembangkan potensi
dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik; (2) memperkuat dan
membangun perilaku bangsa yang multikultur, dan (3) meningkatkan peradaban
bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia.22
Pembinaan karakter dilakukan
melalui berbagai media yang mencakup keluarga, satuan pendidikan, masyarakat
sipil, masyarakat politik, pemerintah, dunia usaha, dan media massa.
5. Nilai-nilai karakter
Ada banyak kualitas karakter yang harus dikembangkan, namun ada 9
pilar karakter utama menurut Indonesia Heritage Foundation, yaitu :
a) Cinta Tuhan dan alam semesta beserta isinya
b) Tanggung jawab, Kedisiplinan, dan Kemandirian
c) Kejujuran
21
Ahmad Sadam Husaein, 2013, Upaya Pembinaan Karakter Religius dan Disiplin Melalui
Kegiatan Keagamaan di SMP N 2 Kalasan Sleman Yogyakarta. Skripsi: Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, h.
15. Diakses 09-01-2019 pukul 22:35 wita. 22
Ibid
16
d) Hormat dan santun
e) Kasih sayang, Kepedulian, dan Kerjasama
f) Percaya diri, Kreatif, Kerja keras, dan Pantang menyerah
g) Keadilan dan Kepemimpinan
h) Baik dan Rendah hati
i) Toleransi, Cinta damai, dan Persatuan.23
Dalam kaitan implementasi nilai-nilai dan proses-proses di atas,
pendidikan bagi anak dilaksanakan dengan maksud memfasilitasi mereka untuk
menjadi orang yang memiliki kualitas moral, kewarganegaraan, kebaikan,
kesantunan, rasa hormat, kesehatan, sikap kritis, keberhasilan, kebiasaan, insan
yang kehadirannya dapat diterima dalam masyarakat, dan kepatuhan.
Sedangkan menurut Lickona dalam Hamzah dkk, nilai-nilai karakter yang
akan dikembangkan dalam budaya satuan pendidikan formal dan nonfomal adalah
:
a) Jujur, menyatakan apa adanya, terbuka, konsisten antara apa yang
dikatakan dan dilakukan, berani karena benar, dapat dipercaya, dan tidak
curang.
b) Tanggung jawab, melakukan tugas sepenuh hati, bekerja dengan etos
kerja yang tinggi, berusaha keras untuk mencapai prestasi terbaik,
mampu mengontrol diri dan mengatasi stres, berdisiplin diri, akuntabel
terhadap pilihan dan keputusan yang diambil.
c) Cerdas, berpikir secara cermat dan tepat, bertindak dengan penuh
pertimbangan, rasa ingin tahu yang tinggi, berkomunikasi efektif dan
empatik, bergaul secara santun, menjunjung kebenaran dan kebajikan,
mencintai Tuhan dan lingkungan.
d) Sehat dan bersih, menghargai ketertiban, keteraturan, kedisiplinan,
terampil, menjaga diri dan lingkungan, menerapkan pola hidup
seimbang.
e) Peduli, memperlakukan orang lain dengan sopan, bertindak santun,
toleran terhadap perbedaan, tidak suka menyakiti orang lain, mau
mendengar orang lain, mau berbagi, tidak merendahkan orang lain, tidak
mengambil keuntungan dari orang lain, mampu bekerja sama, mau
terlibat dalam kegiatan masyarakat, menyayangi manusia dan makhluk
lain, setia, cinta damai dalam menghadapi persoalan.
23
Sri Narwanti, Op. cit , h. 25
17
f) Kreatif, mampu menyelesaikan masalah secara inovatif, luwes, kritis,
berani mengambil keputusan dengan cepat dan tepat, menampilkan
sesuatu secara luar biasa (unik), memiliki ide baru, ingin terus berubah,
dapat membaca situasi dan memanfaatkan peluang baru.
g) Gotong royong, mau bekerja sama dengan baik, berprinsip bahwa tujuan
akan lebih mudah dan cepat tercapai jika dikerjakan bersama-sama, tidak
memperhitungkan tenaga untuk saling berbagi dengan sesama, mau
mengembangkan potensi diri untuk dipakai saling berbagi, agar
mendapatkan hasil yang terbaik, tidak egoistik.24
Dalam referensi Islam, nilai yang sangat terkenal dan melekat yang
mencerminkan akhlak/karakter yang luar biasa tercermin pada Nabi Muhammad
SAW, antara lain:
a. Siddiq yang berarti benar, mencerminkan bahwa Nabi berkomitmen pada
kebenaran, selalu berkata benar dan berbuat benar, serta berjuang untuk
menegakkan kebenaran
b. Amanah berarti dapat dipercaya, mencerminkan bahwa apa yang dikatakan
dan dilakukan beliau dapat dipercaya oleh siapapun
c. Fatonah yaitu cerdas/pandai, arif, bijaksana, wawasan luas, terampil, dan
profesional. Artinya, perilaku Rasulullah dapat dipertanggungjawabkan
kehandalannya dalam memecahkan permasalahan
d. Tabligh yang bermakna komunikatif mencerminkan bahwa siapapun yang
menjadi lawan bicara beliau, maka orang tersebut akan mudah memahami
apa yang dibicarakan/dimaksud oleh Rasulullah.
Nilai-nilai karakter di atas yang harus dibentuk dan dilaksanakan oleh
setiap jenjang pendidikan di Indonesia, baik melalui penyampaian materi ajar di
24
Ibid, h. 51.
18
dalam kelas maupun melalui kegiatan ekstrakurikuler sekolah yang terlaksana di
luar kelas.
6. Pola Pembinaan Karakter
Pembinaan karakter peserta didik berarti berbagai upaya yang dilakukan
dalam rangka pembentukan karakter peserta didik. Istilah yang identik dengan
pembinaan adalah pembentukan atau pembangunan.
Pola pembinaan karakter yang dapat diterapkan di sekolah adalah sebagai
berikut:25
a. Metode langsung dan tidak langsung. Metode tidak langsung berarti
penyampaian pendidikan karakter dilakukan secara langsung dengan
memberikan materi-materi akhlak mulia dari sumbernya. Sementara itu,
metode tidak langsung maksudnya adalah penanaman karakter melalui kisah-
kisah yang mengandung nilai-nilai karakter mulia dengan harapan dapat
diambil hikmahnya oleh peserta didik.
b. Melalui mata pelajaran tersendiri dan terintegrasi ke dalam semua mata
pelajaran. Melalui mata pelajaran tersendiri, seperti Pendidikan Agama dan
Pendidikan Kewarganegaraan (PKN). Sementara itu, terintegrasi ke dalam
semua mata pelajaran yang ada. Nilai-nilai karakter mulia dapat
diintegrasikan dalam materi ajar atau melalui proses pembelajaran yang
berlaku.
c. Melalui kegiatan-kegiatan di luar mata pelajaran, yaitu melalui pembiasaan-
pembiasaan atau pengembangan diri. Maksudnya adalah pembinaan karakter
25
Erna Endah Rahayu, Op. cit, h. 56-59
19
peserta didik melalui semua kegiatan di luar pembelajaran (kegiatan
ekstrakurikuler) yang berbentuk pembiasaan-pembiasaan akhlak mulia yang
ada di dalamnya.
d. Melalui keteladanan (uswatun hasanah). Metode yang sangat efektif untuk
pembinaan karakter peserta didik di sekolah. keteladanan di sekolah
diperankan oleh kepala sekolah, guru, dan karyawan sekolah, yang tua kepada
yang muda. keteladanan di rumah diperankan oleh kedua orang tua peserta
didik atau orang-orang lain yang lebih tua usianya. Sementara keteladanan di
masyarakat diperankan oleh para pemimpin masyarakat dari yang paling
rendah hingga yang paling tinggi.
e. Melalui nasihat-nasihat dan memberi perhatian. Guru dan orang tua harus
selalu memberikan nasihat-nasihat dan perhatian khusus kepada para peserta
didik atau naka mereka dalam rangka pembinaan karakter. Cara ini dapat
membantu dalam memotivasi peserta didik untuk memiliki komitmen dengan
aturan-aturan atau nilai-nilai akhlak mulia yang harus diterapkan.
f. Metode reward atau punishment adalah pemberian hadiah sebagai
perangsang kepada peserta didik atau anak agar termotivasi berbuat baik atau
berakhlak mulia, sedangkan metode punishment adalah pemberian sanksi
sebagai efek jera bagi peserta didik atau peraturan yang berlaku.
g. Melalui pembiasaan keteladanan dalam bentuk kegiatan sehari-hari yang
tidak diprogramkan karena dilakukan tanpa mengenal batasan ruang dan
waktu. Keteladanan ini merupakan perilaku dan sikap guru dan tenaga
kependidikan dan peserta peserta didik lain. Misalnya nilai disiplin,
20
kebersihan, kerapian, kasih sayang, kesopanan, perhatian, jujur, dan kerja
keras. Kegiatan ini meliputi berpakaian rapi, berbahasa yang baik, rajin
membaca, memuji kebaikan dan keberhasilan orang lain, dan datang tepat
waktu.
h. Pembiasaan spontan yaitu kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus,
meliputi pembentukan perilaku memberi senyum, salam, sapa,
kesetiakawanan sosial, dan lain-lain.
i. Pembiasaan rutin merupakan salah satu kegiatan pendidikan yang terintegrasi
dengan kegiatan sehari-hari di sekolah, seperti upacara bendera, do‟a
bersama, ketertiban, dan lain-lain.
Dapat disimpulkan bahwa pembinaan karakter dapat dilakukan dengan
menggunakan metode langsung atau tidak langsung, melalui mata pelajaran
tersendiri dan terintegrasi ke dalam semua mata pelajaran, metode pembiasaan
agar terbentuk, metode keteladanan baik dari peserta didik itu sendiri dan juga
dari pendidiknya, nasihat dan memberi perhatian serta reward agar lebih mudah
untuk memberikan motivasi kepada yang lain secara tidak langsung.
B. Bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler
1. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kegiatan diartikan
sebagai aktivitas, keaktifan usaha yang giat. Ekstrakurikuler dalam kamus besar
bahasa Indonesia mempunyai arti berada di luar program yang tertulis di dalam
kurikulum, seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan peserta didik. Kegiatan
21
yang bersangkutan diluar kurikulum atau di luar susunan rencangan.26
Menurut
Wiyani dalam Noor Yanti dkk, Ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di
luar jam pelajaran yang ditunjukkan untuk membantu perkembangan peserta
didik, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui
kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh peserta didik dan atau tenaga
kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. Jadi, Kegiatan
Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan dalam mengembangkan
aspek tertentu dari apa yang ditemukan pada kurikulum kemudian dikemas
dengan cara yang berbeda yaitu ekstrakurikuler, termasuk yang berhubungan
dengan bagaimana penerapan sesungguhnya dari ilmu pengetahuan yang
dipelajari oleh peserta didik sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup mereka di
lingkungan sekitarnya.27
Menurut Rohinah M. Noor, MA bahwa :
Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan
pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai
dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan
yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik atau tenaga
kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.28
Program ekstrakurikuler merupakan kegiatan pembelajaran yang
diselenggarakan di luar jam pelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan
pengetahuan, pengembangan, bimbingan dan pembiasaan peserta didik agar
memiliki kemampuan dasar penunjang. Kegiatan-kegiatan dalam program
26
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi online dalam jaringan, arti Kegiatan.
Https://kbbi.web.id/. Diakses pada 12-11-2019 pukul 10.20 wita 27
Noor Yanti, Rabiatul Adawiyah, Harpani Matnuh. Jurnal: Pendidikan Kewarganegaraan.
Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Dalam Rangka Pengembangan Nilai-Nilai Karakter
Peserta didik Untuk Menjadi Warga Negara yang Baik Di SMA Korpri Banjarmasin, vol. 6, No.
11 thn 2016, h. 4. Diakses pada 12-11-2019 pukul 12:02 Wita. 28
Rohinah MN, Membangun Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler, (Yogyakarta:
Insan Madani, 2012), h. 75
22
ekstrakurikuler diarahkan kepada upaya memantapkan pembentukan karakter
peserta didik. Kegiatan ini dikemas melalui aktivitas shalat berjamaah/ shalat
jumat di sekolah, upacara hari besar Islam, kegiatan Osis/Rohis, Pramuka, bakti
sosial, kesenian bernapaskan Islam, serta berbagai kegiatan sosial keagamaan
lainnya yang dilaksanakan di luar jam pelajaran.29
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan di luar jam pelajaran sekolah
yang dapat membuka wawasan, memperluas pengetahuan, menyalurkan minat
dan bakat, proses peserta didik dalam mengaktualisasikan kualitas dirinya dalam
rangka pembinaan peserta didik menjadi manusia yang seutuhnya.
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler merupakan proses pengaktualisasian
potensi kualitas peserta didik, sebab selama ini bentuk proses belajar mengajar
melalui bentuk tatap muka dalam kelas tidak cukup memberi ruang dan waktu
bagi peserta didik untuk dapat mengembangkan keinginan-keinginan yang lain.
Sehingga terkadang dalam konteks pendidikan formal (tatap muka dalam kelas),
sangat sedikit memberi ruang pada pengembangan aspek afektif dan psikomotorik
peserta didik. Kemampuan mental yang dilatih umumnya berpusat pada
pemahaman bahan pengetahuan, ingatan dan penalaran logis, sehingga sering
terjadi keberhasilan pendidikan hanya dimiliki dari sejauh mana seorang peserta
didik mampu memproduksi bahan pengajaran yang diberikan, hal tersebut
menyebabkan daya potensi kreativitas dapat terhambat.30
29
Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama & Pembangunan Watak Bangsa, (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h. 170 30
Rusmiaty, 2010, Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler terhadap Prestasi Belajar Peserta
didik Man Pinrang. Skripsi: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, h.11. Diakses 02-11-2019 pukul 12 : 21 wita.
23
Dengan berbagai bentuk latihan seperti dalam kegiatan pramuka dan lain
sebagainya, akan membentuk sikap anak menjadi orang yang mengetahui hak dan
kewajiban sebagai anggota masyarakat, hal ini sesuai dengan jiwa Undang-
undang Pendidikan dan Pengajaran yang berbunyi: “Membentuk manusia susila
yang cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang
kesejahteraan masyarakat dan tanah air.31
Berdasarkan pengertian di atas, dapat ditarik simpulan bahwa kegiatan
ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan di luar jam pelajaran dalam kelas guna
memperkaya wawasan serta dapat membantu pembentukan karakter peserta didik
sehingga dengan pelaksanaan kegiatan tersebut akan menumbuhkan motivasi
dalam diri peserta didik untuk terus belajar baik dengan pendidikan secara formal
maupun nonformal.
2. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler
Adapun tujuan kegiatan ekstrakurikuler adalah sesuai dengan yang
tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 39 Tahun 2008,
yaitu:
a. Mengembangkan potensi peserta didik secara optimal dan terpadu yang
meliputi bakat, minat dan kreativitas
b. Memantapkan kepribadian peserta didik untuk mewujudkan ketahanan
sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehinggah terhindar dari usaha dan
pengaruh negatif dan bertentangan dengan tujuan pendidikan
31
Ibid, h.11-12
24
c. Mengaktualisasikan potensi peserta didik dalam pencapaian prestasi unggulan
sesuai bakat dan minat
d. Menyiapkan peserta didik agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak
mulia, demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka
mewujudkan masyarakat madani.32
Dari penjelasan diatas pada hakeketnya tujuan kegiatan ekstrakurikuler
yang ingin dicapai adalah untuk kepentingan peserta didik. Dengan kata lain,
kegiatan ekstrakurikuler memiliki nilai-nilai pendidikan bagi peserta didik dalam
upaya pembinaan manusia seutuhnya.
3. Bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler dapat dikembangkan dan dilaksanakan dengan
beragam cara. Penyelenggaraan kegiatan yang memberikan kesempatan luas
kepada pihak sekolah dalam hal ini Pembina dan penanggung jawab kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah, pada gilirannya menuntut kepala sekolah, guru, peserta
didik dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya untuk secara kreatif
merancang sejumlah kegiatan sebagai muatan kegiatan ekstrakurikuler. Muatan-
muatan kegiatan yang dapat dirancang yaitu:
a. Program keagamaan, program ini bermanfaat bagi peningkatan kesadaran
moral beragama peserta didik. Dalam konteks pendidikan nasional hal
tersebut dapat dikembangkan sesuai dengan jenis kegiatan atau melalui
program keagamaan yang secara terintegrasi dengan kegiatan lain.
32
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi h. 258
25
b. Pelatihan profesional, yang ditujukan pada pengembangan kemampuan nilai
tertentu bermanfaat bagi peserta didik dalam pengembangan keahlian khusus.
Bentuk kegiatan ini misalnya aktifitas jurnalistik, kaderisasi kepemimpinan,
pelatihan management dan kegiatan sejenis yang membekali kemampuan
profesional peserta didik.
c. Organisasi peserta didik, dapat menyediakan sejumlah program dan tanggung
jawab yang dapat mengarahkan peserta didik pada pembiasaan hidup
berorganisasi. Bentuknya seperti OSIS, pramuka, PMR, Rohis, Kepanitiaan,
dan kelompok pecinta alam merupakan bentuk organisasi yang dapat lebih
diefektifkan fungsinya sebagai wahana pembelajaran nilai dalam
berorganisasi.
d. Rekreasi dan waktu luang, rekreasi dapat membimbing peserta didik untuk
menyadarkan nilai kehidupan manusia, alam, bahkan Tuhan. Rekreasi tidak
hanya berkunjung pada suatu tempat yang indah atau unik, tetapi dalam
kegiatan ini perlu cara-cara menulis laporan singkat tentang apa yang akan
dilakukan untuk kemudian dibahas oleh guru atau didiskusikan oleh peserta
didik. Demikian pula waktu luang perlu diisi oleh kegiatan olahraga atau
hiburan yang dikelola dengan baik.
e. Penyadaran peserta didik terhadap nilai-nilai seni dan budaya. Kegiatan orasi
seni, ke museum, kunjungan ke candi atau tempat bersejarah lainnya.
Kegiatan ini pun sebaliknya disiapkan secara matang sehingga dapat
menumbuhkan kecintaan terhadap budaya Islami maupun budaya negeri
sendiri.
26
f. Program perkemahan, kegiatan ini mendekatkan peserta didik dengan alam.
Karena itu agar kegiatan ini tidak sekadar hiburan atau menginap di alam
terbuka, sejumlah kegiatan seperti perlombaan olah raga, kegiatan intelektual,
uji ketahanan, uji keberanian, dan penyadaran spiritual merupakan jenis
kegiatan yang dikembangkan selama program ini berlangsung.
g. Program live in eksposure adalah program yang dirancang untuk memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk menyingkap nilai-nilai yang
berkembang di masyarakat. Peserta didik ikut serta dalam kegiatan
masyarakat untuk beberapa lama, mereka secara aktif mengamati, melakukan
wawancara dan mencatat nilai-nilai itu dalam kaitannya dengan kehidupan
sekolah.33
Kegiatan ekstrakurikuler dapat berbentuk kegiatan keagamaan, sosial,
seni, olahraga, pengembangan kepribadian, dan kegiatan lain yang bertujuan
positif untuk kemajuan dari peserta didik-siswi itu sendiri. Banyaknya jumlah
kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah-sekolah, baik sekolah
umum maupun sekolah keagamaan tergantung dari sekolah itu sendiri untuk
menyiapkan kegiatan ekstrakurikuker.
Hadari Nawawi dalam Rusmiaty, bentuk-bentuk kegiatan
ekstrakurikuler yaitu: pramuka (sekolah), olahraga kesehatan, keberhasilan dan
keamanan sekolah, tabungan pelajar dan pramuka, majalah sekolah,
warung/kantin sekolah, dan UKS. Selanjutnya menurut Depdikbud kegiatan
33
Syafi‟in, 2017, Model Pengembangan Diri Peserta didik Melalui Kegiatan
Ekstrakurikuler Di MI Muhammadiyah 13 Sendangagung Paciran Lamongan. Skripsi: Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang. h. 30-32. Diakses 2-11-2019 pukul 10:23 wita.
27
ekstrakurikuler dibagi menjadi dua jenis yakni: Kegiatan yang bersifat sesaat
(misalnya karyawisata, bakti sosial, dsb), dan kegiatan yang bersifat berkelanjutan
(misalnya pramuka, PMR, dsb).34
Pengelompokan kegiatan ekstrakurikuler yaitu OSIS (Organisasi Peserta
didik Intra Sekolah), komunitas belajar dalam mata pelajaran tertentu, kesenian
meliputi (tari-tarian, paduan suara, pidato, melukis, kaligrafi dan drama),
komunitas karya ilmiah meliputi (pidato, debat, dan diskusi), komunitas olahraga,
PMR (Palang Merah Remaja), Pramuka, kegiatan-kegiatan keislaman (sholat
berjamaah, memperingati hari besar Islam di sekolah, dsb) serta upaya kegiatan
ekstrakurikuler lainnya. Kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler dalam rangka
pencapaian tujuan pendidikan sekolah tersebut.
C. Kerangka Konseptual
Pembinaan tidak hanya terkait dengan proses bertambahnya ilmu
pengetahuan secara umum tanpa memberikan nilai yang terkandung dalam
proses bertambahnya ilmu tapi harus mencakup sikap dan karakter anak.
Pendidikan pada esensinya merupakan upaya membangun kecerdasan manusia
supaya dapat menghasilkan generasi yang unggul dalam dalam ilmu, iman dan
amal. Untuk memecahkan persoalan tersebut terletak pada upaya penanaman
dan pembinaan kepribadian karakter sejak dini baik dalam lingkungan keluarga,
sekolah, dan masyarakat supaya peserta didik dapat menerima nilai- nilai
karakter di lingkungan sekolah yang terdapat pendidikan formal dengan
34
Rusmiaty, Op. cit, h. 13
28
berbagai macam pelajaran dan pendidikan non formal untuk mengekspresikan
nilai yang didapatkan dalam pendidikan formal dalam kelas.
Oleh karena itu, melalui kegiatan ekstrakurikuler yang memiliki visi untuk
mengembangkan potensi, bakat, dan minat secara optimal serta tumbuhnya
kemandirian, memperkaya, memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan
yang dimilikinya dan dapat membentuk pribadi atau diri peserta didik dengan
baik. Dengan kegiatan ekstrakurikuler peserta didik dapat sopan dalam
kesehariannya dan disipilin dalam menjalankan syariat islam.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field
research) yang bersifat deskriptif yaitu penelitian yang pengumpulan data
dilakukan di lapangan untuk memahami fenomena- fenomena sosial dalam
pandangan perilakunya. Menurut Sugiyono metode penelitian kualitatif adalah :
Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan
untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah
sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan
secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan data dengan
triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.35
Menurut Kirk dan Miller dalam Sulaiman Saat, penelitian kualitatif adalah
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.36
Menurut Imam Gunawan,
penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam
tentang masalah-masalah manusia dan sosial.37
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 1 Makassar.
Alasan peneliti mengambil lokasi ini karena menyadari pentingnya pembinaan
karakter yang harus dilakukan dan diterapkan kepada peserta didik dalam masa
35
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Research and
Development, (Bandung Alfabeta, 2009) h.15 36
Sulaiman Saat, Sitti Mania, Pengantar Metodologi Penelitian, (Penerbit Sibuku, 2018), h.
117 37
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. (Jakarta: Bumi Aksara,
2017), h. 85
30
perkembangannya dan di lokasi tersebut dapat dikatakan proses pembinaan
karakternya belum sesuai target kurikulum sehingga dapat memudahkan peneliti
dalam memperoleh data. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah peserta
didik di SMA Muhammadiyah 1 Makassar Kecematan Rappocini, Kota Makassar
C. Fokus Penelitian Dan Deskripsi Fokus Penelitian
1. Fokus penelitian
Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah:
a. Pembinaan Karakter
b. Kegiatan Ekstrakurikuler
2. Deskripsi Fokus Penelitian
Deskripsi Fokus Penelitian dalam penelitian ini adalah :
a. Pembinaan karakter peserta didik yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu
pembinaan yang tidak dilakukan di dalam jam pelajaran di kelas karena
diketahui bersama bahwa di era sekarang banyak sekali anak yang kurang
memperhatikan akhlak, tata krama, sikap, perilaku, serta semua yang
berkaitan dengan karakter. Dengan adanya pendidikan sebagai penentu
baiknya karakter anak bangsa hendaknya pembinaan tidak hanya melalui jalur
formal, akan tetapi didukung oleh pendidikan nonformal dan informal.
Karena baiknya karakter anak-anak bangsa merupakan penentu majunya
bangsa ini. Maka dari itu diperlukan pendidikan karakter sejak dini kepada
peserta didik agar karakter dalam diri peserta didik bisa dibina menjadi lebih
baik melalui kegiatan pembinaan yang dilakukan di sekolah dan diluar
sekolah.
31
b. Kegiatan Ekstrakurikuler yang dimaksud peneliti dalam penelitian ini yaitu
melalui kegiatan pembinaan kepeserta didikan yaitu Kegiatan Ekstrakurikuler
yang dapat memberikan pembinaan karakter terhadap peserta didik selain
daripada kegiatan pembelajaran di kelas.
Berdasarkan uraian di atas, maka deskripsi fokus penelitian ini adalah
tentang Pola Pembinaan Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Peserta
didik.
D. Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain:
1. Data Primer
“Data primer menurut Sugiyono adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data”.38
Berdasarkan pengertian di atas
maka dapat disimpulkan bahwa data primer merupakan data yang didapatkan
langsung dari yang diteliti dan menjadi tangan pertama yang menerimanya.
Data primer dalam penelitian ini yaitu melakukan wawancara dengan tujuan
untuk memperoleh data dari responden dimana yaitu Guru serta Pembina
Ekstrakurikuler dan Kepala Sekolah di SMA Muhammadiyah 1 Makassar
Kecematan Rappocini Kota Makassar.
2. Data Sekunder
Data sekunder menurut Sugiyono adalah data yang tidak langsung
memberikan data kepada peneliti, misalnya peneliti harus melalui orang lain
atau mencari melalui dokumen data itu diperoleh dengan menggunakan
38
Sugiyono. Metode Penelitian Administrasi. (Bandung: Alfabeta, 2006). h.105
32
literatur yang dilakukan terhadap banyak buku dan diperoleh berdasarkan
catatan-catatan yang berhubungan dengan penelitian. Data sekunder dalam
penelitian ini adalah penelitian yang dihasilkan dari hasil objek yang
mendukung statement data primer yaitu melalui serta dokumen-dokumen
yang berhubungan dengan penelitian di SMA Muhammadiyah 1 Makassar.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai pengumpul
data utama, hal ini dilakukan karena peneliti memahami kaitan kenyataan-
kenyataan di lapangan seperti interaksi antar objek dan subjek. Peneliti sebagai
perencana, pelaksana, penganalisis, menafsirkan hingga pelaporan hasil penelitian
juga menggunakan instrument bantuan seperti kamera , daftar catatan dan alat
tulis.
1. Pedoman Observasi
Yaitu berupa teknik yang digunakan sebagai pencatat dalam melaksanakan
observasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Berdasarkan
keterangan tersebut teknik observasi sangat sederhana tidak membutuhkan
biaya yang terlalu besar
2. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara yaitu pengumpulan data dengan melakukan Tanya
jawab langsung dengan para informan. Pedoman tersebut berisi sejumlah
pertanyaan yang menyangkut masalah yang diteliti dalam skripsi ini.
Adapun alat yang digunakan dalam wawancara seperti buku tulis/ catatan,
pulpen.
33
3. Dokumentasi
Dokumen adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya- karya monumental dari seseorang.
Pada tahan ini peneliti meminta beberapa dari staf di SMA
Muhammadiyah 1 Makassar, tentunya berkaitan dengan kegiatan yang
diteliti.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara:
Riset lapangan, yaitu cara pengumpulan data dengan penulis turun langsung ke
lapangan oleh karena itu data yang dikumpulkan bersifat empiris. Kemudian
dalam penelitian lapangan ini penulis menggunakan teknik- teknik pengumpulan
data sebagai berikut :
1. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan demngan sistematik
fenomena- fenomena yang diselidiki.
2. Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal yang semacam
percakapan yang bertujuan memperoleh informasi.
3. Dokumentasi adalah mencatat semua data secara langsung dari referensi
yang membahas tentang objek penelitian.
G. Teknik Analisis Data
Terdapat banyak model dan analisis data dalam penelitian kualitatif dan
terdapat suatu variasi cara dalam penanganan dan analisis data. Prinsip pokok
metode analisis kualitatif ialah mengelola dan menganalisis data-data yang
34
terkumpul menjadi data yang teratur, sistematik, terstruktur, dan mempunyai
makna. Berikut ini analisis data dilakukan terdiri dari dua langkah, yaitu:
1. Analisis Data Kualitatif Sebelum di Lapangan
Analisis data dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data
sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun
demikian fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang
setelah peneliti masuk dan selama di lapangan.
2. Analisis Data Kualitatif Selama Di Lapangan Model Miles and Huberman
Miles and Huberman, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis
data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam
analisis data, yaitu:
a. Reduksi Data (data reduction)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.39
b. Penyajian Data (data display)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.
39
Ibid, h. 338
35
Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian
kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. 40
b. Penarikan Simpulan (Conclusion Drawing/ verification)
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman
adalah penarikan simpulan dan verifikasi. Simpulan awal yang dikemukakan
masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti
yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi
apabila simpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-
bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka simpulan yang dikemukakan merupakan simpulan
yang kredibel. 41
Simpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan
temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa
deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih kurang jelas
sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau
interaktif, hipotesis, atau teori.
40
Ibid, h. 341 41
Ibid, h. 345
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Sekolah
SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar merupakan salah satu
lembaga Kependidikan Tingkat Menengah Umum di bawah pengelolaan Badan
Pelaksana Harian Universitas Muhammadiyah Makassar (BPH UMM). Dalam
sejarah berdiri dan berkembangnya SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar,
banyak mengalami pasang surut seiring dengan perjalanan waktu. Pada awal
berdirinya, sekolah ini berada di Jl. Muhammadiyah No 51 B Makassar diberi
nama SMA Muhammadiyah 1 Cab. Makassar, ia salah satu sekolah unggulan
Muhammadiyah yang mampu mengadakan seleksi penerimaan peserta didik baru
yang di adakan sekolah negeri. Tujuan awal didirikannya sekolah ini di samping
apa yang telah tertuang dalam GBHN yang selanjutnya termasuk dalam
kurikulum sekolah menengah umum, yakni membentuk generasi bangsa yang
menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) juga mempunyai moral
yang baik dengan penekanan di bidang Iman dan Taqwa (IMTAQ). Untuk
mencapai tujuan ini, maka pihak yayasan menempuh jalan dengan mewajibkan
semua peserta didiknya untuk siap menerima bekal agama secara khusus dengan
pemberian meteri keagamaan sebagai kegiatan ekstrakurikuler di pagi hari
sebelum proses belajar megajar berlangsung.
Di samping itu, dapat kita lihat keberhasilan alumni-alumninya ditingkat
regional maupun nasional diberbagai bidang, baik eksekutif, legislatif, maupun
38
yudikatif. Bapak Andi Mattalatta (Mantan Menteri Hukum dan Ham RI), Bapak
Dr. Ir Nasrullah M, Sc. (Kepala balai pengkajian teknologi pertanian provinsi
Sulawesi Selatan) adalah salah satu alumni sekolah ini yang telah berhasil
mengukir kesuksesan.
Keberhasilan Drs. H. Abd Rasyid Abdullah (Kepsek) mengantar sekolah
ini menjadi unggul disebabkan oleh banyak faktor, antara lain: tim pengajar yang
digunakan terdiri dari guru-guru senior di bidang masing-masing yang dipilih dari
sekolah-sekolah negeri, kegiatan laboratorium aktif dan dilaksanakan di luar jam
pelajaran, sehingga setiap praktikum dapat dituntaskan karena karena tidak
terdesak oleh waktu. Kedisiplinan terpeliharadan peserta didiknya senantiasa
diikutkan pada kegiatan diskusi-diskusi remaja dan lomba di bidang studi baik
yang diadakan oleh pemerintah maupun oleh lembaga pendidikan lainnya.
Sekitar tahun 1995 muncul kemelut internal yang tidak kunjung padam, ini
diakhiri dengan kebijakan Kepala Sekolah untuk memberikan surat pindah kepada
semua peserta didiknya, maka hilanglah SMA Muhammadiyah 1 Cabang
Makassar, yang selama ini menjadi kebanggaan dari warga Muhammadiyah
terutama di Sulawesi Selatan.
Pada tahun 2003 dipelopori oleh Bapak K.H. Djamaluddin Amien selaku
(Ketua BPH Unismuh). Muncul inisiatif untuk membuka kembali SMA
Muhammadiyah 1, dan keinginan tersebut membuahkan hasil, ditandai dengan
adanya serah terima dari pimpinan Muhammadiyah Cabang Makassar ke pihak
Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh) sebagai pihak yang diberi
tanggung jawab untuk membangkitkan kembali SMA Muhammadiyah 1, serah
39
terima ini dilaksanakan pada tanggal 20 September 2012, disaksikan oleh salah
satu dosen pembimbing mahapeserta didik PPL Unismuh Makassar.
Perpindahan dari SMA Muhammadiyah I dari Jl. Muhammadiyah No. 51
B Kompleks Unismuh Makassar, menyebabkan nama sekolah ikut berubah yaitu
SMA Muhammadiyah I Unismuh makassar. Tahun 2006 tepatnya 23 Maret,
diadakan Reuni Akbar SMA Muhammadiyah I, dihadiri sekitar 200 alumni dan
telah memutuskan membentuk ikatan alumni SMA Muhammadiyah I, maka pada
bulan Juni 2006 BPH Unismuh Makassar mengangkat Dr. Nasrullah, M.Sc, yang
juga salah satu alumni dari SMA Muahammadiyah I sebagai Kepala Sekolah Juni
2006 - Juni 2010. Dengan komitmen bersama antara pihak Unismuh, pengelola,
didukung oleh tenaga pengajar yang handal seperti Dr. Abd. Rahman Rahim,
M.Hum, Drs. M. Abd. Makka, M.Si, Dra. Aifah Sulaiman, M.Pd, Dr. Nasrullah,
M.Sc, Drs. H. Najamuddin dan lain-lain, insya Allah akan berusaha mengantar
SMA Muhammadiyah I Unismuh menjadi salah satu sekolah unggulan yang ada
di Kota Makassar. Kemudian tugas kepemimpinan ini dilanjutkan oleh Dra. Andi
Marliah Bakri, M.Si, sejak bulan Juni 2010 – Juni 2016. dan di tahun 2015 SMA
Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar berstatus akreditasi A. Setelah itu, tugas
kepemimpinan dilanjutkan lagi oleh Drs. Amir MM, sejak bulan Juni 2016 –
sekarang.
2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah
a. Visi
Visi SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar adalah Sinergi, Unggul,
Cerdas, dan Islami (SUCI).
40
b. Misi
Berdasarkan visi dan indikator visi di atas, maka misi pendidikan di SMA
Muhammadiyah 1 unismuh dirumuskan sebagai berikut :
1. Tercapainya program pendidikan dan pembelajaran bermutu,
berdasarkan nilai-nilai Islam;
2. Terwujudnya mutu sumber daya insani yang mempunyai keunggulan
moral, intelektual, dan profesional;
3. Terwujudnya SMA Muhammadiyah 1 Unismuh sebagai Learning
Community and Development Centre (LCDC);
4. Terlaksanya sistem penjaminan mutu berstandar nasional.
5. Terwujudnya pola kepemimpinan berparadigma ”TORSIE” Trust
(kepercayaan), Openess (keterbukaan), Realization (Realitas), Sinergy
(saling mengisi saling melengkapi), Independence (mandiri), and
Empowering (menguasakan).
c. Tujuan Sekolah
Tujuan pendidikan SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar yaitu:
1. Mewujudkan warga sekolah yang mempunyai kekuatan aqidah
Islamiyah, kebenaran dalam beribadah sesuai syariat Islam, dan
berakhlaq mulia;
2. Mewujudkan sumber daya insani yang mempunyai keunggulan moral,
intelektual, dan profesional;
41
3. Meningkatkan karakter dan kompetensi peserta didik dalam
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai kesiapan hidup
dan belajar di jenjang pendidikan yang lebih tinggi;
4. Mewujudkan SMA Muhammadiyah 1 unismuh sebagai komunitas
pembelajar dan pusat pengembangan pendidikan Muhammadiyah;
5. Mewujudkan manajemen sekolah yang didasarkan pada prinsip-
prinsip : transparansi, partisipatif, akuntabilitas, sustainable
(keberlanjutan), equitas (keseimbangan), dan kejujuran;
6. Mewujudkan kepemimpinan pendidikan berparadigma ”TORSIE”
(Trust, Openness, Realization, Sinergy, Independence, and
Empowering).
3. Identitas Sekolah
1) Nama Sekolah : SMA Muhammadiyah I Unismuh Makassar
2) Nama Yayasan : Badan Pelaksana Harian Unismuh Makassar
3) Alamat Yayasan : Jl. Sultan Alauddin No. 529 Makassar
4) Akreditasi : A berdasarkan SK penetapan Hasil
Akreditasi BAP-S/M nomor 106/SK/BAP-
SM/X/2015
5) NSS / NPSN : 341960030224/40310217
6) Tahun Beroperasi : 2006
7) Alamat Sekolah
a. Jalan : Sultan Alauddin
b. Desa/ Kelurahan : Gunung Sari/ rappocini
42
c. Kec/ Kab/ Kota : Makassar, Sulawesi Selatan
d. Propinsi : Sulawesi Selatan
e. No HP : 081 342 526 669
8) Luas Tanah : 1452 m2
9) Status Kepemilikan : Yayasan
4. Fasilitas Sekolah
Fasilitas pembelajaran yang dimiliki SMA Muhammadiyah 1 unismuh
terdiri dari :
1. Ruang belajar sebanyak 6 ruang kelas, dilengkapi dengan LCD
proyektor, CCTV, speaker active, AC dan kipas angin.
2. Laboratorium IPA, laboratorium bahasa, laboratorium komputer,
laboratorium multimedia, laboratorium Ismuba, dan perpustakaan;
3. Ruang perkantoran meliputi: ruang kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, ruang guru, ruang Tata Usaha, ruang UKS (Klinik), ruang
BK, sekretariat bersama kegiatan ekstrakurikuler;
4. Sarana beribadah berupa masjid yang menampung 1.000 jamaah;
5. Kantin sebanyak 30 stan yang representative;
6. Kamar mandi guru dan peserta didik sebanyak kondisi baik;
7. Sarana olahraga yang terdiri dari lapangan bola voli, lapangan bola
basket, dan lapangan atletik;
8. Tempat parkir.
43
5. Keadaan Guru
Adapun keadaan guru di SMA Muhammadiyah 1 Makassar :
Tabel 1 : Data Guru
NO NAMA JABATAN PENDIDIKAN GURU
MAPEL
1. Drs. Amir. MR, MM
NIP. 196912311986031277
Kepala
Sekolah
S2 STIE ISM
Jakarta
Bhs.
Indonesia
2 Asnia Edja, S.Pd,M.Pd
NIP. 19820325 2006 04 2
014
Wakasek
Kurikulum/
Guru
S2 UNM
Makassar
Fisika
3. Nur Ahmad, S.Pd
NBM.1298089
Wakasek
Kepeserta
didikan /
Guru
S1
UNISMUH
Makassar
Sosiologi
4. Murlinah Abdullah, SH
NBM. 616 674
KTU
S1 UMI
Makassar
-
5. Drs. Kaharuddin Abdi
NIP. 130 811 792
Guru
S1 IKIP
Makassar
Biologi
6. Drs. Safri.
Guru
S2 UNM
Makassar
Ekonomi
7. Nurlaila Syarfiah Asfo, SP,
M.Si
Guru
S2 Unhas
Makassar
Ekonomi
44
NBM. 883 245
8. Abd.Fattah,S.Th.I,M.Th.I
NBM. 966 858
Guru
S2 UIN
Makassar
Qurdis/BTA
9. Ya‟kub, S.Pd.I, M.Pd.I
NBM.
Guru
S2 UNISMUH
Makassar
Fiqih
10. Ika Sastrawati, S.Pd,
M.Hum
NBM.
Guru
S2 UNHAS
Makassar
Bhs. Inggris
11. Irmawati,S.Pd
NBM.
Guru/Kepala
Perpustakaan
S1 UNIMA
Manado
Bahasa
Jepang
12. Inasuryani Hajar, S.Pd
NBM.
Guru/ WALI
KELAS XII
IPA
S1 UNISMUH
Makassar
Matematika
13. Fawzan Suma, S.Or, S.Pd Guru/Operat
or
EDUMU/Wa
li kelas XI
IPA
S1 UNM
Makassar
Penjaskes
14. Muarif Amir, S.Pd Operator
dapodik/Gur
u BK TIK
S1 UNM
Makassar
TIK
15. Supiana, S.Pd
Guru
S1 UNM
Makassar
Geografi
45
16. Nursaidah Hariyanti, S.Pd.,
M.Pd.
Guru
S2 UNM
Makassar
Kimia
17. Nurwafiqah Amirah Budi,
S.Pd.
Guru/Wali
kelas XI IPS
S1 UNM
Bahasa
Indonesia
18. Muhammad Khadafi Idrus,
S.Pd
Guru S1 UNM Pkn
19. Rahmat Hidayat,S.Pd Guru/Wali
kelas XI IPS
S1 UNM Sejarah
20. Musfir Pratama, S.Pd.
Guru
S1 Unismuh
Makassar
Seni Budaya
21. Achmad Riswi, S.Pd. Guru S1 UNM BK
22. Nur Ichsan Amin
Guru
S1 Unismuh
Makassar
BTA,
Tarikh,
Kemuhamm
adiyahan
23. St, Muhajirah, S.Pd,
Guru
S1 Unismuh
Makassar
Bhs. Inggris
24. Fatmawati Hasim, S.Pd.
Guru
S1 Unismuh
Makassar
Matematika
25. St. Rahmawati, S.Pd.
Guru -
Aqidah
Akhlak
26. Nurafriana Nasri, S.Pd Guru S1 UIN Bahasa arab
46
Makassar
27. Muh. Imran Guru - BTA
28. Ilham Guru - BTA
29 Muh. Ashar Setiwan Guru - BTA
6. Keadaan Peserta didik
Adapun keadaan peserta didik di SMA Muhammadiyah 1
Makassar :
Kelas XI IPA
Tabel 2 : Data Kelas XI IPA
NO NIS NAMA PESERTA DIDIK JENIS
KELAMIN
1 0118377 Ahmad Syamsuri L
2 0118378 Ahmad Yudhi L
3 0118381 Andi Khaerunnisa P
4 0118384 Aulia Orhaq Umar P
5 0118386 Budi Prasetyo L
6 0118388 Dzar Fakhirah El Fatinah P
7 0118389 Emelya Putri P
8 0118392 Farinda Fauziah Azzahra P
9 0118398 Inas Khalidah amirullah P
10 0118400 Maghfirah Nurfatimah Yusuf P
47
11 0118401 Miftahul Jannah Ilyas P
12 0118403 Muh. Agil L
13 0118407 Muh. Fauzan Arkas L
14 0118416 Muhammad Rusdi L
15 0118418 Nisrina Nurul Ramadhani P
16 0118419 Nur Anisah Mahmud P
17 0118420 Nur Khadafi L
18 0118421 Nur Salsabila Y P
19 0118422 Nur Suci Ramadhani P
20 0118427 Raodah P
21 0118432 Shinta Amelia nur azizah SL P
22 0118433 Suci Zuarda Ningrum P
23 0118434 Syahrani P
24 0118436 Wardah Fadiyah Pertiwi P
25 0118437 Wita Mauliska P
26 0118438 Zalima Samaya Andira Putri P
27 0118441 Muh. Maulana Al-fathanah L
28 0118431 Setiawan Moreno L
48
Kelas XI IPS
Tabel 3 : Data Kelas XI IPS
NO NIS NAMA PESERTA DIDIK JENIS
KELAMIN
1 0118376 Ahmad multazam L
2 0118380 Amirah Nabila Ridwan P
3 0118382 Andi Reza Hazefi L
4 0118383 Asyifa Nurul Inayah P
5 0118385 Ayu Adelia P
6
0118387
Ditha Retno Utami Ningsih
M.
P
7 0118390 Fahmi Ikhsan Arifuddin L
8 0118391 Fajriah Magfiranti L
9 0118393 Fawwaz Sabirin L
10 0118395 Fitriani P
11 0118396 Hijra P
12 0118397 Muh. Helmi Kaidati L
13 0118399 Lili Marliani Malik P
14 0118402 Muh. Abdullah asyraf L
15 0118404 Muh. Arman Maulana L
16 0118405 Muh. Aswan Al-Abrar L
17 0118406 Muh. Fajar L
49
18 0118408 Muh. Ibnu Qayyum L
19 0118409 Muh. Rafli L
20 0118410 Muh. Rifki Hidayatullah L
21 0118411 Muhammad Diky Natapura L
22 0118412 Muhammad Fadli L
23 0118413 Muhammad Faqih L
24 0118414 Muhammad Farel L
25 0118415 Muhammad Ismail HZ L
26 0118417 Nabila Aulia Qolby P
27 0118423 Nur fajriah Ramadhani P
28 0118424 Nurrahmadani Fitri P
29 0118426 Nurul Khasanah P
30 0118428 Refki Al kahfii L
31 0118430 Rifka Sri Wahyuni P
32 0118435 Tasya Maharani P
33 0118440 Ahmad Mubarak L
XII IPA
Tabel 4 : Data Kelas XII IPA
NO NIS NAMA PESERTA DIDIK JENIS
KELAMIN
1 0117310 Adi Darmawan L
50
2 0117311 Adinda Maharani P
3 0117313 Arif Abdillah Agus L
4 0117316 Fadhlurrahman L
5 0117317 Fadila Aulia Kilian P
6 0117318 Fitri Nisa Ahliul Jannah P
7 0117319 Herianto L
8 0117320 Ilham Malik L
9 0117321 Inayah Aini Amirullah P
10 0117322 M. Affirqah Rayadin Z. L
11 0117323 Muh. Ikram L
12 0117324 Muh. Isra Hadi Mirza L
13 0117325 Muh. Maarif L
14 0117326 Musthafa Nur Sunusi M. L
15 0117329 Vaniati Takimpo P
16 0117343 Muh. Alif Akbar L
17 0117354 Dilan Adrian Muslimin Putra L
18 0117364 Rifkah Auliah Ihsan P
19 0117365 Salsabila Jurana Surya P
20 0117367 Alfian Syara Andika L
21 0118375 Muhammad Faris Fardhani L
22 Muh. Siddik Perdana L
51
XII IPS
Tabel 5 : Data Kelas XII IPS
NAMA PESERTA DIDIK JENIS
KELAMIN
1 0116289 Nur Hidayat L
2 0117331 Andi Muh. Wiryawan L
3 0117332 Fadel Muhammad L
4 0117334 Masni P
5 0117335 Muh. Nur Faiz Ihsan L
6 0117336 Nur Qaidah Rahmadani P
7 0117337 Nurhikmah P
8 0117338 Sri Rahma Putri Budiman P
9 0117344 Sri Kartini S. P
10 0117345 A. Nurul Reski Ananda P
11 0117346 M. Raihan Ruslan L
12 0117348 Annisa Rustam P
13 0117349 Adel Alfiansyah L
14 0117350 Muh. Arham L
15 0117351 Muh. Rahman Sidiq L
16 0117356 Ahmad Azhary Anas L
17 0117357 Sri Wahyuni Syarif P
18 0117358 Sheila Ayu Kirani Renggani P
52
Putri
19 0117366 M. Visal Syaifullah S. L
20 0117368 Muh. Alif Saputra L
21 0117370 Rhea Al Farabi L
22 0117371 Mansur L
23 0117372 Muh. Adam Rezky Anisa
Putra
L
24 0118374 Cahya Faradillah P
B. Pembahasan
1. Pola Pembinaan Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Peserta Didik di SMA
Muhammadiyah 1 Makassar
Pembinaan karakter peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler
merupakan upaya yang dilakukan untuk membina karakter peserta didik.
Pembinaan dapat dilakukan untuk membantu anak dalam menjalankan
kehidupannya dengan sikap bertanggung jawab, mandiri, cakap yang dilakukan
oleh orang dewasa dengan memberikan bimbingan, nasihat-nasihat dan motivasi,
serta dari berbagai macam sumber dan tempat yang dapat menunjang terjadinya
proses bimbingan. Kegiatan pembinaan peserta didik dilakukan untuk
memperkuat penguasaan kompetensi dan memperkaya pengalaman belajar peserta
didik dengan tetap membentuk nilai-nilai yang sesuai dengan karakter bangsa.
Pembinaan karakter dapat dimaknai sebagai pembinaan nilai, pembinaan
budi pekerti, pembinaan moral, pembinaan watak yang bertujuan
53
mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik
buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan
sehari-hari.
Menurut Fawzan Suma, S.Pd, S.Or, M.Pd mengatakan bahwa :
“Karakter peserta didik secara umum berbeda- beda ada yang pemalu, rasa
keingintahuannya tinggi, suka menyendiri, kurang menghargai gurunya,
dan ada juga yang menyukai persaingan dalam organisasi. Dalam
pembinaan karakter peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler peserta
didik diharapkan mampu mengelola dirinya sendiri, nilai kerjasama yang
baik agar terus lebih baik, nilai kemunisaan dan jiwa patriotisme yang rela
berkorban dalam hal menjjunjung nilai- nilai keislaman dan pembentukan
nilai tersebut terbentuk secara langsung disetiap latihan maupun dalam
keseharian disekolah baik dalam pembelajaran didalam kelas maupun
diluar jam pelajaran.”42
Kemudian menambahkan bahwa:
“Pola pembinaan melalui kegiatan ekstrakurikuler peserta didik sesuai
dengan kurikulum 2013 bahwa seluruh peserta didik wajib mengikuti
ekstrakurikuler pramuka/HW akan tetapi tidak semua peserta didik
memilki minat dan bakat di ekstrakurikuler tersebut sehingga peserta didik
diberikan kebebasan untuk memiliki ekstrakurikuler minimal satu, namun
demikian semua ekstrakurikuler pembinaan disetiap pengkaderannya yaitu
bagaimana peserta didik menghargai guru, menghargai teman sebaya, dan
menghargai yang lebih tua. Didalam proses pembelajaran sangat tampak
perbedaannya dari yang aktif diekstrakurikuler memiliki kecakapan dalam
berbicara dan lebih berprestasi dibandingkan dengan peserta didik yang
tidak aktif diekstrakurikuler lebih cenderung pemalu dan memiliki
kepercayaan diri yang kurang.”43
Hampir sama dengan Idrus S.Pd yang mengatakan bahwa:
“Karakter dapat membentuk anak dalam kehidupan sehari-harinya baik
dari sifatnya, tingkah laku serta akhlaknya bisa lebih baik. Karakter yang
baik perlu dibina karena sangat menentukan peserta didik ke depannya.
Dalam kegiatan ekstrakurikuler terdapat pembinaan karakter yang mampu
memberikan nilai-nilai yang positif terhadap peserta didik. Peserta didik
dilatih untuk memiliki sikap disiplin, tata karma yang baik, saling
menghargai dan menjadi teladan dalam berbuat dan bertutur kata dengan
42
Fawzan Suma, S.Pd, S.Or, M.Pd, Guru PJOK dan Wali Kelas XI IPA. (Wawancara
Daring, 25-04-2020) 43
Fawzan Suma, S.Pd, S.Or, M.Pd, Guru PJOK dan Wali Kelas XI IPA. (Wawancara
Daring,25-04-2020)
54
menerapkan pola pembiasaan dan keteladanan yang tercermin dari
pendidiknya di lingkungan sekolah dan dalam kehidupan sehari- hari”. 44
Pola pembiasaan merupakan proses pembinaan sikap perilaku yang
menetap dan bersifat otomatis melalui pembelajaran yang berulang-ulang. Proses
pembiasaan berawal dari peniruan. Selanjutnya dilakukan pembiasaan di bawah
bimbingan orang yang dewasa, baik itu orang tua, guru, maupun masyarakat. Bila
sudah menjadi kebiasaan yang tertanam di dalam hatinya, peserta didik itu kelak
akan sulit untuk berubah dari kebiasaannya. Maka dari itu pentingnya pembiasaan
yang diterapkan dalam kehidupan peserta didik, sehingga apa yang dibiasakan
terutama akhlak yang baik akan menjadikan peserta didik memiliki karakter yang
baik, kepribadian yang sempurna.
Pola keteladanan merupakan bagian terpenting dalam proses pembinaan
peserta didik. Sering kita lihat bahwa sifat anak tidak terlepas dari apa yang dia
lihat, dengar, dan dia contoh dalam kesehariannya baik itu di lingkungan keluarga,
sekolah, maupun masyarakat.
Wawancara dengan Rahmat Hidayat, S.Pd, mengatakan bahwa:
“Karakter adalah sikap atau perilaku yang ditampilkan seseorang dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Peserta didik yang aktif di kegiatan
ekstrakurikuler ada dua karakter yang pertama aktif berbicara dan yang
kedua terampil dalam bekerja sesuai dengan bidang ekstrakurikulernya
akan tetapi keduanya memiliki kepercayaan diri dan semangat yang tinggi
dalam proses pembelajaran. Pembinaan ekstrakurikuler sangat menentukan
bagaimana karakter peserta didik secara pribadi karena ada pembelajaran
yang didapatkan di esktrakurikuler namun tidak didapatkan didalam proses
pembelajaran didalam kelas. Pola pembinaan yang diterapkan di sekolah
yaitu pola pembiasaan seperti kegiatan rutin MBTA sebelum memulai
pembelajaran, mengucapkan salam, pembiasaan sholat duha, dan sholat
zuhur berjamaah dan pola kedisiplinan seperti peserta didik yang terlambat
mendapatkan sangsi tidak diizinkan masuk ke sekolah. Kegiatan
44
Khadafi Idrus, S.Pd, Guru PPKN. (Wawancara Daring,28-04-2020)
55
ekstrakurikuler yang ada di sekolah SMA Muhammadiyah 1 Makassar
merupakan salah satu alternatif untuk membina karakter peserta didik.
Setiap anak memiliki karakter yang berbeda sehingga seorang guru harus
memiliki keterampilan dan kreatifitas untuk membentuk karakter anak
tersebut.”45
Kemudian wawancara dengan Drs. Amir,MR, MM mengatakan bahwa :
“Pembinaan karakter sangat penting diterapkan kepada peserta didik
karena di kurikulum 2013 yang diutamakan adalah tentang karakter
seorang peserta didik. Di sekolah SMA Muhammadiyah 1 Makassar
menerapkan pola pembiasaan berkarakter sopan santun karena peserta
didik tidak hanya membutuhkan teori saja akan tetapi harus dipraktikkan
mulai dari peserta didik datang ke sekolah, bertutur kata, bergaul dengan
teman sebaya, dan menghormati guru. Karena jika karakter peserta didik
sudah baik, maka proses pembelajaran akan berjalan dengan baik pula.
Dalam pembinaan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler diharapkan
mampu membina karakter peserta didik. Ekstrakurikuler IPM, tapak suci,
dan pramuka/HW harus ada di sekolah Muhammadiyah dan selebihnya
adalah tambahan. Setiap ekstrakurikuler memiliki pelatih khusus dan telah
disediakan intensif agar pembinaan diekstrakurikuler dapat berjalan
maksimal.”
Kemuadian menambahkan bahwa :
“Peserta didik dibina untuk bisa memiliki sikap yang disiplin, mandiri,
bertanggungjawab, rasa ingin tahu dalam kesehariannya. Supaya
pembinaan ini maksimal maka setiap ekstrakurikuler diberikan jadwal
latihan dan program yang terstruktur, pola pembinaannya tentunya berbeda
dengan sekolah umum. Karena sekolah ini adalah sekolah muhammadiyah
yang dalam penanaman akhlaknya memang harus betul-betul dibina.
Membina peserta didik dengan menerapkan pola pembiasaan secara
spontan, pola keteladanan agar peserta didik tanpa memikirkan lagi dalam
bersikap sehingga dengan sikap spontannya mengeluarkan sikap-sikap
yang baik dan pola pemeberian nasihat. Misalnya sopan santun, rasa
hormat kepada yang tua dengan yang muda, mengucapkan salam,
memberikan salam ketika bertemu, dsb.” 46
Dari wawancara dengan guru di atas sama-sama memberikan pernyataan
bahwa pola keteladanan dan pembiasaan adalah pola yang tepat untuk membina
karakter peserta didik. Fauzan Suma, S.Pd, S.Or, M.Pd memberikan tambahan
45
Rahmat Hidayat, S.Pd Guru IPS dan Wali Kelas XI IPS. (Wawancara Daring,28-04-
2020) 46
Drs. Amir, MR, MM., Kepala Sekolah. (Wawancara Daring, 28-04-2020)
56
bahwa pola pembinaan karakter yang diterapkan adalah pola demonstrasi yaitu
pola yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses/cara kerja atau dalam
bahasa sederhananya yaitu pemberian aksi secara langsung agar peserta didik bisa
langsung mempraktekkannya.
Ditambahkan pula oleh Rahmat Hidayat, S.Pd bahwa selain dari pola
keteladanan, demonstrasi, pemberian nasihat, digunakan pula pola pembiasaan
secara spontan yaitu membiasakan peserta didik agar selalu melakukan hal-hal
kebaikan yang tanpa direncanakan. Seperti bersikap sopan santun, rasa hormat
kepada yang tua dengan yang muda, membuang sampah pada tempatnya,
memberikan salam ketika bertemu, dsb.
Selain dari pola keteladanan, pola pembiasaan, diterapkan pula pola
pemberian nasihat dalam pembinaan keimanan, mempersiapkan moral, spiritual
serta sosial anak. Sebab, pemberian nasihat dapat membukakan mata anak pada
hakikat sesuatu, mendorongnya berbuat yang baik dan menghiasinya dengan
akhlak yang mulia dengan prinsip-psrinsip Islam. Seperti yang dikatakan oleh
Drs. Amir, MR, MM.
Dari beberapa pola pembinaan di atas, dalam kegiatan Pramuka/HW
memiliki pola tersendiri. Sebagaimana wawancara dengan Rahma, S.Pd yang
mengatakan bahwa:
“Pentingnya pembinaan karakter melalui kegiatan Pramuka/HW yaitu:
kedisiplinan, kejujuran dan keberanian peserta didik karena prinsip dasar
HW adalah menekankan keberaniannya dan kedisipinannya dan
ekstrakurikuler HW lebih kepada keislamannya jadi penanaman nilai-nilai
kejujuran juga sangat penting. Adapun tujuan dari kegiatan Pramuka/HW
yaitu: Membentuk jiwa yang disiplin, terampil, membentuk karakter dan
akhlak mulia kaum muda, menanamkan semangat kebangsaan serta sikap
mandiri, jujur, dan bertanggungjawab, meningkatkan keterampilan kaum
57
muda, serta menjadi calon pemimpin bangsa yang handal pada masa
depan.”47
Rahma, S.Pd lalu menambahkan bahwa:
“Dalam pembinaan karakter peserta didik melalui kegiatan Pramuka/HW
menggunakan pola pembinaan kepramukaan yaitu cara belajar interaktif
dan progresif karena metodenya saling berhubungan dan tidak bisa
menggunakan hanya satu pola saja namun melalui: pengamalan Kode
Kehormatan Pramuka; belajar sambil melakukan kegiatan berkelompok,
bekerjasama, dan berkompetisi; kegiatan yang menarik dan menantang;
kegiatan di alam terbuka; kehadiran orang dewasa yang memberikan
bimbingan, dorongan, dan dukungan; penghargaan berupa tanda
kecakapan; serta satuan terpisah antara putra dan putri. Sehingga dalam
pola pembinaan tersebut nilai-nilai karakter yang dapat tercermin dari
peserta didik yang mengikuti kegiatan Pramuka/HW yaitu: Bersikap jujur,
selalu bertanggung jawab, selalu disiplin, selalu bekerja keras, berpola
hidup sehat, percaya diri, mandiri, rasa Ingin tahu yang tinggi, religius,
rasa peduli terhadap lingkungan, peduli sosial, serta menghargai
perbedaan.”48
Berdasarkan wawancara dengan Rahma S.Pd dapat disimpulkan bahwa
kegiatan Pramuka/HW yang ada di sekolah diharapkan dapat membina ketakwaan
peserta didik, cinta tanah air, memiliki kepribadian, budi pekerti yang baik,
kreatif, serta memiliki jiwa sosial yang tinggi. Melalui pola pembinaan
berkelompok, bekerjasama, berkompetisi, dalam kegiatan kepramukaan melalui
kegiatan yang menarik dan menantang yang dilakukan di alam terbuka pula.
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa pembinaan
karakter peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler adalah dengan
menggunakan beberapa pola yaitu:
47
Ibu Rahma,S.Pd., Guru Akidah Akhlak dan Pembina Pramuka/HW. (Wawancara
Daring, 28-04-2020) 48
Ibu Rahma,S.Pd., Guru Akidah Akhlak dan Pembina Pramuka/HW. (Wawancara
Daring, 28-04-2020)
58
1) Pola keteladanan misalnya orang yang dewasa (guru, kepala sekolah, maupun
orang tua) yang menjadi teladan yang patut dicontoh oleh peserta didik.
Karena orang yang dewasa adalah cerminan bagi peserta didik dalam sifat
maupun tingkah lakunya.
2) Pola pembiasaan (pembiasaan rutin dan pembiasaan spontan). Pembiasaan
rutin seperti pembiasaan sholat berjamaah, tadarus Al-Qur‟an, dsb.
Pembiasaan spontan meliputi sikap memberi salam, membuang sampah pada
tempatnya, dan sebagainya.
3) Pola demonstrasi misalnya guru/pembina apabila telah memberikan
pembelajaran kepada peserta didik, ada waktunya guru/pembina memberikan
waktu dalam pengevaluasian peserta didik untuk mempraktikkan sejauh mana
peserta didik mampu memahami pembelajaran yang diberikan.
4) Pola pemberian nasihat yang diterapkan selain dari kegiatan di kelas,
diterapkan pula dalam kegiatan ekstrakurikuler.
5) Pola berkelompok, bekerjasama, pemberian tantangan dalam kegiatan
kepramukaan/HW melalui kegiatan yang dilakukan di alam yang terbuka,
perkemahan, baris berbaris, serta kehadiran dari orang yang dewasa, pelatih
ataupun pembina yang memberikan dorongan maupun dukungan untuk
membangkitkan semangat dari peserta didik).
Dalam pelaksanaan dari kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMA
Muhammmadiyah 1 Makassar sudah menunjukkan karakter peserta didik menjadi
lebih baik yang dapat terlihat dari tingkah laku peserta didik. Peserta didik yang
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler terdapat perbedaan antara yang rajin
59
mengikuti kegiatan dengan yang tidak. Misalnya dalam tingkah lakunya untuk
tidak melanggar tata tertib sekolah, bersikap disiplin, baik sopan santunnya, rasa
percaya diri dalam melakukan hal-hal kebaikan, religius, memiliki jiwa
kepemimpinan, rajin membaca, mandiri, dsb.
2. Bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler Di SMA Muhammadiyah 1 Makassar
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pembelajaran yang
diselenggarakan di luar jam pelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan
pengetahuan, pengembangan, bimbingan dan pembiasaan peserta didik agar
memiliki kemampuan dasar penunjang. Kegiatan-kegiatan dalam program
ekstrakurikuler diarahkan kepada upaya memantapkan pembentukan karakter
peserta didik. Kegiatan ini dikemas melalui aktivitas shalat berjamaah/ shalat
jumat di sekolah, upacara hari besar Islam, kegiatan Osis/Rohis, Pramuka, bakti
sosial, serta berbagai kegiatan sosial keagamaan lainnya yang dilaksanakan di luar
jam pelajaran.49
Kegiatan ekstrakurikuler dapat menemukan dan mengembangkan potensi
peserta didik, serta memberikan manfaat sosial yang besar dalam
mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dengan orang lain. Di
samping itu, kegiatan ekstrakurikuler dapat memfasilitasi bakat, minat, dan
kreativitas peserta didik yang beragam.
Wawancara dengan Drs. Amir. MR, MM, mengatakan bahwa :
“Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMA diharapkan mampu membentuk
karakter peserta didik yang sebagaimana tertuang dalam tujuan pendidikan
nasional dan kurikulum 2013 yang didalamanya seluruh peserta didik
49
Abdul Rachman Shaleh , Pendidikan Agama & Pembangunan Watak Bangsa, (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h. 170
60
diwajibkan untuk mengikuti ektstrakurikuler pramuka/HW, namun di SMA
Muhammmadiyah 1 Makassar ini ada memang pakaian khusus
pramuka/HW yang seluruh peserta didik wajib memakai pakaian HW pada
hari kamis dan jumat itu merupakan partisipasi peserta didik terhadap
pramuka tapi secara keseluruhan dalam program pelatihannya tidak
semuanya berpartisipasi karena mereka diberikan kesempatan memilih
ekstrakurikuler satu yang sesuai dengan minat dan bakatnya.” 50
Sebagaimana yang dikatakan oleh Drs. Amir, MR, MM, bahwa kegiatan
ekstrakurikuler diharapkan bisa membina karakter peserta didik. Di dalam K13
menekankan aspek afektif peserta didik daripada aspek kognitif, karena
keterbatasan waktu dalam pembelajaran di kelas maka kegiatan ekstrakurikuler
diharapkan menjadi tambahan waktu untuk bisa membina karakter peserta didik.
Drs. Amir, MR, MM, mengatakan bahwa terdapat kegiatan ekstrakurikuler
yang ada di SMA Muhammadiyah 1 Makassar yaitu:
a. IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah) yang merupakan ektrakurikuler
wajib ada di sekolah Muhammadiyah itu sendiri dan merupakan ortom
dari Muhammadiyah, dan IPM yang membawahi ekstrakurikuler yang
lainnya di sekolah ini, dan IPM di SMA Muhammadiyah sama halnya
dengan OSIS di sekolah umum.
b. Pramuka atau di sekolah SMA Muhammadiyah disebut dengan HW
(Hizbul Wathan) berdiri sejak sekolah didirikan dan menjadi
ekstrakurikuler pertama yang dapat membentuk kerjasama dan
kedisiplinan. Kegiatan HW dilaksanakan setiap hari jumat.
c. Tapak suci juga merupakan ekstrakurikuler wajib yang ada di sekolah
Muhammadiyah itu sendiri dan berdiri sejak adanya sekolah SMA ini.
d. MB (Marching Band)
e. PMR merupakan ekstrakurikuler yang ada sejak tahun 2018
f. Futsal
g. Allughatul „arabiyah merupakan esktrakurikuler yang berdiri pada tahun
2019 diharapkanpkan peserta didik mampu bercakap menggunakan
bahasa arab.51
50
Drs. Amir, MR, MM, Kepala Sekolah. (Wawancara Daring, 28-04-2020) 51
Drs. Amir, MR, MM, Kepala Sekolah (Wawancara Daring, 28-04-2020)
61
Wawancara dengan Fawzan Suma, S.Or, S.Pd, M.Pd mengatakan bahwa :
“Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMA Muhammadiyah 1 Makassar
yaitu Hizbul Wathan yang dimana HW ini mirip dengan pramuka di
sekolah umum, tapak suci yang merupakan ortom Muhammadiyah,
Marching Band (MB) ketiga ekstrakurikuler ini menjadi esktrakurikuler
pokok di SMA Muhammadiyah. Adapun ekstrakurikuler yang baru- baru
dirintis yaitu PMR yang baru memasuki tahun kedua, futsal, dan
allughatul „arabiyah. Dan sudah terbagi waktunya dibagi menjadi lima
hari senin PMR, selasa Futsal dan Allughatul „arabiyah, rabu Marching
Band, kamis Tapak Suci, dan Jumat HW. Namun demikian masih ada
beberapa peserta didik yang tidak tertarik untuk masuk ke ekstrakurikuler
tersebut”52
Kegiatan estrakurikuler Allughatul „arabiyah merupakan ekstrakurikuler
baru di SMA Muhammadiyah 1 Makassar namun menarik banyak peserta didik
untuk bergabung didalamnya terutama peserta didik perempuan dan tidak
menyukai kegiatan diluar ruangan sekaligus untuk menambah wawasan berbahasa
arab yang dilaksanakan rutin setiap hari selasa.
Selain dari beberapa Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMA
Muhammadiyah 1 Makassar juga memiliki program tersendiri sebagaimana
wawancara dengan Drs.Amir, MR, MM sebagai upaya membentuk karakter
peserta didik sekolah memprogramkan seperti MBTA selama 45 menit sebelum
memulai pembelajaran yang dimana untuk membentuk karakter sesorang harus
dimulai dengan Al-Quran, terbiasa mengucapkan salam dan adapun program
wajib di sekolah SMA Muhammadiyah ini adalah sholat duha dan sholat zuhur
dan asar secara berjamaah.
52
Fauzan Suma, S.Pd, S.Or, M.Pd, Guru PJOK dan Wali Kelas (Wawancara, 25-04-
2020)
62
Menurut Rahmat Hidayat, S.Pd yaitu :
a. Palang Merah Remaja yang bisa melatih hati peserta didik untuk
menjadi penolong
b. Pramuka/ HW merupakan ekstrakurikuler yang melatih kepercayaan
diri peserta didik dan keterampilan dalam bekerja
c. Marching Band untuk melatih keterampilan bermain musik peserta
didik
d. Futsal melatih kedisiplinan dan strategi dalam bermain.53
Kegiatan futsal tergolong ekstrakurikuler baru yang ada di SMA
Muhammadiyah 1 Makassar dan memberikan dampak yang baik karena sebelum
terbentuknya ekstrakurikuler futsal ini banyak peserta didik laki- laki yang tidak
aktif pada ekstrakurikuler dan menjadi keluhan semua guru. Sebagaimana
wawancara dengan Fauzan suma, S.Pd, S.Or, M.Pd setelah adanya futsal ini
peserta didik yang bandel dijadikan pengurus inti dari ekstrakurikuler tersebut dan
ekstrakurikuler ini dapat berjalan dengan baik dan memberikan banyak dampak
positif kepada guru dan peserta didik tertuma peserta didik laki- laki.
Wawancara dengan Rahma S.Pd, mengatakan bahwa :
“Kegiatan Pramuka/HW diadakan 1x/pekan yaitu setiap hari jumat pukul
16:00 sampai 17:30. Untuk materi dalam ruangan lebih menekankan pada
wilayah keilsamannya dan kemuhammadiyaan seperti bacaan sholat sesuai
dengan himpunan putusan tarjih dan untuk materi luar ruangan materinya
beragam latihan keterampilan baris berbaris (LKBB) setelah itu
dilanjutkan dengan belajar ikatan tali menali, sandi kemudian dilanjutkan
dengan smapor. Untuk masalah kepanduaanya tetap sama dengan pramuka
pada umumnya namun di SMA Muhmmadiyah lebih diutamakan materi
keislaman dan kemuhammadiyaannya dan setiap pekan berbeda materi
yang diberikan. Kegiatan perkemahan atau yang bersangkutan dengan
kepramukaan setiap ada undangan, peserta didik diusahakan untuk ikut
serta dalam kegiatan tersebut. 54
53
Rahmat Hidayat, S.Pd., Guru IPS dan Wali Kelas XI IPS. (Wawancara Daring, 28-04-
2020) 54
Rahma,S.Pd., Guru Akidah Akhlak dan Pembina Pramuka/HW. (Wawancara Daring,
26-04-2020)
63
Kegiatan pramuka/HW merupakan proses pembinaan di luar proses
pembelajaran di kelas. Bentuk kegiatannya menarik, menyenangkan, menantang,
teratur, sehat, dapat dilakukan di alam terbuka yang dapat membina karakter
peserta didik. Seperti watak, akhlak, dan budi pekertinya yang baik. Di sekolah
SMA Muhammadiyah 1 Makassar. Kegiatan pramuka/HW dilaksanakan di
lingkungan sekolah untuk menunjang kegiatan belajar mengajar khususnya dalam
pembentukan sifat dan karakter peserta didik. Biasa juga dilaksanakan di luar
lingkungan sekolah.
Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler di SMA Muhammadiyah 1
Makassar direspon baik oleh peserta didik sebagaimana wawancara dengan
Magfira Nurfatimah Yusuf mengatakan bahwa :
“Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah itu sangat penting karena dapat
meningkatkan minat maupun bakat dari peserta didik itu sendiri karena
jika hanya pembelajaran dalam kelas secara teori tanpa ada aktivitas
langsung maka kurang dalam pembutukan karakter, di SMA
Muhammadiyah 1 Makassar terdapat enam ekstrakurikuler yaitu tapak
suci, HW, PMR, futsal, MB dan allughatul „arabiyah, dan setiap peserta
didik mempunya kegiatan ekstrakurikuler.”55
Budi Prasetyo dari ekstrakurikuler marching band juga menambahkan
bahwa :
“Ekstrakurikuler sangat membangun karena selain belajar di sekolah
dari pagi sampai sore, diberikan kesempatan untuk mengembangkan
minat dan bakat dalam ekstrakurikuler dan sangat bermanfaat bagi
peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler sangat berdampak besar seperti
PMR mensosialisasaikan bagaimana cara menolong yang dapat
bermanfaat dalam kehidupan sehari- hari. Orang yang aktif
diekstrakurikuler sangat berbeda dengan peserta didik yang tidak aktif
seperti dalam proses pembelajaran yang bergabung dalam
ekstrakurikuler lebih aktif berbicara dalam kelas dan yang tidak aktif
55 Magfira Nurfatimah Yusuf, Peserta Didik (Wawancara Daring,28-04-2020)
64
lebih pasif dalam berinteraksi. Di ekstrakurikuler juga kita dapat
menambah pengalaman, menambah teman dan menambah wawasan.”56
Berdasarkan hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa bentuk kegiatan
ekstrakurikuler yang rutin dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 1 Makassar
yang membawahi semua ekstrakurikuler adalah Ikatan Pelajar Muhammadiyah
(IPM), Ekstrakurikuler yang wajib ada di sekolah Muhammadiyah adalah Hizbul
Wathan(HW) dan tapak suci, dan ekstrakuikuler tambahan yaitu Palang Merah
Remaja (PMR), Futsal, marching band, dan allughatul „arabiyah . Sementara
yang menjadi program rutin di sekolah yaitu pembelajaran MBTA setiap hari
sebelum pembelajaran dimulai, sholat duha sebelum jam istirahat dan sholat zuhur
secara berjamaah.
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembinaan Karakter Peserta Didik
Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler di SMA Muhammadiyah 1 Makassar
Pembinaan karakter yang dilakukan di sekolah dapat diartikan
memberikan pengetahuan, arahan, bimbingan serta contoh kepada peserta didik
dalam perkembangannya untuk menjadi manusia yang lebih baik. Membina
karakter peserta didik di sekolah pasti memiliki faktor pendukung dan
penghambat. Tidak selamanya pembinaan berjalan mulus tanpa adanya rintangan
dan halangan. Bahkan sering terjadi masalah yang dapat mempengaruhi
pembinaan karakter di sekolah. Terutama dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Sebagaimana wawancara dengan Drs. Amir, MR, MM, mengatakan
bahwa:
56
Budi Prasetyo, Peserta Didik (Wawancara Daring, 28-04-2020)
65
Faktor pendukung dalam pembinaan karakter melalui kegiatan
ekstrakurikuler, yaitu:
1. Semangat dari peserta didik untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
2. Pihak sekolah sangat mendukung dilaksanakannya kegiatan
ekstrakurikuler
3. Pihak sekolah menyediakan ekstrakurikuler yang beragam sehingga
peserta didik dapat memilih sesuai minat dan bakatnya
4. Pihak sekolah telah menetapkan pelatih/pengajar dalam kegiatan
ekstrakurikuler dan menyediakan intensif khusus kepada pelatih
5. Sarana dan prasarana dibantu oleh sekolah sesuai kemampuan
Faktor penghambat dalam pembinaan karakter peserta didik melalui
kegiatan ekstrakurikuler, yaitu:
1. Sarana dan prasarana belum cukup memadai
2. Keadaan peserta didik masih ada yang cuek terhadap ekstrakurikuler.57
Seperti yang dikatakan oleh Rahma, S.Pd bahwa:
Faktor pendukung dalam kegiatan pembinaan pramuka:
1. Kepala sekolah sangat mendukung kegiatan pramuka/HW. Karena itu
adalah modal untuk pramuka untuk lebih kreatif ke depannya.
2. Sarana dan prasarananya di tanggung oleh sekolah. Jadi peserta didik
diharapkan serius dalam latihan. Peserta didik tidak perlu memikirkan
apa yang harus dipersiapkan. Begitupula dengan pelatih/pembina yang
dipercayakan dalam pembinaan kegiatan Pramuka/HW.
Faktor penghambat:
1. Peserta didik bersemangat untuk mengikuti lomba akan tetapi kurang
dalam pelatihannya.
2. Peserta didik kurang yang ikut pelatihan setiap pekan yang berupa
materi dalam ruangan
3. Ada beberapa peserta didik yang mengambil ekstrakurikuler yang lebih
dari satu sehingga ketika ada kegiatan persiapan mengikuti lomba yang
bersamaan peserta didik kebingungan sendiri untuk memilih
ekstrakurikuler yang akan diikuti.58
Wawancara dengan Bapak Kadafi mengatakan bahwa :
“Faktor pendukungnya yaitu: waktu latihan setiap ekstrakurikuler yang
terjadwal dengan baik dalam satu pekan sehingga tidak ada jadwal latihan
ekstrakurikuler yang bersamaan.”59
Fawzan Suma, S.Pd, S.Or, M.Pd menambahkan bahwa:
57
Drs.Amir, MR, MM, Kepala Sekolah. (Wawancara Daring, 28-04-2020) 58
Rahma,S.Pd., Guru Akidah Akhlak dan Pembina Pramuka/HW. (Wawancara Daring,
28-04-2020) 59
Khadafi Idrus, S.Pd, Guru PPKN (Wawancara Daring, 28-04-2020)
66
Faktor pendukung:
1. Peserta didik diwajibkan memiliki ekstrakurikuler
2. Pengawasan terhadap peserta didik yang dilakukan oleh guru wali kelas
3. Mendatangkan pelatih dari luar
4. Mengundang orang tua peserta didik untuk memahamkan bahwa di
SMA Muhammadiyah 1 Makassar setiap peserta didik harus memilki
ekstrakurikuler
5. Peserta didik ikut berpartisipasi dalam kegiatan perlombaan
Faktor penghambat:
1. Peserta didik yang memiliki minat dan bakat yang tidak terdapat pada
ekstrakurikuler di sekolah
2. Fasilitas yang kurang memadai
3. Keadaan peserta didik yang tidak didukung oleh keluarganya mengikuti
ekstrakurikuler
4. Peserta didik yang cenderung cepat pulang setelah jam pelajaran dan
tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
5. Pergaulan peserta didik yang ikut-ikutan dengan temannya yang tidak
bergabung dalam kegiatan esktrakurikuler. 60
Sebagai peserta didik yang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler Magfirah
Nurfatima Yusuf menambahkan :
“Faktor penghambat yaitu masih ada peserta didik yang merasa tidak
memiliki minat dan bakat di ekstrakurikuler yang ada di sekolah.”61
Kemudian ditambahkan oleh adinda Budi Prasetyo bahwa :
Faktor pendukung :
1. Semangat yang tinggi
2. Perhatian dari kepala sekolah dan guru
3. Perhatian dari senior diekstrakurikuler.
Faktor penghambat :
1. Orang tua yang awalnya kurang mendukung
2. Kurangnya manajemen waktu untuk membagi waktu belajar dan
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
3. Kestabilan emosi yang tidak seimbang sehingga berpengaruh untuk
mengikuti latihan setiap pekannya.62
Dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung dilaksanakannya pembinaan
karakter peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler yaitu: semangat dari
60
Fawzan Suma, S.Pd, S.Or, M.Pd, Guru PJOK dan Wali Kelas XI IPA (Wawancara
Daring, 25-04-2020) 61
Magfira Nurfatima Yusuf, Peserta Didik (Wawancara Daring, 28-04-2020) 62
Budi Prasetyo, Peserta Didik ( Wawancara Daring, 28-04-2020)
67
peserta didik itu sendiri dan dukungan dari sekolah yang mewajibkan setiap
peserta didik memiliki ekstrakurikuler. Sedangkan faktor penghambat adanya
pembinaan karakter peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler yaitu:
pergaulan peserta didik yang terkadang ikut-ikutan dengan temannya, masalah
waktu, orang tua yang kurang mendukung, sarana dan prasarana yang kurang
memadai serta faktor kemalasan dari peserta didik itu sendiri. Dari faktor-faktor di
atas menunjukkan bahwa pembinaan karakter peserta didik yang ada di SMA
Muhammadiyah 1 Makassar sudah berjalan dengan baik karena dukungan yang
penuh dari sekolah, pendidik, orang tua, serta masyarakat yang turut berperan
dalam pembinaan peserta didik agar bisa menjadi lebih baik.
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang “Pola Pembinaan Karakter Melalui
Kegiatan Ekstrakurikuler Peserta didik di SMA Muhammadiyah 1 Makassar”,
maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Pembinaan karakter peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler adalah
dengan menggunakan beberapa pola yaitu: (1) Pola keteladanan misalnya
orang yang dewasa (guru, kepala sekolah, maupun orang tua) yang
menjadi teladan yang patut dicontoh oleh peserta didik. (2) Pola
pembiasaan (pembiasaan rutin dan pembiasaan spontan). Pembiasaan rutin
seperti pembiasaan sholat berjamaah, tadarus Al-Qur‟an, dsb. Pembiasaan
spontan meliputi sikap memberi salam, membuang sampah pada
tempatnya, dan sebagainya. (3) Pola demonstrasi misalnya guru/pembina
apabila telah memberikan pembelajaran kepada peserta didik, ada
waktunya guru/pembina memberikan waktu dalam pengevaluasian peserta
didik untuk mempraktikkan sejauh mana peserta didik mampu memahami
pembelajaran yang diberikan. (4) Pola pemberian nasihat yang diterapkan
selain dari kegiatan di kelas, diterapkan pula dalam kegiatan
ekstrakurikuler. (5) Pola berkelompok, bekerjasama, pemberian tantangan
dalam kegiatan kepramukaan/HW.
2. Bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang rutin dilaksanakan di SMA
Muhammadiyah 1 Makassar yang membawahi semua ekstrakurikuler
71
adalah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Ekstrakurikuler yang wajib
ada di sekolah Muhammadiyah adalah Hizbul Wathan(HW) dan tapak
suci, dan ekstrakuikuler tambahan yaitu Palang Merah Remaja (PMR),
Futsal, marching band, dan allughatul „arabiyah . Program rutin di
sekolah yaitu pembelajaran MBTA setiap hari sebelum pembelajaran
dimulai, sholat duha sebelum jam istirahat dan sholat zuhur secara
berjamaah.
3. Faktor pendukung dilaksanakannya pembinaan karakter peserta didik
melalui kegiatan ekstrakurikuler yaitu: semangat dari peserta didik itu
sendiri dan dukungan dari sekolah yang mewajibkan setiap peserta didik
memiliki ekstrakurikuler. Sedangkan faktor penghambat adanya
pembinaan karakter peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler yaitu:
pergaulan peserta didik yang terkadang ikut-ikutan dengan temannya,
masalah waktu, orang tua yang kurang mendukung, sarana dan prasarana
yang kurang memadai serta faktor kemalasan dari peserta didik itu sendiri.
72
B. Saran
Setelah penulis menarik beberapa kesimpulan dari uraian-uraian dalam
skripsi ini, maka selanjutnya penulis akan mengemukakan saran-saran sebagai
bahan pertimbangan untuk menerapkan dan mengembangkan hasil pikiran yang
diluangkan dalam skripsi dan mempunyai sumbangsi moril bagi masyarakat,
bangsa dan negara, antara lain:
1. Kepada Guru dan pembina ekstrakurikuler untuk lebih memperhatikan
potensi dan kreatifitas yang dimiliki peserta didik dan memberikan
dukungan dan motivasi kepada peserta didik dengan menciptakan suasana
pembelajaran atau pelatihan yang dapat mengasah potensi dan kreatifitas
pada anak agar menjadi generasi yang berkarakter.
2. Kepala Sekolah dan pemerintah diharapkan agar meningkatkan,
melancarkan serta menyukseskan program kegiatan ekstrakurikuler dan
fasilitas. Karena itu merupakan salah satu wadah untuk peserta didik
dalam menyumbangkan potensi dan kreatifitasnya.
3. Bagi Peserta didik diharapkan memanfaatkan fasilitas yang disediakan
oleh Sekolah yang dapat menunjang proses pembelajaran dan kegiatan
ekstrakurikuler.
4. Diharapkan agar hubungan antara sekolah dan masyarakat setempat lebih
ditingkatkan lagi sebagai lingkungan peserta didik dalam pelaksanaan
pendidikan, pengajaran sekaligus pembinaan agar peserta didik menjadi
generasi yang berkarakter baik sehingga mampu membawa pengaruh
positif bagi lingkungannya.
73
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur‟an dan Terjemahan.2005. Depok : Al-Huda
Abdul Majid dan Diyan Andayani. 2011. pendidikan karakter perspektif islam.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Abdul Rachman Shaleh. 2005. Pendidikan Agama & Pembangunan Watak
Bangsa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Ahmad Sadam Husaein. 2013. Upaya Pembinaan Karakter Religius dan Disiplin
Melalui Kegiatan Keagamaan di SMP N 2 Kalasan Sleman Yogyakarta.
Skripsi: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. h. 15. Diakses 09-01-
2019 pukul 22:35 wita.
Budi Prasetyo. Peserta Didik SMA Muhammadiyah 1 Makassar. Wawancara
Daring, 28-04-2020)
Drs. Amir, MR, MM. Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Makassar .
Wawancara Daring, 28-04-2020
Endri Agus Nugraha. “Membangun dan Mengembangkan Karakter Anak dengan
Menyelaraskan Pendidikan Keluarga dan Sekolah”. dalam
http://freegratissemua-aiendri.blogspot.com
Fawzan Suma, S.Pd, S.Or, M.Pd. Guru PJOK dan Wali Kelas XI IPA SMA
Muhammadiyah 1 Makassar. Wawancara Daring, 25-04-2020
Imam Gunawan. 2017. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta:
Bumi Aksara
Imam Ibnu Katsir. Tafsir Ibnu Katsir Terj. Arif Rahman Hakim. MA.dkk. 2015.
Jilid 8 Surakarta : Insan Kamil
John M.Echolas dan Hasan Shadily. 2006. Kamus Inggris-Indonesia Jakarta:
Gramedia
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Khadafi Idrus, S.Pd. Guru PPKN SMA Muhammadiyah 1 Makassar. Wawancara
Daring, 28-04-2020
74
Ki Hajar Dewantara.Pendidikan. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman
Peserta didik
Lores Bagus. 2005. Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia
Moh Uzer Usman dan Lilis Setiawati. 1993. Upaya optimalisasi Kegiatan
Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya
Novan Ardy Wiyani. 2013. Konsep. Praktik. dan strategi membumikan karakter
di SD. Yogyakarta:Ar-Ruzz Media
Noor Yanti. Rabiatul Adawiyah. Harpani Matnuh. Jurnal: Pendidikan
Kewarganegaraan. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Dalam Rangka
Pengembangan Nilai-Nilai Karakter Peserta didik Untuk Menjadi Warga
Negara yang Baik Di SMA Korpri Banjarmasin. vol. 6. No. 11 thn 2016.
h. 4. Diakses pada 12-11-2019 pukul 12:02 Wita.
Rahma, S.Pd. Guru Akidah Akhlak dan Pembina Pramuka/HW SMA
Muhammadiyah 1 Makassar. Wawancara Daring 28-04-2020
Rahmat Hidayat, S.Pd. Guru IPS dan Wali Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 1
Makassar. Wawancara Daring 28-04-2020
Ridwan Abdullah. Muhammad Kadir. 2010. Pendidikan Karakter :
Mengembangkan karakter anak yang islami. Cet, 1 : Jakarta : Bumi
Aksara
Rohinah MN. 2012. Membangun Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler.
Yogyakarta: Insan Madani
Rusmiaty. 2010. Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler terhadap Prestasi Belajar
Peserta didik Man Pinrang. Skripsi: Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar. h.11. Diakses 02-11-2019 pukul 12 : 21 wita.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif.
Kualitatif. Research and Development. Bandung Alfabeta
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta
Sulaiman Saat. Sitti Mania. 2018. Pengantar Metodologi Penelitian. Penerbit
Sibuku
Syaikh Shafiyyurrahman Al- Mubarakfuri. 2016. Sirah Nabawiyah. terj. Kathur
Suhardi. Cet. 46; Jakarta: Pustaka Al-Kautsar
75
Syaepul Manan. Jurnal: Pendidikan Agama Islam -Ta‟lim. Pembinaan Akhlak
Mulia Melalui Keteladanan dan Pembiasaan. Vol. 15 No. 1 thn 2017. h. 4.
Diakses 2-11-2019 pukul 10:23 wita.
Syafi‟in. 2017. Model Pengembangan Diri Peserta didik Melalui Kegiatan
Ekstrakurikuler Di MI Muhammadiyah 13 Sendangagung Paciran
Lamongan. Skripsi: Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang. h. 30-32. Diakses 2-11-2019 pukul 10:23 wita.
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2016. Cet.7. Jakarta : Sinar Grafika
Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter : Konsepsi dan aplikasinya dalam
Lembaga Pendidikan. Jakarta : Kencana
76
RIWAYAT HIDUP
Andi Astitah, Lahir di Bone, tanggal 10 bulan Agustus Tahun
1998 Masehi. merupakan anak ke- satu dari tiga bersaudara,
buah hati dari bapak Andi Muchtar dan ibu Hafsawati, mulai
memasuki jenjang pendidikan formal di SD INP 12/79
Polewali, kemudian melanjutkan pendidikan di MTS Negeri 4 Bone, kemudian
penulis melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 11 Bone dan lulus pada tahun
2016. Setelah menamatkan Pendidikan di SMA Negeri 11 Bone, penulis
melanjutkan pendidikan kejenjang perguruan tinggi di Universitas
Muhammadiyah Makassar dan mengambil Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Agama Islam pada tahun 2016.
77
L A M P I R A N
78
KEGIATAN WAWANCARA
PEDOMAN WAWANCARA
Kepala Sekolah Dan Guru
1. Bagaimana karakter peserta didik dalam lingkungan sekolah ?
2. Apa saja bentuk kegiatan ekstrakurikuler di SMA Muhammadiyah 1
Makassar ?
3. Apakah dalam kegiatan ekstrakurikuler terdapat nilai-nilai pembentukan
karakter pada peserta didik ?
4. Dalam pembinaan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler, apakah ada
pembinaan yang dilakukan selain Pramuka/HW? Misalnya kegiatan
upacara, kegiatan memperingati hari-hari besar/bersejarah, atau kegiatan
sholat berjamaah di mesjid.
5. Pola pembinaan apa yang diterapkan dalam kegiatan ekstrakurikuler di
sekolah ini, guna membina karakter peserta didik yang ada di SMA
Muhammadiyah 1 Makassar?
6. Nilai-nilai apa sajakah yang tercermin atau yang diaplikasikan oleh
peserta didik yang ikut serta dalam kegiatan ekstrakurikuler ?
7. Apa saja kebiasaan-kebiasaan yang diterapkan di sekolah ini guna
pembinaan karakter peserta didik ? Misalnya: menghargai yang lebih tua,
jabat tangan, disiplin, dsb.
8. Apa faktor pendukung dalam kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah
ini ?
9. Apa faktor penghambat dalam kegiatan ekstrakurikuler yang ada di
sekolah ini ?
79
Pembina Ekstrakurikuler
1. Menurut bapak, bagaimana pentingnya pembinaan karakter yang
diterapkan dalam lingkungan sekolah terutama dalam kegiatan
ekstrakurikuler Pramuka/HW ?
2. Dalam kegiatan ekstrakurikuler Pramuka/HW dilakukan / diadakan berapa
kali dalam 1 pekan/ dalam 1 bulan ?
3. Setiap hari apa dan jam berapa, serta bertempat di mana ?
4. Apa tujuan d ari kegiatan ekstrakurikuler Pramuka/HW ?
5. Materi apa saja yang diberikan dalam kegiatan ekstrakurikuler
Pramuka/HW ?
6. Pola pembinaan apa yang diterapkan dalam kegiatan ekstrakurikuler ini,
guna membina karakter peserta didik yang ada di SMA Muhammadiyah 1
Makassar ?
7. Kegiatan apa saja yang dilakukan dalam kegiatan ekstrakurikuler
Pramuka/HW ?
8. Nilai-nilai apa yang diterapkan/diajarkan dalam kegiatan ekstrakurikuler
Pramuka/HW ?
9. Apa sikap atau karakter peserta didik yang dapat terlihat atau tercermin
dalam lingkungannya terutama di lingkungan sekolahnya ?
10. Apa faktor pendukung dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler
Pramuka/HW ?
11. Apa faktor penghambat dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler
Pramuka/HW?
80
Untuk Peserta didik
1. Ekstrakurikuler apa saja yang ada di SMA Muhammadiyah 1 Makassar?
2. Bagaimana tanggapan anda terkait kegiatan esktrakurikuler di SMA
Muhammadiyah 1 Makassar?
3. Bagaimana peran ekstrakurikuler di SMA Muhammadiyah 1 Makaasar?
4. Apa faktor pendukung dalam kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah
ini ?
5. Apa faktor penghambat dalam kegiatan ekstrakurikuler yang ada di
sekolah ini ?
81
DOKUMENTASI WAWANCARA
Gambar 1 : Wawancara Daring deangan Bapak Drs. Amir, MR, MM, Kepala
Sekolah. (Selasa, 28-04-2020)
Gambar 2 : Wawancara Daring dengan Ibu Rahma, S.Pd. Guru Akidah Akhlak
dan Pembina Pramuka/HW. (Selasa, 28-04-2020)
82
Gambar 3 : Wawanacara Daring dengan Bapak Fawzan Suma, S.Pd, S.Or, M.Pd.
Guru PJOK dan Wali Kelas XI IPA (Sabtu, 25-04-2020)
Gambar 4 : Wawancara Daring dengan Bapak Khadafi Idrus, S.Pd, Guru PPKN. (
Selasa, 28-04-2020)
83
Gambar 5 : Wawanacara Daring dengan Bapak Rahmat, S.Pd. Guru IPS dan Wali
Kelas XI IPS. (Selasa, 28-04-2020)
Gambar 5 : Wawancara Daring dengan Adinda Budi Prasetyo. Peserta Didik.
(Selasa, 28-04-2020)
84
Gambar 6 : Wawancara Daring dengan Adinda Magfirah Nurfatima Yusuf.
Peserta Didik ( Selasa, 28-04-2020)
85
DOKUMENTASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
Kegiatan esktrakurikuler Pramuka/HW
86
Ket: Gambar Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka/HW (sumber:Dokumentasi
Pembina Pramuka/HW). (Selasa, 28-04-2020)
Kegiatan Ekstrakurikuler Marching Band (MB)
Ket : Gambar Kegiatan Ekstrakurikuler Marching Band (sumber : Dokumentasi
Sekretaris MB, Budi Prasetyo). ( 28-04-2020)
87
Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR)
Ket : Gambar Kegiatan Ekstrakurikuler PMR, (sumber : Dokumentasi Sekretaris
PMR, Magfirah Nurfatima Yusuf). (Selasa 28-04-2020)
top related