perjanjian syarat sah perjanjian

Post on 31-Dec-2016

291 Views

Category:

Documents

8 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

PERJANJIAN

RAHMAD HENDRA

FAKULTAS HUKUM UNRI

SYARAT SAHNYA PERJANJIAN• Syarat sahnya kontrak diatur di dalam Pasal 1320

KUHPerdata.

• Ada 4 syarat sahnya perjanjian :1. kesepakatan mereka yang mengikatkan diri;2. kecakapan mereka yang membuat kontrak;3. suatu hal tertentu;4. suatu sebab yang halal.

• Syarat 1 dan 2 disebut syarat subyektif, karena menyangkut subyek pembuat kontrak.

• Syarat 3 dan 4 disebut syarat obyektif, karena menyangkut obyek kontrak.

2

Syarat Sahnya Perjanjian (Lanjutan)

• Akibat hukum tdk dipenuhinya syaratsubyektif kontrak dpt dibatalkan(vernietigbaar), artinya akan dibatalkan atautdk terserah pihak yang berkepentingan ,sedang jika tidak dipenuhi syarat obyektifmaka kontrak itu batal demi hukum, artinyakontrak itu sejak semula dianggap tidakpernah ada.

3

1. Kesepakatan kedua belah pihak

Konsensus atau kesepakatan - syarat yang pertama sahnya kontrak.

Kesepakatan adalah persesuaian pernyataan kehendak antara satu orang atau atau lebih dengan pihak lainnya.

ada lima cara terjadinya persesuaian pernyataan kehendak :

4

• Ada lima cara terjadinya persesuaian pernyataan kehendak :1. bahasa yang sempurna dan tertulis

2. bahasa yang sempurna secara lisan

3. bahasa yang tidak sempurna asal dapat diterima oleh pihak lawan. Dlm kenyataan sering terjadi penyampaian bahasa yang tidak sempurna tetapi dimengerti oleh pihak lawan.

4. bahasa isyarat

5. diam atau membisu tetapi asal dipahami atau diterima oleh pihak lawan

5

TEORI LAHIRNYA KATA SEPAKAT

• Arti penting penentuan lahirnyakesepakatan: penarikan kembali penawaran,saat mulai dihitungnya jangka waktukadaluwarsa, menentukan tempat terjadinyaperjanjian.

KAPAN TERJADI KESEPAKATAN ?

6

1. Teori Kehendak (Wills Theorie )

• Teori ini menitikberatkan pada Faktor Kehendak,jika kita mengemukakan suatu pernyataan yangberbeda dengan apa yang dikehendaki, maka kitatidak terikat pada kehendak itu

• Kelemahannya : Tidak menimbulkan kepastian hukum karena tidak ada kepastian apakah kehendak ?

7

2. Teori Pernyataan (Verklarings Theorie)

• Teori ini menitikberatkan pada apa yang dinyatakan seseorang. Bahwa kita harus dapat berpegang pada pernyataan seseorang karena kebutuhan masyarakat menghendaki hal tersebut. Bahwa apabila Offertee diterima / di-Akseptasi , maka terjadilah perjanjian dan kiranya mangikat para pihak.

• Kelemahannya : Apabila pernyataan seseorang , misalnya dia sedang mabuk, menawarkan handphone hanya dengan seharga 15.000 rupiah, apakah adil / tidak ?

8

3. Teori Kepercayaan

• Untuk mengatasi kelemahan dari dua teori tersebut di atas.

• Kata sepakat terjadi jika ada pernyataan yang secara obyektif dapat dipercaya yang menjadi patokan / pedoman teori ini adalah pernyataan seseorang , tetapi dengan batasan yang secara obyektif dapat dipercaya. (dianut oleh HR 23 Maret 1928)

9

• Kesepakatan terjadi apabila Offertee bertemu dengan Akseptase. Akan tetapi, apabila pihak – pihak tidak berada / tidak bertatap muka dalam satu tempat, kemudian tawar – menawar memakai korespondensi untuk serah terima, kapan terjadi kesepakatan

10

1. Teori Pernyataan (Uitingstheorie).

Saat lahirnya perjanjian adalah pada saattelah dikeluarkannya pernyataan tentangpenerimaan suatu penawaran.

Kelemahannya : Sulit untuk menetapkandengan pasti kapan kesepakatan lahir, karenatidak diketahui saat penulisan surat jawabantersebut. Oleh karena itu Akseptor masihdapat menarik kembali pernyataannyasebelum surat itu dikirimkan.

11

2. Teori Pengiriman (Verzendingstheorie).

• Saat lahirnya perjanjian adalah pada saatpengiriman jawaban akseptasi, sehingga orangmempunyai pegangan relatif pasti mengenaisaat terjadinya perjanjian . Tanggal cap posmisalnya dapat dipakai sebagai patokan.

• Kelemahannya : Perjanjian telah mengikat pada saat orang yang menawarkan sendiri tidak tahu tanggal berapa, sehingga tidak dapat diterima berdasarkan kepatutan.

12

3. Teori Pengetahuan (Vernemingstheorie)

• Teori ini lahir untuk mengatasi kelemahan dari teoripengiriman. Mnrt teori ini saat lahirnya perj adalahpada saat jawaban akseptasi diketahui oleh orangyang menawarkan, yaitu pada saat jawabandiketahui isinya oleh yang menawarkannya.

• Kelemahannya : Sukar untuk menetapkan saat penerima surat mengetahui isinya dan bagaimana bila penerima surat membiarkan surat tidak dibaca / suratnya hilang.

13

4. Teori Penerimaan ( Ontvangstheorie )

• Sbg jawaban atas kelemahan teori pengetahuan,lahirlah teori penerimaan. Berdasarkan teori ini,saat lahirnya perjanjian adalah pada saatditerimanya surat jawaban dari penerimapenawaran, tidak peduli apakah surat tsb dibukaatau dibiarkan, yang penting sdh sampai. Teori initelah menjadi communis opinio docturum.

14

Subyek hukum• Perorangan (persoon) – 21 th• Badan (recht persoon)

1. Badan Hukum :- Publik (umum) : BUMN, BUMD- Privat (Pribadi) : - PT (UU 40/07)

- Koperasi (UU25/92)- Yayasan (UU 16/01,

28/04)

15

2. Bukan Badan Hukum

- Firma Ps 16-25 KUHPdt

- Perseroan Komanditer (CV) Ps 21 KUHD

16

• Sepakat yang diperoleh harus bersifat bebas, artinya tidak ada paksaan sama sekali dari pihak manapun dan dicapai atas kemauan para pihak secara sukarela.Sepakat yang dimaksud adalah sepakat murniyang tidak mengandung cacat kehendak (Pasal1321):

a. Penipuanb. Kekhilafan c. Paksaand. Penyalahgunaan keadaan

Cacat Kehendak

a. Penipuan (Fraud)

Dengan sengaja mengajukan gambaran yang salah untuk memasuki hubungan kontrak.

Dapat dibatalkannya suatu perjanjian karena adanya penipuan harus mengandung unsur tipu muslihat oleh salah satu pihak dan harus dibuktikan (Pasal 1328)

18

b. Khilaf (Mistake)

• Apabila dua pihak mengadakan kontrakdengan fakta yang ternyata salah, sehinggapihak tadi dapat membatalkan kontraksetelah mengetahui fakta yang sebenarnya.

• Untuk dapat dibatalkannya suatu perjanjiankarena adanya kekhilafan harus di penuhi duasyarat :1. Syarat mengetahui2. Syarat memaafkan

c. Paksaan (Duress)

Duress terjadi apabila salah satu pihak lain menyetujui kontrak dengan ancaman penjara, jiwa, atau badan. Ancaman ini dapat saja dilakukan terhadapdirinya, keluarganya dan ancaman tidak bersifatfisik, mis. Ancaman untuk membuat bangkrutatau tidak mendapatkan kekayaan yang menjadihaknya.

20

• Emmanuel dan Knowles mengkategorikan duress menjadi empat macam, yaitu :(1). Kekerasan atau ancaman penggunaan kekerasan.

(2). Pemenjaraan atau ancaman memenjarakan

(3). Mengambil atau menguasai barang pihak lain secara tidak sah, atau ancaman melakukan demikian.

(4). Ancaman untuk melanggar kontrak dan untuk melakukan tindakan-tindakan yang tidak sah.

21

Paksaan..

• Paksaan yang dimaksud adalah paksaan yangsedemikian rupa yang menimbulkan ketakutanpada orang tersebut bahwa dirinya ataukekayaannya terancam kerugian yang terangdan nyata.(Pasal 1324 )

• Paksaan tidak hanya meliputi paksaan yangdilakukan terhadap salah satu pihak dalamperjanjian, tetapi juga meliputi paksaan yangdilakukan terhadap suami atau istri atau sanakkeluarga dalam garis ke atas maupun ke bawah

• Paksaan yang disertai kekerasan, yaituberupa tindakan yang tidak dibenarkanoleh hukum

• Pembatalan perjanjian diajukan sebelumlampaunya waktu yang ditentukan.

d. Penyalahgunaan keadaan d. Penyalahgunaan keadaan

((Undue influence)Undue influence)

Pada Hakikatnya penyalahgunaan keadaan bertumpu pada dua hal, yaitu:

(1). Penyalahgunaan keunggulan ekonomi, dan

(2). Penyalahgunaan kejiwaan.24

Undue influence..

Beberapa faktor yang menjadi ciri penyalahgunaankeadaan :

• Pada waktu menutup perjanjian, salah satu pihakada dalam keadaan terjepit,

• Karena keadaan ekonomis, kesulitan keuntunganyang mendesak,

• Karena hubungan atasan-bawahan; keunggulanekonomis pada salah satu pihak; hubungan majikanburuh; orang tua/wali anak belum dewasa,

• Karena keadaan, seperti pasien yang membutuhkanpertolongan dokter ahli,

• Perjanjian tersebut mengandung hubungan yangtimpang dalam kewajiban timbal-balik antara parapihak (prestasi yang tak seimbang); pembebasanmajikan dari resiko dan menggesernya menjaditanggungan si buruh,

• Kerugian yang sangat besar bagi salah satu pihak.

2. Kecakapan

Orang yang tidak cakap :

a.Anak dibawah umur

b.Orang yang ditaruh dibawah pengampuan

c. Istri – Ps 1330 KUHPdt

Pasal 31 UU 1 th 1974 jo SEMA no 3 th

1963

27

KECAKAPAN

Pasal 1330 KUH Perdata menyatakan bahwa tak cakap untuk membuat perjanjian adalah :

• Orang-orang yang belum dewasa;

• Mereka yang ditaruh di bawah pengampuan;

• Orang perempuan dalam hal-hal tertentu ditetapkan oleh undang-undang.

3. Suatu hal tertentu;

Suatu perjanjian seharusnya berisipokok/objek tertentu agar dapatdilaksanakan. Hakim akan berusahasebisanya untuk mencari tahu apa pokokatau objek dari suatu perjanjian agarperjanjian itu dapat dilaksanakan. Tapiapabila sampai tidak dapat sama sekaliditentukan pokok (objek) perjanjian itu,perjanjian itu menjadi batal

29

4. Suatu sebab yang halal.

Jika tidak dinyatakan suatu sebab, tetapi ada suatu sebab yang halal ataupun jika ada sesuatu sebab lain daripada yang dinyatakan, perjanjian demikian adalah sah. Ps 1336 KUHPdt

Suatu sebab adalah terlarang apabila bertentangan dengan UU, kesusilaan, dan ketertiban umum. Ps 1337 KUHPdt

Cth : Perjanjian pemborongan – kepres 1980

Pengangkutan – UU perlindungan konsumen30

ASAS-ASAS PERJANJIAN• Asas hukum : norma dasar yang dijabarkan dari hukum

positif sebagai pengendapan hukum positif dalam suatumasyarakat dan oleh ilmu hukum tidak dianggap berasal dariaturan-aturan yang lebih umum.

• Pada umumnya asas hukum tidak dituangkan dalam bentukperaturan yang konkrit atau pasal-pasal, seperti misalnyaasas bahwa setiap orang dianggap tahu undang-undang,asas in dubio pro reo.

• Beberapa asas hukum yang dituangkan dalam peraturankonkrit, mis : asas presumption of innocence ex. Ps 8 UUNo.14 Thn 1970 dan asas nullum delictum nulla poena sinepraevira lege poenali ex Ps 1 Ayat (1) KUHP.

31

Asas-asas PerjanjianAda 4 asas penting dalam suatu kontrak atauperjanjian : asas kebebasan berkontrak, asaskonsensualisme, asas mengikatnya perjanjian ataupacta sunt servanda, dan asas itikad baik.

(1)(1) AsasAsas kebebasankebebasan berkontrakberkontrak = otonomi para pihak =partij autonomie = freedom of making contract :penjabaran dari Buku III KUHPerdata yangmenganut sistem terbuka ( optional law ).

Asas ini dapat disimpulkan dari Ps 1338 Ayat (1)KUHPerdata : “ Semua perjanjian yang dibuatsecara sah berlaku sebagai undang-undang bagimereka yang membuatnya “.

32

Asas-asas Perjanjian (Lanjutan)

• Dengan menekankan pada kata “ semua “,maka ps ini seolah-olah berisikan suatupernyataan kepada masyarakat bahwa kitadiperbolehkan membuat perjanjian yangberupa dan berisi apa saja atau tentang apasaja dan perjanjian itu akan mengikat merekayang membuatnya sebagai undang-undang.

• Dengan kata lain, kita diperbolehkanmembuat undang-undang bagi kita sendiri.Pasal-pasal Hukum Perjanjian hanya berlaku,apabila kita tidak mengadakan sendiriaturan-aturan dalam perjanjian yang kitabuat.

33

• Dari kata “ semua “ dapat disimpulkan bahwa: setiap orang bebas untuk mengadakan atautidak mengadakan perjanjian dengansiapapun juga; bebas untuk menentukansendiri isi dan syarat-syarat perjanjian danbebas untuk menundukkan diri kepadaketentuan hukum mana perjanjian yang kitabuat itu.

34

Asas-asas Perjanjian• Asas kebebasan berkontrak ini merupakan

perwujudan dari kehendak bebas dan pancaran hakasasi manusia. Setiap orang bebas untuk membuatsegala jenis perjanjian asal tidak bertentangandengan undang-undang, ketertiban umum dankesusilaan ex Ps 1337 KUHPerdata.

((22)) AsasAsas konsensualismekonsensualisme :: Perjanjian lahir, terjadi,timbul, berlaku sejak saat tercapainya kata sepakatdiantara para pihak tanpa perlu adanya formalitastertentu. Asas ini disimpulkan dari kata “perjanjianyang dibuat secara sah“ dalam Ps 1338 Ayat (1) yoPs 1320 Angka (1) KUHPerdata.

35

Asas-asas Perjanjian (Lanjutan)• Oleh karena dalam ps tersebut tidak disebutkan

suatu formalitas tertentu di samping kesepakatanyang telah tercapai , maka dpt disimpulkan bhwsetiap perjanjian itu sudah sah dalam arti mengikatpara pihak, apabila sudah tercapai kesepakatanmengenai hal-hal yang pokok atau hal yang menjadiobyek perjanjian itu.

• Dalam membuat perjanjian pada umumnya parapihak tidak terikat pada bentuk tertentu. Perjanjiandapat dibuat secara lisan maupun tertulis. Bentuktertulis secara yuridis hanya dimaksudkan untukalat bukti tentang terjadinya perjanjian tsb.

36

Asas-asas Perjanjian (Lanjutan)• Namun demikian hukum kontrak juga mengenal

perjanjian yang harus dibuat dalam bentuktertentu, yang disebut perjanjian formal, dgancaman batal. Misal; Perjanjian damai, hibah danasuransi.

• Disamping itu hukum kontrak juga mengenaladanya perjanjian riil, yaitu perjanjian yangterjadinya harus disertai dengan penyerahan barangyang menjadi obyek perjanjian, mis. Perjanjianpenitipan barang, perjanjian pinjam pakai.

37

Asas-asas Perjanjian (Lanjutan)((33)) AsasAsas PactaPacta SuntSunt ServandaServanda.. Asas ini dapat

disimpulkan dari kata “ berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya “ dalam Ps1338 Ayat (1) KUHPerdata. Para pihak harusmematuhi dan menghormati perjanjian yangdibuatnya karena perj tsb mrpkn Undang-undangbagi kedua belah pihak.

Hal ini dikuatkan oleh Ps 1338 Ayat (2) : perjanjian-perjanjian tidak dapat ditarik kembali selain dengansepakat kedua belah pihak atau karena alasan-alasan yang oleh Undang-undang dinyatakan cukupuntuk itu.

38

Asas-asas Perjanjian (Lanjutan)• Asas pacta sunt servanda berkaitan dengan akibat

perjanjian. Asas ini sering disebut asas kepastianhukum. Dengan asas ini tersimpul adanya laranganbagi hakim untuk mencampuri isi perjanjian.Disinilah makna asas kepastian hukum itu.

((44)) AsasAsas itikatitikat baikbaik == tete goedergoeder trouwtrouw == inin goodgood faithfaith..Asas ini ada 2 : subyektif dan obyektif. Diatur didalam Pasal 1338 Ayat (3) KUHPerdata : perjanjianharus dilaksanakan dengan itikad baik.

39

Asas-asas Perjanjian (Lanjutan)• Asas itikad baik subyektif : kejujuran pada

diri seseorang atau niat baik yang bersih daripara pihak, sedangkan asas itikad baikobyektif : pelaksanaan perjanjian itu harusberjalan di atas rel yang benar, harusmengindahkan norma-norma kepatutan dankesusilaan.

• Asas itikad baik ini secara teoritis seringdikatakan sebagai “ blanket norm “ atau “norma kabur “, shg di dalam praktek sampaisekarang masih menyisakan perdebatan ttgdifinisi “ itikad baik “ tersebut.

40

Asas-asas Perjanjian

5. Asas Kepribadian (asas personalitas)

Asas ini terutama dapat ditemukan pada Pasal 1315 KUHPdt yang dipertegas lagi oleh Pasal 1340 KUHPdt yang menyebutkan bahwa persetujuan-persetujuan hanya berlaku antara pihak-pihak yang membuatnya.

FH UNRI

top related