perbedaan pengaruh latihan menggiring bola basket … · menggiring bola basket secara konvensional...
Post on 05-Dec-2020
23 Views
Preview:
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN MENGGIRING BOLA BASKET
SECARA KONVENSIONAL DAN DENGAN PENAMBAHAN
AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN
MENGGIRING BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA
EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET SMP NEGERI 9 SURAKARTA
TAHUN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
DHIMAS ARI NUGROHO
K5607008
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN MENGGIRING BOLA BASKET
SECARA KONVENSIONAL DAN DENGAN PENAMBAHAN
AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN
MENGGIRING BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA
EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET SMP NEGERI 9 SURAKARTA
TAHUN 2011/2012
Oleh:
DHIMAS ARI NUGROHO
K5607008
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK Dhimas Ari Nugroho. PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN MENGGIRING BOLA BASKET SECARA KONVENSIONAL DAN DENGAN PENAMBAHAN AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET SMP NEGERI 9 SURAKARTA TAHUN 2011/2012. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, September 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Pengaruh latihan konvensional terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 9 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. (2) Pengaruh latihan dengan penambahan audio visual terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 9 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. (3) Pengaruh yang lebih baik antara latihan konvensional dan latihan dengan penambahan audio visual dan terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 9 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Penelitian ini menggunakan seluruh siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 9 Surakarta 2011/2012 berjumlah 24 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan pengukuran kemampuan dribble bola basket. Teknik analisis data yang digunakan dengan uji t pada taraf signifikansi 5 %. Berdasarkan hasil penelitian sebagai berikut: (1) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan metode latihan konvensional terhadap peningkatan keterampilan dribble bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 9 Surakarta 2011/2012. (2) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan metode latihan dengan penambahan audio visual terhadap peningkatan keterampilan dribble bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 9 Surakarta 2011/2012. Kelompok 1 (kelompok yang mendapatkan perlakuan secara konvensional) memiliki persentase peningkatan 12.558% lebih kecil dari pada kelompok 2 (kelompok yang mendapatkan perlakuan dengan penambahan audio visual ) memiliki persentase sebesar 17.290%.
Penelitian yang telah dilakukan ternyata hipotesis yang diajukan dapat diterima. Dengan demikian dapat diperoleh simpulan sebagai berikut: (1) Ada perbedaan pengaruh metode latihan konvensional terhadap kemampuan dribble siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 9 Surakarta 2011/2012. Dengan metode latihan ini memiliki peningkatan kemampuan 12.558%. (2) Ada perbedaan pengaruh metode latihan dengan penambahan audio visual terhadap kemampuan dribble siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 9 Surakarta 2011/2012. Dengan metode latihan ini memiliki peningkatan kemampuan 17.290%. (3) Metode latihan dengan penambahan audio visual lebih baik pengaruhnya dari pada metode latihan konvensional terhadap kemampuan dribble siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 9 Surakarta 2011/2012. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat perlakuan dengan metode
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
latihan konvensional) memiliki peningkatan 12.558% lebih kecil dari pada kelompok 2 (kelompok yang mendapat perlakuan dengan penambahan audio visual) yaitu 17.290%. Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi kata yang ditimbulkan, maka kepada para pembina dan pelatih ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 9 Surakarta disarankan hal-hal sebagai berikut: (1) Untuk meningkatkan kemampuan dribble bola basket, harus diterapkan metode latihan yang tepat, sehingga akan diperoleh hasil latihan yang optimal. (2) Untuk meningkatkan kemampuan dribble bola basket seorang pelatih dapat menerapkan metode latihan konvensioanal dan dengan penambahan audio visual.
Kata kunci: pengaruh latihan, konvensional, penambahan audio visual
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRACT Dhimas Ari Nugroho. THE DIFFERENCE BETWEEN CONVENTIONAL TRAINING OF BASKET BALL DRIBBLE TECHNIQUE AND THE TRAINING WITH AUDIO VISUAL ADDITION TOWARD THE INCREASE OF BASKET BALL DRIBBLE SKILL OF THE MALE STUDENTS IN BASKET BALL EXTRA CURRICULAR IN SMP NEGERI 9 SURAKARTA OF THE YEAR 2011/2012. Thesis, Surakarta: Teaching and Education Science Faculty. Sebelas Maret University, September 2012.
The purpose of the research is to find out: (1) the influence of conventional training toward basket ball dribble skill of the male students in basket ball extracurricular in SMP Negeri 9 Surakarta in academic year of 2011/2012. (2) the influence of training with audio visual addition toward the increase of basket ball dribble skill of the male students in basket ball extracurricular in SMP Negeri 9 Surakarta in academic year of 2011/2012. (3) the better influence between conventional training and the training with audio visual and toward the increase of basket ball dribble skill of the male students in basket ball extracurricular in SMP Negeri 9 Surakarta in academic year of 2011/2012..
The research uses experiment method. This research uses all the male students in basket ball extra curricular in SMP Negeri 9 Surakarta at academic year of 2011/2012 which aare 24 students. The data collection technique used is testing and measurement of basket ball dribble skill. Data analysis technique used is t-testing in 5% significance level. Based on the research result, it can be found that : (1) there is a significant difference of the influence of conventional method toward the of basket ball dribble skill of the male students in basket ball extracurricular in SMP Negeri 9 Surakarta in academic year of 2011/2012. (2) There is a significant difference of the influence of the training with audio visual addition method toward the increase of basket ball dribble skill of the male students in basket ball extracurricular in SMP Negeri 9 Surakarta in academic year of 2011/2012. Group 1 (the group given conventional treatment) have increase percentage of 12.558% smaller than that of group 2 (the group given audio visual addition treatment) which has percentage of 17.290%.
The research has been done and it was found out that the hypothesis proposed can be accepted. Therefore, it can be concluded as follow: (1) there is a difference of the influence of conventional training toward the basket ball dribble skill of the male students in basket ball extracurricular in SMP Negeri 9 Surakarta in academic year of 2011/2012. By using this training method, the increase of skill is about 12.558%. (2) There is a difference of the influence of audio visual added training method toward the basket ball dribble skill of the male students in basket ball extracurricular in SMP Negeri 9 Surakarta in academic year of 2011/2012. By using this training method, the increase of skill is about 17.290%.(3) The method of audio visual addition has better influence compared to that of conventional training method toward the basket ball dribble skill of the male students in basket ball extracurricular in SMP Negeri 9 Surakarta in academic year of 2011/2012 Group 1 (the group given conventional treatment)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
have increase percentage of 12.558% smaller than that of group 2 (the group given audio visual addition treatment) which has percentage of 17.290%. related to the conclusion derived and word implication caused, for the coach and extra curricular trainer of basket ball SMP Negeri 9 Surakarta, it is suggested that (1) For increasing the basket ball dribble skill, it must be applied the appropriate training method, in order to gained optimal training outcome. (2) for increasing the skill of basket ball dribble, a coach can apply conventional training method and audio visual added training method.
Key word : training influence, conventional, audio visual addition
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
MOTTO
v Kesempatan tak akan datang untuk kedua kalinya.
v Niat, kuat, tegas jangan hanya pasrah pada keadaan.
v Jika kita tidak bisa memiliki apa yang kita sukai, maka kita harus belajar
menyukai apa yang kita miliki saat ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
PERSEMBAHAN
Saya persembahkan skripsi ini untuk :
Bapak Sujarwadi dan Ibu Sri Sapartinah sebagai orang tua terbaik
Adik-adik ku Dina dan Dhiswa yang tersayang
Astriyan yang selalu memberi semangat dan motivasi
Teman-teman SEBA yang selalu memberi masukan
Rekan-rekan KEPOR 07
Teman-teman perjuangan akhirku
Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan
penulisan skripsi ini.
Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi
berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. H. Mulyono, M.M., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. H. Agustyanto, M.Pd., Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. H. Muh. Mariyanto, M.Kes, sebagai pembimbing I yang telah
memberikan pembimbingan skripsi, sehingga skripsi dapat tersusun dengan
baik.
5. Slamet Widodo, S.Pd, M.Or, sebagai pembimbing II yang telah memberikan
petunjuk dan pengarahan serta semangat dalam menyusun skripsi, sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Kepala SMP Negeri 9 Surakarta yang telah memberikan ijin untuk
mengadakan penelitian.
7. Guru olahraga SMP Negeri 9 Surakarta yang telah membantu penelitian.
8. Siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 9 Surakarta yang telah
bersedia menjadi sampel penelitian.
Semoga segala amal baik tersebut mendapat imbalan dari Tuhan Yang
Maha Esa. Hasil penelitian yang sederhana ini dapat bermanfaat untuk semua.
Surakarta, November 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................
HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................
HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................
HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................
HALAMAN ABSTRAK .............................................................................
HALAMAN ABSTRACT ...........................................................................
HALAMAN MOTTO .................................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................
KATA PENGANTAR .................................................................................
DAFTAR ISI ...............................................................................................
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
DAFTAR TABEL .......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .................................…………………….…………
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………...
B. Identifikasi Masalah …………………………………………….
C. Batasan Masalah ………………………………………...............
D. Rumusan Masalah .....…….……………………………...…...…
E. Tujuan Penelitian ………………………………………….……
F. Manfaat Penelitian ..……………………………………….……
BAB II KAJIAN PUSTAKA …………………………….………………..
A. Kajian Teori ...…………………………….……...................……
1.Permainan Bola Basket ................…………......……………..…
a. Teknik Dasar Bermain Bola Basket .....…………….……....
b. Pentingnya Menguasai Teknik Dasar Bermain
Bola Basket ...........................................................................
2. Teknik Dasar Menggiring Bola Basket .....…...………….……..
a. Pengertian Menggiring Bola Basket ........……...…………..
b. Prinsip-prinsip Menggiring Bola Basket ……....…….…......
I
ii
iii
iv
v
vi
viii
x
xi
xii
xiii
xvi
xvii
xviii
1
1
5
5
6
6
7
8
8
8
9
10
11
11
11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
c. Macam-macam Cara Menggiring Bola Basket ….…………
d. Kegunaan Menggiring Bola Basket ......................................
3. Latihan ....................……………………………………....….....
a. Prinsip-prinsip Latihan …..……………….……...……......
b. Komponen-komponen Latihan ……..……….............….…
c. Media Latihan ....……………………………..……………
4. Latihan Dengan Media Audio dan Visual .........……..…………
5. Latihan Konvensional …....……………………………………..
a. Kelebihan Latihan Konvensional .…………………………
b. Kekurangan Latihan Konvensional ….........……………….
B. Kerangka Berpikir .......………………………………..................
C. Hipotesis ............………………….……….…….……………….
BAB III METODE PENELITIAN .....................……………….…………
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....…….……..……………..…..…..
B. Rancangan Penelitian ....................………………………...…….
C. Populasi Sampel ...............………………………………….……
D. Teknik Pengambilan Sampel..........................................................
E. Pengumpulan Data .......................................................................
F. Validasi Instrumen Penelitian ........................................................
G. Analisis Data .............................…………………………………
BAB IV HASIL PENELITIAN ........................…………………………...
A. Deskripsi Data ................…………...………………..…………..
B. Pengujian Persyaratan Analisis ……….…............................……
C. Pengujian Hipotesis ...…………………………………………...
D. Pembahasan Hasil Analisis Data ...................................................
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ..........………...………
A. Simpulan ………....……………………………………………. .
B. Implikasi ......................…………………………………………
C. Saran ...........................…………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA ............................………………………………….
LAMPIRAN ...........…………………………………………………………
12
15
16
16
18
21
22
26
27
27
28
29
31
31
31
32
32
33
33
34
38
38
38
40
41
45
45
45
46
47
48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1 Ilustrasi Gerakan Dribble Bola Basket ..................................... 14
2 Rancangan Penelitian ............................................................ 31
3 Pembagian kelompok ........................................................... 32
4 Ilustrasi Skema Tes Dribble Bola Basket ........................................ 49
5 Petunjuk Nilai …………………………………………………….. 50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Deskripsi Data Tes Awal dan Tes Akhir Dribble Bola Basket
pada Kelompok 1 dan Kelompok 2 .................................................................
2 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data ..........................................................
3 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data Awal.............................................
4 Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal antara Kelompok 1 dan
Kelompok 2 .....................................................................................................
5 Rangkuman Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Akhir Kelompok 1 ...........
6 Rangkuman Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Akhir Kelompok 2 ...........
7 Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir antara Kelompok 1 dan
Kelompok 2 ...................................................................................................
8 Rangkuman Hasil Perhitungan Nilai Perbedaan Peningkatan Kemampuan
Dribble Bola Basket antara Kelompok 1 dan Kelompok 2 ...........................
38
39
39
41
42
42
43
43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Petunjuk Pelaksanaan Tes ……..........................................................................
2. Petunjuk Penilaian ……………………………………………………………
3. Jadwal Treatment ……...............................................................….....................
4. Program Latihan Dribble Bola Basket Konvensional ....…................................
5. Program Latihan Dribble Bola Basket dengan Penambahan Audiovisual .........
6. Data Hasil Tes Awal Kemampuan Dribble Bola Basket ..…..............................
7. Data Hasil Tes Akhir Kemampuan Dribble Bola Basket ...................................
8. Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Dribble
Bola Basket .......................................................................................................
9. Data Hasil Tes Awal Kemampuan Dribble Bola Basket berdasar
urutan rangking ................................................................................................
10. Daftar Hasil Subjek Berdasarkan Data Tes Awal Kemampuan
Dribble Bola Basket ......................................................................................
11. Rekapitulasi Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Dribble
Bola Basket pada Kelompok 1 .....................................................................
12. Rekapitulasi Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Dribble
Bola Basket pada Kelompok 2 ......................................................................
13. Uji Reliabilitas Hasil Tes Awal Dribble Bola Basket dengan Anava ….....
14. Uji Normalitas Data pada Kelompok 1 ........................................................
15. Uji Normalitas Data pada Kelompok 2 ........................................................
16. Uji Homogenitas Hasil Tes Awal Dribble Bola Basket pada Kelompok 1
dan Kelompok 2 ............................................................................................
17. Uji Perbedaan Hasil Tes Awal Dribble Bola Basket pada Kelompok 1
dan Kelompok 2 .............................................................................................
18. Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Dribble Bola Basket
pada Kelompok 1 ...........................................................................................
19. Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Dribble Bola Basket
pada Kelompok 2 ...........................................................................................
48
50
51
52
53
55
56
57
58
59
60
61
62
65
66
67
69
71
73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
20. Uji Perbedaan Hasil Tes Akhir Dribble Bola Basket antara Kelompok 1
dan Kelompok 2 ...........................................................................................
21. Uji Perbedaan Peningkatan Kemampuan Hasil Tes Akhir Dribble
Bola Basket antara Kelompok 1 dan Kelompok 2 ........................................
22. Dokumentasi ..................................................................................................
23. Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sebelas Maret Surakarta ……….......
24. Surat Keterangan Penelitian dari SMP N 9 Surakarta ..................................
75
77
80
82
83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bola basket merupakan salah satu olahraga bola besar yang akhir-akhir
ini mulai ramai dibicarakan. Bola basket adalah salah satu olahraga yang paling
digemari oleh penduduk Amerika Serikat dan penduduk di belahan bumi lainnya,
antara lain di Amerika Selatan, Eropa Selatan, Lithuania. Permainan bola basket
di Indonesia pada saat ini semakin banyak penggemarnya, terutama di kalangan
pelajar dan remaja.
Bola basket merupakan olahraga beregu yang mempunyai manfaat
terhadap perkembangan dan pertumbuhan. Dengan bermain bola basket
mempunyai manfaat secara anatomis yaitu membentuk struktur tubuh menjadi
lebih baik, fisiologis dapat membentuk kondisi fisik menjadi lebih baik, kesehatan
dan kemampuan jasmani yang berkaitan dengan membentuk power, daya tahan,
kelentukan, kelincahan serta kecepatan. Manfaatnya bagi rohani yaitu kejiwaan,
kepribadian dan karakter akan tumbuh kearah yang sesuai dengan tuntutan
masyarakat. Sebagai langkah awal permainan bola basket yaitu dikenalkan
macam-macam teknik dasar bola basket merupakan faktor yang fundamental
untuk mencapai prestasi.
Macam-macam teknik dasar bola basket harus didukung kemampuan
fisik yang baik. Sudjarwo (1993: 41) menyatakan, “Mempelajari teknik dalam
cabang olahraga tertentu tidak mungkin dilakukan sebelum atlet memiliki
kemampuan fisik yang menunjang gerakan teknik tersebut”. Apalagi pada saat ini
permainan ini telah dimodifikasi sesuai dengan kondisi. Hal ini semakin membuat
rumitnya permainan namun ini juga yang menambah populernya permainan bola
basket.
Mulai dari sekolah menengah pertama, tingkat menengah atas maupun
perguruan tinggi juga memainkan permainan bola basket. Disamping banyak
manfaat yang diperoleh dari permainan bola basket baik secara fisik, mental
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
maupun sosial. Imam Sodikun (1992:2) mengemukakan bahwa, “Bola basket
adalah cabang olahraga yang mempunyai nilai-nilai paedagogis, fisiologis,
intelektual, dan sosiologis”. Sehingga dapat dikatakan keberadaan permainan bola
basket ini secara tidak langsung ikut serta dalam upaya mewujudkan
pembangunan nasional, yaitu pembangunan manusia yang berkualitas fisik dan
mental. Bola basket adalah olahraga permainan yang tumbuh dan berkembang di
Indonesia.
Permainan bola basket merupakan salah satu cabang olahraga yang
diajarkan di sekolah-sekolah. Dalam permainan bola basket di samping sangat
bermanfaat dalam pembentukan jasmani yang baik, perkembangan rohani siswa
juga akan terbentuk dengan baik. Permainan bola basket merupakan cabang
olahraga permainan yang sangat menarik untuk kalangan pelajar, baik ditingkat
SMP sampai ditingkat SMA dan perguruan tinggi, hal ini terlihat dari seringnya
diadakan pertandingan bola basket antar pelajar dan antar sekolah, baik untuk
siswa putra maupun putri. Dalam suatu pertandingan bola basket, tiap sekolah
tentunya menginginkan agar siswanya dapat memperoleh prestasi. Salah satu
sekolah yang berusaha untuk meningkatkan prestasi bola basket siswa-siswanya
adalah SMP Negeri 9 Surakarta, yaitu dengan diadakannya kegiatan
ekstrakulikuler untuk latihan.
Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Surakarta permainan bola basket
merupakan salah satu materi bahasan yang diajarkan oleh seorang guru
pendidikan jasmani kepada siswanya. Kenyataan menunjukan bahwa penguasaan
teknik dasar bola basket siswa ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 9
Surakarta belum baik dan perlu ditingkatkan terutama teknik dasar dribble.
Dribble dapat diartikan menggiring, yaitu memantulkan bola ke lantai (lapangan
bola basket) dengan satu tangan saja baik kanan atau kiri yang dapat dilakukan
dengan berbagai macam variasi untuk mengamankan bola dari rampasan lawan.
Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, seorang pelatih hendaknya menguasai
secara baik teknik dasar permainan bola basket khususnya dribble, disamping
kurangnya sarana dan prasarana yang memadai serta frekuensi latihan yang sangat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
sedikit untuk siswanya. Selain itu seorang pelatih juga dituntut untuk dapat
membimbing dan mengarahkan serta dapat memilih dengan tepat metode dan cara
latihan teknik dasar dribble dalam permainan bola basket, sehingga memperoleh
hasil yang optimal. Dalam olahraga bola basket diperlukan kondisi fisik yang
baik, kemampuan teknik, taktik serta mental bertanding yang baik. Karena
permaiaan bola basket permaianan yang dominan adalah gerak tubuh jadi kondisi
fisik harus bagus untuk bermain basket. Kemampuan teknik dibutuhkan supaya
dalam pertandingan bola basket tidak sering melakukan kesalahan sendiri. Taktik
dibutuhkan supaya bisa menguasai permainan dan mematahkan serangan lawan
serta memenangkan pertandingan bola basket. Selain itu mental dalam bertanding
juga harus bagus supaya mampu memotivasi tim dalam bermain untuk meraih
kemenangan.
Seorang pemain bola basket harus memiliki penguasaan teknik dasar yang
baik, karena pengusaan teknik dasar dalam permainan bola basket merupakan
salah satu unsur yang ikut menentukan menang atau kalahnya suatu regu di dalam
suatu pertandingan. Dribble merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu
tim untuk meraih kemenangan, sebab kemenangan ditentukan oleh penguasaan
bola yang baik agar dapat memasukan lebih banyak bola ke basket. Dan setiap
regu yang menguasai bola dengan baik selalu mencari kesempatan untuk dapat
mencetak angka. Agar mampu melakukan dribble dengan baik, teknik dalam
melakukan dribble harus dikuasai dengan baik pula. Untuk meningkatkan prestasi
bola basket yang dicapai oleh para siswa SMP Negeri 9 Surakarta, khususnya
pada siswa putra peserta kegiatan ekstrakurikuler bola basket, keterampilan
dribble perlu mendapatkan prioritas dalam latihan. Pengusaaan keterampilan
dribble pemain hanya dapat dicapai jika pemain melakukan latihan secara
sistematis dan kontinyu.
Latihan yang sering digunakan dalam pelaksanaan latihan bola basket
khususnya dribble adalah dengan latihan konvensional, pendekatan ini yang lebih
banyak diterapkan dan dianggap lebih praktis dilaksanakan oleh pelatih
ekstrakurikuler bola basket. Begitupun juga metode latihan yang diterapkan oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
pelatih di SMP Negeri 9 Surakarta, lebih banyak dengan menerapkan metode
latihan konvensional. Sehingga mengakibatkan kurang efektifitasnya proses
latihan. Pelatih perlu mempelajari, memahami, dan mampu menerapkan berbagai
strategi, metode dan pendekatan latihan yang dimiliki. Strategi adalah
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai
tujuan tertentu, metode yaitu bagaimana mengimplementasikan rencana yang
sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara
optimal, dan pendekatan (approach) diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses latihan. Selain itu juga dapat menggunakan alat
bantu latihan. Dalam hal ini alat bantu yang dipakai adalah dengan alat bantu
media visual.
Dari permasalahan yang muncul pada saat latihan bola basket masih ada
beberapa siswa yang memiliki kemampuan dribble kurang baik dan sebagian
siswa lainnya memiliki kemampuan dribble yang baik. Dari perbedaan
keterampilan dribble pada siswa ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 9
Surakarta tersebut maka perlu ditelusuri faktor penyebabnya, apakah karena
dipengaruhi perbedaan kemampuan kinestetik siswa atau kurangnya kemampuan
pelatih dalam memberi cantoh. Ada cara yang dapat merangsang kemampuan
siswa untuk lebih berani melakukan dribble yang baik dan benar apabila pelatih
tidak bisa memberi contoh yang benar diantaranya adalah dengan memberi
gambaran melalui audio visual berupa video bagaimana cara menggiring bola.
Dengan alasan dribble/ menggiring merupakan salah satu bagian penting
dalam setiap permainan bola basket. Melalui tes dan pengukuran yang dilakukan
maka akan diketahui ada tidaknya pengaruh latihan bola basket konvensional dan
dengan penambahan audio visual. Untuk mengetahui hal tersebut maka perlu
dilakukan penelitian dengan judul “Perbedaan pengaruh latihan menggiring bola
basket secara konvensional dan dengan penambahan audio visual terhadap
peningkatan kemampuan menggiring bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler
bola basket SMP Negeri 9 tahun pelajaran 2011/2012”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian yang dikemukakan dalam latar belakang, dapat ditarik
identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Masih banyak guru/pelatih ekstrakurikuler khususnya bola basket yang hanya
melatih secara asal dan tidak mengetahui cara yang benar.
2. Belum diterapkannya audio visual untuk meningkatkan kemampuan
menggiring bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP
Negeri 9 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
3. Waktu pelaksanaan ekstrakurikuler yang masih terbatas atau singkat.
4. Belum diketahuinya perbedaan hasil latihan dengan penambahan audio visual
dan latihan konvensional pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP
Negeri 9 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
5. Keterampilan menggiring bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler bola
basket SMP Negeri 9 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
C. Pembatasan Masalah
Banyaknya masalah yang muncul dari penelitian ini perlu dibatasi agar
tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Batasan masalah dalam penelitian
tersebut sebagai berikut:
1. Kemampuan menggiring bola basket ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri
9 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
2. Siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 9 Surakarta tahun
pelajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
3. Latihan konvensional terhadap keterampilan menggiring bola basket pada
siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 9 Surakarta tahun
pelajaran 2011/2012.
4. Latihan dengan penambahan audio visual terhadap keterampilan menggiring
bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 9
Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah dapat
dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Adakah pengaruh latihan konvensional terhadap peningkatan keterampilan
menggiring bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP
Negeri 9 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012?
2. Adakah pengaruh latihan dengan penambahan audio visual terhadap
peningkatan keterampilan menggiring bola basket pada siswa putra
ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 9 Surakarta tahun pelajaran
2011/2012?
3. Manakah yang lebih baik antara latihan konvensional dan dengan
penambahan audio visual terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola
basket pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 9 Surakarta
tahun pelajaran 2011/2012?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui :
1. Pengaruh latihan konvensional terhadap peningkatan keterampilan
menggiring bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP
Negeri 9 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
2. Pengaruh latihan dengan penambahan audio visual terhadap peningkatan
keterampilan menggiring bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler bola
basket SMP Negeri 9 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012
3. Pengaruh yang lebih baik antara latihan konvensional dan dengan
penambahan audio visual terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola
basket pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 9 Surakarta
tahun pelajaran 2011/2012?
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:
1. Menginformasikan tentang bentuk latihan yang lebih baik, antara latihan
konvensional dan latihan dengan penambahan audio visual terhadap
peningkatan keterampilan menggiring bola basket pada siswa putra
ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 9 Surakarta tahun pelajaran
2011/2012 khususnya.
2. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pengetahuan
serta acuan bagi guru penjas, pelatih, atlet dan masyarakat luas, tentang
latihan yang menunjang prestasi atau kemampuan menggiring bola basket.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Permainan Bola Basket
Permainan bola basket merupakan permainan beregu, yang masing-masing
regu terdiri dari 5 orang pemain. Tujuan permainan bola basket yaitu untuk
mendapatkan skor dengan memasukkan bola ke dalam kerajang lawan dan
mencegah tim lawan melakukan hal serupa. Hal ini sesuai dengan pendapat
Soebagio Hartoko (1994:1) bahwa :” Bola basket dimainkan oleh dua regu,
masing-masing terdiri dari lima orang pemain. Tujuan tiap regu ialah
memasukkan bola ke keranjang lawan dan mencegah regu lawan menguasai bola
atau membuat angka. Bola digiring sambil memantul-mantulkan (dribble) ke
segala arah”.
Olahraga permainan ini dapat dimainkan putra maupun putri. Permainan
ini menggunakan bola besar dan dimainkan dengan tangan. Bola boleh dioper,
dilempar dan boleh dipantulkan ke lantai di tempat, atau sambil berjalan dan
tujuannya adalah memasukkan bola ke dalam keranjang lawan untuk
mendapatkan nilai. Pemenangnya adalah regu yang dapat mengumpulkan nilai
dengan memasukkan bola ke dalam keranjang yang lebih banyak.
Pencapaian prestasi dalam permainan bola basket dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Faktor yang paling menentukan terhadap pencapaian prestasi
dalam bola basket yaitu faktor kemampuan dari atlet itu sendiri. Faktor dari dalam
diri atlet yang harus dikembangkan untuk mencapai prestasi dalam permainan
bola basket yaitu faktor kemampuan teknik, fisik, taktik dan mental. Teknik dasar
merupakan unsur dasar yang harus dikuasai pemain untuk mencapai prestasi
dalam permainan bola basket.
Unsur-unsur teknik dasar harus mendapat perhatian yang serius bagi para
pelatih, pembina maupun pemain bola basket. Dari berbagai macam teknik dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
permainan tersebut, teknik dasar yang sangat penting dalam permainan bola
basket adalah kemampaun dribble untuk menguasai bola mencetak angka dan
memenangkan pertandingan.
Dengan penguasaan teknik dasar bermain bola basket, maka setiap pemain
akan dapat menyesuaikan diri dengan situasi pertandingan yang berubah-ubah.
Kualitas penguasaan teknik dasar bermain bola basket tidak lepas dari unsur-unsur
fisik dan taktik yang akan menentukan tingkat permainan suatu regu bola basket.
Makin baik tingkat keterampilan teknik pemain dalam memainkan dan menguasai
bola, makin cepat dan cermat kerjasama yang dicapai.
Permainan bola basket pertama-tama yang harus dikuasai adalah macam-
macam teknik dasar dalam bermain. Melihat kenyataan ini, maka seorang pelatih
bola basket dituntut untuk memahami dasar-dasar teknik dan taktik dalam
permainan bola basket serta membimbing pemain agar dapat memacu
perkembangan keterampilan teknik dasar dengan benar sesuai program latihan
yang pada akhirnya merupakan gerakan-gerakan yang otomatis, sehingga tujuan
dari latihan dapat tercapai.
a. Teknik Dasar Bermain Bola Basket
Tidak dipungkiri bahwa dalam setiap aktivitas olahraga diperlukan dasar
yang kuat sebagai penunjang aktivitas tersebut. Sehingga dalam hal ini kita tidak
bisa melakukannya dengan asal-asalan, apalagi bila kita sudah terjun ke dunia
profesional. Hal-hal yang dasar ini sangat mutlak dilakukan. Orang sering
menyebutnya dengan fundamental. Fundamental merupakan hal pokok yang harus
diketahui oleh guru ataupun pelatih dan harus dimiliki oleh anak didik maupun
atlet. Permainan bola basket pun harus memiliki fundamental yang baik.
Menurut Danny kosasih dalam bukunya Fundamental basketball. Menjadi
salah satu tugas pertama dan utama seorang pelatih adalah mengajarkan pemain
bagaimana melakukan pergerakan dan mengontrol badan mereka. Pergerakan
dasar (fundamental movement), kadang juga dasar dari olahraga bola basket (basic
of basketball), merupakan sesuatu yang penting untuk dipelajari oleh semua
pemain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Perlunya mengajarkan bergerak dengan efisien, efektif, serta menghemat
waktu serta ruang untuk mengurangi gerakan yang berlebihan yang tentunya
mempunyai tujuan. Sehingga para pemain mampu mengembangkan
keseimbangan dan kecepatan. Dengan kata lain bola basket adalah permainan
keseimbangan dan kecepatan serta setiap pergerakan harus terfokus pada tujuan
tertentu. Ada 6 posisi fundamental dan pergerakan dasar yang penting dalam bola
basket sebagai berikut:
1. Quick Stance (cara berdiri) 2. Quick Start (mulai bergerak) 3. Quick Step (langkah pergerakan kaki) 4. Quick Turn (berputar/pivot) 5. Quick Stop (berhenti) 6. Quick Jump (melompat)
Menurut Imam Sodikun (1992:47) bahwa, Pada permainan bola basket,
untuk mendapatkan gerakan efektif dan efisien ini perlu didasarkan pada
penguasaan teknik dasar yang baik. Teknik dasar tersebut dapat dibagi sebagai
berikut:
1. Teknik melempar dan menangkap 2. Teknik menggiring bola 3. Teknik menembak 4. Teknik gerakan berporos 5. Teknik lay-up shoot 6. Merayah Dapat disimpulkan bahwa teknik bermain bola basket yang seharusnya
dikuasai oleh setiap pemain guna mencapai prestasi optimal disamping
kemampuan fisik, taktik dan mental, terdiri dari menembak, operan, menangkap,
olah kaki, pivot, gerak tipu, merayah, menggiring dan lay-up shoot.
b. Pentingnya Menguasai Teknik Dasar Bermain Bola Basket
Teknik dribble bola basket merupakan dasar untuk bermain bola basket,
karena dribble bola selalu digunakan dalam permainan bola basket. Dribble
merupakan bagian teknik dasar yang penting untuk dikuasai oleh setiap pemain
bola basket. Menurut Imam Sodikun (1992: 92) bahwa:
“Dribble adalah salah satu cara yang diperbolehkan oleh peraturan untuk
membawa lari bola ke segala arah, juga merupakan suatu usaha untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
mengamankan bola dari rampasan lawan, sebab dengan demikan ia dapat
bergerak menjauhkan lawan sambil memantulakan bola kemana ia tuju.
Dalam praktik, hal ini dilakukan bila tidak dapat lagi mengoper bola
secara tepat”.
Bagi seorang pemain bola basket yang mahir dalam dribble bola akan
lebih mudah untuk menerobos dan menipu lawan, walaupun dengan penjagaan
yang ketat guna mencetak angka ataupun memberikan umpan yang bagus.
2. Teknik Dasar Menggiring (Dribble) Bola Basket
a. Pengertian Menggiring Bola Basket
Teknik suatu cabang olahraga selalu berkembang sesuai dengan tujuan
dan peraturan olahraga, dimana makin lama makin tinggi tuntutan persyaratannya.
Teknik dikatakan baik apabila diterapkan dalam praktek dapat memberi hasil yang
baik terhadap pencapaian prestasi maksimal. Dalam olahraga teknik merupakan
kemampuan dasar yang menentukan dalam pencapaian prestasi. Menurut A.
Hamidsyah Noer (1992: 271) “Teknik adalah suatu proses gerakan dan
pembuktian dalam praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas
yang pasti dalam suatu cabang olahraga”. Berdasarkan pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa teknik bermain bola basket dapat diartikan sebagai cara
memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan permainan
yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal.
b. Prinsip-prinsip Menggiring Bola Basket
Kesempurnaan teknik bermain bola basket dapat dicapai melalui latihan
teknik yang sesuai dengan teknik dasar ke teknik tinggi yang akhirnya harus
menuju kepada gerakan-gerakan otomatis. Untuk meningkatkan mutu permainan
bola basket, maka teknik permainan harus benar-benar dikuasai oleh setiap
pemain terlebih dahulu dan latihan sejak awal. Melihat kenyataan ini, maka
seorang pelatih bola basket dituntut untuk memahami dasar-dasar teknik dan
taktik dalam permainan bola basket serta membimbing pemain agar dapat
memacu perkembangan teknik dasar yang benar dan pada akhirnya merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
gerakan-gerakan yang otomatis, sehingga tujuan dari latihan dapat tercapai. Sesuai
pendapat Soebagio Hartoko (1992: 21), bahwa:
“Seorang coach bola basket harus memahami dasar-dasar teknik dan
taktik dalam permainan bola basket sedalam-dalamnya, dan sebagai tugas
praktis pertama kewajiban seorang coach bola basket, diantaranya yang
terpokok ialah mengajarkan dasar teknik permainan (fundamentalis) bola
basket sebaik-baiknya”.
Memenangkan suatu pertandingan dibutuhkan regu yang benar-benar
tangguh dan mampu menampilkan mutu permainan yang baik serta memiliki kerja
sama tim yang kompak. Makin baik tingkat keterampilan teknik pemain dalam
memainkan dan menguasai bola, makin cepat dan cermat kerjasama yang tercapai.
Sarumpaet, A. Parno dan Zulfar Djaset (1992: 223) mengemukakan pendapat:
“Tujuan permainan bola basket adalah membuat kemenangan dengan
memasukkan bola ke basket lawan lebih banyak. Untuk mencapai tujuan
ini syarat utamanya harus terampil. Keterampilan dapat dicapai sampai
tingkat tinggi apabila gerak dasarnya baik. Oleh karena itu gerak (teknik
dasar) perlu dilakukan dengan cara-cara yang benar, agar keterampilan
dapat ditingkatkan”.
Olahraga ini merupakan jenis permainan yang komplek gerakannya.
Artinya gerakanya terdiri dari gabungan unsur-unsur gerak yang terkoordinir rapi
sehingga dapat bermain dengan baik.
c. Macam-macam Cara Menggiring Bola Basket
Mungkin bagi sebagian orang menggiring bola basket merupakan hal
yang mudah, namun mengiring bola basket tidak bisa dilakukan dengan asal-
asalan. Ada berbagai macam syarat yang harus diketahui seperti posisi badan saat
mengiring bola dan posisi tangan saat bersentuhan dengan bola.
Ada bermacam-macam teknik dribble menurut Hal Wissel (1996:96)
dribble yang sering digunakan untuk bermain bola basket adalah “control dribble,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
speed dribble, footfire dribble, change of-pace dribble, retreat dribble, cross-over
dribble, inside-out dribble, behind-the-back dribble.”
1) Control dribble
Control dribble digunakan ketika dijaga secara ketat dan harus tetap
melindungi dan menjaga bola agar selalu dibawah kontrol. Keseimbangan berdiri
merupakan dasar pengendalian dribble akan memudahkan dalam tiga hal, yaitu
menembak, mengoper dan menggiring bola. Dribble ini memungkinkan untuk
bergerak cepat mengubah arah, mengubah langkah dan berhenti sementara tetap
melindungi bola.
2) Speed Dribble
Speed dribble dapat mencegah ayunan kaki dan berpindah ketika berhenti
setelah menggiring dan dalam hal ini amat penting dalam melakukan terobosan.
3)Footfire Dribble
Footfire dribble merupakan metode berhenti sementara sambil menjaga
dribble tidak mati ketika mendekati permainan lawan dalam lapangan terbuka,
terutama terjadi pada akhir fast break yang memungkinkan mendapat
keseimbangan dan membaca posisi lawan yang sementara mempunyai tiga
ancaman melalui tembakan, operan atau gerakan ketika dribble.
4)Change Of Pace Dribble
Change of pace dribble berguna untuk menipu dan menghindari lawan.
Untuk melakukan perpindahan langkah ubah metode dribble dari cepat ke
terkontrol dan ubah kembali cepat.
5)Retreat Dribble
Retreat dribble merupakan kombinasi dengan from change of direction
(mengubah arah dari depan). Dengan melakukan mundur dahulu ke belakang
sambil tetap dribble anda dapat memperpendek jarak untuk melakukan perubahan
ke arah depan dengan kecepatan dribble untuk menghindari jebakan. Untuk
melakukan dribble mundur gunakan langkah pendek dan cepat sementara
menggiring ke belakang.
6)Cross-Over Dribble
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Cross over dribble bermanfaat untuk menciptakan pembukaan bagi
tembakan, keefektifannya didasarkan pada beberapa ketajaman perubahan dribble
dari satu arah ke arah lain.
7)Inside- Out Dribble
Inside-out dribble merupakan suatu tipuan dribble, karena seperti
kehilangan arah dan kontrol untuk dapat membuka jalan menuju keranjang atau
untuk menembak.
8)Behind The Back Dribble
Behind the back dribble baik digunakan untuk mengatasi lawan yang
menjaga dimuka, dribble ini menjaga tubuh tetap berada diantara bola dan
penjaga sebagai perlindungan ketika berganti arah. Dibanding dengan dribble
berputar, dribble ini lebih baik karena memudahkan untuk berganti arah tanpa
pindah perhatian dari lingkaran ring dan penjaga lainnya.
Gambar 1. Ilustrasi gerakan dribble bola basket
( A. Sarumpaet dkk.1992:229)
Menurut Imam Sodikun (1992:49) cara melakukan dribble adalah sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
a) Peganglah bola dengan kedua tangan secara relax, tangan kanan diatas
bola kiri dibawah menjadi tempat terletaknya bola.
b) Berdiri seenaknya dengan kaki kiri agak sedikit kedepan dan kaki kanan.
c) Condongkan badan badan kedepan mulai dari pinggang.
d) Pantulkan bola dengan tangan kanan (pada permulaan bola dilihat).
e) Gerakan lengan hampir seluruhnya.
f) Pantulkan bola dengan jari-jari tangan dibantu dengan pergelangan tangan
(bukan memukul dengan telapak tangan)
g) Menjinakan bola dengan sedikit mengikuti bergeraknya bola keatas
sebentar dengan jari-jari dan pergelangan tangan, kemudian baru
dipantulkan kembali.
h) Setelah diratakan, watak, rahasia dan irama pantulan (get the feeling)
dengan sikap berdiri ditempat maka mulailah sambil bergerak maju atau
mundur.
i) Mulailah dengan tidak melihat bola, dan percepatlah gerakannya.
j) Menggiring bola dilakukan dengan agak rendah, maju mundur, kiri kanan,
berkelok-kelok dengan rintangan dan dengan lawan.
k) Kombinasikan antara mengoper, menggiring dan menembak sehingga
dapat dilakukan dengan cepat.
Kesalahan awal pembelajaran dribble yang sering dilakukan adalah bola
ditepuk dengan telapak tangan, bukan dengan lecutan jari-jari. Disamping itu
dalam melakukan dribble hanya menggunakan pergelangan tangan tanpa diikuti
dengan pergerakan lengan secara keseluruhan, sehingga pantulan bola tidak kuat
dan sulit dikontrol. Oleh karena itu gerakan hendaknya dimulai dari lengan
bawah, telapak tangan dan ujung jari secara berkelanjutan serta di ikuti dengan
gerakan lecutan ujung jari secara teratur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
d. Kegunaan Menggiring Bola Basket
Penguasaan teknik dribble dalam permainan bola basket merupakan
salah satu unsur yang sangat diperlukan suatu regu di dalam suatu pertandingan
disamping unsur kondisi fisik, taktik dan mental. Kesempurnaan teknik dasar
tersebut sangat penting, karena akan menentukan gerak keseluruhan. Untuk itu
dalam melatih dribble haruslah ditanamkan keterampilan untuk kedua tangan,
karena dribble bola dengan baik adalah salah satu senjata taktis yang harus
dilancarkan pada saat-saat tertentu dalam suatu pertandingan. Rachmat Supomo
(1989:57) menjelaskan bahwa:
“Seorang penggiring ulung dalam suatu regu akan sangat berpengaruh
besar dalam siasat membuang waktu (freezing the ball). Didahului
dengan gerak-gerak tipu kepala dan tangan seorang penggiring dapat
menghindarkan diri dari penjagaan yang rapat oleh lawan. Menggiring
diperlukan untuk menghindarkan bola dari bagian lapangan yang padat
pemain”.
3. Latihan
Latihan merupakan suatu proses yang penting yang harus dilakukan
secara baik dan teratur untuk mencapai prestasi olahraga. Latihan adalah suatu
proses pematangan teknik atlet untuk mencapai mutu prestasi maksimal dengan
diberi peningkatan beban fisik, teknik, taktik dan mental secara teratur, terarah,
bertahap dan berulang-ulang. Pemberian latihan yang baik dan sistematis akan
membawa dampak positif bagi atlet.
Proses latihan yang sistematis, dan dilakukan secara berulang-ulang
dengan beban latihan yang semakin meningkat. Peningkatan beban latihan ini
dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan atlet yang berlatih. Dalam
pelaksanaan, latihan, aspek-aspek yang mendukung terhadap pencapaian prestasi
olahraga harus dilatih dan dikembangkan secara maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
a. Prinsip-prinsip Latihan
Dalam pelaksanaan latihan, baik atlet maupun pelatih harus
memperhatikan prinsip-prinsip latihan. Dengan mempertimbangkan prinsip
latihan tersebut diharapkan latihan yang dilakukan dapat meningkat dan tidak
berakibat buruk baik pada fisik maupun teknik atlet. Menurut A. Hamidsyah Noer
(1996:8-11) prinsip-prinsip latihan dalam bidang olahraga meliputi:
1) Latihan Harus Diulang-ulang
Mengulang gerakan yang dilatih adalah hal penting untuk menguasai
teknik suatu cabang olahraga atau meningkatkan kemampuan fisik. Pengulangan
gerakan hendaknya dilakukan dengan frekuensi sebanyak-banyaknya. Hal ini
dimaksudkan untuk mempermahir teknik yang dilatih menuju otomatisasi gerakan
yang efektif dan efisien. Seperti dikemukakan Sudjarwo (1993:44) bahwa,
“latihan teknik yang dilakukan secara berulang-ulang bertujuan untuk
mengotomatisasikan gerakan sesuai dengan teknik yang dikehendaki. Pada
hakekatnya pengembangan teknik merupakan bagian dari usaha meningkatkan
ketrampilan menuju gerakan cermat, efisien dan efektif.
2) Latihan yang Diberikan Harus Cukup Berat
Latihan yang diberikan harus cukup berat maksudnya adalah latihan yang
menekankan pada pembebanan latihan yang semakin berat atau prinsip overload.
Dengan pemberian beban latihan yang cukup berat akan merangsang tubuh untuk
dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Pemberian beban latihan yang cukup
berat ini harus berpedoman pada prinsip beban lebih (overload principle), dimana
melalui rangsangan (stimulasi) maksimal atau hampir maksimal dengan latihan
yang kian hari kian meningkat dan kian bertambah berat maka perubahan-
perubahan dalam tubuh akan dapat tercapai.
Bila pengulangan latihan yang konstan dan dilakukan berulang kali bila
tidak diikuti dengan penambahan beban, maka latihan tersebut tidak akan
mencapai tujuannya meskipun jumlah pekerjaan yang dilakukan sama. Salah satu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
hal yang harus tetap diperhatikan dalam peningkatan beban latihan harus tetap
berada diatas ambang rangsang latihan.
3) Latihan Harus Cukup Meningkat
Pemberian beban latihan harus dilakukan secara bertahap yang kian hari
kian meningkat jumlah pembebanannya akan memberikan efektivitas kemampuan
fisik atau teknik. Peningkatan beban latihan hendaknya disesuaikan dengan
tingkat kemampuan atlet serta ditingkatkan setahap demi setahap. Bila suatu
latihan yang diberikan terlalu cepat dengan pemberian beban latihan yang
ditingkatkan secara cepat pula maka akan dapat menyebabkan terjadinya kelainan
dalam tubuh.
Pendapat diatas menunjukkan bahwa, dalam meningkatkan beban latihan
harus direncanakan dengan tepat dan disesuaikan dengan kemampuan atlet. Beban
latihan yang terlalu berat dan diberikan dalam waktu yang cepat pula akan
mengakibatkan tubuh mengalami kelelahan yang berlebihan. Hal ini disebabkan
tubuh belum mampu untuk menerima pembebanan yang ditingkatkan secara tepat
dan dapat menyebabkan terjadinya gejala-gejala overtraining.
4) Latihan Harus Dilakukan Secara Teratur
Latihan yang dilakukan secara teratur dan kontinyu akan membawa tubuh
untuk dapat segera menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya secara teratur pula.
Latihan yang teratur dilakukan sekali dalam seminggu bertujuan untuk
memelihara kondisi fisik. Bila dilakukan sedikitnya tiga kali dalam seminggu atau
lebih diharapkan dapat meningkatkan prestasi yang cukup.
5) Kemampuan Berprestasi
Kemampuan berprestasi dipengaruhi oleh banyak faktor, A. Hamidsyah
Noer (1995:11) menyatakan “kemampuan berprestasi disamping ditentukan oleh
faktor latihan juga ditentukan oleh faktor usia, jenis kelamin, bakat dan kemauan”.
Perlu disadari bahwa prestasi yang akan dicapai seseorang mempunyai batas-batas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
kemampuan tertentu, tetapi batas-batas kemampuan itu sangat relatif jika pada
suatu saat setelah menjalani latihan-latihan, atlet merasa tidak ada kemajuan,
hendaklah disadari bahwa prestasi yang dicapai sudah hampir mendekati puncak.
Prestasi yang hampir mencapai puncak memang sangat lambat kemajuannya.
b. Komponen-komponen Latihan
Setiap kegiatan fisik yang dilakukan seorang atlet, akan mengarah pada
sejumlah perubahan yang bersifat anatomis, fisiologis, biokimia dan kejiwaan.
Efisiensi dari suatu kegiatan merupakan akibat dari waktu yang dipakai, jarak
yang ditempuh dan jumlah pengulangan (volume), beban dan kecepatannya
intensitas, serta frekuensi penampilan (densitas). Apabila seorang pelatih
merencanakan suatu latihan yang dinamis, maka harus mempertimbangkan semua
aspek yang menjadi komponen latihan tersebut diatas.
Semua komponen dibuat sedemikian dalam berbagai model yang sesuai
dengan karakteristik fungsional dan ciri kejiwaan dari cabang olahraga yang
dipelajari. Sepanjang fase latihan, pelatih harus menentukan tujuan latihan secara
pasti, komponen mana yang menjadi tekanan latihan dalam mencapai tujuan
penampilannya yang telah direncanakan. Cabang olahraga yang banyak
menentukan ketrampilan yang tinggi termasuk permainan bola basket, maka
kompleksitas latihan merupakan hal yang sangat diutamakan. Untuk lebih
jelasnya komponen-komponen latihan dapat diuraikan secara singkat sebagai
berikut:
1) Volume Latihan
Sebagai komponen utama, volume adalah prasyarat yang sangat penting
untuk mendapatkan teknik yang tinggi dan pencapaian fisik yang lebih baik.
Menurut Sukardiyanto dan Andi Suhendro (1999:3.17) bahwa, “volume latihan
adalah ukuran yang menunjukkan jumlah atau kuantitas derajat besarnya suatu
rangsang yang dapat ditunjukkan dengan jumlah repetisi, seri atau set dan panjang
jarak yang ditempuh”. Sedangkan repetisi menurut Suharno HP. (1993:32) adalah
“ulangan gerak berapa kali atlet harus melakukan gerak setiap giliran”. Pengertian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
seri atau set menurut M. Sajoto (1995:34) adalah “suatu rangkaian kegiatan dalam
satu repetisi”.
Peningkatan volume latihan merupakan puncak latihan dari semua cabang
olahraga yang memiliki komponen relatif dan juga pada cabang olahraga yang
menurut kesempurnaan teknik atau ketrampilan taktik. Hanya jumlah
pengulangan latihan yang tinggi yang dapat menjamin akumulasi jumlah
ketrampilan yang diperlukan untuk perbaikan penampilan secara kuantitatif.
Perbaikan penampilan seorang atlet merupakan hasil dari adanya peningkatan
jumlah satuan latihan serta jumlah kerja yang diselesaikan setiap satuan latihan.
2) Intensitas Latihan
Disamping volume dan densitas, intensitas latihan merupakan salah satu
komponen yang sangat penting untuk dikaitkan dengan komponen kualitatif kerja
yang dilakukan dalam kurun waktu yang diberikan. Lebih banyak kerja yang
dilakukan dalam satuan waktu akan lebih tinggi pula intensitasnya.
Intensitas adalah fungsi dari kekuatan rangsangan syaraf yang dilakukan
dalam latihan, dan kekuatan rangsangan tergantung dari beban kecepatan
geraknya, variasi interval atau istirahat diantara tiap ulangannya. Suharno HP.
(1993:31) menyatakan, “Intensitas adalah takaran yang menunjukkan kadar atau
tingkatan pengeluaran energi atlet dalam aktivitas jasmani baik dalam latihan
maupun pertandingan”.
Untuk memperoleh hasil latihan yang optimal, maka intensitas latihan
yang diberikan tidak boleh terlalu tinggi atau terlalu rendah, maka pengaruh
latihan yang ditimbulkan sangat kecil bahkan tidak ada sama sekali. Sebaliknya
bila intensitas latihan terlalu tinggi dapat menimbulkan cedera.
3) Densitas Latihan
Menurut Sukadiyanto dan Andi Suhendro (1999:3.24) “Density
merupakan ukuran yang menunjukkan derajat kepadatan suatu latihan yang
dilakukan: Dengan demikian densitas berkaitan dengan suatu hubungan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
dinyatakan dalam waktu antara kerja dan pemulihan. Densitas yang mencukupi
akan menjamin efisiensi latihan, menghindarkan atlet dan kelelahan yang
berlebihan. Densitas yang seimbang akan mengarah kepada pencapaian rasio
optimal antara rangsangan latihan dan pemulihan.
Istirahat interval yang direncanakan diantara dua rangsangan, bergantung
langsung pada intensitasnya dan lamanya setiap rangsangan yang diberikan.
Rangsangan diatas tingkat intensitas submaksimal menuntut interval istirahat yang
relatif lama, dengan maksud untuk memudahkan pemulihan seseorang dalam
menghadapai rangsangan berikutnya. Sebaliknya rangsangan pada intensitas
rendah membutuhkan sedikit waktu untuk pemulihan, karena tuntutan terhadap
organismenya pun juga rendah.
4) Kompleksitas Latihan
Kompleksitas dikaitkan pada kerumitan bentuk latihan yang dilaksanakan
dalam latihan. Kompleksitas dari suatu ketrampilan membutuhkan koordinasi,
dapat menjadi penyebab yang penting dalam menambah intensitas latihan.
Ketrampilan teknik yang rumit atau sulit, mungkin akan menimbulkan
permasalahan dan akhirnya akan menyebabkan tekanan tambahan terhadap otot,
khususnya selama tahap dimana koordinasi syaraf otot berada dalam keadaan
lemah. Suatu gambaran kelompok individual terhadap ketrampilan yang
kompleks, dapat membedakan dengan cepat mana yang memiliki koordinasi yang
baik dan yang buruk.
Komponen-komponen latihan yang telah disebutkan diatas harus
dipahami dan diperhatikan dalam pelaksanaan latihan. Untuk memperoleh hasil
latihan yang optimal, komponen-komponen latihan tersebut harus diterapkan
dengan baik dan benar.
c. Media Latihan
Media latihan adalah segala sesuatu yang bisa digunakan dalam rangka
membantu dalam penyampaian materi latihan dari pelatih kepada atlet. Maksud
media latihan adalah sarana yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
latihan untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan
latihan. Menurut Hujair AH.Sanaky (2009: 4) mengemukakan maksud media
latihan adalah “sarana latihan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam
proses latihan untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan
dalam latihan”. Media merupakan bentuk jamak dari medium, yang secara harfiah
berarti perantara atau pengantar. Secara khusus, kata tersebut dapat diartikan
sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa informasi dari satu
sumber kepada penerima. Dikaitkan dengan latihan, media dimaknai sebagai alat
komunikasi yang digunakan dalam proses latihan untuk membawa informasi
berupa materi latihan kepada atlet sehingga atlet menjadi lebih tertarik untuk
mengikuti latihan.
Dilihat dari perkembangannya, pada mulanya media hanya dianggap
sebagai alat bantu. Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, misalnya
gambar, model, objek, dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman
konkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap. Namun sayang, karena
terlalu memusatkan perhatian pada alat bantu visual yang dipakainya orang
kurang memperhatikan aspek desain, pengembangan pembelajaran, produksi dan
evaluasinya. Dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar
pertengahan abad ke-20, alat visual untuk mengkonkretkan ajaran ini dilengkapi
dengan alat audio sehingga kita kenal adanya alat audio visual atau Audio Visual
Aids (AVA)
4. Latihan Dengan Media Audio dan Visual
Tidak dapat diragukan lagi bahwa media latihan ini sangat membantu
pelatih. Secara umum media latihan mempunyai kegunaan sebagai berikut:
1. Memperjelas penyajian drill dalam sesi latihan agar tidak terlalu bersifat
verbalitas (dalam bentuk kata-kata atau tulisan belaka).
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya:
a. Objek terlalu besar-bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai,
film, atau model.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
b. Objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar.
c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan
timeplase atau high-speed photography.
d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi bisa ditampilkan lagi lewat rekaman
film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal.
e. Objek yang terlalu kompleks dapat disajikan dengan model, diagram, dan
lain-lain.
3. Penggunaan media latihan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi
kejenuhan atlet. Dalam hal ini media latihan berguna untuk:
a. Menimbulkan kembali semangat untuk berlatih
b. Memungkinkan atlet untuk mengasah kemampuannya sendiri.
4. Dengan sifat unik pada tiap atlet ditambah lagi dengan lingkungan dan
pengalaman yang berbeda, sedangkan materi latihan yang ditentukan sama
untuk atlet maka pelatih banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu
harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan
pelatih dengan atlet juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media
latihan, yaitu dengan kemampuannya dalam:
1) Memberikan gambaran yang jelas tentang drill yang diperlukan.
2) Menimbulkan persepsi yang sama antara atlet yang melihat.
3) Alat bantu untuk mewujudkan latihan yang efektif dan kompetitif.
4) Dapat menjelaskan secara keseluruhan situasi latihan.
5) Membangkitkan motivasi latihan.
6) Meningkatkan mutu latihan.
7) Menghadirkan contoh yang sebenarnya.
8) Membuat konsep abstrak ke konsep konkret.
9) Menghemat waktu, tempat.
10) Menyajikan ulang informasi secara konsisten.
11) Memberi suasana latihan yang tidak tertekan, santai, dan menarik,
sehingga dapat mencapai tujuan latihan.
Media latihan adalah sarana latihan yang dapat digunakan sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
perantara dalam proses latihan untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam
mencapai tujuan latihan. Menurut Mulyani Sumantri (2001: 153) Media
Pengajaran atau Pembelajaran adalah “segala alat pengajaran yang digunakan oleh
guru sebagai perantara untuk menyampaikan bahan–bahan instruksional dalam
proses belajar mengajar sehingga memudahkan mencapai tujuan pengajaran
tersebut”.
Penggunaan media ini agar atlet dapat lebih jelas menangkap maksud dari
drill yang diberikan oleh pelatih. Namun secara khusus media latihan digunakan
dengan tujuan sebagai berikut:
1. Memberikan kemudahan kepada atlet untuk lebih memahami konsep,
prinsip, sikap, dan ketrampilan tertentu.
2. Memberikan pengalaman latihan yang berbeda dan bervariasi
sehingga lebih merangsang minat atlet untuk berlatih.
3. Menciptakan situasi latihan yang nyaman.
Karakteristik media latihan dapat dilihat menurut karakteristik
ekonomisnya, lingkup sasarannya yang dapat diliput, dan kemudahan kontrol
pemakai. Karakteristik media juga dapat dilihat menurut kemampuan
membangkitkan rangsangan indra penglihatan, pendengaran, perabaan,
pengecapan, maupun penciuman, atau kesesuaiannya. Dasar pemilihan media
sesuai dengan situasi latihan. Sehingga klasifikasi media, karakteristik media dan
pemilihan media merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penentuan
strategi latihan.
Karakteristik beberapa jenis media yang lazim dipakai dalam kegiatan
belajar mengajar, seperti yang dikemukakan Mulyani Sumantri(2001: 158-
162)latihan antara lain :
1)Media Visual
Media visual yaitu, yang dapat ditangkap dengan indera penglihatan. Jenis
media ini terdiri dari:
a) Media Gambar Diam (still picture) dan grafis media yang dituangkan
dalam bentuk gambar, grafis, kata–kata atau symbol maupun gambaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Jenis media gambar diam, antara lain : Grafik, Chart, Peta, Diagram,
Poster, Karikatur, Objek, Komik, dll.
b) Media papan, adalah media latihan dengan papan atau board sebagai
bahan baku utamanya, dan sebagai bahan penunjang berupa kapur tulis,
spidol dsb. Jenis media papan diantaranya : Papan Tulis, Papan Flanel,
Papan Tempel, Papan Pameran, dll.
c) Media dengan proyeksi, yakni media yang ditampilkan melalui proyeksi
atau alat bernama proyektor yang ditampilkan melalui layar. Yang
termasuk dalam media proyeksi diantarannya : Slide, Film strips,
Overhead transparency, Micro film, dll.
2)Media Audio
Media audio merupakan media yang dapat diterima oleh indra
pendengaran. Menurut Mulyani Sumantri (2001: 160) Media audio memiliki
karakteristik manipulasi yang dilakukan melalui bunyi atau suara-suara. Adapun
yang termasuk media audio diantaranya, adalah : kaset, tape recorder, dll.
3)Media Audio Visual
Yakni media yang dapat diterima baik melalui indra pendengaran,
maupun indra penglihatan. Jenis media ini diantaranya : Televisi, Video, dan lain-
lain.
a) Kelebihan Latihan dengan Media Audio Visual
Latihan dengan penambahan audio visual akhir-akhir ini sering
digunakan oleh para pelatih modern. Hal ini dikarenakan latihan dengan
penambahan audio visual dipandang memiliki beberapa kelebihan, antara lain
sebagai berikut:
Ø Latihan lebih jelas tentang detail gerakan drill yang benar.
Ø Latihan bersifat lebih nyata karena didukung dengan adanya
video.
Ø Meningkatkan motivasi pada atlet.
Ø Atlet akan merasa senang dengan adanya video latihan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Ø Atlet berperan aktif karena dapat mencermati secara langsung
gerakan dalam video.
Ø Gerakan dapat diulang berkali-kali karena menggunakan
video.
Ø Detail gerakan bisa dipercepat ataupun diperlambat lewat
video.
b) Kekurangan Latihan dengan Media Audio Visual
Selain memiliki kelebihan latihan dengan penambahan audio visual ini
juga memiliki kekurangan, antara lain sebagai berikut:
Ø Membuang waktu untuk latihan dilapangan karena harus
menyaksikan video.
Ø Latihan tidak sistematis karena langsung ke gerakan yang
kompleks.
Ø Atlet kurang memperhatikan teknik dasar.
4)Media Asli Atau Orang
Yakni media yang merupakan benda sebenarnya atau sesungguhnya yang
diperagakan melalui sebuah model atau alat peraga. Macam dari media ini adalah:
a) Speciment, merupakan bagian atau pecahan dari benda yang sebenarnya.
b) Mock-Up, adalah model tiruan suatu benda yang menonjolkan bagian–
bagian tertentu dari suatu benda asli dan menghilangkan bagian lain
dengan maksud menghilangkan perhatian peserta didik terhadap bagian–
bagian lain yang tidak dipentingkan, serta memusatkan perhatian pada
bagian yang dimaksud.
c) Diorama, adalah model pemandangan yang dibuat seperti keadaan aslinya.
d) Museum, dll.
5. Latihan Konvensional
Latihan Konvensional merupakan suatu istilah dalam latihan yang lazim
diterapkan dalam latihan sehari-hari. Latihan ini dilakukan secara berulang-ulang
dan penambahan beban latihan secara bertahap. Hal ini sesuai dengan pengertian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
latihan yang dikemukakan oleh Yusuf Hadisasmita dan Aip Syariffudin
(1996:145) latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih yang dilakukan
secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan dan
intensitas latihannya.
Desain latihan bersifat linier dan dirancang dari sub-sub konsep secara
terpisah menuju konsep-konsep yang lebih komplek. Latihan linier berarti bahwa
satu langkah mengikuti langkah yang lain, karena langkah kedua tidak bisa
dilakukan sebelum langkah pertama dikerjakan. Latihan ini jarang melibatkan
pengaktifan latihan awal dan jarang memotivasi atlet. Menurut Suharno HP
(1993:1) berlatih ialah suatu proses penyempurnaan kualitas atlet secara sadar
untuk mencapai prestasi maksimal dengan diberi beban latihan fisik dan mental
secara teratur, terarah, bertahap, meningkat, berkesinambungan dan berulang-
ulang waktunya. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa dalam pelaksanaannya
latihan konvensional seorang pelatih mempunyai peran penting dalam
pelaksanaan latihan. Pelatih menyusun program latihan dengan organisasi latihan
dan atlet melakukan gerakan yang diperintahkan. Latihan konvensional masih
didasarkan atas asumsi bahwa penguasaan teknik dapat dipindahkan secara utuh
dari pikiran pelatih ke pikiran atlet.
Secara umum ciri-ciri latihan konvensional adalah:
1. Latihan secara individual.
2. Perilaku dibangun atas kebiasaan.
3. Pelatih adalah penentu jalannya proses latihan.
4. Perilaku baik terlihat dari motivasi saat latihan
Latihan konvensional sebagai salah satu model latihan yang diterapkan
selama ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Berdasarkan uraian di
atas dapat disimpulkan beberapa kelebihan dan kekurangan dari latihan
konvensional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
a. Kelebihan Latihan Konvensional
Pada umumnya para pelatih saat ini masih menerapkan model latihan
konvensional. Hal ini dikarenakan latihan konvensional dipandang memiliki
beberapa kelebihan, antara lain sebagai berikut:
1) Latihan bersifat linier, runtut dari sub-sub konsep terpisah menuju
konsep yang lebih kompleks.
2) Program latihan lebih terencana, tersusun, dan terkonsep.
3) Pelatih adalah sumber latihan.
4) Pelatih merupakan penentu jalannya proses latihan.
5) Lebih baik diterapkan untuk latihan yang ditujukan penguasaan
teknik gerak.
b. Kekurangan Latihan Konvensional
Di samping memiliki kelebihan, latihan konvensional juga memiliki
beberapa kekurangan, antara lain sebagai berikut:
1) Atlet adalah penerima informasi secara pasif, dengan penerimaan
perintah dari pelatih.
2) Belajar secara individual.
3) Perilaku dibangun atas kebiasaan.
4) Atlet akan cepat merasa jenuh.
5) Penekanan sering hanya pada penguasaan teknik.
B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan uraian tinjauan pustaka yang telah dikemukakan di atas,
dapat disusun kerangka pemikiran sebagai berikut:
Bola basket merupakan olahraga bola besar yang dimainkan secara
beregu dan bisa dimainkan putra maupun putri, dimana masing-masing regu
terdiri dari 5 orang pemain. Tujuan dari permainan ini adalah memasukan bola
sebanyak mungkin ke keranjang lawan untuk mendapat nilai. Penguasaan teknik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
dasar yang baik sangatlah penting guna menunjang prestasi pemain, baik
menggiring, merayah, menembak, melempar dan menangkap. Keterampilan
menggiring/ dribble haruslah dikuasai dengan baik. Menggiring harus dilatih
dengan sistematis, teratur dan kontinyu dengan berdasarkan prinsip-prinsip latihan
yang benar. Latihan dribble secara konvensional adalah latihan yang sering
dilakukan. Tidak dapat dipungkiri bahwa peran media juga membantu
perkembangan bola basket, dimana media berupa audio visual sudah cukup
banyak dan sudah berkembang lebih maju khususnya dalam dunia olahraga. Pada
saat ini latihan dengan penambahan audio visual sudah sering diterapkan dimana
latihan ini memberikan tambahan berupa video latihan dribble. Latihan dengan
penambahan audio visual adalah latihan yang memberi tambahan berupa video
latihan. Hal ini membantu pelatih untuk menyampaikan detail yang rumit dari
suatu gerakan. Dimana perbadaan dari metode latihan konvensional dan dengan
penambahan audio visual adalah pada pemberian video latihan.
Latihan dribble secara konvensional meposisikan pelatih sebagai pusat
perintah dalam menjalankan latihan. Latihan dribble yang dilakukan dengan
penambahan audio visual berorientasikan pada penekanan gerakan yang benar
yang ditayangkan pada video. Latihan dengan penambahan audio visual memiliki
kelebihan antara lain bahwa dengan video akan memberikan gambaran secara
jelas, dengan melihat gambaran yang jelas akan mempermudah mengingat suatu
gerakan dan latihan ini dapat diulang berkali-kali karena menggunakan video. Hal
ini dapat mempermudah atlet untuk melakukan gerakan yang lebih baik. Latihan
ini dapat meningkatkan keterampilan. Dengan penambahan audio visual ini
diharapkan mampu meningkatkan motivasi siswa ekstrakulikuler sehingga
memicu peningkatan kemampuan diri yang akan berdampak positif bagi
perkembangan kemampuan dribble bola basket. Disisi lain latihan konvensional
pun bagus untuk meningkatkan kemampuan. Para siswa menganggap bahwa
latihan konvensional adalah latihan yang sebenarnya tanpa mengetahui dapat
diterapkannya media audio visual.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Berdasarkan karakteristik, kelebihan dan kelemahan dari metode latihan
dengan penambahan audio visual dan latihan konvensional tersebut sudah jelas
bahwa, perbedaan-perbedaan tersebut tentunya akan menimbulkan pengaruh
perbedaan terhadap peningkatan kemampuan dribble bola basket. Pada dasarnya
latihan dribble bola basket akan mengalami peningkatan penguasaan geraknya
jika dilakukan dengan terus-menerus. Metode latihan konvensional lebih terfokus
pada pengulangan gerakan dribble bola basket sehingga penguasan geraknya akan
lebih cepat tercapai, sedangkan latihan dengan penambahan audio visual terfokus
pada benar tidaknya gerakan dasar yang dilakukan sehingga mengahasilkan
gerakan yang efisien dan benar.
C. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran diatas dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1) Ada pengaruh latihan konvensional terhadap peningkatan kemampuan
menggiring bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP
Negeri 9 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
2) Ada pengaruh latihan dengan penambahan audio visual terhadap peningkatan
kemampuan menggiring bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler bola
basket SMP Negeri 9 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
3) Latihan dengan penggunaan audio visual memiliki pengaruh lebih baik dari
pada latihan konvensional terhadap peningkatan kemampuan menggiring
bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 9
Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lapangan bola basket SMP Negeri 9
Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan selama satu setengah bulan dengan tiga
kali latihan dalam satu minggu dari pertengahan bulan April sampai dengan bulan
Mei.
B. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ini adalah penelitian
eksperimen. Dengan rancangan penelitian yaitu ”Pretest – Posttest Design”.
Gambar rancangan penelitian sebagai berikut :
KE 1 Treatment A Posttest
R Pretest MSOP
KE 2 Treatment B Posttest
Gambar 2. Rancangan Penelitian
Keterangan :
R = Random
Pretest = Tes awal
MSOP = Matched Subject Ordinal pairing
K1 = Kelompok eksperimen 1
K2 = Kelompok eksperimen 2
Treatment A = Latihan Dribble Konvensional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Treatment B = Latihan Dribble Dengan penambahan Audio Visual
Post-test = Tes akhir
Pembagian kelompok menggunakan ordinal pairing, yaitu setelah
dilakukan tes awal, kemudian hasil dari tes awal dirangking setelah itu dipisahkan
ke dalam kelompok 1 dan kelompok 2 dengan cara ordinal pairing sehingga
kedua kelompok mempunyai keterampilan yang setara atau seimbang. Adapun
pembagian kelompok dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
K1 K2
1 2
4 3
5 6
8 7
9 dst.
Gambar 3. Pembagian kelompok dalam eksperimen
C. Populasi Sampel
Penelitian ini menggunakan siswa putra Ekstrakurikuler bola basket SMP
Negeri 9 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 24 siswa.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Metode yang digunakan dalam penalitian ini adalah metode eksperimen,
dasar penggunaan metode ini adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan
pemberian perlakuan terhadap subjek yang diakhiri dengan pemberian tes guna
mengetahui pengaruh perlakuan yang diberikan. Pemberian tes awal untuk
menentukan peringkat berdasarkan kemampuan dribble bola basket, kemudian
dibagi menjadi 2 kelompok dengan ordinal pairing. Sugiyanto (1995: 21)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
menyatakan,” Eksperimen dilakukan untuk menimbulkan gejala-gejala tertentu
melalui perlakuan-perlakuan tertentu oleh peneliti terhadap sampel percobaan.
Penelitian memanipulasi dan mengontrol variabel-variabel yang berhubungan
dengan gejala-gejala yang diteliti”.
E. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan
teknik tes. Tes yang digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian ini
adalah tes kemampuan dribble dalam permainan bola basket dari Nurhasan (2001
: 186). Tes tersebut dilaksanakan 2 kali yaitu tes awal dan tes akhir.
Sesuai dengan judul penelitian ini terdiri dari beberapa variabel. Menurut
Sugiyanto (1995 : 17) variabel adalah “suatu konsep yang dapat ditempatkan
dalam berbagai nilai yang berbeda”. Variabel dalam penelitian ini terdiri atas :
1. Variabel bebas (independent) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel
lain, variabel bebas dalam penelitian ini adalah :
a. Latihan dribble bola basket konvensional.
b. Latihan dribble bola basket dengan penambahan audio visual.
2. Variabel terikat (dependent) yaitu variabel yang dipengaruhi variabel lain.
Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah kemampuan dribble bola
basket.
F. Validasi Instrumen Penelitian
Penelitian yang benar harus memperhatikan prinsip latihan yang benar
juga. Hal yang sangat penting yang harus diperhatikan dalam melakukan latihan
olahraga adalah jumlah frekuensi dan lamanya latihan. Mengenai frekuensi dan
lamanya waktu yang diperlukan dalam latihan, M. Sajoto (1995:35)
mengemukakan bahwa : “ Para pelatih dewasa ini umumnya setuju untuk
menjalankan program latihan 3 kali seminggu, agar tidak terjadi kelelahan yang
kronis. Adapun lama latihan yang diperlukan adalah selama 6 minggu atau lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
“Dengan latihan yang dilakukan 3 kali seminggu secara teratur selama 6 minggu
atau lebih kemungkinan sudah menampakkan pengaruh yang berarti terhadap
peningkatan keterampilan sesuai yang diharapkan.
Masing-masing kelompok diberi perlakuan sebanyak 18 kali pertemuan
dengan 3 kali latihan dalam seminggu, selama 6 minggu. Dalam melaksanakan
treatment ini sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu :
1. Kelompok I : 12 siswa
Diberi latihan dribble konvensional. Bentuk latihan dribble yang akan
diterapkan dalam penelitian ini yaitu latihan dribble secara berulang-ulang yang
diasumsikan dengan pengulangan yang banyak akan meningkatkan kemampuan.
2. Kelompok II : 12 siswa
Diberi latihan dribble dengan penambahan audio visual. Latihan dribble
dengan penambahan audio visual yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu
sebelum melakukan latihan peserta diajak untuk menyaksikan video yang
berisikan berbagai macam latihan drill dribble setelah itu peserta diberi
kesempatan untuk mempraktikkan gerakan yang sudah diamati dengan benar.
Dalam latihan ini pemain melakukan gerakan dribble secara kontinyu.
G. Analisis Data
1. Mencari Reliabilitas
Tingkat keajegan hasil tes yang dilakukan dalam penelitian, dilakukan uji
reliabilitas dengan menggunakan korelasi interklas dari Mulyono B. (2008:44)
dengan rumus sebagai berikut:
R =
Keterangan :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
R = Koefisien reliabilitas
= Jumlah rata-rata dalam kelompok
= Jumlah rata-rata antar kelompok
2. Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam kelompok ini meliputi
normalitas dan uji homogenitas. Adapun langkah-langkah uji prasyarat
penelitian sebagai berikut:
a) Uji Normalitas
Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
uji normalitas. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan
metode Lilliefors dari Sudjana (2002: 466). Prosedur pengujian normalitas
tersebut sebagai berikut :
1) Pengamatan , , dijadikan bilangan baku ,…….
dengan menggunakan rumus :
zi =
Keterangan :
= Dari variabel masing-masing sampel
X = Rata-rata
S = Simpangan Baku
2) Untuk tiap bilangan baku menggunakan daftar distribusi normal baku,
kemudian dihitung peluang F = P
3) Selanjutnya dihitung proporsi , , …… yang lebih kecil atau
sama dengan . Jika proporsi dinyatakan oleh S .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Maka S =
4) Hitung selisih F - S kemudian ditentukan harga mutlaknya.
5) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih
tersebut. Sebutlah harga terbesar ini Lo.
b) Uji Homogenitas
Dalam uji homogenitas dilakukan dengan cara membagi varians
yang lebih besar dengan varians yang lebih kecil. Menurut Sutrisno Hadi
(1982: 386) rumusnya adalah :
=
Keterangan :
= Derajat kebebasan KE1 dan KE2
= Standart deviasi KE1
= Standart deviasi KE2
1. Uji Perbedaan
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Perbedaan dari
Sutrisno Hadi (1995 : 457) sebagai berikut :
t =
Keterangan :
t = Nilai uji Perbedaan
Md = Mean Perbedaan dari pasangan
= Jumlah deviasi kuadrat tiap sampel dari mean Perbedaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
N = Jumlah kasus
Untuk mencari mean deviasi digunakan rumus sebagai berikut :
=
Keterangan :
D = Perbedaan masing-masing subjek
N = Jumlah kasus
Prosentase peningkatan kemampuan dribble bola basket antara
metode latihan konvensional dan dengan penambahan audio visual
menggunakan rumus sebagai berikut :
Prosentase peningkatan =
Mean different = Mean posttest – mean pretest
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Tujuan penelitian dapat tercapai dengan pengambilan data pada sampel
yang telah ditentukan. Data yang dikumpulkan terdiri dari tes awal secara
keseluruhan, kemudian dikelompokkan menjadi 2 kelompok dan dilakukan tes
akhir pada masing-masing kelompok. Data tersebut dianalisis dengan statistik,
seperti terlihat pada lampiran. Rangkuman hasil analisis data secara keseluruhan
disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut
Tabel 1. Diskripsi data Tes Awal dan Tes Akhir Dribble Bola Basket pada
Kelompok 1 dan Kelompok 2.
Kelompok Tes N Max Min Mean SD Kelompok
1 Awal 12 22 14 17.917 2.465 Akhir 12 25 17 20.167 2.672
Kelompok 2
Awal 12 22 14 17.833 2.478 Akhir 12 26 18 20.917 2.783
B. Pengujian Persyaratan Analisis
Sebelum dilakukan analisis data, perlu dilakukan pengujian persyaratan
analisis. Pengujian persyaratan analisis yang dilakukan terdiri dari uji normalitas
dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas Dengan Metode Lilliefors
Sebelum dilakukan analisis data diuji distribusi kenormalannya dari data
tes awal kemampuan dribble bola basket. Uji normalitas data dalam penelitian ini
digunakan liliefors. Hasil uji normalitas data yang dilakukan terhadap hasil tes
awal pada kelompok 1 dan kelompok 2 adalah sebagai berikut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Tabel 2. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data
Kelompok N Mean SD L hitung Ltabel 5% Kelompok 1 12 17.917 2.465 0.1310 0.242 Kelompok 2 12 17.833 2.478 0.1331 0.242
Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan pada kelompok 1
diperoleh hilai Lhitung = 0.1310. Nilai tersebut lebih kecil dari angka penerimaan
hipotesis nol pada taraf signifikansi 5% yaitu 0.242. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data pada kelompok 1 termasuk berdistribusi normal.
Sedangkan dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada kelompok 2 diperoleh
nilai Lhitung = 0.1331. Nilai tersebut lebih kecil dari angka penerimaan hipotesis
nol pada taraf signifikansi 5% yaitu 0.242. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa data pada kelompok 2 termasuk berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui kesamaan varians dari
kedua kelompok. Jika kedua kelompoktersebut memiliki kesamaan varians, maka
apabila nantinya kedua kelompok memilki perbadaan, maka perbedaan tersebut
disebabkan perbedaan rata-rata kemampuan. Hasil uji homogenitas data antara
kelompok 1 dan kelompok 2 sebagai berikut:
Tabel 3. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data
Kelompok N SD2 Fhitung Ftabel 5%
Kelompok 1 12 6.076389 1.010 2.82
Kelompok 2 12 6.138889
Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dilakukan diperoleh nilai Fhitung=
1.010. Sedangkan db= 11 lawan 11, angka Ftabel= 2.82, ternyata nilai Fhitung=
1.010 lebih kecil dari Ftabel5%= 2.82. Karena Fhitung < Ftabel5%, maka hipotesis nol
diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 dan kelompok
2 memiliki varians yang homogen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
C. Pengujian Hipotesis
1. Pengujian Hipotesis Pertama
Berdasarkan hasil penghitungan peningkatan kemampuan dribble bola
basket diketahui hasil thitung sebesar 3.447, sedangkan ttabel pada taraf signifikasi
5% sebesar 2.201. Sedangkan nilai t yang diperoleh adalah sebesar 10,340. Hasil
pengujian perbedaan yang dilakukan pada data tes awal dan akhir kelompok 1
(konvensional) memiliki mean tes awal 17,917 mean tes akhir 20,167 mean
different 2.250 dengan persentase peningkatan 12.558%
2. Pengujian Hipotesis Kedua
Berdasarkan hasil penghitungan peningkatan kemampuan dribble bola
basket diketahui hasil thitung sebesar 3.447, sedangkan ttabel pada taraf signifikasi
5% sebesar 2.201. Sedangkan nilai t yang diperoleh adalah sebesar 11,863. Hasil
pengujian perbedaan yang dilakukan pada data tes awal dan akhir kelompok 2
(dengan penambahan audio visual) memiliki mean tes awal 17,833 mean tes akhir
20,917 mean different 3.083 dengan persentase peningkatan 17.290%
3. Pengujian Hipotesis Ketiga
Berdasarkan hasil penghitungan peningkatan kemampuan dribble bola
basket diketahui hasil thitung sebesar 3.447, sedangkan ttabel pada taraf signifikasi
5% sebesar 2.201. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa, terdapat
perbedaan yang signifikan antara tes kelompok 1 konvensional dan kelompok 2
dengan penambahan audio visual. Kelompok 1 memiliki nilai persentase
peningkatan kemampuan dribble bola basket sebesar 12.558%. Sedangkan
kelompok 2 memiliki peningkatan kemampuan dribble bola basket sebesar
17.290%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa, kelompok 2
(dengan penambahan audio visual) memiliki persentase peningkatan kemampuan
dribble bola basket yang lebih besar daripada kelompok 1 (konvensional)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
terhadap Kemampuan Dribble Bola Basket pada Siswa Putra Ekstrakurikuler
SMP Negeri 9 Surakarta Tahun 2011/2012.
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
1. Uji Perbedaan Sebelum Diberi Perlakuan
Sebelum diberi perlakuan kelompok yang dibetuk dalam penelitian diuji
perbedaannya telebih dahulu. Hal ini dengan maksud untuk mengetahui ketetapan
anggota pada kedua kelompok tersebut. Sesudah diberi perlakuan berangkat dari
keadaan yang sama atau tidak. Hasil uji perbedaan antara kelompok 1 dan
kelompok 2 sebelum diberi perlakuan sebagai berikut:
Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal antara kelompok 1 dan
kelompok 2.
Kelompok N Mean thitung Ttabel 5% Kelompok 1 12 17.917
1.000 2.201 Kelompok 2 12 17.833
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan tes awal dengan t-test antara
kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh nilai sebesar 1.000 dan t tabel 5% dengan N=
12, db =12-1 = 11 pada taraf signifikansi 5% sebesar 2.201. Hal ini menunjukkan
bahwa thitung < ttabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol
diterima. Hal ini artinya antara kelompok 1 dan kelompok 2 sebelum diberi
perlakuan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan dribble
bola basket pada awalnya.
2. Uji Perbedaan Sesudah Diberi Perlakuan
Setelah diberi perlakuan, yaitu kelompok 1 diberi perlakuan latihan dengan
konvensional dan kelompok 2 latihan dengan penambahan audio visual, kemudian
dilakukan uji perbedaan. Uji perbedaan yang dilakukan dalam penelitian ini
hasilnya sebagai berikut:
a. Hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir pada kelompok 1 yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Tabel 5. Rangkuman Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir pada
Kelompok 1.
Kelompok N Mean thitung ttabel 5% Tes Awal 12 17.917
10.340 2.201 Tes Akhir 12 20.167
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan dengan analisis statistik t-test
kelompok 1 antara tes awal dan tes akhir diperoleh nilai sebesar 10.340 dan ttabel
dengan N=12, db=12-1 = 11 dengan taraf signifikasi 5% adalah sebesar 2.201. Hal
ini menunjukkkan bahwa thitung > ttabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa antara
hipotesis nol ditolak. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa tes awal dan
tes akhir pada kelompok 1 terdapat perbedaan yang signifikan.
b. Hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir pada kelompok 2 yaitu:
Tabel 6. Rangkuman Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir pada
Kelompok 2.
Kelompok N Mean thitung Ttabel 5% Tes Awal 12 17.833
11.8633 2.201 Tes Akhir 12 20.917 Berdasarkan hasil pengujian perbedaan dengan analisis statistik t-test
kelompok 2 antara tes awal dan tes akhir diperoleh nilai sebesar 11.8633 dan ttabel
dengan N=12, db=12-1 = 11 dengan taraf signifikasi 5% adalah sebesar 2.201. Hal
ini menunjukkkan bahwa thitung > ttabel, sehingga dapat disimpulkan hipotesis nol
ditolak. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa antara tes awal dan tes
akhir pada kelompok 2 terdapat perbedaan yang signifikan
c. Hasil uji perbedaan tes akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2 yaitu:
Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir antara Kelompok 1 dan
Kelompok 2.
Kelompok N Mean thitung ttabel 5% Kelompok 1 12 20.167
3.447 2.201 Kelompok 2 12 20.917
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan dengan analisis statistik t-test
antara kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh nilai sebesar 3.447 dan ttabel dengan
N=12, db=12-1 = 11 dengan taraf signifikasi 5% adalah sebesar 2.201. Hal ini
menunjukkkan bahwa thitung > ttabel, sehingga dapat disimpulkan hipotesis nol
ditolak. Berdasarkan hasil tersebut bahwa hasil tes akhir antara kelompok 1 dan
kelompok 2 terdapat perbedaan yang signifikan.
d. Perbedaan persentase peningkatan
Kelompok mana yang memiliki prosentase peningkatan yang lebih baik
dapat diketahui melalui perhitungan perbedaan persentase peningkatan tiap-tiap
kelompok. Adapun nilai perbedaan peningkatan kemampuan dribble bola basket
dalam persen kelompok 1 dan kelompok 2 sebagai berikut:
Tabel 8. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan Peningkatan
Kemampuan Dribble Bola Basket antar Kelompok 1 dan Kelompok 2.
Kelompok N Mean Pretest
Mean Postest
Mean Different
Prosentase Peningkatan
Kelompok 1 12 17.917 20.167 2.250 12.558% Kelompok 2 12 17.833 20.917 3.083 17.290%
Berdasarkan hasil perhitungan persentase peningkatan kemampuan
dribble bola basket diketahui bahwa kelompok 1 memilki peningkatan sebesar
12.558%. Sedangkan kelompok 2 memiliki peningkatan sebesar 17.290%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 2 memiliki persentase
peningkatan kemampuan dribble bola basket yang lebih baik daripada kelompok
1.
Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran lebih lanjut
mengenai hasil analisis data yang telah dikemukakan sebelumnya. Berdasarkan
pengujian hipotesis menghasilkan kesimpulan analisis yaitu : adanya perbedaan
pengaruh metode latihan konvensional dan dengan penambahan audio visual
terhadap kemampuan dribble bola basket dan adanya latihan yang lebih baik
pengaruhnya antara metode latihan konvensional dan dengan penambahan audio
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
visual terhadap kemampuan dribble bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler
SMP Negeri 9 Surakarta tahun 2011/2012.
Berangkat dari awal yang sama kemudian diambil tes awal untuk
mengetahui data awal kemampuan dribble bola basket sebelum diberikan
treatment sampel dikelompokkan berdasarkan rangking menggunakan ordinal
pairing, diberikan latihan secara konvensional untuk kelompok 1 dan latihan
dengan penambahan audio visual untuk kelompok 2, selama enam minggu dengan
frekuensi tiga kali dalam seminggu kemudian diambil tes akhir untuk mengetahui
peningkatannya. Dan hasil peningkatan untuk latihan konvensional 12.558% dan
peningkatan untuk latihan dengan penambahan audio visual 17.290%
Dari kesimpulan diatas dapat diketuhui bahwa metode latihan dengan
penambahan audio visual memiliki peningkatan kemampuan dribble bola basket
lebih baik karena metode latihan dengan penambahan audio visual mampu
menginspirasi, memotivasi dan meningkatkan imajinasi. Menginspirasi yang
artinya setelah melihat gerakan dalam video atlet mampu memperlihatkan gerakan
yang benar dan menitik beratkan pada pergerakan dasar. Meningkatkan gairah
untuk bisa melakukan gerakan yang mereka saksikan dalan audio visual dalam
arti meningkatkan motivasi. Dengan penambahan audio visual juga mampu
meningkatkan imajinasi atlet dalam gerakan-gerakan bermain bola basket.
Disamping itu latihan dengan penambahan audio visual dapat menghindarkan dari
rasa bosan saat latihan konvensional yang pada akhirnya dapat mencapai prestasi
yang lebih baik, sehingga penguasaan terhadap pola gerakan teknik dribble bola
basket akan lebih cepat tercapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari hasil analisis data yang telah dilakukan
ternyata hipotesis yang diajukan dapat diterima. Dengan demikian dapat diperoleh
simpulan sebagai berikut:
1. Ada perbedaan pengaruh metode latihan konvensional terhadap kemampuan
dribble siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 9 Surakarta
2011/2012. Dengan metode latihan ini memiliki peningkatan kemampuan
12.558%.
2. Ada perbedaan pengaruh metode latihan dengan penambahan audio visual
terhadap kemampuan dribble siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP
Negeri 9 Surakarta 2011/2012. Dengan metode latihan ini memiliki
peningkatan kemampuan 17.290%.
3. Metode latihan dengan penambahan audio visual memiliki pengaruh yang
lebih baik dari pada metode latihan konvensional terhadap kemampuan dribble
siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 9 Surakarta 2011/2012.
Kelompok 1 (kelompok yang mendapat perlakuan dengan metode latihan
konvensional) memiliki peningkatan 12.558% lebih kecil dari pada kelompok
2 (kelompok yang mendapat perlakuan dengan penambahan audio visual)
yaitu 17.290%.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa, metode latihan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
penambahan audio visual memiliki peningkatan yang lebih baik terhadap
kemampuan dribble bola basket. Implikasi teoritik dari hasil penelitian ini adalah
setiap metode latihan memiliki efektifitas yang berbeda dalam meningkatkan
kemampuan dribble bola basket. Oleh karena itu, dalam memberikan latihan yang
bertujuan untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan dribble bola
basket, harus menggunakan metode latihan yang tepat. Hasil penelitian ini juga
dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk memilih metode latihan yang tepat,
khususnya untuk meningkatkan kemampuan dribble bola basket.
C. Saran
Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi kata yang
ditimbulkan, maka kepada para pembina dan pelatih ekstrakurikuler bola basket
SMP Negeri 9 Surakarta disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan kemampuan dribble bola basket, harus diterapkan metode
latihan yang tepat, sehingga akan diperoleh hasil latihan yang optimal.
2. Untuk meningkatkan kemampuan dribble bola basket seorang pelatih dapat
menerapkan metode latihan konvensioanal dan dengan penambahan audio
visual.
top related