persatuan bangsa indonesia
Post on 05-Jul-2018
272 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 Persatuan Bangsa Indonesia
1/17
1
MENGENAL ORGANISASI PERJUANGAN ZAMAN PERGERAKAN
KEMERDEKAAN INDONESIA
PERSATOEAN BANGSA INDONESIA
OLEH:
ADITYO PUTRA DEHAAL (1306008)
PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2016
-
8/16/2019 Persatuan Bangsa Indonesia
2/17
2
Persatuan Bangsa Indonesia (PBI)
Jika kita menjelaskan Persatuan Bangsa Indonesia, tidak akan terlepas dari sebuah
kelompok belajar umum di Surabaya yang dikenal dengan Indonesische Studieclub
Surabaya/Kelompok Studi Indonesia1. Karena PBI sendiri telah didirikan sebagai penjelmaan
daripada Indonesische Studieclub di Surabaya tersebut. Indonesische Studieclub/Kelompok
Studi Indonesia merupakan kelompok studi yang pertama, yang didirikan pada tanggal 11 Juli
1924. Pendiri dan penggerak utamanya ialah Soetomo2 (bekas pemimpin Budi Utomo),
seorang dokter di Surabaya yang sebelumnya seorang anggota Perhimpunan Indonesia yang
aktif di Amsterdam 1919 dan 1923.3 dr. Soetomo (1888-1938) merupakan salah seorang
pendiri Budi Utomo, yang sekaligus pemimpin/ketua studieclub tersebut. Sebab utama
didirikannya Indonesische Studieclub ialah karena dr. Soetomo dan juga pemimpin nasionalis
lainnya menganggap azas “Kebangsaan Jawa” dari Budi Utomo sudah tidak sesuai lagi
dengan perkembangan rasa kebangsaan waktu itu.4
1 oleh Deliar Noer juga menyebutnya Surabaya Studie Club; lihat Deliar Noer. Gerakan Moderen Islam di Indonesia
1900-1942, (Jakarta : LP3ES, 1980), hal 269 2 lahir di Ngepeh, Nganjuk tanggal 30 Juli 1888, lihat Abdurrachman Surjomihardjo. Budi Utomo Cabang Betawi,
(Jakarta: Pustaka Jaya, 1980), hal 28. Selain beliau, Soekardjo Wirjopranoto ikut terlibat dalam mendirikan
Persatuan Bangsa Indonesia. 3 John Ingleson. Jalan ke Pengasingan : Pergerakan Nasionalis Indonesia Tahun 1927-1934, (Jakarta: LP3ES,
1983), hal 20-214 Marwati Djoened Poeponegoro dan Nugroho Notosusanto. Sejarah Nasional Indonesia jilid V , (Jakarta: Balai
Pustaka, 2008), hal 339
dr. Soetomo (1888-1938)
sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Soetomo
https://id.wikipedia.org/wiki/Soekardjo_Wirjopranotohttps://id.wikipedia.org/wiki/Soekardjo_Wirjopranoto
-
8/16/2019 Persatuan Bangsa Indonesia
3/17
3
Klub ini didirikan sebagian juga disebabkan oleh ketidaksenangan para pendirinya
dengan Budi Utomo, dan sebagian lagi karena kekecewaan mereka terhadap pengangkatan
seorang Belanda sebagai anggota pimpinan harian kota Surabaya (Wethouder ), suatu jabatan
yang menurut pendapat mereka hendaklah dipercayakan kepada orang Indonesia. Para
anggota Indonesia di dewan kota meletakkan jabatan sebagai protes terhadap pengangkatan
ini dan Soetomo pun mendirikan klub tersebut5 (dr. Soetomo adalah salah seorang dari orang-
5 Deliar Noer juga menyebutnya Surabaya Studie Club; lihat Deliar Noer. Gerakan Moderen Islam di Indonesia
1900-1942, (Jakarta : LP3ES, 1980), hal 269
sumber : http://wpapcommunity.com/site/index.php/gallery/wpap-challenge/ramadhan-dan-kemerdekaan/dr-soetomo-1584
-
8/16/2019 Persatuan Bangsa Indonesia
4/17
4
orang yang mendirikan Budi Utomo, tetapi tidak mendapat “kepuasan” lagi dalam Budi
Utomo). Selain penyebab-penyebab berdirinya Indonesische Studieclub/Kelompok Studi
Indonesia yang disebutkan di atas, hal lain penyebab didirikannya organisasi tersebut adalah
karena pada waktu itu gerakan nasionalis kekurangan orang-orang yang terlatih secara
akademis dan secara intelektual sejajar dengan pejabat Belanda. Maka dr. Soetomo mencoba
mengatasi kekurangan ini dengan membentuk studieclub tersebut untuk mengenai masalah
sosial, ekonomi dan politik di seluruh Jawa.6
Adapun tujuan dari Indonesische Studieclub Surabaya itu ialah : 1. De ontwikkelden in
de Inlandse samenleving op te wekken tot gemeenschapsbesef en politiek inzicht , artinya
“mendorong kaum terpelajar dari masyarakat bumiputra ke arah keinsyafan/kesaadaran
persatuan dan kepahaman politik”, 2. Hen (de ontwikkelden) door bespreking van nationale
en sociale vraaagstukken te bewegen tot gemeenschappelijke constructieve arbeid , artinya
“mengajak mereka, ialah kaum terpelajar, dengan jalan membahas persoalan-persoalan
nasional dan sosial untuk bekerja secara konstruktif”. Teranglah bahwa maksud dari
studieclub di Surabaya itu tidak hanya teoritis mempelajari persoalannya saja, tetapi
disamping itu juga bekerja praktis melaksanakan usaha-usaha yang konstruktif.7
Ini terlaksana dengan mendirikan beberapa usaha-usaha di lapangan sosial, antaranya
Indonesische Studieclub Surabaya/Kelompok Studi Indonesia mendirikan asrama-asrama
untuk para pelajar di Surabaya, untuk pelajar wanita dan pria didirikan asrama-asrama
6 Bernard H.M. Vlekke. Nusantara: Sejarah Indonesia, (Jakarta : KPG (Kepustakaan Populer Gramedia-Freedom
Institute, 2008), hal 419 7 Susanto Tirtoprodjo. Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia, (Jakarta : PT. Pembangunan, 1980), hal 58
Uang kertas seribu rupiah dengan
gambar dr. Soetomo emisi 1980
sumber : http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/museum/koleksi/uang/Default.aspx
Prangko seri dr. Soetomo keluaran
tahun 1962
sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:
Dr_Soetomo_1962_Indonesia_stamp.jpg
https://id.wikipedia.org/wiki/Berkashttps://id.wikipedia.org/wiki/Berkas
-
8/16/2019 Persatuan Bangsa Indonesia
5/17
5
tersendiri. Kemudian mendirikan yang dinamakan “Vrouwentehuis”, ialah rumah untuk
menampung wanita-wanita yang tersesat hidupnya untuk diberikan beberapa kepandaian yang
dapat dipergunakan untuk mencari penghidupannya dengan cara halal. Selanjutnya
mendirikan yang dinamakan “Weefschool ”, ialah suatu sekolah di mana diberi kesempatan
untuk belajar menenun. Ini beberapa contoh dari constructieve arbeid yang telah tercantum di
dalam Anggaran Dasar (AD) dari Indonesische Studieclub Surabaya/Kelompok Studi
Indonesia.8
Usaha-usaha lainnya yang dilakukan Indonesische Studieclub Surabaya/Kelompok
Studi Indonesia antara lain mendirikan koperasi perusahaan daging, pusat kerajinan, bank
kredit, Bank Nasional Indonesia dan sebagainya. Sedangkan propagandanya berhubungan
dengan koperasi berhasil dengan baik: di antaranya didirikan atas usahanya Persatuan
Cooperatie Indonesia, suatu organisasi pusat untuk pembelian barang-barang. Kemudian
Gedung Nasional Indonesia di Surabaya yang juga didirikan atas usaha Indonesische
Studieclub Surabaya/Kelompok Studi Indonesia.
Di bidang penerbitan, Indonesische Studieclub Surabaya/Kelompok Studi Indonesia
menerbitkan sebuah majalah yang bernama Soeloeh Ra’jat Indonesia. Majalah ini kemudian
disatukan dengan majalah Algemeene Studieclub di Bandung dengan nama Soeloeh Indonesia
Moeda. Satu tahun setelah berdiri, Indonesische Studieclub Surabaya/Kelompok Studi
Indonesia mengadakan Interinsulaire Vag atau Hari Nusantara di Surabaya, yang merupakan
pertemuan besar antara berbagai suku bangsa, seperti Jawa, Madura, Sumatera, Bali,
Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan lain-lain. Tujuan utamanya adalah menyebarluaskan
prinsip-prinsip persatuan dan solidaritas Indonesia.9
Sesudah berdiri sentral sarekat sekerja pegawai negeri (Persatuan Vakbonden Pegawai
Negeri (PVPN)), maka atas usaha studieclub di Surabaya; yakni Indonesische Studieclub
Surabaya/Kelompok Studi Indonesia dalam bulan Mei 1930 berdiri PSSI (Persatuan SarekatSekerja Indonesia), sentral dari sarekat-sarekat buruh, yang bukan pegawai pemerintah
kolonial. Yang bergabung dalam PSSI ialah Spoorbond Indonesia Jawa Timur, perserikatan
8 Susanto Tirtoprodjo. Op Cit , hal 58-59
9 http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/974/Indonesische-Studieclub-lSC diakses pada 23 Maret
2016/10.32 WIB
http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/974/Indonesische-Studieclub-lSC%20diakses%20pada%2023http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/974/Indonesische-Studieclub-lSC%20diakses%20pada%2023http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/974/Indonesische-Studieclub-lSC%20diakses%20pada%2023
-
8/16/2019 Persatuan Bangsa Indonesia
6/17
6
buruh penjahit dan percetakan, sarekat pembantu, sarekat sopir, sarekat penganggur, sarekat
buruh yang belum berorganisasi, yang semuanya itu berdiri dibawah pengaruh Indonesische
Studieclub Surabaya/Kelompok Studi Indonesia. Yang menjadi ketua ialah Rooslan
Wongsokusumo. Sentral ini akan bekerja di luar lapangan politik, yang tidak mengherankan,
karena ini adalah buah usaha dr. Soetomo (penasehat sentral). Dalam rapat-rapat umum di
Surabaya dalam bulan November 1929 dan dalam brosur istimewa yang ditulis dr. Soetomo
terhadap gerakan sekerjanya, dr. Soetomo ini telah menerangkan pendirian PSSI:
“Tujuan gerakan sekerja harus memperbaiki nasib kaum buruh (penaikan upah,
dikurangkannya waktu bekerja, undang-undang sosial untuk melindungi kaum buruh). Untuk
mencapai itu kaum sekerja harus terus menerus mengusahakannya dengan mengingati rasa
senasib-sepenanggungan, tetap tegap dan disiplin. Adapun usahanya: a. meminta kepada yang
berwajib mengadakan perbaikan- perbaikan, b. mencoba sendiri memperoleh perbaikan”.
Dalam hal itu harus di kesampingkan segala tujuan politik atau agama; karena aksi untuk dua
hal tersebut sudah dibentuk pula perkumpulan-perkumpulan/organisasi-organisasi yang
sengaja diadakan untuk dua hal itu saja.10
Persatuan Sarekat Sekerja Indonesia (PSSI) sentral sarekat sekerja partikulir ini lebih
kecil dibandingkan dengan Persatuan Vakbonden Pegawai Negeri (PVPN); yang merupakan
pusat sarekat sekerja pegawai negeri. Tahun 1931 PSSI hanya terdiri dari enam perkumpulan
(dengan anggota 1.800) di Jawa Timur. Jumlah ini naik menjadi lebih besar dengan makin
besarnya pengaruh partai dr. Soetomo, Partai Bangsa Indonesia (sebelumnya bernama
Persatuan Bangsa Indonesia/PBI), tetapi tetap masih lebih kecil daripada PVPN. Juga PSSI
memutuskan akan menggabungkan diri dalam Internasional Verbond van Vakverenigingen
pada Juli 1931. Anggota dari PSSI yakni “Sarekat Sekerja Indonesia” keluar dari sentral-
PSSI dr. Soetomo, sentral PSSI sendiri lambat laun menjadi makin terlepas dari “orang-orang
PBI” dan jatuh dalam pengaruh kaum PNI baru dan Partindo. Hal ini ditandai dengan
peristiwa pada tanggal 4-7 Mei 1933 di Surabaya diadakan Kongres Kaum Buruh Indonesia
yang pertama; PSSI disusun kembali dan berganti nama Centrale Perkumpulan Buruh
Indonesia (CPBI), sesudah membicarakan praeadvies-praeadvies dari PNI, Partindo, dan PBI.
Sentral yang tersusun baru ini bertujuan:
10 A.K. Pringgodigdo. Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia, (Jakarta : PT. Dian Rakyat, 1984), hal 90-91
-
8/16/2019 Persatuan Bangsa Indonesia
7/17
7
“berdasarkan selfhelp dan nasionalisme berusaha ke arah perbaikan nasib buruh Indonesia
di segala lapangan dan juga ke arah susunan baru dalam hal cara-cara produksi; yang saat
sekarang ini lebih ke arah kapitalis itu”.
Untuk mencapai ini CPBI akan memajukan organisasi semua buruh Indonesia di tiap-
tiap perusahaan dan mempersatukan perkumpulan-perkumpulan serikat sekerja itu. Karena
takut “politik” organisasi-organisasi yang ada di bawah pengaruh PBI tidak masuk ke dalan
sentral tersebut (sentral CPBI), maka kemudian didirikanlah oleh PBI satu sentral kecil baru
yang “tidak terpengaruh politik” (maksudnya terpengaruh partai politik lain selain PBI)
dengan nama Centrale Sarekat Sekerdja Indonesia (CSSI). Pendirian ini mendapat cela dari
pers karena dianggap tidak perlu, sebab pada waktu itu sudah terdapat tiga sentral serikat
sekerdja buruh partikulir, yaitu Radvakcin (di bawah Partindo), CPBI (yang kemudian beralih
ke bawah PNI) dan CSSI (bentukan baru PBI). Adapun yang menunjukan kegiatan terbesar
ialah CPBI. Jadi dapat dikatakan organisasi buruh partikulir PBI yang bernama PSSI tersebut
pada akhirnya diambil alih oleh pihak-pihak Partindo dan PNI-baru.11
Indonesische Studieclub Surabaya/Kelompok Studi Indonesia yang didirikan oleh dr.
Soetomo (salah seorang dari pendiri Budi Utomo, tetapi tidak mendapat kepuasan lagi dalam
Budi Utomo itu) berbeda atas dua hal dari Algemeene Studieclub di Bandung, yang dipimpin
oleh Ir. Soekarno. Perbedaan yang pertama ialah Indonesische Studieclub
Surabaya/Kelompok Studi Indonesia lebih mengutamakan hal-hal yang praktis (bersifat
praktik/tindakan) daripada Algemeene Studieclub, perbedaan yang kedua ialah berhubungan
dengan sikap non-kooperatif menurut keadaan (incidenteel ), sedangkan Algemeene
Studieclub itu non-kooperatif sebagai azas ( principieel ). Indonesische Studieclub
Surabaya/Kelompok Studi Indonesia bertujuan membangunkan kaum terpelajar supaya
mempunyai kesadaran kewajiban terhadap masyarakat dan memperdalam pengetahuannya
tentang politik; mengajak mereka supaya melakukan pekerjaan yang berfaedah bagi
masyarakat dengan dengan cara memusyawarahkan persoalan nasional dan sosial. Mengenai
hal bekerja bersama-sama dengan pemerintah kolonial, Indonesische Studieclub
11 A.K. Pringgodigdo. Op Cit , hal 165-166
-
8/16/2019 Persatuan Bangsa Indonesia
8/17
8
Surabaya/Kelompok Studi Indonesia bersikap bahwa dalam beberapa hal yang tertentu, boleh
jadi amat perlu kerjasama dengan pemerintah.12
Soetomo mengharapkan bahwa kelompok studi tersebut dapat menyatukan kaum
terpelajar Jawa, mengembangkan kesadaran mereka tentang Indonesia sebagai suatu bangsa
dan memberikan kepemimpinan kepada gerakan kebangsaan. Kelompok ini merupakan
organisasi orang Jawa di kota-kota yang mendapat pendidikan barat yang banyak daripadanya
menjadi anggota Budi Utomo sebelumnya tetapi yang, sebagaimana Soetomo, menganggap
Budi Utomo terlalu berorientasi Jawa dan kurang berorientasi Indonesia. Mula-mula,
kebanyakan anggotanya yang aktif adalah bekas anggota Perhimpunan Indonesia, tetapi
setelah berkembang, organisasi tersebut menarik orang-orang Jawa yang mendapat
pendidikan tingginya di Bandung dan Batavia.13
Pada bulan Oktober 1930, dr. Soetomo
mereorganisasi studieclubnya dan mengubahnya menjadi Persatuan Bangsa Indonesia (PBI),
yang dipandang dengan sangat curiga oleh pemerintah. Organisasi ini beralih ke bidang-
bidang kegiatan ekonomi dan sosial di Jawa Timur (menurut Marwati Djoened Poesponegoro
dan Nugroho Notosusanto, PBI yang terutama bekerja di Jawa Timur lemah di bidang
politik), seperti mendirikan balai-balai pengobatan, asrama-asrama mahasiswa, bank-bank
desa, biro-biro penasehat, dan lain-lain. Oleh karena itu, kegiatan organisasi ini serupa dengan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh organisasi-organisasi Islam. Bila Taman Siswa
memberi tantangan terhadap Islam di bidang pendidikan, maka PBI memberi tantangan di
bidang sosial dan ekonomi14
(menurut Ricklefs dalam buku yang sama dengan yang dikutip;
dr. Soetomo adalah seorang yang terkenal karena pandangannya bahwa Islam mengurangi
sentimen-sentimen nasionalistis yang selayaknya15
).
12 Ibid , Hal 57-58
13 John Ingleson. Op Cit , hal 21
14 M.C. Ricklefs. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2008), hal 403
15 Ibid , hal 392
-
8/16/2019 Persatuan Bangsa Indonesia
9/17
9
Pada pertengahan bulan September 1930 sebelum mereorganisasi studieclub oleh dr.
Soetomo, kelompok studi membentuk sebuah komisi untuk memikirkan perubahan-perubahan
mengenai tujuan dan program kelompok. Langkah terakhir menuju peralihannya menjadi
sebuah partai dengan basis yang lebih luas diambil pada tanggal 11 November di tahun yang
sama, ketika pengurus mengubah nama kelompok studi itu menjadi Persatoean Bangsa
Indonesia (PBI)* dan secara resmi memutuskan akan mendirikan organisasi partai dan akan
merekrut anggota-anggotanya dari kalangan yang lebih luas.16
Menurut A.K. Pringgodigdo,
* Ket. Foto: dr. Soetomo pernah bertugas di rumah sakit ini. Patung ini dibuat untuk menghormati dan mengenang
pejuang kemerdekaan, dr. Soetomo. Tulisan di bawah patung “Facta Non Verba”, yang mempunyai arti “karya
nyata bukan hanya kata-kata belaka”. 16 Ingleson, John. 1983. Jalan ke Pengasingan : Pergerakan Nasionalis Indonesia Tahun 1927-1934. Jakarta :
LP3ES. Hal 139
* Ada beberapa pendapat yang berbeda dari beberapa sumber yang penulis baca. Disini penulis mencoba
meluruskannya; pertama ialah kata mereorganisasi yang berarti penyusunan kembali (pengurus, lembaga, dansebagainya); penataan kembali (pengurus, lembaga, dan sebagainya)/perbaikan tatanan (susunan) yang dilakukan
pada bulan Oktober 1930 menurut Ricklefs, menurut A.K. Pringgodigdo dan Marwati Djoened Poesponegoro dan
Nugroho Notosusanto itu terjadi pada tanggal 16 Oktober 1930 (lihat A.K. Pringgodigdo. Sejarah Pergerakan
Rakyat Indonesia, (Jakarta : PT. Dian Rakyat, 1984), hal 120 dan Marwati Djoened Poeponegoro dan Nugroho
Notosusanto. Sejarah Nasional Indonesia jilid V , (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), hal 341). Kemudian menurut John
Ingleson pada pertengahan September 1930 kelompok studi membentuk sebuah komisi untuk memikirkan
perubahan-perubahan mengenai tujuan dan program kelompok, lalu perubahan nama untuk menuju peralihannya
menjadi sebuah partai dari sebelumnya hanya kelompok studi terjadi pada tanggal 11 November 1930. Lalu menurut
A.K. Pringgodigdo (lihat A.K. Pringgodigdo. Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia, (Jakarta : PT. Dian Rakyat,
Foto Patung dr. Soetomo di depan RSUD dr. Soetomo Jalan
Mayjend Prof Dr. Moestopo No 6-8 Surabaya*
sumber : http://rsudrsoetomo.jatimprov.go.id/
-
8/16/2019 Persatuan Bangsa Indonesia
10/17
10
Kelompok studi/studieclub ini sebuah perkumpulan pemimpin-pemimpin yang bekerja di
Surabaya saja, maka pada tanggal 16 Oktober 1930 dilenyapkanlah pagarnya, yaitu
pembatasan berhubungan dengan sekolah (terbatas bagi kaum terpelajar saja maksudnya),
sehingga kelompok studi/studieclub itu jadi terbukalah bagi tiap-tiap orang dan harus
didirikan pula di beberapa tempat lainnya. Jelaslah bahwa PBI ingin berdiri berdasarkan
rakyat umum, sedang oleh karena PNI sudah dilumpuhkan pemerintah, maka kesempatan itu
baik adanya dan menilik keadaannya, nama “studieclub” itu tidak sesuai lagi bagi organisasi
itu.17
Tujuan organisasi dirumuskan yaitu mencapai kebahagiaan yang sempurna bagi tanah
air dan rakyat Indonesia atas dasar nasionalisme Indonesia.18
Pada 4 Januari 1931 Anggaran
Dasar-nya (AD) yang baru ialah PBI berusaha “menyempurnakan derajat” Bangsa dan Tanah
Air, berdasarkan kebangsaan Indonesia. Tentang aksi rakyat umum untuk mencapai maksud
itu tidaklah disebut dalam program PBI itu, melainkan PBI juga dalam hal ini jadi lanjutan
Indonesische Studieclub/Kelompok Studi Indonesia itu.19
Menurut John Ingleson, PBI lebih dari sekedar lanjutan Kelompok Studi Indonesia/
Indonesische Studieclub dengan nama baru. PBI mengungkapkan keyakinan dari orang-orang
yang mengelompokkan diri sekitar dr. Soetomo yaitu keyakinan bahwa orang-orang elite
Indonesia yang berpendidikan Barat memiliki kewajiban moral untuk memperbaiki
kesejahteraan rakyat, tidak hanya dalam bidang politik tapi juga dalam bidang ekonomi dan
sosial. dr. Soetomo sudah lama menolak pembedaan untuk ketiga bidang itu (politik,
ekonomi, dan sosial) karena ketiganya dipandang sama pentingnya bagi kemajuan Indonesia.
Partai baru itu bertujuan untuk belajar dari sikap PNI yang mengutamakan agitasi politik, dan
1984), hal 120) pada 4 Januari 1931 namanya diubah jadi Persatuan Bangsa Indonesia dengan anggaran dasar yang
baru pula. Maka pada tanggal 16 Oktober 1930 tersebut hanya reorganisasi studieclub saja, kemudian perubahan
nama menuju peralihannya menjadi sebuah partai pada 11 November 1930, lalu 4 Januari 1931 adalah perubahan
AD-nya. Kemudian menurut Susanto Tirtoprodjo dalam Susanto Tirtoprodjo. Sejarah Pergerakan Nasional
Indonesia, (Jakarta : PT. Pembangunan, 1980), hal 65; Studieclub itu dilebur menjadi Persatuan Bangsa Indonesia,disingkat PBI pada tanggal 16 Oktober 1930 sebagai penggabungan dari Indonesische Studieclub dan Sarikat
Madura. Latar belakang reorganisasi ini adalah tekanan yang makin kuat dari pihak pemerintah Hindia Belanda
terhadap organisasi-organisasi non-kooperatif dan kesadaran akan kebangsaan semakin kuat. Anggaran dasar
organisasi diubah, sehingga anggota organisasi tidak lagi terbatas pada kaum terpelajar, tetapi juga kepada
masyarakat umum. 17 A.K. Pringgodigdo. Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia, (Jakarta : PT. Dian Rakyat, 1984), hal 120
18 Marwati Djoened Poeponegoro dan Nugroho Notosusanto. Sejarah Nasional Indonesia jilid V , (Jakarta: Balai
Pustaka, 2008), hal 341 19
A.K. Pringgodigdo. Op Cit , hal 120
-
8/16/2019 Persatuan Bangsa Indonesia
11/17
11
bermaksud untuk lebih hati-hati dalam front politik. Seperti halnya kelompok studi, politik
PBI mencerminkan juga dominasi dr. Soetomo.20
PBI bekerja dengan jalan mengadakan pidato-pidato dan kursus-kursus yang
menyangkut dengan soal-soal yang untuk itu dipelajari lebih dulu oleh pemimpin-
pemimpinnya; selanjutnya dengan jalan melakukan kerja yang berbukti nyata dan berfaedah
dan sebagainya. Dengan cara demikianlah PBI mau menghidupkan tenaga rakyat dalam
lapangan ekonomi dan mau menghapuskan segala rintangan, yang menghambat kesentosaan
rakyat; akan memajukan kerajinan, perdagangan, perusahaan, pertanian, koperasi. Lain
daripada itu, juga pengajaran, pendidikan, kesehatan, kebudayaan dan sebagainya semuanya
dilakukan dengan sikap netral terhadap agama-agama.21
Lembaga-lembaga penting yang
didirikan oleh Kelompok Studi Indonesia kemudian diteruskan oleh PBI antara lain sebuah
asrama perempuan, sebuah poliklinik untuk orang-orang Indonesia, dua buah asrama
mahasiswa, beberapa bank desa, koperasi-koperasi kredit, dan koperasi-koperasi konsumsi. Di
bidang pengajaran didirikan Perguruan Rakyat PBI. Di Surabaya dibangun Gedung Nasional
Indonesia (GNI) dan tahun 1929 didirikan Bank Nasional Indonesia.22
Kemudian berhubungan dengan persoalan kooperatif dan non kooperatif dari sikap
politik PBI. Pada pokoknya partai itu bukanlah partai kooperatif atau non kooperatif, karena
PBI lebih suka menyesuaikan politiknya dengan kebutuhan mendesak pada waktu itu. Di mata
kaum non kooperatif tentu saja hal itu membuatnya nampak sebagai partai yang kooperatif.
PBI memulai hidupnya sebagai sebuah partai Surabaya dan sekalipun PBI berusaha
mengembangkan dirinya ke Jawa Tengah dan Jawa Barat, namun tetap saja PBI menjadi
menjadi partai daerah Jawa Timur. Semboyannya – “ Bekerdja doeloe, nanti bitjara, dan
djangan sebaliknja” – dimaksudkan untuk menolak partai-partai seperti PNI dan PSI.23
20 John Ingleson. Jalan ke Pengasingan : Pergerakan Nasionalis Indonesia Tahun 1927-1934, (Jakarta: LP3ES,
1983), hal 140 21 A.K. Pringgodigdo. Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia, (Jakarta : PT. Dian Rakyat, 1984), hal 121
22 Marwati Djoened Poeponegoro dan Nugroho Notosusanto. Op Cit , hal 341
23 John Ingleson. Op Cit , hal 140
-
8/16/2019 Persatuan Bangsa Indonesia
12/17
12
Persoalan kooperatif 24
atau non kooperatif terhadap pemerintah tidak diambil pendirian
yang berdasarkan azas; ini dipandangnya suatu hal taktik belaka; kepentingan rakyatlah yang
harus saban kali dikemukakan untuk menentukan sikap yang harus diambil. Anggota-
anggotanya merdeka menentukan sendiri sikapnya, tetapi mereka itu duduk dalam dewan-
dewan bukanlah sebagai wakil PBI secara organisasi. Dalam tahun 1931 PBI sudah
mempunyai 15 cabang, yang terbagi lagi atas beberapa ranting dan selanjutnya lagi atas
beberapa rombongan; pengurus besarnya terdiri ketika itu ialah, diantaranya dr. Soetomo dan
Mr. Subroto. Kemudian tahun 1932 banyaknya cabang amat bertambah; dalam bulan Mei
1932 PBI sudah mempunyai 30 cabang dengan anggota 2.500 orang. Di kongres Januari 1932
diambil keputusan akan memperhatikan perkoperasian, segala hal tentang serikat sekerja,
pengajaran, dan di rapat tahunan Mei 1932 diambil keputusan membentuk perkumpulan kaum
tani berdasarkan koperasi (Rukun Tani).
Meskipun PBI memusatkan perjuangannya pada masalah-masalah sosial dan ekonomi,
sebagai akibat dari depresi ekonomi dunia yang muali dirasakan oleh para petani kecil di Jawa
Timur khususnya di daerah perkebunan tebu, kegiatan-kegiatan yang mengatas-namakan
kepentingan petani kecil ini tak ayal lagi secara tidak langsung mempunyai akibat politik yang
kuat. Sungguh, Rukun Tani PBI berkembang pesat selama tahun-tahun depresi ekonomi ini
* Ket. Foto: Gedung Nasional Indonesia ini terdapat juga patung dr. Soetomo dan sekaligus tempat makam dr.
Soetomo. Di dekat makam ada beberapa tulisan-tulisan yang merupakan kata-kata mutiara dr. Soetomo pada sebuah
tugu dan juga terdapat tugu yang terdapat gambar dr. Soetomo dengan tulisan di bawahnya “Bapak Pergerakan
Nasional Indonesia”.
Foto Gedung Nasional Indonesia yang
pernah didirikan oleh dr. Soetomo*
sumber : dihimpun dari beberapa gambar di https://www.google.co.id/
-
8/16/2019 Persatuan Bangsa Indonesia
13/17
13
dengan terdaftarnya puluhan ribu petani kecil ke dalam organisasi yang bertujuan
memperbaiki taraf hidup itu. Oleh karena itu, hanya karena organisasi ini meluas ke desa-desa
maka aktivitas PBI diawasi secara ketat oleh pemerintah karena dianggap akan memiliki
potensi mengganggu “ketenangan dan ketertiban”. Meskipun demikian, sementara ia berhasil
sebagai organisasi ekonomi dan sosial, PBI tidak pernah mampu untuk secara serius
menentang kepemimpinan politik kaum non-kooperatif sekuler di Jawa Tengah dan Jawa
Barat, walaupun dr. Soetomo menghendakinya.25
Dalam bulan Juli 1933 partai itu sudah mengadakan rapat tahunan Rukun Tani PBI
yang pertama; ketika itu ternyata, bahwa ada 158 cabang Rukun Tani PBI (diantaranya 47
cabang yang belum disahkan) beranggota kira-kira 2.000 orang. Pembicaraan mengenai hal
keadaan desa (misalnya susunan, hak, dan kewajiban pemerintah desa). Pada 29 Maret-2
April 1934 PBI mengadakan kongresnya yang ketiga di Malang; ketika itu ia mempunyai 38
cabang. Bagian yang terpenting dalam pembicaraan itu ialah:
a) Pelayaran bangsa Indonesia antara pulau ke pulau; ini akan dapat dimajukan dengan jalan
mengadakan koperasi; dan
b) hal melanjutkan pendidikan di luar negeri, terutama di Jepang. Diambil keputusan akan
memajukan pengajaran sekuat-kuatnya dengan bukti yang nyata. Berhubungan dengan
organisasi pergerakan sekerja, maka terhadap organisasi pergerakan sekerja, kongres
mengambil keputusan akan melindungi pula kembali perkumpulan-perkumpulan sekerja
yang bersedia bernaung dibawah panji-panji PBI dan kongres itu juga mengambil
keputusan akan mendirikan kepanduan sendiri (Suria Wirawan).26
Sementara itu dalam Kongres Budi Utomo (BU) pada tahun 1931 di Jakarta
membicarakan tentang kemerdekaan dan karena besarnya pengaruh persatuan Indonesia di
dalam BU, pada kongres tersebut dibicarakan rencana fusi (peleburan) BU dengan organisasi-
organisasi lain yang berdasarkan kooperasi. Dalam kongres tahun 1932 di Solo usul fusi
diterima. Organisasi fusi yang akan dibentuk terdiri dari organisasi-organisasi yang
anggotanya hanya bangsa Indonesia. Organisasi baru yang direncanakan menganut politik
25 Ibid , hal 141
26 A.K. Pringgodigdo. Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia, (Jakarta : PT. Dian Rakyat, 1984), hal 121-122
-
8/16/2019 Persatuan Bangsa Indonesia
14/17
14
perjuangan kooperasi, akan tetapi terhadap sesuatu hal kadang-kadang diambil sikap non-
kooperasi. Penyelesaian rencana tersebut untuk selanjutnya diserahkan kepada suatu komisi
(Komisi Tiga) yang terdiri dari Wongsonegoro, Supomo, dan Abdul Rakhman. Pada bulan
Juni 1933 dalam kongres di Solo BU memutuskan untuk mempercepat fusi dengan Persatuan
Bangsa Indonesia. Di tahun-tahun 1934-1935 rencana fusi mengambil tempat yang penting
dalam aktivitas kedua organisasi itu. PBI dalam rapat tahunan di Surabaya bulan April 1935
memutuskan untuk berfusi dengan BU. Diputuskan bahwa rapat besar untuk melaksanakan
fusi direncanakan pada bulan Desember 1935.27
Dalam bulan Juli 1934 PBI merayakan usianya 10 tahun. Pada Kongres PBI 18-21 April
1935 di Surabaya disetujui rancangan-rancangan yang sudah lama
ada dalam pembicaraan tentang mengadakan fusi dengan Budi
Utomo.28
“Kematian” kaum non kooperatif telah ikut
mempercepat perkembangan PBI dan Budi Utomo yang menjadi
pokok pembicaraan sejak tahun 1930. Pada bulan Desember 1935
kedua organisasi itu membentuk Partai Indonesia Raya (Parindra)
yang terus melanjutkan politik kooperatif yang moderatnya.29
(berfusi dengan bentuk Partai Indonesia Raya (Parindra)).
Sesuai dengan rencana, pada tanggal 24-26 Desember 1935
BU dan PBI menyelenggarakan kongres di Solo. Dalam acara
tersebut kedua organisasi tersebut berfusi dan lahir organisasi baru
bernama Partai Indonesia Raya (Parindra) dengan dr. Soetomo
(yang juga merupakan pendiri Budi Utomo) yang terpilih sebagai Ketua Pengurus Besar.30
Adapun tujuan dari Parindra sebagai dicantumkan di dalam Peraturan Dasarnya, ialah
mencapai Indonesia mulia dan sempurna. Jadi tidak seperti PNI yang menyebutkan tujuannya
Indonesia merdeka, tetapi Parindra menyebutnya Indonesia mulia sempurna, dengan dasar
nasionalisme Indonesia.31 Tujuan Parindra adalah kemerdekaan pada akhirnya lewat kerja
27 Marwati Djoened Poeponegoro dan Nugroho Notosusanto. Op Cit , hal 340-341
28 A.K. Pringgodigdo. Op Cit , hal 122
29 John Ingleson. Op Cit , hal 252
30 Marwati Djoened Poeponegoro dan Nugroho Notosusanto. Op Cit , hal 341
31 Susanto Tirtoprodjo. Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia, (Jakarta : PT. Pembangunan, 1980), hal 65
sumber : https://www.pahlawanindonesia.com
-
8/16/2019 Persatuan Bangsa Indonesia
15/17
15
sama dengan Belanda. Muhammad H. Thamrin32
(1894-1941) dan tokoh-tokoh lain turut
bergabung. Partai Parindra ini pada dasarnya merupakan organisasi kaum konservatif yang
bersifat sekuler atau anti-Islam, dan beberapa pemimpinnya mulai memandang Jepang
sebagai model.33
Setelah Parindra terbentuk kemudian masuk didalamnya beberapa perkumpulan lain,
ialah Sarikat Celebes, Sarikat Sumatra, Sarikat Ambon, Perkumpulan Kaum Betawi (tentunya
di bawah pimpinan Muhammad H. Thamrin (1894-1941)) dan Tirtayasa. Semuanya
meleburkan diri di dalam Parindra.34
Tokoh-tokoh lain yang ikut bergabung dengan Parindra
antara lain Woerjaningrat, Soekardjo Wirjopranoto, Raden Mas Margono Djojohadikusumo,
R. Panji Soeroso dan Mr. Soesanto Tirtoprodjo.35
32 Kelak beliau menjadi ketua yang kedua Parindra setelah dr. Soetomo, karena dr. Soetomo meniggal dunia.
33 M.C. Ricklefs. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2008), hal 410
34 Susanto Tirtoprodjo. Op Cit , hal 65
35 https://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Indonesia_Raya diakses pada 2 Januari 2016/13.15 WIB
Foto para anggota Parindra sekitar tahun 1930-an
sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Indonesia_Raya
https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Woeryaningrat&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Soekardjo_Wirjopranotohttps://id.wikipedia.org/wiki/Raden_Mas_Margono_Djojohadikusumohttps://id.wikipedia.org/wiki/Panji_Soerosohttps://id.wikipedia.org/wiki/Soesanto_Tirtoprodjohttps://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Indonesia_Rayahttps://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Indonesia_Rayahttps://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Indonesia_Rayahttps://id.wikipedia.org/wiki/Soesanto_Tirtoprodjohttps://id.wikipedia.org/wiki/Panji_Soerosohttps://id.wikipedia.org/wiki/Raden_Mas_Margono_Djojohadikusumohttps://id.wikipedia.org/wiki/Soekardjo_Wirjopranotohttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Woeryaningrat&action=edit&redlink=1
-
8/16/2019 Persatuan Bangsa Indonesia
16/17
16
THE TIMELINE OF PERSATUAN BANGSA INDONESIA (PBI)
11 Juli1924
1929Mei1930
September
1930
16Oktober1930
11November
1930
4Januari1931
Januari1932
Mei1932
Juni1933
Juli1933
29Maret-2Apri
l1934
Juli1934
18-21
April
1935
24-26
Desembe
r1935
25Desembe
r1935
Studieclub/Kelompok StudiIndonesia didirikan.
didirikan Bank Nasional
Indonesia (bukan BNI46)
berdiri PSSI
(Persatuan Sarekat
Sekerja Indonesia)
Kelompok studi
membentuk komisi
untuk memikirkan
perubahan-perubahan
mengenai tujuan dan
program kelompok
Reorganisasi kelompokstudi menjadi Persatuan
Bangsa Indonesia
(PBI)/berdirinya PBI
Perubahan nama
menjadi PBI untuk
menuju peralihannya
menjadi sebuah partai
Perubahan Anggaran
Dasar PBI (Anggaran
Dasar baru PBI)
Kongres PBI kedua
Membentuk Rukun
Tani PBI
Kongres Budi
Utomo di Solo
yang memutuskan
mempercepat fusi
dengan PBI
Kongres PBI di
Surabaya; tentang
menyetujui rancangan
fusi dengan BU.
Rapat tahunan RukunTani PBI yang pertama
Kongres PBI ketiga di
Malang
Resmi
berdirinya
Parindra
(hasil fusi
BU dan PBI
Kongres fusi
BU dan PBI di
Solo
PBI
merayakan
usianya ke-10 tahun
DO YOU KNOW
ABOUT THAT?
-
8/16/2019 Persatuan Bangsa Indonesia
17/17
17
Sumber Bacaan :
Ingleson, John. 1983. Jalan ke Pengasingan : Pergerakan Nasionalis Indonesia Tahun 1927-
1934. Jakarta : LP3ES
Noer, Deliar. 1980. Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942. Jakarta : LP3ESPoesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto. 2008. Sejarah Nasional
Indonesia jilid V . Jakarta : Balai Pustaka
Pringgodigdo, A.K. 1984. Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia. Jakarta : P.T. Dian Rakyat
Ricklefs, M.C. 2008. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta : PT. Serambi Ilmu
Semesta
Surjomihardjo, Abdurrachman. 1980. Budi Utomo Cabang Betawi. Jakarta : Pustaka Jaya
Tirtoprodjo, Susanto. 1980. Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia. Jakarta : PT.
Pembangunan
Vlekke, Bernard H.M. 2008. Nusantara: Sejarah Indonesia. Jakarta : KPG (Kepustakaan
Populer Gramedia-Freedom Institute)
https://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Indonesia_Raya diakses pada 2 Januari 2016/13.15 WIB
http://www.jakarta.go.id diakses pada 23 Maret 2016/10.32 WIB
Sumber Foto dan Gambar :
https://id.wikipedia.org/wiki/Soetomo
http://wpapcommunity.com/site/index.php/gallery/wpap-challenge/ramadhan-dan-
kemerdekaan/dr-soetomo-1584
http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/museum/koleksi/uang/Default.aspx
https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas: Dr_Soetomo_1962_Indonesia_stamp.jpg
http://rsudrsoetomo.jatimprov.go.id/
https://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Indonesia_Raya
https://www.pahlawanindonesia.com/muhammad-husni-thamrin/
https://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Indonesia_Rayahttp://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/974/Indonesische-Studieclub-lSChttps://id.wikipedia.org/wiki/Soetomohttp://wpapcommunity.com/site/index.php/gallery/wpap-challenge/ramadhan-dan-kemerdekaan/dr-soetomo-1584http://wpapcommunity.com/site/index.php/gallery/wpap-challenge/ramadhan-dan-kemerdekaan/dr-soetomo-1584http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/museum/koleksi/uang/Default.aspxhttps://id.wikipedia.org/wiki/Berkashttp://rsudrsoetomo.jatimprov.go.id/https://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Indonesia_Rayahttps://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Indonesia_Rayahttp://rsudrsoetomo.jatimprov.go.id/https://id.wikipedia.org/wiki/Berkashttp://www.bi.go.id/id/tentang-bi/museum/koleksi/uang/Default.aspxhttp://wpapcommunity.com/site/index.php/gallery/wpap-challenge/ramadhan-dan-kemerdekaan/dr-soetomo-1584http://wpapcommunity.com/site/index.php/gallery/wpap-challenge/ramadhan-dan-kemerdekaan/dr-soetomo-1584https://id.wikipedia.org/wiki/Soetomohttp://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/974/Indonesische-Studieclub-lSChttps://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Indonesia_Raya
top related