perda 11 2004 - jdih.setjen.kemendagri.go.id filetentang perubahan atas undang-undang nomor 18 tahun...
Post on 28-Apr-2019
225 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK
PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK
NOMOR 11 TAHUN 2004
TENTANG
RETRIBUSI TARIF DAN TATA LAKSANA PELAYANAN KESEHATAN
PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI GRESIK
Menimbang : a. Bahwa dengan ditetapkannya undang-undang Nomor 34 tahun 2000
tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 18 tahun 1997 tentang
Pajak Daerah dan retribusi Daerah, maka Peraturan Daerah Kabupaten
Daerah Tingkat II Gresik Nomor 26 tahun 1997 tentang Retribusi
Pe1ayanan Kesehatan pada Rumah Sakit Umum Daerah dan Puskesmas
di Kabupaten Daerah Tingkat II Gresik perlu disesuaikan;
b. Bahwa untuk melaksanakan penyesuai sebagaimana dimaksud huruf a
perlu mengatur tarif dan tata laksana pelayanan kesehatan pada
Puskesmas yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-
Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur juncto
Undang undang Nomor 2 tahun 1965 tentang Perubahan Batas Wilayah
Kotapraja Surabaya dan Daerah Tingkat II Surabaya (Lembaran Negara
RI tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2730);
2. Undang-undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang
Hukum Acara Pidana (Lemharan Negara RI tahun 1981 Nomor 76,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 2309);
3. Undang-undang Nomor 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian
(Lembaran Negara tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3495);
4. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembar
Negara tahun 1992 Nomor 13, Trnhahan Lembaran Negara Nomor
3467);
5. Undang-undang Nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (Lembaran Negara RI tahun 1997 Nomot 41,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 26 juncto Undang undang Nomor
34 tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 18 tahun
1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara RI
tahun 2000 nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048);
6. Undang-undang Noinor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara RI tahun 1999, nomor 60, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3839);
7. Undang-undang Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara RI tahun 1999
Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara nomor 3848);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
(Lembaran Negara tahun 2000 nomor 54, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3952);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2061 tentang Retribusi Daerah
(Lembaran Negara RI tahun 2001 nomor 119, Tambahan Lembaran
Negara nomor 4139);
10. Keputusan bersama Menteri Kesehatan RI dan Menteri Dalam Negeri
RI Nomor 1013/MENKES/SKB/iXJ/2001, Nomor 43 Tahnn 2001
tentang Tarif dan Tatalaksana Pelayanan Kesehatan di Puskesmas dan
Rumah Sakit Daerah bagi peserta PT (Persero) Asuransi Kesehatan
Indonesia dan anggota Keluarganya.
Dengan Persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN GRESIK
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TENTANG
RETRTIBUSI TARIF TATALAKSANA PELAYANAN
KESEHATAN PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal l
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Gresik;
2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat Daerah
Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah;
3. Bupati adalah Kepala Daerah Kabupaten Gresik;
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kabupaten Gresik;
5. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik;
6. Dinas Pendapatan adalah Dinas Pendapatan Kabupaten Gresik;
7. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Gresik;
8. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang
penanganan tarif atau retribusi sesuai perundang-undangan yang
berlaku;
9. Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut Retribusi adalah
pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau perijinan
tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah
Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan;
10. Kartu Askes adalah bukti sah/identitas yang diberikan kepada setiap
peserta dan anggota keluarganya atas hak untuk memperoleh
pelayanan kesehatan sesuai ketentuan yang berlaku;
11. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat puskesmas
adalah sarana pelayanan kesehatan fungsional milik dan dikelola
oleh Pemerintah Daerah yang memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat;
12. Puskesmas dengan tempat tidur selanjutnya disingkat (Puskesmas
TT) adalah puskesmas yang diberi tambaban ruangan dan fasilitas
untuk menolong pasien gawat darurat baik berupa tindakan operasi
terbatas maupun asuhan keperawatan sementara dengan kapasitas
10 tempat tidur;
13. Pemberi pelayanan kesehatan selanjutnya disingkat PPK adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan bagi pes PT (Persero) Asuransi Kesehatan Indonesia (PT.
ASKES) dan anggota keluarganya;
14. PPK tingkat pertania adaish fasilitas pelayanan kesehatan yang
memberikan peiayanan kesehatan tingkat pertama, vaitu Puskesmas,
Fuskesmas Keliling (Pusling), Puskesmas Pembantu, Poiiklinik
Umum, RSU kelas D serta Rumah Bersalin milik Pemerjntah
Daerah;
15. PPK tingkat lanjutan adalah fasiiitas pelayanan kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan yaitu RSU
vertikal dan RSU Daerah;
16. Pelayanan Kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan kesehatan
perorangan bersifat umum yang meliputi pelayanan rawat jalan
tingkat pertama dan rawat inap tingkat pertama;
17. Rawat jalan tingkat pertama adalah pelayanan kesehatan perorangan
yang bersifat umum yang dilaksanakan pada PPK tingkat pertama
untuk keperluan observasi, diagnosis, pengobatan dan atau
pelayanan kesehatan lainnya;
18. Rawat inap tingkat pertama adalah pelayanan kesehatan perorangan
yang bersifat umum dan dilaksanakan pada puskesmas dengan
tempat tidur (Puskesmas TT) untuk keperluan operasi. perawatan
diagnosis, pengobatan dan atau pelayanan medis lainnya, dimana
peserta dan anggota keluarganya dirawat inap paling sedikit 1 (satu)
hari;
19. Hari rawat adalah lamanya peserta dan anggota keluarganya dirawat
yang jumlahnya dihitung berdasarkan selisih antara tanggal masuk
dirawat dan tanggal keluar/meninggal yang apabila tanggal masuk
dihitung maka tanggal keluar/meninggal tidak dihitung atau
sebaliknya, apabila tanggal masuk dan tanggal keluar/meninggal
adalah sama maka dihitung 1 (satu) hari rawat;
20. Pelayanan kesehatan penunjang adalah pelayanan yang diberikan
untuk menunjang pelayanan kesehatan, yang meliputi pelayanan
obat, pemeriksaan penunjang diangnostik dan pelayanan penunjang
lainnya;
21. Daftar dan Plafon Harga Obat yang selanjutnya disingkat DPHO
adalah daftar obat yang digunakan untuk pelayanan obat bagi
peserta dan atau anggota keluarganya;
22. Pelayanan Obat adalah pemberian obat-obatan diluar obal standar
yang termasuk dalam paket Puskesmas, yang diperlukan untuk
pelayanan kesehatan tingkat lanjutan berdasar indikasi medis sesuai
dengan DPHO yang berlaku;
23. Obat standar yang ten dalam paket rawat Puskesmas adalah obat-
obatan yang harus tersedia di Puskesmas untuk keperluan tindakan
medis sesaat, gawat darurat, pelayanan bedah, dan pelayanan rawat
inap lainnya;
24. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik adalah kegiatan pemeriksaan
untuk menunjang diagnosa;
25. Tindakan Medis adalah tindakan pembedahan. tindakan pengobatan
dengan alat dan tindakan diagnotis lainnya;
26. Persalinan adalah proses lahir bayi cukup bulan atau hampir cukup
bulan baik secara spontan maupun disertai penyulit yang
memerlukan tindakan medis;
27. Pelayanan Gawat Darurat (Emergency) adalan pelayanan kesehatan
tingkat lanjutan yang harus diberikan secepatnya pada kasus-kasus
gawat darurat untuk mengurangi resiko kematian atau cacat;
28. Tim pengendali adalah tim yang ditetapkan oleh Kepala Dinas
Kesehatan yang bertugas membantu dalam pengendalian pelayanan
bagi peserta dan anggota keluarganya di Puskesmas;
29. Sistem pembiayaan kapitasi adalah cara pembiayaan pelayanan
kesehatan tingkat pertama berdasar jumlah kartu askes yang
terdaftar pada puskesmas;
30. Tarif adalah sebagaian atau seluruh biaya penyelenggaraan kegiatan
pelayanan di Rumah Sakit yang dibebankan kepada Masyarakat
sebagai imbalan atas jasa pelayanan yang diterima;
31. Tarif paket rawat inap adalah biaya perhari rawat inap yang dihitung
berdasarkan rata-rata biaya komponen jasa sarana dan jasa
pelayanan;
32. Jasa sarana adalah imbalan yang diterima oieh Puskesmas atas
pemakaian sarana, fasilitas puskesmas, bahan obat-obatan. bahan
kimia dan alat kesehatan habis pakai yang digunakan langsung
dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan dan rehabilitasi;
33. Jasa pelayanan adalah imbalan yang diterima oleh pelaksana
pelayanan atas jasa yang diberikan kepada pasien dalam rangka
observasi, diagnosis, pengobatan, konsultasi, visite rehabilitasi
medik dan atau pelayanan lainnya.
BAB II
NAMA, OBYEK DAN SUBYEK
RETRIBUSI TARIF
Pasal 2
Dengan nama retribusi tarif dan tata laksana pelayanan kesehatan
masyarakat dipungut retribusi tarif terhadap pelayanan kesehatan di
Pusat Kesehatan Masyarakat.
Pasal 3
Obyek Retribusi tarif adalah setiap orang atau Badan yang mendapat
pelayanan fasilitas kesehatan yang ada dalam Pusat Kesehatan
Masyarakat dan jajarannya (Pustu, Polindes dan Pusling).
Pasal 4
Subyek retribusi tarif adalah orang pribadi atau badan yang
mendapatkan pelayanan kesehatan pada Pusat Kesehatan Masyarakat;
BAB III
GOLONGAN RETRIBUSI TARIF
Pasal 5
Retribusi tarif pelayanan kesehatan pada Puskesmas digolongkan dalam
retribusi jasa umum.
BAB IV
CARA MIENGUKUR TINGKAT
PENGGUNAAN JASA
Pasal 6
Tingkat penggunaan jasa dihitung berdasarkan jenis dan frekuensi
pelayanan kesehatan berdasar Retribusi tarif dan tata laksana pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh Puskesmas.
BAB V
PRINSIP DALAM PENETAPAN STRUKTUR
DAN BESARNYA RETRIBUSI TARIF
Pasal 7
Prinsip dalam penetapan tata laksana pelayanan kesehatan sesuai
dengan Retribusi tarif dimaksudkan untuk menutup sebagaian
pembiayaan penyelenggaraan peiayanan kesehatan di Puskesmas.
BAB VI
STRUKTUR DAN BESARNYA RETRIBUSI TARIF
Pasal 8
Struktur dan besarnya retribusi tarif dan tata laksana pelayanan
kesehatan pada Puskesmas sebagaimana tercanthm dalam lampiran
Peraturan Daerah ini,
BAB VII
SAAT RETRIBUSI TARIF TERHUTANG
Pasal 9
Retribusi tarif terhutang terjadi pada saat tata laksana pelayanan
kesehatan diberikan oleh Puskesmas atau pada saat diterbitkannya
SKRD dan atau Dokumen lain yang dipersamakan.
BAB VIII
KETENTUAN PELAYANAN
Pasal 10
(1) Puskesmas memberikan tata laksana pelayanan kesehatan secara
menyeluruh dan terintegrasi kepada masyarakat.
(2) Ketentuan retribusi tarif dan tatalaksana kesehatan pada Puskesmas
ditetapkan sebagai berikut:
a. Retribusi tarif rawat jalan di Unit Gawat Darurat (UGD)
besarnya 2 (dua) kali Retribusi rawat jalan;
b. Retribusi tarif untuk pemeriksaan dan tindakan penderita rawat
jalan sama dengan retribusi pemeriksaan dan tindakan sejenis
bagi penderita rawat inap;
c. Retribusi tarif semua pemeriksaan dan tindakan bagi penderita
rawat jalan yang berasal dan rujukan swasta sama dengan
retribusi penderita rawat jalan;
d. Pengenaan retribusi tarif bagi penderita rawat inap Ibu bersalin
dipungut untuk perawatan selama 3 hari dan hari selanjutnya
dikenakan biaya tersendiri;
e. Pelayanan perawatan penderita rawat jalan di Unit Gawat
Darurat (UGD) yang memerlukan observasi/pemeriksaan dan
tindakan medis dikenakan retribusi besarnya sama dengan
pemeriksaan dan tindakan medis sejenis penderita rawat inap;
f. Untuk menetapkan hasil visum mati yang memerlukan
pemeriksaan diluar Puskesmas, biaya pemeriksaan merupakan
biaya yang terpisah dan retribusi tarif bedah mayat dan sebab
kematian yang harus ditanggung oleh penjamin atau
keluarganya;
g. Untuk komponen obat pendamping retnibusi tarif ditetapkan
berdasarkan harga netto ditambah PPn 10 % ditambah jasa
pelayanan sebesar 2,5 %.
(3) Ketentuan retribusi tarif pelayanan kesehatan sebagaimana
dimaksud tercantum dalam lampiran Peraturan Daerah ini.
Pasal 11
Dikecualikan dan pengenaan retribusi tarif Puskesmas adalah :
a. Penduduk atau masyarakat Kabupaten Gresik yang miskin/tidak
mampu, yang dibuktikan dengan surat keterangan dari Kepala
Desa/Kelurahan setempat atau orang-orang dibawah asuhan rumah-
rumah sosial lainnya dapat diberikan pemeriksaan, perawatan dan
pengobatan cuma-cuma;
b. Janda atau duda dan pensiunan pegawai negeri sipil serta
keluarganya termasuk yatim piatu dan pensiunan pegawai negeni
mendapat pemeriksaan, perawatan dan pengobatan dengan cuma-
cuma sesuai ketentuan pembiayaan ASKES;
c. Pegawai Negeri Sipil serta keluarganya mendapat pemeriksaan,
perawatan dan pengobatan dengan cuma—cuma sesuai dengan
ketentuan pembiayaan ASKES;
d. Selain yang diatur dalam poin a, b dan c diatas Pimpinan Puskesmas
dengan alasan yang dibenarkan dapat memberikan keringanan dan
atau membebaskan biaya pemeriksaan, perawatan dan pengobatan.
BAB IX
WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 12
Retribusi tarif dan tatalaksana Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
dipungut di wilayah Daerah.
BAB X
TATA CARA PEMUNGUTAN
Pasal 13
(1) Retribusi tarif dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen
lain yang dipersarnakan;
(2) Hasil pungutan retribusi tarif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilaporkan secara bruto ke Kas Daerah dan atau melalui BKP pada
Kantor Dinas Pendapatan;
(3) Hasil Retribusi Tarif dikembaljkan 100 % kepada Dinas Kesehatan
yang telah dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah;
(4) Hasil retribusi tarif sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), sebesar
70 % (tujuh puiuh persen) digunakan oleh Puskesmas dan 30 %
(Tiga Puluh Persen) untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik
untuk menunjang kelancaran tugas pelayanan;
(5) Hasil retribusi dan Puskesrnas dikelola secara swadana sesuai
dengan peraturan yang berlaku;
(6) Tatacara dan rincian penggunaan hasil retribusi tarif
dipertanggungjawabkan kepada Bupati.
BAB XI
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 14
Dalam hal Subyek Retribusi tidak membayar tepat waktunya atau
kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar
2 % (dua persen) setiap bulan dan besarnya retribusi yang terutang yang
tidak atau kurang bayar dan ditagih dengan menggunakan Surat
Tagihan Retribusi Daerah.
BAB XII
TATA CARA PEMBAYARAN
Pasal 15
(1) Pembayaran retribusi tarif yang terutang harus dibayar sekaligus;
(2) Retribusi tarif yang terutang dilunasi se1ambat lambatnya 30 (tiga
puluh) hari sejak diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang
dipersamakan;
(3) Tata Cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaran retribusi
diatur oleh Bupati.
BAB XIII
PENGURANGAN, KERINGANAN
DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI
Pasal 16
(1) Bupati dapat memberikan pengurangan, keringanan dan
pembebasan retribusi;
(2) Pengurangan, keringanan dan pembebasan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) diberikan dengan memperhatikan
kemampuan subyek Retribusi;
(3) Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan tarif retribusi
ditetapkan oleh Bupati.
BAB XIV
TATA CARA PENAGIHAN
Pasal 17
(1) Retribusi tarif yang terutang berdasarkan SKRD, STRD, surat
keputusan pembetulan, surat keputusan keberatan dan keputusan
banding yang tidak atau kurang bayar oleh subyek Retribusi pada
waktunya dapat ditagih dengan Surat Paksa;
(2) Penagihan Retribusi dengan surat paksa dilaksanakan berdasarkan
peraturan perundang yang berlaku.
BAB XV
TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN
PEMBAYARAN RETRIBUSI
Pasal 18
Wajib Retribusi harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada
Bupati untuk perhitungan pengembalian kelebihan pembayaran
retribusi;
(1) Atas dasar permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) atas
kelebihan pembayaran retribusi dapat langsung diperhitungkan
terlebih dahulu dengan utang retribusi dan atau sanksi administrasi
berupa bungan oleh Bupati;
(2) Atas permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) yang
berhak atas kelebihan pembayaran tersebut dapat diperhitungkan
dengan pembayaran retribusi selanjutnya.
Pasal 19
(1) Dalam hal kelebihan pembayaran retribusi yang masih tersisa
setelah dilakukan perhitungan sebagaimana dimaksud dalam pasal
18, diterbitkan SKRDLB paling lambat 2 (dua) bulan sejak
diterimanya permohonan pengembalian kelebihan pembayaran
retribusi;
(2) Kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana diniaksud dalam ayat
(1) dikembalikan kepada Subyek Retribusi paling lambat 2 (dan)
bulan sejak diterbitkan SKRDLB;
(3) Pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dilakukan setelah
lewat waktu 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKRDLB, Bupati
memberilcim imbalan bunga 2 % (dua persen) sebulan atas
keterlambatan pembayaran kelebihan retribusi.
Pasal 20
(1) Pengembalian sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 dilakukan
dengan menerbitkan Surat Perintah membayar kelebihan retribusi;
(2) Atas perhitungan sebagaimana dimaksud dalam pasal 19,
diterbitkan bukti pemindah bukuan yang berlaku juga sebagai bukti
pembayaran.
BAB XVI
KADALUWARSA
Pasal 21
(1) Penagihan Retribusi, KADALUWARSA setelah melampaui jangka
waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya retribusi,
kecuali apabila Subyek Retribusi melakukan tindak pidana di
bidang retribusi;
(2) KADALUWARSA penagihan retribusi sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) tertangguh apabila:
a. Diterbitkan Surat Teguran dan Surat Paksa atau;
b. Ada pengakuan utang retribusi dan Subyek Retribusi baik
langsung maupun tidak langsung.
BAB XVII
TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG
RETRIBUSI YANG KADALUWARSA
Pasal 22
(1) Piutang retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk
melakukan penagihan sudah KADALUWARSA dapat dihapus;
(2) Bupati menetapkan Keputusan penghapusari piutang retribusi
daerah yang sudah KADALUWARSA sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1).
BAB XVIII
PENGAWASAN
Pasal 23
Bupati menunjuk Pejabat untuk melaksanakan pengawasan terhadap
pelaksanaan Peraturan Daerah ini.
BAB XIX
KETENTUAN PIDANA
Pasal 24
Subyek Retribusi yang tidak melaksanakan kewajihan sehingga
merugikan Keuangan Daerah diancarn pidana kurungari paling lama 3
(Tiga) bulan atau denda paling banyak 4 (empat) kali retribusi yang
terutang.
BAB XX
PENYIDIKAN
Pasal 25
(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah
Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk
melakukan penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah;
(2) Wewenag Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah :
a. Menerirna, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan
atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang
Retribusi Daerah;
b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai
orang atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan
sehubungan dengan tindak pidana Retribusi Daerah;
c. Meminta keterangan dan bahan bukti dan orang atau badan
sehubungan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah;
d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-
dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang
retribusi Daerah;
e. Melakukan penggeledahan untuk mendapat bahan bukti
pembukuan, pencatatan, dan dokumen-dokumen, serta
melekukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;
f. Meminta bantuan terlaga ahii dalam rangka pelaksanaan tugas
penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah;
g. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana
Retribusi Daerah;
h. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa
sebagai tersangka atau saksi;
i. Menghentikan penyidikan;
j. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran
penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah menurut
hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.
(3) Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memberitahukan
dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya
kepada Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam Undang-undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana.
BAB XXI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 26
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah
Kabupaten Gresik Nomor 26 Tahun 1977 tentang Retribusi Pelayanan
Kesehatan beserta Peraturan pelaksanaannya dinyatakan dicabut dan
tidak berlaku lagi.
Pasal 27
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang
mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati atau
Pejabat yang ditunjuk.
Pasal 28
Peraturan Daerah ini mulai berlaku taggal diundangkan
Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Kabupaten Gresik.
Disahkan di Gresik
Pada tanggal 24 Mei 2004
BUPATI GRESIK
TTD
Drs. KH. ROBBACH MA'SUM, MM
Diundangkan di Gresik
Tangga1 24 Mei 2004
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN
GRESIK
ttd
Drs. GUNAWAN, MSi
Pembina Utama Madya
NIP. 010 080 491
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2004 NOMOR 3 SERI E
PENJELASAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK
NOMOR 11 TAHUN 2004
TENTANG
TARIF DAN TATALAKSANA PELAYANAN KESEHATAN
PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
I. PENJELASAN UMUM
Bahwa pengenaan tarif dan Tatalaksana Pelayanan Kesehatan pada Pusat Kesehatan
Masyarakat sebelumnya diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 26 tahun
1977 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan, dengan berlakunya Undang-undang Nomor 22
tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 48 tahun 2000
yang telah dicabut dengan Peraturan Pemerintah Nomor 08 tahun 2003 tentang Perangkat
Daerah dimana Rumah Sakit Umum Kabupaten Gresik tidak lagi berada dibawah Dinas
Kesehatan sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas, sehingga keberadaan pelayanan kesehatan
yang ada di Puskesmas maupun di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Gresik
pengenaan Retribusinya diatur tersendiri, hal tersebut karena melihat dan sistim pelayanan
masing-masing Instansinya.
Bahwa keberadaan sebagaimana dimaksud diatas agar dapat memberikan kepastian hukum
yang jelas, maka perlu ditetapkan kedalam Peraturan Daerah.
II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL
Pasal 1 s/d Pasal 41 Cukup Jelas
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 43
LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH
KABUPATEN GRESIK
NOMOR : 11 TAHUN 2004
TANGGAL : 24 MEI 2004
TARIF DAN TATA LAKSANA PELAYANAN KESEHATAN
DI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
NO JENIS PELAYANAN TARIF (RP)
1
2
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
a. Pelayanan kesehatan dasar terbatas untuk satu pengunjung
berlaku sehari ;
b. Debri demem luka
c. Perawatan luka bakar
d. Minor surgei ringan
e. Incini Abses
f. Ekstraksi benda asing
g. Hecting kecil (1 – 6 )
h. Hecting besar sedang (7 - 12)
i. Hecting berat >13
j. Circum sisi
k. Cross incini
l. Dorsum cisi
m. Angkat Jahitan
PERTOLONGAN PERSALINAN
a. Pertolongan persalinan di luar Puskesmas
b. Pertolongan persalinan di Puskesman dengan rawat inap
untuk Ibu paling lama 3 hari
c. Rawat inap untuk Ibu, hari keempat dan seterusnya per hari
d. Rawat inap untuk bayi hari keempat dst
2.000
3.500
3.500
13.000
6.500
3.500
6.500
15.000
20.000
32.500
3.500
3.500
3.500
20.000
120.000
13.000
6.500
3
4
5
6
7
TINDAKAN MEDIK RINGAN
a. Tindik daun telinga
b. Sunat/Sircumsisi pria
c. Tindakan operasi kecil
TINDAKAN MEDIK RINGAN (OUSKESMAS PERAWATAN)
Operasi katarak
PEMERIKSAAN DIAGNOSIS
a. Photo Thorax
b. EKG
c. Photo abdomen
RAWAT INAP DAN KUNJUNGAN/VISITE DOKTER PERHARI
a. Rawat inap di zaal
b. Rawat inap di pavilyun
c. Visite dokter specialis
TINDAKAN LABORATORIUM
a. Golongan darah
b. Darah perjenis
c. Darah rutin
d. Test kehamilan (Plano Test)
e. Urine rutin
f. Urine perjenis
g. Faeces rutin
h. Tetes tebal
i. Pewarnaan gram
j. Pewarnaan BTA (Sputum)
k. Pewarnaan BTA (MH)
l. Trombocyte
m. BJ Urine
n. Widal side
o. PCV
5.000
32.500
13.000
600.000
45.500
16.500
45.000
13.000
26.000
13.000
26.000
2.750
2.750
13.000
16.500
10.000
2.000
4.000
3.500
5.500
4.000
4.000
4.000
9.750
5.500
8
9
10
11
12
p. BSN (puasa)
q. Reduksi (puasa)
r. 2 jam PP
s. reduksi 2 jam PP
PENGUJIAN KESEHATAN
PENGURUSAN JENAZAH
a. Visum hidup
b. Visum mati
SEWA AMBULANCE
a. Pemakaian mobil jenazah dalam kota wilayah Kabupaten
Gresik setiap pemakaian
b. Pemakaian luar kota setiap pemakaian per kilometer
PERAWATAN JENAZAH
a. Bedah jenazah pada jam kerja
b. Bedah jenazah pada luar jam kerja
c. Perawatan jenazah
PELAYANAN KESEHATAH GIGI
Tindakan medik gigi
a. Pencabutan gigi susu/anak
b. Pencabutan gigi permanen 1 akar
c. Pencabutan gigi tanpa penyulit > 1 akar
d. Pencabutan gigi dengan penyulit > 1 akar
e. Geraham ketiga miring
f. Scaling tiap regio 1 kali dating
g. Perawatan past ekstraksi/dengan Dry Sroket
Pembuatan/Reparasi Gigi Tiruan
a. Pembuatan gigi tiruan lengkap atas atau bawah
b. Pembuatan gigi tiruan lengkap atas dan bawah
Pembuatan gigi tiruan sebagian
13.000
2.000
13.000
2.000
15.000
19.500
19.500
19.500
1.750
65.000
130.000
26.000
6.500
10.000
10.000
13.000
130.000
3.500
6.500
500.000
800.000
13
a. 1 (satu) gigi per rahang
b. Tambahan tiap gigi berikutnya
c. Reparasi gigi tiruan partial/sebagian
d. Reparasi gigi tiruan tiap rahang
e. Pembuatan jembatan gigi Acrylic tiap unit
f. Pembuatan jembatan gigi porcelen tiap unit
g. Rebacine gigi tiruan Full Dentis
Perawatan Bagian pengawwt gigi
a. Tumpatan amalgam/piji lonomer kecil
b. Tumpatan amalgam/piji lonomer besar
c. Pulp caping direct/indirect
d. Munifikasi/Pulpatemi
e. Pemeriksaan rutin
Perawatan meratakan gigi
a. Perawatan meratakan gigi per rahang
b. Penggantian alat selanjutnya
c. Relief of pain
Tumpatan dengan sinar
a. tumpatan kompesite sulung/permanen
b. tumpatan kompesite dengan crown form
PELAYANAN KELUARGA BERENCANA
a. Pemasangan IUD
b. Pelepasan IUD
c. Kontrol IUD
d. Pemasangan Implant
e. Pelepasan Implant
52.000
19.500
39.000
78.000
130.000
260.000
97.500
13.000
19.500
9.750
4.000
2.000
195.000
130.000
6.500
65.000
97.500
13.000
13.000
6.500
13.000
22.500
BUPATI GRESIK
TTD
Drs. KH. ROBBACH MA'SUM, MM
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN
GRESIK
ttd
Drs. GUNAWAN, MSi
Pembina Utama Madya
NIP. 010 080 491
top related