photofolio edisi 1
Post on 28-Mar-2016
221 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PHOTOFOLIO LPM JOURNAL
JANUARI 2012
“LANGKAH”
LANGKAH Awal, Mulai Saja!
Selamat datang di dunia lensa dan tetekbengek-nya itu, dimana semua visual dapat kita rekam. Skeptislah secara 5W + 1H terhadap kata rekam. Maka kalian akan memahami bahwa merekam itu adalah membingkai moment. Apapun, siapapun, dimanapun dan kapanpun dapat kita rekam beku ke dalam frame foto. Mengapa kita melakukan hal ini? Selain alasan kesukaan, kita perlu merekam sesuatu agar di kemudian hari nanti kita mempunyai sejarah. Caranya, hanya dengan menekan tombol shutter pada kamera. Tapi ternyata tidak itu saja. :D
Lalu apa saja? Sambil jalan, lah. Kita berproses menjadi bisa; menemukan apa saja itu. Penting: hargailah proses. Seperti portfolio fotografi LPM Journal kita ini. Kita jangan terlalu lama memikirkan konsep tanpa menerjunkan LANGKAH pertama. Ternyata setelah first step, LANGKAH ini terasa begitu nyata meskipun seadanya dulu deh.
Ada empat rubrik; foto tema, esai, bebas, kamar gelap. Sesuai judulnya, aku kira teman-teman sudah bisa memahami isi rubriknya. Khusus kamar gelap perlu aku jelaskan. Itu berisi dokumentasi kegiatan LPM Journal pada bulan terbitnya portfolio ini. Di "kamar gelap" inilah kita bisa melihat apa yang sudah kita lakukan di Journal. Sebagaimana arti kamar gelap dalam dunia fotografi; tempat memproses film negatif. Maka di "kamar gelap" inilah kita berproses untuk Journal.
Terimakasih untuk kontributor foto di edisi pertama ini. Kalian membantu secara nyata. Bagi yang belum ngasihin fotonya, terimakasih juga kalian sudah membantu di belakang layar. Tapi selanjutnya, kontribusi yaa. ;)Terimakasih. terimakasih. Terimakasih. Sampai jumpa lagi di edisi berikutnya, Insya Allah Februari 2012. Salam kokang, salam jepret! :D
Divisi Media - Sub Fotografi
PHOTOFOLIO LPM JOURNALJANUARI 2012 2
JENDELA BIDIK
Kanan Dengan Kiri, Kiri Dengan KiriIlham Bagus Prastiko
Beberapa menyebut, menyeragamkan langkah adalah identitas dari intimnya kebersamaan. Kiri dengan kiri, kanan dengan kanan. Namun dalam kenyataannya, keseragaman langkah tidak melulu sanggup membahasakannya. Dua foto ini di ambil di salah satu jembatan di Kebun Binatang Gembira Loka (02/04/11). Foto ini menggambarkan bagaimana sosok yang berada di samping individu menjadi lebih penting dibanding langkah itu sendiri. Maka mulailah berpikir. Kebersamaan adalah langkah yang berbeda, dengan membentuk tujuan yang sama.
Langkah kita sama, jarak dan arah kita berbeda.Foto: Ilham
FOTO TEMA
PHOTOFOLIO LPM JOURNALJANUARI 2012 3
PHOTOFOLIO LPM JOURNALJANUARI 2012 4
Perbedaan langkah, keseragaman jarak dan tujuan.Foto: Ilham
FOTO TEMA
Langkah BeraniSatrio Rizki D. - Sony Ericsson z610i
Dalam moshpit -istilah untuk menyebut kerumunan penonton dalam konser- hal ini disebut circle pit, yaitu beberapa penonton berlari membentuk lingkaran sambil memukul dan menendang ke segala arah sebagai bentuk apresiasi pada band yang sedang tampil. Meski terkesan brutal namun sportifitas tetap dijunjung tinggi, karena ada semacam aturan tidak tertulis bahwa terluka dalam moshpit adalah hal biasa dan siapapun yang terjatuh harus ditolong.
PHOTOFOLIO LPM JOURNALJANUARI 2012 5
FOTO TEMA
Bukan Korea Ini Indialokasi : km 0, 25 des 2011Foto: Fery Eka A.
Terpandang di sudut untuk sudut pandang
Tak ragu-ragu, ia memanjat tangga toilet umum demi mendapat sudut
pandang yang unik. #RoyalWeddingPutriSultan
Foto: Adam Ghifari N.(analog) Nikon F55, nikkor 80-300mm, Kodak
color plus ASA 200 (punya Bang Zani)
FOTO TEMA
Catwalk Jalan HidupkuBakat atau bukan, yang penting sudah berani mencoba. Puluhan model cilik tampil dalam peragaan busana anak. Masih dalam rangkaian Jogja Fashion Week 2011, (03/11/2011) di Jogja Expo Center.
Foto: Adam Ghifari N.
PHOTOFOLIO LPM JOURNALJANUARI 2012 8
Akan MelompatFoto: Ika Nurindah P.Tanggal: 21-05-2011Kamera: BlackBerry 8520
PHOTOFOLIO LPM JOURNALJANUARI 2012 9
FOTO TEMA
NaikFoto: Ika Nurindah P.Tanggal: 26-03-2011Kamera: BlackBerry 8520
FOTO TEMA
PHOTOFOLIO LPM JOURNALJANUARI 2012 10
Kesenian KetoprakMasih HidupReporter: Adam Ghifari N. & Diska N.A.
ESAI
Adalah salah satu upaya konkret pelestarian seni dan budaya, ketika puluhan siswa SLTA menjadi pemeran adegan dalam festival ketoprak.____
Udara panas terasa siang itu di tengah kota Yogyakarta. Namun suasana nyaman cukup terjaga oleh rindangnya pepohonan, di halaman depan kompleks Taman Budaya. Alunan musik gamelan dan suara percakapan terdengar dari sound system di dalam gedung Societet. Memang tidak banyak orang, karena pertunjukan yang terjadwal hari itu, 26 November 2011, baru akan dimulai pukul 19.30 malam. Siang itu cukup pemain dan kru yang berkepentingan saja untuk gladi resik. Di hari terakhir rangkaian acara Festival Ketoprak 2011 itu, kontingen Kabupaten Gunungkidul terjadwal sebagai peserta.
Gladi resik penting sebagai persiapan terakhir sebelum pementasan, apalagi untuk cabang seni teater tradisi ini. Menyatukan gerak teatrikal dengan musik pengiring tidak mudah. Seperti yang diceritakan oleh Gondhol Sumargiyono, sutradara kontingen Kabupaten Gunungkidul. Untuk festival tingkat propinsi ini, ia perlu waktu sekitar dua bulan dalam mempersiapkan pementasan, dari mulai penulisan naskah hingga latihan.
Sumargiyono untuk kedua kalinya dipercaya Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul menjadi sutradara. Pada festival serupa tahun lalu, ia merangkul para seniman dewasa sebagai pemeran. Namun, Sumargiyono yang mengajar di SMK Negeri 2 Wonosari, tahun ini mengerahkan anak didiknya. Ditambah beberapa siswa dari sekolah lain. Ia memilih cara demikian untuk mempermudah proses latihan. Dan tujuan yang lebih penting, tentu memperkenalkan ketoprak kepada generasi muda.
Sebagai orang yang menekuni kesenian bidang teater tradisi, Sumargiyono merasa mempunyai tanggungjawab moral untuk mewariskan apa yang telah ia pelajari kepada generasi muda. Itulah mengapa ia membuat pementasan ketoprak ini seperti kolosal, yang diikuti lebih dari 50 pemain. Dengan banyaknya siswa sekolah yang berperan dalam pementasan ini, proses pengenalan dan regenerasi kesenian ketoprak akan semakin signifikan dibandingkan jika hanya beberapa orang saja.
PHOTOFOLIO LPM JOURNALJANUARI 2012 12
ESAI
PHOTOFOLIO LPM JOURNALJANUARI 2012 13
ESAI
Usai gladi resik, mereka turut membantu petugas mengatur pencahayaan panggung. Memang bukan tugas pemain. Tetapi pencahayaan itu hal penting dalam pementasan; berarti mempengaruhi kualitas pertunjukan mereka.
PHOTOFOLIO LPM JOURNALJANUARI 2012 14
ESAI
PHOTOFOLIO LPM JOURNALJANUARI 2012 16
ESAI
Catatan: Ini foto yang buruk
pencahayaannya. Mungkin kontras
bisa diminimalkan dengan
permainan exposure
compensation dan exposure lock
pada mode aperture priority/Av.
PHOTOFOLIO LPM JOURNALJANUARI 2012 17
ESAI
Penabuh gamelan dan sinden berada di depan panggung. Mereka tidak terkena lighting. Gelap, sama seperti kursi penonton. Sehingga untuk membantu penerangan alat-alatnya, mereka menggunakan lilin.
PHOTOFOLIO LPM JOURNALJANUARI 2012 18
ESAI
Tak Terbatas Konsep Asli
Ketoprak, dalam upaya pelestariannya, perlu semacam pengembangan agar tidak terkesan statis di mata generasi muda. Sebenarnya ketoprak memang tidak statis, versinya bisa macam-macam. Namun di rana festival tentu lebih mengarah ke konsep baku. Tapi jika untuk keperluan pengenalan, tidak perlu ngotot harus menggunakan konsep baku.
Bakunya konsep ketoprak dalam festival sangat mudah dirasakan dari idiomnya. Iringan gamelan dan tembang harus ada. Namun ketika sudah pada tahap pengembangan, ketoprak ini dapat lebih lentur. “Sekarang sudah ada ketoprak humor, mau diapakan pun boleh,” kata Sumargiyono.
Cerita yang dimainkan oleh Gunungkidul pada festival ketoprak ini berjudul Udharing Janget Kinatelon. Menggambarkan perpecahan kerajaan Mataram Ngayogyakarta, Mataram Surakarta dan Mangkunegaran, dimana ketiganya itu sebenarnya adalah saudara.
Cerita tentang perpecahan ini mengandung sisi positif, yaitu pesan moral. Persatuan dan kesatuan harus dijaga. Kesadaran terhadap persaudaraan itu penting untuk menjaga keutuhan. Politik adu domba tak seharusnya membutakan pandangan persaudaaran. <>
PHOTOFOLIO LPM JOURNALJANUARI 2012 20
ESAI
Kisah percintaan dan humor terdapat di dalam cerita ini, meskipun secara garis besar menggambarkan perselisihan dan perpecahan.
The sequence of Ika(n)Setelah sukses dengan hits-nya "Kolam Ika(n)",
kini ia meluncurkan album baru. Terapi Ika(n). Hahaha
PHOTOFOLIO LPM JOURNALJANUARI 2012 21
BEBAS!
Tiga kali dua dalam tigaFoto: Adam Ghifari
PHOTOFOLIO LPM JOURNALJANUARI 2012 22
BEBAS!
Minggirlah, Nak!Derita 18-55 mm ((masih) pinjeman). Kenapa kamu jongkok di situ? Mana simbokmu?Foto: Adam Ghifari
Ronde-nya manis. Kamu juga.Nih cewek tau aja dipotret. Padahal dari jauh, dari dalam bis kota. Gue pake tele 80-300 mm Nikon F55 boleh pinjem punya Bang Zani. he he
Foto: Adam Ghifari
PHOTOFOLIO LPM JOURNALJANUARI 2012 23
BEBAS!
Nenek Penjual Endhog AbangFoto: Ika Nurindah P.Tanggal: 21-01-2012Kamera: BlackBerry 8520
BEBAS!
PHOTOFOLIO LPM JOURNALJANUARI 2012 24
MengayuhFoto: Ika Nurindah P.Tanggal: 30-11-2011Kamera: BlackBerry 8520
PHOTOFOLIO LPM JOURNALJANUARI 2012 25
BEBAS!
Menanti OmbakFoto: Ika Nurindah P.Tanggal: 15-05-2011Kamera: BlackBerry 8520
Calon Anggota Journal Mengikuti Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar
Di awal tahun ini, Journal menyelenggarakan Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar (PJTD). Kegiatan yang merupakan kelanjutan dari penerimaan calon anggota baru angkatan 2011 ini diikuti oleh 24 mahasiswa. Saat ini mereka berstatus calon anggota karena belum dilantik.
Pelatihan hari pertama, Jumat (6/1) kemarin telah selesai. Diawali dengan materi pengetahuan pers dan jurnalistik. Kemudian, karena Journal sebagai Lembaga Pers Mahasiswa maka diberikan materi ideologi Persma. Agar calon anggota mengenal organisasi yang dipilihnya ini, maka mereka diberikan pengetahuan ke-Journal-an. Pada materi ini dibahas ranah kerja, struktural hingga kegiatan Journal.
Calon anggota mengikuti pelatihan ini dengan panuh antusias. Terlihat dari banyaknya pertanyaan ketika ada kesempatan bertanya saat sesi materi.
Hari Kedua: Penulisan
Materi di hari pertama adalah keorganisasian; mengenalkan Pers Mahasiswa di Indonesia, dan internal Journal itu sendiri. Namun di hari kedua ini, peserta akan diajak memahami masalah penulisan. Mulai dari pengenalan berita, teknik reportase hingga penulisan.
Peserta akan diberi tugas turun langsung ke lingkungan sekitar untuk reportase. Mereka dibagi menjadi beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok akan didampingi seorang panitia.
Laporan berita: Adam Ghifari N. (seksi Pubdekdok)
PHOTOFOLIO LPM JOURNALJANUARI 2012 27
KAMAR GELAP
PHOTOFOLIO LPM JOURNALJANUARI 2012 28
KAMAR GELAP
PJTD Usai, Calon Anggota Journal Dihimbau Tetap Mengikuti Tahap Selanjutnya
Kemarin, Minggu (8/1), adalah hari terakhir Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar (PJTD) LPM Journal. Dua hari sebelumnya, peserta secara intensif menerima materi keorganisasian dan jurnalistik. Namun di hari terakhir, panitia merangkul peserta dengan kegiatan belajar yang sifatnya santai dan menyenangkan untuk mengurangi kejenuhan.
Diawali dengan gerakan pemanasan tubuh, peserta dan panitia mengikuti games di halaman wisma. Setelah itu peserta mengikuti sesi materi fotojurnalistik sekitar satu jam. Ini materi terakhir dalam rangkaian PJTD. Fotojurnalistik yang dibahas di PJTD lebih ditekankan pada teknik dasar fotografi, karena praktek foto berita telah dilakukan sebelum PJTD.
Untuk praktek fotografi sekaligus refreshing, peserta dan panitia berwisata ke Taman Wisata Gunung Merapi. Rombongan menuju ke obyek dengan “kereta” wisata. Sesuatu yang menyenangkan.
PJTD Belum Apa-apaMenurut Penanggungjawab (PJ) kegiatan PJTD, Sandwi D. Andri, memang tidak semua materi yang disampaikan dapat dipahami dengan sempurna oleh calon anggota. Tiga hari untuk pelatihan dirasa kurang cukup. “PJTD hanya langkah awal untuk mengenalkan materi jurnalistik. Namun secara keseluruhan, apa yang diharapkan tercapai,” kata Andri.
Andri juga menjelaskan, bahwa tujuan dari PJTD adalah calon anggota memahami jurnalistik, terutama reportase dan penulisan berita. Hal lain yang penting adalah calon anggota mengerti tentang Pers Mahasiswa (Persma) dan LPM Journal itu sendiri, mulai struktur organisasi hingga keredaksian. Selain kepentingan pelatihan, PJTD bertujuan mempererat hubungan sesama calon anggota dan dengan anggota.
Lutfi Fauziah, seorang calon anggota, menyampaikan kesan terhadap kegiatan ini. Menurutnya suasana saat materi sedikit membosankan, bahkan membuatnya mengantuk. “Mungkin kalau diselingi games kecil bakal bisa balikin semangat kami,” ujar Lutfi.
Di akhir acara, panitia dan peserta sudah mengadakan evaluasi bersama terhadap acara ini. Kesan serupa banyak dilontarkan calon anggota. Panitia menerima seluruh masukan untuk koreksi dan perbaikan kedepannya.
Terkait proses kaderisasi yang masih akan berlanjut, Pimpinan Umum LPM Journal Ika Nurindah Perwitasari mengingatkan para calon anggota bahwa masih banyak hal yang bisa digali dari LPM Journal. “Untuk para calon anggota supaya tidak cepat merasa puas terhadap apa yang kalian dapatkan dari PJTD ini,” himbau Ika.
“Tentang harapan, semoga kita bisa menjadi keluarga sampai akhir. Sampai kalian (calon anggota) menjadi alumni LPM Journal. Bukan hanya di awal saja,” ujar Ika menambahkan.
Laporan berita: Adam Ghifari N. (seksi Pubdekdok)
PHOTOFOLIO LPM JOURNALJANUARI 2012 29
KAMAR GELAP
PHOTOFOLIO LPM JOURNALJANUARI 2012 30
KAMAR GELAP
PHOTOFOLIO LPM JOURNALJANUARI 2012 31
KAMAR GELAP
PHOTOFOLIO LPM JOURNALJANUARI 2012 32
KAMAR GELAP
PHOTOFOLIO LPM JOURNALJANUARI 2012 33
KAMAR GELAP
top related