pikiranrakyat -...

Post on 30-Mar-2019

219 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Pikiran Rakyato Senin o Selasa o Minggu• Rabu 0 Kamis 0 Jumat o Sabtu

12317 18 19

4 520

621

7 J...... 9 10 1122 ~ 24 25 26

12 1327 28

14 1529 30 31

OJan OPeb oMar OApr OMei eJun OJul 0 Ags OSep OOkt ONov ODes

Menghindari Krisis EkonomiJili

Oleh SULAEMAN RAHMAN NIDAR

S EPERTIdiketahui,bangsa Indonesia meng-alami krisis ekonomi pa-

dapertengahan1997yangdam-paknya dirasakan sekali pada1998. Krisis tahun 1997-1998di-kenal krisis jilid I, kemudian pa-da 2008 dikenal pula krisis jilid11.Hal itu karena kegagalan sub-prime mortgage diAmerika Se-rikat, dan salah satu korbannyayang banyak dibicarakan adalahBank Century.

Pada 2010, ketika terjadi kri-sisdiYunani, banyakorang kha-watir terhadap kemungkinanterulangnya krisis global 2008,dan menyebutnya dengan isti-lah krisis ekonomi jilid Ill. Eko-nomi Indonesia nyaris tersam-bar efeknya. Misalnya pada Mei2010, IHSG turun dari 2.834menjadi 2.514, meskipun seka-rang di kisaran 2.800 lagi. Efek-nya juga terjadi pada nilai tukarrupiah per dolar Amerika Seri-kat yang pada Mei 2010 mele-mah dari Rp 9.000 per dolarmenjadi Rp 9.378 per dolar dansaat ini menjadi Rp 9.210 per do-lar. Turun dan melemahnya duaindikator ekonomi tentunya ber-dampak pula terhadap dana as-ing di SBI (Sertifikat Bank Indo-nesia). Akibat guncangan Mei2010, dana asing di SBIyang se-mula Rp 85,8 triliun turun men-jadi Rp 45 triliun.

Pejabat Sementara.(Pjs.) Gu-bernur Bank Indonesia Darmin~--~~~~~~~~~~~

Nasution berpendapat, ekono-mi Indonesia pekan lalu beradapada zona kuning atau waspa-da. Demikian pula MenteriKeuangan Agus Martowardojomerasa kondisi ekonomi Eropaperlu diwaspadai karena bisaberdampak pada persepsi risi-ko investor yang menanamkanmodalnya di Indonesia. Para pe-modal asing terutama akan me-minta return atau imbal hasilyang tinggi atas penempatan da-na di Indonesia sehingga akanmemaksa bankatau lembaga ke-uangan lainnya di Indonesiauntuk menaikkan imbal hasilatau suku bunga.

Namun, efekkrisis Yunani ta-di bisa dikatakan mereda dengankembali naiknya IHSG dan me-nguatnya nilai tukar rupiah ter-

.hadap dolar. Agar ekonomi In-donesia tidak tersengat krisis

Kliping Humas Unpad 2010

Yunani terlalu dalam, makamenghindar dari krisis ekono-mijilid III menjadi keharusan.Dalam beberapa hari ke depan-perlu diwaspadai kebijakan-ke-bijakan dan regulasi yang dite-rapkan oleh negara-negara Ero-padalammenangkalbahayakri-sisYunani.

Pada 10 Mei 2010, dirilis da-lam suatu berita surat kabar ibukota bahwaJerman dan Prancissiap melakukan pelaranganshort selling atau kontrol ketatshort selling. Hal ini berarti duanegara tersebut menyadari an-caman efek krisis Yunani mulaidirasakan. Short selling adalahtransaksi yang bertaruh hargaakanjatuh. Short selling yangbiasanya dilakukan di pasar mo-dal (saham) adalah spekulasi dipasar modal yang dampaknyaakan memperburuk indeks har-ga saham di negara yang ber-sangkutan. Kejadian itu pernahterjadi di Indonesia, sehinggapemerintah melakukan pela-rangan pada saat terjadi krisisekonomijilid n.

Lembaga keuangan tingkatdunia, IMF (InternationalMonetary Fund) mengingatkankrisis Yunani atau krisis Eropaberisiko menghantui kawasanAsia.Risikodatang dari kemung-kinan terganggunya perdagang-an global yang pada gilirannyamenurunkan permintaan pro-duk ekspor negara-negara di ka-wasan Asia. Siapkah Indonesiamenghadapi kemungkinan ter-jadinya krisis ekonomijilid III?

III

Melihat pengalaman masa la-lu atau menghadapi krisis eko-nomijilid 11,sepertinya peme-rintah sudah mempunyai peng-alaman. Sehingga kita bisa me-lihat bagaimana mantan Men-teri Keuangan SriMulyani mern-bentuk lembaga KSSK(KomiteStabilitas Sistem Keuangan). Da-ri namanya jelas komite itu ber-tujuan menghadapi kemung-kinan efek krisis agar Indonesiamemiliki stabilitas keuanganyang diinginkan.

Berdasarkan kasus yang ber-kembang pada Bank Century,sulit mendefinisikan indikatorkrisis. Sedemikian rumitnyaserta kompleksnya, karena jugadiakibatkan globalisasi pasar ke-uangan, KSSK sampai saat inibelum bisa menyepakatirumusan indikator ukuran kri-sis dengan Dewan PerwakilanRakyat (DPR). Pada kasus BankCentury ada perdebatanmengenai ukuran dampak sis-temis, akibatnya tidak ada katasepakat antara pemerintah danDPR, kapan suatu kondisi akanberdampak sistemis.. Analisis risiko terhadap pa-sar keuangan dapat dibagi kedalam dua bagian, risiko siste-matis dan risiko yang tidak sis-tematis. Risiko sistematis akanbanyak dipengaruhi indikator-indikator makro atau global, di-sebabkan tinjauannya adalahnegara. Maka kondisi makro pa-da tingkat global atau kawasanbisa diproyeksikan sebagai risi-ko sistematis. Perubahan indi-

kator ekonomi global atau du-nia berarti risiko sistematis yangakan berdampak sistemis ter-hadap ekonomi Indonesia. Wa-jar jika perlu waspada terhadapapa yang terjadi di pasar ke-uangan global atau dunia.

Risiko yang tidak sistematisyaitu risiko yang melekat padakondisi pengelolaan negara yangbersangkutan. Misalnya, indi-kator CDS (credit default swap)bisa dijadikan indikatortingkatrisiko sebuah instrumen inves-tasi di suatu negara. Makin ting-gi tingkat CDS, berarti makintinggi tingkat risiko berinvesta-si portfolio di negara bersang-kutan. BilaCDSdi suatu kawas-an mengalami peningkatan ri-siko, bisa dimungkinkan ada-nya kesulitan keuangan padakawasan tersebut. Karena eko-nomi yang terbuka dan terinte-grasi yang mengakibatkan risi-ko globallebih mudah berpe-ngaruh terhadap suatu negara.Maka CDS bisa menjadi satucontoh indikator yang bisa di-sepakati untuk ukuran krisisyang akan berdampak pada ri-siko sistemik.

Alangkah baiknya bila komu-nikasi antara pemerintah danDPRbisa berjalan dengan baik,sehingga kesiapan menghinda-ri dari dampak krisis ekonomi.jilid III bisa dilaksanakan, ***

Penulis, dosenDepartemenManajemen dan Bisnis FEUnpad, anggota ISEI CabangBandung.

top related