pneumo cep hal us
Post on 05-Aug-2015
156 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Referat
Fitri Rizkiani
110 205 0063
Supervisor
Dr. dr. Djoko Widodo, Sp.BS
BAGIAN ILMU BEDAH SUBDIVISI BEDAH SARAFFAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR
2012
PENDAHULUAN
• Pneumocephalus, juga disebut aerokel atau pneumatokel intrasrebral, adalah adanya gas di dalam kompartemen intracranial (intraventrikel, intraparenkim, subarachnoid, subdural, dan epidural).
PENDAHULUAN
• 1866: pertama kali dideskripsikan oleh Thomas saat autopsy pasien trauma
• 1884: Chiari juga melaporkan temuannya saat autopsy, yakni pneumocephalus akibat komplikasi sinusitis etmoid kronik
• 1913: Luckett menggunakan foto polos kepala untuk mendiagnosis pneumocephalus
PENDAHULUAN
1914: Wolff pertama kali menggunakan istilah “pneumocephalus”
ANATOMI
•SCALP merupakan lapisan yang menutupi tulang kepala, meliputi :
1.Skin (Kulit)
2.Connective tissue.
3.Aponeurosis/ galea aponeurotica
4.Loose areolar tissue.
5.Perikranium
TULANG KEPALA
Kalvaria cranii (tabula eksterna, diploe, tabula interna)Basis cranii 3 fossa- Fossa anterior : tempat lobus frontalis- Fossa media : tempat lobus temporalis- Fossa posterior : tempat batang otak dan serebellum
ANATOMI TULANG KEPALA
LAPISAN MENINGS
•Duramater. Selaput yang melekat erat dengan tabula interna terdiri atas jaringan ikat fibrosa.•Duramater terdiri dari 2 lapisan, yaitu lapisan endosteal dan lapisan meningeal.
LAPISAN MENINGS Lapisan arachnoid
merupakan membran tidak permeabel, halus, menutupi otak dan terletakdiantara piamater dan duramater.
Piamater merupakan suatu membran vaskuler yang secara erat menyokong otak, menutupi gyrus, dan turun ke dalam sulkus yang terdalam.
PEMBULUH DARAH OTAK
Pembuluh darah arteri otak terbagi atas jalur karotis dan jalur vertebrobasiler.
Yang berperan pada cedera kepala yaitu a.meningea (anterior, media dan posterior). A.meningea media >> sering menyebabkan perdarahan epidural.
Pembuluh darah vena berjalan pada permukaan otak menuju sinus sagitalis superior digaris tengah disebut “Bridging Veins” atau jembatan-jembatan vena yang menyebabkan perdarahan subdural.
CAIRAN SEREBROSPINALIS(LIQUOR SEREBROSPINALIS)
Cairan serebrospinalis (CSS) dihasilkan oleh pleksus khoroideus yang terletak dalam ventrikel lateralis baik kanan maupun kiri foramen monro ventrikel III akuaduktus sylvius ventrikel IV 2 foramen Luschka di sebelah lateral dan 1 foramen Magendie di sebelah media ruang subarachnoid dan medula spinalis vili arachnoidalis sinus sagitalis superior sistem vena
FISIOLOGI
TIK normal (istirahat) kira-kira 10 mmHg (136 mmH2O)
TIK > 20 mmHg dianggap tidak normal dan TIK > 40
mmHg termasuk dalam kenaikan TIK yang berat.
Doktrin Monro-Kellie “Volume intrakranial selalu konstan, karena rongga kranium pada dasarnya merupakan rongga yang tidak mungkin mekar”.
TIK yang normal tidak berarti tidak adanya lesi massa
intrakranial, karena TIK umumnya tetap dalam batas
normal sampai kondisi penderita mencapai titik
dekompensasi.
FISIOLOGI
Tekanan Perfusi OtakTekanan perfusi otak (TPO) = MAP – ICP
Aliran Darah Otak (ADO) Normal 50 mL/100 gr jaringan otak/menit
ETIOLOGI
• Dalam penelitian Markham pada 295 kasus pneumocephalus:–73,9 % disebabkan oleh trauma,
–12,9 % neoplasma, –8,8% infeksi, –3,7 % post operasi,
ETIOLOGI Defek cranium
Post operasi○ Kraniotomi○ Operasi sinus transpenoidal atau endoskopi○ Pemasangan stunt○ Drainase SDH kronik dengan twist drill
Post trauma○ Fraktur sinus atau basis kranii○ Fraktur cranium terbuka yang disertai laserasi
duramater○ Defek cranium atau tegmen tympani congenital
Erosi tengkorak atau basis kranii akibat neoplasma
ETIOLOGI
Osteoma, epidermoid, tumor hipofisis Infeksi oleh mikroorganisme penghasil
gas Post tindakan invasive
Punksi lumbalVentrikulostomiAnestesi spinal
Barotraumas
GEJALA KLINIS
• Mual, • Muntah, • Nyeri kepala• Pusing,• Penurunan
status neurologis,
• Demam,
Letargi, Gangguan bicara, Gangguan penglihatan
(skotoma, penglihatan ganda, hemianopsia),
Kejang, Parese Ataksia, Tanda-tanda infeksi,
kesadaran, respon pupil, dan reflex motorik harus diperhatikan dengan baik.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Gambar 1 CT scan kepala post operasi pada pasien umur 53 tahun yang menjalani reseksi adenoma hipofisis transspenoidal menunjukkan (A) “Mount Fuji Sign” dan (B)
“air bubble sign”
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Gambar 2 Foto polos kepala pada pasien laki-laki 26 tahun yang masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri kepala persisten yang dialami sejak 1 tahun dan resisten terhadap analgesic, dan
tinnitus pada telinga kiri. Pemeriksaan fisis dan neurologis dalam batas normal. Pasien kemudian didiagnosis dengan osteoma sinus frontal. Foto menunjukkan (A) Kumpulan udara
intracranial pada regio frontal kiri dan lesi osseous halus pada sinus frontal kiri (panah). (B) Foto lateral menkonfirmasi bahwa kumpulan udara terletak intracranial.
PENATALAKSANAAN• dalam 85% kasus, absorpsi
udara terjadi dalam minggu pertama
• curigai tension pneumocephalus konsultasi bedah saraf
• Hyman: terapi konservatif dalam fase akut pada pasien tension pneumocephalus spontan yang masuk rumah sakit dengan koma, dapat meberikan hasil yang baik.
PENATALAKSANAAN
Terapi konservatif: bed rest, analgesia, elevasi kepala, hindari batuk, bersin, atau maneuver
Valsalva.Terapi hiperosmolar berupa manitol juga
dapat digunakan sebelum dilakukan terapi operasi.
PENATALAKSANAAN• Indikasi operasi definitive:
– hipertensi intracranial yang signifikan,– kebocoran kraniodura yang persisten, atau– pneumocephalus persisten yang tidak
membaik dalam satu minggu pertama. • Terapi tambahan lain yang direkomendasikan:
– pemberian laksatif ↓ tekanan intraabdomen saat peristaltic usus
– pemberian O2 percepat absorpsi pneumocephalus.
– terapi hiperbarik oksigen (HBO)
top related